KOMUNIKASI DENGAN PASIEN
Tim Dosen KIE
Komunikasi dengan pasien
Tujuan : Mengubah Pola Pikir dan Perilaku Pendengar
Cara : Verbal
Nonverbal
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
berkomunikasi dengan pasien
Pasien :
• Fisik : Nyeri Lelah
• Jiwa : Emosional
Gangguan fungsi kognitif
• Sosial : Ikut sakit
Sasaran displacement
• Spiritual : Disintegrasi
Kondisi Psikologis
• Preokupasi pada penyakit
• Gangguan emosi , marah, cemas dan depresi
• Gangguan atensi, konsentrasi dan daya
ingat
Kondisi Psikologis
• Mendengar sepotong- sepotong
• Mendengar apa yang disuka
• Sering lupa yang dibicarakan
• Sering salah persepsi
• Lelah mental:
- pemusatan perhatian - daya tangkap
- daya analisis
• Gangguan emosi : diskonting
overgeneralisasi
Disintegrasi Spiritual
• Nyeri spiritual : merasa dihukum Tuhan
• Pengucilan spiritual : merasa dikucilkan
• Kecemasan spiritual : takut berhadapan
• Bersalah spiritual : sadar gaya hidup salah
• Marah spiritual : tidak terima takdir
• Kehilangan spiritual : ditinggalkan Tuhan
• Kesedihan spiritual : kehilangan cinta
Ada apa dengan si sakit?
• Sebagai pendengar:
Kurang perhatian / mudah lupa
Lamban mencerna /menangkap
Sering salah persepsi
Apa yang mau didengar?
• Harapan tersembunyi
• Informasi tentang penyakitnya
• Informasi tentang tindakan medis
• Informasi tentang terapi obat
• Adanya dukungan dan kesetiaan keluarga
• Sebagai pembicara :
Memakai hidden/double message Perubahan gaya, kecepatan
berbicara sering tidak konsisten Pemikiran si sakit tak dapat diduga
- Preokupasi : terfokus pada topik tertentu
- Obsesi : diulang dan tak dapat ditekan lagi
- Waham : dipertahankan walaupun tak realistis
Wawancara dengan si sakit
• Bagan wawancara :
- perkenalan dan pendekatan - mendengarkan
- tanya dan jawab ( probing) - mengambil kesimpulan
- bila perlu dilakukan pengulangan (cognitive rehearsals)
- penutup
• Perkenalan dan pendekatan
- tahap ini sangat menentukan untuk membangun
kepercayaan pasien - pada umumnya
memperkenalkan diri,
jabatan dan tujuan berada didekat pasien
- ingat pesona dan kredibilitas
• Mendengarkan
- walaupun baru berkenalan sudah menunjukkan sikap mau mendengarkan dan mengalah serta minta maaf bila saling memulai percakapan dan kurang
mengerti yang diucapkan
- berilah respons terhadap yang diutarakan
- simak isi,dan kecepatan serta tonus pembicaraan
- baca bahasa nonverbal
• Proses tanya jawab
- membuat pertanyaan untuk si sakit tidak mudah ( bahaya defensif)
- open ended question lebih menggambarkan bentuk dan isi pikiran
- hindari pertanyaan dengan nada menghakimi - penderita diam: berpikir
bingung lelah
tidak setuju/suka
Mengambil kesimpulan
• Jangan terburu-buru
• Bertahap direkonfirmasi kebenarannya
• Bila perlu dilakukan pengulangan
• Mencatat hasil wawancara harus singkat Ingat : kesimpulan akan dijadikan dasar
menjalin ikatan dan menutup
wawancara
• Menutup wawancara
- pasien mengerti ditolong dengan tulus - pasien merasa sangat dihargai dan
dilibatkan
-pasien merasa dimengerti dan
sebaliknya mengerti tujuan perawatan / asuhan
- akhiri dengan memberi kesempatan
bertanya dan menekankan kesimpulan
akhir
Evaluasi akhir
• Keinginan penderita
- sesuai kepribadian & kebiasaan - tidak dalam masa disintegrasi spiritual
- tidak mengganggu kestabilan keluarga
- sesuai norma dan hukum yang berlaku - realistis bila dilaksanakan
Compliance/Adherence
• Derajad ketaatan penderita untuk melaksanakan apa yang telah ditetapkan tenaga kesehatan yang
merawat pasien
• Termasuk : menepati janji (kontrol dsb) menjalankan diet
keteraturan minum obat
Motivasi untuk adherence
• paham dan menerima diagnosa
• tingkat perhatian dengan kesehatan
• menganggap nilai kesembuhan lebih besar dari biaya pengobatan
• tahu akibat yang terjadi bila tidak diobati
• paham cara penggunaan obat sehingga obat akan bekerja sesuai yang diharapkan
• siap menggunakan obat
• Berkeyakinan bahwa apoteker akan senantiasa siap membantu
Kapan non adherence berisiko terjadi ?
* Pada penyakit kronis
• pada penyakit yang progresif
• pada penyakit asimtomatik
• pada regimen kompleks
• saat biaya tinggi
• mengalami efek samping
• saat pengetahuan pasien kurang
How to do ….
Listening and Empathic Responding Listening Well
Empathic Responding
Attitudes underlying empathy
Nonverbal Aspects of listening
Problems in establishing Helping
Relationships
Mengapa Incompliance?
• Kondisi klinis
• Kepribadian pasien
• Arti sakit dan tujuan hidup pasien
Penyebab Incompliance
• Hubungan antar tim kesehatan yang kurang baik
• Instruksi kurang dimengerti
• Efek samping obat tidak dapat ditolerir
• Sudah mendengar potensi keracunan dan efek samping obat
• Gangguan psikiatrik
• Penderita senang dengn gejala sakitnya
• Lingkungan kurang mendukung
• Tidak mampu membeli/ mencari
TUGAS APOTEKER : MENJAMIN MUTU OBAT
DAN KEBENARAN PENGGUNAAN NYA DALAM RANGKA TERAPI OBAT GUNA MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN
MUTU OBAT KUALITAS HIDUP
PASIEN
AMAN EFEKTIF AKSEPTABEL
INDIKASI KEMANFAATAN
AMAN KEPATUHAN
PENGGUNAAN OBAT
Sembuh,
Berkurangnya gejala, Tidak terjadi komplikasi,
Ekonomis
Communication Skill and
Interprofessional Collaboration (IPC)
Communication Skill and
Interprofessional Collaboration (IPC)
Tim Dosen KIE
PHARMACIST ROLE IN COLLABORATIVE MEDICATION THERAPY MANAGEMENT PHARMACIST ROLE IN COLLABORATIVE MEDICATION THERAPY MANAGEMENT
Point 1
Point 1
BACKGROUND
Significanc e
DRP
Peran Farmasis >>
dalam Manajemen Terapi Pengatasan
dan Pencegahan Penyakit
Dibutuhkan : INTERPROFESIONA
L APPROACH TO PATIENT CARE
Hubungan Kolaboratif
• Physician
• Pharmacist
• Profesional
Kesehatan
Lainnya
Farmasis Profesional Kesehatan Lainnya
Hubungan yg Kolaboratif & Saling Percaya Menghilangkan Rasa Ketidaknyamanan terhadap Keterampilan, Peran, dan Otoritas Masing2
Hubungan yg Kolaboratif & Saling Percaya Menghilangkan Rasa Ketidaknyamanan terhadap Keterampilan, Peran, dan Otoritas Masing2
Mampu
• Mencegah Kesalahan , Meningkatkan Keamanan & Kenyamanan Pasien
• Mengurangi Biaya Pengobatan
• Mengatasi Kondisi Pasien yg Kompleks Membutuhkan Praktek Interdisiplin Ilmu
• Meningkatkan Kepatuhan Pasien terhadap Terapi Mampu
• Mencegah Kesalahan , Meningkatkan Keamanan & Kenyamanan Pasien
• Mengurangi Biaya Pengobatan
• Mengatasi Kondisi Pasien yg Kompleks Membutuhkan Praktek Interdisiplin Ilmu
• Meningkatkan Kepatuhan Pasien terhadap Terapi
Sehingga
Pharmaceutical Care dapat Terlaksana
• Tercapainya Outcome Therapy Terbaik bagi Pasien
• Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Sehingga
Pharmaceutical Care dapat Terlaksana
• Tercapainya Outcome Therapy Terbaik bagi Pasien
• Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien
Ciri-Ciri Kolaborasi yang Efektif
Koordinasi Aksi Individual
Kerjasama dlm
Menyusun &
Merealisasika n Rencana
Berbagi Tujuan, Rencana, dan
Penyelesaian Masalah
Berbagi dlm Membuat Keputusan &
Bertanggung
Jawab
BARRIERS AND FACILITATORS TO COLLABORATIVE PARTNERSHIP BARRIERS AND FACILITATORS TO COLLABORATIVE PARTNERSHIP
Point 2
Point 2
Barriers to Collaboration
POTENTIAL BARRIERS
• Tidak Semua Farmasis Melaksanakan Praktek ini
• Health Care Provider
Memberi Peran Terlalu Besar kepada Farmasis dlm
Membuat Keputusan
Mengenai Terapi Obat untuk Mengeliminasi Otoritasnya
• Beberapa Dokter Merasa Bahwa Wilayah Praktek Profesionalnya Terserang
ADDITIONAL BARRIERS
• Definisi Kolaborasi tidak jelas komunikasi tidak efektif
• Kurangnya Budaya yg Mendukung
• Kurangnya Regulasi dan Sistem Statutory yang Mendukung
• Kurangnya Rewards secara Finansial
• Kurangnya Edukasi yg diberikan kepada Health Care Providers
• Kurangnya Pemahaman Pasien akan Manfaat yang Mereka Terima
• Kurangnya Teknologi untuk Memudahkan Komunikasi
4 Karakteristik Kolaborasi Efektif
• Berbagi : tanggung jawab, filosofi dalam Patient Care, nilai, perencanaan, intervensi, dan Perspektif
SHARING
• Hubungan yg Collegal, Autentik, dan Produktif
• Bercirikan : Komunikasi yg Jujur, Mutual Trust, Respect
PARTNERING
• Bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan pasien
INTERDEPENDENCY
• Berbagi kekuatan yang dimiliki berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
POWER
• Sadar bahwa kedua belah pihak membuat peluang untuk bekerja bersama dalam mengatasi permasalahan penting pasien
• Menggerakan sumber untuk melakukan perubahan
• Mengembangkan visi bersama mengenai perubahan jangka panjang untuk mencapai outcome yang lebih baik
• Mencari keterlibatan dari partner yang berbeda dan non-tradisional
• Memilih struktur kelompok yang efektif untuk membantu komunikasi yang terbuka, jujur, dan saling percaya
• Mengembangkan sistem umpan balik untuk saling berbagi hal yg dipelajari
Strategi untuk Membangun Hubungan Kolaboratif Strategi untuk Membangun
Hubungan Kolaboratif
Tercipta bila kedua belah pihak dalam hubungan kolaboratif :
• Berbagi pemahaman yg umum dalam konteks kolaborasi mereka
• Mengidentifikasi partner yg bervariasi
• Mengembangkan mekanisme utk mengatur diri mereka sendiri
• Mengembangkan mekanisme dlm menangani pemasukan dan pengeluaran bersama
• Mengadvokasi segala standart profesional dan legislasi yg memperkuat dan menstimulasi hubungan mereka
• Mendefinisikan dgn jelas target komunitas
• Menentukan bagaimana cara menangani masalah kultural profesional yg bervariasi
• Menetapkan kriteria kapankah kolaborasi dihentikan pada masa mendatang
Formalized Arrangement
Formalized Arrangement
INITIAL STEPS TO DEVELOPING COLLABORATIVE ARRANGEMENT INITIAL STEPS TO DEVELOPING COLLABORATIVE ARRANGEMENT
Point 3
Point 3
Tahapan dlm Membangun Hubungan Kolaboratif dgn Dokter
1.
• Mengenali kondisi yg mendorong serta menghambat usaha dalam berkolaborasi
2.
• Mempelajari kesiapan komunitas dlm menerima perkembangan peran farmasis
3.
• Memberikan pendampingan dlm manajemen terapi pengobatan pasien atau kelompok komunitas
4.
• Setelah tugas yang semestinya kita lakukan selesai,
saatnya tepat untuk berkolaborasi dengan dokter
• Health care practicioner terkait
• Pasien/ kel.pasien yg akan mendapat keuntungan
• Individual yg mendukung hub.
• Mengumpulkan dukungan dr komunitas & media
• Mencari contoh hub.kolaboratif lainnya
Identifikasi :
Sebelumnya
Saat Melakukan
• Waktu seefisien mungkin
• Verbal presentation menentukan kesan thd kita
• Hindari penggunaan technical jargon
• Berbicara dgn ISTILAH yg dpt dimengerti & diapresiasi
• Mereview materi tertulis utk meyakinkan pihak lain mengenai materi yg kita sampaikan
Perhatikan :
BUILDING TRUST : THE CORNERSTONE TO SUCCESFUL COLLABORATIVE
BUILDING TRUST : THE CORNERSTONE TO SUCCESFUL COLLABORATIVE
Point 4
Point 4
TRUST
COMMITMENT
Hub.
Kolaboratif Efektif
Saling Mencari Input
Mengijinkan Msg2 Pihak melakukan Pekerjaannya Tanpa
Pengawasan Berlebihan
Diskusi Terbuka Mengenai Kesuksesan,
Kegagalan dan Apa yg Dipelajari dari
Keduanya
• Tingkah laku yang konsisten menguatkan perasaan positif atau negatif
• Tujuan dan Visi yg sama dapat memperkuat TRUST
• Mutual respect harus ada
• Bagaimana masing2 individu bereaksi ketika terjadi masalah yg dapat memperkuat atau melemahkan hubungan
• Mutual understanding mengenai keuntungan ekonomi yg ingin didapat melalui hubungan yg ada
Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan TRUST
Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan
TRUST
USING COOMMUNICATION SKILLS TO ENHANCE COLLABORATIVE
RELATIONSHIP
Point 5
USING COMMUNICATION SKILLS TO
ENHANCE COLLABORATIVE RELATIONSHIP USING COMMUNICATION SKILLS TO
ENHANCE COLLABORATIVE RELATIONSHIP
Point 5
Point 5
Kesuksesan dalam Berkomunikasi dengan Dokter
Hard Elements
Soft Elements
Percaya Diri Rasa Saling
Percaya
Feedback antar Individu
Komunikasi Efektif Intrapersonal
Komputer Akses Internet
Teknologi
Rasa Saling Percaya Tumbuh Jika Rasa Saling Percaya Tumbuh Jika
• Kedua belah pihak terlibat dalam porsi yang sama
1.
• Mampu memprediksi tindakan yang akan dilakukan pihak yang lain
2.
• Tidak opportunistik menyerang kelemahan orang lain
3.
• Kesempatan yang sama dalam menyatakan
pendapat dengan dialog yang adil dan terbuka, terbebas dari paksaan untuk melakukan suatu hal, manipulasi, menjaga rahasia atau penipuan
4.
• Farmasis dapat menjaga hal-hal yang perlu dirahasiakan
• Dapat dijumpai dan dihubungi satu sama lain
• Komitmen & periaku konsisten
• Membagi informasi personal mengenai kehidupan di luar pekerjaan
• Menunjukkan ketertarikan untuk mengenal seseorang secara personal
• Tidak bersikap saling menghakimi
• Mendengar efektif ketika berinteraksi
• Mengakui kesalahan dan mau belajar dari kesalahan
• Mengembangkan pengetahuan personal dan keterampilan (Costa & Garmston, 1994)
Cara Meningkatkan Komunikasi
SIX CRITICAL BEHAVIORS WITHIN COLLABORATIVE PARTNERSHIP SIX CRITICAL BEHAVIORS WITHIN COLLABORATIVE PARTNERSHIP
Point 6
6 TINDAKAN PENTING DALAM HUBUNGAN KERJASAMA 6 TINDAKAN PENTING DALAM
HUBUNGAN KERJASAMA
1. 1.
• Adanya Agenda Jangka Panjang dan Agenda Jangka Pendek
• karena sering kali ada kontradiksi antar tindakan yg harus segera diambil dgn rencana yang membutuhkan sustained effort
2. 2.
• Hubungan Berdasarkan Kesetaraan, Bukan Hierarki
• tidak boleh ada kelompok/ individu yg mendominasi/ mengontrol keputusan, kontribusi setiap anggota organisasi adalah PENTING
3. 3.
• Mempertimbangkan Pandangan Pasien
• pasien memiliki kesempatan & perspektif yg unik untuk menguatakan hubungan dokter dengan farmasis
4.
• Pusat Hubungan : Rasa Saling Percaya dan Berbagi
• Strategi utk menyatukan kelompok dengan anggota yang bergam adalah : berkonsentrasi pada tujuan umum keduanya
& mengembangakan visi bersama akan keberhasilan yg ingin dicapai
5. • Menghormati Budaya Profesional Masing-Masing
6.
• Hubungan Kerjasama Sebaiknya merupakan Kesukarelaan
• Tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien harus
menyatukan beragam profesi dalam hub. kolaboratif
Strategi Membangun Hubungan Kerjasama Strategi Membangun Hubungan Kerjasama
Membangun Joint Statement
• Melibatkan pasien dlm Membuat Keputusan Terapi Membangun Joint Statement
• Melibatkan pasien dlm Membuat Keputusan Terapi Host Jointly Sponsored Professsional Meetings
• Menyadarkan dokter dan farmasis mengenai pentingnya hub. kerjasama Host Jointly Sponsored Professsional Meetings
• Menyadarkan dokter dan farmasis mengenai pentingnya hub. kerjasama Membangun komunikasi, administrasi dan dokumentasi yg efektif
• Sehingga dapat berbagi data pasien untuk membuat keputusan profesional Membangun komunikasi, administrasi dan dokumentasi yg efektif
• Sehingga dapat berbagi data pasien untuk membuat keputusan profesional Memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan komunikasi dengan pasien
Memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan komunikasi dengan pasien
Sukarela terlibat dalam komite / proyek yg bertujuan
meningkatkan edukasi & ketaatan pasien, menginvestigasi issue terapi obat, dan meningkatkan pedoman praktek yg lebih baik
Sukarela terlibat dalam komite / proyek yg bertujuan
meningkatkan edukasi & ketaatan pasien, menginvestigasi issue terapi obat, dan meningkatkan pedoman praktek yg lebih baik
Memulai dengan melakukan proyek dengan ruang lingkup kecil e.g. monitoring Px DM, Tx Warfarin
Memulai dengan melakukan proyek dengan ruang lingkup kecil e.g. monitoring Px DM, Tx Warfarin