iii Universitas Kristen Maranatha Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai profil kompetensi mahasiswa psikologi angkatan 2007 di Universitas “X” Kota Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.
Penelitian ini dilaksanakan pada responden yang sedang berada pada tahap perkembangan dewasa awal (dengan rentang usia 20-24 tahun) dan tidak pernah mengambil cuti kuliah. Total responden berjumlah 153 orang.
Alat ukur disusun berdasarkan teori kompetensi dari Arthur Chickering, dengan 49 item berskala semantic differential yang dikonstruksi oleh peneliti. Alat ukur kompetensi terdiri dari kuesioner level of competence dan sense of competence. Perhitungan validitas item-item pada level of competence dengan uji spearman berkisar antara 0,3272 sampai 0,7271, pada sense of competence berkisar antara 0,0880 sampai 0,7073. Perhitungan reliabilitas menggunakan alpha cronbach menunjukkan hasil 0,913 pada kompetensi intelektual, 0,658 pada kompetensi fisik-manual, dan 0,932 pada kompetensi interpersonal.
Hasil penelitian menunjukkan pada kompetensi intelektual paling banyak (40,5%) mahasiswa yang memiliki profil level of intellectual competence tinggi - sense of intellectual competence tinggi. Pada kompetensi fisik dan manual paling banyak (45,8%) mahasiswa yang memiliki level of physical and manual competence tinggi - sense of physical and manual competence tinggi. Pada kompetensi interpersonal paling banyak (43,8%) mahasiswa memiliki level of interpersonal competence rendah - sense of interpersonal competence rendah.
iv Universitas Kristen Maranatha Abstract
This research is performed in order to achieve the representation of
competence profile of the university student of Psychology 2007 from “X” University
in Bandung. The selection of the sample used a purposive sampling method and a method that is used for this research is descriptive research method. This research is done on the respondents who are on the early adulthood (within the age of 20-24) and they never leave the college in the middle of their study. The total number of the respondents is 153.
The measurement device is made based on the competence theory from Arthur Chickering with 49 items, differential semantic scaled by the researcher. The measurement device of competence consists of level of competence questionnaire and sense of competence. The counting of validity of the items on the level of competence uses spearman testing is about 0,3272 until 0,7271, and on the sense of competence is about 0,0880 until 0,7073. The counting of reliability used alpha cronbach showing the result which is 0,913 on the intellectual competence, 0,658 on the psysical-manual competence, and 0,932 on the interpersonal competence.
The result of the research showing that the highest intellectual competence (40,5%) the students who possess a high profile level of intellectual competence-high level of sense of intellectual competence. In addition, the highest level of physical and manual competence (45,8%) the students who possess a high level of physical and manual competence – high level of sense of physical and manual. On the highest interpersonal competence (43,8%) the students who possess low level of interpersonal competence- low sense of interpersonal competence.
In conclusion, the competence profile of the 2007 psychology students of “X”
university is vary and only half of the students have a high level of competence-sense of competence on three aspects of competence. So, I suggest that further research
about the effect of the factors which related to the students’ intellectual, physical -manual, and interpersonal competence is performed. For the faculty own benefit, this research can be applied as a consideration for arranging some activities that can be
viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………. i
LEMBAR PENGESAHAN………... ii
ABSTRAK………. iii
ABSTRACT………... iv
KATA PENGANTAR……….. v
DAFTAR ISI………. viii
DAFTAR TABEL………. xiii
DAFTAR BAGAN……….... xiv
DAFTRA LAMPIRAN………. xv
BAB I PENDALUHUAN………...……. 1
1.1Latar Belakang Masalah……….. 1
1.2Identifikasi Masalah……… 8
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian……….8
1.3.1 Maksud Penelitian………... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian………... 9
1.4Kegunaan Penelitian……… 9
1.4.1 Kegunaan Teoritis………... 9
1.4.2 Kegunaan Praktis……….. 9
ix Universitas Kristen Maranatha
1.6Asumsi……….………… 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 17
2.1 Perkembangan Identitas……….. 17
2.1.1 Pengenalan……….. 17
2.1.2 Chickering’s Seven Vectors……… 18
2.2 Kompetensi……….. 21
2.2.1 Definisi Kompetensi………... 21
2.2.2 Aspek Kompetensi (Level Of Competence )………... 22
2.2.2.1 Kompetensi Intelektual………... 22
2.2.2.2 Kompetensi Fisik dan Manual……… 25
2.2.2.3 Kompetensi Interpersonal………... 25
2.2.3 Sense Of Competence……….. 27
2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi………... 29
2.2.4.1 Institutional Size………. 29
2.2.4.2 Clear and Consistent Institutional Objectives…… 30
2.2.4.3 Student-Faculty Relationship……….. 30
2.2.4.4 Curriculum……….. 31
2.2.4.5 Teaching……….. 32
2.2.4.6 Friendship and Student Cmmunities………32
2.2.4.7 Student Development Program ans Services…….. 34
2.3 Dewasa Awal………... 34
x Universitas Kristen Maranatha 2.3.2 Pengaruh Faktor-faktor Gaya Hidup Terhadap Kesehatan 35
2.3.3 Fungsi Intelektual……… .……. 36
2.3.4 Perkembangan Kognitif……….. 37
2.3.5 Pengalaman Perkuliahan………... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian………... 38
3.2 Bagan Rancangan Penelitian………38
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……….. 39
3.3.1 Variabel Penelitian……… 39
3.3.2 Definisi Konseptual……….. 39
3.3.3 Definisi Operasional………. 40
3.4 Alat Ukur………. 42
3.4.1 Alat Ukur Kompetensi……….. 42
3.4.2 Sistem Penilaian……… 44
3.4.2.1 Penilaian Untuk Kompetensi Intelektual….. 45
3.4.2.2 Penilaian Untuk Kompetensi Fisik-Manual... 45
3.4.2.3 Penilaian Untuk Kompetensi Interpersonal... 46
3.4.3 Data Pribadi dan Data Penunjang………. 46
3.4.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur………... 47
3.4.4.1 Validitas Alat Ukur……… 47
3.4.4.2 Reliabilitas Alat Ukur……… 48
xi Universitas Kristen Maranatha
3.5.1 Populasi Sasaran………... 49
3.5.2 Karakteristik Sampel……… 49
3.5.3 Teknik Penarikan Sampel………. 50
3.6 Teknik Analisis Data………50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian……… 52
4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia………. 52
4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Jumlah SKS yang Telah Ditempuh……… 53
4.1.3 Hasil Pengukuran Level Of Competence dan Sense Of Competence……….. 53
4.1.4 Hasil Pengukuran Level Of Physical-Manual Competence dan Sense Of Physical-Manual Competence………… 54
4.1.5 Hasil Pengukuran Level Of Interpersonal Competence dan Sense Of Interpersonal Competence……….. 55
4.2 Pembahasan………. 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….. 69
xii Universitas Kristen Maranatha
5.2.1 Saran Teoritis……… 71
5.2.2 Saran Praktis………. 72
DAFTAR PUSTAKA……… 73
DAFTAR RUJUKAN……… 74
xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur………..…….... 42 Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia……….. 52 Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Jumlah SKS yang Telah
Ditempuh………... 53
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Level Of Competence dan Sense
Of Competence……….. 53
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Level Of Physical-Manual Competence dan Sense Of Physical-Manual Competence………...……... 54 Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Level Of Interpersonal Competence dan Sense Of
xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN
Bagan Kerangka Pikir ………...16
xv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 (Kuesioner Survey Awal)………... 76
Lampiran 2 (Kuesioner Pengambilan Data)……….. 79
Lampiran 3 (Kisi-Kisi Alat Ukur)……….. 92
Lampiran 4 (Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur)………... 99
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
United Nation Development Programme (UNDP) telah mengeluarkan kalkulasi penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2008 pada
tanggal 18 Desember 2008. Indonesia berada pada peringkat ke-109 dari 179
negara (Medium Human Development). Peringkat Indonesia berada jauh di bawah
negara-negara ASEAN lainnya, seperti Brunei Darussalam (27), Singapura (28),
dan Malaysia (63) yang berada pada kategori IPM Tinggi (Peringkat 1 s.d 75).
Sedangkan pada kategori menengah Indonesia berada di bawah Thailand (81) dan
Philipina (102) (www.depok.go.id/17/02/2009). Melihat kondisi yang seperti itu
dapat dikatakan bahwa kualitas SDM di Indonesia belum cukup memuaskan.
Dalam zaman pembangunan di Indonesia dan era globalisasi dunia seperti
sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat sehingga semakin pula
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Semakin
berkembangnya kemajuan teknologi dan informasi pada masa sekarang ini,
membutuhkan individu yang mampu menangani berbagai masalah yang dihadapi
dengan sebaik dan setepat mungkin. Oleh karena itu, yang menjadi perhatian
dalam menghadapi kemajuan zaman, teknologi, dan informasi adalah faktor
sumber daya manusia yang berkualitas.
Peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas
2
Universitas Kristen Maranatha dari perbudakan ketidaktahuan menuju pada pencerahan akal budi dan
pengetahuan. Untuk itulah dalam GBHN 1998 hal ini dirumuskan sebagai berikut,
“Peningkatan kualitas SDM sebagai pelaku utama pembangunan yang mempunyai
kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, serta menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi dan tetap dilandasi oleh motivasi serta kendali keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Globalisasi makin mendorong
peluang terbukanya pasar internasional; bagi produk barang dan jasa
(pendidikan)” (jurnal.pdii.lipi.go.id).
Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti
Perguruan Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan
cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang
pekerjaan tertentu” (www.ditpertais.net/31/03/2006). Kemudian Robert A. Roe
(2001) juga mengemukakan definisi dari kompetensi yaitu: Competence is defined as the ability to adequately perform a task, duty or role. Competence integrates knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on knowledge and skills and is acquired through work experience and learning by doing. Dari definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu tugas atau peran, kemampuan mengintegrasikan
pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan
kemampuan untuk membangun pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman
3
Universitas Kristen Maranatha Menurut Chickering (1993:213), institusi pendidikan tinggi berperan serta
dalam mengembangkan kompetensi lainnya selain kompetensi intelektual
mahasiswa. Kehidupan mahasiswa dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu masuk
(moving in), lalu menjalani (moving through), dan terakhir adalah keluar (moving
on) (Chickering and Schlosberg, 1995:31). Tahap moving in, adalah masa ketika seseorang sedang mempertimbangkan untuk melanjutkan ke salah satu perguruan
tinggi tertentu, dan juga masa ketika seorang mahasiswa baru berusaha untuk
beradaptasi dengan situasi lingkungan yang baru. Pada tahap ini, kejelasan
mengenai hal-hal yang ingin diperoleh dari perguruan tinggi akan membantu
individu dalam membuat rencana, sehingga dapat mengelola waktu dan energi
secara lebih sistematik untuk mencapai tujuan yang direncanakan tersebut.
Seseorang yang sudah memasuki tahap moving through, membutuhkan konsep-konsep dan orientasi agar berhasil menempuh proses belajar yang berkelanjutan.
Masa ini adalah masa ketika mereka sedang berusaha untuk menempuh
pendidikan di perguruan tinggi. Tahap moving on adalah tahap ketika seseorang perlu mulai beradaptasi dengan kehidupan setelah perguruan tinggi. Tahap ini
dimulai pada saat seseorang berada pada tahap akhir studinya dan perlu
merencanakan kehidupan selanjutnya. Proses transisi yang lancar dapat dilalui
jika ada kejelasan melalui rencana hidup, karier, pendidikan, keluarga, dan
tanggung jawab dalam keluarga, serta tantangan yang mungkin dihadapi di masa
depan (Chickering dan Schlosberg, 1995:31).
4
Universitas Kristen Maranatha perlu mengembangkan keterampilan (level of competence) dan kepercayaan diri
(sense of competence) dalam hal kemampuan intelektual, fisik dan manual, serta
hubungan antar pribadi (interpersonal). Dalam kompetensi intelektual mahasiswa
dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menyampaikan gagasan baik tertulis
maupun lisan, mampu berpikir konseptual dan kritis menanggapi suatu hal.
Kompetensi fisik-manual bersangkutan dengan menjaga kesehatan tubuh untuk
kinerja yang tinggi, mengekspresikan diri, dan memiliki kreatifitas. Sedangkan
kompetensi interpersonal adalah keahlian dalam berkomunikasi, memahami orang
lain, dan berkolaborasi dengan orang lain.
Berdasarkan teori Chickering (Chickering & Reisser, 1993), developing competence berada pada tahap awal mahasiswa masuk ke perguruan tinggi (moving in). Sudah semestinya pada saat awal mahasiswa masuk ke perguruan
tinggi, mereka telah memiliki ketiga kompetensi tersebut guna memudahkan
mereka dalam beradaptasi dalam dunia perguruan tinggi. Selain itu semakin
mahasiswa menduduki tingkatan yang lebih tinggi maka semakin berkembang
pula kompetensi yang mereka miliki. Jika terjadi hambatan pada tahap
perkembangan kompetensi akan berpengaruh pada tahap perkembangan
mahasiswa selanjutnya yaitu pada tahap moving through dan moving on. Mahasiswa akan kesulitan untuk menemukan identitasnya, menentukan tujuan dan
integritas nya pada saat tahap akhir perkuliahannya.
Kompetensi yang telah dijelaskan di atas penting dimiliki oleh mahasiswa
psikologi. Mahasiswa psikologi perlu memiliki kemampuan berkomunikasi,
5
Universitas Kristen Maranatha kemampuan menulis, melogika dan menganalisis, serta berpikir dan bertindak
secara rasional (myinfo-dhynamis.blogspot.com). Kemampuan-kemampuan
tersebut juga diperlukan untuk dapat merealisasikan tujuan pendidikan dari
fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung, yaitu menghasilkan Sarjana
Psikologi yang dapat memahami proses dasar psikologi dan juga melakukan
penilaian (assessment) psikologi sehingga dapat mengintepretasikan tingkah laku
manusia, baik perorangan maupun kelompok sesuai kaidah-kaidah psikologi.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada mahasiswa psikologi angkatan
2007 di Universitas “X” Kota Bandung. Diketahui bahwa terdapat mahasiswa
yang kesulitan dalam mengikuti perkuliahan, hal ini terbukti dari banyaknya
mahasiswa yang tidak lulus mata kuliah tertentu sehingga harus mengulang
dengan mengambil mata kuliah tersebut di semester bawah. Dalam hal
kompetensi intelektual, terdapat mahasiswa yang cenderung menerima materi
perkuliahan secara pasif tanpa kritis menanggapinya. Mereka hanya menghafal
materi tanpa memahami lebih dalam, padahal mahasiswa psikologi diharapkan
untuk memiliki kemampuan analisis dan mampu berpikir konseptual guna
memahami kepribadian manusia. Dari 10 mahasiswa yang diwawancara secara
singkat, sebanyak 5 mahasiswa mengaku lebih banyak menghafal materi
perkuliahan tanpa memahami dan menerima secara kritis. Mereka mengaku tidak
mencari sumber-sumber lain untuk memastikan kebenaran akan materi yang telah
mereka pelajari. Mereka pun mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau
menyusun laporan kepribadian karena membutuhkan kemampuan analisis sintesis
6
Universitas Kristen Maranatha kurang dapat menjaga kondisi kesehatan tubuhnya sehingga menyebabkan mereka
tidak dapat mengikuti perkuliahan dengan lancar dikarenakan jatuh sakit. Padahal
peraturan di Fakultas Psikologi Universitas “X” Kota Bandung mewajibkan para
mahasiswanya untuk hadir 100% dalam mata kuliah praktikum. Dalam hal
kompetensi interpersonal, ditemui mahasiswa yang kurang dapat menjalin relasi
dengan orang lain dan mengaku sulit berempati.
Berdasarkan fenomena di atas, peneliti menyebarkan angket penilaian
pribadi (self assessment) yang diadaptasi dari kuesioner Chickering pada 50
mahasiswa angkatan 2007. Diketahui bahwa, sebanyak 54% (27 mahasiswa)
menilai dirinya tinggi dalam kemampuan berpikir kritis dan mereka merasa
percaya diri terhadap kemampuan tersebut, sedangkan 46% lainnya (23
mahasiswa) menilai dirinya rendah dan kurang percaya diri. Sebanyak 52% (26
mahasiswa) menilai dirinya tinggi dan merasa percaya diri dalam kemampuan
mengambil keputusan berdasarkan akal sehat, sedangkan 48% (24 mahasiswa)
menillai dirinya rendah dan kurang percaya diri dalam kemampuan tersebut.
Dilihat dari hasil survey tersebut, masih banyak mahasiswa yang menilai bahwa
mereka memiliki kompetensi intelektual yang rendah padahal mereka sudah
berada di tingkat akhir yang mana sebaiknya telah memiliki kompetensi
intelektual yang tinggi untuk dapat menggunakan ilmu psikologi pada saat
“terjun” ke masyarakat dalam mengintepretasikan tingkah laku manusia.
Sebanyak 62% (31 mahasiswa) menilai tinggi dan merasa percaya diri
terhadap kebugaran fisiknya, sedangkan 38% (19 mahasiswa) menilai rendah dan
7
Universitas Kristen Maranatha diri dalam pola makan yang sehat, sedangkan 52% (26 mahasiswa) menilai
rendah. Berdasarkan data tersebut peneliti melakukan wawancara mengenai
olahraga dan pola makan yang sehat kepada 5 mahasiswa. Dua mahasiswa
mengaku malas berolah raga karena mereka tidak suka berolah raga dan 3
mahasiswa mengaku tidak sempat meluangkan waktu untuk berolah raga karena
aktivitas mereka padat. Dua mahasiswa beralasan bahwa mereka adalah anak kos
dan makan seadanya saja sehingga tidak memiliki pola makan yang sehat,
kemudian 3 mahasiswa lagi beralasan bahwa aktivitas mereka yang padat
terkadang membuat mereka terlambat makan. Dari hasil wawancara tersebut dapat
disimpulkan bahwa kebanyakan mahasiswa mengaku kurang memperhatikan
jadwal makan dan kandungan nutrisi yang seimbang dari makanan yang mereka
makan. Mereka pun mengaku jarang berolah raga karena aktivitas mereka yang
padat sehingga sulit meluangkan waktu untuk berolah raga.
Sebanyak 84% (42 mahasiswa) menilai dirinya mampu dan percaya diri
dalam memulai pembicaraan dengan orang baru, sedangkan 16% (8 mahasiswa)
menilai dirinya rendah dan kurang percaya diri dalam kemampuan tersebut.
Sebanyak 90% (45 mahasiswa) menilai dirinya tinggi dan merasa percaya diri
dalam kemampuan berempati dengan orang lain, sedangkan hanya 10% (5
mahasiswa) yang menilai dirinya rendah dan kurang percaya diri. Berdasarkan
hasil tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa angkatan 2007 Fakultas Psikologi
Universitas “X” kebanyakan menilai kompetensi interpersonal mereka tinggi
8
Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan uraian di atas terlihat adanya variasi tingkat kompetensi di
antara mahasiswa. Kemudian hasil survey awal menunjukkan bahwa sebagian
mahasiswa memiliki kompetensi yang rendah padahal mereka sudah berada di
tingkat akhir. Chickering menyebutkan bahwa semakin tinggi tingkatan
mahasiswa maka kompetensinya pun akan semakin tinggi karena kompetensi
sudah dikembangkan sejak awal masuk kuliah (tingkat I) (Chickering & Reisser,
1993). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai profil
kompetensi pada mahasiswa angkatan 2007 Fakultas Psikologi di Universitas “X”
Kota Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari penelitian ini ingin diketahui bagaimana profil kompetensi dari
mahasiswa angkatan 2007 Fakultas Psikologi di Universitas “X” kota Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud Penelitian
Untuk memperoleh gambaran mengenai profil kompetensi mahasiswa
angkatan 2007 Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung berdasarkan
9
Universitas Kristen Maranatha
1.3.2 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui profil kompetensi yang diukur berdasarkan level of competence dan sense of competence mahasiswa angkatan 2007 Fakultas Psikologi di Universitas “X” kota Bandung, dilihat dari aspek kompetensi
intelektual, kompetensi fisik-manual, dan kompetensi interpersonal. Kemudian
mengetahui keterkaitan antara profil kompetensi dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya .
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.2 KegunaanTeoretis
1. Memberikan masukan informasi bagi Psikologi Perkembangan dan
Psikologi Pendidikan mengenai profil kompetensi mahasiswa.
2. Memberikan informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut
mengenai profil kompetensi.
1.4.3 Kegunaan Praktis
Memberikan informasi kepada fakultas, khususnya pada bagian akademik
dan kemahasiswaan agar dapat menindaklanjuti permasalahan yang
berkaitan dengan kompetensi sehingga kompetensi mahasiswa dapat lebih
10
Universitas Kristen Maranatha
1.5 Kerangka Pemikiran
Mahasiswa angkatan 2007 Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota
Bandung berada pada tahap dewasa muda yang rata-rata usianya berkisar antara
20-24 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (dalam
Dariyo, 2004), pada tahap ini mereka sedang berada pada masa transisi fisik,
transisi intelektual, dan transisi peran sosial. Pada masa transisi fisik, mahasiswa
sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa (mature).
Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga dalam
melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif.
Mereka dapat bertanggung jawab untuk dirinya sendiri atau pun orang lain.
Menurut Piaget (dalam Dariyo, 2004), kapasitas kognitif dewasa awal tergolong
pada tahap operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai tahap post-operational formal. Pada tahap ini, mahasiswa mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis, dan rasional. Pada
transisi peran sosial, mahasiswa dapat melakukan relasi yang lebih mendalam
dengan lawan jenisnya (dating). Jika mereka berhasil melakukan tugas-tugas
perkembangan pada tahap tersebut akan menunjang mereka dalam membentuk
kompetensi intelektual, fisik-manual, dan interpersonal.
Kompetensi menurut Arthur Chickering (1993) merupakan kemampuan
mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan (level of competence) dan
kepercayaan diri (sense of competence) dalam hal kemampuan intelektual, fisik
dan manual, serta hubungan antar pribadi (interpersonal). Kompetensi intelektual
11
Universitas Kristen Maranatha menganalisa, mensintesa, dan menginterpretasi. Kompetensi ini berhubungan
dengan kemampuan untuk menyampaikan gagasan baik secara lisan maupun
tertulis serta berpikir kritis dan konseptual. Kompetensi fisik-manual berhubungan
dengan kemampuan menjaga kesehatan tubuh dan kemampuan kreatifitas.
Sedangkan kompetensi interpersonal adalah keahlian dalam berkomunikasi dan
berkolaborasi dengan yang lain. Kompetensi ini berkaitan dengan keterampilan
berempati dengan orang lain, memahami bahasa tubuh orang lain, menerima
orang lain apa adanya, serta dapat mengontrol emosi.
Kompetensi-kompetensi tersebut sangat dibutuhkan oleh mahasiswa
angkatan 2007 Fakultas Psikologi Universitas “X” Kota Bandung dalam
menjalankan perkuliahan sampai lulus sarjana hingga masuk ke dalam dunia
kerja. Kompetensi merupakan salah faktor guna mencapai tujuan atau kesuksesan.
Kompetensi mahasiswa psikologi angkatan 2007 dapat dilihat dari level of competence dan sense of competence. Level of competence berarti seberapa tinggi tingkat kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa psikologi angkatan 2007
berdasarkan penilaian mereka terhadap kemampuan atau keterampilan yang
mereka miliki. Sedangkan sense of competence didasarkan pada seberapa tinggi tingkat kepuasan dan rasa percaya diri mahasiswa psikologi angkatan 2007
terhadap kemampuan atau keterampilan yang dimilikinya.
Dalam hal kompetensi intelektual, mahasiswa psikologi angkatan 2007
yang memiliki level of competence tinggi-sense of competence tinggi berarti mereka menilai bahwa mereka mampu berpikir kritis dan konseptual serta mereka
12
Universitas Kristen Maranatha memiliki level of competence tinggi-sense of competence rendah berarti mereka menilai bahwa mereka mampu berpikir kritis dan konseptual namun mereka
merasa tidak puas dan percaya diri terhadap kemampuannya tersebut. Mahasiswa
yang memiliki level of competence rendah-sense of competence tinggi, mereka menilai bahwa mereka kurang mampu berpikir kritis dan konseptual namun
mereka merasa puas dan percaya diri terhadap kemampuan yang mereka miliki
tersebut. Sedangkan mahasiswa yang memiliki level of competence rendah-sense of competence rendah, mereka menilai bahwa mereka kurang mampu berpikir kritis dan konseptual serta mereka kurang merasa puas dan percaya diri akan
kompetensinya tersebut.
Dalam hal kompetensi fisik dan manual, mahasiswa psikologi angkatan
2007 yang memiliki level of competence tinggi-sense of competence yang tinggi,
mereka menilai bahwa mereka mampu menjaga kebugaran fisik atau kesehatan
tubuh dan memiliki kreatifitas serta mereka pun merasa puas dan percaya diri
akan kemampuan tersebut. Mahasiswa yang memiliki level of competence tinggi-sense of competence rendah berarti mereka menilai bahwa mereka mampu menjaga kebugaran fisik atau kesehatan tubuh dan memiliki kreatifitas namun
mereka merasa kurang puas dan percaya diri akan kemampuan tersebut.
Mahasiswa yang memiliki level of competence rendah-sense of competence tinggi
berarti mereka menilai bahwa mereka kurang mampu menjaga kebugaran fisik
atau kesehatan tubuh dan kurang memiliki kreatifitas namun mereka merasa puas
dan percaya diri akan kemampuan tersebut. Sedangkan mahasiswa yang memiliki
13
Universitas Kristen Maranatha mereka kurang mampu menjaga kebugaran fisik atau kesehatan tubuh dan kurang
memiliki kreatifitas serta mereka pun merasa kurang puas dan percaya diri
terhadap kemampuan tersebut.
Dalam hal kompetensi interpersonal, mahasiswa psikologi angkatan 2007
yang memiliki level of competence tinggi-sense of competence tinggi bearti mereka menilai bahwa mereka mampu berelasi dan berempati dengan orang lain
serta mereka pun merasa puas dan percaya diri terhadap kemampuan tersebut.
Mahasiswa yang memiliki level of competence tinggi-sense of competence rendah
berarti mereka menilai bahwa mereka mampu berelasi dan berempati dengan
orang lain namun mereka merasa kurang puas dan percaya diri terhadap
kemampuan tersebut. Mahasiswa yang memiliki level of competence rendah-sense
of competence tinggi berarti mereka menilai bahwa mereka kurang mampu berelasi dan berempati dengan orang lain namun mereka merasa puas dan percaya
diri akan terhadap kemampuan tersebut. Sedangkan mahasiswa yang memiliki
level of competence rendah-sense of competence rendah, mereka kurang mampu berelasi dan berempati dengan orang lain serta mereka pun merasa kurang puas
dan percaya diri terhadap kemampuan tersebut.
Mahasiswa psikologi angkatan 2007 memiliki profil kompetensi yang
berbeda-beda yang diukur melalui level of competence dan sense of competence.
Tinggi rendahnya level of competence dan sense of competence yang dimiliki oleh
mahasiswa Psikologi angkatan 2007 Universitas “X” dapat berkaitan dengan tujuh
14
Universitas Kristen Maranatha communities, dan student development program and services (Chickering & Reisser, 1993).
Institusi yang berukuran terlalu besar akan menurunkan perkembangan
kompetensi dan hubungan personal. Institusi yang jelas akan membuat individu
secara sadar untuk menyesuaikan diri pada tujuan tersebut, misalnya dengan cara
mengkoreksi diri dan mengubah perilaku yang tidak sesuai. Dari faktor student-faculty relationship, bahwa ketika staf pengajar Fakultas Psikologi di Universitas
”X” berpartisipasi untuk menciptakan kualitas pengalaman belajar, konsisten
dalam menunjukkan rasa hormat, kepedulian, dan kebenaran, bersedia berinteraksi
dengan mahasiswa di berbagai situasi, maka perkembangan kompetensi
intelektual dan sense of competence mahasiswa akan meningkat. Pentingnya membangun hubungan antara mahasiswa dan dosen untuk menawarkan umpan
balik pembelajaran yang spesifik dan konsisten, menyajikan informasi dengan
keterampilan dan kejelasan, efektif dalam waktu dan cara belajar yang digunakan
dalam kelas. Kekuatan kurikulum mendukung perkembangan kompetensi
intelektual, kompetensi interpersonal, dan sense of competence mahasiswanya.
Dari faktor Teaching. Pengajaran yang baik dapat meningkatkan komunikasi antara mahasiswa dengan universitas, kerjasama antar mahasiswa,
proses belajar aktif (active learning), pemberian feedback, memperbanyak waktu
untuk penggalian bahan atau materi, mengkomunikasikan harapan yang tinggi,
menghargai adanya perbedaan talenta dan cara tiap individu dalam memahami
sesuatu. Pengajaran yang baik tersebut secara kuat dapat meningkatkan
15
Universitas Kristen Maranatha kompetensi). Relasi persahabatan dengan teman terdekat dan partisipasi
mahasiswa di dalam komunitas-komunitas mahasiswa dapat mempengaruhi
perkembangan kompetensi mahasiswa di perkuliahan, baik kompetensi
intelektual, fisik-manual, maupun interpersonal. Student development program and services bertanggungjawab untuk membantu mahasiswa dalam memasuki institusi dan juga mendukung proses pendidikan yang dijalani oleh mahasiswa
16
Universitas Kristen Maranatha Kompetensi Intelektual
(Intellectual competence)
Kompetensi Fisik-Manual (Physical and manual competence) Kompetensi Interpersonal (Interpersonal competence) Mahasiswa Angkatan 2007 Fakultas Psikologi Universitas “X” Kompetensi (Competence) Faktor-faktor yang mempengaruhi:  Institutional Size
 Clear and Consistent Institutional Objective
 Student-Faculty Relationship  Curriculum
 Teaching
 Friendship and Student Communities  Student Development Programs and
Services
Level of Competence
Sense of Competence
Tinggi
Rendah Tinggi
17
Universitas Kristen Maranatha
1.6 Asumsi
1. Mahasiswa angkatan 2007 Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota
Bandung memiliki profil kompetensi yang berbeda-beda.
2. Kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa angkatan 2007 Fakultas
Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung terdiri dari kompetensi
intelektual, fisik-manual, dan interpersonal.
3. Kompetensi mahasiswa angkatan 2007 Fakultas Psikologi di
Universitas “X” Kota Bandung dilihat melalui level of competence dan
sense of competence.
4. Kompetensi mahasiswa angkatan 2007 Fakultas Psikologi di
Universitas “X” Kota Bandung dipengaruhi oleh institutional size,
clear and consistent institutional objectives, student-faculty relationship, curriculum, teaching, friendship and student communities, dan student development program and services.
69 Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian maka
didapat suatu gambaran mengenai kompetensi mahasiswa psikologi angkatan
2007 di universitas “X” kota Bandung dengan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada kompetensi intelektual (40,5%) mahasiswa yang memiliki profil level of
intellectual competence tinggi - sense of intellectual competence tinggi. Pada
kompetensi fisik dan manual (45,8%) mahasiswa yang memiliki level of
physical and manual competence tinggi - sense of physical and manual
competence tinggi. Pada kompetensi interpersonal (43,8%) mahasiswa
memiliki level of interpersonal competence rendah - sense of interpersonal
competence rendah.
2. Terdapat 5 dari 7 faktor yang menunjukkan keterkaitan dengan kompetensi
intelektual, kompetensi fisik-manual, dan kompetensi interpersonal mahasiswa
psikologi angkatan 2007 di universitas “X” Kota Bandung, yaitu clear and
consistent institutional objectives, student-faculty relationship, curriculum,
teaching, dan student development program and services.
3. Berdasarkan faktor clear and consistent institutional objectives, mahasiswa
yang tidak dapat menginterpretasikan perilaku manusia lebih banyak (75%)
memiliki level of intellectual competence dan level of interpersonal
70
Universitas Kristen Maranatha 4. Berdasarkan faktor student-faculty relationship, mahasiswa yang sering
berkomunikasi dengan dosen dan mengaku memiliki kualitas hubungan yang
bersahabat dengan dosen cenderung memiliki level of intellectual
competence-sense of intellectual competence yang tinggi dibandingkan mahasiswa yang
jarang berkomunikasi dengan dosen dan tidak memiliki kualitas hubungan
yang bersahabat dengan dosen.
5. Berdasarkan faktor curriculum, mahasiswa yang menilai bahwa kurikulum
tidak menambah pengetahuan mereka, cenderung (62,5%) memiliki sense of
intellectual competence yang rendah. Mahasiswa yang menilai bahwa
kurikulum tidak menambah keterampilan dan kepercayaan diri mereka di
bidang psikologi, cenderung memiliki level of intellectual competence-sense
of intellectual competence dan level of interpersonal competence yang rendah.
6. Berdasarkan faktor teaching, mahasiswa yang menilai bahwa dosen tidak
memberikan feedback, cenderung (64,4%) memiliki sense of intellectual
competence yang rendah. Mahasiswa yang menilai bahwa dosen tidak
melakukan kegiatan berdiskusi, cenderung memiliki sense of intellectual
competence yang rendah dan sense of interpersonal competence yang rendah.
7. Berdasarkan faktor student development program and services, mahasiswa
yang pernah mengikuti student development program and services cenderung
memiliki level of competence yang tinggi dalam ketiga aspek kompetensi serta
cenderung memiliki sense of competence yang tinggi dalam kompetensi
fisik-manual dan kompetensi interpersonal. Mahasiswa yang merasakan manfaat
71
Universitas Kristen Maranatha
competence dan sense of competence yang tinggi pada kompetensi intelektual
dan kompetensi fisik-manual. Mahasiswa yang menilai bahwa kegiatan senat
tidak dapat mengembangkan diri mereka, cenderung memiliki level of
interpersonal – sense of interpersonal yang rendah. Kemudian mahasiswa
yang tidak pernah melakukan konsultasi untuk mengembangkan kompetensi
mereka, cenderung memiliki level of competence dan sense of competence
yang rendah dalam kompetensi intelektual dan interpersonal.
5.2 Saran
Berkaitan dengan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian mengenai profil
kompetensi mahasiswa psikologi angkatan 2007 di universitas “X” kota
Bandung, peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penelitian
ini, maka peneliti memandang perlu mengajukan beberapa saran.
5.2.1 Saran Teoritis
a. Dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh faktor-faktor yang
berkaitan dengan kompetensi intelektual, kompetensi fisik-manual, dan
kompetensi interpersonal pada mahasiswa.
b. Bagi mahasiswa, khususnya yang sedang mengontrak Usulan Penelitian,
diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukkan atau informasi
dalam mengukur kompetensi mahasiswa khususnya dalam setting
72
Universitas Kristen Maranatha c. Terdapat kekurangan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kompetensi manual sehingga menyulitkan peneliti dalam membuat
item-item untuk menjaring data tersebut. Disarankan peneliti selanjutnya mencari
infomasi lebih atau tambahan teori mengenai kompetensi manual.
5.2.2Saran Praktis
a. Bagi pihak fakultas, khususnya pada bagian akademik dan kemahasiswaan,
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menyusun kegiatan yang dapat mengembangkan kompetensi intelektual,
kompetensi fisik-manual, dan kompetensi interpersonal mahasiswa.
b. Peningkatan kompetensi dapat dilakukan dengan cara pemberian feedback
dari dosen kepada mahasiswanya terhadap kelebihan dan kelemahan dari
73 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Chickering, A. The Seven Vectors: Theory To Practise.
Chickering, A & Reisser, L. 1993. Education and Identity. Second Edition. San
Fransisco : Jossey-Bass Publishers.
Chickering, A & Schlossberg, N. 2002. Getting Most Out Of College. Second Edition.
New Jersey: Prantice Hall.
Dariyo, A. 2004. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.
Friedenberg, L. 1995. Psychological Testing, Design, Analysis and Use. Allyn and
Bacon.
Gulo, W. 2004. Metode Penelitian. Edisi Pertama. Jakarta: PT. Gramedia.
Kumar, R. 1999. Research Methodology. New Delhi : Sage Publications.
Papalia, W. E, Olds, S. W & Feldman, R. D. 1998. Human Development.
Edisi ke-7. Boston: McGraw-Hill.
Santosa, Purbaya Budin Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan
SPSSS. Jogyakarta: Andi.
74 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR RUJUKAN
Administrator. 2009. IPM Indonesia Berada pada Peringkat ke-109.
(www.depok.go.id, diakses Selasa, 17 Februari 2009).
Machasin, Ketua Badan Kajian Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
2010. Sarjana Menganggur, Salah Siapa? (www.riaupos.com, diakses 27
Februari 2010).
Rustam, Amrizal. 2007. Asesmen Tingkat Perkembangan Mahasiswa Berdasarkan
Teori 7 Vektor Chickering. Varadika, Vol 1.55-65.
(http:/www.eprints.ums.ac.id, diakses Juni 2007).
Tim Dosen Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Pedoman Penulisan
Skripsi Sarjana. Edisi Revisi III. 2009. Baandung : Fakultas Psikologi Maranatha.
Winsolu. 2009. Pengertian Kompetensi. (www. my.opera.com, diakses 19 April