vii
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
Inventory is one of the most active current assets used in operating activities of companies. The purpose of this research was to determine how the initial recognition of raw material inventories and presentation of finished good inventories on manufacturing companies. The object of this research was PT. Heksatex Indah and the time period used was in 2011. From the analysis carried out concluded that PT. Heksatex Indah not fully adopt PSAK 14 Revised 2008. Initial recognition for imported raw materials did not include elements of the import-duty and administration cost, but those costs were charged as expenses in the current year. This led to the initial recognition of raw materials that was understated and lead to less precise measurement of work in process inventories, finished good inventories, and also calculation of the cost of production and sales. For the presentation of finished good inventories, the company has adopted PSAK 14 Revised 2008 requiring inventories are presented at lower of cost and net realizable value.
viii
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Persediaan merupakan salah satu bagian aset lancar yang paling aktif digunakan dalam operasi kegiatan perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengakuan awal persediaan bahan baku dan penyajian persediaan barang jadi pada perusahaan manufaktur. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. Heksatex Indah dan periode waktu yang digunakan adalah tahun 2011. Dari hasil analisis yang dilakukan disimpulkan bahwa PT. Heksatex Indah belum sepenuhnya mengadopsi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 14 Revisi 2008. Pengakuan awal bahan baku untuk impor tidak memasukkan unsur beban angkut dan administrasi impor, melainkan beban tersebut dimasukkan sebagai beban penjualan tahun berjalan. Hal ini berakibat pada nilai pengakuan awal bahan baku menjadi understated dan menyebabkan pengukuran persediaan barang dalam proses, barang jadi, hingga perhitungan harga pokok produksi dan penjualan menjadi kurang tepat. Untuk penyajian persediaan barang jadi, perusahaan sudah mengadopsi PSAK 14 Revisi 2008 yang mensyaratkan persediaan disajikan pada nilai terendah antara cost dan net realizable value.
ix
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRACT ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
x
Universitas Kristen Maranatha
1.3 Pembatasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Pengertian Aset ... 7
2.2 Karakteristik Aset ... 8
2.3 Klasifikasi Aset ... 10
2.4 Pengukuran Aset ... 12
2.5 Pengertian Persediaan ... 17
2.6 Klasifikasi Persediaan ... 18
2.7 Arti Penting Persediaan ... 20
2.8 Pengukuran Awal Persediaan... 21
2.8.1 Biaya Pembelian ... 21
2.8.2 Biaya Konversi ... 22
2.8.3 Biaya Lain-lain ... 22
xi
Universitas Kristen Maranatha
2.10 Metode Penilaian Persediaan ... 32
2.11 Penilaian Persediaan Selain Arus Harga Pokok ... 36
2.11.1 Lower of Cost or Market ... 36
2.11.2 Metode Laba Kotor ... 36
2.11.3 Metode Eceran ... 38
2.12 Pengakuan sebagai Beban ... 38
2.13 Pengaruh Metode Penilaian Persediaan ... 39
2.14 Konsep Net Realizable Value ... 41
2.15 Penyajian dalam Laporan Keuangan... 44
2.16 Pengungkapan dalam Laporan Keuangan ... 45
BAB III METODE PENELITIAN ... 47
3.1 Objek Penelitian ... 47
3.2 Metode Penelitian ... 48
3.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 50
3.3.1 Jenis Data ... 50
xii
Universitas Kristen Maranatha
3.4 Prosedur Analisis Data ... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 54
4.1 Deskripsi Perusahaan ... 54
4.1.1 Jenis-jenis Persediaan ... 54
4.1.2 Kebijakan Akuntansi untuk Persediaan ... 55
4.1.3 Arus Persediaan ... 56
4.2 Hasil dan Pembahasan Menurut Catatan PT. Heksatex Indah ... 57
4.2.1 Data Persediaan Bahan Baku PT. Heksatex Indah ... 57
4.2.2 Jurnal Pengakuan Awal Bahan Baku PT. Heksatex Indah ... 58
4.2.2.1 Pembelian Bahan Baku Lokal bulan September 2011 ... 58
4.2.2.2 Pembelian Bahan Baku Impor bulan September 2011 ... 62
4.2.2.3 Dampak Pengakuan Awal Bahan Baku terhadap Laporan Keuangan Perusahaan ... 63
4.2.3 Penyajian Barang Jadi PT. Heksatex Indah ... 67
4.3 Hasil dan Pembahasan Menurut PSAK 14 Revisi 2008 ... 70
xiii
Universitas Kristen Maranatha 4.3.1.1 Pembelian Bahan Baku Lokal bulan September 2011
Menurut PSAK 14 Revisi 2008 ... 70
4.3.1.2 Pembelian Bahan Baku Impor bulan September 2011 Menurut PSAK 14 Revisi 2008 ... 74
4.3.1.3 Dampak Pengakuan Awal Bahan Baku terhadap Laporan Keuangan Perusahaan ... 74
4.3.2 Penyajian Barang Jadi PT. Heksatex Indah Menurut PSAK 14 Revisi 2008 ... 78
4.4 Analisis Perbandingan Catatan Perusahaan dengan PSAK 14 Revisi 2008 82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91
5.1 Kesimpulan ... 91
5.2 Keterbatasan ... 93
5.3 Saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 96
LAMPIRAN ... 99
xiv
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Bagan Alur Proses Produksi ... 63
Gambar 2 Bagan Alur Bahan Baku yang Dimasukkan dalam Proses Produksi ... 64
Gambar 3 Alur Proses Produksi Benang Spandex dan Nylon ... 67
Gambar 4 Bagan Arus Proses Produksi ... 75
Gambar 5 Bagan Alur Bahan Baku yang Dimasukkan dalam Proses Produksi ... 75
xv
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Dasar-dasar Pengukuran ... 13
Tabel II Persediaan Bahan Baku PT. Heksatex Indah bulan September 2011 ... 57
Tabel III Persediaan Benang Nylon per bulan September 2011 ... 64
Tabel IV Persediaan Benang Spandex per bulan September 2011 ... 64
Tabel V Biaya Bahan Baku ... 65
Tabel VI Laporan Laba Rugi bulan September 2011... 66
Tabel VII Persediaan Barang Jadi bulan September 2011 ... 67
Tabel VIII Perhitungan NRV untuk Persediaan Barang Jadi ... 68
Tabel IX Perbandingan Cost dan NRV Persediaan Barang Jadi ... 69
Tabel X Persediaan PT. Heksatex Indah per 31 Desember 2011 ... 69
Tabel XI Persediaan Benang Spandex per bulan September 2011 Menurut PSAK 14 Revisi 2008 ... 76
Tabel XII Biaya Bahan Baku Menurut PSAK 14 Revisi 2008 ... 76
xvi
Universitas Kristen Maranatha
Tabel XIV Persediaan Barang Jadi bulan September 2011 ... 79
Tabel XV Perhitungan NRV untuk Persediaan Barang Jadi Menurut PSAK 14 Revisi 2008 ... 80
Tabel XVI Perbandingan Cost dan NRV Persediaan Barang Jadi Menurut PSAK 14 Revisi 2008 ... 81
Tabel XVII Persediaan PT. Heksatex Indah per 31 Desember 2011 ... 82
Tabel XVIII Perbandingan Jurnal Pembelian Lokal ... 83
Tabel XIX Perbandingan Jurnal Pembelian Impor ... 83
Tabel XX Perbandingan Biaya Bahan Baku ... 84
Tabel XXI Perbandingan Total Biaya Produksi Benang Spandex dan Nylon ... 85
Tabel XXII Perbandingan Harga Pokok Penjualan bulan September 2011 ... 86
Tabel XXIII Perbandingan Laporan Laba Rugi bulan September 2011... 87
Tabel XXIV Perbandingan Persediaan Barang Jadi yang Disajikan ... 88
xvii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A BAGAN ARUS PERSEDIAAN PT. HEKSATEX INDAH ... 99
LAMPIRAN B PEMBERITAHUAN IMPOR BARANG PT. HEKSATEX INDAH 100
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan yang mengelola faktor-faktor produksi seperti alam, tenaga kerja, modal, dan keahlian (entrepreneurship) untuk menghasilkan barang atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat (Sukirno, 2005:6). Salah satu faktor produksi yang dikelola perusahaan tercermin dalam aktivanya, yaitu persediaan. Menurut PSAK 14 Revisi 2008 paragraf 5, persediaan diartikan sebagai aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, atau berada dalam proses produksi, serta dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
BAB I PENDAHULUAN 2
Universitas Kristen Maranatha barang dalam proses (working in process inventory) yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut. Selanjutnya, barang dalam proses akan diolah kembali menjadi persediaan barang jadi yang siap untuk dijual (finished goods inventory) (Kieso, 2002:402).
Isu terkait persediaan yang diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 14 Revisi 2008 adalah mengenai pengakuan awal persediaan dalam laporan keuangan. Pengakuan persediaan diawali dengan adanya pembelian bahan baku yang dicatat dengan mempertimbangkan biaya-biaya yang harus dimasukkan dan dikeluarkan pada saat pengakuan awal. Hal ini menjadi penting sebab nilainya akan diperhitungkan dalam proses produksi dan perhitungan harga pokok barang jadi yang dihasilkan. Kesalahan dalam pengakuan awal akan berdampak pada perhitungan selanjutnya yang menjadi kurang andal. Lebih jauh lagi, PSAK 14 Revisi 2008 yang mengadopsi
International Accounting Standards 2 juga mengatur tentang penggunaan nilai wajar (fair value) dalam penyajian persediaan. Penggunaan nilai wajar menjadi penting sebab nilai persediaan yang disajikan harus mencerminkan kondisi pasar saat ini. Penggunaan nilai wajar ini juga terkait dengan konsep net realizable value yang perlu dipertimbangkan dalam menyajikan nilai akhir persediaan, sehingga laporan keuangan dapat mencerminkan realitas yang sebenarnya (representation faithfulness).
BAB I PENDAHULUAN 3
Universitas Kristen Maranatha maka perusahaan dituntut untuk mengadopsi IFRS dalam pencatatan persediaannya. Saat ini perusahaan sudah menerapkan aturan PSAK 14 namun belum sepenuhnya mengadopsi standar revisi terbaru. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengakuan awal persediaan bahan baku dan penyajian persediaan barang jadi pada PT. Heksatex Indah. Penulis bermaksud untuk mengevaluasi bagaimana pengakuan awal bahan baku dan penyajian barang jadi pada laporan posisi keuangan perusahaan saat ini dan membandingkannya dengan aturan standar terbaru yang diharapkan dapat menjadi saran dan perbaikan bagi perusahaan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul “EVALUASI
PENGAKUAN AWAL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN PENYAJIAN
PERSEDIAAN BARANG JADI BERDASARKAN PSAK 14 REVISI 2008 (STUDI
KASUS PADA PT. HEKSATEX INDAH, BANDUNG)”.
1.2. Perumusan Masalah
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 14 merupakan pedoman pelaksanaan akuntansi persediaan dalam perusahaan yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh, maka penulis membuat batasan masalah hanya mengenai pengakuan awal persediaan bahan baku (initial recognition) dan penyajian (presentation) persediaan barang jadi dalam laporan keuangan perusahaan. Maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN 4
Universitas Kristen Maranatha 2. Bagaimana penyajian (presentation) persediaan barang jadi berdasarkan
PSAK 14 Revisi 2008 pada PT. Heksatex Indah?
1.3. Pembatasan Masalah
Untuk membatasi agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka diperlukan pembatasan masalah agar pembahasan menjadi lebih terfokus. Maka dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi masalah pada pengakuan awal untuk persediaan bahan baku dan penyajian persediaan barang jadi dalam laporan keuangan PT. Heksatex Indah tahun 2011. Hal ini dikarenakan pengakuan awal persediaan bahan baku menjadi titik penting yang akan mempengaruhi perhitungan-perhitungan selanjutnya. Perhitungan harga pokok produksi dan penilaian persediaan akhir perusahaan berawal dari pengakuan awal persediaan bahan baku ini, sehingga kesalahan dalam pengakuan awal akan berdampak pada kesalahan dalam penyajiannya di laporan keuangan perusahaan. Sementara untuk penyajian, penulis memfokuskan pada pembahasan mengenai persediaan barang jadi yang perlu dipertimbangkan nilai wajarnya (fair value) sebagai hasil penggunaan konsep
net realizable value. Hal ini dikarenakan lebih mudah untuk menjustifikasi nilai wajar dari persediaan barang jadi dibandingkan dengan bahan baku atau barang dalam proses. Selain itu, estimasi harga jual dan biaya terkait penjualan lebih mudah dijustifikasi pada persediaan barang jadi dibandingkan persediaan lainnya.
1.4. Tujuan Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 5
Universitas Kristen Maranatha 1. untuk mengetahui bagaimana pengakuan awal persediaan bahan baku
berdasarkan PSAK 14 Revisi 2008 pada PT. Heksatex Indah.
2. untuk mengetahui bagaimana penyajian persediaan barang jadi berdasarkan PSAK 14 Revisi 2008 pada PT. Heksatex Indah.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai praktik yang terjadi di lapangan dengan aturan standar yang berlaku terkait pengakuan awal persediaan dan penyajian persediaan barang jadi dalam laporan keuangan. Selain itu, penulis berharap dapat memperoleh gambaran apakah selama ini perusahaan nyata telah menerapkan aturan standar yang tepat atau sebaliknya. Dengan demikian, penulis dapat memberikan saran dan masukan bagi pembuat standar untuk mengevaluasi apakah selama ini standar yang berlaku sudah relevan dengan keadaan perusahaan di lapangan dengan mempertimbangkan beberapa hambatan dalam penerapan standar yang ada.
2. Bagi pihak perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 6
Universitas Kristen Maranatha dan aturan dalam PSAK 14. Dengan penelitian ini, diharapkan pengakuan awal bahan baku dan penyajian persediaan barang jadi perusahaan dapat diperbaiki dengan menerapkan aturan standar yang baru agar laporan keuangan perusahaan lebih dapat diandalkan dan memiliki daya banding di tengah-tengah persaingan ketat industri dan upaya konvergensi IFRS saat ini.
3. Bagi pihak lain
91 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan tentang pengakuan awal
persediaan bahan baku dan penyajian persediaan barang jadi pada PT. Heksatex Indah,
maka dapat disimpulkan hasil sebagai berikut:
1. Perusahaan belum sepenuhnya mengadopsi aturan IFRS yang terdapat dalam
PSAK 14 Revisi 2008 untuk pengakuan awal persediaan bahan baku. Untuk
pembelian lokal, perusahaan mencatat pembelian sebesar harga belinya saja sebab
ongkos angkut sampai ke gudang perusahaan ditanggung sepenuhnya oleh
pemasok, sehingga perusahaan tidak mencatat ongkos angkut pembelian.
Sedangkan untuk pembelian benang impor, perusahaan belum menerapkan PSAK
14 Revisi 2008. Jurnal pembelian bahan baku perusahaan masih menggangap
beban angkut pembelian impor, beban administrasi impor, serta biaya lain sampai
barang tiba di lokasi sebagai pengeluaran yang dibebankan terpisah. Hal ini tidak
sesuai dengan PSAK 14 Revisi 2008 paragraf 10 yang menyatakan bahwa biaya
pembelian (cost of purchase) persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang dapat dikreditkan kembali oleh otoritas pajak), biaya
pengangkutan, biaya penanganan hingga sampai di lokasi.
Akibatnya, pengakuan awal persediaan bahan baku perusahaan lebih rendah Rp
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 92
Universitas Kristen Maranatha 2. Kesalahan dalam pengakuan awal bahan baku ini akan mempengaruhi perhitungan
biaya produksi bulan September 2011 yang menjadi undervalued Rp 155.200,00. Selisih ini akan dibawa hingga perhitungan harga pokok penjualan dan laba bersih
bulan September 2011 yang berbeda antara perhitungan perusahaan dengan
menurut PSAK 14 Revisi 2008. Harga pokok penjualan menurut PSAK 14 lebih
tinggi Rp 63.200,00, namun beban penjualan akan berkurang sebesar Rp
5.326.186,00 karena dibebankan langsung ke persediaan.
Selain itu, persediaan bahan baku yang undervalued berdampak pada pengukuran nilai barang dalam proses dan barang jadi yang lebih rendah daripada yang
seharusnya. Pada tahun 2011, terdapat selisih total nilai persediaan sebesar Rp
67.000,00. Selisih ini memang tidak terlalu material, namun jika di masa yang
akan datang perusahaan banyak melakukan impor benang, maka selisih nilai ini
mungkin dapat menjadi material. Hal ini berakibat pada kurang andalnya nilai
persediaan barang yang disajikan dalam laporan posisi keuangan PT. Heksatex
Indah.
3. Untuk penyajian persediaan barang jadi, perusahaan sudah menerapkan aturan
PSAK 14 Revisi 2008 paragraf 8 untuk menyajikan persediaan pada nilai terendah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 93
Universitas Kristen Maranatha Rp 67.000,00 terjadi hanya karena perbedaan pada pengakuan awal saja yang
berdampak pada nilai persediaan barang jadi.
5.2. Keterbatasan
Penulis menyadari ada banyak keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan ini antara
lain sebagai berikut:
1. Penulis hanya menganalisis perlakuan akuntansi untuk pengakuan awal bahan
baku saja sampai bahan tersebut dimasukkan ke dalam proses produksi. Penulis
tidak menghitung alokasi biaya konversi seperti biaya tenaga kerja dan overhead
secara khusus. Alokasi biaya konversi didasarkan pada beberapa asumsi
berdasarkan data perusahaan.
2. Untuk analisis penyajian persediaan, penulis membatasi hanya untuk penyajian
persediaan barang jadi saja sebab lebih mudah menjustifikasi nilai wajar untuk
perhitungan net realizable value pada barang jadi dibandingkan barang dalam proses atau bahan baku.
3. Untuk beberapa perhitungan, seperti nilai persediaan barang dalam proses dan
barang jadi setelah penerapan PSAK 14 Revisi 2008, penulis menggunakan
beberapa estimasi, sebab terdapat kesulitan untuk menjustifikasi total biaya
produksi, khususnya biaya bahan baku yang digunakan secara keseluruhan.
Penulis hanya mengambil contoh perhitungan biaya bahan baku yang
menggunakan benang spandex dan benang nylon yang berbeda karena perbedaan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 94
Universitas Kristen Maranatha dikhususkan untuk bulan September 2011 saja, maka nilai persediaan akhir per 31
Desember 2011 juga melibatkan beberapa asumsi.
4. Penulis melakukan pembahasan hanya sampai penyajian persediaan barang jadi
dalam laporan keuangan saja dan tidak membahas mengenai pengungkapan yang
diperlukan untuk persediaan dalam laporan keuangan perusahaan.
5.3. Saran
Berikut ini beberapa saran yang diajukan penulis untuk mengatasi keterbatasan dalam
penelitian ini:
1. Bagi perusahaan
a. Untuk pengakuan awal (initial recognition) bahan baku (baik lokal maupun impor), perusahaan sebaiknya menerapkan aturan sesuai dengan PSAK 14
Revisi 2008, yaitu dengan memasukkan semua unsur harga pembelian (cost of purchase) dalam jurnal pembelian. Ongkos angkut dan beban administrasi impor dimasukkan langsung ke dalam nilai persediaan bahan baku.
b. Jika pengakuan awal sudah sesuai, maka nilai persediaan bahan baku yang
dimasukkan dalam proses produksi juga akan berubah. Perusahaan harus
mengantisipasi hal ini. Selain itu, perusahaan harus mengurangkan beban
penjualan untuk periode yang bersangkutan sehingga jumlah laba rugi yang
dilaporkan pada periode tersebut juga akan berubah.
c. Untuk penyajian barang jadi, perusahaan tetap mempertahankan penggunaan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 95
Universitas Kristen Maranatha dianggap lebih baik sebab memperhitungkan nilai wajar dari persediaan yang
akan dijual. Jika pada masa yang akan datang ternyata didapatkan kasus nilai
realisasi bersih (NRV) lebih rendah dibandingkan cost, maka perusahaan perlu membuat jurnal penyesuaian untuk penurunan nilai persediaan.
2. Bagi pihak lain
a. Bagi peneliti selanjutnya, penulis memberi saran untuk menambahkan
perhitungan alokasi biaya konversi secara lebih spesifik dan menghindari
asumsi yang tidak tepat yang mungkin digunakan oleh penulis.
b. Peneliti selanjutnya dapat menambah lingkup analisis penyajian untuk bahan
baku dan barang dalam proses, sehingga dapat melengkapi analisis penulis
yang hanya mengambil penyajian untuk barang jadi saja.
c. Penulis berharap penggunaan estimasi dalam menjustifikasi total biaya
produksi dapat diperbaiki atau bahkan dihindari, sehingga perhitungan
menjadi lebih akurat.
d. Penulis berharap peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini dengan
menambahkan kajian penelitian mengenai pengungkapan persediaan dalam
96
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, Anne. (2011). Penelitian Deskriptif Kualitatif diakses dari http://www.anneahira.com/penelitian-deskriptif-kualitatif.htm pada tanggal 30 Oktober 2012.
Arikunto, Suharsimi. (2000). Manajemen Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.
Epstein, Barry and Eva K. Jermakowicz. (2007). IFRS Interpretation and Application of IFRS. John Willey & Sons Inc., United States.
Gilespie, Cecil. (1971). Accounting System: Procedures and Method. Prentice Hall, New Delhi.
Halim, Malik. (2011). Pengertian Data, Analisis Data, dan Cara Menganalisis Data
Kualitatif. Kompasiana, 11 Februari 2011 diakses dari
http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/11/penelitian-kualitatif/ pada tanggal 30 Oktober 2012.
Hendriksen, Eldon and Michael van Breda. (2000). Accounting Theory 5th Edition. Terjemahan: Herman Wibowo. Interaksara, Batam.
Hermanson, Roger H. et all. (1981). Financial Accounting. Business Publication Inc., United States.
Hidayat, Taufiq. (2012). Analisis Penerapan Metode Pencatatan Dan Penilaian Persediaan Barang Dagangan Di Swalayan (Studi Kasus Pada Swalayan Business Centre UN Malang). Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.
97
Universitas Kristen Maranatha
_______________________. (2011). Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.
Indrajit, Richardus Eko dan Richardus Djokopranoto. (2003). Manajemen Persediaan. Grasindo, Jakarta.
International Accounting Standard Board Committee Foundation. (2009). IFRS.
International Accounting Reporting Standards. IASB, United Kingdom.
Jusup, M. Haryono. (2003). Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 1. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Kieso, Donald et all. (2002). Intermediate Accounting 12th Edition. John Willey & Sons Inc., United States.
________________. (2008). Intermediate Accounting 12th Edition. John Willey & Sons Inc., United States.
________________. (2011). Intermediate Accounting IFRS Edition. Volume 1. John Willey & Sons Inc., United States.
King, Alfred M. (2006). Fair Value for Financial Reporting. John Wiley & Sons Inc., United States.
Lam, Nelson and Peter Lau. (2008). Intermediate Financial Reporting: An IFRS Perspective. Mc Graw Hill, Singapore.
Mirza, Abbas Ali et all. (2006). IFRS. International Financial Reporting Standards: Wordbook and Guide. John Wiley & Sons Inc., United States.
98
Universitas Kristen Maranatha
Noorzannah. (2011). Analisis Metode Penilaian Persediaan Untuk Mencapai Laba Yang Optimal Pada PT. Indomaret, Jakarta. Skripsi, Institut Perbanas.
Purwaka, Rizky Yudha. (2012). Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Logam. Skripsi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Sartono, Agus. (1997). Manajemen Keuangan. Cetakan Ketiga. BPFE, Yogyakarta.
Sekaran dan Bougie. (2010). Research Method for Business: A Skill Building Approach. Third Edition. John Willey and Sons Inc., United States.
Statement of Financial Accounting Concepts 6.
Stice, Earl K. et all. (2004). Intermediate Accounting. Thomson Learning, United States.
Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Andi, Yogyakarta.
Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE, Yogyakarta.
Warren, Reeve and Fees. (2005). Accounting Edition 21: International Student Edition. Thomson, South Western, Singapore.
Wild, John et al. (2008). Financial Statement Analysis. 8th Edition. Diterjemahkan oleh: Yanivi S. Bachtiar. Salemba Empat, Jakarta.