• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Motivational Beliefs Pada Karyawan Level Business Development Associate (BDA) di Bank "X" Bandung (Ditinjau Dari Expectancy-Task Value Models of Motivation).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Derajat Motivational Beliefs Pada Karyawan Level Business Development Associate (BDA) di Bank "X" Bandung (Ditinjau Dari Expectancy-Task Value Models of Motivation)."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui derajat motivational beliefs

yang ditinjau dari expectancy-task value models of motivation dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya pada BDA bank ”X” di kota Bandung. Populasi sasaran pada

penelitian adalah karyawan/karyawati Bussiness Development Associate (BDA) yang

berjumlah 30 orang. Job description BDA adalah mencari nasabah baru yang belum

pernah mempunyai rekening di bank ”X” ataupun nasabah lama yang sudah

memiliki rekening di bank ”X” namun tidak memiliki dana (sebesar nol rupiah) di

rekening tersebut dalam jangka waktu tiga bulan atau lebih. Oleh karena itu posisi

BDA merupakan ujung tombak dalam bank ”X” sebab keberadaan nasabah dalam

dunia perbankan adalah suatu kebutuhan dimana sumber keuntungan bank berasal

dari nasabah.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian

deskriptif. Alat ukur yang digunakan merupakan modifikasi berdasarkan

Expectancy

Construct dan Task Value Beliefs Construct dari Pintrich & Schunk (2002) yang

berjumlah 30 item. Alat ukur ini juga disertai data penunjang yang berupa identitas

dan faktor-faktor yang mempengaruhi derajat motivational beliefs yaitu social world

dan ketiga aspeknya. Data yang diperoleh diolah menggunakan uji korelasi

Spearman dengan program SPSS 14.0.

Berdasarkan pengolahan data secara statistik, maka diperoleh hasil bahwa

sebanyak 93.3 % BDA memiliki derajat motivational beliefs yang tinggi dan 6.7 %

BDA yang lainnya memiliki derajat motivational beliefs yang rendah. Berdasarkan

faktor yang mempengaruhi diketahui, bahwa aspek social world yang berpengaruh

secara signifikan pada BDA adalah dukungan dari keluarga dan teman (socializers

behaviors) dan pengalaman ketika melakukan sales call (past performance and

events).

Kesimpulan yang diperoleh adalah sebanyak 93.3 % BDA di bank “X” kota

Bandung memiliki keyakinan yang tinggi untuk mampu mencapai target dan mampu

berprestasi di tempat kerja. Sebanyak 6.7 % BDA bank “X” yang lainnya memiliki

keyakinan yang rendah untuk mampu mencapai target dan mampu berprestasi di

tempat kerja. Selain itu diperoleh gambaran responden yang berbeda-beda dan

bervariasi sehingga memberikan gambaran bahwa keyakinan (beliefs) yang dimiliki

oleh setiap BDA dalam bekerja adalah berbeda-beda dan tidak dapat disamakan satu

sama lain.

(2)

Universitas Kristen Maranatha

Abstract

This research was done to know about the level of motivational beliefs which

viewed from expectancy-task value models of motivation and factors that affected it

on Business Development Associate (BDA) of ”X” Bank in Bandung. The population

target in this research are 30 male and female employee of Bussiness Development

Associate (BDA). The job description of BDA is to seeks new customer who never

have an account in “X” Bank or old customer who have an account in “X” Bank but

didn’t have any fund in it (zero rupiah) during three months or more. Therefore the

position of BDA is the point in ”X” bank because customers in banking is a need

which the profits of a bank is come from customers.

This research used descriptive method. The instrument that used to collect

data is modified from

Expectancy Construct and Task Value Beliefs Construct from

Pintrich & Schunk (2002) that consist of 30 items. The instrument is also contained

supported data such as identity and factors that influenced the level of motivational

beliefs that is social world and those three aspects. Data that has been collect was

processed by SPSS 14.0 program with Spearman correlation test.

Based on data processing statistically, then we got the result that 93,3 % BDA

have a high level of motivational beliefs and 6,7 % BDA have a low level of

motivational beliefs. From influenced factors we knew, social world aspects that

influenced significantly to BDA was family and friends supports (socializers

behaviors) and experience when doing sales call (past performance and events).

The conclusion is 93,3 % BDA of “X” Bank in Bandung have a high level

beliefs to achieve targets and able to get achievement in the work place. Another 6,7

% BDA of “X” Bank have a low beliefs to achieve targets and unable to get

achievement in the work place. Beside that, we got a different and variation

respondent descriptive that beliefs to work in each BDA was different and cannot be

equally each other.

(3)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Lembar Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Abstrak ... iii

Abstract ...

iv

Prakata ... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xii

Daftar Skema ... xiii

Daftar Rumus ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

(4)

Universitas Kristen Maranatha

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian... 12

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 12

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 12

1.5 Kerangka Pemikiran ... 13

1.6 Asumsi ... 25

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1

Motivational beliefs ... 26

1

Affective memories... 26

2 Goals………..…………... 27

3

Jugdement of competence and self-schemas………..…... 27

4

Perceptions of task difficulty………...….... 27

2.2 Expectancy – Task Value Models of Motivation………....…. 28

2.2.1

Expectancy………... 30

2.2.1.1 Pengertian Expectancy………... 30

2.2.1.2 Aspek Expectancy………... 30

2.2.2

Task Value………... 31

(5)

Universitas Kristen Maranatha

2.2.2.2 Aspek Task Value………....…… 32

2.3

General construct yang Mempengaruhi Terbentuknya Expectancy-Task Value

Models of Motivation... 33

2.3.1

Social World... 33

2.3.2

Cognitive Processes... 34

2.4

Masa Dewasa Awal... 34

2.4.1

Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Awal... 37

2.4.2

Karir dan Pekerjaan Masa Dewasa Awal... 39

2.4.3

Nilai dan Karir... 40

BAB III Metodologi Penelitian

3.1 Rancangan Penelitian ... 42

3.2 Bagan Rancangan Penelitian ... 42

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 42

3.4 Alat Ukur ... 44

3.4.1 Kuesioner Expectancy – Task Value Models of Motivation... 44

3.4.2 Sistem penilaian ... 45

3.4.3 Data Penunjang ... 47

(6)

Universitas Kristen Maranatha

3.4.4.1 Validitas Alat Ukur ... 47

3.4.4.2 Realibilitas Alat Ukur ... 48

3.5 Populasi ... 49

3.5.1 Populasi Sasaran ... 49

3.5.2 Karakteristik Populasi ... 50

3.5.3 Ukuran Populasi ... 50

3.6 Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Gambaran Responden... 51

4.2

Hasil Penelitian... 53

4.3

Pembahasan... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 75

5.2 Saran... 76

5.2.1 Penelitian Selanjutnya ... 76

(7)

Universitas Kristen Maranatha

Daftar Pustaka ... xvi

Daftar Rujukan ... xvii

(8)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel alat ukur Expectancy – Task Value Models of Motivation ... 45

Tabel 3.2 Tabel bobot penilaian expectancy dan task value ... 46

Tabel 3.3 Tabel derajat komponen motivational beliefs ... 47

Tabel 4.1 Gambaran responden berdasarkan usia ... 51

Tabel 4.2 Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin ... 51

Tabel 4.3 Gambaran responden berdasarkan lama kerja ... 52

Tabel 4.4 Gambaran responden berdasarkan peringkat ... 52

Tabel 4.5 Gambaran derajat motivational beliefs berdasarkan expectancy-task value

... 53

Tabel 4.6 Gambaran responden berdasarkantabulasi silang antara expectancy dengan

task value ... 53

Tabel 4.7 Gambaran responden berdasarkan aspek expectancy for success

(expectancy) ... 54

(9)

Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.9 Gambaran responden berdasarkan aspek perception of task difficulty

(expectancy ) ... 55

Tabel 4.10 Gambaran responden berdasarkan aspek attainment value (task value).. 56

Tabel 4.11 Gambaran responden berdasarkan aspek interest (task value) ... 57

Tabel 4.12 Gambaran responden berdasarkan aspek utility value (task value) ... 57

(10)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR SKEMA

Skema 1.1 Kerangka Pikir ... 24

(11)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 Spearman ... 48

Rumus 3.2 Alpha Cronbach ... 49

(12)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Alat Ukur (Kuesioner, Kisi-kisi, dan Daftar Wawancara Survei Awal)

Lampiran 2 Uji Validitas Alat Ukur

Lampiran 3 Uji Reliabilitas Alat Ukur

Lampiran 4 Data Mentah Hasil Penelitian

Lampiran 5 Tabulasi Silang Data Utama dan Data Penunjang

(13)

LAMPIRAN 1

Alat Ukur

(14)

L. 1 Kuesioner Penelitian

KATA PENGANTAR

Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Bandung. Dalam rangka memenuhi persyaratan ujian sidang sarjana strata 1 (S1),

maka penulis menyusun skripsi. Adapun judul penelitian / skripsi ini adalah Studi

Deskriptif Mengenai Derajat Motivational beliefs pada Karyawan Level Business Development Associate (BDA) di Bank “X” Bandung yang ditinjau dari

Expectancy – Task Value Models of Motivation.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka saudara dimohon kesediaannya

untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner ini. Data yang akan diperoleh

nantinya akan dipergunakan untuk penelitian ini.

Apapun jawaban saudara, tidak dinilai benar atau salahnya. Oleh karena

itu saudara diharapkan untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya

sesuai dengan diri saudara. Perlu diketahui bahwa Identitas dan jawaban

saudara bersifat RAHASIA .

Atas kesediaan dan bantuannya, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Peneliti

DATA PRIBADI

1. Nama (inisial) :

2. Usia : ………tahun

3. Jenis kelamin : Pria Wanita

4. Lama bekerja : ……… bulan

(15)

KUESIONER EXPECTANCY – TASK VALUE MODELS OF

MOTIVATION

PETUNJUK PENGISIAN

Pada halaman berikut ini terdapat sejumlah pernyataan dengan empat

pilihan jawaban dikolom sebelah kanan. Bacalah setiap pernyataan tersebut

dengan seksama dan berilah tanda checklist ( ) terhadap kesesuaian tiap pernyataan dengan diri Saudara.

Bila Saudara menilai bahwa suatu pernyataan:

1. Sesuai dengan diri Saudara, maka berilah tanda ( ) pada kolom S

2. Cukup sesuai dengan diri Saudara, maka berilah tanda ( ) pada kolom CS

3. Kurang sesuai dengan diri Saudara, maka berilah tanda ( ) pada kolom KS

4. Tidak sesuai dengan diri Saudara, maka berilah tanda ( ) pada kolom TS

Contoh:

No PERNYATAAN S CS KS TS

1 Saya mampu memperoleh sebuah account tiap hari

Jika Saudara menilai bahwa pernyataan tersebut cukup sesuai dengan diri

Saudara, maka berilah tanda checklist ( ) pada kolom CS begitu juga dengan pilihan jawaban yang lainnya.

Dalam mengisi jawaban, pastikan Saudara mengisi semua nomor dan tidak

menjawab lebih dari satu pilihan jawaban. Jawablah berdasarkan pikiran

pertama yang muncul dari dalam diri Saudara (spontan).

(16)

No PERNYATAAN S CS KS TS 1 Saya yakin mampu memperoleh enam account dari

nasabah setiap bulannya

2 Saya kurang memahami produk-produk bank ”X” 3 Saya yakin bahwa pekerjaan seorang BDA adalah

mudah

4 Saya tidak yakin dapat mempengaruhi calon nasabah untuk membuka account

5 Saya menganggap bahwa memperoleh sebuah

account adalah sangat sulit

6 Saya yakin dapat menjadi seorang BDE (jabatan permanen dari BDA)

7 Saya tidak yakin mampu bertahan bekerja di bank ”X” hingga tiga bulan mendatang

8 Saya merasa tidak yakin mampu melakukan sales call

9 Saya yakin bahwa performance saya termasuk baik dikalangan teman-teman BDA lainnya

10 Saya yakin bahwa jumlah target yang ditentukan bank ”X” terhadap BDA terlalu sulit untuk dicapai 11 Saya tidak yakin mampu mempengaruhi nasabah

lama yang account-nya tidak aktif untuk menabung kembali di bank ”X”

12 Saya tidak yakin mampu melakukan canvasing

13 Saya merasa sulit untuk mencapai performance A dalam sebulan

14 Saya yakin akan kemampuan saya dalam melakukan

sales call yang akan berlanjut pada visit

15 Saya merasa kesulitan dalam memperoleh list

16 Saya merasa pencapaian target setiap bulannya adalah hal yang penting

17 Saya memandang pekerjaan ini penting bagi masa depan saya dan keluarga

18 Saya menganggap menjalani pekerjaan sebagai seorang BDA sama dengan membuang waktu dan tenaga saja

19 Menurut keyakinan saya, strategi dalam sales call

(17)

No PERNYATAAN S CS KS TS 20 Saya kurang yakin akan mendapatkan penghasilan

yang lebih besar dari pekerjaan ini daripada pekerjaan yang lainnya

21 Saya rela untuk pulang dan bekerja lebih lama agar dapat memperoleh account

22 Saya merasa pencapaian target sangatlah penting 23 Saya tidak tertarik untuk melakukan canvasing

24 Saya merasa usaha yang saya keluarkan saat ini dapat membuahkan hasil yaitu berupa pencapaian target

25 Saya selalu antusias bila akan melakukan visit

26 Saya tidak melihat nilai kegunaan dari pekerjaan ini terhadap masa depan karier saya

27 Saya mau mengorbankan kegiatan lain untuk mendahulukan pekerjaan ini

28 Saya merasa penting untuk mencapai performance

yang tertinggi setiap bulannya

29 Saya merasa terpaksa melakukan canvasing karena target belum tercapai

(18)

DATA PENUNJANG

Silanglah (X) pilihan jawaban yang paling sesuai menurut Saudara. 1. Bagaimana suasana kerja di bank ”X” menurut Saudara?

a. Nyaman b. Cukup nyaman c. Tidak nyaman

2. Bagaimana budaya kerja yang terdapat di bank ”X” menurut Saudara? a. Penuh persaingan

b. Santai c. Kooperatif

3. Bagaimana peran keluarga dan teman-teman dalam mendukung pekerjaan Saudara?

a. Sangat mendukung b. Cukup mendukung c. Tidak mendukung

4. Bagaimana pengaruh kegagalan teman sekerja Saudara pada keyakinan Saudara untuk menjalani dan memenuhi target Saudara?

a. Tetap yakin mampu menjalani dan memenuhi target b. Kurang yakin mampu menjalani dan memenuhi target c. Tidak yakin mampu menjalani dan memenuhi target

5. Bagaimana interaksi Saudara dengan BDM?

a. Sangat intensif, misalnya: saya sering bertukar pikiran mengenai kendala yang saya hadapi dalam bekerja dan berbagi pengalaman mengenai strategi memperoleh nasabah

b. Cukup intensif, misalnya: saya sesekali bertukar pikiran mengenai kendala yang saya hadapi dalam bekerja dan sesekali berbagi pengalaman mengenai strategi memperoleh nasabah

c. Tidak intensif, misalnya: saya tidak pernah bertukar pikiran mengenai kendala yang saya hadapi dalam bekerja dan tidak pernah berbagi pengalaman mengenai strategi memperoleh nasabah

6. Bagaimana interaksi Saudara dengan BDS?

(19)

b. Cukup intensif, misalnya: saya sesekali bertukar pikiran mengenai kendala yang saya hadapi dalam bekerja dan sesekali berbagi pengalaman mengenai strategi memperoleh nasabah

c. Tidak intensif, misalnya: saya tidak pernah bertukar pikiran mengenai kendala yang saya hadapi dalam bekerja dan tidak pernah berbagi pengalaman mengenai strategi memperoleh nasabah

7. Bagaimana interaksi Saudara dengan rekan BDA yang lainnya?

a. Sangat intensif, misalnya: saya sering bertukar pikiran mengenai kendala yang saya hadapi dalam bekerja dan berbagi pengalaman mengenai strategi memperoleh nasabah

b. Cukup intensif, misalnya: saya sesekali bertukar pikiran mengenai kendala yang saya hadapi dalam bekerja dan sesekali berbagi pengalaman mengenai strategi memperoleh nasabah

c. Tidak intensif, misalnya: saya tidak pernah bertukar pikiran mengenai kendala yang saya hadapi dalam bekerja dan tidak pernah berbagi pengalaman mengenai strategi memperoleh nasabah

8. Bagaimanakah pengalaman yang Saudara peroleh ketika melakukan sales call? a. Menyenangkan, umumnya saya diterima dengan baik dan mampu

memperoleh account dari sales call tersebut.

b. Cukup menyenangkan, terkadang saya diterima dengan baik dan terkadang mampu memperoleh account dari sales call tersebut.

c. Tidak menyenangkan, saya sering kali mengalami penolakan dan tidak mampu memperoleh account dari sales call yang saya lakukan.

9. Bagaimanakah pengalaman yang Saudara peroleh ketika melakukan visit? a. Menyenangkan, umumnya saya diterima dengan baik dan mampu

memperoleh account dari visit tersebut.

b. Cukup menyenangkan, terkadang saya diterima dengan baik dan terkadang mampu memperoleh account dari visit tersebut.

c. Tidak menyenangkan, saya sering kali mengalami penolakan dan tidak mampu memperoleh account dari visit yang saya lakukan.

10. Bagaimanakah pengalaman yang Saudara peroleh ketika melakukan

canvasing?

a. Menyenangkan, umumnya saya diterima dengan baik dan mampu memperoleh account dari canvasing tersebut.

b. Cukup menyenangkan, terkadang saya diterima dengan baik dan terkadang mampu memperoleh account dari canvasing tersebut.

(20)

KISI-KISI ALAT UKUR

DIMENSI ASPEK ITEM +/-

Expectancy Expectancy for success

Merujuk pada seberapa besar beliefs

BDA terhadap kemampuannya untuk berhasil mencapai target setiap bulan .

Task-specific self-concept

Merujuk pada seberapa besar beliefs

BDA terhadap penilaian

kemampuannya (dari dalam diri BDA) dalam menjalankan pekerjaannya di bank “X”.

Perception of task difficulty

Merujuk pada persepsi BDA terhadap seberapa sulit dalam usahanya mencapai target setiap bulan.

1. Saya yakin mampu memperoleh enam account dari nasabah setiap bulannya 4. Saya tidak yakin dapat mempengaruhi calon nasabah untuk membuka account

6. Saya yakin dapat menjadi seorang BDE (jabatan permanen dari BDA)

11. Saya tidak yakin mampu mempengaruhi nasabah lama yang account-nya tidak aktif untuk menabung kembali di bank ”X”

14. Saya yakin akan kemampuan saya dalam melakukan sales call yang akan berlanjut pada visit

2. Saya kurang memahami produk-produk bank ”X”

7. Saya tidak yakin mampu bertahan bekerja di bank ”X” hingga tiga bulan mendatang 9. Saya yakin bahwa performance saya termasuk baik dikalangan teman-teman BDA lainnya 12. Saya tidak yakin mampu melakukan canvasing (menawari produk secara door to door)

3. Saya yakin bahwa pekerjaan seorang BDA adalah mudah

5. Saya menganggap bahwa memperoleh sebuah account adalah sangat sulit 8. Saya merasa tidak yakin mampu melakukan sales call

10. Saya yakin bahwa jumlah target yang ditentukan bank ”X” terhadap BDA terlalu sulit untuk dicapai 13. Saya merasa sulit untuk mencapai performance A dalam sebulan

15. Saya merasa kesulitan dalam memperoleh list (daftar nama calon nasabah)

+ - + - + - - + - + - - - - -

Task Value Attainment value or importance

Merujuk pada beliefs

BDA mengenai seberapa penting

16. Saya merasa pencapaian target setiap bulannya adalah hal yang penting

19. Menurut keyakinan saya, strategi dalam sales call adalah hal yang kurang penting 22. Saya merasa pencapaian target sangatlah penting

28. Saya merasa penting untuk mencapai performance yang tertinggi setiap bulannya

(21)

memperoleh nasabah dan mencapai target.

Interest

Merupakan beliefs

mengenai seberapa tertariknya BDA dalam melakukan

sales call, visit, dan

canvasing untuk memperoleh nasabah dan mencapai target.

Utility value Merujuk pada beliefs

BDA mengenai seberapa bergunanya bekerjasebagai seorang BDA untuk tujuan masa depan mereka.

Perceived cost

Merujuk pada persepsi BDA atas seberapa besar pengorbanan-pengorbanan yang telah dilakukan dalam upayanya untuk mencapai target setiap bulan.

23. Saya tidak tertarik untuk melakukan canvasing

25. Saya selalu antusias bila akan melakukan visit

29. Saya merasa terpaksa melakukan canvasing karena target belum tercapai

17. Saya memandang pekerjaan ini penting bagi masa depan saya dan keluarga

20. Saya kurang yakin akan mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari pekerjaan ini daripada pekerjaan yang lain 26. Saya tidak melihat nilai kegunaan dari pekerjaan ini terhadap masa depan karier saya

30. Saya yakin dengan pekerjaan ini dapat meningkatkan kemampuan finansial untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

18. Saya menganggap menjalani pekerjaan sebagai seorang BDA sama dengan membuang waktu dan tenaga saja 21. Saya rela untuk pulang dan bekerja lebih lama agar dapat memperoleh account

24. Saya merasa usaha yang saya keluarkan saat ini dapat membuahkan hasil yaitu berupa pencapaian target 27. Saya mau mengorbankan kegiatan lain untuk mendahulukan pekerjaan ini

(22)

DAFTAR PERTANYAAN SURVEI AWAL

I. Identitas

1. Nama (inisial) :

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Usia :

4. Latar belakang pendidikan :

5. Lama bekerja :

II. Pertanyaan

1 Apakah BDA merupakan posisi pertama Saudara bekerja di bank ”X”?

2 Apa harapan atau target Saudara dalam bekerja setiap hari?

3 Apakah target sebagai suatu hal yang mendorong Saudara untuk terus memperoleh nasabah?(seberapa penting)

4 Bagaimana usaha Saudara dalam memperoleh nasabah?

5 Berapa jumlah target yang harus Saudara peroleh tiap bulan dan berapa target yang sudah Saudara peroleh selama Saudara bekerja tiap bulannya?

No Bulan Target yang

Ditentukan

Target yang Diperoleh 1 Desember

2 Januari 3 Februari Total

6 Bagaimana pendapat Saudara terhadap target yang telah ditentukan?(tertantang/beban)

Apakah Saudara merasa mampu untuk mencapai target yang telah ditentukan? Bagaimana bila target Saudara tidak tercapai?

dan bagaimana bila target Saudara tercapai?

7 Apakah saudara puas terhadap Performance Saudara saat ini? (performance saat ini?...)

8 Hal apa yang menjadi kesulitan Saudara dalam bekerja?

(23)

LAMPIRAN 2

(24)

L. 2 Uji Validitas Alat Ukur

No Item Validitas Keterangan

1 0.314 Diterima

2 0.655 Diterima

3 0.907 Diterima

4 0.531 Diterima

5 0.092 Ditolak

6 0.517 Diterima

7 0.457 Diterima

8 0.045 Ditolak

9 0.037 Ditolak

10 -0.068 Ditolak

11 0.410 Diterima

12 0.564 Diterima

13 -0.371 Ditolak

14 0.636 Diterima

15 0.908 Diterima

16 0.696 Diterima

17 0.861 Diterima

18 0.652 Diterima

19 0.829 Diterima

20 0.395 Diterima

21 0.887 Diterima

22 -0.114 Ditolak

23 0.516 Diterima

24 0.834 Diterima

25 0.461 Diterima

26 0.047 Ditolak

27 0.442 Diterima

(25)

29 0.544 Diterima

30 0.854 Diterima

31 0.223 Ditolak

32 0.831 Diterima

33 0.145 Ditolak

34 0.535 Diterima

35 0.347 Diterima

36 0.724 Diterima

37 0.667 Diterima

38 0.494 Diterima

39 0.468 Diterima

40 -0.028 Ditolak

Keterangan

Jumlah alat ukur awal : 40 item

Jumlah item yang ditolak : 10 item

Jumlah item yang diterima : 30 item

(26)

LAMPIRAN 3

(27)

L. 3 Uji Reliabilitas Alat Ukur

Berdasarkan hasil pengolahan data try out, maka diperoleh nilai reliabilitas dari alat ukur ini. Data diperoleh berdasarkan kuesioner yang berisi 40 item dan

diberikan kepada 10 orang sampel penelitian.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.822 40

(28)

LAMPIRAN 4

(29)

L.4 Data Mentah Hasil Penelitian Komponen Expectancy

(30)

Aspek Expectancy

Expectancy For Success Task Spesific-Self Concept Perception of Task Difficulty

1 4 6 11 14 Jlh 2 7 9 12 Jlh 3 5 8 10 13 15 Jlh

1 2 3 2 3 2 12 3 3 2 3 11 2 3 3 2 2 2 14

2 3 2 4 3 3 15 4 3 3 3 13 3 3 4 2 4 3 19

3 3 4 4 3 3 17 3 3 3 3 12 2 2 3 3 2 3 15

4 3 3 3 2 2 13 3 3 2 3 11 2 3 3 2 2 2 14

5 4 4 4 3 3 18 3 3 3 4 13 2 4 4 3 3 3 19

6 3 3 3 3 4 16 2 3 2 3 10 2 2 3 2 2 2 13

7 2 3 2 3 3 13 4 3 1 4 12 1 2 4 2 1 3 13

8 4 3 4 4 4 19 4 4 3 4 15 2 2 4 3 4 3 18

9 3 3 4 3 3 16 3 4 3 4 14 3 4 4 3 3 3 20

10 3 3 3 3 3 15 4 4 3 4 15 4 4 4 1 4 4 21

11 3 3 3 3 3 15 4 4 3 3 14 3 3 4 4 3 4 21

12 4 4 3 3 4 18 3 4 4 4 15 3 4 4 3 4 4 22

13 3 3 3 3 4 16 3 3 3 3 12 2 3 4 2 3 3 17

14 4 4 4 3 4 19 4 4 4 4 16 4 4 4 3 4 3 22

15 3 4 3 3 3 16 4 4 3 3 14 3 4 4 3 3 3 20

16 3 3 2 3 3 14 3 3 2 2 10 2 3 4 2 2 3 16

17 2 2 2 3 3 12 4 3 3 3 13 2 2 4 3 2 3 16

18 3 3 4 3 4 17 4 3 4 4 15 2 2 4 3 3 4 18

19 2 2 2 3 3 12 3 2 2 2 9 2 2 3 2 2 2 13

20 4 3 3 3 3 16 3 3 4 3 13 2 3 4 3 3 4 19

21 3 4 3 4 4 18 4 4 4 4 16 4 3 4 4 3 4 22

22 3 2 3 1 3 12 2 4 3 3 12 2 2 2 2 2 1 11

23 2 2 2 3 3 12 4 2 4 3 13 3 2 3 3 4 3 18

24 3 1 2 2 2 10 3 3 3 2 11 2 2 3 2 3 2 14

25 2 2 2 1 3 10 3 2 4 3 12 3 1 4 3 2 4 17

26 4 2 1 2 4 13 4 3 4 4 15 3 2 4 3 3 3 18

27 2 3 2 1 2 10 3 2 2 2 9 3 2 4 2 3 3 17

28 1 3 4 2 3 13 4 1 4 3 12 2 2 3 2 2 4 15

29 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 12 3 3 3 3 3 3 18

(31)

Komponen Task Value

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total Derajat

1 4 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 1 3 3 3 44 Tinggi

2 4 4 4 3 4 3 4 1 4 4 4 2 3 2 2 48 Tinggi

3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 55 Tinggi

4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 55 Tinggi

5 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 52 Tinggi

6 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 48 Tinggi

7 4 4 4 3 2 3 4 3 2 4 4 2 4 3 2 48 Tinggi

8 4 2 3 4 1 3 4 4 4 4 4 2 4 4 2 49 Tinggi

9 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 52 Tinggi

10 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 56 Tinggi

11 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 53 Tinggi

12 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 56 Tinggi

13 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 46 Tinggi

14 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 52 Tinggi

15 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 48 Tinggi

16 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 42 Tinggi

17 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 45 Tinggi

18 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 4 51 Tinggi

19 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 41 Tinggi

20 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 55 Tinggi

21 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 54 Tinggi

22 4 4 3 2 2 4 4 1 2 4 2 4 3 3 4 46 Tinggi

23 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 4 2 4 3 3 46 Tinggi

24 3 3 2 3 3 1 2 3 1 4 2 2 3 3 3 38 Tinggi

25 3 4 1 1 3 3 2 3 1 3 4 3 2 4 1 38 Tinggi

26 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 55 Tinggi

27 4 4 2 4 4 2 3 2 1 3 3 2 4 4 2 44 Tinggi

28 4 4 3 4 3 3 1 2 4 2 4 2 3 3 2 44 Tinggi

29 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 Tinggi

(32)

Aspek Task Value

Attainment Value Interest Utility Value Perceived Cost

16 19 22 28 Jlh 23 25 29 Jlh 17 20 26 30 Jlh 18 21 24 27 Jlh

1 4 3 3 3 13 4 4 3 11 2 3 3 3 11 3 2 3 1 9

2 4 3 4 3 14 1 4 2 7 4 4 4 2 14 4 3 4 2 13

3 4 4 4 4 16 4 3 4 11 4 2 4 4 14 4 4 3 3 14

4 4 4 4 4 16 4 4 2 10 4 4 4 3 15 4 2 4 4 14

5 4 4 4 3 15 4 3 4 11 3 3 4 3 13 4 3 3 3 13

6 4 4 4 3 15 3 3 3 9 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12

7 4 3 4 4 15 3 4 3 10 4 2 4 2 12 4 3 2 2 11

8 4 4 4 4 16 4 4 4 12 2 1 4 2 9 3 3 4 2 12

9 4 3 4 3 14 4 3 4 11 4 2 4 4 14 4 3 3 3 13

10 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 4 16 4 3 3 2 12

11 4 4 4 3 15 4 4 4 12 2 4 4 3 13 4 3 4 2 13

12 3 3 4 4 14 3 4 3 10 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16

13 3 4 3 4 14 3 3 2 8 2 3 3 3 11 4 3 3 3 13

14 4 3 4 4 15 3 3 3 9 4 3 4 4 15 4 3 3 3 13

15 3 4 4 3 14 3 3 2 8 3 3 4 4 14 3 3 3 3 12

16 3 3 3 3 12 2 3 2 7 2 3 3 3 11 3 3 3 3 12

17 4 3 3 3 13 3 3 3 9 3 2 2 3 10 4 3 4 2 13

18 4 4 4 3 15 3 3 2 8 4 3 3 4 14 4 3 4 3 14

19 3 3 3 3 12 3 2 2 7 3 2 3 3 11 3 3 2 3 11

20 4 4 4 4 16 3 4 2 9 4 3 4 4 15 4 3 4 4 15

21 4 3 4 4 15 3 4 3 10 4 4 3 4 15 3 3 4 4 14

22 4 2 4 3 13 1 4 3 8 4 2 2 4 12 3 4 2 4 13

23 3 3 2 4 12 3 4 3 10 4 3 4 3 14 2 3 3 2 10

24 3 3 2 3 11 3 4 3 10 3 3 2 3 11 2 1 1 2 6

25 3 1 2 2 8 3 3 4 10 4 3 4 1 12 1 3 1 3 8

26 4 3 3 4 14 4 4 4 12 3 3 3 4 13 4 4 4 4 16

27 4 4 3 4 15 2 3 4 9 4 4 3 2 13 2 2 1 2 7

28 4 4 1 3 12 2 2 3 7 4 3 4 2 13 3 3 4 2 12

29 3 2 3 3 11 3 3 3 9 3 3 3 3 12 2 3 3 3 11

(33)

Hasil Data Penunjang

No Derajat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Tinggi a c b a b a a b b b

2 Tinggi a b a a a a a b b c

3 Tinggi a c b a b a b b b b

4 Tinggi a c b a b b a b b b

5 Tinggi a c b a b b b b b b

6 Tinggi b c b a c b b b b b

7 Tinggi b a a b c b a b b c

8 Tinggi a c b a b a a a a b

9 Tinggi b c b a b b b b a b

10 Tinggi b b b a b b b b b a

11 Tinggi a c a a b a a b b b

12 Tinggi a c a a b a a a a a

13 Tinggi a c b a b b b a b b

14 Tinggi a c a a b a a b b b

15 Tinggi b b b a b b b b a c

16 Tinggi b c b a b b b b b c

17 Tinggi a b a a b a a b b b

18 Tinggi c a a a a a a a a a

19 Rendah b b b b c b b c c c

20 Tinggi a c a a b b a a a a

21 Tinggi a c a a b a a b a b

22 Tinggi a c a a b b a b c c

23 Tinggi a a b a b b a a a b

24 Rendah b b c b b b b b a c

25 Tinggi a b a a b b a b b b

26 Tinggi b b b a b a b b b b

27 Tinggi a b a a b a a b b b

28 Tinggi b b b a c b a b b b

29 Tinggi a c a a a a a a a a

(34)

LAMPIRAN 5

(35)

L.5.1 Tabulasi SIlang Data Utama

Frekuensi Motivational Beliefs

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Rendah 2 6.7 6.7 6.7

Tinggi 28 93.3 93.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Expectancy * Task Value Crosstabulation

Task

Value Total

Tinggi

Expectancy Rendah Count 5 5

% of Total 16.7% 16.7%

Tinggi Count 25 25

% of Total 83.3% 83.3%

Total Count 30 30

% of Total 100.0% 100.0%

Motivational Beliefs * Expectancy for Success Crosstabulation

Expectancy for

Success Total

Rendah Tinggi

Motivational Beliefs

Rendah Count

2 0 2

% of

Total 6.7% .0% 6.7%

Tinggi Count 6 22 28

% of

Total 20.0% 73.3% 93.3%

Total Count 8 22 30

% of

(36)

Motivational Beliefs * Task Spesific-Self Concept Crosstabulation

Task Spesific-Self

Concept Total

Rendah Tinggi

Motivational Beliefs

Rendah Count

1 1 2

% of

Total 3.3% 3.3% 6.7%

Tinggi Count 3 25 28

% of

Total 10.0% 83.3% 93.3%

Total Count 4 26 30

% of

Total 13.3% 86.7% 100.0%

Motivational Beliefs * Perception of Task Difficulty Crosstabulation

Perception of Task

Difficulty Total

Rendah Tinggi

Motivational Beliefs

Rendah Count

2 0 2

% of

Total 6.7% .0% 6.7%

Tinggi Count 7 21 28

% of

Total 23.3% 70.0% 93.3%

Total Count 9 21 30

% of

Total 30.0% 70.0% 100.0%

Motivational Beliefs * Attainment Value Crosstabulation Attainment Value Total

Rendah Tinggi

Motivational Beliefs

Rendah Count

0 2 2

% of

Total .0% 6.7% 6.7%

Tinggi Count 1 27 28

% of

Total 3.3% 90.0% 93.3%

Total Count 1 29 30

% of

(37)

Motivational Beliefs * Interest Crosstabulation

Interest Total

Rendah Tinggi

Motivational Beliefs

Rendah Count

1 1 2

% of

Total 3.3% 3.3% 6.7%

Tinggi Count 3 25 28

% of

Total 10.0% 83.3% 93.3%

Total Count 4 26 30

% of

Total 13.3% 86.7% 100.0%

Motivational Beliefs * Utility Value Crosstabulation

Utility Value Total

Rendah Tinggi

Motivational Beliefs

Rendah Count

0 2 2

% of

Total .0% 6.7% 6.7%

Tinggi Count 2 26 28

% of

Total 6.7% 86.7% 93.3%

Total Count 2 28 30

% of

Total 6.7% 93.3% 100.0%

Motivational Beliefs * Perceived Cost Crosstabulation Perceived Cost Total

Rendah Tinggi

Motivational Beliefs

Rendah Count

1 1 2

% of

Total 3.3% 3.3% 6.7%

Tinggi Count 4 24 28

% of

Total 13.3% 80.0% 93.3%

Total Count 5 25 30

% of

(38)

L.5.2 Tabulasi Tabulasi Silang Antara Motivational Beliefs Dengan Data Penunjang

1. Suasana kerja * Motivational beliefs Crosstabulation

Motivational beliefs Total

Rendah Tinggi

Suasana kerja Nyaman Count 0 19 19

% within dp1 .0% 100.0% 100.0%

Cukup nyaman Count 2 8 10

% within dp1 20.0% 80.0% 100.0%

Tidak Nyaman Count 0 1 1

% within dp1 .0% 100.0% 100.0%

Total Count 2 28 30

% within dp1 6.7% 93.3% 100.0%

2. Budaya kerja * Motivational beliefs Crosstabulation

Motivational beliefs Total

Rendah Tinggi

Budaya kerja Penuh persaingan Count 0 3 3

% within dp2 .0% 100.0% 100.0%

Santai Count 2 8 10

% within dp2 20.0% 80.0% 100.0%

Kooperatif Count 0 17 17

% within dp2 .0% 100.0% 100.0%

Total Count 2 28 30

% within dp2 6.7% 93.3% 100.0%

3. Peran keluarga dan teman-teman * Motivational beliefs Crosstabulation

Motivational beliefs Total

Rendah Tinggi

Peran keluarga dan teman-teman

Sangat mendukung Count

0 13 13

% within dp3 .0% 100.0% 100.0%

Cukup mendukung Count 1 15 16

% within dp3 6.3% 93.8% 100.0%

Tidak mendukung Count 1 0 1

% within dp3 100.0% .0% 100.0%

Total Count 2 28 30

(39)

4. Pengaruh kegagalan teman sekerja pada keyakinan Saudara pada keyakinan Saudara untuk menjalani dan memenuhi target * Motivational beliefs Crosstabulation

Motivational beliefs Total

Rendah Tinggi

Pengaruh kegagalan teman sekerja

Tetap yakin Count

0 27 27

% within dp4 .0% 100.0% 100.0%

Kurang yakin Count 2 1 3

% within dp4 66.7% 33.3% 100.0%

Total Count 2 28 30

% within dp4 6.7% 93.3% 100.0%

5. Interaksi Saudara Dengan BDM * Motivational beliefs Crosstabulation

Motivational beliefs Total

Rendah Tinggi

Interaksi dengan BDM Sangat intensif Count 0 3 3

% within dp5 .0% 100.0% 100.0%

Cukup intensif Count 1 22 23

% within dp5 4.3% 95.7% 100.0%

Tidak intensif Count 1 3 4

% within dp5 25.0% 75.0% 100.0%

Total Count 2 28 30

% within dp5 6.7% 93.3% 100.0%

6. Interaksi Saudara dengan BDS * Motivational beliefs Crosstabulation

Motivational beliefs Total

Rendah Tinggi

Interaksi Saudara dengan BDS Sangat intensif Count 0 14 14

% within dp6 .0% 100.0% 100.0%

Cukup intensif Count 2 14 16

% within dp6 12.5% 87.5% 100.0%

Total Count 2 28 30

(40)

7. Interaksi Saudara dengan rekan BDA yang lainnya * Motivational beliefs Crosstabulation

Motivational beliefs Total

Rendah Tinggi

Interaksi dengan rekan BDA Sangat intensif Count 0 19 19

% within dp7 .0% 100.0% 100.0%

Cukup intensif Count 2 9 11

% within dp7 18.2% 81.8% 100.0%

Total Count 2 28 30

% within dp7 6.7% 93.3% 100.0%

8. Pengalaman yang Saudara peroleh ketika melakukan sales call * Motivational beliefs Crosstabulation

Motivational beliefs Total

Rendah Tinggi

Pengalaman ketika sales call Menyenangkan Count 0 7 7

% within dp8 .0% 100.0% 100.0%

Cukup menyenangkan Count 1 21 22

% within dp8 4.5% 95.5% 100.0%

Tidak menyenangkan Count 1 0 1

% within dp8 100.0% .0% 100.0%

Total Count 2 28 30

% within dp8 6.7% 93.3% 100.0%

9. Pengalaman yang Saudara peroleh ketika melakukan visit * Motivational beliefs Crosstabulation

Motivational beliefs Total

Rendah Tinggi

Pengalaman

ketika visit Menyenangkan

Count

1 9 10

% within dp9 10.0% 90.0% 100.0%

Cukup menyenangkan Count 0 18 18

% within dp9 .0% 100.0% 100.0%

Tidak menyenangkan Count 1 1 2

% within dp9 50.0% 50.0% 100.0%

Total Count 2 28 30

(41)

10. Pengalaman yang Saudara peroleh ketika melakukan canvasing * Motivational beliefs Crosstabulation

Motivational beliefs Total

Rendah Tinggi

Pengalaman ketika canvasing

Menyenangkan Count

0 5 5

% within dp10 .0% 100.0% 100.0%

Cukup menyenangkan Count 0 17 17

% within dp10 .0% 100.0% 100.0%

Tidak menyenangkan Count 2 6 8

% within dp10 25.0% 75.0% 100.0%

Total Count 2 28 30

(42)

LAMPIRAN 6

(43)

L. 6 Profil Bank “X”

Bank “X” didirikan pada tahun 1812 sebagai Bank Kota di salah satu

daerah di negara Amerika Serikat. Pada 1894, menjadi bank terbesar di Amerika

Serikat. Pada 1902 bank “X” mulai mengadakan perluasan ke seluruh dunia dan

menjadi bank pertama di AS yang memiliki cabang di luar negeri. Pada tahun

1930 bank “X” menjadi bank terbesar di dunia dengan lebih dari 100 cabang di 23

negara. Dia merubah namanya menjadi “Bank Q” pada 1955, dan kemudian

menjadi “Bank Z” pada 1962 dan menjadi Bank “X” pada 1976. Bank “X” adalah

salah satu bank pertama yang memperkenalkan ATM di 1970-an, dalam rangka

pengurangan "teller" manusia dan memberikan akses keuangan 24-jam.

Bank “X” saat ini adalah konsumen dan perusahaan bank dari jasa

finansial raksasa “Y”, perusahaan terbesar jenisnya di dunia. Bank “X” beroperasi

di lebih 50 negara di dunia. Lebih dari setengah dari 1.400 kantornya berada di

Amerika Serikat.

Bank ini juga menawarkan produk asuransi dan investasi. Mereka

menawarkan pelayanan online dan merupakan salah satu yang paling sukses, dengan sekitar 15 juta pengguna.

Bank “X” sangat dikenal sebagai tempat pendidikan para pejabat bank,

karena banyak para staf dan pejabat bank “X” yang pindah ke bank lain untuk

menduduki jabatan yang lebih tinggi, namun bank “X” tetap eksis. Hal ini karena

bank “X” mempunyai unit atau divisi pelatihan tersendiri, dan pelatihan tersebut

selama ini juga dimanfaatkan oleh perbankan untuk mendidik para sumber daya

(44)

Selain itu menurut Vice President Grup SDM bank “X” (I P), almamaternya memiliki kultur work hard and play hard. SDM bank “X” memiliki berbagai macam forum, seperti manager forum, vice president forum dan officer forum yang sifatnya fun environment. Segala sesuatu yang dilakukan SDM bank “X” ada ukurannya. "Keberhasilan dan kompetensi seseorang di bank “X” sangat

jelas, karena memang diukur dengan balance score card. Ini menjadi tolok ukur

personal appraisal, base on work performance," tutur I P. "Hanya ada satu clue

agar sukses bekerja di bank “X”, yaitu deliverable. Jadi para SDM bank “X” harus menunjukkan bagaimana dia bisa men-deliver sesuatu kepada perusahaan," menurut Vice President Grup SDM bank “X” tersebut.

Kultur work hard-play hard yang sudah ada di bank “X” akan terus memacu mereka lebih berprestasi dibanding rekan lainnya. Sejak rekrutmen para

SDM merupakan orang pilihan dengan prestasi akademis cemerlang. Hanya

diperlukan sedikit sentuhan agar mereka mau berpacu menjadi yang terbaik dan

berlari meraih prestasi. Karakter mereka: high achiever dan hunger to learn, berpikir global dan bertingkah laku lokal. "Berani berbicara, result oriented, bangga pada pekerjaannya, demanding terhadap perkembangan karier dan ready to compete adalah perilaku SDM bank “X”.

Lingkungan kerja juga berpengaruh pada berhasilnya bank “X” membina

SDM dimana mengharuskan setiap SDM di bank “X” bisa mengerjakan segala

sesuatu tidak hanya main job-nya. Mereka sangat menyambut SDM baru dengan harapan dapat berbagi pekerjaan. Namun, jika orang baru itu tidak cepat

(45)

tinggi ekspektasi SDM lain terhadap dirinya. Jika berhasil mencapai 100, akan

ditambah menjadi 150. Kendati demikian, bank “X” tidak menjadikan mereka

pekerja rodi. Di sisi lain, bank “X” memberikan salary (gaji), reward dan retain employee benar-benar berdasarkan performa dan prestasi kerja. Bank “X” menginvestasikan dana yang besar untuk pembinaan SDM yang tersusun

sistematis dan terprogram. Biaya tersebut sudah dianggarkan oleh bank “X” yang

berbasis di AS.

Bank “X”, Astra, Unilever, IBM, Telkom, dan sejumlah nama lainnya

merupakan perusahaan-perusahaan terkemuka dan berprestasi yang pantas

dibanggakan. Mereka adalah perusahaan-perusahaan yang menempatkan manusia

sebagai modal atau aset utama. Di sana, orang-orang yang diterima ditempa

keahlian, kompetensi, dan kepemimpinannya. Sikap dan perilaku mereka dibentuk

sesuai dengan kultur perusahaan. Hasilnya, para SDM bank “X” memiliki

motivasi bersaing yang sangat tinggi karena budaya korporat bank “X”, antara

lain, memang menumbuhkan persaingan. Mereka dilatih untuk mencari

pemecahan masalah dan berorientasi kepada hasil.

Hal itu disebabkan adanya konsistensi manajemen Bank “X” dalam

membangun budaya korporatnya sejak pertama didirikan tahun 1890-an. Sejak

awal, pemimpin bank “X” (kemudian berubah nama menjadi “Y”) selalu

membuat tujuan bisnis yang berani dan jelas. Presiden/pendiri bank “X” yaitu JS

telah membuat tujuan yang berani (dalam banyak hal juga memberi stimulasi)

(46)

hanya sebuah bank kecil berskala regional di Amerika dengan seorang presiden,

seorang kasir, dan sejumlah karyawan.

Sikap dan ambisi JS itu memberi inspirasi bagi pengembangan

perusahaan di era kepemimpian berikutnya. FV, pengganti JS, menulis tahun 1915

(seperempat abad setelah mimpi JS dan 6 tahun setelah JS pindah ke Eropa untuk

pensiun): “Saya sangat yakin bahwa terbuka peluang buat kami untuk menjadi

institusi keuangan yang paling kuat, paling handal dalam layanan, dan tersebar

luas pertama di dunia”. Ambisi tersebut menyebabkan bank “X” bertumbuh secara

luar biasa dari total aset US 2 juta pada tahun 1914, menjadi US 6 miliar pada

tahun 1929, dengan pertumbuhan rata-rata 35% per tahun.

Seperti juga banyak bank lainnya, bank “X” juga terkena dampak buruk

akibat Perang Dunia tahun 1930-an, namun setelah Perang Dunia II - dengan 5

generasi kepemimpinan berikutnya kembali mempertegas ambisi seperti para

pendahulunya dengan mengatakan: "Sekitar tahun 1960, (kami memutuskan

bahwa) kami akan berupaya meraih sukses dalam setiap layanan keuangan yang

bermanfaat, di mana pun di dunia ini."

Hal ini menunjukkan konsistennya manajemen bank “X” dalam setiap

generasi kepemimpinan. Mimpi “Y” tidak bisa dilepaskan dari mimpi sang

pendiri. Namun, tujuan bisnis itu telah melampaui batas usia sang pendiri. Ia telah

(47)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia terus mengalami kemunduran dalam bidang ekonomi sejak

terjadinya krisis moneter. Nilai tukar mata uang Rupiah semakin melemah, inflasi

tidak terkendali, juga pertumbuhan ekonomi yang kurang berkembang merupakan

contoh nyata dari krisis yang dialami bangsa Indonesia. Akan tetapi menurut IMF

(International Monetary Fund / Dana Moneter Internasional) memasuki era globalisasi, perekonomian di Indonesia akan masuk dalam pasar yang bertumbuh

dengan pesat (emerging market) di Asia setelah RRC (Republik Rakyat Cina) (10 %), India (8,4 %) dan Vietnam (8 %). Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia

pada tahun 2007 akan melaju dibanding tahun 2006 (6 %) dan pada tahun 2008,

Indonesia akan bertumbuh 6,3 % (www.semestanet.com).

Menurut J. Soedradjad Djiwandono (2004), seorang pakar ekonomi, angka

pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut dapat tercapai bila didukung oleh

bidang perbankan. Perbankan yang sehat dan efektif menunjang kegiatan

konsumsi, produksi, investasi dan perdagangan yang diperlukan guna mencapai

pertumbuhan ekonomi nasional (www.kolom.pacific.net.id). Industri perbankan

sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi suatu negara karena transaksi

ekonomi selalu berhubungan dengan bank. Dengan demikian, tersedianya

(48)

2 Universitas Kristen Maranatha

ekonomi makro yang berlanjut untuk tercapainya pertumbuhan ekonomi

(www.logika.ac.id).

Industri perbankan di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun

ke tahun dan adapun Bank ”X” di kota Bandung merupakan salah satu bank

internasional yang sukses (www.id.wikipedia.org/wiki). Bank “X” didirikan pada

tahun 1812 di salah satu daerah di negara Amerika Serikat. Pada tahun 1894 bank

ini menjadi bank terbesar di Amerika Serikat (AS) dan pada tahun 1902 mulai

mengadakan perluasan ke seluruh dunia dan menjadi bank pertama AS yang

memiliki cabang di luar negeri. Selanjutnya menjadi bank terbesar di dunia

dengan lebih dari 100 cabang di 23 negara pada tahun 1930. Bank “X” juga salah

satu bank pertama yang memperkenalkan Automatic Teller Machine atau Anjungan Tunai Mandiri (ATM) pada tahun 1970-an (www.id.wikipedia.org).

Saat ini bank “X” aktif beroperasi di lebih 50 negara di dunia termasuk di

Indonesia. Bank “X” menawarkan pelayanan online (terhubung langsung pada internet) dan merupakan salah satu bank yang paling sukses, dengan sekitar 15

juta pengguna (www.id.wikipedia.org/wiki). Bank ini juga menawarkan berbagai

layanan seperti kartu kredit, perbankan & investasi, pinjaman, serta dana ekspres

dimana setiap produk tersebut memiliki variasi layanan lain yang disediakan

sesuai kebutuhan nasabah. Contoh variasi dari layanan perbankan dan investasi

adalah rekening dengan jenis gold (saldo minimal sebesar Rp 500.000.000) dan

(49)

3 Universitas Kristen Maranatha

menunjukkan bahwa bank swasta asing inilah yang menempati urutan pertama

menggantikan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (www.cylics.multiply.com).

Prestasi yang telah diperoleh bank ”X” tidak terlepas dari kualitas sumber

daya manusia (SDM) yang dimiliki. Bank ”X” juga berkontribusi menghasilkan

orang-orang yang berkualitas dalam dunia usaha di tanah air misalnya Peter F.

Gontha (mantan eksekutif Bimantara ), Roy E. Tirtaji (CEO Grup Lippo), dan

Dicky Iskandar Di Nata (presiden direktur Jaring Data Indonesia dan mantan

eksekutif Bank Duta) juga berasal dari bank asing ini

(http://202.59.162.82/swamajalah/). Cara pembinaan SDM bank “X” melalui

training pemahaman produk yang menyeluruh dan etika dalam melayani nasabah menyebabkan para SDM-nya lebih handal bila dibandingkan dengan bank lain.

Budaya kerja yang ulet pada bank “X” menyebabkan mereka terpacu untuk lebih

berprestasi dibanding rekan lainnya di bank “X”

(http://202.59.162.82/swamajalah/). Oleh karena itu SDM bank ”X” banyak

diminati oleh perusahaan lain baik di Indonesia maupun di seluruh dunia

(www.swa.co.id). Bila SDM bank memadai dan berkualitas, maka kinerja bank

tersebut dapat tumbuh dengan optimal (www.asbanda.com).

SDM pada bank ”X” yang akan diteliti pada penelitian ini berada pada

level Business Development Associate (BDA) yang bekerja pada layanan perbankan dan investasi. BDA merupakan level terbawah dalam struktur

organisasi bank “X” pada bagian pemasaran. BDA bertanggung jawab langsung

pada Business Development Supervisor (BDS). BDS bertanggung jawab pada

(50)

4 Universitas Kristen Maranatha

(Business Development Manager) dan Sebaliknya BDM bertanggung jawab pada

Acquisition Manager dan atasan dari Acquisition Manager adalah Segment Marketing Head. Job description (gambaran pekerjaan) BDA adalah mencari nasabah baru yang belum pernah mempunyai rekening di bank ”X” ataupun

nasabah lama yang sudah memiliki rekening di bank ”X” namun tidak memiliki

dana (sebesar nol rupiah) di rekening tersebut dalam jangka waktu tiga bulan atau

lebih. Dengan demikian, posisi BDA merupakan ujung tombak dalam bank ”X”

sebab keberadaan nasabah dalam dunia perbankan adalah suatu kebutuhan karena

sumber keuntungan bank berasal dari nasabah (www.skripsihukum.com).

Job appraisal (penilaian pekerjaan) yang berlaku di bank ”X” dilihat dari observasi perilaku karyawan seperti ketekunan dan performance (A+, A, B, C, U) setiap bulannya. Performance A+ bila BDA mampu memperoleh delapan orang atau lebih nasabah sedangkan performance A bila BDA mampu memperoleh enam atau tujuh orang nasabah. Performance B bila BDA mampu memperoleh empat atau lima orang nasabah dan performance C bila BDA mampu memperoleh dua hingga tiga orang nasabah sedangkan performance U bila BDA memperoleh satu atau tidak memperoleh nasabah. Penilaian performance ini mempengaruhi pemberian komisi dan penilaian peningkatan jabatan bagi BDA.

BDA memiliki target yang harus dicapai setiap bulan sebanyak enam

orang nasabah dengan minimal jumlah dana yang ditabung sebesar Rp.

50.000.000 per nasabah. Jumlah saldo minimal pembukaan rekening (account) sebesar itu menyebabkan BDA sulit untuk memperoleh nasabah dan mencapai

(51)

5 Universitas Kristen Maranatha

dunia yang berdampak pada kenaikan harga barang kebutuhan pokok sehingga

masyarakat lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan hidup mereka daripada

menabung (www.suarapembaruan.com). Perkembangan pasar saham yang pesat

juga mempengaruhi ketertarikan calon nasabah untuk lebih menginvestasikan

uangnya di pasar saham daripada menabung di bank karena bunga yang

ditawarkan di pasar saham lebih besar. Kondisi pasar (keadaan ekonomi global)

yang kurang stabil juga turut berpengaruh pada keengganan calon nasabah untuk

menginvestasikan uangnya di bank ”X”, sehingga berpengaruh pada pencapaian

target para BDA tersebut.

BDA yang tidak dapat mencapai target selama tiga bulan berturut-turut

akan diberikan peringatan dan hanya menerima gaji pokok bulanan. Kesempatan

yang diberikan untuk memperbaiki performance-nya tersebut hanya satu kali (satu bulan) dan bila tetap tidak menunjukkan perbaikan performance maka sesuai dengan peraturan bank ”X”, BDA tersebut harus mengundurkan diri. Usaha bank

”X” untuk meningkatkan kinerja BDA yang rendah adalah dengan coaching dan memberikan perhatian yang lebih misalnya mengajarkan cara melakukan sales call (menelepon calon nasabah atau me-follow up nasabah) atau visit (melakukan kunjungan pada calon nasabah)yang benar.

Berbeda halnya jika BDA mampu mencapai dan melebihi target maka

akan menerima gaji pokok bulanan ditambah dengan komisi serta mendapat

sertifikat bila mencapai performance A atau A+. Komisi yang diberikan adalah berupa uang dengan jumlah yang berbeda-beda tergantung dari jumlah dana yang

(52)

6 Universitas Kristen Maranatha

hanya pada grade B, A dan A+. Jika BDA mampu memperoleh performance A+ selama enam bulan berturut-turut maka akan dipromosikan oleh BDM ke kantor

pusat menjadi karyawan tetap atau BDE (Business Development Executive). Sejak bulan November dan Desember 2007, BDM kantor cabang di kota

Bandung tidak dapat mencapai target (berupa account/nasabah) yang ditetapkan oleh kantor pusat. Pada bulan Januari 2008, sebanyak enam dari 27 orang BDA

mengundurkan diri karena performance yang rendah lalu BDM menambah jumlah BDA sebanyak sembilan orang. Dengan ditambahnya jumlah BDA (saat ini

berjumlah 30 orang) menyebabkan semakin meningkatnya jumlah target yang

harus dicapai oleh kantor cabang bank ”X” di kota Bandung.

Target pada bulan Januari tersebut dapat tercapai akibat adanya

penambahan jumlah BDA namun dengan penambahan jumlah BDA tersebut,

tidak dapat menjamin bahwa target pada bulan-bulan berikutnya dapat tercapai.

Hal ini terbukti pada bulan berikutnya yaitu pada bulan Februari, target yang

harus diperoleh yaitu sebanyak 72 nasabah namun hanya 56 nasabah yang

diperoleh. Keadaan tersebut berdampak pada semakin ketatnya peraturan yang

berlaku, yaitu BDA yang terlambat tiba di kantor atau tiba lebih dari pukul 08:15

akan dikenai sanksi berupa denda Rp. 5.000. Peraturan yang lainnya adalah jam

makan siang hanya pada pukul 12.00 – 13.00, tidak ada yang boleh melebihi

waktu makan siang tersebut. Selain itu bank ”X” diawasi langsung oleh kepala

cabang bank ”X” di Bandung dan BDA hanya boleh pulang pada pukul 19:00,

sebelumnya adalah pukul 17:00. Bila setengah target yang harus diperoleh belum

(53)

7 Universitas Kristen Maranatha

hari Sabtu padahal sebelumnya tidak ada aturan tersebut. Mereka harus bekerja

lebih giat dibandingkan waktu-waktu sebelumnya dalam memperoleh nasabah dan

bersaing dengan bank asing lainnya seperti Standard Chartered, HSBC (Hongkong and Shanghai Banking Corporation), Common Wealth dan Bank DBS dalam menarik nasabah untuk menabung di bank ”X” .

Peraturan yang semakin ketat dan suasana kerja yang kurang nyaman

akibat adanya pengawasan oleh kepala cabang bank “X” tersebut membuat BDA

memiliki tantangan untuk mencapai target. Apabila tantangan tersebut berubah

menjadi harapan, maka akan menggiatkan BDA untuk bekerja lebih keras dan

melebihi target yang ditentukan. Jika BDA tidak berusaha keras memperoleh

nasabah, mencapai atau melebihi target, maka dapat dikatakan BDA tersebut

belum berhasil dalam menjalankan tugasnya bekerja di bank ”X”.

Kuat atau lemahnya motivasi BDA akan menentukan seberapa besar usaha

yang dikerahkannya untuk memperoleh nasabah sesuai dengan yang diinginkan

BDA tersebut. Menurut Pintrich & Schunk (2002) dalam expectancy-task value model of motivation, expectancy dan task value sangatlah penting sebagai prediktor tingkah laku berprestasi seseorang (achievement behavior) dan berasal dari motivational beliefs individu. Motivational beliefs adalah salah satu general construct dalam expectancy-task value model of motivation yang terbentuk melalui proses sosial kognitif dimana beliefs (keyakinan) ini mempengaruhi seseorang dalam melakukan pekerjaannya. Expectancy mencerminkan beliefs

(keyakinan) individu tentang kemampuan dan peluangnya untuk berhasil dalam

(54)

8 Universitas Kristen Maranatha

seseorang mengenai alasan mengerjakan suatu tugas. Expectancy dan task value

ini mengarah pada keyakinan BDA mengenai kemampuan dirinya mencapai target

atau bahkan melebihinya sehingga dapat meraih performance yang terbaik

(expectancy) dan keyakinan tentang penting atau bermanfaat tidaknya pekerjaan di bank ”X” (task value).

Dengan demikian motivational beliefs pada BDA selama bekerja yaitu dalam hal pencapaian target, dapat diukur dan diketahui melalui expectancy dan

task value. Oleh karena itu bila para BDA yakin dirinya memiliki kemampuan untuk mencapai target dan yakin bahwa dengan sales call memiliki makna yang penting dan bermanfaat maka akan memperkuat perilaku berprestasinya sebagai

BDA di bank ”X”. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Vice President Grup SDM bank “X” bahwa karakter SDM yang bekerja di bank ”X” adalah high achiever (peraih prestasi yang tinggi) dan hunger to learn (lapar untuk belajar). Selain itu mereka juga percaya diri dalam berkomunikasi dengan nasabah, result oriented (berorientasi pada hasil), bangga pada pekerjaannya, demanding

(bergantung) terhadap perkembangan karier dan ready to compete (siap untuk bersaing) adalah perilaku SDM bank ”X” (http://202.59.162.82/swamajalah).

Akan tetapi pernyataan diatas tentu saja tidak berlaku terhadap setiap

SDM yang bekerja di bank “X”, terutama terhadap BDA bank “X” di kota

Bandung. Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap sepuluh orang BDA

bank ”X” di kota Bandung, diperoleh fakta mengenai expectancy-task value yang berbeda-beda, lima diantaranya merasa dirinya mampu mencapai target yang

(55)

9 Universitas Kristen Maranatha

tersebut (expectancy for success). Mereka juga memiliki penilaian pribadi bahwa mereka mampu berkomunikasi secara persuasif pada calon nasabah (task spesific self concept) ketika mengenalkan layanan yang disediakan bank “X”. Lima BDA ini juga mengatakan bahwa dalam bekerja, mereka memanfaatkan waktunya

seefektif mungkin dengan rajin melakukan sales call, visit, dan canvasing dengan tidak menganggapnya sebagai tugas yang berat (perception of task difficulty). Mereka juga bekerja dengan membuat target bagi diri sendiri untuk visit minimal satu orang sehari dan memperluas relasi serta rajin melakukan canvasing

(menawarkan layanan dari rumah kerumah). Dengan demikian lima BDA ini

memiliki expectancy yangtinggi.

Lima orang BDA yang lainnya mengatakan bahwa mereka merasa tidak

yakin mampu untuk mencapai target setiap bulan (expectancy for success). Target dinilai sebagai suatu tuntutan pekerjaan yang sulit dipenuhi karena mereka

mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan layanan bank “X” pada calon

nasabah (task spesific self concept). Mereka sering kesulitan untuk mulai melakukan sales call karena merasa cemas terlebih dahulu sehingga menimbulkan perasaan malas untuk melakukannya (perception of task difficulty). Dampak dari kondisi seperti itu menyebabkan target mereka tidak tercapai (expectancy rendah).

Berbeda halnya dengan task value, kesepuluh BDA tersebut mengatakan hal yang sama bahwa pekerjaannya di bank ”X” sebagai seorang BDA memiliki

manfaat yang besar dan penting bagi masa depan karir mereka (task value tinggi). Pencapaian target dinilai sebagai tugas yang sangat penting dan mereka berusaha

(56)

10 Universitas Kristen Maranatha

bank ”X” dalam menghadapi tuntutan untuk mencapai target setiap bulan

(intrinsic value atau interest).

Manfaat yang diperoleh dari pekerjaan ini adalah mampu memperoleh

uang sehingga mampu memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga. Selain itu,

pengetahuan mereka akan dunia perbankan dan reksa dana juga bertambah

(wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

untuk diinvestasikan (http://id.wikipedia.org/wiki/ Reksadana)), menambah

kenalan atau relasi di dunia bisnis, serta belajar untuk bersosialisasi (utility value). Manfaat tersebut sangat berguna bagi para BDA bila kelak ingin membuka usaha

baru. Walaupun pada pelaksanannya para BDA harus mengorbankan waktunya

untuk bekerja lebih lama dan mengorbankan uang pribadinya untuk visit keluar kota (perceived cost).

Perbedaan expectancy dan persamaan task value yang terdapat pada BDA ini akan membentuk motivational beliefs yang beragam pada BDA. Motivational beliefs tersebut akan berpengaruh pada perilaku yang ditampilkan BDA selama bekerja dalam mencapai target yang diinginkan. Bila motivational beliefs yang dimiliki BDA di bank “X” tinggi, maka BDA akan menunjukkan perilaku untuk

berprestasi dalam bekerja. Dalam hal ini yang dimaksud adalah berupa pencapaian

target tiap bulannya sehingga BDA tersebut dapat memperoleh komisi yang tinggi

bahkan mampu menjadi BDE. Dalam bekerja, BDA juga akan menganggap

bahwa pekerjaan yang ditekuninya adalah penting, bermanfaat dan BDA

menyenanginya sehingga akan memiliki keterikatan yang kuat terhadap

(57)

11 Universitas Kristen Maranatha

beliefs rendah maka akan menunjukkan perilaku sebaliknya. Seperti tidak mampu menunjukkan prestasi yang tinggi (performance A atau A+) dan kurang memiliki keterikatan terhadap pekerjaan ini karena menganggap bahwa pekerjaan sebagai

BDA di bank “X” tidak penting dan kurang menyukai pekerjaan tersebut. Oleh

karena itu peneliti tertarik untuk meneliti derajat motivational beliefs pada BDA bank ”X” di kota Bandung yang ditinjau melalui expectancy dan task value models of motivation.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah

maka dari penelitian ini ingin diketahui mengenai derajat motivational beliefs

pada karyawan level Business Development Associate

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana penerapan teknik pernafasan, amba sir, teknik triple tounging Tu, Tu, Ku, yang baik dan benar dalam bermain instrument trumpet. Bagaimana cara memproduksi nada yang sesuai

Untuk mengatasi masalah tersebut biasanya peneliti akan menemukan cara pendekatan klasik yaitu metode kudrat tekecil atau Ordinary Least Square (OLS) dimana

2009The Best Leadership Model for Organizational Change Management: Transformational Verses Servant Leadership.. Ethics, character, and authentic transformational

Hubungan antara penerimaan sosial kelompok kelas dengan kepercayaan diri pada siswa Kelas I SLTP XXX Jakarta.. Sirikulchayanonta, C., Ratanopas, W., Temcharoen, P.,

Seperti halnya perjanjian sewa menyewa rumah dinas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi II Sumatera Barat yang dilakukan antara karyawan PT Kereta Api dengan pihak ketiga

[r]

Menurut Heinich, Molenida, dan Russel (1993) berpendapat bahwa teknologi atau media pembelajaran sebagai penerapan ilmiah tentang proses belajar pada manusia dalam

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Republik Indonesia era reformasi baik pusat, propinsi, maupun kabupaten/kota sebagai