• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA AGREGAT BATU PUTIH (DOLOMIT) PADA CAMPURAN ASPAL BETON AC-WC.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KINERJA AGREGAT BATU PUTIH (DOLOMIT) PADA CAMPURAN ASPAL BETON AC-WC."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA AGREGAT BATU PUTIH (DOLOMIT) PADA

CAMPURAN ASPAL BETON AC-WC

TUGAS AKHIR

Oleh ALFATHONI

0910923109

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

ABSTRAK

Agregat merupakan komponen utama dalam pembentukan

campuran beraspal , dalam campuran tersebut berat agregat berkisar

antara 90% -95% dari total berat campuran aspal. Agregat yang sering

kita gunakan adalah agregat yang berasal dari batu sungai, sumber

daya alam yang tidak mudah untuk diperbaharui. Salah satu agregat

alternatif yang bisa kita manfaatkan adalah batuan yang berasal dari

perbukitan, diharapkan batuan perbukitan ini dapat digunakan sebagai

agregat alternatif dalam campuran aspal pada perkerasan lentur jalan

raya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja marshall

campuran aspal yang menggunakan agregat batu putih sebagai bahan

utama dalam campuran perkerasan jalan raya dan mendapat

pengetahuan tentang karakteristik agregat yang berasal dari

perbukitan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Penggunaan

batu putih dalam campuran Asphalt Concrete ? Wearing Course

(AC-WC) gradasi halus mempunyai nilai parameter marshall yang rendah

dibanding batu pecah, namun pada campuran kombinasi antara batu

pecah dengan batu putih mendapatkan nilai stabilitas yang paling

tinggi.

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Meningkatnya pertumbuhan populasi manusia juga membuat

peningkatan pemenuhan kebutuhannya, mobilitas yang tinggi untuk

mencapai kepuasan dalam hidup memaksa kita untuk menyediakan

sarana jalan raya untuk tempat manusia berpindah memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Dengan meningkatnya mobilitas saat sekarang ini, dimana

pertumbuhan kendaraan yang semakin pesat, baik itu kendaaraan sedang

maupun kendaraan berat maka diperlukan juga penambahan jumlah ruas

jalannya. Perkerasan lentur merupakan salah satu jenis perkerasan yang

banyak terdapat di Indonesia selain perkerasan kaku dan perkerasan

komposit.

Perkerasan lentur terdiri dari lapisan pondasi bawah, lapisan

pondasi atas, dan lapisan permukaan. Lapisan permukaan berupa

campuran aspal dengan agregat kasar dan agregat halus, dimana proses

penyatuannya dilakukan pada suhu panas tertentu dengan perbandingan

aspal, agregat kasar, dan halus yang sudah ditentukan melalui mix

design.

Kekuatan dan keawetan untuk perkerasan jalan itu sendiri

sangat ditentukan oleh daya dukung tanah, jenis aspal yang digunakan,

(4)

lentur. Namun karena keterbatasan sumber daya alam agregat tersebut

membuat harganya kian mahal, dengan mahalnya harga agregat tersebut

otomatis akan berdampak kepada tingginya harga pembangunan sebuah

jalan. Oleh karena itu penulis ingin meneliti sumber-sumber agregat lain

yaitu batu-batu perbukitan yang ada di Sumatera Barat, khususnya batu

putih (dolomit).

Penulis akan melakukan serangkaian penelitian di laboratorium

untuk meneliti tingkat keausan agregat menggunakan mesin losangeles,

dan membandingkan agregat yang berasal dari perbukitan tersebut (batu

putih) dengan agregat batu sungai yang biasa digunakan dalam

campuran aspal beton berdasarkan nilai parameter marshall.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan agregat batu putih sebagai bahan dasar utama untuk

campuran aspal beton terhadap tes marshall. Sedangkan manfaat dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjadi bahan baku alternatif, jika penelitian ini menunjukkan

hasil yang baik dan bisa digunakan dalam campuran aspal

beton.

2. Mendapatkan pengetahuan tentang agregat-agregat yang

(5)

1.3 BATASAN MASALAH

Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi:

1) Penelitian ini hanya terbatas skala laboratorium.

2) Pengujian campuran terdiri atas agregat kasar dan agregat

halus. Sebagai bahan pengikat digunakan aspal dengan

penetrasi 60/70.

3) Pengujian campuran aspal dengan menggunakan alat

Marshall test.

4) Terdapat dua macam sampel uji yaitu agregat dengan nilai

keausan rendah (agregat batu sungai) dan nilai keausan

tinggi (agregat batu putih), pengujian nilai keausan agregat

menggunakan mesin los angeles.

5) Spesifikasi yang digunakan adalah Asphalt Concrete

Wearing Course (AC-WC) gradasi halus.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk menghindari terjadinya penulisan yang tidak terarah dan

tidak jelas, maka penulisan ini dibagi menjadi beberapa bab.

Masing-masing bab akan membahas mengenai hal-hal berikut :

BAB I Pendahuluan

Berisikan tentang latar belakang, tujuan dan manfaat

(6)

BAB II Tinjauan Pustaka

Berisikan tentang teori dasar mengenai perkerasan

jalan, material penyusun lapisan perkerasan lentur,

karakteristik campuran beton aspal panas.

BAB III Metodologi Penelitian

Metodologi membahas tentang metoda apa saja yang

digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV Prosedur dan Hasil Kerja

Berisikan tentang prosedur kerja dan hasil pengujian di

laboratorium.

BAB V Analisa dan Pembahasan

Mencakup analisa data dan parameter Marshall.

BAB VI Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Campuran Aspal Panas (Hotmix) adalah suatu campuran perkerasan jalan lentur yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler dan bahan pengikat aspal dengan

Lapisan perkerasan HRS-Base yang memenuhi karakteristik campuran aspal yang disyaratkan, dapat dihasilkan dari rancangan campuran antara agregat dan aspal dalam proporsi

Di Indonesia sebagian besar konstruksi jalan raya mengguanakan tipe perkerasan lentur dengan aspal minyak sebagai pengikat dan agrekat sebagai pengisi campuran.Kinerja optimum

Salah satu efek yang ditimbulkan dari adanya segregasi agregat di dalam campuran adalah berubahnya gradasi dan kadar aspal dalam suatu campuran lapisan

Terjadinya penurunan modulus resilien pada campuran aspal polimer Neoprene dibandingkan tanpa menggunakan aspal polimer Neoprene hal ini menunjukkan dengan penggunaan

agregat yang sesuai dengan jenis konstruksi perkerasan, dan penentuan proporsi optimum agregat dan aspal di dalam campuran. Kemampuan perkerasan lentur untuk

Void Filleds/Void Filleds Bitumen VFB Dari hasil pengujian karakteristik sifat Marshall nilai VFB untuk campuran aspal normal pada kadar aspal 5%, 6% dan 6,5% berada di atas campuran

Batu kapur dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti agregarat kasar dalam perkerasan jalan raya karena hasil pengujian pada laston AC-WC terhadap karakteristik marshall telah