IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MELUKIS
DENGAN LILIN (CANDLE PAINTING) DI
TK DARUSSALAM
(Studi Deskriptif pada Kelompok A TK Darussalam Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh:
ROSLINAWATI NUR HAMIDAH
0802005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul, “Implementasi Pembelajaran Melukis Dengan Lilin (Candle Painting) di TK Darussalam” adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, April 2013 yang membuat pernyataan,
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MELUKIS DENGAN
LILIN (CANDLE PAINTING)
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok A TK Darussalam Bandung
Tahun Ajaran 2012-2013)
Oleh
Roslinawati Nur Hamidah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
© Roslinawati Nur Hamidah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MELUKIS DENGAN
LILIN (CANDLE PAINTING) di TK DARUSSALAM
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok A TK Darussalam Bandung
Tahun Ajaran 2012-2013)
Oleh:
Roslinawati Nur Hamidah 0802005
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Rudiyanto, S.Pd., M.Si NIP. 19740617 199903 1 003
Pembimbing II
Ira Rengganis, S.Pd., M.Sn NIP. 19800214 200812 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
“
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai (darri sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
Dan hanya kepada Tuhan-
Mu lah hendaknya kamu berharap.”
(Q.S Al-Insyirah : 6-8)
B
,
,
p
( Tanah Air Beta)
I
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MELUKIS dengan LILIN (CANDLE PAINTING) di TK DARUSSALAM BANDUNG
(Studi Deskriptif pada Kelompok A TK Darussalam, Kota Bandung Tahun Ajaran
2013-2014)
Roslinawati Nur Hamidah 0802005
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan berdasarkan temuan masalah yang berkaitan dengan kemampuan motorik halus anak di Kelompok A TK Darussalam, Kota Bandung. Permasalahan tersebut menuntut perlunya suatu solusi baik berupa pendekatan, metode atau model pembelajaran untuk menanganinya. Pembelajaran yang dikembangkan adalah pembelajaran melukis dengan lilin (candle painting). Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari rumusan masalah, yaitu (1) Bagaimana kondisi objektif melukis dengan lilin (candle painting) dalam pembelajaran di kelompok A TK Darussalam?, (2) Bagaimana implementasi melukis dengan lilin
(candle painting) dalam pembelajaran di kelompok A TK Darussalam?, (3)
Bagaimana sistem evaluasi melukis dengan lilin (candle painting) dalam pembelajaran pada kelompok A TK Darussalam?. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai penerapan pembelajaran melukis dengan lilin
(candle painting) dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak Kelompok
A TK Darussalam.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi deskriptif pada anak Kelompok A TK Darussalam sebanyak 13 orang anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan pelaksanaan beberapa tahapan diantaranya reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.
Kondisi akhir kemampuan motorik halus anak mengalami peningkatan yang cukup baik. Persentase kemampuan motorik halus yang berada dalam kategori kurang sebesar 0%, tahap cukup sebesar 15% dankategori baik sebesar 85%. Rekomendasi yang diberikan untuk pendidik anak usia dini yaitu pembelajaran melukis dengan lilin (candle painting) ini dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
iii DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR………...……… ii
DAFTAR ISI……….………. iii
UCAPAN TERIMA KASIH………... iv
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang Masalah………. 1
B. Rumusan Masalah………... 4
C. Tujuan Penelitian……… 5
D. Manfaat Penelitian………... 5
E. Sistematika Penulisan………... 6
BAB II Implementasi Pembelajaran Melukis Dengan Lilin (Candle Painting)…... 7
A. Pengertian Melukis……….. 7
B. Hakikat Pembelajaran Melukis Anak Usia TK………... 7
C. Manfaat Melukis Bagi Perkembangan Seni Rupa………... 9
D. Tahapan Perkembangan Seni Rupa………... 12
E. Media Lilin……….. 15
BAB III METODE PENELITIAN………. 16
A. Lokasi dan Subjek Penelitian………. 16
B. Metode Penelitian……… 16
C. Definisi Operasional………... 17
D. Instrumen Penelitian………... 18
E. Membuat Instrumen Penelitian………... 21
F. Judgment Instrumen………... 22
G. Teknik Pengumpulan Data……….. 23
iv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. 27
A. Hasil Penelitian ………. 27
1. Deskripsi Umum dan Profil TK Darussalam……….… 27
2. Implementasi Pembelajaran Melukis Dengan Lilin……….. 46
3. Sistem Evaluasi Pembelajaran Melukis Dengan Lilin……….... 47
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……… 50
A. Simpulan………..… 50
B. Saran……….……… 51
DAFTAR PUSTAKA………... 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling pesat. Pertumbuhan dan perkembangan telah dimulai sejak prenatal, yaitu sejak dalam kandungan. Pembentukan sel syaraf otak, sebagai modal pembentukan kecerdasan, terjadi saat anak dalam kandungan. Setelah lahir tidak terjadi lagi pembentukan sel syaraf otak, tetapi hubungan antar sel syaraf otak (sinap) terus berkembang. Begitu pentingnya usia dini, hingga terdapat beberapa teori yang menyatakan bahwa pada usia empat tahun 50% kecerdasan telah tercapai, dan 80% pada usia delapan tahun, sehingga anak usia dini memerlukan stimulasi yang tepat melalui pendidikan anak usia dini (Suyanto,2005:7).
Sejak bayi hingga dewasa, setiap orang membutuhkan aktifitas untuk mengisi waktu dengan hal yang menyenangkan. Bagi seorang anak, bermain adalah belajar dan bekerja. Melalui bermain, anak memperoleh pelajaran yang mengandung aspek perkembangan kogitif, sosial, emosi dan fisik. Melalui kegiatan bermain dengan menggunakan alat permainan, anak dirangsang untuk berkembang secara umum baik perkembangan kognitif cara pengetahuan anak, motorik kasar anak dan lingkungan sosial anak.
2
Di sekolah guru cenderung mengontrol dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada kemampuan akademik. Anak dituntut untuk lebih menguasai kemampuan membaca, menulis dan berhitung (calistung). Guru cenderung berperan dominan dalam pembelajaran, guru mengarahkan anak untuk belajar sesuai dengan keinginannya dan lebih menyukai hasil karya anak sesuai dengan apa yang diperintahkannya sehingga anak tidak mempunyai kesempatan untuk memilih yang anak sukai. Aspek-aspek perkembangan anak usia dini yang dikembangkan melalui PAUD meliputi fisik-motorik, intelektual, moral, emosional, sosial, bahasa, dan kreatifitas (Suyanto, 2005:50).
Moeslichatoen (2004 : 32) mengungkapkan bahwa melalui kegiatan bermain anak dapat mengembangkan kreativitasnya yaitu melakukan kegiatan yaitu melakukan kegiatan yang mengandung kelenturan, memanfaatkan imajinasi atau ekspresi diri, kegiatan-kegiatan pemecahan masalah, mencari cara baru dan lain-lain. Terdapat berbagai kegiatan melalui penilaian yang dapat mengembangkan kreativitas anak diantaranya adalah kegiatan painting (melukis), kegiatan printing (mencetak), kegiatan drawing (menggambar), kegiatan college (menempel), dan kegiatan modeling ( membentuk ). Demikian pula Pamadhi dan Sukardi (2008:3.1) menjelaskan :
Melukis adalah kegiatan belajar dengan bermain bentuk dan warna serta garis yang disusun dalam suatu media, baik itu kertas, kain, kanvas, maupun dinding yang luas. Melukis merupakan sebuah media untuk mengutarakan pendapatnya, di dalamnya terkandung seribu makna yang tidak dipunyai oleh orang tua.
Melukis dapat dilakukan dengan media inkonvesional yaitu melukis dengan media atau langkah-langkah yang menggunakan peralatan standar, misalnya: menggambar dengan pensil, pastel, cat air, atau yang lainnya. Sedangkan media
inkonvensional yaitu melukis dengan media yang tidak lazim digunakan, misalnya
3
Kegiatan melukis merupakan kegiatan yang dapat dilakukan di Play
Group. Tempat Penitipan Anak, ataupun di Taman Kanak-Kanak. Anak akan
merasa senang sesudah melakukan coretan, setidaknya coretan itu akan menjadi tulisan anak yang menggambarkan angan-angan dan keinginan serat catatan apa yang pernah dialami anak, peristiwa susah, senang atau marah. Anak melukis selayaknya kertas atau benda-benda mainan yang lalu.
Kegiatan melukis memiliki manfaat yaitu, untuk dapat melatih kemampuan motorik halus anak, menstimulasi kemampuan logika anak, melatih kepekaan estetika, kemampuan daya bayang ruang (spatial sense), serta memunculkan ide-ide kreatif pada anak (Rachmawati, 2005:1). Biasanya aktifitas melukis yang dilakukan di sekolah hanya dengan menggunakan cat, kuas, dan kertas, sebagai pengganti cat, kuas, dan kertas kita dapat mencoba hal baru dengan menggunakan lilin sebagai bahan untuk melukis untuk anak, kelereng sebagai pengganti cat air. Kegiatan melukis ini dapat menggunakan bahan-bahan dan media yang berada di lingkungan sekitar anak. Dalam kegiatan ini anak dapat mengeksplorasi dan berkreativitas melalui hal-hal yang anak baru ketahui.
Pernyataan diatas dapat diperkuat dengan hasil penelitian bahwa pada dasarnya anak telah memiliki potensi yang kreatif sejak lahir walaupun tingkatnya berbeda-beda, dan dapat dikembangkan dan dipupuk. Kreativitas anak dapat dikembangkan melalui bermain dan dengan berbagai media sesuai dengan stimulasi yang tepat.
Pada prinsipnya melukis inkonvensional merupakan cara berkreasi menggunakan peralatan dan teknik yang tidak bisa. Cara kerjanya seperti eksperimentasi (percobaan). Melukis inkonvensional, suatu teknik yang dapat melatih dan mengembangkan kreativitas anak, karena teknik inkonvensional menggunakan berbagai macam variasi, selain itu menggabungkan teknik standar dengan teknik yang baru dalam melukis. Melukis dianggap sebagai media ketika anak tidak mampu mengucapkan kata-kata, maka anak mengungkapkannya melalui melukis.
4
melukis untuk anak, diharapkan melalui melukis inkonvensional dan menggunakan media lilin (candle painting) dapat menumbuhkan rasa penasaran anak dalam mengembangkan kreativitasnya, dikarenakan menggunakan bahan-bahan yang berbeda pada umumnya, sifat bermainnya lebih banyak dan anak dapat menginterpretasi teknik serta media yang berbeda sehingga anak mau mencoba juga mengkreasikan idenya.
Namun penelitian mengenai kegiatan melukis inkonvensional dengan media lilin dalam upaya meningkatkan motorik halus anak masih jarang atau sulit ditemukan oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang baimana penerapan melukis inkonvensional dengan teknik lilin dalam mengembangkan kreativitas anak.
Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi anak sangatlah penting dan perlu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan kreativitas di Taman Kanak-kanak. Media pembelajaran yang digunakan saat memberikan materi pada anak-anak sangat berpengaruh terhadap penyerapan materi. Oleh karena itu perlu adanya media yang menarik, berguna untuk membangun suasana senang serta dapat membantu anak memahami materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Pengayaan media yang menarik dan menciptakan suasana belajar untuk meningkatkan perkembangan motorik halus anak TK DARUSSALAM perlu terus diupayakan. Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN MELUKIS DENGAN LILIN (CANDLE PAINTING) di
TK DARUSSALAM”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan yang dituangkan di dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
5
2. Bagaimana implementasi melukis dengan lilin (candle painting) dalam pembelajaran di kelompok A TK Darussalam Bandung Tahun ajaran 2012-2013 ?
3. Bagaimana sistem evaluasi melukis dengan lilin (candle painting) dalam pembelajaran pada kelompok A TK Darussalam Badung Tahun ajaran 2012-2013 ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi objektif/profil pembelajaran pada kelompok A TK Darussalam Bandung Tahun ajaran 2012-2013.
2. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran melukis dengan lilin (candle painting) pada kelompok A TK Darussalam Bandung Tahun ajaran 2012-2013.
3. Untuk mengetahui sistem evaluasi melukis dengan lilin (candle painting) dalam pembelajaran pada kelompok A TK Daruusaalam Bandung Tahun ajaran 2012-2013.
D. Manfaat atau Signifikasi Penelitian
Manfaat peneliti ini sebagai berikut : 1. Bagi Anak
Membantu anak dalam meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan melukis dengan lilin (canle painting).
2. Bagi Guru
Sebagai masukan dan gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran melukis dengan lilin (candle painting).
3. Bagi Sekolah
6
E. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sitematika penulisan.
2. Bab II Kajian Pustaka
Bab ini membahas tentang kajian-kajian pustaka mengenai Konsep melukis, Konsep menggenggam, Konsep menggores, Konsep menjiplak, konsep melukis dengan lilin (candle painting) serta Penelitian-penelitian terdahulu.
3. Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melalukan penelitian, yakni metode penelitian desrkriptif kuantitatif..
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisi mengenai pembahasan dan penjabaran tentang pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan penulis selama berada di tempat penelitian.
5. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi
16 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam penelitian tentang pembelajaran melukis dengan lilin (candle painting) ini adalah di TK Darussalam Bandung yang beralamat di Jalan Permai I no 7 Bumi Asri, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak didik di TK Darusaalam A yang berjumlah 13 orang yang terdiri dari anak perempuan sebanyak 6 orang, sedangkan jumlah anak laki-laki sebanyak 7 orang
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sebagai metode untuk mengambil data selama penulis melakukan penelitian.
Metode deskriptif adalah suatu metode yang bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia, mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaan dengan fenomena lain. Demikian pula penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya (Sukmadinata 2008:72).
17
fenomena yang ada secara apa adanya. Objeknya berupa fenomena aktual yang terjadi pada masa sekarang dalam suatu populasi tertentu atau berupa kasus yang aktual dalam kehidupan sehari-hari, Ali (Sutedi 2007:18). Sedangkan yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang datanya berupa angka-angka yang diolah dengan menggunakan metode statistik.
Metode deskriptif kuantitatif digunakan dengan cara mendeskripsikan data atau fakta yang telah didapat, lalu data atau fakta tersebut dianalisis sehingga terdapat angka sebagai hasil akhirnya. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah dengan cara mendefinisikan dengan jelas dan spesifik tujuan yang akan dicapai, merancang pendekatannya, menentukan sampel dan populasi, mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh dari sampel penelitian, dan kemudian menyusun laporan dan menarik kesimpulan.
C. Definisi Operasional
Penjelasan istilah dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut:
1. Melukis dengan lilin
Melukis dengan lilin menurut sumanto(2005:47) melukis adalah kegiatan berkarya (membuat gambar) yang berwujud dua dimensi sebagai perwujudan tiruan yang menyerupai sesuatu (orang, binatang, tumbuh-tumbuhan dan lainnya), karya cetak, foto, dan sejenisnya.
18
D. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2006 : 136), instrumen penelitian memiliki pengertian
sebagai berikut, yakni: “Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya pada saat penelitian lebih mudah, dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap
dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah.”
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan format observasi dengan jenis rating scale, yakni memiliki tingkatan dalam penilainya, antara lain terdapat tiga tingkatan yaitu: (1) belum dapat melakukan sendiri, (2) mampu melakukan dengan bantuan, (3) mampu melakukan sendiri. Prosedur pengembangan instrumen yang dilakukan dalam peneliat ini secara rinci akan dijabarkan sebagai berikut (Margono, 2002:157):
a. Menganalisis Variabel Penelitian
Penelitian terlebih dahulu mengkaji variable menjadi sub variable/dimensi, indikator serta item pernyataan dengan rinci dan jelas sehingga dapat diukur dan menghasilkan data yang diinginkan oleh peneliti. Pembuatan indikator, dalam hal ini indikator pembelajaran melukis, peneliti menggunakan teori atu konsep-konsep yang ada dalam Kurikulum PERMENDIKNAS 1968.
b. Menetapkan Jenis Instrumen
19
c. Menyusun Kisi-Kisi Instrumen
Penelitian menyusun kisi-kisi instrumen yang berisi lingkup variabel, sub variabel, indikator, butir item, teknik pengumpulan data dan sumber data. Kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Implementasi Pembelajaran Melukis dengan Lilin (Candle
21
Sumber: (Kurikulum, 2004)
E. Membuat Instrumen Penelitian
Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun pada langkah sbelumnya, peneliti kemudian membuat instrument penelitian yang terdiri dari item atau pernyataan yang mengacu pada indikator yang telah ditentukan. Jenis instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi dalam bentuk rating
scale. Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai
berikut:
air dan media lilin
22
Tabel 3.2
Pedoman Observasi Implementasi Pembelajaran Melukis dengan Lilin (Candle
Painting)
Usia 4-5 Tahun
No Pernyataan Kategori
1 2 3
1 Anak dapat menggunakan benda / alat (lilin)
2 Anak dapat menggenggam lilin / kuas cat air dengan baik 3 Anak dapat menggoreskan lilin pada kertas
4 Anak dapat melukis sederhana dengan lilin 5 Anak dapat melukis sederhana dengan cat air
6 Anak dapat mewarnai bentuk gambar sederhana dengan lilin dan cat air 7 Anak dapat menjiplak dan meniru membuat pola yang ditentukan 8 Anak dapat menjiplak bentuk geometri
9 Anak dapat menjiplak benda-benda di sekitar
10 Anak dapat bereksperimen mencampurkan warna dengan media cat air 11 Anak dapat menggambar bebas dengan cat air dan media lilin
12 Anak dapat bereksperimen dan mengekspresikan diri melalui menggambar dengan cat air dan media lilin
(Sumber: Kurikulum 2004)
F. Judgment Instrumen
23
membuang instrument yang tidak perlu, mengganti item/pernyataan dalam masing-masing indikator, perbaikan isi atau redaksi dan lain sebagainya.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan yang dilakukan ketika sebelum melakukan, pada saat proses penelitian berlangsung, serta sesudah penelitian dilakukan. Tujuan pengambilan data adalah untuk mendapatkan informasi mengenai objek yang diteliti.Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini antara lain.
1. Observasi
Observasi atau pengamatan dimaksudkan untuk memperoleh data mengunakan alat indra secara langsung atau suatu teknik yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan berbagai informasi atau data tentang perkembangan dan permasalahan anak (Syaodin dalam Apriani, 2010:53).
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan teknik observasi terstuktur. Sugiono (2007:167) mengemukakan bahwa observasi terstuktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, serta kapan dan dimana tempatnya.Format penilaian yang dirancang mengunakan alat obsevasi berbentuk rating scale.
24
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.Studi dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai dari penerapan kegiatan belajar melalui kegiatan melukis dengan lilin untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak di TK Darussalam. Studi dokumentasi digunakan untuk mempertegas bagaimana proses pelaksanaan kegiatan melukis dengan lilin pada setiap siklusnya.
H. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengunakan teknik analisis interaktif dengan pendekatan kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984) dan pendekatan kuantitatif dengan perhitungan distribusi frekuensi, penjalasannya antara lain sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan. Reduksi data dimulai dari pembuatan rangkuman dari setiap data dengan tujuan agar mudah dipahami. Keseluruhan rangkuman data yang berupa hasil observasi mengenai penerapan pembelajaran melukis dengan lilin untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak di TK A Darussalam, Kota Bandung.
2. Pendeskripsian Data
25
peningkatan kemampuan motorik halus anak di TK A Darussalam Kota Bandung yang diteliti.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir siklus satu kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua dan seterusnya serta kesimpulan terakhir pada siklus terakhir. Adapun cara perhitungan kemampuan motorik halus adalah dengan menggunakan distribusi frekuensi, antara lain sebagai berikut:
Tabel 3.3
Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Motorik Halus Anak
No Kategori Interval Tally F %
1 BM 12 - 19
2 DP 20 - 27
3 BB ≥ 28
Keterangan :
1) Mencari interval
a) Jumlah indikator/item dikalikan dengan nilai tertinggi (keterangan pada pedoman observasi)
12 x 3 = 36
b) Hasil perkalian dikurangi jumlah indikator/item 36 – 12 = 24
c) Hasil pengurangan dibagi dengan jumlah kategori (keterangan pada pedoman observasi)
26
Berdasarkan perhitungan data di atas maka jumlah interval yang akan ditetapkan pada masing kategori adalah 8. Interval untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut:
Kategori BB = 12-19 DP = 20-27 BB = ≥ 28
2) Menggisi Tally dan Frekuensi (F)
Mengisi kolom tally dan frekuensi berdasarkan hasil skor kemampuan motorik halus yang terdapat pada lampiran A.1
3) Mencari Persentase
Persentase kemampuan motorik halus anak dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P =
X F
X 100%
Keterangan :
50
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang implementasi pembelajaran melukis dengan lilin (candle painting) di Kelompok A TK Darussalam, dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Sesuai dengan rumusan masalah yang sudah di jelaskan pada penelitian ini adalah bagaimana profil penguasaan kosakata anak dalam pembelajaran, bagaimana implementasi profil pembelajaran melukis dalam meningkatkan pembelajaran melukis dengan lilin (candle painting), dan bagaimana peningkatan setelah diterapkannya pembelajaran melukis dengan lilin
(candle painting) ? Pada saat penelitian berlangsung mulai dari observasi
awal, dan penerapan pembelajaran melukis dengan lilin (candle painting) anak belum terstimulasi secara optimal hal ini ditandai dengan belum terlihatnya cara menggenggam dengan baik.
2. Pembelajaran melukis dengan lilin (candle painting) yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan melukis dengan lilin dan bagaimana implementasi melukis dengan lilin (candle painting) dalam pembelajaran di kelompok A TK Darussalam?. Pada Berdasarkan observasi awal kemampuan motorik halus anak di kelas A TK Dasrussalam sebelum diterapkan pembelajaran melukis dengan lilin cenderung masih belum terstimulasi secara optimal, hal ini ditandai sebagian besar anak yang belum mampu melakukan gerakan seperti menggerakan jari tangan untuk kelenturan otot, menggerakan jari tangan untuk melukis sederhana dengan lillin, menjiplak bentuk berdasarkan tema, bereksperimen mengekspresikan diri dengan cat air dan media lilin.
51
pembelajaran melukis dengan lilin (candle painting) sebagian besar anak sudah dapat melakukan kemampuan motorik halus seperti menggenggam lilin, menggoreskan lilin, melukis sederhana dengan lilin, menjiplak dan meniru, bereksperimen mencampurkan warna, menggambar bebas dengan media lilin, dan mengekspresikan diri melalui menggambar dengan lilin.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan diatas, terdapat beberapa hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru diharapkan dapat menggunakan metode yang bervariatif dalam menstimulasi perkembangan anak, khususnya perkembangan kemampuan motorik halus anak.
b. Guru hendaknya dapat menstimulasi perkembangan kemampuan motorik halus anak melalui pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan kesempatan bagi anak untuk berpaktrik melalui kegiatan yang menarik, salah satunya melalui pembelajaran melukis dengan lilin (candle painting).
2. Bagi Pengelola Kelompok A TK Darussalam
Pengelola hendaknya dapat mengikutsertakan pendidik untuk mengikuti pelatihan demi untuk meningkatkan profesionalisme pendidik terutama dalam pemilihan materi, metode, serta media pembelajaran.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian secara lebih mendalam lagi terhadap penerapan pembelajaran melukis dengan lilin (candle painting) untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
51
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Revisi V. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Beaty, Janice. J. (1994). Observing Development of The Young Children. New Jersey: Prentice-Hall. Inc.
Coughlin, Pamela. (2000). Menciptakan Kelas yang Berpusat pada Anak. Jakarta: Children Resources International. Inc.
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Hurlock, B.E. (1978). Perkembangan Anak, Edisi keenam Penerjemah Muslidah Zarkasih Jakarta: Erlangga.
Lutan. (1997). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Dikbud.
Samsudin. (2005). Pengembangan Motorik di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Santrock. (2007). Perkembangan Anak, Child Development, eleventh edition,
jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Solehuddin, M. (2004). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP UPI Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: IKAPI.
Susilana, Rudi dkk. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Widjono. (2007). Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di