• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUMAS PENDIDIKAN SEBAGAI MEDIA PENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUMAS PENDIDIKAN SEBAGAI MEDIA PENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Peningkatan kualitas pendidikan pa-da semua jenjang pendidikan merupakan suatu keharusan bila dilihat dari kerangka penyiapan sumber daya manusia Indonesia. Tujuannya agar lulusan mampu bersaing dan mampu mengatasi persoalan-persoalan kehidupan di masa mendatang. Sebuah ke-hidupan yang ditandai dengan tingkat per-saingan yang ketat dalam berbagai sektor kehidupan. Dalam kondisi semacam ini hanya sumber daya manusia yang memiliki “mutu” sehingga mampu menghadapi per-saingan. Sehubungan dengan itu, salah satu aspek yang menjadi perhatian pada

pem-bangunan jangka panjang tahap kedua adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Kebijakan pemerintahan dalam pembangunan sumber daya manusia bu-kan saja menebu-kanbu-kan pada perluasan ke-sempatan untuk memperoleh pendidikan bagi semua warga negara Indonesia, tetapi juga meningkatkan kualitas dan efisiensi pengelolaan kegiatan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan. Pengembangan tenaga guru sebagai unsur dominan dalam dunia kependidikan bukan hanya tang-gung jawab guru atau sekolah, tetapi juga tanggung jawab masyarakat.

24

PENDIDIKAN

Wachid Mustafa*

Humas FKIP Universitas Sebelas Maret

Jalan Pinang No. 35 Gumpang-Kartasura, Sukoharjo Telp. (0271) 744184

*Alamat korespondensi:

PENDIDIKAN

Wachid Mustafa*

Humas FKIP Universitas Sebelas Maret

Jalan Pinang No. 35 Gumpang-Kartasura, Sukoharjo Telp. (0271) 744184

*Alamat korespondensi:

ABSTRACT

Kata kunci:

The program of developing and improving education quality will run smoothly if all communities participate actively. Here, the existence of public relations becomes the main point. If the activities of public relations can be done properly, there will be a good corporation between an education institution and society. Public relation takes a role as an institution which binds society's participation at any activity of improving education quality. In other words, public relation has a function as a means of channel for the society to convey their participation in improving education quality. It is not easy to take a part in developing education for the society; the existence of public relation will overcome it. Public relation in educational institution can be said as a series of activities in order to create harmony with society or other institutions. A qualified education, based on the process point of view, is teaching learning process in which the students experience the qualified learning and it is supported by qualified human resources, sufficient fund, and sophisticated equipments. Public relation helps improve the qualities of education in order to go with the development of the current curriculum through progressing the skills of education staff and management.

humas, media, kualitas pendidikan, peningkatan

ABSTRACT

The program of developing and improving education quality will run smoothly if all communities participate actively. Here, the existence of public relations becomes the main point. If the activities of public relations can be done properly, there will be a good corporation between an education institution and society. Public relation takes a role as an institution which binds society's participation at any activity of improving education quality. In other words, public relation has a function as a means of channel for the society to convey their participation in improving education quality. It is not easy to take a part in developing education for the society; the existence of public relation will overcome it. Public relation in educational institution can be said as a series of activities in order to create harmony with society or other institutions. A qualified education, based on the process point of view, is teaching learning process in which the students experience the qualified learning and it is supported by qualified human resources, sufficient fund, and sophisticated equipments. Public relation helps improve the qualities of education in order to go with the development of the current curriculum through progressing the skills of education staff and management.

(2)

Program pengembangan dan pening-katan kualitas pendidikan akan berjalan dengan baik bila seluruh lapisan masyarakat ikut berpartisipasi secara aktif, kehadiran humas di lembaga pendidikan menjadi pen-ting kehadirannya. Oleh karena itu, apabila kegiatan humas dapat dilaksanakan dengan baik maka diharapkan akan terjalin kerja sama yang baik antarsahabat dan masyara-kat.

Kegiatan humas pendidikan memi-liki latar belakang pemikiran yang tidak berbeda dengan kegiatan humas pada umumnya. Oleh karena, itu proses kegiatan dan asas kehumasan perlu memperoleh per-hatian semestinya ketika sekolah melaku-kan hubungan dengan masyarakat.

Kedudukan humas dalam an dapat ditinjau dari administrasi pendidik-an. Humas secara tidak langsung berkaitan dengan urusan administrasi pendidikan. Administrasi pendidikan merupakan suatu proses kegiatan bersama dalam bidang pen-didikan. Ia meliputi perencanaan, pengor-ganisasian, pengarahan, pelaporan, pengko-ordinasian, pengawasan dan pembiayaan (Suryobroto, 2001: 18). Dengan pemanfaat-an fasilitas ypemanfaat-ang tersedia baik personal, ma-terial maupun spiritual sebuah lembaga pendidikan akan dapat mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Kegi-atan administrasi pendidikan bukan sekedar kegiatan tata usaha atau seper-ti yang dilakukan di instansi lain, namun le-bih mencakup semua aspek kegiatan seko-lah. Ia bertujuan untuk mencapai pendi-dikan yang bermutu dan berkembang seper-ti yang dikehendaki. Hal itu dapat dikatakan bahwa humas adalah bagian atau salah satu komponen kegiatan administrasi pendidik-an, dalam hal ini di sekolah. Realisasinya adalah kegiatan yang dilakukan sekolah bersama-sama dengan masyarakat. Kegiat-an sekolah yKegiat-ang berhubungKegiat-an dengKegiat-an ma-syarakat diarahkan pada terciptanya kerja sama yang harmonis antara sekolah dan masyarakat.

Pada dasarnya masyarakatlah yang akan menikmati hasil pendidikan. Oleh ka-rena itu, kemajuan dunia pendidikan perlu melibatkan masyarakat dalam pengem-bangannya. Humas memainkan peran

seba-clerical work

gai lembaga yang akan mengikat partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan pening-katan kualitas pendidikan. Dengan kata lain, humas dapat berfungsi sebagai media untuk menyalurkan partisipasinya dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Bagi masyarakat bukan sesuatu yang mudah un-tuk berpartisipasi dalam mengembangkan pendidikan. Kehadiran humas pendidikan diharapkan akan lebih memudahkan masya-rakat untuk ikut berpartisipasi.

Kegiatan humas pendidikan atau le-bih konkret dikatakan sebagai hubungan sekolah dengan masyarakat memiliki latar belakang pemikiran yang tidak berbeda de-ngan kegiatan humas pada umumnya. Oleh karena itu, proses kegiatan dan asas penting dalam kehumasan perlu memperoleh per-hatian semestinya apabila sekolah melaku-kan hubungan dengan masyarakat. Untuk mengetahui hubungan sekolah dengan ma-syarakat maka perlu dikemukakan pan-dangan filosofis tentang hakikat sekolah. Hakikat masyarakat dan hubungan kedua-nya itu sebagai berikut: (1) Sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat, ia bu-kan merupabu-kan lembaga yang terpisah dari masyarakat; (2) Hak hidup dan kelang-sungan hidup sekolah bergantung pada ma-syarakat; (3) Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendi-dikan; (4) Kemajuan sekolah dan kemajuan masyarakat saling berkorelasi, keduanya saling membutuhkan; dan (5) Masyarakat adalah pemilik sekolah, sekolah ada karena masyarakat memerlukannya (Purwanto, 2008: 188).

Humas diartikan sebagai kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pe-ngertian, dukungan, kepercayaan, serta penghargaan pada dan dari publik suatu badan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (Abdurahman, 1993: 13). Di lain pihak, Syamsi (1999: 14) menyatakan bah-wa humas menjalankan usaha untuk menca-pai hubungan harmonis antara suatu badan atau organisasi dan masyarakat sekeliling-nya.

(3)

Berdasarkan kedua pendapat terse-but, dapat disimpulkan bahwa humas adalah kegiatan yang dilakukan bersama-sama an-tara lembaga dan masyarakat dengan tujuan memperoleh pengertian, kepercayaan, penghargaan, hubungan harmonis serta du-kungan secara sadar dan sukarela. Humas

atau itu konsepnya

dalam praktik menurut Rumanti ( 2005 : 6) meliputi lima hal, yaitu: (1) Konsep kebi-jaksanaan sosial, penerapan falsafah sosial; (2) Konsep manajemen/administrasi/ fung-sional; (3) Konsep operasional/konsep inte-grasi; (4) Konsep ekologi/lingkungan/re-lasi; dan (5) Konsep sistem komunikasi/ teori/teknik komunikasi/pola berpikir.

Banyak yang mengira kalau humas hanya kegiatan yang tam-pak saja. Kenyataannya, kegiatan yang tampak justru hanya satu tahap saja dari ke-seluruhan kegiatan humas yang sebenarnya. Humas dalam artikel ini adalah humas pen-didikan. Humas pendidikan atau lebih kon-kret dikatakan sebagai hubungan sekolah dengan masyarakat memiliki latar belakang pemikiran yang tidak berbeda dengan kegi-atan humas pada umumnya. Humas di ling-kungan organisasi pendidikan harus diarti-kan sebagai serangkaian kegiatan untuk menciptakan hubungan yang harmonis de-ngan masyarakat atau pihak tertentu di luar organisasi tersebut. Hal itu dilakukan agar pihak-pihak yang melakukan kerjasama memperoleh dukungan serta mencapai efi-siensi dan efektivitas pelaksanaan kerja se-cara sadar dan sukarela. Oleh karena itu, hubungan yang harmonis sebagai hasil ker-ja humas ditandai beberapa hal berikut : (1) Adanya saling pengertian antara organisasi atau instansi dan pihak luar; (2) Adanya kegiatan saling membantu karena menge-tahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing pihak; (3) Adanya kerja sa-ma yang erat dengan setiap pihak dan ikut bertanggungjawab atas suksesnya usaha pi-hak lain.

Hal itu menunjukkan adanya mani-festasi dukungan masyarakat terhadap efi-siensi dan efektivitas pelaksanaan kerja, yang diberikan secara sadar dan sukarela. Dukungan seperti itu timbul sebagai hasil kerja humas yang telah memberikan

infor-public relations (PR)

(public relation)

masi sebagai pihak luar memahami penting-nya eksistensi suatu organisasi atau lemba-ga bagi masyarakat.

Hubungan sekolah dengan masya-rakat yang terkait dengan kegiatan adminis-trasi pendidikan meliputi empat hal. Keem-pat hal tersebut, antara lain: (1) Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua siswa; (2) Memelihara hubungan baik dengan ba-dan pembantu penyelenggaraan pendidikan (BP3); (3) Memelihara dan mengembang-kan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga pemerintah, swasta dan organisasi sosial; (4) Memberi pengertian kepada ma-syarakat tentang fungsi sekolah melalui ber-macam-macam teknik dan sarana komu-nikasi, seperti melalui majalah, surat kabar atau mendatangkan nara sumber (Suryo-broto, 2001: 19).

Tujuan kerjasama sekolah dan ma-syarakat secara umum (Suryobroto, 2001: 56-57) adalah: (1) Saling membantu dan sa-ling mengisi. Waktu belajar siswa di sekolah sangat terbatas, yakni tujuh jam selebihnya mereka berada di luar sekolah, di rumah atau di lingkungan masyarakat. Waktu senggang di luar sekolah dapat dimanfa-atkan untuk berbagai kegiatan atau organi-sasi, misalnya kegiatan kepramukaan, ke-olahragaan, kesenian dan keagamaan. Sela-in itu, masyarakat dapat pula menyeleng-garakan pendidikan yang bersifat spesialis, misalnya pendidikan keahlian. Alangkah baik jika program yang disusun dikonsul-tasikan terlebih dahulu terhadap sekolah tempat anggota masyarakat belajar. Lebih baik lagi jika program tersebut disusun ber-sama misalnya dalam rangka mengisi waktu libur atau waktu senggang lainnya; dan (2) Membantu keuangan, bangunan dan ba-rang.

(4)

pendidikan, uang, buku perpustakaan, dan sarana penunjang pendidikan lainnya.

Di lain pihak, Sianipar (1984: 2-3) meninjaunya dari sudut kepentingan kedua lembaga tersebut dalam tujuan hubungan sekolah dan masyarakat. Ditinjau dari ke-pentingan sekolah, pengembangan penye-lenggaraan hubungan sekolah dan masyara-kat bertujuan untuk: (1) Memelihara ke-langsungan hidup sekolah; (2) Meningkat-kan mutu pendidiMeningkat-kan di sekolah yang ber-sangkutan; (3) Memperlancar proses belajar mengajar; (4) Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan pro-gram sekolah.

Jika ditinjau dari kebutuhan masya-rakat itu sendiri, tujuan hubungannya de-ngan sekolah adalah untuk: (1) memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyara-kat, terutama dalam bidang mental-spiri-tual; (2) memperoleh bantuan sekolah da-lam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat; (3) menjamin relevansi program sekolah dengan kebu-tuhan masyarakat; (4) memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkatkan kemampuannya.

Berdasarkan kedua pendapat terse-but, secara lebih konkret tujuan diseleng-garakannya hubungan sekolah dan masya-rakat adalah: (1) mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat; (2) mendapatkan dukungan dan bantuan moril maupun finan-sial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah; (3) memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan pro-gram sekolah; (4) memperkaya atau mem-perluas program sekolah sesuai dengan per-kembangan dan kebutuhan masyarakat; (5) pengembangan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendi-dik anak.

Humas kegiatannya menyangkut hu-bungan antara sekolah dan masyarakat yang mencakup hubungan sekolah dengan seko-lah lain, sekoseko-lah dengan pemerintah setem-pat, sekolah dengan instansi atau jawatan lain dan sekolah dengan masyarakat umum. Hendaknya hubungan tersebut merupakan hubungan kerjasama yang bersifat paeda-gogis, sosiologis, dan produktif, yang dapat

memberikan keuntungan, kebaikan dan kemajuan untuk kedua belah pihak. Untuk sekolah memegang peranan yang sangat penting dan menentukan.

Hubungan kerja sama sekolah de-ngan masyarakat itu tidak hanya sekadar hubungan yang sempit di mana sekolah adalah yang mendidik anak dan masyarakat membutuhkan sekolah untuk mendapatkan pendidikan pada anak. Hubungan kerja sa-ma sekolah dan sa-masyarakat itu dapat digo-longkan menjadi tiga hubungan, yaitu bungan edukatif, hubungan kultural dan hu-bungan institusional.

Hubungan edukatif dimaksudkan ialah hubungan kerjasama dalam hal men-didik anak antara guru di sekolah dan orang tua di keluarga. Adanya hubungan ini di-maksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang da-pat mengakibatkan keragu-raguan pendiri-an dpendiri-an sikap pada diri pendiri-anak/murid. Antara sekolah yang diwakili oleh guru dan orang tua tidak saling berbeda atau berselisih pa-ham, baik tentang norma-norma etika mau-pun norma-norma sosial yang hendak dita-namkan kepada anak-anak didik mereka. Juga kerja sama dalam berusaha memenuhi fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk bel-ajar di sekolah maupun di rumah, dalam memecahkan masalah-masalah yang me-nyangkut kesulitan belajar maupun kena-kalan anak-anak.

(5)

Kegiatan-kegiatan kurikulum di sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan perkem-bangan masyarakat. Demikian pula tentang pemilihan bahan pengajaran dan metode-metode mengajarnya. Tidak mustahil bah-wa untuk menjelmakan hubungan kerja sa-ma ini sekolah harus mengerahkan murid untuk membantu kegiatan-kegiatan sosial yang diperlukan oleh masyarakat.

Hubungan institusional, yakni hu-bungan kerja sama antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti hubungan kerja sama antara sekolah dengan sekolah-sekolah lain dengan kepala pemerintahan setempat yang berkaitan de-ngan perbaikan dan perkembade-ngan pendi-dikan pada umumnya. Sekolah sebagai lem-baga pendidikan yang mendidik anak-anak yang nantinya akan hidup sebagai anggota masyarakat yang terdiri atas bermacam-macam golongan, jabatan, status sosial dan bermacam-macam pekerjaan, sangat me-merlukan adanya hubungan kerja sama itu. Dengan adanya hubungan ini sekolah dapat meminta bantuan dari lembaga-lembaga lain itu, baik berupa tenaga pengajar, pem-beri ceramah tentang hal-hal yang berkait-an dengberkait-an pengadaberkait-an dberkait-an pengembberkait-angberkait-an materi kurikulum, maupun bantuan yang berupa fasilitas serta alat-alat dan sarana yang diperlukan bagi kelancaran pelaksana-an program sekolah.

Dari hubungan tersebut dapat dije-laskan bahwa hubungan sekolah dan ma-syarakat ini dimaksudkan agar proses bel-ajar yang berlaku di sekolah mengalami perubahan dari proses belajar dengan cara menyuapi dengan bahan pelajaran yang te-lah dicerna oleh guru menjadi proses belajar yang inovatif, yaitu belajar secara antisipa-toris dan partisipaantisipa-toris. Proses belajar yang inovatif ini tidak hanya belajar memecah-kan masalah, tetapi justru yang lebih pen-ting ialah mengidentifikasi, mengerti dan bila perlu merumuskan kembali masalah itu. Anak-anak dididik untuk berpartisipasi dalam arti luas di dalam kehidupan masya-rakat, dan dapat mengantisipasi kehidupan masyarakat yang akan datang tempat mere-ka amere-kan hidup dan terlibat di dalamnya setelah mereka dewasa.

Tugas humas adalah melakukan pu-blisikasi tentang kegiatan organisasi kerja yang perlu diketahui pihak luar secara luas. Kegiatan tersebut dilakukan dengan menye-barluaskan informasi atau memberikan pe-nerangan kepada masyarakat luas agar da-lam diri mereka tercipta pemahaman yang baik mengenai tugas dan fungsi yang diem-ban organisasi tersebut, termasuk kegiatan yang sudah, sedang dan akan dikerjakan berdasarkan volume dan beban kerja. Akan tetapi, informasi yang disebarkan tidak boleh terlalu berlebihan agar tidak terkesan sebagai sebuah promosi, karena promosi biasanya hanya dilakukan oleh organisasi komersial melalui iklan untuk mencari ke-untungan sebesar-besarnya. Maksud dari kegiatan humas adalah untuk mendapatkan simpati dan dukungan masyarakat. Oleh ka-rena itu, informasi yang disampaikan humas harus berdasarkan pada data yang benar.

Pada dasarnya proses kegiatan humas pendidikan ditempuh melalui lima tahap, yaitu: (1) persiapan; (2) pelaksanaan; (3) pengecekan tanggapan masyarakat; (4) penilaian dan pengontrolan hasil; dan (5) pemberian saran kepada pimpinan (Suryo-broto, 2001: 70).

Lima tahap kegiatan humas pe-laksanaannya tidak mengikat secara kaku. Mungkin beberapa tahap dapat ditempuh secara serentak (integral). Agar kegiatan hu-mas dapat dilaksanakan dengan baik, ter-dapat beberapa asas yang perlu diperhatikan sebagai pedoman. Asas kegiatan humas me-nurut Suryobroto (2001: 8), yakni: (1) Asas pemberitaan resmi dan objektif; (2) Asas pemantauan keberesan intern instansi; (3) Asas pertimbangan dan pengusahaan du-kungan publik; (4) Asas pelangsungan hu-bungan; (5) Asas pemerhatian opini publik; dan (6) Asas peningkatan mutu dan kegi-atan.

(6)

ma-syarakat terhadap efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kerja, yang diberikan secara sadar dan sukarela. Dukungan seperti itu timbul sebagai hasil kerja humas yang telah memberikan informasi sehingga pihak luar memahami pentingnya eksistensi suatu organisasi atau lembaga bagi masyarakat. Ruang lingkup tugas humas menurut Soe-mirat & Ardianto (2007: 89) meliputi: (1) Tugas ke dalam, antara lain: (a) Membina sikap mental karyawan agar dalam diri me-reka tumbuh ketaatan, kepatuhan dan dedi-kasi terhadap lembaga di mana mereka be-kerja; (b) Menumbuhkan semangat korps atau kelompok yang sehat dan dinamis dan (c) Mendorong tumbuhnya kesadaran pada tempat kerja. (2) Tugas keluar, yaitu: Meng-usahakan tumbuhnya sikap dan citra ( ) publik yang positif terhadap segala kebijakan dan langkah tindakan di tempat kerja.

Untuk mengetahui lebih rinci lagi beban tugas humas pendidikan menurut Suryobroto (2001: 22) adalah sebagai ber-ikut: (1) memberikan informasi dan me-nyampaikan ide kepada masyarakat atau pihak lain yang membutuhkan humas untuk menyebarluaskan informasi dan gagasan tersebut agar masyarakat mengetahui mak-sud, tujuan dan kegiatannya sehingga pihak lain di luar organisasi dapat merasakan manfaatnya; (2) membantu pimpinan yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak yang memerlukan; (3) memban-tu pimpinan unmemban-tuk mempersiapkan bahan tentang masalah dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu. Dengan de-mikian pimpinan selalu siap memberikan bahan-bahan informasi terbaru; (4) mem-bantu pimpinan mengembangkan rencana dan kegiatan lanjutan yang berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat seba-gai akibat adanya komunikasi timbal-balik dengan pihak luar. Ternyata hal itu menum-buhkan harapan dan penyempurnaan kebi-jakan atau kegiatan yang telah dilakukan organisasi.

Peningkatan mutu pendidikan terse-but dapat dilakukan dengan cara mening-katkan kecakapan atau keahlian para

peng-image

ajar maupun pengelola pendidikan di seko-lah yang disampaikan pada anak didik dapat diserap dengan baik dan selalu tercipta nu-ansa sekolah yang menyenangkan bagi anak didik dalam mendapatkan pendidikan se-suai dengan kemampuan yang dimilikinya. Pendidikan yang baik dan memiliki mutu tinggi bukan saja tampak dari prestasi siswa secara akademis, namun lebih pada sebe-rapa mampu anak didik mandiri mengha-dapi tantangan perubahan lingkungan di sekitar mereka dengan memanfaatkan ilmu yang didapatnya. Semua itu merupakan tugas masyarakat terutama orang tua untuk memberikan dukungan pada anak untuk berkembang dan memanfaatkan pendidikan yang dimilikinya sesuai bidang yang akan ditekuni.

Pendidikan adalah upaya mengem-bangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertu-juan menyiapkan pribadi dalam keseim-bangan, kesatuan, organis, harmonis, dina-mis. guna mencapai tujuan hidup kemanu-siaan. Proses yang terjadi dalam sistem pen-didikan nasional Indonesia merupakan pro-ses sosialisasi yang mengandung propro-ses internalisasi nilai-nilai bangsa, proses integrasi nasional, proses profesionalisasi dalam rangka menumbuhkan manusia pem-bangunan dan proses humanisasi dalam rangka mencapai manusia Indonesia se-utuhnya. Dari masukan bagi sistem pendi-dikan nasional Indonesia dan proses yang terjadi maka hasil yang diharapkan adalah kualitas pendidikannya.

(7)

sarana prasarana, yang memadai. Logika-nya, proses pendidikan yang berkualitas pula. Oleh sebab itu, intervensi sistematis diberikan terhadap prosesnya sehingga memberikan jaminan kualitas yang meya-kinkan.

Dalam keseluruhan penyelenggara-an dpenyelenggara-an pelakspenyelenggara-anapenyelenggara-an kegiatpenyelenggara-an, baik ypenyelenggara-ang ter-organisasi maupun yang tidak, kualitas hasil selalu merupakan tujuan yang ingin dicapai. Dalam menilai hasil kegiatan yang dicapai, perlu disadarai bahwa pada dasarnya ku-alitas merupakan pengertian yang subjektif. Sifat kualitas yang subjektif menyebabkan syarat kualitas dapat berubah karena per-ubahan yang terjadi di lingkungan sekolah. Atribut atau standar kualitas yang disepa-kati dan ditetapkan, sebaiknya harus selalu ditilik dan ditinjau ulang terus-menerus.

Hasil suatu pendidikan disebut ber-kualitas dari segi produk jika mempunyai salah satu atau lebih dari ciri-ciri berikut: (1) Peserta didik menunjukkan tingkat pe-nguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas

belajar ( ) yang harus

diku-asainya sesuai dengan tujuan dan sasaran pendidikan, di antaranya adalah hasil bel-ajar akademik yang dinyatakan dalam pres-tasi belajar (kualitas internal); (2) Hasil pen-didikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam kehidupannya sehingga dengan belajar peserta didik bukan hanya “menge-tahui” sesuatu melainkan “dapat melaku-kan sesuatu” yang fungsional untuk

kehi-dupannya ( ); (3) Hasil

pendidikan sesuai atau relevan dengan tun-tutan lingkungan khususnya dunia kerja, da-ri segi ini maka relevansi merupakan salah satu aspek atau indikator dari kualitas (Dep-diknas, 2004: 3-5 ).

Masalah pelaksanaan pendidikan apa pun wujudnya adalah mengusahakan agar para anggota masyarakat menjadi ma-ju, terutama bagi masa depan anak didik. Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila orang tua murid dan warga masyarakat ikut memikirkan dan berpartisipasi terhadap

learning tasks

learning and learning

HUMAS SEBAGAI MEDIA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEN-DIDIKAN

berbagai persoalan pendidikan. Partisipasi masyarakat sering diartikan sebagai sum-bangan tenaga, uang atau barang dalam rangka menyukseskan program atau proyek pembangunan. Dengan perkataan lain, par-tisipasi diartikan sebagian besar tenaga, uang atau barang yang disediakan sebagai sumbangan atau kontribusi masyarakat ke-pada kegiatan pendidikan untuk membantu pengembangan pendidikan yang mana nan-tinya dapat meningkatkan mutu pendidikan yang berimbas pula pada anak didik.

Humas pendidikan yang menjalin kerjasama dengan masyarakat memikirkan dan mengusahakan agar mutu kegiatan pen-didikan ditingkatkan sesuai dengan per-kembangan kurikulum yang berlaku. Pe-ningkatan mutu pendidikan tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan keca-kapan atau keahlian para pengajar maupun pengelola sekolah agar pendidikan yang disampaikan pada anak didik dapat diserap dengan baik dan selalu tercipta nuansa se-kolah yang menyenangkan bagi anak didik dalam mendapatkan pendidikan sesuai de-ngan kemampuan yang dimilikinya.

(8)

Pendidikan yang baik dan memiliki mutu tinggi bukan saja nampak dari prestasi siswa secara akademis, namun lebih pada seberapa mampu anak didik mandiri meng-hadapi tantangan perubahan lingkungan di sekitar mereka dengan memanfaatkan ilmu yang didapatnya. Semua itu butuh tugas ma-syarakat terutama orang tua untuk membe-rikan dukungan pada anak untuk berkem-bang dan memanfaatkan pendidikan yang dimilikinya sesuai bidang yang ditekuni.

Melalui pendidikan yang berkualitas generasi muda akan mendapatkan berbagai pengalaman, keterampilan dan pengetahu-an ypengetahu-ang mampu menimbulkpengetahu-an situasi bel-ajar pada mereka. Hal ini secara akumulasi akan mempengaruhi sikap wawasan berpi-kir maupun pola perilaku mereka kearah yang lebih baik, yang akan mempengaruhi kualitas hidup masyarakat dan negara.

Masyarakat menjadi salah satu ele-men yang harus ikut bertanggungjawab ter-PENUTUP

hadap kemajuan pendidikan. Masyarakat terdiri atas kelompok-kelompok dan indi-vidu-individu yang berusaha menyelengga-rakan pendidikan atau membantu usaha-usaha pendidikan. Bentuk kerjasama antara lembaga pendidikan dan masyarakat sangat beragam, sesuai dengan bidang gerak ma-sing-masing. Agar bidang gerak tampak jelas, humas memerlukan suatu kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat. Hu-mas pendidikan yang menjalin kerjasama dengan masyarakat memikirkan dan mem-bantu agar mutu kegiatan pendidikan di-tingkatkan sesuai dengan perkembangan kurikulum yang berlaku. Peningkatan mutu pendidikan tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kecakapan atau keahlian para pengajar maupun pengelola sekolah agar pendidikan yang disampaikan pada anak didik dapat diserap dengan baik dan selalu tercipta nuansa sekolah yang menye-nangkan bagi anak didik dalam mendapat-kan pendidimendapat-kan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Oemi. (1993). . Bandung: Citra Aditya Bakti.

Purwanto, Ngalim. (2008). Bandung: Rosdakarya.

Rumanti, Maria Asumta. (2005). Jakarta:

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sianipar, T. (1984). Jakarta:FKIP-IKIP.

Soemirat, S Elvinaro

Yogyakarta:

Syamsi, Ibnoe. (1999) Yogyakarta: BPA-UGM.

Dasar-dasar Publik Relations

Administrasi dan Supervisi Pendidikan.

Dasar-dasar Publik Relations Teori dan Praktik.

Hubungan Sekolah dan Masyarakat.

Hubungan Masyarakat.

Depdiknas. (2004). . Jakarta:

Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas.

oleh & Ardianto, . (2007). Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Suryobroto, B. (2001). Mitra Gama Widya.

Peningkatan Kualitas Pendidikan Dasar dan Menengah

Dasar-dasar Publik Relations,

Referensi

Dokumen terkait

Demikianlah Berita Acara Pembukaan (download) file II penawaran pekerjaan Pembuatan Sistem Informasi Geografis (SIG) Infrastruktur Bidang Kebinamargaan dan Pengairan

Adapun bagian pekerjaan yang saya maksudkan adalah bagian Marketing dengan kode (MG) di PT.. Berikut ini adalah data singkat saya: Nama lengkap : Agustinus Mohammad Tempat

Kami sampaikan bahwa sanggahan mengenai persyaratan sertifikat kompetensi perusahaan yang masih berlaku adalah benar dan paket pekerjaan diatas dinyatakan GAGAL LELANG. Untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berupa permainan edukatif dengan nama “Travel Game” yang akan digunakan pada materi Integral Tak Tentu pada

Merek terkenal adalah merek dagang yang secara umum telah dikenal dan dipakai pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau badan, baik di wilayah Indonesia

[r]

Cipta Karya untuk melaksanakan Program dan Kegiatan pampai lima tahun. mendatang" Menyadari kekurangan dan keterbatasan kami