1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat sehingga membuat proses pembelajaran tidak lagi dimonopoli oleh kehadiran guru di dalam kelas. Dimana dalam proses pembelajaran kegiatan belajar menjadi upaya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka, pada masa ini kegiatan belajar cenderung mengarah pada kegiatan belajar yang mandiri (Sanjaya,2013:204). Pada kegiatan belajar yang mandiri ini peserta didik di harapkan lebih aktif, sehingga kemampuan kreatif dan inovatif dalam diri peserta didik dapat di kembangkan.
Pada era ini penggunaan bahan ajar akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar mengajar. Semakin bervariasi dan menarik sumber media pembelajaran yang digunakan, maka akan semakin membentuk minat belajar yang tinggi terhadapat peserta didik. Meningkatnya minat belajar peserta didik untuk memulai kegiatan belajar akan membawa pengaruh kepada hasil belajar peserta didik yang meningkat pula.
Bahan ajar yang dapat dipakai oleh pendidik dan peserta didik sebagai tambahan sumber belajar pada era perkembangan teknologi salah satunya adalah modul. Menurut Prastowo (2012:106) modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar secara mandiri. Modul dapat dibuat semenarik mungkin sehingga dapat menimbulkan ketertarikan dam minat baca yang baik pada peserta didik.
Namun, pada kenyataannya sering dijumpai di sekolah menengah bahwa pada kegiatan pembelajaran matematika masih terdapat kekurangan terhadap penggunaan variasi bahan ajar. Berdasarkan hasil yang di dapatkan melalui wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah satu peserta didik di sekolah menengah tersebut, di dapat modul matematika yang digunakan pendidik di sekolah tersebut untuk mengajar salah satu materi pelajaran matematika, yakni materi Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV) yang terdapat pada materi Program Linear. Namun,
modul yang dibagikan oleh pendidik kepada perserta didik berupa softfile/softcopy dengan setiap bab atau topik yang terpisah tiap softcopy-nya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran matematika kelas XI jurusan IPA yang ada di SMA Adhyaksa 1 Kota Jambi, di peroleh keterangan bahwa guru tersebut melaksanakan pembelajaran matematika tidak menggunakan modul pembelajaran melainkan menggunakan modul dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL). Modul yang digunakan guru tersebut hanya berisi penjelasan materi dan soal-soal yang berkaitan dengan materi pembelajaran, akan tetapi isi penjelasan materi yang dipaparkan hanya sedikit atau dipaparkan secara singkat. Akibatnya siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran tersebut, siswa tidak dapat memahami konsep materi dengan baik, siswa masih sangat bergantung kepada guru dalam menyelesaikan permasalahan yang ada pada Modul karena kurangnya langkah-langkah pengerjaan atau petunjuk yang harus dilakukan siswa dalam menemukan solusi serta kurangnya penjelasan materi, sehingga modul yang diberikan guru tidak dapat digunakan secara mandiri oleh peserta didik.
Jika dilihat, dari segi penglihatan peneliti maupun siswa, desain yang ada pada modul yang diberikan tidak menarik perhatian dan tidak meningkatkan minat belajar siswa, dimana pada modul tersebut hanya terdapat, judul materi, penjelasan singkat materi, dan tabel yang berisikan soal-soal tanpa ada contoh dan langkah pengerjaan. Modul tersebut bukanlah merupakan modul milik guru tersebut atau dalam arti kata lain, guru tersebut tidak membuat sendiri modul itu, melainkan diambil di salah satu situs pada internet. Maka dapat diketahui bahwa dalam proses pembelajaran matematika masih memiliki kekurang pada penggunaan variasi bahan ajar dan hanya terpaku pada penggunakan buku teks. Bagi peserta didik hal tersebut membuat mereka kurang termotivasi dalam kegiatan belajar, karena untuk beberapa peserta didik bahasa yang digunakan pada buku teks masih dianggap sulit untuk dipahami.
Berdasarkan paperan diatas untuk mengatasi masalah diperlukan proses pembelajaran yang mampu meningkatkan ketertarikan minat peserta didik dalam belajar, yakni salah satunya dengan menggunakan modul pembelajaran berbantuan software, adapun salah satu software yang
digunakan yakni LINDO. Menurut Hamdani (dalam Edriati, dkk, 2014:1) modul dapat menjadi sarana dalam bentuk tertulis atau cetak yang memuat materi pembelajaran, metode pembelajaran, tujuan pembelajaran, berdasarkan kompetensi yang diharapkan. Modul dengan bantuan software LINDO yang akan dibuat pada penelitian ini yakni sebuah bahan ajar yang bertujuan untuk meningkatkan minat dan daya tarik belajar peserta didik.
LINDO merupakan software yang dapat digunakan untuk mencari penyelesaian dari masalah program linear, dengan prinsip utama kerja yakni memasukkan data, menyelesaikan, serta menaksirkan kebenaran dan kelayakan data berdasarkan penyelesaiannya.
Modul dengan bantuan software LINDO ini juga akan menggunakan pendekatan Realistics Mathematic Education (RME) agar lebih efektif dalam penerapkannya. Pendekatan Realistics Mathematic Education (RME) sebagai pendorong aktivitas belajar peserta didik, karena dengan menggunakan pendekatan RME peserta didik akan lebih mudah memproses informasi.
Menurut Mayani (2016:28) bahwa pendekatan RME atau biasa dikenal di Indonesia dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang mengungkapkan pengalaman dan kejadian yang dekat dengan peserta didik untuk memahami persoalan matematika. Pendekatan RME ini merupakan pendekatan pembelajaran yang menempatkan masalah nyata yang biasanya sudah didengar, dilihat, maupun dialami oleh siswa/individu dan permasalahannya dapat dibayangkan oleh siswa sebagai titik tolak materi pelajaran yang diberikan. Salah satu materi pelajaran matematika yang dapat menggunakan pendekatan RME ini ialah Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV) yang termuat dalam materi atau BAB materi Program Linear di kelas XI SMA.
Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV) adalah salah satu materi yang ada di dalam Matematika. SPtLDV mengandung prinsip yang sama Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Prinsip yang dimaksud adalah menentukan nilai variabel yang memenuhi pertidaksamaan atau sistem pertidaksamaan linear tersebut. SPtLDV dan SPLDV erat kaitannya dengan bidang perekonomian.
Penggunaan bahan ajar berupa modul dengan berbantuan LINDO dengan pendekatan RME ini akan diterapkan pada materi Sisrem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV) di kelas XI SMA semester ganjil. Hal ini bertujuan agar dapat mempermudah peserta didik dalam memahami materi Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV) dengan banyaknya visualisasi yang akan ditampilkan pada modul dengan tampilan bantuan LINDO ini.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Modul Berbatuan LINDO dengan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada Materi Program Linear di SMA”. Bagi guru sangat penting untuk memberikan proses pembelajaran yang menyenangkan dan mengikukti perkembangan zaman yang begitu cepat untuk menyelesaikan suatu masalah pada peserta didik melalui penggunaan modul berbantuan LINDO.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses pengembangan modul berbantuan LINDO dengan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada materi SPtLDV yang valid dan praktis?
2. Bagaimana keefektivan modul berbantuan LINDO dengan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada materi SPtLDV?
1.3 Tujuan Pengembangan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan proses pengembangan modul berbantuan LINDO dengan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada materi SPtLDV yang valid dan praktis dalam pembelajaran.
2. Mendeskripsikan keefektivan penggunaan modul berbantuan LINDO dengan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada materi SPtLDV di SMA dalam pembelajaran.
1.4 Spesifikasi Pengembangan
Spesifikasi pengembangan produk yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Produk yang dikembangkan adalah modul berbantuan LINDO dengan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada materi SPtLDV di SMA.
2. Bagian-bagian dari modul berbantuan LINDO dengan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada materi Program Linear di SMA adalah sebagai berikut:
a. Cover.
Cover merupakan bagian awal dari modul yang memuat logotype, judul, kelas, edisi, foto ataupun ilustrasi, serta satu buah editorial atau informasi ringan.
b. Judul.
Judul berada pada cover dengan bentuk dan variasi warna yang menarik perhatian atau minat.
c. Kata Pengantar.
Kata pengantar berisikan ucapan terima kasih atas terselesaikannya modul, alasan penulisan modul secara singkat, dan manfaat yang bisa diperoleh dari membaca modul tersebut.
d. Daftar Isi.
Daftar isi bertujuan untuk menginformasiikan topik-topik apa saja yang ditampilkan dalam modul sesuai dengan urutan tampilan dan halaman.
e. Latar Belakang.
Latar belakang berisikan alasan dasar pertimbangan penyusunan modul. Dasar pertimbangan tersebut bisa berupa dasar teoritis ataupun dasar regulatoris.
f. Deskripsi Singkat.
Deskripsi singkat berisikan penjelasan singkat tentang materi-materi apa saja yang akan dibahas dalam modul.
g. Peta Konsep.
Peta konsep memberikan informasi tentang hubungan antartopik materi, sehingga pembaca lebih mudah melihat ruang lingkup materi secara komprehensif.
h. Manfaat.
Manfaat berisikan penjelaskan tentang manfaat yang diperoleh oleh pembaca dan didalamnya berisi keterangan tentang kegunaan dari modul tersebut.
i. Tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran diberikan diawal modul, pembaca dapat menjadikan tujuan ini sebagai pegangan pada saat mempelajari modul.
j. Petunjuk Penggunaan Modul.
Berisikan cara menggunakan modul.
k. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
Bagian berisikan tentang perilaku akhir yang diharapkan dapat diperoleh oleh pembaca setelah proses belajar belangsung.
l. Materi Pokok.
Berisikan sejumlah materi pokok yang akan dibahas agar pembaca menguasai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Materi pokok ini dijabarkan ke bagian-bagian yang lebih rinci dan mendetail.
m. Ringkasan.
Ringkasan atau rangkuman materi dalam satu bab, sehingga terletak di akhir materi pada setiap bab.
n. Latihan atau Tugas.
Berisikan berbagai latihan dan bentuk tugas yang disajikan kepada pembaca sesuai dengan topik materinya.
o. Tes Mandiri.
Tes diberikan pada akhir setiap bab atau akhir setiap kegiatan belajar untuk mengukur tingkat penguasaan materi yang dicapai pada setiap kegiatan belajarnya.
p. Post Test.
Terdapat diakhir modul untuk melihat penguasaan peserta didik terhadap materi yang sudah selesai dipelajari.
q. Tindak Lanjut.
Berisi feedback kepada pembaca. Bagi yang telah menguasai materi, disarankan untuk mengembangkan pengetahuan yang telah diperolehnya. Sedangkan bagi yang masih belum mencapai belajar tuntas, disarankan untuk mengulangi bagian yang masih dirasa sulit.
r. Daftar Pustaka.
Referensi yang digunakan sebagai bahan rujukan ditulis dalam bagian ini.
3. Modul dengan berbantuan LINDO berisi materi pelajaran dan latihan yang disusun berdasarkan langkah-langkah RME.
4. Materi yang digunakan dalam modul berbantuan LINDO dengan pendekatan RME adalah materi SPtLDV di SMA.
5. Modul bebantuan LINDO dengan pendekatan RME juga akan dilengkapi dengan artikel atau informasi ringan terkait informasi atau hal-hal yang relevan dengan materi.
6. Modul berbantuan LINDO dengan pendekatan RME akan dilengkapi dengan kalimat-kalimat inspiratif di setiap akhir kegiatan pembelajaran.
Sehingga diharapkan dapat membantu siswa agar lebih termotivasi untuk lanjut pada pembelajaran berikutnya.
1.5 Pentingnya Pengembangan
Modul merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan pendidik untuk membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.
Sehingga modul berbantuan LINDO dengan pendekatan RME memiliki beberapa unsur penting, yakni sebagai berikut:
1. Modul berbantuan LINDO dengan pendekatan RME dapat menjadi salah satu alternatif untuk menarik minat belajar peserta didik, karena tampilannya yang telah dikembangkan menjadi lebih menarik serta memuat petunjuk pembelajaran yang jelas dan detail sehingga mudah digunakan oleh peserta didik untuk memahami materi, terlebih lagi modul ini menggunakan bantuan software LINDO yang membantu mencocokan jawaban jawaban yang siswa kerjakan secara manual dengan jawaban hasil dari software. Dengan demikian dapat dilihat keakuratan saat pengerjaan secara manual.
2. Modul berbantuan LINDO dengan pendekatan RME dapat menjadi salah satu bahan ajar yang digunakan oleh pendidik untuk diberikan kepada peserta didik dalam pembelajaran dan sebagai referensi untuk mengembangkan modul berbantuan Lindo pada materi lainnya yang relevan.
3. Modul berbantuan LINDO dengan pendekatan RME dapat dijadikan sebagai rujukan informasi mengenai pengembangan modul berbantuan LINDO dengan berbasis RME bagi pembaca lainnya.
1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Pengembangan modul dengan tampilan majalah berbasis pendekatan RME pada materi SPtLDV ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
1. Modul berbantuan LINDO dengan pendekatan RME yang dibuat berfungsi sebagai pelengkap dalam mempelajari materi SPtLDV selain yang terdapat pada buku teks, khususnya sub materi program linear.
2. Pembelajaran menggunakan modul berbantuan LINDO dengan pendekatan RME akan membantu peserta didik untuk lebih termotivasi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga lebih mudah untuk memahami materi SPtLDV.
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi penelitian ini. Keterbatasan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut:
Pengembangan ini hanya terbatas pada materi SPtLDV. Penelitian hanya dilakukan pada satu sekolah, yaitu salah satu SMA di Kota Jambi. Subjek uji coba penelitian ini hanya dilakukan oleh peserta didik kelas XI IPA di SMA.
1.7 Definisi Istilah
Agar terhindar dari penafsiran yang berbeda dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini agar tidak terdapat perbadaan dalam pemaknaan. Beberapa istilah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Pengembangan adalah suatu proses menuju tingkatan yang lebih tinggi untuk mencapai suatu kesempurnaan.
2. Modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa dan dapat digunakan secara mandiri.
3. Pendekatan Realistics Math Education (RME) adalah sebuah pendekatan pembelajaran matematika yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal.
4. Modul berbantuan LINDO dengan pendekatan Realistics Math Education (RME) pada materi SPtLDV adalah modul matematika yang dikembangkan dengan setiap penyeleusaian masalah di cantumkan hasil penyeselesaian menggunakan bantuan LINDO untuk mencocokan jawaban akhir. Modul ini berisi mengenai materi dan soa-soal SPtLDV.
5. SPtLDV adalah suatu sistem penyelesaian matematika yang menghubungkan ruas kiri dan kanan dengan sebuah tanda pertidaksamaan yang salah satu atau kedua ruasnya memiliki dua variabel.