• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH VALUE EQUITY DAN BRAND EQUITY BROWNIES VANNISA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN WISATAWAN DOMESTIK DI KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH VALUE EQUITY DAN BRAND EQUITY BROWNIES VANNISA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN WISATAWAN DOMESTIK DI KOTA BANDUNG."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH VALUE EQUITY DAN BRAND EQUITY

BROWNIES VANNISA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

WISATAWAN DOMESTIK DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Abyani Gustya

0807203

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

ANALISIS PENGARUH VALUE EQUITY DAN BRAND EQUITY

BROWNIES VANNISA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

WISATAWAN DOMESTIK DI KOTA BANDUNG

Oleh

Abyani Gustya

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Abyani Gustya 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

ANALISIS PENGARUH VALUE EQUITY DAN BRAND EQUITY BROWNIES VANNISA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

WISATAWAN DOMESTIK DI KOTA BANDUNG

Abyani Gustya

Pembimbing 1: Dr. Ratih Huriyati, M.Si

Pembimbing 2: Caria Ningsih, SE, M.Si

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya bisnis makanan terutama makanan khas Kota Bandung yang dijadikan buah tangan oleh wisatawan. Brownies merupakan produk yang paling dicari oleh wisatawan. Produksi produk brownies di Kota Bandung sangat bervariatif sehingga perusahaan saling bersaing dalam mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi. Tujuan penelitian adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel value equity (X1) dan variabel

brand equity (X2) terhadap keputusan pembelian (Y). Penulis menggunakan metode deskriptif dan verifikatif dengan lokasi penelitian di outlet Brownies Vannisa. Hasil penelitian yang dilakukan kepada 100 orang wisatawan domestik yang membeli produk Brownies Vannisa, menunjukkan bahwa value equity (X1),

brand equity (X2) memiliki pengaruh signifikan positif terhadap proses keputusan pembelian (Y) sebesar 40,4%, dan sisanya sebesar 59,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

(5)

ANALYSIS THE INFLUENCE VALUE EQUITY AND BRAND EQUITY BROWNIES VANNISA TO PURCHASING DECISIONS DOMESTIC

TRAVELERS IN BANDUNG CITY

Abyani Gustya

Counselor 1 : Dr. Ratih Huriyati, M.Si

Counselor 2 : Caria Ningsih, SE, M.Si

ABSTRACT

This research is motivated by many the food business especially Bandung traditional foods used as souvenirs by tourists. Brownies is the most sought after by tourists. Brownies production in Bandung is very varied so that companies compete with each other in getting potential consumers through a variety of strategies. The purpose of research is to see how much influence the equity value equity variable (X1) and brand equity variables (X2) on purchase decisions (Y). The author uses descriptive methods and verification with research sites in outlets Vannisa Brownies. Results of research conducted to 100 domestic tourists who buy products Brownies Vannisa, shows that equity value equity (X1), brand equity (X2) has a significant positive impact on the purchase decision (Y) of 40.4%, and the remaining 59, 6% is influenced by other variables not examined.

(6)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 12

2.1.3.1 Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian ... 31

2.1.3.2 Proses pengambilan keputusan pembelian ... 39

2.1.3.3 Keputusan Pembelian ... 43

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 45

2.2 Kerangka Pemikiran ... 47

2.3 Hipotesis ... 51

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 52

3.2 Metode Penelitian... 52

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 52

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 53

3.3 Populasi Dan Sampel ... 56

(7)

3.4 Teknik Penarikan Sampel ... 57

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 58

3.6 Uji Validitas dan Reabilitas ... 59

3.6.1 Uji Validitas ... 60

3.6.2 Uji Reabilitas ... 62

3.6.3 Rancangan Teknik Analisis Data ... 64

3.6.3.1 Teknik Analisis Deskriptif ... 64

3.6.3.2 Teknik Analisis Verifikatif ... 64

3.6.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 66

3.6.4 Analisis Korelasi ... 67

3.6.4.1 Uji Koefisien Korelasi R ... 67

3.6.4.2 Uji Koefisien Determinasi R2 ... 67

3.6.5 Uji Hipotesis ... 68

3.6.5.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji t ... 68

3.6.5.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji F ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil CV. Vannisa ... 70

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 71

4.2.1 Gambaran Umum Responden ... 71

4.2.2 Value Equity Brownies Vannisa ... 80

4.2.3 Brand Equity Brownies Vannisa ... 90

4.2.4 Keputusan Pembelian ... 98

4.3 Pengujian Penelitian ... 104

4.3.1 Koefisien Determinasi ... 105

4.3.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ( Uji F ) ... 106

4.3.3 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ( Uji t ) ... 106

4.3.4 Analisis Persamaan Regresi ... 108

4.4 Rekapitulasi Pengaruh Value Equity dan Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian ... 109

4.5 Kesimpulan Hasil Penelitian ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 114

5.2 Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 117 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan Wisatawan Nusantara Tahun 2006 -2010... 2

Tabel 1.2 Data Jumlah Perusahaan Menurut Golongan Industri di Jawa Barat Tahun 2006 - 2008 ... 3

Tabel 1.3 Data Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung ... 4

Tabel 1.4 Data Keputusan Pembelian Wisatawan terhadap Oleh - Oleh Khas Kota Bandung ... 5

Tabel 1.5 Data Penjualan Brownies Vannisa Januari - Oktober 2012 ... 6

Tabel 1.6 Daftar Outlet Brownies Vannisa ... 7

Tabel 2.1 Kajian Penelitian Terdahulu ... 45

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 54

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas ... 61

Tabel 3.3 Hasil Uji Reabilitas ... 63

Tabel 3.4 Skor Item Pertanyaan ... 65

Tabel 4.1 Tabel Asal Kota Responden ... 72

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 73

Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ... 74

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 75

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Kunjungan Wisata ke Kota Bandung ... 76

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran ... 77

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Pembelian ... 79

Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian Produk Lain .... 80

Tabel 4.9 Tabel Daya Tarik Kemasan... 81

Tabel 4.10 Tabel Kualitas Rasa Brownies ... 82

Tabel 4.11 Tabel Higienitas Tempat Penjualan ... 83

Tabel 4.12 Tabel Persepsi Harga Terhadap Rasa yang Diberikan ... 84

Tabel 4.13 Tabel Persepsi Harga Terhadap Harga Pesaing ... 84

(9)

Tabel 4.16 Tabel Kemudahan Pembelian ... 87

Tabel 4.17 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel Value equity ... 88

Tabel 4.18 Tabel Kecanggihan Sarana Promosi ... 91

Tabel 4.19 Tabel Keidentikan dengan Makanan Tanpa Bahan Pengawet ... 92

Tabel 4.20 Tabel Keidentikan dengan Oleh-Oleh Khas Kota Bandung ... 92

Tabel 4.21 Tabel Keidentikan dengan Oleh-Oleh Wajib Saat Berwisata ... 93

Tabel 4.22 Tabel Frekuensi Pembelian Konsumen... 94

Tabel 4.23 Tabel Keinginan untuk Merekomendasikan ... 95

Tabel 4.24 Tabel Keinginan untuk Tidak Beralih Merek ... 95

Tabel 4.25 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel Brand equity ... 96

Tabel 4.26 Keputusan Pembelian Berdasarkan Kualitas Produk yang Baik ... 99

Tabel 4.27 Keputusan Pembelian Berdasarkan Harga yang Sesuai ... 99

Tabel 4.28 Keputusan Pembelian Berdasarkan Kemudahan Pembelian ... 100

Tabel 4.29 Keputusan Pembelian Berdasarkan Merek yang Sudah Ternama . 101 Tabel 4.30 Keputusan Pembelian Berdasarkan Loyalitas Dari Konsumen ... 101

Tabel 4.31 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 102

Tabel 4.32 Output Korelasi antara Value equity dan Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Untuk Koefisien Determinasi ... 105

Tabel 4.33 Rekapitulasi Uji F ... 106

Tabel 4.34 Rekapitulasi Uji t ... 107

Tabel 4.35 Analisis Koefisien Regresi ... 108

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pendorong Value Equity ... 27

Gambar 2.2 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen 32

Gambar 2.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 39

Gambar 2.4 Model Perilaku Konsumen ... 44

Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran Pengaruh Value Equity dan Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian ... 50

Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran Pengaruh Value Equity dan Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian ... 51

Gambar 4.1 Karakteristik Berdasarkan Asal Kota Responden ... 72

Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 73

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 74

Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 76

Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Kunjungan Wisata ke Kota Bandung ... 77

Gambar 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran ... 78

Gambar 4.7 Karakteristik Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Pembelian ... 79

Gambar 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian Produk Lain . 80

Gambar 4.9 Garis Kontinum Variabel Value equity ... 90

Gambar 4.10 Garis Kontinum Variabel Brand equity ... 98

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Peranan industri pariwisata dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai

salah satu sumber penerimaan devisa negara maupun sebagai pembuka

kesempatan kerja, kini semakin penting keberadaanya. Upaya-upaya dalam

pengembangan industri pariwisata diharapkan dapat mengoptimalkan segala

potensi sumber daya masyarakat sekitar untuk merangsang pertumbuhan

pembangunan nasional.

Pariwisata baik jenis domestik maupun internasional di dalamnya

mengandung berbagai aspek, yaitu aspek sosiologis, psikologis, hukum, ekonomi,

ekologis, dan aspek lainnya. Namun demikian di antara aspek-aspek tersebut yang

sering mendapat perhatian tersendiri dan dianggap penting adalah aspek ekonomi.

Hal ini karena pariwisata sangat berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui

devisa dan pajak. Selain itu, aktivitas dari pariwisata yang bisa menghasilkan

produk barang dan jasa, seperti munculnya produk-produk berupa hasil kerajinan

tangan, cendramata, transportasi, bahkan penginapan yang merupakan kebutuhan

bagi wisatawan dalam melakukan wisata. (Widoyono, 2006:101)

Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki obyek-obyek wisata

yang sangat menarik telah secara serius memperhatikan perkembangan sektor

pariwisata. Terdiri dari 33 provinsi dengan jumlah penduduk 237.556.363 jiwa

(12)

penduduk di kota-kota besar tersebut diatas 1 juta penduduk. Setiap provinsi

dengan kota-kota besar ini memiliki keadaan perekonomian, kebudayaan,

infrastruktur yang berbeda-beda, termasuk untuk kuliner atau makanan khasnya.

Berikut ini perkembangan wisatawan nusantara tahun 2006 - 2010.

Tabel 1.1

Sumber : Pusdatin Kemenparekraf & BPS, 2012

Salah satu provinsi dengan jumlah daerah tujuan wisata (DTW) yang

banyak adalah Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat terkenal dengan keindahan

alamnya, hamparan sawah dan pegunungan yang menghijau serta hawanya yang

sejuk menjadi daya tarik utama pariwisata di Jawa Barat (Disbudpar Kab/Kota di

Provinsi Jawa Barat, 2010).

Perkembangan industri yang ada di Jawa Barat tidak lepas dari pengaruh

(13)

3

Tabel 1.2

Data Jumlah Perusahaan Menurut Golongan Industri di Jawa Barat

Tahun 2006 – 2008

Golongan Industri Tahun Jumlah

Perusahaan

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Barat. diolah kembali, 2012

Tabel 1.2 mendeskripsikan bahwa dari 4 industri yang memiliki jumlah

perusahaan di Jawa Barat, terlihat industri makanan dan minuman memiliki

jumlah perusahaan terbanyak dari industri lainnya. Hal ini menunjukan bahwa,

industri makanan dan minuman memiliki daya tarik tersendiri ditengah persaingan

yang begitu ketat, baik pada perusahaan yang memproduksi produk sejenis

maupun yang berbeda.

Ibu kota Jawa Barat, Bandung, dengan populasi penduduk sebanyak

2.394.873 jiwa (Sensus Penduduk 2010, Badan Pusat Statistik Kota Bandung)

merupakan pusat dari industri makanan dan minuman baik dalam skala UKM

maupun perusahaan besar. Banyak julukan untuk Bandung seperti kota kembang,

(14)

Bandung. Berikut ini tabel data kunjungan wisatawan yang datang ke Kota

Bandung tahun 2011 :

Tabel 1.3

Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung

Tahun Jumlah

Wisatawan

2008 2.638.555

2009 3.096.869

2010 3.205.269

2011 4.076.072

Sumber: Disbudpar Kota Bandung, 2012

Kota Bandung memiliki potensi yang besar dalam bidang wisata, kini yang

sedang menjadi trend adalah wisata kuliner. Potensi tersebut menjadi faktor yang

mendukung perkembangan industri makanan dan minuman. Aneka kuliner di

Kota Bandung memang sangat bervariasi, mulai dari makanan tradisional,

modern, bahkan makanan tradisional yang dimodifikasi menjadi modern juga ada.

Kreatifitas masyarakat Bandung yang selalu membuat inovasi baru ternyata sangat

berhasil menarik minat wisatawan untuk datang dan sekedar ingin mencicipinya.

Berwisata ke Kota Bandung tidak lengkap rasanya jika tidak membeli buah

tangan untuk sanak saudara atau kerabat. Banyak produk oleh-oleh yang

ditawarkan, seperti batagor, brownies, pisang bolen, keripik dan sebagainya. Dari

berbagai jenis oleh-oleh tersebut para wisatawan banyak mencari oleh-oleh yang

menjadi icon khusus Kota Bandung. Berikut ini adalah hasil survey keputusan

(15)

5

Tabel 1.4

Data Keputusan Pembelian Wisatawan terhadap Oleh-Oleh

Khas Kota Bandung

No. Jenis Oleh-Oleh Frekuensi

1 Brownies 36

2 Pisang bolen 21

3 Makanan ringan

(Berbagai jenis keripik) 24

4 Batagor 8

5 Tahu 11

Total 100

Sumber : data hasil pra-penelitian diolah kembali, 2012

Tabel 1.4 diatas mendeskripsikan bahwa 36 orang dari 100 orang membeli

brownies sebagai oleh-oleh, yang membeli pisang bolen sebanyak 21 orang, yang

membeli makanan ringan sebanyak 24 orang, yang membeli batagor sebanyak 8

orang dan yang membeli tahu sebagai oleh-oleh sebanyak 11 orang.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa produk brownies sudah

menjadi top of mind oleh-oleh khas Kota Bandung. Industri brownies di Kota

Bandung merupakan salah satu industri yang sedang berkembang. Semenjak

menjadi trend dari tahun 2002 sampai sekarang, banyak perusahaan brownies

bermunculan sehingga semakin memperketat persaingan. Salah satu perusahaan

(16)

Brownies Vannisa merupakan salah satu perusahaan brownies yang

sedang berkembang. Dibandingkan dengan pelopor brownies di Kota Bandung,

Brownies Vannisa masih terus bersaing ketat.

Tabel 1.5

Data Penjualan Brownies Vannisa Januari-Oktober 2012

Bulan Jumlah Penjualan

Januari 19.699

Februari 16.792

Maret 19.074

April 23.083

Mei 21.118

Juni 26.246

Juli 22.621

Agustus 25.941

September 21.410

Oktober 22.878

November 23.194

Desember 26.952

TOTAL 269.008

Sumber : CV. Vannisa, 2012

Berdasarkan tabel 1.5 diatas, penjualan brownies Vannisa cenderung

stabil. Adapun naik dan turunnya dikarenakan bertambah atau berkurangnya

jumlah outlet penjualan.

Produk Brownies Vannisa merupakan produk makanan yang diproduksi di

(17)

7

bahan-bahan yang berkualitas, serta resep olahan sendiri, menjadikannya layak

untuk dijadikan buah tangan. Brownies Vannisa telah memiliki sertifikat LP-POM

MUI-JB 01101013750506 sehingga terjamin kehalalannya, serta telah terdaftar di

Dinas Kesehatan Kota Bandung.

Wisatawan domestik yang berkunjung ke Kota Bandung bisa dengan

mudah mendapatkan produk Brownies Vannisa, dalam hal ini, yang menjadi

wisatawan domestik adalah wisatawan yang berasal dari luar Kota Bandung yang

melakukan keputusan pembelian terhadap produk brownies yang memang sudah

sangat terkenal dan menjadi ciri khas. Di Kota Bandung sendiri, Brownies

Vannisa memiliki sepuluh outlet sehingga para wisatawan domestik bisa

melakukan proses keputusan pembelian terhadap produk Brownies Vannisa

dengan mudah.

Tabel 1.6

Daftar Outlet Brownies Vannisa

Outlet Alamat

GBI Komplek Griya Bandung Indah 2 Jl. Alam Permai I, Blok G 5 Bandung

Margacinta Jl. Margacinta No.39 Bandung Moh. Toha Jl. Soekarno Hatta No.397 Bandung Cijerah Jl. Raya Cijerah Pal 3 No.14 Bandung Kiaracondong Jl. Ibrahim Adjie No.383 Bandung Cinunuk Jl. Cibiru-cileunyi

Sukajadi Jl. Sukajadi No.1 Bandung Antapani Jl. Purwakarta No.3 Bandung Riung Bandung Jl. Cipamakolan No.7 Bandung

(18)

Proses keputusan pembelian menurut Philip Kotler (2012:170) terdiri dari

lima tahap, yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian dan pasca pembelian.

Ditengah maraknya bisnis yang serupa dengan rasa, kemasan, bahkan logo

yang hampir sama dengan perusaan pesaing yang merupakan pelopor dari produk

brownies, maka perlu dilakukan upaya semaksimal mungkin untuk dapat

mempertahankan bahkan meningkatkan jumlah konsumen dalam membeli produk

Vannisa yang sedang berkembang.

Kekuatan merek dan nilai suatu produk akan memberikan nilai tambah bagi

produk tersebut. Merek dan nilai produk yang kuat akan memiliki daya tarik yang

kuat dimata konsumen. Oleh karena itu dengan mengetahui Value equity dan

Brand equity, Brownies Vannisa dapat mementukan strategi pasar apa yang cocok

bagi konsumen.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis merasa

tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul :

“ANALISIS PENGARUH VALUE EQUITY DAN BRAND EQUITY

BROWNIES VANNISA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(19)

9

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat mengidentifikasikan rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran value equity Brownies Vannisa terhadap keputusan

pembelian wisatawan domestik

2. Bagaimana gambaran brand equity Brownies Vannisa terhadap keputusan

pembelian wisatawan domestik

3. Bagaimana gambaran keputusan pembelian Brownies Vannisa terhadap

keputusan pembelian wisatawan domestik

4. Seberapa besar pengaruh value equity terhadap keputusan pembelian

wisatawan domestik

5. Seberapa besar pengaruh brand equity terhadap keputusan pembelian

wisatawan domestik

6. Seberapa besar pengaruh value equity dan brand equity terhadap keputusan

(20)

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui gambaran value equity Brownies Vannisa terhadap keputusan

pembelian wisatawan domestik

2. Mengetahui gambaran brand equity Brownies Vannisa terhadap keputusan

pembelian wisatawan domestik

3. Mengetahui gambaran keputusan pembelian Brownies Vannisa terhadap

keputusan pembelian wisatawan domestik

4. Mengetahui seberapa besar pengaruh value equity terhadap keputusan

pembelian wisatawan domestik

5. Mengetahui seberapa besar pengaruh brand equity terhadap keputusan

pembelian wisatawan domestik

6. Mengetahui seberapa besar pengaruh value equity dan brand equity terhadap

(21)

11

1.4Kegunaan Hasil Penelitian

Adapun hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi semua pihak.

Secara lebih rinci kegunaan penelitian ini adalah :

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menambah wawasan ilmu

pengetahuan, daya nalar keilmuan serta gambaran dari aplikasi teori, khususnya

dalam pemahaman mata kuliah manajemen pemasaran khususnya mengenai

keputusan pembelian.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan yang berharga bagi industri

berkaitan program pemasaran yang dilakukan dan efektifitasnya terhadap

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh value equity dan brand

equity dari Brownies Vannisa terhadap keputusan pembelian wisatawan domestik

Kota Bandung. Brownies Vannisa dibuka pada tahun 2005, merupakan salah satu

oleh-oleh khas Kota Bandung yang ramai dicari wisatawan. Dalam penelitian ini

variabel yang diteliti adalah value equity (harga, kualitas dan kenyamanan),

brand equity (brand association dan brand loyalty) dan keputusan pembelian.

Subjek pada penelitian ini adalah para wisatawan domestik luar Kota Bandung

yang melakukan keputusan pembelian pada produk Brownies Vannisa all variant.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis

penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono

(2011:11) penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu atau lebih (independent) tanpa

membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”. Tujuan dari

penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

(23)

53

memperoleh gambaran mengenai value equity dan brand equity dan bagaimana

tanggapan responden yang merupakan wisatawan domestik terhadap keputusan

pembelian dari produk Brownies Vannisa.

Penelitian verifikatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan menguji

kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di

lapangan dimana dalam penelitian ini akan diuji apakah terdapat pengaruh value

equity dan brand equity terhadap keputusan pembelian.

Karena sifat penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif yang

dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, maka metode penelitian yang

digunakan adalah metode explanatory survey yaitu metode survei untuk

menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.

Menurut David Kline dalam Sugiyono (2011) Metode survei pada

umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang

tidak mendalam. Walaupun metode survey ini tidak memerlukan kelompok

kontrol seperti halnya pada metode eksperimen, namun generalisasi yang

dilakukan biasanya lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif.

Berdasarkan hal demikian penulis dapat menggambarkan dan menjelaskan

mengenai Analisis Value Equity dan Brand Equity Brownies Vannisa terhadap

Keputusan Pembelian Wisatawan Domestik Kota Bandung.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel adalah objek penelitian atau segala suatu yang menjadi titik

perhatian (Arikunto, 2002:96). Variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel

(24)

mempengaruhi. Variabel terikat (Y) adalah akibat (Arikunto, 2002:97) Adapun

dalam penelitian ini sebagai variabel bebasnya yaitu value equity (X1) dan brand

equity (X2) sedangkan variabel terikatnya yaitu keputusan pembelian (Y).

Tabel 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel Konsep Teoritik Konsep

Empiris Konsep analitis Skala

Value

 Daya tarik kemasan  Kualitas rasa  Higienitas lokasi

penjualan

Ordinal

2. Harga

 Persepsi harga terhadap rasa yang diberikan  Persepsi harga terhadap

harga pesaing

Ordinal

3. Kenyamanan  Pelayanan customer

service

 Kenyamanan suasana di area penjualan

 Kemudahan pembelian

(25)

55

wajib saat berwisata

Ordinal

2. Brand loyalty  Frekuensi pembelian

konsumen

Ordinal  Keinginan untuk

merekomendasikan Keinginan untuk tidak

(26)

3.3Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2011:61) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu

wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Populasi yang diteliti adalah jumlah keseluruhan konsumen produk brownies

Vannisa sebanyak 268.364 pertahun dengan rata-rata setiap bulannya 22.364

(CV. Vannisa, 2012)

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2011:62) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada dalam populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka penelitian menggunakan sampel yang

diambil dari populasi terdapat dua tipe sampling, yaitu pengambilan sampel

dengan peluang (probability sampling) dan non probability sampling.Teknik

sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.

Jumlah anggota sampel yang sering dinyatakan dengan ukuran sampel.

Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan

jumlah anggota populasi itu sendiri (Sugiyono, 2011). Penentuan ukuran sampel

(27)

57

Dengan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir (10%)

Sehingga sampel yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :

Jadi besarnya sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebanyak 100 orang responden.

3.4Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Accidental Sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu

wisatawan luar kota Bandung dan sekitarnya yang membeli produk brownies

Vannisa yang yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan

sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai sumber data.

(28)

mendatangi kepada 100 responden yang merupakan wisatawan dari luar kota

Bandung dan sekitarnya yang membeli produk brownies Vannisa.

3.5Teknik dan alat pengumpulan data

Dalam pengumpulan data pada penelitian ini, penulis menggunakan data

primer dan sekunder. Adapun yang dimaksud dengan kedua data tersebut adalah :

a. Data Primer

Data primer pada penelitian ini penulis langsung mengambil data dengan

cara penyebaran kuisioner yang diisi oleh responden yaitu wisatawan domestik

yang berkunjung ke Kota Bandung.

b. Data Sekunder

Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan penulis adalah data yang

tersedia dari bahan-bahan literature, majalah dan internet yang berkaitan dengan

Brownies Vannisa, value equity, brand equtity dan keputusan pembelian.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik yang

biasa digunakan dalam penelitian yang menggunakan metode survey, yaitu

dengan cara :

a. Pengumpulan data melalui kuesioner, yaitu pengumpulan data yang dilakukan

dengan jalan mengajukan daftar pertanyaan sederhana dengan metode

(29)

59

b. Penelitian Lapangan (field research) yang berhubungan langsung dengan

objek penelitian, yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara dengan

pihak-pihak yang berkaitan.

c. Studi kepustakaan (library research) yang dilakukan dengan mempelajari dan

mengkaju literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hal

tersebut dapat memberikan informasi yang bersifat teoritis sebagai landasan

teori dalam menunjang pelaksanaan penelitian.

3.6Uji Validitas dan Reabilitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang reliabel berarti instrumen

yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama.

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam

pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan

reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat untuk

mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa

dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya,

otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. Hal ini masih akan

dipengaruhi oleh kondisi objek yang diteliti, dan kemampuan orang yang

(30)

objek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan dan menggunakan instrumen

untuk mengukur variabel yang diteliti. (Sugiyono, 2011:348)

3.6.1 Uji Validitas

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Valid

berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur (Sugiyono 2011:172). Sehingga dapat disimpulkan, validitas adalah sejauh

mana alat ukur itu menunjukan ketepatan dan kesesuaian. Uji validitas digunakan

untuk mengatahui apakah setiap butir dalam instrument itu valid atau tidak, dapat

diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total. Bila

harga korelasi dibawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrument itu

tidak valid, sehingga harus diperbaiki. Valid berarti instrument tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Dalam uji validitas ini digunakan teknik Korelasi Product Moment yang

dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

(31)

61

∑Y = jumlah skor total item

∑X2 = jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑Y2 = jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

∑XY = jumlah perkalian X dan Y

Dengan menggunakan taraf signifikan  = 0,5 koefisien korelasi yang

diperoleh dari hasil perhitungan, dibandingkan dengan nilai r tabel korelasi

dengan n=30.

4 Persepsi harga terhadap rasa yang diberikan 0,501 0,361 Valid 5 Persepsi harga terhadap harga pesaing 0,458 0,361 Valid Kenyamanan

6 Pelayanan customer service 0,374 0,361 Valid

7 Kenyamanan suasana di area penjualan 0,551 0,361 Valid

8 Kemudahan pembelian 0,547 0,361 Valid

Brand Equity Brand Association

9 Kecanggihan sarana promosi 0,461 0,361 Valid

10 Merupakan makanan tanpa bahan pengawet 0,380 0,361 Valid 11 Merupakan oleh-oleh khas kota bandung 0,476 0,361 Valid 12 Merupakan pembelian wajib saat berwisata 0,441 0,361 Valid Brand Loyalty

(32)

14 Keinginan untuk merekomendasikan 0,371 0,361 Valid 15 Keinginan untuk tidak beralih merek 0,403 0,361 Valid

Keputusan Pembelian

1

Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen atas

dasar kualitas produk yang baik 0,592 0,361 Valid

2

Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen atas

dasar harga yang sesuai 0,648 0,361 Valid

3

Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen atas

dasar kenyamanan saat pembelian 0,522 0,361 Valid

4

Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen atas

dasar merek yang sudah ternama 0,493 0,361 Valid

5

Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen atas

dasar loyalitas dari konsumen 0,433 0,361 Valid Sumber: data diolah, 2013

Berdasarkan tabel 3.3 di atas diketahui bahwa dari kuesioner penelitian

yang mengukur variabel value equity dan brand equity. Item yang ada dalam

instrumen penelitian yang dinyatakan valid layak dijadikan sebagai alat ukur

variabel penelitian.

3.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data

tersebut menunjukkan tingkat ketetapan, tingkat keakuratan, kestabilan atau

konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu

walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Untuk menghitung uji

reliabilitas penulis menggunakan teknik Alpha dengan rumus :

(33)

63

11

r = reliabilitas yang dicari

n = banyaknya butir pertanyaan

2

Untuk mencari nilai varians per-item digunakan rumus varian sebagai

berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2008: 110)

Kriteria : Jika ri > r 0,05→ reliabel

Jika ri≤ r 0,05→ tidak reliabel

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel rhitung rtabel Keterangan

1 Pengaruh Value Equity dan Brand Equity (X) 0,766 0,361 Reliabel 2 Keputusan Pembelian (Y) 0,371 0,361 Reliabel

Sumber: data diolah, 2013

Berdasarkan tabel 3.4 di atas, diketahui bahwa reliabilitas instrumen

penelitian kuesioner tentang pengaruh value equity dan brand equity (X),

diperoleh nilai rhitung = 0,766 dan dari tabel r kritis diperoleh nilai rtabel dengan n =

30 dan taraf nyata (α) = 0,05 sebesar 0,361. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari

rtabel (0,766 > 0,361) dengan demikian instrumen pengaruh value equity dan brand

(34)

Berdasarkan tabel 3.5 juga, dapat diketahui bahwa instrumen penelitian

kuesioner keputusan pembelian, memperoleh nilai rhitung = 0,371 dan dari tabel r

kritis diperoleh nilai rtabel dengan n = 30 dan taraf nyata (α) = 0,05 sebesar 0,361.

Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,371 > 0,361) dengan demikian

instrumen penelitian keputusan pembelian mempunyai daya ketetapan atau

dengan kata lain reliabel.

Untuk menghitung uji validitas dan reliabilitas, penulis menggunakan

bantuan Microsoft Excel 2007 yang hasil perhitungan validitas dan reliabilitas

dilampirkan.

3.6.3 Rancangan Teknik Analisis Data

3.6.3.1Teknik analisis deskriptif

Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan

antara variable melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan

membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu diuji

signifikasinya. Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah

menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas.

3.6.3.2 Teknik analisis verifikatif

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linier ganda dan analisis korelasi karena penelitian ini hanya menganalisis

(35)

65

Dalam penelitian ini, setiap pernyataan diberi nilai dengan skala ordinal, dan

untuk setiap pertanyaan dari kuesioner terdiri dari lima kategori seperti yang

tertera pada tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.4

Skor Item Pertanyaan

Pertanyaan Skor

Sangat setuju/selalu/sangat positif 5

Setuju/sering/positif 4

Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3

Tidak setuju/hampir tidak pernah/ negatif 2

Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif 1

Sumber: Sugiyono (2011:133)

a. Method Succesive Interval (MSI)

Sebelum melakukan analisis regresi berganda, tahap awal yang dilakukan

adalah melakukan pengolahan data dengan mengubah data ordinal menjadi data

interval dengan menggunakan metode suksesif interval. Metode suksesif interval

berfungsi untuk mengubah data ordinal menjadi interval. Langkah-langkah untuk

melakukan transformasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menghitung frekuensi (f) pada setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil

jawaban responden pada setiap pertanyaan.

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan

perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi

(36)

3. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi

kumulatif untuk setiap jawaban

4. Menentukan nilai batas Z untuk setiap pertanyaan dan setiap jawaban

5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui

persamaan sebagai berikut

6. Mengubah Scale of Value terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan

mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil

sehingga diperoleh transformed scale od value (TSV).

1.6.3.3Analisis Regresi Linear Berganda

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan

analisis regresi. Analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh

perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen

dimanipulasi/diubah-ubah atau dinaik turunkan (Sugiyono, 2011:260). Peneliti

menggunakan analisis berganda dua prediktor karena peneliti bermaksud

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium).

Persamaan regresi untuk dua prediktor adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2

(Sugiyono, 2011:275)

Y = Keputusan pembelian

(37)

67

b1 = Koefisien regresi variabel X1 (variabel value equity) b2 = Koefisien regresi variabel X2 (variabel brand equity) X1 = Subjek pada variabel independen (variabel value equity)

x2 = Subjek pada variabel independen (variabel brand equity)

3.6.4 Analisis Korelasi

3.6.4.1Uji Koefisien Korelasi R

Uji Koefisien Korelasi digunakan untuk menguji hipotesis hubungan

antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2011).

Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan analisis Pearson Product Moment.

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

r =

r = Koefisien korelasi pearson product moment

n = jumlah responden

X= skor variabel X

Y = skor variabel Y

3.6.4.2Uji Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Dalam

penggunaan koefisien determinasi dinyatakan dalam persen sehingga harus

(38)

persentase pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap variabel tak bebas

dengan asumsi :

0 r2 1

Koefisien determinasi :

KD = r2 x 100% (Sugiyono,2011)

3.6.5 Uji Hipotesis

3.6.5.1Pengujian hipotesis secara parsial uji t

Uji t digunakan untuk pengujian signifikansi koefisien korelasi (Sugiyono,

2011:230). Uji t merupakan pengujian secara parsial untuk mengetahui pengaruh

value equity terhadap keputusan pembelian dan pengaruh brand equity terhadap

keputusan pembelian, rumusnya adalah sebagai berikut:

(Sugiyono, 2011:230). Keterangan :

t = nilai t n = jumlah sampel

r = nilai koefisien korelasi

Selanjutnya nilai t hitung kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel. Kriteria

pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah : Apabila thitung >

(39)

69

3.6.5.2Pengujian hipotesis secara simultan uji F

Uji F digunakan untuk pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi

ganda (Sugiyono, 2011:234). Uji F merupakan pengujian signifikansi secara

simultan atau bersama-sama untuk mengetahui pengaruh variable independen

yaitu value equity (X1) dan brand equity (X2) terhadap variable dependen yaitu

keputusan pembelian (Y), rumusnya adalah sebagai berikut :

(Sugiyono, 2011:234) Keterangan :

F = nilai F n = jumlah anggota sampel

R = koefisien korelasi ganda

Selanjutnya nilai F hitung kemudian dibandingkan dengan nilai F tabel,.

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah:

Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari hasil pembahasan

tentang pengaruh value equity dan brand equity terhadap keputusan pembelian

wisatawan domestik di Kota Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Value equity diukur dari indikator kualitas, harga dan kenyamanan. Dari

ketiga indikator, yang memiliki pengaruh terbesar adalah harga. Berdasarkan

hasil dari penelitian, harga dari produk Brownies Vannisa setara dengan

manfaat yang diberikan. Selain itu, harga dari produk Brownies Vannisa

cukup terjangkau dibandingkan harga produk pesaing yang sejenis.

2. Brand equity diukur dari indikator brand association dan brand loyalty. Dari

kedua indikator, yang memiliki pengaruh terbesar adalah brand association.

Berdasarkan hasil penelitian, produk Brownies Vannisa merupakan produk

oleh-oleh khas Kota Bandung. Kesan merek dari produk Brownies Vannisa

sudah melekat dalam ingatan konsumen.

3. Keputusan pembelian dilakukan responden dilakukan karena harga dari

Brownies Vannisa lebih terjangkau dari merek yang lain. Wisatawan yang

membeli produk Brownies Vannisa tidak hanya membeli dalam jumlah

sedikit, tetapi kebanyakan wisatawan membeli produk Brownies Vannisa

(41)

115

4. Value equity berpengaruh positif signifikan terhadap pengambilan keputusan

pembelian dari produk Brownies Vannisa. Dengan kata lain, terdapat

penerimaan wisatawan terhadap pengaruh value equity yang diukur dari

indikator kualitas, harga dan kenyamanan.

5. Brand equity berpengaruh positif signifikan terhadap pengambilan keputusan

pembelian dari produk Brownies Vannisa. Dengan kata lain, terdapat

penerimaan wisatawan terhadap pengaruh brand equity yang diukur dari

indikator brand association dan brand loyalty.

6. Value equity dan brand equity sama-sama berperan dalam mempengaruhi

konsumen yang adalah wisatawan domestik, untuk melakukan keputusan

pembelian dari produk Brownies Vannisa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam kesimpulan yang

diperoleh, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pengelola Brownies Vannisa harus bisa mengelola kekhasan produk yang

ditawarkan, sehingga wisatawan bisa menjadi suatu nilai pembelian yang

berkelanjutan. Cara yang dilakukan adalah dengan melakukan diferensiasi

produk dari segi kemasan yang bisa mencirikan produk tersebut merupakan

oleh-oleh khas Kota Bandung. Sehingga wisatawan yang berkunjung hanya

ingin membeli produk tersebut.

2. Pengelola Brownies Vannisa perlu lebih meningkatkan pembelian dengan cara

(42)

serta inovasi produk baru yang lebih bervariasi dan berbeda dengan

perusahaan pesaing.

3. Pengelola Brownies Vannisa perlu lebih meningkatkan pembelian dengan

cara meningkatkan kegiatan promosi sehingga wisatawan dapat dengan mudah

mengetahui produk yang dikeluarkan oleh Brownies Vannisa. Misalnya

dengan cara mengaktifkan kembali situs resmi dari Brownies Vannisa,

promosi pada media jejaring sosial dan bergabung dengan

perusahaan-perusahaan yang dekat dengan wisatawan, contohnya travel.

4. Diketahui bahwa dari kedua faktor (value equity dan brand equity) tersebut

didapati pengaruh sebesar 40,4% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain

diluar model penelitian ini, maka masih diperlukan adanya penelitian lanjutan

bagi peneliti lain untuk meneliti variabel lain yang tidak dimasukan dalam

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2008. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:

Alfabeta

Ariani, D W. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif

dalam Manajemen Kualitas). Yogyakarta: Penerbit ANDI

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Berry, et.al. 2002. Five Imperative for Improving Service Quality Managing

Services, Editor: Lovelock, New Jersey: Prentice Hall International.

Chen, Tser Yieth; Pao Long Chang; Hong Sheng Chang. 2005. Price, Brand Cues

and Banking Customer Value. The International Journal of Bank

Marketing, Vol. 23

Darmawan, Didit. 2008. Konseptualisasi Ekuitas Nilai. Surabaya: STIE

Mahardhika

Fandeli, Chafid. 2001. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam.

Yogyakarta: Liberty

Hall, Cholin Michael, dkk. 2003. Food Tourism Around the World: Development,

Management and Markets. Butterworth-Heinemann

Hasan, Ali. (2009). Marketing Edisi Baru. Yogyakarta: Media Pressindo.

Karyono, A. Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Koswara, Deni. 2011. Pengaruh Kualitas Produk dan Penetapan Harga terhadap

Keputusan Pembelian Bisnis. Tesis Universitas Pendidikan Indonesia.

(44)

Kotler, Philip. 2012. Manajemen Pemasaran, Alih Bahasa: Hendra Teguh, Ronny

A. Rusly dan Benyamin Molan. Jakarta: Prenhallindo

Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2012. Principles of Marketing. New Jersey:

Prentice Hall International, Inc.

Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane. 2012. Marketing Management 14th

Edition. New Jersey : Pearson Education, Inc.

Roland T. Rust; Katherine N Lemon; Valarie A. Zeithaml. 2000. Driving

Customer Equity: How Customer Lifetime Value is Reshaping Corporate

Strategy. The Free Press, New York.

Rust, Rolant T, Valerie A Zeithaml, Das Narajandas. 2005. Customer Equity

Management. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Rosda

Karya

Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi

Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta: Andi

Ujang Suwarman. 2004. Perilaku Konsumen. Jakarta: Ghalia Indonesia

Warpani, Suwardjoko P. 2007. Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung:

Penerbit ITB

Widoyono, 2006. Promosi Sebagai Salah Satu Upaya Dalam Pemasaran

Pariwisata, Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis. Universitas

Muhamadiyah Surakarta, Vol.10

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2 mendeskripsikan bahwa dari 4 industri yang memiliki jumlah
Tabel 1.3 Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung
Tabel 1.4 diatas mendeskripsikan bahwa 36 orang dari 100 orang membeli
+7

Referensi

Dokumen terkait

penelitian mengenai “ Pengaruh Customer-Based Brand Equity for Tourism Destination (CBBETD) Kota Bandung sebagai Destinasi Wisata Belanja terhadap Proses Keputusan

Bagi pihak lain, memberi sumbangan pemikiran bagi yang berminat sebagai sumber referensi untuk memahami tentang pengaruh brand equity terhadap keputusan pembelian

Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan domestik di kota Bandung dengan diperoleh informasi bahwa rata-rata pengunjung pada tahun 2011 adalah sebesar 3.882.010

Tabel 1.3 Data Jumlah Pembelian Produk Brownies Di Kota Bandung Dalam Satu Hari ..2. Tabel 1.4 Daftar Harga Produk Vannisa

Tanggapan responden mengenai pengaruh brand equity secara parsial terhadap proses keputusan pembelian Teh Botol Sosro menujukkan hasil yang beragam, dimana variabel

Hal tersebut menjelaskan bahwa loyalitas merek adalah ukuran dari kesetiaan konsumen (Aaker:1997) yang merupakan inti dari Brand Equity yang menjadi gagasan sentral dalam

Hipotesis kedua penelitian ³'LGXJD Brand Equity Berpengaruh Tidak Langsung Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Melalui Brand Preference pada Produk Televisi Sony

Penelitian ini dilatar belakangi berdasarkan fenomena yang ada menunjukkan bahwa brand equity dan positioning dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli.. Tujuan