Ima Rakhmiadiani, 2013
Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Struktur Organisasi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Konsep Dasar PenyuluhanPemberian Makanan Balita ... 7
B. Tujuan Penyuluhan Pemberian Makanan Balita ... 8
C. Sasaran Penyuluhan Pemberian Makanan Balita ... 8
D. Metode dan Media Penyuluhan Pemberian Makanan Balita ... 9
E. Materi Penyuluhan Pemberian Makanan Balita ... 9
1. Persiapan ... 9
2. Pengolahan ... 25
3. Penyajian Makanan ... 31
4. Cara Pemberian Makan pada Balita ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40
1. Lokasi ... 40
2. Populasi ... 40
3. Sampel ... 40
B. Metode Penelitian ... 41
C. Definisi Operasional ... 41
D. Instrumen Penelitian ... 43
E. Hasil Uji Coba Instrumen ... 44
Ima Rakhmiadiani, 2013
Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN . 46
A. Hasil Penelitian ... 46
1. Identitas Responden ... 46
2. Analisis Data pada Aspek Persiapan ... 47
3. Analisis Data pada Aspek Pengolahan Makanan. ... 51
4. Analisis Data pada Aspek Penyajian Makanan... 54
5. Analisis Data pada Aspek Pemberian Makanan ... 56
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 66
A. Keimpulan ... 66
B. Rekomendasi ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 68
Ima Rakhmiadiani, 2013
Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Angka kecukupan energi rata-rata yang dianjurkan ... 11
2.2 Kecukupan protein yang harus dipenuhi pada balita ... 12
2.3 Macam, fungsi dan sumber vitamin ... 14
2.4 Contoh penyusunan menu balita dan variasi makanan ... 23
2.5 Kegiatan tanpa menggunakan api atau bara ... 27
4.1 Data responden pada Aspek Persiapan ... 46
4.2 Aspek Persiapan mengenai Pemahaman Zat Gizi ... 47
4.3 Aspek Persiapan mengenai Pemilihan Bahan Makanan ... 48
4.4 Aspek Persiapan mengenai Cara Membersihkan Bahan Makanan ... 49
4.5 Data Responden pada Aspek Pengolahan Makanan ... 51
4.6 Data Responden pada Aspek Penyajian Makanan ... 54
[image:3.595.138.510.238.556.2]Ima Rakhmiadiani, 2013
Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
[image:4.595.127.512.158.587.2]DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Contoh masakan yang diolah dengan teknik merebus ... 28
2.2 Contoh masakan yang diolah dengan teknik mengukus ... 28
2.3 Contoh masakan yang diolah dengan teknik mengetim ... 29
2.4 Contoh masakan yang diolah dengan teknik menggoreng ... 29
2.5 Contoh masakan yang diolah dengan teknik memanggang ... 30
2.6 Contoh masakan yang diolah dengan teknik menumis ... 30
2.7 Contoh masakan yang memiliki kombinasi warna ... 32
2.8 Contoh masakan yang disajikan dalam bentu aslinya ... 33
2.9 Contoh makanan yang disajikan menyerupai bentuk aslinya ... 33
2.10 Contoh potongan wortel yang menarik ... 33
2.11 Contoh nasi yang dibentuk untuk sekali makan... 34
2.12 Tempat makan yang menarik ... 34
4.1 Pendapat Ibu Balita pada Aspek Persiapan ... 50
Ima Rakhmiadiani, 2013
Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia diselenggarakan melalui tiga jalur, yaitu formal,
informal dan non formal. Pendidikan informal merupakan kegiatan pembelajaran
di luar sekolah yang disengaja, memiliki kegiatan yang terencana, terstruktur, dan
terjadwal (meskipun jadwal bisa disesuaikan dengan kesepakatan peserta).
Terdapat banyak bukti bahwa pembangunan terutama di pedesaan bisa
berkembang melalui partisipasi dari masyarakatnya. Beberapa bentuk dari
pendidikan informal lebih menekankan pada peserta belajar dimana penekannya
pada kemampun untuk memotivasi sehingga anggota masyarakat menjadi lebih
banyak terlibat dalam pembangunan yang sedang dilakukan.
Cakupan pendidikan informal lebih menekankan pada motivasi dan
peningkatan kesadaran orang-orang untuk berpartisipasi dalam perencanaan
pendidikan dan struktur administrasi yang memungkinkan mereka berpartisipasi
dan memberikan kontrol pada penyelenggaraan. Prosedur perencanaan sangat
menuntut pendekatan individual dan inilah yang membedakan dengan
perencanaan yang berlangsung pada pendidikan formal. Perencanaan pendidikan
dan struktur manajemen informal lebih menekankan pada upaya untuk merintis,
memfasilitasi, dan meningkatkan kerja sama dalam melakukan partisipasi yang
merupakan tantangan baru bagi perencana.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) memiliki tujuan dalam rangka
meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka usaha
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab melaksanakan
pembangunan kesehatan di kecamatan. Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas
adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara
teknis medis dibina oleh Puskesmas. Pengertian Posyandu seperti yang tercantum
dalam Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu Kementrian Kesehatan RI yaitu :
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan Masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Posyandu memiliki program kegiatan utama dan program kegiatan
tambahan. Program kegiatan utama meliputi kesehatan ibu dan anak, Keluarga
Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Sedangkan Program
kegiatan tambahan yaitu Bina Keluarga Balita (BKB), Pos Pendidikan Anak Usia
Dini, Kesehatan Reproduksi Remaja, Bina Keluarga Lansia (BKL), dan
sebagainya. Penyuluhan di bidang gizi khususnya penyuluhan pemberian
makanan pada balita merupakan program kegiatan utama yang direncanakan oleh
Posyandu tetapi dilaksanakan dan diselenggarakan oleh Puskesmas. Pentingnya
penyuluhan dalam kegiatan posyandu yaitu menambah wawasan dan pengetahuan
terhadap ibu balita dalam pengetahuan sumber gizi dan pengelolaan makanan
balita.
Menurut catatan status gizi di Posyandu Desa Handapherang pada tahun
2012 dari peserta yang aktif kegiatan Posyandu sebanyak 72 orang, masih terdapat
11% balita yang mengalami kurang gizi dan 89% kondisi balita berada pada garis
normal. Walaupun persentase balita yang memiliki status gizi kurang, tetapi
harapan pemerintah adalah semua balita mempunyai status gizipada garis normal,
sehingga penyuluhan pemberian makanan balita harus tetap dilakukan secara
rutin.
Penyuluhan merupakan bagian dari jalur pendidikan informal yang ada
dalam kegiatan Posyandu. Menurut Suhardjo (2003:31) istilah penyuluhan
seringkali dibedakan dari penerangan, walaupun kedua-duanya merupakan upaya
edukatif. Secara popular penyuluhan lebih menekankan “bagaimana”, sedangkan
penerangan lebih menitik beratkan pada “apa”. Dalam uraian berikut ini,
penyuluhan diberikan arti lebih luas dan menyeluruh dan merupakan upaya
perubahan perilaku manusia yang dilakukan melalui pendekatan edukatif.
Penyuluhan pemberian makanan balita merupakan bagian dari kegiatan
penyuluhan gizi yang ada di Puskesmas. Penyuluhan gizi menurut Suhardjo
3
individu / masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan / mempertahankan gizi baik”. Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan pemberian makanan balita adalah pendekatan yang sifatnya mendidik dan diharapkan membentuk perubahan dalam
hal gizi baik meningkatkan atau mempertahankan status gizi meliputi persiapan,
pengolahan, penyajian dan cara pemberian makanan.
Penyuluhan pemberian makanan balita berhubungan dengan diet keluarga,
dimana ibu harus mengatur pola makan anggota keluarga khususnya pada balita.
karena pada masa ini anak rentan terhadap penyakit dan pola makan yang baik
sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhannya.
Penyuluhan gizi dilakukan secara kelompok pada kegiatan Posyandu yang
dilakukan satu kali dalam sebulan. Materi penyuluhan pemberian makanan balita
yang disuluhkan kepada ibu balita meliputi persiapan, pengolahan makanan balita,
penyajian makanan balita dan cara pemberian makanan balita. Pengelolaan atau
tata laksana makanan adalah cara menata atau mengatur dan melaksanakan
pembuatan makanan sedemikian rupa, sehingga makanan menjadi kebutuhan yang
sangat berati untuk tubuh manusia (Sri Maryati, 2000 :1). Kegiatan-kegiatan yang
terdapat dalam tata laksana makanan antara lain penyusunan menu, pemilihan
bahan makanan, pengetahuan resep, pengolahan makanan, penyajian makanan.
Penyiapan makanan harus dapat mencukupi kebutuhan gizi balita.
Pengaturan makanan yaitu pengaturan makanan harus dapat disesuaikan dengan
usia balita selain untuk mendapatkan gizi pengaturan makanan juga baik untuk
pemeliharaan, pemulihan, pertumbuhan, perkembangan serta aktifitas fisiknya
(Dina Agoes dan Maria Popy H, 2001).
Desa Handapherang termasuk daerah agraris, sehingga penduduknya
mayoritas bertani. Jarak tempuh ke sarana kesehatan ± 0,50 km. dari sejumlah
penduduk 5453 jiwa dan 1704 KK masih terdapat keluarga miskin sebanyak 84
KK.
Pengadaan makanan balita oleh keluarga ada yang menanam di kebun
sendiri sehingga tidak membeli dari orang lain dan ada juga yang membeli
dikarenakan tidak memiliki lahan dan tidak memiliki kemauan untuk menanam
Pengetahuan ibu dalam pengadaan makanan sangat diperlukan sehingga
dapat mengelola makanan dengan baik. Dilihat dari letak geografis desa tersebut
sangat berpotensi untuk bercocok tanam sehingga ibu dan keluarga tida harus
membeli setiap akan mengelola makanan. Makanan yang sehat tidak harus mahal
melainkan bagaimana ibu bisa mengelola makanan yang ada di sekitar menjadi
makanan yang sehat dan menarik bagi anak. Setelah peneliti melakukan
kunjungan ke rumah ibu balita, terdapat beberapa keluarga yang menanam
sayuran dan memelihara ternak ayam serta ikan tetapi bukan untuk dikonsumsi
anggota keluarga melainkan untuk dijual. Pengolahan dan penyajian makanan
yang dilakukan sebagian ibu balita yaitu tidak terdapatnya kombinasi warna pada
makanan sehingga makanan tidak menarik.
Peran ibu dalam pengelolaan makanan balita sangat menentukan
kehidupan masa depan anak, oleh karena itu kepedulian ibu sangat diperlukan
terhadap tumbuh kembang anak terutama dalam pemberian makanan pada
balitanya. Pelaksanaan penyuluhan gizi mengenai pemberian makanan balita
diharapkan dapat menambah pengetahuan, sikap dan keterampilan ibu balita.
Gambaran permasalahan yang telah dipaparkan di atas, penulis
menganggap penting untuk ditindak lanjuti melalui penelitian terutama ingin
menggali sejauh mana manfaat yang diperoleh ibu balita untuk meningkatkan
pengelolaan makanan balita di rumah. Permasalahan di atas sangat erat kaitannya
dengan keilmuan yang penulis tekuni khususnya pada mata kuliah diet keluarga.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah yang berkaitan dengan latar belakang diatas :
1. Belum semua ibu balita rutin mengkuti kegiatan penyuluhan pemberian
makanan balita.
2. Rendahnya pengetahuan yang dimiliki ibu dalam pengelolaan makan balita.
5
Perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana pendapat
ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan dalam
pengelolaan makanan balita?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita
bagi ibu dalam pengelolaan makanan balita yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu untuk memperoleh data mengenai
pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan
balita.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu untuk memperoleh data mengenai
pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan
yang meliputi kegiatan :
a. Persiapan pembuatan makanan balita
b. Pengolahan makanan balita
c. Penyajian makanan balita
d. Pemberian makanan balita
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :
1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dalam bidang gizi khususnya
penyuluhan pemberian makanan balita.
2. Bagi Prodi PKK, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi mata kuliah diet keluarga dan bimbingan perawatan anak
mengenai penyuluhan pemberian makanan dalam pengelolaan makanan
balita.
3. Bagi Puskesmas sebagai media informasi yang dapat memberikan
E. Struktur Organisasi
Upaya untuk memudahkan penelaahan bagian demi bagian dalam
penelitian ini, maka penulis menyajikan penulisan dari setiap Bab sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan, bab ini membahas mengenai latar belakang masalah,
identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
struktur organisasi.
BAB II Kajian Pustaka, bab ini membahas berisi landasan teori dan gambaran
umum mengenai dasar penelitian atau teori yang melandasi penelitian.
BAB III Metode Penelitian, bab ini membahas lokasi dan subyek penelitian,
metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian dan analisi data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini menjelaskan tentang hasil
penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi, bab ini merupakan penutup yang berisi
tentang kesimpulan dan rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan
Ima Rakhmiadiani, 2013
Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi
Lokasi yang digunakan dalam melakukan penelitian yaitu Puskesmas
Handapherang di Jalan H.Hasan No.11 Desa Handapherang Kecamatan
Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Lokasi ini dipilih peneliti dikarenakan dekat
dengan tempat tinggal peneliti, kegiatan di Puskesmas Desa Handapherang aktif
dan diikuti oleh jumlah peserta yang memadai untuk dijadikan responden
penelitian.
2. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian (Suharsimi
Arikunto, 2006:130). Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau
totalitas kelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai, benda-benda atau untuk
suatu penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah ibu balita yang aktif
posyandu di Posyandu Handapherang yang berjumlah 72 orang.
3. Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto, 2006:131). Kriteria pengambilan sampel harus memenuhi beberapa
syarat, yaitu sampel yang diambil harus dapat memberikan gambaran yang bisa
dipercaya mengenai populasi secara keseluruhan, dapat menentukan presisi
yaitu tingkat ketetapan yang ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperoleh dari
catatan lengkap, dengan syarat bahwa keadaan dimana kedua metode dilakukan
sama, sederhana sehingga mudah dilaksanakan, dapat memberikan hasil yang
maksimal dengan resiko biaya minimal. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti
dapat mengambil sampel dari populasi yang akan diteliti. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan purposive sampling, teknik ini sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:139) sebagai berikut : “Sampling purposive adalah teknik
didasarkan strata (tingkatan), random, atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya
tujuan tertentu, dan biasanya teknik ini dilakukan karena beberapa pertimbangan.”
Berdasarkan masalah yang hendak diteliti maka yang menjadi kriteria
sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang aktif mengikuti kegiatan Posyandu,
ibu yang memiliki anak balita, dan ibu yang mengelola makanannya sendiri.
Dilihat dari kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel yang digunakan
berjumlah 38 orang dari 72 anak yang tercatat di Posyandu Handapherang.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang
memusatkan penelitiannya pada pemecahan masalah saat sekarang. Hal ini sejalan
dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2005:78), ”Metode
Deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya
pada saat penelitian dilakukan.”
Maksud dari metode deskriptif adalah memecahkan masalah yang ada pada
masa sekarang atau lampau dan apabila dihubungkan dengan masalah penelitian
ini yaitu mengungkap data-data aktual tentang manfaat hasil pola asuh pemberian
makanan dalam pengelolaan makanan balita.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kekeliruan dalam
penafsiran masalah serta agar tidak terjadi perbedaan persepsi antara peneliti dan
pembaca terkait sehingga harus diberi batasan secara operasional. Judul dalam
penelitian ini adalah Pendapat Ibu Balita tentang Hasil Penyuluhan Pemberian
42
1. Pendapat Ibu Balita
a. Pendapat
Pendapat menurut W.J.S Poerwodarminta (1998:227) adalah “Penilaian
terpadu sebagai pernyataan tanpa sikap secara verbal, non verbal bersifat positif, negatif tetapi pertanyaan dapat berbeda pada objek tertentu.”
Pendapat dapat diartikan sebagai buah hasil pemikiran seseorang tentang
suatu hal. Pendapat setiap orang tidak sama karena setiap orang memiliki
pemikiran yang berbeda-beda.
b. Ibu balita
Pengertian Ibu adalah “Wanita yang telah melahirkan seseorang dan sebutan untuk wanita yang sudah bersuami (Hasan Alwi, 2001: 416).”
Pengertian Balita menurut Muaris (2006:40) adalah “Anak yang telah
menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun.”
Ibu balita adalah ibu yang memiliki anak di bawah lima tahun. Usia lima
tahun adalah usia yang mempengaruhi perkembangan anak baik secara fisik,
mental dan emosional.
Pendapat ibu balita pada penelitian ini mengacu kepada pengertian
menurut W.J.S Poerdarminta, Hasan Alwi dan Muaris yaitu merupakan
penilaian yang diberikan oleh seorang ibu atau wanita yang memiliki anak di
bawah lima tahun.
2. Manfaat Penyuluhan Pemberian Makanan
a. Manfaat Penyuluhan
Manfaat menurut Ali (2008:240) adalah “guna atau faedah”. Pengertian
penyuluhan menurut Suhardjo (2003: 31) bahwa “Penyuluhan adalah suatu
pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku, maka terjadi komunikasi
antar provider dan masyarakat.”
Manfaat penyuluhan adalah manfaat atau kegunaan dari suatu upaya
pembangunan melalui pendekatan yang dilakukan kepada masyarakat yang
b. Pemberian Makanan Balita
Pemberian makanan balita adalah pemberian makanan atau minuman yang
mengandung zat gizi pada anak usia 2-5 tahun untuk memenuhi kebutuhan gizi
(Depkes RI ,2007).
Pemberian makanan balita merupakan cara bagaimana ibu memberikan
makanan sebagai asupan gizi dalam memenuhi kebutuhan gizi untuk pertumbuhan
dan perkembangan anak di bawah umur lima tahun.
Manfaat penyuluhan pemberian makanan balita pada penelitian ini mengacu
kepada pengertian menurut Suhardjo dan Depkes RI yaitu merupakan kegiatan
yang menggunakan proses untuk menghasilkan perilaku manusia yang diberikan
melalui jalur informal mengenai cara pemberian makanan atau minuman yang
mengandung zat gizi pada anak usia 2-5 tahun untuk memenuhi kebutuhan gizi
dalam proses pertumbuhan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah “alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya” (Suharsimi Arikunto,2002:134). Di dalam
penelitian ini penulis menggunakan angket tertutup sebagai instrumen
penelitiannya.
Instrumen penelitian yang digunakan berbentuk kuesioner dengan skala likert,
terdiri dari lima opsi yaitu SS (Sangat Setuju) = 5, ST (Setuju) = 4, RG
(Ragu-ragu) = 3, TS (Tidak Setuju) = 2, STS (Sangat Tidak Setuju) = 1. Kuesioner yang
terdiri dari 30 item pernyataan dibagikan kepada ibu balita peserta Posyandu.
Jawaban yang dipilih adalah jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya
dengan memberikan tanda check list (√). Dalam penyusunan instrumen penelitian
diperlukan adanya langkah-langkah menyusun instrumen seperti yang
dikemukakan oleh adalah Iskandar (2008:79) yaitu:
1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.
2. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi
44
4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen
5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen
6. Petunjuk pengisian instrumen.
E. Hasil Uji Coba Instrumen
Uji validasi instrumen dilakukan pada dua puluh responden sebanyak tiga
puluh point pernyataan yang diberikan pada responden. Nilai maksimal adalah
146 dan nilai minimum adalah 112. Hasil uji validasi tersebut dapat disimpulkan
bahwa semua point pada instrumen penelitian Valid dikarenakan t hitung > t tabel.
Jumlah varians dari setiap butir (∑σ²) adalah 21,019. Varians total (σ²t) adalah
82,210, standar deviasinya adalah 9,3025.
Realibilitas Instrumen (r11) yang dihasilkan sebesar 0,769 dan r tabel sebesar
0,468. Dapat disimpulkan bahwa Instrumen tersebut Reliabel karena r11 > r tabel.
F. Analisis Data
Strategi analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis
kualitatif. Analisis kualitatif adalah proses menyusun data (menggolongkannya
dalam tema atau kategori) agar dapat ditafsirkan atau diinterpretasikan (Moleong,
1999:198). Ketentuan, ketelitian, kesabaran dan kreatifitas peneliti dibutuhkan
untuk mampu memberikan makna pada setiap data yang ada.
Proses analisis data yang digunakan peneliti adalah :
1. Verifikasi data
Angket yang terkumpul kemudian diperiksa kelengkapan jawaban responden
pada setiap item sesuai dengan pedoman atau kriteria angket.
2. Tabulasi data
Tabulasi data bertujuan untuk memprediksi jawaban mengenai frekuensi
dalam tiap item, responden hanya dapat memilih salah satu alternatif jawaban,
r11 = k
k−1
1−∑σ
sehingga jumlah frekuensi dan jumlah jawaban sama dengan jumlah responden
(n).
3. Prosentase data
Prosentase data merupakan perhitungan yang digunakan untuk melihat besar
kecilnya frekuensi jawaban angket yang diberikan responden.
Peneliti menggunakan rumus dari Muhammad Ali (1995;184) untuk
memperoleh presentase dari suatu nilai.
� = Prosentase (jawaban responden yang dicari) f = Frekuensi jawaban responden
n = Jawaban responden
100% = Bilangan tetap
Kriteria penafsiran data dalam penelitian ini berpedoman pada batasan yang
dikemukakan oleh Muhammad Ali (1995: 184), yaitu sebagai berikut :
100% = Seluruhnya
76-99% = Sebagian besar
51-75% = Lebih dari setengahnya
50% = Setengahnya
26-49% = Kurang dari setengahnya 1-25% = Sebagian kecil
0% = Tidak seorangpun
Untuk kepentingan penelitian mengenai pendapat ibu balita tentang manfaat
hasil penyuluhan pemberian makanan balita, maka dibuat tabel konversi sebagai
berikut :
Sangat Setuju (SS) = sangat bermanfaat
Setuju (ST) = bermanfaat
Ragu-ragu (RG) = ragu-ragu
Tidak Setuju (TS) = tidak bermanfaat
Sangat Tidak Setuju (STS) = sangat tidak bermanfaat
�=�
Ima Rakhmiadiani, 2013
Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian mengenai pendapat ibu balita tentang manfaat hasil
penyuluhan pemberian makanan balita di Desa Handapherang Kecamatan
Cijeungjing Kabupaten Ciamis disusun berdasarkan tujuan penelitian, analisis
data dan pembahasan hasil penelitian. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah :
1. Ibu balita berpendapat sangat setuju bahwa penyuluhan pemberian makanan
balita sangat dirasakan kebermanfaatannya pada aspek persiapan pembuatan
makanan balita terutama dalam cara memilih bahan makanan yang baik dan
segar.
2. Ibu balita berpendapat sangat setuju bahwa penyuluhan pemberian makanan
balita pada aspek pengolahan makanan selingan sangat dirasakan manfaatnya
oleh sebagian besar ibu balita yang ditunjukkan dalam mengolah makanan
selingan lebih bervariasi dan menghindari zat aditif yang dapat
membahayakan kesehatan anak.
3. Ibu balita berpendapat sangat setuju bahwa penyuluhan pemberian makanan
balita pada aspek penyajian makanan balita sangat dirasakan
kebermanfaatannya oleh sebagian besar ibu balita dalam menyajikan makanan
yang baru dalam porsi kecil untuk menghindari antipati anak terhadap
makanan yang dikenalkan.
4. Ibu balita berpendapat sangat setuju penyuluhan pemberian makanan balita
pada aspek pemberian makanan balita sangat dirasakan kebermanfaatannya
oleh lebih dari setengah ibu balita dalam cara membiasakan anak makan
sambil duduk agar anak tidak tersedak dan membiasakan anak makan dengan
baik.
5. Ibu balita berpendapat sangat setuju bahwa penyuluhan pemberian makanan
balita sangat dirasakan manfaatnya mengenai persiapan, pengolahan,
B. Rekomendasi
Rekomendasi penelitian disusun berdasarkan kesimpulan hasil penelitian.
Penulis mencoba mengajukan rekomenddasi sekiranya dapat dijadikan sebagai
bahan masukan bagi ibu balita peserta penyuluhan makanan balita dalam
upaya perbaikan gizi pada anak dibawah lima tahun.
1. Bagi Ibu Balita
Ibu sebagai orang yang paling dekat dengan anak sudah seharusnya
menjaga dan merawat kesehatan anaknya. Seorang ibu harus mengusahakan
kesehatan dan gizi anaknya dengan baik melalui upaya dalam meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan dengan cara aktif mengikuti penyuluhan
pemberian makanan yang diadakan oleh Posyandu atau Puskesmas. Pada saat
memberikan makanan pada anak, ibu harus melakukannya dengan penuh
kesabaran yang cukup dan kasih sayang agar tercipta suasana yang
menyenangkan.
2. Bagi Posyandu
Diharapkan peran aktif kader dalam memotivasi ibu balita untuk
mengikuti penyuluhan pemberian makanperlu ditingkatkan mengingat belum
semua ibu balita secara intensive mengikuti kegiatan Posyandu, sehingga
pemahaman terhadap cara mengelola makanan balita terkait persiapan,
pengolahan, penyajian dan pemberian makanan masih kurang.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Rekomendasi bagi para peneliti selanjutnya yang berminat dalam
permasalahan ini, dapat dilakukan penelitian lanjut dari sisi lain terkait
68
Ima Rakhmiadiani, 2013
Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. (2008). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Amani
Amalia, Lia dan Mardiah. (2006). Makanan Tepat untuk Balita. Depok: Kawan Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
--- . (2005). Manajemen Penelitian. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Rineka Cipta.
--- .(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Kesehatan RI. (2007). Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Jakarta.
Dina Agoes, Maria Poppy. (2003). Mencegah dan Mengatasi Kegemukan Pada
Balita. Jakarta : Puspa Swara.
Herdiana, Tri. (17 Sept 2012). Diet Hipertensi, Kolesterol, & Asam Urat. [online]. Tersedia:
http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/read/2010/08/01/1503190/d iet-hipertensi--kolesterol----asam-urat [16 Sept 2012]
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta.
Lituhayu, Livanda. (2010). A-Z Tentang Makanan Pendamping ASI. Yogyakarta: Genius.
Maryati,S (2000). Tata laksana Makanan, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Mercury Yossy. (04 Jan 2012). Makanan Berprotein. [online]. Tersedia : http://makanan-1992.blogspot.com/2012/01/makanan-berprotein.html [16 Sept 2012]
Ima Rakhmiadiani, 2013
Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
NN. (04 Jan 2012). Lemak Sahabat Balita. [online]. Tersedia :
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/gizi+dan+kesehatan/Balita/lemak.sa habat.balita/001/001/45/1/3 [21 Sept 2012]
Nurhayati. (2008). Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Pemanfaatan Posyandu Usila dan Hubungannya dengan Kemandirian Usia Lanjut di
Puskesmas Helvetia Medan. [online]. Tersedia :
http://repository.usu.ac.id?handle?123456789/6668 [21 Sept 2012]
Poerwadarminta, W.J.S. (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Soegeng Santoso dan Annie Lies Ranti. (1999). Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suhardjo. (2003). Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.
Syakur. (7 Mei 2012). Penuhi Energimu dengan Makanan yang Mengandung
Karbohidrat. [online]. Tersedia :
http://www.kesehatan123.com/2864/makanan-yang-mengandung-karbohidrat/ [16 Sept 2012]
Yuliana. E.(2005). Pendapat Ibu Balita tentang Penyelenggaraan Makanan Pada
Anak Balita Rentan Gizi . Skripsi: Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
(…..). (06 Juni 2012). Beberapa Makanan yang Mengandung Vitamin. [Online]. Tersedia :