• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH: Studi pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH: Studi pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong."

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK ... iv

PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Pertanyaan Penelitian... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 8

D. Asumsi... 10

E. Kerangka Fikir... 11

F. Hipotesis Penelitian... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Mengenal Produktivitas Sekolah dalam Konteks Administrasi... 17

B. Produktivitas Sekolah ... 30

C. Iklim Organisasi Sekolah... 43

D. Kepemimpinan Transformasional... 50

E. Peningkatan Produktivitas Sekolah melalui Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Sekolah ... 76

F. Penelitian Terdahulu... 79

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 86

B. Paradigma Penelitian ... 86

C. Populasi dan Penentuan Sample ... 86

D. Definisi Operasional ... 92

1. Kepemimpinan Transformasionala Kepala Sekolah ... 92

2. Iklim Organisasi Sekolah... 93

(2)

E. Instrumen Penelitian ... 94

1. Pengujian Instrumen ... 98

2. Uji Coba Instrumen ... 101

F. Teknik Pengumpulan Data ... 105

G. Teknik Analisis Data ... 106

1. Uji Persyaratan Analisis ... 106

2. Pengolahan dan Analisis Data ... 108

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ………... 118

1.Kondisi umum Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ……… 120

2. Kondisi umum Iklim Organisasi Sekolah ... 122

3. Kondisi umum Deskripsi Produktivitas Sekolah....…... 124

B. Analisis Data ……… 125

1. Uji Persyaratan Analisis ………. 126

a. Uji Normalitas... 127

1.Uji Normalitas Data Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)... 128

2.Uji Normalitas Data Iklim Organisasi Sekolah (X2)... 128

3.Uji Normalitas Data Produktivitas Sekolah ... 129

b. Uji Linieritas... 129

1.Uji Linieritas data Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) terhadap Produktivitas Sekolah(Y). 129 2.Uji Linieritas Iklim (X2)Organisasi Terhadap Produktivitas Sekolah (Y)... 130

3. Uji Linierias data Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Iklim Organisasi Sekolah... 131

2. Pengujian Hipotesis ………... 131

(3)

c) Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) Terhadap Iklim Organisasi Sekolah (X2)... 143 d) Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) dan

Iklim Organisasi Sekolah Secara Bersama Terhadap Produktivitas

sekolah (Y)... 149

C. Pembahasan ………... 153

1. Deskripsi Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah... 154 2. Deskripsi Iklim Organisasi Sekolah... 159 3. Deskripsi Produktivitas Sekolah...……….... 164 4. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) Terhadap

Produktivitas sekolah (Y)... 167 5. Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah (X2) terhadap Produktivitas Sekolah

(Y)...……... 169 6. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala sekolah (X1)

terhadap Iklim Organisasi Sekolah (X2) ... 173 7. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) dan Iklim

organisasi sekolah (X2) secara bersama-sama Terhadap Produktivitas sekolah (Y) ... 176 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 180 B. Implikasi ... 185 C. Rekomendasi ... 187 DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tantangan dunia internasional menunjukkan bahwa bangsa Indonesia saat ini sedang menghadapi berbagai persaingan global. Persaingan ini menuntut dimilikinya sumber daya manusia yang kompeten dibidangnya yang disertai dengan kepemilikan akhlak mulia.

Pendidikan dianggap sebagai suatu investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya insani untuk pembangunan suau bangsa karena pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkan suatu generasi yang akan datang sehingga mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa.

(5)

pengembangan kreatifitas peserta didik ( UU No.20.thn 2003 Bab III pasal 4 ayat 4 ). Sehingga mampu menghadapi perubahan dan tantangan masa kini dan masa yang akan datang baik perubahan yang datang dari dalam maupun perubahan yang datang dari luar.

Pada kenyataannya, pendidikan belum sepenuhnya memberikan pencerahan pada masyarakat melalui nilai manfaat dari pendidikan itu sendiri. Kenyataan ini dibuktikan dengan rendahnya kualitas kelulusan, relevansinya dengan kebutuhan masyarakat masih rendah. Sumberdaya manusia yang disiapkan melalui pendidikan sebagai penerus belum memenuhi harapan masyarakat dan lebih ironisnya terjadi krisis moral sebagai bangsa yang bermartabat.

Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan guru penentu keberhasilan pendidikan. Hal ini dikarenakan guru bersentuhan langsung dengan “coore bussinesnya” pendidikan di sekolah oleh sesbab itu hendaknya guru memiliki otoritas dalam hal pendayagunaan factor-faktor lain sehingga PBM menjadi bermutu dan menjadi factor utama dalam menentukan mutu pendidikan.

Berkaitan dengan posisi guru dalam berbagi kebijakan pendidikan, Shuman dan Sykes dalam Hammond (1999:xii) menyatakan:

(6)

3

seem unlikely that increasing the financial rewards of teaching alone will suffice, though it is certainly necessary. The character of the work will have to change in order to attract and hold the more highly trained, talented, and commited teacher required for 1980s and beyond”

(7)

Produktivitas Sekolah bukan sesuatu yang berdiri sendiri, dia dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor eksternal berkaitan dengan supra sistem sekolah yakni otoritas yang secara herarkhis berada di atasnya, serta kondisi sekolah yang mengitarinya. Supra sistem ini jelas akan berpengaruh pada kualitas kinerja guru. Sedangkan faktor internal berkaitan dengan karakteristik personal guru seperti tingkat kreativitas yang pada dasarnya berkaitan dengan dimensi kapasitas dan kondisi individu, disamping itu dalam melaksanakan peran dan tugasnya sebagai guru, interaksinya dengan lingkungan sekolah, seperti kepemimpinan, iklim, serta sistem dan kebijakan sekolah juga akan menentukan pada perwujudan kinerja guru yang akan mendasari pola hubungan pribadinya dengan organisasi sekolah.

Karenaya dibutuhkan tingkat kemampuan yang tinggi dalam menangani lembaga sekolah untuk memberikan konstribusi dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam menghadapi tantangan tantangan yang ada baik masa sekarang maupun yang akan datang apakah tantangan tersebut muncul dari dalam ataukah datang dari luar.

(8)

5

dunia pendidikan baik secara internal maupun eksternal dalam era MBS dan perubahan global .

Sebagai pemimpin organisasi kepala sekolah dituntut kemampuannya untuk mengimbangi pola pikir dan refleksi paradigma-paradigma baru dalam arus globalisasi dalam mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan tersebut sesuai dengan arah dan tujuan organisasi kepada seluruh lapisan komponen sekolah agar diperoleh pemahaman yang sama dan merasa memiliki untuk meningkatkan komitmen diantara personil dalam mewujudkan visi dan tujuan organisasi (Komariah dan Triatna 2006:41).

(9)

kepemimpinan yang diyakini mampu untuk mengimbangi kondisi yang digambarkan di atas adalah bentuk kepemimpinan transformasional

Dengan demikian kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah dipandang sebagai kualitas internal yang menentukan kualitas kerja sama antara guru dengan kepala sekolah dan antara guru dengan tenaga kependidikan lainnya dalam mewujudkan lingkungan kerja yang kondusif sehingga pelaksanaan pendidikan disekolah dapat terlaksana secara efektif dan efisien yang berdampak pada produktivitas sekolah.

(10)

7

B. Rumusan dan Pertanyaan Penelitian

Pokok permasalahan yang akan diteliti adalah mengenai keterkaitan antara Produktivitas Sekolah dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dengan dibatasi pada faktor Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Sekolah. Adapun permasalahan yang ingin dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Bagaimana gambaran tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong (X1) ?

2) Bagaimana gambaran tentang iklim organisasi sekolah pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong (X2) ?

3) Bagaimana gambaran produktivitas sekolah pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong (Y) ?

4) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan trasformasional kepala sekolah (X1) terhadap produktivitas sekolah pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong (Y) ?

5) Seberapa besar pengaruh iklim organisasi sekolah (X2) terhadap produktivitas sekolah pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong (Y) ?

(11)

7) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1) dan iklim organisasi sekolah (X2) secara bersama-sama terhadap produktivitas sekolah pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong (Y) ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1) Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang:

a) Deskripsi mengenai:

(1) Tingkat persepsi guru atas Kepemimpinan Kepala Madrasah Aliyah di Kota dan Kabupaten Sorong.

(2) Tingkat persepsi/sikap Guru atas nilai-nilai Produktivitas Sekolah yang berlaku di Madrasah Aliyah di Kota dan Kabupaten Sorong. (3) Tingkat Produktivitas Madrasah Aliyah di Kota dan Kabupaten

Sorong.

b) Penjelasan (eksplanasi) mengenai:

(12)

9

(2) Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah terhadap Produktivitas Sekolah pada madrasah aliyah kota dan kabupaten Sorong.

(3) Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Madrasah di Kota dan Kabupaten Sorong terhadal Iklim Organisasi.

(4) Pengaruh kepemimpinan Transformasional Kepala Madrasah Aliyah kota dan Kabupaten Sorong dan iklim organisasi terhadap produktivitas sekolah.

2) Manfaat penelitian

(13)

D. Asumsi

Peneliti dipandang perlu merumuskan asumsi-asumsi penelitian dengan maksud (1) agar terdapat landasan berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti; (2) mempertegas variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian; (3) berguna untuk kepentingan menentukan dan merumuskan hipotesis; (4) dalam merumuskan asumsi-asumsi penelitian ini melalui telaahan berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah, iklim organisasi dan produktivitas sekolah.

Asumsi-asumsi merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya dapat diterima oleh peneliti. Asumsi-asumsi ini diperlukan untuk memperkuat permasalahan, membantu peneliti dalam menjelaskan penetapan obyek penelitian, wilayah pengambilan data dan instrumen pengumpulan data. Asumsi-asumsi dirumuskan sebagai landasan bagi hipotesis penelitian, yaitu:

(14)

11

dan pemimpin memiliki wawasan jauh ke dapan dan berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tetapi di masa datang

2) Iklim organisasi sekolah adalah kondisi yang lansung atau tidak langsung mempengaruhi kinerja guru dan dapat dipandang dari berbagai sudut, tiga persperktif yang umumnya digunakan adalah keterbukaan perilaku, kesehatan pengaruh antar pribadi, dan humanisme dalam idiologi dalam pengendalian siswa (Wayne K. Hoy, 2001:189).

3) Produktivitas pendidikan merupakan suatu ukuran efektivitas berupa masukan yang merata, keluaran yang bermutu, ilmu dan keluaran yang gayut dengan kebutuhan, pendapatan tamatan yang memadai;dan efisiensi berupa: kegairahan motivasi belajar yang tinggi, semangat kerja besar, kepercayaan berbagai pihak, pembiayaan sekecil mungkin, tetapi hasil yang besar (Engkoswara Buchori Alma, 2003:64).

E. Kerangka Pikir

(15)

tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi dengan mendasarkan produktivitas pada tiga aspek yaitu ; prestasi akademis, kreativitas, dan pemimpin . ( Fattah 2008 : 16 ).

Produktivitas sekolah meliputi (1) The administrator Production Function (PFI); yaitu fungsi manajerial (administrasi); (2) The Psychologis’s Production Function (PPF); yaitu fungsi behavior (psikologis); dan (3) The Economic Production Function (EPF); yaitu fungsi ekonomi (ekonomis) (Thomas J. Alan, 1971:12-13). Sekolah yang produktif dan efektif mempunyai beberapa demensi, yaitu (1) kebermaknaan proses belajar mengajar (PBM); (2) manajemen sekolah/pengelolaan sekolah; (3) keefektifan budaya sekolah (iklim organisasi sekolah yang kondusif); dan (4) kepemimpinan kepala sekolah yang kuat. Dimensi tersebut mencakup kata kunci; (1) konteks; (2) input (3) proses; (4) output; dan (5) outcome.

Kepemimpinan merupakan proses yang menghubungkan aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan (Rauch & Behling, 1984). James M. Liphan (1985), mengartikan kepemimpinan sebagai berikut:

(16)

13

Kepemimpinan transformasional menurut burns (1978) dalam Razik

Swanson (1995:95) bahwa “ transformation refers to the ability of leaders and followers to raise each other to hinger levels of motivation and morality”.

Kepemimpinan transformasional secara sederhana merupakan sebagai proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan yang mengutamakan pemberian kesempatan yang mendorong semua unsur atau elemen sekolah (guru, siswa, pegawai/staf, orangtua siswa, masyarakat sekitar dan lainnya) untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values system) yang luhur, sehingga semua unsur yang ada di sekolah tersebut bersedia untuk berpartisipatif secara optimal dalam mencapai visi sekolah.

(17)

Kepemimpinan pendidikan yang kuat, penekanan pada ketrampilan dasar, iklim yang aman dan rapi, harapan tinggi prestasi murid dan penilaian kemajuan murid.

Hal tersebut mengindikasikan Seorang pemimpin harus dapat mengelola guru secara produktif dan ia harus mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, yang biasa diistilahkan dengan iklim kerja yang kondusif. Suasana yang demikian akan dapat memungkinkan para guru dapat bekerja dengan nyaman, tenang, tidak terburu-buru, penuh keakaraban dan saling menghargai di antara para guru. Iklim organisasi sekolah yang demikian sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas sekolah.

Sebagaiamana yang dinyatakan oleh James L. Gibson dkk. Dalam Guru Tisna (2009) bahwa ; “ Climate is set of properties of the work environment perceived directly or indirectly by the employees who work in

this environment and is assumed to be a major force in influencing their

behavior on the job.” Artinya iklim merupakan satu set perlengkapan dari

(18)

15

yang ada dalam lingkungan kerja menjadi energy sumberdaya dalam peningkatan produktivitas sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah akan berpengaruh terhadap produktivitas sekolah. Oleh sebab itu, seyogyanya kepala sekolah agar selalu melakukan upaya untuk terjadi kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang baik dan tercipta iklim kerja dalam organisai sekolah yang kondusif dan berusaha dengan berbagai cara untuk meningkatkan produktivitas sekolah sebagaimana yang telah ditentukan. Secara konseptual, produktivitas sekolah akan meningkat jika tercipta iklim organisassi sekolah yang kondusif dan jika kepemimpinan transformasional kepala sekolah tersebut juga tinggi.

F. Hipotesisi Penelitian

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1) Kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh positif terhadap produktivitas sekolah.

(19)

3) Kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh positif terhadap iklim organisasi sekolah.

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, karena menggunakan data yang tidak mengalami

perlakuan khusus dalam pengumpulan data (bersifat alamiah, bukan buatan),

maka penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian survey (Sugiyono,

2008:12). Penelitian survey menurut Sangarimbun dan Effendi (1989:3)

adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

Selanjutnya Alreck dan Settle (1995:456) mengatakan bahwa:

A research technique where information requirement are specified, a population is identified, a sample selected and systematically questioned, and the results analyzed, generalized to the population, and reported to meet the information needs.

Survey adalah merupakan teknik/metode penelitian yang dimaksudkan

untuk memperoleh informasi dari suatu sampel dalam suatu populasi untuk

kemudian dianalisis guna memperoleh generalisasi atas populai dimana

sampel itu diambil/ditarik.

B. Paradigma Penelitian

Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti disebut sebagai

paradigma penelitian (Sugiyono, 2008:65). Secara sederhana paradigma

(21)

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

X1 : Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

X2 : Iklim Organisasi Sekolah

Y : Produktivitas Sekolah

Paradigma atau pola hubungan antar variabel penelitian pada dasarnya

merupakan rencana studi/penelitian yang menggambarkan prosedur dalam

menjawab pertanyaan masalah penelitian. Menurut Stelltiz dalam Umar

(2003:90) terdapat tiga jenis desain penelitian yaitu: desain eksploratoris,

desain deskriptif, dan desain kausal. Desain eksploratoris merupakan desain

penelitian untuk menjajagi dan mencari ide-ide atau hubungan-hubungan

yang baru atas persoalan-persoalan yang relatif baru. Desain deskriptif

merupakan desain penelitian yang bertujuan menguraikan sifat atau

karakteristik suatu gejala atau masalah tertentu, dan desain kausal merupakan

desain penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan

atau pengaruh antar variabel.

Dengan mengacu pada masalah penelitian serta jenis desain penelitian,

maka desain penelitian ini adalah desain kausal, dimana kajiannya

dimaksudkan untuk menganalisis hubungan/pengaruh antar variabel yaitu

X1

X2

(22)

87

Produktivitas Sekolah (Y), Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

(X1) dan Iklim Organisasi Sekolah (X2).

C. Populasi dan Penentuan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga

disebut studi populasi atau studi kasus (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Di

dalam Encyclopedia of Educational Evaluation disebutkkan bahwa. ”A

population is a set (or collection) of all elements processing one or more

attributes of interest”. Sementara Sugiyono (2008:117) memberikan

penjelasan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk diperlajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada

pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat

yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian

tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Dan dinamakan penelitian sampel apabila kita

bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang

dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian

(23)

Sedangkan Sugiyono (2008:118) mengatakan bahwa sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila

populasi besar, dan peneliti tidak mungkin memperlajari semua yang ada

pada pupulasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang

dipelajari dari sampel itu, kesimpulan akan dapat diberlakukan untuk

populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representatif atau mewakili.

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang

akan digunakan dalam penelitian. Teknik sampling dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu: Probability sampling dan Nonprobability sampling.

Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified

random, disproportionate stratified random, dan area random.

Non-Probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling

aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling

(Sugiyono, 2008:119).

Suharsimi (2006:133) menjelaskan bahwa pengambilan sampel harus

dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sample (contoh) yang

benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan

populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus representative.

Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih

(24)

88

Tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 –

25 % atau lebih.

Teknik pengambilan sampel juga bisa menggunakan rumus Slovin (dalam

Husein Umar, 2003:120), yaitu:

2

.

1 N e

N n

+ =

Dimana:

N = ukuran populasi

e = kelonggaran ke

n = sampel

tidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir

(dalam penelitian ini ditetapkan 5%).

Roscoe dalam bukunya yang berjudul Research Methods for Busines

(Sugiyono:74) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk

penelitian seperti berikut ini:

1) Ukuran sample yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai

dengan 500.

2) Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai

negeri-swasta dan lain-lain), maka jumlah anggota sampel setiap

kategori minimal 30.

3) Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate

(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel

minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variable

penelitiannya ada 5 (independent dan dependent), maka jumlah anggota

(25)

4) Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan

kelompok eksperimen dan kelompok control, maka jumlah anggota

sample masing-masing kelompok antara 10 sampai dengan 20.

Penelitian ini dilaksanakan di Kota dan Kabupaten Sorong, oleh karena

itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua guru Madrasah

Aliyah di kota dan Kabupaten Sorong. Karena jumlah variabel dalam

penelitian ini ada 3 (tiga) variabel, yaitu 2 (dua) variabel bebas (indepensenti)

dan 1 (satu) variable terikat (dependent), maka penulis menentukan jumlah

sampel dalam penelitian ini adalah 45 sampel. Pengambilan sampel sebanyak

45 ini diambil secara acak (random) dan proporsional pada guru-guru yang

tersebar di Madrasah Aliyah di kota dan Kabupaten Sorong, seperti pada tabel

berikut:

Tabel 3.1

Penetuan Jumlah Sampel

No. Nama Sekolah

Jumlah

Guru

Jumlah

Sampel

1 MA Kota Sorong 87 15

2 MA Muh. Kab.

Sorong

43 9

3 MA Nurul Yakin 34 7

4 MA Alma’arif 42 9

5 MA Hidayatullah 35 5

(26)

81

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang akan dikaji terdiri dari tiga

variabel, yaitu Produktivitas Sekolah (Y), Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah (X1) dan Iklim organisasi sekolah (X2). Dari masing-masing

variabel tersebut dikelompokkan ke dalam dua jenis variabel, yaitu variabel

bebas (independent variable) yang terdiri dari variabel X1 dan X2, dan

variabel terikat (dependent variable) yang terdiri dari variabel Y.

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan penelitian, maka

variabel-variabel tersebut perlu dijabarkan ke dalam bentuk operasional guna

melakukan pengukuran bagi kepentingan analisis. Untuk itu berikut ini akan

dikemukakan operasional dari variabel tersebut serta penjabarannya ke dalam

indikator-indikator sebagai acuan dalam penyusunan instrumen penelitian.

1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)

Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat diartikan

sebagai bentuk atau gaya yang diterapkan kepala sekolah dalam

mempengaruhi bawahannya (guru, tenaga administrasi, siswa dan

orang-tua peserta didik) untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepemimpinan

transformasional kepala sekolah memiliki penekanan dalam hal pernyataan

visi dan misi yang jelas, penggunaan komunikasi secara efektif, pemberian

rangsanan intelektual, serta perhatian pribadi terhadap permasalahan

individu anggota organisasinya. Kepemimpinan transformasional kepala

(27)

komunikasi persuasif yang penekanannya melalui aspek (a) karismatik, (b)

kepekaan Individu, (c) Stimulasi intelektual, dan (d) Inspiratif.

2. Iklim organisasi sekolah (X2)

Iklim organisasi sekolah adalah serangkaian sifat lingkungan

kerja atau suasana yang dinilai langsung atau tidak langsung

mempengaruhi kualitas kerja guru dan seluruh personil yang ada di

sekolah. Iklim organisasi yang kondusif sangat dibutuhkan oleh guru

untuk menumbuhkan dorongan dalam diri guru agar semangat kerjanya

semakin tinggi. Iklim kerja yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah tingkat keterbukaan komunikasi antara orang-orang yang terlibat

dalam pekerjaanya yang disebut “open climate” Yaitu : Supportive (

keterdukungan), directive, restrictive( membatasi ), collegial (

pertemanan ), intimate dan disengaged . yang telusuri melalui aspek

kondisi lingkungan fisik pekerjaan dan aspek lingkungan pekerjaan yang

menggambarkan kondisi social orang-orang yang sedang bekerja antara

satu dengan yang lainnya,

3. Produktivitas Sekolah

Produktivitas berkaitan dengan seluruh proses perencanaan, penataan

dan pendayagunaan sumber daya untuk merealisasikan tujuan pendidikan

secara efektif dan efisien. Ditinjau dari aspek efektifitas dengan

menelusuri aspek aspek yang terkait berupa aspek (a).Efektifitas prestasi

(28)

83

E. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus

ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan

instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono,

2008:148).

Instrumen penelitan dalam bidang pendidikan sering disusun sendiri,

termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen dalam penelitian ini

ada tiga, yaitu instrument untuk mengukur kepemimpinan Transformasional

kepala sekolah, Iklim organisasi sekolah dan Produkitivitas Sekolah.

Sesuai dengan karakteristik penelitiian dengan pendekatan kuantitatif,

penyusunan instrumen penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data

menjadi hal yang penting yang akan menentukan pada kualitas hasil

penelitian. Dalam hubungan ini alat pengumpul data, khususnya angket,

dimaksudkan untuk mengukur variabel-variabel penelitian sehingga dapat

diperoleh data kuantitatif untuk kemudian dilakukan analisis dengan

menggunakan formula statistik yang relevan dengan tujuan penelitian.

Untuk lebih jelasnya instrumen penelitian ini disusun dalam bentuk

(29)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Variabel Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas Sekolah

1. Variabel Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala sekolah (X1)

(30)

85

3.2.Mendorong staf untuk mampu berfikir dengan cara – cara

Variabel Definisi

variabel aliyah sorong yang digambarkan dalam 1.2.adanya tata tetertib yang berlaku disekolah

1.3.Meberikan

(31)

pekerjaan menjalankan tugas 2.2.pengambilan keputusan yang cepat 2.3. Pengendalian yang disiplin

2.4.Kesatuan Kepentingan

2.5.adanya tujuan program sekolah sesuai dengan tujuan

2.6.adanya kemandirian 2.7.adanya imbalan

Catatan : Konsep iklim organisasi sekolah di kembangkan dari Wayne K.Hoy (2008 : 175 ) dan Sagala ( 2008 : 130 )

Tabel 3.4

3.Kisi-Kisi Instrumen Variabel Produktivitas Sekolah ( Y )

(32)

87

3. Kepuasan orang tua dan stake holder

dengan baik 2.5.peman faatan

waktu sekolah yang baik 2.6 Pemanfaatan

dana Sekolah yang tepat sasaran

3..1 Kepercayaan dari berbagai orang tua komite sekolah dan stake holder

24,25, 26

27,28, 29

30,31, 32,333, 34

Catatan : Konsep Produktivitas Sekolah dikembangkan dari Thomas J.Alan ( 1971 : 12-23 ) dan Fattah (2008 : 15-12 ).

1. Pengujian Instrumen

a) Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur

(Sugiyono, 2005:267). Validitas instrumen dalam penelitian ini diawali

dengan validitas konstrak (construct validity) dan validitas isi (content

validity). Untuk menguji validitas konstrak dan validitas isi, dapat

digunakan pendapat dari ahli (judment experts). Dalam hal ini setelah

instrumen dikonstruksi tentang isi dan aspek-aspek yang akan diukur

(33)

dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang

telah disusun. Mungkin para ahli akan memberi keputusan: instrumen

dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin

dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang

dan umumnya mereka yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup

yang diteliti (Sugiyono, 2008:177).

Setelah pengujian validitas konstrak dan validitas isi dari ahli

dan berdasarkan pengalaman selesai, maka diteruskan dengan uji

validitas empirik (empirical-validity) di lapangan, yaitu dengan

mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan

mengkorelasikan skor faktor dengan skor total, dengan menggunakan

rumus Pearson Product Moment:

Ha : instrumen soal valid.

Ho : instrumen soal tidak valid

α = 0,05 atau 5%

Ha diterima bila r(hitung) > r(tabel)

b) Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama (Sugiyono, 2005:267). Pengujian reliabilitas instrumen

(34)

88

dapat dilakukan dengan test-retestb (stability), equivalent, dan

gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji

dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen

dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2005:273).

Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian, dapat

digunakan Teknik Belah Dua (split half) yang dianalis dengan rumus

Spearman Brown. Untuk keperluan itu, maka butir-butir instrumen

dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen nomor ganjil

dan kelompok instrumen nomot genap. Selanjutnya skor total antara

kelompok ganjil dan kelompok genap dicari korelasinya dengan

menggunakan rumus Pearson Product Moment:

Kemudian hasil korelasi tersebut dimasukkan dalam rumus

Spearman Brown:

Riduwan dan Sunarto (2007:348) mengatakan: Reriabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Reiliabel artinya dapat dipercaya juga dapat

(35)

diandalkan. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal

(stability/test retest, equivalent atau gabungan keduanya) dan secara

internal (analisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen).

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid pasti rerliabel

(Riduwan dan Sunarto, 2007:353).

2. Uji Coba Instrumen

Untuk melakukan uji coba instrumen secara empirik dalam

penelitian ini dilakukan pada 20 responden guru-guru SMA Negeri

Bandung yang diambil secara acak. Dan hasilnya sebagaimana

ditunjukkan pada pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Uji validitas empirik instrumen

Kepemimpinan Transfomasional Kepala Sekolah (X1)

No. Koefisien t T

Keputusan Item

Pertanyaan Korelasi (hitung) (tabel)

1 0.65 3.62 1.73 valid

2 0.85 6.79 1.73 valid

3 0.77 5.11 1.73 valid

4 0.67 3.78 1.73 valid

5 0.79 5.42 1.73 valid

6 0.46 2.21 1.73 valid

7 0.46 2.20 1.73 valid

8 0.66 3.74 1.73 valid

9 0.80 5.73 1.73 valid

10 0.81 5.87 1.73 valid

11 0.71 4.28 1.73 valid

12 0.72 4.38 1.73 valid

13 0.76 4.92 1.73 valid

14 0.77 5.12 1.73 valid

15 0.87 7.51 1.73 valid

16 0.78 5.35 1.73 valid

(36)

101

18 0.89 8.32 1.73 valid

19 0.76 4.90 1.73 valid

20 0.83 6.41 1.73 valid

21 0.01 0.05 1.73 tidak valid

22 0.65 3.64 1.73 valid

23 0.37 1.70 1.73 tidak valid

24 0.69 4.02 1.73 valid

25 0.57 2.91 1.73 valid

26 0.85 6.79 1.73 valid

27 0.45 2.15 1.73 valid

28 0.67 3.85 1.73 valid

29 0.78 5.23 1.73 valid

30 0.74 4.74 1.73 valid

31 0.86 7.26 1.73 valid

32 0.70 4.17 1.73 valid

33 0.70 4.17 1.73 valid

34 0.78 5.23 1.73 valid

Berdasarkan Tabtel 3.3 di atas, ternyata dari 34 item soal yang

diujicobakan secara empirik, insturmen penelitian (angket) Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah terbukti ada 2 item soal yang tidak

valid yaitu item 21 dan 23. Namun setelah dikonsultasikan dengan

pembimbing dan disesuaikan maka semua item soal yang sudah

diujicobakan akan dipakai dalam penelitian ini (Perhitungan selengkapnya

lihat lampiran 3.3).

Tabel 3.6

Uji validitas empirik instrumen Iklim organisasi sekolah (X2)

No. Koefisien T t

Keputusan Item

Pertanyaan Korelasi (hitung) (tabel)

1 0.66 3.72 1.73 valid

2 0.85 6.82 1.73 valid

3 0.80 5.57 1.73 valid

(37)

5 0.79 5.42 1.73 valid

6 0.41 1.92 1.73 valid

7 0.44 2.06 1.73 valid

8 0.66 3.70 1.73 valid

9 0.82 6.16 1.73 valid

10 0.81 5.80 1.73 valid

11 0.72 4.40 1.73 valid

12 0.70 4.18 1.73 valid

13 0.76 5.00 1.73 valid

14 0.77 5.12 1.73 valid

15 0.88 7.89 1.73 valid

16 0.82 6.16 1.73 valid

17 0.79 5.40 1.73 valid

18 0.92 10.01 1.73 valid

19 0.78 5.30 1.73 valid

20 0.86 7.08 1.73 valid

21 0.73 4.59 1.73 valid

22 0.60 3.21 1.73 valid

23 0.65 3.67 1.73 valid

24 0.72 4.35 1.73 valid

25 0.59 3.10 1.73 valid

26 0.84 6.49 1.73 valid

27 0.43 2.02 1.73 valid

28 0.33 1.49 1.73 tidak valid

29 0.73 4.59 1.73 valid

30 0.70 4.17 1.73 valid

31 0.28 1.25 1.73 tidak valid

32 0.69 4.00 1.73 valid

Dari Tabtel 3.4 di atas, ternyata dari 32 item soal yang diujicobakan

secara empirik, insturmen penelitian (angket) Iklim organisasi sekolah

terbukti dua (2) item tidak valid yaitu item no 28 dan 31. Namun setelah

dikonsultasikan dengan pembimbing dan sesuaikan maka semua item soal

yang sudah diujicobakan akan dipakai dalam penelitian ini (Perhitungan

(38)

103

Tabel 3.7

Uji validitas empirik instrumen Produktivitas Sekolah (Y)

No. Koefisien T t

Keputusan Item

Pertanyaan Korelasi (hitung) (tabel)

1 0.79 5.43 1.73 valid

(39)

Sekolah terbukti ada tiga (3) item soal yang tidak valid yaitu item no. 15,

21 dan 23. Namun setelah dikonsultasikan dengan pembimbing dan

sesuaikan maka semua item soal yang sudah diujicobakan akan dipakai

dalam penelitian ini (Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 3.5)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk

memperoleh data yang diperlukan untuk kepentingan penelitian. Adapun

teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah angket,

wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

1. Angket

Angket merupakan daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk

memperoleh data yang disebarkan kepada seluruh responden yang menjadi

sampel dalam penelitian.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pemerolehan data melalui tanya

jawab dengan pihak yang ada hubungannya dengan permasalahan yang

menjadi fokus kajian dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan

pejabat yang membidangi Madrasah Aliyah di Kabupaten Sorong.

Wawancara ini dimaksudkan untuk menambah pemahaman tentang masalah

(40)

105

3. Observasi

Yaitu teknik pemerolehan data melalui pengamatan langsung kepada

obyek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dilakukan kepada semua

Madrsah Aliyah di Kota dan Kabupaten Sorong untuk lebih menambah

pemahaman tentang masalah yang menjadi fokus penelitian.

4. Studi Dokumentasi

Merupakan cara pemerolehan data melalui bukti-bukti atau dokumen

tertulis yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dokumen-dokumen yang

menjadi sumber data diperoleh dari Kantor Dinas Pendidikan dan Kantor

Kementrian Agama kota dan Kabupaten Sorong.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Uji Persyaratan Analisis

a) Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah

data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Apabila ternyata

datanya berdistribusi normal maka olah data yang digunakan adalah

dengan statistik parametris, dan apabila datanya tidak normal, maka olah

data yang digunakan dengan statistik nonparametris (Sugiyono,

2007:233). Dan rumus yang digunakan untuk uji normalitas data adalah:

(41)

(Sugiyono, 2008:241)

b) Uji Linieritas

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas.

Maksudnya apakah garis regresi antar variabel independent dan variabel

dipendent membentuk garis linier atau tidak. Kalau tidak linier maka

analisis regresi tidak dapat dilanjutkan (Sugiyono, 2008:265).

Adapun untuk menguji linieritas hubungan antar variabel dengan

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Merumuskan Hipotesis, yaitu:

Ho : hubungan antar variabel berpola tidak llinier

Ha : hubungan antar variabel berpola linier

2) Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE), dengan rumus:

3) Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC), dengan rumus:

4) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC), dengan

(42)

107

5) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE), dengan rumus:

6) Mencari Nilai F(hitung), dengan rumus:

7) Mencari Nilai F (tabel), dengan rumus:

8) Menentukan keputusan pengujian linieritas, dengan ketentuan:

Jika, F (hitung) > F (tabel), maka Ho diterima dan Ha ditolak,

berarti linier, dan Jika, F (hitung) < F (tabel), maka Ha diterima dan

Ho ditolak, berarti tidak linier (Riduwan, 2007:104).

2. Pengolahan dan Analisis Data

a) Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data adalah merupakan cara yang ditetapkan

dan dilakukan oleh peneliti dalam mengkaji data yang diperoleh sehingga

menjadi informasi yang dapat digunakan dalam mewujudkan tujuan

penelitian. Hal tersebut senada dengan pendapat Surakhmad (1985:109)

yang mengemukakan bahwa :

Mengolah data adalah usaha yang konkrit yang membuat data itu

”berbicara”, sebab betatapun besarnya jumlah dan tingginya nilai data

yang terkumpul (sebagai hasil fase pelaksanaan pengumpulan data),

(43)

apabila tidak disusun dalam satu organisasi dan diolah menurut

sistematik yang baik, niscaya data itu tetap menjadi bahan-bahan yang

”membisu seribu bahasa”.

Langkah-langkah pengolahan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Penyeleksian data yang diperoleh dari angket sehingga dapat

diyakinkan bahwa data yang diperoleh layak untuk diolah sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2) Pembobotan nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap

item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang

telah ditentukan.

3) Menghitung skor rata-rata dari setiap variabel untuk mengetahui

kecenderungan umum jawaban responden terhadap variabel

penelitian.

4) Mencari kecenderungan skor rata-rata setiap variabel dengan rumus

sebagai berikut :

5) Mengkonsultasikan rata-rata dengan tabel konsultasi hasil

(44)

108

Penentuan kualifikasi penafsiran dan rentang nilai dari konsultasi

hasil perhitungan didasarkan dari pengembangan nilai skala yang

ditetapkan oleh peneliti yaitu skala Likert. Hasil pengembangan tersebut

maka diperoleh tabel konsultasi hasil perhitungan kecenderungan

rata-rata sebagai berikut :

Tabel 3. 8

Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan

Kecenderungan Skor Rata-Rata

RENTANG NILAI KRITERIA

4,01 – 5,00

3,01 – 4,00

2,01 – 3,00

1, 01 – 2,00

0,01 – 1,00

Sangat Baik

Baik

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

b) Untuk menguji hipotesis ada pengaruh Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah (X1) terhadap Produkitivitas

Sekolah (Y).

Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar

variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak ada hubungan antara kepemimpinan Transformasional kepala

(45)

Ha : ada hubungan antara kepemimpinan Transformasional kepala

sekolah dengan Produkitivitas Sekolah.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:

Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:

(Sugiyono, 2008:259)

Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan

derajat kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan

ketentuan:

Ho: diterima, jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan

Ha: diterima, jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel.

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya.

Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa

tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen

dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:261).

Adapun persamaan regresi yang dimaksud adalah:

Dimana,

Y = nilai yang diprediksikan

(46)

111

X = nilai variabel independen

Untuk mencari nilai a dan b pada persamaan regresi, dengan

menggunakan rumus:

(Sugiyono, 2005:245)

Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari

nilai r 2, untuk menentukan prosentasi pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005:250).

c) Untuk menguji hipotesis ada pengaruh Iklim organisasi sekolah (X2)

terhadap Produkitivitas Sekolah (Y).

Pertama kali yang yang dilakukan adalah menguji korelasi antar

variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak ada hubungan antara Iklim organisasi sekolah dengan

Produkitivitas Sekolah.

Ha : ada hubungan antara Iklim organisasi sekolah dengan

Produkitivitas Sekolah.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:

(Sugiyono, 2008:259)

Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:

(47)

(Sugiyono, 2008:259)

Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan

derajat kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan

ketentuan:

Ho: diterima, jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan

Ha: diterima, jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel.

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya.

Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa

tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen

dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:261). Adapun

persamaan regresi yang dimaksud adalah:

Dimana,

Y = nilai yang diprediksikan

a = konstanta

b = koefisien regresi

X = nilai variabel independen

(48)

113

Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari

nilai r2, untuk menentukan prosentasi pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005:250).

d) Untuk menguji hipotesis ada pengaruh Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah (X1) terhadap Iklim organisasi

sekolah (X2)

Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar

variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak ada hubungan antara kepemimpinan Transformasional kepala

sekolah dengan Iklim organisasi sekolah.

Ha : ada hubungan antara kepemimpinan Transformasional kepala

sekolah dengan Iklim organisasi sekolah.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:

(Sugiyono, 2008:259)

Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:

(Sugiyono, 2008:259)

Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan

derajat kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan

ketentuan:

Ho: diterima, jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan

(49)

Ha: diterima, jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel.

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya.

Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa

tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen

dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:261). Adapun

persamaan regresi yang dimaksud adalah:

Dimana,

Y = nilai yang diprediksikan

a = konstanta

b = koefisien regresi

X = nilai variabel independen

Untuk mencari nilai a dan b pada persamaan regresi, dengan

menggunakan rumus:

(Sugiyono, 2005:245)

Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari

nilai r 2, untuk menentukan prosentasi pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005:250).

(50)

115

e) Untuk menguji hipotesis ada pengaruh Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah (X1) dan Iklim organisasi

sekolah (X2) secara bersama-sama dengan Produkitivitas Sekolah

(Y).

Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar

variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak ada hubungan antara kepemimpinan Transformasionalkepala

sekolah dan Iklim organisasi sekolahsecara bersama-sama dengan

Produkitivitas Sekolah.

Ha : ada hubungan antara kepemimpinan Transformasionalkepala

sekolah dan Iklim organisasi sekolahsecara bersama-sama dengan

Produkitivitas Sekolah.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:

(51)

Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:

Dimana,

R : koefisien korelasi ganda

k : jumlah variable independen

n : jumlah sampel

(Sugiyono, 2008:266)

Kemudian nilai F-hitung dibandingkan dengan nilai F-tabel dengan

derajat kebebasan, dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan

taraf kesalahan 5%, dengan ketentuan:

Ho: diterima, jika nilai F-hitung lebih kecil dari nilai F-tabel dan

Ha: diterima, jika nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel.

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresi ganda.

Persamaan regresi ganda ini dapat digunakan untuk melakukan prediksi

seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai kedua variabel

independen secara bersama-sama dimanipulasi atau dirubah-rubah

(Sugiyono, 2008:267). Adapun persamaan regresi ganda yang dimaksud

(52)
(53)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan data penelitian tentang ”Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi Sekolah terhadap Produkivitas Sekolah”, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

(54)

181

transformasional kepala sekolah pada madrasah aliyah Kota dan Kabupaten Sorong. Secara umum berdasarkan hasil yang ditunjukkan dari persepsi guru Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong terkait dengan sikap kepala sekolah bahwa masih kurang dalam beberapa hal seperti mengenal guru-guru secara individu, melatih dan membimbing, mempertinggi optimis guru dan memberikan penghargaan atas prestasi kerjanya. Maka dalam hal ini kepala sekolah pada madrasah aliyah Kota dan Kabupaten Sorong perlu lebih peka terhadap keadaan bawahan, menjadi katalisator serta mampu memotivasi guru –guru dalam melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien agar jiwa kepemimpinan transformasionalannya semakin kuat.

(55)

disiplin serta kesatuan tujuan dan kepentingan dalam organisasi belum maksimal berdasarkan landasan keilmuan dalam penelitian ini dipandang perlu adanya nilai-nilai yang dibangun untuk dijalani bersama baik dari hal hubungan yang harmonis serta dukungan yang saling menumbuhkan motivasi agar nilai-nilai yang dibangun dalam iklim organisasi sekolah pada madrasah aliyah kota dan kabupaten Sorong lebih optimal lagi.

(56)

183

personil sekolah, setiap guru hendaknya ditingkatkan kemampuan dan pengetahuannya terhadap pembuatan perangkat pembelajaran melalui worshop atau pelatihan-pelatihan yang terkait, guru-guru difasilitasi pihak sekolah dalam menyusun perangkat mengajar serta kegiatan guru juga yang terkait dengan bimbingan bagi siswa diluar waktu belajar agar siswa lulusan madrasah aliyah Kota dan Kabupaten Sorong memiliki prestasi yang tinggi dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

4. Kepemimpinan Transformasional kepala sekolah pada Madarasah Aliyah di Kota dan Kabupaten Sorong yang didasarkan pada hasil perhitungan coefisien determinasi menunjukkan nilai sebesar 13% . hal tersebut menunjukkan pengertian adanya pengaruh positif dan signifikan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Produkivitas Sekolah di Madarasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong dan sisanya 87% ditentukan oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Seperti kualitas dan kompetensi kepala sekolah, kepribadian, pendidikan profesi, reward dan lain-lain

(57)

tidak diteliti dalam penelitian ini seperti motivasi, hubungan/komunikasi dan lain-lain

(58)

185

segi keilmuan Hal tersebut dapat terwujud jika kepala sekolah memiliki wawasan yang jauh kedepan dan mampu melakukan perubahan-perubahan kearah yang lebih baik dengan cara menggiring bawahannya untuk memiliki tujuan yang sama yang diangkat dari nilai-nilai kebersamaan dan menjadi visi dan tujuan bersama. Misalnya dengan melibatkan semua personil dalam perencanaan program sekolah menumbuhkan rasa memiliki terhadap sekolah serta menjadikan tujuan organisasi menjadi tujuan pribadi serta memiliki hubungan baik dengan masyarakat dan stakehorlder yang ada.

B. Implikasi

Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini memberikan gambaran dan beberapa implikasi secara keilmuan, yaitu :

1. Produktivitas sekolah harus ditempatkan dalam konteks organisasi sekolah secara keseluruhan. Hal ini dimaksudkan agar peningkatan dan pengembangan Produktivitas sekolah merupakan bagian yang terintegrasi dengan program sekolah, sehingga pengembangannya dapat berkesinambungan, karena mendapat dukungan dari organisasi.

(59)

dalam bidang pendidikan/ pembelajaran dengan tataran institusi organisasi dan manajemen, sehingga pengembangannya akan menjadi komitmen bersama seluruh anggota organisasi sekolah. Hal itu berarti bahwa pengembangan manajemen sekolah perlu didorong untuk dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi berkembangannya sikap kreatif guru yang pada gilirannya jiwa kreatifitas yang dimiliki guru tersebut akan berdampak pada Produktivitas sekolah.

3. Bagi pemerintah dari segi kebijakan baru dalam mendorong peningkatan kualitas pendidikan dapat diintegrasikan dengan manajeman pendidikan di sekolah. Dengan terintegrasinya kebijakan pemerintah, maka organisasi sekolah akan terdorong untuk melakukan pembelajaran dari mulai tataran individu sampai pada tataran organisasi. Dan apabila hal ini dapat terwujud, maka Produktivitas sekolah akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Iklim Organisasi sekolah .

(60)

187

kepemimpinan model ini akan sangat berpengaruh pada penciptaan dan perubahan Iklim Organisasi sekolah ke arah yang lebih kondusif, adaptif, antisipatif, inovatif, serta lebih dapat mendorong guru berkinerja prima/superior, proaktif serta lebih terbuka pada perubahan yang pada akhirnya berdampak pada Produktivitas Sekolah Untuk itu diperlukan iklim kondusif yang dapat memotivasi guru dan seluruh staf agar lebih efektif dan efisien dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

C. Rekomendasi.

Dengan mengacu pada hasil penelitian dan kesimpulan serta implikasi sebagaimana di kemukakan di atas, dari segi keilmuan terdapat beberapa implikasi yang perlu dicermati dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan produktivitas sekolah agar peningkatan produktivitas sekolah pada madrasah aliyah Kota dan Kabupaten Sorong semakin optimal. Maka dalam hal ini dipandang perlu mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Perlu membuat kebijakan yang mengarah pada peningkatan kinerja kepala sekolah dan produktivitas sekolah

2. Penegaskan kembali tupoksi kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah 3. Perlu dikembangkan kegiatan yang dapat mendorong pada peningkatan

(61)

profesional guru; misalnya dukungan sarana teknologi informasi ( jaringan internet). pemberdayaan MGMP, KKG, Work shop dan pelatihan profesi yang mendukung agar kemampuan profesional guru meningkat.

4. Perlu mendorong tercapainya lingkungan sekolah yang terbuka terhadap berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat. Hal ini akan mendorong pada pemerolehan sumber inspitarif, wawasan/ide/hal baru yang berkembang, yang nantinya diharapkan terjadi transfer of learning melalui pelaksanaan pembelajaran yang inovatif di kelas, dan melalui pembelajaran bersama di sekolah hal tersebut akan berpengaruh pada seluruh guru yang menjadi anggota organisasi sekolah. Dan dalam kontek ini peran kepala sekolah akan menentukan pada terjadinya pembelajaran organisasi yang bila hal tersebut berlangsung secara berkesinambungan akan meningkatkan produktivitas sekolah.

5. Lebih Menggiatkan pengembangan manajemen berbasis sekolah agar sekolah menjadi makin mandiri dalam menjalankan peran dan fungsinya di masyarakat. Oleh karena itu berbagai pengaturan yang cenderung mengurangi inisiatif sekolah melakukan kegiatan yang produktif bagi peningkatan kualitas pendidikan secara bertahap perlu dikurangi, sehingga kepala sekolah mempunyai kebebasan yang cukup untuk berekspresi dalam menjalankan kepemimpinan di sekolah;

(62)

189

kemudian diiringi dengan tambahan kompensasi dengan diberikannya tunjangan profesi, maka perlu mengembangkan manajeman kinerja yang dapat mendorong pada peningkatan dan pengembangan kinerja guru secara berkesinambuangan. Hal ini dimaksudkan agar terjadi peningkatan profesionalisme guru terkait dengan meningkatnya kinerja guru ke arah yang lebih baik dan produktif.

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Alreek, Pamela L., & Robert R. Sttle, (1995). The Survey Research Hand Book, Chicago, Irwin.

Ali Mohammad, dkk. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan , Bandung: Peadagogiana Press.

Arikunto S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Cuttance P. Dan Reynolds Davis (1992) School Effectiviness; Research,policy

and Practice .USA New York: Great Britain

Danim (2008). Visis Baru Manajemen Sekolah:Darinit birokrasi ke Lembaga

akademik , Cetakan ketiga, jakarta: Bumi Aksara

Danim S.dan Suparno, (2009). Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas Dirjen Dikdasmen Direktorat Tenaga Kependidikan (2003). Standar

Kompetensi Guru Sekolah Dasar.

Engkoswara (2002). Lembaga Pendidikan Sebagai Pusat Pembudayaan, Cetakan Pertama, Bandung: Yayasan Amal Keluarga,..

_______ (2001). Paradigma Manajemen Pendidikan Menyongsong otonomi

Daerah, Cetakan kedua, Bandung: Yayasan Amal Keluarga,..

Edward (2009) Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan

Budaya Sekolah Terhadap Kemampuan Profesional Tenaga Pendidik pada SMK Di Kabupaten bangka. Tesis Pada Pasca Sarjana Program

StudiAdministrasi Pendidikan UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Enciklopedia of Busines ,

http://www.referenceforbusiness.com/manajement/pr-Sa/Productivity-concepts-and-measure.html. (06-06-2010)

Fattah N.(2008). Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja RosdaKarya

Gibson, james L.,John M. Ivancenvich, James H. Donely. Jr. ( 1973)

Organization : structure, Proces, Behavior, Dallas : Busess

Publications, Inc

Guru Tisna (2009) Iklim Organisasi sekolah [online].tersedia:

(64)

Gorton Richard et.al (2007) School Leadership& Administration:Inportant

Concepts, caseStudies &Stimulations Seventh Edition, : New York,

McGraw Hill co.

Hasibuan M. (2003). Organisasi dan Motivasi:Dasar Peningkatan Produktivitas . Jakarta : Bumi Aksara.

Haslinda (2008) Pengaruh gaya Kepemimpinan Transformasional kepala

SekolahdanKinerjaMengajar Guru terhadap Produktivitas Sekolah di SMA Negeri kabupaten Indra Giri Hulu, Tesis Pada Pasca sarjana

Program Studi AdministrasiPendidikan UPI Bandung: tidakditerbitkan.

Hammond, Linda Darling, & Gary Sykes. (1999). Teaching as the Learning

Profession, Handbook of Policy and Practice. San Francisco : Jossey –

Bass.

Hadari Nawawi (2006). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi.

Yogyakarta:Gajah Mada Unirversity Press.

Hoy, Wayne K., Cecil G. Miskel, (2001). Educational Administration : Theory,

Research, and Practice Sixth Edition, New York, McGraw Hill co.

________ (2008). Educational Administration: Theory, Research, and Practice, International Edition, New York, McGraw Hill co.

Hou , http://www.sedl.org/change/leadership/history.html (02 Juni 2010)

Hersey and Blanchard (1977)Manajemen Of Organisasi Behavior,Publizing

Human Resources :Third Edition. New York : Prentice Hall inc.

Irby Lunenburg (2006) The principalshi: Vision to Action , USA: Wadsworth,Cengage Learning

Ian Hay, http://www.leadingtoday.org/welwadinglearning/transformational

leadership.html

Juran J.M (1995) Merancang Mutu, Ancaman Baru Mewujudkan Mutu Kedalam

Barang Jasa : Jakarta: PPM

________ (1995) Leadership For Quality : USA :Juran Institute MacMillan, Inc.Buku ke II

Siagian P.Sondang (2003) Kiat Meningkatkan Produktivitas Kinerja. Jakarta: Rineka Cipta.

(65)

Komariah dan Triatna (2006) Kepemimpinan Visioner : Jakarta :Bumi Aksara

Liontos, (1992 ) (http://www.ericdigests.org/1992-2/leadership.htm) (04-06-2010)

Michael Hartsfield,(http://www.cbfa.org/Hartsfield.pdf ) (04-06-2010)

Muchdarsyah S (1992) Produktivitas Apa dan Bagaimana : USA : Bumi Aksara

Mulyono (2009). Manajemen Administrasi &Organisasi Pendidikan. yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Mulyasa E.(2007)Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional. Bandung: Rosda Karya

McShane, Steven L., Mary Ann Von Gilnow (2005). Organzitional Behavior, New York, McGraw Hill

Ngainum Naim (2009) Menjadi Guru Inspiratif: memberdayakan danmengubah

jalan hidup siswa. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rahman at all. (2006). Peran Strategis Kapala Sekolah dalam Meningkatkan

Mutu Pendidikan. Jatinangor: Alqaprint.

Razik A. Taher & Swanson D. Austin (1995) Fundamental Concep

ofEducational LeadershipandManagemen ,New Jersey: Englewood

Kongan Page Limited.

Rebore W.R. and Walmsleye.L.Angela (2007). Educational Leadership, Pearson Education Inc.

Riduwan dan Sunarto. (2007). Pengantar Statistika, untuk Penelitian Pendidikan,

Sosial, Ekonomi Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Rifai (1972). Aministrasi dan Supervisipendidikan 2. Bandung: Jemmars

Sagala Syaiful (2000). Administrasi Pendidikan Kontenporer. Bandung: Alfabeta

________ (2008). Budaya danReinventining Organisasi Pendidikan, Bandung : Alfabeta

________ (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan

,Bandung : Alfabeta

(66)

Sallis Edwar (1993). Total Quality Manajemen in Education,London : Kongan Page Limited

Sallis Edwar (2008). Total Quality Manajemen in Education, Manajemen Mutu

pendidikan Yogyakarta: IRCISoD

Siagian S.P (2003). Sistem imformasi untuk pengambilankeputusan Jakarta : Gunung Agung

Suhardan Dadang (2006). Supervisi Bantuan Profesional. Bandung: Mutiara Ilmu

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta.

_______, (2008). Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

_______, (2009). Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta.

Sumaryani Cucu (2008)Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala

Sekolah dan Iklim Organisasi sekolah Terhadap Produktivitas sekolah

(SMP Karawang). Tesis Pasca sarjana pada program

StudiAdministrasiPendidikan UPI Bandung: tidak diterbitkan

Surya M. (2003). Percikan Perjuangan Guru. Semarang: Aneka Ilmu.

Sutermeister (1976) People and Productivity.USA: Mcgraw-Hill,Inc

Sutikno Sobry (2008). LandasanPendiidkan, Bandung : Prospec

Schatz, Kenneth dan Schatz linda (tanpa Tahun). Keberhasilan daya

Pengaruhdalam Manajemen . Tanpa penerbit

Scheerens Jaap. (2000). Improving School Effectiveness. United Nation Educational, Scientific, & Cultural Organization UNESCO

________. (2003). Peningkatan Mutu Sekolah .Jakarta : Logos.Wacana ilmu dan pemikiran

Small Learning , (http://web.jhu.edu/CSOS/tdmg/program/organization.html)

(04-06-2010)

Usman Uzer M.(2009) Menjadi guru Profesional .Bandung : Rosda Karya

Gambar

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
Tabel 3.1 Penetuan Jumlah Sampel
Kisi-kisi Variabel  Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Tabel 3.2 Sekolah dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas Sekolah
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini kami mengundang Saudara untuk mengikuti Pembuktian Kualifikasi Jasa Konstruksi dengan Sistem Pemilihan Langsung untuk :. Peningkatan / Pemeliharaan Jalan ruas jalan

There are two techniques that are used to examine the business environment within which an organisation is operating: PESTLE analysis and Porter’s Five Forces analysis. The analysis

ECDHP Elliptic Curve Diffie–Hellman Problem ECDLP Elliptic Curve Discrete Logarithm Problem ECDSA Elliptic Curve Digital Signature Algorithm ECIES Elliptic Curve Integrated

Pengaruh Visionary dan Budaya Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah, Disertasi, Bandung : Program Pascasarjana UPI.. Komariah Aan, Triatna

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Doktor Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Umum/Nilai. Oleh : Wilodati

dapat meningkatkan kemampuan dalam penerapan problem based learning pada. pelaksanaan praktik

Green tea polyphenols and cancer chemoprevention: multiple mechanisms and endpoints for phase II trials.Nutrition Review.. Anti-diabetic activity of green