• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV (Eka ZN) 3214113064

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB IV (Eka ZN) 3214113064"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

69

A.Deskripsi Madrasah

1. Identitas MTsN Langkapan

Nama Madrasah : MTsN Langkapan

Status : Reguler

Nomor Telp./ Fax : (0342) 552116

Alamat : Jln. Masjid Desa Maron

Kecamatan : Srengat

Kabupaten : Blitar

Kode Pos : 66152

Luas Lahan : 5810 m2

Tahun Berdiri : 1995

Waktu Belajar : Pagi hari

2. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Langkapan

Madrasah Tsanawiyah Al-Hikmah Langkapan didirikan pada tahun

1949. Pada mulanya madrasah tersebut berbentuk Madrasah Diniyah yang

hanya mengajarkan ilmu agama saja. Bertempat di rumah Bapak Kyai Umar

dan bertempat di serambi masjid Langkapan, sampai madrasah tersebut terus

berkembang. Pada awal tahun 1950, madrasah ini berubah menjadi Madrasah

(2)

Pada tahun 1960 Madrasah Salafiyah diubah namanya menjadi

Madrasah Tsanawiyah. Madrasah Tsanawiyah Al-Hikmah terus maju dan

mengalami zaman keemasannya (1969 – 1974). Dengan adanya kemajuan

pembangunan, khususnya dalam bidang pendidikan, maka di daerah sekitar/

daerah lain banyak berdiri madrasah sejenis, sehingga menjadi saingan

Madrasah Tsanawiyah Al-Hikmah. Akibatnya siswa madrasah ini berkurang.

Untuk mengantisipasi hal kemerosotan tersebut, maka Yayasan

Al-Hikmah mengambil langkah yaitu mengajukan kepada pemerintah (Depag)

untuk menegerikan madrasah ini. Usul penegerian tersebut dikabulkan

dengan SK Menag No: 515 A tanggal 25 November 1995.

3. Kondisi Geografis dan Demografis MTs Negeri Langkapan

Madrasah Tsanawiyah Negeri Langkapan berada di lingkungan pondok

pesantren Al-Hikmah yang terletak di dusun Langkapan ± 4 km dari ibu kota

kecamatan ke arah selatan dan 10 km di sebelah barat kota Blitar. Di samping

terletak di lingkungan Pondok Pesantren Al-Hikmah Langkapan, juga

berdekatan dengan Pondok Pesantren Darur Roja’ Selokajang (tetangga desa)

dan di desa Selokajang ini juga terletak SMP Negeri 3 Srengat (± 2 km di

sebelah selatan). Siswa MTsN Langkapan berasal dari desa sekitar di wilayah

kecamatan Srengat dan Kecamatan Sanankulon.

4. Visi MTsN Langkapan

“Islami, Unggul, Kreatif, Mandiri, dan Berwawasan Lingkungan”

(3)

1) Terwujudnya pengembangan kurikulum yang islami, adaptif, proaktif, dan

berwawasan lingkungan.

2) Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan inovatif.

3) Terwujudnya lulusan yang islami, cerdas, mandiri, kompetitif, dan peduli

lingkungan.

4) Terwujudnya SDM pendidikan yang cakap, profesional, dan memiliki

komitmen terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

5) Terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan ramah

lingkungan.

6) Terwujudnya manajemen madrasah yang handal.

7) Terwujudnya pemberdayaan pembiayaan pendidikan yang optimal dan

akuntabel.

8) Terwujudnya standar penilaian akademik dan non akademik yang

konsisten.

9) Terwujudnya lingkungan belajar yang bersih, indah, nyaman, dan

menyenangkan.

5. Misi MTsN Langkapan

1) Menerapkan pengembangan kurikulum yang islami, adaptif, proaktif, dan

berwawasan lingkungan.

2) Mengoptimalkan perkembangan akademik melalui proses belajar

mengajar dan bimbingan belajar yang efektif, efisien, dan inovatif.

3) Mewujudkan lulusan madrasah yang islami, cerdas, mandiri, kompetitif,

(4)

4) Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang cakap, profesional,

dan berkomitmen terhadap pemeliharaan, pelestarian, dan pengelolaan

lingkungan.

5) Mewujudkan fasilitas madrasah yang memadai, relevan, mutakhir, dan

ramah lingkungan

6) Menerapkan manajemen yang handal dan partisipatif yang melibatkan

seluruh warga madrasah dan komite madrasah.

7) Mewujudkan pemberdayaan pembiayaan yang optimal dan akuntabel.

8) Mewujudkan standar penilaian akademik dan non akademik yang ideal.

9) Menciptakan lingkungan madrasah yang bersih, indah, sehat, nyaman, dan

menyenangkan.

6. Tujuan MTsN Langkapan

1) Menghasilkan perangkat kurikulum satuan pendidikan yang islami,

adaptif, proaktif, dan berwawasan lingkungan.

2) Menghasilkan penyelenggaraan belajar mengajar yang menyenangkan,

efektif, efisien, dan inovatif.

3) Menghasilkan lulusan yang islami, cerdas, mandiri, kompetitif, dan peduli

lingkungan.

4) Menghasilkan pendidik dan tenaga kependidikan yang cakap, profesional,

dan berkomitmen terhadap pemeliharaan, pelestarian, dan pengelolaan

lingkungan.

5) Menghasilkan fasilitas madrasah yang memadai, relevan, mutakhir, dan

(5)

6) Menghasilkan manajemen yang handal dan partisipatif yang melibatkan

seluruh warga madrasah dan komite madrasah.

7) Menghasilkan pemberdayaan pembiayaan yang optimal dan akuntabel.

8) Menghasilkan standar penilaian akademik dan non akademik yang ideal.

9) Menghasilkan lingkungan belajar yang bersih, indah, sehat, nyaman, dan

menyenangkan.

B.Penyajian Data

1. Deskripsi Data

Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel

terikat. Variabel bebas terdiri dari kecerdasan logis matematis (X1) dan

Motivasi (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika

(Y). Berikut akan diuraikan lebih lanjut mengenai hasil penelitian

masing-masing variabel setelah diolah dengan statistik. Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan angket, tes, observasi, dan dokumentasi.

Data yang disajikan peneliti adalah data berupa skor tes kecerdasan logis

matematis, skor angket motivasi siswa dan nilai hasil belajar matematika

siswa. Skor kecerdasan logis matematis dan skor angket motivasi tersebut

nantinya akan digunakan sebagai bahan analisis untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN

Langkapan. Instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya,

selanjutnya digunakan untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian yaitu

seluruh siswa kelas VII-C MTsN Langkapan yang terdiri dari 31 siswa.

(6)

dilaksanakan pada tanggal 28 April 2015 di MTsN Langkapan kecamatan

Srengat Kabupaten Blitar. Sedangkan untuk tes hasil belajar dilaksanakan

pada tanggal 29 April 2015.

Selain melalui angket dan tes, penelitian ini juga menggunakan teknik

pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi. Observasi dilakukan

dalam beberapa kesempatan, diantaranya adalah observasi siswa ketika

menjawab instrumen di dalam kelas. Data hasil observasi berupa foto dapat

dilihat pada lampiran. Sedangkan dokumentasi digunakan peneliti untuk

mengetahui nama-nama siswa kelas VII MTsN Langkapan serta jumlah

siswanya.

Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa penelitian ini melibatkan

tiga data utama yang akan dianalisis meliputi data skor tes kecerdasan logis

matematis, skor motivasi siswa, dan nilai hasil belajar matematika siswa.

Ketiga data tersebut akan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah yang

ada. Berikut ini akan diuraikan secara rinci mengenai variabel-variabel

tersebut.

a. Skor Kecerdasan Logis Matematis

Data skor kecerdasan logis matematis diperoleh melalui tes yang

dibagikan kepada peserta didik. Tes tersebut terdiri dari 25 soal namun

setelah diuji validitas dan reliabilitasnya, maka yang digunakan adalah 22

soal. Berikut ini adalah data skor kecerdasan logis matematis yang

(7)

Tabel 4.1

Data Skor Kecerdasan Logis Matematis

No. Nama Inisial Kecerdasan Logis Matematis Skor

(8)

b. Skor Motivasi

Data mengenai skor motivasi diperoleh peneliti melalui angket.

Angket tersebut terdiri dari 45 butir peryataan, namun setelah diuji

validitas dan reliabilitasnya, akhirnya diperoleh 33 butir pernyataan yang

yang valid. Pernyataan dalam angket ini terdiri dari pernyataan positif dan

negatif, di mana masing-masing pernyataan terdiri dari 4 alternatif

jawaban. Nilai dari pernyataan positif yaitu: sangat setuju (4), setuju (3),

tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1). Sedangkan nilai untuk

pernyataan negatif yaitu: sangat setuju (1), setuju (2), tidak setuju (3), dan

sangat tidak setuju (4). Berikut ini adalah data skor motivasi siswa hasil

penelitian:

Tabel 4.2

Data Skor Motivasi Siswa

No. Nama Inisial Motivasi Siswa Skor

(9)

Lanjutan Tabel 4.2

c. Nilai Hasil Belajar Siswa

Untuk mengetahui nilai hasil belajar matematika siswa, yaitu peneliti

melakukan tes kepada sampel. Tes terdiri dari soal uraian yang telah diuji

validitas dan reliabilitasnya. Data hasil belajar matematika siswa dari hasil

penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3

Data Hasil Belajar Matematika Siswa

No. Nama Inisial Hasil Belajar Matematika

(10)

Lanjutan Tabel 4.3

menggunakan analisis statistik inferensial yaitu statistik parametrik dengan

alasan bahwa jenis data yang diperoleh berupa data ordinal. Dalam

statistik parametrik ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi yaitu

data harus berdistribusi normal. Sedangkan dalam regresi harus

(11)

pengujian hipotesis ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi. Berikut

adalah hasil uji normalitas dan uji penyimpangan asumsi klasik data:

1) Uji Normalitas Data

Untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data, maka perlu

dilakukan uji normalitas data. Ketentuan dalam pengujian ini yaitu: jika

nilai Sig. atau nilai probabilitas lebih dari level of significant (α) maka

data berdistribusi normal. Hipotesis uji normalitas yaitu:

- Ho: Data yang diuji berdistribusi normal.

- Ha : Data yang diuji tidak berdistribusi normal.

Kriteria Pengujian:1

- Jika nilai signifikansi variabel ≥ 0,05, maka Ho diterima.

- Jika nilai signifikansi variabel < 0,05, maka Ho ditolak

Berikut ini adalah hasil uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov:

Tabel 4.4

Normalitas Data Kecerdasan Logis Matematis, Motivasi Siswa dan Hasil Belajar Matematika

1 Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, (Jakarta: PT. Prestasi

(12)

Berdasarkan tabel 4.4 Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkan:

a. Nilai signifikansi kecerdasan logis matematis adalah 0,441. Karena

signifikansi lebih dari 0,05 maka Ho diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data kecerdasan logis matematis berdistribusi

normal.

b. Nilai signifikansi motivasi adalah 0,800. Karena signifikansi lebih dari

0,05 maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

data motivasi berdistribusi normal.

c. Nilai signifikansi hasil belajar adalah 0,818. Karena signifikansi lebih

dari 0,05 maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa data hasil belajar berdistribusi normal.

Penjelasan lebih lengkap mengenai deskripsi tabel kolmogorov smirnov di

atas, adalah sebagai berikut:

 Kecerdasan Logis Matematis: menunjukkan bahwa jumlah data (N)

adalah 31; rata-rata kecerdasan logis matematis siswa 60,65; standar

deviasi 9,401; absolut 0,156; differences positive 0,088; negatif -0,156;

Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,866; dan signifikansi 0,441.

 Motivasi: menunjukkan bahwa jumlah data (N) adalah 31; rata-rata

motivasi siswa 96,13; standar deviasi 12,398; absolut 0,116; differences

positive 0,116; negatif -0,085; Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,644;

(13)

 Hasil Belajar: menunjukkan bahwa jumlah data (N) adalah 31; rata-rata hasil belajar siswa 60,55; standar deviasi 18,603; absolut 0,114;

differences positive 0,096; negatif -0,114; Kolmogorov-Smirnov Z

adalah 0,633; dan signifikansi 0,818.

2) Uji Asumsi Klasik

Setelah menguji normalitas data, maka tahap selanjutnya adalah

pengujian asumsi klasik yang meliputi:

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan linear di antara variabel bebasnya. Untuk mendeteksi

multikolinearitas dapat dilihat nilai Variance Inflation Factor (VIF).

Jika nilai VIF kurang dari 10 maka data terbebas dari

multikolinearitas.2 Berikut ini adalah hasil uji multikolinearitas

dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS Statistics 20.

Tabel 4.5

Multikolinearitas Data Kecerdasan Logis Matematis dan Motivasi Siswa

Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa:

2 Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, (Jakarta: PT. Prestasi

(14)

1. Nilai VIF variabel kecerdasan logis matematis adalah 1,020 dan

kurang dari 10. Hasil ini berarti variabel kecerdasan logis

matematis terbebas dari asumsi klasik multikolinieritas.

2. Nilai VIF variabel motivasi adalah 1,020 dan kurang dari 10. Hasil

ini berarti variabel motivasi terbebas dari asumsi klasik

multikolinieritas.

b. Uji Autokorelasi

Untuk mengetahui suatu data terjadi autokorelasi atau tidak, dapat

dilihat dari nilai Durbin-Watson (DW) sebagai berikut: 3

1,65 < DW < 2,35 maka tidak ada autokorelasi.

1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,75 maka tidak dapat

disimpulkan.

DW < 1,21 atau DW > 2,79 maka terjadi autokorelasi.

Adapun hasil uji autokorelasi dengan IBM SPSS Statistics 20

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Autokorelasi Data Kecerdasan Logis Matematis, Motivasi Siswa

dan Hasil Belajar Matematika

(15)

Berdasar tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson

(DW) adalah 1,763. Karena 1,65 < 1,763< 2,35 maka dapat

disimpulkan bahwa data terbebas dari asumsi klasik autokorelasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada

semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil

uji heteroskedastisitas dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS

Statistics 20.

Tabel 4.7

Heteroskedastisitas Data Kecerdasan Logis Matematis, Motivasi Siswa dan Hasil Belajar Matematika

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa korelasi antara variabel

kecerdasan logis matematis (X1) dengan unstandardized residual

memiliki nilai signifikansi 0,773. Sedangkan korelasi antara variabel

motivasi (X2) dengan unstandardized residual memiliki nilai

signifikansi 0,437. Oleh karena signifikansi lebih besar daripada 0,05,

(16)

Setelah diketahui bahwa data berdistribusi normal dan terbebas dari

asumsi klasik, maka asumsi prasyarat telah terpenuhi. Sehingga dapat

dilakukan analisis regresi linier.

b. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian, maka peneliti menggunakan

analisis regresi linear sederhana dan regresi linier ganda menggunakan

IBM SPSS Statistics 20 sebagai berikut:

1. Pengaruh kecerdasan logis matematis (X1) terhadap hasil belajar

matematika (Y)

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kecerdasan logis matematis

terhadap hasil belajar matematika, maka dapat dilakukan analisis

menggunakan analisis regresi linier sederhana. Berikut ini adalah

tabel hasil analisis regresi linier sederhana. Untuk memudahkan

dalam mengolah dan menganalisis data, maka peneliti menggunakan

alat bantu IBM SPSS Statistics 20.

Tabel 4.8

Uji Regresi Linear Sederhana (Pengaruh Kecerdasan Logis Matematis terhadap Hasil Belajar Matematika) dengan IBM SPSS

(17)

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

 Output Model Summary

- R menunjukkan korelasi sederhana (korelasi pearson) antara

variabel X terhadap variabel Y. Berdasarkan tabel di atas,

didapatkan angka R sebesar 0,431 yang artinya korelasi antara

variabel kecerdasan logis matematis dengan hasil belajar

matematika sebesar 0,431.

- R square (R2) menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini

akan diubah ke bentuk persen, yang artinya persentase

sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Nilai R2 sebesar 0,186 artinya persentase kontribusi pengaruh

(18)

matematika (KD = 0,1862 × 100%) = 18,6%, sedangkan sisanya

sebesar 81,4% dipengaruhi oleh variabel lain.

- Adjusted R square adalah R square yang telah disesuaikan.

Nilai yang didapat sebesar 0,158. Nilai ini juga menunjukkan

sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat,

namun biasanya digunakan untuk mengukur regresi yang

menggunakan lebih dari dua variabel bebas.

- Standard Error of the Estimate adalah ukuran kesalahan

prediksi. Nilai yang diperoleh sebesar 17,073. Artinya

kesalahan dalam memprediksi nilai hasil belajar matematika

sebesar 17,073.

 Output Anova

ANOVA atau analisis varian yaitu uji koefisisen regresi

secara bersama-sama (uji F) untuk menguji signifikansi pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam hal ini

untuk menguji pengaruh kecerdasan logis matematis terhadap

hasil belajar matematika siswa. Pengujian menggunakan tingkat

signifikansi 0,05.

Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan hopotesis

- Ho : Tidak ada pengaruh kecerdasan logis matematis

(19)

- Ha : Ada pengaruh kecerdasan logis matematis terhadap

hasil belajar matematika.

2. Menentukan F hitung dan signifikansi

Berdasarkan output diperoleh F hitung sebesar 6,615 dan

signifikansi sebesar 0,015.

3. Menentukan F tabel

Pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df 1 dan 29, maka

diperoleh nilai F hitung sebesar 4,183.

4. Kriteria Pengujian

- Jika nilai Fhitung < Ftabel dan taraf nilai Sig. > 0,05, maka Ho

diterima.

- Jika nilai Fhitung > Ftabel dan taraf nilai Sig. ≤ 0,05, maka Ho

ditolak.

5. Membuat Kesimpulan

Fhitung > Ftabel (6,615 > 4,183) dan signifikansi 0,015 < 0,05,

maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

kecerdasan logis matematis terhadap hasil belajar matematika.

 Output Coefficients

- Unstandardized Coefficient adalah nilai koefisien yang tidak

terstandarisasi atau tidak ada patokan. Koefisien B terdiri dari

nilai konstan (harga Y jika X = 0) dan koefisien regresi (nilai

yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel Y

(20)

dalam persamaan regresi linier. Sehingga didapatkan

persamaan . Sementara itu Standard Error

adalah nilai maksimum kesalahan yang dapat terjadi dalam

memperkirakan rata-rata populasi berdasar sampel.

- Standardized Coefficients merupakan nilai koefisien yang telah

terstandarisasi atau memakai patokan tertentu. Jika nilai

koefisien Beta semakin mendekati 0, maka hubungan antara

variabel X dengan Y semakin tidak kuat.

- t hitung adalah pengujian signifikansi untuk mengetahui

pengaruh variabel X terhadap variabel Y, apakah berpengaruh

signifikan atau tidak. Untuk mengetahui hasilnya signifikan

atau tidak, angka t hitung akan dibandingkan dengan t tabel.

Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa nilai t hitung

sebesar 2,572. Sedangkan nilai t tabel (α = 0,05, db = 29) =

2,045. Nilai thitung = 2,572 > ttabel = 2,045 artinya bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara kecerdasan logis matematis

terhadap hasil belajar matematika.

- Signifikansi adalah besarnya probabilitas atau peluang untuk

memperoleh kesalahan dalam dalam mengambil keputusan.

Jika pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05, artinya

peluang memperoleh maksimal 5%. Dengan kata lain kita

(21)

Nilai-nilai pada output kemudian dimasukkan ke dalam persamaan

regresi sebagai berikut.

Arti angka-angka pada persamaan di atas adalah sebagai berikut.

Nilai konstanta (a) adalah 8,826; artinya jika kecerdasan logis matematis bernilai 0 (nol), maka hasil belajar matematika bernilai

8,826.

 Nilai koefisien regresi variabel kecerdasan logis matematis (b) bernilai positif 0,853; ini dapat diartikan bahwa setiap

peningkatan skor kecerdasan logis matematis sebesar 1, maka

hasil belajar juga akan meningkat sebesar 0,853.

2. Pengaruh motivasi (X2) terhadap hasil belajar matematika (Y)

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap hasil

belajar matematika dapat dianalisis menggunakan analisis regresi

linier sederhana. Berikut ini adalah hasil analisis regresi linier

sederhana menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 20.

Tabel 4.9

(22)

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

 Output Model Summary

- R menunjukkan korelasi sederhana (korelasi pearson) antara

variabel X terhadap variabel Y. Berdasarkan tabel di atas,

didapatkan angka R sebesar 0,359 yang artinya korelasi antara

variabel motivasi dengan hasil belajar matematika sebesar

0,359.

- R square (R2) menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini

akan diubah ke bentuk persen, yang artinya persentase

sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Nilai R2 sebesar 0,129 artinya persentase kontribusi pengaruh

(23)

0,1292 × 100%) = 12,9%, sedangkan sisanya sebesar 87,1%

dipengaruhi oleh variabel lain.

- Adjusted R square adalah R square yang telah disesuaikan.

Nilai yang didapat sebesar 0,099. Nilai ini juga menunjukkan

sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat,

namun biasanya digunakan untuk mengukur regresi yang

menggunakan lebih dari dua variabel bebas.

- Standard Error of the Estimate adalah ukuran kesalahan

prediksi. Nilai yang diperoleh sebesar 17,656. Artinya

kesalahan dalam memprediksi nilai hasil belajar matematika

sebesar 17,656.

 Output Anova

ANOVA atau analisis varian yaitu uji koefisisen regresi

secara bersama-sama (uji F) untuk menguji signifikansi pengaruh

beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam

hal ini untuk menguji pengaruh motivasi terhadap hasil belajar

matematika siswa. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi

0,05.

Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan hopotesis

- Ho : Tidak ada pengaruh motivasi terhadap hasil belajar

(24)

- Ha : Ada pengaruh motivasi terhadap hasil belajar

matematika.

2. Menentukan F hitung dan signifikansi

Berdasarkan output diperoleh F hitung sebesar 4,302 dan

signifikansi sebesar 0,047.

3. Menentukan F tabel

Pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df 1 dan 29, maka

diperoleh nilai F hitung sebesar 4,183.

4. Kriteria Pengujian

- Jika nilai Fhitung < Ftabel dan taraf nilai Sig. > 0,05, maka Ho

diterima.

- Jika nilai Fhitung > Ftabel dan taraf nilai Sig. ≤ 0,05, maka Ho

ditolak.

5. Membuat Kesimpulan

Fhitung > Ftabel (4,302 > 4,183) dan signifikansi 0,047 < 0,05,

maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengruh

motivasi terhadap hasil belajar matematika.

 Output Coefficients

- Unstandardized Coefficient adalah nilai koefisien yang tidak

terstandarisasi atau tidak ada patokan. Koefisien B terdiri dari

nilai konstan (harga Y jika X = 0) dan koefisien regresi (nilai

yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel Y

(25)

dalam persamaan regresi linier. Sehingga didapatkan

persamaan . Sementara itu Standard Error

adalah nilai maksimum kesalahan yang dapat terjadi dalam

memperkirakan rata-rata populasi berdasar sampel.

- Standardized Coefficients merupakan nilai koefisien yang telah

terstandarisasi atau memakai patokan tertentu. Jika nilai

koefisien Beta semakin mendekati 0, maka hubungan antara

variabel X dengan Y semakin tidak kuat.

- t hitung adalah pengujian signifikansi untuk mengetahui

pengaruh variabel X terhadap variabel Y, apakah berpengaruh

signifikan atau tidak. Untuk mengetahui hasilnya signifikan

atau tidak, angka t hitung akan dibandingkan dengan t tabel.

Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa nilai t hitung

sebesar 2,074. Sedangkan nilai t tabel (α = 0,05, db = 29) =

2,045. Nilai thitung = 2,074 > ttabel = 2,045 artinya bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap hasil belajar

matematika.

- Signifikansi adalah besarnya probabilitas atau peluang untuk

memperoleh kesalahan dalam dalam mengambil keputusan.

Jika pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05, artinya

peluang memperoleh maksimal 5%. Dengan kata lain kita

(26)

Nilai-nilai pada output kemudian dimasukkan ke dalam persamaan

regresi sebagai berikut.

Arti angka-angka pada persamaan di atas adalah sebagai berikut.

Nilai konstanta (a) adalah 8,709; artinya jika motivasi bernilai 0 (nol), maka hasil belajar matematika bernilai 8,709.

 Nilai koefisien regresi variabel motivasi (b) bernilai positif 0,539; ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan skor motivasi

sebesar 1, maka hasil belajar juga akan meningkat sebesar 0,539.

3. Pengaruh Kecerdasan Logis Matematis (X1) dan Motivasi (X2)

terhadap Hasil Belajar Matematika (Y)

Untuk menjawab rumusan masalah serta hipotesis yang telah diajukan

oleh peneliti yaitu pengaruh kecerdasan logis matematis dan motivasi

terhadap hasil belajar matematika siswa, maka digunakan analisis

regresi linier berganda. Berikut ini adalah hasil analisis regresi linier

berganda menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 20.

Tabel 4.10

Uji Regresi Linear Ganda (Pengaruh Kecerdasan Logis Matematis dan Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika) dengan IBM

(27)

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dideskripsikan sebagai berikut:

 Output Model Summary

- R menunjukkan korelasi berganda (korelasi pearson) antara

variabel dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat.

Nilai R berkisar antara 0 sampai 1. Berdasarkan tabel di atas,

didapatkan angka R sebesar 0,605 yang artinya korelasi antara

variabel motivasi dengan hasil belajar matematika sebesar

0,605.

- R square (R2) menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini

akan diubah ke bentuk persen, yang artinya persentase

sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Nilai R2 sebesar 0,366 artinya persentase kontribusi pengaruh

variabel kecerdasan logis matematis dan motivasi secara

(28)

100%) = 36,6%, sedangkan sisanya sebesar 63,4% dipengaruhi

oleh variabel lain selain kecerdasan logis matematis dan

motivasi.

- Adjusted R square adalah R square yang telah disesuaikan.

Nilai yang didapat sebesar 0,321. Nilai ini juga menunjukkan

sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat,

namun biasanya digunakan untuk mengukur regresi yang

menggunakan lebih dari dua variabel bebas.

- Standard Error of the Estimate adalah ukuran kesalahan

prediksi. Nilai yang diperoleh sebesar 15,331. Artinya

kesalahan dalam memprediksi nilai hasil belajar matematika

sebesar 15,331.

 Output Anova

ANOVA atau analisis varian yaitu uji koefisisen regresi

secara bersama-sama (uji F) untuk menguji signifikansi pengaruh

beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam

hal ini untuk menguji pengaruh kecerdasan logis matematis dan

motivasi terhadap hasil belajar matematika siswa. Pengujian

menggunakan tingkat signifikansi 0,05.

Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan hopotesis

- Ho : Tidak ada pengaruh kecerdasan logis matematis dan

(29)

- Ha : Ada pengaruh kecerdasan logis matematis dan

motivasi terhadap hasil belajar matematika.

2. Menentukan F hitung dan signifikansi

Berdasarkan output diperoleh F hitung sebesar 8,084 dan

signifikansi sebesar 0,002.

3. Menentukan F tabel

Pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df 2 dan 28, maka

diperoleh nilai F hitung sebesar 3,340.

4. Kriteria Pengujian

- Jika nilai Fhitung < Ftabel dan taraf nilai Sig. > 0,05, maka Ho

diterima.

- Jika nilai Fhitung > Ftabel dan taraf nilai Sig. ≤ 0,05, maka Ho

ditolak.

5. Membuat Kesimpulan

Fhitung > Ftabel (8,084 >3,340) dan signifikansi 0,002 < 0,05,

maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

kecerdasan logis matematis dan motivasi secara bersama-sama

terhadap hasil belajar matematika.

 Output Coefficients

- Unstandardized Coefficient adalah nilai koefisien yang tidak

terstandarisasi atau tidak ada patokan. Koefisien B terdiri dari

nilai konstan (harga Y jika X1 dan X2 = 0) dan koefisien regresi

(30)

Y yang didasarkan variabel X1 dan X2). Nilai-nilai inilah yang

masuk dalam persamaan regresi linier berganda. Sehingga

didapatkan persamaan

Sementara itu Standard Error adalah nilai maksimum

kesalahan yang dapat terjadi dalam memperkirakan rata-rata

populasi berdasar sampel.

- Standardized Coefficients merupakan nilai koefisien yang telah

terstandarisasi atau memakai patokan tertentu. Jika nilai

koefisien Beta semakin mendekati 0, maka hubungan antara

variabel X dengan Y semakin lemah.

- t hitung adalah pengujian signifikansi untuk mengetahui

pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Ysecara parsial,

apakah berpengaruh signifikan atau tidak. Untuk mengetahui

hasilnya signifikan atau tidak, angka t hitung akan

dibandingkan dengan t tabel.

- Signifikansi adalah besarnya probabilitas atau peluang untuk

memperoleh kesalahan dalam dalam mengambil keputusan.

Jika pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05, artinya

peluang memperoleh maksimal 5%. Dengan kata lain kita

percaya bahwa 95% keputusan adalah benar.

Nilai-nilai pada output kemudian dimasukkan ke dalam persamaan

(31)

Arti angka-angka pada persamaan di atas adalah sebagai berikut.

 Nilai konstanta (a) adalah -60,325; artinya jika kecerdasan logis matematis dan motivasi bernilai 0 (nol), maka hasil belajar

matematika bernilai negatif ( -60,325).

 Nilai koefisien regresi X1 sebesar 0,973 menyatakan bahwa

setiap kenaikan satu skor kecerdasan logis matematis akan

meningkatkan nilai hasil belajar matematika sebesar 0,973. Dan

sebaliknya, jika skor kecerdasan logis matematis turun satu

skor, maka nilai hasil belajar matematika juga diprediksi

mengalami penurunan sebesar 0,973 dengan asumsi variabel lain

bernilai tetap.

 Nilai koefisien regresi X2 sebesar 0,644 menyatakan bahwa

setiap kenaikan satu skor motivasi akan meningkatkan nilai hasil

belajar matematika sebesar 0,644. Dan sebaliknya, jika skor

motivasi turun satu skor, maka nilai hasil belajar matematika

juga diprediksi mengalami penurunan sebesar 0,644 dengan

asumsi variabel lain bernilai tetap.

C.Pembahasan

Berikut ini akan dideskripsikan hasil penelitian dalam bentuk tabel yang

menggambarkan ada atau tidaknya pengaruh dari variabel bebas

(32)

belajar matematika). Tabel di bawah ini memuat nilai-nilai dari F hitung yang

selanjutnya dapat dibandingkan dengan nilai F tabel. Berdasarkan hasil

perbandingan tersebut, lalu diambil suatu kesimpulan untuk menolak maupun

menerima suatu hipotesis.

Tabel 4. 11 Hasil Penelitian

No. Hipotesis

Penelitian Penelitian Hasil Interpretasi Kriteria pretasi Inter- Kesimpulan

(33)

Berdasarkan analisis data di atas, maka selanjutnya akan dibahas

mengenai hasil pengujian hipotesis sebagai dasar membuat kesimpulan.

Pembahasannya adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh kecerdasan logis matematis terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Srengat Tahun Ajaran

2014/2015.

Berdasarkan analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics 20

menunjukkan adanya pengaruh kecerdasan logis matematis terhadap

hasil belajar matematika siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung

(6,615) > Ftabel (4,183) pada taraf signifikansi 5%.

Penjelasan berdasarkan penemuan tersebut yaitu: kecerdasan logis

matematis merupakan salah satu kecerdasan dari delapan kecerdasan yang

dikemukakan dalam teori multiple intelligence (kecerdasan majemuk).

Kecerdasan majemuk ini memberikan pengaruh manusia dalam proses

mendapatkan pengetahuan. Melalui kecerdasan majemuk, manusia mampu

berfikir dan mengembangkan pengetahuannya serta dapat berinteraksi

dengan lingkungan sekitarnya. Kecerdasan logis matematis merupakan

kecerdasan manusia dalam mengolah angka, berhitung, memecahkan

masalah, berfikir logis, berfikir matematis dan kemampuan

mengidentifikasi pola hubungan tertentu. Beberapa indikator kecerdasan

logis matematis inilah yang membantu manusia mencapai keberhasilan

dalam pembelajaran. Kecerdasan logis matematis ini erat kaitannya dengan

(34)

kemampuan dalam memahami materi pelajaran matematika juga lebih

maksimal sehingga diharapkan hasil belajar matematika juga akan

maksimal. Purwanto mengemukakan bahwa “cepat tidaknya dan

terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung kepada kemampuan

inteligensinya”.4 Dengan kemampuan inteligensi yang dimiliki seorang

siswa, maka memudahkannya dalam memahami pelajaran. Dengan

pemahaman dan penguasaan materi yang dimilikinya, seorang siswa dapat

mengerjakan soal dengan kemampuannya tanpa kesulitan, sehingga siswa

tersebut mampu mendapatkan hasil belajar yang optimal.

Uraian di atas sejalan dengan hipotesis yang peneliti ajukan. Hal ini

membuktikan bahwa kecerdasan logis matematis memberikan pengaruh

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Tahun

Ajaran 2014/2015.

2. Pengaruh motivasi terhadap terhadap hasil belajar matematika siswa

kelas VII MTsN Langkapan Srengat Tahun Ajaran 2014/2015.

Berdasarkan analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics 20

menunjukkan adanya pengaruh motivasi terhadap hasil belajar matematika

siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung (4,302) > Ftabel (4,183) pada

taraf signifikansi 5%.

Penjelasan berdasarkan penemuan tersebut yaitu: hasil belajar

matematika dipengaruhi oleh banyak faktor. Agus Suprijono

mengungkapkan bahwa faktor psikologi yang mempengaruhi hasil belajar

4 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal.

(35)

terdiri dari inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan

kesiapan.5 Berdasarkan penelitian Fyan dan Maehr, ‘tiga faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu latar belakang keluarga, kondisi atau

konteks sekolah dan motivasi.’6 Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat

diketahui bahwa motivasi memegang peranan penting dalam menentukan

hasil belajar seseorang.

Berdasarkan teori kebutuhan yang menghubungkan antara motivasi

dan kebutuhan, menyebutkan bahwa ‘suatu motivasi berpangkal pada suatu

kebutuhan’.7 Sebagaimana seorang siswa terdorong (termotivasi) untuk

belajar agar mendapat nilai yang tinggi saat ulangan (kebutuhan).

Motivasi merupakan suatu pendorong peserta didik untuk berbuat.

Berbuat yang dimaksud di sini adalah belajar atau mempelajari suatu

pengetahuan. Siswa yang mempunyai motivasi untuk sukses, motivasi

berprestasi, dan motivasi mencapai hasil belajar yang memuaskan akan

berusaha mendorong dirinya sendiri untuk mencapai keinginannya

(kebutuhannya) tersebut, melalui berbagai daya dan upaya. Selain motivasi

dari dalam diri, motivasi juga dapat berasal dari lingkungan sekitar.

Motivasi dari lingkungan sekitar seperti dari keluarga dan teman akan turut

andil menentukan arah siswa dalam mencapai keinginannya tersebut.

Dengan berbagai dorongan tersebut akan memungkinkan siswa bekerja

lebih giat mencapai hasil yang ia harapkan. Demikian juga siswa yang

berkeinginan mendapatkan hasil belajar matematika yang maksimal, ia

5Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 162

6Ibid., hal. 162

(36)

akan terdorong untuk rajin belajar sehingga mampu mencapai hasil yang ia

harapkan. Berdasarkan pemaparan tersebut, motivasi akan membawa

pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Uraian di atas sejalan dengan hipotesis yang peneliti ajukan. Hal ini

membuktikan bahwa motivasi memberikan pengaruh terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Tahun Ajaran 2014/2015.

3. Pengaruh kecerdasan logis matematis dan motivasi terhadap terhadap

hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Langkapan Tahun

Ajaran 2014/2015.

Berdasarkan analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics 20

menunjukkan adanya pengaruh motivasi terhadap hasil belajar matematika

siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung (8,084) > Ftabel (3,340) pada

taraf signifikansi 5%.

Penjelasan mengenai penemuan tersebut yaitu: Purwanto

mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi

pencapaian hasil belajar sesorang, yaitu faktor minat, motivasi, inteligensi,

kemampuan kognitif, dan kreativitas.8 Berbicara mengenai faktor

inteligensi (kecerdasan), maka ada banyak tipe kecerdasan yang dimiliki

oleh manusia, salah satunya kecerdasan logis matematis.

Kecerdaan logis matematis dan motivasi secara bersama-sama turut

andil dalam menetukan hasil belajar matematika siswa. Sebagaimana

kriteria kecerdasan logis matematis yang menitikberatkan pada kemampuan

(37)

otak dalam berfikir logis, mengolah angka dan kemampuan berhitung yang

dipadukan dengan adanya motivasi siswa untuk mencapai kesuksesan

belajar, maka tidaklah mengherankan jika perpaduan keduanya

memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Dengan

kemampuan otak berfikir logis dan kecerdasan berhitung inilah yang

menjadi modal awal manusia mampu dengan cepat dan tepat memahami

pelajaran matematika yang ia terima. Ditambah lagi dengan motivasi atau

dorongan siswa untuk giat belajar, maka tidak mustahil jika hasil belajar

matematika siswa bisa mencapai tahap maksimal. Dengan demikian

kecerdasan logis matematis dan motivasi membawa pengaruh terhadap

pencapaian hasil belajar matematika siswa.

Uraian di atas sejalan dengan hipotesis yang peneliti ajukan. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa kecerdasan logis matematis dan motivasi secara

bersama-sama memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika

siswa.

Berdasarkan analisis regresi juga didapatkan nilai R Square

menunjukkan angka 0,366 yang berarti kecerdasan logis matematis dan

motivasi memberikan kontribusi terhadap hasil belajar sebesar 36,6%

sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain selain kecerdasan logis

matematis dan motivasi. Menurut Sugiyono, seperti yang telah

diungkapkan pada BAB III halaman 68, pengaruh 36,6% termasuk dalam

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2 Data Skor Motivasi Siswa
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Matematika Siswa
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bapak Nur Aziz adalah guru mata pelajaran Qur’an Hadist di MTsN Langkapan Srengat Blitar, beliau mengemukakan mengenai tanggapannya terhadap kegiatan supervisi

Pengaruh kecerdasan logis matematis dan motivasi terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas IX SMPN 01 Sumbergempol Tahun Ajaran 2016/2017. Berdasarkan analisi data

studi akhir penelitian yang berjudul “ Upaya Guru Dalam Penggunaan Media.. Visul Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII MTs Langkapan. Srengat Blitar Tahun Ajaran

Skripsi dengan judul “ Pengaruh Agresivitas dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Materi Luas Permukaan dan Volume Kubus dan Balok Kelas VIII MTsN Langkapan Srengat

(2) Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fikih di MTsN Langkapan Srengat Blitar tahun ajaran

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kecerdasan logis matematis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN 2 Tulungagung

58 Anissatuz Zahro’, “ Pengaruh Kecerdasan Logis Matematis terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTs Aswaja Tunggangri Tahun Ajaran 2014/2015 ”, Skrip si

Skripsi dengan judul “ Pengaruh Strategi Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Materi Garis dan Sudut Siswa Kelas VII di MTsN Langkapan