Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
COVER DALAM ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... v
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR TABEL ... xi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup... 3
1.3 Tujuan Perancangan... 3
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data... 4
1.4.1 Sumber Data ... 4
1.4.2 Metode dan teknik Pengumpulan Data... 4
1.5 Skema Perancangan ... 5
BAB 2 LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Desain Komunikasi Visual... 6
2.1.1 Book Design... 6
2.1.2 Ilustrasi untuk Anak... 6
2.2 Buku Anak ... 7
2.2.1 Buku Cerita Bergambar ... 8
2.3 Teori Warna ... 10
2.3.1 Pengelompokkan Warna... 10
Universitas Kristen Maranatha
2.4.1 Pengentasan Ancaman Global Warming... 12
2.5 Bercocok Tanam ... 13
2.5.1 Peranan Bercocok Tanam Bagi Anak... 14
2.5.2 Peranan Bercocok Tanam Bagi Kesehatan Jasmani dan Rohani ... 15
2.6 Psikologi Anak... 16
2.6.1 Tugas Perkembangan Anak ... 17
2.6.2 Bermain ... 20
BAB 3 DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 23
3.1 Perusahaan atau Lembaga Terkait ... 23
3.1.2 Tinjauan Terhadap Persoalan Sejenis... 25
3.1.3 Hasil Kuesioner dan Wawancara... 34
3.1.3.1 Hasil Kuesioner (Primer) ... 34
3.1.3.2 Hasil Kuesioner (Sekunder) ... 39
3.1.3.3 Hasil Wawancara ... 44
3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 46
BAB 4 PEMECAHAN MASALAH... 49
4.1 Konsep Komunikasi... 49
4.2 Konsep Kreatif ... 49
5.2 Saran Penulis... 64
5.2.1 Untuk Civitas Akademi Maranatha ... 64
5.2.2 Untuk Masyarakat Umum ... 65
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN ... 68 DATA PENULIS ... 71 UCAPAN TERIMA KASIH ... 72
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 ... 5
Gambar 2.1 ... 10
Gambar 3.1 ... 26
Gambar 3.2 ... 27
Gambar 3.3 ... 28
Gambar 3.4 ... 30
Gambar 3.5 ... 31
Gambar 3.6 ... 32
Gambar 3.7 ... 33
Gambar 4.1 ... 49
Gambar 4.2 ... 50
Gambar 4.3 ... 50
Gambar 4.4 ... 51
Gambar 4.5 ... 52
Gambar 4.6 ... 56
Gambar 4.7 ... 56
Gambar 4.8 ... 57
Gambar 4.9 ... 57
Gambar 4.10 ... 58
Gambar 4.11 ... 59
Gambar 4.12 ... 60
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 ... 34
Tabel 1.2 ... 35
Tabel 1.3 ... 35
Tabel 1.4 ... 36
Tabel 1.5 ... 37
Tabel 1.6 ... 38
Tabel 2.1 ... 39
Tabel 2.2 ... 40
Tabel 2.3 ... 40
Tabel 2.4 ... 41
Tabel 2.5 ... 42
Tabel 2.6 ... 42
Tabel 2.7 ... 43
Tabel 2.8 ... 43
1.1 Latar Belakang
Manusia hidup dengan menghirup oksigen yang terdapat di udara. Oksigen
dihasilkan oleh tumbuhan. Peranan tumbuhan sangat penting bagi manusia
karena mengambil karbon dioksida dari udara dan mengembalikan oksigen ke
udara. Selain itu, tumbuhan juga menyimpan air dalam tanah untuk mencegah
banjir di dataran rendah jika terjadi hujan. Tetapi saat ini tumbuhan di muka
bumi semakin berkurang jumlahnya, banyak terjadi penebangan hutan, dan
ketika tumbuhan semakin sedikit, bencana yang menelan korban jiwa dan materi
pun akan terjadi, seperti tanah longsor dan banjir. Namun sayang, masih sedikit
manusia yang peduli untuk melindungi bumi, salah satu cara melindungi bumi
yaitu bercocok tanam.
(Laabs, Gerald. “Widya Wiyata Pertama Anak-anak : Bunga dan Pohon”.
1983:9), (Berry, C.E. “Widya Wiyata Pertama Anak-anak : Ekologi dan
Lingkungan”. 1993:16-17, 70-71)
Di Indonesia, kegiatan bercocok tanam kebanyakan hanya dilakoni oleh
segelintir orang, seperti petani yang berada di pedesaan dan pecinta tanaman.
Maka dari itu, kita perlu mengajak penerus bangsa untuk lebih mencintai bumi
dengan cara bercocok tanam. Mungkin kedengarannya sepele tetapi dengan hal
kecil ini, bumi akan lebih terlindungi. Sekarang ini, sekolah formal kurang bisa
diharapkan dalam membentuk kebiasaan bercocok tanam murid-muridnya, maka
orang tua-lah yang masih mungkin menanamkan kecintaan terhadap bidang
yang satu ini. Kita dapat melihat bagaimana sekarang alam diperlakukan,
masalah sampah, bencana alam di mana-mana, pembicaraan mengenai global
warming dan sebagainya dapat dilihat di situs terpercaya seperti kompas.com
kebun karena khawatir anaknya kotor dan terkena cacingan. Memang bermain
tanah memang tidak higienis, apalagi memakannya. Banyak ibu takut anaknya
cacingan tetapi dalam sebuah studi bernama hygiene hypothesis, sejumlah
ilmuwan menyimpulkan bahwa organisme seperti jutaan bakteri, virus, dan
cacing yang memasuki tubuh bersama dengan tanah memacu perkembangan
sistem imun yang sehat. Sejumlah studi menemukan bukti bahwa cacing dapat
membantu memulihkan kembali sistem kekebalan yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, misalnya kelainan autoimmune, alergi, dan asma.
Kenyataan bahwa cacing dapat membantu meningkatkan sistem imun memang
agak sulit diterima akal sehat. Tetapi menurut pendapat yang dikemukan oleh
Joel V. Weinstock, direktur gastroenterologi dan hepatologi di Tufts Medical
Center, Boston. Sebagian besar cacing tidak berbahaya, terutama bagi orang
bergizi baik. Hanya sedikit penyakit yang disebabkan cacing karena manusia
telah beradaptasi dengan kehadiran sebagian besar cacing.
(Dewi, Tjandra. 2009, “Kotor itu Baik”, Koran Tempo, Februari 04)
Kegiatan bercocok tanam dapat dinikmati oleh dewasa ataupun anak-anak,
berapapun usia mereka, akan selalu mendapatkan tempat ketika mereka
bercocok tanam. Banyak hal positif yang didapat dengan memperkenalkan anak
pada alam seperti memberikan dasar yang baik dalam hal menghargai alam dan
keinginan untuk melindunginya. Ketika melakukan kegiatan bercocok tanam
perasaan puas dan gembira pun akan dirasakan oleh orang tua dan anak. Selain
mendapatkan kesenangan dari kegiatan bermain di taman, seorang anak dapat
mengetahui bagaimana cara menanam dan merawat tanaman.
(Richardson, 1998 : 5)
Bercocok tanam juga berperan penting untuk perkembangan kepribadian anak,
dengan aktivitas di dalam taman dapat menumbuhkan rasa keingintahuannya
merawat tanaman, hingga rasa peduli dengan keadaan sekitar, dan kelestarian
alam di waktu yang akan datang. Dr. Benjamin Rush, professor dari Institute of
Medicine and Clinical Practice di Philadephia, mengumumkan bahwa
perkebunan memiliki efek menyembuhkan pada orang yang mentalnya
terganggu. Sehingga selain hal positif yang telah disebutkan di atas, kegiatan
bercocok tanam juga memiliki kelebihan lain yaitu dijadikan sarana terapi bagi
orang yang mentalnya terganggu.
(Straus, 1998 : 199)
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mengajak anak di daerah perkotaan untuk tertarik dalam
mengenal proses bercocok tanam?
2. Bagaimana merancang book design dengan tema bercocok tanam yang baik
agar siap bersaing dengan buku anak lainnya?
Dalam tugas akhir ini, akan dilakukan pembuatan buku bergambar untuk anak
yang memiliki beberapa karakter atau tokoh serta petunjuk aktivitas dan
pengetahuan dasar yang mudah dimengerti dilengkapi oleh alur cerita teratur dan
menarik yang sesuai dengan target marketyang telah ditentukan.
1.3 Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengajak anak di daerah perkotaan untuk tertarik dalam mengenal proses
bercocok tanam
2. Merancang book design dengan tema bercocok tanam yang baik agar siap
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
1.4.1 Sumber Data
Sumber data yang akan dipakai berupa artikel dan pengamatan yang
berasal dari situs web terpercaya serta berbagai buku yang terkait dengan
topik yang bersangkutan.
1.4.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah sebagai berikut :
a. Wawancara
Menurut Prof. DR. Suharsini Arikunto dikatakan, bahwa :
“Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara”
Penulis melakukan wawancara berupa wawancara berencana (standarlized
interview) yaitu suatu wawancara yang melalui persiapan dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun
terlebih dahulu.
b. Kuesioner
Kuesioner yang berupa sejumlah pertanyaan tertulis akan disebarkan ke
tempat tertentu untuk memperoleh informasi dari responden.
c. Studi Pustaka
Studi pustaka yang merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi
dari berbagai sumber, seperti buku-buku yang memuat berbagai ragam
Universitas Kristen Maranatha 1.5 Skema Perancangan
Banyak digalakkannya gerakan melawan global warming ternyata tidak berjalan seimbang dengan kegiatan bercocok tanam sendiri yang merupakan salah satu
upaya untuk mengatasi global warming. Terutama kota-kota besar di Indonesia, sebagian masyarakatnya kurang menyadari bahwa kegiatan bercocok tanam memiliki peranan penting dalam melindungi bumi. Tidak dapat dipungkiri bahwa media yang menyampaikan hal tersebut di Indonesia sangatlah minim.
Alangkah baiknya jika saja ada media yang memberikan pengetahuan seputar pentingnya peranan bercocok tanam. Salah satu media agar masyarakat sejak dini mengenal kegiatan bercocok tanam adalah sebuah buku. Kebanyakan orang tua tidak keberatan membelikan buku bagi anak mereka yang baru masuk sekolah. Apalagi buku cerita pendidikan dengan gambar yang menarik sekaligus berisi aktivitas yang dapat membantu anak mengingat pesan cerita yang dibacanya. Dengan begitu anak merasakan apa yang dirasakan tokoh di dalam buku ceritanya, mereka akan mulai mencontoh dari apa yang ada di dalam buku.
Permasalahan global warming tidaklah mudah untuk diatasi tetapi alangkah baiknya jika setiap orang menyadari pentingnya kegiatan bercocok tanam, apalagi jika kesadaran itu dipupuk sejak dini dan menjadi sebuah kebiasaan, dan melindungi bumi dari global warming bukanlah hal yang mustahil.
5.2 Saran Penulis
5.2.1 Untuk Civitas Akademi Maranatha
Tugas akhir membantu saya dan civitas akademi Maranatha untuk
Universitas Kristen Maranatha wawasan lebih jauh mengenai peranan penting kegiatan bercocok tanam kepada para pembacanya.
5.2.2 Untuk Masyarakat Umum
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Berry. C.E. (2009), Widya Wiyata Pertama Anak Anak: Ekologi dan Lingkungan,
Jakarta, PT. Tira Pustaka
Davis, RS. (1997), Comics; a Multi Dimensional Teaching in Integrated-Skill
Classes, Nagoyama University: Japan. Dari
http://www.esllab.com/research/comics.html
Dewi, Tjandra. (2009), “Kotor Itu Baik”, Koran Tempo, Februari 25. 18:06 WIB
Glick, Patty. (2007), The Gardener’s Guide to Globe Warming: Challenge and
Solution, Texas, The National Wildlife Federation
Gunarsa, Singgih D. (2008), Dasar & Teori Perkembangan Anak, Jakarta, Gunung
Mulia
Hurlock, Elizabeth B. (1978), Perkembangan Anak, Jakarta, PT. Gelora Aksara.
Pratama
Laabs, Gerald. (1993), Widya Wiyata Pertama Anak Anak: Bunga dan Pohon,
Jakarta, PT. Tira Pustaka.
Larson&Meyer. (2006), Generations Gardening Together: Source Book for
Intergeneration & Therapeutic Horticulture, New York, The Haworth Press
Mitchell, Diani. (2003), Children’s Literature an Imitation to the Word, Michigan
State University
Relf, Diane. (1992), Human Issues In Horticulture. HortTechnology. Vol.2, no.2
Rothlein, Liz & Meinbach, Anita Meyer. (1995), Literature Connection Using
Universitas Kristen Maranatha Sadiman, Arief S. dkk. (2008), Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada
Sheu Hsiu-Chih. (2008), The Value of English Picture Story Books, Oxford
University Press, Versi web
Silberman, Melvin L. (2002), Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif
(Terjemahan dari Sarjuli, et. Al.) Yogyakarta, YAPPENDIS
Simson & Straus. (1998), Horticulture as Therapy, Principles and Practice, New
York, The Haworth Press, Inc.
Sudjana, Nana & Riva’I, Ahmand. (2002), Media Pengajaran, Jakarta, Sinar Baru
Algensindo
Sutanto, T. (2007), “Sekitar Dunia Desain Grafis/ Komunikasi Visual”, Pura-Pura