PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA MATERI SISTEM
EKSKRESI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA N 1 SIPOHOLON
T. P. 2012/2013
Oleh: Delita Hutajulu NIM 409141011
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Delita Hutajulu dilahirkan di Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara pada
tanggal 16 Desember 1990. Ayahanda bernama D. Hutajulu (Alm) dan Ibunda
bernama L. Silalahi, dan merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara. Pada tahun
1996 penulis memasuki pendidikan pertama di TK Yayasan Kemala Bhayangkari
Tarutung dan dibina selama satu tahun. Pada tahun 1997 penulis masuk di SD
Negeri 178492 Perumnas Pagarbatu dan lulus tahun 2003. Pada tahun 2003
penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Sipoholon dan lulus pada tahun
2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Sipoholon
dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Kasih atas segala
karunia dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penelitian dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Skripsi berjudul “Perbandingan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa yang Diajar
dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division (STAD) dengan Tipe Think Pair Share (TPS) pada Materi Sistem
Ekskresi Pada Manusia di Kelas XI IPA SMA N 1 Sipoholon Tahun
Pembelajaran 2012/2013” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada : Bapak
Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, motivasi dan masukan yang bermanfaat bagi
penulis sejak awal sampai akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. Djongken Simamora, M.Pd, Bapak Dr.
Hasruddin, M.Pd, dan Ibu Dra. Melva Silitonga, MS, selaku dosen penguji yang
telah banyak memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian
sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
Bapak Drs. Setia Ginting selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan saya motivasi dan bimbingan selama menjalani studi. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. H. Tri Harsono, M.Si selaku Ketua
Jurusan Biologi, Ibu Dra. Hj. Cicik Suriani, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan
Biologi dan staf pegawai di jurusan biologi yang telah banyak membantu dalam
proses pengerjaan skripsi ini. Ucapan terimakasih kepada Bapak Eduward
Lumban batu, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA N 1Sipoholon, Bapak Buala
Junaedi Sianturi, S.Pd selaku guru biologi (pamong) untuk bimbingannya selama
v
kepada siswa kelas XI IPA-1 dan XI IPA-3 yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh penulis.
Teristimewa penulis sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibunda tercinta Lumongga br. Silalahi yang menjadi motivasi bagi penulis untuk
memberikan yang terbaik dalam penyelesaian penelitian ini, juga kepada kakak
saya Vivin Lian Hutajulu, SE, adik-adik saya: Fitrie Hutajulu, Putra Hutajulu,
Veni Agape Hutajulu, Ivo Nia Hutajulu, Evo Nia Hutajulu dan seluruh keluarga
yang memberikan doa dan motivasi yang baik. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada kelompok kecil Agave SG (Kak Retni, Agnes, Hia, Melda,
Setia), yang telah memotivasi dan mendoakan penulis selama ini ‘All is well’,
Bapak Marlin Hutajulu, S.Th selaku Gembala GBI Betlehem dan kakak rohani
saya Eva Purba, S.Pd, yang senantiasa memberikan semangat dan doa bagi
penyelesaian studi saya selama ini, buat sahabatku Dayfreeri Ayu Simaremare
sebagai teman seperjuangan penulis selama ini yang memberikan banyak
dukungan, pengertian serta harapan-harapan yang baik, Dian Puspita Hutasoit,
Lisnawaty Simanjuntak terimakasih buat semangat dan pengertiannya, terkhusus
juga buat teman seperjuangan keluarga besar Bio DIK B 2009, teman-teman kost
Gg. Bersama No 7 yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu dan seluruh
komponen pelayanan UKMKP- UP FMIPA UNIMED.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bisa bermanfaat dalam memperkaya khasanah dalam ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2013
Penulis,
PPERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT
TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA MATERI SISTEM
EKSKRESI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA N 1 SIPOHOLON
T.P. 2012/2013
Delita Hutajulu (NIM 409141011) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar dan aktivitas siswa yang diajar menggunakan model STAD dengan TPS pada materi Sistem Ekskresi Manusia di kelas XI IPA SMA N 1 Sipoholon. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan populasi yang terdiri dari tiga kelas dengan jumlah siswa 96 orang. Pengambilan sampel secara random (random sampling) dan didapat dua kelas sebagai sampel yaitu kelas XI 1 dan XI IPA-3 yang berjumlah 64 orang. Kelas XI IPA-1 diajarkan dengan model STAD dan XI IPA-3 dengan model TPS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan berganda yang berjumlah 30 buah yang digunakan sebagai soal pre-test dan post-test.
Rata-rata hasil belajar yang didapatkan untuk kelas TPS sebasar 82,00 lebih tinggi dibanding kelas STAD yaitu sebesar 76,32 sehingga terdapat perbandingan nilai STAD : TPS, yaitu 1: 1,07. Peningkatan nilai dari pre-test ke post-test untuk kelas STAD sebesar 29,39 dan untuk kelas TPS 34,10. Nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada kelas STAD adalah 90,72% dengan kategori sangat baik, sedangkan pada kelas TPS adalah 93,05% dengan kategori sangat baik.
Uji prasyarat analisis data menunjukkan bahwa data hasil penelitian berdistribusi normal dan kedua kelas sampel memiliki kesamaan varians (homogen). Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji t menghasilkan thitung = -2,28 dan ttabel= 2,00 dengan dk=60 dan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan kriteria Ho diterima jika – t1 – ½ α <t < t1 - ½ α , maka penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe STAD dengan TPS pada materi Sistem Ekskresi Manusia di Kelas XI IPA SMA N 1 Sipooholon.
THE COMPARISON OF STUDENT’S LEARNING AND ACTIVITY RESULT TAUGHT BY COOPERATIVE MODEL STUDENT
TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TYPE WITH THINK PAIR SHARE (TPS) TYPE ON HUMAN
URINARIA SUBJECT IN XI IPA GRADE OF SMA N 1 SIPOHOLON
ACADEMIC YEAR 2012/2013 Delita Hutajulu (NIM 409141011)
ABSTRACT
The aim of this research was to know the comparison of student’s learning and activity result taught by STAD and TPS model on Human Ekskresi subject in XI IPA Grade of SMA N 1 Sipoholon. This research was an experiment research where the population was all the students of XI IPA grade that consist of three class that have 96 students. Taking sample method is done by using random sampling and two class has been made as the sample is XI IPA-1 class and XI IPA-3 class that have 64 students. Xi IPA-1 as the first experiment class taught by STAD type and XI IPA-3 as the second class taught by TPS type. The instrument in this research is made in multiple choice test which have 30 numbers using as pre-test and post-test.
The learning result have mean 82,00 for TPS class is higher than STAD class that have mean 76,32, so there was comparison between STAD : TPS, about 1: 1,07. The improvements from pre-test result to post-test result for STAD class is 29,39 and 34,10 for TPS. The activity result mean 90,72% with very good category for STAD class and TPS class have 93,05% that very good category.
Prerequisite test of analysis consisted of normality test and homogeneity test. The result was showed that all groups were in normal distribution and the sample have same of varians value (homogeneous data). The analysis data or hypothesis test used t test that showed tcount= -2,28 and ttable= 2,00 with significance level 0,05. Based on the criteria that Ho accepted if – t1 – ½ α<t < t1 -
½ α, so that this research rejected Ho and accepted Ha. The conclusion of this research is there is difference of student’s learning result taught by STAD model and Jigsaw model on Human Ekskresion subject in XI IPA Grade of SMA N 1 Sipoholon academic year 2012/2013.
DAFTAR ISI
Halaman
Lembaran Pengesahan i
Abstrak ii
Kata Pengantar vi
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1. Kerangka Teoritis 7
2.1.1. Model Pembelajaran 7
2.1.2. Pembelajaran Kooperatif 8
2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 9 2.1.3.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 9 2.1.3.2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 11 2.1.3.3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 13 2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS 13 2.1.4.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS 14 2.1.4.2. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS 15 2.1.5. Pengertian Hasil Belajar 16 2.1.6. Kajian Materi Pembelajaran Sistem Ekskresi Manusia 17
2.2. Kerangka Konseptual 26
2.7. Hipotesis Penelitian 27
BAB III METODE PENELITIAN 28
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 28 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 28
3.3. Variabel Penelitian 38
3.4. Rancangan Penelitian 29
3.5. Instrumen Penelitian 29
3.6. Prosedur Penelitian 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
4.1. Hasil Penelitian 45
4.1.1. Deskripsi Pembelajaran STAD dan TPS 45 4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian 46
4.1.2.1. Validitas Soal 46
4.1.2.2. Reliabilitas Soal 47
4.1.2.3. Tingkat Kesukaran Soal 47 4.1.2.4. Tingkat Daya Beda Soal 47
4.1.3. Data Hasil Penelitian 47
4.1.3.1. Nilai Pre-Test kelas STAD 47 4.1.3.2. Hasil belajar Kelas STAD 48 4.1.3.3. Nilai Aktivitas kelas STAD 49 4.2.3.1. Nilai pre-test kelas TPS 49 4.2.3.2. Hasil Belajar kelas TPS 49 4.2.3.3. Nilai Aktivitas kelas TPS 50 4.1.4. Uji Persyaratan Analisis Data 50 4.1.4.1. Uji Normalitass Pre- Test dan Post- Test 50 4.1.4.2. Uji Homogenitas Pre-Test dan post-Test 51
4.1.5. Uji Hipotesis 52
4.1.6. Temuan Penelitian 53
4.2. Pembahasan 53
4.2.1. Pembahasan Aktivitas Belajar Siswa 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 57
5.1. Kesimpulan 57
5.2. Saran 58
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 2.1. Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 10 Tabel 2.2. Langkah-langkah Penskoran Untuk Memperoleh Skor
Perkembangan Individu. 12 Tabel 2.3. Skor Perkembangan Individu 12 Table 2.4. Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
dan TPS 16
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 29
Tabel 3.2. Tabel Kisi-kisi Soal Hasil Belajar 30
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Struktur Ginjal dan Nefron 19
Gambar 2.2. Anatomi Paru-paru 22
Gambar 2.3. Penampang Kulit 24
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran 61
Lampiran 2. RPP kelas STAD 64
Lampiran 3. RPP kelas TPS 73
Lampiran 4. Instrumen Tes Hasil Belajar 83
Lampiran 5. Kunci Jawaban 93
Lampiran 6. Perhitungan Validitas 94
Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas 97
Lampiran 8. Perhitungan Tingkat kesukaran 99
Lampiran 9. Perhitungan Daya Beda 102
Lampiran 10. Rata-rata, Standart Deviasi, Varians Data Pretest 106
Lampiran 11. Rata-rata, Standart Deviasi, Varians Data Postest 108
Lampiran 12. Uji Normalitas Data Pretest 110
Lampiran 13. Uji Normalitas Data Postest 112
Lampiran 14. Uji Homogenitas Data Penelitian 114
Lampiran 15. Uji Hipotesis 116
Lampiran 16. LKS kelas STAD 118
Lampiran 17. LKS kelas TPS 144
Lampiran 18. Lembar Observasi STAD Pertemuan I 164
Lampiran 19. Nilai Rata-rata Aktivitas Kelas STAD Pertemuan I 168
Lampiran 20. Lembar Observasi STAD Pertemuan I I 170
Lampiran 21. Nilai Rata-rata Aktivitas Kelas STAD Pertemuan II 174
Lampiran 22. Lembar Observasi TPS Pertemuan I 176
Lampiran 23. Nilai Rata-rata Aktivitas Kelas TPS Pertemuan I 180
Lampiran 24. Lembar Observasi TPS Pertemuan II 182
Lampiran 25. Nilai Rata-rata Aktivitas Kelas TPS Pertemuan II 186
Lampiran 26. Table Uji Validitas 188
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan suatu program pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya;
buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992:4, dalam Trianto
2009:22).
Arends (dalam Trianto 2009: 25), menyeleksi enam model pembelajaran yang
sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, yaitu: presentasi, pengajaran
langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan
masalah, dan diskusi kelas. Arends dan pakar model lain berpendapat, bahwa
tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik di antara yang lainnya, karena
masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik, apabila telah
diujicobakan untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu.
Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih
model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh
karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus memiliki
pertimbangan-pertimbangan. Misalnya, materi pelajaran, tingkat perkembangan
kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedi, sehingga tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Kenyataan yang sering terlihat dan terjadi di dunia pendidikan, bahwa guru
tidak piawai dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran. Bahkan tidak
sedikit dijumpai bahwa kenyataannya masih ada guru yang tidak mengenal
bahkan tidak mengetahui tentang model pembelajaran tersebut. Akibatnya guru
mengajar semua materi pelajaran yang berdampak pada motivasi siswa dalam
belajar, yaitu siswa merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran. Hal tersebut
dapat dilihat dari peran siswa pada saat mengikuti pelajaran, kebanyakan siswa
bersikap acuh tak acuh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berdampak
pada hasil belajar mereka yang rendah. Hal ini membuktikan bahwa model
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap peningkatan motivasi siswa dalam
belajar, yaitu peranan mereka dalam mengikuti pelajaran tersebut yang bermuara
pada hasil belajar.
Seperti yang peneliti amati ketika melaksanakan program PPL di SMP Negeri
3 Pematangsiantar dan saat melakukan observasi di SMA Negeri 1 Sipoholon,
pembelajaran yang berlangsung masih menggunakan metode konvensional
(ceramah), sehingga pembelajaran terasa membosankan dan tidak variatif.
Akibatnya siswa beranggapan bahwa belajar biologi sangat membosankan, tidak
kreatif, sehingga hasil belajar mereka rendah yang dilihat dari nilai ujian mereka
dimana siswa sangat sedikit untuk melewati bahkan mencapai nilai KKM, dimana
nilai KKM mata pelajaran Biologi di sekolah tersebut adalah 70. Demikian juga
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hilda Sastri tahun 2010 di SMA Negeri 4
Pematangsiantar (dalam skripsi), dan sumber yang penulis dapatkan dari sebuah
artikel yang menunjukkan rendahnya hasil belajar siswa akibat rendahnya
motivasi dan peran aktif siswa dalam belajar.
Salah satu model pembelajaran yang dipandang sesuai untuk mengatasi
masalah di atas adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Vygotsky dan
Piaget dalam Nur dan Wikandari, (1998 : 6) dalam belajar siswa lebih mudah
menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling
bekerjasama saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Selain itu
secara empiris penerapan pembelajaran kooperatif ini sudah teruji keberhasilnya
dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Sebanyak 45 penelitian
telah dilaksanakan antara tahun 1972 sampai tahun 1986 yang menyelidiki
pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap aktivitas dan hasil belajar ( Slavin
model pembelajaran koperatif tipe STAD (Student Team Achievment Division)
dan TPS (Think Pair Share), karena model ini dapat mempengaruhi pola interaksi
siswa dalam belajar. Dan model ini dianggap sama-sama kuat perannya dalam
meningkatkan peranan siswa dalam belajar. Dimana dalam proses belajar
dibutuhkan peran dan keterlibatan siswa sepenuhnya secara aktif dan kritis,
sehingga untuk mencapai interaksi tersebut diperlukan komunikasi yang baik yang
dibangun berdasarkan niat dan kemauan siswa.
Model pembelajaran tipe STAD bertujuan untuk memotivasi siswa agar
kembali bersemangat dan saling menolong untuk mengembangkan ketrampilan
yang diajarkan guru, karena pembelajaran dengan model STAD melibatkan siswa
dalam menelaah materi yang tercakup. Selain itu, kelebihan pembelajaran dengan
model STAD adalah: motivasi belajar siswa lebih besar, dapat menjalin kerjasama
yang baik antar siswa, meningkatkan kehadiran siswa dan rasa harga diri karena
lebih banyak tugas yang bisa dilakukan. Sekalipun model pembelajaran ini lebih
menekankan kepada pembentukan kelompok, akan tetapi nilai dan motivasi
belajar siswa secara individu juga tetap dapat berkembang dan meningkat.
TPS (Think Pair Share) pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan
koleganya di Universitas Maryland sesuai dikutip Arends, menyatakan bahwa
Think Pair share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat
variasi suasana pola diskusi kelas. Dimana kelebihan dari model ini adalah:
memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh
pertanyaan yang diajukan oleh guru, memperoleh kesempatan untuk memikirkan
materi yang diajarkan, siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar
pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam
memecahkan masalah, siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena
menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, siswa memperoleh kesempatan untuk
mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada
Model pembelajaran tipe STAD maupun TPS, merupakan bagian dari model
pembelajaran kooperatif yang sangat menekankan kepada pembentukan
kelompok, baik berupa tim maupun berpasangan yang pada dasarnya diperlukan
motivasi, rasa percaya diri dalam diri dan peran aktif siswa. Hal tersebutlah yang
mendasari penulis untuk meneliti perbandingan kedua model tersebut, yaitu untuk
mengetahui perbandingan hasil belajar dan aktivitas siswa melalui sintaks dari
kedua model tersebut, model mana yang lebih efektif untuk digunakan dalam
mengajarkan materi Sistem Ekskresi Manusia di SMA N 1 Sipoholon.
Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan
pengujian terhadap tipe TPS dan tipe STAD untuk menemukan tipe kooperatif
yang paling baik dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
1.2.Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah:
1. Pemilihan strategi pembelajaran yang kurang tepat, sehingga siswa kurang
berminat untuk belajar.
2. Hasil belajar siswa yang rendah karena motivasi belajar yang kurang.
3. Kurangnya peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar, karena kegiatan
belajar masih bersifat individual.
1.3.Batasan Masalah
Agar penelitian nantinya tidak meluas maka peneliti membatasi masalah
penelitian. Adapun batasan penelitian ini hanya pada masalah perbandingan hasil
belajar serta peran siswa dalam aktivitas belajar tersebut, dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievment Division (STAD)
dengan tipe Think Pair Share (TPS) pada sub materi pokok Sistem Ekskresi pada
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil
belajar dan aktivitas belajar di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sipoholon Tahun
Pelajaran 2012/ 2013?
2. Apakah penerapan model kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan hasil belajar
dan aktivitas belajar di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sipoholon Tahun Pelajaran
2012/ 2013?
3. Apakah ada perbedaan hasil belajar dan aktivitas siswa yang diajar dengan
menggunakan model kooperatif tipe STAD dan TPS pada materi Sistem
Ekskrsi Manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sipoholon Tahun Pelajaran
2012/ 2013?
1.5.Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar dan aktivitas siswa pada pembelajaran Sistem
Ekskresi Manusia yang diajarkan dengan menggunakan model kooperatif tipe
STAD di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sipoholon Tahun Pelajaran 2012/ 2013.
2. Untuk mengetahui hasil belajar dan aktivitas siswa yang diajarkan dengan
model kooperatif tipe TPS di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sipoholon Tahun
Pelajaran 2012/ 2013.
3. Untuk mengetahui hasil belajar dan aktivitas siswa dari penerapan model
kooperatif tipe STAD dan TPS pada pembelajaran Sistem Ekskresi Manusia di
1.6. Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam pemilihan model mengajar yang lebih
sesuai untuk lebih memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan belajar.
2. Sebagai bahan informasi bagi pembaca tentang manfaat model kooperatif
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraiakan di muka, maka
dapat disimpulkan:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil beelajar
siswa dari 46,93 menjadi 76,32 juga meningkatkan aktivitas siswa dari 77,90%
menjadi 90,72% pada materi Sistem Ekskresi Pada Manusia di kelas XI IPA
SMA N 1 Sipoholon.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dari 47,90 menjadi 82,00 juga meningkatkan aktivitas siswa dari 87,90%
menjadi 93,05% pada materi Sistem Ekskresi Pada Manusia di kelas XI IPA
SMA N 1 Sipoholon.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TPS dapat meningkatkan hasil
belajar dan aktivitas siswa pada materi Sistem Ekskresi Pada Manusia di kelas
XI IPA SMA N 1 Sipoholon T.P 2012/2013, dimana tipe yang lebih unggul
5.2. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka beberapa hal yang dapat disarankan peneliti
adalah:
1. Bagi guru biologi SMA N 1 Sipoholon agar berkenan mencoba
menggunakan model pembelajaran TPS dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Dalam pelaksanaan model ini, guru juga harus memilih materi yang sesuai
dengan model yang akan digunakan dalam pembelajaran supaya tujuan
pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.
3. Bagi peneliti yang mencoba melakukan penelitian dengan model ini pada
waktu dan objek yang berbeda, agar lebih meminimalisasi kendala-kendala
dalam penelitian terutama dalam penguasaan kelas dan pemakaian waktu.
4. Bagi peneliti yang mencoba melakukan penelitian dengan model ini agar
lebih kreatif lagi dalam membuat LKS siswa pada masing-masing
1
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S., (2012), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Broussard, Coates. S., (2002), The Relationship Between Classroom Motivation and Academic Achievement in First and Third Graders, Thesis,
Louisiana State University and Agricultural and Mechanical College, Louisiana State University.
Djamarah, S., (2010), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed.
Hamalik, Oemar., (2001), Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta.
Harahap,K. (2010). Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dengan Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem di Kelas X SMA UISU Medan. Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Jones, Brett. D. (2009), Motivating Students to Engage in Learning: The Music Model of Academic Motivation, International Journal of Teaching and Learning in Higher Education, volume 21, page 272-286.
Rosmaini,S, Suryawati dan Mariani., (2004), Penerapan Pendekatan Struktural Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa kelas I.7 SLTPN 20 PekanBaru pada Pokok Bahasan keanekaragaman Hewan T.A 2002/ 2003, Jurnal Biogenesis 1: 1 - 14
Rustam dan Mansyur, Ali., (2007), Peningkatan Aktivitas dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 7 Tuban Melalui Pembelajaran Kooperatif TPS, (Artikel pendidikan), Jawa Barat.
Sagala, S., (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin , Robert E, (2005). Cooperative Learning. Nusa Media,Bandung.
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandunng.
2
Trianto. (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif–Progresif, Penerbit Kencana, Surabaya.
Wiyono, Budi. B., (2002), Hubungan Lingkungan belajar, Kebiasaan Belajar, dan Motivasi belajar dengan Prestasi Belajar Siswa, Forum Penelitian, vol 1, halaman 28-36.
Wikandari dan Nur, (1998), Pembelajaran Kooperatif, Penerbit Kencana, Surabaya.