1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Dalam lingkungan bisnis yang begitu kompetitif dan cepat berubah, perusahaan semakin menyadari manfaat potensial yang dihasilkan oleh Teknologi
Informasi (TI). Banyak manfaat yang dapat diambil oleh perusahaan ketika mampu mengimplementasikan TI dalam proses bisnisnya. Pengurangan waktu dalam menyampaikan layanan, peningkatan kualitas, fungsional dan kemudahan
penggunaan serta perbaikan secara terus menerus yang dilakukan dengan biaya yang seminimal mungkin merupakan keuntungan yang pada akhirnya mampu
membantu perusahaan untuk mencapai visi dan misinya. Besarnya keuntungan yang didapat oleh perusahaan kemudian mendorong terjadinya peningkatan ekspektasi terhadap peran TI, sehingga kini TI tidak lagi sebagai pendorong dan
pendukung strategi perusahaan melainkan sebagai bagian yang terintegrasi dari strategi bisnis. Para pimpinan perusahaan sepakat bahwa keselarasan antara
Tujuan Bisnis dan TI merupakan faktor sukses kritis (critical success factor) di perusahaan (Sarno, 2009). Sehingga diperlukan adanya pengelolaan yang sesuai standar yang berlaku terhadap pemanfaatan TI pada perusahaan.
Pengelolaan yang sesuai standar perlu dilakukan, hal ini terlihat dari fakta di lapangan. Departemen TI pada perusahaan yang sudah mapan dan berumur
2 muncul ialah disalokasi anggaran perusahaan dalam memenuhi infrastruktur TI, infrastruktur yang ada tidak sesuai dengan bisnis perusahaan sehingga infrastruktur TI menjadi sumber masalah yang baru, minimnya maintenance
infrastruktur TI pada perusahaan dikarenakan anggaran yang terbatas, minimnya maintenance menyebabkan infrastruktur yang ada tidak dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat mempengaruhi bisnis perusahaan secara langsung ataupun tidak langsung, yang pada akhirnya berujung pada tingkat kemampuan perusahaan untuk bersaing dan
terus bertahan.
Untuk mereduksi permasalahan-permasalahan tersebut di atas maka
diperlukan adanya suatu tata kelola TI pada perusahaan yang mampu menjamin perbaikan secara efektif dan efisien dari proses bisnis yang berkaitan dengan TI. Keberadaan tata kelola TI mampu mengembangkan pengaplikasian teknologi dan
pemenuhan kebutuhan akan informasi yang dapat diandalkan dan terjamin. Tata Kelola TI pada dasarnya merupakan serangkaian proses untuk mengarahkan dan
mengontrol perusahaan agar tujuan bisnis dapat dicapai melalui penambahan nilai sekaligus penyeimbangan resiko terkait dengan pengelolaan proses TI, termasuk dukungan secara optimal yang diberikan oleh sumber daya TI terhadap
pemenuhan tujuan bisnis. (Sarno, 2009)
3 melakukan pengkajian terhadap fungsi, operasional dan atribut organisasi yang diperlukan agar tata kelola operasional dapat dioptimasi secara penuh ke dalam dua kategori utama pengelolaan aktivitas TI dalam perusahaan, yaitu Service Support Management dan Service Delivery Management. Pada dasarnya framework ITIL bertujuan secara berkelanjutan meningkatkan efisiensi
operasional TI dan kualitas layanan pelanggan. Data statistik dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pink Elephant dan BMC Software menunjukan bahwa framework ITIL lebih banyak digunakan oleh perusahaan sebagai best practice
[image:3.595.115.513.225.615.2]bagi perusahaan mereka.
Gambar 1.1. Data Penggunaan Framework Oleh Perusahaan (Pink Elephant dan BMC Software)
4 yang berlaku yang lebih sering dikenal dengan istilah audit. Aktivitas audit yang berlangsung pada dasarnya berupa penemuan ketidakpatutan proses yang ada terhadap standar pengelolaan aktivitas terkait. Aktivitas audit pada ITIL didasarkan kepada Service Delivery dan Service Support. Implementasi kedua acuan ini secara menyeluruh merupakan wujud implementasi framework ITIL pada perusahaan. Adapun hasil dari audit dapat berupa rekomendasi yang dapat digunakan pihak manajemen dalam meningkatkan efektivitas pengelolaan aktivitas dan perbaikan berkelanjutan dari proses TI. Secara teknis aktivitas audit menggunakan lembaran-lembaran kertas yang berisi kuesioner-kuesioner yang mengacu kepada framework terkait yang harus dijawab oleh pihak manajemen perusahaan untuk mengetahui tingkat pengelolaan TI pada perusahaan tersebut. Setelah mengetahui tingkat hasilnya, maka dengan mudah rekomendasi dapat diberikan. Seringkali para auditor memiliki kesulitan dalam merangkum hasil kuesioner yang telah disebarkan. Hal ini dikarenakan banyaknya lembaran yang harus dirangkum secara manual serta tidak jarang pula lembaran-lembaran tersebut tidak disimpan dengan rapi, yang pada akhirnya berimbas pada hasil analisa auditor.
5 (Service Delivery dan Service Support). Perangkat lunak ini mampu membantu pihak auditor dalam memberikan rekomendasi yang sesuai dengan perusahaan, yang pada akhirnya perusahaan mampu mengelola TI di lingkungannya demi mencapai visi dan misi perusahaan.
Atas dasar itulah penulis melakukan penelitian kali ini, yaitu membuat suatu perangkat lunak yang mampu membantu pihak auditor memberikan hasil rekomendasi yang optimal bagi perusahaan, sehingga perusahaan yang diaudit mampu mengelola TI pada lingkungannya dengan efektif dan efisien.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian kali ini , yaitu: 1. Bagaimana framework ITIL dapat diimplementasikan pada perusahaan. 2. Bagaimana membangun perangkat lunak yang membantu auditor dalam
melakukan aktivitas audit yang mengacu kepada framework ITIL.
3. Sejauh mana perangkat lunak yang dibangun memberikan hasil yang dapat digunakan sebagai sumber kajian oleh para auditor.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah, maka penulis membatasi permasalahan, yaitu:
1. Framework yang digunakan dalam penelitian ini ialah dua aktivitas utama pada ITIL, yaitu Service Support dan Service Delivery.
6 3. Perangkat lunak yang dibangun merupakan perangkat lunak untuk
melakukan proses assessment berdasarkan framework ITIL.
4. Perangkat lunak yang dibangun ialah versi demo (beta) dengan teknologi bahasa pemrograman PHP berbasis objek dengan segala kekurangannya dan database MySQL.
5. Data yang diambil untuk melakukan pengujian mengacu kepada hasil akhir aktivitas audit pada beberapa manajemen di salah satu perusahaan. 1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengimplementasikan framework ITIL pada perusahaan, khususnya pada proses assessment.
2. Membangun perangkat lunak yang mampu membantu auditor dalam melakukan aktivitas audit dan memberikan hasil berupa usulan rekomendasi, nilai kelebihan dan kelemahan perusahaan kepada auditor. 1.5. Manfaat Penelitian
1. Mampu mengimplementasikan framework ITIL pada proses assessment dalam mendukung tercapainya visi dan misi perusahaan
2. Menciptakan alat bantu bagi auditor dalam melakukan aktivitasnya 1.6. Metode Penelitian
1. Metode pengumpulan data
7 yang digunakan untuk menguji framework ITIL didapat dari hasil aktivitas audit di salah satu perusahaan.
2. Metode pendekatan pengembangan perangkat lunak
Pengembangan perangkat lunak menggunakan pendekatan pemrograman berorientasi objek (OOP).
3. Metode proses pengembangan perangkat lunak
Proses pengembangan perangkat lunak menggunakan metode prototype (prototype modeling) dan pemodelannya menggunakan UML (Unified Modeling Language). Sedangkan testing perangkat lunak menggunakan metode black box testing.
1.7. Sistematika Penulisan 1. BAB I Pendahuluan
Bab ini meliputi pembahasan masalah secara umum meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
2. BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini memuat landasan teori yang berfungsi sebagai sumber dalam memahami permasalahan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
3. BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini merupakan penjabaran dari keseluruhan metode yang digunakan dalam penelitian.
8 Bab ini menjelaskan secara mendalam hal-hal yang akan menjawab apa yang sudah dirumuskan pada rumusan masalah
5. BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini terdiri atas kesimpulan yang merupakan intisari dari jawaban permasalahan yang dijelaskan pada Bab IV dan saran yang
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan kali ini melalui beberapa langkah yang akan dijelaskan dalam desain penelitian seperti yang tergambarkan di bawah ini:
Langkah awal:
1. Mempelajari framework ITIL, khususnya service delivery dan service
support
2. Mencari data hasil audit sebagai bahan testing perangkat lunak
3. Menganalisa kebutuhan sistem, sesuai dengan framework ITIL 4. Mengembangkan prototype dari hasil analisa sistem
Langkah berikutnya:
1. Merancang sistem yang pemodelannya menggunakan UML 2. Membangun sistem dengan pendekatan berbasis objek (OOP)
3. Melakukan testing perangkat lunak dengan metode black box testing
Jika digambarkan:
Studi Literatur (studi referensi dan data hasil audit)
Mendengarkan Kustomer
Mengembangkan prototype
Merancang software dengan pendekatan OOP melalui pemodelan UML
Membangun software dengan pendekatan OOP
Melakukan testing dengan metode black box testing
[image:9.595.114.510.239.739.2]42
3.1.1. Model Proses
Model proses yang digunakan penulis dalam penelitian kali ini adalah prototype modeling (Pressman, 1997), dengan alur
[image:10.595.119.511.224.623.2]terlihat pada gambar di bawah ini
Gambar 2 Gambar 3.2. Prototype Modeling (Pressman, 1997)
Proses prototype modelling pada gambar di atas akan dijelaskan sebagai berikut:
3.1.1.1. Pengumpulan Kebutuhan
Pengumpulan kebutuhan dilakukan dengan melakukan
pertemuan antara kustomer dengan developer. Kustomer pada penelitian kali ini ialah kepala divisi dari salah satu perusahaan IT di Bandung yang sekaligus menjadi
pembimbing lapangan dan pengguna aplikasi self assessment ini. Sedangkan developer ialah penulis sendiri selaku subjek yang melakukan penelitian. Hal-hal yang dibahas pada pertemuan awal meliputi tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian
43
3.1.1.2. Perancangan Prototype
Setelah kebutuhan sistem terkumpul, maka mulai dirancang prototype sistem. Perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili semua aspek sistem yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype. Tipe
prototype yang dibangun ialah reusable prototype, menggunakan kembali protoype yang telah dibuat untuk disempurnakan menjadi sistem yang akan digunakan.
3.1.1.3. Evaluasi Prototype
Kustomer mengevaluasi prototype yang dibuat dan
digunakan untuk memperjelas kebutuhan software. Ketiga proses di atas dilakukan beberapa kali sampai kustomer merasa puas terhadap prototype yang dibangun. Ketika
kustomer merasa puas atas prototype yang dibangun, maka kebutuhan sistem telah tergambarkan seluruhnya dan sistem
siap dikembangkan menjadi perangkat lunak. 3.1.1.4. Mengadakan/Membangun Software
Prototype yang telah diterima oleh kustomer dikembangkan dan disempurnakan menjadi software. Software dibangun menggunakan pendekatan berbasis objek (OOP). Software
44
Software yang dibangun berfungsi untuk melakukan evaluasi terhadap layanan TI pada perusahaan sesuai dengan framework ITIL tersebut. Evaluasi dilakukan
dengan mengukur level layanan pada perusahaan. Pada setiap level terdapat bobot kuantitatif. Bobot kuantitatif ini
nantinya akan dibandingkan dengan bobot kuantitatif sistem eksisting perusahaan, apakah bobot kuantitatif sistem eksisting perusahaan berada di bawah, sama dengan atau di
atas bobot kuantitatif ITIL. Terdapat beberapa level pada software yang akan dibangun, yaitu:
1. Level 1 : Prasayarat
Pada level ini akan diketahui apakah syarat-syarat minimum telah dimiliki perusahaan untuk mendukung
aktivitas proses.
2. Level 1.5 : Niat Manajemen
Menjelaskan apakah perusahaan memiliki kebijakan organisasi dan tujuan bisnis terhadap yang menyatakan tujuan dan petunjuk dalam transformasi atau
penggunaan item prasyarat. 3. Level 2 : Kemampuan Proses
45
Melihat apakah aktivitas-aktivitas yang ada telah terintegrasi secara memadai untuk memenuhi intensitas proses yang dibutuhkan.
5. Level 3 : Produk
Mengetahui apakah semua produk yang relevan telah
dihasilkan oleh perusahaan. 6. Level 3.5 : Pengendalian kualitas
Memeriksa apakah dilakukan review dan verifikasi dari
setiap output proses untuk memastikan kualitas yang dibutuhkan terpenuhi.
7. Level 4 : Manajemen Informasi
Memeriksa governance dari proses dan memastikan bahwa terdapat aliran informasi yang cukup dan tepat
waktu kepada manajemen untuk mendukung pengambilan keputusan.
8. Level 4.5 : Integrasi Eksternal
Melihat apakah semua antarmuka eksternal dan keterkaitan antar proses telah dapat terintegrasi. Jika
telah sampai pada tahap ini dapat dikatakan perusahaan telah menerapkan framework ITIL dengan baik.
46
Utamanya memeriksa kesinambungan review eksternal dan validasi proses untuk menjaga optimalitas pemenuhan kebutuhan kustomer.
Level-level ini dan bobot kuantitatifnya diambil berdasarkan panduan assessment yang dikeluarkan oleh
ITIL, sehingga memenuhi standar ITIL. 3.1.1.5.Menguji Software
Pengujian software dilakukan berdasarkan metode black
box testing. Melakukan pengujian kepada semua fungsional sistem.
3.1.1.6. Implementasi
Setelah pengujian dilakukan dan hasilnya positif, maka software siap untuk diaplikasikan. Proses pengaplikasian software dilakukan dengan memasukkan data-data secara menyeluruh.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam melakukan penelitian kali ini adalah: 1. Perangkat keras (Netbook)
1.1. Processor Intel Atom N280 @1,66 GHz (2 CPUs)
1.2. RAM 1024 MB 1.3. VGA Intel GMA 950
47
1.5. Input device (mouse dan keyboard) 2. Perangkat lunak
2.1. Sistem Operasi Windows XP
2.2. Database MySQL 5.1.30
2.3. Bahasa pemrograman PHP 5.2.8
2.4. Rational Rose Entreprise Edition 2.5. XAMPP 1.7.0
2.6. Browser Mozilla Firefox 3.7
2.7. Notepad++ 2.8. Paint 3.2.2. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah data-data audit pada perusahaan tertentu dan guidance tools framework ITIL. 3.3. Fokus Penelitian
Penelitian diarahkan dan dikerucutkan kepada proses evaluasi layanan TI
pada perusahaan dengan mengukur tingkatan tiap-tiap layanan yang diberikan berdasarkan framework ITIL. Evaluasi dilakukan menggunakan perangkat lunak yang dibangun berdasarkan standar assessment ITIL. Perangkat lunak ini
merupakan pengembangan dari tools yang ada. Sebelumnya tools hanya terdapat dalam format Ms. Excel dan hanya mengetahui nilai. Pada pengembangan ini
48
117
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemanfaatan framework ITIL pada perusahaan salah satunya diaplikasikan
dalam melakukan assessment, yang merupakan tahapan awal dilakukannya pengelolaan layanan TI pada perusahaan tersebut. Melalui assessment ini
pengguna dapat mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mereka mengimplementasikan framework ITIL pada sistem eksisting mereka
dalam mengelola layanan TI. Setelah diketahui posisinya, dengan mudah perusahaan dapat mengimplementasikan ITIL pada manajemen layanan TI mereka yang diketahui masih dibutuhkan perbaikan dalam
pengelolaannya.
2. Dalam melakukan assessment dibutuhkan alat bantu yang mampu
mempermudah perusahaan yang diaudit dan auditor. Untuk kali ini penulis telah membuatkan alat bantu tersebut dalam upaya mempermudah proses assessment ynag dilakukan. Walaupun alat bantu ini masih dalam versi beta (demo), sebagian fungsional alat bantu ini dapat digunakan terutama pada penggunaan kuisioner.
3. Alat bantu yang penulis buat ini mampu menampilkan hasil kuisioner,
118
Adanya hal ini mampu mempermudah auditor dalam melakukan analisa lebih dalam lagi untuk memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada perusahaan dalam mengimplementasikan framework ITIL pada perusahaan tersebut.
5.2. Saran
Saran dari penulis terhadap pengembangan aplikasi ini lebih jauh lagi adalah:
1. Pihak developer sebaiknya berkoordinasi lebih jauh lagi dengan pihak
auditor tata kelola layanan TI untuk mendapatkan kebutuhan aplikasi yang lengkap dan menyeluruh
2. Mengembangkan aplikasi terutama pada sisi hasil analisa awal sistem. Ini
perlu dilakukan kajian secara menyeluruh dengan auditor agar hasil analisa awal sistem 100 % seperti yang diharapkan pihak auditor
3. Melakukan koordinasi dengan pihak auditor untuk mendapatkan
sumber-sumber data yang valid dan menyeluruh. Hal ini akan memperkuat teknis
pengujian aplikasi.
4. Sumber-sumber referensi mengenai assessment ITIL ini perlu didapatkan
lebih banyak lagi. Selama ini penulis terhambat dengan sulitnya
119 DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Addy, Rob. (2007). Effective IT Service Management To ITIL and Beyond!.
Springer-Verlag Berlin Heidelberg: New York. Author’s Guide. 2003. TSO for OGC : Crown.
Brenner, Michael.(2006). “Classifying ITIL Process A Taxonomy Under Tool Support Aspects”. Proceedings of the Fisrt IEEE/IFIP International Workshop. Brooks, Freed.(1975).The Mythical Man-Month: Essays on Software Engineering.
Addison-Wesley
Kent, Stephen.(2007). Service Delivery and Service Support Assesment Guide.
OGC
Lutan, Rusli (2000). Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Menken, Ivanka.(2007). The Art of Stress-free IT Management. The Art of Service: Brisbane.
Sarno, Riyanarto.(2009). Audit Sistem dan Teknologi Informasi. ITS Press: Surabaya.
Steel, Aileen Cater and Tan, Wui Gee.(2007). “Implementation of IT
120 Surendro, Kridanto.(2006).”Rancangan Tata Kelola Teknologi Informasi Untuk Pabrik Pupuk”. Information System Research Group, Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, ITB.
Sumber Internet
Buana. (2005). Ujian Nasional: Penilaian atau Evaluasi.
Tersedia:www.fajar.co.id/news.php? [10 Januari 2011]
Dalton, Wilian .(2009). Pengertian Tes, Pengukuran dan Evaluasi [online]. Tersedia:
http://wiliandalton.blogspot.com/2009/03/pengertian-tes-pengukuran-evaluasi-dan.html [10 Januari 2011]
Saputra, Arief,(2008). ITIL dan Struktur Organisasi[online]. Tersedia:
http://itilindo.wordpress.com/ [20 Januari 2011]
Tn. (Tanpa Tahun). Self Assessment .[online]. Tersedia:http://en.wikipedia.org/wiki/Self-assessment [10 Januari 2011]
Tn. (Tanpa Tahun). Tata Kelola Teknologi Informasi.[online]. Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_kelola_teknologi_informasi [10 Januari
2011]
Tn.(2011). Information Technology Infrastructure Library[online]. Tersedia:http://en.wikipedia.org/wiki/Information_Technology_Infrastructure_Lib