ANALISIS PENGARUH VALUE EQUITY DAN BRAND EQUITY
BROWNIES VANNISA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
WISATAWAN DOMESTIK DI KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata
Abyani Gustya
0807203
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
ANALISIS PENGARUH VALUE EQUITY DAN BRAND EQUITY
BROWNIES VANNISA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
WISATAWAN DOMESTIK DI KOTA BANDUNG
Oleh
Abyani Gustya
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Abyani Gustya 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ANALISIS PENGARUH VALUE EQUITY DAN BRAND EQUITY BROWNIES VANNISA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
WISATAWAN DOMESTIK DI KOTA BANDUNG
Abyani Gustya
Pembimbing 1: Dr. Ratih Huriyati, M.Si
Pembimbing 2: Caria Ningsih, SE, M.Si
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya bisnis makanan terutama makanan khas Kota Bandung yang dijadikan buah tangan oleh wisatawan. Brownies merupakan produk yang paling dicari oleh wisatawan. Produksi produk brownies di Kota Bandung sangat bervariatif sehingga perusahaan saling bersaing dalam mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi. Tujuan penelitian adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel value equity (X1) dan variabel
brand equity (X2) terhadap keputusan pembelian (Y). Penulis menggunakan metode deskriptif dan verifikatif dengan lokasi penelitian di outlet Brownies Vannisa. Hasil penelitian yang dilakukan kepada 100 orang wisatawan domestik yang membeli produk Brownies Vannisa, menunjukkan bahwa value equity (X1),
brand equity (X2) memiliki pengaruh signifikan positif terhadap proses keputusan pembelian (Y) sebesar 40,4%, dan sisanya sebesar 59,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
ANALYSIS THE INFLUENCE VALUE EQUITY AND BRAND EQUITY BROWNIES VANNISA TO PURCHASING DECISIONS DOMESTIC
TRAVELERS IN BANDUNG CITY
Abyani Gustya
Counselor 1 : Dr. Ratih Huriyati, M.Si
Counselor 2 : Caria Ningsih, SE, M.Si
ABSTRACT
This research is motivated by many the food business especially Bandung traditional foods used as souvenirs by tourists. Brownies is the most sought after by tourists. Brownies production in Bandung is very varied so that companies compete with each other in getting potential consumers through a variety of strategies. The purpose of research is to see how much influence the equity value equity variable (X1) and brand equity variables (X2) on purchase decisions (Y). The author uses descriptive methods and verification with research sites in outlets Vannisa Brownies. Results of research conducted to 100 domestic tourists who buy products Brownies Vannisa, shows that equity value equity (X1), brand equity (X2) has a significant positive impact on the purchase decision (Y) of 40.4%, and the remaining 59, 6% is influenced by other variables not examined.
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.3.1 Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian ... 31
2.1.3.2 Proses pengambilan keputusan pembelian ... 39
2.1.3.3 Keputusan Pembelian ... 43
2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 45
2.2 Kerangka Pemikiran ... 47
2.3 Hipotesis ... 51
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 52
3.2 Metode Penelitian... 52
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 52
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 53
3.3 Populasi Dan Sampel ... 56
3.4 Teknik Penarikan Sampel ... 57
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 58
3.6 Uji Validitas dan Reabilitas ... 59
3.6.1 Uji Validitas ... 60
3.6.2 Uji Reabilitas ... 62
3.6.3 Rancangan Teknik Analisis Data ... 64
3.6.3.1 Teknik Analisis Deskriptif ... 64
3.6.3.2 Teknik Analisis Verifikatif ... 64
3.6.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 66
3.6.4 Analisis Korelasi ... 67
3.6.4.1 Uji Koefisien Korelasi R ... 67
3.6.4.2 Uji Koefisien Determinasi R2 ... 67
3.6.5 Uji Hipotesis ... 68
3.6.5.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji t ... 68
3.6.5.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji F ... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil CV. Vannisa ... 70
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 71
4.2.1 Gambaran Umum Responden ... 71
4.2.2 Value Equity Brownies Vannisa ... 80
4.2.3 Brand Equity Brownies Vannisa ... 90
4.2.4 Keputusan Pembelian ... 98
4.3 Pengujian Penelitian ... 104
4.3.1 Koefisien Determinasi ... 105
4.3.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ( Uji F ) ... 106
4.3.3 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ( Uji t ) ... 106
4.3.4 Analisis Persamaan Regresi ... 108
4.4 Rekapitulasi Pengaruh Value Equity dan Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian ... 109
4.5 Kesimpulan Hasil Penelitian ... 110
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 114
5.2 Saran ... 115
DAFTAR PUSTAKA ... 117 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Perkembangan Wisatawan Nusantara Tahun 2006 -2010... 2
Tabel 1.2 Data Jumlah Perusahaan Menurut Golongan Industri di Jawa Barat Tahun 2006 - 2008 ... 3
Tabel 1.3 Data Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung ... 4
Tabel 1.4 Data Keputusan Pembelian Wisatawan terhadap Oleh - Oleh Khas Kota Bandung ... 5
Tabel 1.5 Data Penjualan Brownies Vannisa Januari - Oktober 2012 ... 6
Tabel 1.6 Daftar Outlet Brownies Vannisa ... 7
Tabel 2.1 Kajian Penelitian Terdahulu ... 45
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 54
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas ... 61
Tabel 3.3 Hasil Uji Reabilitas ... 63
Tabel 3.4 Skor Item Pertanyaan ... 65
Tabel 4.1 Tabel Asal Kota Responden ... 72
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 73
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ... 74
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 75
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Kunjungan Wisata ke Kota Bandung ... 76
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran ... 77
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Pembelian ... 79
Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian Produk Lain .... 80
Tabel 4.9 Tabel Daya Tarik Kemasan... 81
Tabel 4.10 Tabel Kualitas Rasa Brownies ... 82
Tabel 4.11 Tabel Higienitas Tempat Penjualan ... 83
Tabel 4.12 Tabel Persepsi Harga Terhadap Rasa yang Diberikan ... 84
Tabel 4.13 Tabel Persepsi Harga Terhadap Harga Pesaing ... 84
Tabel 4.16 Tabel Kemudahan Pembelian ... 87
Tabel 4.17 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel Value equity ... 88
Tabel 4.18 Tabel Kecanggihan Sarana Promosi ... 91
Tabel 4.19 Tabel Keidentikan dengan Makanan Tanpa Bahan Pengawet ... 92
Tabel 4.20 Tabel Keidentikan dengan Oleh-Oleh Khas Kota Bandung ... 92
Tabel 4.21 Tabel Keidentikan dengan Oleh-Oleh Wajib Saat Berwisata ... 93
Tabel 4.22 Tabel Frekuensi Pembelian Konsumen... 94
Tabel 4.23 Tabel Keinginan untuk Merekomendasikan ... 95
Tabel 4.24 Tabel Keinginan untuk Tidak Beralih Merek ... 95
Tabel 4.25 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel Brand equity ... 96
Tabel 4.26 Keputusan Pembelian Berdasarkan Kualitas Produk yang Baik ... 99
Tabel 4.27 Keputusan Pembelian Berdasarkan Harga yang Sesuai ... 99
Tabel 4.28 Keputusan Pembelian Berdasarkan Kemudahan Pembelian ... 100
Tabel 4.29 Keputusan Pembelian Berdasarkan Merek yang Sudah Ternama . 101 Tabel 4.30 Keputusan Pembelian Berdasarkan Loyalitas Dari Konsumen ... 101
Tabel 4.31 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 102
Tabel 4.32 Output Korelasi antara Value equity dan Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Untuk Koefisien Determinasi ... 105
Tabel 4.33 Rekapitulasi Uji F ... 106
Tabel 4.34 Rekapitulasi Uji t ... 107
Tabel 4.35 Analisis Koefisien Regresi ... 108
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pendorong Value Equity ... 27
Gambar 2.2 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen 32
Gambar 2.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 39
Gambar 2.4 Model Perilaku Konsumen ... 44
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran Pengaruh Value Equity dan Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian ... 50
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran Pengaruh Value Equity dan Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian ... 51
Gambar 4.1 Karakteristik Berdasarkan Asal Kota Responden ... 72
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 73
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 74
Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 76
Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Kunjungan Wisata ke Kota Bandung ... 77
Gambar 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran ... 78
Gambar 4.7 Karakteristik Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Pembelian ... 79
Gambar 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian Produk Lain . 80
Gambar 4.9 Garis Kontinum Variabel Value equity ... 90
Gambar 4.10 Garis Kontinum Variabel Brand equity ... 98
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Peranan industri pariwisata dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai
salah satu sumber penerimaan devisa negara maupun sebagai pembuka
kesempatan kerja, kini semakin penting keberadaanya. Upaya-upaya dalam
pengembangan industri pariwisata diharapkan dapat mengoptimalkan segala
potensi sumber daya masyarakat sekitar untuk merangsang pertumbuhan
pembangunan nasional.
Pariwisata baik jenis domestik maupun internasional di dalamnya
mengandung berbagai aspek, yaitu aspek sosiologis, psikologis, hukum, ekonomi,
ekologis, dan aspek lainnya. Namun demikian di antara aspek-aspek tersebut yang
sering mendapat perhatian tersendiri dan dianggap penting adalah aspek ekonomi.
Hal ini karena pariwisata sangat berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui
devisa dan pajak. Selain itu, aktivitas dari pariwisata yang bisa menghasilkan
produk barang dan jasa, seperti munculnya produk-produk berupa hasil kerajinan
tangan, cendramata, transportasi, bahkan penginapan yang merupakan kebutuhan
bagi wisatawan dalam melakukan wisata. (Widoyono, 2006:101)
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki obyek-obyek wisata
yang sangat menarik telah secara serius memperhatikan perkembangan sektor
pariwisata. Terdiri dari 33 provinsi dengan jumlah penduduk 237.556.363 jiwa
penduduk di kota-kota besar tersebut diatas 1 juta penduduk. Setiap provinsi
dengan kota-kota besar ini memiliki keadaan perekonomian, kebudayaan,
infrastruktur yang berbeda-beda, termasuk untuk kuliner atau makanan khasnya.
Berikut ini perkembangan wisatawan nusantara tahun 2006 - 2010.
Tabel 1.1
Sumber : Pusdatin Kemenparekraf & BPS, 2012
Salah satu provinsi dengan jumlah daerah tujuan wisata (DTW) yang
banyak adalah Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat terkenal dengan keindahan
alamnya, hamparan sawah dan pegunungan yang menghijau serta hawanya yang
sejuk menjadi daya tarik utama pariwisata di Jawa Barat (Disbudpar Kab/Kota di
Provinsi Jawa Barat, 2010).
Perkembangan industri yang ada di Jawa Barat tidak lepas dari pengaruh
3
Tabel 1.2
Data Jumlah Perusahaan Menurut Golongan Industri di Jawa Barat
Tahun 2006 – 2008
Golongan Industri Tahun Jumlah
Perusahaan
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Barat. diolah kembali, 2012
Tabel 1.2 mendeskripsikan bahwa dari 4 industri yang memiliki jumlah
perusahaan di Jawa Barat, terlihat industri makanan dan minuman memiliki
jumlah perusahaan terbanyak dari industri lainnya. Hal ini menunjukan bahwa,
industri makanan dan minuman memiliki daya tarik tersendiri ditengah persaingan
yang begitu ketat, baik pada perusahaan yang memproduksi produk sejenis
maupun yang berbeda.
Ibu kota Jawa Barat, Bandung, dengan populasi penduduk sebanyak
2.394.873 jiwa (Sensus Penduduk 2010, Badan Pusat Statistik Kota Bandung)
merupakan pusat dari industri makanan dan minuman baik dalam skala UKM
maupun perusahaan besar. Banyak julukan untuk Bandung seperti kota kembang,
Bandung. Berikut ini tabel data kunjungan wisatawan yang datang ke Kota
Bandung tahun 2011 :
Tabel 1.3
Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung
Tahun Jumlah
Wisatawan
2008 2.638.555
2009 3.096.869
2010 3.205.269
2011 4.076.072
Sumber: Disbudpar Kota Bandung, 2012
Kota Bandung memiliki potensi yang besar dalam bidang wisata, kini yang
sedang menjadi trend adalah wisata kuliner. Potensi tersebut menjadi faktor yang
mendukung perkembangan industri makanan dan minuman. Aneka kuliner di
Kota Bandung memang sangat bervariasi, mulai dari makanan tradisional,
modern, bahkan makanan tradisional yang dimodifikasi menjadi modern juga ada.
Kreatifitas masyarakat Bandung yang selalu membuat inovasi baru ternyata sangat
berhasil menarik minat wisatawan untuk datang dan sekedar ingin mencicipinya.
Berwisata ke Kota Bandung tidak lengkap rasanya jika tidak membeli buah
tangan untuk sanak saudara atau kerabat. Banyak produk oleh-oleh yang
ditawarkan, seperti batagor, brownies, pisang bolen, keripik dan sebagainya. Dari
berbagai jenis oleh-oleh tersebut para wisatawan banyak mencari oleh-oleh yang
menjadi icon khusus Kota Bandung. Berikut ini adalah hasil survey keputusan
5
Tabel 1.4
Data Keputusan Pembelian Wisatawan terhadap Oleh-Oleh
Khas Kota Bandung
No. Jenis Oleh-Oleh Frekuensi
1 Brownies 36
2 Pisang bolen 21
3 Makanan ringan
(Berbagai jenis keripik) 24
4 Batagor 8
5 Tahu 11
Total 100
Sumber : data hasil pra-penelitian diolah kembali, 2012
Tabel 1.4 diatas mendeskripsikan bahwa 36 orang dari 100 orang membeli
brownies sebagai oleh-oleh, yang membeli pisang bolen sebanyak 21 orang, yang
membeli makanan ringan sebanyak 24 orang, yang membeli batagor sebanyak 8
orang dan yang membeli tahu sebagai oleh-oleh sebanyak 11 orang.
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa produk brownies sudah
menjadi top of mind oleh-oleh khas Kota Bandung. Industri brownies di Kota
Bandung merupakan salah satu industri yang sedang berkembang. Semenjak
menjadi trend dari tahun 2002 sampai sekarang, banyak perusahaan brownies
bermunculan sehingga semakin memperketat persaingan. Salah satu perusahaan
Brownies Vannisa merupakan salah satu perusahaan brownies yang
sedang berkembang. Dibandingkan dengan pelopor brownies di Kota Bandung,
Brownies Vannisa masih terus bersaing ketat.
Tabel 1.5
Data Penjualan Brownies Vannisa Januari-Oktober 2012
Bulan Jumlah Penjualan
Januari 19.699
Februari 16.792
Maret 19.074
April 23.083
Mei 21.118
Juni 26.246
Juli 22.621
Agustus 25.941
September 21.410
Oktober 22.878
November 23.194
Desember 26.952
TOTAL 269.008
Sumber : CV. Vannisa, 2012
Berdasarkan tabel 1.5 diatas, penjualan brownies Vannisa cenderung
stabil. Adapun naik dan turunnya dikarenakan bertambah atau berkurangnya
jumlah outlet penjualan.
Produk Brownies Vannisa merupakan produk makanan yang diproduksi di
7
bahan-bahan yang berkualitas, serta resep olahan sendiri, menjadikannya layak
untuk dijadikan buah tangan. Brownies Vannisa telah memiliki sertifikat LP-POM
MUI-JB 01101013750506 sehingga terjamin kehalalannya, serta telah terdaftar di
Dinas Kesehatan Kota Bandung.
Wisatawan domestik yang berkunjung ke Kota Bandung bisa dengan
mudah mendapatkan produk Brownies Vannisa, dalam hal ini, yang menjadi
wisatawan domestik adalah wisatawan yang berasal dari luar Kota Bandung yang
melakukan keputusan pembelian terhadap produk brownies yang memang sudah
sangat terkenal dan menjadi ciri khas. Di Kota Bandung sendiri, Brownies
Vannisa memiliki sepuluh outlet sehingga para wisatawan domestik bisa
melakukan proses keputusan pembelian terhadap produk Brownies Vannisa
dengan mudah.
Tabel 1.6
Daftar Outlet Brownies Vannisa
Outlet Alamat
GBI Komplek Griya Bandung Indah 2 Jl. Alam Permai I, Blok G 5 Bandung
Margacinta Jl. Margacinta No.39 Bandung Moh. Toha Jl. Soekarno Hatta No.397 Bandung Cijerah Jl. Raya Cijerah Pal 3 No.14 Bandung Kiaracondong Jl. Ibrahim Adjie No.383 Bandung Cinunuk Jl. Cibiru-cileunyi
Sukajadi Jl. Sukajadi No.1 Bandung Antapani Jl. Purwakarta No.3 Bandung Riung Bandung Jl. Cipamakolan No.7 Bandung
Proses keputusan pembelian menurut Philip Kotler (2012:170) terdiri dari
lima tahap, yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian dan pasca pembelian.
Ditengah maraknya bisnis yang serupa dengan rasa, kemasan, bahkan logo
yang hampir sama dengan perusaan pesaing yang merupakan pelopor dari produk
brownies, maka perlu dilakukan upaya semaksimal mungkin untuk dapat
mempertahankan bahkan meningkatkan jumlah konsumen dalam membeli produk
Vannisa yang sedang berkembang.
Kekuatan merek dan nilai suatu produk akan memberikan nilai tambah bagi
produk tersebut. Merek dan nilai produk yang kuat akan memiliki daya tarik yang
kuat dimata konsumen. Oleh karena itu dengan mengetahui Value equity dan
Brand equity, Brownies Vannisa dapat mementukan strategi pasar apa yang cocok
bagi konsumen.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis merasa
tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul :
“ANALISIS PENGARUH VALUE EQUITY DAN BRAND EQUITY
BROWNIES VANNISA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
9
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat mengidentifikasikan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran value equity Brownies Vannisa terhadap keputusan
pembelian wisatawan domestik
2. Bagaimana gambaran brand equity Brownies Vannisa terhadap keputusan
pembelian wisatawan domestik
3. Bagaimana gambaran keputusan pembelian Brownies Vannisa terhadap
keputusan pembelian wisatawan domestik
4. Seberapa besar pengaruh value equity terhadap keputusan pembelian
wisatawan domestik
5. Seberapa besar pengaruh brand equity terhadap keputusan pembelian
wisatawan domestik
6. Seberapa besar pengaruh value equity dan brand equity terhadap keputusan
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui gambaran value equity Brownies Vannisa terhadap keputusan
pembelian wisatawan domestik
2. Mengetahui gambaran brand equity Brownies Vannisa terhadap keputusan
pembelian wisatawan domestik
3. Mengetahui gambaran keputusan pembelian Brownies Vannisa terhadap
keputusan pembelian wisatawan domestik
4. Mengetahui seberapa besar pengaruh value equity terhadap keputusan
pembelian wisatawan domestik
5. Mengetahui seberapa besar pengaruh brand equity terhadap keputusan
pembelian wisatawan domestik
6. Mengetahui seberapa besar pengaruh value equity dan brand equity terhadap
11
1.4Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi semua pihak.
Secara lebih rinci kegunaan penelitian ini adalah :
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menambah wawasan ilmu
pengetahuan, daya nalar keilmuan serta gambaran dari aplikasi teori, khususnya
dalam pemahaman mata kuliah manajemen pemasaran khususnya mengenai
keputusan pembelian.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan yang berharga bagi industri
berkaitan program pemasaran yang dilakukan dan efektifitasnya terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh value equity dan brand
equity dari Brownies Vannisa terhadap keputusan pembelian wisatawan domestik
Kota Bandung. Brownies Vannisa dibuka pada tahun 2005, merupakan salah satu
oleh-oleh khas Kota Bandung yang ramai dicari wisatawan. Dalam penelitian ini
variabel yang diteliti adalah value equity (harga, kualitas dan kenyamanan),
brand equity (brand association dan brand loyalty) dan keputusan pembelian.
Subjek pada penelitian ini adalah para wisatawan domestik luar Kota Bandung
yang melakukan keputusan pembelian pada produk Brownies Vannisa all variant.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono
(2011:11) penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu atau lebih (independent) tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
53
memperoleh gambaran mengenai value equity dan brand equity dan bagaimana
tanggapan responden yang merupakan wisatawan domestik terhadap keputusan
pembelian dari produk Brownies Vannisa.
Penelitian verifikatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan menguji
kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di
lapangan dimana dalam penelitian ini akan diuji apakah terdapat pengaruh value
equity dan brand equity terhadap keputusan pembelian.
Karena sifat penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif yang
dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, maka metode penelitian yang
digunakan adalah metode explanatory survey yaitu metode survei untuk
menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.
Menurut David Kline dalam Sugiyono (2011) Metode survei pada
umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang
tidak mendalam. Walaupun metode survey ini tidak memerlukan kelompok
kontrol seperti halnya pada metode eksperimen, namun generalisasi yang
dilakukan biasanya lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif.
Berdasarkan hal demikian penulis dapat menggambarkan dan menjelaskan
mengenai Analisis Value Equity dan Brand Equity Brownies Vannisa terhadap
Keputusan Pembelian Wisatawan Domestik Kota Bandung.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel adalah objek penelitian atau segala suatu yang menjadi titik
perhatian (Arikunto, 2002:96). Variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel
mempengaruhi. Variabel terikat (Y) adalah akibat (Arikunto, 2002:97) Adapun
dalam penelitian ini sebagai variabel bebasnya yaitu value equity (X1) dan brand
equity (X2) sedangkan variabel terikatnya yaitu keputusan pembelian (Y).
Tabel 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel Konsep Teoritik Konsep
Empiris Konsep analitis Skala
Value
Daya tarik kemasan Kualitas rasa Higienitas lokasi
penjualan
Ordinal
2. Harga
Persepsi harga terhadap rasa yang diberikan Persepsi harga terhadap
harga pesaing
Ordinal
3. Kenyamanan Pelayanan customer
service
Kenyamanan suasana di area penjualan
Kemudahan pembelian
55
wajib saat berwisata
Ordinal
2. Brand loyalty Frekuensi pembelian
konsumen
Ordinal Keinginan untuk
merekomendasikan Keinginan untuk tidak
3.3Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011:61) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu
wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Populasi yang diteliti adalah jumlah keseluruhan konsumen produk brownies
Vannisa sebanyak 268.364 pertahun dengan rata-rata setiap bulannya 22.364
(CV. Vannisa, 2012)
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2011:62) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada dalam populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka penelitian menggunakan sampel yang
diambil dari populasi terdapat dua tipe sampling, yaitu pengambilan sampel
dengan peluang (probability sampling) dan non probability sampling.Teknik
sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.
Jumlah anggota sampel yang sering dinyatakan dengan ukuran sampel.
Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan
jumlah anggota populasi itu sendiri (Sugiyono, 2011). Penentuan ukuran sampel
57
Dengan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir (10%)
Sehingga sampel yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :
Jadi besarnya sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 100 orang responden.
3.4Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Accidental Sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
wisatawan luar kota Bandung dan sekitarnya yang membeli produk brownies
Vannisa yang yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai sumber data.
mendatangi kepada 100 responden yang merupakan wisatawan dari luar kota
Bandung dan sekitarnya yang membeli produk brownies Vannisa.
3.5Teknik dan alat pengumpulan data
Dalam pengumpulan data pada penelitian ini, penulis menggunakan data
primer dan sekunder. Adapun yang dimaksud dengan kedua data tersebut adalah :
a. Data Primer
Data primer pada penelitian ini penulis langsung mengambil data dengan
cara penyebaran kuisioner yang diisi oleh responden yaitu wisatawan domestik
yang berkunjung ke Kota Bandung.
b. Data Sekunder
Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan penulis adalah data yang
tersedia dari bahan-bahan literature, majalah dan internet yang berkaitan dengan
Brownies Vannisa, value equity, brand equtity dan keputusan pembelian.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik yang
biasa digunakan dalam penelitian yang menggunakan metode survey, yaitu
dengan cara :
a. Pengumpulan data melalui kuesioner, yaitu pengumpulan data yang dilakukan
dengan jalan mengajukan daftar pertanyaan sederhana dengan metode
59
b. Penelitian Lapangan (field research) yang berhubungan langsung dengan
objek penelitian, yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara dengan
pihak-pihak yang berkaitan.
c. Studi kepustakaan (library research) yang dilakukan dengan mempelajari dan
mengkaju literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hal
tersebut dapat memberikan informasi yang bersifat teoritis sebagai landasan
teori dalam menunjang pelaksanaan penelitian.
3.6Uji Validitas dan Reabilitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang reliabel berarti instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama.
Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan
reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat untuk
mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa
dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya,
otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. Hal ini masih akan
dipengaruhi oleh kondisi objek yang diteliti, dan kemampuan orang yang
objek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan dan menggunakan instrumen
untuk mengukur variabel yang diteliti. (Sugiyono, 2011:348)
3.6.1 Uji Validitas
Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Valid
berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur (Sugiyono 2011:172). Sehingga dapat disimpulkan, validitas adalah sejauh
mana alat ukur itu menunjukan ketepatan dan kesesuaian. Uji validitas digunakan
untuk mengatahui apakah setiap butir dalam instrument itu valid atau tidak, dapat
diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total. Bila
harga korelasi dibawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrument itu
tidak valid, sehingga harus diperbaiki. Valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam uji validitas ini digunakan teknik Korelasi Product Moment yang
dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
61
∑Y = jumlah skor total item
∑X2 = jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
∑Y2 = jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
∑XY = jumlah perkalian X dan Y
Dengan menggunakan taraf signifikan = 0,5 koefisien korelasi yang
diperoleh dari hasil perhitungan, dibandingkan dengan nilai r tabel korelasi
dengan n=30.
4 Persepsi harga terhadap rasa yang diberikan 0,501 0,361 Valid 5 Persepsi harga terhadap harga pesaing 0,458 0,361 Valid Kenyamanan
6 Pelayanan customer service 0,374 0,361 Valid
7 Kenyamanan suasana di area penjualan 0,551 0,361 Valid
8 Kemudahan pembelian 0,547 0,361 Valid
Brand Equity Brand Association
9 Kecanggihan sarana promosi 0,461 0,361 Valid
10 Merupakan makanan tanpa bahan pengawet 0,380 0,361 Valid 11 Merupakan oleh-oleh khas kota bandung 0,476 0,361 Valid 12 Merupakan pembelian wajib saat berwisata 0,441 0,361 Valid Brand Loyalty
14 Keinginan untuk merekomendasikan 0,371 0,361 Valid 15 Keinginan untuk tidak beralih merek 0,403 0,361 Valid
Keputusan Pembelian
1
Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen atas
dasar kualitas produk yang baik 0,592 0,361 Valid
2
Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen atas
dasar harga yang sesuai 0,648 0,361 Valid
3
Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen atas
dasar kenyamanan saat pembelian 0,522 0,361 Valid
4
Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen atas
dasar merek yang sudah ternama 0,493 0,361 Valid
5
Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen atas
dasar loyalitas dari konsumen 0,433 0,361 Valid Sumber: data diolah, 2013
Berdasarkan tabel 3.3 di atas diketahui bahwa dari kuesioner penelitian
yang mengukur variabel value equity dan brand equity. Item yang ada dalam
instrumen penelitian yang dinyatakan valid layak dijadikan sebagai alat ukur
variabel penelitian.
3.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data
tersebut menunjukkan tingkat ketetapan, tingkat keakuratan, kestabilan atau
konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu
walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Untuk menghitung uji
reliabilitas penulis menggunakan teknik Alpha dengan rumus :
63
11
r = reliabilitas yang dicari
n = banyaknya butir pertanyaan
2
Untuk mencari nilai varians per-item digunakan rumus varian sebagai
berikut:
(Suharsimi Arikunto, 2008: 110)
Kriteria : Jika ri > r 0,05→ reliabel
Jika ri≤ r 0,05→ tidak reliabel
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel rhitung rtabel Keterangan
1 Pengaruh Value Equity dan Brand Equity (X) 0,766 0,361 Reliabel 2 Keputusan Pembelian (Y) 0,371 0,361 Reliabel
Sumber: data diolah, 2013
Berdasarkan tabel 3.4 di atas, diketahui bahwa reliabilitas instrumen
penelitian kuesioner tentang pengaruh value equity dan brand equity (X),
diperoleh nilai rhitung = 0,766 dan dari tabel r kritis diperoleh nilai rtabel dengan n =
30 dan taraf nyata (α) = 0,05 sebesar 0,361. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari
rtabel (0,766 > 0,361) dengan demikian instrumen pengaruh value equity dan brand
Berdasarkan tabel 3.5 juga, dapat diketahui bahwa instrumen penelitian
kuesioner keputusan pembelian, memperoleh nilai rhitung = 0,371 dan dari tabel r
kritis diperoleh nilai rtabel dengan n = 30 dan taraf nyata (α) = 0,05 sebesar 0,361.
Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,371 > 0,361) dengan demikian
instrumen penelitian keputusan pembelian mempunyai daya ketetapan atau
dengan kata lain reliabel.
Untuk menghitung uji validitas dan reliabilitas, penulis menggunakan
bantuan Microsoft Excel 2007 yang hasil perhitungan validitas dan reliabilitas
dilampirkan.
3.6.3 Rancangan Teknik Analisis Data
3.6.3.1Teknik analisis deskriptif
Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan
antara variable melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan
membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu diuji
signifikasinya. Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah
menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas.
3.6.3.2 Teknik analisis verifikatif
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linier ganda dan analisis korelasi karena penelitian ini hanya menganalisis
65
Dalam penelitian ini, setiap pernyataan diberi nilai dengan skala ordinal, dan
untuk setiap pertanyaan dari kuesioner terdiri dari lima kategori seperti yang
tertera pada tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.4
Skor Item Pertanyaan
Pertanyaan Skor
Sangat setuju/selalu/sangat positif 5
Setuju/sering/positif 4
Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3
Tidak setuju/hampir tidak pernah/ negatif 2
Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif 1
Sumber: Sugiyono (2011:133)
a. Method Succesive Interval (MSI)
Sebelum melakukan analisis regresi berganda, tahap awal yang dilakukan
adalah melakukan pengolahan data dengan mengubah data ordinal menjadi data
interval dengan menggunakan metode suksesif interval. Metode suksesif interval
berfungsi untuk mengubah data ordinal menjadi interval. Langkah-langkah untuk
melakukan transformasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menghitung frekuensi (f) pada setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil
jawaban responden pada setiap pertanyaan.
2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan
perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi
3. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi
kumulatif untuk setiap jawaban
4. Menentukan nilai batas Z untuk setiap pertanyaan dan setiap jawaban
5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan sebagai berikut
6. Mengubah Scale of Value terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan
mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil
sehingga diperoleh transformed scale od value (TSV).
1.6.3.3Analisis Regresi Linear Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan
analisis regresi. Analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh
perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen
dimanipulasi/diubah-ubah atau dinaik turunkan (Sugiyono, 2011:260). Peneliti
menggunakan analisis berganda dua prediktor karena peneliti bermaksud
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium).
Persamaan regresi untuk dua prediktor adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2
(Sugiyono, 2011:275)
Y = Keputusan pembelian
67
b1 = Koefisien regresi variabel X1 (variabel value equity) b2 = Koefisien regresi variabel X2 (variabel brand equity) X1 = Subjek pada variabel independen (variabel value equity)
x2 = Subjek pada variabel independen (variabel brand equity)
3.6.4 Analisis Korelasi
3.6.4.1Uji Koefisien Korelasi R
Uji Koefisien Korelasi digunakan untuk menguji hipotesis hubungan
antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2011).
Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan analisis Pearson Product Moment.
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
r =
r = Koefisien korelasi pearson product moment
n = jumlah responden
X= skor variabel X
Y = skor variabel Y
3.6.4.2Uji Koefisien Determinasi R2
Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Dalam
penggunaan koefisien determinasi dinyatakan dalam persen sehingga harus
persentase pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap variabel tak bebas
dengan asumsi :
0 r2 1
Koefisien determinasi :
KD = r2 x 100% (Sugiyono,2011)
3.6.5 Uji Hipotesis
3.6.5.1Pengujian hipotesis secara parsial uji t
Uji t digunakan untuk pengujian signifikansi koefisien korelasi (Sugiyono,
2011:230). Uji t merupakan pengujian secara parsial untuk mengetahui pengaruh
value equity terhadap keputusan pembelian dan pengaruh brand equity terhadap
keputusan pembelian, rumusnya adalah sebagai berikut:
√
√
(Sugiyono, 2011:230). Keterangan :
t = nilai t n = jumlah sampel
r = nilai koefisien korelasi
Selanjutnya nilai t hitung kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel. Kriteria
pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah : Apabila thitung >
69
3.6.5.2Pengujian hipotesis secara simultan uji F
Uji F digunakan untuk pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi
ganda (Sugiyono, 2011:234). Uji F merupakan pengujian signifikansi secara
simultan atau bersama-sama untuk mengetahui pengaruh variable independen
yaitu value equity (X1) dan brand equity (X2) terhadap variable dependen yaitu
keputusan pembelian (Y), rumusnya adalah sebagai berikut :
(Sugiyono, 2011:234) Keterangan :
F = nilai F n = jumlah anggota sampel
R = koefisien korelasi ganda
Selanjutnya nilai F hitung kemudian dibandingkan dengan nilai F tabel,.
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah:
Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari hasil pembahasan
tentang pengaruh value equity dan brand equity terhadap keputusan pembelian
wisatawan domestik di Kota Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Value equity diukur dari indikator kualitas, harga dan kenyamanan. Dari
ketiga indikator, yang memiliki pengaruh terbesar adalah harga. Berdasarkan
hasil dari penelitian, harga dari produk Brownies Vannisa setara dengan
manfaat yang diberikan. Selain itu, harga dari produk Brownies Vannisa
cukup terjangkau dibandingkan harga produk pesaing yang sejenis.
2. Brand equity diukur dari indikator brand association dan brand loyalty. Dari
kedua indikator, yang memiliki pengaruh terbesar adalah brand association.
Berdasarkan hasil penelitian, produk Brownies Vannisa merupakan produk
oleh-oleh khas Kota Bandung. Kesan merek dari produk Brownies Vannisa
sudah melekat dalam ingatan konsumen.
3. Keputusan pembelian dilakukan responden dilakukan karena harga dari
Brownies Vannisa lebih terjangkau dari merek yang lain. Wisatawan yang
membeli produk Brownies Vannisa tidak hanya membeli dalam jumlah
sedikit, tetapi kebanyakan wisatawan membeli produk Brownies Vannisa
115
4. Value equity berpengaruh positif signifikan terhadap pengambilan keputusan
pembelian dari produk Brownies Vannisa. Dengan kata lain, terdapat
penerimaan wisatawan terhadap pengaruh value equity yang diukur dari
indikator kualitas, harga dan kenyamanan.
5. Brand equity berpengaruh positif signifikan terhadap pengambilan keputusan
pembelian dari produk Brownies Vannisa. Dengan kata lain, terdapat
penerimaan wisatawan terhadap pengaruh brand equity yang diukur dari
indikator brand association dan brand loyalty.
6. Value equity dan brand equity sama-sama berperan dalam mempengaruhi
konsumen yang adalah wisatawan domestik, untuk melakukan keputusan
pembelian dari produk Brownies Vannisa.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam kesimpulan yang
diperoleh, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pengelola Brownies Vannisa harus bisa mengelola kekhasan produk yang
ditawarkan, sehingga wisatawan bisa menjadi suatu nilai pembelian yang
berkelanjutan. Cara yang dilakukan adalah dengan melakukan diferensiasi
produk dari segi kemasan yang bisa mencirikan produk tersebut merupakan
oleh-oleh khas Kota Bandung. Sehingga wisatawan yang berkunjung hanya
ingin membeli produk tersebut.
2. Pengelola Brownies Vannisa perlu lebih meningkatkan pembelian dengan cara
serta inovasi produk baru yang lebih bervariasi dan berbeda dengan
perusahaan pesaing.
3. Pengelola Brownies Vannisa perlu lebih meningkatkan pembelian dengan
cara meningkatkan kegiatan promosi sehingga wisatawan dapat dengan mudah
mengetahui produk yang dikeluarkan oleh Brownies Vannisa. Misalnya
dengan cara mengaktifkan kembali situs resmi dari Brownies Vannisa,
promosi pada media jejaring sosial dan bergabung dengan
perusahaan-perusahaan yang dekat dengan wisatawan, contohnya travel.
4. Diketahui bahwa dari kedua faktor (value equity dan brand equity) tersebut
didapati pengaruh sebesar 40,4% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain
diluar model penelitian ini, maka masih diperlukan adanya penelitian lanjutan
bagi peneliti lain untuk meneliti variabel lain yang tidak dimasukan dalam
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2008. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
Alfabeta
Ariani, D W. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif
dalam Manajemen Kualitas). Yogyakarta: Penerbit ANDI
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Berry, et.al. 2002. Five Imperative for Improving Service Quality Managing
Services, Editor: Lovelock, New Jersey: Prentice Hall International.
Chen, Tser Yieth; Pao Long Chang; Hong Sheng Chang. 2005. Price, Brand Cues
and Banking Customer Value. The International Journal of Bank
Marketing, Vol. 23
Darmawan, Didit. 2008. Konseptualisasi Ekuitas Nilai. Surabaya: STIE
Mahardhika
Fandeli, Chafid. 2001. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam.
Yogyakarta: Liberty
Hall, Cholin Michael, dkk. 2003. Food Tourism Around the World: Development,
Management and Markets. Butterworth-Heinemann
Hasan, Ali. (2009). Marketing Edisi Baru. Yogyakarta: Media Pressindo.
Karyono, A. Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Koswara, Deni. 2011. Pengaruh Kualitas Produk dan Penetapan Harga terhadap
Keputusan Pembelian Bisnis. Tesis Universitas Pendidikan Indonesia.
Kotler, Philip. 2012. Manajemen Pemasaran, Alih Bahasa: Hendra Teguh, Ronny
A. Rusly dan Benyamin Molan. Jakarta: Prenhallindo
Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2012. Principles of Marketing. New Jersey:
Prentice Hall International, Inc.
Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane. 2012. Marketing Management 14th
Edition. New Jersey : Pearson Education, Inc.
Roland T. Rust; Katherine N Lemon; Valarie A. Zeithaml. 2000. Driving
Customer Equity: How Customer Lifetime Value is Reshaping Corporate
Strategy. The Free Press, New York.
Rust, Rolant T, Valerie A Zeithaml, Das Narajandas. 2005. Customer Equity
Management. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Rosda
Karya
Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi
Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta: Andi
Ujang Suwarman. 2004. Perilaku Konsumen. Jakarta: Ghalia Indonesia
Warpani, Suwardjoko P. 2007. Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung:
Penerbit ITB
Widoyono, 2006. Promosi Sebagai Salah Satu Upaya Dalam Pemasaran
Pariwisata, Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis. Universitas
Muhamadiyah Surakarta, Vol.10