PENGGUNAAN METODE PREVIEW, QUESTION, READ, SUMMARIZE,
TEST (PQRST) DALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA
PADA SISWA TUNARUNGU
( Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDLB di SLB N Cicendo)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Khusus
Oleh :
Aini Qurrotullain 0901021
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
PENGGUNAAN METODE PREVIEW, QUESTION, READ, SUMMARIZE,
TEST (PQRST) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN PADA ANAK TUNARUNGU ( Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDLB di SLB N Cicendo)
Oleh
Aini Qurrotullain
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Aini Qurrotullain 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN AINI QURROTULLAIN
(0901021)
PENGGUNAAN METODE PREVIEW, QUESTION, READ, SUMMARIZE,
TEST (PQRST) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN PADA ANAK TUNARUNGU ( Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDLB di SLB N Cicendo)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I
Dr. H. Dudi Gunawan, M.Pd NIP. 1962.1121.198403.1.002
Pembimbing II
Dr. Juhanaini, M.Ed. NIP. 1960.0505.198603.2.001
Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
i
ABSTRAK
PENGGUNAAN METODE PREVIEW, QUESTION, READ, SUMMARIZE,
TEST (PQRST) DALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA
PADA SISWA TUNARUNGU
( Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDLB di SLB N Cicendo)
Oleh: AINI QURROTULLAIN (0901021)
Anak tunarungu mengalami hambatan dalam aspek-aspek bahasa salah satunya yaitu dalam kemampuan membaca. Kondisi tersebut merupakan dampak dari kurangnya asupan bahasa yang dimiliki oleh anak, sehingga menyebabkan anak kesulitan dalam mengakses bunyi bahasa padahal hampir seluruh materi di sekolah menggunakan kemampuan membaca. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode Preview, Question, Read, Summarize, Test (PQRST) dalam meningkatkan kemampuan membaca pada anak tunarungu. Metode PQRST merupakan metode dalam membaca teks bacaan terutama untuk kepentingan belajar, terdiri dari beberapa tahap yang tersusun secara sistematis sehingga membantu anak tunarungu untuk memahami isi bacaan dalam jangka waktu yang cukup lama. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain one group pretest and postest serta pengolahan data menggunakan uji Wilcoxon. Sampel penelitian sebanyak 7 orang siswa tunarungu kelas V SDLB di SLB N Cicendo. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan membaca pemahaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode PQRST dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa tunarungu kelas V SD di SLB N Cicendo Kota Bandung, dilihat dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan Uji Wilcoxon, nilai Thitung = 0, dan berdasarkan nilai uji kritis untuk uji Wilcoxon pada tingkat signifikasi 0,05 dengan jumlah N = 7 maka diperoleh Ttabel= 2, hipotesis diterima apabila Thitung < TTabel . Berdasarkan kondisi tersebut maka hipotesis yang diajukan diterima dan menunjukkan bahwa
“penggunaan Metode PQRST dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa tunarungu”.
vi DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 3
C.Batasan Masalah ... 4
D.Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A.Konsep Dasar Ketunarunguan ... 6
B.Konsep Dasar Metode PQRST ... 11
C.Konsep Dasar Kemampuan Membaca ... 17
D.Garis Besar Pelaksanaan Pembelajaran Membaca dengan Metode PQRST untuk Siswa Tunarungu kelas V SDLB ... 25
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 29
F. Kerangka Berpikir ... 30
G.Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A.Variabel Penelitian ... 33
B.Metode Penelitian ... 35
vii
D.Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 37
E. Teknik Analisis Data ... 45
BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 47
A.Hasil Penelitian ... 47
B.Pembahasan ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 67
A.Kesimpulan ... 67
B.Rekomendasi ... 67
DAFTAR PUSTAKA LAPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat-surat Penelitian
Lampiran 2: Kisi-kisi instrumen penelitian, expert judgment, instumen
penelitian, validitas dan reliabilitas
Lampiran 3: Hasil Penelitian
Lampiran 4: Dokumentasi dan Profil
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tingkatan Kemampuan Membaca... 20
Tabel 2.2 Kemampuan Membaca dengan Metode PQRST ... 26
Tabel 3.1 Kisi-kisi Intrumen Membaca ... 38
Tabel 3.2 Intrumen Penelitian ... 39
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Tes Tertulis ... 40
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Tes Lisan... 41
Tabel 4.1 Hasil Pre-test dan Pos-test Membaca Indikator Menjawab Pertanyaan Berdasarkan Isi Bacaan ... 48
Tabel 4.2 Hasil Pre-test dan Pos-test Membaca Indikator Menemukan Kalimat Utama Pada Setiap Paragraf ... 50
Tabel 4.3 Hasil Pre-test dan Pos-test Membaca Indikator Mengungkap Kembali Isi Bacaan ... 52
Tabel 4.4 Rekapitulasi Skor Pretest dan Postest Membaca ... 54
Tabel 4.5 Rekapitulasi Selisih Skor Pretest dan Postest Membaca ... 56
ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Hasil Pre-test dan Pos-test Membaca
Indikator Menjawab Pertanyaan Berdasarkan
Isi Bacaan ... 49
Grafik 4.2 Hasil Pre-test dan Pos-test Membaca
Indikator Menemukan Kalimat Utama Pada
Setiap Paragraf... 51
Grafik 4.3 Hasil Pre-test dan Pos-test Membaca
Indikator Mengungkap Kembali Isi Bacaan ... 53
Grafik 4.4 Rekapitulasi Skor Pretest dan Postest Membaca ... 55
Grafik 4.5 Rekapitulasi Selisih Skor Pretest dan Postest
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir... 30
Gambar 3.1 Desain One Group Pretest Postest ... 36
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk
berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya. Menurut Bunawan (2000:33)
bahasa merupakan media yang memungkinkan seseorang menyampaikan
pikirannya kepada orang lain, mengidentifikasi perasaannya yang paling dalam.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dilihat bahwa keterampilan berbahasa
merupakan aspek penting yang dapat menunjang seseorang untuk berinteraksi
dengan sekelilingnya tidak terkecuali bagi siswa tunarungu. Meskipun siswa
tunarungu mengalami hambatan pendengaran, bukan berarti kebutuhan untuk
berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar tidak bisa dimiliki.
Hanya saja karena dampak dari hambatan pendengaran yang dimiliki
menyebabkan siswa sulit untuk memperoleh bahasa.
Dampak dari kesulitan berbahasa tersebut berpengaruh juga terhadap
aspek-aspek bahasa, salah satunya kemampuan membaca. Abdurrahman (1999: 182)
mengungkapkan bahwa bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang
terintegrasi, mencakup bahasa ujaran, membaca, dan menulis. Pendapat tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan membaca merupakan bagian dari keterampilan
berbahasa, maka ketika seseorang mengalami hambatan dalam berbahasa tidak
menutup kemungkinan kemampuan membaca orang tersebut juga terhambat.
Membaca itu sendiri merupakan aktivitas yang sangat komplek yang mencakup
aktivitas fisik dan mental (Abdurrahman, 1999:200). Untuk dapat menguasai
kemampuan membaca yang baik dibutuhkan latihan yang terus menerus agar
informasi yang diterima menyeluruh. Itu sebabnya anak-anak usia sekolah dasar
sudah dilatih untuk belajar membaca agar terbiasa dan mudah untuk menyerap
informasi yang akan didapatkannya di kemudian hari. Agar dapat memahami
materi pelajaran yang diberikan di sekolah, maka anak harus memiliki
2
Hal tersebut juga berlaku pada siswa tunarungu, dimana kemampuan
membaca merupakan aspek yang harus dimiliki oleh mereka untuk mendapatkan
informasi dari kegiatan belajar yang sudah diberikan di sekolah. Hanya saja
kondisi siswa tunarungu yang mengalami hambatan dalam berbahasa
menyebabkan mereka sulit untuk dapat memahami isi bacaan walaupun terdapat
beberapa siswa tunarungu yang sudah dapat membaca secara teknis. Kondisi di
atas menunjukkan kebutuhan siswa tunarungu dalam memahami isi bacaan
merupakan sebuah kebutuhan akan ilmu pengetahuan yang harus dipenuhi karena
hampir seluruh mata pelajaran di sekolah menggunakan kemampuan membaca
pemahaman, salah satunya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu kita juga
bisa melihat pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk anak kelas 5
SDLB B (2006: 85) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, pada SK dan KD
tersebut terdapat kegiatan membaca yang di dalamnya terdapat kegiatan
memahami cerita anak dan diharapkan anak dapat menjawab pertanyaan terhadap
isi cerita.
Kondisi di lapangan pun menunjukkan bahwa masih banyak anak tunarungu
yang mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan di sekolah. Pendapat
tersebut dibuktikan dengan pernah diadakannya penelitian yang di lakukan oleh
C. Susila Yuwati (Bunawan, 2000: 52) pada tahun 1998 dengan membandingkan
kemampuan membaca pemahaman siswa tunarungu dari beberapa SDLB di
Jakarta dengan siswa SD yang sama-sama duduk di kelas VI. Ternyata tingkat
pemahaman membaca siswa tunarungu kelas VI SDLB berada jauh di bawah
kemampuan siswa kelas VI SD. Nilai rata-rata siswa SDLB adalah 25,7
dibadingkan dengan nilai anak SD sebesar 68,28, bahkan mereka masih
ketinggalan dari siswa SD kelas IV yang memperoleh nilai rata-rata 46,96.
Rendahnya hasil dari kemampuan membaca anak tunarungu tersebut bisa
disebabkan oleh beberapa faktor, baik itu berkaitan dengan kesiapan mental anak,
motivasi dalam membaca, atau bahkan berkaitan dengan konten bacaan yang
diberikan. Terlepas dari berbagai faktor-faktor tersebut saat ini sudah banyak
penelitian yang berkaitan dengan membaca pemahaman bagi anak tunarungu
3
tersebut menunjukkan bahwa permasalahan membaca pemahaman anak tunarungu
memerlukan perhatian yang khusus, meskipun hasil dari penelitian tersebut belum
bisa sepenuhnya dijadikan rujukan utama karena penelitian yang dilakukan masih
bersifat individual.
Berdasarkan kondisi di atas peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian
tentang membaca pemahaman di SLB N Cicendo pada siswa tunarungu kelas V
SDLB, dimana kondisi siswa yang duduk di kelas V sudah harus memiliki
kemampuan membaca pemahaman sesuai dengan tuntutan dari kurikulum. Hasil
observasi penulis yang dilakukan pada siswa kelas V SDLB dapat terlihat bahwa
kemampuan membaca pemahaman siswa masih mengalami kesulitan, contohnya
pada saat siswa harus menjawab pertanyaan dari isi bacaan, mengemukakan atau
menjelaskan kembali isi bacaan.
Untuk membantu siswa tunarungu memahami isi bacaan dari materi yang
diberikan, perlu adanya metode yang sesuai dengan kebutuhan anak. Salah satu
metode alternatif yang digunakan untuk membantu anak dalam membaca
pemahaman yaitu Metode PQRST yang pertama kali diperkenalkan oleh El
Thomas dan Ha Robinson pada tahun 1970 (Wilson, 2009 : 82). Secara garis
besar metode ini merupakan salah satu metode dalam membaca teks bacaan
terutama untuk kepentingan belajar, yang merupakan singkatan dari inti kegiatan
Preview, Question, Read, Summerize, Test (PQRST).
Prosedur metode PQRST dilaksanakan secara sistematis serta hampir pada
setiap tahapannya dibuat untuk membangkitkan pemahaman awal anak sebelum
masuk kepada isi bacaan, hal itu akan membantu siswa tunarungu dalam
membangun konsep awal terhadap materi yang dibaca dan membuat ingatan
terhadap isi materi tersimpan lebih lama. Meskipun pada dasarnya metode
PQRST ini diperuntukkan bagi siswa pada umumnya, akan tetapi langkah-langkah
di dalamnya dapat diterapkan untuk pembelajaran bagi siswa tunarungu. Maka
dari itu prosedur pelaksanaan Metode PQRST yang akan digunakan oleh peneliti
akan lebih disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak tunarungu, meskipun
tidak mengubah subtansi dari langkah-langkah yang terdapat dalam metode
4
Atas dasar inilah, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang bermaksud
untuk membuktikan bahwa melalui metode PQRST dapat meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman pada siswa tunarungu di SLB N Cicendo.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan di atas, terdapat
beberapa identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu :
a. Kemampuan berbahasa anak tunarungu akan berpengaruh terhadap
kemampuan membacanya. Ketika anak mengalami hambatan dalam
berbahasa maka secara tidak langsung anak akan mengalami hambatan
terhadap kemampuan membacanya.
b. Media pembelajaran dan metode pengajaran guru yang masih
mengutamakan metode ceramah menyebabkan siswa mengalami kesulitan
dalam memahami isi bacaan
c. Sarana dan prasarana yang belum sesuai dengan kebutuhan siswa
tunarungu sehingga kurang teroptimalisasinya kemampuan siswa
tunarungu dalam membaca.
d. Dibutuhkannya metode yang diadaptasikan bagi anak tunarungu untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka banyak faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan siswa tunarungu dalam meningkatkan kemampuan
membaca, adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Metode PQRST sebagai metode mengajar dalam meningkatkan kemampuan
membaca pada siswa tunarungu”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, dapat
5
Metode Preview, Question, Review, Summerize, Test (PQRST) meningkatkan
kemampuan membaca pada siswa tunarungu di SLB Negeri Cicendo Bandung?”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran tentang
metode PQRST yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pada
siswa tunarungu.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu agar permasalahan dalam
kemampuan membaca pada siswa tunarungu di kelas V SDLB Negeri Cicendo
Bandung dapat teratasi dengan menggunakan Metode PQRST.
3. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat/kegunaan secara langsung
maupun tidak langsung yaitu:
a. Secara Praktis
Dapat digunakan sebagai bahan pengayaan bagi para pendidik dalam
meningkatkan kemampuan membaca pada siswa tunarungu dengan Metode
PQRST.
b. Secara Teoritis
Memberikan sumbangsih pemikiran dan pengenalan mengenai Metode
PQRST sebagai salah satu alternatif metode yang dapat dipakai untuk
33 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2012:61). Pada penelitian ini telah ditentukan 2 variabel, yaitu variabel bebas atau
variabel independen dan variabel terikat atau dependen.
Variabel bebas atau variabel independen. Menurut Sugiyono (2011:61) variabel bebas adalah “Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variable bebas pada penelitian ini yaitu Metode PQRST.
Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:61). Variabel
terikat pada penelitian ini yaitu kemampuan membaca.
1. Definisi Konsep Variabel
Metode PQRST merupakan salah satu metode membaca yang digunakan
untuk memahami bahan bacaan (Abidin, 2012:109), PQRST adalah singkatan dari
inti kegiatan preview, question, read, summarize, test. Metode ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar dan mengingat materi yang
disajikan dalam buku teks (Pettersson, 2002 : 242).
Membaca pemahaman adalah membaca dengan memahami arti bacaan dan
menyerap informasi-informasi bacaan misalnya membaca buku pelajaran untuk
mempersiapkan ujian atau membaca wacana untuk menjawab pertanyaan
(Azies,1996 :43). Kemampuan membaca pemahaman yang dimaksud pada
penelitian ini yaitu pemahaman literal. Menurut Safi’ie (1994:34) pemahaman
34
Aini Qurrotullain, 2013
Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan bacaan.. Pemahaman ini diperoleh dengan memahami arti kata, kalimat dan
paragraf dalam konteks bacaan ini seperti apa adanya.
2. Definisi Operasional Variabel
Operasional variabel yaitu suatu definisi yang diberikan pada sebuah
variabel dengan cara memberikan atau menspesialisasikan kegiatan yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nazir, 1983:152). Operasional
variabel pada penelitian ini adalah metode PQRST, adapun langkah-langkah
penggunaan metode PQRST bagi anak tunarungu yaitu sebagai berikut :
a. Siswa mengawali proses belajar dengan melakukan pengamatan awal.
Pengamatan awal dilakukan dengan cara guru memperlihatkan sebuah
gambar yang berkaitan dengan materi seperti : gambar danau. Guru
menggali informasi yang dimiliki oleh anak berkaitan dengan gambar
tersebut (Tahap Preview)
b. Guru memberikan pertanyaan yang mendekati isi bacaan, seperti : apa
saja nama danau yang kalian ketahui? Siapa yang sudah pernah pergi
ke Danau Toba? dll. Pada tahap ini guru ingin mengetahui
pemahaman awal anak tentang danau dan pengalaman yang
dimilikinya. Jawaban dari pertanyaan tersebut ditulis pada papan tulis,
dan akan dibahas pada akhir proses untuk dapat melihat perbandingan
antara pemahaman awal siswa dengan pemahaman terbaru siswa
setelah membaca materi tersebut. (Tahap Question)
c. Siswa membaca teks bacaan dengan teliti, sambil mencari jawaban
dari pertanyaan yang sudah dibuat sebelumnya. (Tahap Read)
d. Siswa menjelaskan / menyimpulkan kembali teks bacaan yang sudah
dibaca secara lisan. (Tahap Summarize)
e. Siswa menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi bacaan. (Tahap
35
Aini Qurrotullain, 2013
Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan Sedangkan operasional variabel terikat yaitu kemampuan membaca terdapat
beberapa indikator yang dijadikan acuan pada penelitian ini untuk mengetahui
sejauh mana peningkatan kemampuan membaca yang dihasilkan dari penelitian
ini. Indikator-indikatornya yaitu :
a. Siswa dapat menjawab pertanyaan berdasarkan isi bacaan b. Siswa dapat menemukan ide pokok pada setiap paragraf
c. Siswa dapat mengungkapkan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri
B. Metode Penelitian
Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian eksperimen, menurut Sugiyono (2011:14), “metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Pada penelitian
ini, peneliti bermaksud memperoleh data mengenai pengaruh penggunaan metode
PQRST terhadap kemampuan membaca pemahaman pada siswa tunarungu.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain “one group pre-test & post-test”, yaitu desain penelitian eksperimen yang dilakukan pada satu kelas siswa tunarungu saja, tanpa kelas pembanding dengan cara
memberikan tes awal dan akhir terhadap sampel penelitian.
Pada desain ini, dilakukan melalui 3 langkah sebagaimana dijelaskan oleh
Sudjana (1996:31) : “Pertama, mengukur variabel terikat sebelum perlakuan
diberikan (pre-test) ; kedua, memberikan perlakuan eksperimen kepada sampel
penelitian ; ketiga mengukur kembali variabel terikat setelah perlakuan diberikan
(post-test)”.
Penggunaan desain one group pre-test & post-tes untuk mengetahui besarnya
36
Aini Qurrotullain, 2013
Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan terdapat satu kelompok sampel penelitian yang diberi tes awal untuk mengetahui
kondisi awal sebelum perlakuan (O1), kemudian pada sampel penelitian diadakan
tes akhir untuk mengetahui ada tidaknya akibat yang ditimbulkan dari perlakuan
yang diberikan (O2). Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih
akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan
(Sugiyono, 2012:110). Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:
Gambar 3.1 Desain One Group Pretest Postest
Keterangan :
O1 = Nilai pre-test (sebelum diberi perlakuan)
X = Treatmen yang diberikan (variabel independen)
O2 = nilai pos-test (setelah diberi perlakuan)
C. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri Cicendo yang beralamat di Jalan
Cicendo No 2 Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung Kota
Bandung. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian
karena disana terdapat permasalahan yang akan dikaji / diteliti.
2. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Penelitian ini yang dimaksudkan dengan populasi adalah seluruh siswa tunarungu tingkat sekolah dasar (SD)
37
Aini Qurrotullain, 2013
Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan 3. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:117) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa tunarungu kelas V SDLB di SLB Negeri Cicendo Kota
Bandung dengan jumlah sampel 6 orang.
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada
alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument
penelitian. Menurut Sukmadinata (2010:230), “Instrumen penelitian adalah
berupa tes yang bersifat mengukur, karena berisi pertanyaan atau pernyataan yang
alternasif jawabannya memiliki standar jawaban tertentu, benar-salah maupun
skala jawaban. Instrumen yang berisi jawaban skala, berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala deskriptif ataupun skala garis.”
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa tes. Penggunaan
instrumen dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data pencapaian hasil
belajar pada ranah kemampuan membaca pemahaman. Tes yang dibuat berupa tes
tulis dan lisan. Dimana tes tulis dan tes lisan yang mengacu pada penerapan
metode PQRST. Tes yang digunakan berupa tes subjektif yaitu tes yang
jawabannya berupa uraian, dan penskorannya dilakukan dengan
mempertimbangkan benar salahnya uraian yang diberikan testi.
Terdapat beberapa langkah yang digunakan untuk penyusunan instrumen
test, yaitu :
38
Aini Qurrotullain, 2013
39
Aini Qurrotullain, 2013
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Membaca Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V / 1
Indikator Materi Butir Istrumen Jenis Tes
Membaca Pemahaman d. Aktivitas yang terjadi di
dalam sebuah bacaan menentukan kalimat utama pada setiap paragraf.
40
Aini Qurrotullain, 2013
Mengungkapkan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri
3. Peserta didik dapat mengungkapkan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri
39
Aini Qurrotullain, 2013
Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan 1. Membuat Butir Soal
Pembuatan butir soal disesuaikan dengan indikator yang sudah ditentukan
sebelumnya. Butir soal itu sendiri merupakan penjabaran dari indikator kemudian
tes tersebut diuji validitas dan realibilitas sehingga soal sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Tabel di bawah ini adalah pengembangan kisi-kisi menjadi butir
soal :
Tulisan Jawablah soal dibawah ini !
1. Bercerita tentang apa cerita di atas ?
2. Siapa yang pergi berlibur ke Danau Toba ?
3. Kemana Dinar pergi berlibur ? 4. Apa saja souvenir atau cinderamata
yang ada di Danau Toba ?
Tulisan 6. Apa kalimat utama dari paragraf 2 ?
7. “Dinar berlibur ke Danau Toba selama 4 hari bersama orang tuanya.” Adalah kalimat utama di paragraf …
40
Aini Qurrotullain, 2013
Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan 9. Apa kalimat utama dari paragraf 5 ?
10.Kalimat utama “Banyak orang yang berkunjung untuk melihat Danau
Lisan Coba ceritakan kembali isi cerita diatas !
2. Membuat Sistem Penilaian Butir Soal
Setelah butir soal dibuat maka langkah selanjutnya yaitu membuat sistem
penilaian pada butir soal tersebut. Penilaian digunakan untuk mendapatkan skor
kemampuan membaca pemahaman. Terdapat dua kriteria penilaian pada butir soal
ini yaitu penilaian tes tertulis dan tes lisan. Untuk penilaian tes tertulis terdapat
kriteria penilaian sebagai berikut :
Nilai maksimal per soal : 2
1 Menjawab sebagian substansi yang ada di dalam isi cerita
0 Tidak dapat menjawab pertanyaan dengan tepat sama sekali
Sedangkan untuk penilaian tes lisan, kriteria penilaiannya sebagai berikut :
Nilai maksimal per soal : 3
Nilai minimum per soal : 0
41
Aini Qurrotullain, 2013
Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan
Nilai Keterangan
3 Menceritakan kembali sesuai dengan substansi cerita
2 Menceritakan kembali dengan sebagian substansi cerita
1 Menceritakan kembali dengan sedikit substansi cerita
0 Tidak dapat menceritakan isi cerita sama sekali
Setelah diberi skor, maka dilakukan perhitungan akhir yaitu :
Nilai = x 100 %
3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Pada proses pelaksanaan penelitian ini terdapat pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) agar proses pembelajaran terjalin secara efektif
dan terprogram secara speseifik. RPP dibuat berdasarkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SDLB.
2. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh
data yang diperlukan. Tahap-tahap tersebut yaitu :
a. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang dilakukan
pada penelitian ini. Berikut langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti :
1) Studi Observasi
Observasi pendahuluan dilakukan untuk melihat kondisi siswa
tunarungu berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam
42
Aini Qurrotullain, 2013
Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan 2) Pengurusan Surat Izin Penelitian
Pengurusan surat izin dimulai dari tahap pembuatan Surat Keputusan
Pembimbing skripsi di tingkat Fakultas, kemudian izin penelitian dari
tingkat Univesitas, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk
kemudian masuk ke sekolah yang dijadikan tempat penelitian yaitu
SLB N Cicendo.
3) Membuat Instrumen Penelitian
4) Melakukan Pengujian Instrumen Penelitian
Untuk dapat mengumpulkan data pada suatu penelitian diperlukan adanya
sebuah intsrumen, sebelum instrumen tersebut digunakan perlu diujikan terlebih
dahulu atau dinyatakan valid dan reliabel. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Susetyo (2011: 88) sebagai berikut:
Sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data instrumen diujicobakan terlebih dahulu sampai memenuhi persyaratan sebagai instrumen yang baik salah satunya yaitu valid. Salah satu tes dinyatakan valid jika perangkat tes yang butir-butirnya benar-benar mengukur sasaran tes yang berupa kemampuan dalam bidang tertentu dan bukan kemampuan dalam bidang lainnya.
Maka dari itu instrumen yang akan digunakan oleh peneliti akan dilakukan
uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut :
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ke validitas atau
kestabilan suatu instrument. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan validitas isi dengan teknik penilaian ahli (judgement). Menurut Susetyo (2011:89) “Validitas isi adalah validitas yang akan mengecek kecocokan diantara butir-butir tes yang dibuat dengan indikator, materi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan”. Dalam penelitian ini, validitas dilakukan dengan cara, menyusun butir soal mengenai kemampuan membaca pemahaman
43
Aini Qurrotullain, 2013
Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan kecocokan para ahli yang berkecimpung dalam bidang keilmuan tertentu
(Susetyo, 2011:90).
Uji validitas tersebut menggunakan teknik penilaian oleh para ahli dalam
penelitian ini, yaitu para ahli yang berhubungan / berkecimpung di dunia
pendidikan khusus. Instrumen terlebih dahulu di judgment oleh dua orang
pengajar di SLB Negeri Cicendo, dan satu orang dosen Pendidikan Khusus,
spesialisasi tunarungu. Instrumen tersebut dinyatakan valid apabila seluruh penilai
ahli menyatakan cocok semua butir instrumen/ soal yang sudah dibuat, namun
soal tersebut tidak dipakai apabila ada salah seorang penilai ahli menyatakan tidak
cocok.
Proses validitas ini dilakukan untuk mengetahui tes yang sudah dibuat
sesuai dengan aspek yang terkandung dalam pembelajaran atau belum. Sehingga
ketika tes diberikan kepada anak, hal tersebut sesuai dengan aspek yang akan
diteliti. Skor validitas diolah dengan menggunakan rumus:
Gambar 3.2 Rumus Validitas
Berdasarkan hasil judgment dapat disimpulkan bahwa instrumen
kemampuan membaca pemahaman, semuanya cocok dan dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan membaca anak tunarungu yang sedang peneliti teliti.
Semua butir soal yang sudah dijudgment menunjukkan hasil 100% yang berarti
valid.
2. Uji Realibilitas
P = f / N x 100%
Keterangan :
P = Presentase
f = Jumlah cocok menurut penilai
44
Aini Qurrotullain, 2013
Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2010 : 86). Uji realibilitas
pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan reliabilitas konsistensi internal, dalam hal ini Susetyo (2011:109) menjelaskan bahwa “Realibilitas konsistensi internal didasarkan pada skor yang diperoleh dari satu perangkat ukur dengan satu kali pengukuran pada peserta tes”. Pada penelitian ini realibilitas konsistensi internal dihitung dengan rumus Alpha. Menilai soal yang dibuat oleh
peneliti berbentuk uraian sehingga butir-butir soal yang dinilai tidak hanya “benar” atau “salah” namun menghendaki tingkatan penilaian. Maka dari itu rumus yang digunakan adalah rumus Alpha dan juga dilakukan analisis butir soal
untuk mencari reliabilitas soal keseluruhan. Rumus Alpha yang digunakan sebagai
berikut :
(Arikunto, S. 2010:109)
Keterangan :
r
11 = realibilitas yang dicari= jumlah varians skor tiap-tiap item
= varians total
Sebelum data dimasukkan ke dalam rumus Alpha tersebut, dicari varians
tiap-tiap item dahulu, baru dijumlahkan. Karena pada instrumen yang peneliti buat
terdapat kriteria penilaian yang berbeda antara satu soal dengan soal yang lainnya.
45
Aini Qurrotullain, 2013
Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan (Arikunto, S. 2010:110)
Keterangan :
= varians item yang dicari
= jumlah kuadrat setiap skor
jumlah skor per item
Selanjutnya dari hasil perhitungan reliabilitas soal, nilainya dapat
diklasifikasikan pada beberapa kriteria yang dikemukakan kembali oleh Arikunto
(2001:101) antara lain sebagai berikut :
Kriteria reliabilitas antara 0,00 s.d. 0,20 mengandung arti reliabilitas sangat rendah
Kriteria reliabilitas antara 0,21 s.d. 0,40 mengandung arti reliabilitas rendah Kriteria reliabilitas antara 0,41 s.d. 0, 60 mengandung arti reliabilitas cukup Kriteria reliabilitas antara 0,61 s.d. 0,80 mengandung arti reliabilitas tinggi Kriteria reliabilitas antara 0,81 s.d. 1,00 mengandung arti reliabilitas sangat tinggi
Setelah instrumen dibuat kemudian dihitung reliabilitasnya, ditemukan hasil
0,72. Berdasarkan klasifikasi reliabilitas yang sudah dikemukakan diatas, maka
instrumen yang peneliti buat memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi sehingga
instrumen tersebut dapat digunakan untuk penelitian.
b. Pelaksanaan Penelitian
Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan penelitian
yaitu :
1) Melakukan Pre Test
2) Melakukan penilaian dari hasil pre test
3) Melakukan intervensi membaca pemahaman dengan menggunakan
metode PQRST sebanyak 6 kali
4) Siswa diberikan isi bacaan yang berbeda dengan isi bacaan pada tahap
46
Aini Qurrotullain, 2013
Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan 5) Terdapat 3 jenis bacaan yang berbeda sehingga satu jenis bacaan
digunakan untuk dua kali intervensi
6) Setelah intervensi selesai diberikan kemudian dilaksanakan pos test
7) Mengumpulkan dan mengolah data hasil penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Pada teknik analisis data lebih difokuskan pada pengujian hipotesis
(Sugiyono, 2000 : 1). Setelah data diperoleh kemudian diolah dengan
menggunakan alat bantu statistik non parametrik. Data yang diperoleh akan
dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon, karena uji ini dapat dipergunakan
untuk penelitian yang datanya berpasangan dengan sampel terbatas, selain itu juga
uji Wilcoxon tidak memerlukan uji normalitas.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data tersebut
adalah:
1. Menskor pre-test dan pos-test dari setiap penilaian
2. Mentabulasi skor pre-test dan pos-test
3. Membuat tabel perhitungan skor pre-test dan skor pos-test
4. Menghitung selisih antara skor pre-test dan pos-test. Ditetapkan selisih
bertanda (di) antara kedua skornya
5. Membuat ranking harga-harga di itu tanpa memperdulikan tanda.
Untuk harga-harga di yang sama buatlah rata-rata ranking yang sama
6. Membubuhkan pada setiap ranking, tanda (+), (-) untuk d yang di
representasikan
7. Menetapkan T
8. Membandingkan nilai T yang diperoleh dengan T dari tabel nilai-nilai
kritis T untuk uji Wilcoxon
9. Membuat kesimpulan, yaitu :
Ho ditolak jika T hitung > T tabel
47
Aini Qurrotullain, 2013
67
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kemampuan membaca pemahaman pada siswa tunarungu dipengaruhi oleh
banyak hal diantaranya yaitu yang berkaitan dengan isi bacaan yang berhubungan
dengan kondisi usia psikologis anak, jumlah paragraf dalam satu bacaan, jumlah
kalimat dalam satu paragraf, dan juga jumlah kata dalam satu kalimat. Hal-hal
tersebut juga berpengaruh terhadap kemampuan siswa tunarungu dalam
memahami isi bacaan.
Penggunaan metode PQRST membantu untuk meningkatkan kemampuan
membaca pada siswa tunarungu dengan beberapa tahapan yang sistematis yang
ada di dalam metode tersebut. Salah satu dampak positif dengan menggunakan
metode PQRST yaitu membantu siswa tunarungu untuk memahami isi bacaan
dalam jangka waktu yang cukup lama.
B. Rekomendasi
Merujuk pada hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti mengajukan
penelitian kepada :
1. Guru
Mengacu pada keberhasilan penelitian, Metode PQRST dapat menjadi
bahan pertimbangan dan metode alternatif sebagai metode pembelajaran oleh
karena itu metode PQRST dapat dimanfaatkan sebagai metode yang dapat
membantu permasalahan membaca pada siswa
2. Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam
penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan metode PQRST dan kemampuan
membaca siswa tunarungu dengan ragam materi dan kelas yang berbeda, sehingga
penelitian selanjutnya merupakan penyempurnaan dari penelitian-penelitian yang
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, Dudung. (1999). Pedoman Guru Pengajaran Wicara untuk Anak Tunarungu. Jakarta : Depdikbud.
Abdurrahman, Mulyono. (1999). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Abidin, Yunus. (2012). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Azimah, Bunga. (2012). Efektivitas Metode PQRST dengan Menggunakan Media Cerita Anak Dalam Peningkatan Pemahaman Teks Bacaan Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas XII SMALB di SLB Nurul Iman Dayeuh Kolot. Skripsi : Tidak diterbitkan.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia SDLB-B. Jakarta : Tidak diterbitkan.
Bunawan, Lani. (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta : Yayasan Santi Rama.
Clark, Anne. (2003). Senior Australian Agriculture. Australia : Pascal Press.
Djardjowidjojo, Soenjono. (2012). Psiko-Liguistik : Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Djiwnadono, Soenardi. (2011). Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta : PT. Indeks.
Juhanaini. (2010). Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Peserta Didik Berkesulitan Belajar (Learning Difficulties) di Sekolah Reguler. Disertasi pada Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia : tidak diterbitkan.
Pettersson, Rune. (2002). Information Design : An Introduction. Amerika : Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.
Sadja’ah, E. (2003). Layanan dan Latihan artikulasi anak Tunarungu. Bandung : San Grafika.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sumadayo, Samsu. (2011). Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Susetyo, B. (2012). Statistika untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel. Bandung : Refika Aditama.
Somantri, Sutjihati. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.
Somad, P. Dan Hernawati, T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Jakarta : DEPDIKBUD DIRJEN DIKTI.
Tarigan, Henry. (2008). Membaca : Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Penerbit Angkasa.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah . Bandung : UPI Press.