• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Strategi Penanggulangan Stres pada Istri Angkatan Udara Pasukan Khas (PASKHAS) di Komplek "X" yang Sedang Ditinggal Bertugas Oleh Suami.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Strategi Penanggulangan Stres pada Istri Angkatan Udara Pasukan Khas (PASKHAS) di Komplek "X" yang Sedang Ditinggal Bertugas Oleh Suami."

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini berjudul study deskriptif mengenai strategi penanggulangan stres pada Istri Angkatan Udara Pasukan Khas (Paskhas) di kompleks “X” yang sedang ditinggal bertugas oleh suami.

Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai strategi penanggulangan stres pada Istri Angkatan Udara Pasukan Khas (Paskhas) di komplek “X” yang sedang ditinggal bertugas oleh suami.

Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian maka rancangan penelitian yang diajukan bersifat survey, yakni metode pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu yang bersamaan tanpa diberikan treatment atau manipulasi oleh peneliti. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah strategi penanggulangan stres. Subjek penelitian ini adalah Istri Angkatan Udara Pasukan Khas (Paskhas) yang ditinggal oleh suami yang sedang bertugas. Pemilihan sample ditentukan dengan teknik purposive sampling dan diperoleh 60 orang responden. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner strategi penanggulangan stres yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori strategi penanggulangan stres dari Lazarus dan Folkman (1984). Selain itu terdapat alat ukur sebagai data penunjang berupa kuesioner identitas diri dan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi penanggulangan stres. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan perhitungan statistik untuk melihat strategi penanggulangan stres yang digunakan oleh Istri Paskhas dengan perhitungan distribusi frekwensi.

Pada taraf kekeliruan sebesar 0,05 diperoleh validitas berkisar dari 0,338 - 0,676 dan reliabilitas sebesar 0,939. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode statistik persentasi dan tabulasi silang dan diperoleh gambaran bahwa sebagian besar Istri Paskhas menggunakan strategi penanggulangan stres yang terfokus pada masalah.

Hasil penelitian ini adalah strategi penanggulangan stres yang lebih banyak digunakan oleh Istri Paskhas adalah terfokus pada masalah yaitu sebesar 48,3%. 45% Istri Paskhas menggunakan strategi penanggulangan stres terfokus pada emosi dan 6,7% menggunakan kedua-duanya (masalah dan emosi). Strategi penanggulangan stres terfokus pada masalah pada Istri Paskhas lebih banyak menggunakan planfull problem solving sebesar 78,8%. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi penanggulangan stres pada Istri Paskhas terfokus pada masalah adalah dukungan dari organisasi sebesar 100% dan merasakan ancaman terbesar dari lingkungan sebesar 54,5%.

(2)

Universitas Kristen Maranatha

vii

DAFTAR ISI

Halaman Lembar Judul

Lembar Pengesahan Abstrak

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... vii

Daftar Bagan ... xi

Daftar Tabel ... xii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 7

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Kegunaan Penelitian ... 7

1.5. Kerangka Pikir ... 8

1.6. Asumsi Penelitian ... 19

(3)

Universitas Kristen Maranatha

viii

2.1.2 Teori Stres Dari Lazarus ... 22

2.1.3. Sumber Stres ... 26

2.1.4 Penilaian Kognitif ... 27

2.1.5 Strategi Penanggulangan Stres (coping strategy) ... 31

2.1.6 Fungsi dan Bentuk Strategi Penanggulangan stres ... 34

2.1.7 Strategi Penanggulangan yang Berpusat pada Emosi ... 37

2.1.8 Strategi Penanggulangan yang Berpusat pada Masalah ... 39

2.1.9 Hambatan dalam Menggunakan Strategi Penanggulangan stres ... 41

2.1.10 Hubungan Penilaian Kognitif, Stres dan Strategi Penanggulangan Stres ... 42

2.1.11 Faktor Pendorong Strategi Penanggulangan Stres ... 42

2.1.12 Hubungan Strategi Penanggulangan Stres Yang Berpusat Pada Masalah dan Yang Berpusat Pada Emosi... 44

2.2 Tahap Perkembangan 2.2.1 Masa Dewasa Awal ... 45

2.2.2 Ciri-Ciri Masa Dewasa Awal ... 45

(4)

Universitas Kristen Maranatha

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ... 50

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 50

3.3 Alat Ukur 3.3.1 Alat Ukur Strategi Penanggulangan Stres ... 53

3.3.2 Kisi-kisi Alat Ukur Strategi Penanggulangan Stres ... 53

3.3.3 Prosedur Pengisian ... 53

3.3.4 Sistem Penilaian ... 54

3.3.5 Data Pribadi dan Data Penunjang ... 54

3.4 Validitas dan Reliabiltas Alat Ukur 3.4.1 Validitas Alat Ukur ... 55

3.4.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 57

3.5 Sampel penelitian 3.5.1 Populasi Saran ... 58

3.5.2 Karakteristik Populasi ... 59

3.5.3 Teknik Sampling ... 59

3.6 Teknik Analisis Data ... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden ... 61

4.2 Hasil Penelitian ... 63

(5)

Universitas Kristen Maranatha

x

4.3 Pembahasan ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran 5.2.1 Saran Penelitian Lanjutan ... 75

5.2.2 Saran guna laksana ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(6)

Universitas Kristen Maranatha

xi

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Berpikir 18

(7)

Universitas Kristen Maranatha

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel gambaran responden berdasarkan usia. Tabel 4.2 Tabel gambaran responden berdasarkan pendidikan. Tabel 4.3 Tabel gambaran responden berdasarkan usia pernikahan. Tabel 4.4 Tabel gambaran responden berdasarkan jumlah anak.

Tabel 4.5 Tabel gambaran responden berdasarkan lama ditinggal bertugas. Tabel 4.6 Tabel hasil strategi penanggulangan stres.

Tabel 4.7 Tabel tabulasi silang antara total skor masalah dengan aspek confrontative coping.

Tabel 4.8 Tabel tabulasi silang antara total skor masalah dengan aspek planful problem solving.

Tabel 4.9 Tabel tabulasi silang antara total skor emosi dengan aspek distancing

Tabel 4.10 Tabel tabulasi silang antara total skor emosi dengan aspek self control.

Tabel 4.11 Tabel tabulasi silang antara total skor emosi dengan aspek seeking social support.

Tabel 4.12 Tabel tabulasi silang antara total skor emosi dengan aspek accepting responsibility.

(8)

Universitas Kristen Maranatha

xiii

(9)

Universitas Kristen Maranatha

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data mentah, Skor dan Kategori. Lampiran 2 Data Pribadi dan Data Penunjang.

Lampiran 3 Kuesioner Data Pribadi dan Data Penunjang. Lampiran 4 Reliabilitas dan Validitas.

Lampiran 5 Hasil Data Pribadi. Lampiran 6 Hasil Data Penunjang.

Lampiran 7 Hasil Strategi Penanggulangan Stres. Lampiran 8 Crosstab Aspek.

(10)
(11)

LAMPIRAN 1

Hasil Skoring Strategi Penanggulangan Stres

(12)
(13)

49 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 141 

Skor Aspek dan Kategori

(14)

10 16  Tinggi  17  Tinggi  19  Tinggi  19  Tinggi  18  Tinggi  19  Tinggi  17  Tinggi  16  Tinggi 

11 15  Rendah  17  Tinggi  16  Rendah  16  Rendah  15  Rendah  17  Tinggi  14  Rendah  15  Rendah 

12 15  Rendah  14  Rendah  14  Rendah  15  Rendah  13  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  15  Rendah 

13 17  Tinggi  20  Tinggi  17  Tinggi  19  Tinggi  18  Tinggi  20  Tinggi  20  Tinggi  17  Tinggi 

14 14  Rendah  14  Rendah  15  Rendah  14  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  13  Rendah 

15 20  Tinggi  19  Tinggi  19  Tinggi  18  Tinggi  18  Tinggi  17  Tinggi  19  Tinggi  19  Tinggi 

16 14  Rendah  12  Rendah  14  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  15  Rendah 

17 19  Tinggi  20  Tinggi  19  Tinggi  19  Tinggi  18  Tinggi  18  Tinggi  19  Tinggi  19  Tinggi 

18 12  Rendah  14  Rendah  14  Rendah  13  Rendah  14  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  12  Rendah 

19 18  Tinggi  18  Tinggi  18  Tinggi  18  Tinggi  18  Tinggi  18  Tinggi  20  Tinggi  19  Tinggi 

20 14  Rendah  15  Rendah  14  Rendah  17  Tinggi  16  Rendah  15  Rendah  14  Rendah  16  Tinggi 

21 18  Tinggi  15  Rendah  18  Tinggi  17  Tinggi  16  Rendah  19  Tinggi  18  Tinggi  19  Tinggi 

22 15  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  14  Rendah  15  Rendah  14  Rendah  15  Rendah  13  Rendah 

23 16  Tinggi  18  Tinggi  18  Tinggi  19  Tinggi  19  Tinggi  19  Tinggi  17  Tinggi  18  Tinggi 

24 16  Tinggi  16  Rendah  16  Rendah  16  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  16  Rendah  15  Rendah 

25 15  Rendah  16  Rendah  17  Tinggi  16  Rendah  16  Rendah  19  Tinggi  17  Tinggi  16  Tinggi 

26 16  Tinggi  17  Tinggi  16  Rendah  16  Rendah  18  Tinggi  16  Rendah  15  Rendah  16  Tinggi 

27 15  Rendah  16  Rendah  14  Rendah  16  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  13  Rendah  16  Tinggi 

28 18  Tinggi  19  Tinggi  19  Tinggi  18  Tinggi  16  Rendah  20  Tinggi  18  Tinggi  18  Tinggi 

29 16  Tinggi  15  Rendah  16  Rendah  16  Rendah  15  Rendah  16  Rendah  15  Rendah  18  Tinggi 

30 17  Tinggi  19  Tinggi  18  Tinggi  17  Tinggi  19  Tinggi  17  Tinggi  16  Rendah  16  Tinggi 

31 16  Tinggi  18  Tinggi  15  Rendah  18  Tinggi  17  Tinggi  19  Tinggi  15  Rendah  16  Tinggi 

32 15  Rendah  16  Rendah  16  Rendah  15  Rendah  14  Rendah  16  Rendah  15  Rendah  18  Tinggi 

33 18  Tinggi  19  Tinggi  18  Tinggi  16  Rendah  17  Tinggi  16  Rendah  19  Tinggi  16  Tinggi 

34 17  Tinggi  16  Rendah  16  Rendah  17  Tinggi  13  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  16  Tinggi 

35 16  Tinggi  17  Tinggi  15  Rendah  14  Rendah  15  Rendah  14  Rendah  16  Rendah  15  Rendah 

(15)

37 16  Tinggi  16  Rendah  15  Rendah  17  Tinggi  15  Rendah  14  Rendah  16  Rendah  18  Tinggi 

38 14  Rendah  13  Rendah  14  Rendah  16  Rendah  16  Rendah  18  Tinggi  20  Tinggi  13  Rendah 

39 17  Tinggi  15  Rendah  16  Rendah  15  Rendah  13  Rendah  14  Rendah  16  Rendah  17  Tinggi 

40 14  Rendah  17  Tinggi  16  Rendah  18  Tinggi  19  Tinggi  17  Tinggi  18  Tinggi  14  Rendah 

41 17  Tinggi  15  Rendah  17  Tinggi  15  Rendah  16  Rendah  16  Rendah  14  Rendah  13  Rendah 

42 14  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  16  Rendah  16  Rendah  14  Rendah  14  Rendah  18  Tinggi 

43 14  Rendah  12  Rendah  14  Rendah  15  Rendah  17  Tinggi  18  Tinggi  19  Tinggi  14  Rendah 

44 19  Tinggi  15  Rendah  16  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  14  Rendah  16  Rendah  18  Tinggi 

45 12  Rendah  16  Rendah  16  Rendah  17  Tinggi  19  Tinggi  17  Tinggi  19  Tinggi  14  Rendah 

46 16  Tinggi  15  Rendah  15  Rendah  16  Rendah  15  Rendah  16  Rendah  15  Rendah  16  Tinggi 

47 14  Rendah  17  Tinggi  18  Tinggi  18  Tinggi  19  Tinggi  18  Tinggi  16  Rendah  18  Tinggi 

48 15  Rendah  16  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  15  Rendah 

49 15  Rendah  18  Tinggi  18  Tinggi  16  Rendah  18  Tinggi  18  Tinggi  19  Tinggi  18  Tinggi 

50 14  Rendah  13  Rendah  14  Rendah  14  Rendah  16  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  15  Rendah 

51 14  Rendah  17  Tinggi  16  Rendah  16  Rendah  19  Tinggi  17  Tinggi  15  Rendah  16  Tinggi 

52 13  Rendah  14  Rendah  15  Rendah  14  Rendah  14  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  16  Tinggi 

53 16  Tinggi  17  Tinggi  15  Rendah  17  Tinggi  18  Tinggi  18  Tinggi  17  Tinggi  16  Tinggi 

54 13  Rendah  17  Tinggi  18  Tinggi  16  Rendah  17  Tinggi  17  Tinggi  15  Rendah  13  Rendah 

55 16  Tinggi  16  Rendah  17  Tinggi  16  Rendah  16  Rendah  16  Rendah  17  Tinggi  17  Tinggi 

56 15  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  15  Rendah  16  Rendah  15  Rendah 

57 16  Tinggi  19  Tinggi  17  Tinggi  18  Tinggi  20  Tinggi  19  Tinggi  19  Tinggi  18  Tinggi 

58 13  Rendah  15  Rendah  16  Rendah  14  Rendah  15  Rendah  14  Rendah  15  Rendah  17  Tinggi 

59 17  Tinggi  17  Tinggi  17  Tinggi  17  Tinggi  19  Tinggi  18  Tinggi  19  Tinggi  18  Tinggi 

(16)

Kategori Emosional Masalah dan Kedua-duanya

N

Emosional  Problem  Strategi Penanggulangan Stres 

Total 

Rendah  Emosional  Problem 

(17)

34  3,1  Rendah  3,2  Tinggi    Problem   

35  3,03  Tinggi  3  Rendah  Emosional     

36  3,2  Tinggi  2,6  Rendah  Emosional     

37  3,1  Rendah  3,6  Tinggi    Problem   

38  3,03  Tinggi  2,6  Rendah  Emosional     

39  3  Rendah  3,4  Tinggi    Problem   

40  3,3  Tinggi  2,8  Rendah  Emosional     

41  3,2  Tinggi  2,6  Rendah  Emosional     

42  3  Rendah  3,6  Tinggi    Problem   

43  3  Tinggi  2,8  Rendah  Emosional     

44  3,1  Rendah  3,6  Tinggi    Problem   

45  3,2  Tinggi  2,8  Rendah  Emosional     

46  3,1  Rendah  3,2  Tinggi    Problem   

47  3,4  Rendah  3,6  Tinggi    Problem   

48  3,03  Tinggi  3  Rendah  Emosional     

49  3,4  Rendah  3,6  Tinggi    Problem   

50  2,8  Rendah  3  Tinggi    Problem   

51  3,3  Tinggi  3,2  Rendah  Emosional     

52  2,8  Rendah  3,2  Tinggi    Problem   

53  3,3  Tinggi  3,2  Rendah  Emosional     

54  3,2  Tinggi  2,6  Rendah  Emosional     

55  3,2  Rendah  3,4  Tinggi    Problem   

56  3  Tinggi  3  Tinggi      Emosional&

Problem 

57  3,6  Tinggi  3,6  Tinggi      Emosional&

Problem 

58  2,9  Rendah  3,4  Tinggi    Problem   

59  3,5  Rendah  3,6  Tinggi    Problem   

60  3,06  Rendah  3,2  Tinggi    Problem   

(18)

LAMPIRAN 2

Data Pribadi dan Data Penunjang

(19)

20  W  22  DIII  2  2  7  c  c  a  c  B  b  b  b  b  b  c  d  c  d  A  Organisasi 

21  WI  26  S1  2  2  8  c  c  a  c  B  b  b  b  b  b  c  c  b  d  a  Lingkungan Sekitar 

22  SA  20  SMA  2  1  8  c  c  c  b  B  c  b  b  b  b  a  d  c  d  a  Lingkungan Sekitar 

23  FT  20  SMA  2  1  7  c  c  c  c  B  c  b  b  b  b  c  b  b  a  a  Organisasi 

24  PO  21  SMA  2  2  7  c  c  c  b  B  c  b  b  b  c  d  c  a  b  b  Organisasi 

25  UY  25  S1  1  1  6  c  b  c  c  B  b  b  b  a  b  b  d  a  d  b  Keluarga 

26  OK  23  DIII  2  2  6  c  b  b  b  B  b  c  b  b  a  d  b  c  a  b  Keluarga 

27  GY  20  SMA  3  2  5  c  c  c  c  B  b  c  b  a  a  b  c  c  c  b  Keluarga 

28  MN  21  SMA  3  3  8  c  c  b  b  B  b  c  b  b  b  c  a  c  c  b  Organisasi 

29  LN  21  SMA  2  1  7  c  b  b  a  C  b  c  b  a  b  b  c  b  c  b  Lingkungan Sekitar 

30  TR  20  SMA  1  1  6  c  c  c  b  C  b  b  b  a  c  a  b  b  c  b  Keluarga 

31  HG  20  SMA  2  2  8  c  b  a  d  C  b  c  b  a  c  d  c  a  c  b  Keluarga 

32  DI  20  SMA  1  1  7  c  c  c  d  C  b  b  a  a  b  c  c  b  c  c  Keluarga 

33  SE  23  DIII  3  3  5  c  b  c  b  C  b  c  a  a  b  b  c  d  c  c  Keluarga 

34  OL  22  DIII  2  2  5  a  a  a  c  C  b  a  d  a  b  a  c  d  c  c  Organisasi 

35  PL  21  SMA  2  2  5  b  c  b  d  C  b  b  b  a  b  b  b  d  b  c  Lingkungan Sekitar 

36  YN  25  S1  3  1  7  a  a  a  a  C  b  b  b  c  b  b  d  d  b  b  Keluarga 

37  R  20  SMA  3  2  6  b  b  b  c  C  b  a  b  c  b  b  d  c  b  c  Lingkungan Sekitar 

38  S  20  SMA  1  1  8  c  c  c  c  C  b  b  c  c  b  b  c  c  c  d  Organisasi 

39  A  21  SMA  1  1  5  c  c  b  d  C  a  b  c  b  b  b  c  c  c  a  Lingkungan Sekitar 

40  BN  26  S1  1  1  5  a  a  a  b  A  b  b  a  c  b  c  c  c  c  b  Organisasi 

41  TG  26  S1  2  2  7  c  c  b  b  A  a  c  c  b  b  c  b  c  c  d  Organisasi 

42  KL  26  S1  2  1  6  b  b  b  a  A  b  b  b  c  b  c  d  c  c  a  Keluarga 

43  DE  24  DIII  2  2  6  c  b  b  a  B  a  b  b  b  b  c  a  c  c  c  Keluarga 

44  PL  23  DIII  1  1  6  a  a  b  c  B  b  c  b  b  c  c  a  b  b  c  Keluarga 

45  P  23  DIII  1  1  5  b  c  a  a  D  c  c  b  c  c  c  a  b  c  b  Keluarga 

(20)

47  A  20  SMA  3  2  5  b  b  b  b  B  b  b  c  b  c  c  b  b  b  b  Organisasi 

48  N  26  S1  3  3  5  c  c  c  b  b  b  b  b  b  b  b  b  c  b  b  Lingkungan Sekitar 

49  D  24  DIII  2  2  5  c  c  c  b  c  b  b  b  b  c  b  b  b  b  b  Organisasi 

50  A  21  SMA  1  1  6  a  a  b  b  b  b  b  b  b  b  b  b  b  c  b  Keluarga 

51  A  23  DIII  2  2  7  a  b  b  b  c  b  b  b  b  c  b  b  b  b  b  Keluarga 

52  FH  20  SMA  2  1  8  c  c  b  b  a  b  b  b  c  b  b  b  b  d  b  Keluarga 

53  JB  20  SMA  1  1  8  b  b  b  b  a  b  b  b  a  b  a  b  c  a  c  Keluarga 

54  P  21  SMA  2  1  6  c  c  b  b  b  a  b  b  a  b  d  b  c  a  d  Keluarga 

55  A  20  SMA  1  1  6  b  c  a  c  c  a  b  b  c  b  b  b  c  d  a  Lingkungan Sekitar 

56  A  20  SMA  2  2  7  a  b  a  c  b  c  b  b  b  a  b  b  c  b  a  Lingkungan Sekitar 

 

57  S  21  SMA  3  3  5  c  c  C  d  d  C  b  B  b  B  b  B  c  C  b  Keluarga 

58  CK  26  S1  2  2  7  b  b  b  c  B  C  B  B  A  B  B  B  B  C  B  Keluarga 

59  B  25  S1  3  1  5  c  c  c  a  C  B  C  B  A  B  A  B  B  D  B  Organisasi 

(21)

LAMPIRAN 3

KATA PENGANTAR

Dalam rangka menyusun Tugas Akhir (TA), maka saya membutuhkan bantuan dari Ibu-ibu Pasukan Khas Angkatan Udara (Paskhas) untuk meluangkan waktu dan mengisi kuesioner yang akan saya sampaikan.

Kuesioner ini semata-mata hanya untuk keperluan akademis. Saya pun akan menjaga kerahasiaan data yang saya peroleh dari kuesioner ini, oleh karena itu tidak perlu ragu-ragu dalam mengisinya.

Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengisi kuesioner, saya mohon sebelum mengisi kuesioner terlebih dahulu membaca petunjuk cara pengisian yang terdapat dalam setiap bagian kuesioner.

Saya sangat berharap agar ibu-ibu dapat mengisi kuesioner ini dengan sungguh-sungguh sesuai keadaan diri dan kondisi ibu-ibu saat ini, sehingga data yang diberikan dapat berguna bagi hasil akhir penelitian.

Atas bantuan yang diberikan, saya mengucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

(22)

DATA PENUNJANG

1. Selama ini kondisi kesehatan saya? a. Cukup baik

b. Baik c. Tidak baik

Gejala yang sering saya alami seperti : a. Sakit kepala.

b. Mual-mual. c. Sesak nafas. d. …………

2. Saya merasa memiliki pengalaman yang cukup dalam menghadapi masalah?

a. Banyak. b. Cukup banyak c. Kurang banyak d. Tidak banyak

3. Dalam menghadapi masalah saya termasuk orang yang? a. Selalu optimis

b. Kadang-kadang optimis c. Kurang optimis

d. Tidak optimis.

4. Saya mampu untuk masuk ke dalam lingkungan baru dan mau untuk bekerja sama di lingkungan organisasi?

(23)

5. Dukungan sosial yang saya dapat dari keluarga? a. Banyak.

b. Cukup banyak c. Cenderung kurang d. Kurang sekali

6. Dukungan sosial yang saya dapat di dalam organisasi? a. Banyak.

b. Cukup banyak c. Cenderung kurang d. Kurang sekali

7. Kebutuhan ekonomi yang saya peroleh dari gaji? a. Terpenuhi.

b. Cukup terpenuhi c. Kurang terpenuhi. d. Tidak terpenuhi

8. Kebutuhan akan fasilitas yang di berikan oleh organisasi? a. Terpenuhi.

b. Cukup terpenuhi c. Kurang terpenuhi. d. Tidak terpenuhi

9. Saya merasa sejauh ini menjadi istri pasukan? a. Memuaskan.

b. Cukup memuaskan. c. Kurang memuaskan d. kecewa.

10. Bilamana saya mengalami perbedaan pendapat di dalam keluarga? a. Mampu mengatasi

(24)

11. Bilamana saya mengalami perbedaan pendapat di dalam organisasi? a. Mampu mengatasi

b. Cukup mampu mengatasi c. Kurang mampu mengatasi d. Tidak mampu mengatasi

12. Bilamana saya mengalami perbedaan pendapat di lingkungan sekitar rumah? a. Mampu mengatasi

b. Cukup mampu mengatasi c. Kurang mampu mengatasi d. Tidak mampu mengatasi

13. Bagaimana tanggung jawab organisasi yang di berikan pada saudara? a. Berat.

b. Cukup berat. c. Cukup ringan d. Ringan.

14. Bagaimana tanggung jawab keluarga yang di berikan pada saudara? a. Berat.

b. Cukup berat. c. Cukup ringan d. Ringan.

15. Bagaimana tanggung jawab lingkungan sekitar yang di berikan pada saudara? a. Berat.

b. Cukup berat. c. Cukup ringan d. Ringan.

16. Lingkungan manakah yang dapat memunculkan masalah menurut saudara? a.Orgasnisasi

b. Keluarga.

(25)

Alat Ukur Strategi Penanggulangan Stres

Petunjuk Pengisian

Berikut ini pernyataan mengenai strategi penanggulangan stres. Saudara diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada berdasarkan keadaan diri saudara yang sebenarnya. Semua jawaban yang saudara berikan adalah benar jika

berdasarkan keadaan diri saudara yang sebenarnya yaitu saat di tinggal

bertugas oleh suami.

Saudara diminta untuk memilih satu dari 4 (empat) kemungkinan pilihan jawaban dan berilah tanda silang (X) pada kotak yang tersedia. Jangan sampai saudara melewatkan satu nomor pun. Arti dari 4 (empat) pilihan jawaban tersebut adalah :

SS : Sering sekali J : Jarang

S : Sering SJ : Sangat jarang

No Item SS S J SJ

1 Ketika saya merasa kangen dengan suami, supaya bisa melupakan biasanya saya tidur lebih banyak.

2

Saya akan berbicara dengan pimpinan organisasi mengenai keluhan berkenaan dengan situasi yang di hadapi.

3 Saya lebih memilih untuk menonton TV terus-menerus saat saya merasa cemas dengan keadaan suami

(26)

gelisah yang berlebihan yang dirasakan oleh saya.

5

Menjadi istri pasukan merupakan pilihan saya, jadi suami ditugaskan di daerah konflik, saya harus bersungguh-sungguh mendukung dengan cara aktif di organisasi demi karier suami.

6

Saya mencari hiburan dengan anak atau saudara saya, untuk menenangkan diri saya dalam memikirkan keadaan suami.

7

Saya berusaha melakukan berbagai kegiatan seperti berolahraga, bersantai agar dapat mengalihkan perhatian dari situasi yang bisa membuat saya cemas terhadap keadaan suami.

8

Saya rasa kecemasan yang saya alami, memberikan saya banyak pengalaman yang bisa memperkuat mental, mendewasakan saya.

9

Saya mencoba menjaga pikiran agar tidak terganggu oleh rasa kangen saya terhadap suami agar saya bisa menjalankan tugas saya.

10

Saya berbicara dengan saudara saya yang dapat membantu menangani rasa kegelisahan akan jauh dari suami.

11 Saya berbicara dengan teman dekat saya sebagai tempat berbagi akan keluh kesah saya.

12 Tidak aktif diorganisasi membuat saya merasa bisa menghindari masalah-masalah baru yang akan dating.

13

Saya harus bisa seimbang antara bertanggung jawab pada pekerjaan dengan tanggung jawab terhadap keluarga walaupun resikonya lelah.

(27)

baik.

15 Dari keadaan apapun saya mencoba menemukan sisi positif dari pengalaman ini.

16 Saya menjelaskan masalah yang saya alami, untuk mencari jalan keluarnya.

17 Menurut saya pergi bertugas merupakan salah satu cara agar mudah untuk naik pangkat nantinya.

18

Saya lebih memilih untuk sering pergi berbelanja atau berjalan-jalan untuk melupakan masalah yang tengah saya hadapi.

19 Saya membuat beberapa alternatif untuk dapat mengatasi masalah.

20

Saya tidak pernah menyesal menjadi istri tentara karena situasi seperti ini rata-rata pernah dialami oleh istri-istri yang lain.

21

Saya menceritakan dengan keluarga mengenai masalah yang saya hadapi seperti berselisih selama bertugas di organisasi ini

22

Saya lebih memilih untuk tidak mengetahui keadaan suami dan lebih terfokus untuk lebih memperhatikan perkembangan anak

23

Saya mencoba berdoa sebanyak-banyaknya untuk keselamatan suami saya supaya perasaan saya menjadi lebih tenang

24

Saya cenderung tidak mencari informasi tentang keadaan suami saya agar tidak terlalu cemas memikirkannya.

25

(28)

26 Saya berusaha menemukan penyebab permasalahan yang sering membuat saya stres.

27

Saya mempertimbangkan langkah-langkah untuk memperbaiki hubungan dengan atasan dan hubungan dengan lingkungan sekitar saya apabila terjadi masalah dengan mereka.

28 Dengan masalah yang saya hadapi, saya mengharapkan mendapatkan pengalaman untuk di kemudian hari.

29 Saya berharap dalam meghadapi masalah, saya mendapatkan tunjangan yang lebih besar dari kantor. 30 Saya berusaha untuk tetap bekerja seperti biasa

walaupun saya merasa gelisah.

31 Dengan kegiatan yoga atau meditasi membuat saya menjadi lebih tenang dalam menghadapi masalah.

32 Saya akan mengungkapkan sikap saya pada orang yang menimbulkan masalah dalam kehidupan saya.

33

Saya akui bahwa merawat anak sendiri memang berat tanpa kehadiran suami, namun itulah kenyataan yang harus dihadapi sebagai istri tentara.

34

Saya memikirkan dengan cermat langkah apa yang harus saya lakukan agar masalah kesepian tidak membuat kejenuhan yang berkepanjangan.

35

Saya akui tugas dan tanggungjawab dalam berorganisasi sangat berat, namun demi mendukung suami saya rela melakukannya.

36

Ketakutan akan keadaan yang mengancam saya akan terobati jika saya tidak terlalu memikirkannya terus-menerus.

(29)

dari organisasi

38 Saya akan meminta tolong kepada orang yang saya anggap mampu untuk mengatasi masalah.

39

Saya melakukan berbagai kegiatan yang mungkin tidak bermanfaat, namun hal tersebut bisa membuat saya sedikit tenang.

40

Saya merasa dengan tidak terlalu dekat dengan lingkungan akan menjauhkan saya dari masalah-masalah baru.

(30)

LAMPIRAN 4

Tabel Keterangan Validitas :

Item Spearman Diterima/Ditolak

1 0.432 Diterima

2 0.446 Diterima

3 0.540 Diterima

4 0.586 Diterima

5 0.579 Diterima

6 0.513 Diterima

7 0.374 Diterima

8 0.544 Diterima

9 0.435 Diterima

10 0.537 Diterima

11 0.444 Diterima

12 0.432 Diterima

13 0.348 Diterima

14 0.528 Diterima

15 0.512 Diterima

16 0.423 Diterima

17 0.441 Diterima

18 0.676 Diterima

19 0.390 Diterima

20 0.631 Diterima

21 0.338 Diterima

22 0.662 Diterima

23 0.586 Diterima

24 0.439 Diterima

25 0.492 Diterima

(31)

27 0.590 Diterima

28 0.412 Diterima

29 0.578 Diterima

30 0.449 Diterima

31 0.633 Diterima

32 0.477 Diterima

33 0.638 Diterima

34 0.404 Diterima

35 0.565 Diterima

36 0.498 Diterima

37 0.509 Diterima

38 0.564 Diterima

39 0.510 Diterima

40 0.383 Diterima

Tabel Reliabilitas :

N of item

Cronbach

(32)
(33)

Jumlah Anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

1 34 56,7 56,7 56,7

2 20 33,3 33,3 90,0

3 6 10,0 10,0 100,0

Total 60 100,0 100,0

     

Lama Ditinggal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

5 22 36,7 36,7 36,7

6 16 26,7 26,7 63,3

7 12 20,0 20,0 83,3

8 10 16,7 16,7 100,0

Total 60 100,0 100,0

(34)

LAMPIRAN 6 Data Penunjang

1. Kesehatan dan Energi

Frekuensi Persentase A 15 25%

2 Keterampilan Memecahkan Masalah Frekuensi Persentase

A 5 8,3%

(35)

4. Keterampilan Sosial

Frekuensi Persentase A 20 33,3%

5. Dukungan Sosial (Keluarga) Frekuensi Persentase

A 9 15%

6. Dukungan Sosial (Organisasi) Frekuensi Persentase

(36)

7. Sumber-sumber Material Frekuensi Persentase

A 3 5% Frekuensi Persentase

A 8 13,3%

(37)

10. Konflik (Keluarga)

Frekuensi Persentase A 5 8,3% b. Cukup mampu mengatasi c. Kurang mampu mengatasi d. Tidak mampu mengatasi

11. Konflik (Organisasi)

Frekuensi Persentase a 6 10% b. Cukup mampu mengatasi c. Kurang mampu mengatasi d. Tidak mampu mengatasi

12. Konflik (Lingkungan) Frekuensi Persentase

(38)

13. Tekanan (Organisasi) Frekuensi Persentase

A 3 5%

Frekuensi Persentase A 10 16,7% Frekuensi Persentase

A 5 8,3%

16. Lingkungan yang Memunculkan Masalah (Ancaman) Frekuensi Persentase

Keluarga 32 53,3% Lingkungan 11 18,3%

Organisasi 17 28,3%

(39)

LAMPIRAN 7

Hasil Strategi Penanggulangan Stres Yang Digunakan Oleh Istri Angkatan Udara

Strategi Penanggulangan Stres

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Emosional&Problem 4 6,7% 6,7 6,7

Emosional 27 45,0% 45,0 51,7

Problem 29 48,3% 48,3 100,0

(40)
(41)
(42)
(43)

LAMPIRAN 9

Hasil Crosstabulation Strategi Penanggulangan Stres Dengan Data Pribadi

Strategi Penanggulangan Stres * Usia Crosstabulation

(44)

Strategi Penanggulangan Stres * Pendidikan Crosstabulation

Pendidikan

Total

DIII S1 SMA

Strategi Penanggulangan Stres

Emosi&Problem

Count 0 0 4 4

% within

strategi_penanggulangan_stres ,0% ,0% 100,0% 100,0%

% within pendidikan ,0% ,0% 12,5% 6,7%

Emosional

Count 6 6 15 27

% within

strategi_penanggulangan_stres 22,2% 22,2% 55,6% 100,0%

% within pendidikan 46,2% 40,0% 46,9% 45,0%

Problem

Count 7 9 13 29

% within

strategi_penanggulangan_stres 24,1% 31,0% 44,8% 100,0%

% within pendidikan 53,8% 60,0% 40,6% 48,3%

Total

Count 13 15 32 60

% within

strategi_penanggulangan_stres 21,7% 25,0% 53,3% 100,0%

(45)

Strategi Penanggulangan Stres * Usia Pernikahan Crosstabulation

usia_pernikahan

Total

1 2 3

Strategi Penanggulangan Stres

Emosi&Problem

Count 0 2 2 4

% within

strategi_penanggulangan_stres ,0% 50,0% 50,0% 100,0%

% within usia_pernikahan ,0% 7,7% 14,3% 6,7%

Emosional

Count 9 12 6 27

% within

strategi_penanggulangan_stres 33,3% 44,4% 22,2% 100,0%

% within usia_pernikahan 45,0% 46,2% 42,9% 45,0%

Problem

Count 11 12 6 29

% within

strategi_penanggulangan_stres 37,9% 41,4% 20,7% 100,0%

% within usia_pernikahan 55,0% 46,2% 42,9% 48,3%

Total

Count 20 26 14 60

% within

strategi_penanggulangan_stres 33,3% 43,3% 23,3% 100,0%

(46)

Strategi Penanggulangan Stres * Jumlah Anak Crosstabulation

jmlh_anak

Total

1 2 3

strategi_penanggulangan _stres

Emosi&Problem

Count 1 1 2 4

% within

strategi_penanggulangan_stres 25,0% 25,0% 50,0% 100,0%

% within jmlh_anak 2,9% 5,0% 33,3% 6,7%

Emosional

Count 15 9 3 27

% within

strategi_penanggulangan_stres 55,6% 33,3% 11,1% 100,0%

% within jmlh_anak 44,1% 45,0% 50,0% 45,0%

Problem

Count 18 10 1 29

% within

strategi_penanggulangan_stres 62,1% 34,5% 3,4% 100,0%

% within jmlh_anak 52,9% 50,0% 16,7% 48,3%

Total

Count 34 20 6 60

% within

strategi_penanggulangan_stres 56,7% 33,3% 10,0% 100,0%

(47)

Stretegi Penanggulangan Stres * Lama Ditinggal (Bulan) Crosstabulation

lama_ditinggal_bln 4,5% ,0% 16,7% 10,0% 6,7%

Emosional

lama_ditinggal_bln 45,5% 43,8% 41,7% 50,0% 45,0%

Problem

lama_ditinggal_bln 50,0% 56,3% 41,7% 40,0% 48,3%

Total

(48)

Lampiran 10

Hasil Crosstabulation Strategi Penanggulangan Stres Dengan Data Penunjang

(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)

LAMPIRAN 11 Kisi-Kisi Alat Ukur

Aspek Indikator No item Item

EMOSI

Distancing

7 Saya mengalihkan kecemasan tentang keadaan suami dengan berolahraga.

24 Saya memilih untuk tidak mencari informasi sementara tentang keadaan suami agar saya tidak terlalu cemas memikirkannya.

36 Saya tidak akan teru-menerus memikirkan permasalahan yang saya hadapi sampai saya menemukan solusi.

37 Saya berharap memperoleh prestasi yang baik dalam pekerjaan saya agar saya mudah untuk mendapatkan cuti dari organisasi

40 Saya akan menjaga jarak dengan lingkungan yang sekiranya menurut saya akan menimbulkan masalah baru

Self Control

6 Saya mencari hiburan dengan anak atau saudara saya, untuk menenangkan diri saya dalam memikirkan keadaan suami.

9 Saya mencoba menjaga pikiran agar tidak terganggu oleh rasa kangen terhadap suami agar saya bisa menjalankan tugas saya dengan baik.

(57)

30 Saya berusaha untuk tetap bekerja seperti biasa walaupun sedang merasa gelisah 31 Dengan mengikuti berbagai kegiatan kerohanian membuat saya menjadi lebih

tenang dalam menghadapi masalah.

Seeking Social Suport

4 Saya akan mencari bantuan pada psikolog AU untuk dapat membantu mengatasi rasa ketakutan dan rasa gelisah yang berlebihan yang dirasakan oleh saya. 10 Saya berbicara dengan saudara saya yang dapat membantu menangani rasa

kegelisahan akan jauh dari suami.

11 Saya berbicara dengan teman dekat saya sebagai tempat berbagi akan keluh kesah saya.

21 Say amenceritakan dengan keluarga mengenai masalah yang saya hadapi seperti berselisih selama bertugas di organisasi ini.

25 Saya lebih memilih untuk tinggal dengan orangtua, karena dapat membantu saya dalam menghadapi masalah yang sedang saya hadapi.

Accepting Responbility

5

Menjadi istri pasukan merupakan pilihan saya, jadi jika suami di tugaskan di daerah konflik, saya harus bersungguh-sungguh mendukung dengan cara aktif di organisasi demi karir suami.

(58)

20

Saya terkadang menyesal menjadi istri tentara namun saya harus bisa

menyelesaikan masalah ini karena situasi-situasi seperti ini rata-rata pernah dialami oleh istri-istri yang lain.

33 Saya akui kenyataan yang harus saya hadapi sebagai istri tentara bahwa meawat anak sendiri memang berat tanpa kehadiran suami.

35 Saya akui tugas dan tanggung jawab dalam berorganisasi sangat berat, namun demi mendukung suami saya rela melakukannya.

Positif Reappraisal

8 Saya rasa kecemasan yang saya alami, memberikan saya banyak pengalaman yang bisa memperkuat mental, mendewasakan saya.

15 Dari berbagai masalah yang saya hadapi, saya mencoba menemukan sisi positifnya. 17 Saya lebih merasa bahwa bertugas merupakan salah satu cara agar mudah untuk

naik pangkat nantinya.

28 Saya merasa mendapatkan pengalaman untuk di kemudian hari, dengan masalah yang saya hadapi sekarang.

29 Saya berharap dalam menghadapi masalah, saya mendapatkan tunjangan yang lebih besar dari kantor.

(59)

Escape Avoidance

3 Saya lebih memilih untuk menonton TV terus-menerus saat saya merasa cemas dengan keadaan suami

12 Saya tidak mau terlalu aktif di organisasi karena membuat saya mendapatkan masalah baru.

18 Saya lebih memilih untuk pergi berbelanja untuk melupakan masalah yang tengah saya hadapi.

22 Saya lebih memilih untuk pergi atau berjalan-jalan untuk melupakan masalah yang tengah saya hadapi.

PROBLEM

Planfull Problem Solving

14 Saya mencoba menganalisis masalah yang terjadi antara saya dan atasan saya agar dapat memahaminya lebih baik.

19 Saya membuat beberapa alternative (misal, meminimalisir pengeluaran) untuk dapat mengatasi masalah.

26 Saya berusaha menemukan penyebab permasalahan yang sering membuat saya stres.

27 Saya mempertimbangkan langkah-langkah yang akan saya lakukan untuk memperbaiki hubungan dengan rekankerja di organisasi

(60)

Confrontative Coping

2 Bilamana menghadapi masalah, saya akan berbicara dengan pimpinan organisasi mengenai keluhan berkenaan dengan situasi yang dihadapi.

16 Ketika saya menghadapi masalah, saya menjelaskan masalah yang saya alami untuk mencari jalan keluarnya.

32 Saya akan mengukapkan pendapat tentang ketidaksetujuan saya pada orang yang menimbulkan masalah dalam kehidupan saya.

38 Ketika mendapat masalah, saya akan meminta tolong kepada orang yang saya anggap mampu untuk mengatasi masalah.

(61)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang tersebar begitu luas dimana pada setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda. Belakangan ini tak jarang dari beberapa daerah memiliki konflik sendiri yang sebabkan oleh perbedaan kebudayaan antar daerah mereka atau bahkan karena konflik agama. Hal tersebut menimbulkan chaos (kerusuhan) di beberapa daerah dan bahkan yang paling parah adalah ingin melepaskan diri dari NKRI (www.tempo.co.id).

Dalam hal ini penjaga keamanan negara sangat dibutuhkan. Konflik yang terjadi di beberapa daerah tersebut membuat tugas ABRI (Angkatan Bersenjata Repulik Indonesia) semakin berat. Salah satu bentuk pasukan yang juga di tuntut untuk ikut menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Pasukan Khusus (Paskhas) Angkatan Udara. Anggota Paskhas dimanapun dan kapan pun harus siap menjalankan tugas untuk menjaga keutuhan wilayah NKRI. Menurut Marsakal Purn Nano Suratno dalam majalah Orange Baret (2000), bahwa setiap warga Negara Indonesia, khususnya pasukan yang mengabdi kepada negara diharapkan bisa menciptakan keamanan di setiap daerah, walaupun bertolak belakang dengan keinginan pribadi. Setiap pasukan harus siap melaksanakan keputusan yang diberikan oleh atasannya terutama dalam hal bertugas.

(62)

2

Universitas Kristen Maranatha

harus diemban, tidak jarang membuat Paskhas harus pergi jauh meninggalkan keluarga. Secara prosedur bahwa lama Paskhas dalam bertugas adalah selama 9 bulan namun bila kebijakan yang diberikan oleh atasan mereka untuk perpanjangan atau perpendekan masa tugas harus dapat diterima dan tidak dapat ditolak (Skep:Pang TNI No.10/134). Kewajiban serta tugas seorang Paskhas untuk menjaga daerah yang berpotensi konflik adalah menjaga keamanan Matra Udara, berpatroli dan mengikuti perkembangan informasi yang berkembang di daerah tersebut, selain itu seorang Paskhas juga diberi kewenangan untuk melakukan PC (Psychal Contact) apabila menghadapi keadaan yang berbahaya bagi dirinya.

Tugas dari seorang Paskhas tersebut juga berpengaruh terhadap istri yang ditinggal dimana sebagai Istri Paskhas diharapkan mampu memberikan dorongan dan semangat moril, serta harus mampu menjaga kehormatan keluarga saat ditinggal suami bertugas sehingga suami dapat melaksanakan tugas dengan tanggung jawab sebagai aparat keamanan negara dengan tenang. Istri Paskhas harus memahami tugas suami sebagai pasukan yang harus mengabdi terhadap negara terutama ketika suaminya diharuskan bertugas keluar daerah atau keluar pulau Jawa (www.nova.co.id).

(63)

3

Universitas Kristen Maranatha

dengan istri-istri pada umumnya, diantaranya adalah Istri Paskhas harus senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan, selalu menjaga hati sehingga tidak mudah terpancing oleh isu yang tidak jelas kebenarannya, mengeratkan tali kasih dan cinta yang tulus diantara sesama anggota organisasi dan lingkungan. Istri Paskhas juga harus menciptakan kejujuran dan kesetiaan di dalam keluarga, meningkatkan kepedulian terhadap tugas dan senantiasa mendukung suami dalam melaksanakan tugas juga harus aktif dalam berorganisasi guna mendukung karir suami dan dalam berorganisasi harus melakukan dengan dilandasi oleh rasa tulus dan tanpa pamrih serta optimal. Diantara sesama anggota Istri Paskhas juga harus memiliki rasa kebersamaan yaitu merasa senasib sepenanggungan saling mendukung antara satu dengan yang lainya, sehingga mampu menjadi teladan di lingkungan masing-masing. Skala prioritas Istri Paskhas dalam kehidupan berumah tangga adalah mengurus keluarganya terutama pada saat ditinggal suami bertugas, seperti pendidikan anak harus dikedepankan dan menghindari pola hidup yang konsumtif atau menganut pola hidup sederhana sedangkan hal-hal yang kurang mendesak menjadi prioritas kedua.

(64)

4

Universitas Kristen Maranatha

tersebut akan merasa kehilangan figur otoritas di dalam keluarga, kedua adalah persepsi Istri Paskhas terhadap tugas yang begitu berat yang sedang dilaksanakan oleh suami mereka, sedangkan yang ketiga adalah memenuhi segala kebutuhan keluarga selama ditinggal bertugas oleh suami, selain itu mereka juga dituntut untuk menjadi istri yang setia dan mampu membesarkan anak dengan baik.

Menurut hasil statistik yang diperoleh dari Staf Psikologi Angkatan Udara (2005), faktor yang berperan kuat yang menyebabkan stres pada Istri Paskhas tersebut adalah faktor eksternal yaitu sebesar 75% seperti merawat anak, berinteraksi di dalam organisasi, menutupi kekurangan biaya dalam kehidupan sehari-hari, berinteraksi dengan lingkungan sekitar, dan lain-lain. Sedangkan faktor internal berpengaruh sebesar 25% seperti cemas dengan keadaan suami, perasaan takut dalam menanggulangi masalah keluarga selama ditinggal bertugas oleh suami.

(65)

5

Universitas Kristen Maranatha

tuntutan dari tugas dan tanggung jawabnya sebagai istri dan Istri Paskhas atau dapat disebut strategi penanggulangan stres (coping stress).

Strategi penanggulangan stres merupakan penilaian kognitif dan tingkah laku yang berlangsung terus menerus sebagai usaha individu untuk mengatasi tuntutan yang dinilai sebagai beban atau melampaui sumber daya yang dimilikinya, baik tuntutan eksternal maupun internal (Lazarus & Folkman, 1984). Strategi penanggulangan stres perlu dilakukan oleh Istri Paskhas untuk dapat menyesuaikan diri terhadap tuntutan yang dihadapi, agar tuntutan tersebut tidak menjadi beban saat ditinggal bertugas oleh suami.

Menurut Lazarus & Folkman (1984), strategi penanggulangan stres (coping stres) pada manusia, dibagi menjadi dua jenis, yaitu terfokus pada masalah dan terfokus pada emosi. Strategi yang terfokus pada masalah, yaitu strategi penanggulangan stres yang diarahkan untuk mengatur dan mengubah masalah penyebab stres. Dalam hal ini Istri Paskhas tersebut akan memusatkan perhatian untuk menghadapi masalah, memecahkan masalah secara terencana, menerima dan memilih aspek-aspek positif dari lingkungannya sedangkan strategi penanggulangan stres yang terfokus pada emosi yaitu strategi penanggulangan stres yang berfungsi untuk mengatur respon emosional terhadap masalah.

(66)

sebanyak-6

Universitas Kristen Maranatha

banyaknya demi keselamatan suaminya dalam bertugas. Sebanyak 12% Istri Paskhas berusaha tidak terlalu serius menghadapi beban dengan cara jalan-jalan dengan teman atau anak-anak mereka dan berusaha untuk menghibur diri sendiri. Sebanyak 12% Istri Paskhas mengaku lebih sering tidur dan lebih banyak makan karena menurutnya dengan cara itu dapat membuat dirinya lebih nyaman dan sebanyak 8% Istri Paskhas mengaku berusaha membuat dirinya tenang dengan menceritakan permasalahannya kepada orang-orang terdekatnya.

Pada strategi penanggulangan stres yang terfokus pada masalah, sebanyak 20% Istri Paskhas menyatakan mengatasi masalahnya dengan cara lebih menganalisis masalah yang dihadapi untuk mencari cara penyelesaiannya. Sebanyak 12% Istri Paskhas mengaku lebih mempertimbangkan langkah-langkah yang akan diputuskan dan berusaha menemukan akar permasalahan sedangkan 8% Istri Paskhas mengaku berusaha keras untuk mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah. Strategi penanggulangan stres Istri Paskhas yang menggunakan kedua-duanya yaitu masalah dan emosi sebanyak 32%, dimana Istri Paskhas mengatasi masalahnya dengan cara melihat pengalaman sebelumnya ketika dia ditinggal bertugas oleh suami dan juga selalu berusaha memandang tuntutan sebagai Istri Paskhas yang ditinggal bertugas sebagai suatu hal yang positif.

(67)

7

Universitas Kristen Maranatha

strategi penanggulangan stres (coping stress) yang dilakukan oleh Istri Paskhas yang sedang ditinggal bertugas oleh suami.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan fakta-fakta di atas, maka yang ingin diketahui melalui penelitian ini adalah bagaimana gambaran strategi penanggulangan stres yang sering digunakan pada Istri Angkatan Udara Pasukan Khas (Paskhas) di komplek “X” yang sedang ditinggal bertugas oleh suami.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris mengenai strategi penanggulangan stres pada Istri Paskhas yang sedang ditinggal bertugas oleh suami.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai strategi penanggulangan stres dan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi penanggulangan stres pada Istri Paskhas yang sedang ditinggal bertugas oleh suami.

1.4. Kegunaan Penelitian

(68)

8

Universitas Kristen Maranatha

1. Untuk memberi masukan bagi disiplin ilmu Psikologi, khususnya dalam ilmu Psikologi Klinis yang berkaitan dengan strategi penanggulangan stres.

2. Untuk membantu peneliti-peneliti lain yang berminat dalam meneliti lebih lanjut dalam penelitian selanjutnya mengenai strategi penanggulangan stres.

1.4.2. Kegunaan Praktis

1. Memberi informasi kepada organisasi PIA (Persatuan Istri Angkatan) mengenai strategi penanggulangan stres yang digunakan oleh Istri Paskhas yang sedang ditinggal bertugas oleh suami. Sehingga dapat membuat kebijakan-kebijakan sehubungan dengan kesejahteraan keluarga prajurit yang bertujuan untuk memaksimalkan kinerja para Istri Paskhas dalam organisasi dan rumah tangga.

2. Membantu staf psikologi TNI-AU dalam memahami strategi penanggulangan stres yang digunakan oleh Istri Paskhas pada saat ditinggal bertugas oleh suami sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam merancang program konseling.

(69)

9

Universitas Kristen Maranatha 1.5 Kerangka Pikir

Keputusan individu untuk memilih teman hidup dan berkeluarga adalah tugas perkembangan pada tahap Early Adulthood (Hurlock, 1953). Pada umumnya masyarakat mengharapkan seorang istri dapat mengambil peran dalam mengatur rumah tangganya begitu juga dalam kehidupan sosial dengan persetujuan suaminya. Seorang istri memiliki tugas perkembangan sebagai perempuan dewasa dan istri yang sejajar dengan suaminya, dalam hal ini yaitu dengan membentuk cara memuaskan untuk saling mendukung pasangan, menentukan tanggung jawab masing-masing pasangan yang dapat dijalankan dan diinginkan, dan menjalin hubungan yang baik dengan saudara maupun masyarakat sekitar.

Terdapat perbedaan peran antara Istri Paskhas dengan istri-istri pada umumnya, yaitu dituntut untuk bisa lebih mandiri jika ditinggal tugas oleh suami dan harus bisa hidup berorganisasi baik dalam membimbing istri-istri anggota tentara yang lain maupun menjalankan perintah dari atasan. Keputusan istri tentara untuk hidup dalam berorganisasi merupakan hal yang sangat penting karena merupakan salah satu cara aktif untuk mendukung karir suaminya. Wanita yang memutuskan menikah dengan seseorang yang memiliki profesi sebagai tentara harus mengetahui beberapa tuntutan yang harus diantisipasi seperti harus mampu menerima kenyataan bahwa profesi dari seorang tentara itu berat, seperti bertugas ke daerah konflik, meninggal pada saat bertugas, cacat fisik akibat bertugas dan lain-lain.

(70)

10

Universitas Kristen Maranatha

seseorang menjadi stres. Tuntutan dari tugas dan tanggung jawab ini dialami juga oleh Istri Paskhas. Menurut Lazarus (1984), stres dipengaruhi oleh kondisi internal juga kondisi eksternal pada individu. Faktor internal pertama yang mempengaruhi stres adalah frustrasi, akan muncul bila usaha yang dilakukan individu untuk mencapai satu tujuan mendapat hambatan atau mengalami kegagalan. Contohnya, Pada Istri Paskhas apabila telah memiliki suatu rencana dengan suami, namun secara tiba-tiba suami harus menjalankan tugas negara sehingga menyebabkan gagalnya rencana tersebut, maka membuat Istri Paskhas tersebut harus mengambil keputusan sendiri tanpa bantuan suami.

(71)

11

Universitas Kristen Maranatha

menjadi kepala rumah tangga dan ibu rumah tangga secara bersamaan selama ditinggal bertugas oleh suami.

Faktor eksternal adalah lingkungan yang merupakan stimulus yang bisa menjadi stressor. Pertama, lingkungan keluarga yang dirasakan adalah kepanikan karena menjadi kepala rumah tangga yang harus dituntut untuk bisa memenuhi segala tuntutan keluarga. Kedua, lingkungan organisasi yang dirasakan Istri Paskhas yaitu dituntut untuk bisa aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi dan harus bisa menjalin hubungan yang baik dengan Istri Paskhas lainnya. Selain itu Istri Paskhas juga harus menjaga hubungan baik dengan anggota lain agar dalam mendapatkan fasilitas dari kantor tidak mendapatkan kesulitan. Ketiga, lingkungan tempat tinggal yang dirasakan sebagian Istri Paskhas terutama untuk Istri Paskhas yang memasuki lingkungan yang baru tanpa kehadiran suami. Istri Paskhas harus bisa bersosialisasi dengan Istri Paskhas yang lainnya sehingga tidak mendapatkan kesulitan dalam hal apa pun.

(72)

12

Universitas Kristen Maranatha

Penilaian kognitif Istri Paskhas dapat berbeda-beda karena dipengaruhi oleh sumber daya yang dimiliki Istri Paskhas. Pertama, kesehatan dan energi merupakan sumber daya fisik yang sering dapat mempengaruhi upaya menangani atau menanggulangi masalah. Istri Paskhas lebih bisa mengatasi masalahnya apabila dalam keadaan sehat dan memiliki energi yang kuat dalam mengatasi masalah dibandingkan apabila Istri Paskhas tersebut sakit akan memiliki energi yang lemah untuk melakukan pemecahan masalah. Kedua, keterampilan untuk memecahkan masalah merupakan kemampuan Istri Paskhas untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah sebagai upaya untuk mencari alternatif tindakan, mempertimbangkannya, memilih dan menerapkan rencana dalam bertindak untuk menanggulangi masalah. Ketiga, keyakinan positif, merupakan pandangan positif terhadap kemampuan diri Istri Paskhas yang menjadi sumber daya psikologis penting dalam upaya menanggulangi masalah. Hal ini akan mengakibatkan Istri Paskhas akan terus menerus berupaya mencari alternatif penanggulangan yang tepat.

(73)

13

Universitas Kristen Maranatha

Penilaian kognitif ini pula yang kemudian akan berlanjut ke tahap pertama yaitu proses penilaian primer (primary appraisal) adalah proses mental yang berhubungan dengan aktifitas evaluasi terhadap situasi yang dihadapi. Dalam tahap primer ini juga memiliki tiga tahap, yaitu pertama irrelevant, jika stimulus atau situasi yang terjadi tidak berpengaruh pada kesejahteraan individu, tidak bermakna sehingga bisa diabaikan. Contohnya, bila Istri Paskhas menganggap bahwa ditinggal tugas oleh suami bisa menjadi lebih mandiri dalam menghadapi semua situasi. Kedua, benign positif yaitu jika suatu stimulus atau situasi yang terjadi dihayati sebagai hal yang positif dan dianggap dapat meningkatkan kesejahteraan individu. Contohnya bila Istri Paskhas yang keberatan ditinggal tugas oleh suami karena akan datang masalah yang mungkin tak bisa diatasi sendiri namun tetap berfikir demi karir sang suami yang nantinya akan mendapatkan penghidupan yang lebih layak. Selain itu juga bisa membuat Istri Paskhas lebih mandiri dalam mengambil sikap jika menghadapi suatu masalah yang sama.

(74)

14

Universitas Kristen Maranatha

Stres yang dialami Istri Paskhas bisa tinggi atau rendah semua itu tergantung dari bagaimana ibu rumah tangga tersebut memaknakan situasi yang mengancam bagi dirinya dan pengalaman yang pernah dialami dalam menghadapi masalah tersebut. Apabila Istri Paskhas merasakan suatu stimulus atau situasi yang bisa mengancam dirinya maka hal yang sering dilakukannya adalah mencari cara untuk mengatasi keadaan tersebut. Maka pada hal ini Istri Paskhas tersebut akan masuk dalam tahap kedua yaitu proses penilaian sekunder (secondary appraisal) adalah proses yang dapat digunakan untuk menentukan apa yang dapat atau harus dilakukan untuk meredakan keadaan stres. Pada tahap inilah Istri Paskhas akan memilih cara apa yang baik dan bisa dilakukan untuk meredakan stres dengan menggunakan strategi penanggulangan stres.

Strategi penanggulangan stres oleh Lazarus (1984) dikemukakan sebagai perubahan kognitif dan tingkah laku yang terus menerus sebagai usaha individu untuk mengatasi tuntutan eksternal dan internal yang dinilai sebagai beban atau melampaui sumber daya dirinya. Strategi penanggulangan stres dipandang sebagai faktor penyeimbang yang membantu individu menyesuaikan diri terhadap tekanan yang dinilai. Pada dasarnya strategi penanggulangan stres ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan stres yang ditimbulkan oleh masalah yang ada. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap kali Istri Paskhas mengalami stres, maka akan berupaya untuk mengatasi stres tersebut.

(75)

15

Universitas Kristen Maranatha

berbagai alternatif yang digunakan sebagai cara untuk mengatasi atau menghadapi stres. Menurut Lazarus dan Folkman (1986) terdapat 2 bentuk strategi penanggulangan stres yang berpusat pada masalah. Pertama, confrontative coping adalah menggambarkan usaha Istri Paskhas untuk mengubah keadaan dengan maksud mengatasi masalah secara asertif. Misalnya, Istri Paskhas berbicara secara langsung dengan pimpinan organisasi mengenai keluhan yang berkenaan dengan situasi yang dihadapi. Kedua, planful problem solving adalah Istri Paskhas berusaha memecahkan masalah dengan berhati-hati dan melakukan pendekatan analisis yang terencana. Misalnya yang dilakukan istri pasukan adalah mempertimbangkan langkah-langkah untuk memperbaiki hubungan dengan atasan dan hubungan dengan lingkungan sekitar apabila terjadi masalah dengan mereka.

(76)

16

Universitas Kristen Maranatha

(77)

17

Universitas Kristen Maranatha

Lazarus dan Folkman (1984) mengemukakan strategi yang berpusat pada emosi digunakan untuk memelihara harapan dan optimisme, menyangkal fakta dan akibat yang mungkin dihadapi, menolak untuk mengakui hal terburuk dan bereaksi seolah-olah apa yang terjadi tidak menimbulkan masalah dan sebagainya. Proses ini memberi kemungkinan untuk suatu interpretasi yang menipu diri dan distorsi terhadap realitas. Penipuan yang dilakukan dan berhasil dapat terjadi tanpa adanya kesadaran dari dirinya sendiri. Dengan kata lain, pada Istri Paskhas yang menggunakan strategi penanggulangan stres yang berpusat pada emosi ketika menghadapi suatu masalah, akan diatasi dengan memodifikasi persepsi, sikap dan tujuannya.

(78)

18

Universitas Kristen Maranatha

Bagan 1.1 Skema Kerangka Pikir Stressor :

− Kesehatan & energi

− Keterampilan memecahkan

(79)

19

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi Penelitian

1. Tekanan-tekanan, baik yang berasal dari luar diri (eksternal) maupun dalam diri (internal) pada Istri Paskhas yang sedang ditinggal bertugas, merupakan stressor yang dapat memunculkan stres.

2. Bentuk strategi penanggulangan stres yang digunakan oleh Istri Paskhas yang sedang ditinggal bertugas dapat terfokus pada emosi, terfokus pada masalah atau bahkan menggunakan keduanya secara seimbang.

3. Strategi penanggulangan stres Istri Paskhas yang sedang ditinggal bertugas yang terfokus pada emosi dapat berupa : distancing, self-control, seeking social support, accepting responsibility escape avoidance, positif reappraisal.

(80)

75 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari strategi penanggulangan stres yang ada, Istri Paskhas paling banyak menggunakan strategi penanggulangan stres yang terfokus pada masalah. Selanjutnya strategi penanggulangan stres terfokus pada emosi dan strategi penanggulangan stres kedua-duanya.

2. Dari strategi penanggulangan stres yang terfokus pada masalah Istri Paskhas menggunakan confrontative coping dan planful problem solving secara merata.

3. Dari strategi penanggulangan stres yang terfokus pada emosi yang paling banyak digunakan bentuk positive reappraisal.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu :

5.2.1 Saran Penelitian Lanjutan

(81)

76

Universitas Kristen Maranatha

76

yang lebih mendalam tentang strategi penanggulangan stres yang digunakan oleh Istri Angkatan Udara Pasukan Khas (Paskhas) di komplek “X” yang ditinggal oleh suami.

2. Penelitian selanjutnya dapat menggali lebih dalam faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi strategi penanggulangan stres.

5.2.2 Saran Guna Laksana

1. Bagi organisasi PIA (Persatuan Istri Angkatan) agar lebih mendukung Istri Paskhas dalam memberikan perhatian moril dan materil untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan melihat atau mengacu pada strategi penanggulangan stres yang digunakan Istri Paskhas.

(82)

77 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta : Grasindo.

Lazarus, R.S., & Folkman, S. 1984. Stress, Appraisal, and Coping New York : Spinger Publis Company.

Monat, A., & Lazarus, R.S. 1991. Stress and Coping 3d edition. New York : Colombia University Press

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan – Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta : Erlangga

(83)

Universitas Kristen Maranatha

78

DAFTAR RUJUKAN

Aniyanto, Bambang. 1999. Kerusuhan Melanda Indonesia, (www.tempo.co.id,) Muis, Benny. 2001. Tabah Menunggu, (http://nova.co.id)

Oetomo, Hasan. 2003. Stress, Psikologi keluarga, (http://mitra.net.id)

Susanto, Djoko S. 2007. Kesabaran Istri Prajurit, Jakarta : Dharma Pertiwi halaman 49-50

Situmorang, R. Patricia., 2006. Studi Deskriptif Mengenai Strategi Penanggulangan Stres Pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Yayasan ”X” Bandung. Skripsi. Bandung :Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Irawati, Gita., 2005. Studi Deskriptif Mengenai Derajat Stres Pada Narapidana Wanita Usia 18-40 Tahun di Lembaga Pemasyarakatan “X” Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Tiur, S Lammaida., 1999. Hubungan Antara Strategi Penanggulangan Stress Dengan Kecemasan Pada Wanita Yang Mengalami Sindrom Pra-Menstruasi. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Suratno, Nano., 2006. Orange Baret, Bandung : Markas Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara

Sudirjarso., Nomor 60/1994. PIA Ardhya Garini, Jakarta : Dharma Pertiwi Pusat, halaman 13

Jusuf M., Nomor 18/1981. Dharma Pertiwi, Jakarta : Dharma PErtiwi Pusat, halaman 5 Indah, Permata. 2007 Upaya Meningkatkan Peran PIA Ardhiya Garini Dalam Rangka

Mendukung Pelaksanaan Tugas Pokok Suami Sebagai Prajurit TNI Angkatan Udara. Karya Tulis Dalam jenjang Istri Siswa SESKOAU, Lembang 21 Mei.

Gambar

Tabel Keterangan Validitas :
Tabel Reliabilitas :

Referensi

Dokumen terkait

HI] BUNCAN TINCI({1' PENCETAHUAN, SIKAP DAN KARAKTIR ISTI K!. IRIJ DTNCAN POLA PtrMAERIAN ASI EKSKLUSIFDI

- Pengguna E-Prints: Mis Univ Diponegoro, memiliki peringkat webometric tinggi dengan salah penyumbang terbesarnya dari repository, 31.000. - Primo

Pendekatan Jigsaw melibatkan partisipasi aktif individu dan bekerjasama kelompok. Penusunan pelajaran sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok memiliki informasi

Aiming at the shortcomings of Gaussian mixture model background method, a moving object detection method mixed with adaptive iterative block and interval frame difference method in

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan beberapa tahap, yakni: (1) analisis buku penuntun praktek kimia SMA kelas XI terbitan Erlangga sesuai standar BNSP; (2)

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN Meningkatn ya Tenaga kerja industry yang kompeten Jumlah Calon Tenaga Kerja Terampil yang Kompeten 280 240 243 258 256 Program

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 78 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 3 Tahun 2010 tentang Sistem Kesehatan di Kota Tasikmalaya, perlu

Pada tahap ini dilakukan analisa secara teoritis mengenai struktur mekanik pada Mesin Micro Lathe diantaranya menghitung putaran spindle , gerak makan, kecepatan makan,