• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI DENGAN PASIEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KOMUNIKASI DENGAN PASIEN"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI DENGAN PASIEN

Tim Dosen KIE

(2)

Komunikasi dengan pasien

Tujuan : Mengubah Pola Pikir dan Perilaku Pendengar

Cara : Verbal

Nonverbal

(3)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

berkomunikasi dengan pasien

(4)

Pasien :

• Fisik : Nyeri Lelah

• Jiwa : Emosional

Gangguan fungsi kognitif

• Sosial : Ikut sakit

Sasaran displacement

• Spiritual : Disintegrasi

(5)

Kondisi Psikologis

• Preokupasi pada penyakit

• Gangguan emosi , marah, cemas dan depresi

• Gangguan atensi, konsentrasi dan daya

ingat

(6)

Kondisi Psikologis

• Mendengar sepotong- sepotong

• Mendengar apa yang disuka

• Sering lupa yang dibicarakan

• Sering salah persepsi

• Lelah mental:

- pemusatan perhatian - daya tangkap

- daya analisis

• Gangguan emosi : diskonting

overgeneralisasi

(7)

Disintegrasi Spiritual

• Nyeri spiritual : merasa dihukum Tuhan

• Pengucilan spiritual : merasa dikucilkan

• Kecemasan spiritual : takut berhadapan

• Bersalah spiritual : sadar gaya hidup salah

• Marah spiritual : tidak terima takdir

• Kehilangan spiritual : ditinggalkan Tuhan

• Kesedihan spiritual : kehilangan cinta

(8)

Ada apa dengan si sakit?

• Sebagai pendengar:

Kurang perhatian / mudah lupa

Lamban mencerna /menangkap

Sering salah persepsi

(9)

Apa yang mau didengar?

• Harapan tersembunyi

• Informasi tentang penyakitnya

• Informasi tentang tindakan medis

• Informasi tentang terapi obat

• Adanya dukungan dan kesetiaan keluarga

(10)

• Sebagai pembicara :

Memakai hidden/double message Perubahan gaya, kecepatan

berbicara sering tidak konsisten Pemikiran si sakit tak dapat diduga

- Preokupasi : terfokus pada topik tertentu

- Obsesi : diulang dan tak dapat ditekan lagi

- Waham : dipertahankan walaupun tak realistis

(11)

Wawancara dengan si sakit

• Bagan wawancara :

- perkenalan dan pendekatan - mendengarkan

- tanya dan jawab ( probing) - mengambil kesimpulan

- bila perlu dilakukan pengulangan (cognitive rehearsals)

- penutup

(12)

• Perkenalan dan pendekatan

- tahap ini sangat menentukan untuk membangun

kepercayaan pasien - pada umumnya

memperkenalkan diri,

jabatan dan tujuan berada didekat pasien

- ingat pesona dan kredibilitas

(13)

• Mendengarkan

- walaupun baru berkenalan sudah menunjukkan sikap mau mendengarkan dan mengalah serta minta maaf bila saling memulai percakapan dan kurang

mengerti yang diucapkan

- berilah respons terhadap yang diutarakan

- simak isi,dan kecepatan serta tonus pembicaraan

- baca bahasa nonverbal

(14)

• Proses tanya jawab

- membuat pertanyaan untuk si sakit tidak mudah ( bahaya defensif)

- open ended question lebih menggambarkan bentuk dan isi pikiran

- hindari pertanyaan dengan nada menghakimi - penderita diam: berpikir

bingung lelah

tidak setuju/suka

(15)

Mengambil kesimpulan

• Jangan terburu-buru

• Bertahap direkonfirmasi kebenarannya

• Bila perlu dilakukan pengulangan

• Mencatat hasil wawancara harus singkat Ingat : kesimpulan akan dijadikan dasar

menjalin ikatan dan menutup

wawancara

(16)

• Menutup wawancara

- pasien mengerti ditolong dengan tulus - pasien merasa sangat dihargai dan

dilibatkan

-pasien merasa dimengerti dan

sebaliknya mengerti tujuan perawatan / asuhan

- akhiri dengan memberi kesempatan

bertanya dan menekankan kesimpulan

akhir

(17)

Evaluasi akhir

• Keinginan penderita

- sesuai kepribadian & kebiasaan - tidak dalam masa disintegrasi spiritual

- tidak mengganggu kestabilan keluarga

- sesuai norma dan hukum yang berlaku - realistis bila dilaksanakan

(18)

Compliance/Adherence

• Derajad ketaatan penderita untuk melaksanakan apa yang telah ditetapkan tenaga kesehatan yang

merawat pasien

• Termasuk : menepati janji (kontrol dsb) menjalankan diet

keteraturan minum obat

(19)

Motivasi untuk adherence

• paham dan menerima diagnosa

• tingkat perhatian dengan kesehatan

• menganggap nilai kesembuhan lebih besar dari biaya pengobatan

• tahu akibat yang terjadi bila tidak diobati

• paham cara penggunaan obat sehingga obat akan bekerja sesuai yang diharapkan

• siap menggunakan obat

• Berkeyakinan bahwa apoteker akan senantiasa siap membantu

(20)

Kapan non adherence berisiko terjadi ?

* Pada penyakit kronis

pada penyakit yang progresif

pada penyakit asimtomatik

pada regimen kompleks

saat biaya tinggi

mengalami efek samping

saat pengetahuan pasien kurang

(21)

How to do ….

Listening and Empathic Responding Listening Well

Empathic Responding

Attitudes underlying empathy

Nonverbal Aspects of listening

Problems in establishing Helping

Relationships

(22)

Mengapa Incompliance?

• Kondisi klinis

• Kepribadian pasien

• Arti sakit dan tujuan hidup pasien

(23)

Penyebab Incompliance

• Hubungan antar tim kesehatan yang kurang baik

• Instruksi kurang dimengerti

• Efek samping obat tidak dapat ditolerir

• Sudah mendengar potensi keracunan dan efek samping obat

• Gangguan psikiatrik

• Penderita senang dengn gejala sakitnya

• Lingkungan kurang mendukung

• Tidak mampu membeli/ mencari

(24)

TUGAS APOTEKER : MENJAMIN MUTU OBAT

DAN KEBENARAN PENGGUNAAN NYA DALAM RANGKA TERAPI OBAT GUNA MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN

MUTU OBAT KUALITAS HIDUP

PASIEN

AMAN EFEKTIF AKSEPTABEL

INDIKASI KEMANFAATAN

AMAN KEPATUHAN

PENGGUNAAN OBAT

Sembuh,

Berkurangnya gejala, Tidak terjadi komplikasi,

Ekonomis

(25)

Communication Skill and

Interprofessional Collaboration (IPC)

Communication Skill and

Interprofessional Collaboration (IPC)

Tim Dosen KIE

(26)

PHARMACIST ROLE IN COLLABORATIVE MEDICATION THERAPY MANAGEMENT PHARMACIST ROLE IN COLLABORATIVE MEDICATION THERAPY MANAGEMENT

Point 1

Point 1

(27)

BACKGROUND

Significanc e

DRP

Peran Farmasis >>

dalam Manajemen Terapi Pengatasan

dan Pencegahan Penyakit

Dibutuhkan : INTERPROFESIONA

L APPROACH TO PATIENT CARE

Hubungan Kolaboratif

• Physician

• Pharmacist

• Profesional

Kesehatan

Lainnya

(28)

Farmasis Profesional Kesehatan Lainnya

Hubungan yg Kolaboratif & Saling Percaya  Menghilangkan Rasa Ketidaknyamanan terhadap Keterampilan, Peran, dan Otoritas Masing2

Hubungan yg Kolaboratif & Saling Percaya  Menghilangkan Rasa Ketidaknyamanan terhadap Keterampilan, Peran, dan Otoritas Masing2

Mampu

• Mencegah Kesalahan , Meningkatkan Keamanan & Kenyamanan Pasien

• Mengurangi Biaya Pengobatan

• Mengatasi Kondisi Pasien yg Kompleks  Membutuhkan Praktek Interdisiplin Ilmu

• Meningkatkan Kepatuhan Pasien terhadap Terapi Mampu

• Mencegah Kesalahan , Meningkatkan Keamanan & Kenyamanan Pasien

• Mengurangi Biaya Pengobatan

• Mengatasi Kondisi Pasien yg Kompleks  Membutuhkan Praktek Interdisiplin Ilmu

• Meningkatkan Kepatuhan Pasien terhadap Terapi

Sehingga

Pharmaceutical Care dapat Terlaksana

• Tercapainya Outcome Therapy Terbaik bagi Pasien

• Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Sehingga

Pharmaceutical Care dapat Terlaksana

• Tercapainya Outcome Therapy Terbaik bagi Pasien

• Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien

(29)

Ciri-Ciri Kolaborasi yang Efektif

Koordinasi Aksi Individual

Kerjasama dlm

Menyusun &

Merealisasika n Rencana

Berbagi Tujuan, Rencana, dan

Penyelesaian Masalah

Berbagi dlm Membuat Keputusan &

Bertanggung

Jawab

(30)

BARRIERS AND FACILITATORS TO COLLABORATIVE PARTNERSHIP BARRIERS AND FACILITATORS TO COLLABORATIVE PARTNERSHIP

Point 2

Point 2

(31)

Barriers to Collaboration

POTENTIAL BARRIERS

• Tidak Semua Farmasis Melaksanakan Praktek ini

• Health Care Provider

Memberi Peran Terlalu Besar kepada Farmasis dlm

Membuat Keputusan

Mengenai Terapi Obat untuk Mengeliminasi Otoritasnya

• Beberapa Dokter Merasa Bahwa Wilayah Praktek Profesionalnya Terserang

ADDITIONAL BARRIERS

• Definisi Kolaborasi tidak jelas  komunikasi tidak efektif

• Kurangnya Budaya yg Mendukung

• Kurangnya Regulasi dan Sistem Statutory yang Mendukung

• Kurangnya Rewards secara Finansial

• Kurangnya Edukasi yg diberikan kepada Health Care Providers

• Kurangnya Pemahaman Pasien akan Manfaat yang Mereka Terima

• Kurangnya Teknologi untuk Memudahkan Komunikasi

(32)

4 Karakteristik Kolaborasi Efektif

• Berbagi : tanggung jawab, filosofi dalam Patient Care, nilai, perencanaan, intervensi, dan Perspektif

SHARING

• Hubungan yg Collegal, Autentik, dan Produktif

• Bercirikan : Komunikasi yg Jujur, Mutual Trust, Respect

PARTNERING

• Bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan pasien

INTERDEPENDENCY

• Berbagi kekuatan yang dimiliki berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki

POWER

(33)

• Sadar bahwa kedua belah pihak membuat peluang untuk bekerja bersama dalam mengatasi permasalahan penting pasien

• Menggerakan sumber untuk melakukan perubahan

• Mengembangkan visi bersama mengenai perubahan jangka panjang untuk mencapai outcome yang lebih baik

• Mencari keterlibatan dari partner yang berbeda dan non-tradisional

• Memilih struktur kelompok yang efektif untuk membantu komunikasi yang terbuka, jujur, dan saling percaya

• Mengembangkan sistem umpan balik untuk saling berbagi hal yg dipelajari

Strategi untuk Membangun Hubungan Kolaboratif Strategi untuk Membangun

Hubungan Kolaboratif

(34)

Tercipta bila kedua belah pihak dalam hubungan kolaboratif :

• Berbagi pemahaman yg umum dalam konteks kolaborasi mereka

• Mengidentifikasi partner yg bervariasi

• Mengembangkan mekanisme utk mengatur diri mereka sendiri

• Mengembangkan mekanisme dlm menangani pemasukan dan pengeluaran bersama

• Mengadvokasi segala standart profesional dan legislasi yg memperkuat dan menstimulasi hubungan mereka

• Mendefinisikan dgn jelas target komunitas

• Menentukan bagaimana cara menangani masalah kultural profesional yg bervariasi

• Menetapkan kriteria kapankah kolaborasi dihentikan pada masa mendatang

Formalized Arrangement

Formalized Arrangement

(35)

INITIAL STEPS TO DEVELOPING COLLABORATIVE ARRANGEMENT INITIAL STEPS TO DEVELOPING COLLABORATIVE ARRANGEMENT

Point 3

Point 3

(36)

Tahapan dlm Membangun Hubungan Kolaboratif dgn Dokter

1.

• Mengenali kondisi yg mendorong serta menghambat usaha dalam berkolaborasi

2.

• Mempelajari kesiapan komunitas dlm menerima perkembangan peran farmasis

3.

• Memberikan pendampingan dlm manajemen terapi pengobatan pasien atau kelompok komunitas

4.

• Setelah tugas yang semestinya kita lakukan selesai,

saatnya tepat untuk berkolaborasi dengan dokter

(37)

• Health care practicioner terkait

• Pasien/ kel.pasien yg akan mendapat keuntungan

• Individual yg mendukung hub.

• Mengumpulkan dukungan dr komunitas & media

• Mencari contoh hub.kolaboratif lainnya

Identifikasi :

Sebelumnya

Saat Melakukan

• Waktu  seefisien mungkin

• Verbal presentation  menentukan kesan thd kita

• Hindari penggunaan technical jargon

• Berbicara dgn ISTILAH yg dpt dimengerti & diapresiasi

• Mereview materi tertulis  utk meyakinkan pihak lain mengenai materi yg kita sampaikan

Perhatikan :

(38)

BUILDING TRUST : THE CORNERSTONE TO SUCCESFUL COLLABORATIVE

BUILDING TRUST : THE CORNERSTONE TO SUCCESFUL COLLABORATIVE

Point 4

Point 4

(39)

TRUST

COMMITMENT

Hub.

Kolaboratif Efektif

Saling Mencari Input

Mengijinkan Msg2 Pihak melakukan Pekerjaannya Tanpa

Pengawasan Berlebihan

Diskusi Terbuka Mengenai Kesuksesan,

Kegagalan dan Apa yg Dipelajari dari

Keduanya

(40)

• Tingkah laku yang konsisten menguatkan perasaan positif atau negatif

• Tujuan dan Visi yg sama dapat memperkuat TRUST

• Mutual respect harus ada

• Bagaimana masing2 individu bereaksi ketika terjadi masalah yg dapat memperkuat atau melemahkan hubungan

• Mutual understanding mengenai keuntungan ekonomi yg ingin didapat melalui hubungan yg ada

Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan TRUST

Faktor yg Mempengaruhi Perkembangan

TRUST

(41)

USING COOMMUNICATION SKILLS TO ENHANCE COLLABORATIVE

RELATIONSHIP

Point 5

USING COMMUNICATION SKILLS TO

ENHANCE COLLABORATIVE RELATIONSHIP USING COMMUNICATION SKILLS TO

ENHANCE COLLABORATIVE RELATIONSHIP

Point 5

Point 5

(42)

Kesuksesan dalam Berkomunikasi dengan Dokter

Hard Elements

Soft Elements

Percaya Diri Rasa Saling

Percaya

Feedback antar Individu

Komunikasi Efektif Intrapersonal

Komputer Akses Internet

Teknologi

(43)

Rasa Saling Percaya Tumbuh Jika Rasa Saling Percaya Tumbuh Jika

• Kedua belah pihak terlibat dalam porsi yang sama

1.

• Mampu memprediksi tindakan yang akan dilakukan pihak yang lain

2.

• Tidak opportunistik  menyerang kelemahan orang lain

3.

• Kesempatan yang sama dalam menyatakan

pendapat dengan dialog yang adil dan terbuka, terbebas dari paksaan untuk melakukan suatu hal, manipulasi, menjaga rahasia atau penipuan

4.

(44)

• Farmasis dapat menjaga hal-hal yang perlu dirahasiakan

• Dapat dijumpai dan dihubungi satu sama lain

• Komitmen & periaku konsisten

• Membagi informasi personal mengenai kehidupan di luar pekerjaan

• Menunjukkan ketertarikan untuk mengenal seseorang secara personal

• Tidak bersikap saling menghakimi

• Mendengar efektif ketika berinteraksi

• Mengakui kesalahan dan mau belajar dari kesalahan

• Mengembangkan pengetahuan personal dan keterampilan (Costa & Garmston, 1994)

Cara Meningkatkan Komunikasi

(45)

SIX CRITICAL BEHAVIORS WITHIN COLLABORATIVE PARTNERSHIP SIX CRITICAL BEHAVIORS WITHIN COLLABORATIVE PARTNERSHIP

Point 6

(46)

6 TINDAKAN PENTING DALAM HUBUNGAN KERJASAMA 6 TINDAKAN PENTING DALAM

HUBUNGAN KERJASAMA

1. 1.

• Adanya Agenda Jangka Panjang dan Agenda Jangka Pendek

 karena sering kali ada kontradiksi antar tindakan yg harus segera diambil dgn rencana yang membutuhkan sustained effort

2. 2.

• Hubungan Berdasarkan Kesetaraan, Bukan Hierarki

•  tidak boleh ada kelompok/ individu yg mendominasi/ mengontrol keputusan, kontribusi setiap anggota organisasi adalah PENTING

3. 3.

• Mempertimbangkan Pandangan Pasien

 pasien memiliki kesempatan & perspektif yg unik untuk menguatakan hubungan dokter dengan farmasis

(47)

4.

• Pusat Hubungan : Rasa Saling Percaya dan Berbagi

 Strategi utk menyatukan kelompok dengan anggota yang bergam adalah : berkonsentrasi pada tujuan umum keduanya

& mengembangakan visi bersama akan keberhasilan yg ingin dicapai

5. • Menghormati Budaya Profesional Masing-Masing

6.

• Hubungan Kerjasama Sebaiknya merupakan Kesukarelaan

 Tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien harus

menyatukan beragam profesi dalam hub. kolaboratif

(48)

Strategi Membangun Hubungan Kerjasama Strategi Membangun Hubungan Kerjasama

Membangun Joint Statement

• Melibatkan pasien dlm Membuat Keputusan Terapi Membangun Joint Statement

• Melibatkan pasien dlm Membuat Keputusan Terapi Host Jointly Sponsored Professsional Meetings

• Menyadarkan dokter dan farmasis mengenai pentingnya hub. kerjasama Host Jointly Sponsored Professsional Meetings

• Menyadarkan dokter dan farmasis mengenai pentingnya hub. kerjasama Membangun komunikasi, administrasi dan dokumentasi yg efektif

• Sehingga dapat berbagi data pasien untuk membuat keputusan profesional Membangun komunikasi, administrasi dan dokumentasi yg efektif

• Sehingga dapat berbagi data pasien untuk membuat keputusan profesional Memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan komunikasi dengan pasien

Memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan komunikasi dengan pasien

Sukarela terlibat dalam komite / proyek yg bertujuan

meningkatkan edukasi & ketaatan pasien, menginvestigasi issue terapi obat, dan meningkatkan pedoman praktek yg lebih baik

Sukarela terlibat dalam komite / proyek yg bertujuan

meningkatkan edukasi & ketaatan pasien, menginvestigasi issue terapi obat, dan meningkatkan pedoman praktek yg lebih baik

Memulai dengan melakukan proyek dengan ruang lingkup kecil e.g. monitoring Px DM, Tx Warfarin

Memulai dengan melakukan proyek dengan ruang lingkup kecil e.g. monitoring Px DM, Tx Warfarin

(49)

TERIMAKASIH

TERIMAKASIH

Referensi

Dokumen terkait

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung

KUHAP jelas dan sengaja mencantumkan ‘keterangan terdakwa” sebagai alat bukti dalam pasal 184 butir c, berbeda dengan peraturan lama yaitu HIR yang menyebutkan

Hasil Penelitian(1) Lebih dari separoh Masyarakat Kota Padang tidak patuh dalam pembayaran iuran BPJS (2)Latar belakang peserta BPJS Kesehatan Mandiri tidak membayar premi

Pada dimensi ini yang termasuk dalam kategori sangat memuaskan yaitu indikator ketersediaan informasi berkaitan dengan jadwal KA (86,38%), Kemampuan memberikan pelayanan

Memang maksudnya ingin menarik perhatian pengunjung, tetapi dengan hiasan yang berlebihan akan membuat booth lebih tidak nyaman dan terasa sempit.. T AMBAHKAN

Berdasarkan definisi kebun energi adalah sebuah hamparan lahan yang ditanami jenis-jenis tanaman tertentu, yang nantinya akan dipanen sebagai bahan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 1) pelaksanaan penanaman karakter disiplin dan tanggung jawab melalui ekstrakulikuler pramuka, 2) factor

Sekitar 80 persen pengelolaan objek wisata di Balikpapan dan Kaltim pada umumnya dikelolah oleh pemerintah daerah sedangkan 20 persen hanya dikelolah oleh