BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang mengemban tugas mempersiapkan
para siswa menjadi warga masyarakat yang sesuai dengan cita-cita dan harapan dan
nilai-nilai yang berlaku dan sesuai dalam agama dan masyarakat. Hal tersebut selaras
dengan kebijakan pembangunan sumber daya manusia sebagai prioritas tujuan
pembangunan nasional, maka kedudukan dan peran guru dan supervisor pendidikan
semakin signifikan, masyarakat pada umumnya menaruh perhatian dan harapan yang
besar terhadap guru dan supervisor dalam menjalankan profesinya dalam
menghasilkan lulusan yang kompetitif dan berkualitas.
A. Latar Belakang Obyek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MTsN Langkapan
MTsN Langkapan terletak di Desa Maron Kecamatan Srengat
Kabupaten Blitar. Berdirinya MTsN ini melalui proses yang sangat panjang,
mulai dari Sekolah Diniyah, MTs Al-Hikmah sampai menjadi MTsN yang
sekarang ini. MTs Al-Hikmah Langkapan sendiri didirikan pada tahun 1949.
Pada mulanya madrasah tersebut berbentuk madrasah diniyah, yang hanya
mengajarkan ilmu agama saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman
pendidikan di MTs ini dikelola secara profesional sesuai dengan perkembang
dan tuntutan zaman.
Dengan diprakarsai oleh para kyai, pembelajarannya pun dilaksanakan
dengan bertempat di rumah bapak Kyai Ali Umar dan serambi masjid
Langkapan, dengan susunan pengurus periode 1949-1960 sebagai berikut :
Ketua : Kyai Imam Kurdi
Wakil ketua : 1. Kyai Ali Umar
2. Kyai Haji Abdul Fatah
Madrasah tersebut terus berkembang dan pada awal tahun 1950,
berbentuk Madrasah Salafiyah di bawah pimpinan Kyai Hamam.
Pada tahun 1960 di bawah pimpinan Bapak Kyai Hamam sebagai
Kepala Sekolah dan Bapak Suyuti Yusuf sebagai wakilnya, madrasah tersebut
diubah namanya menjadi Madrasah Tsanawiyah. Sejak tahun tersebut MTs
Al-Hikmah terus maju (tahun 1960-1974).
Kemudian pada tahun 1995 para pengurus Yayasan Al-Hikmah
mempunyai gagasan untuk mengajukan status kenegerian kepada Departemen
Agama agar lembaga ini lebih dipercaya masyarakat sebagai tempat
menitipkan putra-putrinya dalam bidang pendidikan. Ternyata pengajuan
tersebut dikabulkan oleh pemerintah dengan diturunkannya Surat Keputusan
diperingati sebagai hari lahir MTs Negeri Langkapan Srengat Blitar hingga
sekarang.
2. Identitas Madrasah
Nama Madrasah : MTs N Langkapan
Status : Regular
NISN : 9955730587
Nomor Telp / Fax : ( 0342 ) 552116
E-mail : matsanela@yahoo.com
Alamat : Dukuh Langkapan Desa Maron Kecamatan
Srengat Kabupaten Blitar.
Kecamatan : Srengat
Kabupaten / Kota : Blitar
Kode pos : 66152
Tahun Berdiri : 1995
Waktu Belajar : Pagi Hari
3. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri Langkapan
Sebagai upaya memberikan arah dan sekaligus memotivasi bagi
seluruh jajaran yang terlibat langsung dalam pengembangan MTs Negeri
Langkapan, maka perlu dirumuskan visi dan misi yang dikembangkan
lembaga ini. Rumusan itu juga dipandang sangat penting untuk menyatukan
a. Visi Madrasah Tsanawiyah Negeri Langkapan.
Islami
Unggul
Kreatif
Indah, dan
Mandiri.
b. Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri Langkapan.
1. Menumbuhkembangkan aktifitas dan amaliyah yang bernafaskan
Islami.
2. Mengoptimalkan perkembangan akademik melalui proses belajar
mengajar dan bimbingan belajar.
3. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga madrasah baik dalam pertasi akademik maupun non akademik.
4. Menciptakan lingkungan madrasah yang sehat, bersih dan indah.
5. Menerapkan managemen partisipatif melibatkan seluruh warga
madrasah dan komite madrasah.
4. Struktur Organisasi MTsN Langkapan
Organisasi merupakan hal yang sangat penting dan sangat berperan
dalam rangka kelancaran proses pendidikan. Di samping itu suatu lembaga
(sekolah) tidak akan terlepas dari suatu manajemen, guna kelancaran dan
pengawasan tugas pada MTsN ini dituangkan dalam struktur organisasi
sebagai berikut:
Bagan 4.1 Struktur Organisasi MTsN Langkapan Srengat Blitar STRUKTUR ORGANISASI
Gozi Ansori, S.Ag Sarana prasaranaDrs, Suwito Drs, SihabudinKesiswaan Suparli, S. PdHumas
5. Letak Geografis MTsN Langkapan
Madrasah Tsanawiyah Negeri Langkapan berada di lingkungan Pondok
Pesantren Al-Hikmah terletak di Dusun Langkapan, Desa Maron, Kecamatan
Srengat Kabupaten Blitar. Letak Madrasah Tsanawiyah Negeri Langkapan 4 km dari ibu kota Kecamatan, ke arah selatan dan 10 km di sebelah barat Kota
Blitar. Di samping terletak di lingkungan Pondok Pesantern Al-hikmah
Langkapan, juga berdekatan dengan Pondok Pesantren Darur Roja’
Selokajang ( tetangga desa) dan di Desa Selokajang ini juga terletak SMP
Negeri Srengat III ( ± 2 km di sebelah selatan ).
6. Kondisi Obyektif MTsN Langkapan
Luas tanah seluruhnya ± 5.810 m2
Tabel 4.1 Data Tanah menurut sumber ( m2 )
komponen yang tidak dapat dipisahkan bahkan dapat dikatakan tanpa adanya
dengan baik. Guru adalah salah satu komponen manusia dalam proses belajar
mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya
manusia. Oleh karena itu guru sangat penting dalam proses belajar mengajar.
Table 4.2 Data Guru dan Karyawan di MTs Negeri Langkapan Srengat Blitar Tahun 2009-2010.
No. NAMA NIP JABATAN
1 H. NUR HUDA, S.Ag, M.Pd 150252287 Kepala Madrasah
2 EKO SANTOSO, S.Pd.I 150235667 KTU
3 REDI HARI DWI W., S.Pd. 150293788 Bendahara
4 Drs. SIHABBUDIN 150280292 Guru
5 SITI RODIYAH, S.Pd. 150281189 Guru
6 Hj. ANIS NURHAYATI, S.Pd 150287497 Guru
7 GOZI ANSORI, S.Ag 150292963 Guru
23 Hj. SITI MUKAROMAH, S.Ag - Guru
24 Hj. SITI ARTILAH, S.Ag - Guru
25 WIWIK KUSMARDIANA, S.Pd - Guru
26 MUNAWAROH, S.Ag - Guru
27 Hj. SITI NURJANAH, S.Ag - Guru
28 M. ZAINAL A., S.E, M.Ag - Guru
29 Dra MUJIATI - Guru
30 MAZIA, S.Q - Guru
31 NIZAM ARQODH A., S.Ag - Guru
32 LUTHFI MAYASARI, S.Ag - Guru
33 ZULMA ILMAN BAHRI, S.Hi - Guru
35 ABDUL KHOLIQ, S.Pd - Guru
Tidak kalah pentingnya dengan guru di atas, anak didik merupakan
salah satu faktor yang sangat penting dalam pendidikan. Karena tanpa adanya
anak didik proses belajar mengajar mustahil akan berjalan. Disini saya setuju
dengan pendapat Bapak H. Nur Huda selaku kepala sekolah yang
menggunakan istilah anak didik dari pada menggunakan istilah siswa ataupun
murid, karena anak didik lebih berarti pada anak-anak yang membutuhkan
didikan, pengajaran, serta bimbingan.
Adapun jumlah siswa MTsN Langkapan Srengat Blitar pada tahun
2009-2010 adalah 459 siswa, yang terdiri dari :
Table 4.3 Data Keadaan Siswa MTsN Langkapan Srengat Blitar Tahun Pelajaran 2009-2010
No. KELAS ROMBEL JUMLAH SISWA JUMLAH
L P
2. VIII 5 78 99 177
3. IX 4 69 57 126
Jumlah 13 220 239 459
9. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang sekolah dalam
proses belajar-mengajar. Sarana dan prasaran di MTsN Langkapan Srengat
Blitar sudah cukup memadai namun masih perlu penambahan-penambahan
dalam berbagai bidang. Adapun sarana dan prasarana di MTsN Langkapan
Srengat Blitar meliputi :
1. Ruang Kantor, terdiri dari ruang kepala madrasah dan ruang tata usaha,
masing-masing telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup
memadai yang dilengkapi dengan 3 unit komputer dan 1 unit televisi.
Berikut hasil dokumentasi yang diambil penulis pada saat suasana kerja di
ruang Tata Usaha MTsN Langkapan Srengat Blitar yang letaknya
2. Ruang guru juga sudah cukup memadai, dengan dilengkapi 1 unit
komputer untuk memudahkan para guru mengerjakan tugas-tugasnya.
Namun sepertinya untuk tempat duduk guru masih kurang karena masih
ada beberapa guru yang belum mempunyai tempat duduk tetap.
3. Ruang belajar siswa juga sudah cukup memadai dengan ruang kelas seluas
9 x 7 m sebanyak 13 ruangan yang terdiri dari 4 ruangan untuk kelas satu,
5 ruangan untuk kelas dua dan 4 ruangan lagi untuk kelas tiga. Sarana dan
prasarana di dalamnya juga cukup sesuai, serta meja dan kursi yang masih
cukup layak untuk dipakai.
4. Perpustakaan sudah cukup banyak memiliki koleksi buku, terutama
buku-buku pelajaran, tetapi perpustakaan tersebut belum mempunyai ruangan
ruang TU (Tata Usaha). Berikut hasil dokumentasi penulis di ruang
perpustakaan:
5. Laboratorium IPA dengan peralatan percobaan yang cukup lengkap
meskipun bila dibandingkan dengan jumlah siswa masih sangat kurang
mencukupi. Selain itu, untuk ruangannya pun masih belum ada, dan
selama ini masih menjadi satu dengan ruang kelas VIII D. Berikut hasil
dokumentasi penulis ketika ada pelajaran praktik IPA di Laboratorium IPA
6. Laboratorium Komputer sudah cukup memadai dengan komputer yang
digunakan untuk siswa berjumlah 20 unit.
Berikut hasil dokumentasi penulis ketika ada mata pelajaran komputer di
7. Ruang UKS dengan obat-obatan, serta sarana dan prasarana yang sudah
cukup memadai, meskipun apabila ada siswa laki-laki dan perempuan
sakit mereka dijadikan satu ruangan.
8. Koperasi sekolah menyediakan peralatan sekolah, peralatan pramuka,
serta menyediakan beberapa macam makanan ringan yang tahan lama.
9. Toilet keadaannya masih bagus dan memadai, jumlahnya pun juga
memadai, yaitu 2 bilik untuk toilet khusus guru, dan untuk siswa
berjumlah 8 bilik.
10. Gudang cukup memadai, meski gudang tersebut selain berfungsi sebagai
tempat penyimpanan alat-alat olahraga dan beberapa barang milik sekolah
yang belum mempunyai tempat, juga berfungsi sebagai tempat tinggal
penjaga sekolah baik siang maupun malam hari, serta tempat istirahat
sekaligus ruang kerja bagi guru yang belum memiliki tempat duduk tetap
di ruang guru.
11. Belum memiliki aula, sehingga untuk ruang pertemuan besar
menggunakan ruang serbaguna yang kesehariannya adalah ruang kelas,
dimana tiga ruang kelas yang berderet seolah-olah dijadikan satu ruang
dengan menghubungkan ketiganya.
12. Madrasah memiliki pagar keliling permanen yang mengelilingi seluruh
lingkungan madrasah dengan tinggi pagar ± 3,5 m.
13. Lapangan upacara, keadaannya cukup memadai yang dapat menampung
sebagai lapangan olahraga untuk para siswa. Berikut foto yang diambil
penulis ketika ada latihan paskibraka dan kebetulan pada saat itu juga
sedang ada pelajaran Penjaskes di lapangan :
B. DATA VARIABLE PENELITIAN
Berkaitan dengan upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang
dilakukan oleh supervisor di MTsN Langkapan Srengat Blitar, maka penulis
berusaha untuk mendapatkan datanya secara langsung dari sumber data yang ada
di MTsN Langkapan Srengat Blitar. Sumber data tersebut meliputi kepala sekolah
selaku supervisor dan guru serta komponen yang ada dan bisa memberi
keterangan tentang fenomena yang ada.
Sebagai upaya memberikan arah dan sekaligus memberi motivasi bagi
seluruh jajaran yang terlibat langsung dalam pengembangan Madrasah
ini dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
lembaga tersebut, maka misi yang dikembangkan yaitu mengoptimalkan
perkembangan akademik melalui proses belajar mengajar dan bimbingan belajar
serta menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga
madrasah baik dalam prestasi akademik maupun non akademik.
Seperti yang telah dijelaskan dalam kajian teori, supervisor adalah orang
yang berfungsi memberi bantuan kepada guru-guru, menimbulkam motif guru
kearah peningkatan suasana proses belajar mengajar yang lebih baik. Kegiatan
supervisi pendidikan tersebut tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang apalagi
oleh orang yang tidak dipersiapkan terlebih dahulu, karena seorang supervisor
adalah orang yang professional ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas
dasar kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dan dalam skripsi ini
lebih memfokuskan kegiatan supervisi pendidikan yang dilakukan oleh kepala
sekolah sebagai upayanya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dimana
salah satu fungsi, tugas dan program kinerja kepala sekolah adalah sebagai
supervisor.
Berdasarkan hasil observasi di MTsN Langkapan Srengat Blitar, penulis
memperoleh data mengenai fungsi dan tugas kepala sekolah dalam
menyelenggarakan supervisi yaitu :
Proses belajar mengajar
Kegiatan ekstra kurikuler
Kegiatan ketatausahaan
Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait
Sarana dan prasarana
Kegiatan OSIS
Kegiatan 7K ( keamanan, keindahan, kekeluargaan, ketertiban, kebersihan, kenyamanan, dan kerindangan )1
Di samping itu, sebagai supervisor kepala sekolah mempunyai program
kerja, yaitu2 :
Table IV. 4. Data Program Kerja Kepala Sekolah sebagai Supervisor.
No. Aspek Indikator
3. Menggunakan hasil supervisi. a. Memanfaatkan hasil supervisi untuk
meningkatkan kualitas guru dan karyawan.
dimonitor, dan kadang-kadang juga dilakukan dengan cara mendadak.3 Hal ini
dibenarkan oleh bapak Nur Aziz selaku guru Qur’an Hadist, “Ya secara
prosedural atau sesuai jadwal saya rutin mengikuti supervisi, tapi kalau pas ada
suatu kegiatan atau permasalahan yang sifatnya mendadak, ya segera saya
sampaikan meskipun itu tidak pas jadwalnya dilakukan supervisi”.4
Sedangkan mengenai caranya yang biasa dilakukan, beliau
mengungkapkan “Dengan melihat guru secara langsung dalam menyajikan
program pembelajaran, atau dengan melihat kegiatan-kegiatan para guru baik
secara dekat maupun jauh, dan terkadang juga sambil ngobrol santai, bahkan
terkadang juga saya panggil keruangan saya”.5 Hal senada juga diungkapkan oleh
Bapak Nazilul Farkhan selaku guru shorof, “Biasanya kalau saya sedang ada
keluhan tentang pembelajaran jarang saya ungkapkan di forum, saya lebih sering
mengungkapkannya sewaktu ngobrol santai dengan pak Huda, jadi nggak terlalu
formal dan kaku gitu mbak, karena menurut saya itu lebih nyaman.6
Kepala sekolah sebagai seorang supervisor memikul tanggungjawab
untuk membantu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran secara efektif sebagai upaya untuk meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolahnya, salah satunya dengan memberikan solusi terbaik
terhadap setiap permasalahan yang dihadapi guru.
Berdasarkan wawancara penulis dengan Ibu Siti Artilah selaku guru
SKI, mengenai solusi yang diberikan oleh supervisor terhadap masalah yang
beliau hadapi, beliau mengatakan bahwa, “Pak Huda selama ini selalu
memberikan saran pemecahan terhadap masalah yang saya hadapi, dan
alhamdulillah saran-saran tersebut sangat membantu dalam meningkatkan
profesionalisme saya sebagai seorang guru”.7 Hal tersebut juga diamini oleh
guru-guru yang lain.
1) Upaya Supervisor dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di MTsN
Langkapan Srengat Blitar.
Masalah utama dalam kajian ini mempersoalkan bagaimana usaha
yang dilakukan kepala sekolah melalui supervisi pendidikan kepada guru
sebagai upayanya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dari
wawancara dengan Bapak Nur Huda mengungkap pernyataan yang
mengemukakan bahwa “Agar kegiatan supervisi dapat efektif dimulai dengan
hubungan awal yang akrab dan bersahabat antara saya selaku kepala sekolah
dan guru, dari situ dapat dilihat dengan mudah mekanisme guru dalam
menyajikan program pembelajaran baik secara langsung maupun tidak,
sehingga saya bisa mengetahui bantuan seperti apa yang dibutuhkan oleh guru
tersebut”.8
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa bapak Nur Huda berusaha
untuk mempersempit jarak birokrasi antara beliau sebagai pemimpin
pembelajaran dengan guru yang dipimpinnya, karena untuk melaksanakan
pengawasan perlu dimulai dengan hubungan yang akrab dan bersahabat.
Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah tampaknnya tidak bisa
lepas dari kegiatannya selaku kepala sekolah. Kegiatan supervisi yang
dilakukan masih dalam lingkup melaksanakan tugas kepemimpinan
pembelajaran, yaitu menjalankan roda sekolah supaya berjalan dengan baik
dan semua guru dapat mencurahkan tenaganya untuk melaksanakan tugas
akademik yang menjadi tanggung jawab masing-masing. Seperti yang
diungkapkan oleh bapak Nur Huda mengenai guru yang perlu memperoleh
prioritas mendapatkan supervisi, adalah “Guru yang kurang bisa menguasai
mata pelajaran yang mereka ampu, guru yang kurang disiplin, serta guru yang
kurang memiliki loyalitas pada lembaga”.9
Perilaku kepala sekolah selaku supervisor diwujudkan dalam
beragam pelayanan atau bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru
dan juga memperbaiki beragam kelemahan yang ada. Sehingga diharapkan
berdampak pada peningkatan kualitas mengajar guru. Seperti yang menjadi
tujuan bapak Nur Huda dalam menjalankan tugasnya sebagai supervisor
adalah untuk meningkatakan mutu pendidikan, mutu tenaga pendidik dan
mutu seluruh personalia yang ada.
Dalam menjalankan tugasnya beliau selalu memberikan pelayanan
berupa bimbingan dan pengarahan kepada para guru dalam usaha
memperbaiki mutu mengajar dan meningkatkan profesionalismenya, namun
terkadang beliau menemui suatu masalah dari usaha tersebut yang sulit
ditemukan titik terangnya, apabila itu terjadi maka beliau berkoordinasi
bersama para wakil kepala sekolah, namun apabila belum menemui titik
terang juga pemecahan masalah tersebut dilakukan antara dewan guru
bersama komite sekolah. Semua itu beliau lakukan agar keberhasilan dan
tujuan akhir pendidikan dapat tercapai.10 Hal tersebut dapat dirasakan oleh
para guru, seperti yang diungkapkan oleh bapak Suparli bahawa “Menurut
saya, selama ini kegiatan supervisi memberikan dampak yang positif, dan
mendukung kearah perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan kearah
yang lebih baik”.11
Dari situ terlihat bagaimana upaya-upaya supervisor dalam hal ini
dilakukan oleh kepala sekolah MTsN Langkapan Srengat Blitar untuk
meningkatakan kualitas pembelajaran di sekolahnya, sehingga tujuan
10Ibid.
supervisi yang dilakukan berhasil mencapai sasaran peningkatan mutu yang
diinginkan dan sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkan.
2) Faktor Pendukung dan Penghambat Supervisor dalam Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran di MTsN Langkapan Srengat Blitar.
Masalah faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan
supervisi yang dilakukan kepala sekolah kepada guru tampaknya disadari
sebagai suatu aspek yang tidak bisa dilepaskan dari seluruh keberhasilan
kegiatan upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
Dalam hal yang berkaitan dengan faktor pendukung dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran di MTsN Langkapan Srengat Blitar,
penulis melakukan penggalian data dengan kepala sekolah selaku supervisor,
guru dan melakukan observasi secara langsung di lokasi penelitian. Dari hasil
observasi, dapat penulis ketahui bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang
kondusif mengakomodasi kemauan stafnya, motifasi kerja guru yang tinggi,
serta lingkungan di sekolah yang juga turut mendukung terhadap upaya
supervisor dalam peningkatan kualitas pembelajaran.12 Hal ini sesuai dengan
pernyataan bapak Nur Huda bahwa “Kalau faktor yang mendukung kegiatan
supervisi ya contohnya saja dengan adanya alat sarana dan prasarana, serta
tenaga-tenaga dari para guru dan tenaga kantor yang lain yang tentunya
mendukung upaya yang saya lakukan sebagai supervisor tentunya”.13
Selain itu, faktor yang juga turut mendukung upaya supervisor
tersebut adalah adanya hubungan yang baik antara guru dengan kepala
sekolah yang menciptakan suasana yang bersahabat dan akrab, sehingga
diantara kepala sekolah dan guru lebih bisa terbuka yang tentunya dapat
memperkecil jarak birokrasi antara ia sebagai pemimpin pembelajaran dengan
guru yang dipimpinnya.14
Sedangkan untuk mengetahui faktor yang menjadi penghambat
supervisor dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di MTsN
Langkapan Srengat Blitar penulis melakukan interview dengan kepala sekolah
dan guru. Dari kepala sekolah diperoleh keterangan bahwa yang menjadi
penghambatnya adalah kegiatan tersebut dapat menyita waktu guru dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar, selain itu apabila supervisor akan
memberi supervisi kepada guru, mereka terhalang oleh adanya
kegiatan-kegiatan/tugas akademik lain.15 Sedangkan dari hasil interview dengan
guru-guru diperoleh keterangan bahwa yang menjadi penghambat sehingga
pelaksanaan supervisi menjadi kurang efektif adalah karena waktu yang
terbatas, sehingga pelayanan bimbingan dan pengarahan dari masalah yang
dihadapi guru kurang maksimal.16
Selain itu, dari hasil observasi yang penulis lakukan, diketahui
bahwa yang menjadi penghambat selain keterangan kepala sekolah dan guru
14Lingkungan Sekolah, Observasi, Rabu, 16 Juni 2010, Jam 09.00-11.00 WIB 15Nur Huda, Interview, Selasa, 18 Mei 2010, Jam 08.15-09.00 WIB
di atas adalah juga dikarenakan banyaknya acara yang melibatkan anak pada
berbagai kegiatan dinas sehingga mengganggu kegiatan belajar, serta
panggilan rapat dinas mendadak yang harus diikuti, sehingga menelantarkan
kegiatan hari itu yang terpaksa ditinggalkan.17
C. Temuan dan Pembahasan Penelitian
Dari seluruh data yang penulis kumpulkan di lapangan dan penulis
sajikan, tahap selanjutnya yang akan penulis lakukan adalah menganalisis data.
Data-data tersebut akan penulis analisis dengan analisis data deskriptif, induktif
kulitatif yang dilakukan dengan pola berfikir rasional.
1. Temuan tentang upaya supervisor dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
di MTsN Langkapan Srengat Blitar.
a. Meningkatkan kualitas guru
Pendidik adalah orang yang paling bertanggung jawab
menyampaikan materi pelajaran dan membentuk kepribadian seorang
peserta didik yang pada akhirnya memiliki kepribadian yang utama.
Sehingga untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, tentunya
kualitas guru juga harus diperhatikan.
Sebagai seorang supervisor sekaligus kepala sekolah, beliau
harus memperhatikan hal tersebut, misalnya dengan memberikan
pelayanan, bimbingan, dukungan, penyuluhan, saran dan kritik untuk
pembelajaran. Upaya yang ditempuh bapak Nur Huda seperti yang beliau
ungkapkan pada peneliti misalnya dengan mengadakan pelatihan kepada
guru-guru dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran, mengadakan
studi banding ke lembaga yang lebih bermutu, serta menambah
kelengkapan sarana dan prasarana.18
b. Meningkatkan kualitas pembelajaran
Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menekankan pada
materi yang diberikan guru kepada siswa, misalnya dari metode, media,
alat, dan evaluasi pendidikan agar tujuan pembelajaran yang diinginkan
dapat tercapai secara efektif.
c. Meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana
Srana dan prasarana adalah segala sesuatu yang digunakan dalam
usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Penulis mendapatkan data
tentang sarana dan prasarana sebagai pendukung upaya untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, misalnya adanya laboratorium
komputer, laboratorium IPA, perpustakaan, alat pembelajaran, serta
hal-hal lain yang mendukung peningkatan kualitas pembelajaran.
2. Temuan tentang faktor pendukung dan penghambat supervisor dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran.
a. Faktor pendukung supervisor dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dari hasil temuan yang penulis peroleh mengenai faktor
pendukung supervisor dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di
MTsN Langkapan Srengat Blitar, yaitu :
1) Adanya alat sarana dan prasarana yang mendukung.
2) Motivasi kerja guru yang tinggi.
3) Kepemimpinan yang kondusif mengakomodasi kemauan stafnya.
4) Tenaga-tenaga dari para guru dan tenaga kantor yang juga ikut
mendukung.
b. Faktor penghambat supervisor dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
Sedangkan dari hasil temuan yang penulis peroleh mengenai
faktor penghambat supervisor dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
di MTsN Langkapan Srengat Blitar, yaitu :
1) Menyita waktu guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.
2) Apabila supervisor akan memberi supervisi kepada guru, mereka
terhalang oleh adanya kegiatan-kegiatan/tugas akademik lain.
3) Banyaknya acara yang melibatkan anak pada berbagai kegiatan dinas
sehingga mengganggu kegiatan belajar.
4) Panggilan rapat dinas mendadak yang harus diikuti, sehingga
menyebabkan terlantarnya kegiatan hari itu yang terpaksa
RINGKASAN DATA HASIL INTERVIEW,
OBSERVASI DAN DOKUMENTSI
Hari, Tanggal : Senin, 10 Mei 2010
Jam : 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Bapak Nur Huda adalah kepala sekolah MTsN Langkapan Srengat Blitar, beliau menuturkan bahwa “Kegiatan supervisi pendidikan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena dalam kegiatan tersebut dapat meningkatkan profesionalisme guru. Guru diberikan pengarahan, motifasi, dan pembinaan komitmennya sebagai seorang guru”. Namun sayangnya pertanyaan saya hanya sampai disitu saja, karena beliau ada panggilan rapat mendadak.
Hari, Tanggal : Senin, 10 Mei 2010
Jam : 09.30 WIB
Lokasi : Kantor Kepala Sekolah
Teknik : Observasi
Hari ini saya berangkat pagi, dengan harapan dapat menginterview bapak kepala sekolah, namun dikarenakan beliau ada rapat mendadak, jadi saya hanya bisa berbincang-bincang sebentar saja. Namun saya tidak kecewa karena saya mendapatkan data mengenai fungsi dan tugas kepala sekolah dalam menyelenggarakan supervise. Data tersebut ditulis dipapan yang digantung didinding ruang kepala sekolah, data tersebut, yaitu :
Proses belajar mengajar
Kegiatan bimbingan dan konseling
Kegiatan ekstra kurikuler
Kegiatan ketatausahaan
Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait
Sarana dan prasarana
Kegiatan OSIS
Selain data tersebut, saya juga mendapatkan data mengenai program kerja kepala sekolah sebagai supervisor, yaitu :
No. Aspek Indikator
1. Kemampuan menyusun program
supervisi.
c. Memiliki program supervisi kegiatan belajar mengajar dan bimbingan konseling.
d. Memiliki program supervisi untuk kegiatan ekstrakurikuler.
3. Menggunakan hasil supervisi. c. Memanfaatkan hasil supervisi untuk
meningkatkan kualitas guru dan karyawan. d. Memanfaatkan hasil supervisi untuk
mengembangkan sekolah.
Hari, Tanggal : Selasa, 11 Mei 2010
Jam : 10.45 WIB
Sumber : Bapak Nur Aziz
Teknik : Interview
Hari, Tanggal : Jum’at, 14 Mei 2010
Jam : 09.35 WIB
Sumber : Ibu Siti Artilah
Teknik : Interview
Ibu Siti Artilah adalah guru mata pelajaran SKI di MTsN Langkapan Srengat Blitar, beliau menuturkan bahwa “solusi yang diberikan Pak Huda selama ini selalu memberikan saran pemecahan terhadap masalah yang saya hadapi, dan alhamdulillah saran-saran tersebut sangat membantu dalam meningkatkan profesionalisme saya sebagai seorang guru”.
Hari, Tanggal : Senin, 17 Mei 2010
Jam : 09.40 WIB
Sumber : Dewi Husna
Teknik : Interview
Ibu Dewi Husna adalah guru mata pelajaran Fiqh di MTsN Langkapan Srengat Blitar, ketika saya menanyakan mengenai tanggapan beliau mengenai faktor penghambat dalam kegiatan supervisi pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah selaku supervisor, adalah bahwa “Menurut saya yang menjadi penghambat sehingga pelaksanaan supervisi menjadi kurang efektif adalah karena waktu yang terbatas, sehingga pelayanan bimbingan dan pengarahan dari masalah yang dihadapi guru kurang maksimal”.
Hari, Tanggal : Senin, 17 Mei 2010
Jam : 11.00 WIB
Sumber : Bapak Nazilul Farkhan
Teknik : Interview
Bapak Nazilul Farkhan adalah guru mata pelajaran shorof di MTsN Langkapan Srengat Blitar, terkait dengan pertanyaan saya mengenai sesering apa beliau menemui supervisor, beliau mengemukakan bahawa “Kalau saya sich biasanya apabila saya sedang ada keluhan tentang pembelajaran jarang saya ungkapkan di forum, saya lebih sering mengungkapkannya sewaktu ngobrol santai dengan pak Huda, jadi nggak terlalu formal dan kaku gitu mbak, karena menurut saya itu lebih nyaman”.
Hari, Tanggal : Senin, 17 Mei 2010
Jam : 11.30 WIB
Sumber : Bapak Suparli
Teknik : Interview
Bapak Suparli adalah guru mata pelajaran B. Indonesia di MTsN Langkapan Srengat Blitar, terkait dengan pertanyaan saya mengenai respon beliau mengenai kegiatan supervisi, beliau menuturkan bahwa “Menurut saya, selama ini kegiatan supervisi memberikan dampak yang positif, dan mendukung kearah perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan kearah yang lebih baik”.
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Hari ini saya bergegas menuju lokasi dengan harapan bapak Nur Huda tidak sibuk seperti kemarin, ketika saya sampai di lokasi, alhamdulillah tidak berapa lama beliau pun datang, dan nampaknya beliau sudah dapat mengerti maksud saya dan mempersilakan saya masuk keruangannya. Dalam wawancara saya menanyakan mengenai strategi beliau menyupervisi guru-guru, beliau menuturkan bahwa “Strategi saya dalam menyupervisi yaitu dengan mengumpulkan seluruh guru mata pelajaran yang ada, ataupun dibuat jadwal supervisi bagi guru yang dimonitor, dan kadang-kadang juga saya lakukan dengan cara mendadak”.
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Pada hari yang sama, saya juga menanyakan kepada Bapak Nur Huda mengenai cara menyupervisi guru yang biasa beliau lakukan , beliau mengungkapkan “Caranya dengan melihat guru secara langsung dalam menyajikan program pembelajaran, atau dengan melihat kegiatan-kegiatan para guru baik secara dekat maupun jauh, dan terkadang juga interview secara langsung tapi sambil ngobrol santai”.
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Dihari yang sama, Bapak Nur Huda menuturkan bahwa “Agar kegiatan supervisi dapat efektif dimulai dengan hubungan awal yang akrab dan bersahabat antara saya selaku kepala sekolah dan guru, dari situ dapat dilihat dengan mudah mekanisme guru dalam menyajikan program pembelajaran baik secara langsung maupun tidak, sehingga saya bisa mengetahui bantuan seperti apa yang dibutuhkan oleh guru tersebut”.
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Dalam kesempatan yang sama, bapak Nur Huda juga menuturkan “Terkait tugas saya sebagai supervisor pendidikan, saya selalu berusaha memberikan pelayanan berupa bimbingan dan pengarahan kepada para guru dalam usaha memperbaiki mutu mengajar dan meningkatkan profesionalismenya, namun terkadang saya menemui suatu masalah ataupun hambatan dari usaha tersebut yang sulit ditemukan titik terangnya, apabila itu terjadi maka saya akan berkoordinasi bersama para wakil kepala sekolah, namun apabila belum menemui titik terang juga, pemecahan masalah tersebut saya koordinasikan antara dewan guru bersama komite sekolah, dengan harapan dapat menemui titik terang demi kebaikan bersama”.
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Pada kesempatan yang sama, saya juga menanyakan mengenai faktor pendukung bapak Nur Huda dalam melaksanakan tugasnya sebagai supervisor, beliau menuturkan bahwa “Kalau faktor yang mendukung adalah dengan adanya alat sarana dan prasarana yang tentunya mendukung, serta tenaga-tenaga dari para guru dan tenaga kantor yang lain yang tentunya mendukung upaya yang saya lakukan sebagai supervisor”.
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Dalam kesempatan yang sama juga saya tanyakan mengenai upaya yang dilakukan bapak Nur Huda dalam upayanya meningkatkan kualitas guru dalam kaitannya sebagai supervisor beliau mengungkapkan bahwa “Upaya saya terkait hal tersebut misalnya dengan mengadakan pelatihan kepada guru-guru dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran, mengadakan studi banding ke lembaga yang lebih bermutu, serta menambah kelengkapan sarana dan prasarana.
Hari, Tanggal : Rabu, 16 Juni 2010
Jam : 08.30-11.00 WIB
Lokasi : Lingkungan MTsN Langkapan Srengat Blitar
Teknik : Observasi
Hari, Tanggal : Rabu, 16 Juni 2010
Jam : 08.30-11.00 WIB
Lokasi : Lingkungan MTsN Langkapan Srengat Blitar
Teknik : Observasi