• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji aktivitas analgesik infusa biji alpukat (persea americana mill.) pada mencit betina terinduksi asam asetat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji aktivitas analgesik infusa biji alpukat (persea americana mill.) pada mencit betina terinduksi asam asetat."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa biji alpukat Persea americana Mill. (IBA) terhadap efek analgesik, persen proteksi dan perubahan persen proteksi geliat pada mencit betina galur Swiss terinduksi asam asetat. Metode yang digunakan yaitu rangsang kimia dengan menggunakan asam asetat 1% sebagai penginduksi nyeri yang diberikan secara intraperitonial. Jenis penelitian ini ialah eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian ini menggunakan 25 mencit betina galur Swiss yang dibagi secara acak ke dalam 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 hewan uji. Kelompok I diberi CMC Na dosis 191,8 mg/kgBB, kelompok II diberi asetosal dosis 0,091 g/kgBB, kelompok III - V diberi infusa biji alpukat dengan dosis 0,67; 1,33; dan 2,67 g/kgBB. Geliat diamati setiap 5 menit selama 1 jam. Hasil kemudian dianalisis dengan menggunakan metode uji Shapiro-Wilk dilanjutkan uji One Way ANOVA dan uji Tamhane dengan taraf kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IBA memiliki efek analgesik terhadap mencit betina galur Swiss. Persen proteksi pada dosis 0,67; 1,33; dan 2,67 g/kgBB berturut-turut adalah 74,32; 26,76; dan 2,97 % dan perubahan persen proteksi secara berturut-turut adalah 1,48; -63,30; dan -95,94 %. Dari ketiga dosis tersebut yang memiliki aktivitas sebagai analgesik adalah dosis 0,67 g/kgBB.

(2)

Abstract

The aim of this research is to investigate the analgesic activity, percent protection, and change of percent peotection of the infusion of avocado seed Persea americana Mill. (IBA) in female mice induced by acetic acid. Analgesic method used writhing test 1 % acetic acid as an inducer of pain administered intraperitoneally. This study is pure experimental with completely randomized design. This research use 25 female mice of Swiss strain were randomly divide into 5 groups. Each group contain of 5 mice. The first group as a control negative received 191.8 mg/kgBW the dose of CMC Na, the second group as a control positive received 0.091 g/kgBW the dose of asetosal, the third until fifth group received respectively, infusion of avocado seeds the dose of 0.67; 1.33; dan 2.67 g/kgBW. Observation of whriting response is done very 5 minutes in 1 hour. The results obtained were analyzed by Shapiro-Wilk test, followed by One Way ANOVA test and Tamhane test with 95 % confidance level. The result showed that infusion of avocado seeds has an analgesic effect. Percent protection at dose 0.67; 1.33; and 2.67 g/kgBW respectively was 74.32; 26.76; and 2.97 % and change of % protection was 1.48; -63.30; dan -95.94 %. Of the three doses that have activity as an analgesic is at doses of 0.67 g/kgBW.

(3)

UJI AKTIVITAS ANALGESIK INFUSA BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) PADA MENCIT BETINA TERINDUKSI ASAM ASETAT

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Progam Studi Farmasi

Disusun Oleh : Fransisca Puspa Jelita

NIM : 138114078

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)
(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

“It is not how much we do, but how much love we put in the doing. It is not how much we give, but how much love we put in the giving”

Mother Teresa

Karya ini ku persembahkan untuk Tuhan Yesus sumber kehidupan dan

kekuatanku

Keluarga Simanjuntak tercinta atas doa dan kasih yang tulus

Sahabat-sahabatku terkasih atas semangat, dukungan dan penawar letihku

Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma

(8)

vi

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat, cinta kasih dan penyertaan-Nya penulis dapat menyeleasikan penelitian dan penyususnan naskah skripsi yang berjudul “ Uji Aktivitas Analgesik Infusa Biji Alpukat (Persea americana Mill.) pada Mencit Betina Terinduksi Asam Asetat”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Univeritas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis pergunakan untuk mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Aris Widayanti, M.Sc., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dan mendampingi dengan sangat baik selama proses pembuatan skripsi ini.

3. Ibu Damiana Sapta Candrasari, M.Sc., selaku Dosen Penguji yang membimbing selama melakukan proses determinasi tanaman.

6. Pak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik atas bimbingannya selama ini.

7. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt., selaku Kepala Penanggung Jawab Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin dalam penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian. 8. Pak Heru, Pak Kayat, Pak Parjiman, Pak Wagiran, Pak Sigit, Pak

(9)

vii

9. Keluarga Soehardi dan keluarga tercinta Papa Kennedy Simanjuntak, Ibu M.X. Endang Astuti, Mba Emilia Puspa Rini Simanjuntak, Mas Thomas Gabe Simajuntak, Lukas Krisna Widodo Simanjuntak yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan semangat pada penulis. 10.Sahabat-sahabat “Princess Avocado”, Ni Kadek Pramita A.D., Caecilia

Desi K., dan Skolastika Venita T. Kalian adalah sahabat perjuangan yang luar biasa, terimakasih atas semangat dan kerjasama selama ini. 11.Sahabatku tercinta “10,5 Peri Kecil” Clara Wina Caesaria, Bella

Puspita, Mareta Pakpahan, Yunita, Dear Apriyani, Veronica Fidelia, Tiatira Magdalena, Katarina Noviana, Rina Yanti, Wilhelmina Titianing, terimakasih atas semangat canda tawa dan dukungan selama ini.

12.Teman-teman “Betutu” tercinta Albertin Gilang, Dian Pratiwi, Yohanes Hastya, Anastasia Sari, Krispina Priska, Ajeng Dwi, Tirza Yunita, terimaksih atas pertemanan dan kerjasama yang luar biasa. 13.Made Algo Ellais Firlando S. Ars., atas doa, dukungan, semangat,

kasih dan bantuan yang diberikan hingga skripsi ini tersusun.

14.Teman-teman FSM B 2013, FKK B 2013 dan Keluarga Besar Farmasi 2013, terimaksih atas kebahagiaan dan kebersamaan selama ini.

15.Teman-teman “kost Eddelweis dan Gracia” Eko Wardoyo, Wilda Aprliana, Isabella Elga, Cece Tiffany, Cik Levina Apriyani, Kak Trisna, dan penghuni lainnya terimakasih atas masukan yang diberikan dalam penyusunan skripsi, canda tawa dan kebersamaannya.

16.Teman-teman “vacation” dan “EME class” Sine, Wendy, Utari , Rosa, Nawa, Reny, Kinanti, Hana, terimakasih atas kebahagiaan dan kebersamaannya.

(10)

viii

Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama di bidang ilmu Farmasi.

Yogyakarta, 24 September 2016

(11)
(12)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL... ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

PRAKATA ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii

ABSTRACT ... xiii

PENDAHULUAN... 1

METODE PENELITIAN ... 2

Penyiapan infusa biji alpukat ... 2

Penetapan selang waktu pemberian asam asetat ... 3

Perlakuan hewan uji ... 3

Penentuan persen proteksi dan perubahan persen proteksi geliat ... 3

Analisis statistik. ... 4

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 4

KESIMPULAN ... 8

DAFTAR PUSTAKA ... 9

LAMPIRAN ... 11

(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Buah, biji, dan infusa biji alpukat (Persea americana Mill.)... 11 Lampiran 2. Cara pemberian dan respon geliat pada mencit ... 13 Lampiran 3. Alat moisture balance dan hasil pengukuran penetapan kadar air serbuk biji alpukat... 15 Lampiran 4. Surat pengesahan determinasi biji alpukat

(Persea americana Mill.) ... 16 Lampiran 5. Surat Ethical Clearance (EC) ... 17 Lampiran 6. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk

pengujian data secara statistik ... 18 Lampiran 7. Perhitungan dosis ... 19 Lampiran 8. Hasil analisis statistika data orientasi kelompok kontrol

negatif CMC Na, penenuan selang waktu pemberian

asam asetat selang 10 dan 15 menit. ... 20 Lampiran 9. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji

Tamhane rata-rata jumlah geliat kontrol negatif CMC Na, kontrol positif asetosal, dan perlakuan ketiga

peringkat dosis IBA ... 26 Lampiran 10. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji

Tamhane rata-rata persen proteksi kontrol negatif CMC Na, kontrol positif asetosal, dan perlakuan ketiga

peringkat dosis IBA. ... 30 Lampiran 11. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji

Tamhane rata-rata perubahan persen proteksi kontrol negatif CMC Na, kontrol positif asetosal, dan perlakuan

(14)

xii

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa biji alpukat Persea americana Mill. (IBA) terhadap efek analgesik, persen proteksi dan perubahan persen proteksi geliat pada mencit betina galur Swiss terinduksi asam asetat. Metode yang digunakan yaitu rangsang kimia dengan menggunakan asam asetat 1% sebagai penginduksi nyeri yang diberikan secara intraperitonial. Jenis penelitian ini ialah eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian ini menggunakan 25 mencit betina galur Swiss yang dibagi secara acak ke dalam 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 hewan uji. Kelompok I diberi CMC Na dosis 191,8 mg/kgBB, kelompok II diberi asetosal dosis 0,091 g/kgBB, kelompok III - V diberi infusa biji alpukat dengan dosis 0,67; 1,33; dan 2,67 g/kgBB. Geliat diamati setiap 5 menit selama 1 jam. Hasil kemudian dianalisis dengan menggunakan metode uji Shapiro-Wilk dilanjutkan uji One Way ANOVA dan uji Tamhane dengan taraf kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IBA memiliki efek analgesik terhadap mencit betina galur Swiss. Persen proteksi pada dosis 0,67; 1,33; dan 2,67 g/kgBB berturut-turut adalah 74,32; 26,76; dan 2,97 % dan perubahan persen proteksi secara berturut-turut adalah 1,48; -63,30; dan -95,94 %. Dari ketiga dosis tersebut yang memiliki aktivitas sebagai analgesik adalah dosis 0,67 g/kgBB.

(15)

xiii

Abstract

The aim of this research is to investigate the analgesic activity, percent protection, and change of percent peotection of the infusion of avocado seed Persea americana Mill. (IBA) in female mice induced by acetic acid. Analgesic method used writhing test 1 % acetic acid as an inducer of pain administered intraperitoneally. This study is pure experimental with completely randomized design. This research use 25 female mice of Swiss strain were randomly divide into 5 groups. Each group contain of 5 mice. The first group as a control negative received 191.8 mg/kgBW the dose of CMC Na, the second group as a control positive received 0.091 g/kgBW the dose of asetosal, the third until fifth group received respectively, infusion of avocado seeds the dose of 0.67; 1.33; dan 2.67 g/kgBW. Observation of whriting response is done very 5 minutes in 1 hour. The results obtained were analyzed by Shapiro-Wilk test, followed by One Way ANOVA test and Tamhane test with 95 % confidance level. The result showed that infusion of avocado seeds has an analgesic effect. Percent protection at dose 0.67; 1.33; and 2.67 g/kgBW respectively was 74.32; 26.76; and 2.97 % and change of % protection was 1.48; -63.30; dan -95.94 %. Of the three doses that have activity as an analgesic is at doses of 0.67 g/kgBW.

(16)

1

PENDAHULUAN

Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP) nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, biasanya berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial (IASP, 2016). Rasa nyeri dapat timbul karena kehadiran radikal bebas yang jumlahnya berlebih di dalam tubuh. Ketika radikal bebas menyerang dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel yang kemudian dapat melepaskan mediator-mediator nyeri sperti prostaglandin, brandikinin, serotonin (Tjay dan Rahardja, 2007).

Biji alpukat biasanya hanya dibuang sebagai limbah yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Namun, bukan hanya daging buahnya yang dapat dimanfaatkan tetapi biji alpukat juga sangat baik untuk kesehatan (Andareto, 2015). Kyakulaga dkk. (2012) melaporkan bahwa efek farmakologis dari biji alpukat antara lain sebagai hipoglikemik, antioksidan, antihipertensi, serta antiilnflamasi dan analgesik. Arukwe dkk. (2012) melakukan uji kuantitatif biji alpukat dan mendapatkan hasil bahwa biji alpukat mengandung senyawa saponin, tanin, flavonoid, glikosida sianogen, alkaloid, fenolik dan steroid. Senyawa fenol memiliki kemampuan sebagai antiinflamasi, antikoagulan, antioksidan, serta peningkatan sistem imun (Arukwe dkk., 2012). Aktivitas farmakologi dari senyawa flavonoid adalah sebagai antialergi, antiviral, antiinflamasi, hepatoprotektif, antioksidan, antitrombotik, vasodilator dan antikarsinogenik (Seyoum dkk., 2006). Menurut penelitian Konsinska dkk. (2012) biji alpukat dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan berkaitan dengan kandungan senyawa fenolik yang dapat memberikan aktivitas menangkap radikal terhadap DPPH. Hendra dkk. (2014) melaporkan bahwa infusa dan dekokta biji alpukat memiliki efek protektif pada hati dan ginjal tikus yang terinduksi karbon tetraklorida dimana pemberian infusa biji alpukat memberikan efek protektif yang lebih baik.

(17)

2

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Rangsang kimia merupakan metode yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur efek analgesik senyawa uji terhadap subyek uji dengan cara memberi senyawa penginduksi nyeri berupa asam asetat secara intraperitoneal dengan selang waktu 10 menit dan diamati respon subyek uji berupa geliat setiap 5 menit selama 1 jam. Subyek uji yang digunakan yaitu mencit putih betina galur Swiss dengan berat badan 20-30 g dan usia 2-3 bulan yang di peroleh dari Laboratorium Imono Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik, Fakultas Kedokteran, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta dengan nomor referensi KE/FK/964/EC/2016.

Bahan penelitian lainnya adalah biji alpukat diperoleh dari Depot Es Teler 77 Galeria Mall Yogyakarta, asetosal (Merck) 500 mg, aquadest, asam asetat glasial (Merck) dan CMC Na (Dai-Ichi Seiyaku Co., Ltd).

Alat yang digunakan adalah neraca digital analitik Mettler Toledo®, spuit injeksi parenteral dan oral, syringe, stopwatch, panci infusa lapis enamel, hot plate (Jlab Tech), penangas air, kotak kaca tempat pengamat geliat, thermometer (Pyrex), kain flannel, mesin penyerbuk (Retsch), ayakan no. Mesh 40 dan 50, oven (Memmert), sendok, alat-alat gelas berupa labu ukur, gelas ukur, beaker glass, batang pengaduk, pipet tetes, Erlenmeyer (Pyrex Iwaki Glass®) dan moisture balance (HG53 Halogen Moisture Analyzer).

Penyiapan infusa biji alpukat

(18)

3

Penetapan selang waktu pemberian asam asetat

Sebanyak 6 ekor mencit dibagi secara acak menjadi 2 kelompok. Kelompok I untuk mencit dengan selang waktu 10 menit (Wulandari,2010), dan kelompok II untuk selang waktu 15 menit (Susanti, 2015). Asam asetat 1% dosis 50 mg/kgBB diinjeksikan secara intraperitonial (i.p) pada kelompok I setelah selang waktu 10 menit dan kelompok II setelah selang waktu 15 menit pemberian suspensi asetosal 91 mg/kgBB secara peroral.

Pengelompokan dan perlakuan hewan uji

Sebanyak 25 ekor dibagi secara acak ke dalam 5 kelompok perlakuan. Kelompok I (kontrol negatif) di beri CMC Na dosis 191,8 mg/kgBB (Susanti, 2015) secara peroal (p.o). Kelompok II (kontrol positif asetosal) diberi suspensi asetosal 1% dosis 0,091 g/kgBB secara p.o. Kelompok III – V berturut-turut diberi IBA secara p.o dosis 0,67; 1,33; dan 2,67 g/kgBB kemudian setelah selang waktu 10 menit, diberikan asam asetat asetat 1% dosis 50 mg/kgBB (Wulandari, 2010) secara intraperitonial (i.p). Respon geliat diamati setiap 5 menit selama 1 jam.

Penentuan persen proteksi dan perubahan persen proteksi geliat

Data jumlah geliat yang diperoleh dari hasil pengujian analgesik dilakukan analisis dengan menghitung persen proteksi dan perubahan persen proteksi geliat pada mencit yang dilakuan selama 1 jam. Besarnya penghambatan jumlah geliat dihitung dengan menggunakan persamaan Handershot -Forshait, yaitu:

% proteksi = (100-(P/K x 100)) % Keterangan:

P = Jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pemberian senyawa uji K = Jumlah rata-rata kumulatif geliat hewan uji kontrol negatif

Perubahan % proteksi geliat terhadap kontrol positif menggunakan rumus: Perubahan % proteksi geliat = (A – B)/B x 100 %

Keterangan:

A = % proteksi geliat pada tiap kelompok perlakuan B = rata –rata persen proteksi geliat pada kontrol positif

(19)

4

Analisis statistik

Data jumlah geliat pada penetapan selang waktu dianalisis menggunakan uji Shpiro-Wilk karena jumlah sampel kurang dari 50 dan didapatkan data terdistribusi normal sehingga dianalsis dengan uji Kurskal-Wallis untuk melihat hubungan antara kelompok uji dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk mengetahui adakah perbedan bermakna atau pebedaan tidak bermakna antara dua kelompok uji. Data jumlah geliat, persen proteksi dan perubahan persen proteksi geliat pada perlakuan dianalisis secara statistika dengan uji Shapiro-Wilk kemudian dianalisis dengan analisis pola searah (One Way ANOVA) karena data terdistribusi normal dengan taraf kepecayaan 95% dan dilanjutkan

dengan uji Tamhane karena data terdistribusi normal dan varian berbeda untuk mengetahui adakah perbedan bermakna atau pebedaan tidak bermakna antara dua kelompok uji.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Biji alpukat yang digunakan dalam penelitian ini telah dideteminasi menggunakan acuan Agricultute & Natural Resources University of California dengan hasil bahwa biji yang digunakan adalah benar biji alpukat (Persea americana Mill). Kadar air pada serbuk biji alpukat yang digunakan rata-rata sebesar 8,17 %. Menurut Agoes (2009) kadar air yang digunakan telah sesuai dengan ketentuan yaitu harus kurang dari 10 %.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa mencit yang diberi asam asetat secara i.p. memberikan respon nyeri dalam bentuk geliat dengan mencit menarik kedua kaki belakang ke arah belakang dan kedua kaki depan ke arah depan sampai perutnya menempel ke alas pengamatan sehingga tubuh mencit terlihat memanjang. Respon geliat diamati setiap 5 menit selama 1 jam.

Tabel I. Rata- rata jumlah geliat, dan hasil uji Mann-Whitney kelompok kontrol negatif CMC-Na, selang waktu pemberian asetosal 10 dan 15 menit (n = 3)

Kelompok Rata-rata Kontrol negatif CMC Na

191,8 mg/kgBB selang 10 menit

74,0 ± 0,33 - BB

Asetosal 0,091 g/kgBB selang

waktu 10 menit 19,7 ± 0,33 BB BB

Asetosal 0,091 g/kgBB selang

waktu 15 menit 70,7 ± 0,66 BB -

(20)

5

Tabel I menunjukkan rata-rata jumlah geliat dan hasil uji Mann-Whitney untuk penetapan selang waktu pemberian asam asetat. Menurut penelitian yang dilakukan Wulandari (2010) selang waktu pemberian asam asetat adalah 15 menit, sedangkan menurut Susanti (2015) selang waktu pemberian asam asetat adalah 10 menit. Tujuan uji penetapan selang waktu pemberian asam asetat ialah untuk mengetahui apakah pada waktu 10 atau 15 menit asetosal sudah mempu memberikan efek analgesik dengan maksimal. Dari tabel tersebut menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada setiap kelompok. Hal ini berarti baik kelompok pemberian asetosal dosis 0,091 g/kgBB selang waktu 10 menit rata-rata jumlah geliat 19,7 ± 0,33 dan kelompok pemberian asetosal dosis 0,091 g/kgBB selang waktu 15 menit sebesar 70,7 ± 0,66 efektif menurunkan jumlah geliat dibandingkan kelompok kontrol negatif CMC Na dosis 191,8 mg/kgBB selang 10 menit sebesar 74,0 ± 0,33 (Tabel I). Kelompok selang waktu 10 menit dan 15 menit terdapat perbedaan yang bermakna yang artinya pada selang waktu 10 menit pemberian asetosal 0,091 g/kgBB telah diabsorbsi dan telah memberikan efek analgesik atau penghambatan terhadap nyeri akibat asam asetat dengan maksimal. Dengan demikian dipilih waktu 10 menit sebagai selang waktu pemberian asam asetat.

Digunakan tiga peringkat dosis IBA untuk uji aktifitas analgesik yaitu 0,67; 1,33; dan 2,67 g/kgBB. Kontrol positif yang digunakan adalah asetosal dengan dosis 0,091 g/kgBB, sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah CMC Na dosis 191,8 mg/kgBB, diberikan pada masing-masing kelompok secara peroral kemudian setelah selang waktu 10 menit diinjeksikan asam asetat 1 % dosis 50 mg/kgBB secara intraperitonial (i.p.).

Tabel II. Rata-rata jumlah geliat, dan hasil analisis Tamhane pada pengujian efek analgesik kelompok uji kontrol negatif, kontrol positif dan tiga peringkat dosis IBA (n=5)

(21)

6

Tabel II menunjukkan rata-rata jumlah geliat pada masing-masing kelompok perlakuan IBA. Tujuan dilakukan pengukuran rata-rata jumlah geliat pada tiap kelompok perlakuan adalah untuk mengatahui seberapa besar penghambatan geliat pada tiap kelompok pelakuan IBA terhadap induksi asam asetat. Pada kelompok I, II, III, IV dan V didapatkan rata-rata jumlah geliat secara berturut-turut sebesar 74,0; 19,8; 19,0; 54,2; dan 71,8. Rata-rata jumlah geliat kelompok pemberian kontrol positif dan IBA berada dibawah rata-rata jumlah geliat kontrol negatif, sehingga dapat diartikan pemberian kontrol positif dan IBA mampu menurunkan jumlah geliat lebih besar dibandingkan dengan kontrol negatif. Hasil analisis Tamhane (Tabel II) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna kelompok perlakuan IBA 0,67 g/kgBB terhadap kelompok kontrol negatif CMC Na dan perbedaan yang tidak bermakna terhadap kontrol positif asetosal, hal ini menunjukkan bahwa kelompok IBA 0,67 g/kgBB memiliki kemampuan dalam menurunkan jumlah geliat akibat induksi asam asetat yang sebanding dengan kontrol positif. Pemberian IBA dosis 1,33 dan 2,67 g/kgBB memiliki rata-rata jumlah geliat berbeda tidak bermakna terhadap kelompok kontrol negatif CMC Na dan berbeda bermakna terhadap kontrol positif asetosal, hal ini menunjukkan bahwa pemberian IBA dosis 1,33 dan 2,67 g/kgBB tidak mampu menurunkan jumlah geliat akibat induksi asam asetat.

Tabel III. Rata-rata persen proteksi, perubahan persen proteksi, dan hasil analisis Tamhane pada pengujian efek analgesik kelompok uji kontrol negatif, kontrol positif dan tiga peringkat dosis IBA (n=5)

(22)

7

Tabel III menunjukkan rata-rata persen proteksi, dan perubahan persen proteksi geliat. Tujuan dilakukan pengukuran persen proteksi dan perubahan persen proteksi ialah untuk mengetahui seberapa besar proteksi nyeri yang diberikan IBA terhadap induksi asam asetat dan untuk melihat seberapa besar perubahan proteksi yang diberikan IBA jika dibandingkan dengan kontrol positif asetosal. Nilai persen proteksi geliat pemberian IBA dosis 0,67; 1,33; dan 2,67 g/kgBB secara berturut-turut sebesar 74,32; 26,76 dan 2,97 %. Kontrol positif asetosal memiliki persen proteksi geliat sebesar 73,24 %. Sedangkan nilai perubahan persen proteksi geliat pada pemberian IBA dosis 0,67; 1,33; dan 2,67 g/kgBB secara berturut-turut sebesar 1,48; -63,30; dan -95,94 %. Nilai rata-rata persen proteksi dan perubahan persen proteksi pemberian kontrol negatif CMC Na berturut-turut ialah 0,00 dan -100 %, hal ini mengartikan bahwa kontrol negatif sama sekali tidak memiliki efek analgesik dan nilai negatif yang sangat besar pada perubahan persen proteksi menunjukkan bahwa tidak terjadi penghambatan rangsangan nyeri.

(23)

8

Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medika (1991) menyatakan bahwa adanya aktivitas analgesik pada metode rangsang kimia ditunjukkan dengan adanya

kemampuan penghambatan geliat ≥ 50 % dibandingkan kelompok kontrol negatif.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hanya pada pemberian IBA dosis 0,67 g/kgBB yang memiliki efek analgesik sedangkan pemberian IBA dosis 1,33; dan 2,67 g/kgBB tidak memiliki efek analgesik.

Adanya efek analgesik pada IBA diduga karena adanya senyawa flavonoid dan fenolik yang larut dalam air. Menurut Arukwe dkk. (2012), kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam biji buah alpukat yaitu saponin, tanin, flavonoid, glikosida sianogen, alkaloid, fenolik dan menurut Konsinska dkk. (2012), biji alpukat dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan berkaitan dengan kandungan senyawa fenolik yang dapat memberikan aktivitas menangkap radikal terhadap DPPH. Flavonoid berperan sebagai Reactive Oxygen Spesies (ROS) melalui reaksinya dengan senyawa reaktif dan radikal bebas penyebab kerusakan jaringan sel menjadi inaktif. Selain itu flavonoid berperan dalam menghambat pelepasan asam arakidonat dengan memblok jalur siklooksigenase sehingga menurunkan kadar prostglandin yang menjadi mediator terjadinya nyeri (Hidayanti, Listyawati, dan Setyawan, 2005).

KESIMPULAN

(24)

9

DAFTAR PUSTAKA

Agricultute & Natural Resources University of California, 2016. http://ucavo.ucr.edu/avocadovarieties/varietyframe.html dikases 20 Juli 2016.

Agoes, G., 2009. Teknologi Bahan Alam (serial Farmasi Industri-2). Penerbit ITB. Bandung, 17.

Andareto, O., 2015. Apotek Herbal di Sekitar Anda. Pustaka Ilmu Semesta. Jakarta, 161-162

Arukwe, U., Amadi, B., Duru M., Agomuo, E., Adindu, E., Odika, P., Lele, K.C., Egejuru, L., dan Anudike, J., 2012. Chemical Composition of Persea americana Leaf, Fuit and Seed. IJRRAS, 11 (2), 347.

Hendra, P., Gidion, K., Perwita, Kumalasari, dan Quraisyin, 2014. Efek Hepatoprotektif dan Nefroprotektif Biji Alpukat pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida. Traditional Medicine Journal, 19 (3),133-137.

Hidayati, N., Listawati, S., Setyawan, A., 2005. Kandungan Kimia dan Uji Antiinflamasi Ekstrak Etanol Lantaran camara L. pada Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Jantan. Bioteknologi, 5 (1): 10-17.

IASP, 2016. Pain Term, http://www.iasp-pain.org/Taxonomy#Pain diakses 28 Januari 2016.

Konsinska, A., Karamec, M., Estrella, I., Hernandez, T., Bartolome, B., dan Dykes, G.A., 2012. Phenolic Compound Profiles and Antioxidant Capacity of Persea americana Mill. Peels and Seeds of Two Varieties. J. of Agric. Food Chem., 60; 4613-4619. Kyakulaga, AI.,H., Ogwang, P.E., Nannyonga, S., Nyafuono, J., dan Tumuslime, R., 2012.

Antipyretic and Analgesics Activities of Ethanolic Extract of Persea americana Mill. Seeds in Wistar Albino Rats. African Journal of Animal and Biomedical Sciences, 7; 19-23.

Pudjiastuti, B., Dzulkarinain, dan B. Nuratmi, 2000. Uji Analgesik Infusa Rimpag Lempuyang Pahit (Zingiber amaricanas BL.) pada Mencit Putih. Cermin Dunia Kedokteran, 129; 39-41.

Wulandari, 2010. Efek Analgesik Infusa Daun Macaranga tanarius L. pada Mencit Betina Glur Swiss. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogtayakta, 31.

(25)

10

Susanti, 2015. Uji Analgesi Fraksi Etanol-Heksan Eekstrak Metanol- Air Daun Macaranga tanarius L. dengan Metode Geliat pada Mencit Galur Swiss. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogtayakta, 48.

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2007. Obat-Obat Penting, Edisi 6. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta, 315.

(26)

11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Buah, biji, dan infusa biji alpukat (Persea americana Mill.)

Gambar 1. Buah dan biji alpukat

(27)

12

(28)

13

Lampiran 2. Cara pemberian dan respon geliat pada mencit

Gambar 4. Pemberian infusa biji alpukat secara peroral (p.o.)

(29)

14

(30)

15

Lampiran 3. Alat moisture balance dan hasil penetapan kadar air serbuk biji alpukat

Gambar 7. Alat pengukur kadar air Moisture blance

(31)

16

(32)

17

(33)

18

(34)

19 kg, jika di konversikan pedoman manusia Eropa dengan berat badan 70 kg maka di dapatkan dosis (70/50) x 500 mg = 700 mg. Untuk pemberiannya pada mencit, dikonversikan dahulu dari manusia ke mencit berat badan 20 g dengan faktor konversi 0,0026 sehingga dapat dihitung 0,0026 x 700 = 1,82 mg, maka dosis asetosal adalah 1,82 mg/20 gramBB = 0,091 mg/gramBB atau 91 mg/kgBB.

d. Dosis infusa IBA

Penetapan peringkat dosis infusa biji alpukat berdasarkan pada :

1. Pemberian infusa biji alpukat menggunakan volume maksimal pemberian secara peroral pada mencit yaitu 1 mL (Harmita dan Radji, 2008).

2. Bobot tertinggi mencit yaitu 30 g.

(35)

20

Lampiran 8. Hasil analisis statistika data orientasi kelompok kontrol negatif CMC Na, penenuan selang waktu pemberian asam asetat selang 10 dan 15 menit.

Uji Normalitas

Tests of Normality

Perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Geliat

Kontrol negatif CMC Na

selang 10 menit

,385 3 . ,750 3 ,000

Selang waktu pemberian 10

menit

,385 3 . ,750 3 ,000

Selang waktu pemberian 15

menit

,385 3 . ,750 3 ,000

(36)

21 Descriptives

Perlakuan Statistic Std. Error

(37)

22

Selang waktu pemberian 15

menit

Median 70,0000

Variance 1,333

Std. Deviation 1,15470

Minimum 70,00

Maximum 72,00

Range 2,00

Interquartile Range .

Skewness 1,732 1,225

(38)

23

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Perlakuan N Mean Rank

Geliat

Kontrol negatif CMC Na

selang 10 menit

3 8,00

Selang waktu pemberian 10

menit

3 2,00

Selang waktu pemberian 15

menit

3 5,00

Total 9

Test Statisticsa,b

Geliat

Chi-Square 7,385

df 2

Asymp. Sig. ,025

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

(39)

24

Post-Hoc

Mann-Whitney Test

Perbandingan antara kontrol negatif CMC Na selang 10 menit dengan selang waktu pemberian 10 menit

Asymp. Sig. (2-tailed) ,043

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,100b

a. Grouping Variable: Perlakuan

b. Not corrected for ties.

P < 0,05  terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif CMC Na dengan selang waktu pemberian 10 menit (BB)

(40)

25

Asymp. Sig. (2-tailed) ,043

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,100b

a. Grouping Variable: Perlakuan

b. Not corrected for ties.

P < 0,05  terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif CMC Na dengan selang waktu pemberian 15 menit (BB)

Perbandingan antara selang waktu pemberin 10 menit dengan selang waktu pemberian 15 menit

Asymp. Sig. (2-tailed) ,043

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,100b

a. Grouping Variable: Perlakuan

(41)

26

Lampiran 9. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji Tamhane rata-rata jumlah geliat kontrol negatif CMC Na, kontrol positif asetosal, dan perlakuan ketiga peringkat dosis IBA.

Uji Normalitas

Tests of Normality

Perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Geliat

Kontrol negatif CMC Na 191,8

mg/kgBB ,241 5 ,200

*. This is a lower bound of the true significance.

(42)

27 Descriptives

Perlakuan Statistic Std. Error

Geliat

5% Trimmed Mean 74,0000

Median 74,0000

Kontrol positif asetosal

0,091 g/kg BB

5% Trimmed Mean 19,7778

Median 20,0000

5% Trimmed Mean 19,0000

(43)

28

5% Trimmed Mean 54,1667

Median 53,0000

5% Trimmed Mean 71,7222

(44)

29

Post – Hoc Test

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Geliat

Tamhane

(I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error

Sig. 95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper Bound

Kontrol negatif CMC

Na 191,8 mg/kgBB

Kontrol positif asetosal

0,091 g/kg BB

54,20000* ,58310 ,000 51,9507 56,4493

IBA 0,67 g/kg BB 55,00000* 1,18322 ,000 49,5715 60,4285

IBA 1,33 g/kgBB 19,80000 3,86523 ,062 -1,2421 40,8421

IBA 2,67 g/kgBB 2,20000 1,59374 ,927 -5,6947 10,0947

Kontrol positif asetosal

0,091 g/kg BB

Kontrol positif asetosal

0,091 g/kg BB

Kontrol positif asetosal

0,091 g/kg BB

Kontrol positif asetosal

0,091 g/kg BB

52,00000* 1,57480 ,000 43,9593 60,0407

IBA 0,67 g/kg BB 52,80000* 1,88149 ,000 45,3562 60,2438

IBA 1,33 g/kgBB 17,60000 4,13280 ,070 -1,4823 36,6823

(45)

30

Lampiran 10. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji Tamhane rata-rata persen proteksi kontrol negatif CMC Na, kontrol positif asetosal, dan perlakuan ketiga peringkat dosis IBA.

Uji Normalitas

Tests of Normality

Perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

*. This is a lower bound of the true significance.

(46)

31 Descriptives

Perlakuan Statistic Std. Error

Persenproteksi

Kontrol negatif CMC Na

191,8 mg/kgBB

Mean ,00000 ,604186

95% Confidence Interval

for Mean

Kontrol positif asetosal

dosis 0,091 g/kgBB

Mean 73,24300 ,505658

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound 71,83907

Upper Bound 74,64693

5% Trimmed Mean 73,27306

Median 72,97300

Mean 74,32420 1,480312

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound 70,21420

Upper Bound 78,43420

5% Trimmed Mean 74,32422

(47)

32

Interquartile Range 6,081

Skewness ,170 ,913

Kurtosis -1,750 2,000

IBA 1,33 g/kgBB

Mean 26,75660 5,188089

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound 12,35215

Upper Bound 41,16105

5% Trimmed Mean 26,80161

Median 28,37800

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound -2,82835

Upper Bound 8,37395

5% Trimmed Mean 2,85567

(48)

33

Post- Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Persenproteksi

Tamhane

(I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean

Difference (I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol negatif

CMC Na 191,8

mg/kgBB

Kontrol positif asetosal

dosis 0,091 g/kgBB

-73,243000* ,787865 ,000 -76,28212 -70,20388

IBA 0,67 g/kg BB -74,324200* 1,598863 ,000 -81,66014 -66,98826

IBA 1,33 g/kgBB -26,756600 5,223152 ,062 -55,19144 1,67824

IBA 2,67 g/kgBB -2,772800 2,105913 ,942 -13,15591 7,61031

73,243000* ,787865 ,000 70,20388 76,28212

IBA 0,67 g/kg BB -1,081200 1,564293 ,999 -8,58130 6,41890

IBA 1,33 g/kgBB 46,486400* 5,212673 ,008 17,92947 75,04333

IBA 2,67 g/kgBB 70,470200* 2,079789 ,000 59,89045 81,04995

IBA 0,67 g/kg BB

Kontrol negatif CMC Na

191,8 mg/kgBB

74,324200* 1,598863 ,000 66,98826 81,66014

Kontrol positif asetosal

dosis 0,091 g/kgBB

1,081200 1,564293 ,999 -6,41890 8,58130

IBA 1,33 g/kgBB 47,567600* 5,395145 ,004 20,72002 74,41518

IBA 2,67 g/kgBB 71,551400* 2,502230 ,000 61,69914 81,40366

IBA 1,33 g/kgBB

Kontrol negatif CMC Na

191,8 mg/kgBB

26,756600 5,223152 ,062 -1,67824 55,19144

Kontrol positif asetosal

dosis 0,091 g/kgBB

-46,486400* 5,212673 ,008 -75,04333 -17,92947

IBA 0,67 g/kg BB -47,567600* 5,395145 ,004 -74,41518 -20,72002

IBA 2,67 g/kgBB

23,983800 5,566516 ,068 -1,88035 49,84795

IBA 2,67 g/kgBB

Kontrol negatif CMC Na

191,8 mg/kgBB

2,772800 2,105913 ,942 -7,61031 13,15591

Kontrol positif asetosal

dosis 0,091 g/kgBB

-70,470200* 2,079789 ,000 -81,04995 -59,89045

IBA 0,67 g/kg BB -71,551400* 2,502230 ,000 -81,40366 -61,69914

IBA 1,33 g/kgBB -23,983800 5,566516 ,068 -49,84795 1,88035

(49)

34

Lampiran 11. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji Tamhane rata-rata perubahan persen proteksi kontrol negatif CMC Na, kontrol positif asetosal, dan perlakuan ketiga peringkat dosis IBA.

Uji Normalitas

Tests of Normality

Perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Perubahan

persen

proteksi

Kontrol negatif CMC Na 191,8

mg/kgBB ,241 5 ,200

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Between Groups 49626,386 4 12406,596 191,460 ,000

Within Groups 1296,002 20 64,800

(50)

35 Descriptives

Perlakuan Statistic Std. Error

Perubaha

Mean -100,00000 ,825109

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -102,29087 Upper Bound -97,70913

5% Trimmed Mean -100,00000

Median -100,00000

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -1,91732 Upper Bound 1,91692

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -4,13546 Upper Bound 7,08746

5% Trimmed Mean 1,47600

(51)

36

Mean -63,30480 7,182776

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -83,24738 Upper Bound -43,36222

5% Trimmed Mean -63,27067

Median -61,25500

Mean -95,94100 2,822307

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -103,77698 Upper Bound -88,10502

5% Trimmed Mean -95,79750

(52)

37

Post- Hoc Test

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Perubahanpersenproteksi

Tamhane

(I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error

Sig. 95% Confidence Interval

Lower

,000 -104,15009 -95,84951

IBA 0,67 g/kg BB -101,476000*

2,18303

3

,000 -111,49159 -91,46041

IBA 1,33 g/kgBB -36,695200 7,23001 2

,064 -76,07753 2,68713

IBA 2,67 g/kgBB -4,059000 2,94044 6

,000 95,84951 104,15009

IBA 0,67 g/kg BB -1,476200 2,13579 4

,999 -11,71602 8,76362

IBA 1,33 g/kgBB 63,304600

* 7,21588

9

,009 23,75736 102,85184

IBA 2,67 g/kgBB 95,940800

* 2,90554

7

,000 81,10595 110,77565

IBA 0,67 g/kg BB

Kontrol negatif CMC

Na 191,8 mg/kgBB

101,476000* 2,18303

3

,000 91,46041 111,49159

Kontrol positif asetosal

,005 27,55449 102,00711

IBA 2,67 g/kgBB 97,417000

* 3,47134

7

,000 83,68323 111,15077

IBA 1,33 g/kgBB

,009 -102,85184 -23,75736

IBA 0,67 g/kg BB -64,780800

* 7,46170

9

,005 -102,00711 -27,55449

(53)

38

Kontrol positif asetosal

dosis 0,091 g/kgBB

-95,940800* 2,90554

7

,000 -110,77565 -81,10595

IBA 0,67 g/kg BB -97,417000

*

3,47134

7

,000 -111,15077 -83,68323

IBA 1,33 g/kgBB -32,636200 7,71736 3

,073 -68,39811 3,12571

(54)

39

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Uji Aktivitas Analgesik Infusa Biji

Alpukat (Persea americana Mill.) pada Mencit Betina Terinduksi

Asam Asetat” bernama lengkap Fransisca Puspa Jelita, lahir di

Tanjungkatang, 29 Juli 1995, merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Kennedy Simanjuntak dan M.X. Endang Astuti. Pendidikan formal yang ditempuh penulis yaitu TK Pertiwi Way Kanan (2000-2001), pendidikan Sekolah Dasar di SD Negri 1 Jaya Tinggi (2001-2007), pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Fransiskus Tanjungkarang Bandarlampung (2007-2010), pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Fransiskus Bandarlampung (2010-2013). Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2013. Penulis terlibat dalam berbagai kepanitiaan, antara lain menjadi koordinator divisi humas pada acara Pharmacy Performance Road to School (2014), anggota divisi acara Pelepasan Wisuda (2014), menjadi anggota divisi humas Pengambilan Sumpah Apoteker Angkatan XXVI (2014), divisi humas pada acara TITRASI (2014), dan sekretaris pada acara Pharmacy Performance Road to School (2015). Penulis pernah memenangkan juara II bulu tangkis ganda putri dalam Event Pharmacy USD Badminton Cup (2014). Selain itu, penulis juga pernah menjadi asisten praktikum

Gambar

Tabel I. Rata- rata jumlah geliat, dan hasil uji Mann-Whitney kelompok kontrol negatif
Tabel III. Rata-rata persen proteksi, perubahan persen proteksi, dan hasil analisis
Gambar 1. Buah dan biji alpukat
Gambar 3. Infusa biji alpukat
+4

Referensi

Dokumen terkait

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN/ NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 /YEARS ENDED 31 DECEMBER 2016 AND 2015..

4r dqditifituirn

1) Mengakhiri sistem tuan tanah dan menghapuskan pemilikan tanah yang luas. 2) Mengadakan pembagian yang adil atas sumber-sumber penghidupan rakyat tani berupa tanah dengan

• Untuk mengerjakan boneka memerlukan waktu 1jam pekerjaan tukang kayu dan 2 jam tukang poles sedang untuk kereta api diperlukan 1jam pekerjaan tukang kayu dan 1 jam

Acid Test Ratio (OR) tidak berpengaruh positif signifikan terhadap Earning After Tax (EAT), karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk di lealisir

Toksisitas akut Berdasarkan data yang tersedia, kriteria klasifikasi tidak terpenuhi.. Korosi kulit/iritasi Menyebabkan

Dapat disimpulkan ekstrak etanol kulit manggis menurunkan parasitemia dan ekstrak etanol kulit manggis (dosis 2,5 mg) sebanding dengan terapi tunggal artemisinin