• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara keadilan prosedural dengan komitmen organisasi pada guru di SMK Paramitha Jakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara keadilan prosedural dengan komitmen organisasi pada guru di SMK Paramitha Jakarta."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU DI SMK PARAMITHA JAKARTA

Studi Kasus Pada Guru SMK Paramitha Jakarta

Emilia Astrid Laksita Dewi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keadilan prosedural dengan komitmen organisasi pada guru di SMK Paramitha Jakarta. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara keadilan prosedural dengan komitmen organisasi. Subjek pada penelitian ini adalah guru SMK Paramitha yang sudah memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun yang berjumlah 82 subjek. Reliabilitas skala keadilan prosedural dan skala komitmen organisasi diuji menggunakan tehnik Alpha Cronbach. Pada skala keadilan prosedural memiliki koefisien Alpha sebesar 0.909, sedangkan pada skala komitmen organisasi memiliki koefisien Alpha sebesar 0.867. Berdasarkan hasil uji normalitas, data keadilan prosedural dan komitmen organisasi termasuk dalam kategori distribusi tidak normal. Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa keadilan prosedural memiliki hubungan yang linear dengan komitmen oraganisasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman Rho. Hasil korelasi antara keadilan prosedural dengan komitmen organisasi sebesar 0.932 dengan p= 0.000 (p<0.05), yang berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara keadilan prosedural dengan komitmen organisasi.

(2)

THE CORRELATION BETWEEN PROCEDURAL JUSTICE WITH ORGANIZATION COMMITMENT FOR TEACHER AT SMK PARAMITHA JAKARTA

Emilia Astrid Laksita Dewi

ABSTRACT

The purpose of this Research was to understand the correlation between the prosedural justice and organization commitment for teacher at SMK Paramitha Jakarta. The hypothesis proposed in this research was the positive correlation between procedural justice and organization commitment for teacher at SMK Paramitha Jakarta. The subject was 82 teachers who have worked at least 2 years. The Reliability of procedural justice scale and organizational commitment scale were tested using Alpha technique by Cronbach. Alpha coefficient for procedural justice scale was 0.909, and Alpha coefficient organizational commitment was 0.867. However, based on normality test, the procedural justice data and organizational commitment data was abnormal. Furthermore, in the linearity test, the result showed that the procedural justice and organizational commitment have a linear correlation. The data was analysed using the Spearman Rho correlation technique. Based on this correlation test, the result shows that the correlation between procedural justice and organizational commitment was 0.932 with p=0.000 (p<0.05), which means there was positive and significant correlation between procedural justice and organizational commitment.

(3)

HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DENGAN

KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU DI SMK

PARAMITHA JAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Emilia Astrid Laksita Dewi 109114151

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

(4)

i

HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DENGAN

KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU DI SMK

PARAMITHA JAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Emilia Astrid Laksita Dewi 109114151

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Ketika kita mau berusaha pasti bisa.

Semua akan indah dan tepat pada waktunya.

Tuhan akan selalu memberikan rancangan yang

terbaik untuk anak-anakNya.

BERUSAHA, BERDOA, BERHASIL.

KUPERSEMBAHKAN KARYA INI UNTUK

 PAPA DAN MAMA

 MAS RISANG, BRAM,WENING

 MAS RIO

 SEMUA ORANG YANG LUAR BIASA DALAM HIDUPKU

(8)
(9)

vi

HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU DI SMK PARAMITHA JAKARTA

Studi Kasus Pada Guru SMK Paramitha Jakarta Emilia Astrid Laksita Dewi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keadilan prosedural dengan komitmen organisasi pada guru di SMK Paramitha Jakarta. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara keadilan prosedural dengan komitmen organisasi. Subjek pada penelitian ini adalah guru SMK Paramitha yang sudah memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun yang berjumlah 82 subjek. Reliabilitas skala keadilan prosedural dan skala komitmen organisasi diuji menggunakan tehnik Alpha Cronbach. Pada skala keadilan prosedural memiliki koefisien Alpha sebesar 0.909, sedangkan pada skala komitmen organisasi memiliki koefisien Alpha sebesar 0.867. Berdasarkan hasil uji normalitas, data keadilan prosedural dan komitmen organisasi termasuk dalam kategori distribusi tidak normal. Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa keadilan prosedural memiliki hubungan yang linear dengan komitmen oraganisasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman Rho. Hasil korelasi antara keadilan prosedural dengan komitmen organisasi sebesar 0.932 dengan p= 0.000 (p<0.05), yang berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara keadilan prosedural dengan komitmen organisasi.

(10)

vii

THE CORRELATION BETWEEN PROCEDURAL JUSTICE WITH ORGANIZATION COMMITMENT FOR TEACHER AT SMK PARAMITHA JAKARTA

Emilia Astrid Laksita Dewi

ABSTRACT

The purpose of this Research was to understand the correlation between the prosedural justice and organization commitment for teacher at SMK Paramitha Jakarta. The hypothesis proposed in this research was the positive correlation between procedural justice and organization commitment for teacher at SMK Paramitha Jakarta. The subject was 82 teachers who have worked at least 2 years. The Reliability of procedural justice scale and organizational commitment scale were tested using Alpha technique by Cronbach. Alpha coefficient for procedural justice scale was 0.909, and Alpha coefficient organizational commitment was 0.867. However, based on normality test, the procedural justice data and organizational commitment data was abnormal. Furthermore, in the linearity test, the result showed that the procedural justice and organizational commitment have a linear correlation. The data was analysed using the Spearman Rho correlation technique. Based on this correlation test, the result shows that the correlation between procedural justice and organizational commitment was 0.932 with p=0.000 (p<0.05), which means there was positive and significant correlation between procedural justice and organizational commitment.

(11)
(12)

ix

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, penyertaanNya dan pertolonganNya selama menyelesaikan skripsi ini, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsinya dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.).

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis juga ingin mengucapakan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak P. Eddy Suhartanto M.Si. selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu P. Henrietta PDADS., M.A ( Mbak Etta) selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu membimbing, mengarahkan, dan mendukung dalam setiap langkah pembuatan skripsi ini. 4. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si. dan Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si.

selaku dosen penguji. Terima kasih untuk masukan kepada penulis dan bimbingan selama penulis mengerjakan revisi.

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma atas segala dukungan dan perhatian selama penulis menjalani masa studi di Universitas Sanata Dharma. 6. Mas Gandung, Bu Nanik, Pak Gie, Mas Muji, dan Mas Doni atas bantuan dan

kesabarannya selama ini.

7. Bapak Drs. Ade Muksin, M.Pd selaku kepala sekolah SMK Paramitha yang sudah berkenan memberikan ijin penelitian.

8. Seluruh Guru SMK Paramitha Jakarta yang sudah mau membantu dalam mengisi kuesioner penelitian.

(13)

x

10.Papaku yang selalu memberikan semangat dan selalu mendengarkan cerita keluh kesah anaknya, sehingga selalu menumbuhkan semangat untuk menyelesaikan skripsi.

11.Masku Risang yang sudah membantu membenahi abstrak bahasa Inggrisku, adekku Bram yang selalu memberikan semangat, dan adekku Wening yang selalu menghibur dan memberikan semangat dalam pembuatan skripsi.

12.Simbah, bude, bulek, om, dan semua saudara yang sudah memdukung dan mendoakan aku selama ini.

13.Mas Rio yang sudah luar biasa selama setahun ini, yang selalu mendukung dan memberikan semangat di saat aku merasa tidak mampu dalam membuat skripsi dan selalu memberikan waktunya untuk membatu dari awal sampai jadinya skripsi ini. Dan sudah mau menjadi teman dalam suka dan duka. 14.Bapak, Ibu, simbah, dek Singgih, dek Windu, dan mas Yoga yang sudah

selalu memberikan semangat, dukungan dan doa selama dalam proses pembuatan skripsi sampai selesai.

15.Ariadne Noven G.A, S.Psi., Rima Taradhintawati, S.Pd., Aditya Irawati, S.E., dan Tata Wisti Lathifa, S.E. teman-teman yang selalu ada di saat apapun dan teman yang sangat luar biasa untuk aku.

16.Monica, Kiki, Indah yang sudah mau menjadi teman selama masa kuliah dan menjadi teman kelompok luar biasa. Esri, dan Silvi kalian teman yang luar biasa karena kalian selalu sabar mau mengajari aku.

17.Dan semua teman-teman kelas D lainnya yang luar biasa yang sudah menjadi teman kelas selama masa perkuliahan dan memberikan banyak cerita selama masa kuliah .

(14)

xi

19.Semua teman-teman Psikologi Sanata Dharma yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu. Terimakasih untuk dukungan dan kebersamaannya selama ini.

Semoga ucapan terimakasih ini dapat mewakili rasa terimakasih penulis kepada semua pihak yang sudah memberikan bantuan untuk penulis baik pada saat penulisan skripsi maupun selama masa kuliah.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kesalahan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki karya tulis ini. Peneliti juga berharap penelitian ini bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.

Yogyakarta, 15 Februari 2016 Penulis

(15)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

ABSTRAK... vi

ABSTRACT... vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH…. viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR BAGAN... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 9

C. Tujuan Penelitian... 9

D. Manfaat Penelitian... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi... 11

2. Aspek-Aspek Komitmen Organisasi ... 12

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi…. 13 B. Keadilan Prosedural 1. Pengertian Keadilan Prosedural……… 15

2. Kriteria Keadilan Prosedural………. 16

(16)

xiii

C. GURU SMK PARAMITHA JAKARTA………. 19

D. HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI……….. 21 E. HIPOTESIS……….. 24 BAB III METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN... 25 B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN... 25 C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Komitmen Organisasi... 25 2. Keadilan Prosedural... …….. 26

D. SUBJEK PENELITIAN……….. 26

E. METODE PENGUMPULAN DATA

1. Skala Komitmen Organisasi……… 27 2. Skala Keadilan Prosedural……….. 28 F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA

1. Validitas……….. 30 2. Seleksi Aitem……….. 31

3. Reliabilitas ……….. 33

G. METODE ANALISIS DATA

1. Uji Asumsi……… 34 2. Uji Hipotesis………. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN……… 36

B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN………... 36

C. DESKRIPSI PENELITIAN………. 37

D. HASIL PENELITIAN

(17)

xiv BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 46 B. Saran... 46

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Komitmen Organisasi...………... 28

Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Keadilan Prosedural ... 29

Tabel 3. Ditribusi Aitem Skala Komitmen Organisasi Setelah Seleksi Aitem.. 32

Tabel 4. Ditribusi Aitem Skala Keadilan Prosedural Setelah Seleksi Aitem... 33

Tabel 5. Deskripsi Subjek... 37

Tabel 6. Data Hasil Penelitian ... 37

Tabel 7. One Sample Komolgorov-Smirnov Z Test... 38

Tabel 8. Test For Linearity Keadilan Prosedural*Komitmen Organisasi…….. 39

Tabel 9. Korelasi Keadilan Prosedural dengan Komitmen Organisasi ………. 40

Tabel 10. Test For Linearity Keadilan prosedural*Komitmen Organisasi…... 41

(19)

xvi

DAFTAR BAGAN

Halaman

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Skala Keadilan Prosedural dan Komitmen

Organisasi... 51

Lampiran 2 Hasil Seleksi Aitem Keadilan Prosedural………….. 61

Lampiran 3 Reliabilitas Skala Keadilan Prosedural……….. 64

Lampiran 4 Hasil Seleksi Aitem Komitmen Organisasi…………. 66

Lampiran 5 Reliabilitas Skala Komitmen Organisasi……….. 69

Lampiran 6 Hasil Uji t antara Mean Empiris dan Mean Teoretis .. 71

Lampiran 7 Uji Normalitas……….. 73

Lampiran 8 Uji Linearitas……… 75

Lampiran 9 Uji Hipotesis………. 77

(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi masyarakat dalam mengembangkan pengetahuannya dan berlangsung selama seumur hidup. Menurut Ki Hajar Dewantoro dalam Haryanto (2012), pendidikan adalah suatu proses yang menuntun seseorang sebagai anggota masyarakat agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya, serta dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan, pengajaran dan latihan untuk masa yang akan datang.

(22)

Pendidikan informal dalam pasal 1 ayat 13 Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan jalur pendidikan kelaurga dan lingkungan.

Pendidikan formal salah satunya adalah SMK. SMK merupakan salah satu pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jejaring pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTS. Pada saat ini sekolah SMK banyak diminati oleh siswa, dikarenakan SMK dapat mencetak lulusan yang terampil dan siap kerja dengan kebutuhan industri baik di dalam atau luar negri (okezon.com). Selain itu, pada saat ini siswa SMK dikatakan juga mendominasi tenaga kerja, nahkan diperkirakan sampai 10 tahun yang akan mendatang siswa SMK akan mendominasi pasar tenaga kerja (Afriani Susanti, 2015). Oleh kerana itu, pada saat ini sekolah SMK menjadi salah satu tujuan utama para siswa suapaya mendapatan keahlihan sesuai yang mereka sehingga setelah lulus dapat langsung bekerja.

Salah satu faktor penting di dalam dunia pendidikan yang dapat menentukan kualitas para siswa dan siswinya dalah seorang guru (UU No.20 tahun 2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, hal. 330) mendefinisikan guru sebagai orang yang pekerjaannya mengajar. Menurut Undang-undang sistem pendidikan Nasional (UU No. 20 tahun 2003) guru adalah tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama

mengajar, yang pada jenjang pendidikan dasar disebut “Guru,” dan pada

(23)

digugu dan ditiru, karena dipercaya dan diyakini apa yang

disampaikannya. Seperti yang telah dicantumkan pada Undang-undang sistem pendidikan Nasional (UU No.20 tahun 2003) sebagai seorang yang digugu dan ditiru, maka guru memiliki peran yang sangat dominan bagi

seorang murid. Guru berperan sebagai fasilitator yang penting dalam pendidikan terutama dalam menyalurkan materi pembelajaran.

Dalam artikel yang berjudul “Pentingnya Peran Guru Dalam

Pertumbuhan Karakter” (liputan6.com, 2013) mengungkapkan bahwa

seorang guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar dan mengajar di sekolah. Seorang guru memiliki tanggung jawab yang besar, yaitu membimbing dan membina para muridnya dalam bidang pendidikan dan pembentukan karakter serta kepribadian para muridnya.

Selain itu, terdapat artikel lain yang berjudul “Dua Prinsip menjadi Sekolah Swasta yang Dipercaya oleh Orang Tua Siswa dan masyarakat

(inspirasi dari Sekolah Alifa Kids Pekanbaru)” yang ditulis oleh Agus

(24)

Kedua, menjadikan pembangunan guru dan sistem pelayanan sebagai prioritas utama. Oleh karena itu, sebaiknnya dilakukan dengan memberikan fasilitas yang mewadahi untuk para siswa dan guru. Fasilitas yang mewadahi untuk para siswa adalah dengan memberikan pelayanan untuk para siswa sebaik-baiknya dan alat-alat pembelajaran yang lengkap, sedangkan fasilitas untuk guru dengan memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan untuk guru supaya menunjang kemampuan yang dimiliki guru semakin berkembang dan dapat memajukan organisasi sekolah dengan baik. Artikel-artikel tersebut menunjukkan bahwa guru merupakan salah satu unsur penting yang terdapat pada sebuah sekolah. Tolok ukur keberhasilan sebuah sekolah salah satunya adalah tenaga pengajar atau guru pada sekolah tersebut dan bukan keadaan fisik sekolah. Mengingat pentingnya guru dalam sebuah sekolah, terutama dalam hal peningkatan kualitas anak didik, maka diperlukan guru yang berkualitas dan memiliki komitmen yang tinggi. Seorang guru yang memiliki komitmen terhadap sekolah akan berdampak positif terhadap perkembangan sekolah, hal tersebut akan menciptakan rasa kepedulian dan rasa memiliki terhadap sekolah. Akan tetapi sebaliknya, jika guru tidak berkomitmen terhadap sekolah, maka akan menyebabkan guru tidak memiliki rasa peduli dengan sekolah.

(25)

dimiliki karyawan, dimana adanya keinginan untuk bekerja keras bagi organisasi, menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi serta adanya keinginan yang kuat untuk tetap menjadi bagian dari organisasi. Selain itu, Robbins (2006) juga berpendapat bahwa komitmen organisasi merupakan suatu keadaan dimana karyawan mengaitkan dirinya ke organisasi tertentu dan sasaran-sasarannya, serta berharap mempertakankan keanggotaannya dalam organisasi.

(26)

yang mengungkapkan bahwa di dalam organisasi seorang karyawan perlu memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan dengan sepenuh hati untuk kemajuan organisasi. Selain itu, para guru kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah yang melibatkan para guru dan menunjukkan sikap dimana guru lebih memilih untuk datang pada saat jam pelajaran dan setelah itu pergi untuk melakukan kegiatan di luar sekolah. Hal tersebut menunjukkan bahwa kurang adanya partisipasi yang dimiliki guru terhadap sekolah. Akan tetapi, di sisi lain guru yang bekerja di SMK Paramitha Jakarta memiliki keinginan untuk tetap bekerja di SMK Paramitha.

Temuan fenomena tersebut menunjukkan bahwa di dalam sebuah organisasi sekolah, jika seorang guru tidak memiliki komitmen organisasi maka akan menimbulkan permasalahan bagi organisasi. Hal tersebut

diperkuat dengan artikel yang berjudul “Pentingnya Komitmen dan

Pembaharuan Terus Menerus Di Sekolah-Sekolah Pangudi Luhur“ yang mengungkapkan bahwa komitmen yang dimiliki seorang guru di dalam sebuah organisasi sekolah merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi eksistensi sekolah di dalam dunia pendidikan (Suwaryanto, 2009).

(27)

yang terdapat di sebuah organisasi. Keadilan yang terdapat di dalam organisasi disebut dengan keadilan organisasi, dimana keadilan tersebut menekankan tentang bagaimana reward, intensif, pekerjaan, dan juga sanksi dalam suatu organisasi dialokasikan secara adil dan proporsional berdasarkan karakteristik sosial demografis yang ada (Ann-Marie Rizzo dalam Faturochman, 2002).

Sebuah organisasi tidak terkecuali organisasi sekolah, perlu memperhatikan keadilan dalam memperlakukan para karyawannya. Greenberg (1990) menyatakan bahwa keadilan organisasi merupakan persepsi karyawan tentang keadilan di dalam organisasi. Muchinsky (2006) menambahkan bahwa keadilan organisasi merupakan persepsi karyawan tentang perlakuan yang adil terhadap orang-orang yang berada di dalam sebuah organisasi. Keadilan organisasi terdiri dari 3 tipe; Pertama adalah keadilan distributif, kedua keadilan prosedural, dan ketiga keadilan interaksional. Keadilan distributif merupakan persepsi karyawan tentang keadilan mengenai di seluruh organisasi (Ivancevich, Konopaske, dan Matteson, 2006).

(28)

dapat diperbaiki, representatif, dan etis. Hasil wawancara yang diperoleh adanya hal-hal yang tidak sesuai dengan aspek-aspek yang terdapat di dalam keadilan prosedural. Fenomena yang terjadi adalah adanya penggunaan prosedur yang secara tidak sama antara karyawan satu dengan lainnya, hal tersebut tidak menggambarkan aspek konsistensi dimana di dalam sebuah organisasi seharusnya prosedur yang digunakan berlaku untuk semua anggota dan sama satu sama lainnya. Selain itu, fenomena lain yang sering terjadi di dalam SMK Paramitha adalah kurang tepatnya prosedur yang dilakukan oleh atasan dalam menentukan tugas bagi para guru. Hal tersebut dapat dilihat pada saat pemilihan guru untuk panitia study tour para murid. Guru yang dipilih biasanya berdasarkan adanya kedekatan dengan atasan dan dilakukan tidak secara bergilir, sehingga hanya guru-guru tersebut yang dapat mendampingi para siswa selama study tour. Fenomena tersebut juga tidak menggambarkan aspek minimalisasi bias yang seharusnya di dalam sebuah organisasi harus sesuai dengan kepentingan bersama dan tidak memilih satu pihak saja. Akan tetapi, tidak terdapat masalah yang terlihat jelas di dalam gambaran aspek-aspek lainnya.

(29)

dihindari atau harus dicegah dalam proses pengalokasian (Laventhal dalam Arti Bakhshi, 2009).

Ketidakadilan yang dirasakan tersebut dapat membuat para karyawan atau guru melampiaskan dengan berbagai cara. Cara tersebut berupa datang terlambat, bekerja dengan seenaknya, bahkan keluar dari sekolah atau organisasi (Wijono, 2010). Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya ketidakadilan dapat menyebabkan para karyawan atau guru menjadi kurang memiliki kepedulian dan loyalitas terhadap sekolah sehingga tidak memiliki komitmen terhadap organisasi.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah ada hubungan antara keadilan prosedural dengan komitmen organisasi pada guru SMK Paramitha Jakarta?”

C. TUJUAN PENELITIAN

(30)

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoretis:

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi dunia psikologi pendidikan, dan psikologi industri dan organisasi, khususnya dalam kajian Keadilan Prosedural dan Komitmen Organisasi.

2. Manfaat Praktis bagi SMK Paramitha Jakarta : a. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan evaluasi bagi para guru mengenai komitmen organisasinya di SMK Paramitha Jakarta, supaya lebih dapat membangun komitmen terhadap organisasi.

b. Bagi Sekolah

(31)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KOMITMEN ORGANISASI

1. Pengertian Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi merupakan salah satu hal yang penting di dalam organisasi. Steers dan Porter (1883) berpendapat bahwa komitmen organisasi merupakan sikap yang dimiliki individu untuk mengenali tujuan-tujuan dan harapan-harapan organiasi, serta adanya usaha yang dilakukan untuk tetap menjadi anggota organisasi dan mewujudkan tujuan-tujuan organisasi tersebut. Pengertian tersebut senada dengan Luthans (2005) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai sikap loyalitas yang dimiliki karyawan, dimana adanya keinginan untuk bekerja keras bagi organisasi, menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi serta adanya keinginan yang kuat untuk tetap menjadi bagian dari organisasi.

(32)

merupakan suatu keadaan dimana karyawan mengaitkan dirinya ke organisasi tertentu dan sasaran-sasarannya, serta berharap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi itu.

Berdasarkan beberapa pengertian komitmen organisasi yang telah diungkapkan tersebut, dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi merupakan sikap loyalitas yang dimiliki karyawan terhadap sebuah organisasi dalam mewujudkan tujuan organisasi dan keinginan karyawan untuk tetap menjadi bagian dalam organisasi.

2. Aspek-aspek Komitmen Organisasi

Menurut Steers (1980) komitmen organisasi memiliki 3 aspek, yaitu ; a. Rasa identifikasi terwujud dalam bentuk kepercayaan yang dimiliki

karyawan terhadap organisasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara merubah tujuan organisasi, tujuan organisasi sebaiknya dibentuk sesuai dengan tujuan organisasi dengan tujuan karyawan supaya dapat terjalin hubungan yang baik antara karyawan dengan organisasi. Terciptanya hunbungan yang baik antara organisasi dengan karyawan akan mendorong karyawan lebih berusaha untuk mewujudkan tujuan organisasi.

(33)

pengambilan keputusan, sehingga keputusan tersebut menjadi keputusan bersama dan menjadikan karyawan merasa menjadi bagian seutuhnya dalam organisasi. Karyawan juga akan merasa memiliki kewajiban untuk melaksanakan semua yang telah menjadi keputusan bersama.

c. Loyalitas karyawan terhadap organisasi memiliki makna bahwa seseorang memiliki keinginan yang kuat untuk tetap bertahan di dalam sebuah organisasi, bahkan rela mementingkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadinya. Bertahan untuk tetap di sebuah organisasi tertentu merupakan hal yang penting di dalam sebuah komitmen, dan hal tersebut akan terwujud jika karyawan merasa aman dan puas berada di organisasi tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek organisasi meliputi tiga (3) hal, yaitu; identifikasi, keterlibatan atau partisipasi karyawan di dalam organisasi, dan loyalitas yang dimiliki karyawan terhadap organisasi.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi menurut McShane dan Von Glinow (2000) adalah :

a. Keadilan dan Kepuasan Kerja

(34)

hasil dari keuntungan perusahaan hanya dinikmati oleh atasan. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan dapat membangun komitmen organisasi dengan cara berbagi keuntungan dengan karyawan dari hasil keuntungan yang telah diperoleh.

b. Keamanan Kerja

Keamanan di dalam perusahaan harus diperhatikan supaya karyawan merasa dihargai sebagai timbal balik yang dari perusahaan

c. Pemahaman Organisasi

Karyawan sebaiknya secara rutin diberikan informasi tentang perusahaan baik mengenai kegiatan organisasi atau pengalaman pribadi yang didapatkan dari bagian lain. Hal tersebut diberikan supaya karyawan mengetahui tentang organisasi dan menjadikan karyawan lebih peduli terhadap organisasi.

d. Keterlibatan Karyawan

(35)

e. Kepercayaan Karyawan

Kepercayaan merupakan keyakinan terhadap sesuatu dan sebuah aktivitas timbal balik. Kepercayaan merupakan hal yang penting untuk perusahaan. Hal tersebut menjadikan seseorang merasa wajib bekerja untuk perusahaan.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat lima (5) faktor yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi, yaitu; keadilan dan kepuasan, keamanan kerja, pemahaman organisasi, keterlibatan karyawan, dan kepercayaan karyawan. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi komitmen organisasi yang dimiliki oleh para karyawan.

B.

KEADILAN PROSEDURAL

1.

Pengertian Keadilan Prosedural
(36)

prosedural merupakan persepsi mengenai adil atau tidaknya cara yang digunakan dalam mencapai hasil dan sasaran tertentu.

Keadilan prosedural menurut Alotaibi (2001) berkaitan dengan keadilan organisasi yang berhubungan dengan prosedur dalam pengambilan keputusan yang ditujukan untuk anggota-anggotanya. Pengertian tersebut didukung oleh pendapat Cropanzano (dalam Arti Bakhshi, 2009) yang menyatakan bahwa keadilan prosedural berfokus pada hasil yang diputuskan oleh atasan dan cara keputusan itu dibuat. Selain itu, secara khusus Folger & Konovsky (dalam Arti Bakhshi, 2009) mendefinisikan keadilan prosedural yang lebih berfokus pada kewajaran cara dalam pengambilan keputusan yang digunakan.

Dari uraian pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keadilan prosedural merupakan keadilan yang berhubungan dengan persepsi karyawan yang berkaitan dengan prosedur yang digunakan oleh organisasi atau atasan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan para anggota organisasinya.

2. Kriteria Keadilan Prosedural

(37)

1. Konsistensi

Prosedur yang adil sebaiknya dilakukan secara konsisten antara satu orang dengan orang lainnya dan dari waktu ke waktu. Setiap orang memiliki kesempatan dan mendapatkan prosedur yang sama.

2. Minimalisasi Bias

Bias biasanya terjadi dikarenakan adanya kepentingan individu dan pemikiran yang memihak tentang suatu hal. Oleh karena itu, hal-hal tersebut harus dihindari.

3. Informasi Yang Akurat

Informasi yang digunakan sebagai penentu adil atau tidaknya harus berdasarkan fakta. Informasi yang dapat digunakan berasal dari sumber informan yang mengetahui permasalahannya dan dapat memberikan informasi secara lengkap.

4. Dapat Diperbaiki

Keinginan untuk memperbaiki sesuatu merupakan tujuan penting ditegakkannya keadilan. Di dalam prosedur yang adil mengandung aturan-aturan yang memiliki tujuan untuk memperbaiki kesalahan yang ada atau kesalahan yang akan muncul.

(38)

Prosedur yang adil memiliki upaya untuk melibatkan semua pihak yang bersangkutan, hal tersebut dilakukan supaya akses yang digunakan dalam pengontrolan terbuka.

6. Etis

Prosedur yang adil harus berdasarkan standar etika dan moral, substansi yang memenuhi standar etika dan moral yang dapat dikatakan adil.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa keadilan prosedural memiliki enam (6) kriteria, yaitu; konsistensi, minimalisasi bias, informasi yang akurat, dapat diperbaiki, representatif, dan etis. Keenam kriteria tersebut digunakan sebagai penentu apakah di dalam sebuah organisasi sudah tercipta keadilan prosedural atau belum.

3. Dampak Keadilan Prosedural

(39)

Semua karyawan di dalam sebuah organisasi menginginkan dampak dari keadilan di dalam pekerjaannya (Greenberg & Folger, 1983). Dampak tersebut dapat berupa keadilan yang diperoleh dari perusahaan berupa kesempatan yang sama, dan prosedur yang digunakan di dalam pengambilan keputusan untuk setiap anggota organisasi secara adil. Wagner dan Moriarty (2002) mengatakan bahwa secara umum seseorang akan bersikap lebih baik terhadap sesuatu hal yang mereka anggap adil (dalam Yesi Mutia Basri, 2012).

Dari penjelasan-penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya keadilan prosedural berdampak positif terhadap organisasi, akan tetapi sebaliknya jika terjadi ketidakadilan prosedural di dalam sebuah organisasi akan menyebabkan para karyawan bersikap tidak sesuai dengan harapan sebuaah organisasi.

C. GURU SMK PARAMITHA JAKARTA

Guru merupakan salah satu bentuk pekerjaan. Menurut Kamus Bahasa Besar Indonesia (KBBI, hal.330) mendefinisikan guru sebagai orang yang pekerjaannya mengajar. Selain itu, menurut Undang-undang sistem pendidikan Nasional (UU No.20 tahun 2003) guru adalah tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar, yang pada

jenjang pendidikan dasar disebut “Guru” dan pada jenjang pendidikan

tinggi disebut “Dosen”. Guru adalah seorang yang digugu dan ditiru,

(40)

Selain itu, terdapat beberapa jenis pendidikan, yaitu; pendidikan umum, pendidikan akademik, pendidikan kejuruan, pendidikan profesi, pendidikan keagamaan, dan pendidikan khusus. Dalam penelitian ini mengenai pendidikan kejuruan, Pustakasekolah.com menjelaskan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah sekolah menengah kejuruan (SMK). Selain itu, pengertian Sekolah menengah kejuruan (SMK) dalam Wikipedia adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jejaring pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTS atau bentuk lain yang sederajat dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP/MTS. Di SMK terdapat banyak macam program keahlian.

(41)

Oleh kerena itu, dapat disimpulkan bahwa guru di SMK Paramitha Jakarta merupakan seseorang yang memiliki pekerjaannya mengajar, dan bertugas untuk mendidik para siswa dan siswi dalam mempersiapkan diri untuk mengasah keahlian yang dimiliki para siswa supaya dapat langsung bekerja setelah lulus sekolah menengah kejuruan.

D. HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI

Greenberg (dalam Wiyono, 2004) menyatakan bahwa keadilan prosedural berkaitan dengan persepsi keadilan mengenai kebijakan dan prosedur yang digunakan organisasi dalam mengambil sebuah keputusan. Di dalam sebuah organisasi diharapakan pada saat pengambilan keputusan menggunakan prosedur yang tepat dan sesuai yang akan bedampak terhadap tingginya keadilan prosedural. Akan tetapi, jika di dalam sebuah organisasi dalam pengambilan sebuah keputusan tidak menggunakan prosedur yang tepat dan susuai akan mengakibatkan rendahnya keadilan prosedural di dalam organisasi tersebut.

(42)

jika para karyawannya memiliki kepercayaan terhadap pemimpin, sehingga hal tersebut membentuk sikap karyawan yang positif terhadap organisasi dan dapat menumbuhkan komitmen karyawan pada organisasi (Cropanzano, 2007).

Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa tingginya keadilan prosedural akan berdampak positif terhadap karyawan. Hal tersebut akan membentuk sikap yang positif dan karyawan juga memiliki kepercayaan yang baik terhadap atasan atau organisasi, akan tetapi, jika sebaliknya di dalam sebuah organisasi terdapat keadilan prosedural yang rendah akan mengakibatkan sikap negatif dan tidak adanya kepercayaan karyawan terhadap atasan atau organisasi.

Hal tersebut menunjukkan bahwa jika diperlakukan adil, maka sikap peduli dan loyal karyawan terhadap organisasi. Selain itu, karyawan akan mengusahakan yang terbaik untuk organisasi dan tetap mempertahankan keanggotaannya di dalam organisasi ketika mereka mendapatkan keadilan yang sesuai dengan keinginan mereka (Wagner & Moriarty dalam Yesi Mutia Basri, 2012).

(43)

Bagan 1

Hubungan Antar Variabel

TINGGINYA KEADILAN PROSEDURAL RENDAHNYA KEADILAN PROSEDURAL

 ADANYA KEPEDULIAN KARYAWAN

TERHADAP ORGANISASI.

 ADANYA USAHA YANG KUAT UNTUK

MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI.

 ADANYA KEINGINAN YANG KUAT

UNTUK TETAP BERTAHAN DI

ORGANISASI

 KURANG ADANYA KEPEDULIAN

KARYAWAN TERHADAP ORGANISASI.

 KURANG ADANYA USAHA YANG KUAT

UNTUK MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI.

 KURANG ADANYA KEINGINAN YANG

KUAT UNTUK TETAP BERTAHAN DI

ORGANISASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BERDASARKAN PROSEDUR

YANG JELAS DAN SESUAI.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

SECARA SEPIHAK YANG

DILAKUKAN OLEH ATASAN

TINGGINYA KOMITMEN ORGANISASI

RENDAHNYA KOMITMEN ORGANISASI

KEPERCAYAAN DAN SIKAP

POSITIF

KETIDAKPERCAYAAN DAN

(44)

E. HIPOTESIS

(45)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional (correlational studies). Penelitian korelasional ini bertujuan untuk melihat hubungan antara

satu variabel dengan variabel lainnya (Azwar, 2003). Korelasi yang dimaksud adalah hubungan antara variabel X (keadilan prosedural) dengan variabel Y (komitmen organisasi).

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu : 1. Variabel X : Keadilan Prosedural

2. Variabel Y : Komitmen Organisasi

C. Definisi Operasional 1. Komitmen Organisasi

(46)

organisasi yang dimiliki guru. Sebaliknya, semakin rendah skor pada skala, maka makin rendah juga komitmen organisasi yang dimiliki guru.

2. Keadilan Prosedural

Keadilan prosedural merupakan keadilan yang berhubungan dengan persepsi guru yang berkaitan dengan prosedur yang digunakan oleh sekolah atau atasan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan para guru atau anggota sekolah. Keadilan prosedural diukur menggunakan enam kriteria yang meliputi konsistensi, minimalisasi bias, informasi yang akurat, dapat diperbaiki, representatif, dan etis. Keadilan prosedural akan diukur menggunakan skala keadilan prosedural. Tinggi rendahnya keadilan prosedural akan ditentukan oleh skor total dari skala tersebut. Semakin tinggi skor pada skala, maka makin tinggi juga keadilan prosedural di sekolah. Sebaliknya, semakin rendah skor pada skala, maka makin rendah juga keadilan prosedural di sekolah.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru di SMK Paramitha Jakarta. adapun persyaratan yang digunakan dalam pemilihan subjek sebagai berikut :

1. Guru tetap yang mengajar di SMK Paramitha Jakarta.

(47)

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan skala. Penelitian ini menggunakan 2 skala, yaitu;

1. Skala Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi diukur dengan menggunakan skala komitmen organisasi yang disusun oleh peneliti. Skala komitmen organisasi terdiri dari 24 aitem yang terbagi menjadi dua (2) kategori, yaitu 12 aitem favorable dan 12 aitem unfavourabel. Aspek-aspek yang diukur dalam skala komitmen organisasi tersebut adalah aspek-aspek komitmen organisasi menurut Steers (1980), yaitu; identifikasi, keterlibatan atau partisipasi karyawan dalam organisasi, dan loyalitas karyawan terhadap organisasi.

(48)
[image:48.595.99.527.190.689.2]

Tabel 1.

Distribusi Aitem Skala Komitmen Organisasi (sebelum seleksi aitem)

2. Skala Keadilan Prosedural

Keadilan prosedural diukur dengan menggunakan skala keadilan prosedural yang disusun oleh peneliti. Skala keadilan prosedural terdiri dari 36 aitem yang terbagi menjadi dua (2) kategori, yaitu 18 aitem favorabel dan 18 aitem unfavourabel. Kriteria yang digunakan untuk mengukur skala keadilan prosedural tersebut adalah kriteria keadilan prosedural menurut Laventhal (dalam Arti Bakhshi, 2009), yaitu; konsistensi, minimalisasi bias, informasi yang akurat, dapat diperbaiki, representatif, dan etis.

Setiap aitem pada skala keadilan prosedural menggunakan skala likert dengan empat pilihan jawaban, antara lain; Sangat Setuju (SS),

Aspek dan Indikator Sebaran Aitem Jumlah Aitem

Favorabel Unfavorabel

Identifikasi 4 (1,7,13,19) 4 (4, 10, 16, 23) 8 (33.3 %)

Keterlibatan/ partisipasi 4 (2, 8, 14, 20) 4 (5,11,17,23) 8 (33.3 %)

Loyalitas 4 (3,9,15,21) 4 (6,12,18,24) 8 (33.3 %)

(49)
[image:49.595.101.520.260.688.2]

Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kategori penilaian untuk masing-masing aitem favourabel adalah nilai 4 untuk Sangat Setuju (ST), nilai 3 untuk Setuju (S), nilai 2 untuk Tidak Setuju (TS), dan nilai 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan, untuk masing-masing aitem unfavourabel adalah nilai 1 untuk Sangat Setuju (SS), nilai 2 untuk Setuju (S), nilai 3 untuk Tidak Setuju (TS), dan nilai 4 untuk Sangat Tidak Setuju (STS).

Tabel 2.

Distribusi Aitem Skala Keadilan Prosedural (sebelum seleksi aitem)

Aspek dan Indikator Sebaran Aitem Jumlah

Aitem Favorabel Unfavorabel

Konsistensi 3 (1, 13, 25) 3 (7, 19, 31) 6 (16.67 %)

Minimalisasi bias 3 (2, 14, 26) 3 (8, 20, 32) 6 (16.67 %)

Informasi yang akurat

3 (3, 15, 27) 3 (9, 21, 33) 6 (16.67 %)

Dapat diperbaiki 3 (4, 16, 28) 3 (10, 22, 34) 6 (16.67 %)

Representatif 3 (5, 17, 29) 3 (11, 23, 35) 6 (16.67 %)

Etis 3 (6, 18, 30) 3 (12, 24, 36) 6 (16.67 %)

(50)

F. VALIDITAS DAN REALIBILITAS SKALA

1. Validitas

Validitas adalah tingkat ketetapan dan kecermatan suatu alat pengukur untuk dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu alat ukur dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika alat ukur tersebut dapat memberikan hasil sesuai dengan tujuan pengukuran tersebut (Azwar, 2003). Skala sebagai alat pengukur perlu diuji validitas, karena jika validitas tidak memenuhi syarat berarti kuisioner sebagai alat tidak dapat dipertanggungjawabkan ketepatan pengukurannya. Semakin tinggi validitasnya semakin tepat alat ukur tersebut digunakan untuk mengukur sasarannya. Sebaliknya semakin rendah validitas suatu alat pengukur, semakin tidak dapat mengukur sasaran yang akan diukur (Azwar, 2003).

(51)

2. Seleksi Aitem

Seleksi Aitem dilakukan untuk dilakukan dengan tujuan untuk memilih aitem-aitem yang valid untuk diteliti. Seleksi aitem didasarkan pada daya diskriminasi aitem, yaitu sejauh mana aitem bisa membedakan individu yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang sedang diteliti (Azwar, 2009).

Perhitungan diskriminasi aitem dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor aitem dengan skor aitem total sehingga didapatkan koefisien korelasi aitem total (rix) yang disebut dengan indeks daya beda

aitem. Aitem yang dengan koefisien korelasi aitem total minimal 0,30 memiliki daya diskriminasi yang baik (Azwar, 2009). Maka dari itu, kriteria pemilihan aitem dalam menggunakan aitem menggunakan batasan rix≥ 0,30.

Uji coba skala dilakukan di sekolah SMA Swasta yang memiliki karakteristik seperti lokasi penelitian. Uji coba dilakukan pada tanggal 27 Agustus 2015, dan skala dikembalikan pada tanggal 31 Agustus 2015. Peneliti menyebar skala kepada guru yang memiliki masa kerja minimal 2 tahun. Terdapat 41 guru yang memiliki masa kerja minimal 2 tahun, 18 guru berjenis kelamin laki-laki dan 23 guru perempuan. Total skala kembali berjumlah 41 skala.

Dari 36 aitem skala keadilan prosedural, 18 aitem yang dinyatakan sahih dan 18 aitem lainnya yang digugurkan karena memiliki rix < 0,30.

(52)
[image:52.595.83.547.159.592.2]

yang dinyatakan sahih dan 6 aitem yang harus digugurkan karena memiliki rix < 0,30.

Tabel 3.

Distribusi Aitem Skala Keadilan Prosedural (Sesudah Seleksi Aitem)

Jenis Skala Aspek dan Indikator

Sebaran Aitem Jumlah

Aitem Favorable Unfavorabel

Keadilan Prosedural Konsistensi - 7,19,31 3

Minimalisasi Bias 2 8,20 3

Akurat 3 9,21 3

Dapat Diperbaiki 4 22,34 3

Representatif 5 12,35 3

Etis 18 12,36 3

(53)
[image:53.595.87.542.195.578.2]

Tabel 4.

Distribusi Aitem Skala Komitmen Organisasi (Sesudah Seleksi Aitem)

Jenis Skala Aspek dan Indikator Sebaran aitem Jumlah Aitem

Favorable Unfavorable

Komitmen Organisasi

Identifikasi 1,7 4,10,16,22 6

Keterlibatan 8,14,20 5,17,23 6

Loyalitas 3,9,15 12,18,24 6

Total Aitem 8 10 18

3. Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, konsisten, dan memiliki kecermatan (Azwar, 2003). Pada penelitian ini, reliabilitas skala keadilan prosedural menggunakan koefisien Alpha dari Cronbach. Pendekatan ini memiliki nilai praktis karena cukup dikenakan sekali saja pada kelompok subjek (Azwar, 2009). Suatu alat ukur dikatakan memuaskan reliabiltasnya jika nilai koefisien Alpha mencapai 0,900, sedangkan suatu alat ukur dapat dikatan reliabel

jika memiliki koefisien nilai Alpha minimal 0,600 (Azwar, 2003).

(54)

0,867. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa skala Keadilan Prosedural dan skala Komitmen Organisasi memiliki koefisien Alpha lebih dari 0,600. Hal tersebut menunjukkan bahwa skala keadilan prosedural dan skala komitmen organisasi reliabel.

G. METODE ANALISA DATA 1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat normal atau tidaknya distribusi data yang diperoleh (Santosa, 2010). Pengujian normalitas dalam suatu penelitian dapat menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov dan One Sample Shapiro-Wilk. Uji

normalitas Kolmogorov Smirnov digunakan untuk menguji sebaran data dengan jumlah sampel penelitian lebih dari 50 subjek. Sedangkan, uji normalitas Shapiro-Wilk digunakan untuk menguji sebaran data dengan jumlah sampel penelitian kurang dari 50 subjek. Distribusi data dapat dikatakan normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 ( p ≥ 0,05 ) (Santoso, 2010).

b. Uji Linearitas

(55)

dengan komitmen organisasi sebagai variabel tergantung. Teknik yang dilakukan untuk melihat uji linearitas dalam penelitian ini adalah Tes For Linearity pada program computer SPSS for windows versi 16. Hubungan yang dapat dikatakan linear jika

signifikansi kurang dari 0,05 (p ≤ 0.05), sebaliknya hubungan

dikatakan tidak linear jika signifikansi lebih besar dari 0,05 ( p ≥ 0,05) (Santoso, 2010).

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara keadilan prosedural dengan komitmen organisasi. Data yang diperoleh diolah menggunakan perhitungan statistik dengan bantuan program komputer SPSS for windows versi 16. Jika data yang diperoleh menunjukkan distribusi data normal menggunakan perhitungan parametrik, yaitu dengan perhitungan korelasi Product-Moment dari Pearson, akan tetapi jika data yang diperoleh tidak

(56)

36

BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian dilakukan di SMK Paramitha Jakarta pada tanggal 21 September 2015 sampai dengan tanggal tanggal 25 September 2015. Peneliti menyebar skala keadilan prosedural dan komitmen organisasi pada guru-guru yang sudah memiliki masa kerja minimal 2 tahun di sekolah Paramitha Jakarta. Peneliti membagikan satu persatu kepada subjek dengan memberikan keterangan dan menjelaskan petunjuk bahwa jawaban yang akan diberikan oleh subjek hanya akan menjadi data penelitian dan tidak akan berpengaruh terhadap perkerjaan subjek. Terdapat 85 guru yang terdapat di sekolah SMK Paramitha Jakarta dan terdapat 82 guru yang memenuhi kriteria sebagai subjek yang dapat mengisi skala.

B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN

(57)

Tabel 5 Deskripsi Subjek

Deskripsi Subjek Jumlah

Subjek

Total Subjek

Jenis Kelamin Laki-laki 39 82

Perempuan 43

C. DESKRIPSI PENELITIAN

[image:57.595.99.520.132.705.2]

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan di sekolah SMK Paramitha Jakarta, peneliti membandingkan antara data empiris dengan data teoritis. Berikut ini disajikan tabel yang berisi data empiris dan data teoretis :

Table 6 Data Hasil Penelitian

Statistik Keadilan Prosedural Komitmen Organisasi

Empris Teoretis Empiris Teoretis

Mean 53,31 45 50,64 45

X max 67 72 63 72

X min 44 18 41 18

(58)

Berdasarkan tabel diperoleh data hasil perbandingan antara mean empiris dan mean teoretis pada masing-masing variabel. Pada variabel keadilan prosedural diperoleh mean empiris lebih besar dibandingkan mean teoretisnya. Demikian juga pada variabel komitmen organisasi diperoleh data yang menunjukkan bahwa mean empiris pada variabel ini lebih besar dibandingkan mean teoretisnya. Berdasarkan hasil uji one sample t-test, mean empiris memiliki perbedaan yang signifikan terhadap

mean teoretis karena memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, yaitu

nilai 0.00 pada variabel keadilan prosedural dan begitu juga nilai 0.00 pada variabel komitmen organisasi. Hal ini menunjukkan keadilan prosedural dan komitmen organisasi di SMK Paramitha Jakarta cenderung tinggi.

[image:58.595.100.549.215.704.2]

Tabel 7.

Hasil Uji One Sample T-Test*Keadilan Prosedural

Test Value = 45

t df Sig.(2tailed) Mean

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower upper

(59)
[image:59.595.96.517.185.613.2]

Tabel 8.

Hasil Uji One Sample T-Test*Komitmen Organisasi

D. HASIL PENELITIAN

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat normal atau tidaknya distribusi data yang diperoleh. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov pada program SPSS versi 16. Distribusi data dapat dikatakan normal jika nilai signifikansi lebih dari 0.05 ( p ≥ 0.05 ).

Berdasarkan hasil perhitungan, signifikansi data keadilan prosedural sebesar 0.003, sedangkan nilai signifikasi pada komitmen organisasi sebesar 0.049. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data keadilan prosedural dan data komitmen organisasi termasuk dalam distribusi yang tidak normal karena memiliki nilai signifikansi kurang

dari 0.050 (p ≤ 0.050).

Test Value = 45

T df Sig.(2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

(60)
[image:60.595.98.516.198.709.2]

Tabel 9.

Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov

Explore Shapiro-Wilk Sig.

Keadilan Prosedural .126 0.003

Komitmen Organisasi .098 0.049

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk melihat keadilan prosedural sebagai variabel bebas memiliki hubungan yang linear dengan komitmen organisasi sebagai variabel tergantung. Teknik yang dilakukan untuk melihat uji linearitas dalam penelitian ini adalah Tes For Linearity pada program SPSS. Hubungan yang dapat dikatakan

linear jika signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0.05), sebaliknya hubungan dikatakan tidak linear jika signifikansi lebih besar dari 0,05 ( p < 0,05).

(61)

linear dikarenakan memiliki nilai signifikansi kurang dari 0.050 (p < 0.050).

[image:61.595.100.519.180.600.2]

Tabel 10.

Test For Linearity Keadilan Prosedural*Komitmen Organisasi

F Sig.

Keadilan prosedural * komitmen organisasi Between Groups (combined) Linearity

Deviation from Linearity

37.791 704.346 0.774 0.000 0.000 0.721

2. Uji Hipotesis

Uji korelasi antara keadilan prosedural dengan komitmen organisasi menggunakan perhitungan korelasi Spearman Rho. Hal tersebut dikarenakan data dari variabel keadilan prosedural tidak normal, sedangkan pada variabel komitmen orgnaisasi termasuk dalam distribusi normal.

(62)
[image:62.595.101.516.191.607.2]

semakin tinggi persepsi guru terhadap keadilan prosedural, maka semakin tinggi pula komitmen organisasi yang dimiliki oleh guru.

Tabel 11.

Korelasi Keadilan Prosedural dengan Komitmen Organisasi

Keadilan Prosedural Komitmen Organisasi Keadilan Prosedural Spearman’s Rho Correlation Sig.(1-tailed) N 1 82 0.932* 0.000 82 Komitmen Organisasi Pearson Correlation Sig

(1-tailed ) N 0.932* 0.000 82 1 82 E. PEMBAHASAN

(63)

prosedural dengan komitmen organisasi. Dengan demikian semakin tinggi keadilan prosedural yang dirasakan oleh guru, maka semakin tinggi pula komitmen organisasi yang dimiliki oleh guru. Sebaliknya, semakin rendah keadilan prosedural yang dirasakan oleh guru, maka semakin rendah pula komitmen organisasi yang dimiliki oleh guru.

Selain itu, hasil koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan tersebut menunjukkan adanya hubungan atau korelasi antara keadilan prosedural dengan komitmen organisasi yang sangat kuat. Hal tersebut sesuai dengan kriteria yang dinyatakan oleh Sarwono (2006) yang mengatakan bahwa rentang >0.75 – 0.99 memiliki korelasi yang sangat kuat, dan hasil yang diperoleh sebesar 0.932. Selain itu, kita juga dapat melihat koefisien determinasi yang bertujuan untuk melihat kecocokan suatu model, dihitung menggunakan rumus KD = r2 x 100%, dari rumus tersebut hasil koefisien determinasinya adalah KD = 0.932 2 x 100 % = 0.868. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel keadilan prosedural terhadap variabel komitmen organisasi sebesar 86.8 % (0.868), sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

(64)

dampak positif terhadap sejumlah reaksi perilaku dan afektif salah satunya adalah komitmen organisasi (Ivancevich, Konopaske, dan Matteson, 2006). Hal tersebut sesuai dengan penelitian Colquitt et all. (2001) yang menyatakan bahwa keadilan prosedural dapat mempengaruhi komitmen organisasi, kepuasan kerja, kepercayaan terhadap manajemen, dan kinerja.

Keadilan prosedural sebagai salah satu jenis keadilan organisasi yang dapat menumbuhkan rasa aman dalam bekerja (Faturochman, 2002). Rasa aman dalam bekerja tersebut merupakan kondisi kerja yang baik, yang dapat memberikan dampak yang baik untuk para karyawan (Munchisky, 2006). Selain itu, Wagner dan Moriarty (dalam Yesi Mutia Basri, 2012) menyatakan bahwa secara umum orang yang diperlakukan adil akan bersikap lebih baik, sehingga seseorang akan memiliki sikap loyal dan peduli terhadap organisasinya.

(65)

dapat menggunakan informasi akurat sebagai bahan pertimbangan pengambilan sebuah keputusan, bersedia melakukan perbaikan, representatif, dan etis.

Pada komitmen organisasi berdasarkan hasil perhitungan mean empiris secara signifikan juga berbeda dan memiliki nilai yang lebih besar daripada mean teoretisnya. Selain itu, hasil uji t juga menunjukkan bahwa mean empiris

(66)

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara keadilan prosedural dengan komitmen organisasi pada guru. Hal ini berarti semakin tinggi keadilan prosedural yang dirasakan oleh guru semakin tinggi pula komitmen organisasi yang dimiliki oleh guru. Sebaliknya, semakin rendah keadilan prosedural yang dirasakan oleh guru, semakin rendah pula komitmen organisasi yang dimiliki oleh guru.

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Keterbatasan penelitian ini adalah data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, sehingga tidak seluruh populasi guru di SMK Paramitha Jakarta yang dapat diwakili oleh sampel.

C. SARAN

1. Untuk Guru

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan pentingnya komitmen organisasi dalam sebuah organisasi, diharapkan bahwa guru dapat selalu menjaga komitmen organisasi yang dimilikinya supaya dapat tercipta hubungan yang baik antara guru dengan organisasi atau sekolah.

2. Untuk Sekolah

(67)

yaitu dengan tetap menjaga konsistensi prosedur yang terdapat di sekolah, menjaga prosedur yang terdapat di sekolah supaya tidak bias terhadap kepentingan yang memihak siapapun, berdasarkan informasi yang akurat. Selain itu, sekolah diharapkan setiap mengambil keputusan selalu melibatkan semua pihak, dan berusaha prosedur yang dibuat berdasarkan etika dan moral yang ada. Hal-hal tersebut dapat mendukung guru semakin memiliki komitmen yang tinggi.

3. Bagi Peneliti Lain

(68)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Auriga. Pentingnya Peran Guru Dalam Pertumbuhan Karakter. 2013. http://citizen6.liputan6.com/read/755736/pentingnya-peran-guru-dalam-pertumbuhan-karakter yang diunduh pada tanggal 6 Januari 2015.

Alotaibi, Adam G, 2001. Antecedents of Organizational Citizenship Behavior: A Study of PublicPersonnel in Kuwait. Public Personnel Managament, Vol. 30, No. 3 September 2001.

Anugrah, Sampurna. (2015). Guru Malas mengajar, Orang Tua Tutup Sekolah. http://pojoksatu.id/pojok-news/2015/04/13/guru-malas-mengajar-orang-tua-tutup-sekolah/ diunduh pada tanggal 8 Mei 2015

Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustka Pelajar. Azwar, S. (2009). Penyususnan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustka Pelajar. Bakhshi, Arti. 2009. Organizational Justice Perceptions as Predictor of Job

Satisfaction and Organization Commitment. International Journal of Business and Management, Vol.4, No.9 September 2009.

Basri, Yesi Mutia. 2012. Hubungan Antara Keadilan Prosedural, Job Stress, Komitmen Organisasi dan Keinginan Berpindah (Study pada Tenaga Akutansi di Provinsi Riau dan Kabupaten Bengkalis). Jurnal Akutansi, Vol.1,No.1 Oktober 2012.

Colquitt, J. A., Conlon, D. E., Wesson, M. J., Porter, C. O., & Ng, K. Y. 2001. Justice at the millennium: Ameta-analytic review of 25 years of organizational justice research. Journal of Applied Psychology, 86, 425– 445.

Cropanzano, R., Bowen, D., & Gilliland, S. 2007. The Management of Organizational Justice. Academy of Management Perspectives, Vol. 21, No. 4 November 2007.

Dedikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Faturochman. (2002). Keterkaitan antara Anteseden, Penilaian Keadilan Prosedural, Penilaian Keadilan Distributif, dan Dampaknya. Disertasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

(69)

Greenberg, J. 1990. Organizatinal Justice : Yesterday, Today, and Tomorrow. Journal of Management, 16 (2), 399-432.

Greenberg, J. And Folger, R. (1983). “Procedural Justice, Participation And The

Fair Process Effect In Groups And Organizations” In P. Paulus (Ed.),

Basic Group Process Pp. 235–256. New York: Springer-Verlag.

Haryanto. (2012). Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli. http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/ diunduh pada tanggal 8 feburuari 2015.

Ivancevich, Konopaske, Matteson, (2006). Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: PT.Erlangga.

Luthans, Fred, 2005. Perilaku Organisasi, Edisi Sepuluh, Diterjemahkan oleh : Vivin Andhika Yuwono; Shekar Purwanti; Th.Arie Prabawati; dan Winong Rosari. Penerbit Andi, Yogyakarta.

McShane, Steven L. dan Mary Ann Von Glinow, (2000), Organizational Behavior, McGraw-Hill Companies, United States.

Meyer, John P. dan Allen, Natalie J; (1997). Commitment in the Workplace: Theory, research, and application; Thousand Oaks,California : SAGE Publication,Inc.

Muchinsky, P. M. (2003). Psychology Applied to Work. California: Thomson-Wadsworth.

Paramitha.ac.id. http://www.paramitha.ac.id/paramitha/index.php diunduh pada tanggal 23 Juli 2015.

Priyatno, D. (2012). Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.

Riggio, Ronald. (2009). Introduction to Industrial/Organizational Psychology. 5th Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Robbins, Stepen P. (2006).(terj. Benyamin Molan). Perilaku Organisasi. Edisi 10. Jakarta; PT. Indeks.

(70)

Santoso, Agung. (2010). Statistik Untuk Pikologi Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Seniati, Liche. 2006. Pengaruh Masa Kerja, Trait Kepribadian, kepuasan Kerja, Dan Iklim Psikologis Terhadap KOmitmen Dosen Pada Universitas Indonesia. Makara, Sosial Humaniora, Vol. 10, No. 2, Desember 2006 Steers, Ricard.(1980). Efektivitas Organisasi : Kaidah Tingkah Laku; Seri

Manajemen no.47. Jakarta : Erlangga.

Steers, Ricard M.; Porter, Lyman W. (1983). Motivation & Work Behavior ; McGraw-Hill Series in Management. New York: McGraw-Hill.

Suwaryanto, Theodorus. (2009). Pentingnya Komitmen dan Pembaharuan Terus

MenerusDi Sekolah-Sekolah Pangudi Luhur.

http://www.pangudiluhur.org/artikel/pentingnya-komitmen-dan-pembaruan-terus-menerus-di-sekolah-sekolah-pangudi-luhur.56.html diunduh pada tanggal 24 Januari 2015.

Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 2, ayat 1.

Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 2, ayat 11, 12, 13.

Wijono, Sutarto. 2010. Psikologi Industri dan Organisasi. Kencana : Jakarta

Wiyono. (2004). Keadilan Organisasional dan Kepuasan Kerja: Pengujian
(71)

LAMPIRAN 1

SKALA KEADILAN PROSEDURAL DAN SKALA

(72)

KUESIONER PENELITIAN

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(73)

PENGANTAR

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan sebagai syarat penyelesaian tugas akhir atau skripsi dalam studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, maka saya mohon kesediaan Bapak / Ibu sekalian untuk menjadi responden. Untuk itu, saya mengharapkan untuk kesediaan Bapak / Ibu sekalian untuk mengisi kuesioner ini sebagai data yang akan dipergunakan dalam penelitian. Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

(74)

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini, dengan mengisi skala penelitian tanpa paksaan dari pihak manapun. Seluruh jawaban yang saya berikan sesuai dengan yang saya alami, rasakan, dan pikirkan sehingga bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan bahwa dengan tidak mencantumkan nama yang sebenarnya maka jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ini

………,……….2015

(75)

IDENTITAS

Inisial : Jenis Kelamin : Lama Bekerja :

PETUNJUK

Berikut ini ada beberapa pernyataan Bapak / Ibu diminta untuk memberikan jawaban mengenai pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri Bapak / Ibu yang sebenarnya. Pilihlah salah satu dari 4 (empat) alternatif jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang Bapak / Ibu pilih. Empat alternatif jawaban yang telah disediakan adalah : SS

(Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai).

Semua jawaban yang anda berikan adalah benar, asalkan sesuai dengan diri anda. Bacalah setiap pernyataan dengan baik sebelum menjawab dan pastikan semua pernyataan tidak ada yang terlewatkan.

Contoh :

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Sekolah bersikap netral terhadap para guru.

(76)

Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu mengisi sejumlah pernyataan ini, saya mengucapkan terima kasih.

SELAMAT MENGERJAKAN

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Visi dan Misi yang dimiliki sekolah sesuai dengan tujuan pribadi saya. 2. Saya bertahan untuk tetap mengabdi di

sekolah ini.

3. Saya terkadang merasa sulit untuk memahami dan menerima tujuan dari sekolah ini.

4. Saya lebih memilih diam dan tidak terlibat dalam rapat di sekolah.

5. Saya merasa ikut memiliki sekolahan ini dan sudah merasa bahwa sekolah ini seperti keluarga saya sendiri.

6. Saya sering menjadi panitia ketika ada kegiatan di sekolah.

7. Saya bersedia melakukan apapun demi kemajuan sekolah ini.

8. Saya merasa bahwa sekolah ini hanya merupakan tempat bekerja saja.

(77)

saya.

10. Saya ikut bertanggung jawab atas perkembangan yang dialami sekolah ini.

11. Saya selalu meluangkan waktu saya untuk kepentingan sekolah.

12. Saya tidak peduli dengan apapun yang dikatakan orang tentang sekolahan ini. 13. Di sekolah ini, saya hanya bertanggung

jawab atas pekerjaan saya saja.

14. Saya pergi ke sekolah pada saat ada kepentingan saja.

15. Saya selalu berusaha menjalanlan apa yang sudah menjadi keputusan bersama.

16. Saya merasa sekolah hanya mementingkan apa yang menjadi kebutuhan organisasi.

17. Saya kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah.

(78)

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Sekolah dalam mengambil keputusan bersifat netral.

2. Sekolah selalu mengambil keputusan beradasarkan informasi yang akurat dan tepat.

3. Guru mendapat kesempatan untuk memberikan saran dan kritik pada sekolah.

4. Setiap guru memiliki peran dalam setiap pengambilan keputusan.

5. Menurut saya prosedur yang digunakan selalu berubah- ubah.

6. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah terkadang memihak salah satu pihak.

(79)

8. Pendapat guru tidak memiliki peran dalam pengambilan keputusan sekolah. 9. Sekolah dalam pengambilan keputusan

tidak pernah menggunakan dasar etika dan moral yang ada.

10. Menurut saya sekolah ini sudah dapat memperlakukan para guru dengan tata cara yang baik.

11. Prosedur yang digunakan dalam pengambilan keputusan h

Gambar

Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Komitmen Organisasi (sebelum seleksi aitem)
Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Keadilan Prosedural (sebelum seleksi aitem)
Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Keadilan Prosedural (Sesudah Seleksi Aitem)
Tabel 4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Komitmen karyawan terhadap organisasi pada perusahaannya dapat dijadikan salah satu jaminan untuk menjaga kelangsungan perusahaan dan hal ini dipengaruhi oleh karakteristik pekerjaan

Sehingga diharapkan bahwa sebuah perusahaan para karyawannya mempunyai komitmen yang tinggi, karena selain terhindar dari kemangkiran, perilaku membolos, maupun pindah kerja

Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikasn antara iklim organisasi dengan komitmen organisasi, dilihat dari nilai r sebesar 0,403 dengan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “ pengaruh kekuasaan social terhadap komitmen organisasi dengan keadilan procedural sebagai pemediasi ” adalah

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara Kecerdasan Emosional dengan Komitmen Guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pengelolaan konflik (X 1 ) dengan komitmen organisasi (Y) guru SD Negeri di Gugus 3 Kecamatan Tampan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat diketahui bahwa kecerdasan emosi berpengaruh terhadap komitmen organisasi, dengan sumbangan efektifnya sebesar 17,6%,

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian diatas dapat dikemukakan beberapa saran bagi peningkatan komitmen organisasi guru SD Negeri Kecamatan Cakung