Universitas Kristen Maranatha
吉本
小説
キッ
ン
い
性転換
ンセク
ャ
原因
異常心理学
解析
ェ
テ
マ
キ
教大学
文学部
日本文学科
Universitas Kristen Maranatha
要約
序論
小説文学 言う 作家 思い方 メー あ キ
ッ ン 吉本 作 小説 あ 1987 年 出版 小説 あ
そ 小説 桜井 言う女 人 い 桜井
身 全 家族 死 彼女 所 好
あ そ 彼女 え 子 家族 一緒 生活 い
そ 新 い家族 一人 男 人 い そ 男 人 女 人 性転換
ンセク ャ い 論文 性転換 ンセク ャ
問題 い 文析 あ
論文 問題 分析 心理学 解析 記述法 使 い
解析 記述法 言う 証拠 集 そ 問題 述べ 後 文
析 あ 本研究 目的 キッ ン 言う小説 性転換
ンセク ャ 理由 調べ あ 性転換 ンセ
ク ャ 後 生活 う う 分析
Universitas Kristen Maranatha
本論
バック ー (1976 : 597) 性転換 ( ン セク
ャ ) ェン ー 個人性 異常 (Gender Identity Disorder) 一
あ あ 人間 間違 体 閉 込 い 感情 感 性転換手術
生物学的 個人性 転換
キッ ン 小説 一人 場人物 え 子 言う女 人
ンセク ャ 性転換 彼 父親 役割 い
え 子 男性 女性 個人性 転換 生 精神的 現象
愛 い妻 亡 生 空い い 心及び寂
溜 い あ
え 子 環境 嫌わ い 思 環境 変化
恒久 個人性 変化 感 個人性 変化
過程 自分 完全 女性 転換 い いう意志 示
え 子 ン セク ャ 多少 要因 影響
う :
a.下記 様 環境 要因:
愛 い人 死亡 (妻)
親戚 心 支え い
Universitas Kristen Maranatha
b.下記 様 個人 自己意識 要因:
ンゲ ペ ン 脅え 要求不満
子供 育 大変 ンゲ ペ ン 父親 存在 困難
母親 存在 父親 存在 重要 あ 考え方
愛 い妻以外 愛 不 能 いう考え方
自分 女性 メ ッ 泣 許 男性
泣 あ い 思わ いう考え方
ンセク ャ 以来 え 子 自分 断 生
影響 感 え 子 ンセク ャ 社会的
人生 影響 下記 あ :
a.え 子 直接感 影響:
男性 習慣 女性 習慣
前 性別 証 書類 支 仕事 就 機会
え 子 ンセク ャ 集団用 ゲ バ
ー 開店
回 人 認 感 心 塞 孤 あ え
子 子供 人生 ンセク ャ 同士 人生以外 世間 完
全 無視
b.え 子 直接感 い い影響:
Universitas Kristen Maranatha
あ 無意識 父親 あ メー 母親 メー
状況 え 子 子供 完全 納得 い い え 子
子供 納得 い
え 子 過去 知 新 い人間 認 社会 男
性 あ 過去 時 い 殺 自分
いう定 受 殺害 え 子
男性 あ 対 最 極端 一 社会 集団 行 あ
結論
配偶者 亡 人間 空い い 気持 無感覚 感
段階 い 社会 支え 特 親戚 支え 無
人 死別 人間 空い 心 再び 非常
重要 あ
え 子 妻 失い ンセク ャ 意志 従う 回 人
支え い
あ 人 性転換 必 社会 反応 及ぼ 反応
良い反応及び悪い反応 区別 良い反応 性転換 断
納得 尊敬 逆 悪い反応 騙 ンセ
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... v
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Pembatasan Masalah... 4
1.3 Tujuan Penulisan ... 4
1.4 Pendekatan ... 5
1.5 Organisasi Penulisan... 10
BAB II : TRANSEKSUAL MENURUT TEORI PSIKOLOGI ABNORMAL ... 12
2.1 Psikologi Abnormal ... 12
2.2 Transeksual ... 15
2.2.1 Penyebab Terjadinya Transeksual ... 19
2.2.2 Perilaku Transeksual... 26
BAB III : TRANSEKSUAL DALAM NOVEL “KICCHIN” KARYA BANANA YOSHIMOTO ... 29
3.1 Transeksual pada Eriko ... 29
3.2 Faktor Pendorong Tokoh Eriko Melakukan Transeksual ... 33
Universitas Kristen Maranatha
3.2.2 Faktor Ego Individu ... 38
3.3 Dampak Kehidupan Sosial Tokoh Eriko Setelah Melakukan Transeksual ... 39
3.3.1 Dampak Terhadap Diri Sendiri ... 40
3.3.2 Dampak Terhadap Lingkungan ... 44
BAB IV : KESIMPULAN ... 48
DAFTAR PUSTAKA
SINOPSIS
LAMPIRAN
“
Just remember, there's a right way and
a wrong way to do everything
and the wrong way is to keep trying
to make everybody else do it the right way
”
(Colonel Potter)
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN
RINGKASAN CERITA
Kicchin
Novel Kicchin merupakan kisah perjalanan hidup dan cinta seorang tokoh
bernama Sakurai Mikage. Setelah kedua orangtuanya meninggal pada usia muda,
Mikage tinggal dan dibesarkan oleh nenek dan kakeknya. Menjelang SMP,
kakeknya meninggal dunia. Tinggallah dirinya bersama neneknya hidup bersama.
Suatu hari neneknya meninggal dengan tiba-tiba. Menyadari bahwa sekarang ia
tinggal seorang diri, Mikage merasa kesepian dan merasa tidak percaya dengan
kenyataan yang ada. Pada saat itulah tempat yang paling nyaman dan
membuatnya tidak merasa kesepian lagi adalah dapur beserta sebuah lemari es
besar tempat ia sering melewatkan malam-malamnya dan tertidur di sampingnya.
Setelah Mikage dapat menerima kenyataan yang ada, untuk memulai hidup yang
baru ia berencana untuk pindah dari tempat tinggalnya yang sekarang. Kemudian
tiba-tiba muncul seorang laki-laki bernama Yuuichi Tanabe dan mengundangnya
untuk berkunjung ke rumahnya. Pada awalnya Mikage hanya kenal sekilas dengan
Yuuichi. Yuuichi adalah seorang pemuda yang pernah bekerja paruh waktu di
toko bunga langganan neneknya dan pernah mengantarkan dan membawakan
bunga yang dibeli oleh nenek sampai rumah. Beberapa kali Mikage mendengar
pujian neneknya terhadap Yuuichi, dan sepertinya nenek Mikage sangat
Universitas Kristen Maranatha
Hanya saja pada saat pemakaman neneknya, Mikage melihat pemuda itu kelihatan
begitu sedih sampai menangis dan merasa simpati kepadanya. Sejak saat itu,
Yuuichi banyak membantunya dalam berbagai hal sampai suatu ketika Yuuichi
mengundang Mikage untuk datang ke rumahnya atas permintaan ibunya.
Pada saat berkunjung ke tempat tinggal Yuuichi, Mikage diperkenalkan
pada ibu Yuuichi yang bernama Eriko. Eriko bekerja di sebuah warung minum
khusus miliknya sendiri. Pertama kali melihatnya, Mikage begitu terpukau
dengan kecantikan fisik Eriko yang dinilai begitu sempurna. Dan pada saat itu
pula Mikage dipersilahkan untuk tinggal bersama di rumah keluarga Tanabe.
Eriko sebenarnya adalah ayah Yuuichi yang bernama Yuji. Ia menjalani operasi
pelastik dan perubahan gender menjadi wanita setelah ibu Yuuichi yang
sebenarnya meninggal. Alasan utamanya adalah karena setelah kehilangan wanita
yang sangat dicintainya, ia tidak dapat membendung rasa kehilangan yang
mendalam dan merasa bahwa ia tidak akan pernah dapat mencintai wanita lain
dalam hidupnya. Hari-hari dilewatkan dalam kesendirian, sehingga pada akhirnya
Eriko justru tidak dapat lagi berkomunikasi dengan lingkungan masyarakat
selayaknya orang pada umumnya dan memutuskan untuk menjadi wanita. Atas
desakan Eriko, Mikage akhirnya bersedia tinggal bersama keluarga Tanabe.
Hubungan dan kehidupan mereka berjalan baik. Akan tetapi Mikage merasa
bahwa keberadaannya ditengah kehidupan keluarga Tanabe yang tidak pernah
memiliki hubungan darah sama sekali adalah hubungan yang aneh bagi
lingkungan masyarakat dan orang-orang sekitar mereka. Orang-orang yang ada di
Universitas Kristen Maranatha
kediaman Tanabe. Sampai-sampai Sotaro (bekas pacar Mikage) mencurigai
hubungan Mikage dan Yuuichi dan secara langsung mengemukakan
ketidak-sukaannya terhadap hal itu kepada Mikage. Dari Sotaro, Mikage tahu bahwa
bekas pacar Yuuichi yang selama 1 tahun terakhir ini berhubungan, menampar
Yuuichi di depan tema-teman akibat kepindahan Mikage tersebut. Mikage tahu
bahwa Yuuichi bukanlah tipe orang yang mudah beripndah hati, sehingga ketika
itu dia yakin Yuuichi tidak mungkin mempunyai perasaan khusus pada dirinya. Di
lain pihak, Yuuichi meskipun dalam keadaan sedih tidak menyalahkan Mikage
atas kejadian tersebut.
Keramahan, kebaikan dari Yuuichi dan Eriko, serta kehangatan suasana
rumah Yuuichi, membuat Mikage merasa mendapatkan kehidupannya kembali
yang pernah terasa hilang sejak kematian neneknya. Setelah tinggal di kediaman
Tanabe inilah, sebuah tekad muncul dalam diri Mikage Sakurai untuk tidak kalah
dengan kehidupan ini.
Mangetsu-Kicchin II
Diawali dengan kematian tokoh Eriko yang dibunuh oleh seorang laki-laki
yang tertarik pada Eriko, tetapi setelah mengetahui siapa sebenarnya diri Eriko,
laki-laki itu merasa dipermalukan dan frustasi. Pada suatu malam laki-laki itu
mendatangi warung minum tempat Eriko bekerja dan menusuknya dengan pisau.
Eriko melakukan perlawanan dan menyebabkan pria itu meninggal walaupun
akhirnya Eriko juga tewas pada waktu yang bersamaan. Sakurai Mikage
Universitas Kristen Maranatha
sendiri begitu terguncang dan tidak sampai hati menyampaikan berita
mengejutkan ini kepada Mikage. Kejadian ini berlangsung setelah beberapa bulan
Mikage keluar dari kediaman Tanabe. Mikage sendiri memutuskan untuk berhanti
kuliah dan karena ingin menjadi seorang koki profesional, Mikage belajar
memasak dan akhirnya bekerja menjadi asisten seorang koki ternama.
Sejak kepindahannya Mikage hanya beberapa kali bertemu dengan Eriko.
Kematian Eriko kembali mengguncang kehidupan Mikage. Ia kembali teringat
pada kematian neneknya. Ia yakin bahwa Yuuichi pasti merasa kesepian sama
seperti saat Mikage kehilangan neneknya.
Pada suatu hari di tempat kerjanya, Mikage didatangi oleh wanita yang
mengaku teman sekelas Yuuichi dan memintanya untuk menjauhi Yuuichi.
Wanita itu ternyata sangat menyukai Yuuichi, ia cemburu melihat kedekatan
antara Mikage dan Yuuichi. Bahkan pada pertemuan pertamanya itu wanita yang
bernama Okuno ini sempat mengeluarkan kata-kata yang sangat menyakitkan hati
Mikage. Kejadian ini benar-benar mengguncang jiwa Mikage dan membuka
kembali kenangan tentang neneknya yang telah meninggal. Untungnya kedua
sahabat Mikage yaitu Nori-chan dan Kuri-chan bisa menghibur hati Mikage.
Pada saat bersamaan, Mikage ditugaskan untuk pergi ke daerah Izu oleh
pengajarnya untuk suatu pengumpulan bahan memasak. Kesempatan ini
digunakan Mikage untuk menjauhi Yuuichi sementara waktu. Sebaliknya, rencana
kepergian Mikage membuat Yuuichi merasa sedih dan akhirnya memutuskan
pergi ke suatu tempat untuk menenangkan hatinya. Pada suatu hari, Mikage
Universitas Kristen Maranatha
untuk membicarakan masalah Yuuichi. Melalui Chika-chan, terungkaplah bahwa
Yuuichi menyukai Mikage, dan karena kekecewaan serta kesepiannya akibat
ditinggal pergi oleh Mikage, dia pergi tanpa tujuan jelas dan berniat untuk tidak
kembali ke rumah. Chika-chan khawatir terhadap Yuuichi, lalu meminta Mikage
untuk menelepon Yuuichi ke penginapan yang pernah diceritakan Chika-chan
pada Yuuichi. Akan tetapi, karena pekerjaannya Mikage tetap memutuskan untuk
pergi ke Izu.
Oleh karena itu, Mikage memutuskan untuk menjauh dari Yuuichi. Mikage
berharap perjalanannya ke Izu akan menyenangkan dan dapat membuatnya
melupakan masalah perasaan yang dialaminya. Akan tetapi, hal yang terjadi
adalah sebaliknya. Dalam perjalanan ini Mikage merasa merindukan Yuuichi.
Dan pada saat inilah ia merasakan peran Yuuichi yang begitu berarti bagi
hidupnya. Setelah kehilangan orang-orang yang dicintai, kini tinggal mereka
berdualah yang harus saling mendukung dalam menempuh kehidupan selanjutnya.
Akhirnya Mikage pada tengah malam yang dingin sendirian pergi ke kota I,
tempat dimana penginapan Yuuichi berada untuk menemuinya, melalui
perjuangan Mikage berhasil bertemu dengan Yuuichi di penginapan yang
terpencil. Dalam pertemuan ini terjadi pembicaraan yang membuka hati Mikage
dan Yuuichi serta mengembalikan kenangan-kenangan indah saat mereka masih
sering bersama. Akhirnya setelah menyelesaikan pekerjaannya, Mikage
memutuskan untuk segera kembali ke Tokyo, dan Yuuichi menjemputnya di
Universitas Kristen Maranatha RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Sherly Daniarti
Tempat, Tanggal Lahir : Prabumulih, 04 Januari 1988
Nama Ayah : Sabdani (Alm)
Nama Ibu : Darmawati
Alamat : Jln. Volly No.220 Prabumulih Timur,
Sumatera Selatan, 31111
Pendidikan
1992-1993 : TK Aisiyah II Prabumulih Timur, Sum-Sel 1993-1999 : SD Negeri 3 Prabumulih Timur, Sum-Sel 1999-2002 : SMP Negeri 2 Prabumulih Timur, Sum-Sel 2002-2005 : SMA Negeri 1 Prabumulih Timur, Sum-Sel
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang
sastra dan budaya. Selain itu, Jepang juga ‘melahirkan’ banyak penulis berbakat.
Salah satunya adalah Banana Yoshimoto, penulis novel berjudul Kicchin, yang
telah diterjemahkan ke lebih dari 20 bahasa dan meraih berbagai penghargaan
seperti Kaien Newcomer Writers (1987) dan Penghargaan Sastra Izumi Kyoka
(1988) di Jepang.
Dalam novel Kicchin, secara jelas Banana Yoshimoto menceritakan tentang
kehidupan seorang gadis yang hidup sendiri setelah seluruh keluarganya
meninggal. Ia juga menceritakan tentang kesukaan gadis tersebut terhadap dapur
sampai akhirnya gadis tersebut diajak tinggal bersama oleh keluarga yang
beranggotakan seorang perempuan transeksual beserta anak laki-lakinya. Akan
tetapi, bukan gadis tersebut yang menarik penulis untuk meneliti novel berjudul
Kicchin ini, melainkan seorang tokoh transeksual yang juga menjadi pokok bahasan utama dalam novel tersebut.
Buckner (1976: 597) menjelaskan bahwa transeksual (トラン セク ャル)
merupakan salah satu gangguan identitas gender (Gender Identity Disorder)
2 Universitas Kristen Maranatha
mengubah identitas biologisnya dengan cara operasi. Biasanya proses transeksual
tersebut diawali dengan tingkah laku transgender (トラン ェンダー), yaitu
berpenampilan dan menganggap diri sendiri memiliki jiwa yang sama seperti
lawan gender-nya.
Gangguan ini biasanya muncul sejak masa kanak-kanak. Pada anak-anak,
munculnya gangguan ini antara lain pada saat usia 2-4 tahun (Green & Blanchard:
2001). Selain itu, gangguan identitas gender lebih banyak terjadi pada laki-laki
dibandingkan perempuan. Penjelasan biologis munculnya gangguan identitas
gender sangat berkaitan dengan hormon dalam tubuh. Tubuh manusia menghasilkan hormon testoteron yang mempengaruhi neuron otak, dan
berkontribusi terhadap maskulinisasi otak yang terjadi pada area seperti
hipotalamus, dan sebaliknya dengan hormon feminin. Namun hingga saat ini,
pengaruh hormon terhadap munculnya gangguan masih menjadi kontroversi
(Davidson & Neale: 2001).
Menurut sudut pandang psikologi sosial, seorang anak akan
mengembangkan identitas gender-nya selaras dengan apa yang diajarkan pada
mereka selama masa pengasuhan. Menurut pendekatan psikologi sosial,
terbentuknya gangguan identitas gender dipengaruhi oleh interaksi temperamen
anak, kualitas, dan sikap orangtua. Secara budaya, masih terdapat larangan bagi
anak laki-laki untuk menunjukkan perilaku feminin, dan anak perempuan menjadi
3 Universitas Kristen Maranatha
Pada novel Kicchin, tokoh transeksual (Eriko) awalnya adalah seorang
laki-laki normal bernama Yuji. Sejak masih kecil, ia diangkat oleh sebuah keluarga
yang memiliki seorang anak perempuan. Karena selalu bersama, ia dan anak
perempuan tersebut akhirnya meninggalkan keluarga yang selama ini merawat
mereka. Kemudian menikah sampai akhirnya dikaruniai seorang anak laki-laki
yang diberi nama Yuuichi. Saat anaknya masih kecil, istrinya mengidap penyakit
kanker dan akhirnya meninggal. Setelah kematian istrinya, ia memutuskan untuk
menjadi perempuan dengan mengoperasi seluruh tubuhnya. Kemudian dia
membeli warung minum khusus untuk para homoseksual dan menjalani
kehidupan sebagai seorang ‘ibu’ bagi anaknya.
Hal ini berarti bahwa ada hal-hal yang memicu pelaku melakukan
transeksual. Karena pada awalnya pelaku adalah laki-laki normal yang tidak
memiliki kelainan psikologis terkait dengan gender. Oleh karena itu, penulis
bermaksud membahas dan menganalisa tentang penyebab transeksual dalam novel
Kicchin ditinjau dari teori psikologi abnormal.
Secara harfiah psikologi adalah ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari
tentang gejala–gejala kejiwaan. Tokoh Eriko sebelum melakukan tindakan
transeksual pasti mempunyai alasan yang kuat secara sadar maupun tak sadar.
Karena tidak sedikit perilaku manusia yang didorong oleh proses-proses psikis
yang tidak disadari. Misalnya ketika seseorang teringat pada
prasangka-prasangka, kebencian, rasa permusuhan, agresi diri sendiri, kecemasan hebat
4 Universitas Kristen Maranatha
unsur-unsur ketidak-sadaran ini apabila negatif sifatnya, akan sering mengganggu
ketenangan batin, mengganggu keseimbangan jiwa dan integritas kehidupan
psikis. Orang lalu menjadi cemas, takut, bingung, putus asa, dan sebagainya.
Tokoh Eriko cenderung mengalami gangguan ini, karena setelah pasangan
sosialnya (istrinya) meninggal, ia seolah mengalami ketertekanan yang tidak
tersalurkan dan akhirnya membuatnya mengubah anatomi tubuhnya.
1.2 PEMBATASAN MASALAH
Agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan berkembang jauh, maka
dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada faktor-faktor yang memicu
tokoh Eriko dalam novel Kicchin melakukan transeksual ditinjau dari teori
psikologi abnormal, yang meliputi faktor ego individu dan faktor lingkungan yang
mendorong tokoh melakukan transeksual, Serta bagaimana dampak kehidupan
sosial tokoh tersebut setelah melakukan transeksual.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah memahami penyebab tokoh Eriko dalam novel
5 Universitas Kristen Maranatha 1.4 PENDEKATAN
Untuk mendukung penelitian ini, penulis akan menggunakan metode
deskriptif analisis melalui pendekatan psikologi. Objek penelitian adalah hasil
karya sastra berupa novel.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Suharsimi Arikunto:
2005).
Menurut Drs. Mardalis (1989) Penelitan deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya
mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kindisi
yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain, penelitian deskriptif
bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan
melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji
hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan
informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain (Sugiyono: 2003).
Metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan
6 Universitas Kristen Maranatha
menguraikan. Meskipun demikian, bukan berarti hanya menguraikan tetapi juga
memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya.
Koentjaraningrat (1976), mengatakan bahwa penelitian yang bersifat
deskriptif berfungsi untuk memberi gambaran yang sejelas mungkin mengenai
suatu individu, keadaan dan gejala atau kelompok tertentu. Metode deskriptif ini
digunakan untuk mengukur dengan cermat fenomena sosial tertentu yang terjadi
atau berlangsung di tengah-tengah masyarakat. Penelitian ini menggunakan
metode penghimpunan data dan fakta, tetapi tidak melakukan hipotesa
(Singarimbun, dkk: 1989).
Metode deskriptif ini adalah suatu metode yang menggambarkan keadaan
atau objek penelitian yang dilakukan pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak atau apa adanya dan dipakai untuk memecahkan masalah dengan
cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, mengkaji, dan
menginterpretasikan data atau bahan yang telah dikumpulkan sebelumnya dalam
proses penelitian tersebut.
Penulis juga melakukan pendekatan psikologis secara objektif karena
perhatian lebih ditujukan pada karya sastra dan tidak menitik-beratkan pada
pengarangnya.
Karya sastra merupakan hasil dari ide atau ekspresi yang keluar dalam
bentuk karya. Adapun ekspresi yang diolah menjadi karya sastra tersebut tidak
lepas dari perasaan atau pemikiran pengarangnya. Oleh karena itu, sebuah karya
7 Universitas Kristen Maranatha
Psikologi sastra merupakan hubungan antara psikologi dan karya sastra.
Psikologi sastra melakukan pendekatannya dengan melibatkan tiga unsur, yaitu
pengarang sebagai pencipta, karya sastra dan pembaca selaku penikmat. Pada
tahap awal karya sastra dianggap sebagai proyeksi pengarang. Aspek-aspek emosi
yang terdapat dalam karya itu dianggap mewakili emosi-emosi pengarang.
Dengan begitu latar belakang pribadi pengarang yang menjadi beban
penyelidikannya. Lewat pendekatan psikologi, diharapkan dapat terungkapkan
bagaimana pengalaman pengarang amat menentukan isi karyanya, seperti gaya,
tema, dan penggambaran watak para tokoh ciptaannya.
Pada tahap kedua, apakah karya sastra itu mengandung data-data psikologi.
Tugas seorang peneliti karya sastra lewat teori psikologi adalah melacak dan
mengungkapkan kebenaran teori psikologi yang diterapkan pengarang
menunjukkan persamaan dan memisahkan hubungan antara pengarang dan
karyanya. Peneliti karya sastra umumnya cenderung memilih dan memakai
pendekatan ini.
Pendekatan psikologis pada karya sastra adalah pendekatan yang
menekankan pada segi-segi psikologis yang terdapat dalam suatu karya sastra.
Mengapa segi-segi psikologis ini mendapat perhatian dalam penelaahan dan
penelitian sastra? Hal itu terjadi disebabkan timbulnya kesadaran bagi pengarang,
yang dengan sendirinya juga bagi peneliti sastra, bahwa perkembangan dan
kemajuan masyarakat di jaman modern ini tidaklah semata-mata dapat diukur dari
8 Universitas Kristen Maranatha
Segala hal yang berhubungan dengan manusia dan pemikirannya tentu tidak
lepas dari masalah kejiwaan. Dimulai dari keinginan individu untuk mencapai
hal-hal yang sederhana seperti kesuksesan, kekayaan, dan kemajuan teknologi, sampai
keinginan besar lain yang tidak ada batasnya. Secara tidak sadar ini dapat disebut
sebagai masalah kejiwaan. Oleh sebab itu, banyak pengarang-pengarang saat ini
yang mengemukakan tentang permasalahan kehidupan dengan memperhatikan
pendapat-pendapat atau teori-teori psikologi.
Pengetahuan tentang psikologi mendorong kita untuk menyimpulkan bahwa
sebuah karya sastra yang baik, paling sedikit mempunyai dua jenis makna yaitu
yang jelas dan yang terselubung. Semua watak tidak harus dinilai dari keadaan
lahirnya saja, tetapi harus juga diperhitungkan apa yang dilakukannya dan
dikatakannya.
Psikologi dalam sastra adalah ilmu sastra yang mendekati karya sastra dari
sudut psikologi (Hartoko: 2008). Dasar konsep dari psikologi sastra adalah
munculnya jalan buntu dalam memahami sebuah karya sastra, sedangkan
pemahaman dari sisi lain dianggap belum bisa mewadahi tuntutan psikis, oleh
karena hal itu psikologi sastra muncul sebagai jembatan dalam interpretasi.
Penelitian psikologi dalam sastra memfokuskan pada aspek-aspek kejiwaan.
Artinya, dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh penelitian dapat
mengungkap gejala-gejala psikologis tokoh baik yang tersembunyi atau sengaja
9 Universitas Kristen Maranatha
Karya sastra pada umumnya berisi tentang permasalahan yang melengkapi
kehidupan manusia. Permasalahan itu dapat berupa permasalahan yang terjadi
dalam dirinya sendiri. Karena itu, karya sastra memiliki dunia sendiri yang
merupakan hasil dari pengamatan sastrawan terhadap kehidupan yang diciptakan
itu sendiri baik berupa novel, puisi maupun drama yang berguna untuk dinikmati,
dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Dewantara (1997) mengungkapkan
bahwa setiap manusia merupakan individu yang berbeda dengan individu lainnya.
Manusia mempunyai watak, temperamen, pengalaman, pandangan, dan perasaan
sendiri yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Perkembangan kepribadian adalah suatu proses untuk mengatasi ketegangan
jiwa. Dan perkembangan kepribadian memilki empat sumber ketegangan pokok,
yaitu proses pertumbuhan fisiologis, frustasi, konflik, dan ancaman (Hall &
Lindzey: 2000).
Novel (小 説) adalah cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari
dalam masyarakat yang lebih menitik beratkan kepada tokoh manusia (peran) di
dalam karangannya daripada kejadiannya (Kawabara Takeo: 2002).
Novel tidak hanya melukiskan tokoh-tokoh dari sudut sosial, akan tetapi di
pihak lain novel juga tidak menampilkan tokoh-tokoh sebagai manusia secara
individual. Dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, maka akan dapat
menganalisis konflik batin yang berhubungan dengan teori psikologi sosial.
Wellek dan Warren (1962) mengatakan bahwa dalam sebuah karya sastra yang
10 Universitas Kristen Maranatha
peniliti adalah menguraikannya kembali sehingga menjadi jelas dan nyata apa
yang dilakukan oleh karya tersebut.
Untuk mengetahui faktor-faktor pendorong tokoh melakukan transeksual
melalui pengaruh psikologis dapat dilihat dari bahasa-bahasa dan
ungkapan-ungkapan yang berperan sebagai tanda untuk menunjukkan faktor-faktor tersebut.
Setelah didapat tanda yang menunjukkan psikologis tokoh tersebut, penulis akan
melakukan analisis dengan pendekatan psikologi sastra.
1.5ORGANISASI PENULISAN
Penulisan penelitian ini akan dibagi ke dalam empat bab dengan organisasi
penulisan sebagai berikut:
Dalam bab I akan dipaparkan mengenai latar belakang penulisan,
pembatasan masalah, tujuan penulisan, serta metode penelitian yang akan
digunakan. Dalam latar belakang penulisan akan dijelaskan sekilas tentang
transeksual dari sudut pandang psikologis dan sekilas mengenai tokoh eriko dalam
novel Kicchin. Sedangkan untuk pembatasan masalah akan dibahas mengenai
berbagai masalah yang akan di kaji dalam penulisan ini. Kemudian dalam tujuan
penulisan akan dijelaskan alasan penulis melakukan penulisan ini. Lalu metode
penelitian akan dijabarkan mengenai metode penelitian yang akan digunakan
11 Universitas Kristen Maranatha
Dalam bab II penulis akan mengkaji beberapa teori yang dapat menunjang
pembahasan dalam penelitian ini. Teori tersebut meliputi psikologi abnormal,
penyebab terjadinya transeksual dan perilaku transeksual.
Kemudian dalam bab III akan dibahas tentang tokoh Eriko dalam novel
Kicchin, setelah itu menelaah tentang faktor pendorong tokoh Eriko melakukan
transeksual ditinjau dari teori psikologis dan analisis dampak kehidupan sosial
tokoh tersebut setelah melakukan transeksual berdasarkan dialog-dialog yang
terdapat dalam novel tersebut.
Selanjutnya pada bab IV penulis akan merumuskan hasil yang diperoleh
dari penelitian yang telah dilakukan sehingga berbagai pertanyaan yang timbul
dalam tujuan penelitian ini akan terjawab.
Penelitian ini disusun dengan cara demikian dengan tujuan agar pembaca
48 Universitas Kristen Maranatha
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hal-hal yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, dapat
diperoleh beberapa kesimpulan, Yaitu: Psikologi Abnormal adalah cabang dari
psikologi yang menyelidiki segala bentuk gangguan mental dan abnormalitas jiwa
serta menyelidiki sebab-sebab gangguan pribadi dan bentuk-bentuk dari tingkah
laku yang menyimpang.
Tingkah laku yang menyimpang tersebut salah satunya adalah transeksual
yaitu perubahan gender menjadi lawan gender-nya dengan melakukan operasi.
Tokoh Eriko adalah tokoh ayah yang menjalani proses transeksual dari laki-laki
menjadi wanita (male to female).
Adapun penyebab perubahan identitas diri Yuji menjadi Eriko ini yaitu
karena ia merasakan kesepian setelah istrinya meninggal. Perasaan kesepian yang
dialami Eriko ini merupakan tahap kehampaan (Numbing) dalam proses duka cita.
Dalam tahap ini, dukungan keluarga dan lingkungan memiliki peranan penting
dalam pengendalian emosi individu yang mengalami kehilangan. Karena Eriko
tidak mendapatkan dukungan tersebut dari lingkungannya, maka Eriko seolah
mengikuti ego dan dorongan dirinya sendiri untuk melarikan diri dari kesepian
49 Universitas Kristen Maranatha
Dorongan untuk mengubah dirinya tersebut semakin kuat saat Eriko merasa
terganggu dengan anggapan bahwa laki-laki tidak boleh menangis, sedangkan
wanita boleh menangis kapan saja. Ia menyimpulkan bahwa akan lebih baik
dalam mengurus anak jika ia menjadi wanita karena ibu dianggap sebagai pusat
pengasuhan anak.
Eriko kemudian benar-benar mengubah dirinya menjadi wanita ketika ia
berada pada tahap mendamba dan mencari figur yang hilang. Eriko sudah tidak
dapat mencintai wanita lain selain istrinya, karena itu ia merasa percuma untuk
mencari pasangan baru. Eriko juga beranggapan bahwa jika menjadi wanita, ia
seolah dapat ‘menghidupkan’ kembali sosok istrinya pada dirinya, sehingga ia
tidak merasa kesepian. Hal-hal inilah yang kemudian mendorong Eriko untuk
melakukan tindakan transeksual.
Setelah melakukan transeksual, Eriko merasakan beberapa dampak sebagai
akibat dan konsekuensi yang harus ia terima dari keputusannya tersebut. Dampak
awal yang ia rasakan adalah perubahan kebiasaan laki-laki menjadi seorang
wanita, kemudian kesempatan kerja yang sempit karena kendala
dokumen-dokumen yang masih menyatakan gender lamanya. Dampak berikutnya adalah
penyesuaian anak dalam panggilan dari “Ayah” menjadi “Ibu”. Yuuichi merasa
bahwa ia telah kehilangan kedua orangtuanya saat ibu kandungnya meninggal.
Pada saat bersamaan, ia juga harus menerima “Ibu” barunya yang sebelumnya
50 Universitas Kristen Maranatha
Dampak lainnya adalah Eriko menjadi semakin menutup diri karena merasa
tidak akan diterima lingkungan barunya jika keputusannya mengubah gender
tersebut diketahui. Karena sifat tertutup Eriko terhadap lingkungannya, maka
masyarakat di lingkungannya menerima ia sebagai individu baru tanpa
mengetahui identitas masa lalunya. Akan tetapi saat lingkungan mengetahui masa
lalunya sebagai laki-laki, akan ada reaksi dari lingkungan itu sendiri. reaksi
tersebut dapat berupa reaksi positif dan reaksi negatif. Reaksi positif dapat berupa
memaklumi dan menghormati keputusan Eriko, sedangkan reaksi negatif dapat
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Drs. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Aminuddin, Drs, Mpd. 1997. Pengantar Apresiasi Karya Sastra, Bandung : CV.
Sinar Baru
Bowbly, J. 1991. Loss: sadness and depression. Attachment and Loss : Volume 3.
London : Penguin Books
Daly.K.J. 1995. Fatherhood : Contemporary theory, research, and social policy.
Thousands Oaks : Sage Publications
Erikson. E.H. 1963. Childhood and society. New York : W.W. Norton &
Company
Fauziah, Fitri dan Julianti, Widuri. 2005. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa.
Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
Hardjono, Andre. 1994. Sastra, Sebuah Pengantar. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama
Kartono, Kartini. Dr. 1989. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual.
Bandung : Mandar Maju
Kartono, Kartini. Dr. 1986. Patologi Sosial : Gangguan-gangguan Kejiwaan
Edisi 3. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
Prakoso Budi Santoso, Hendro. 1997. Psikologi Abnormal dan Psikopatologi.
Bandung : UNISBA
Semi, Atar. Drs. 1989. Pendekatan Psikologis “Kritik Sastra”. Bandung :
Universitas Kristen Maranatha
World Health Organization. 1993. Pedoman Penggolongan & Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III). Jakarta : Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik
Wellek, Rene dan Warren, Austin. 1990. Teori Kesusastraan (Terjemahan Melani
Budianto). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Yoshimoto, Banana, 1988. Kicchin, Jepang : Shinchousha
Website :
http://www.yoshimotobanana.com/en/profile.html (September,2010)
http://intersections.anu.edu.au/issue3/melelland2.html (September,2010)
http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/fl20070123zg.html (November,2010)
http://etransgender.com/viewtopic.php?f=1&t=127 (April, 2011)