• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE PREVIEW, QUESTION, READ, SUMMARIZE, TEST (PQRST) DALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA SISWA TUNARUNGU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN METODE PREVIEW, QUESTION, READ, SUMMARIZE, TEST (PQRST) DALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA SISWA TUNARUNGU."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODE PREVIEW, QUESTION, READ, SUMMARIZE,

TEST (PQRST) DALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA

PADA SISWA TUNARUNGU

( Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDLB di SLB N Cicendo)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh :

Aini Qurrotullain 0901021

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

PENGGUNAAN METODE PREVIEW, QUESTION, READ, SUMMARIZE,

TEST (PQRST) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA

PEMAHAMAN PADA ANAK TUNARUNGU ( Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDLB di SLB N Cicendo)

Oleh

Aini Qurrotullain

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Aini Qurrotullain 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN AINI QURROTULLAIN

(0901021)

PENGGUNAAN METODE PREVIEW, QUESTION, READ, SUMMARIZE,

TEST (PQRST) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA

PEMAHAMAN PADA ANAK TUNARUNGU ( Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDLB di SLB N Cicendo)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I

Dr. H. Dudi Gunawan, M.Pd NIP. 1962.1121.198403.1.002

Pembimbing II

Dr. Juhanaini, M.Ed. NIP. 1960.0505.198603.2.001

Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

i

ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE PREVIEW, QUESTION, READ, SUMMARIZE,

TEST (PQRST) DALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA

PADA SISWA TUNARUNGU

( Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDLB di SLB N Cicendo)

Oleh: AINI QURROTULLAIN (0901021)

Anak tunarungu mengalami hambatan dalam aspek-aspek bahasa salah satunya yaitu dalam kemampuan membaca. Kondisi tersebut merupakan dampak dari kurangnya asupan bahasa yang dimiliki oleh anak, sehingga menyebabkan anak kesulitan dalam mengakses bunyi bahasa padahal hampir seluruh materi di sekolah menggunakan kemampuan membaca. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode Preview, Question, Read, Summarize, Test (PQRST) dalam meningkatkan kemampuan membaca pada anak tunarungu. Metode PQRST merupakan metode dalam membaca teks bacaan terutama untuk kepentingan belajar, terdiri dari beberapa tahap yang tersusun secara sistematis sehingga membantu anak tunarungu untuk memahami isi bacaan dalam jangka waktu yang cukup lama. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain one group pretest and postest serta pengolahan data menggunakan uji Wilcoxon. Sampel penelitian sebanyak 7 orang siswa tunarungu kelas V SDLB di SLB N Cicendo. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan membaca pemahaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode PQRST dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa tunarungu kelas V SD di SLB N Cicendo Kota Bandung, dilihat dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan Uji Wilcoxon, nilai Thitung = 0, dan berdasarkan nilai uji kritis untuk uji Wilcoxon pada tingkat signifikasi 0,05 dengan jumlah N = 7 maka diperoleh Ttabel= 2, hipotesis diterima apabila Thitung < TTabel . Berdasarkan kondisi tersebut maka hipotesis yang diajukan diterima dan menunjukkan bahwa

“penggunaan Metode PQRST dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa tunarungu”.

(5)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 3

C.Batasan Masalah ... 4

D.Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A.Konsep Dasar Ketunarunguan ... 6

B.Konsep Dasar Metode PQRST ... 11

C.Konsep Dasar Kemampuan Membaca ... 17

D.Garis Besar Pelaksanaan Pembelajaran Membaca dengan Metode PQRST untuk Siswa Tunarungu kelas V SDLB ... 25

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 29

F. Kerangka Berpikir ... 30

G.Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A.Variabel Penelitian ... 33

B.Metode Penelitian ... 35

(6)

vii

D.Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 37

E. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 47

A.Hasil Penelitian ... 47

B.Pembahasan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 67

A.Kesimpulan ... 67

B.Rekomendasi ... 67

DAFTAR PUSTAKA LAPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat-surat Penelitian

Lampiran 2: Kisi-kisi instrumen penelitian, expert judgment, instumen

penelitian, validitas dan reliabilitas

Lampiran 3: Hasil Penelitian

Lampiran 4: Dokumentasi dan Profil

(7)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tingkatan Kemampuan Membaca... 20

Tabel 2.2 Kemampuan Membaca dengan Metode PQRST ... 26

Tabel 3.1 Kisi-kisi Intrumen Membaca ... 38

Tabel 3.2 Intrumen Penelitian ... 39

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Tes Tertulis ... 40

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Tes Lisan... 41

Tabel 4.1 Hasil Pre-test dan Pos-test Membaca Indikator Menjawab Pertanyaan Berdasarkan Isi Bacaan ... 48

Tabel 4.2 Hasil Pre-test dan Pos-test Membaca Indikator Menemukan Kalimat Utama Pada Setiap Paragraf ... 50

Tabel 4.3 Hasil Pre-test dan Pos-test Membaca Indikator Mengungkap Kembali Isi Bacaan ... 52

Tabel 4.4 Rekapitulasi Skor Pretest dan Postest Membaca ... 54

Tabel 4.5 Rekapitulasi Selisih Skor Pretest dan Postest Membaca ... 56

(8)

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Pre-test dan Pos-test Membaca

Indikator Menjawab Pertanyaan Berdasarkan

Isi Bacaan ... 49

Grafik 4.2 Hasil Pre-test dan Pos-test Membaca

Indikator Menemukan Kalimat Utama Pada

Setiap Paragraf... 51

Grafik 4.3 Hasil Pre-test dan Pos-test Membaca

Indikator Mengungkap Kembali Isi Bacaan ... 53

Grafik 4.4 Rekapitulasi Skor Pretest dan Postest Membaca ... 55

Grafik 4.5 Rekapitulasi Selisih Skor Pretest dan Postest

(9)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir... 30

Gambar 3.1 Desain One Group Pretest Postest ... 36

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk

berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya. Menurut Bunawan (2000:33)

bahasa merupakan media yang memungkinkan seseorang menyampaikan

pikirannya kepada orang lain, mengidentifikasi perasaannya yang paling dalam.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dilihat bahwa keterampilan berbahasa

merupakan aspek penting yang dapat menunjang seseorang untuk berinteraksi

dengan sekelilingnya tidak terkecuali bagi siswa tunarungu. Meskipun siswa

tunarungu mengalami hambatan pendengaran, bukan berarti kebutuhan untuk

berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar tidak bisa dimiliki.

Hanya saja karena dampak dari hambatan pendengaran yang dimiliki

menyebabkan siswa sulit untuk memperoleh bahasa.

Dampak dari kesulitan berbahasa tersebut berpengaruh juga terhadap

aspek-aspek bahasa, salah satunya kemampuan membaca. Abdurrahman (1999: 182)

mengungkapkan bahwa bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang

terintegrasi, mencakup bahasa ujaran, membaca, dan menulis. Pendapat tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan membaca merupakan bagian dari keterampilan

berbahasa, maka ketika seseorang mengalami hambatan dalam berbahasa tidak

menutup kemungkinan kemampuan membaca orang tersebut juga terhambat.

Membaca itu sendiri merupakan aktivitas yang sangat komplek yang mencakup

aktivitas fisik dan mental (Abdurrahman, 1999:200). Untuk dapat menguasai

kemampuan membaca yang baik dibutuhkan latihan yang terus menerus agar

informasi yang diterima menyeluruh. Itu sebabnya anak-anak usia sekolah dasar

sudah dilatih untuk belajar membaca agar terbiasa dan mudah untuk menyerap

informasi yang akan didapatkannya di kemudian hari. Agar dapat memahami

materi pelajaran yang diberikan di sekolah, maka anak harus memiliki

(11)

2

Hal tersebut juga berlaku pada siswa tunarungu, dimana kemampuan

membaca merupakan aspek yang harus dimiliki oleh mereka untuk mendapatkan

informasi dari kegiatan belajar yang sudah diberikan di sekolah. Hanya saja

kondisi siswa tunarungu yang mengalami hambatan dalam berbahasa

menyebabkan mereka sulit untuk dapat memahami isi bacaan walaupun terdapat

beberapa siswa tunarungu yang sudah dapat membaca secara teknis. Kondisi di

atas menunjukkan kebutuhan siswa tunarungu dalam memahami isi bacaan

merupakan sebuah kebutuhan akan ilmu pengetahuan yang harus dipenuhi karena

hampir seluruh mata pelajaran di sekolah menggunakan kemampuan membaca

pemahaman, salah satunya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu kita juga

bisa melihat pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk anak kelas 5

SDLB B (2006: 85) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, pada SK dan KD

tersebut terdapat kegiatan membaca yang di dalamnya terdapat kegiatan

memahami cerita anak dan diharapkan anak dapat menjawab pertanyaan terhadap

isi cerita.

Kondisi di lapangan pun menunjukkan bahwa masih banyak anak tunarungu

yang mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan di sekolah. Pendapat

tersebut dibuktikan dengan pernah diadakannya penelitian yang di lakukan oleh

C. Susila Yuwati (Bunawan, 2000: 52) pada tahun 1998 dengan membandingkan

kemampuan membaca pemahaman siswa tunarungu dari beberapa SDLB di

Jakarta dengan siswa SD yang sama-sama duduk di kelas VI. Ternyata tingkat

pemahaman membaca siswa tunarungu kelas VI SDLB berada jauh di bawah

kemampuan siswa kelas VI SD. Nilai rata-rata siswa SDLB adalah 25,7

dibadingkan dengan nilai anak SD sebesar 68,28, bahkan mereka masih

ketinggalan dari siswa SD kelas IV yang memperoleh nilai rata-rata 46,96.

Rendahnya hasil dari kemampuan membaca anak tunarungu tersebut bisa

disebabkan oleh beberapa faktor, baik itu berkaitan dengan kesiapan mental anak,

motivasi dalam membaca, atau bahkan berkaitan dengan konten bacaan yang

diberikan. Terlepas dari berbagai faktor-faktor tersebut saat ini sudah banyak

penelitian yang berkaitan dengan membaca pemahaman bagi anak tunarungu

(12)

3

tersebut menunjukkan bahwa permasalahan membaca pemahaman anak tunarungu

memerlukan perhatian yang khusus, meskipun hasil dari penelitian tersebut belum

bisa sepenuhnya dijadikan rujukan utama karena penelitian yang dilakukan masih

bersifat individual.

Berdasarkan kondisi di atas peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian

tentang membaca pemahaman di SLB N Cicendo pada siswa tunarungu kelas V

SDLB, dimana kondisi siswa yang duduk di kelas V sudah harus memiliki

kemampuan membaca pemahaman sesuai dengan tuntutan dari kurikulum. Hasil

observasi penulis yang dilakukan pada siswa kelas V SDLB dapat terlihat bahwa

kemampuan membaca pemahaman siswa masih mengalami kesulitan, contohnya

pada saat siswa harus menjawab pertanyaan dari isi bacaan, mengemukakan atau

menjelaskan kembali isi bacaan.

Untuk membantu siswa tunarungu memahami isi bacaan dari materi yang

diberikan, perlu adanya metode yang sesuai dengan kebutuhan anak. Salah satu

metode alternatif yang digunakan untuk membantu anak dalam membaca

pemahaman yaitu Metode PQRST yang pertama kali diperkenalkan oleh El

Thomas dan Ha Robinson pada tahun 1970 (Wilson, 2009 : 82). Secara garis

besar metode ini merupakan salah satu metode dalam membaca teks bacaan

terutama untuk kepentingan belajar, yang merupakan singkatan dari inti kegiatan

Preview, Question, Read, Summerize, Test (PQRST).

Prosedur metode PQRST dilaksanakan secara sistematis serta hampir pada

setiap tahapannya dibuat untuk membangkitkan pemahaman awal anak sebelum

masuk kepada isi bacaan, hal itu akan membantu siswa tunarungu dalam

membangun konsep awal terhadap materi yang dibaca dan membuat ingatan

terhadap isi materi tersimpan lebih lama. Meskipun pada dasarnya metode

PQRST ini diperuntukkan bagi siswa pada umumnya, akan tetapi langkah-langkah

di dalamnya dapat diterapkan untuk pembelajaran bagi siswa tunarungu. Maka

dari itu prosedur pelaksanaan Metode PQRST yang akan digunakan oleh peneliti

akan lebih disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak tunarungu, meskipun

tidak mengubah subtansi dari langkah-langkah yang terdapat dalam metode

(13)

4

Atas dasar inilah, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang bermaksud

untuk membuktikan bahwa melalui metode PQRST dapat meningkatkan

kemampuan membaca pemahaman pada siswa tunarungu di SLB N Cicendo.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan di atas, terdapat

beberapa identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu :

a. Kemampuan berbahasa anak tunarungu akan berpengaruh terhadap

kemampuan membacanya. Ketika anak mengalami hambatan dalam

berbahasa maka secara tidak langsung anak akan mengalami hambatan

terhadap kemampuan membacanya.

b. Media pembelajaran dan metode pengajaran guru yang masih

mengutamakan metode ceramah menyebabkan siswa mengalami kesulitan

dalam memahami isi bacaan

c. Sarana dan prasarana yang belum sesuai dengan kebutuhan siswa

tunarungu sehingga kurang teroptimalisasinya kemampuan siswa

tunarungu dalam membaca.

d. Dibutuhkannya metode yang diadaptasikan bagi anak tunarungu untuk

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka banyak faktor yang dapat

mempengaruhi kemampuan siswa tunarungu dalam meningkatkan kemampuan

membaca, adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Metode PQRST sebagai metode mengajar dalam meningkatkan kemampuan

membaca pada siswa tunarungu”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, dapat

(14)

5

Metode Preview, Question, Review, Summerize, Test (PQRST) meningkatkan

kemampuan membaca pada siswa tunarungu di SLB Negeri Cicendo Bandung?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran tentang

metode PQRST yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pada

siswa tunarungu.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu agar permasalahan dalam

kemampuan membaca pada siswa tunarungu di kelas V SDLB Negeri Cicendo

Bandung dapat teratasi dengan menggunakan Metode PQRST.

3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat/kegunaan secara langsung

maupun tidak langsung yaitu:

a. Secara Praktis

Dapat digunakan sebagai bahan pengayaan bagi para pendidik dalam

meningkatkan kemampuan membaca pada siswa tunarungu dengan Metode

PQRST.

b. Secara Teoritis

Memberikan sumbangsih pemikiran dan pengenalan mengenai Metode

PQRST sebagai salah satu alternatif metode yang dapat dipakai untuk

(15)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2012:61). Pada penelitian ini telah ditentukan 2 variabel, yaitu variabel bebas atau

variabel independen dan variabel terikat atau dependen.

Variabel bebas atau variabel independen. Menurut Sugiyono (2011:61) variabel bebas adalah “Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variable bebas pada penelitian ini yaitu Metode PQRST.

Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:61). Variabel

terikat pada penelitian ini yaitu kemampuan membaca.

1. Definisi Konsep Variabel

Metode PQRST merupakan salah satu metode membaca yang digunakan

untuk memahami bahan bacaan (Abidin, 2012:109), PQRST adalah singkatan dari

inti kegiatan preview, question, read, summarize, test. Metode ini dimaksudkan

untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar dan mengingat materi yang

disajikan dalam buku teks (Pettersson, 2002 : 242).

Membaca pemahaman adalah membaca dengan memahami arti bacaan dan

menyerap informasi-informasi bacaan misalnya membaca buku pelajaran untuk

mempersiapkan ujian atau membaca wacana untuk menjawab pertanyaan

(Azies,1996 :43). Kemampuan membaca pemahaman yang dimaksud pada

penelitian ini yaitu pemahaman literal. Menurut Safi’ie (1994:34) pemahaman

(16)

34

Aini Qurrotullain, 2013

Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan bacaan.. Pemahaman ini diperoleh dengan memahami arti kata, kalimat dan

paragraf dalam konteks bacaan ini seperti apa adanya.

2. Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel yaitu suatu definisi yang diberikan pada sebuah

variabel dengan cara memberikan atau menspesialisasikan kegiatan yang

diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nazir, 1983:152). Operasional

variabel pada penelitian ini adalah metode PQRST, adapun langkah-langkah

penggunaan metode PQRST bagi anak tunarungu yaitu sebagai berikut :

a. Siswa mengawali proses belajar dengan melakukan pengamatan awal.

Pengamatan awal dilakukan dengan cara guru memperlihatkan sebuah

gambar yang berkaitan dengan materi seperti : gambar danau. Guru

menggali informasi yang dimiliki oleh anak berkaitan dengan gambar

tersebut (Tahap Preview)

b. Guru memberikan pertanyaan yang mendekati isi bacaan, seperti : apa

saja nama danau yang kalian ketahui? Siapa yang sudah pernah pergi

ke Danau Toba? dll. Pada tahap ini guru ingin mengetahui

pemahaman awal anak tentang danau dan pengalaman yang

dimilikinya. Jawaban dari pertanyaan tersebut ditulis pada papan tulis,

dan akan dibahas pada akhir proses untuk dapat melihat perbandingan

antara pemahaman awal siswa dengan pemahaman terbaru siswa

setelah membaca materi tersebut. (Tahap Question)

c. Siswa membaca teks bacaan dengan teliti, sambil mencari jawaban

dari pertanyaan yang sudah dibuat sebelumnya. (Tahap Read)

d. Siswa menjelaskan / menyimpulkan kembali teks bacaan yang sudah

dibaca secara lisan. (Tahap Summarize)

e. Siswa menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi bacaan. (Tahap

(17)

35

Aini Qurrotullain, 2013

Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan Sedangkan operasional variabel terikat yaitu kemampuan membaca terdapat

beberapa indikator yang dijadikan acuan pada penelitian ini untuk mengetahui

sejauh mana peningkatan kemampuan membaca yang dihasilkan dari penelitian

ini. Indikator-indikatornya yaitu :

a. Siswa dapat menjawab pertanyaan berdasarkan isi bacaan b. Siswa dapat menemukan ide pokok pada setiap paragraf

c. Siswa dapat mengungkapkan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri

B. Metode Penelitian

Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian eksperimen, menurut Sugiyono (2011:14), “metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Pada penelitian

ini, peneliti bermaksud memperoleh data mengenai pengaruh penggunaan metode

PQRST terhadap kemampuan membaca pemahaman pada siswa tunarungu.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain “one group pre-test & post-test”, yaitu desain penelitian eksperimen yang dilakukan pada satu kelas siswa tunarungu saja, tanpa kelas pembanding dengan cara

memberikan tes awal dan akhir terhadap sampel penelitian.

Pada desain ini, dilakukan melalui 3 langkah sebagaimana dijelaskan oleh

Sudjana (1996:31) : “Pertama, mengukur variabel terikat sebelum perlakuan

diberikan (pre-test) ; kedua, memberikan perlakuan eksperimen kepada sampel

penelitian ; ketiga mengukur kembali variabel terikat setelah perlakuan diberikan

(post-test)”.

Penggunaan desain one group pre-test & post-tes untuk mengetahui besarnya

(18)

36

Aini Qurrotullain, 2013

Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan terdapat satu kelompok sampel penelitian yang diberi tes awal untuk mengetahui

kondisi awal sebelum perlakuan (O1), kemudian pada sampel penelitian diadakan

tes akhir untuk mengetahui ada tidaknya akibat yang ditimbulkan dari perlakuan

yang diberikan (O2). Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih

akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan

(Sugiyono, 2012:110). Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar 3.1 Desain One Group Pretest Postest

Keterangan :

O1 = Nilai pre-test (sebelum diberi perlakuan)

X = Treatmen yang diberikan (variabel independen)

O2 = nilai pos-test (setelah diberi perlakuan)

C. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri Cicendo yang beralamat di Jalan

Cicendo No 2 Kelurahan Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung Kota

Bandung. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian

karena disana terdapat permasalahan yang akan dikaji / diteliti.

2. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Penelitian ini yang dimaksudkan dengan populasi adalah seluruh siswa tunarungu tingkat sekolah dasar (SD)

(19)

37

Aini Qurrotullain, 2013

Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan 3. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:117) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa tunarungu kelas V SDLB di SLB Negeri Cicendo Kota

Bandung dengan jumlah sampel 6 orang.

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada

alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument

penelitian. Menurut Sukmadinata (2010:230), “Instrumen penelitian adalah

berupa tes yang bersifat mengukur, karena berisi pertanyaan atau pernyataan yang

alternasif jawabannya memiliki standar jawaban tertentu, benar-salah maupun

skala jawaban. Instrumen yang berisi jawaban skala, berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala deskriptif ataupun skala garis.”

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa tes. Penggunaan

instrumen dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data pencapaian hasil

belajar pada ranah kemampuan membaca pemahaman. Tes yang dibuat berupa tes

tulis dan lisan. Dimana tes tulis dan tes lisan yang mengacu pada penerapan

metode PQRST. Tes yang digunakan berupa tes subjektif yaitu tes yang

jawabannya berupa uraian, dan penskorannya dilakukan dengan

mempertimbangkan benar salahnya uraian yang diberikan testi.

Terdapat beberapa langkah yang digunakan untuk penyusunan instrumen

test, yaitu :

(20)

38

Aini Qurrotullain, 2013

(21)

39

Aini Qurrotullain, 2013

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Membaca Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : V / 1

Indikator Materi Butir Istrumen Jenis Tes

Membaca Pemahaman d. Aktivitas yang terjadi di

dalam sebuah bacaan menentukan kalimat utama pada setiap paragraf.

(22)

40

Aini Qurrotullain, 2013

Mengungkapkan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri

3. Peserta didik dapat mengungkapkan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri

(23)

39

Aini Qurrotullain, 2013

Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan 1. Membuat Butir Soal

Pembuatan butir soal disesuaikan dengan indikator yang sudah ditentukan

sebelumnya. Butir soal itu sendiri merupakan penjabaran dari indikator kemudian

tes tersebut diuji validitas dan realibilitas sehingga soal sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Tabel di bawah ini adalah pengembangan kisi-kisi menjadi butir

soal :

Tulisan Jawablah soal dibawah ini !

1. Bercerita tentang apa cerita di atas ?

2. Siapa yang pergi berlibur ke Danau Toba ?

3. Kemana Dinar pergi berlibur ? 4. Apa saja souvenir atau cinderamata

yang ada di Danau Toba ?

Tulisan 6. Apa kalimat utama dari paragraf 2 ?

7. “Dinar berlibur ke Danau Toba selama 4 hari bersama orang tuanya.” Adalah kalimat utama di paragraf …

(24)

40

Aini Qurrotullain, 2013

Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan 9. Apa kalimat utama dari paragraf 5 ?

10.Kalimat utama “Banyak orang yang berkunjung untuk melihat Danau

Lisan Coba ceritakan kembali isi cerita diatas !

2. Membuat Sistem Penilaian Butir Soal

Setelah butir soal dibuat maka langkah selanjutnya yaitu membuat sistem

penilaian pada butir soal tersebut. Penilaian digunakan untuk mendapatkan skor

kemampuan membaca pemahaman. Terdapat dua kriteria penilaian pada butir soal

ini yaitu penilaian tes tertulis dan tes lisan. Untuk penilaian tes tertulis terdapat

kriteria penilaian sebagai berikut :

Nilai maksimal per soal : 2

1 Menjawab sebagian substansi yang ada di dalam isi cerita

0 Tidak dapat menjawab pertanyaan dengan tepat sama sekali

Sedangkan untuk penilaian tes lisan, kriteria penilaiannya sebagai berikut :

Nilai maksimal per soal : 3

Nilai minimum per soal : 0

(25)

41

Aini Qurrotullain, 2013

Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan

Nilai Keterangan

3 Menceritakan kembali sesuai dengan substansi cerita

2 Menceritakan kembali dengan sebagian substansi cerita

1 Menceritakan kembali dengan sedikit substansi cerita

0 Tidak dapat menceritakan isi cerita sama sekali

Setelah diberi skor, maka dilakukan perhitungan akhir yaitu :

Nilai = x 100 %

3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Pada proses pelaksanaan penelitian ini terdapat pembuatan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) agar proses pembelajaran terjalin secara efektif

dan terprogram secara speseifik. RPP dibuat berdasarkan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SDLB.

2. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh

data yang diperlukan. Tahap-tahap tersebut yaitu :

a. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang dilakukan

pada penelitian ini. Berikut langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti :

1) Studi Observasi

Observasi pendahuluan dilakukan untuk melihat kondisi siswa

tunarungu berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam

(26)

42

Aini Qurrotullain, 2013

Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan 2) Pengurusan Surat Izin Penelitian

Pengurusan surat izin dimulai dari tahap pembuatan Surat Keputusan

Pembimbing skripsi di tingkat Fakultas, kemudian izin penelitian dari

tingkat Univesitas, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk

kemudian masuk ke sekolah yang dijadikan tempat penelitian yaitu

SLB N Cicendo.

3) Membuat Instrumen Penelitian

4) Melakukan Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk dapat mengumpulkan data pada suatu penelitian diperlukan adanya

sebuah intsrumen, sebelum instrumen tersebut digunakan perlu diujikan terlebih

dahulu atau dinyatakan valid dan reliabel. Hal ini sejalan dengan pernyataan

Susetyo (2011: 88) sebagai berikut:

Sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data instrumen diujicobakan terlebih dahulu sampai memenuhi persyaratan sebagai instrumen yang baik salah satunya yaitu valid. Salah satu tes dinyatakan valid jika perangkat tes yang butir-butirnya benar-benar mengukur sasaran tes yang berupa kemampuan dalam bidang tertentu dan bukan kemampuan dalam bidang lainnya.

Maka dari itu instrumen yang akan digunakan oleh peneliti akan dilakukan

uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ke validitas atau

kestabilan suatu instrument. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan validitas isi dengan teknik penilaian ahli (judgement). Menurut Susetyo (2011:89) “Validitas isi adalah validitas yang akan mengecek kecocokan diantara butir-butir tes yang dibuat dengan indikator, materi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan”. Dalam penelitian ini, validitas dilakukan dengan cara, menyusun butir soal mengenai kemampuan membaca pemahaman

(27)

43

Aini Qurrotullain, 2013

Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan kecocokan para ahli yang berkecimpung dalam bidang keilmuan tertentu

(Susetyo, 2011:90).

Uji validitas tersebut menggunakan teknik penilaian oleh para ahli dalam

penelitian ini, yaitu para ahli yang berhubungan / berkecimpung di dunia

pendidikan khusus. Instrumen terlebih dahulu di judgment oleh dua orang

pengajar di SLB Negeri Cicendo, dan satu orang dosen Pendidikan Khusus,

spesialisasi tunarungu. Instrumen tersebut dinyatakan valid apabila seluruh penilai

ahli menyatakan cocok semua butir instrumen/ soal yang sudah dibuat, namun

soal tersebut tidak dipakai apabila ada salah seorang penilai ahli menyatakan tidak

cocok.

Proses validitas ini dilakukan untuk mengetahui tes yang sudah dibuat

sesuai dengan aspek yang terkandung dalam pembelajaran atau belum. Sehingga

ketika tes diberikan kepada anak, hal tersebut sesuai dengan aspek yang akan

diteliti. Skor validitas diolah dengan menggunakan rumus:

Gambar 3.2 Rumus Validitas

Berdasarkan hasil judgment dapat disimpulkan bahwa instrumen

kemampuan membaca pemahaman, semuanya cocok dan dapat digunakan untuk

mengukur kemampuan membaca anak tunarungu yang sedang peneliti teliti.

Semua butir soal yang sudah dijudgment menunjukkan hasil 100% yang berarti

valid.

2. Uji Realibilitas

P = f / N x 100%

Keterangan :

P = Presentase

f = Jumlah cocok menurut penilai

(28)

44

Aini Qurrotullain, 2013

Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2010 : 86). Uji realibilitas

pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan reliabilitas konsistensi internal, dalam hal ini Susetyo (2011:109) menjelaskan bahwa “Realibilitas konsistensi internal didasarkan pada skor yang diperoleh dari satu perangkat ukur dengan satu kali pengukuran pada peserta tes”. Pada penelitian ini realibilitas konsistensi internal dihitung dengan rumus Alpha. Menilai soal yang dibuat oleh

peneliti berbentuk uraian sehingga butir-butir soal yang dinilai tidak hanya “benar” atau “salah” namun menghendaki tingkatan penilaian. Maka dari itu rumus yang digunakan adalah rumus Alpha dan juga dilakukan analisis butir soal

untuk mencari reliabilitas soal keseluruhan. Rumus Alpha yang digunakan sebagai

berikut :

(Arikunto, S. 2010:109)

Keterangan :

r

11 = realibilitas yang dicari

= jumlah varians skor tiap-tiap item

= varians total

Sebelum data dimasukkan ke dalam rumus Alpha tersebut, dicari varians

tiap-tiap item dahulu, baru dijumlahkan. Karena pada instrumen yang peneliti buat

terdapat kriteria penilaian yang berbeda antara satu soal dengan soal yang lainnya.

(29)

45

Aini Qurrotullain, 2013

Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan (Arikunto, S. 2010:110)

Keterangan :

= varians item yang dicari

= jumlah kuadrat setiap skor

jumlah skor per item

Selanjutnya dari hasil perhitungan reliabilitas soal, nilainya dapat

diklasifikasikan pada beberapa kriteria yang dikemukakan kembali oleh Arikunto

(2001:101) antara lain sebagai berikut :

Kriteria reliabilitas antara 0,00 s.d. 0,20 mengandung arti reliabilitas sangat rendah

Kriteria reliabilitas antara 0,21 s.d. 0,40 mengandung arti reliabilitas rendah Kriteria reliabilitas antara 0,41 s.d. 0, 60 mengandung arti reliabilitas cukup Kriteria reliabilitas antara 0,61 s.d. 0,80 mengandung arti reliabilitas tinggi Kriteria reliabilitas antara 0,81 s.d. 1,00 mengandung arti reliabilitas sangat tinggi

Setelah instrumen dibuat kemudian dihitung reliabilitasnya, ditemukan hasil

0,72. Berdasarkan klasifikasi reliabilitas yang sudah dikemukakan diatas, maka

instrumen yang peneliti buat memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi sehingga

instrumen tersebut dapat digunakan untuk penelitian.

b. Pelaksanaan Penelitian

Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan penelitian

yaitu :

1) Melakukan Pre Test

2) Melakukan penilaian dari hasil pre test

3) Melakukan intervensi membaca pemahaman dengan menggunakan

metode PQRST sebanyak 6 kali

4) Siswa diberikan isi bacaan yang berbeda dengan isi bacaan pada tahap

(30)

46

Aini Qurrotullain, 2013

Penggunaan Metode Preview, Resd, Summarre, Test (PQRST) Dalam Meningkatkan Kemampuan 5) Terdapat 3 jenis bacaan yang berbeda sehingga satu jenis bacaan

digunakan untuk dua kali intervensi

6) Setelah intervensi selesai diberikan kemudian dilaksanakan pos test

7) Mengumpulkan dan mengolah data hasil penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Pada teknik analisis data lebih difokuskan pada pengujian hipotesis

(Sugiyono, 2000 : 1). Setelah data diperoleh kemudian diolah dengan

menggunakan alat bantu statistik non parametrik. Data yang diperoleh akan

dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon, karena uji ini dapat dipergunakan

untuk penelitian yang datanya berpasangan dengan sampel terbatas, selain itu juga

uji Wilcoxon tidak memerlukan uji normalitas.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data tersebut

adalah:

1. Menskor pre-test dan pos-test dari setiap penilaian

2. Mentabulasi skor pre-test dan pos-test

3. Membuat tabel perhitungan skor pre-test dan skor pos-test

4. Menghitung selisih antara skor pre-test dan pos-test. Ditetapkan selisih

bertanda (di) antara kedua skornya

5. Membuat ranking harga-harga di itu tanpa memperdulikan tanda.

Untuk harga-harga di yang sama buatlah rata-rata ranking yang sama

6. Membubuhkan pada setiap ranking, tanda (+), (-) untuk d yang di

representasikan

7. Menetapkan T

8. Membandingkan nilai T yang diperoleh dengan T dari tabel nilai-nilai

kritis T untuk uji Wilcoxon

9. Membuat kesimpulan, yaitu :

Ho ditolak jika T hitung > T tabel

(31)

47

Aini Qurrotullain, 2013

(32)

67

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kemampuan membaca pemahaman pada siswa tunarungu dipengaruhi oleh

banyak hal diantaranya yaitu yang berkaitan dengan isi bacaan yang berhubungan

dengan kondisi usia psikologis anak, jumlah paragraf dalam satu bacaan, jumlah

kalimat dalam satu paragraf, dan juga jumlah kata dalam satu kalimat. Hal-hal

tersebut juga berpengaruh terhadap kemampuan siswa tunarungu dalam

memahami isi bacaan.

Penggunaan metode PQRST membantu untuk meningkatkan kemampuan

membaca pada siswa tunarungu dengan beberapa tahapan yang sistematis yang

ada di dalam metode tersebut. Salah satu dampak positif dengan menggunakan

metode PQRST yaitu membantu siswa tunarungu untuk memahami isi bacaan

dalam jangka waktu yang cukup lama.

B. Rekomendasi

Merujuk pada hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti mengajukan

penelitian kepada :

1. Guru

Mengacu pada keberhasilan penelitian, Metode PQRST dapat menjadi

bahan pertimbangan dan metode alternatif sebagai metode pembelajaran oleh

karena itu metode PQRST dapat dimanfaatkan sebagai metode yang dapat

membantu permasalahan membaca pada siswa

2. Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam

penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan metode PQRST dan kemampuan

membaca siswa tunarungu dengan ragam materi dan kelas yang berbeda, sehingga

penelitian selanjutnya merupakan penyempurnaan dari penelitian-penelitian yang

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, Dudung. (1999). Pedoman Guru Pengajaran Wicara untuk Anak Tunarungu. Jakarta : Depdikbud.

Abdurrahman, Mulyono. (1999). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Abidin, Yunus. (2012). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Azimah, Bunga. (2012). Efektivitas Metode PQRST dengan Menggunakan Media Cerita Anak Dalam Peningkatan Pemahaman Teks Bacaan Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas XII SMALB di SLB Nurul Iman Dayeuh Kolot. Skripsi : Tidak diterbitkan.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia SDLB-B. Jakarta : Tidak diterbitkan.

Bunawan, Lani. (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta : Yayasan Santi Rama.

Clark, Anne. (2003). Senior Australian Agriculture. Australia : Pascal Press.

Djardjowidjojo, Soenjono. (2012). Psiko-Liguistik : Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Djiwnadono, Soenardi. (2011). Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta : PT. Indeks.

Juhanaini. (2010). Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Peserta Didik Berkesulitan Belajar (Learning Difficulties) di Sekolah Reguler. Disertasi pada Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia : tidak diterbitkan.

Pettersson, Rune. (2002). Information Design : An Introduction. Amerika : Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.

(34)

Sadja’ah, E. (2003). Layanan dan Latihan artikulasi anak Tunarungu. Bandung : San Grafika.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumadayo, Samsu. (2011). Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Susetyo, B. (2012). Statistika untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel. Bandung : Refika Aditama.

Somantri, Sutjihati. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Somad, P. Dan Hernawati, T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Jakarta : DEPDIKBUD DIRJEN DIKTI.

Tarigan, Henry. (2008). Membaca : Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Penerbit Angkasa.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah . Bandung : UPI Press.

Gambar

Grafik 4.1 Hasil Pre-test dan Pos-test Membaca
Gambar 2.1  Kerangka Berfikir................................................
gambar yang berkaitan dengan materi seperti : gambar danau. Guru
Gambar 3.1 Desain One Group Pretest Postest
+4

Referensi

Dokumen terkait

Setelah project dibuat pertama yang akan saya lakukan adalah menambah reference MySQL dengan cara klik kanan nama project di solution explorer dan klik add reference. Pada tab

1.Salat sunah rawatib adalah salat sunah yang di kerjakan untuk mengiringi salat..... a.tahajjud c.fardu

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK &amp; MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Rumah sakit sebagai pihak yang memberikan pengobatan harus lebih melindungi pasien dari tindakan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan cenderung dapat

Untuk mengetahui biobriket limbah Kelapa Sawit yang menghasilkan nilai kalor pembakaran yang besar dan waktu pembakaran yang lama maka pada penelitian ini akan

Salah satu contoh lokasi yang perlu dikembangkan Bandar udara Adisutjipto di Yogyakarta, karena pada daerah tersebut merupakan salah satu kota pariwisata yang dikunjungi oleh

Teori ini lebih menekankan pada aspek kepribadian seperti intelektualisasi, emosi, keadaan fisik (usia, tinggi dan berat badan) dan sifat-sifat pribadi lainnya. Teori ini memusatkan

Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisaional Terhadap Keinginan Untuk Keluar (Intensi Keluar) dari Suatu Organisasi pada Perawat Di RSI Hidayatullah