PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TYPE TEAM GAMES
TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
SISWA PADA KONSEP PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN
BENDA LANGIT
(Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SDN Anyer IV)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Guru Sekolah Dasar
Oleh
MEGAWATI ANANDA PUTRI
0903816
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TYPE TEAM GAMES
TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
SISWA PADA KONSEP PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN
BENDA LANGIT
(Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SDN Anyer IV)
Oleh
MEGAWATI ANANDA PUTRI
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© MEGAWATI ANANDA PUTRI 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ABSTRAK
Penerapan Model Kooperatif Type Team Games Tournament (TGT) Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit (PTK di kelas IV SDN Anyer IV). Megawati Ananda Putri, 2013.
Latar belakang penelitian ini adalah pembelajaran IPA di SD yang kurang variatif dan penampilan guru yang kurang menarik maka akan timbul kebosanan dan tidak bersemangatnya anak didik untuk belajar IPA yang mengakibatkan hasil belajar rendah.
Dari latar belakang diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan yaitu ingin meningkatkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Team games tournament (TGT) pada konsep perubahan kenampakan benda langit dan ingin mengetahui hasil belajar siswa dalam konsep perubahan kenampakan bumi dengan menggunakan metode koorperatif tipe team games tournament (TGT).
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan 2 siklus dengan tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini difokuskan pada kelas IV SDN Anyer IV, dengan banyak siswa 30 orang, data yang dikumpulkan melalui observasi dan tes.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan, hal ini dibuktikan nilai hasil rata-rata observasi siswa pra siklus yaitu 15% dan hasil nilai rata-rata observasi guru di pra siklus yaitu 40%. Pada siklus I, nilai rata-rata aktivitas siswa yaitu 73% dan nilai rata-rata aktifitas guru yaitu 76%. Peningkatan juga terjadi pada rata-rata nilai hasil belajar siswa di siklus I yaitu 69. Serta pada siklus II, nilai rata-rata aktifitas siswa yaitu 92% sedangkan hasil rata-rata aktifitas guru yaitu 93% dan pada nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II yaitu 77.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode kooperatif type TGT dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit di kelas IV SDN Anyer IV.
Vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN….……… i
LEMBAR PERNYATAAN……… ii
KATA PENGANTAR……….... iii
UCAPAN TERIMA KASIH... v
ABSTRAK……….……….. vi
C. Tujuan Penelitian………... 4
D. Manfaat Penelitian………...… 4
E. Defini Operasional………... 6
viii
D. Teknik Pengolahan Data... 39
E. Subjek Dan Lokasi Penelitian... 42
BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Hasil Penelitian………....…… 43
B. Pembahasan Hasil Penelitian………... 70
C. Rekapitulasi hasil penelitian... 72
D. Jawaban Hipotesis………..………... 75
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan………...……… 76
B. Rekomendasi………. 77
DAFTAR PUSTAKA………...………...… 78
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Kelompok menggunakan metode Kooperatif type
TGT... 18
Tabel 3.1 Pedoman Obervasi Aktivitas Guru Menggunakan metode Kooperatif
type TGT...………....………… 35
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Menggunakan metode
Kooperatif type TGT ………....…... 36
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal………... 37
Tabel 4.1 Hasil Obervasi Aktivitas Guru Menggunakan metode Kooperatif
type TGT pra Siklus...… 45
Tabel 4.2 Hasil Obervasi Aktivitas Siswa Menggunakan metode Kooperatif
type TGT pra Siklus …………...…..…….. 46
Tabel 4.3 Nilai Rata-rata pada kegiatan pra siklus.……….… 47
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menggunakan Metode
kooperatif type TGT Pada Siklus I………...… 54
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas siswa Dengan Menggunakan Metode
kooperatif type TGT Pada Siklus I ………. 55
Tabel 4.6 Hasil Belajar siswa di kegiatan siklus I...……….. 57
Tabel 4.7 Nilai Rata-rata Pada Siklus I…………...…. 57
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menggunakan metode
kooperatif type TGT Pada Siklus II………... 64
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan menggunakan metode
x
Tabel 4.10 Nilai Hasil Belajar Siswa di Kegiatan Siklus II..…………... 67 Tabel 4.11 Nilai Rata-rata Pada Siklus I ...………. 68
Tabel 4.12 Rekapitulasi Nilai dengan menggunakan Metode kooperatif
type TGT…………... 72
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Hasil Penelitian kegiatan observasi siswa dan guru pada Pra Siklus...………. 48 Grafik 4.2 Hasil Penelitian observasi siswa dan guru beserta hasil belajar siswa
pada siklus I...…….. 58
Grafik 4.3 Hasil Penelitian observasi siswa dan guru beserta hasil belajar siswa
pada siklus II ...………. 68
Grafik 4.4 Hasil penelitian observasi guru dan siswa dari pra siklus hingga siklus II dengan menggunakan metode kooperatif type TGT....………. 73 Grafik 4.5 Hasil penelitian nilai hasil belajar siswa dari siklus I hingga siklus II
xi
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Alur PTK dalam Pembelajaran Sains dalam Konsep Perubahan
Kenampakan Bumi dan Benda Langit menggunakan Metode
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan melaksanakan berbagai model pembelajaran, guru dapat
memilih model yang sangat baik untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu
atau yang sangat sesuai dengan lingkungan belajar atau sekelompok siswa
tertentu. Salah satu alternatif pilihan dalam pembelajaran IPA diterapkan
pendekatan koperatif dengan teknik yang baik.
Johnson & Johnson mengatakan bahwa Pembelajaran koperatif merupakan
strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni
kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran
(LPMP, 2006 : 3).
Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok tersebut membantu belajar satu
sama lainnya. Idealnya kelompok-kelompok tersebut beranggotakan siswa
dengan hasil belajar tinggi, rata-rata, dan rendah; laki-laki dan perempuan;
siswa dengan latar belakang suku berbeda yang ada di kelas; dan siswa
penyandang cacat bila ada. Kelompok beranggota heterogen ini tinggal
bersama selama beberapa minggu, sampai mereka dapat belajar bekerja sama
2
Kesuksesan suatu proses pembelajaran, khususnya di SD antara lain
ditentukan oleh faktor ketepatan pemahaman guru terhadap perkembangan
murid, pemahaman terhadap murid tersebut dapat menjadi modal utama bagi
pengembangan strategi dan proses pembelajaran yang membantu siswa
mengembangkan sikap dan prilakunya yang ada. Seiring dengan
perkembangan strategi pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered)
menjadi berpusat pada peserta didik (student centered) maka berkembang
pula cara pandang terhadap bagaimana peserta didik belajar dan memperoleh
pengetahuan. Kemampuan pemahaman sains siswa dengan metode seperti itu
mengakibatkan hasil belajar rendah. Maka dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan diperoleh gambaran bahwa sebagian besar siswa kelas IV kurang
memahami konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit.
Adapun hasil pengamatan di SDN Anyer IV adalah kegagalan yang nyata
di lapangan khususnya pembelajaran IPA di SD adalah kurang variatif dan
penampilan guru yang kurang menarik maka akan timbul kebosanan dan
tidak bersemangatnya anak didik untuk belajar IPA. Oleh karena itu yang
menjadi masalah utama dalam pembelajaran sains adalah metode apa yang
sesuai untuk pembelajaran sains? Namun, kenyataan di lapangan
menunjukkan beberapa fakta dalam pembelajaran sains, antara lain : (1)
metode ceramah merupakan metode paling dominan dalam pembelajaran
sains dengan guru sebagai pengendali dan aktif menyampaikan informasi, (2)
3
diabaikan dan jarang digunakan dengan alasan khawatir tidak mampu
menghabiskan materi pelajaran. Tentu saja banyak faktor yang menyebabkan
pembelajaran IPA tidak efektif. Guru merupakan salah satu faktor yang turut
menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Hal inilah yang masih
dirasakan oleh guru-guru di SDN Anyer IV.
Mengacu kepada uraian di atas, serta pemasalahan yang timbul di SDN
Anyer IV, sebagai lokasi penelitian, maka sebaiknya guru kelas IV, mencoba
menerapkan Team Games Tournament (TGT) untuk pembelajaran IPA.
Adapun keunggulan TGT adalah Kelebihan TGT diantaranya adalah siswa
lebih temotivasi untuk belajar agar dapat memberikan dan menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan, meningkatkan interaksi siswa secara
aktif dan melibatkan segenap kemampuan yang dimiliki siswa, menuntut rasa
tanggung jawab siswa untuk berbuat terbaik bagi kelompoknya,
meningkatkan prestasi belajar siswa (Etin Solihatin dan Raharjo, 2008 : 30)
Dengan digunakannya TGT dalam IPA, diharapkan akan membawa
dampak positif terhadap siswa, diantaranya melibatkan aktivitas siswa,
menumbuhkan kreatifitas, pembelajaran lebih bermakna, efektif, dan tumbuh
rasa senang pada siswa. Siswa merasa betah dan ingin selalu belajar karena
mereka memperoleh kesenangan di dalamnya.
Dengan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian
Tindakan Kelas mengenai “Penerapan Model Kooperatif Type Team
4
Pada Konsep Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit”. Di
kelas IV SDN Anyer IV Tahun Pelajaran 2013-2014.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan,
maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :
1. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan metode
kooperatif tipe TGT pada konsep perubahan kenampakan benda langit?
2. Apakah dengan menggunakan metode kooperatif tipe team games
tournament (TGT) hasil belajar siswa dalam konsep perubahan
kenampakan bumi dapat meningkat?
C. Tujuan Hasil Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah :
1. Ingin meningkatkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode
kooperatif tipe Team games tournament (TGT) pada konsep perubahan
kenampakan benda langit.
2. Ingin mengetahui hasil belajar siswa dalam konsep perubahan
kenampakan bumi dengan menggunakan metode koorperatif tipe team
games tournament (TGT)
D. Manfaat Hasil Penelitian
5
1) Dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan tentang metode
kooperatif tipe team game tournament, dapat menambah wawasan dan
lebih menguasai metode-metode dalam pendidikan.
2) Dapat memberikan bantuan kepada guru untuk meningkatkan kualitas
kemampuan mengajar dalam pembelajaran sains.
3) Meningkatkan profesionalisme peneliti dalam mengajar.
b. Bagi Siswa
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam konsep perubahan kenampakan
bumi dan benda langit baik secara individu maupun kelompok.
2) Siswa semakin termotivasi untuk belajar kerena ikut aktif berpartisipasi
dalam proses pembelajaran dan suasana pembelajaran menyenangkan
dan bermakna.
c. Bagi Guru
1) Menumbuhkan kreativitas guru dengan menggunakan penerapan
metode kooperatif tipe team games tournamnet (TGT).
2) Memiliki kemampuan dalam menyusun strategi pembelajaran yang
sesuai dengan perubahan kurikulum.
d. Untuk Sekolah
1) Meningkatkan pemberdayaan penerapan metode kooperatif tipe team
games tournament (TGT) agar prestasi belajar siswa lebih baik dan
perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lainnya.
2) Dapat memberikan nilai tambah dalam meningkatkan mutu sekolah dan
6
E. Definisi Operasional
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti mengambil judul
“Penerapan Model Kooperatif Type Team Games Tournament (TGT) Dalam
Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Perubahan Kenampakan
Bumi dan Benda Langit”.
1. Kooperatif Type Team Games Tournamnet (TGT)
Menurut Hilda Karli dan Margaretha Sriyuliatiningsih (2004 : 48)
menyatakan bahwa “Model belajar kooperatif adalah suatu strategi belajar
dan mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam
bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang
teratur dalam kelompok untuk memecahkan masalah”.
Menurut Robert E. Slavin (2009 : 13) “Team Games Tournament (TGT)
adalah metode yang menggunakan pelajaran yang sama yang disampaikan
guru dan tim kerja dalam tournament akademik dengan anggota kelompok
lainnya”.
2. Meningkatkan Pemahaman Siswa
Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar,
sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami (Em
7
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian;
pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4)
mengerti benar (akan); tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar.
Apabila mendapat imbuhan me- i menjadi memahami, berarti : (1) mengerti
benar (akan); mengetahui benar, (2) memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan
pe- an menjadi pemahaman, artinya (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara
memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham)
(Depdikbud, 1994: 74). Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah
suatu proses, cara memahami cara mempelajari baik-baik supaya paham dan
pengetahuan banyak.
3. Konsep Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit
Menurut Dorothy J Skeel (1979) dalam Nasoetion Noehi, (2002 : 2.3)
“Konsep adalah sesuatu yang terganbar dalam pikiran – suatu pemikiran,
gagasan atau suatu pengertian”. Definisi lain konsep adalah suatu citra mental
tentang sesuatu, sesuatu tersebut dapat berupa objek kongkret ataupun
gagasan yang abstrak.
Konsep dalam penelitian ini maksudnya adalah konsep IPA yang terdapat
di kurikulum pembelajaran IPA tahun 2013 di SD kelas IV, yaitu perubahan
kenampakan bumi dan benda langit.
Dalam buku karangan Haryanto (2006 : 181) “Perubahan kenampakan
bumi dan benda langit adalah perubahan yang menyebabkan keadaan bumi
dan benda langit berubah atau tidak sama dengan awalnya akibat factor alam
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas. Dalam literatur berbahasa inggris, Penelitian Tindakan Kelas
disebut dengan Classroom Action Research. Mc Niff memandang PTK
(Penelitian Tindakan Kelas) sebagai bentuk penelitian reflektif yang
dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat
untuk mengembangkan kurikulum, pengembangan keahlian mengajar dan
sebagainya (Nur’aeni, 2012 : 6).
Stephen Kemmis dalam buku yang berjudul A Teacher’s Guide To
Classroom Research, Bristol PA. Open University Press, 1993, sebagaimana
dikutip dalam Depdikbud 1999/2000 : 7 dinyatakan bahwa action research
adalah :
“…a form of selft-reflective inquiri undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational pactices, (b) their understanding of these practices and (c) the situation in which practices are carried out” (Depdikbud, 1999/2000 : 7).
Sementara Subiyantoro mendefinisikan PTK ialah suatu penelitian yang
26
dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusun suatu
perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang
berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran
yang dilakukan (Subyantoro, 2009:10).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang dilakukan secara
sistematis reflektif terhadap segala tindakan yang dilakukan oleh guru di
dalam kelas yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya perencanaan
sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata yang dilakukan di dalam
kelas berupa kegiatan pemebelajaran untuk memperbaiki pembelajaran
tersebut.
Model PTK yang dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan model
PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2010:16)
yang terdiri dari beberapa siklus, dimana dalam satu siklus terdiri dari empat
komponen seperti 1) perencanaan; 2) aksi/tindakan; 3) observasi; dan 4)
refleksi serta diawali dengan pra siklus. Secara garis besar, rancangan
penelitian kelas yang diambil yaitu model siklus, yang dilakukan secara
berulang dan berkelanjutan (siklus spiral). Model tersebut disusun
sedemikian rupa sehingga pada setiap siklus terdiri atas; perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan diuraikan langkah-langkah
27
a. Perencanaan
Rencana tindakan disusun berdasarkan pada identifikasi masalah yang
dilakukan pada tahapan Pra Penelitian Tindakan Kelas. Hal ini dimaksudkan
untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang ditentukan.
Pada tahap ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci yaitu
mencakup segala keperluan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang
meliputi: materi atau bahan ajar, rancana pelajaran (metode/teknik mengajar)
serta teknik dan instrumen observasi maupun evaluasi.
b. Tindakan
Tahap ini merupakan implementasi dari semua rencana yang telah dibuat
pada perencanaan. Pelaksanaannya berlangsung di dalam kelas yang
merupakan realisasi dari segala teori pendidikan dan model pembelajaran
yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
c. Observasi atau pemantauan
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan
dan rencana yang telah dibuat serta dampaknya terhadap proses dan hasil
intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen penelitian yang
telah disiapkan sebelumnya.
d. Refleksi
Refleksi merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat pada saat
dilakukan pengamatan. Data yang dibuat kemudian dihipotesa dan dicari
28
Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori
instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang
dilaksanakan sebelumnya, menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan
sehingga ditarik suatu kesimpulan yang mantap. Dari hasil proses refleksi ini
akan didapat suatu masukan yang sangat akurat untuk menentukan langkah
tindakan selanjutnya.
Demikianlah secara keseluruhan keempat tahapan yang akan penulis
lakukan dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya pola rangkaian kegiatan
penelitian tindakan yang dilakukan dapat digambarkan dengan bagan alur
siklus Penelitian Tindakan Kelas pada Metode Kooperatif tipe TGT pada
pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi dan benda Langit modifikasi
29
Bagan 3.1 Alur PTK dalam Pembelajaran Sains dalam Konsep Perubahan Kenampakan
Bumi dan Benda Langit menggunakan Metode Kooperatif Tipe TGT
(Modifikasi Model PTK Kemmis)
PRA SIKLUS
OBSERVASI
Mengamati kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru kelas sesuai
dengansituasi asli
REFLEKSI
Peneliti dengan guru kelas
menganalisis temuan atau
kelemahan dalam
pembelajaran yang telah
dilaksanakan
SIKLUS 1 PERENCANAAN
Membuat RPP dengan menggunakan Metode
Kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan
Perubahan Kenampakan Bumi dan benda
Langit di kelas IV SD
TINDAKAN
Guru kelas melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan Metode
Kooperatif tipe TGT pada pokok
bahasan Perubahan Kenampakan Bumi
dan benda Langit di kelas IV SD sesuai
dengan yang direncanakan
OBSERVASI
Mengamati kegiatan kegiatan belajar
mengajar dengan Metode Kooperatif tipe
TGT pada pokok bahasan Perubahan
Kenampakan Bumi dan benda Langit di
kelas IV SD
REFLEKSI
Peneliti dan Guru kelas menganalisis
tentang kemajuan hasil belajar dengan
menggunakan metode Kooperatif tipe
TGT pada pokok bahasan Perubahan
Kenampakan Bumi dan benda Langit
di kelas IV SD. Jika hasil belajar
belum maksimal maka dilanjutkan
pada siklus selanjutnya
30
B. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini, proses pelaksanaan tindakan dibuat 3 siklus
tindakan yang diawali dengan kegiatan prasiklus dan dilanjutkan dengan
siklus selanjutnya. Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut :
a. Pra Siklus
Proses penelitian pra siklus ini merupakan tahap awal dari rangkaian
siklus tindakan, kegiatan yang dilakukan sebagai berikut :
1) Kegiatan Pemantauan (Observasi)
Melihat kondisi obyek (observasi keadaan lapangan) dimaksudkan
memantau kegiatan belajar mengajar (KBM) sains yang asli atau
sebenarnya berdasarkan kebiasaan guru mengajar. Kegiatan ini
merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti. Hal yang
diobservasi adalah praktek pembelajaran yang dilaksanakan guru kelas
sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini betujuan
mencari data mengenai berbagai kelemahan yang dialami didalam
proses belajar.
2) Refleksi
Dalam kegiatan ini guru dan peneliti melakukan diskusi dan evaluasi
tentang permasalahan yang dihadapi guru yang dihasilkan melalui
observasi, selanjutnya memberikan refleksi sebagai bahan rancangan
kegiatan pemecahan masalah berdasarkan hasil diskusi dan evaluasi
31
b. Siklus 1
1) Perencanaan
Di dalam kegiatan ini, peneliti dan guru merancang pembelajaran
Sains dalam bentuk RPP pada pokok bahasan perubahan kenampakan
bumi dan benda langit dengan menggunakan metode kooperatif
learning tipe TGT, Guru juga menyiapkan kartu-kartu soal yang akan
digunakan dalam turnament.
2) Tindakan
Melaksanakan tindakan sesuai dengan yang telah di rencanakan.
langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode kooperatif
learning tipe Team Games Tournament menurut Robert E Slavin (2005
: 169) sebagai berikut:
a. Presentasi di kelas
Penyajian materi dalam TGT diperkenalkan melalui presentasi
kelas. Presentasi kelas dilakukan oleh guru pada saat awal
pembelajaran. Guru menyampaikan materi kepada siswa terlebih
dahulu yang biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung melalui
ceramah. Selain menyajikan materi, pada tahap ini guru juga
menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan
siswa, serta memberikan motivasi. Pada tahap ini, siswa juga dapat
diikutsertakan saat penyajian materi. Bahkan agar lebih menarik,
penyajian materi bisa disajikan dalam bentuk audiovisual yang
32
penelitian ini. Pada saat penyajian materi, siswa harus benar-benar
memperhatikan serta berusaha untuk memahami materi sebaik
mungkin, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat
kerja kelompok, game dan saat turnamen akademik. Selain itu, siswa
dituntut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran seperti mengajukan
pertanyaan, menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan
mempresentasikan jawaban di depan kelas.
b. Tim/kelompok
Setelah penyajian materi oleh guru, siswa kemudian berkumpul
berdasarkan kelompok yang sudah dibagi guru. Setiap tim atau
kelompok terdiri dari 3 sampai 5 siswa yang anggotanya heterogen.
Dalam kelompoknya siswa berusaha mendalami materi yang telah
diberikan guru agar dapat bekerja dengan baik dan optimal saat
turnamen. Guru kemudian memberikan LKS untuk dikerjakan. Siswa
lalu mencocokkan jawabannya dengan jawaban teman sekelompok.
Bila ada siswa yang mengajukan pertanyaan, teman sekelompoknya
bertanggung jawab untuk menjawab dan menjelaskan pertanyaan
tersebut. Apabila teman sekelompoknya tidak ada yang bisa
menjawabnya, maka pertanyaan tersebut bisa diajukan kepada guru.
Belajar dalam kelompok sangat bermanfaat, karena dapat
mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial
memupuk keterampilan kerja sama siswa. Keterampilan sosial yang
33
bekerja sama, aktif bertanya, menjelaskan dan mengemukakan ide,
menanggapi jawaban/pertanyaan dari teman, dan sebagainya.
c. Game (permainan)
Apabila siswa telah selesai mengerjakan LKS bersama anggota
kelompoknya, tugas siswa selanjutnya adalah melakukan game.
Game dimainkan oleh perwakilan dari tiap-tiap kelompok pada meja
yang telah dipersiapkan. Di meja tersebut terdapat kartu bernomor yang
berhubungan dengan nomor pertanyaan-pertanyaan pada lembar
permainan yang harus dikerjakan peserta. Siswa yang tidak bermain
juga berkewajiban mengerjakan soal-soal game beserta teman
sekelompoknya.
d. Tournament (turnamen)
Turnamen biasanya dilakukan tiap akhir pekan atau akhir subbab.
Turnamen diikuti oleh semua siswa. Tiap-tiap siswa akan ditempatkan
di meja turnamen dengan siswa dari kelompok lain yang kemampuan
akademiknya setara. Jadi, dalam satu meja turnamen akan diisi oleh
siswa-siswa homogen (kemampuan setara) yang berasal dari kelompok
yang berbeda. Meja turnamen diurutkan dari tingkatan kemampuan
tinggi ke rendah. Meja 1 untuk siswa dengan kemampuan tinggi, meja 2
untuk siswa dengan kemampuan sedang. Meja 3 untuk siswa dengan
kemampuan di bawah siswa-siswa di meja 2, dan seterusnya. Di meja
turnamen tersebut siswa akan bertanding menjawab soal-soal yang
34
Soal-soal turnamen harus dirancang sedemikian rupa agar semua
siswa dari semua tingkat kemampuan dapat menyumbangkan poin bagi
kelompoknya. Jadi, guru membuat kartu soal yang sulit untuk siswa
pintar, dan kartu dengan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang
pintar. Siswa yang mendapat skor tertinggi akan naik ke meja yang
setingkat lebih tinggi. Siswa yang mendapatkan peringkat kedua
bertahan pada meja yang sama, sedangkan siswa dengan
peringkat-peringkat di bawahnya akan turun ke meja yang yang tingkatannya
lebih rendah.
3) Observasi
Peneliti berkolaborasi dengan guru mitra dan sebagai observer untuk
mengamati kegiatan pembelajaran kenampakan perubahan bumi dan benda
langit dengan menggunakan metode kooperatif learning dengan tipe TGT
yang dilakukan oleh peneliti sebagai model.
4) Refleksi
Kegiatan refleksi ini adalah untuk merefleksi hasil kegiatan belajar
mengajar pada putaran kesatu, kemudian, penulis merefleksi serta
memikirkan guna membuat rencana baru dalam rangka mengatasi kesulitan
atau permasalahan tersebut. Hal ini sebagai dasar untuk perencanaan pada
35
C. Instrumen Penelitian dan Alat Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (1998: 15) ” Instrumen penelitian adalah suatu fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan
sistematis sehingga lebih diolah. Adapun dalam penelitian ini yang digunakan
untuk mengumpulkan data adalah Observasi dan Tes. Untuk lebih jelasnya
maka peneliti akan menjelaskan masing-masing alat yang diperlukan dalam
mengumpulkan data penelitian ini sebagai berikut:
a. Pedoman Observasi Aktivitas Guru dan siswa
Observasi (pengamatan) adalah melakukan pengamatan secara langsung
objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Ridwan,
2004 :76).
Tabel 3.1 Pedoman Observasi pada Pembelajaran Kooepratif tipe TGT
untuk guru.
No Uraian Kriteria Skor 1 2 3
1 Mengelola Kelas
2 Menyampaikan Tujuan Pembelajaran 3 Mempresentasikan materi pelajaran 4 Membentuk Kelompok
5 Menjelaskan aturan permainan
6 Mengarahkan/membimbing turnament 7 Memberi Penguatan
8 Menyampaikan Skor Tiap Kelompok 9 Memberikan penghargaan kepada tim 10 Evaluasi Tim
Jumlah Skor Hasil yang dicapai
Keterangan :
36
Kriteria keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajran yaitu apabila
semua aspek yang dinilai mendapat skor baik.
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Perilaku Belajar Siswa dalam
Kelompok
No Perilaku
Kelompok
1 2 3
1 Kerjasama dalam kelompok
2 Leadership
3 Kemampuan Bertanya Kepada Guru
4 Kemampuan Menjawab Pertanyaan Guru
5 Berani Tampil
6 Aktif Di Dalam Kelompok
7 Gembira Dan Menyenangkan
8 Dapat Menghargai Pendapat
9 Sportifitas
10 Berjiwa Besar
Jumlah
Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
37
Kriteria keberhasilan siswa dalam pembelajaran teknik team games
tournamnet (TGT) yaitu apabila semua aspek yang dinilai mendapat skor
baik.
b. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan unutik mengukur keterampilan, intelegensi kemampuan atau bakat
yang dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006:150).
Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam
bentuk pilihan ganda dengan jumlah 10 soal. Tes ini dilaksanakan pada setiap
akhir pelajaran pada setiap siklus untuk mengetahui kemampuan pemahaman
siswa dalam konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal IPA Tentang Perubahan Kenampakan Bumi
38
Contoh Soal Tentang Perubahan Kenampakan Bumi
1. Pengikisan tanah oleh air laut disebut …
a. Korasi c.Tanah longsor
b. Abrasi d.Banjir
2. Bentuk bulan akan terlihat bulat penuh pada fase …
a. Bulan sabit b. Bulan purnama
c. Bulan bungkuk d. Bulan separuh
3. Kenampakan bulan yang berbeda-beda dari waktu ke waktu disebabkan
oleh …
a. Gerakan bumi pada porosnya
b. Gerakan bulan mengelilingi bumi
c. Gerakan bulan pada porosnya
d. Gerakan bulan mengelilingi matahari
4. Di lahan pertanian atau perkebunan yang miring seperti perbukitan banyak
terdapat … untuk mencegah terjadinya erosi dan longsor. a. Sengkedan b. Tembok beton
c. Hutan Bakau d. Reboisasi
5. Benda langit yang dapat memancarkan cahayanya sendiri adalah …
a. Bintang b. Komet
7. Apa yang menyebabkan pasang surut air laut . . .
a. Panas Matahari b. Gaya Tarik Bulan
c. Sinar Bulan d. Bintang
8. Matahari tampak terbit di sebelah . . . a. Timur b. Utara c. Selatan
39
9. Matahari tampak terbenam di sebelah . . .
a. Timur c. Selatan
b. Utara d. Barat
10.Pada siang hari, bumi tampak terang karena . . .
a. Bumi dekat dengan matahari
b. Bumi dekat dengan planet mars
c. Bumi lebih besar daripada matahari
d. Bumi mendapat cahaya dari matahari
Kunci Jawaban
Setelah data diperoleh dari hasil pengumpulan data selanjutnya data perlu
diolah dan dianalisis. Secara garis besar, prosedur pengolahan data hasil
penelitian tindakan kelas meliputi tahapan sebagai berikut:
a. Menyeleksi Data
Setelah data dikumpulkan, kemudian dipilih untuk diseleksi dan
diklasifikasi sesuai dengan tujuan untuk memudahkan pengolahan data dan
40
b. Validitas
Tahap untuk membuktikan bahwa sesuatu yang diamati dalam penelitian
ini sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan sebanarnya.
c. Interpretasi
Kumpulan data yang telah divaliditasi kemudian di interpretasikan
berdasarkan hasil kajian empiric dan teoritik, serta intuisi guru dalam
merefleksikan selama pembelajaran berlangsung. Hasil interpretasi data ini
akan menghasilkan analisis penelitian tindakan kelas secara keseluruhan.
d. Tindakan
Berdasarkan hasil analisis data secara keseluruhan, maka akan menjadi
referensi tentang situasi pembelajaran yang bermakna sehingga bermanfaat
serta menjadi dasar bagi guru untuk melakukan tondakan pembelajaran
selanjutnya.
Adapun penilaian hasil dari kedua alat pengumpulan data itu sebagai
berikut:
1) Observasi
Data dari hasil observasi adalah banyaknya ceklis dari kolom penilaian.
Katagori 1 untuk guru yang dinilai kurang dalam melakukan aspek penilaian,
katagori 2 untuk guru yang dinilai cukup dalam melakukan aspek penilaian,
dan katagori 3 untuk guru yang dinilai baik dalam melakukan aspek penilaian.
Skor perilaku guru dalam observasi guru, yaitu jumlah skor yang diperoleh
41
diobservasi 10 butir dan skor maksimal tiap butir adalah 3. Maka jumlah sekor
adalah 10x3=30. Dengan demikian data dapat diolah dengan rumus :
%
Sedangkan hasil observasi pada perilaku siswa dilakukan untuk setiap
kelompok belajar. Jumlah aspek yang diobservasi 10 butir dan skor maksimal
tiap butir adalah 3, maka jumlah skor maksimal adalah 10x3=30 untuk setiap
kelompok. Karena dalam kelas IV terdapat 3 kelompok, maka jumlah skor
maksimal dikali jumlah kelompok siswa yaitu 30x3=90. Skor akhir dilakukan
dengan persentase yaitu jumlah skor yang diperoleh semua kelompok dibagi
jumlah skor maksimal dikali 100%. Persentasi dapat dihitung dengan rumus :
42
D. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah kegiatan belajar
mengajar (KBM) kelas IV dalam konsep perubahan kenampakan bumi dan
benda langit dengan menggunakan metode TGT di SDN Anyer IV. Dengan
jumlah siswa 31 orang untuk kelas IV yang dijadikan objek peneliti.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri
Anyer IV. Adapun alasan pemilihan lokasi SDN Anyer IV karena lokasi
peneliti dekat dengan SD tersebut sehingga memudahkan peneliti untuk
mencari informasi dan mempermudah peneliti untuk bertukar pendapat dengan
76
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran pada konsep perubahan kenampakan bumi dan
benda langit mengalami peningkatan dengan menggunakan metode
kooperatif type TGT. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil rata-rata
observasi siswa pra siklus yaitu 15% dan hasil nilai rata-rata observasi
guru di pra siklus yaitu 40%. Pada silkus I, nilai rata-rata aktivitas siswa
yaitu 73% dan nilai rata-rata aktifitas guru yaitu 76%. Serta pada siklus
II, nilai rata-rata aktifitas siswa yaitu 92% sedangkan hasil rata-rata
aktifitas guru yaitu 93%.
2. Hasil belajar siswa pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda
langit mengalami peningkatan dengan menggunakan metode kooperatif
type TGT. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada
siklus I yaitu 69. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar
siswa yaitu 77.
Melihat dari dua hasil penelitian dia atas, penulis berkeyakinan bahwa
77
aktivitas guru dalam mengajar, aktivitas siswa dalam belajar dan penguasaan
konsep IPA.
B.Rekomendasi
Melihat hasil-hasil penelitian yang terus meningkat, penulis berkeinginan
untuk memberikan rekomendasi kepada :
1. Guru dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada
pembelajaran IPA dengan konsep perubahan kenampakan bumi dan
benda langit beserta pelajaran lainnya, dapat mensosialisasikan kepada
guru lain di sekolahnya.
2. Kepala sekolah dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan
pembinaan profesional bagi guru-guru dalam rangka peningkatan mutu
pembelajaran IPA pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda
langit tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT serta fasilitator
dari semua penelitian yang dilakukan di sekolahnya.
3. Gugus Sekolah dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif type
TGT sebagai bahan pembinaan profesional dalam wadah kegiatan
kelompok kerja guru (KKG).
4. Para peneliti dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan
rujukan penelitian yang sejenis. Terutama bagi mahasiswa yang akan
membuat skripsi tentang pembelajaran kooperatif tipe TGT pada
78
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Fahron, Siti (2010). Pendekatan kooperatif model TGT untuk meningkatkan
hasil belajar IPA siswa kelas V MI Nurul Ulum Sebalong Nguling Pasuruan. Tidak diterbitkan.
Hamruni (2012). Strategi Pembelajaran. Insan Madani : Yogyakarta
Iru, La, dan La Ode (2012). Analisis Penerapan Pendekatan Metode Strategi
dan Model-model Pembelajaran. Multi Presido : Yogyakarta
Karli, Hilda dan Margaretha Sriyuliartiatiningsih (2004) Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bina Media Informasi : Bandung
Kemmis, S and McTaggart, M R. (1982). The Action Research Planner. Victoria : Deakin University.
Michaelis, U John, Ruth H Grossman dan Lluod F. Scott (1975). New Designs
For Elementary Curriculum And Instruction. Allen Wayne Techinical
Corp : USA
Mulyasa, E (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Remaja Rosdakarya : Bandung
Nur’aeni. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang : Ikhwan
Mandiri Press
Rowe, Mary Budd (1978). Teaching Science As Continous Inquiry : A Basic : USA
Rusman (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Setyaningsih, Irma (2011). Penggunaan model pembelajaran kooperatif learning tipe TGT untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelaaran IPA kelas IV SD Negri Karangtengah 3 Sragen. Tidak diterbitkan.
79
Sumasiah, Neneng (2008). Penerapan Teknik Mengajar Team Games