• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBANGUNAN PENGEKSPOR DATA ARCVIEW : FITUR POINT KE DATABASE SPATIAL POSTGRESQL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBANGUNAN PENGEKSPOR DATA ARCVIEW : FITUR POINT KE DATABASE SPATIAL POSTGRESQL."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Indonesia merupakan daerah rawan bencana karena

merupakan daerah tektonik aktif tempat

berinteraksinya berbagai lempeng bumi.

PEMBANGUNAN PENGEKSPOR DATA

ARCVIEW : FITUR

POINT

KE DATABASE

SPATIAL POSTGRESQL

 

Surya Afnarius

Jurusan Teknik Elektro Univ. Andalas Padang email : s_afnarius@yahoo.com

Yang menimbulkan persoalan kepengungsian, yaitu

distribusi bantuan yang tidak merata.

Belum adanya

Internet-Geographical Information

System

Dengan

internet-GIS,

pendataan

lokasi-lokasi

pengungsian dapat dilakukan. Informasi ini sangat

diperlukan oleh para penolong dalam memberikan

bantuan secara langsung.

(2)

Harga dari Internet–GIS sangat mahal. Sebagai contoh :

ArcIMS : US$ 7.500; MapGuide 5 US$ 9.900;

SpatialDirect US$ 20.000 [6].

Karena itu, kajian untuk mencari pengganti Internet-GIS

adalah satu kajian yang utama.

Dalam paper ini dilaporkan satu kajian awal untuk

menggantikan Internet-GIS

engine

dengan database

spatial PostGreSQL.

Kajian itu berupa pembangunan program pengekspor

data ArcView : fitur

point

ke jenis data

point

PostGreSQL.

Research and Applied Development

adalah pendekatan

yang diambil untuk kajian ini.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Keperluan Pemakai

Sistem pengekspor data haruslah berkemampuan untuk

menambah data spatial secara langsung atau bertahap ke dalam database PostGreSQL.

Program pengekspor data harus dapat menyimpan hasil konversi jenis data ArcView : point ke jenis data point PostGreSQL ke

dalam satu file teks.

Pemakai dari program ini adalah mereka yang memerlukan analisis spatial. Kebutuhan minimal perangkat keras adalah AMD Duron 1.10 GHz dengan RAM 128 MB, Harddisk 20 GB dan VGA Card 64 MB.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan Antarmuka Pemakai

Pemakai diminta untuk memasukkan file shapefile yang akan diekspor ke PostGreSQL. Jika lokasi file shapefile tidak diketahui, maka botton browse dapat digunakan untuk mencari lokasi file shapefile tersebut. Pemakai juga diminta mengisi nama tabel baru, jika check box Buat baru ditandai. Pemakai diminta untuk menentukan lokasi dari program PostGreSQL atau pemakai dapat menggunakan botton browse untuk mencari lokasi file PostGreSQL.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Algoritma konversi point ArcView menjadi point PostGreSQL.

Inisialisasi awal

Buka hubungan ke file teks dan shapefile

Jika diminta membuat tabel PostGreSQL, buat perintah pembuatan tabel

Lakukan konversi point ArcView menjadi point PostGreSQL Simpan hasil konversi ke dalam file teks

Selesai

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

(7)

KESIMPULAN

Program pengekspor yang dibuat adalah langkah awal untuk menggantikan Internet-GIS engine yang sangat mahal dengan database spatial PostGreSQL yang royalty free.

Program ini telah bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu mampu mengekspor data ArcView fitur point ke jenis data point PostGreSQL dengan harga murah.

Harga murah didapat karena program pengekspor dibuat dengan menggunakan komponen yang gratis : ShapeIO2. Untuk kajian berikutnya, disarankan untuk melakukan pengeksporan data ArcView fitur polyline.

UCAPAN TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

1. Implementasi prinsip Pelayanan Publik yang sesuai dengan PP Nomor 96 Tahun 2012 Tentang Pelayanan Publik di Kelurahan Tasikmadu yang mengacu pada

Efektivitas Metode Diskusi Kelompok dengan dan Tanpa Fasilitator pada Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Motivasi Remaja tentang Perilaku Seks Pranikah.Berita kedokteran Masyarakat,

Berdasarkan parameter kondisi eksisting pompa banjir, pintu air, tanggul dan drainase yang sudah diklasifikasi berdasarkan tabel, maka indeks kapasitas kecamatan

[r]

Administrasi Bisnis dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul “Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan Tetap Non Manajerial

Approaching REDD+ training and capacity development through a sustainable forest management lens; strengthening grassroots capacity on social safeguards of REDD+; facilitating

ZULFAN WISNU PRASETYO 94 08.00-16.00 92 PH 93 CUTI 89 10.30-16.30 YANDRE MALEIHOLO YUNI EMIRET 90 08.30-16.30 91 09.30-15.30 ZAMRONI ZETA

The result of the reesearch shows that (1) there is difference between Team Games Turnament and Student Team Achievement Divisions method on sociology learning