Abstract
One of the main tourism destination in Sidoarjo is Kampung Tas Tanggulangin. INTAKO as the pioneer of Kampung Tas have been exist since 1929, became a have to tourism destination when visiting Sidoarjo. Since the Lapindo tragedy occured and the misinformation that fly around,brought down the popularity and the economy of Kampung Tas Tanggulangin and haven’t been fully recover yet. So a media is needed to clarify misinformation that roaming around, qualitative method and linear strategy is used to research this movie. Through this movie making, hopefully potrait about uniqueness of people of Kampung Tas Tanggulangin can be delivered well and Kampung Tas Tanggulangin tourism can be fully recovered , so it’s leather craft will be well known locally and internationally.
Abstract
Salah satu kunjungan wisata di Sidoarjo adalah Kampung Tas Tanggulangin. INTAKO sebagai salah satu
pelopor terbentuknya Kampung Tas telah berdiri sejak tahun 1929, dan menjadi wisata unggulan Sidoarjo. Sejak
terjadinya tragedi lumpur Lapindo dan kesalahan informasi yang beredar, popularitas dan perekonomian Kampung
Tas juga menurun dan belum pulih sepenuhnya. Sehingga diperlukan sebuah media untukmengklarifikasi kesalahan
informasi yang beredar di masyarakat, perancangan film ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan strategi
penelitian yang digunakan adalah strategi linear. Melalui perancangan film ini, diharapkan potret mengenai
keunikan warga Kampung Tas Tanggulangin dapat tersampaikan dengan baik dan Wisata Kampung Tas
Tanggulangin dapat kembali pulihsehingga kerajinan kulitnya dapat lebih dikenal baik lokal maupun mancanegara.