• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TYPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT :Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SDN Anyer IV.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TYPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT :Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SDN Anyer IV."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TYPE TEAM GAMES

TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN

SISWA PADA KONSEP PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN

BENDA LANGIT

(Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SDN Anyer IV)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Guru Sekolah Dasar

Oleh

MEGAWATI ANANDA PUTRI

0903816

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TYPE TEAM GAMES

TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN

SISWA PADA KONSEP PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN

BENDA LANGIT

(Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SDN Anyer IV)

Oleh

MEGAWATI ANANDA PUTRI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© MEGAWATI ANANDA PUTRI 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)
(5)

ABSTRAK

Penerapan Model Kooperatif Type Team Games Tournament (TGT) Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit (PTK di kelas IV SDN Anyer IV). Megawati Ananda Putri, 2013.

Latar belakang penelitian ini adalah pembelajaran IPA di SD yang kurang variatif dan penampilan guru yang kurang menarik maka akan timbul kebosanan dan tidak bersemangatnya anak didik untuk belajar IPA yang mengakibatkan hasil belajar rendah.

Dari latar belakang diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan yaitu ingin meningkatkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Team games tournament (TGT) pada konsep perubahan kenampakan benda langit dan ingin mengetahui hasil belajar siswa dalam konsep perubahan kenampakan bumi dengan menggunakan metode koorperatif tipe team games tournament (TGT).

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan 2 siklus dengan tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini difokuskan pada kelas IV SDN Anyer IV, dengan banyak siswa 30 orang, data yang dikumpulkan melalui observasi dan tes.

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan, hal ini dibuktikan nilai hasil rata-rata observasi siswa pra siklus yaitu 15% dan hasil nilai rata-rata observasi guru di pra siklus yaitu 40%. Pada siklus I, nilai rata-rata aktivitas siswa yaitu 73% dan nilai rata-rata aktifitas guru yaitu 76%. Peningkatan juga terjadi pada rata-rata nilai hasil belajar siswa di siklus I yaitu 69. Serta pada siklus II, nilai rata-rata aktifitas siswa yaitu 92% sedangkan hasil rata-rata aktifitas guru yaitu 93% dan pada nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II yaitu 77.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode kooperatif type TGT dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit di kelas IV SDN Anyer IV.

(6)
(7)

Vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN….……… i

LEMBAR PERNYATAAN……… ii

KATA PENGANTAR……….... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... v

ABSTRAK……….……….. vi

C. Tujuan Penelitian………... 4

D. Manfaat Penelitian………...… 4

E. Defini Operasional………... 6

(8)

viii

D. Teknik Pengolahan Data... 39

E. Subjek Dan Lokasi Penelitian... 42

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Hasil Penelitian………....…… 43

B. Pembahasan Hasil Penelitian………... 70

C. Rekapitulasi hasil penelitian... 72

D. Jawaban Hipotesis………..………... 75

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan………...……… 76

B. Rekomendasi………. 77

DAFTAR PUSTAKA………...………...… 78

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Kelompok menggunakan metode Kooperatif type

TGT... 18

Tabel 3.1 Pedoman Obervasi Aktivitas Guru Menggunakan metode Kooperatif

type TGT...………....………… 35

Tabel 3.2 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Menggunakan metode

Kooperatif type TGT ………....…... 36

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal………... 37

Tabel 4.1 Hasil Obervasi Aktivitas Guru Menggunakan metode Kooperatif

type TGT pra Siklus...… 45

Tabel 4.2 Hasil Obervasi Aktivitas Siswa Menggunakan metode Kooperatif

type TGT pra Siklus …………...…..…….. 46

Tabel 4.3 Nilai Rata-rata pada kegiatan pra siklus.……….… 47

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menggunakan Metode

kooperatif type TGT Pada Siklus I………...… 54

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas siswa Dengan Menggunakan Metode

kooperatif type TGT Pada Siklus I ………. 55

Tabel 4.6 Hasil Belajar siswa di kegiatan siklus I...……….. 57

Tabel 4.7 Nilai Rata-rata Pada Siklus I…………...…. 57

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menggunakan metode

kooperatif type TGT Pada Siklus II………... 64

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan menggunakan metode

(10)

x

Tabel 4.10 Nilai Hasil Belajar Siswa di Kegiatan Siklus II..…………... 67 Tabel 4.11 Nilai Rata-rata Pada Siklus I ...………. 68

Tabel 4.12 Rekapitulasi Nilai dengan menggunakan Metode kooperatif

type TGT…………... 72

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Penelitian kegiatan observasi siswa dan guru pada Pra Siklus...………. 48 Grafik 4.2 Hasil Penelitian observasi siswa dan guru beserta hasil belajar siswa

pada siklus I...…….. 58

Grafik 4.3 Hasil Penelitian observasi siswa dan guru beserta hasil belajar siswa

pada siklus II ...………. 68

Grafik 4.4 Hasil penelitian observasi guru dan siswa dari pra siklus hingga siklus II dengan menggunakan metode kooperatif type TGT....………. 73 Grafik 4.5 Hasil penelitian nilai hasil belajar siswa dari siklus I hingga siklus II

(11)

xi

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Alur PTK dalam Pembelajaran Sains dalam Konsep Perubahan

Kenampakan Bumi dan Benda Langit menggunakan Metode

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

(13)
(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan melaksanakan berbagai model pembelajaran, guru dapat

memilih model yang sangat baik untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu

atau yang sangat sesuai dengan lingkungan belajar atau sekelompok siswa

tertentu. Salah satu alternatif pilihan dalam pembelajaran IPA diterapkan

pendekatan koperatif dengan teknik yang baik.

Johnson & Johnson mengatakan bahwa Pembelajaran koperatif merupakan

strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni

kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran

(LPMP, 2006 : 3).

Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok tersebut membantu belajar satu

sama lainnya. Idealnya kelompok-kelompok tersebut beranggotakan siswa

dengan hasil belajar tinggi, rata-rata, dan rendah; laki-laki dan perempuan;

siswa dengan latar belakang suku berbeda yang ada di kelas; dan siswa

penyandang cacat bila ada. Kelompok beranggota heterogen ini tinggal

bersama selama beberapa minggu, sampai mereka dapat belajar bekerja sama

(15)

2

Kesuksesan suatu proses pembelajaran, khususnya di SD antara lain

ditentukan oleh faktor ketepatan pemahaman guru terhadap perkembangan

murid, pemahaman terhadap murid tersebut dapat menjadi modal utama bagi

pengembangan strategi dan proses pembelajaran yang membantu siswa

mengembangkan sikap dan prilakunya yang ada. Seiring dengan

perkembangan strategi pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered)

menjadi berpusat pada peserta didik (student centered) maka berkembang

pula cara pandang terhadap bagaimana peserta didik belajar dan memperoleh

pengetahuan. Kemampuan pemahaman sains siswa dengan metode seperti itu

mengakibatkan hasil belajar rendah. Maka dari hasil pengamatan yang telah

dilakukan diperoleh gambaran bahwa sebagian besar siswa kelas IV kurang

memahami konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

Adapun hasil pengamatan di SDN Anyer IV adalah kegagalan yang nyata

di lapangan khususnya pembelajaran IPA di SD adalah kurang variatif dan

penampilan guru yang kurang menarik maka akan timbul kebosanan dan

tidak bersemangatnya anak didik untuk belajar IPA. Oleh karena itu yang

menjadi masalah utama dalam pembelajaran sains adalah metode apa yang

sesuai untuk pembelajaran sains? Namun, kenyataan di lapangan

menunjukkan beberapa fakta dalam pembelajaran sains, antara lain : (1)

metode ceramah merupakan metode paling dominan dalam pembelajaran

sains dengan guru sebagai pengendali dan aktif menyampaikan informasi, (2)

(16)

3

diabaikan dan jarang digunakan dengan alasan khawatir tidak mampu

menghabiskan materi pelajaran. Tentu saja banyak faktor yang menyebabkan

pembelajaran IPA tidak efektif. Guru merupakan salah satu faktor yang turut

menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Hal inilah yang masih

dirasakan oleh guru-guru di SDN Anyer IV.

Mengacu kepada uraian di atas, serta pemasalahan yang timbul di SDN

Anyer IV, sebagai lokasi penelitian, maka sebaiknya guru kelas IV, mencoba

menerapkan Team Games Tournament (TGT) untuk pembelajaran IPA.

Adapun keunggulan TGT adalah Kelebihan TGT diantaranya adalah siswa

lebih temotivasi untuk belajar agar dapat memberikan dan menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan, meningkatkan interaksi siswa secara

aktif dan melibatkan segenap kemampuan yang dimiliki siswa, menuntut rasa

tanggung jawab siswa untuk berbuat terbaik bagi kelompoknya,

meningkatkan prestasi belajar siswa (Etin Solihatin dan Raharjo, 2008 : 30)

Dengan digunakannya TGT dalam IPA, diharapkan akan membawa

dampak positif terhadap siswa, diantaranya melibatkan aktivitas siswa,

menumbuhkan kreatifitas, pembelajaran lebih bermakna, efektif, dan tumbuh

rasa senang pada siswa. Siswa merasa betah dan ingin selalu belajar karena

mereka memperoleh kesenangan di dalamnya.

Dengan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian

Tindakan Kelas mengenai “Penerapan Model Kooperatif Type Team

(17)

4

Pada Konsep Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit. Di

kelas IV SDN Anyer IV Tahun Pelajaran 2013-2014.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan,

maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :

1. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan metode

kooperatif tipe TGT pada konsep perubahan kenampakan benda langit?

2. Apakah dengan menggunakan metode kooperatif tipe team games

tournament (TGT) hasil belajar siswa dalam konsep perubahan

kenampakan bumi dapat meningkat?

C. Tujuan Hasil Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah :

1. Ingin meningkatkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode

kooperatif tipe Team games tournament (TGT) pada konsep perubahan

kenampakan benda langit.

2. Ingin mengetahui hasil belajar siswa dalam konsep perubahan

kenampakan bumi dengan menggunakan metode koorperatif tipe team

games tournament (TGT)

D. Manfaat Hasil Penelitian

(18)

5

1) Dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan tentang metode

kooperatif tipe team game tournament, dapat menambah wawasan dan

lebih menguasai metode-metode dalam pendidikan.

2) Dapat memberikan bantuan kepada guru untuk meningkatkan kualitas

kemampuan mengajar dalam pembelajaran sains.

3) Meningkatkan profesionalisme peneliti dalam mengajar.

b. Bagi Siswa

1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam konsep perubahan kenampakan

bumi dan benda langit baik secara individu maupun kelompok.

2) Siswa semakin termotivasi untuk belajar kerena ikut aktif berpartisipasi

dalam proses pembelajaran dan suasana pembelajaran menyenangkan

dan bermakna.

c. Bagi Guru

1) Menumbuhkan kreativitas guru dengan menggunakan penerapan

metode kooperatif tipe team games tournamnet (TGT).

2) Memiliki kemampuan dalam menyusun strategi pembelajaran yang

sesuai dengan perubahan kurikulum.

d. Untuk Sekolah

1) Meningkatkan pemberdayaan penerapan metode kooperatif tipe team

games tournament (TGT) agar prestasi belajar siswa lebih baik dan

perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lainnya.

2) Dapat memberikan nilai tambah dalam meningkatkan mutu sekolah dan

(19)

6

E. Definisi Operasional

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti mengambil judul

Penerapan Model Kooperatif Type Team Games Tournament (TGT) Dalam

Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Perubahan Kenampakan

Bumi dan Benda Langit”.

1. Kooperatif Type Team Games Tournamnet (TGT)

Menurut Hilda Karli dan Margaretha Sriyuliatiningsih (2004 : 48)

menyatakan bahwa “Model belajar kooperatif adalah suatu strategi belajar

dan mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam

bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang

teratur dalam kelompok untuk memecahkan masalah”.

Menurut Robert E. Slavin (2009 : 13) “Team Games Tournament (TGT)

adalah metode yang menggunakan pelajaran yang sama yang disampaikan

guru dan tim kerja dalam tournament akademik dengan anggota kelompok

lainnya”.

2. Meningkatkan Pemahaman Siswa

Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar,

sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami (Em

(20)

7

Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian;

pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4)

mengerti benar (akan); tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar.

Apabila mendapat imbuhan me- i menjadi memahami, berarti : (1) mengerti

benar (akan); mengetahui benar, (2) memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan

pe- an menjadi pemahaman, artinya (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara

memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham)

(Depdikbud, 1994: 74). Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah

suatu proses, cara memahami cara mempelajari baik-baik supaya paham dan

pengetahuan banyak.

3. Konsep Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit

Menurut Dorothy J Skeel (1979) dalam Nasoetion Noehi, (2002 : 2.3)

“Konsep adalah sesuatu yang terganbar dalam pikiran – suatu pemikiran,

gagasan atau suatu pengertian”. Definisi lain konsep adalah suatu citra mental

tentang sesuatu, sesuatu tersebut dapat berupa objek kongkret ataupun

gagasan yang abstrak.

Konsep dalam penelitian ini maksudnya adalah konsep IPA yang terdapat

di kurikulum pembelajaran IPA tahun 2013 di SD kelas IV, yaitu perubahan

kenampakan bumi dan benda langit.

Dalam buku karangan Haryanto (2006 : 181) “Perubahan kenampakan

bumi dan benda langit adalah perubahan yang menyebabkan keadaan bumi

dan benda langit berubah atau tidak sama dengan awalnya akibat factor alam

(21)
(22)

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

Tindakan Kelas. Dalam literatur berbahasa inggris, Penelitian Tindakan Kelas

disebut dengan Classroom Action Research. Mc Niff memandang PTK

(Penelitian Tindakan Kelas) sebagai bentuk penelitian reflektif yang

dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat

untuk mengembangkan kurikulum, pengembangan keahlian mengajar dan

sebagainya (Nur’aeni, 2012 : 6).

Stephen Kemmis dalam buku yang berjudul A Teacher’s Guide To

Classroom Research, Bristol PA. Open University Press, 1993, sebagaimana

dikutip dalam Depdikbud 1999/2000 : 7 dinyatakan bahwa action research

adalah :

“…a form of selft-reflective inquiri undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational pactices, (b) their understanding of these practices and (c) the situation in which practices are carried out” (Depdikbud, 1999/2000 : 7).

Sementara Subiyantoro mendefinisikan PTK ialah suatu penelitian yang

(23)

26

dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusun suatu

perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang

berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran

yang dilakukan (Subyantoro, 2009:10).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang dilakukan secara

sistematis reflektif terhadap segala tindakan yang dilakukan oleh guru di

dalam kelas yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya perencanaan

sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata yang dilakukan di dalam

kelas berupa kegiatan pemebelajaran untuk memperbaiki pembelajaran

tersebut.

Model PTK yang dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan model

PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2010:16)

yang terdiri dari beberapa siklus, dimana dalam satu siklus terdiri dari empat

komponen seperti 1) perencanaan; 2) aksi/tindakan; 3) observasi; dan 4)

refleksi serta diawali dengan pra siklus. Secara garis besar, rancangan

penelitian kelas yang diambil yaitu model siklus, yang dilakukan secara

berulang dan berkelanjutan (siklus spiral). Model tersebut disusun

sedemikian rupa sehingga pada setiap siklus terdiri atas; perencanaan

tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan diuraikan langkah-langkah

(24)

27

a. Perencanaan

Rencana tindakan disusun berdasarkan pada identifikasi masalah yang

dilakukan pada tahapan Pra Penelitian Tindakan Kelas. Hal ini dimaksudkan

untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang ditentukan.

Pada tahap ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci yaitu

mencakup segala keperluan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang

meliputi: materi atau bahan ajar, rancana pelajaran (metode/teknik mengajar)

serta teknik dan instrumen observasi maupun evaluasi.

b. Tindakan

Tahap ini merupakan implementasi dari semua rencana yang telah dibuat

pada perencanaan. Pelaksanaannya berlangsung di dalam kelas yang

merupakan realisasi dari segala teori pendidikan dan model pembelajaran

yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

c. Observasi atau pemantauan

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan

dan rencana yang telah dibuat serta dampaknya terhadap proses dan hasil

intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen penelitian yang

telah disiapkan sebelumnya.

d. Refleksi

Refleksi merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat pada saat

dilakukan pengamatan. Data yang dibuat kemudian dihipotesa dan dicari

(25)

28

Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori

instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang

dilaksanakan sebelumnya, menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan

sehingga ditarik suatu kesimpulan yang mantap. Dari hasil proses refleksi ini

akan didapat suatu masukan yang sangat akurat untuk menentukan langkah

tindakan selanjutnya.

Demikianlah secara keseluruhan keempat tahapan yang akan penulis

lakukan dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya pola rangkaian kegiatan

penelitian tindakan yang dilakukan dapat digambarkan dengan bagan alur

siklus Penelitian Tindakan Kelas pada Metode Kooperatif tipe TGT pada

pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi dan benda Langit modifikasi

(26)

29

Bagan 3.1 Alur PTK dalam Pembelajaran Sains dalam Konsep Perubahan Kenampakan

Bumi dan Benda Langit menggunakan Metode Kooperatif Tipe TGT

(Modifikasi Model PTK Kemmis)

PRA SIKLUS

OBSERVASI

Mengamati kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru kelas sesuai

dengansituasi asli

REFLEKSI

Peneliti dengan guru kelas

menganalisis temuan atau

kelemahan dalam

pembelajaran yang telah

dilaksanakan

SIKLUS 1 PERENCANAAN

Membuat RPP dengan menggunakan Metode

Kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan

Perubahan Kenampakan Bumi dan benda

Langit di kelas IV SD

TINDAKAN

Guru kelas melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan Metode

Kooperatif tipe TGT pada pokok

bahasan Perubahan Kenampakan Bumi

dan benda Langit di kelas IV SD sesuai

dengan yang direncanakan

OBSERVASI

Mengamati kegiatan kegiatan belajar

mengajar dengan Metode Kooperatif tipe

TGT pada pokok bahasan Perubahan

Kenampakan Bumi dan benda Langit di

kelas IV SD

REFLEKSI

Peneliti dan Guru kelas menganalisis

tentang kemajuan hasil belajar dengan

menggunakan metode Kooperatif tipe

TGT pada pokok bahasan Perubahan

Kenampakan Bumi dan benda Langit

di kelas IV SD. Jika hasil belajar

belum maksimal maka dilanjutkan

pada siklus selanjutnya

(27)

30

B. Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini, proses pelaksanaan tindakan dibuat 3 siklus

tindakan yang diawali dengan kegiatan prasiklus dan dilanjutkan dengan

siklus selanjutnya. Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut :

a. Pra Siklus

Proses penelitian pra siklus ini merupakan tahap awal dari rangkaian

siklus tindakan, kegiatan yang dilakukan sebagai berikut :

1) Kegiatan Pemantauan (Observasi)

Melihat kondisi obyek (observasi keadaan lapangan) dimaksudkan

memantau kegiatan belajar mengajar (KBM) sains yang asli atau

sebenarnya berdasarkan kebiasaan guru mengajar. Kegiatan ini

merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti. Hal yang

diobservasi adalah praktek pembelajaran yang dilaksanakan guru kelas

sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini betujuan

mencari data mengenai berbagai kelemahan yang dialami didalam

proses belajar.

2) Refleksi

Dalam kegiatan ini guru dan peneliti melakukan diskusi dan evaluasi

tentang permasalahan yang dihadapi guru yang dihasilkan melalui

observasi, selanjutnya memberikan refleksi sebagai bahan rancangan

kegiatan pemecahan masalah berdasarkan hasil diskusi dan evaluasi

(28)

31

b. Siklus 1

1) Perencanaan

Di dalam kegiatan ini, peneliti dan guru merancang pembelajaran

Sains dalam bentuk RPP pada pokok bahasan perubahan kenampakan

bumi dan benda langit dengan menggunakan metode kooperatif

learning tipe TGT, Guru juga menyiapkan kartu-kartu soal yang akan

digunakan dalam turnament.

2) Tindakan

Melaksanakan tindakan sesuai dengan yang telah di rencanakan.

langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode kooperatif

learning tipe Team Games Tournament menurut Robert E Slavin (2005

: 169) sebagai berikut:

a. Presentasi di kelas

Penyajian materi dalam TGT diperkenalkan melalui presentasi

kelas. Presentasi kelas dilakukan oleh guru pada saat awal

pembelajaran. Guru menyampaikan materi kepada siswa terlebih

dahulu yang biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung melalui

ceramah. Selain menyajikan materi, pada tahap ini guru juga

menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan

siswa, serta memberikan motivasi. Pada tahap ini, siswa juga dapat

diikutsertakan saat penyajian materi. Bahkan agar lebih menarik,

penyajian materi bisa disajikan dalam bentuk audiovisual yang

(29)

32

penelitian ini. Pada saat penyajian materi, siswa harus benar-benar

memperhatikan serta berusaha untuk memahami materi sebaik

mungkin, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat

kerja kelompok, game dan saat turnamen akademik. Selain itu, siswa

dituntut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran seperti mengajukan

pertanyaan, menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan

mempresentasikan jawaban di depan kelas.

b. Tim/kelompok

Setelah penyajian materi oleh guru, siswa kemudian berkumpul

berdasarkan kelompok yang sudah dibagi guru. Setiap tim atau

kelompok terdiri dari 3 sampai 5 siswa yang anggotanya heterogen.

Dalam kelompoknya siswa berusaha mendalami materi yang telah

diberikan guru agar dapat bekerja dengan baik dan optimal saat

turnamen. Guru kemudian memberikan LKS untuk dikerjakan. Siswa

lalu mencocokkan jawabannya dengan jawaban teman sekelompok.

Bila ada siswa yang mengajukan pertanyaan, teman sekelompoknya

bertanggung jawab untuk menjawab dan menjelaskan pertanyaan

tersebut. Apabila teman sekelompoknya tidak ada yang bisa

menjawabnya, maka pertanyaan tersebut bisa diajukan kepada guru.

Belajar dalam kelompok sangat bermanfaat, karena dapat

mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial

memupuk keterampilan kerja sama siswa. Keterampilan sosial yang

(30)

33

bekerja sama, aktif bertanya, menjelaskan dan mengemukakan ide,

menanggapi jawaban/pertanyaan dari teman, dan sebagainya.

c. Game (permainan)

Apabila siswa telah selesai mengerjakan LKS bersama anggota

kelompoknya, tugas siswa selanjutnya adalah melakukan game.

Game dimainkan oleh perwakilan dari tiap-tiap kelompok pada meja

yang telah dipersiapkan. Di meja tersebut terdapat kartu bernomor yang

berhubungan dengan nomor pertanyaan-pertanyaan pada lembar

permainan yang harus dikerjakan peserta. Siswa yang tidak bermain

juga berkewajiban mengerjakan soal-soal game beserta teman

sekelompoknya.

d. Tournament (turnamen)

Turnamen biasanya dilakukan tiap akhir pekan atau akhir subbab.

Turnamen diikuti oleh semua siswa. Tiap-tiap siswa akan ditempatkan

di meja turnamen dengan siswa dari kelompok lain yang kemampuan

akademiknya setara. Jadi, dalam satu meja turnamen akan diisi oleh

siswa-siswa homogen (kemampuan setara) yang berasal dari kelompok

yang berbeda. Meja turnamen diurutkan dari tingkatan kemampuan

tinggi ke rendah. Meja 1 untuk siswa dengan kemampuan tinggi, meja 2

untuk siswa dengan kemampuan sedang. Meja 3 untuk siswa dengan

kemampuan di bawah siswa-siswa di meja 2, dan seterusnya. Di meja

turnamen tersebut siswa akan bertanding menjawab soal-soal yang

(31)

34

Soal-soal turnamen harus dirancang sedemikian rupa agar semua

siswa dari semua tingkat kemampuan dapat menyumbangkan poin bagi

kelompoknya. Jadi, guru membuat kartu soal yang sulit untuk siswa

pintar, dan kartu dengan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang

pintar. Siswa yang mendapat skor tertinggi akan naik ke meja yang

setingkat lebih tinggi. Siswa yang mendapatkan peringkat kedua

bertahan pada meja yang sama, sedangkan siswa dengan

peringkat-peringkat di bawahnya akan turun ke meja yang yang tingkatannya

lebih rendah.

3) Observasi

Peneliti berkolaborasi dengan guru mitra dan sebagai observer untuk

mengamati kegiatan pembelajaran kenampakan perubahan bumi dan benda

langit dengan menggunakan metode kooperatif learning dengan tipe TGT

yang dilakukan oleh peneliti sebagai model.

4) Refleksi

Kegiatan refleksi ini adalah untuk merefleksi hasil kegiatan belajar

mengajar pada putaran kesatu, kemudian, penulis merefleksi serta

memikirkan guna membuat rencana baru dalam rangka mengatasi kesulitan

atau permasalahan tersebut. Hal ini sebagai dasar untuk perencanaan pada

(32)

35

C. Instrumen Penelitian dan Alat Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (1998: 15) ” Instrumen penelitian adalah suatu fasilitas

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya

lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan

sistematis sehingga lebih diolah. Adapun dalam penelitian ini yang digunakan

untuk mengumpulkan data adalah Observasi dan Tes. Untuk lebih jelasnya

maka peneliti akan menjelaskan masing-masing alat yang diperlukan dalam

mengumpulkan data penelitian ini sebagai berikut:

a. Pedoman Observasi Aktivitas Guru dan siswa

Observasi (pengamatan) adalah melakukan pengamatan secara langsung

objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Ridwan,

2004 :76).

Tabel 3.1 Pedoman Observasi pada Pembelajaran Kooepratif tipe TGT

untuk guru.

No Uraian Kriteria Skor 1 2 3

1 Mengelola Kelas

2 Menyampaikan Tujuan Pembelajaran 3 Mempresentasikan materi pelajaran 4 Membentuk Kelompok

5 Menjelaskan aturan permainan

6 Mengarahkan/membimbing turnament 7 Memberi Penguatan

8 Menyampaikan Skor Tiap Kelompok 9 Memberikan penghargaan kepada tim 10 Evaluasi Tim

Jumlah Skor Hasil yang dicapai

Keterangan :

(33)

36

Kriteria keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajran yaitu apabila

semua aspek yang dinilai mendapat skor baik.

Tabel 3.2 Pedoman Observasi Perilaku Belajar Siswa dalam

Kelompok

No Perilaku

Kelompok

1 2 3

1 Kerjasama dalam kelompok

2 Leadership

3 Kemampuan Bertanya Kepada Guru

4 Kemampuan Menjawab Pertanyaan Guru

5 Berani Tampil

6 Aktif Di Dalam Kelompok

7 Gembira Dan Menyenangkan

8 Dapat Menghargai Pendapat

9 Sportifitas

10 Berjiwa Besar

Jumlah

Keterangan :

1 = Kurang

2 = Cukup

(34)

37

Kriteria keberhasilan siswa dalam pembelajaran teknik team games

tournamnet (TGT) yaitu apabila semua aspek yang dinilai mendapat skor

baik.

b. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan unutik mengukur keterampilan, intelegensi kemampuan atau bakat

yang dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006:150).

Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam

bentuk pilihan ganda dengan jumlah 10 soal. Tes ini dilaksanakan pada setiap

akhir pelajaran pada setiap siklus untuk mengetahui kemampuan pemahaman

siswa dalam konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal IPA Tentang Perubahan Kenampakan Bumi

(35)

38

Contoh Soal Tentang Perubahan Kenampakan Bumi

1. Pengikisan tanah oleh air laut disebut …

a. Korasi c.Tanah longsor

b. Abrasi d.Banjir

2. Bentuk bulan akan terlihat bulat penuh pada fase …

a. Bulan sabit b. Bulan purnama

c. Bulan bungkuk d. Bulan separuh

3. Kenampakan bulan yang berbeda-beda dari waktu ke waktu disebabkan

oleh …

a. Gerakan bumi pada porosnya

b. Gerakan bulan mengelilingi bumi

c. Gerakan bulan pada porosnya

d. Gerakan bulan mengelilingi matahari

4. Di lahan pertanian atau perkebunan yang miring seperti perbukitan banyak

terdapat … untuk mencegah terjadinya erosi dan longsor. a. Sengkedan b. Tembok beton

c. Hutan Bakau d. Reboisasi

5. Benda langit yang dapat memancarkan cahayanya sendiri adalah …

a. Bintang b. Komet

7. Apa yang menyebabkan pasang surut air laut . . .

a. Panas Matahari b. Gaya Tarik Bulan

c. Sinar Bulan d. Bintang

8. Matahari tampak terbit di sebelah . . . a. Timur b. Utara c. Selatan

(36)

39

9. Matahari tampak terbenam di sebelah . . .

a. Timur c. Selatan

b. Utara d. Barat

10.Pada siang hari, bumi tampak terang karena . . .

a. Bumi dekat dengan matahari

b. Bumi dekat dengan planet mars

c. Bumi lebih besar daripada matahari

d. Bumi mendapat cahaya dari matahari

Kunci Jawaban

Setelah data diperoleh dari hasil pengumpulan data selanjutnya data perlu

diolah dan dianalisis. Secara garis besar, prosedur pengolahan data hasil

penelitian tindakan kelas meliputi tahapan sebagai berikut:

a. Menyeleksi Data

Setelah data dikumpulkan, kemudian dipilih untuk diseleksi dan

diklasifikasi sesuai dengan tujuan untuk memudahkan pengolahan data dan

(37)

40

b. Validitas

Tahap untuk membuktikan bahwa sesuatu yang diamati dalam penelitian

ini sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan sebanarnya.

c. Interpretasi

Kumpulan data yang telah divaliditasi kemudian di interpretasikan

berdasarkan hasil kajian empiric dan teoritik, serta intuisi guru dalam

merefleksikan selama pembelajaran berlangsung. Hasil interpretasi data ini

akan menghasilkan analisis penelitian tindakan kelas secara keseluruhan.

d. Tindakan

Berdasarkan hasil analisis data secara keseluruhan, maka akan menjadi

referensi tentang situasi pembelajaran yang bermakna sehingga bermanfaat

serta menjadi dasar bagi guru untuk melakukan tondakan pembelajaran

selanjutnya.

Adapun penilaian hasil dari kedua alat pengumpulan data itu sebagai

berikut:

1) Observasi

Data dari hasil observasi adalah banyaknya ceklis dari kolom penilaian.

Katagori 1 untuk guru yang dinilai kurang dalam melakukan aspek penilaian,

katagori 2 untuk guru yang dinilai cukup dalam melakukan aspek penilaian,

dan katagori 3 untuk guru yang dinilai baik dalam melakukan aspek penilaian.

Skor perilaku guru dalam observasi guru, yaitu jumlah skor yang diperoleh

(38)

41

diobservasi 10 butir dan skor maksimal tiap butir adalah 3. Maka jumlah sekor

adalah 10x3=30. Dengan demikian data dapat diolah dengan rumus :

%

Sedangkan hasil observasi pada perilaku siswa dilakukan untuk setiap

kelompok belajar. Jumlah aspek yang diobservasi 10 butir dan skor maksimal

tiap butir adalah 3, maka jumlah skor maksimal adalah 10x3=30 untuk setiap

kelompok. Karena dalam kelas IV terdapat 3 kelompok, maka jumlah skor

maksimal dikali jumlah kelompok siswa yaitu 30x3=90. Skor akhir dilakukan

dengan persentase yaitu jumlah skor yang diperoleh semua kelompok dibagi

jumlah skor maksimal dikali 100%. Persentasi dapat dihitung dengan rumus :

(39)

42

D. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah kegiatan belajar

mengajar (KBM) kelas IV dalam konsep perubahan kenampakan bumi dan

benda langit dengan menggunakan metode TGT di SDN Anyer IV. Dengan

jumlah siswa 31 orang untuk kelas IV yang dijadikan objek peneliti.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri

Anyer IV. Adapun alasan pemilihan lokasi SDN Anyer IV karena lokasi

peneliti dekat dengan SD tersebut sehingga memudahkan peneliti untuk

mencari informasi dan mempermudah peneliti untuk bertukar pendapat dengan

(40)

76

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran pada konsep perubahan kenampakan bumi dan

benda langit mengalami peningkatan dengan menggunakan metode

kooperatif type TGT. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil rata-rata

observasi siswa pra siklus yaitu 15% dan hasil nilai rata-rata observasi

guru di pra siklus yaitu 40%. Pada silkus I, nilai rata-rata aktivitas siswa

yaitu 73% dan nilai rata-rata aktifitas guru yaitu 76%. Serta pada siklus

II, nilai rata-rata aktifitas siswa yaitu 92% sedangkan hasil rata-rata

aktifitas guru yaitu 93%.

2. Hasil belajar siswa pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda

langit mengalami peningkatan dengan menggunakan metode kooperatif

type TGT. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada

siklus I yaitu 69. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar

siswa yaitu 77.

Melihat dari dua hasil penelitian dia atas, penulis berkeyakinan bahwa

(41)

77

aktivitas guru dalam mengajar, aktivitas siswa dalam belajar dan penguasaan

konsep IPA.

B.Rekomendasi

Melihat hasil-hasil penelitian yang terus meningkat, penulis berkeinginan

untuk memberikan rekomendasi kepada :

1. Guru dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada

pembelajaran IPA dengan konsep perubahan kenampakan bumi dan

benda langit beserta pelajaran lainnya, dapat mensosialisasikan kepada

guru lain di sekolahnya.

2. Kepala sekolah dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan

pembinaan profesional bagi guru-guru dalam rangka peningkatan mutu

pembelajaran IPA pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda

langit tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT serta fasilitator

dari semua penelitian yang dilakukan di sekolahnya.

3. Gugus Sekolah dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif type

TGT sebagai bahan pembinaan profesional dalam wadah kegiatan

kelompok kerja guru (KKG).

4. Para peneliti dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan

rujukan penelitian yang sejenis. Terutama bagi mahasiswa yang akan

membuat skripsi tentang pembelajaran kooperatif tipe TGT pada

(42)
(43)

78

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Fahron, Siti (2010). Pendekatan kooperatif model TGT untuk meningkatkan

hasil belajar IPA siswa kelas V MI Nurul Ulum Sebalong Nguling Pasuruan. Tidak diterbitkan.

Hamruni (2012). Strategi Pembelajaran. Insan Madani : Yogyakarta

Iru, La, dan La Ode (2012). Analisis Penerapan Pendekatan Metode Strategi

dan Model-model Pembelajaran. Multi Presido : Yogyakarta

Karli, Hilda dan Margaretha Sriyuliartiatiningsih (2004) Implementasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bina Media Informasi : Bandung

Kemmis, S and McTaggart, M R. (1982). The Action Research Planner. Victoria : Deakin University.

Michaelis, U John, Ruth H Grossman dan Lluod F. Scott (1975). New Designs

For Elementary Curriculum And Instruction. Allen Wayne Techinical

Corp : USA

Mulyasa, E (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Remaja Rosdakarya : Bandung

Nur’aeni. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang : Ikhwan

Mandiri Press

Rowe, Mary Budd (1978). Teaching Science As Continous Inquiry : A Basic : USA

Rusman (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Setyaningsih, Irma (2011). Penggunaan model pembelajaran kooperatif learning tipe TGT untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelaaran IPA kelas IV SD Negri Karangtengah 3 Sragen. Tidak diterbitkan.

(44)

79

Sumasiah, Neneng (2008). Penerapan Teknik Mengajar Team Games

Gambar

Grafik 4.2 Hasil Penelitian observasi siswa dan guru beserta hasil belajar siswa
Tabel 3.1 Pedoman Observasi pada Pembelajaran Kooepratif tipe TGT
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Perilaku Belajar Siswa dalam
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal IPA Tentang Perubahan Kenampakan Bumi

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan petani ikan gurami di Kecamatan Bojongsari adalah pada setiap kegiatan budidaya yang dilakukan petani tidak pernah melakukan pencatatan biaya yang

Kecelakaan ini semuanya menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan , antara lain: 1. Kerugian Ekonomis  • Kerusakan bahan dan mesin – Tangible  – Intangible •

Hasil penelitian penggunaan level ampas tebu yang berbeda (25%, 30%, 35% dan 40%) sebagai sumber serat dalam pakan komplit secara in vitro terhadap KcBK, KcBO, produksi VFA dan NH

Kelompok eksperimen terdiri dari 26 ibu hamil dengan intervensi pemberian Short Message Service dengan Gili- SMS® yang diberikan 3 kali yang berisi pengingat untuk

meganalisis harga saham.. peneliti menggunakan analisis fundamental. 392) dalam Alifa Widiastuti Nugroho (2016) mengungkapkan bahwa informasi yang dipublikasikan

1. Keaslian citra dengan kompresi yang berbeda. Dengan ELA mampu mendeteksi manipulasi citra. Sebuah gambar JPEG dengan kualitas akan menghasilkan hasil ELA putih yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komik matematika valid dengan nilai validitas materi sebesar 75.33% yang termasuk dalam kategori baik dan validitas tampilan sebesar

sampel dalam penelitian ini adalah metode times series design , yaitu desain penelitian yang bermaksud untuk mengetahui kestabilan dan. kejelasan suatu keadaan yang