• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Berkumur Air Biasa dan Ekstrak Daun Mint (Mentha Piperita L.) dalam Mengontrol Jumlah Bakteri Aerob di Dalam Saliva.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Berkumur Air Biasa dan Ekstrak Daun Mint (Mentha Piperita L.) dalam Mengontrol Jumlah Bakteri Aerob di Dalam Saliva."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

PENGARUH BERKUMUR AIR BIASA DAN EKSTRAK DAUN MINT (Mentha piperita L.) DALAM MENGONTROL JUMLAH BAKTERI

AEROB DI DALAM SALIVA

Catherine Novilia Kaswady 1290037

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha

Banyak penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa kimia dari tanaman yang dapat digunakan sebagai agen antimikroba yang efektif untuk mencegah karies gigi dan penyakit periodontal. Salah satu tanaman yang dapat diekstrak dan memiliki aktivitas antimikroba adalah mint (Mentha piperita L.). Daun mint banyak digunakan sebagai agen antiseptik, antipruritik, antiemetik, antialergi, antispasmodik, dan analgetik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah bakteri aerob di dalam saliva sebelum berkumur, setelah berkumur dengan air, dan berkumur dengan ekstrak daun mint.

Subjek penelitian terdiri dari 10 orang yang akan diperiksa jumlah bakteri aerob di dalam saliva pada saat sebelum berkumur, setalah berkumur air putih dan setelah berkumur dengan ekstrak daun mint. Subjek penelitian berkumur pada siang hari dan malam hari selama 7 hari berturut-turut. Pada hari ke delapan, saliva diambil pada pagi hari dan dilakukan penghitungan jumlah bakteri aerob di dalam saliva tersebut. Analisis data yang dilakukan menggunakan uji t berpasangan.

Uji t berpasangan memerlihatkan adanya pengaruh signifikan dari berkumur dengan air putih dan ekstrak daun mint dalam menurunkan jumlah bakteri aerob di dalam saliva. Namun, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara berkumur dengan air putih dan berkumur dengan ekstrak daun mint.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa berkumur menggunakan air biasa dan ekstrak daun mint dapat menurunkan jumlah bakteri aerob di dalam saliva, akan tetapi perbedaan keduanya tidak signifikan secara statistik (p>0,005).

(2)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

THE EFFECT OF GARGLING WITH FRESH WATER AND MINT LEAF EXTRACT (Mentha piperita L.) FOR CONTROLLING THE NUMBER OF

AEROBIC BACTERIA IN SALIVA

Catherine Novilia Kaswady 1290037

Faculty of Dentistry Maranatha Christian University

Many researches have been conducted to identify the chemical compounds from plants that can be used as effective antimicrobial agents for preventing dental caries and periodontal diseases. One of the plants that can be extracted and has antimicrobial activities is mint (Mentha piperita L.). The mint leaf is widely used as antiseptic, antipruritic, antiemetics, hypo-allergenic, antispasmodic, and analgesic agents.

The aim of this study was to know the numbers of aerobic bacteria in the saliva before gargling, after gargling with fresh water, and after gargling with mint leaf extract.

The volunteers involved in this study were of 10 people. The number of aerobic bacteria in their salivas before gargling, after gargling with fresh water and after gargling with mint leaf extract will be examined. The volunteers had to gargle during the day and evening for 7 consecutive days. On the eighth day, saliva samples were collected in the morning, and then the number of aerobic bacteria in the samples were counted using plate count method. All data were analyzed using paired t test.

Paired t-test showed the significant effect of gargling with fresh water and mint leaf extract in reducing the number of aerobic bacteria in saliva. There are no significant differences between gargling with fresh water and gargling with mint leaf extract.

Based on the research done, gargling using fresh water and mint leaf extract both can reduce the number of aerobic bacteria in saliva but the difference between them is statistically not significant.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA ... iii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA...vi

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademik ... 3

1.4.2 Manfaat Praktik ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran ... 4

1.6 Hipotetsis Penelitian ... 5

1.7 Metodologi Penelitian ... 5

(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Mint (Mentha piperita L.) ... 7

2.1.1 Taksonomi Tanaman Mint (Mentha piperita L.) ... 7

2.1.2 Morfologi Tanaman Mint (Mentha piperita L.) ... 8

2.1.3 Kandungan dan Aktivitas Antibakteri Daun Mint (Mentha piperita L.) ... 8

2.1.3 Kegunaan Daun Mint (Mentha piperita L.) ... 9

2.2 Flora Normal Rongga Mulut ... 10

2.3 Pertumbuhan Bakteri Aerob dan Anaerob ... 12

2.4 Habitat Kolonisasi Mikroorganisme ... 14

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri di Dalam Rongga Mulut ... 15

2.6 Anatomi Kelenjar Saliva ... 19

2.7 Fungsi Saliva ... 20

2.8 Komposisi Saliva ... 21

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 22

3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 22

3.1.1 Alat Penelitian ... 22

3.1.2 Bahan Penelitian ... 23

3.2 Subjek Penelitian ... 24

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 25

3.4 Metode Penelitian ... 25

(5)

xi

Universitas Kristen Maranatha

3.4.2 Variabel Penelitian ... 25

3.4.3 Definisi Operasional ... 25

3.4.4 Perhitungan Besar Sampel ... 26

3.5 Prosedur Kerja ... 28

3.5.1 Persiapan Penelitian ... 28

3.5.2 Pengumpulan Bahan ... 28

3.5.3 Persiapan Alat dan Bahan ... 29

3.5.3.1 Persiapan Alat ... 29

3.5.3.2 Persiapan Bahan ... 29

3.4.4 Studi Pendahuluan ... 30

3.4.5 Pelaksanaan Penelitian ... 31

3.6 Metode Analisis Data ... 33

3.6.1 Uji Normalitas ... 33

3.6.2 Uji T Berpasangan ... 34

3.6.3 Uji Homogenitas Varians ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Hasil Penelitian ... 37

4.1.1 Uji Perbandingan Jumlah Bakteri Aerob Sebelum Berkumur dan Setelah Berkumur Air Biasa ... 38

4.1.1.1 Uji Normalitas ... 38

(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha

dan Setelah Berkumur Ekstrak Daun Mint ... 39

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 39

4.1.2.2 Uji T Berpasangan Sebelum Berkumur dan Setelah Berkumur Ekstrak Daun Mint ... 40

4.1.3 Uji Perbandingan Jumlah Bakteri Aerob Setelah Berkumur Air Biasa dan Setelah Berkumur Ekstrak Daun Mint ... 40

4.1.3.1 Uji Normalitas ... 40

4.1.3.2 Uji Homogenitas Varians ... 41

4.1.3.3 Uji T Setelah Berkumur Air Biasa dan Setelah Berkumur Ekstrak Daun Mint ... 41

4.1 Pembahasan ... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 44

5.1 Simpulan ... 44

5.2 Saran ... 44

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

No Judul Hlm

Gambar 2.1 Mint (Mentha Piperita L.) ... 8

Gambar 3.1 Prosedur Kerja ... 28

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

No Judul Hlm

Tabel 2.1 Bakteri Gram Positif di Rongga Mulut ... 10

Tabel 2.2 Bakteri Gram Negatif di Rongga Mulut ... 11

Tabel 4.1 Perbandingan Jumlah Bakteri Aerob Sebelum Berkumur, Setelah

Berkumur Air Biasa dan Setelah Berkumur dengan Ekstrak Daun

Mint (Mentha Piperita L.) ... 37

Tabel 4.2 Uji Normalitas Sebelum Berkumur dan Setelah Berkumur dengan Air

Biasa ... 38

Tabel 4.3 Uji T Berpasangan Sebelum Berkumur dan Setelah Berkumur dengan

Air Biasa ... 38 Tabel 4.4 Uji Normalitas Sebelum Berkumur dan Setelah Berkumur dengan

Ekstrak Daun Mint... 39

Tabel 4.5 Uji T Berpasangan Sebelum Berkumur dan Setelah Berkumur dengan

Ekstrak Daun Mint... 40

Tabel 4.6 Uji Normalitas Setelah Berkumur Air Biasa dan Setelah Berkumur

dengan Ekstrak Daun Mint ... 40 Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Setelah Berkumur Air Biasa dan Setelah

Berkumur dengan Ekstrak Daun Mint ... 41

Tabel 4.5 Hasil Uji T Setelah Berkumur Air Biasa dan Setelah Berkumur dengan

(9)

xv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hlm

Lampiran 1 Data Mentah Jumlah Bakteri Aerob Sebelum Berkumur, Setelah

Berkumur Air Biasa dan Setelah Berkumur Ekstrak Daun Mint ... 48

Lampiran 2 Alat dan Bahan Penelitian ... 49

Lampiran 3 Hasil Penelitian ... 50

Lampiran 4 Hasil Uji Data Sebelum Berkumur, Setelah Berkumur Air Biasa dan

Setelah Berkumur Ekstrak Daun Mint Terhadap Jumlah Bakteri Aerob

di Dalam Saliva Menggunakan Uji T Berpasangan ... 52

Lampiran 5 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 55

Lampiran 6 Informed Consent ... 56 Lampiran 7 Surat Permohonan Iji Melakukan Penelitian di Laboratorium

Mikrobiologi FK UKM ... 57

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Flora normal rongga mulut terdiri dari berbagai mikroflora termasuk bakteri, jamur, mycoplasma, protozoa dan virus; bakteri merupakan kelompok yang predominan.Bakteri dapat dibagi menjadi bakteri aerob, bakteri anaerob dan bakteri anaerob fakultatif berdasarkan kebutuhan bakteri terhadap oksigen.1

Penyakit gigi dan mulut merupakan salah satu penyakit yang banyak terjadi pada masyarakat luas. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, menunjukkan prevalensi nasional penyakit gigi dan mulut sebesar 25,9%. Flora normal rongga mulut memiliki hubungan yang seimbang dengan host, tetapi penyakit dapat muncul saat hubungan tersebut menjadi tidak seimbang, contohnya yaitu: karies dan penyakit periodontal.1,2

(11)

2

Universitas Kristen Maranatha Oleh karena itu, senyawa bersifat antibakteri dibutuhkan untuk membantu mencegah dan mengurangi peradangan, dengan cara menurunkan konsentrasi bakteri di dalam plak gigi dan menghambat pertumbuhan bakteri. 6

Banyak penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa kimia dari tanaman yang dapat digunakan sebagai agen antimikroba yang efektif untuk mencegah karies gigi dan penyakit periodontal. Salah satu tanaman yang dapat diekstrak dan memiliki aktivitas antimikroba adalah daun mint (Mentha piperita L.). Daun tersebut telah banyak digunakan sebagai antiseptik, antipruritik, antiemetik, antialergi, antispasmodik, analgetik dan antioksidan. Pada penelitian terdahulu, ekstrak etanol daun mint dengan konsentrasi 10% dapat menurunkan Modified Gingival Index (MGI).7,8

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti apakah terdapat pengaruh berkumur air biasa dan ekstrak daun mint (Mentha piperita L.) dalam mengontrol jumlah bakteri aerob di dalam saliva.

1.2Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada penelitian adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat penurunan jumlah bakteri aerob di dalam saliva antara sebelum berkumur dan setelah berkumur dengan air biasa.

(12)

3

Universitas Kristen Maranatha 3. Apakah terdapat perbedaan jumlah bakteri aerob di dalam saliva antara setelah berkumur dengan air biasa dan setelah berkumur dengan ekstrak daun mint.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh berkumur air biasa dalam mengontrol jumlah bakteri aerob di dalam saliva.

2. Untuk mengetahui pengaruh berkumur ekstrak daun mint dalam mengontrol jumlah bakteri aerob di dalam saliva.

3. Untuk mengetahui perbedaan antara berkumur dengan air putih dan ekstrak daun mint dalam mengontrol jumlah bakteri aerob di dalam saliva.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah bakteri aerob di dalam saliva sebelum berkumur, setelah berkumur dengan air saja dan berkumur dengan ekstrak daun mint.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik

(13)

4

Universitas Kristen Maranatha 1.4.2 Manfaat Praktik

Manfaat praktik dari penelitian ini adalah menjadi acuan informasi bagi masyarakat mengenai kegunaan daun mint sebagai obat kumur herbal yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.

1.5 Kerangka Pemikiran

Mikroflora memiliki hubungan yang seimbang dengan host di dalam rongga mulut. Perubahan mikroflora baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan perubahan lingkungan pada ekosistem mikroflora akan meningkatkan potensi patogenisitas didalam ekosistem mikroflora dan akan menyebabkan penyakit di dalam rongga mulut. Salah satu mikroflora alami yang berada di dalam rongga mulut adalah bakteri aerob yang membutuhkan oksigen untuk hidup. Bakteri aerob terdiri dari kokus gram positif (Streptococcus), kokus gram negatif (Neisseria), batang gram positif (Lactobacillus, Corynebacterium) dan batang

gram negatif (Hemophilus). Jika terjadi ketidakseimbangan, maka prevalensi penyakit gigi dan mulut seperti karies dan penyakit periodontal dapat meningkat.1,9

(14)

5

Universitas Kristen Maranatha pembentukan plak dan mencegah gingivitis. Salah satu bentuk agen antimikroba yang banyak digunakan adalah obat kumur.6,10

Obat kumur merupakan cairan yang berfungsi untuk (1) mengurangi inflamasi (2) menghilangkan bau tidak sedap, dan (3) mengobati infeksi. Obat kumur dapat berbahan dasar cairan kimia maupun tanaman herbal.11

Salah satu tanaman herbal yang dapat dijadikan obat kumur dan yang memiliki aktivitas antimikroba adalah daun mint. Daun mint mengandung flavonoid yang dapat merusak dinding sel bakteri, sehingga menyebabkan terhambatnya sintesis makromolekul dan tanin yang dapat mengganggu sintesa peptidoglikan sehingga pembentukan dinding sel menjadi tidak sempurna.12,13

1.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat penurunan jumlah bakteri aerob di dalam saliva antara sebelum berkumur dan setelah berkumur dengan air biasa.

2. Terdapat penurunan jumlah bakteri aerob di dalam saliva antara sebelum berkumur dan setelah berkumur dengan ekstrak daun mint.

3. Terdapat perbedaan jumlah bakteri aerob di dalam saliva antara setelah berkumur dengan air biasa dan setelah berkumur dengan ekstrak daun mint.

1.7 Metodologi Penelitian

(15)

6

Universitas Kristen Maranatha 1.8 Tempat dan Waktu Penelitian

(16)

44 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Terjadi penurunan jumlah bakteri aerob didalam saliva pada subjek penelitian setelah berkumur dengan air biasa.

Terjadi penurunan jumlah bakteri aerob didalam saliva pada subjek penelitian sesudah berkumur dengan ekstrak daun mint.

Perbedaan berkumur dengan air biasa dan ekstrak etanol daun mint tidak signifikan.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas pengolahan daun mint (Mentha piperita L.) baik dengan ekstrak, infusa ataupun direbus.

2. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan menggunakan konsentrasi ekstrak daun mint (Mentha piperita L.) yang berbeda.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai waktu efektif minimal berkumur dengan menggunakan ekstrak daun mint (Mentha piperita L.) dalam menurunkan jumlah bakteri aerob di dalam saliva.

4. Perlu dilakukan penelitian serupa terhadap bakteri aerob selain yang terdapat didalam saliva.

(17)

45 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

1. Samaranayake L. Essential microbiology for dentistry. 3rd ed. Philadelphia. Churchill Livingstone Elsevier; 2006.

2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta; 2013.

3. Gaffar A, Volpe AR. Gingivitis : An inflamatory periodontal disease. New Jersey : An MWC Publication; 2004: 25.

4. Biesbrock AR, Bartizek RD, Gerlach RW. Oral hygiene regimens, plaque control, and gingival health: a two-month clinical trial with antimicrobial agents. J Clin Dent; 2007:18(4):101-5.

5. Mirjalili N, Karbassi MHA, Farahman J. Comparing tap water mouth rinse with tooth brushing and sugar free chewing gum: Investigating the validity of a popular belief. J Dent Oral Hyg; 2014: 6(2): 22-25.

6. Perry DA. Plaque control for the periodontal patient. In: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FAJr, eds. Carranza’s Clinical Periodontology. 10th ed. St.Louis: Saunders; 2006: 728-48.

7. Paul R, Datta KA. An updated overview on peppermint (Mentha piperita L.). IRJP; 2011:2(8):1-10.

8. Ramadinda DLO. Perbandingan efektivitas berkumur ekstrak bunga cengkeh (Zyzygium aromatica) dan ekstrak daun mint (Mentha piperita L.) pada pasien gingivitis. Universitas Kristen Maranatha; Bandung: 2014. 9. Takahashi N. Microbial ecosystem in the oral cavity: metabolic diversity

in an ecological niche and its relationship with oral diseases. International Congress Series 1284; 2005: 103 – 112.

10. Axelsson P. Current role of pharmaceuticals in prevention of caries and periodontal disease. Int Dent J; 1993 Oct: 43(5):473-82.

11. Farah CS, Mclntosh L, McCullough MJ. Mouthwash. Australian Prescriber; 2009 Dec: 32(6):162-4.

(18)

46

Universitas Kristen Maranatha 13. Sari FP, Sari SM. Ekstraksi zat aktif antimikroba dari tanaman yodium

(Jatropha multifida L.) sebagai bahan baku alternatif antibiotik alami. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro; Semarang: 2001.

14. Singh R, Shushni MAM, Belkheir A. Antibacterial and antioxidant activities of Mentha piperita L. Arab J Chem; 2015: 8(3): 322-328.

15. USDA NRCS National Plant Data Team . Plants profile for Mentha x piperita(peppermint). [serial online] 2015 [cited 20 Maret 2016]. Available from URL: www.plants.usda.gov/core/profile?symbol=MEPI

16. Phipps N. Mint plant varieties : Types of Mint For The Garden. [serial online] 20 Februari 2016 [cited 17 April 2016]. Available from URL: www.gardeningknowhow.com/edible/herbs/mint/mint-plant-varieties.htm 17. Abdi R. Flavonoid: struktur, sifat antioksidatif dan peranannya dalam

sistem biologis. Jurnal Belian, 2010: 9(2): 196-202

18. Sujana P, Sridhar TM, Josthna P, Naidu CV. Antibacterial activity and phytochemical analysisi of Mentha piperita L.(peppermint)- An Important Multipurpose Medicinal Plant. AJPS; 2013:4: 77-83.

19. Ashok PK, Upadhyaya K. Tannins are astringent. J Pharmacogn Phytochem; 2012: 1(3):45-50.

20. Mahboubi M, Kazempour N. Chemical composition and antimicrobial activity of peppermint ( Mentha piperita L.) essential oil. Songklanakarin J Sci Technol;2014:36(1):83-87.

21. Marsh PD. Role of the oral microflora in health. Microbial Ecology in Health and Disease; 2000:12:130-137.

22. Snell RS. Clinical anatomy by regions. 9th ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2012.

23. Sherwood L. Introduction to human physiology. 8th ed. USA: Brooks/Cole; 2013.

24. Humphrey SP, Williamson RT. A review of saliva: normal composition, flow, and function. J Prosthet Dent; 2001: 85: 162-169.

25. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka; 2007.

(19)

47

Universitas Kristen Maranatha 27. Dorland WAN. Kamus kedokteraan dorland. Terjemahan Huriawati

Gambar

Gambar 3.2 Pengenceran Saliva  ..........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penurunan jumlah bakteri dalam saliva setelah berkumur larutan ekstrak kayu manis 2,5% dibandingkan dengan kelompok kontrol.. Jenis

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah penurunan bakteri dalam saliva setelah berkumur ekstrak kulit buah delima 5% selama 1 menit dibandingkan kelompok

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan jumlah bakteri dalam saliva setelah berkumur larutan ekstrak kulit buah delima (Punica Granatum L.) 5% selama 1 menit

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah penurunan bakteri dalam saliva setelah berkumur ekstrak kulit buah delima 5% selama 1 menit dibandingkan kelompok

Penurunan Jumlah Bakteri Dalam Saliva Setelah Berkumur Larutan Ekstrak Kulit Buah Delima ( Punica Granatum ) 5 % Pada Mahasiswa FKG

Gel hand sanitizer ekstrak minyak atsiri daun mint merupakan sediaan semisolid yang memiliki efek antimikroba yang bertujuan untuk melindungi dari infeksi bakteri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas berkumur dengan air rebusan daun sirih hijau dibandingkan dengan obat kumur yang mengandung CPC terhadap jumlah bakteri rongga

perbedaan jumlah koloni bakteri Streptococcus sp pada kelompok yang berkumur air rebusan daun salam dengan berbagai konsentrasi, aquades steril dan klorheksidin