ii Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
TESIS
PEMBELAJARAN
REBAB
GAYA
ULOH
DI
SOREANG
KABUPATEN
BANDUNG
Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari
Syarat untuk memperoleh Gelar
Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Seni
Oleh :
Suparman
Nim : 1101605
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ii Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pernyataan
“Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul
“Pembelajaran Rebab Gaya Uloh di Soreang Kabupaten Bandung” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya
tidak melakukan penjiplakanatau pengutipan dengan cara-cara yang
tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sangsi yang
akan dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”
Bandung, Juli 2013
ttd
ii Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PEMBELAJARAN REBAB GAYA ULOH DI
SOREANG KABUPATEN BANDUNG
Oleh SUPARMAN
1101605
ii Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ii Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING :
Pembimbing I,
( Dr. Sukanta, S.Kar, M.Hum ) NIP. 196209171989031002
Pembimbing II,
( Dr. Uus Karwati, S.Kar, M.SN ) NIP.196506231991012001
Diketahui oleh
Ketua Jurusan/Program studi Pendidikan Seni
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Abstrak
Tesis ini berjudul Pembelajaran Rebab Gaya Uloh di Soreang Kabupaten Bandung. Permasalahan dalam penelitian ini adalah terkait dengan ciri khas permainan rebab Uloh yang diimplementasikan pada murid-muridnya dan strategi pembelajaran rebab yang dilakukan Uloh menyangkut strategi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, metode-metode pembelajaran rebab, model pembelajaran nyantrik, serta hasil yang dicapai oleh murid-muridnya.
Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan secara rinci sedetail mungkin. Maka dalam penjabaranya peneliti mendeskrifsikan tentang temuan-temuan menyangkut ciri khas rebab Uloh dan strategi pembelajaran Uloh tentang konsep pembelajaran dan hasil yang dicapai murid ialah murid terampil dalam memainkan rebab.
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Abstract:
This thesis entitles Pembelajaran Rebab Gaya Uloh at Kab. Soreang Bandung. The problems in this study were related with the characteristic of Rebab which is implemented by Uloh to students in the classroom, the Rebab learning strategies made by Uloh regarding to the concept of learning, and the steps that was used in giving Rebab lessons. This study revealed the results which was achieved by his students. The study used descriptive qualitative approach in order to give explanatioan as clear as possible. The result of the study found that the style that was used by Uloh was effective to be implemented in the classroom and students’ skill in playing Rebab showed improvement.
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
A. Hasil Penelitian ... 49
1. Latar Belakang Rebab Gaya Uloh ... 49
2. Ciri khas Rebab Gaya Uloh ... 49
3. StrategiPembelajaran Rebab Gaya Uloh ... 55
B. Pembahasan ... 107
1. Pembahasan Pembelajaran Rebab Gaya Uloh ... 107
2. Pembahasan Model Pembelajaran Nyantrik ... ... 110
3. Pembahasan Hasil Pembalajaran Rebab Gaya Uloh ... 110
BAB V : KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 114
A.Kesimpulan ... . 114
B. Implikasi ... ... 117
Daftar Pustaka ... ... 119
1
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instrumen rebab merupakan instrumen yang penting khususnya dalam
ensambel gamelan salendro.Tetapi rebab pun dipakai juga pada gamelan Degung,
kacapian dan Cianjuran. instrumen ini memiliki berbagai fungsi. Fungsi rebab dalam karawitan Sunda antara lain sebagai murda lagu, menghiasi senggol
yang dibawakan sinden, menentukan laras pada melodi lagu, pembuka lagu atau
istilah karawitan Sunda disebut pangkat. Begitu pula pada pementasan wayang
golek, tatkala dalang kakawen (bernyanyi) disana rebab berfungsi sebagai
penghias vokal dalang. Apabila sekaran dalang tanpa diiringi oleh rebab maka
penyajian lagunya sangat terasa kurang sempurna. Menurut Uloh (wawancara, 11
Maret 2013) rebab secara musikal mempunyai fungsi khusus, mengikuti melodi
sekar sinden yang dikenal dengan istilah; mapagkeun, nganteurkeun dan
ngecagkeun lagu.
Jumlah pemain rebab saat ini berkurang dikarenakan tuntutan menjadi
seorang pemain rebab sangat sulit, pemain rebab dituntut agar dapat menguasai
berbagai hal berkaitan dengan ilmu karawitan, seperti tangga nada, vokabuler, dan
teknik penjarian. Oleh karenanya tidak heran jika generasi muda kurang tertarik
untuk mempelajari instrumen rebab. Disamping memerlukan waktu yang relatif
lama, juga tekun dan ulet menjadi kata kunci dalam proses penguasaan
permainan rebab. Alasan itulah yang menyebabkan langkanya pemain rebab.
Rebab Sunda sebenarnya berbeda dengan alat musik gesek lain, dan cara
membawakan melodinyapun khas mengikuti lagu yang dibawakan oleh vokalis
sinden. Selain itu instrumen rebab Sunda berfungsi sebagai pedoman penentu
tangga nada atau menurut istilah seniman rebab berfungsi sebagai pamager laras
lagu supaya nada tidak berpindah.
Selama ini seniman yang mempelajari rebab di masyarakat baik secara
2
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
di lapangan, terdapat beberapa alasan yang mendukung kenyataan tersebut:
pertama, lembaga yang menyediakan pembelajaran rebab masih sedikit, tempat
belajar rebab yang berada di kota Bandung hanya ada dua tempat, yaitu di
tempat Uloh dan di tempat Asep Mulyana. Kedua, lembaga pendidikan formal
yang mengajarkan rebab Masih terbatas yaitu di Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri (SMKN) 10 kota Madya Bandung dan Sekolah Tinggi Seni Indonesia
Bandung (STSI) Bandung.
Pembelajaran rebab secara formal di dua lembaga tersebut sangat langka
peminatnya, dilihat dari data lulusan sekolah tersebut hanya sedikit para
pebelajar yang mampu menjadi pemain rebab profesional, bahkan merekapun
masih merasakan hasilnya kurang maksimal. Berdasarkan pendapat mereka (para
alumni SMKI) guna memperdalam pengetahuan dan kemampuanya harus
ditambah dengan berguru kepada para seniman rebab yang dipandang profesional
melalui cara nyantrik.
Konsep pembelajaran rebab secara formal telah memiliki metode dan
tahap-tahap yang khusus, baik tehnik, materi ajar, lagu, bahkan waktu yang terjadwal.
Untuk menjadi seorang yang mahir atau profesional pencapaian kemampuan
rebab maka seorang pemain rebab tidak cukup hanya mengandalkan latihan di
kelas, perlu pengenalan materi luas serta pengalaman yang memadai.
Berdasarkan pendapat Uloh (wawancara; 25 Februari 2013) bahwa
diantara kemampuan profesional pemain rebab akan dipandang memadai apabila
ia menguasai beberapa repertoar lagu. Adapun penguasaan beberapa repertoar
perlu ditunjang dengan kemampuan ornamentasi yang variatif. Guna memperoleh
pengalaman praktek yang memadai, maka salah satunya melalui belajar secara
nyantrik.
Nyantrik menurut kamus basa Sunda artinya magang (Kamus Basa Sunda,
hal 102 tahun 2007), yakni peserta didik belajar praktek secara langsung di
lapangan, dengan melihat pada situasi pertunjukkan dan mempraktekan arahan
dan bimbingan guru.Sebelum pelaksanaan nyantrik atau magang ada beberapa hal
3
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Seniman rebab di kota Bandung yang diakui kemahiranya oleh komunitas
seniman rebab antara lain Uloh Abdulah yang berdomisili di Soreang
Kabupaten Bandung. Secara profesional Uloh dalam bermain rebab sudah
diakui, para seniman di wilayah kota Bandung, Uloh juga memiliki ciri khas yang
banyak diacu oleh para seniman rebab lainya.
Uloh mempunyai murid yang sudah sering tampil bersama grup-grup seni
Sunda yang ada di daerah Bandung, kemahiran muridnya adalah berkat dari hasil
belajarnya bersama Uloh. Dalam memberikan pelatihan, Uloh menggunakan
berbagai strategi untuk memotivasi siswa didik, juga untuk mengefesienkan waktu
dan tenaga.
Cara-cara pembelajaran rebab gaya Uloh, sangat menarik untuk dibahas
dalam bentuk penelitian. Ketertarikan tersebut akan dicoba diwujudkan dalam
bentuk kegiatan penelitian dengan judul : PEMBELAJARAN REBAB GAYA
ULOH DI SOREANG KABUPATEN BANDUNG.
B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dapat diidentifikasi
permasalahan penelitian sebagai berikut :
a) Seniman Uloh telah diakui sebagai pemain rebab profesional, dan menjadi
acuan para seniman rebab yang lain.
b) Seniman Uloh memiliki kemampuan mengajarkan rebab kepada
murid-muridnya dengan strategi pelatihan khas yang disebut nyantrik.
c) Berdasarkan pengamatan, banyak peserta didik Uloh yang berhasil menjadi
pengrebab profesional di masyarakat.
d) Konsep pembelajaran cara nyantrik menjadi salah satu strategi belajar rebab
yang banyak ditempuh oleh para seniman rebab, namun nyantrik belum
terkonsep secara jelas.
Berdasarkan identifikasi di atas dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
sebagai berikut:
1) Bagaimana ciri khas permainan rebab gaya Uloh yang diimplementasikan
4
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Bagaimana strategi pembelajaran rebab yang diterapkan seniman Uloh
terhadap para muridnya ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan ciri khas permainan rebab gaya Uloh yang
diimplementasikan terhadap para muridnya.
2. Untuk mengetahui strategi pembelajaran rebab yang diimplementasikan
seniman Uloh.
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan termasuk dalam metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Maka dalam penjabaranya peneliti akan
mendeskrifsikan tentang ciri-ciri permainan rebab gaya Uloh dan konsep
pembelajaran rebab gaya Uloh, serta menganalisis karya rebab serta hasil yang
dicapai oleh para muridnya setelah mengikuti pembelajaran rebab pada seniman
Uloh.
Teknik Pengumpulan Data
Tahapan dalam metodologi penelitian yang dilakukan antara lain :
1. Observasi
Observasi terhadap subjek penelitian dilakukan secara langsung dengan
teknik tertera pada penjelasan di bawah. Pada pelaksanaannya peneliti bertindak
sebagai participant obseration, hal ini dimaksudkan agar peneliti mengetahui
secara langsung berbagai hal berkaitan dengan kegiatan pembelajaran rebab gaya
Uloh termasuk fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya. Observasi ini
bertujuan agar peneliti mendapatkan data sedetail mungkin sehingga memudahkan
peneliti untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan memaknai gejala-gejala yang
terjadi di lapangan. Dengan demikian data yang diperoleh dari nara sumber dapat
diperoleh secara langsung. Suasana yang didengar dan terlihat merupakan data
atau informasi yang dapat mendukung, melengkapi atau menambah informasi
5
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Wawancara
Wawancara atau tanya jawab dilakukan secara langsung kepada responden
yaitu nara sumber (Uloh Abdulah) sebagai guru, para murid di tempat pelatihan
tersebut serta wawancara kepada tokoh seni lain yang dianggap kompeten dalam
bidang ini dengan mengajukan pertanyaan dalam bentuk uraian. Keuntungan
bentuk pertanyaan uraian, peneliti dapat bertanya lebih terperinci sehingga
jawaban dari responden lebih leluasa bahkan sampai sedetail mungkin wawancara
dilakukan secara bertahap.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari data dari sumber
sekunder baik bentuk tulisan atau bacaan yang berupa buku sumber, tesis, jurnal,
laporan penelitian, artikel budaya, dan karya ilmiah lainnya yang terkait dengan
topik ini. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya dupliklasi yang
dilakukan peneliti.
4. Teknik Analisis Data
Setelah semua data yang terkumpul, kemudian peneliti melakukan
penganalisisan data dan melakukan koding untuk mempertajam kepekaan
terhadap data yang terkumpul, sehingga memudahkan kategorisasi data. Semua
ini merupakan upaya untuk memaknai data. Hal ini akan timbul apabila dalam
pemilihan dan pengolahan data tidak tepat, serta ketidak lengkapan data yang
didapat. Dengan demikian data yang didapat dirinci sedetail mungkin, sehingga
dapat membantu penelitian dalam hal ini adalah pembelajaran rebab gaya Uloh di
Soreang Kabupaten Bandung.
5. Teknik Pengolahan Data
Data-data yang terkumpul baik dalam bentuk catatan, rekaman atau bentuk
lainnya, kemudian dilakukan kegiatan analisis terhadap data-data tersebut dengan
6
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Mengklasifikasikan setiap data yang diperoleh terkait dengan ciri khas
permainan rebab gaya Uloh yang diimplementasikan kepada peserta didiknya
dan strategi pembelajaran yang dilakukan Uloh kepada muridnya.
b. Menyesuaikan dan membandingkan antara data hasil lapangan dengan literatur
atau sumber lain yang berupa teori serta dengan narasumber yang menunjang
sehingga menghasilkan beberapa kesimpulan yang tekait dengan masalah yang
menjadi topik penelitian.
c. Mendeskripsikan hasil penelitian yang telah mengalami proses pengolahan,
sebagai kesimpulan dalam bentuk tulisan yang menjadi tema dalam penelitian
ini.
d. Menganalisis data berdasarkan masalah penelitian.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini ada beberapa manfaat yang dapat diraih bagi
kepentingan pembelajaran rebab. Hasil penelitian ini pun diharapkan kelak
dapat membantu program pemerintah, memberi kontribusi kepada masyarakat
dalam pelestarian kebudayaan daerah Sunda khususnya tentang pembelajaran.
Signifikansi manfaat dalam penelitian ini antara lain bagi :
1. Peneliti ;
Penelitian ini menjadi salah satu pengalaman peneliti yang berharga dan
dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang ciri khas permainan
rebab gaya Uloh dan konsep pembelajarann rebab yang dikembangkan oleh
seniman Uloh.
2. Seniman Uloh ;
Dapat mengetahui keberhasilan dalam pembelajaran rebab melalui paparan
penelitian ini guna mempertimbangkan strategi yang lebih baik yang
diimplikasikan ke dalam proses pembelajaran rebab oleh Uloh sebagai guru.
3. Peserta Didik
Dapat mengetahui tentang cara belajar yang efektif, dan dapat mengatasi
7
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan yang dimaksud yaitu lembaga pendidikan yang khusus
menerapkan pembelajaran rebab seperti di sekolah formal guna mengetahui
gaya pembelajaran rebab secara non formal pada seniman rebab.
5. Memberi kontribusi pada lembaga UPI khususnya Sekolah Pascasarjana
program studi Pendidikan Seni terkait dengan kajian pembelajaran musik
tradisional rebab.
6. Memberi motivasi dan kontribusi kepada pelaku seni dalam mengembangkan
seni tradisional khususnya pembelajaran rebab.
F. Struktur Organisasi Tesis
Tesis terdiri atas lima bab meliputi :
BAB I : PENDAHULUAN berisi tentang: a) Latar belakang Penelitian, b)
Identifikasi dan Perumusan Masalah, c)TujuanPenelitian, d) Manfaat/Signifikasi
Penelitian, e) Laporan Hasil penelitian, f) Struktur Organisasi Tesis.
BAB II : LANDASAN TEORI tentang : A. Pembelajaran yang meliputi
1 ) Pembelajaran, 2) Model Pembelajaran, 3) Metode Pembelajaran, B. Rebab
yang meliputi 1) Asal usul rebab, 2) Organologi rebab, 3) Filosofi rebab, 4) Posisi
Badan Dalam Bermain rebab, 5) Teknik Penjarian, 6) Penotasian rebab, 7)
Ornamentasi rebab, 8) Fungsi Rebab pada Karawitan Sunda, 9) Konsep Garap
rebab, C. Gaya , D. Mengenal Seniman Rebab Uloh, E. Konsep Belajar Rebab
BAB III : METODE PENELITIAN yang meliputi : A. Metode
Penelitian, B. Teknik Pengumpulan Data, C. Studi Dokumentasi, D. Sumber
Data, E. Teknik Pengolahan Data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN yang meliputi : A. Hasil
Penelitian,1. Latar Belakang Rebab Gaya Uloh, 2. Ciri Khas Rebab Gaya Uloh,
3. Pembelajaran Gaya Uloh, B. Pembahasan ,1. Pembahasan Pembelajaran
Rebab Gaya Uloh, 2.Pembahasan Model Pembelajaran Nyantrik, 3. Pembahasan
Hasil Pembalajaran Rebab Gaya Uloh.
Bab V:KESIMPULAN DAN IMPLIKASI yang meliputi A. Kesimpulan,
8
Suparman, 2013
45
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Berdasarkan kepada karakteristik data yang diperlukan oleh penelitian ini,
maka metode yang dianggap paling tepat untuk dapat menggali seluruh data yang
diperlukan oleh peneliti adalah metode deskriptif analitik dengan menggunakan
pendekatan kualitatif.
Alasan menggunakan metode deskriptif analitik ini sejalan dengan
tujuanya untuk mendeskripsikan dan menganalisis peristiwa yang terjadi terkait
dengan konsep pembelajaran rebab Uloh dan hasil pembelajaran rebab Uloh
terhadap para muridnya. Alwasilah mengemukakan bahwa : “ penelitian kualitatif berfokus pada fenomena tertentu yang tidak memiliki generalizality dan
comparability, tetapi memiliki internal vability dan kontextual understanding”
(1991:143).
Hal esensial yang diteliti dalam penelitian ini adalah menetapkan
hubungan antara objek yang satu dengan objek lainya yang relevan dengan
masalah yang diteliti yakni tentang konsep pembelajaran yang mencakup
cara-cara Uloh dalam mengajar, dan menganalisa hasil yang dicapai oleh para
muridnya.
B. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian ini,
menggunakan teknik pengumpulan data yang benar-benar tepat dan sesuai
dengan karakteristik data yang akan digali agar dapat mencapai hasil yang
maksimal, melalui teknik :
1. Observasi
Observasi (pengamatan) dilakukan secara langsung di tempat penelitian.
Kedudukan peneliti bertindak sebagai participant observation, hal ini
46
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan proses pembelajaran rebab gaya Uloh di Soreang Kabupaten Bandung .
Observasi ini bertujuan agar peneliti mendapatkan data sedetail mungkin sehingga
memudahkan peneliti untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan memaknai
gejala-gejala yang terjadi di lapangan. Dengan demikian data yang diperoleh dari
nara sumber dapat diperoleh secara langsung yakni dari Uloh sebagai pelatih
rebab dan murid-muridnya yang belajar rebab di tempat Uloh. Suasana yang
didengar dan terlihat merupakan data atau informasi yang dapat mendukung,
melengkapi atau menambah informasi hasil dari wawancara.
Langkah awal yaitu menyiapkan instrumen penelitian dan peralatan yang
diperlukan selama observasi, seperti alat perekam audio untuk merekam selama
kegiatan observasi dan camera foto digunakan untuk medokumentasikan semua
kegiatan observasi. Aspek-aspek yang digali meliputi :
a. Aktifitas kegiatan yang terjadi pada pembelajaran rebab di kediaman
Uloh.
b. Gerak gerik dan prilaku responden, dan informan.
c. Mencatat situasi peristiwa yang berhubungan dengan aktifitas kegiatan
pembejaran rebab di kediaman Uloh.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung kepada nara sumber yaitu seniman
Uloh sebagai nara sumber utama di tempat tersebut, serta terhadap tokoh seni
lain yang dianggap kompeten dalam bidang ini. Wawancara yang dilakukan
secara bertahap dan langsung kepada nara sumber dan informan dengan
mempersiapkan pedoman wawancara secara terstruktur dalam bentuk uraian
melalui lisan. Nara sumber yang dimaksud adalah pengajar rebab yaitu seniman
Uloh, sedangkan informannya adalah tokoh-tokoh rebab dan peserta didik atau
murid-muridnya. Adapun data yang digali atau dikumpulkan yaitu ciri khas
permainan rebab gaya Uloh yang diimplementasikan kepada muridnya dan
47
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3 Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari data dari sumber
sekunder baik bentuk tulisan atau bacaan yang berupa buku sumber, tesis, jurnal,
laporan penelitian, artikel budaya, dan karya ilmiah lainnya yang terkait dengan
pembelajaran rebab. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya dupliklasi
yang dilakukan peneliti, dan guna mendapatkan informasi yang mendukung data
dalam penelitian ini.
4. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan penela’ahan terhadap sumber-sumber tulisan ilmiah yang ada di perpustakaan UPI Bandung, perpustakan STSI
Bandung. Buku sumber yang ditela’ah terdiri dari buku-buku teori pedagogi dan buku teori karawitan yang relevan dengan penelitian ini.
C. Teknik Analisis Data
Sebuah data terkumpul, peneliti melakukan write up dan melakukan
koding untuk mempertajam kepekaan terhadap data yang terkumpul, sehingga
memudahkan kategorisasi data. Semua ini merupakan upaya untuk memaknai
data. Data yang didapat dirinci sedetail mungkin, terkait konsep pembelajaran
rebab gaya Uloh.
D. Teknik Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, baik dalam bentuk catatan, rekaman atau
bentuk lainnya, kemudian dilakukan kegiatan analisis terhadap data-data yang
telah diproses tersebut dengan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Mengklasifikasikan setiap data yang diperoleh terkait dengan konsep
pembelajaran rebab gaya Uloh.
2. Menyesuaikan dan membandingkan antara data hasil lapangan dengan literatur
atau sumber lain yang berupa teori serta dengan narasumber yang menunjang
sehingga menghasilkan beberapa kesimpulan yang tekait dengan konsep
48
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Mendeskripsikan hasil penelitian yang telah mengalami proses pengolahan,
sebagai kesimpulan sesuai tema dalam penelitian ini.
E. Laporan Hasil Penelitian
Setelah melalui beberapa tahap dalam mengumpulkan data dan informasi
baik melalui teknik observasi, wawancara, studi pustaka, dan studi dokumentasi,
kemudian data diolah dan dianalisa sehingga menghasilkan bahan data yang
sudah jadi, kemudian data-data tersebut disusun sehingga terbentuk menjadi
wujud penelitian.
F. Alasan Pemikiran Subjek Penelitian
Alasan dipilihnya Uloh Abdulah sebagai subjek penelitian ini, mengingat
beberapa pertimbangan antara lain : Uloh sebagai pengrebab yang profesional dan
kemampuanya diacu oleh seniman lain, Uloh memiliki ciri khas dalam kesetanya
yang menarik untuk dianalisa. Dalam memberikan bimbingan terhadap para
114
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Setelah melalui serangkaian penelitian yang dilakukan dengan
teknik-teknik observasi dan wawancara kepada subjek dan objek pembelajaran rebab
gaya Uloh di kampung Cebek Desa Soreang Kecamatan Soreang Kabupaten
Bandung , maka peneliti mendapatkan beberapa kesimpulan yang diharapkan
dapat mendukukng hasil penelitian.
a. Kesimpulan
Pembelajaran rebab gaya Uloh meggunakan pendekatan individual melalui
teknik nyantrik dimana siswa belajar secara langsung dan secara perorangan
datang kepada Uloh untuk belajar. Strategi pembelajaran yang digunakan pada
pembelajaran rebab gaya Uloh yaitu menggunakan strategi pengajaran yang
berpusat pada guru melalui tahapan-tahapan pembelajaran secara khusus.
Sebelum melakukan pembelajaran rebab, Uloh terlebih dulu menyiapkan
bahan ajar yang disesuaikan dengan kemampuan murid baik melalui demonstrasi
Uloh atau melalui media audio. Pemilihan materi disesuaikan dengan kategori
murid dengan membedakan materi ajar untuk semua murid baik menyangkut
pengetahuan rebab atau praktek rebab. Materi ajar praktek dipersiapkan Uloh
menyangkut teknik kesetan, penjarian ornamentasi, pangkat lagu, melodi lagu
sawilet, lagu dua wilet, dan lagu lalamba.
Pengkategorian murid adalah strategi Uloh untuk memilah murid menjadi
tiga tahap, yaitu; pemula, bisa, dan mahir. Pembelajaran rebab Uloh dalam
prosesnya menggunakan metode antara lain : metode ceramah dilakukan pada
saat menyampaikan materi pengetahuan tentang teori rebab, metode diskusi
dilakukan pada saat pembelajaran tanya jawab mengenai hal-hal pembelajaran
rebab yang tidak dimengerti oleh murid, metode imitasi dilakukan Uloh untuk
memberi sampel materi pembelajaran praktek rebab, metode demonstrasi
dilakukan Uloh untuk meberi contoh materi praktek rebab yang dapat memberi
motivasi belajar murid, metode penugasan dilakukan Uloh untuk merangsang
115
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
metode drill/latihan berulang-ulang dilakukan murid baertujuan agar materi
pembelajaran dapat tercapai maksimal.
Model pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran rebab gaya Uloh
yaitu model pembelajaran nyantrik. Dalam melakukan pembelajaran, siswa didik
tinggal bersama guru di rumah kediaman guru, melakukan aktivitas sehari-hari
membantu pekerjaan guru, baik dalam hal pekerjaan profesi guru atau membantu
dalam pekerjaan rumah tangga. Pembelajaran rebab dilakukan disela-sela waktu
yang kosong sesuai dengan situasi yang ada, pembelajaran rebab dilakukan pada
siang hari maupun malam hari.
Hasil yang dicapai murid setelah melalui berbagai tahapan proses
pembelajaran baik menyangkut pengetahuan dan keterampilan rebab ditempuh
dengan beberapa pertemuan atau dilakukan selama dua hingga tiga tahun murid
dapat menguasai pengetahuan dan praktek bermain rebab seperti cara Uloh, akan
tetapi ada pula siswa yang sudah sedikit menguasai permainan rebab belajar
rebab kepada Uloh, berhasil dicapai dalam waktu hanya satu tahun saja. Hasil
yang memuaskan Uloh, ketika sering diundangnya murid-murid Uloh bermain
rebab membantu grup-grup seni Sunda yang ada. Sehingga dengan bukti inilah
hasil yang dicapai pembelajaran rebab gaya Uloh berhasil dikuasai
murid-muridnya.
b. Implikasi
Pembelajaran rebab gaya Uloh berimplikasi terhadap beberapa elemen :
i. Bagi Pemerintah Daerah
Dengan adanya pembelajaran rebab gaya Uloh Pemerintah daerah dapat
mengurangi jumlah pengangguran dengan belajar rebab di tempat Uloh ,
melestarikan seni Sunda melalui regenerasi pada pembelajaran rebab gaya
Uloh, membuat program pengajaran seperti yang ada pada pembelajaran rebab
gaya Uloh, dan implikasi lainya.
ii. Bagi Uloh Abdulah
Implikasi pembelajaran terhadap Uloh sendiri bisa menurunkan kemampuan
116
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memberi pembelajaran rebab kepada peserta didik yang berikutnya.
Keberadaan Uloh didunia musik tradisi Sunda semakin dikenal oleh
masyarakat luas, dan melalui penelitian ini pendokumentasian tokoh Uloh
bisa secara tertulis.
iii. Bagi Masyarakat
Implikasi pembelajaran rebab gaya Uloh pada masyarakat diantaranya
memudahkan masyarakat belajar rebab di tempat Uloh tanpa melalui sekolah
117
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Glosarium
Balelo, bicara yang tidak jelas, istlah rebabnya lelol Bantal, rebab terbuat dari sejenis bahan yang elastis seperti karet, dibungkus
dengan kain beludru
Barang, nama nada satu dalam nada tangga nada Salendro
Batok wangkis, membran yang berbentuk hati terbuat dari kayu nangka dipermukaanya terpasang kulit babat.
Cacagan, tehnik dalam menggesek rebab, yaitu membunyikan satu nada dengan satu gesekan
Ceuli, telinga istilah ini untuk tangan bagian atas rebab
Dongkang, teknik penjarian pada rebab, yaitu untuk menengkep nada yang jauh dari telunjuk atau jari kelingking di dongkang (Sunda) disusul oleh jari kelingking
Embat , nama teknik membunyikan rebab penggesek rebabnya ditarik atau didorong
Galimer/Bem, nama nada empat pada tangga nada
Gedag, sebuah teknik penjarian pada permainan rebab untuk menghasilkan bunyi yang bergelombang / vibrasi
Gerentes, sebuah teknik penjarian pada permainan rebab untuk menghasilkan bunyi nada yang bergantian
Geter, sebuah teknik penjarian pada permainan rebab untuk menghasilkan bunyi yang bergetar/bergelombang
Getet, adalah tehnik dalam menggesek rebab, yaitu membunyikan satu nada dengan satu gesekan penggesek
Golosor, teknik membunyikan rebab nada yang panjang, penggeseknya tidak tersendat, baik ditarik atau didorong
Kakawen, lagu yang dibawakan dalang yang menggambarkan sesuatu Kawih lagu, gaya lagu
Kenong, nama sebutan nada dua di masyarakat Kenur, tali senar plastik
Kerecek, tehnik dalam menggesek rebab, yaitu membunyikan satu nada dengan satu gesekan baik kesamping kiri atau ke samping kanan
Ketuk tilu, jenis seni pertunjukan Sunda
Kosod, yaitu salah satu teknik penjarian pada permainan rebab untuk menghasilkan variasi bunyi bergelombang
Lamak, serpihan kain Laras, tangga nada
Lelol, jenis ornamentasi rebab
Liang irung,lubang kawat atas di tiang rebab
Ligar, membunyikan kedua kawat dalam satu gesekan pada rebab Loloran, nama nada dua notasi karawitan Sunda
Mager memagar (pagar penghalang), memagari melodi.
Malih warni, salah satu teknik penjarian pada permainan rebab diluar aturan yang sudah biasa dikarenakan kebutuhan tehnis
118
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Meujit, salah satu teknik dalam permainan rebab pada saat membunyikan nada kecil
Menengkep,menekan tanpa menggunakan tenaga yang besar Murda, pembawa melodi
Nganteurkeun, menghantarkan senggol yang dilantunkan sinden oleh rebab
Ngecageun, menghantarkan senggol sampai ke akhir yang dilantunkan sinden oleh rebab
Nyandra, Keterangan dalang dalam menceritakan sesuatu
Nyantrik. yaitu kata dari bahasa Sunda yang menurut kamus basa Sunda artinya magang
Nyurupkeun, menyetem nada
Pacok, sebuah teknik penjarian juga pada permainan rebab untuk menghasilkan variasi bunyi
Panelu, nama nada tiga dalam notasi Sunda Pangeset, batang untuk menggesek rebab Pangkat, pembuka lagu dalam alunan gamelan
Paut, teknik penjarian rebab, yaitu menengkep dengan cara memindahkan posisi jari baik dari atas ke bawah atau sebaliknya dari bawah ke atas tanpa melepaskan gesekan penggesek juga melepaskan jarinya
Pucuk, ujung atas rebab
Puret, telinga rebab menjadi alat menyetem rebab
Renghapan, tehnik dalam menggesek rebab, yaitu membunyikan rebab mendahului melodi suarawati dengan satu kesetan.
Sila bengkok, duduk di lantai dengan melipat kaki kedua-duanya kedalam di depan pinggul
sila dalang, duduk di lantai seperti yang dilakukan dalang wayang golek dengan melipat kaki kedua-duanya di depan pinggul tetapi lipatan kaki kanan lebih tinggi dari lipatan kaki kiri yang ada di bawah
Senggol, gaya melodi yang khas
Singgul, nama nada lima dalam notasi Sunda
Sisir, pembatas dua kawat di bawah tumpang sari pada wangkis rebab suku, kaki rebab
Tumpang sari sejenis tangkai penyangga kawat Tugu, nama nada satu dalam notasi Sunda
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Daftar Pustaka
Alwasilah, A.Chaedar (2004), Pokoknya kualitatif. Bandung. Pustaka Jaya
B.S Djamarah dan Aswan Z.(1995). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta B. Uno Hamzah (2007), Model pembelajaran, Jakarta, PT. Bumi Aksara
JS,Husdarta (2001), Pengaruh Gaya Mengajar resiprokal dan Eksplorasi terhadap Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar dan Kemampuan Memecahkan Masalah dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Bandung, FPOK-UPI Kiram, Yanuar (1992), Belajar Motorik, Jakarta, Depdikbud
Ma’mun, Amung dan MS, Yuda(1999/2000), Perkembangan Gerak dan Belajar gerak,
Depdikbud.
Mosston,M. &Ashworth,s.(1994). Teching Physical Education.Edisi ke empat. Macmillan College Publishing Company Inc.
Natawijaya. Rohman (1991/1992), Psikologi pendidikan, Jakarta, Depdikbud
Nasution, S (1996), Metode Penelitian Naturalistik, Kualitatif,Jakarta. Bumi Aksara
Dep.Dik.Nas (2008), Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi ke empat, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rasyidin.Waini dkk (2006), Filsafat Pendidikan, Bandung, UPI Press.
R.Ibrahim dan Syaodih.N (1991/1992). Perencanaan Pengajaran, Depdikbud Semiawan,R.Conny (1990/1991), Hakekat Pendidikan di Sekolah Darar, Depdikbud Sagala, Saeful (2005), Konsep Dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta
Satja Dibrata, R (2005), Kamus Basa Sunda, Bandung, PT Kiblat Buku Utama. Simanjuntak,Pasaribu LL.(1983), Proses Belajar Mengajar, Bandung, Tarsito
Sudjana, Nasution dan Ibrahim (1989) Penelitian dan Penelaian Pendidikan, Bandung. Sinar Baru
Sugiono (2005), Memahami penelitian kualitatif, Bandung. Alfabeta