xv ABSTRAK
EVALUASI PENGENDALIAN INTERN SISTEM PRODUKSI
(Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara VII )ANNE SHINTA KUSUMARINI NIM: 112114070
UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengevaluasi apakah pengendalian intern sistem produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VII berjalan sesuai dengan lima komponen dalam pengendalan intern menurut COSO (Committe Of Sponsoring Organization) (2) untuk mengevaluasi apakah pengendalian intern sistem produksi pada PT.Perkebunan Nusantara VII sudah efektif.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis derkriptif. Cara menganalisis pelaksanaan pengendalian intern sistem produksi dengan uji kepatuhan menggunakan metode fixed-sample-size attribute samplinguntuk mengetahui apakah pengendalian intern sistem produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VII sudah efektif.
xvi ABSTRACT
EVALUATION OF PRODUCTION SYSTEM INTERNAL CONTROL (A Case study at PT. Perkebunan Nusantara VII)
ANNE SHINTA KUSUMARINI NIM: 11211407
UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016
The purposes of this research are (1) to evaluate the internal control of the production system in PT. Perkebunan Nusantara VII, (2) to evaluate whether the internal control of production system in PT. Perkebunan Nusantara VII has been or not.
The research is a case study. Data wascollected by observation, interview, and documentation. The data analysis was descriptive. The analysis of production system internal control was using the compliance test with fixed-sample-size attribute sampling.
The results was showed that (1) The implementation of internal control in PT. Perkebunan Nusantara VII was not fully in accordance with the five components from the theory of COSO (Committe of Sponsoring Organization) (2) the internal control of production system was not effective.
i
EVALUASI PENGENDALIAN INTERN SISTEM PRODUKSI (Studi Kasus Pada PT Perkebunan Nusantara VII)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Anne Shinta Kusumarini NIM : 112114070
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka
kamu akan mendapat; ketoklah, maka akan dibukakan
bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan
setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang
mengetok, baginya pintuakan dibukakan .”
(Matius 7:7-8)
Sebuah karya dan bukti perjuangan yang Kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus tercinta
Mamak Bapak tersayang
Adikku Melly yang terkasih
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Sistem Produksi”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Saya menyadari bahwa skripsi ini berhasil disusun berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. H. Herry Maridjo, Dr., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. YP Supardiyono, M.Si,Akt.,QIA.,CA selaku Kepala Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Ilsa Haruti Suryandari,S.E., S.I.P., M.Sc.,Ak.,CAselaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto M.Si.,QIA.,Ak.,CA selaku Dosen Pendamping Akademik yang selalu membantu dalam masa-masa perkuliahan saya.
6. PT. Perkebunan Nusantara VII yang telah bersedia menjadi tempat penelitian dan memberikan informasi kepada penulis dalam penyususnan skripsi.
7. Mamak, Bapak, dan adikku Melly yang selalu mendukung, memberi semangat dan selalu mendoakan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
8. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan dukungan dan saling mendoakan satu dengan yang lain.
ix
BAB I : PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA... 7
A. Sistem... 7
B. Pengendalian Intern... 10
C. Efektivitas... 18
D. Sistem Produksi... 10
E. Aktivitas Pengendalian yang Diperlukan dalam Transaksi Manufaktur... 23
F. Pengujian Kepatuhan ... 24
x
BAB III : METODE PENELITIAN... 29
A. Jenis Penelitian... 29
B. Waktu dan Tempat Penelitian... 29
C. Subjek dan Objek Penelitian... 29
D. Data Penelitian... 30
E. Teknik Pengumpulan Data... 30
F. Teknik Analisis Data... 31
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 37
A. Sejarah PT. Perkebunan Nusantara VII... 37
B. Visi dan Misi perusahaan... 38
C. Aset Perusahaan... 39
D. Komoditas Unit Usaha... 39
E. Produk yang Dihasilkan... 40
F. Kehidupan Sosial Kemasyarakatan... 40
G. Struktur Organisasi,Job Deskdan Jam Kerja... 41
H. Pengendalian Intern Sistem Produksi Pada PT.Perkebunan Nusantara VII... 48
BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 63
A. Gambaran Data ... 63
B. Analisis Data... 63
C. Pembahasan... 85
BAB VI : PENUTUP... 89
A. Kesimpulan... 89
B. Keterbatasan dalam Penelitian... 89
C. Saran ... 90
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar Aliran Aktivitas Pengadaan Bahan Baku... 50
Gambar 2 Gambar Aliran Aktivitas Produksi... 52
Gambar 3 Gambar Aliran aktivitas Penyerahan Barang Kegudang... 54
Gambar 4 Gambar Aliran Aktivitas Akuntansi... 56
Gambar 5 Penentuan Besarnya Sampel, Keandalan 95%...88
Gambar 6 Evaluasi Hasil, Keandalan 95%...89
Gambar 7 Dokumen Berita Acara... 92
Gambar 8 Laporan Produksi Harian... 93
Gambar 9 Laporan Barang Jadi... 94
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perbandingan 5 komponen sistem pengendalian intern menurut COSO(Committe Of Sponsoring Organization) dengan pengendalian yang telah diterapkan pada PT Perkebunan
Nusantara VI ... 63
Tabel 1 Perbandingan 5 komponen sistem pengendalian intern menurut COSO(Committe Of Sponsoring Organization) dengan pengendalian yang telah diterapkan pada PT Perkebunan Nusantara VI (lanjutan)... 64
Tabel 1 Perbandingan 5 komponen sistem pengendalian intern menurut COSO(Committe Of Sponsoring Organization) dengan pengendalian yang telah diterapkan pada PT Perkebunan NusantaraVII (lanjutan)... 65
Tabel 1 Perbandingan 5 komponen sistem pengendalian intern menurut COSO(Committe Of Sponsoring Organization) dengan pengendalian yang telah diterapkan pada PT Perkebunan Nusantara VI (lanjutan) ... 66
Tabel 1 Perbandingan 5 komponen sistem pengendalian intern menurut COSO(Committe Of Sponsoring Organization) dengan pengendalian yang telah diterapkan pada PT Perkebunan Nusantara VII (lanjutan)... 67
Tabel 1 Perbandingan 5 komponen sistem pengendalian intern menurut COSO(Committe Of Sponsoring Organization) dengan pengendalian yang telah diterapkan pada PT Perkebunan Nusantara VII (lanjutan)... 68
Tabel 2 Hasil pemeriksaan dokumen penerimaan bokar ... 70
Tabel 2 Hasil pemeriksaan dokumen penerimaan bokar (lanjutan)... 71
Tabel 2 Hasil pemeriksaan dokumen penerimaan bokar (lanjutan)... 72
Tabel 3 Hasil pemeriksaan dokumen monitoring pelaksanaan produksi harian... 73
Tabel 3 Hasil pemeriksaan dokumen monitoring pelaksanaan produksi harian (lanjutan)... 74
xiii
Tabel 4 Hasil pemeriksaan dokumen barang jadi... 76 Tabel 4 Hasil pemeriksaan dokumen barang jadi (lanjutan)... 77 Tabel 4 Hasil pemeriksaan dokumen barang jadi(lanjutan)... 78 Tabel 5 Hasil pemeriksaan dokumen pengiriman barang jadi
kegudang... 79 Tabel 5 Hasil pemeriksaan dokumen pengiriman barang jadi
kegudang (lanjutan)... 80 Tabel 5 Hasil pemeriksaan dokumen pengiriman barang jadi
xiv
DAFTAR SINGKATAN
SINGKATAN KEPANJANGAN
AUPL Achieved upper precission limit BOKAR Bahan Olah Karet
COSO (Committe Of Sponsoring Organization)
CP Corpotare Plane
CSR Corporate Social Responsibility DUPL Desired upper precission limit K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja LG basah Low gradebasah
LG kering Low gradekering
PTPN VII PT Perkebunan Nusantara VII
xv ABSTRAK
EVALUASI PENGENDALIAN INTERN SISTEM PRODUKSI
(Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara VII )ANNE SHINTA KUSUMARINI NIM: 112114070
UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengevaluasi apakah pengendalian intern sistem produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VII berjalan sesuai dengan lima komponen dalam pengendalan intern menurut COSO (Committe Of Sponsoring Organization) (2) untuk mengevaluasi apakah pengendalian intern sistem produksi pada PT.Perkebunan Nusantara VII sudah efektif.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis derkriptif. Cara menganalisis pelaksanaan pengendalian intern sistem produksi dengan uji kepatuhan menggunakan metode fixed-sample-size attribute samplinguntuk mengetahui apakah pengendalian intern sistem produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VII sudah efektif.
xvi ABSTRACT
EVALUATION OF PRODUCTION SYSTEM INTERNAL CONTROL (A Case study at PT. Perkebunan Nusantara VII)
ANNE SHINTA KUSUMARINI NIM: 11211407
UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016
The purposes of this research are (1) to evaluate the internal control of the production system in PT. Perkebunan Nusantara VII, (2) to evaluate whether the internal control of production system in PT. Perkebunan Nusantara VII has been or not.
The research is a case study. Data wascollected by observation, interview, and documentation. The data analysis was descriptive. The analysis of production system internal control was using the compliance test with fixed-sample-size attribute sampling.
The results was showed that (1) The implementation of internal control in PT. Perkebunan Nusantara VII was not fully in accordance with the five components from the theory of COSO (Committe of Sponsoring Organization) (2) the internal control of production system was not effective.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan dan perkembangan lingkungan dunia usaha pada masa saat ini telah berkembang sangat cepat dan pesat. Persaingan usaha antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya juga berlangsung secara ketat, kondisi ini mengakibatkan seluruh perusahaan penghasil barang dan jasa harus menghadapi lingkungan persaingan usaha yang semakin kompetitif dan menuntut penggunaan sumber daya yang efisien dan ekonomis serta konsisten dalam menghasilkan produk barang jadi. Untuk menghasilkan barang jadi yang baik pastinya diperlukan bahan baku yang baik pula dan proses produksi yang tepat.
Sejalan dengan perkembangan usaha dan semakin banyaknya karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut tidak menutup kemungkinan jika ada kecurangan yang dilakukan oleh karyawannya. Dengan alasan ini memungkinkan perusahaan membutuhkan alat untuk tetap melakukan pengawasan terhadap proses produksi secara tidak langsung yang memberikan keyakinan bahwa apa yang telah dilaporkan memang benar-benar dapat dipercaya. Salah satu alat ini yaitu pengendalian intern.
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”. Dalam suatu perusahaan, pengendalian intern mutlak diperlukan bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan..
Pengendalian intern yang diterapkan pada perusahaan belum tentu baik dan efektif walaupun sudah dapat berjalan selama perusahaan itu didirikan. Dalam suatu sistem ini pasti terdapat kelemahan-kelemahan dan kendala-kendala yang seharusnya dapat diatasi oleh perusahaan. Jika kelemahan itu tidak segera diperbaiki maka perusahaan bisa mengalami kerugian dan jika ini terjadi secara terus menerus bisa saja perusahaan mengalami kebangkrutan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah:
1. Apakah pengendalian intern sistem produksi di PT. Perkebunan Nusantara VII unit usaha Padang Pelawi sudah sesuai dengan 5 komponen pengendalian intern dalam teori COSO (Committe Of Sponsoring Organization)?
2. Apakah pengendalian intern sistem produksi di PT. Perkebunan Nusantara VII unit usaha Padang Pelawi sudah efektif ?
C. Batasan Penelitian
Penulis membatasi masalah yang dibahas mengenai evaluasi efektivitas pengendalian intern sistem produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VII unit usaha Padang Pelawi dilihat dari ada atau tidaknya otorisasi pada setiap dokumen yang berhubungan dengan sistem produksi. D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang akan dibahas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk mengevaluasi apakah pengendalian intern sistem produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VII unit usaha Padang Pelawi telah sesuai dengan lima komponen sistem pengendalian interen padaCOSO(Committe Of Sponsoring Organization).
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan PT. Perkebunan Nusantara VII unit usaha Padang Pelawi diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian bagi manajemen perusahaan dalam memperbaiki sistem pengendalian intern yang telah diterapkan dalam perusahaan khususnya pada sistem produksi.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai permasalahan yang dibahas dalam penulisan ini dan juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama penelitian yang berkaitan dengan evaluasi pengendalian intern sistem produksi pada perusahaan pengolahan karet.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang penerapan 5 komponen sistem pengendalian internCOSO(Committe Of Sponsoring Organization)sistem produksi pada perusahaan.
F. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan
Bab II : Landasan Teori
Pada bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka yang digunakan sebagai dasar dalam mendeskripsikan dan mengevaluasi pengendalian intern sistem produksi.
Bab III : Metode Penelitian
Pada bab ini akan dibahas mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, jenis data yang diperlukan, serta teknik analisis data.
Ban IV : Gambaran Umum Perusahaan
Pada bab ini akan dibahas tentang perusahaan, sejarah berdirinya perusahaan,tujuan didirikannya perusahaan, struktur organisasi, job deskription dan jam kerja, bidang usaha dan fasilita serta sistem pengendalian intern yang diterapkan pada perusahaan.
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Pada bab ini akan dibahas mengenai pengendalian intern sistem produksi dan pengujian evektivitas pengendalian intern sistem produksi.
Bab VI : Penutup
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sistem
1. Definisi Sistem
Menurut Jogiyanto, HM (2008:34), “Sistem(system) dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dan prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.”
Suatu sistem sebenarnya terdiri dari dua bagian, yaitu struktur dan proses. Struktur adalah komponen dari sistem tersebut dan proses adalah prosedurnya. Menurut Mulyadi (2008:2), “Sistem merupakan sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.
dan efisien, subsistem-subsistem ini harus berkaitan satu dengan yang lain. Syarat yang kedua adalah bahwa suatu sistem harus memiliki tiga unsur, yaitu input, proses, dan output. Input adalah penggerak atau pemberi tenaga supaya sistem persebut dapat dioperasikan danproses itu sendiri adalah yang merubah input menjadi output. Sedangkanoutput adalah hasil operasi yang dalam pengertian sederhananya berarti tujuan, sasaran atau target pengoperasian suatu sistem
2. Karakteristik Sistem
Menurut Jogiyanto,HM pada buku Sistem Teknologi Informasi (2008:54) mengemukakan bahwa “Karakteristik yang terkandung didalam sistem meliputi komponen-komponen berikut ini, batasan sistem (boundary), lingkungan luar sistem, penghubung(interface), input,outputproses dan sasaran atau tujuan”.
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan fungsi tertentu dan mempengaruhi proses secara keseluruhan. Contoh, jika perusahaan dipandang sebagai sistem maka, sistem akuntansi adalah subsistemnya.
suatu sistem. Lingkungan luar sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan tapi dapat juga bersifat merugikan sistem. Bila bersifat menguntungkan maka lingkungan tersebut harus tetap dijaga dan di pelihara. Namun bila bersifat merugikan maka harus ditahan dan dikendalikan karena dapat mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
Penghubung sistem adalah media yang menghubungkan antar subsistem yang memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem satu ke subsistem yang lainny. Input adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem. Input dapat dibagi menjadi dua yaitu maintenance inputdan signal input.Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut beroprerasi. Contohnya sistem komputer yang berada didalam sistem komputer. Sedangkan signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan output, contohnya data yang diolah menjadi informasi. Sedangkan keluaran atau output adalah hasil dari energi yang diolah, misalnya informasi keuangan.
menentukan input yang dibutuhkan sistem dan output yang akan dihasilkan sistem.
Dari definisi-definisi diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa sistem merupakan hal yang mendasar dalam suatu organisasi untuk membentuk suatu kesatuan dalam mencapai tujuan tertentu.
B. Pengendalian Intern
1. Pengertian Pengendalian Intern
Adapun pengertian pengendalian internal menurut COSO (Committe of Sponsoring Organization) pada buku Auditing yang disusun oleh Al. Haryono Jusup (2001:252) mendefinisikan sebagai berikut:
“Pengendalian intern sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan personil satuan usaha lainnya,yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut:
(a) keandalan pelaporan keuangan
(b) kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku (c) efektifitas dan efisiensi operasi.
Jadi peneliti penyimpulkan bahwa pengendalian intern merupakan proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi.
2. Konsep Pengendalian Intern
Ada lima komponen struktur pengendalian intern menurut teori COSO (Committe of Sponsoring Organization)yang saling berkaitanyang terdapat pada buku Auditing yang disusun oleh Al. Haryono Jusup (2008:252)yaitu :
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian mempengaruhi suasana organisasi, mempengaruhi kesadaran tentang pengendalian kepada orang-orangnya. Dan merupakan landasan bagi komponen-komponen pengendalian lainnya, dengan menciptakan disiplin dan struktur. menurut Boynton, Johnson, Kell (2003:379-383) ada sejumlah faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas yang diantaranya sebagai berikut:
diharapkan dari mereka. Memberikan bimbingan moral kepada karyawan yang memiliki latar belakang kurang baik yang telah mengakibatkan mereka tidak mempedulikan mana yang baik dan mana yang buruk. Serta mengurangi dan menghilangkan godaan yang dapat mengarahkan tindakan yang tidak jujur dan melawan hukum.
2) Komitmen terhadap kompetensi(commitment to competence). Untuk mencapai tujuan entitas, personel pada setiap tingkatan dalam organisasi harus mencakup pertimbangan manajemen mengenai pengetahuan dan keahlian yang diperlukan, dan bauran dari intelegensi, pelatihan dan pengalaman yang diperlukan untuk mengembangkan kompetensi tersebut.
3) Dewan komisaris dan komite audit.
Komposisi dari dewan komisaris dan komite audit (board of directors and audit committee) dan cara mereka melaksanakan tanggung jawab atas kekuasaan dan kekeliruan memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan pengendalian.
4) Filosofi dan gaya operasi manajemen.
5) Struktur organisasi.
Struktur organisasi (organization structure) berkontribusi terhadap kemampuan suatu entitas utuk memenuhi tujuan dengan menyediakan kerangka kerja menyeluruh atas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas suatu entitas. Struktur organisasi entitas biasanya digambarkan dalam suatu bagan organisasi yang harus secara akurat merefleksikan garis wewenang dan hubungan pelaporan.
6) Penetapan wewenang dan tanggung jawab.
Penetapan wewenang dan tanggung jawab (assignment of authority and responsibility) merupakan perpanjangan dari pengembangan suatu struktur organisasi. Wewenang dan tanggung jawab mencakup penjelasan-penjelasan mengenai bagaimana dan kepada siapa wewenang dan tanggung jawab untuk semua entitas dibebankan, dan harus memungkinkan setiap individu untuk mengetahuai bagaimana tindakannya saling berhubungan dengan individu lainnya dalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan entitas. 7) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.
kebijakan dan prosedur sumber daya manusia (human resource policies and procedures) yang ditetapkan akan menjamin bahwa personil entitas memiliki tingkat integritas, nilai etika, dan kompetensi yang diharapkan.
b. Penaksiran Risiko
Perusahaan harus mewaspadai dan mengelola risiko yang dihadapinya. Perusahaan harus menetapkan tujuan yang terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan, dan aktivitas-aktivitas lainnya sehingga organisasi beroperasi secara harmonis. Perusahaan juga harus menetapkan mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-risiko terkait.
c. Informasi dan Komunikasi
Disekitar aktivitas-aktivitas ini terdapat sistem informasi dan komunikasi. Hal ini memungkinkan karyawan perusahaan mendapatkan dan menukar informasi yang diperlukan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya.
,mencatat, dan melaporkan transaksi perusahaan (termasuk pula kejadian-kejadian dan kondisi) dan menyelenggarakan pertanggungjawaban atas aktivitas dan kewajiban yang bersangkutan. Komunikasi menyangkut pemberian pemahaman yang jelas tentang peran dan tanggung jawab masing-masing individu berkenaan dengan struktur pengendalian intern atas pelaporan keuangan.
d. Aktivitas Pengendalian
Al. Haryono Jusup (2010:263) juga mengemukakan dalam buku Auditingnya bahwa, “Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan”. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan pada berbagai jenjang organisasi dan fungsi.
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit laporan keuangan dikategorikan dengan berbagai cara, yaitu:
1) Pemisahan tugas
berada pada posisi untuk menutupinya dalam pelaksanaan tugas normalnya.
2) Pengendalian pemrosesan informasi
Pengendalian pemrosesan informasi (information processing controls) mengacu pada resiko yang berhubungan dengan otorisasi, kelengkapan dan akurasi transaksi. Terdiri dari 2 kategori, yaitu:
a). Pengendalian umum. Tujuan pengendalian umum (general controls) adalah untuk mengendalikan pengembangan program, perubahan program, operasi komputer, dan mengamankan akses terhadap data dan program.
b). Pengendalian aplikasi. Pengendalian aplikasi (application controls) dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai bahwa pencatatan, pemrosesan dan pelaporan data oleh teknologi informasi secara tepat dilaksanakan untuk aplikasi tertentu.
4) Reviewkinerja
Review digunakan untuk menilai kinerja dan juga dapat digunakan untuk menganalisis dalam perancanaan audit, serta
melakukan review terhadap laporan yang mengikhtisarkan secara terinci dari saldo akun serta melakukan review terhadap kinerja aktual yang dibandingkan dengan anggaran, peramalan atau jumlah periode sebelumnya.
e. Pemantauan
C. Efektivitas
Pada buku Pemeriksaan Kinerja yang disusun oleh Johny Setyawan (1988:56) bahwa,
“Pengertian efektivitas tidak lepas dari pengertian efisiensi karena terdapat hubungan yang erat. Efisiensi dapat dirumuskan dengan melihat kapasitasnya”. Pendek kata merupakan berbandingan antara input dengan output, sedangkan efektivitas dirumuskan sebagai derajad suatu keberhasilan suatu organisasi dalam usahanya untuk mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaa. Jadi sebenarnya pengertian efektivitas berhubungan dengan hasil operasionalnya”.
D. Sistem Produksi
1. Pengertian Siklus Produksi
“Sistem atau siklus produksi berkaitan dengan proses mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Siklus ini meliputi perencanaan dan pengendalian tentang jenis dan jumlah barang yang diproduksi, tingkat persediaan yang harus diselenggarakan, dan transaksi-transaksi serta kejadian-kejadian yang bersangkutan dengan proses produksi” ( AL. Haryono Jusup 2002:151). Transaksi dalam siklus ini dimulai pada saat bahan baku diminta untuk keperlukan produksi, dan diakhiri dengan pengiriman barang yang diproduksi menjadi barang jadi. Transaksi-transaksi dalam siklus ini disebut Transaksi-transaksi-Transaksi-transaksi produksi
2. Fungsi-fungsi serta Pengendalian yang Terkait dengan Siklus Produksi a. Fungsi Penjualan
customer dan menentukan order tersebut ke departemen produksi. Order pelangganyang telah ditulis dalam formulir pemesanan, maka order dari pelanggan dapat diserahkan langsung oleh fungsi penjualan ke fungsi produksi untuk dapat segera diproses. Juka dalam perusahaan yang berproduksi secara massa, fungsi penjualan melayan order dari customer berdasarkan sediaan produk jadi yang ada digudang.
b. Fungsi Otorisasi Produksi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat perintah produksi bagi bagian-bagian yang ada dibawahnya yang akan terkait dalam pelaksanaan proses produksi guna memenuhi perintah produksi dan fungsi penjualan. Fungsi otorisasi produksi berada ditangan departemen produksi dan biasanya dibantu oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi dalam pembuatan order produksi tersebut. Order produksi tersebut dituangkan dalam bentuk tertulis berupa dokumen yang disebut dengar order produksi. Surat order produksi ini dilampiri surat kebutuhan dan daftar kegiatan produksi.
c. Fungsi Produksi
d. Fungsi Perencanaan dan Pengawasan Produksi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membantu Departemen Produksi dalam merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi. Otorisasi pelaksanaan produksi diberikan didepartemen perencanaan dan pengendalian produksi berdasarkan order yang diterima dari pesanan(pembeli) atau analisis taksiran penjualan dan permintaan barang. Dokumentasi otorisasi dilakukan dengan menerbitkan order produksi bernomor urut tercetak. Selain itu dibuat juga laporan permintaan bahan yang menunjukan bahan baku dan bahan lain yang dibutuhkan bahan yang harus dibeli dahulu, maka salah satu copy laporan dikirimkan ke bagian pembelian.
Perencanaan dan pengendalian produksi juga bertanggung jawab atas pemonitoran pemakaian bahan dan tenaga kerja, dan mengikuti perkembangan-perkembangan order produksi sampai order-order tersebut selesai dan ditransfer ke bagian barang jadi. Dalam pelaksanaan tanggungjawab ini, reviewatas laporan aktivitas produksi harian sangat penting artinya.
e. Fungsi Gudang
f. Fungsi Akuntansi Biaya
Fungsi akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mencatat biaya produksi tidak langsung dan biaya non produksi kedalam buku pembantu biaya.
g. Fungsi Akuntansi Umum
Fungsi akuntansi umum bertanggung jawab untuk mencatat transaksi terjadinya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan biaya non produksi kedalam jurnal pemakaian bahan baku dan jurnal umum.
3. Dokumen dan Catatan
Dokumen dan catatan yang digunakan dalam transaksi manufaktur adalah sebagai berikut:
a. Surat Order Produksi
b. Kartu Jam Kerja
Untuk mencatat jam kerja tenaga kerja langsung yang dikonsumsi untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat order produksi.
c. Bukti pengeluaran an penerimaan barang gudang d. Bukti pengembalian barang kegudang
e. Bukti kas keluar f. Laporan produk selesai g. Buku pembantu sediaan
4. Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Manufaktur
Sebagai dasar untuk pengujian pengendaalian dan perancangan program audit untuk pengujian subtantif,berikut ini disajikan sebagai bagan alir sistem informasi akuntansi manufaktur. Dalam bagian ini digambarkan dengan bagan alir sistem informasi akuntansi yang terdiri dari gabungan jaringan prosedur-prosedur yang membentuk sistem tersebut :
a. Prosedur Order Produksi
Prosedur order produksi ditujukan untuk mengkoordinasikan kegiatan pengolahan produk guna memenuhi pesanan pembelian atau kebutuhan produk untuk jangka waktu tertentu.
b. Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang
baku dan bahan penolong kefungsi gudang melalui prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.
c. Prosedur Pengembalian Barang Gudang
Jika jumlah yang diambil dari gudang lebih banyak dari bahan yang dipakai, pengembalian barang kegudang dilakukan dengan prosedur seperti yang terdapat dalam lampiran.
E. Aktivitas Pengendalian yang Diperlukan dalam Transaksi Manufaktur Menurut Mulyadi dalam buku Auditing(2002:234) aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam transaksi manufaktur adalah sebagai berikut:
1. Pemisahan fungsi akuntansi biaya dari fungsi produksi, fungsi gudang, dan fungsi yang menganggarkan biaya.
2. Pemisahan fungsi gudang dan fungsi produksi.
3. Surat order produksi diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.
4. Daftar kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produksi dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengendalian produksi dan otorisasi oleh kepala fungsi produksi.
5. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan.
6. Kartu jam kerja diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan.
7. Penggunaan tarif biaya overhead pabrik untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk.
9. Surat order produksi, bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, bukti kas keluar, bukti memorial, bernomor urut bercetak dan penggunaannya dipertanggungjawabkan.
10. Penggunaan kartu kos produk untuk mencatat kos produk yang diproduksi.
11. Menggunakan laporan produk selesai untuk menyerahkan produk selesai dari fungsi produksi ke fungsi gudang dan untuk dasar pencatatan kos produk yang diproduksi.
12. Secara periodik dilakukan rekonsilisasi kartu biaya dengan akun kontrol biaya didalam buku besar.
13. Penggunaan panduan akun dan pelaporan biaya produksi pada waktu yang tepat.
F. Pengujian Kepatuhan
Untuk menguji kepatuhan terhadap pengendalian intern dapat dilakukan dengan dua cara pengujian:
1. Pengujian adanya kepatuhan terhadap struktur sistem pengendalian intern. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Pengujian Transaksi dengan Cara Mengikuti Pelaksanaan Transaksi Tertentu.
transaksi tersebut, sejak transaksi itu dimulai hingga transaksi tersebut selesai.
b. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat.
Dalam hal ini akuntan harus memiliki transaksi tertentu kemudian mengikuti pelaksanaan sejak awal sampai selesai melalui dokumen-dokumen yang dibuat dalam transaksi tersebut dan pencatatannya dalam catatan auntansi.
2. Pengujian tingkat kepatuhan terhadap struktur pengendalian intern Dalam pengujian ini dapat dilakukan dengan cara:
a. Mengambil sampel kas masuk dan dengan dokumen pendukung lainnya. Tujuannya untuk memastikan transaksi yang telah terjadi telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwajib.
b. Melaksanakan pengujian yang bertujuan untuk menilai efektivitas pengendalian intern.
G. Statistika Sampling untuk Pengujian Kepatuhan
bagian ini uraian akan dibatasi pada penggunaan attribute sampling dalam pengujian kepatuhan.
Ada tiga modelattribute sampling: 1. Fixed-sample-size attribute sampling
Model pengambilan sampel ini ditujukan untuk memperkirakan persentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi. Model ini terutama digunakan jika akuntan melakukan pengujian pengendalian terhadap suatu unsur pengendalian intern, dan akuntan tersebut memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan (kesalahan).
Prosedur dalam pengambilan sampel pada model ini adalah sebagai berikut:
a) Menentukanattribute sampling yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian intern
b) Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya c) Menentukan besarnya sampel
d) Memilih anggota sampel dari seluruh anggota populasi
e) Memeriksa terhadap attribute yang menunjukan aktivitas unsur pengendalian intern
f) Evaluasi hasil pemeriksaan terhadapattributeanggota sampel 2. Stop-or-go sampling
yang diperkirakan dalam populasi sangatlah kecil.Prosedur yang harus ditempuh oleh auditor dalam menggunkan stop – or – go sampling adalah sebagai berikut :
a. Tentukandesired upper precision limitdan tingkat keandalan b. Gunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian
pengendalian guna menentukan sampel pertama yang harus diambil c. Buatlah tabelstop – or – go decision
d. Evaluasi hasil pemeriksaan tehadap sampel 3. Discovery sampling
Model pengambilan sampel ini cocok digunakan jika tingkat kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat rendah (mendekati nol). Dalam model ini akuntan menginginkan kemungkinan tertentu untuk menemukan paling tidak satu kesalahan, jika kenyataannya tingkat kesalahan sesungguhnya lebih besar dari yang diharapkan. Discovery samplingdigunakan akuntan untuk menemukan kecurangan, pelanggaran yang serius dari unsur pengendalian intern, dan ketidakberesan yang lain.Prosedur pengambilan sampel dalam discovery sampling adalah sebagai berikut:
a. Menentukanattributeyang akan diperiksa
b. Tentukan populasi dan besar populasi yang akan diambil sampelnya
c. Tentukan tingkat keandalan
e. Tentukan besarnya sampel f. Periksaattribute sample
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu penelitian yang memusatkan pada objek penelitian tertentu dengan mempelajarinya sebagai studi kasus. Data yang diperoleh disusun dan dipelajari menurut urutannya dan dihubungkan satu dengan yang lainnya secara menyeluruh sehingga kesimpulan yang dapat diambil hanya berlaku untuk tempat yang diteliti saja.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April 2015. 2. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VII bagian produksi karet unit Padang Pelawi, Bengkulu.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang mengerti tentang sistem produksi pada perusahaan tersebut, diantaranya pimpinan, karyawan bagian produksi, dan bagian administrasi.
2. Objek penelitian
D. Data penelitian
Data yang dibutuhkan oleh penulis dari perusahaan dalam penelitian ini adalah:
1. Gambaran umum perusahaan
2. Sejarah dan perkembangan perusahaan 3. Prosedur kegiatan produksi
4. Fungsi-fungsi yang terkait dengan sistem produksi
5. Dokumen sumber dan dokumen pendukung dalam sistem produksi 6. Pengendalian intern produksi
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mengutip data perusahaan. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum perusahaan dan siklus produksi perusahaan.
2. Wawancara
Peneliti juga melakukan wawancara langsung pada manajer atau karyawan yang bersangkutan, yang berkaitan dengan subjek dan objek penelitian.
3. Observasi
a. Order produksi
b. Laporan permintaan bahan baku c. Laporan aktivitas produksi harian d. Laporan produksi selesai
e. Laporan pengiriman barang kegudang
F. Teknik Analisis Data
Teknik yang dipakai adalah Teknik Deskriftif, yaitu teknik yang mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menganalisis data mengenai pengendalian intern terhadap sistem produksi pada perusahaan, sehingga memberikan gambaran yang cukup jelas untuk menarik kesimpulan tentang keefektifan pengendalian intern tersebut.
1. Untuk menjawab pertanyaan pertama
Untuk mengevaluasi apakah pengendalian intern sistem produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VII sudah berjalan sesuai dengan kelima komponen pengendalian intern menurut COSO(Commite Of Sponsoring Organization) adalah:
a). Mendeskripsikan dan memahami pengendalian intern sistem produksi dan juga melihat apakah ada fungsi penjualan, otorisasi produksi, produksi, perencanaan dan pengawasan produksi, gudang, fungsi akuntansi biaya, dan fungsi akuntansi umum.
b). Mendeskripsikan adanya pemisahan fungsi.
d). Membandingkan secara satu persatu dari kelima komponen struktur pengendalian intern menurut teori COSO (Committe of Sponsoring Organization) dengan kegiatan pengendalian yang telah dilakukan pada perusahaan, dangan begitu peneliti dapat mendeskripsikan pengendalian intern yang sudah berjalan apakah sudah sesuai dengan kelima komponen struktur pengendalian intern menurut teori COSO (Committe of Sponsoring Organization) yaitu lingkungan pengendalian , penaksiran resiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian serta pemantauan dan membandingkannya dengan kegiatan serta penerapan pengendalian pada perusahaan pada saat dilakukannya penelitian. Cara yang dilakukan dalam membandingkan semua teori dengan praktiknya digambarkan dalam tabel. Dengan dibuatnya tabel diharapkan para pembaca dapat dengan mudah membandingkan antara teori dengan praktik apakah sudah terlaksana atau belom.
2. Untuk menjawab permasalahan kedua
belum yakin dengan sistem pengendalian yang sudah ada pernah diteliti atau belum.
Pengambilan sampel dengan metode ini ditujukan untuk memperkirakan persentase terjadinya mutu tertentu dengan populasi. Model ini terutama digunakan jika melakukan pengujian terhadap suatu unsur pengendalian intern dan dalam pengujian tersebut akan menjumpai beberapa kesalahan.
Adapun prosedurnya adalah:
a) Menentukan atribut yang akan diperiksa dalam penelitian ini tandatangan atau otorisasi dari pihak berwenang.
b) Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya. Dokumen yang akan dipakai untuk mengambil sampel adalah dokumen tahun 2015 dari bulan Januari sampai April . Dokumen yang dimaksud adalah Order produksi, Laporan permintaan bahan, Laporan aktivitas peoduksi harian,Laporan produksi selesai, Laporan pengiriman kegudang
c) Menentukan besarnya sampel. Untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil dari populasi tersebut secara statistik, maka terlebih dahulu ditentukan:
1. Tingkat keandalan atau disingkat R%.
Dalam pengujian kepatuhan ini menggunakan tingkat keandalan 95%.
Dalam pengujian ini peneliti menentukan taksiran presentase kesalahan dalam populasi sebesar 5%.
3. Penentuan batas ketepatan atas yang diinginkan( desired upper precision limit atau DUPL). Peneliti menentukan batas maksimum kesalahan yang masih dapat diterima sebesar 5%. Setelah itu lihat tabel penentu besarnya sample dengan tingkat keandalan 95%. Adapun cara untuk menetukan besarnya sampel dari tabel tersebut dengan cara:
1. Lihat kolom taksiran persentasekesalahan populasi (expected percent rate of occurrence) pada tabel tersebut,cari angka 1%.
2. Cari DUPL (baris diatas) sebesar 5%.
3. Cari penentuan antara kolom accurrence rate 1% dengan DUPL 5%
4. Kolom accurrence rate 1% dengan DUPL 5% bertemu pada angka 100. Artinya sampel yang harus di ambil adalah sebesar 100.
Dalam penentuan accurrence rate 1% peneliti telah melakukan perhitungan terhadap 100 dokumen acak dan telah ditemukan 1 kesalahan, dengan begitu peneliti dapat memperhitunganaccurrence rate
dengan cara: × 100% = 1%.
Dalam penelitian ini, pemilihan anggota 100 sampel. Adapun caranya adalah dari keseluruhan populasi akan dikelompokan menurut bulan diterbitkannya dokumen perusahaan (sampel)tersebut. Karena periode penelitian diambil 4 bulan (Januari-April ) maka dari setiap bulannya akan diambil 25 sampel secara acak.
e) Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukan efektivitas unsur pengendalian intern.
Cara pemeriksaan terhadap attribute yang akan menunjukan efektivitas unsur pengendalian intern adalah dari jumlah samplel yang diambil tersebut, kemudian diperiksa attributenya yaitu berupa tandatangan atau otorisasi dari pihak yang berwenang. Jika dari suatu
attribute sampel tersebut ditemukan dokumen yang tidak ada tanda tangan atau otorisasi dari pihak yang berwenang, maka akan dicatat berapa kali ditemukan hal tersebut.
f) Evaluasi hasil pemeriksaan terhadapattributeanggota sampel
Untuk menentukan efektivitas suatu unsur sistem pengendalian intern tersebut, digunakan tabel evaluasi hasil yang memiliki tingkat keandalan sesuai dengan yang digunakan untuk menentukan besarnya sampel yang lalu. Dengan tabel (lampiran) tersebut dapat ditemukan berapaachieved upper precisioon limit(AUPL).
2. Dalam kolom sample size, dicari angka sebesar sample yang telah dipilih yaitu 100
3. Dari angka sample size kemudian pencarian diarahkan kekanan secara horizontal untuk menemukan angka kesalahan yang dicari.
4. Dari angka kesalahan jika ditarik secara horizontal ke kiri didapati sample size, ditarik vertikal keatas untuk menemukan achieved upper precision limit. Lalu di bandingkan AUPL dengan DUPL.
37
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah PT. Perkebunan Nusantara VII
Kronologis berdirinya Unit Usaha Padang Pelawi diawali dengan terbitnya Surat Menteri Pertanian No. 518/Mentan/VI/1980 tanggal 6 Juni 1980 perihal penugasan kepada Direksi PT Perkebunan di Indonesia termasuk PT Perkebunan XXIII (Persero) Surabaya untuk mengadakan penjajakan dan penelitian kemungkinan pelaksanaan perkebunan inti rakyat (PIR) di daerah Bengkulu yang dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan Dirjen BUN/Dirjen Trans dan PEMDA Tk. I Bengkulu. Dalam surat dari Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian Republik Indonesia No. 949/E/VII/1980 tanggal 17 Juli 1980 Perihal mohon bantuan kepada Gubernur Kepala Daerah Tk. I Bengkulu untuk penyediaan tanah kebun inti PTP XXIII danStart-up Projectdalam rangka proyek NES VI di Bengkulu. Terbitnya Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Bengkulu No. 320/SK/B.IV/1980 tanggal 27 Oktober 1980 tentang penunjukan lokasi tanah untuk proyek PIR/NES V Karet yang dilaksanakan oleh PT. Perkebunan XXIII (Persero) di Kecamatan Seluma Kabupaten Bengkulu Selatan dengan luas pencadangan untuk inti seluas 6.250 Ha.
diuraikan dalam peta situasi lampiran Pemerintah Panitia B Propinsi Bengkulu No. 16/RSLB/B/1988 tanggal 5 April 1988 seluas ± 5.905 Ha yang terletak di Desa Andalas Kecamatan Seluma Kabupaten Bengkulu Selatan Propinsi Bengkulu.
2. Luas yang pasti akan ditentukan kemudian berdasarkan hasil pengukuran dari Instansi Agraria.
3. Hak Guna Usaha berlaku sejak tanggal didaftarkan pada Kantor Agraria Kabupaten yang bersangkutan dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2023. Hak Guna Usaha No. 03/BS dengan surat ukur No. 3046/PT/1988 seluas 5.804 Ha yang dikeluarkan oleh kantor Agraria Bengkulu Selatan tanggal 30 Desember 1988. Kemudian berdasarkan PP No. 12 tahun 1966 tanggal 14 Februari 1996 tertuang dalam Lembaran Negara RI No. 19 Tahun 1996 dan Akte Pendirian di Hadapan Notaris Harun Kamil SH. No. 40 tanggal 11 Maret 1996 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman RI No. C2-8335 HT. 01-01 tahun 1996 tanggal 8 Agustus 1996.
B. Visi dan Misi perusahaan
Membangun tata kelola usaha yang efektif. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders, untuk mewujudkan daya saing guna menumbuh kembangkan perusahaan.
C. Aset Perusahaan
Dalam budidaya karet perusahaan memiliki 9 afdelling dengan yang terdiri dari perkebunan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), Tanaman Menghasilkan (TM) dan afdilling untuk pembibitan dengan luas keseluruhan 5.804 Ha, gedung administrasi,m musola,rumah inap bagi pekerja, gedung pabrik, bengkel, mesin pengolahan karet SIR(Standard Indonesian Rubber) dan RSS Ribber Smoked Sheet), serta genset.
D. Komoditas Unit Usaha
menghasilkan saat ini adalah pohon dari tahun tanam 2003 sampai tahun2007.
E. Produk yang Dihasilkan
PTPN VII (Persero) adalah salah satu perusahaan perkebunan milik negara. Produk utama PTPN VII yaitu karet, minyak sawit, teh dan gula. Tetapi dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada unit usaha perkebunan karet. Dalam komoditi karet ini perusahaan menghasilkan produk SIR(Standard Indonesian Rubber)dan RSS(Ribber Smoked Sheet).
F. Kehidupan Sosial Kemasyarakatan
Dalam programCorporate Social Responsibilty(CSR), PTPN VII (Persero) Unit Usaha Padang Pelawi telah menjalin hubungan yang baik dan bersifat berkesinambungan dengan masyarakat sekitar wilayah kerja dalam pelaksanaan kegiatan berupa kegiatan keagamaan, kegiatan sosial dan kegiatan kebudayaan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain:
1. Kegiatan Keagamaan: Pada bulan Ramadhan, Unit Usaha Padang Pelawi melaksanakan kegiatan rutin yaitu kegiatan Safari Ramadhan ke masjid-masjid di desa sekitar dengan memberikan bantuan-bantuan sarana ibadah.
nilai kebudayaan yang ada di wilayah kerja PTPN VII unit usaha terdapat beragam kebudayaan namun walaupun demikian antara pekerja dan anggota masyarakat yang ada tetap terjalin dengan baik dan saling menghargai satu sama lainnya.
4. Tokoh masyarakat dan tokoh pemerintahan: Dalam menciptakan rasa aman di wilayah kerjanya, Unit Usaha Padang Pelawi telah menjalin hubungan komunikasi dengan tokoh masyarakat dan tokoh pemerintahan. G. Struktur Organisasi,Job Deskdan Jam Kerja
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi berada dilampiran dalam skripsi. 2. Job Desk
a. Direksi
Direksi berwenang untuk menetapkan kebijakan dan mengatur penyerahan kekuasaan direksi kepada seseorang atau beberapa anggota untuk mengambil keputusan atas nama direksi atau mewakili perseroan didalam atau diluar pengadilan. Serta mengatur tentang kepegawaian perseroan termasuk penetapan gaji,pensiun atau tunjangan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja perseroan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
b. Bagian Pengawasan Intern
membina serta memberi penilaian kinerja pekerja.
c. Sekertaris Perusahaan
Sekertaris perusahaan memiliki kewajiban untuk merumuskan kebijakan strategi tatakelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), strategi komunikasi, brand manajemen, pengelolaan hubungan internal dan eksternal dan menjamin manajemen mematuhinya serta merumuskan kebijakan hubungan investor, kelembagaan dan kegiatan protokoler.
d. Direktorat Produksi
Kepala bagian tanaman berkewajiban untuk merumuskan kebijakan dan perencanaan yang berkaitan dengan bidang tanaman dan melaksanakan monitoring dan evaluasi atas kebijakan direksi dibidang tanaman.
f. Kepala Bagian Teknik dan Pengolahan
Kepala bagian teknik dan pengolahan berkewajiban untuk memastikan pelaksanaan pross bisnis dan program kerja di bagian teknik dan pengolahan yang meliputi bidang teknik pabrik, teknik tanaman, teknik sipil dan pengolahan, serta memastikan penyusunan Corporate Plan(CP), Rencana jangka Panjang (RPJ) serta mengkoordinir penyusunan dan pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Rencana Kerja Operasional (RKO) bidang teknik dan pengelolaan sejalan dengan sasaran dan perkembangan perusahaan serta mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaannya.
g. Direktur SDM dan Umum
masyarakat (humas),hukum dan pertahanan.
h. Kepala Bagian Sumber Daya manusia
Kepala bagian sumber daya manusia memiliki kewajiban atas perumusan kebijakan perencanaan dan rekrutmen serta menjamin pelaksanaannya, merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan, pendidikan, training. Merumuskan dan melakasanakan kebijakan sistem remunerisasidan pensiun, sistem informasi SDM, kesehatan pegawai, serta menjamin pelaksanaan pengembangan organisasi, pelaksanaan hubungan industrial dan pelaksanaanknowladgemanajemen.
i. Kepala Bagian Hukum dan Regulasi
Kepala bagian hukum dan regulasi berkewajiban untuk memastikan kelancaran pelaksanaan program kerja di bagian hukum dan regulasi berjalan dengan efektif, sesuai dengan target kerja yang tercantum dalam RKAP dan RKO.
j. Kepala Bagian Umum
Direktur keuangan berkewajiban atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pada seluruh kegiatan yang menyangkut keuangan yang berlaku umum,dan pengelolaan sumber dana dan penggunaan dana yang mendorong peningkatan produktivitas dan pengendalian harga pokok penjualan.
l. Kepala Bagian Keuangan
Kepala bagian keuangan memiliki kewajiban untuk memastikan pelaksanaan kegiatan/program di bagian keuangan berjalan secara efektif dan efisien sesuai Standar oprating Procedure(SOP)
m. Kepala Bagian Pemasaran
Kewajiban dari kepala bagian pemasaran yaitu menyusun, memonitoring dan evaluasi Rencana Kerja Operasional(RKO) dan Rancangan Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) bidang pemasaran, serta melakukan kajian terhadap strategi dan rencana pemasaran hasil produksi, baik untuk pemasaran ekspor maupun pemasaran lokal
n. Direktur Perencanaan dan Pengembangan
pengembangan usaha dam pemasaran yang meliputi penentuan harga jual, stok, produksi,distribusi/penyaluran barang, pengembangan produk dan promosi sehingga mencapai sasaran yang diinginkan.
o. Kepala Bagian Logistik
Kepala bagian logistik memiliki kewajiban untuk memastikan pelaksanaan implementasi kegiatan/program dalam bidang logistik berjalan dengan baik.
p. Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan
Kepala bagian perencanaan dan pembangunan memiliki tanggung jawab dalam pengkajian yang bersifat lintas fungsional dan atau berskala korporat, bertanggung jawab sebagai koordinator dalam pentusuna RJPP(Rancangan Jangka Panjang Perusahaan) serta bertanggung jawab atas pengembangan bisnis baik yang bersifat organik maupun an-organik.
q. Kepala Bagian Teknologi Informasi dan Sistem
memastikan biaya bagian teknologi informasi dan sistem sesuai dengan RKAP.
r. Distrik
Distrik dipimpin oleh general manager, memiliki kewajiban untuk memastikan perumusan kebijakan dan perencanaan yang berkait dengan bidang pelaksanaan operasional perusahaan distrik dan unit, memastikan penyusunan RKAP(Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) dan RKO(Rencana Kerja Oprasional), memastikan penggunaan dan pengendalian biaya efisien dan efektif dengan menggunakan pedoman RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) dan RKO (Rencana Kerja Oprasional) yang telah disahkan, serta memastikan laporan kinerja distrik dan unit lengkap,akurat, dan tepat waktu.
s. Management Representative
Jam kerja kantor pada PT. Perkebunan Nusantara VII yaitu hari senin-sabtu, pada hari senin-jumat jam kerja kantor dimulai pukul 07.00-16.00 WIB, sedangkan pada hari sabtu jam kantor hanya beroperasi mulai pukul 07.00-13.00 WIB.Untuk jam kerja pada pabrik sendiri berbeda dengan jam kerja kantor, jam kerja pabrik terbagi atas 2 bagian yaitu sift dan non-sift. Jika non-sift yaitu dimulai pukul 07.00-15.00 WIB, yang termasuk bukan non-sift yaitu pada bagian Bokar, Packing, laboratorium, falet.
Untuk jam kerja shift itu juga di bagi menjadi 2 bagian, yaitu pengolahan kering dan pengolahan basah,untuk shift I dimulai pukul 07.00-15.00 WIB untuk sift II pikul 15.00-23.00 WIB. Hanya bedanya untuk pengolahan basah ada istirahat total 1 jam di setiap siftnya sedangkan untuk bagian kering tidak ada jam istirahat, hanya saja sistem bergantian.
H. Pengendalian Intern Sistem Produksi Pada PT Perkebunan Nusantara VII
Fungsi penerimaan bokar berperan dalam penerimaan dan pembelian bahan baku dari petani. Pada fungsi ini juga diketahui berapa kadar yang terkandung didalamnya, serta untuk memeriksa apakah karet atau bahan baku berkualitas baik, hal ini dilihat dari banyak atau tidaknya sampah yang terdapat pada bokar, jika terlalu banyak sampah atau kotoran yang ada didalamnya maka bokar akan di kembalikan kepada petani.
Gambar 1: Aliran Aktivitas Penerimaan Bokar Sumber: Pedoman Sistem Manajemen Terpadu PTPN VII
Pelaksanaan Bongkar, Sortir dan Analisa Mutu Bahan Baku
MengirimBerkasPembayaran
Pengumpulan Bahan Baku
TransferFricing Membuat PUK Pembelian Bahan
Baku
tidak
ya Mitra/pihakIII
Memetakan Potensi Bahan Baku
Melaksanakan Penimbangan Menganalisa Pembelian BahanBaku
Menetapkan Harga Beli
setuju dengan harga yang ditawarkan ?
RSS
1. Fungsi Gudang
tidak
ya
Gambar 3: Aliran Aktivitas penerimaan barang kegudang Sumber: Pedoman Sistem Manajemen Terpadu PTPN VII
Menerima Barang dan/ jasa
MemverifikasikanBarang dan/atau jasa
Mengeluarkan barang gudang
Melaporkanpersediaan barang
Mengajukan permintaan
pengeluaran barang Menyimpanbarang gudang
Membuatbukti penerimaan barang
dan/atau jasa Menolak/mengembalikan
d. Fungsi Akuntansi
Gambar 4: Aliran Aktivitas Akuntansi
Sumber: Pedoman Sistem Manajemen Terpadu PTPN VII Tidak
ya
Melakukanjurnal penyesuaian
Melakukan postingjurnal
Penyesuaian Apakah setuju dengan akun jurnal yang dibuat ?
ya
Tidak
Melakukanjurnal transaksi
Melakukanposting jurnal transaksi
2. Pemisahan Fungsi
PT. Perkebunan NusantaraVII Unit Usaha Padang Pelawi memiliki pemisahan fungsi yang berkaitan dengan pengendalian produksi, antara lain fungsi penerimaan bokar, fungsi produksi, fungsi gudang dan fungsi akuntansi. Prmisahan fungsi tertera dalam job desk masing-masing orang yang berwenang yaitu:
a. Petugas PenimbangCrape
Tanggung jawab petugas penimbangcrape:
1. Bertanggung jawab kepada Mandor Pengolahan Basah untuk terlaksananya proses pengolahan basah terutama sesuai dengan ketentuan.
2. Bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan kerjanya. 3. Menjaga aset materi dan sumber daya manusia di bagian
pengolahan serta meningkatkan produktivitas pekerjaannya. b. Sinder Pengolahan
Sinder pengolahan bertanggung jawab atas:
1. Jumlah dan mutu produksi bokar masuk, LG. Basah dan LG. Kering.
3. Menjaga aset materi an sumber daya manusia di bidang pengolahan serta meningkatkan produktivitas pekerja bawahannya, dan
4. Menciptakan hubingan yang baik dalam lingkup pekerja maupun dengan pihak luar yang terkait dengan kegiatan bidang pengolahan.
c. Mandor Penerimaan Bokar
Mandor penerimaan bokar bertanggung jawab untuk :
1. Terlaksananya kegiatan penerimaan bokar di pabrik sesuai ketentuan.
2. Mengawasi proses penerimaan bokar dalam kuantitas maupun kualitas (mutu).
3. Menyediakan data penerimaan bokar yang lengkap dan akurat. 4. Melakukan penjagaan aset materi dan sumber daya manusia di
bagian penerimaan bokar serta meningkatkan produktivitas pekerja bawahannya.
5. Menciptakan hubungan baik dalam lingkungan pekerja maupun dengan pihak-pihak terkait dengan penerimaan bokar.
d. Operator Timbang
Operator Timbang memiliki tanggung jawab untuk :
2. Mengawasi proses penerimaan bokar dalam kuantitas maupun kualitas (mutu) dan menyediaan data penerimaan bokar yang lengkap dan akurat.
3. Menjaga aset materi dan sumber daya manusia di bagian penerimaan bokar serta meningkatkan produktivitas pekerjanya. 4. Menciptakan hubungan yang baik dalam lingkup pekerja
maupun dengan pihak-pihak luar terkait dengan penerimaan bokar.
e. Krani Produksi
Krani produksi atau pengolahan bertanggungjawab kepada sinder pengolahan atas:
1. Kelancaran kegiatan administrasi pengolahan.
2. Melakukan penyimpanan data-data pengolahan dengan baik serta menyediakan data-data yang terkait dengan pengolahan dengan lengkap.
f. Krani Kepala Gudang
Krani kepala Gudang produksi bertanggungjawab kepada kepala TUK ( Tata Usaha dan Kelola) untuk:
1. Mempertanggungjawabkan atas data/laporan penerimaan dan pengeluaran produksi.
2. Melakukan perhitugan jumlah (stok) produksi yang ada dalam gudang produksi.
Petugas P2K3 memiliki tanggung jawab untuk:
1. Terlaksananya kegiatan analiis mutu produk di pabrik sesuai norma.
2. Mengawasi mutu produk sesuai dengan spesifikasi mutu.
3. Bertanggung jawab untuk biaya operasional laboratorium dan menyediakan data administrasi laboratorium yang lengkap dan akurat.
4. Penjagaan aset materi dan sumber daya manusia bagian laboratorium.
5. Peningkatan produktivitas pekerjaan serta menciptakan hubungan yang baik dalam lingkup pekerja maupun dengan pihak-pihak luar terkait dengan kegiatan laboratorium.
h. Petugas Penerimaan Bokar
Petugas penerima bokar bertanggungjawab kepada mandor penerimaan untuk:
1. Terlaksananya kegiatan penerimaan bokar di pabrik sesuai dengan ketentuan.
2. Mengawasi proses penerimaan bokar dalam kualitas maupun kuantitas (mutu).
3. Menyediakan data penerimaan bokar yang lengkap dan akurat. 4. Menjaga aset materi dan sumber daya manusia dibagian
Ada beberapa dokumen yang terkait dalam pengendalian intern proses produksi, yaitu berita acara penerimaan bokar, dokumen formulir monitoring produksi pengolahan harian, serta juga formulir pengiriman barang kegudang.
Berita acara penerimaan bokar digunakan untuk mengetahui bahwa telah dilakukannya penerimaan bokar pihak ke III yang didukung oleh beberapa dokumen seperti informasi mengenai kadar karet kering,formulir surat timbang dan formulir surat pengiriman bokar pihak III. Dalam laporan berita acara dokumen dibuat oleh petugas penerimaan bokar dengan diketahui oleh Asisten Pengolahan serta disetujui oleh manajer unit. Berita acara di priksa oleh manager unit dengan di lampiri dokumen pendukung diatas.
Dokumen yang kedua yaitu formulir monitoring produksi harian. Dokumen ini menjelaskan jumlah bokar yang diterima dari perkebunan perusahaan maupun dari petani untuk diolah pada hari itu juga,dokumen dibuat sebanyak dua rangkap dimana rangkap pertama diserahkan oleh manager unit, dan yang satunya dijadikan arsip di kantor produksi. Pada dokumen ini yang berhak memberikan otorisasi yaitu sinder pengolahan atau asisten pengolahan dan di ketahui oleh manager unit.
alami dalam proses pengolahan pada hari ini serta jumlah pemakaian bahan dalam proses produksi pada hari intu. Dokumen dibuat menjadi rangkap dua, dimana dokumen rangkap pertama diserahkan ke pada manager unit untuk periksa dan dokumen kedua diasrispkan oleh bagian administrasi pabrik. Dalam dokumen ini pihak yang mengotorisasi yaitu sinder pengolahan atau asisten pengolahan dan juga manager unit.
63 BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Data
Penelitian ini meneliti tentang penerapan sistem pengendalian intern pada PT. Perkebunan Nusantara VII pada bulan Januari- April 2015. Data yang digunakan adalah data primer, dimana data langsung diperoleh pada saat dilakukannya penelitian.
Data-data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu semua fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem produksi, tabel pemeriksaan penerapan sistem pengendalian intern pada perusahaan, serta daftar pemeriksaan dokumen untuk melakukan perhitungan efektifitas sistem pengendalian intern.
B. Analisis Data
Data yang diperoleh pada saat penelitian dapat digunakan dalam melakukan analisis terhadap:
1. Evaluasi penerapan 5 komponen COSO (Commite Of Sponsoring Organization)
Penilaian apakah sistem pengendalian yang sudah diterapkan PT. Perkebunan Nusantara VII sudah sesuai dengan 5 komponen pengendalian COSO (Committe of Sponsoring Organization), dapat dilakukan dengan cara membandingkan 5 komponen tersebut dengan pengendalian intern yang diterapkan pada PT. Perkebunan Nusantara VII.
4. Perbandingan Teori unsur-unsur pengendalian intern dengan yang terjadi
KOMPONEN TEORI PENERAPAN di PTPN VII SESUAI/TIDAK
SESUAI KETERANGAN Lingkungan
Pengendalian Faktor kinci yang harus di perhatikanpada komponen lingkungan pengendalian :
a. Integritas dan nilai-nilai etika Manajemen menunjukan suatu komitmen terhadap integritas dan nilai etika melalui perkataan dan perbuatan serta manajemen mengomunikasikan kepada semua karyawan baik secara verbal maupun melalui
pernyataan kebijakan tertulis dan kode etik prilaku bahwa setiap karyawan memiliki tanggung jawab atas semua yang terjadi pada perusahaan
Yang terjadi pada PTPN VII yaitu manajemen telah mengomunikasikan kepada semua karyawan akan
tanggung jawab yang harus di terapkan pada setiap
sesuai Masih ditemukandokumen yang tidak di tadatangani oleh pihak yang
mempunyai wewenang
Tabel 1. Perbandingan antara lima komponen menurut teori COSO (Committe of Sponsoring Organization)dengan kejadian yang terjadi di PTPN VII Unit Usaha Padang Pelawi.
KOMPONEN TEORI PENERAPAN di PTPN VII SESUAI/TIDAK
c. Dewan komisaris dan komite audit.
Dewan komisaris dan komite audit memiliki peran dalam pengawasan aktivitas yang
Sumber: Hasil wawancara dan observasi
kejadian yang terjadi di PTPN VII Unit Usaha Padang Pelawi.(lanjutan)
KOMPONEN TEORI PENERAPAN di PTPN VII SESUAI/TIDAK
SESUAI KETERANGAN
d. Filsafah manajemen dan gaya operasinya. budaya organisasi yaitu The Spirit of Change “ProMOSI”
Pada PTPN VII telah dibuat srtuktur organisasi untuk
Sumber: Hasil wawancara dan observasi
KOMPONEN TEORI PENERAPAN di PTPN VII SESUAI/TIDAK
SESUAI KETERANGAN
g. Kebijakan dan praktik sumberdaya manusia.
Kebijakan yang diterapkan akan menjamin bahwa personel entitas
resiko Perhitungan risiko untuk tujuanpelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko suatu perusahaan berkenaan dengan penyusunan laporan
keuangan yang disajikan secara wajar
Manajemen PTPN VII telah terdiri dari metoda dan catatan-catatan yang digunakan.
Pada perusahaan PTPN VII metode yang digunakan dalam pemanfaatan bahan baku dengan metode FIFO(First In first Out) bahwa bahan baku yang masuk pertama itu yang digunakan dalam produksi.
KOMPONEN TEORI PENERAPAN di PTPN VII SESUAI/TIDAK kejadian yang terjadi pada hari itu kepada pihak manajer unit usaha
Sesuai
d. Dalam komunikasi melibatkan penyediaan suatu pemahaman yang jelas mengenai peran dan tanggungjawab individu