DAFTAR ISI
PENGESAHANKATA PENGANTAR DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah...1
1.2 Pembatasan Masalah...6
1.3 Tujuan Penelitian...6
1.4 Metodologi...6
1.5 Organisasi Penulisan...9
BAB II Sosok Guru dalam Masyarakat Jepang 2.1 Pengertian Pendidikan...11
2.1.1 Lingkungan Pendidikan ...16
2.1.2 Pendidikan sebagai Suatu Sistem...18
2.2 Pengertian Guru...21
2.2.1 Proses Belajar Mengajar...23
2.2.2 Tugas dan Peranan Guru dalam Proses Belajar Mengajar...25
2.3 Film Yankii Bokou ni Kaeru Sebagai suatu Sarana Pendidikan...28
BAB III Peranan guru yang terlihat dalam Film Yankii Boukou ni Kaeru 3.1 Peranan Guru Sebagai Motivator...31
3.2 Peranan Guru Sebagai Pengatur Lingkungan Kelas...36
3.4 Peranan Guru Sebagai Partisipan...47
3.5 Peranan Guru Sebagai Pembimbing...51 BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan...62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
SINOPSIS
ヤン
母校 帰
いう映画
教師像
析
メ ッサウ 0342025
マ
教大学
日本文学料
一ペ
ヤン
母校 帰
いう映画
教師像
析
序論
教育界 い 教師 生徒 教え 大 役割 果 い
言う い 教師 生徒 い 成 者
いう任務 負 い あ 生徒 教育 際 教師 生徒
性格 い 変え 形成 絶対的条件 あ
教師 各自 教育 仕方 持 い 家 国
生徒 成 者 いう目標 ,同 あ
本論文 ,TBS レビ 2003年 月10日 同年12月12日
あ 当 マ 映画 い 教師 い 教育方針 教師
い 人物 あ 教育学 立場 見 析
本論
ン 及 教育界 教師 役割 頃目あ
言う 本論文 動機付ヶ役 学習環境 ウン 参 者
指導者 いう 役割 取 吉森 いう教師 5
役割 い う 以 例 見 う
ペ
.動機付ヶ役 行動
吉森 楽段 作田久美子 激励 次 文章
吉森先生: え う い い 仲間 一人
い い 弱い
え う 皆 え気持
い え
え 何 あ
結論
以 う ヤン 母校 帰 いう映画 作者自身者 い
動機 ヶ役 学習環境作 ウン 参 者 指導教師 役
割 果 失望 生徒 直 教師 自
役割 果 い教育 成果 得 あ
Lampiran gambar
Guru sebagai Motivator Gambar1 subbab 3.1
Gambar 3 subbab 3:1
Gambar 5 subbab 3.2
Gambar 7 subbab 3.3
Gambar 10 subbab3.3
Konselor
Gambar 12 subbab 3.3
Gambar 14 subbab 3.4
Pembimbing Gambar 16 subbab 3:5
Gambar 18 subbab 3.5
Gambar 20 subbab 3.5
Yankii Boukou ni Kaeru atau Drop–out teacher Returns to School berseting di daerah Kitataro, Hokkaido. Film ini diangkat dari kisah nyata Yoshiie
Hiroyuki dimana ia pernah Film Yankii Boukou ni Kaeru mengambil latar tempat di Hokkaido di Sekolah Hokuseigakuen.
Film Yankii Boukou ni Kaeru ini menceritakan, seorang mantan murid SMU Yoichi yang diperankan oleh Yoshimori Masaya (Yutaka Takenouchi) yang dipanggil oleh pihak sekolah untuk menjadi guru di sekolahnya tersebut.
Yoshimori dipanggil oleh pihak sekolah untuk menjadi guru di kelas 3C. Di dalam kelas ini hampir seluruh muridnya nakal dan bersikap brutal kepada guru. Mereka selalu berbuat gaduh dan tidak mau menuruti perintah dari guru, dan
guru–guru di sana pun akhirnya putus asa mendidik mereka. Pihak sekolah akhirnya memanggil Yoshimori untuk mengajar di sekolah tersebut, karena
mereka mengetahui masa lalu Yoshimori yang kelakuannya sama dengan murid– murid kelas 3C itu, Kelakuan buruk waktu di SMU Yoichi. Yoshimori berubah kelakuannya ketika ia dididik oleh seorang guru yang bernama Antatsu.
Banyak masalah yang dihadapi oleh Yoshimori ketika ia pertama kali mengajar di kelas 3C, semua siswa di kelas itu menolak kehadiran Yoshimori
sensei. Tidak ada satu pun diantara mereka yang mendengarkannya ketika dia mengajar. Siswa di kelas tersebut menolak dia secara tidak langsung dengan cara makan–makanan ringan seperti biskuit di kelas, berjalan ke sana kemari, main hp,
dll. Pada hari pertama ia masih sabar, tapi pada hari kedua, ketika Yoshimori mengajar dan, di dalam kelas yang mengikuti pelajaran hanya 5 orang, Yoshimori
mengambil tindakan tegas terhadap siswa-siswa itu ia mengumpulkan mereka di dalam suatu ruangan, kemudian Yoshimori berbicara dan bertanya kepada siswa-
siswa itu, apa keinginan mereka yang sebenarnya dan Yoshimori pun memberikan penjelasan yang sejelas–jelasnya kepada para siswa sampai mereka semua
mengerti dan mengikuti pelajaran.
Selain dari masalah ini, masih banyak masalah yang dialami oleh siswa–siswa SMU Yoichi dan Yoshimori sensei, diantaranya masalah
peredaran narkoba, kekerasan, kehamilan dini dll. Tapi masalah tersebut dapat diatasi oleh Yoshimori sensei. Yoshimori sensei mendidik para siswanya dengan baik, berbicara baik–baik mengenai sebab, akibat, dan penyelesaian
dari masalah–masalah yang terjadi. Ia mendiskusikan masalah–masalah tersebut dengan pihak sekolah termasuk masalah sanksi yang harus
diberikan yang sesuai bagi para siswa secara bijaksana dan adil. Dengan kata lain, pihak sekolah dan Yoshimori tidak membuat masalah ini menjadi rumit. menjadi guru di sekolah Hokuseigakuen.
1. DATA PRIBADI
Nama : Melissa Wiragani
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 12 Oktober 1985
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Sarijadi Blok 8 no 171,Bandung
Kewarganegaraan : Indonesia
Nama Ayah : Wiragani
Nama Ibu : Novie Sudarma
2. PENDIDIKAN
1987-1991 : TK Heman Bandung
1991-1997 : Sekolah Dasar Kristen BPPK Bandung
1997-2000 : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Kristen Trimulia Bandung
2000-2003 : Sekolah Menengah Umum Kristen Trimulia Bandung
2003-2007 : Mahasiswa Jurusan Sastra Jepang Universitas Kristen Maranatha
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Jepang merupakan negara yang sukses dalam menjalankan modernisasi. Kesuksesan ini salah satunya didukung oleh orang–orang Jepang sendiri. Orang
Jepang dikenal oleh bangsa lain dengan sifatnya yang khas, yaitu ulet dan disiplin. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan orang Jepang seperti itu dikarenakan
pendidikan yang ia terima.
Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tingkah seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan, proses, perbuatan, cara mendidik.1 Dalam arti luas pendidikan, baik yang formal, informal, maupun non formal meliputi segala
hal yang memperluas pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri dan dunia tempat mereka hidup. Pendidikan dibagi menjadi 3, yaitu : pendidikan informal, pendidikan non formal dan pendidikan formal. Pendidikan informal, adalah suatu
jenis pendidikan yang tidak terencana dan tidak tersusun secara sistematis, yang dilaksanakan di luar sekolah, terutama dalam keluarga. Pendidikan non formal,
adalah suatu bentuk pelatihan atau pendidikan yang diberikan secara terorganisasi di luar pendidikan formal ( mis : kursus). Sedangkan pendidikan formal, adalah
1
KBBI hal 232
suatu bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik yang diberikan secara umum maupun yang bersifat khusus.
Selain peranan orang tua, peranan guru sebagai pendidik sangatlah penting. Menurut beberapa ahli bahasa guru umumnya merujuk pada pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik.2 Guru merupakan unsur terpenting
dalam masyarakat, bukan saja peranan edukatif mereka yang sangat penting tetapi
juga peranan mereka terhadap seluruh masyarakat. Banyak hal yang diajarkan guru kepada murid- muridnya di sekolah seperti ilmu pengetahuan, ketrampilan, dll. Di masyarakat mereka mempunyai peranan penting untuk memajukan bangsa
dan negara, terutama dalam hal memberikan didikan kepada murid–murid (Novak dan Gowin,1984:6).
Di Jepang guru dipanggil sensei. Guru sebagai seorang pendidik mempunyai kedudukan sosial yang sangat dihormati karena guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan anak didiknya Fungsi dan
peranan guru, menjadi salah satu indikator agar anak didik itu berhasil.3 Salah satu fungsi guru terhadap muridnya, yaitu mendorong siswa agar mereka ikut
secara aktif dalam proses belajar, mendorong mereka untuk bertanggung jawab terhadap tugas–tugasnya di sekolah, dan selain itu guru juga mempunyai peranan dan fungsinya yang cenderung mutlak dalam membentuk dan mengubah pola
perilaku anak didiknya.
2
http://id.wikipedia.org/wiki/guru
3
Pendidikan dan Kualitas Manusia di Jepang, hal 15
Setiap guru mempunyai cara–cara tersendiri agar murid–murid yang mereka didik berhasil bagi keluarga dan bangsanya sendiri, tetapi hasil didikan
dari guru ada yang berdampak positif dan negatif. Dampak yang positif, yaitu siswa–siswa itu menjadi berhasil, dan sukses sedangkan dampak negatifnya yaitu
kebanyakan dari siswa-siswa merasa tertekan.4 Fenomena yang diakibatkan dari cara guru mendidik siswanya terlalu keras banyak terjadi di negara Jepang.
Di Jepang, salah satu dampak negatif dari cara mengajar guru adalah
banyak murid yang melakukan ijime. Ijime, yaitu: sebuah tipe tindakan agresif dari seseorang yang mempunyai dominasi posisi dalam sebuah kelompok interaksi (atau pun proses interaksi ) dengan jalan sengaja atau bersama
melakukan kegiatan yang membuat perasaan terluka pada seseorang di dalam kelompok itu ( Morita 1985, 2001). Fenomena ini di negara Jepang memuncak
pada tahun 1980. Kasus mengenai ijime sendiri terjadi mulai dari bagian selatan Fukuoka, sampai ujung utara Jepang di Hokkaido, dan hal ini dilakukan oleh siswa-siswa SD,SMP,SMA (Sakamaki, 1996).
Dalam film ヤンキー母校に帰る atau Drop – out Teacher Returns to
School digambarkan seorang guru, yang berhasil mengubah kelakuan murid–
muridnya yang kurang sopan terhadap guru. Anak- anak itu selalu membantah dan melawan apa saja yang setiap guru perintahkan.
4
Pendidikan dan Kualitas manusia di Jepang hal 20
Pengarang film drama Yankii Boukou ni Kaeru atau Drop–out Teacher
Returns to School adalah 義
よし
家弘介
いえひろゆき
5
( Yoshiie Hiroyuki ). Ia lahir di Nagano shi
di perfektur Nangano, pada tanggal 31 Maret 1971. Pada tahun 1999 ia berhasil
menjadi guru di sekolah Hokuseigakuen dan pada bulan April tahun 2003 ia bekerja sama dengan Iyoda seorang produser untuk membuat film drama ini. Film ini ditayangkan di stasiun TV TBS, dari tanggal 10 Oktober 2003 sampai tanggal
12 Desember 2003. Film ini diangkat dari kisah nyataYoshiie Hiroyuki dimana ia
pernah menjadi guru di sekolah ( 北星学園 ) Hokuseigakuen.6
Film Yankii Boukou ni Kaeru mengambil latar tempat di Hokkaido di
Sekolah Hokuseigakuen. Film Yankii Boukou ni Kaeru ini menceritakan, seorang
mantan murid SMU Yoichi yang diperankan oleh Yoshimori Masaya (Yutaka Takenouchi) yang dipanggil oleh pihak sekolah untuk menjadi guru di sekolahnya tersebut. Yoshimori dipanggil oleh pihak sekolah untuk menjadi guru di kelas 3C.
Di dalam kelas ini hampir seluruh muridnya nakal dan bersikap brutal kepada guru. Mereka selalu berbuat gaduh dan tidak mau menuruti perintah dari guru,
dan guru – guru di sana pun akhirnya putus asa mendidik mereka. Pihak sekolah akhirnya memanggil Yoshimori untuk mengajar di sekolah tersebut, karena mereka mengetahui masa lalu Yoshimori yang kelakuannya sama dengan murid–
murid kelas 3C itu, berkelakuan buruk waktu di sekolah SMU tersebut. Yoshimori berubah kelakuannya ketika ia dididik oleh seorang guru yang bernama Antatsu.
Banyak masalah yang dihadapi oleh Yoshimori ketika ia pertama kali mengajar di kelas 3C, semua siswa di kelas itu menolak kehadiran Yoshimori
sensei. Tidak ada satu pun diantara mereka yang mendengarkannya ketika dia mengajar. Siswa di kelas tersebut menolak dia secara tidak langsung dengan cara
makan–makanan ringan seperti biskuit di kelas, berjalan ke sana kemari, bermain hp, dll. Pada hari pertama ia masih sabar, tapi pada hari kedua, ketika Yoshimori mengajar dan, di dalam kelas yang mengikuti pelajaran hanya 5 orang, Yoshimori
mulai mengambil tindakan tegas terhadap siswa- siswa tersebut. Tetapi sebelum ia mengambil tindakan tegas terhadap siswa- siswa itu ia mengumpulkan mereka di dalam suatu ruangan, kemudian Yoshimori berbicara dan bertanya kepada siswa-
siswa itu, apa keinginan mereka yang sebenarnya dan Yoshimori pun memberikan penjelasan yang sejelas–jelasnya kepada para siswa sampai mereka semua
mengerti dan mengikuti pelajaran.
Selain dari masalah ini, masih banyak masalah yang dialami oleh siswa– siswa SMU Yoichi dan Yoshimori sensei, diantaranya masalah peredaran
narkoba, kekerasan, kehamilan dini dll. Tapi masalah tersebut dapat diatasi oleh Yoshimori sensei. Yoshimori sensei mendidik para siswanya dengan baik,
berbicara baik–baik mengenai sebab, akibat, dan penyelesaian dari masalah– masalah yang terjadi. Ia mendiskusikan masalah–masalah tersebut dengan pihak sekolah termasuk masalah sanksi yang harus diberikan yang sesuai bagi para
siswa secara bijaksana dan adil. Dengan kata lain, pihak sekolah dan Yoshimori tidak membuat masalah ini menjadi rumit. Sehubungan dengan hal–hal tersebut
penulis merasa tertarik untuk mengetahui lagi fungsi dan peranan guru yang tercermin dalam film Yankii Boukou ni Kaeru.
1.2 Pembatasan masalah
Dalam skripsi ini penulis membatasi masalah pada hal–hal yang berkaitan dengan sosok guru yang tercermin dalam film Yankii Boukou ni Kaeru.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menjelaskan sosok guru dan berbagai aspek pekerjaan kependidikan yang tercermin dalam
film Yankii Boukou ni Kaeru.
1.4 Metodologi
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah ilmu pedagogi.
Pedagogi berasal dari bahasa Yunani. Dalam bahasa Yunani Pedagogi digunakan
dengan istilah Pedagogos. Pedagogos terdiri dari 2 kata yaitu “ paedos”= anak dan “agoge”= saya membimbing.7 Jadi arti kata Pedagogos adalah seseorang
yang tugasnya, membimbing anak di dalam pertumbuhannya menuju kemandirian dan bertanggung jawab. Orang yang membimbing mendidik disebut dengan
Paedagogos sedangkan ilmu untuk membimbing, mendidik disebut Pedagogi.
Jadi Pedagogi ialah ilmu mendidik atau ilmu pendidikan Pedagogi merupakan ilmu pengetahuan tentang perbuatan mendidik yang dilakukan oleh guru terhadap
7
Groothff, Prof.Dr.Hans Herman, Padagogik, Das Fischer Lexicon, Fischer Bucherei KG, Frankfurt am main 1964.
siswa, dan perbuatan mendidik yang bagaimana harusnya dilakukan.8 Menurut Wilhelm Helmann arti kata pedagogi yaitu:
Pedagogy is a science for an educator, in which the method and direction to teach students are studied.
Pedagogi adalah suatu ilmu ilmu mendidik yang diperuntukan
bagi seorang pendidik yang didalamnya terdapat pedoman dan unsur–unsur kependidikan bagi seorang pendidik untuk mendidik anak didiknya.
(Wilhelm Helmann, 1979)
Pedagogi digunakan dalam pendidikan formal yang dilakukan oleh
pendidik di sekolah. Pedagogi memberikan petunjuk mengenai kependidikan yang harus dikuasai oleh seorang guru untuk mendidik murid- muridnya. Dengan
demikian wawasan pendidik dalam mendidik anak didiknya akan menjadi luas, maka akan tercegah perbuatan mendidik yang gegabah dan penggeneralisasian perbuatan mendidik, yang menilai sama semua praktek pendidikan di manapun
dan kapanpun juga.9 Pedagogi membahas sistematik dan pengaturannya, lewat wawasan yang cermat, jernih, dan mendalam mengenai semua permasalahan
edukatif, bahan–bahan, uraian dan tafsiran mengenai perbuatan mendidik Selain itu, isi di dalam pedagogi dibahas mengenai peranan dan fungsi guru, sarana dan prasarana, cara- cara mendidik, hubungan antara guru dan murid dalam kelas,
tujuan pendidikan. Adanya peranan guru di dalam membentuk dan mengubah perilaku anak didik, dan guru tersebut berperan dalam hal membimbing anak
8
Dasar–dasar Kependidikan hal 1
9
Kaidah- kaidah Pedagogi hal 3
didiknya agar mempunyai motivasi yang besar untuk menyelesaikan studinya dengan benar nampak dalam Film Yankii Boukou ni Kaeru.
Pedagogi atau ilmu mendidik perlu dikuasai oleh para pendidik khususnya
para guru yang berhadapan langsung dengan anak didiknya, agar perbuatan
mendidik itu berlangsung secara: benar, baik, tidak melewati batas dan tidak manipulatif serta harus bertanggung jawab. Dengan menguasai ilmu pedagogi ini, setiap guru yang berhadapan dengan bermacam–macam pola perilaku anak didik,
dapat menyelesaikan fungsi dan perannya dengan baik pula, dan hal ini pun tercermin dalam Film Yankii Boukou ni Kaeru.
Guru yang tidak benar–benar memahami sendiri seluk beluk ilmu
pendidikan tidak mungkin memberi pelajaran yang baik kepada anak didiknya. Dengan pengetahuan yang samar–samar itu, pasti menimbulkan pengertian yang
dan pemahaman yang samar–samar pada anak, mengacaukan pikiran dan dengan demikian menjerumuskan hidup mereka serta memupuk sikap yang negatif terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru itu.10 Oleh karena itu, penulis
menggunakan metode ini, karena penulis melihat beberapa isi dari ilmu pedagogi ini ada yang tercermin dalam film Yankii Boukou ni Kaeru.
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, dengan cara mengumpulkan data dari internet serta buku– buku yang mendukung penelitian.
10
Ilmu Pendidikan, hal 3
1.5 Organisasi Penulisan
Penulisan skripsi ini terbagi dalam 4 Bab, yaitu Bab I ada Pendahuluan,
Bab II Landasan Teori, Bab III Analisis data atau bahan beserta kutipan-kutipan dan Bab IV Kesimpulan.
Pada Bab I Pendahuluan, penulis menguraikan latar belakang, tujuan penelitian, pembatasan masalah, metode dan teknik penelitian serta organisasi penulisan. Latar belakang masalah berisi cerita singkat, biografi pengarang serta
menggambarkan objek secara sekilas, serta pengertian guru. Pembatasan masalah berisi batasan masalah yang akan digunakan oleh penulis dengan membatasi masalah pada hal-hal yang berkaitan dengan sosok guru yang tercermin dalam
film yankii boukou ni kaeru. Tujuan penelitian berisi untuk apa penelitian dilakukan. Serta metode dan teknik penelitian berisi teori yang penulis anggap
penting dan mendukung penelitian penulis. Teori yang penulis gunakan adalah melalui metode pedagogi. Metode pedagogi membahas mengenai ilmu mendidik dalam proses pendidikan. Organisasi penulisan berisi sistematika penulisan dari
Bab 1 pendahuluan sampai Bab 4 kesimpulan.
Pada Bab II, Penulis menguraikan objek yang akan diteliti, yaitu sosok
guru yang tercermin dalam film yankii boukou ni kaeru berdasarkan metodologi ilmu mendidik–pedagogi Pada Bab ini penulis menguraikan pengertian pendidikan, lingkungan pendidikan, pendidikan sebagai suatu sistem, pengertian
guru, proses belajar mengajar, tugas dan peranan guru dalam proses belajar mengajar dan film yankii boukou ni kaeru sebagai suatu sarana pendidikan
Pada Bab III, Penulis menganalisis sosok Guru yang tercermin dalam film
Yankii Boukou ni Kaeru (ヤンキー母校に帰), karya Yoshiie Hiroyuki. Pada bab
ini, penulis menganalisis peranan guru sebagai motivator, peranan guru sebagai pengatur lingkungan kelas, guru sebagai konselor, peranan guru sebagai partisipan,
dan peranan guru sebagai pembimbing
Pada Bab IV Kesimpulan, penulis menarik kesimpulan yang didapatkan
dari hasil analisis pada bab sebelumnya sesuai tujuan penelitian.
Struktur organisasi seperti ini dimaksudkan penulis agar pembaca karya tulis ini dapat mengikuti pola pikir penulis secara terstruktur.
Bab IV
Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan mengenai peranan dan fungsi guru yang
tecermin dalam film Yankii Boukou ni Kaeru Film. Pada bab ini dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut. Film sebagai sarana pendidikan sangat mendukung cara
berpikir manusia yang selalu ada dalam proses pendidikan. Film Yankii Bokou ni Kaeru menggambarkan fungsi dan peranan guru yang dipengaruhi kehidupan riil pengarangnya.
Ternyata bahwa peran guru dalam film ini menonjolkan guru sebagai (1) Motivator, ketika Yoshimori sensei berhasil mengajak siswa yang bernama Sakuda
Kumiko untuk ikut dalam pertandingan marathon dan menumbuhkan kepercayaan diri Sakuda Kumiko yang semula tidak percaya diri; (2) Pengatur Lingkungan Kelas, sebagai guru Ando sensei , Yoshimori sensei, Kazuto sensei membersihkan kelas
agar rapi dan nyaman; (3) Konselor, sebagai konselor, Yoshimori mendengarkan keluh kesah siswanya yang bernama Chiba yang sedang tertimpa masalah, dan
memberikan solusi agar masalahnya dapat selesai; (4) Partisipan, sebagai partisipan guru ikut berempati terhadap masalah yang sedang menimpa muridnya dan ikut membuka jalan bagi siswanya yang sedang menghadapi masalah seperti yang dialami
oleh Chiba dan Yuki, Yoshimori ikut membukakan jalan bagi mereka; (5) Pembimbing, sebagai seorang pembimbing Guru harus memberikan arah yang baik
kepada siswanya agar tidak salah langkah. Hal ini harus dilakukan agar siswanya tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk yang kedua kalinya. Yoshimori menasehati para siswanya yang menghisap ganja agar mereka berhenti dan Yoshimori
berhasil berhasil dalam hal ini sehingga para siswanya mengerti dan berjanji untuk tidak menghisap ganja lagi.
Sangat menentukan awal kehidupan peserta didik yang tidak memiliki harapan masa depan menjadi memiliki dan bergairah untuk menghadapi hidup. Sosok guru
yang seharusnya dihidupkan di segala segi kehidupan, baik oleh proses pendidikan formal atau informal maupun dari kehidupan sehari–hari. Peranan yang dilakukan oleh Yoshimori sensei sebagai seorang guru dilakukan dengan bertanggung jawab dan
dengan kerelaannya untuk mendidik para siswanya agar berhasil pada masa yang akan datang. Ini suatu contoh yang baik untuk dunia guru.
Daftar Pustaka
Arcado, jerome S. 1995. Quality in Education : an implementation handbook. Florida Cummings. 1984. Pendidikan dan Kualitas manusia di Jepang. Japan:Tokyo
University.
Center for Japanese Social and Political studies, Journal of Political and Social Ideas
in Japan, 1:3 (1963),pp.129-131.
DeBoer, G.E. 2002.Student – centered teaching in standards- based world: Finding
asensible balance. Science and Education, 11(4),405–417.
Dewey, John, 1978 Democracy and Education, Encyclopedia Americana. Ihsan fuad. 2003. Dasar– dasar Kependidikan, Bandung : Rineka Cipta.
Kartini kartono. 1990. Pengatar Ilmu Mendidik Teoritis. Bandung : Mandar Maju. Nasution. 1987. Didaktis asas – asas mengajar. Bandung: Jemmars.
Nokler helmut, Eberhard Schoenfeld, Kaidah kaidah Pedagogi, PT Gramedia
UNESCO, Educational Planning A World survey of Problems and Prospects, Marcinell, 1970.
Nihonggo DaijitenTokyo:Kodansha:1998
Said muh. 1987. Mendidik dari Zaman ke Zaman. Bandung : Jemmars. Said muh, 1987 Ilmu Pendidikan. Bandung:Jemmars.
The Encyclopedia americana, vol. 15, Americana Corporation, New York 1997, artikel Japan.
http://www.ybs.co.jp/yankee.
http://www.jdorama.com/drama.784.htm
http://www.depdiknas.go.id/publikasi/brief/94-95-515/diknas.htm
http://www.depdiknas.go.id/sistem_pendidikan_dijepang.htm http://www.depdiknas.go.id/jurnal/27/editorial.htm.
http://www.PendidikandiJepang.go.id/Sistem Pendidikan di Jepang.htm.
http://www.ocn.ne.jp/~wakakusa/index.html.
http://Suara Pembaharuan.com/news/2005/06/09/Editor/Edit.02.html.