• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Netizen dan Online Activism (Studi Online Reaction Pemberitaan Skandal Bullying Idol Group T-Ara) T1 362009012 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Netizen dan Online Activism (Studi Online Reaction Pemberitaan Skandal Bullying Idol Group T-Ara) T1 362009012 BAB I"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG MASALAH

Musik Korean Pop atau yang lebih dikenal dengan musik K-Pop, merupakan jenis genre musik yang dalam beberapa tahun ini tengah menguasai pangsa pasar musik internasional (Tuk, 2012). Musik K-Pop pertama kali muncul pada tahun 1930-an sebagai akibat dari masuknya musik pop Jepang, yang turut mempengaruhi unsur-unsur awal musik pop di Korea. Penjajahan Jepang atas Korea membuat genre musik Korea tidak bisa berkembang, dan hanya mengikuti perkembangan budaya pop Jepang pada saat itu (Kim&Ryo,2007). Namun, seiring dengan berjalannya waktu, genre musik K-Pop makin bervariasi dengan masuknya musik pop barat, dimana hal ini secara tidak langsung makin menambah variasi dan memberi warna pada perkembangan musik K-Pop (Phitryaha, 2011).

(2)

2 melakukan transendensi1 kebudayaan dalam era globalisasi melalui ekspansi2 budayanya yang “dikemas” dalam industri dunia hiburan yang menarik. Dalam hal ini, Korea Selatan tidak secara langsung menawarkan budaya tradisional mereka kepada masyarakat dunia, namun mereka menawarkannya dengan cara berbeda, yakni melalui budaya populer yang diwujudnyatakan melalui film, drama, fashion, termasuk para artis selebriti dan idol star Korea. Bentuk budaya populer Korea ini berhasil menjangkau penggemar di semua kalangan terutama di Asia lantaran Korea Selatan mampu mengemasnya dengan konsep soft power3 (Ni Putu, 2012). Aplikasi dari konsep soft power ditunjukkan melalui penggunaan teknik pemasaran Asian Values-Hollywood Style, dimana teknik ini mengemas nilai-nilai Asia yang dipasarkan dengan gaya modern (Putra, 2013). Dalam konsep pemikiran ini, istilah tersebut mengacu pada dunia hiburan Korea yang dikemas dengan nuansa kehidupan Asia, namun pemasarannya memakai cara internasional dengan mengedepankan penjualan nama seorang bintang atau menjual style (Putra, 2013). Menurut William Tuk (2012:11), hal ini pulalah yang pada akhirnya membawa masuk aktor/aktris Korea kedalam jajaran daftar artis Hollywood serta masuknya lagu-lagu yang dibawakan boyband/girlband Korea kedalam berbagai chart tangga lagu diberbagai negara, yang menjadi salah satu contoh keberhasilan budaya populer Korea di dunia.

Proses penyebaran budaya Korea di dunia inilah yang dikenal dengan istilah Hallyu atau Korean Wave. Kim&Ryoo (2007:4) menjelaskan bahwa, Hallyu atau Korean Wave (Gelombang Korea) merupakan istilah yang diberikan

1

Transendensi yang digunakan dalam penulisan ini bukanlah sebagai sebuah makna terminologis filsafat yang lebih mengarah pada konsep teologi dan spiritualitas ataupun bersifat ketuhanan, namun lebih pada makna etimologi yang dalam bahsa latinnya berarti „naik ke atas‟ atau bisa dikatakan melampaui, pelampauan

2

Ekspansi adalah tindakan aktif untuk memperluas dan memperbesar cakupan usaha yang telah ada

3

Soft Power merupakan kemampuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan (power) melalui penggunaan daya tarik daripada penggunaan kekerasan (coercion) atau imbalan

(3)

3 untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia. Di Asia, berkembangnya budaya pop Korea (Hallyu) di negara-negara Asia Timur dan beberapa negara Asia Tenggara termasuk Indonesia menunjukkan adanya transformasi budaya4 pop Korea ke negara-negara lain. Negara-negara lain mampu mengenal dan mempelajari budaya Korea karena akibat dari adanya Hallyu Wave (Huat, 2010). Sementara itu, demam K-Pop di Indonesia menurut beberapa K-Pop Lovers5 yang diwakilkan oleh beberapa ketua fansclub dan author idol group Korea yang berbasis di Semarang menilai jika K-Pop yang menjadi salah satu point center Hallyu dinilai mampu membuat masyarakatnya, khususnya para Popers atau K-Pop Lovers muda ingin dapat mengenal artis Korea idola mereka lebih dekat lagi. Bergeraknya Korea Selatan sebagai penyaji hiburan masyarakat global tentu saja telah mengundang kepedulian dan respect yang luar biasa bagi para penikmatnya yang tersebar di Indonesia, bahkan hampir di seluruh negara di dunia. Tak heran jika di Indonesia sendiri kita menemukan para K-Popers atau K-Pop Lovers ini, gemar meniru apapun yang sudah menjadi trade mark artis- artis Korea. Entah itu mengenai gaya bernyanyi, dance, fashion atau atribut yang dikenakan sang artis, hingga budaya dan bahasa Korea Selatan.6 Melalui hal ini, dapat diketahui bahwa pada umumnya Hallyu mendorong masyarakat penerima untuk mempelajari bahasa dan kebudayaan Korea Selatan (Ardiani, 2012).

Dengan adanya pengaruh Hallyu yang besar terhadap pemerintah Korea, khususnya dari sektor ekonomi, pariwisata, dan sosial budaya, pemerintah Korea melihat adanya celah dan peluang untuk membuat Hallyu atau Korean Wave sebagai nilai jual negara Korea Selatan di mata dunia internasional (Tuk, 2012). Melalui fenomena Hallyu, pemerintah Korea Selatan memiliki inisiatif untuk membuat

4

Transformasi budaya adalah proses pewarisan budaya dari satu generasi kegenerasi seterusnya.

5

Sebutan bagi penyuka Korean music pop 6

(4)

4

“negara gingseng” tersebut semakin dikenal, dengan cara bekerja sama dengan berbagai agensi-agensi hiburan raksasa di Korea, seperti SM Entertaiment, JYP Entertainment, dan YG Entertainment untuk merangkul para artisnya dalam mempromosikan budaya Korea Selatan serta atributnya melalui musik, film, dan lain sebagainya. Proyek global dari pemerintah Korea Selatan untuk “memasuki” dan

“menguasai” peradaban manusia inilah yang disebut dengan multi-track diplomacy atau diplomasi multi-pelaku. Dalam hal ini, meledaknya fenomena Hallyu atau Korean Wave tidak saja dilakukan dengan campur tangan aktor negara saja (Pemerintah), tapi lebih dari itu, Hallyu turut sangat dipengaruhi oleh besarnya peran aktor non-negara, seperti pelaku bisnis industri musik K-Pop hingga idol star atau idol group Korea Selatan (Tuk, 2012). Idol star atau idol group tersebut seperti; Super Junior, 2PM, Girls Generation, dan T-Ara. Selebritas idol star7 memiliki posisi dan pengaruh yang berbeda dan cukup dominan dalam fenomena Hallyu ini. Maka dari itu, proses untuk menjadi selebritas idol star berbeda dengan selebritas aktor,aktris, maupun komedian di Korea. Proses seleksi untuk menjadi seorang trainee idol star, sangat rumit.8 Mereka dituntut menjadi sosok figure panutan yang

“sempurna” bagi setiap masyarakat, khususnya bagi para remaja, dan meraih popularitas sebanyak-banyaknya (Tuk, 2012). Untuk semakin menarik perhatian dunia akan keberadaan K-Pop dan selebritas idol star sebagai bagian dari proyek global negara Korea, agensi hiburan di Korea membuat fansclub idol star atau idol group sebagai soft power mereka di dalam meraih popularitas. Hasil kerja agensi hiburan yang menaungi selebritas idol group ini, idol star atau idol group mampu

7

Seseorang yang ingin menjadi idol star harus menjumpai proses yang panjang dan berat sebelum bisa menikmati popularitasnya. Umumnya, seseorang yang ingin menjadi artis idol star akan menjalani trainee selama jangka waktu 2-10 tahun kedepan dengan agensi artis yang menaunginya. Selebritas idol star dituntut untuk pandai bernyanyi, menari, berpenampilan menarik memiliki kepribadian yang baik, serta memiliki soft skills diluar menyanyi dan menari (Tuk, 2012).

8

(5)

5 mengumpulkan fanbase dalam jumlah yang banyak, mulai dari negara Korea Selatan sampai dengan ke penjuru dunia lainnya (Tuk, 2012).

Maraknya K-Pop inilah yang telah menimbulkan fenomena gelombang Hallyu. Hallyu wave memang berdampak cukup besar bagi dunia entertainment internasional9. Kini berbagai hal yang berhubungan dengan K-Pop berhasil menarik lebih banyak perhatian selama kurang lebih 10 tahun terakhir. Selebritas idol group K-Pop telah memiliki tempat tersendiri di hati para K-Popers. Maka tak heran, jika gerak-gerik atau segala hal apapun yang berkenaan dengan seorang idol star sangat diperhatikan, bahkan dikendalikan oleh agensi mereka. Hal ini dilakukan karena akan sangat berdampak vital. Dampak ini tidak saja akan mempengaruhi popularitas artis yang bersangkutan, namun juga agensi yang membesarkan nama idol star tersebut, bahkan negara Korea Selatan pun tidak menutup kemungkinan juga dapat menerima dampak yang dilakukan oleh idol star negara mereka (Huat, 2010).

Namun, dengan besarnya perhatian tersebut, tak menutup kemungkinan bermunculan kontroversi yang cukup besar. Berbagai kontroversi tersebut bisa saja menghancurkan industri musik K-Pop yang tengah meraih masa kejayaan. Beberapa data yang didapat Allkpop.com mencatat beberapa tindakan yang memicu kontroversi dan mempengaruhi industri hiburan. Salah satunya, seperti yang terjadi pada kasus wawancara idol group Block B di Thailand10,dan skandal foto soloist IU dan Eunhyuk Super Junior yang diduga menjalin asmara11. Maka dari itu, menjadi

9

Kutipan pernyataan Bens Leo (pengamat industry musik Indonesia) dari Kompasiana.com, diunduh pada tanggal 14 Januari. Pukul 17:41 WIB.

10

Block B mengeluarkan pernyataan kontroversial yang dianggap melukai hati para korban banjir di Thailand pada saat itu. Akibat hal ini, dalam waktu sekejap pasca video beredar, 95% netizens merespon negatif (http://www.allkpop.com/article/Block B stirs controversy with Thai interview, draw response from netizens/, diunduh pada tanggal 20 Maret 2013. Pukul 16.12 WIB)

11

Akibat foto kontrovesi IU-Eunhyuk, saham Loen Entertaiment, agensi yang menaungi IU turun lebih rendah dibandingkan dengan hari sebelum foto tersebut beredar.

(6)

6 selebritas idol star memiliki konsekuensi yang cukup tinggi, karena dapat mempengaruhi banyak pihak (khususnya industri hiburan Korea) maupun bagi masyarakat (Tuk, 2012).

Dengan adanya sinergi dan keterkaitan antara ketiga point utama; K-Pop, new media, dan K-Popers, dipilihnya K-Pop sebagai isu yang diangkat dalam penelitian ini karena K-Pop tengah menjadi bahan pembicaraan menarik untuk percakapan dalam beberapa tahun belakangan ini (Huat, 2010). Mulai dari musiknya yang khas dan mayoritas terdengar „easy listening‟, para selebritasnya yang memiliki

„kesempurnaan‟ yang tinggi, sampai reality show yang dibintangi para group K-Pop ini. Selama kurun waktu beberapa tahun ini K-Pop juga tengah mendominasi industri hiburan, tidak saja di Asia, namun juga dunia (Tuk, 2012). K-Pop telah berhasil merangkul seluruh komponen masyarakat, mulai dari kelas rendah sampai ke kelas atas.

Pemanfaatan media sosial, adalah kunci persebaran K-Pop yang luar biasa (Tuk, 2012). Hadirnya internet sebagai bentuk dari new media telah mampu mentrasmisikan berbagai informasi dan perkembangan K-Pop secara cepat dan terus-menerus sehingga dengan mudah hal-hal yang berkaitan dengan K-Pop menjadi isu yang paling dicari dan cepat berkembang menjadi headline dan pembicaraan para netizen maupun masyarakat penerima yang di dominasi oleh kaum muda. Adanya kecenderungan masyarakat penerima yang di dominasi oleh kaum muda untuk menerima secara hiperbolik hal-hal yang berkaitan dengan Pop, telah membuat K-Pop tidak saja sekadar sebagai bentuk konsumsi hiburan semata, namun ada nilai-nilai dan misi budaya Korea yang diperkenalkan melalui sifat penyajiannya yang komersil, sehingga K-Pop telah menjadi satu Budaya Populer, yang dampaknya tidak saja dirasakan di dunia maya, namun juga di dunia nyata.

(7)

7 Namun dibalik suksesnya K-Pop, tak jarang muncul pro dan kotra hingga saat ini, dimana pro dan kontra ini cenderung didominasi oleh isu-isu dan topik seputar budaya maupun kualitas para idol star atau idol group K-Pop yang kerap menjadi bahan perbebatan para K-Popers baik di dunia maya maupun di dunia nyata.

Terlepas dari hingar bingar dunia K-Pop, dalam penelitian ini, penulis akan fokus meneliti salah satu contoh kasus kontroversi atau skandal idol star yang beberapa bulan lalu sangat mempengaruhi segala aspek yang berkenaan dengan idol star yang bersangkutan. Kontroversi tersebut adalah skandal bullying anggota girlband T-Ara, girlband yang terbentuk pada pertengahan tahun 2007. Girlband T-Ara mengalami skandal ditengah masa-masa kejayaan popularitasnya. Kasus bullying itu sendiri sebenarnya sudah terjadi cukup lama, namun netizen dan beberapa fansclub Hwayoung (anggota T-Ara korban bullying) baru dapat menunjukkan bukti tersebut ke publik pada akhir bulan Juli 2012 silam. Berbagai bukti yang dikumpulkan netizen dan fansclub Hwayoung menunjukan adanya intimidasi yang dilakukan para member terhadap Hwayoung (baik berupa intimidasi psikis dan fisik).12

Data yang lain merujuk pada laman KoreanChingu.com pada hari yang sama, yang menyebutkan jika netizen menemukan bukti lain, dimana leader girlband T-Ara, Hyomin dalam salah satu episode Korea Broadcasting System (KBS) „Star Live

12

Merujuk salah satu komentar netizen yang di posting dalam Soompi.com tertanggal 30 Juli 2012 disebutkan jika, netizen menulis :

(8)

8

Teather‟, tertangkap „menyodok‟ mata Hwayoung sambil mengangkat lengannya.

Dalam adegan lain, netizen juga melihat salah satu member T-Ara yang lain, Jiyeon, mengolok-olok Hwayoung yang membaca di dalam mobil, dan ia menyatakan, “Dia hanya bertindak seperti itu karena di depan kamera. Sebagai seseorang yang ada di

tim yang sama seperti dia, ini adalah pertama ka linya saya melihatnya membaca”.

Berikut disertakan beberapa gambar yang diposting netizen terkait bukti bullying yang dilakukan member T-Ara

Bukti lain yang menunjukkan intimidasi member T-Ara terhadap Hwayoung, diposting dalam laman KoreanChingu.com. Dalam gambar ini, netizen menulis;

“Boram tidak mengakui Hwayoung sebagai „maknae‟ di T-ara karena di ulang tahun Hyomin, Boram memanggil Hyomin sebagai „maknae‟13 kedua. Karena Hwayoung lebih tua beberapa bulan daripada Jiyeon, dan Hyomin kelahiran 1989, Hwayoung

harusnya jadi „maknae‟ kedua dan bukan Hyomin. Di ulang tahun Jiyeon, Boram juga

mengucapkan dan memanggil Jiyeon sebagai ;‟maknae selamanya‟ Jiyeon.

13

Maknae dalam bahasa Korea berarti adik.

Gambar 1. Para Member T-Ara memaksa Hwayoung menelan kue beras ukuran besar

(9)

9

Berbagai sumber bukti yang diposting oleh netizen ke dunia maya, menimbulkan berbagai respon dan aksi dari masyarakat maupun netizen lainnya. Netizen dan masyarakat mengecam keras tindakan yang dilakukan girlband T-Ara tersebut. Mayoritas berpendapat, tindakan yang dilakukan oleh idol star tersebut dapat berdampak buruk bagi anak-anak dan remaja, bahkan negara14. Akibat perilaku yang dilakukan member T-Ara, muncul dampak yang dialami oleh semua member T-Ara bahkan Core Content Media sebagai agensi yang menaunginya.15Hal ini membuat semua member T-Ara memilih untuk hiatus16 beberapa saat, dan membatalkan

14

(Berbagai sumber data diperoleh dari situs www.KoreanIndo.com selama periode bulan Juli sampai dengan Desember 2012, yang diunduh pada tanggal 5 Desember 2012. Pukul 19.39 WIB

15

skandal ini membuat T-Ara diboikot oleh stasiun-stasiun televisi di Korea. Bahkan, banyak iklan dan film yang sebelumnya telah mengikat perjanjian kontrak kerja dengan beberapa

member T-Ara, memutuskan secara sepihak, karena skandal tersebut dinilai dapat merugikan industri mereka. (Berbagai sumber data diperoleh dari situs www.KoreanIndo.com selama periode bulan Juli sampai dengan Desember 2012, yang diunduh pada tanggal 5 Desember 2012. Pukul 19.39 WIB

16

[image:9.612.100.524.99.708.2]

Hiatus merupakan sebuah keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh selebritas Korea untuk undur diri beberapa saat dari dunia hiburan. Tujuannya bermacam-macam, bisa karena selebritas yang bersangkutan melakukan koreksi diri karena skandal yang dilakukan, dan

Gambar 2. Tweet Boram T-Ara

(10)

10 rencana promosi mini album terbaru mereka lantaran berbagai tanggapan dan komentar netizens yang membuahkan beberapa aksi negatif terhadap para anggota T-Ara. Bahkan, berdasarkan data yang diperoleh dari website hiburan Korea seperti; Allkpop, Dispach, dan Soompi menyebutkan jika sebagian dari anggota T-Ara mengalami tekanan psikis sebagai akibat dari berbagai reaksi netizen yang dianggap terlalu menyudutkan mereka.

Melalui bukti-bukti tersebut, dipilihnya skandal bullying idol group T-Ara sebagai fokus studi kasus dalam penelitian ini karena skandal bullying yang dilakukan oleh idol group T-Ara menduduki peringkat pertama kasus pemberitaan skandal terbesar di industri hiburan Korea selama kurun waktu 201217. Berbagai pemberitaan yang muncul mengenai skandal bullying idol group T-Ara bahkan sanggup mengundang perhatian dan respon dari semua kalangan masyarakat, termasuk masyarakat yang bukan tergolong penyuka K-Pop untuk ambil bagian menanggapi pemberitaan yang ada melalui perannya sebagai Netizen. Munculnya skandal bullying ini, juga tidak saja memberi dampak yang berkepanjangan bagi idol group yang bersangkutan, namun nama industri hiburan Korea sempat dianggap

“negative” oleh masyarakat umum, baik di Korea maupun penjuru dunia, yang

menilai jika dibalik hingar-bingar kemewahan yang ditawarkan dalam industri

hiburan Korea, terdapat kehidupan yang “keras” untuk dapat bertahan dalam dunia

hiburan Korea18.

Melalui salah satu kontroversi terbesar di industri hiburan Korea Selatan ini, Netizen cukup memiliki andil terhadap keputusan dan tindakan yang dilakukan industri dan publik terhadap public figure. Hadirnya new media sebagai medium dapat juga karena selebritas yang bersangkutan mempersiapkan kualitas diri sebelum

comeback ke dunia hiburan. 17

Berbagai sumber artikel, yang di dapat dari www.KapanLagi.com, www.soompi.com, www.allkpop.com, www.KoreanIndo.com

18

Berbagai sumber artikel, yang di dapat dari www.KapanLagi.com, www.soompi.com, www.allkpop.com, www.KoreanIndo.com

(11)

11 komunikasi yang secara luas terintegrasi ke dalam jaringan atau internet atau electronic media makin memudahkan masyarakat untuk melakukan aktivitas komunikasi dalam bentuk memperbaharui dan membagi informasi, ide, gagasan, atau pendapat masing-masing individu kepada publik.

Manovich (2002) seperti dikutip Yunus Ahmad Syaibani (2011) memaparkan bahwa bahwa “new media harus juga dipahami sebagai proses transformasi akan

kebutuhan informasi”. New media sebagai sebuah medium publikasi hasil dari representasi medium baru dalam bentuk medium digital memberikan ruang yang lebih bagi masyarakat untuk berperan aktif dan berpikir kritis terhadap setiap terpaan pemberitaan yang muncul, melalui perannya sebagai seorang netizen. Dari konsep ini, Manovich menangkap jika hadirnya new media atau digital media atau elektronik media telah membawa pengaruh pada kehidupan sosial-budaya. New media sebagai medium publikasi yang membawa pengaruh pada kehidupan sosial-budaya memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan (Syaibani,2011).

(12)

12 atau idola Korea, yang seringkali hal ini akan sangat berdampak atau berpengaruh besar terhadap industri hiburan Korea atau artis yang bersangkutan atau yang tengah diberitakan. Bahkan tak jarang, Netizen sering kali akan mengeluarkan pendapat-pendapatnya yang pedas dan vulgar yang dapat mempengaruhi kondisi psikologis, citra seorang public figure, dan aspek-aspek lainnya. Maka tak heran, bunuh diri menjadi faktor yang menyumbangkan angka kematian tertinggi terhadap selebritis di Korea (KoreanIndo:2012)19.

Namun demikian, tidak semua Netizen akan bereaksi sama seperti yang dilakukan oleh mayoritas Netizen pecinta K-Pop dan budaya populer Korea lainnya. Dari hasil pengamatan penulis selama kurun waktu delapan bulan ini, penulis mendapati adanya kecenderungan reaksi yang berbeda, yang ditunjukkan olehNetizen Indonesia dalam menyikapi pemberitaan selebritis atau idol star Korea sekalipun mereka adalah Kpopers. Feedback dari pemberitaan skandal idolgroup T-Ara tidak saja dilihat sebagai sebuah respon semata, namun lebih dari itu, terdapat maksud dan makna tersendiri dibalik setiap kata maupun kalimat yang dituliskan Netizen. Dalam analisis wacana kritis, teks bukan hanya dilihat sebagai urutan kalimat yang tidak mempunyai ikatan sesamanya, dan bukan juga kalimat yang dideretkan begitu saja. Teks dalam analisi wacana kritis dimaksudkan untuk membongkar makna dan maksud-maksud tertentu (Eriyanto,2001). Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Konteks yang dimaksudkan disini adalah, bahasa dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk di dalamnya praktik kekuasaan (Vinsensius, 2010). Melalui hal ini, peneliti

19

(13)

13 melihat jika teks bahasa yang diungkapkan Netizen didalam memberikan reaksi mereka atas isi berita skandal bullying T-Ara, dinilai tidak netral dalam menghadirkan wacana, tetapi justru ada konteks-konteks tertentu yang hadir yang mempengaruhinya dalam menghadirkan realitas.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, fokus dari penelitian ini adalah online reactions para Netizen Indonesia didalam menyikapi kasus pemberitaan skandal bullying member idol group T-Ara dengan menggunakan analisis wacana kristis Teun A.Van Dijk.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, fokus dari penelitian ini maka dapat dirumuskan permasalahan;

1.) Bagaimana proses terbentuknya jenis atau bentuk-bentuk reaksi Netizen Indonesia terhadap pemberitaan kontroversi bullying T-Ara dalam situs Korean Chingu.com menurut teori Van Dijk?

2.) Bagaimana bentuk-bentuk reaksi online Netizen Indonesia terhadap pemberitaan kontroversi bullying girlband T-Ara dalam isi pemberitaan situs Korean Chingu.com?

1.2TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini yang ingin dicapai adalah;

1.) Penulis dapat menjelaskan proses terbentuknya reaksi Netizen Indonesia terhadap pemberitaan kontroversi bullying girlband T-Ara dalam situs Korean Chingu.com menurut teori Van Dijk.

(14)

14 Indonesia ini dapat menggambarkan wujud kritis Netizen Indonesia terhadap setiap pemberitaan online yang ada melalui teks analisis wacana kritis. sekaligus juga dapat berlaku didalam menjelaskan setiap reaksi terpaan pemberitaan yang lainnya.

1.3MANFAAT

Melalui penelitian ini diharapkan mampu memberikan dua manfaat penulisan, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut diantaranya;

a.) Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan teoritis bagi disiplin ilmu komunikasi dan ilmu sosial lain yang mencakup penggunaan dan pengembangan media massa baru atau new media di dalam interaksi masyarakatnya, terkhusus terhadap hal-hal yang terkait dengan Netizen Indonesia di dalam merespon dan berperan dalam setiap pemberitaan yang ada yang didasarkan pada kajian disiplin ilmu Komunikasi. Serta diharapkan penelitian ini mampu mengembangkan teori mengenai bentuk atau pola respon/reaksi Netizen terhadap suatu pemberitaan dan memberikan pengetahuan baru akan berbagai kegiatan komunikasi dan interaksi yang dilakukan Netizen selaku online participant didalam cyberspace medium new media.

b.) Manfaat Praktis

(15)

Gambar

Gambar 2. Tweet Boram T-Ara

Referensi

Dokumen terkait

Ada empat bagian utama dari aplikasi yaitu Current Condition yang berisi data terkini suhu dan kelembaban (dari sensor DHT22), Threshold Level yang berisi nilai-nilai

Sumber lain untuk menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala ridha dan kemurahan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Perencanaan Pengamanan Pantai Dari

Siswa belajar aktif akan diajak turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak. hanya mental akan tetapi juga melibatkan

Kunti 15, Puri Utama, Banjar Tengah No.. Rajawali No 73 Pendem

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Hasil penelitian didapatkan lansia mempunyai tingkat kemandirian secara mandiri seperti dalam makan, lansia mampu untuk melakukan sendiri tanpa bantuan dari orang

Gambar 4.2 Hasil perhitungan daya sinyal yang diterima pelanggan pertama pada keadaan downstream