STUDI PERBANDINGAN BERAT PROFIL PADA STRUKTUR
GEDUNG BAJA YANG DIDESAIN SEBAGAI SISTEM
RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS DAN SISTEM
RANGKA PEMIKUL MOMEN TERBATAS
Nama : Erly Elkania NRP : 0221067
Pembimbing : Djoni Simanta, Ir.,MT.
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
ABSTRAK
Sistem Rangka Pemikul Momen adalah sistem rangka dimana struktur tersebut terdiri dari balok utama yang langsung ditumpu oleh kolom dan dianggap menyatu secara kaku dengan kolom. Sistem rangka ini lazim dipakai untuk analisis struktur pada bangunan yang menahan beban gravitasi dan lateral akibat gempa. Konsep kinerja dari Sistem Rangka Pemikul Momen adalah berupa penyerapan energi gempa secara efektif melalui terbentuknya sendi plastis pada bagian struktur tertentu, sehingga sistem rangka dapat mengalami daktilitas pada struktur. Sistem rangka ini terdiri dari tiga jenis yaitu: (a). Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK), (b). Sistem Rangka Pemikul Momen Terbatas (SRPMT), dan (c). Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB).
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR... i
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR... ii
ABSTRAK... iii
PRAKATA... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR LAMPIRAN... xv
BAB 1 PENDAHULUAN... 1
1.1Latar Belakang Masalah………... 1
1.2Maksud dan Tujuan Penulisan………... 3
1.3Ruang Lingkup Pembahasan……….. 4
1.4Sistematika Pembahasan………... 5
BAB 2 SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN... 6
2.1 Konsep Perencanaan Struktur pada Sistem Rangka Pemikul Momen... 6
2.1.1 Perilaku Inelastis dalam Perencanaan Struktur Tahan Gempa. 7 2.1.2 Daktilitas Struktur... 9
2.1.3 Sendi Plastis... 11
2.2 Sistem Rangka Pemikul Momen Terhadap Beban Gempa Nominal Statik Ekivalen... 12
2.2.2 Wilayah Gempa dan Respon Spektrum... 14
2.3 Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus... 15
2.3.1 Sambungan Balok ke Kolom... 15
2.3.2 Daerah Panel pada Sambungan Balok ke Kolom... 17
2.3.3 Batasan – Batasan Terhadap Balok dan Kolom... 19
2.3.4 Perbandingan Momen Kolom Terhadap Momen Balok... 19
2.3.5 Perhitungan Tebal Pelat Ganda... 21
2.4 Sistem Rangka Pemikul Momen Terbatas... 23
2.4.1 Sambungan Balok ke Kolom... 23
2.4.2 Daerah Panel Pada Sambungan Balok ke Kolom... 25
2.4.3 Batasan – Batasan Terhadap Balok dan Kolom ... 26
2.4.4 Perhitungan Tebal Pelat Ganda... 26
BAB 3 STUDI KASUS... 28
3.1 Data Struktur... 29
3.2 Data Bahan... 29
3.3 Pembebanan... 29
3.4 Kombinasi Pembebanan... 30
3.5 Dimensi Balok, Kolom, Balok Anak, dan Ukuran Bondek... 31
3.6 Pemodelan Struktur... 33
BAB 4 ANALISIS KASUS... 35
4.1 Pemakaian Profil Hasil Desain ETABS……… 35
4.2 Total Berat Profil pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan Sistem Rangka Pemikul Momen Terbatas (SRPMT)... 46
4.3.1 Analisis Kinerja Batas Layan pada Sistem Rangka Pemikul
Momen Khusus (SRPMK)... 48
4.3.2 Analisis Kinerja Batas Layan pada Sistem Rangka Pemikul Momen Terbatas (SRPMT)... 50
4.4 Contoh Perhitungan Manual Balok dan Kolom... 52
4.4.1 Perhitungan Manual Balok pada SRPMK... 52
4.4.2 Perhitungan Manual Kolom pada SRPMK... 61
4.4.3 Perhitungan Manual Balok pada SRPMT... 73
4.4.4 Perhitungan Manual Kolom pada SRPMT... 82
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN... 92
5.1 Kesimpulan... 92
5.2 Saran... 93
DAFTAR PUSTAKA... 94
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
Ag = Luas penampang bruto kolom, mm2
Ao = Percepatan puncak muka tanah
Ar = Percepatan respons maksimum
Aw = Luas geser perlu, mm2
DL = Beban mati
DSTLSn = Design steel ke - n
dz = Tinggi daerah panel diantara pelat terusan, mm
Es = Elastisitas baja, MPa
EX = Beban statik gempa arah sumbu x
EXT1 = Beban statik gempa arah sumbu x ditambah torsi arah y EXT2 = Beban statik gempa arah sumbu x dikurang torsi arah y EY = Beban statik gempa arah sumbu y
EYT1 = Beban statik gempa arah sumbu y ditambah torsi arah x EYT2 = Beban statik gempa arah sumbu y dikurang torsi arah x Fy = Tegangan leleh baja, Mpa
Fyc = Tegangan leleh penampang kolom, MPa
hr = Tebal dek, mm LL = Beban hidup
Lroof = Beban hidup pada atap
I = Faktor keutamaan
I1 = Faktor keutamaan untuk menyesuaikan periode ulang gempa
I2 = Faktor keutamaan untuk menyesuaikan periode ulang gempa
berkaitan dengan penyesuaian umur gedung tersebut.
Muxn = Momen terfaktor pada balok ke-n, balok yang menempel pada
pertemuan as balok dan kolom
Puc = Gaya aksial tekan terfaktor pada kolom, N
R = Faktor reduksi gempa
Rv = Gaya geser nominal pada pertemuan as balok dan as kolom, N SDL = Beban mati tambahan
SNI = Standar Nasional Indonesia
Sr = Jarak antar rusuk, mm
t = Tebal pelat badan penampang kolom atau pelat pengganda pada daerah panel, mm
tc = Tebal pelat, mm
tdp = Tebal pelat ganda, mm
tfn = Tebal sayap balok, mm
V = Gaya geser dasar nominal
Vp = Gaya geser pada pertemuan as balok dan as kolom
wr = Lebar rusuk dek, mm
Wt = Berat total gedung
Wz = Lebar daerah panel diantara kedua sayap kolom, mm
∑
*Daftar Notasi dan Singkatan pada Mathcad
Ag = Luas penampang profil baja, mm2
bf = Lebar sayap profil baja, mm
Mux = Momen terfaktor arah sumbu x, Nmm
Muy = Momen terfaktor arah sumbu y, Nmm
ΦPn = Gaya aksial nominal, N
Pu = Gaya aksial terfaktor, N
tf = Tebal sayap profil baja, mm
tw = Tebal badan profil baja, mm
Vua = Gaya geser kolom yang ada diatas kolom yang dihitung
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pembebanan pada struktur dalam masa layan ... 8
Gambar 2.2 Sendi plastis ... 11
Gambar 2.3 Pelat Ganda... 23
Gambar 3.1 Denah lantai ... 33
Gambar 3.2 Tampak samping ... 33
Gambar 3.3 Tampak tiga dimensi ... 34
Gambar 4.1 Balok lantai 1 SRPMK ... 36
Gambar 4.2 Balok lantai 1 SRPMT ... 36
Gambar 4.3 Balok lantai 2 SRPMK ... 37
Gambar 4.4 Balok lantai 2 SRPMT ... 37
Gambar 4.5 Balok lantai 3 SRPMK ... 38
Gambar 4.6 Balok lantai 3 SRPMT ... 38
Gambar 4.7 Balok lantai 4 SRPMK ... 39
Gambar 4.8 Balok lantai 4 SRPMT ... 39
Gambar 4.9 Balok anak pada lantai 1-3 SRPMK dan SRPMT ……….... 40
Gambar 4.10 Balok anak pada lantai 4 SRPMK dan SRPMT ………... 40
Gambar 4.11 Kolom elevasi 1 SRPMK ………... 41
Gambar 4.12 Kolom elevasi 1 SRPMT ……… 41
Gambar 4.13 Kolom elevasi 2 SRPMK ………... 42
Gambar 4.14 Kolom elevasi 2 SRPMT ………... 42
Gambar 4.15 Kolom elevasi 3 SRPMK ……….... 43
Gambar 4.17 Kolom elevasi 4 SRPMK ………... 44
Gambar 4.18 Kolom elevasi 4 SRPMT ……….... 44
Gambar 4.19 Kolom elevasi 5 SRPMK ………... 45
Gambar 4.20 Kolom elevasi 5 SRPMT ……….... 45
Gambar 4.21 Letak balok B1 pada SRPMK ………... 52
Gambar 4.22 Letak kolom C2 pada SRPMK ………... 61
Gambar 4.23 Letak balok B1 pada SRPMT ………... 73
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Faktor Keutamaan I untuk Berbagai Kategori Gedung………...….. 14
Tabel 2.2 Percepatan Puncak Batuan Dasar dan Percepatan Puncak Muka Tanah untuk masing-masing Wilayah Gempa Indonesia dan Spektrum Respon Gempa Rencana...………... 15
Tabel 4.1 Berat Total Profil pada SRPMK... 46
Tabel 4.2 Berat Total Profil pada SRPMT... 47
Tabel 4.3 Assembled Point Masses SRPMK... 48
Tabel 4.4 Diaghgram Drift Final SRPMK………..…….. 49
Tabel 4.5 Assembled Point Masses SRPMT... 50
Tabel 4.6 Diaghgram Drift Final SRPMK………..…... 51
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam perencanaan suatu struktur bangunan terdapat beberapa alternatif
penggunaan bahan konstruksi dan sistem strukturnya. Pada perencanaan tersebut
diperlukan pemilihan bahan konstruksi yang efisien tetapi sistem struktur juga
harus mempunyai kekuatan yang maksimal. Hal itu dikarenakan suatu struktur
bangunan akan mendapat berbagai pembebanan berupa beban gravitasi dan beban
lateral (gempa). Syarat yang harus dimiliki oleh suatu bangunan tahan gempa
2
1). Bangunan tersebut harus cukup ringan dan kuat, sehingga gaya yang
ditimbulkan oleh berat bangunan akibat gempa yang terjadi dapat ditekan sekecil
mungkin.
2). Bangunan harus cukup kaku.
3). Daktilitas struktur dalam berdeformasi harus cukup tinggi sehingga
kemampuan struktur dalam mendisipasi energi gempa akan sangat baik.
Berdasarkan Peraturan Perencanaan Bangunan Tahan Gempa, terdapat tiga
falsafah umum untuk perencanaan bangunan tahan gempa. Falsafah tersebut
adalah mencegah kerusakan struktur dan non struktur suatu bangunan bila terkena
gempa ringan (struktur tidak boleh mengalami kerusakan akibat gempa ringan
dengan periode 20 s.d. 50 tahun), mencegah kerusakan struktur serta
meminimalisasi kerusakan non struktur bila terkena gempa bumi sedang (struktur
boleh mengalami kerusakan ringan tapi masih dapat diperbaiki akibat gempa
sedang dengan periode 50 s.d. 150 tahun) dan mencegah keruntuhan sebagian atau
total suatu bangunan bila terkena gempa bumi kuat (struktur mengalami
kerusakan berat tetapi tidak boleh runtuh akibat gempa kuat dengan
Probabilitas sebesar 10% dalam 50 tahun).
Dengan falsafah tersebut, pada dasarnya Peraturan Perencanaan Bangunan
Tahan Gempa memiliki tujuan yaitu untuk melindungi jiwa manusia terhadap
bencana gempa bumi yang kuat dengan memberikan integritas, kekuatan dan
ketahanan pada bangunan sehingga keruntuhan sebahagian dan seluruhnya dapat
dihindari serta mencakup pembatasan kerugian harta benda dan gangguan
kelancaran fungsi bangunan apabila terkena gempa. Oleh karena itu, terobosan –
3
konstruksi bangunan tahan gempa, mengingat bangunan yang tahan gempa relatif
menjamin keamanan pemilik atau pengguna jasa dalam bidang sipil .
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama
perkembangan material baja serta analisis struktur pada berbagai jenis struktur
bangunan, maka perkembangan rekayasa struktur baja juga telah berkembang
pesat yang ditandai dengan adanya berbagai riset dan penelitian yang pada
akhirnya menghasilkan berbagai metode serta konsep-konsep dasar yang terus
berkembang dalam desain baja, baik dari segi material, elemen struktur maupun
analisis struktur secara keseluruhan.
Studi tentang struktur baja pada awalnya difokuskan pada sistem MRF
(Moment Resisting Frames) atau Sistem Rangka Pemikul Momen. Sistem rangka
ini terdiri dari tiga jenis yaitu: (a). Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
(SRPMK), (b). Sistem Rangka Pemikul Momen Terbatas (SRPMT), dan (c).
Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB). Sistem portal ini merupakan
sistem rangka dimana struktur tersebut terdiri dari balok utama yang langsung
ditumpu oleh kolom dan dianggap menyatu secara kaku dengan kolom. Sistem ini
memanfaatkan kekakuan balok – balok utama dan kolom.
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan
Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui berat profil
yang dapat digunakan pada suatu konstruksi gedung berlantai empat dengan
wilayah daerah gempa empat apabila didesain menggunakan Sistem Rangka
Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan Sistem Rangka Pemikul Momen
4
mendapatkan penggunaan sistem rangka yang ekonomis berdasarkan total berat
profil yang didapat antara Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Terbatas (SRPMT), serta memenuhi persyaratan
bangunan tahan gempa.
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Bangunan baja dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
dan bangunan baja dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Terbatas (SRPMT) di
analisis dan desain terhadap beban gravitasi dan beban lateral gempa.
Pembahasan masalah berupa analisis dan desain terhadap model struktur baja
dengan batasan – batasan :
1. Bangunan direncanakan berdasarkan kriteria desain tahan gempa untuk
baja.
2. Model struktur bangunan adalah struktur bangunan beraturan dari rangka
baja dengan Fy : 250 MPa dan Fu : 410 MPa.
3. Bangunan berupa gedung bertingkat empat, terletak pada wilayah gempa 4
dan tanah keras.
4. Analisis dan desain menggunakan ETABS 9.04.
5. Sambungan tidak dibahas.
6. Analisis dan desain mengenai pelat tidak dibahas.
7. Balok komposit tidak dibahas, kecuali untuk keperluan pemakaian balok
anak.
5
1.4 Sistematika Pembahasan
Bab 1. Pendahuluan
Menguraikan latar belakang, maksud dan tujuan penulisan, ruang
lingkup pembahasan, dan sistematika pembahasan .
Bab 2. Tinjauan Pustaka
Menguraikan teori serta definisi dari Sistem Rangka Pemikul
Momen. Menguraikan perilaku dasar dari sistem rangka tersebut
dan mengaplikasikan sistem struktur tersebut sebagai desain
struktur baja tahan gempa.
Bab 3. Studi Kasus
Pemodelan struktur gedung baja berikut diberikan data umum
gedung, data bahan, pembebanan serta ukuran pelat, balok, balok
anak dan kolom. Kemudian dilakukan analisis struktur dengan
menggunakan program ETABS 9.04 .
Bab 4. Analisis Kasus
Pada bab ini berisi pemakaian profil dari hasil desain ETABS dan
dilakukan perhitungan berat profil yang dibutuhkan dari masing –
masing sistem rangka.
Bab 5. Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil desain dan analisis, dan saran –
saran untuk mendesain bangunan baja tahan gempa yang
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari desain kedua sistem rangka yaitu dengan menggunakan Sistem
Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan Sistem Rangka Pemikul
Momen Terbatas (SRPMT) menghasilkan perbedaan berat profil yang
digunakan. Pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
didapat total berat profil sebesar 168.868 kg, dan pada Sistem Rangka
Pemikul Momen Terbatas (SRPMT) didapat total berat profil sebesar
93
yang diberikan pada masing – masing sistem rangka berbeda dan juga
gaya geser rencana yang diberikan pada masing – masing sistem berbeda.
Tabel 4.7 Perbedaan berat profil pada SRPMK dan SRPMT
SRPMK SRPMT
Profil Berat Total Profil (kg) Profil Berat Total Profil (kg)
Balok anak 18297.6 Balok anak 18297.6
Balok 53714.4 Balok 60148.8
Kolom 96856 Kolom 94147.6
2. Dari hasil perbedaan berat profil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) merupakan sistem
rangka yang ekonomis pada suatu desain bangunan gedung baja berlantai
empat pada wilayah gempa empat dengan tanah keras karena memiliki
total berat profil yang lebih ringan dibandingkan dengan Sistem Rangka
Pemikul Momen Terbatas (SRPMT).
5.2 Saran
1. Walaupun ETABS dapat memilih profil tetapi perencana bangunan tetap
harus menghaluskan profil yang akan dipakai, dikarenakan dalam
pelaksanaannya profil yang dipakai juga harus didapat dengan mudah di
95
DAFTAR PUSTAKA
1. American Institute of Steel Construction (2002), Seismic Provisions for
Structural Steel Buildings, AISC, Chicago.
2. Bruneau,Michel et all. (1998), Ductile Design of Steel Structures,
McGraw Hill, New York.
3. Moestopo, Muslinang (2005), Desain Struktur Baja Tahan Gempa,
Jakarta.
4. SNI 03 – 1726 – 2002, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Bangunan Gedung, Badan Standardisasi Nasional, Indonesia. 5. SNI 03 – 1729 – 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk
Bangunan Gedung, Badan Standardisasi Nasional, Indonesia.