• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGETAHUAN MOTIVASI LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PENGAMBILAN PEMBIAYAAN PELAKU UMKM DI BPRS BUANA MITRA PERWIRA KARANGMONCOL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PENGETAHUAN MOTIVASI LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PENGAMBILAN PEMBIAYAAN PELAKU UMKM DI BPRS BUANA MITRA PERWIRA KARANGMONCOL"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGETAHUAN MOTIVASI LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PENGAMBILAN PEMBIAYAAN PELAKU

UMKM DI BPRS BUANA MITRA PERWIRA KARANGMONCOL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

SEPTIANI AROFAH NIM. 1817202125

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH JURUSAN EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI

PURWOKERTO 2023

(2)

ii

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Berjudul

ANALISIS PENGETAHUAN MOTIVASI LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PENGAMBILAN PEMBIAYAAN PELAKU

UMKM DI BPRS BUANA MITRA PERWIRA KARANGMONCOL Yang disusun oleh Saudara Septiani Arofah NIM 1817202125 Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, telah diujikan pada hari Senin tanggal 16 Januari 2023 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) oleh Sidang Dewan Penguji Skripsi.

Ketua Sidang/Penguji

Sofia Yustiani Suryandari, S.E., M.Si.

NIP. 19780716 200910 2 006

Sekretaris Sidang/Penguji

Sulasih, S.E., M.Si. NIDN.

0619018002 Pembimbing/Penguji

Rahmini Hadi, S.E., M.Si.

NIP. 19701224 200501 2 001 Purwokerto, 27 Januari 2023

Mengetahui/Mengesahkan Dekan,

Dr. H. Jamal Abdul Aziz, M.Ag.

NIP. 19730921 200212 1 004

(4)

iv

NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada

Yth : Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Profesor. K.H. Saifuddin Zuhri

di-

Purwokerto.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan, dan koreksi terhadap penulisan skripsi dari saudari Septiani Arofah yang berjudul:

Analisis Pengetahuan Motivasi Lokasi dan Promosi Terhadap Keputusan Pengambilan Pembiayaan Pelaku UMKM di BPRS Buana Mitra Perwira

Karangmoncol

Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Dekan Fakultas Ekonomo dan Bisnis Islam, UIN Profesor. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Perbankan Syariah (S.E.).

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Purwokerto, 05 Januari 2023 Pembimbing,

Rahmini Hadi S.E., M.Si NIP. 19701224 200501 2 001

(5)

v

ANALISIS PENGETAHUAN MOTIVASI LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PENGAMBILAN PEMBIAYAAN PELAKU

UMKM DI BPRS BUANA MITRA PERWIRA KARANGMONCOL Septiani Arofah

1817202125

Email: arofahseptiani@gmail.com

Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K. H Saifuddin Zuhri Purwokwerto

Abstrak

Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menjalankan kegiatan usahanya seringkali mengalami masalah seperti kesulitan dan hambatan dalam permodalan. Maka dari itu, pelaku UMKM membutuhkan sistem pembiayaan yang lebih mendukung keberhasilan dari usaha mereka seperti sistem pembiayaan syariah. Dalam keputusannya mengambil pembiayaan pasti dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor internal dan eksternal. Seperti pengetahuan dan motivasi merupakan faktor internal dasar dari dalam diri seseorang yang dijadikan sebagai acuan untuk mengambil keputusan. Sedangkan lokasi dan promosi merupakan faktor eksternal yang dapat membantu seseorang dalam memperoleh informasi mengenai perbankan syariah dalam memperoleh keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pengetahuan, motivasi, lokasi dan promosi yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembiayaan pelaku UMKM dalam di BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku UMKM di Kecamatan Karangmoncol dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 97 responden. Metode pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan melalui korelasi rank spearman, koefisien konkordasi kendall w dan analisis regresi ordinal dengan menggunakan alat bantu aplikasi IBM SPSS versi 20.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan pembiayaan di BPRS Karangmoncol, Motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan pembiayaan di BPRS Karangmoncol, Lokasi berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan pembiayaan di BPRS Karangmoncol, dan Promosi berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan pembiayaan di BPRS Karangmoncol. Secara simultan Pengetahuan, Motivasi, Lokasi dan Promosi berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan pembiayaan di BPRS Karangmoncol.

Kata Kunci: Pengetahuan, Motivasi, Lokasi, Promosi, Pengambilan Keputusan Pembiayaan

(6)

vi

ANALYSIS OF KNOWLEDGE MOTIVATION LOCATION AND PROMOTION OF THE DECISION TO MAKE FINANCING FOR MSME

ACTORS AT BPRS BUANA MITRA PERWIRA KARANGMONCOL Septiani Arofah

1817202125

Email: arofahseptiani@gmail.com

Study Program of Syariah Banking, Faculty of Economics and Islamic Business State Islamic University Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokwrto

ABSTRACT

Micro, small, and medium enterprises (MSMEs) often experience problems in carrying out their business activities, such as difficulties and obstacles in raising capital. Therefore, actors such as MSMEs need a financing system that is more supportive of the success of their business, such as the Sharia financing system. The decision to take financing must be influenced by various factors, such as internal and external factors. Such knowledge and motivation are basic internal factors from within a person that are used as a reference for making decisions. While location and promotion are external factors that can help someone obtain information about Islamic banking and make decisions, This study aims to determine the factors of knowledge, motivation, location, and promotion that influence the perception of MSME actors in making financing decisions in BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol.

This study uses quantitative research methods. The population in this study were MSME actors in Karangmoncol District, with the number of samples used reaching as many as 97 respondents. The sampling method is called the purposive sampling technique. Data analysis was carried out through Spearman rank correlation, Kendall's concordance coefficient, and ordinal regression analysis using IBM SPSS version 20 application tools.

The results show that knowledge has a significant effect on financing decision making in BPRS Karangmoncol; motivation has a significant effect on financing decision making in BPRS Karangmoncol; location has a significant effect on financing decision making in BPRS Karangmoncol; and promotion has a significant effect on financing decision making in BPRS Karangmoncol. financing in Islamic banks Simultaneously, knowledge, motivation, location, and promotion have a significant effect on financing decision-making in BPRS Karangmoncol.

Keywords: knowledge, motivation, location, promotion, and financing decision making.

(7)

vii MOTTO

“Apapun keadaanmu ingatlah untuk selalu berdoa, bersyukur, tersenyum dan berbahagia janganlah terpuruk dalam kesulitan terus menerus”

(8)

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI BAHASA ARAB-INDONESIA

Transliterasi kata-kata yang dipakai dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama antara Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Nomor : 158/1987 dan Nomor : 0543b/U/1987.

A. Konsonan tunggal Huruf

Arab Nama Huruf Latin Nama

١ Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

ﺏ Ba’ B Be

ﺕ Ta’ T Te

ث Ša š es (dengan titik di atas)

ج Jim J Je

ح Ĥ H ha (dengan garis dibawah)

خ Kha’ KH ka dan ha

د Dal D De

ﺬ Źal Ź ze (dengan titik di atas)

ر Ra’ R Er

ز Zai Z Zet

س Sin S Es

ش Syin Sy es dan ye

ص Şad S es (dengan garis di bawah)

ض D’ad D de (dengan garis di bawah)

ط Ţa T te (dengan garis di bawah)

ظ Ża Z zet (dengan garis di bawah)

ع ‘Ain ‘ koma terbalik di atas

غ Gain G Ge

ف Fa’ F Ef

ق Qaf Q Qi

ك Kaf K Ka

ل Lam L ‘el

(9)

ix

م Mim M ‘em

ن Nun N ‘en

ﻭ Waw W W

ﻩ Ha’ H Ha

ﺀ Hamzah ‘ Apostrof

ي Ya’ Y Ye

B. Konsonan Rangkap karena syaddah ditulis rangkap.

ةدع ditulis ‘iddah

C. Ta’marbutah di akhir kata bila dimatikan ditulis h.

ةمكح Ditulis Hikmah ةيزج Ditulis Jizyah (ketentuan ini tidak diperlakukan pada kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam Bahasa Indonesia, seperti zakat, salat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya)

1. Bila diikuti dengankata sandang “al” serta bacaan ke dua itu terpisah, maka ditulis dengan h.

رك م ة ﺍل لي

ء Ditulis Karâmah al-auliyâ’

2. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah atau kasrah atau dammah ditulis dengan t

كز ة ل ف ط

ر Ditulis Zakât al-fitr

D. Vokal Pendek

َ Fathah Ditulis a

َ Kasrah Ditulis i

َ Dammah Ditulis u

E. Vokal Panjang

(10)

x

1. Fathah + alif Ditulis a

ج ه لي

ة Ditulis Jâhiliyah

2. Fathah + ya’ mati Ditulis a

تن

س Ditulis Tansa

3. Kasrah + ya’ mati Ditulis i

ك ر ي

م Ditulis Karîm

4. Dammah + wawu mati Ditulis u

ف ر

ض Ditulis Furûd

F. Vokal Rangkap

1. Fathah + ya’ mati Ditulis ai

بي ن ك

م Ditulis bainakum

2. Fathah + wawu mati Ditulis au

ق

ل Ditulis qaul

G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan apostrof أأ

نت

م Ditulis a’antum

تدعأ Ditulis u’iddat

H. Kata sandang alif+ lam

1. Bila diikuti huruf qomariyyah ﺍل

ق يﺍ

س Ditulis al-qiyâs

2. Bila diikuti huruf syamsiyyah ditulis dengan menggunakan harus syamsiyyah yang mengikutinya, serta menggunakan huruf I (el)-nya.

ﺍل س م

ء Ditulis As-samâ

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya.

ذ ئ لف ر

ض Ditulis Zawi al-furûd

(11)

xi

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin, penulis panjatkan puji syukur kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah memberikan syafa’atnya kepada kita semua, sehingga kita semua senantiasa mendapatkan syafa’atnya di yaumil qiyamah, Aamiin ya rabbal

‘alamin. Bagi penulis, proses pengerjaan skripsi bukanlah hal yang mudah.

Dibutuhkan niat, semangat, tekad, fisik dan mental yang kuat serta waktu yang cukup lama untuk dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Di Kecamatan Karangmoncol Terhadap Pengambilan Keputusan Pembiayaan Di Bank Syariah)”.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah banyak memberikan doa, semangat, motivasi, bimbingan serta dorongan kepada saya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak dengan tulus kepada:

1. Prof. Dr. K.H Moh. Roqib, M. Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

2. Prof. Dr. H. Fauzi, M. Ag., selaku Wakil Rektor I Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

3. Prof. Dr. H. Ridwan, M. Ag., selaku Wakil Rektor II Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

4. Dr. H. Sulkhan Chakim, S. Ag., selaku Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

5. Dr. H. Jamal Abdul Aziz, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

(12)

xii

6. Yoiz Shofwa Shafarani, M. Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi dan Keuangan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

7. Rahmini Hadi, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis, memberikan masukan, arahan, motivasi dan saran-saran dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan penuh kesabaran.

8. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto yang selama ini telah membina, memberikan berbagai pengetahuan dan pembelajaran bagi kami.

9. Segenap Staff Administrasi dan Staff Perpustakaan Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto yang telah memberikan pelayanan yang baik.

10. Orang tua tercinta Bapak Sarto Santoso dan Ibu Khopsiyah serta kakak saya dan adik saya, serta keluarga besar. Terima kasih sudah memberikan doa, semangat, motivasi, dukungan dan bimbingannya serta terima kasih atas pengorbanan waktu, tenaga, fikiran, batin, dan rasa kasih sayang yang sangat tulus.

11. Kepada teman saya Inayah Rahayu, Rismawati, dan Wulan Permatasari yang telah memberikan saya dukungan, semangat, doa, motivasi dalam segala keluh kesah dan selalu ada buat saya sehingga pengerjaan skripsi ini dapat terselesaikan.

12. Indri Ahni teman seperjuangan dalam mengerjakan skripsi selama menjadi Mahasiswa/I baru UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, terima kasih selalu memberikan saya dukungan dan semangat.

13. Teman-teman KKN terima kasih atas dukungan, semangat dan doa kalian.

14. Teman-teman seperjuangan kelas Perbankan Syariah C 2018 dan jurusan lainnya.

15. Semua pihak yang telah turut andil membantu saya dalam penyelesaian skripsi ini.dan tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

(13)

xiii

16. Dan terima kasih untuk saya sendiri, karena sudah sampai pada titik ini.

Terima kasih untuk semuanya.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan karunia dan nikmat- Nya kepada kita semua. Tanpa Anda semua, penulis bukanlah siapa-siapa.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan tidak sempurna, meskipun kegiatan penulis ini sudah dilakukan secara maksimal. Oleh karena itu, peneliti mohon maaf dan mengharapkan saran dan kritik yang membangun saya dari semua pihak sehingga skripsi ini dapat lebih baik. Akhir kata, semoga hasil karya penulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bermanfaat bagi penulis khususnya.

Purwokerto, 22 November 2022

Septiani Arofah NIM. 1817202125

(14)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iiiv

Abstrak ... v

ABSTRACT ... vii

MOTTO ... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI BAHASA ARAB-INDONESIA ... viiix

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR BAGAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

A. Kajian Teori ... 12

B. Kajian Pustaka ... 41

C. Hubungan Antar Variabel ... 48

D. Kerangka Pemikiran ... 51

E. Hipotesis Penelitian ... 52

(15)

xv

BAB III METODE PENELITIAN ... 53

A. Jenis Penelitian ... 53

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 53

C. Populasi dan Sampel ... 53

D. Variabel dan Indikator Penelitian... 54

E. Pengumpulan Data Penelitian ... 56

F. Teknik Pengumpulan Data ... 57

G. Teknik Analisis Data ... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 63

B. Deskripsi Responden ... 65

C. Uji Validitas & Reliabilitas ... 69

D. Hasil Uji Analisis Data... 74

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 97

BAB V PENUTUP ... 106

A. KESIMPULAN ... 106

B. SARAN ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 109

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 112

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Jumlah UMKM Per Kecamatan di Kab. Purbalingga ... 4

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ... 43

Tabel 3. 1 Indikator Variabel ... 55

Tabel 4. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelamin ... 66

Tabel 4. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 67

Tabel 4. 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang Usaha ... 67

Tabel 4. 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 68

Tabel 4. 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Omset Penjualan ... 68

Tabel 4. 7 Uji Validitas Variabel Pengetahuan (X1) ... 69

Tabel 4. 8 Uji Validitas Variabel Motivasi (X2) ... 70

Tabel 4. 9 Uji Validitas Variabel Lokasi (X3) ... 71

Tabel 4. 10 Uji Validitas Variabel Promosi (X4) ... 71

Tabel 4. 11 Uji Validitas Variabel Pengambilan Keputusan (Y) ... 72

Tabel 4. 12 Hasil Uji Reliabilitas ... 73

Tabel 4. 13 Uji Rank Spearman ... 74

Tabel 4. 14 Ranks ... 78

Tabel 4. 15 Test Statistics ... 78

Tabel 4. 16 Case Processing Summary ... 79

Tabel 4. 17 Model Fitting Information ... 80

Tabel 4. 18 Goodness-of-Fit ... 81

Tabel 4. 19 Pseudo R-Square ... 81

Tabel 4. 20 Parameter Estimates ... 82

Tabel 4. 21 Case Processing Summary ... 83

Tabel 4. 22 Model Fitting Information ... 83

Tabel 4. 23 Goodness-of-Fit ... 84

Tabel 4. 24 Pseudo R-Square ... 84

Tabel 4. 25 Parameter Estimates ... 85

Tabel 4. 26 Case Processing Summary ... 86

Tabel 4. 27 Model Fitting Information ... 86

Tabel 4. 28 Goodness-of-Fit ... 87

(17)

xvii

Tabel 4. 29 Pseudo R-Square ... 87

Tabel 4. 30 Parameter Estimates ... 88

Tabel 4. 31 Case Processing Summary ... 89

Tabel 4. 32 Model Fitting Information ... 89

Tabel 4. 33 Goodness-of-Fit ... 90

Tabel 4. 34 Pseudo R-Square ... 90

Tabel 4. 35 Parameter Estimates ... 91

Tabel 4. 36 Case Processing Summary ... 92

Tabel 4. 37 Model Fitting Information ... 93

Tabel 4. 38 Goodness-of-Fit ... 94

Tabel 4. 39 Pseudo R-Square ... 94

Tabel 4. 40 Parameter Estimates ... 94

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Karangmoncol ... 64

(19)

xix

DAFTAR BAGAN

Bagan 4. 1 Struktur Organisasi Kecamatan Karangmoncol... 65

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sejarah perekonomian di Indonesia mengalami perjalanan yang penuh dengan lika-liku dalam proses perkembangannya menuju sistem perekonomian yang lebih maju dan mengikuti perkembangan zaman.

Pada periode tahun 1997 hingga 1998 terjadi krisis ekonomi yang melanda dunia. Hal tersebut berdampak buruk pada kondisi ekonomi di Indonesia.

Namun sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) tetap tangguh berdiri menghadapi masalah krisis moneter. UMKM memegang peranan penting dalam perkembangan perekonomian negara, seperti dalam penyerapan tenaga kerja, penyedia barang dan jasa kebutuhan, memeratakan usaha dan kontribusi dalam Produk Domestik Bruto Nasional hal itu merupakan peran yang telah disumbangkan oleh UMKM, UMKM memiliki potensi yang besar untuk dapat berkembang menjadi penggerak roda ekonomi bangsa (Destiana, 2016)

Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (sesuai dengan Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang UMKM) menerangkan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha yang memenuhi kriteria usaha mikro. Usaha kecil merupakan usaha-usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki maupun dikuasai yang menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.

Sedangkan usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang peseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

(21)

2

dengan usaha kecil atau usaha besar dengan hasil penjualan tahunan atau jumlah kekayaan bersih (Destiana, 2016).

Pelaku UMKM dalam menjalankan kegiatan usahanya seringkali mengalami berbagai kesulitan dan hambatan, dimana dalam mengembangkan usahanya seringkali menghadapi masalah yang mencakup keuangan seperti masalah permodalan. Pelaku UMKM biasanya memperoleh modal finansial melalui lembaga perbankan. Hal ini dikarenakan akses penyebaran perbankan saat ini sangat mudah dijangkau baik di kota maupun di desa (Sedinadia, 2021). Supaya dapat mengembangkan dan memperkuat usahanya, maka UMKM perlu dukungan dari lembaga keuangan seperti BPRS yang salah satu fungsinya adalah menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.

Pembiayaan UMKM merupakan hal yang cukup penting mengingat kebutuhan untuk modal kerja dan investasi diperlukan UMKM guna menjalankan usaha dan meningkatkan akumulasi modal.

BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) merupakan bank yang dalam pelaksanaan kegiatannya berdasarkan prinsip syariah dimana dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Produk pendanaan yang ada di BPRS dapat berupa tabungan dan deposito dengan akad mudharabah atau wadi’ah, sedangkan dalam produk pembiayaannya terdapat pembiayaan berupa modal kerja, investasi dan konsumtif dengan akad yang digunakan seperti mudharabah, musyarakah, murabahah dan salam.

Dikutip dari situs resmi BPRS, BPRS Buana Mitra Perwira Purbalingga merupakan bank yang didirikan dengan adanya gagasan dari Bupati Purbalingga pada periode 2000-2005 untuk menciptakan pendapatan asli daerah (PAD) dan mendukung otonomi daaerah. PT BPRS Buana Mitra Perwira Purbalingga diresmikan pada tanggal 4 Juni 2004 berlokasi di Jalan Jenderal Soedirman No. 45 Purbalingga dan mulai beroperasi pada tanggal 10 Juni 2004 tidak lama setelah didirikan dan

(22)

3

sekarang berdiri di Jl. MT. Haryono No. 267 Purbalingga. BPRS Buana Mitra Pewira Purbalingga sendiri memiliki cabang di berbagai daerah di Purbalingga seperti di wilayah Karangmoncol.

BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol terletak di desa Pekiringan Dusun V Jalan Raya Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, yang hadir sebagai mitra solusi bagi keluarga dan UMKM dengan layanan produk-produk simpanan, pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan layanan lainnya yang berkah dan menguntungkan. Adanya BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol menawarkan produk-produk yang islami yang membantu masyarakat untuk bermuamalat secara syariah. Dengan dikeluarkannya fatwa oleh MUI yang mengharamkan bunga atau riba, masyarakat lebih sadar akan makna dari bunga dalam bank melihat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Pembiayaan di BPRS yang berlandaskan prinsip syariah membantu mereka yang membutuhkan dan mengalami kesulitan maupun kerugian akibat menggunakan pembiayaan konvensional, sehingga masyarakat khususnya pelaku UMKM yang membutuhkan modal lebih memilih melakukan pembiayaan di BPRS dibandingkan dengan koperasi maupun bank konvensional yang ada di lingkungan sekitarnya. Menurut salah satu pelaku UMKM, adanya bank syariah yaitu BPRS membantu mereka yang terdesak akan kebutuhan modal untuk menjalankan usaha dan juga dapat membantu mereka terhindar dari rentenir yang selalu menagih akibat dar kredit yang tidak lancar dibayarkan. (Wawancara Pelaku UMKM Karangmoncol, 2022)

Lembaga keuangan seperti bank syariah sebagai salah satu agen pembangunan (agent of development) pada perekonomian di suatu negara yang mempunyai fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau tabungan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan yang biasa disebut sebagai lembaga intermediasi keuangan (Muslimin, 2013).

Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1992 tentang perbankan pasal 1 ayat 3 yang menetapkan bahwa salah satu bentuk usaha bank adalah

(23)

4

menyediakan pembiayaan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syari’ah (BI), sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia diketahui atas dikeluarkannya undang-undang tersebut pemerintah juga sangat mendukung keberadaan perbankan syari’ah (Fanny, 2018).

Pembiayaan merupakan penyedia uang maupun tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan pada persetujuan atau kesepakatan diantara bank dengan pihak lainnya yang mewajibkan pihak yang dibiayai tersebut untuk mengembalikan uang atau tagihan setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ataupun bagi hasil (Kasmir, 2008). Pembiayaan oleh bank dilakukan karena adanya pihak yang membutuhkan dana kemudian pihak peminjam atau penerima tersebut wajib mengembalikannya dalam bentuk kredit dengan jangka sesuai kesepakatan dengan memberikan imbalan berupa bagi hasil kepaada pihak bank.

Tabel 1. 1 Jumlah UMKM Per Kecamatan di Kab. Purbalingga

Kecamatan

Jumlah Usaha Menengah, Kecil dan

Mikro(UMKM) Menurut Kecamatan

di Kabupaten Purbalingga (Unit)

Kenaikan/tahun Kenaikan (%)

2019 2020

Kemangkon 3701 3402 -299 -8,1%

Bukateja 7558 7521 -37 -0,5%

Kejobong 4274 4350 76 1,8%

Pengadegan 2294 2405 111 4,8%

Kaligondang 6544 6640 96 1,5%

Purbalingga 9555 9454 -101 -1,1%

Kalimanah 6950 7023 73 1,1%

Padamara 4044 4066 22 0,5%

Kutasari 7292 7402 110 1,5%

Bojongsari 6799 6710 -89 -1,3%

Mrebet 7930 8034 104 1,3%

Bobotsari 6292 6302 10 0,2%

Karangreja 4681 4681 0 0,0%

Karangjambu 1754 1523 -231 -13,2%

(24)

5

Karanganyar 3604 3683 79 2,2%

Kertanegara 3526 3570 44 1,2%

Karangmoncol 3370 3512 142 4,2%

Rembang 6424 6502 78 1,2%

Kabupaten

Purbalingga 96592 96780 -188 0,2%

Sumber data : Data diolah http://dinkop-umkm.jatengprov.go.id

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah UMKM dalam kurun waktu satu tahun pada daerah kabupaten Purbalingga mengalami jumlah peningkatan dan perkembangan yang cukup signifikan.

Dimana salah satu wilayah yang mengalami peningkatan kasus UMKM terbanyak dalam satu tahun periode 2019-2020 di kabupaten Purbalingga yaitu kecamatan Karangmoncol. Hal ini membuktikan adanya peningkatan kebutuhan keuangan akan modal, yang dibuktikan dengan semakin banyak UMKM baru yang muncul maka akan semakin bertambah pula para pelaku usaha yang membutuhkan modal. Pelaku UMKM yang memiliki kebutuhan mendesak akan keuangan untuk modal usaha memutuskan untuk mengambil pembiayaan, seperti pelaku UMKM yang ada di wilayah Karangmoncol dimana mereka sangat membutuhkan modal untuk menjalankan usahanya dengan mengambil modal usaha melalui pembiayaan di bank syariah yaitu BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol yang ada di lingkungan wilayah mereka.

Sebuah perusahaan khususnya lembaga keuangan dalam menjalankan suatu usaha haruslah menerapkan strategi yang akan membantu keberhasilan dari usaha tersebut. Semakin berkembangnya usaha dewasa ini membuat persaingan semakin ketat sehingga para pengusaha dituntut untuk mempunyai strategi yang tepat agar sesuai dengan target penjualan yang telah ditentukan. Salah satu strategi yang dapat dilakukan agar berhasil dalam pencapaian target yaitu dengan menilai perilaku dari konsumen.

Bagi sistem perbankan yang operasionalnya menggunakan sistem syariah, memahami perilaku konsumen sangatlah penting karena apa yang

(25)

6

akan dibeli, dimana membeli, kapan membeli, dan berapa banyak yang akan dibeli tergantung kepada pengetahuan konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi mengenai hal-hal tersebut. Menurut (Kotler, Philip;

Keller, Kevin Lane, 2009) perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok maupun organisasi dapat memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Model respons rangsangan merupakan titik awal yang digunakan untuk memahami perilaku konsumen. Proses pengambilan keputusan diperoleh melalui rangsangan pemasaran dan lingkungan yang memasuki kesadaran konsumen, kemudian sekelompok proses psikologi digabungkan dengan karakteristik konsumen tertentu sehingga tercapai akhir dari keputusan.

Pengambilan keputusan adalah mengambil atau membuat suatu keputusan berdasarkan pada proses yang dilaksanakan seseorang berdasarkan pengetahuan dan informasi yang ada dengan harapan sesuatu akan terjadi. Keputusan dapat diambil dari alternatif-alternatif keputusan yang ada (Maghfiroh, 2014). Alternatif keputusan dapat dilakukan dengan menyajikan dukungan sistem penunjang keputusan berupa informasi yang diperoleh dan pengaruh perilaku dari lingkungan sekitar. Dalam memperoleh informasi biasanya orang melakukannya dengan pengamatan dan menmperhatikan pengaruh perilaku dari lingkungan yang mengelilinginya.

Pengolahan informasi dan pengaruh perilaku dapat diketahui melalui pengetahuan dari individu itu sendiri. Pengetahuan merupakan hasil ingin tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Notoadmodjo, 2007). Pengetahuan atau informasi pada perbankan seperti halnya tahu akan produk-produk pembiayaan, sistem kegiatan atau operasionalnya dari suatu lembaga yang diperoleh melalui pendengaran, penglihatan dan pengamatan dari orang lain seperti keluarga, saudara, teman, karyawan bank, dan media massa.

Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang baik secara langsung maupun

(26)

7

tidak langsung akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Seperti pelaku UMKM yang ada di Karangmoncol mereka mengetahui tentang produk pembiayaan, sistem operasionalnya yang ada di BPRS sehingga memutuskan untuk mengambil pembiayaan. Artinya semakin luas pengetahuan tentang BPRS yang dimiliki pelaku UMKM akan semakin mempermudah untuk mengambil keputusan.

Abraham Maslow (Maslow’s Hierarchy of Needs) dalam teorinya menjelaskan mengapa orang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu ke waktu. Jawabannya adalah bahwa kebutuhan manusia diatur dalam hirarki dari yang paling menekan sampai yang paling tidak menekan.

(Muhamad Ekhsan, 2019) dalam penelitiannya menyatakan bahwa motivasi adalah proses yang menunjukan intensitas individu, arah, dan ketekunan dari upaya menuju pencapaian pada sutau tujuan yaitu kepuasan kebutuhan. Adanya kebutuhan yang mendesak, membuat seseorang mau tidak mau harus segera memenuhinya, sehingga dari adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan membuat seseorang harus mengambil keputusannya. Seperti halnya pelaku UMKM di Karangmoncol yang mana mereka sangat memerlukan modal untuk menjalankan usaha sehingga mereka terdorong untuk memenuhinya dan mengambil sebuah keputusan untuk melakukan pembiayaan di BPRS. Semakin besar motivasi yang dimiliki pelaku UMKM untuk memenuhi kebutuhan maka akan semakin mempengaruhi keputusan untuk melakukan pembiayaan.

Menurut Rambat Lupiyoadi dalam (Fahrudin & Yulianti, 2015) menyatakan bahwa lokasi adalah tempat di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. Lokasi merupakan tempat penyampaian produk kepada konsumen, lokasi merupakan hal penting yang harus diperhatikan dimana seorang konsumen cenderung untuk memilih lokasi yang dekat dengan tempat tinggal. Keberadaan lokasi atau tempat yang strategis, akses yang terjangkau dan nyaman akan mempertimbangkan keputusan pengambilan. Semakin baik lokasi bank itu berada dengan akses yang terjangkau dan tempat yang nyaman membuat

(27)

8

pelaku UMKM melakukan pembiayaan. Ada kalanya lokasi yang cukup jauh dari tempat tinggal dapat memutuskan mereka untuk tetap melakukan pembiayaan dikarenakan oleh kebutuhan yang mendesak. Pelaku UMKM di Karangmoncol memilih melakukan pembiayaan di BPRS karena lokasinya yang cukup dekat. Semakin strategis lokasi itu berdiri di tengah kebutuhan konsumennya membuat para pelaku UMKM lebih mudah untuk mengambil keputusan.

Menurut Sofjan Assauri dalam (Fahrudin & Yulianti, 2015) menjelaskan bahwa promosi merupakan kegiatan yang dilakukan guna mempengaruhi nasabah menciptakan permintaan atas suatu produk/jasa.

Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk dan jasa. Dengan adanya promosi yang bagus baik promosi secara langsung maupun tidak langsung maka akan mampu menarik masyarakat untuk memilih bank syariah seperti BPRS untuk melakukan pembiayaan.

Seperti halnya pelaku UMKM di Karangmoncol mereka mengetahui informasi tentang bank syariah seperti BPRS melalui iklan di tv maupun media massa dan mengetahui langsung dari teman, keluarga, maupun karyawan bank. Dengan adanya promosi yang bagus dari dua arah akan semakin mempermudah pelaku UMKM untuk mengambil keputusannya.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada pelaku UMKM yang ada di Karangmoncol mengapa mereka lebih memilih bank syariah dari pada konvensional seperti BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol dibandingkan dengan koperasi ataupun bank konvensional lainnya karena dapat memenuhi kebutuhan yang mendesak dan sesuai dengan keinginan “Saya melakukan pembiayaan di BPRS karena tempatnya cukup dekat, dapat memenuhi kebutuhan yang mendesak, kadang ada juga karyawan yang datang kerumah untuk menawarkan pembiayaan sistemnya juga tidak memberatkan dan merasa aman, kalau di tempat lain memang banyak yang dekat juga tapi saya pernah mengalami kesulitan jika saya terkendala dalam mengembalikan modal mereka terus

(28)

9

menerus menagih sampai ada rentenir yang datang ketempat untuk menagih, jadi saya kurang merasa nyaman.” Dengan adanya wawancara tersebut dan pengamatan yang dilakukan dapat mencerminkan pengetahuan, motivasi, lokasi dan promosi dapat mempengaruhi tahap dalam keputusan untuk dapat mengambil pembiayaan di BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol (Wawancara Pelaku UMKM Karangmoncol, 2022)

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang “Analisis Pengetahuan Motivasi Lokasi dan Promosi Terhadap Keputusan Pengambilan Pelaku UMKM Di BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol”.

B. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pengetahuan mempunyai pengaruh terhadap keputusan pengambilan pembiayaan pelaku UMKM di BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol?

2. Apakah motivasi mempunyai pengaruh terhadap keputusan pengambilan pembiayaan pelaku UMKM di BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol?

3. Apakah lokasi mempunyai pengaruh terhadap keputusan pengambilan pembiayaan pelaku UMKM di BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol?

4. Apakah promosi mempunyai pengaruh terhadap keputusan pengambilan pembiayaan pelaku UMKM di BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol?

5. Apakah pengetahuan, motivasi, lokasi dan promosi secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap keputusan pengambilan pembiayaan pelaku UMKM di BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol?

(29)

10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan:

a. Untuk mengetahui apakah pengetahuan berpengaruh terhadap keputusan pengambilan pembiayaan pelaku UMKM di BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol.

b. Untuk mengetahui apakah motivasi berpengaruh terhadap keputusan pengambilan pembiayaan pelaku UMKM di BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol.

c. Untuk mengetahui apakah lokasi berpengaruh terhadap keputusan pengambilan pembiayaan pelaku UMKM di BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol.

d. Untuk mengetahui apakah promosi berpengaruh terhadap keputusan pengambilan pembiayaan pelaku UMKM di BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol.

e. Untuk mengetahui apakah pengetahuan, motivasi, lokasi dan promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pengambilan pembiayaan pelaku UMKM di BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol.

2. Manfaat Penelitian : a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menyumbangkan pemikiran, memperkaya wawasan konsep beserta teori dan ilmu dari hasil penelitian pengetahuan, motivasi, lokasi dan promosi terhadap keputusan pengambilan pembiayaan pelaku UMKM di BPRS Buana Mitra Perwira Karangmoncol.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran terhadap penyelesaian masalah yang berkaitan

(30)

11

dengan pengetahuan, motivasi, lokasi dan promosi terhadap keputusan pengambilan pembiayaan bagi pelaku UMKM.

(31)

12 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori

1. BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) a. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) adalah bank yang dalam pelaksanaan kegiatannya berdasarkan prinsip syariah dimana dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. BPRS berawal dari Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang peraturan perbankan dan peraturan pemerintah no. 7 tahun 1992 yang isinya mengatur bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Setelah itu terjadi perubahan, BPRS lalu diatur dalam Undang-Undang No. 10 Tahun1998. Dalam kegiatannya, BPRS melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Kemudian diatur surat Keputusan Direktur BI No.32/36/KEP/DIR/1999 tanggal 12 Mei 1999, mengenai Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan prinsip syariah.

Selain itu, keberadaan BPRS secara khusus dijabarkan dalam bentuk SK Direksi BI No. 32/34/Kep/Dir, dimuat pada tanggal 12 Mei 1999 dan surat edaran BI No. 32/4/KPPB tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan prinsip syariah. Dalam aktivitas bisnisnya BPRS mengacu pada prinsip syariah, tidak membebankan atau membayar bunga kepada nasabahnya dalam aktivitasnya. Imbalan yang diterima oleh bank syariah dan imbalan yang dibayarkan kepada nasabah tergantung pada kontrak dan kesepakatan antara nasabah dan bank. Adapun landasan syariah yang mendukung BPRS tidak menerapkan suku bunga yakni terkandung dalam Al-Qur’an surah Al- Baqarah ayat 275:

(32)

َّشلا ه طَّب خ ت ي ْيِﺬَّلا م ْو ق ي ا م ك َّلَِا ن ْو م ْو ق ي لَ اوٰب ِ رلا ن ْو ل كْأ ي نْيِﺬَّل ا كِلٰذ ِِّۗ س مْلا نِم ن ٰطْي

ﻩ ءۤا ج ْن م ف ِّۗاوٰب ِ رلا م َّر ح ﻭ عْي بْلا هاللّٰ َّل ح ا ﻭ ۘاوٰب ِ رلا لْثِم عْي بْلا ا مَّنِا ا ْْٓو لا ق ْم هَّن اِب َ

ة ظِع ْو م ْن ِ م

هِ ب َّر َ ى ٰه تْنا ف ه ل ف ا م َ ِّۗ ف ل س ﻩ رْم ا ﻭ َْٓ َ ى لِا ِهاللّٰ

ِّۗ

ْن م ﻭ دا ع كِٕى ٰۤلﻭ ا ف

ب ٰحْص ا ِراَّنلا

ْم ه ۚ ا هْيِف ن ْﻭ دِل ٰخ ٢٧٥

Artinya: “Orang-orang yang memakan (bertransaksi dengan) riba tidak dapat berdiri, kecuali seperti orang yang berdiri sempoyongan karena kesurupan setan. Demikian itu terjadi karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Siapa pun yang telah sampai kepadanya peringatan dari Tuhannya (menyangkut riba), lalu dia berhenti sehingga apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Siapa yang mengulangi transaksi riba, mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.”

Perjanjian (akad) yang tertuang dalam perbankan syariah harus dengan syarat dan rukun akad yang diatur dalam syariah islam. (Ismail, 2017). Pada sistem perbankan Nasional, BPRS hanya berfokus pada melayani Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang memiliki proses mudah, pelayanan cepat, dan persyaratan mudah (Fauzi, 2018).

b. Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Ada beberapa tujuan dari didirikannya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat islam, terutama masyarakat dengan golongan ekonomi lemah yang pada umumnya terdapat di daerah pedesaan.

2) Menambah lapangan kerja terutama di tingkat kecamatan sehingga dapat mengurangi arus urbanisasi.

3) Membina semangat ukhuwah islamiyyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka meningkatkan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang lebih memadai.

c. Produk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

BPRS dapat menyalurkan dana dari masyarakat yang dihimpun ke bentuk seperti adanya fasilitas tabungan dan deposito berjangka.

Fasilitas ini digunakan untuk menitip infaq, shadaqah, ONH (biaya

(33)

haji) dan lainnya. Berikut jenis simpanan dan tabungan yang ada di BPRS:

1) Simpanan Amanah: Titipan amanah berupa dana infaq, shadaqah dan zakat.

2) Tabungan Wadiah: Tabungan badan usaha atau pribadi.

Tabungan ini bersifat tabungan bebas.

3) Deposito wadiah/deposito mudharabah: Deposito berdasarkan nisbah bagi hasil keuntungan lebih kecil dari mudharabah.

Sedangkan jenis penyaluran dana dalam BPRS di bagi menjadi:

1) Mudharabah yaitu pembagian hasil antara dana pengusaha dan bank untuk tujuan usaha si pengusaha

2) Musyarakah yaitu penggabungan modal antara dana pengusaha dan bank kemudian keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan awal.

3) Bai bitsaman ajil yaitu proses jual beli antara bank dan nasabah, bank akan membayar barang, kemudian nasabah akan membayar kepada bank sesuai harga dasar dari barang tersebut dan keuntungan yang disepakati.

4) Murabahah yaitu perjanjian antara bank dan nasabah, bank menyediakan modal atau pembelian bahan baku, kemudian dibayar oleh nasabah sesuai harga jual bank (harga beli bank plus margin keuntungan).

5) Qardhul Hasan yaitu perjanjian antara bank dan nasabah bagi yang layak menerima dana (dianjurkan untuk kepentingan ZIS).

6) Istishna’ yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli, bank membelikan barang lalu nasabah mengikuti mekanisme pembayaran atau pengembalian disesuaikan dengan kemampuan/keuangan nasabah.

(34)

7) Al-Hiwalah yaitu pengambil alihan hutang nasabah kepada pihak ketiga yang telah jatuh tempo oleh BPRS berdasarkan kesepakatan awal kedua belah pihak.

2. Tinjauan Umum Pembiayaan a. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan merupakan bentuk penyaluran dana untuk investasi atau kerjasama permodalan kepada nasabah yang membutuhkan, dan/

kekurangan dari segi finansial. Pembiayaan dilakukan berdasarkan pada kesepakatan saling mempercayai antara kedua belah pihak baik dari pihak bank selaku shahibul mal yang mempercayakan dana tersebut digunakan sebaik-baiknya dan adil kepada nasabah dengan diikuti berupa ikatan akad dan syarat yang jelas dan menghasilkan keuntungan yang di bagi secara adil. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. An-Nisa ayat 29:

ك نْي ب ْم ك لا وْم ا ا ْْٓو ل كْأ ت لَ ا ْو ن مٰا نْيِﺬَّلا ا هُّي آْٰي ٍضا ر ت ْن ع ًة را جِت ن ْو ك ت ْن ا ْٓ َّلَِا ِلِطا بْلاِب ْم

اًمْي ِح ر ْم كِب نا ك هاللّٰ َّنِا ِّۗ ْم ك س فْن ا ا ْْٓو ل تْق ت لَ ﻭ ِّۗ ْم كْنِ م

Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu.

Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu".

Menurut UU tentang perbankan No. 7 tahun 1992 yang telah diubah menjadi UU No. 10 tahun 1998 dalam Pasal 1 Nomor (12), yang berbunyi “Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”. Sesuai dengan prinsipnya pembiayaan dalam bank syariah menurut UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 Pasal 1 No. 25 terbagi menjadi lima, yaitu transaksi bagi hasil dalam bentuk

(35)

mudharabah dan musyarakah, transaksi jual beli dalam bentuk murabahah, salam, istishna’, transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik, transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh dan transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan pihak satu dengan yang lain, yang mewajibkan pihak yang dibiayai diberikan fasilitas dana tersebut setelah jangka waktu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.

b. Tujuan Pembiayaan

Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang industri, pertanian, dan perdagangan. Pembiayaan ditujukan untuk menunjang kesempatan kerja dan menunjang produksi dan distribusi barang- barang dan jasa-jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Menurut Kasmir (2002:106) tujuan pembiayaan adalah sebagai berikut:

1) Mencari keuntungan dengan mengharapkan suatu nilai tambah atau menghasilkan laba yang diinginkan.

2) Membantu upaya pemerintah dalam mendorong pembangunan diberbagai sektor, khususnya sektor usaha yang nyata. Bisnis yang tumbuh akan meningkatkan pendapatan pajak, memperluas lapangan kerja, meningkatkan jumlah barang dan jasa yang tersedia. Dengan demikian, pemerintah akan menerima devisa, sehingga memperkuat negara itu sendiri.

3) Membantu meningkatkan usaha dan pendapatan masyarakat melalui pembiayaan sehingga, dapat terjadi peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Hal tersebut menjadikan lembaga

(36)

finansial/keuangan sebagai pihak sarana bagi nasabah dalam memperoleh modal yang diinginkan.

c. Fungsi Pembiayaan

Berdasarkan fungsi pembiayaan, keberadaan bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya:

1) Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur.

2) Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional

3) Karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional.

4) Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan .

Selain itu pembiayaan juga berfungsi sebagai:

1) Peningkatan utility (daya guna) modal dan barang

2) Meningkatan lalu lintas uang serta peredaran uang dalam masyarakat.

3) Timbulnya keinginan berwirausaha dalam masyarakat.

4) Sebagai alat untuk meningkatkan stabilitas ekonomi 5) Naiknya tingkat pendapatan dalam ranah nasional.

6) Sebagai alat perhubungan dalam kancah internasional.

d. Jenis-Jenis Pembiayaan

Berdasarkan pada jenis pembiayaan dapat digolongkan pada beberapa jenis, diantaranya (Nurnasrina & Putra, 2018):

1) Jenis Pembiayaan Menurut Tujuan Penggunaan

(37)

Menurut tujuan penggunaan, pembiayaan dapat dibedakan pada beberapa jenis, yakni;

a) Pembiayaan Konsumtif, pembiayaan ditujukan untuk keperluan atau konsumsi, baik konsumsi pribadi, perusahaan, umum, maupun konsumsi pemerintah.

b) Pembiayaan Komersial, pemberian pembiayaan yang ditujukan penggunaannya untuk pengembangan usaha tertentu. Jenis pembiayaan komersial ini dapat digolongkan atas :

i. Pembiayaan Modal Kerja, yaitu pembiayaan yang kegunaanya sebagai modal kerja usaha tertentu.

ii. Pembiayaan Investasi, yaitu pembiayaan yang kegunaannya sebagai bentuk investasi (jangka menengah dan panjang).

2) Jenis Pembiayaan Menurut Jangka Waktu

Pembiayaan menurut jangka waktu dapat dikelompokan atas:

a) Pembiayaan jangka pendek (short term), pembiayaan terjadi kurun waktu tidak lebih dari 1 tahun.

b) Pembiayaan jangka menengah (intermediate term), pembiayaan terjadi waktu lebih dari 1 tahun dan kurang dari 3 tahun.

c) Pembiayaan jangka panjang (long term), pembiayaan terjadi kurun waktu lebih dari 3 tahun.

3) Jenis Pembiayaan Menurut Cara dan Sifat Penarikannya

Berdasarkan cara penarikannya, pembiayaan dapat dikelompokan atas;

a) Penarikan sekaligus, yaitu penarikan pembiayaanya dilakukan satu kali sebesar plafon pembiayaan. Penarikannya bisa dilakukan dengan cara tunai atau dipindahkan lewat buku tabungan nasabah yang bersangkutan.

b) Penarikan bertahap sesuai jadwal yang ditentukan, yaitu penarikan pembiayaan dilakukan secara bertahap sesuai waktu yang disepakati atau sesuai pada tingkat penyelesaian proyek.

(38)

c) Rekening koran (revolving), yaitu penarikan sesuai kebutuhan nasabah. Penarikannya bisa secara tunai atau pemindah bukuan ke rekening nasabah yang bersangkutan.

Sedangkan berdasarkan sifat penarikannya dapat dibedakan atas;

a) Pembiayaan langsung, pembiayaan ini dapat langsung digunakan oleh nasabah atas persetujuan dari pihak bank.

b) Pembiayaan tidak langsung, pembiayaan ini tidak dapat digunakan langsung oleh nasabah, walau sudah mendapat persetujuan dari pihak bank.

4) Jenis Pembiayaan Menurut Metode Pembiayaan

Menurut metode pembiayaan, dapat dikelompok atas : a) Pembiayaan bilateral, yaitu pembiayaan yang diberikan kepada

satu orang atau satu perusahaan oleh satu bank saja.

b) Pembiayaan sindikasi, yaitu pembiayaan yang diberikan oleh 2 atau lebih perbankan untuk membiayai suatu proyek.

Perusahaan yang ingin dibiayai lewat sindikasi harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku.

5) Jenis Pembiayaan Menurut Akad

Berdasarkan akad, pembiayaan dapat digolongkan atas:

a) Pembiayaan dengan akad jual beli, yaitu kesepakatan pembiayaan antara bank dengan nasabah berdasarkan pada prinsip jual beli. Jual beli yang pembayarannya dilakukan secara non tunai atau secara cicilan dalam jangka waktu yang telah disepakati. Akad jual beli yang digunakan bisa murobahah, salam dan istishna’.

b) Pembiayaan dengan akad bagi hasil (partnership), yaitu pembiayaan bersifat penanaman modal berdasarkan kesepakatan antara bank dengan nasabah. Kesepakatan itu misalnya bank menjadi shohibul mal yang membiayai seluruh pendanaan dalam usaha tertentu dengan akad mudharobah, atau

(39)

bank dengan nasabah sama-sama menyertakan modalnya dalam usaha tersebut dengan akad musyarokah.

c) Pembiayaan dengan akad sewa menyewa atau sewa beli, yaitu pembiayaan yang disalurkan berdasarkan perjanjian sewa menyewa atau sewa beli antara bank dengan nasabah. Sewa menyewa memakai akad ijaroh dan sewa beli menggunakan akad ijaroh muntahiya bit tammlik (IMBT).

d) Pembiayaan dengan akad pinjam meminjam berdasarkan akad qordh. Pembiayaan jenis ini berlaku prinsip qardh dimana bank tidak mengharapkan keuntungan atau pengembalian lebih dari pembiayaan yang diberikan. Namun pembiayaan ini bisa digunakan untuk menunjang atau penghantar akad yang lainnya, misalnya dalam produk take over nasabah dari bank konvensional ke bank syariah, bank syariah terlebih dahulu melunasi hutang nasabah ke bank konvensional lewat akad qordh, setelah itu baru kemudian disepakati akad ke dua dan berikutnya antara nasabah dengan bank syariah.

6) Jenis Pembiayaan Menurut Cara Pembayarannya

Menurut cara pembayarannya, pembiayaan dapat digolongkan atas:

a) Pembiayaan dengan pembayaran angsuran

b) Pembiayaan dengan pembayaran sekaligus pada saat jatuh tempo.

3. UMKM

a. Definisi UMKM

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 menjelaskan pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai berikut: Usaha Mikro adalah usaha atau badan usaha produktif milik perorangan dengan kriteria terpenuhi sebagai usaha mikro. Sedangkan untuk usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh badan usaha/perorangan, yang mana bukan anak maupun cabang dari

(40)

perusahaan yang dimiliki, baik menjadi bagian secara langsung ataupun tidak dari usaha menengah atau usaha besar yang telah memenuhi kriteria dari usaha kecil merupakan definisi dari usaha kecil. Sedangkan bagi usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh badan usaha/perorangan, yang mana bukan anak maupun cabang dari perusahaan yang dimiliki, baik menjadi bagian secara langsung ataupun tidak dengan usaha kecil ataupun usaha besar dengan hasil penjualan tahunan atau jumlah kekayaan bersih sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

Sedangkan menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) usaha kecil dan menengah berdasarkan nilai asetnya yaitu usaha kecil adalah usaha yang mempunyai nilai investasi perusahaan sampai dengan 200 juta rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan) dan usaha menengah adalah usaha dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya antara 200 juta-5 milyar rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.590/MPP/KEP/10/1999. Sementara itu menurut Badan Pusat Statistik mendefinisikan usaha kecil adalah unit usaha dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang sedangkan usaha menengaha adalah unit usaha dengan jumlah tenaga kerja 20-99 orang.

Berdasarkan dari beberapa penjelasan mengenai UMKM dapat diketahui bahwa UMKM merupakan suatu usaha produktif yang dimiliki oleh warga atau rakyat indonesia yang didalamya secara resmi telah diperbolehkan oleh hukum sesuai yang telah diatur dalam Undang-Undang. UMKM merupakan usaha yang didirikan dengan tujuan mendatangkan manfaat bagi orang lain misalnya dengan membuka lapangan pekerjaan baru, dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dan menambah pendapatan sehingga dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti pangan, maupun kebutuhan penting lainnya. Dalam pandangan islam usaha yang dijalankan

(41)

haruslah yang mendatangkan manfaat, berprinsip jujur dan berperilaku adil serta tidak menzolimi pebisnis/usaha lainnya, sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al- Baqarah 188:

ْن ِم اًقي ِر ف او ل كْأ تِل ِماَّك حْلا ى لِإ ا هِب او لْد ت ﻭ ِلِطا بْلاِب ْم ك نْي ب ْم ك لا وْم أ او ل كْأ ت لَ ﻭ ِلا وْم أ

نو م لْع ت ْم تْن أ ﻭ ِمْثِ ْلْاِب ِساَّنلا

Artinya: “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.”

b. Kriteria UMKM

Kriteria usaha mikro, kecil dan menengah menurut Undang- Undang No. 20 tahun 2008 sebagai berikut:

1) Kriteria Usaha Mikro adalah mempunyai kekayaan bersih sebanyak-banyaknya Rp 50.000.000,00, tidak termasuk tanah serta bangunan tempat usaha dan memiliki penjualan tahunan dengan hasil paling banyak Rp 300.000.000,00.

2) Kriteria Usaha Kecil adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 - Rp 500.000.000,00 tidak termasuk tanah serta bangunan tempat usaha dan memiliki penjualan tahunan dengan hasil lebih dari Rp 300.000.000,00 - paling banyak Rp 2.500.000.000,00.

3) Kriteria Usaha Menengah adalah mempunyai kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 - Rp. 10.000.000.000,00 dimana tanah serta bangunan tempat usaha tidak termasuk dan memiliki penjualan tahunan dengan hasil lebih dari Rp 2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00.

c. Permasalahan UMKM

(42)

Secara umum UMKM sendiri mengahadapi dua permasalahan utama yaitu masalah finansial dan masalah nonfinansial (organisasi manajemen) (Rusastra, 2018). Masalah yang termasuk dalam masalah finansial diantaranya adalah :

1) Kurangnya kesesuaian (terjadinya mismacth) anata dana yang tersedia dengan yang dapat diakses oleh UMKM.

2) Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM.

3) Biaya transaksi yang tinggi, yang disebabkan oleh prosedur kredit yang cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit yang dikucurkan kecil

4) Kurangnya akses ke sumber dana yang formal, baik disebabkan oleh ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang memadai.

5) Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi.

Sedangkan masalah yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen (non-finansial) diantaranya :

1) Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan.

2) Kurangnya pengetahuan akan pemasaran, yang disebabkan oleh terbatasnya informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar, selain karena keterbatasan kemampuan UMKM untuk menyediakan produk/jasa yang sesuai dengan keinginan pasar.

3) Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) serta kurangnya sumber daya untuk mengembangkan SDM.

4) Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi.

4. Keputusan Pengambilan

(43)

a. Pengertian Keputusan Pengambilan

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang harus dihadapi dengan tegas. Pengambilan keputusan (Decision Making) merupakan evaluasi dan pilihan. Keputusan diambil setelah beberapa perhitungan dan pertimbangan dari beberapa opsi. Sebelum pemilihan atau pilihan dibuat, pengambilan keputusan dapat melalui beberapa langkah.

Langkah-langkah ini dapat mencakup mengidentifikasi isu-isu utama, menyusun opsi, dan mencapai pengaambilan keputusan terbaik.

Sebuah keputusan merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus dihadapi dengan tegas. (Haudi, 2021). Menurut P. Siagian, Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta, dan data penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.

Keputusan pengambilan merupakan salah satu bentuk perbuatan berpikir dan hasil dari suatu perbuatan. Pengambilan keputusan dalam psikologi kognitif difokuskan kepada bagaimana seseorang mengambil keputusan. Dalam kajiannya, berbeda dengan pemecahan masalah yang mana ditandai dengan situasi dimana sebuah tujuan ditetapkan dengan jelas dan dimana pencapaian sebuah sasaran diuraikan menjadi sub tujuan, yang pada saatnya membantu menjelaskan tindakan yang harus dan kapan diambil. Pengambilan keputusan juga berbeda dengan penalaran, yang mana ditandai dengan sebuah proses oleh perpindahan seseorang dari apa yang telah mereka ketahui terhadap pengetahuan lebih lanjut. Pengambilan sebuah keputusan pada hakikatnya didasari oleh suatu hasil berpikir yang mendalam, keputusan yang baik nantinya akan mendatangkan berupa manfaat sesuai dengan apa yang telah diputuskan berdasarkan pada al-Qur’an seperti pada surah QS.

An-Nisa ayat 105 :

َّنلا نْي ب م كْح تِل ِ ق حْلاِب بٰتِكْلا كْي لِا ْٓا نْل زْن ا ْٓاَّنِا ِٕىۤا خْلِ ل ْن ك ت لَ ﻭِّۗ هاللّٰ كى ٰر ا ْٓا مِب ِسا

اًمْي ِص خ نْيِن

(44)

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat".

b. Dasar-dasar Keputusan Pengambilan

Dasar-dasar yang digunakan dalam keputusan pengambilan bermacam-macam, tergantung dari permasalahan yang dihadapinya.

Terdapat dasar-dasar dari keputusan pengambilan yang berlaku adalah sebagai berikut (Syamsi, 2009):

1) Instuisi

Keputusan pengambilan yang berdasarkan atas instuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh.

2) Pengalaman

Keputusan pengambilan berdasrakan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan.

3) Fakta

Keputusan pengambilan berdasarkan fakta dapat memberikan kepuasan yang sehat, solid, dan baik, dengan fakta maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan- keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.

4) Wewenang

Keputusan pengambilan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.

5) Logika / Rasional

(45)

Pada keputusan pengambilan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.

c. Faktor-faktor Keputusan Pengambilan 1) Faktor Internal

a) Faktor Pribadi

Faktor pribadi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah. Karakteristik ini meliputi usia, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, pendapatan. Orang akan mengambil atau tidak suatu pembiayaan akan disesuaikan dengan keadaan yang terus berubah. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi, juga mempengaruhi seseorang dalam mengambil pembiayaan disuatu bank maupun lembaga keuangan lainnya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan kepribadian dan konsep diri dapat diartikan sebagai karakter psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relative konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. (Kotler, Philip; Keller, Kevin Lane, 2009)

b) Faktor Psikologis

Dimana faktor psikologis ini dapat dibagi menjadi motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap. Motivasi diartikan suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup mendesak seseorang untuk mengejar kepuasan. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seseorang individu untuk memilih, mengorganisasikan, dan menginterprestasikan masukan-masukan yang diterimanya.

Kondisi psikologis seseorang akan dapat mempengaruhi

(46)

seseorang dalam mengambil sebuah keputusan seperti dalam mengambil keputusan pembiayaan.

2) Faktor Eksternal a) Faktor Sosial

Faktor sosial adalah faktor lingkungan sekitar nasabah yang terdiri dari kelompok rujukan dan keluarga, rekan kerja, teman dan tetangga dapat dikategorikan menjadi kelompok rujukan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi keputusan nasabah. Keluarga merupakan organisasi nasabah atau konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.

b) Faktor Lokasi

Faktor lokasi merupakan tempat dimana lembaga pembiayaan melakukan kegiatan sehari-hari, terutama kegiatan transaksi dengan nasabahnya. Lokasi yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap jumlah nasabah sebuah lembaga pembiayaan, misal lokasi yang mudah dijangkau akan mendorong nasabah untuk datang melakukan transaksi seperti mengambil pembiayaan.

c) Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran dapat diartikan sebagi sekumpulan dari variabel-varaibel yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran atau dengan kata lain 4P merupakan kombinasi dari variabel-variabel pemasaran. Adapun variabel- variabel tersebut sebagai berikut:

i. Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dan ditawarkan kepada pasar sasaran.

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian Statistika; Kerangka pikir statistika; Data: Jenis, Koleksi, Sajian (Presentasi); Macam variabel; Statistika Deskriptif Ukuran Tendensi Sentral: Rerata

Instrumen merupakan data observasi dalam memperoleh data penelitian yang berjudul “Studi Tata Letak dan Tata Ruang Laboratorium Fisika Berdasarkan Standar Sarana dan

Hasil uji lanjut DMRT menunjukkan tidak ada perlakuan yang paling berpengaruh tetapi pada kelompok perlakuan 2 menggunakan air rebusan akar ilalang 18 mL/kg

Faktor – faktor penyebab terjadinya tindak pidana pencurian ternak di wilayah Polsek Negara adalah di sebabkan oleh faktor ekonomi, faktor niat dan kesempatan,

Model ruang vektor dibuat oleh Gerard Salton pada tahun 1960-an, model ini menkonversi teks dalam bentuk matrik dan vektor, kemudian digunakan teknik analisis matrik

Tahapan yang dilakukan sebelum melakukan perbaikan proses adalah melakukan perbaikan dari segi peralatan kerja yang digunakan oleh manpower serta dilakukan

Dengan menjalankan latihan interval ekstensif ini seorang wasit dapat meningkatkan kemampuan dayatahan kecepatan sehingga bisa melewati tes kondisi fisik wasit 20x150 yang

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dikategorikan bahwa untuk gantung angkat tubuh mahasiswa olahraga BKMF Hockey Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar,