• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bayu Wicaksono C9409006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bayu Wicaksono C9409006"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PROFIL WISATAWAN DI GUNUNG KEMUKUS

KABUPATEN SRAGEN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Disusun Oleh :

Bayu Wicaksono C9409006

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv MOTTO

1. Jangan menunda-nunda waktu, karena waktu adalah harta yang paling

berharga (penulis).

2. Kesalahan bukanlah hal yang fatal, dengan kesalahan akan membuat kita

menuju arah yang benar (penulis).

3. Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tidaklah

(5)

commit to user

v PERSEMBAHAN

Dengan Setulus hatiku kupersembahkan

karya tugas akhir ini kepada:

1. Alm Bapak, Ibu, Kakak, dan Adik .

2. Merinda Dyah Ayu yang

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Dengan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan

segala rahmat, karunia serta kasih – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir ini. Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu

syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar Ahli Madya program studi

Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Universitas sebelas maret.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah

membantu terselesaikannya skripsi ini, serta yang telah memberikan dukungan

baik secara moril maupun materiil yaitu:

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D selaku dekan Fakultas Sastra dan

Seni Rupa yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

2. Dra. Hj. Isnaini WW, M.Pd selaku Ketua Program Diploma III Usaha

Perjalanan Wisata yang telah memberikan pengarahan dan dukungan

dalam penulisan Tugas Akhir ini.

3. Drs. Sri Agus, M.Pd selaku Pembimbing Utama dan Pembimbing

Akademik, terima kasih atas bimbingannya selama ini.

4. Drs. Suharyana, M.Pd selaku pembimbing pembantu, terima kasih

telah memberikan izin dalam penulisan Tugas Akhir ini.

5. Bapak Yono selaku pengelola Obyek Wisata Gunung Kemukus yang

telah memberikan penulis izin untuk mengadakan penelitian dan

(7)

commit to user

vii

6. Bapak Azis selaku seksi pengembangan daya tarik wisata di Dinas

Pariwisata, Mbah Syamsuri selaku juru kunci atau sesepuh Makam

Pangeran Samudro, Bapak Pardi selaku juru kunci Sendang

Ontrowulan terima kasih banyak atas bantuannya

7. Semua staf Diploma III Usaha Perjalanan Wisata yang telah membatu

dan memberikan pengarahan selama ini.

8. Semua teman – teman angkatan 2009 yang selalu memberikan

motivasi dan bantuan kepada penulis, dan sudah membuat banyak

kenangan indah yang tak terlupakan.

9. Untuk Gana dan Ikhwan yang selalu memberikan masukan – masukan

dan tempat penulis mengeluh, suka duka kita lalui bersama.

10. Ibu, Kakak, Adik yang selalu memberikan dorongan dan fasilitas

yang di butuhkan untuk penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih

terdapat banyak kekurangan dalam penyusunannya, oleh karena itu penulis mohon

maaf atas kesalahan dan kekurangan dalam penulisan. Penulis menyampaikan rasa

terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuan berupa pengarahan, kritik, saran yang penulis butuhkan dalam penulisan

Tugas Akhir ini.

Surakarta, 16 Juli 2012

(8)

commit to user

viii ABSTRAK

Bayu Wicaksono, C9409006, 2012. Profil wisatawan di Gunung Kemukus

Kabupaten Sragen. Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Laporan tugas akhir ini mengkaji tentang profil wisatawan di Gunung Kemukus, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tujuan dan motivasi wisatawan berkunjung ke Gunung Kemukus, mengetahui foklor Gunung Kemukus, mengetahui prosesi upacara ziarah, untuk mengetahui profil wisatawan yang datang ke Gunung Kemukus, mengetahui tanggapan masyarakat tentang Gunung Kemukus.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi tentang profil wisatawan Gunung Kemukus Kabupaten Sragen, yang disusun dengan menggunakan metode Observasi, metode wawancara dengan wisatawan, metode angket untuk mengetahui karakteristik wisatawan yang datang ke Gunung Kemukus Kabupaten Sragen. metode studi pustaka untuk memperoleh kajian tentang wisatawan Gunung Kemukus, kemudian data dianalisis menggunakan teknik diskriptif kualitatif yaitu analisa data dengan mendiskripsikan fenomena yang nampak yang nantinya akan digunakan untuk menjawab permasalahan yang di kaji.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Makam Pangeran Samudro atau yang lebih dikenal sebagai Gunung Kemukus merupakan obyek wisata ziarah andalan Kabupaten Sragen, obyek ini tidak pernah lepas dari forklor Pangeran Samudro, yaitu putra Raja Majapahit terakhir dari ibu selir, mempunyai dua bangunan utama yaitu Makam Pangeran Samudro, dan Sendang Ontruwulan.

Wisatawan yang ingin berziarah ke obyek tersebut harus mengikuti tata cara atau prosesi yang telah ditentukan, yang harus dilakukan pertama kali yaitu : sebelum berziarah ke Makam Pangeran Samudro, Peziarah harus mensucikan dahulu dirinya di Sendang Ontrowulan, dan jangan lupa untuk membawa bunga, di sendang tersebut ada juru kunci yang akan membantu peziarah, setelah selesai dari Sendang Ontrowulan Peziarah melanjutkan ziarahnya ke Makam Pangeran Samudro dengan membawa bunga, setelah itu bunga di berikan kepada juru kunci yang ada di Makam Pangeran Samudro, dan juru Kunci akan menanyakan apa keluhan peziarah, seteah peziarah memberikan keluhannya juru kunci akan memandu peziarah untuk membacakan da-doa, seperti itulah gambaran tata cara atau prosesi ziarah di Makam Pangeran Samudro.

(9)

commit to user

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Kajian Pustaka ... 5

F. Metodologi Penelitian ... 13

(10)

commit to user

x

BAB II PERKEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN SRAGEN ... 16

A. Gambaran Umum Kabupaten Sragen... 16

B. Perkembangan Wisaata di Kabupaten Sragen ... 18

C. Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Sragen ... 19

D. Gunung Kemukus Sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Sragen ... 23

E. Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen ... 24

BAB III PROFIL WISATAWAN DI GUNUNG KEMUKUS KABUPATEN SRAGEN ... 27

A. Foklor Obyek Wisata Gunung Kemukus di Kabupaten Sragen... 27

B. Profil Wisatawan di Gunubg Kemukus Kabupaten Sragen ... 31

1. Variabel Demografik ... 31

2. Variabel Geografik ... 40

3. Variabel Psikografik... 42

4. Variabel Behaviouristik ... 51

C. Harapan Wisatawan Terhadap Gunung Kemukus ... 54

D. Prosesi Ziarah di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen ... 54

(11)

commit to user

xi

BAB IV PENUTUP ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(12)

commit to user

xii DAFTAR TABEL

TABEL 1. Daftar Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen dari

Tahun 2007 sampai 2011 ... 24

TABEL 2. Daftar Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen dari Bulan Januari sampai Bulan Desember tahun 2011 ... 25

TABEL 3. Jenis Kelamin Responden ... 32

TABEL 4. Umur Responden ... 33

TABEL 5. Status Perkawinan Responden ... 33

TABEL 6. Pendidikan Terakhir Responden ... 34

TABEL 7. Status Pekerjaan Responden ... 35

TABEL 8. Penghasilan per Bulan responden ... 36

TABEL 9. Pengeluaran per Bulan Respnden ... 37

TABEL 10. Agama Responden... 37

TABEL 11. Daerah Asal Responden ... 39

TABEL 12. Negara Asal Responden ... 40

TABEL 13. Transportasi yang digunakan responden ... 41

TABEL 14. Tujuan Utama Responden Berkunjung Ke Gunung Kemukus ... 42

TABEL 15. Motivasi Responden Berkunjung ke Gunung Kemukus ... 43

TABEL 16. Atraksi Wisata yang Paling Diinginkan Responden ... 44

TABEL 17. Gunung Kemukus Merupakan Tujuan Utama Responden ... 45

TABEL 18. Keanekaragaman Daya Tarik Obyek Wisata ... 46

TABEL 19. Kualitas Tempat Penginapan ... 47

TABEL 20. Sikap Masyarakat Setempat Terhadap Wisatawan ... 48

TABEL 21. Kebersihan Obyek Wisata ... 49

TABEL 22. Informasi Obyek ... 50

TABEL 23. Jumlah Kunjungan Responden ke Obyek ... 51

TABEL 24. Kedatangan Responden ke Obyek Wisata ... 52

TABEL 25. Perencanaan Kunjungan Responden ke Obyek ... 53

(13)

commit to user

xiii DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Ijin ke Kesbangpol Kabupaten Sragen... 65

LAMPIRAN 2 Surat Ijin ke Pengelola Obyek Wisata Gunung Kemukus ... 66

LAMPIRAN 3 Surat Ijin Pengambilan Data ... 67

LAMPIRAN 4 Lembar Kuisioner Profil Wisatawan di Gunung Kemukus ... 68

LAMPIRAN 5 Lembar Karakteristik Responden ... 74

LAMPIRAN 6 Peta Wisata Kabupaten Sragen ... 77

LAMPIRAN 7 Peta Kecamatan Sumberlawang ... 78

LAMPIRAN 8 Foto Gerbang Depan Obyek Wisata Gunung Kemukus ... 79

LAMPIRAN 9 Wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kemukus ... 80

LAMPIRAN 10 Foto Makam Pangeran Samudro dan Sendang Ontrowulan ... 81

LAMPIRAN 11 Foto Wisatawan yang berziarah ke Makam Pangeran Samudro 82 LAMPIRAN 12 Prosesi Larab Slambu yang diadakan setiap tanggal 1 syuro ... 83

LAMPIRAN 13 Foto penginapan dan papan penunjuk jalan Gunung Kemukus . 84 LAMPIRAN 14 Foto Tiket Masuk Obyek ... 85

(14)

TOURIST PROFILE IN MOUNT KEMUKUS SRAGEN

Bayu Wicaksono1 Drs. Soedarmono, SU2

ABSTRACT

2012. Diploma III Program Business Travel Literature and the Arts Faculty of the 11 March University of Surakarta.

This final report examines the profile of tourists at Mount Kemukus, the purpose of this study was to determine the purpose and motivation of tourists visiting Mount Kemukus, folklore Mount Kemukus know, knowing pilgrimage procession ceremony, to know the profile of tourists coming to Mount Kemukus, knowing the public response on Mount Kemukus.

This study is a qualitative study to obtain information about the tourist profile of Mount Kemukus Sragen, which are prepared using observations, interviews with travelers, the questionnaire method to determine the characteristics of tourists coming to Mount Kemukus Sragen. method for obtaining review of literature on the Mount Kemukus tourists, then the data were analyzed using descriptive qualitative techniques of data analysis to describe the phenomenon that appears that will be used to address problems in the review. Samudro , and Spring Ontruwulan.

Travelers who want to make pilgrimages to these objects should follow the procedures or procession which has been determined, which must be done first ie before the pilgrimage to the Tomb of

1

Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan NIM C9409006

2 Dosen Pembimbing

Prince Samudro, Pilgrims should first purify himself in the Spring Ontrowulan, and do not forget to bring flowers, in spring the there is a caretaker who will help the pilgrims, after the completion of Spring Ontrowulan pilgrims continue his pilgrimage to the Tomb of Prince Samudro to bring flowers, after which interest is given to the caretaker at the Tomb of Prince Samudro, and the interpreter will ask what the key complaints of pilgrims, established after the pilgrims provide complaint caretaker will guide pilgrims to read da-prayer, like that picture of ordinances or pilgrimage procession at the Tomb of Prince Samudro.

(15)

PROFIL WISATAWAN DI GUNUNG KEMUKUS KABUPATEN SRAGEN

Bayu Wicaksono1 Drs. Soedarmono, SU2

ABSTRAK

2012. Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Laporan tugas akhir ini mengkaji tentang profil wisatawan di Gunung Kemukus, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tujuan dan motivasi wisatawan berkunjung ke Gunung Kemukus, mengetahui foklor Gunung Kemukus, mengetahui prosesi upacara ziarah, untuk mengetahui profil wisatawan yang datang ke Gunung Kemukus, mengetahui tanggapan masyarakat tentang Gunung Kemukus.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi tentang profil wisatawan Gunung Kemukus Kabupaten Sragen, yang disusun dengan menggunakan metode Observasi, metode wawancara dengan wisatawan, metode angket untuk mengetahui karakteristik wisatawan yang datang ke Gunung Kemukus Kabupaten Sragen. metode studi pustaka untuk memperoleh kajian tentang wisatawan Gunung Kemukus, kemudian data dianalisis menggunakan teknik diskriptif kualitatif yaitu analisa data dengan mendiskripsikan fenomena yang nampak yang nantinya akan digunakan untuk menjawab permasalahan yang di kaji.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Makam Pangeran Samudro atau yang lebih dikenal sebagai Gunung Kemukus merupakan obyek wisata ziarah andalan Kabupaten Sragen, obyek ini tidak pernah lepas dari forklor Pangeran Samudro, yaitu putra Raja

1

Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan NIM C9409006

2 Dosen Pembimbing

Majapahit terakhir dari ibu selir, mempunyai dua bangunan utama yaitu Makam Pangeran Samudro, dan Sendang Ontruwulan. Wisatawan yang ingin berziarah ke obyek tersebut harus mengikuti tata cara atau prosesi yang telah ditentukan, yang harus dilakukan pertama kali yaitu : sebelum berziarah ke Makam Pangeran Samudro, Peziarah harus mensucikan dahulu dirinya di Sendang Ontrowulan, dan jangan lupa untuk membawa bunga, di sendang tersebut ada juru kunci yang akan membantu peziarah, setelah selesai dari Sendang Ontrowulan Peziarah melanjutkan ziarahnya ke Makam Pangeran Samudro dengan membawa bunga, setelah itu bunga di berikan kepada juru kunci yang ada di Makam Pangeran Samudro, dan juru Kunci akan menanyakan apa keluhan peziarah, seteah peziarah memberikan keluhannya juru kunci akan memandu peziarah untuk membacakan da-doa, seperti itulah gambaran tata cara atau prosesi ziarah di Makam Pangeran Samudro.

(16)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kabupaten Sragen atau yang dikenal dengan Bumi Sukowati adalah salah

satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah, ibu kotanya terletak di

Sragen, sekitar 30 km sebelah timur kota Surakarta, Kabupaten Sragen

mempunyai motto Asri yang merupakan akronim dari Aman, Sehat, Rapi, Indah.

Hari jadi Kabupaten Sragen ditetapkan dengan perda nomor : 4 Tahun 1987 yaitu

pada hari Selasa Pon, tanggal 27 Mei 1746. Tanggal dan Hari tersebut adalah dari

hasil penelitian serta kajian pada fakta sejarah, ketika Pangeran Mangkubumi

yang kelak menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono yang ke-I menancapkan

tonggak pertamanya untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda menuju

bangsa yang berdaulat dengan membentuk suatu pemerintahan lokal di Desa

Pandak. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sragen, diakses tanggal 10 Mei

2012).

Dalam bidang kepariwisataan, Kabupaten Sragen sangat mengembangkan

pariwisatanya, hal itu terbukti dengan pengembangan-pengembangan yang

dilakukan di objek-objek wisata, sebagai contoh pengembangan Ndayu Park,

Waduk Kedung Ombo, dan Museum Sangiran, yang sampai sekarang masih

dikembangkan dan objek-objek tersebut menjadi daya tarik wisata di Kabupaten

Sragen. Dengan adanya daya tarik wisata tersebut, membuat kabupaten Sragen

(17)

commit to user

Sudah banyak wisatawan yang mengunjungi kabupaten Sragen, baik

wisatawan Domestik maupun wisatawan Manca Negara. Wisatawan tersebut

datang untuk menikmati berbagai macam atraksi wisata yang ada di Kabupaten

Sragen. kabupaten Sragen juga memiliki berbagi jenis dan macam pariwisata

seperti : Jenis Wisata rekreasi, Wisata olahraga, Wisata Outbond, dan Wisata

Religi.

Bagi masyarakat Indonesia berwisata bukan hanya mengunjungi

tempat-tempat yang indah seperti halnya pantai, pegunungan, wisata belanja, maupun

wisata kuliner. Namun, banyak dari masyarakat Indonesia yang melakukan wisata

ziarah. Indonesia mempunyai banyak tempat-tempat ziarah mulai dari makam

pahlawan, tempat ibadah, wali songo dan tempat yang di sakralkan.

Tempat-tempat ziarah tersebut mempunyai daya tarik yang berbeda-beda yang mampu

menarik wisatawan untuk bekunjung.

Dalam tuntunan Islam, wisata ziarah merupakan salah satu bagian rukun

iman. Dengan pengertian bahwa ziarah makam dapat memperkuat salah satu

rukun iman yaitu percaya pada hari akhir. Percaya pada hari akhir tidak hanya

mencakup pada percaya kehidupan setelah mati. Namun juga percaya pada hal-hal

yang terkait dengan hal-hal yang ada “ketika” masa kehidupan setelah kematian

tersebut. Bisa berupa percaya pada perkumpulan padang mahsyar, perhitungan

baik dan buruk, jembatan shirathal mustaqim, syafa’at Nabi, surga-neraka, dan

melihat Tuhan dengan dzatnya. Lebih spesifik lagi, kehidupan setelah kematian

menjadi salah satu sarana untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Manusia masih

akan mengalami kehidupan sekali lagi setelah kematian yang pertama. Dan

(18)

commit to user

panjang, bahkan selama-lamanya. Oleh karena itulah, manusia dituntut untuk

memperbanyak bekal menghadapi perjalanan ini.

(http://id.shvoong.com/society-and-news/opinion/2185788-wisata-religi/#ixzzlvvzTZmvY, diakses tanggal 10

Mei 2012).

Di Desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen terdapat

sebuah obyek wisata, dan objek wisata tersebut dijadikan sebagai tempat ziarah.

Objek tersebut menjadi pembicaraan banyak orang, hal yang menjadikan objek

tersebut menarik adalah pandangan pro dan kontra. Objek wisata tersebut adalah

Gunung Kemukus, ada dua paradigma yang berkembang di tengah masyarakat

bahwa apabila ingin mendapatkan berkah atau permohonannya terkabul, maka

orang yang datang ke Makam Pangeran Samudro harus melakukan prosesi yang

dilanjutkan dengan ritual intim dengan lawan jenis yang bukan suami istri atau

istrinya selama tujuh kali dalam satu lapan secara berturut-turut. Pendapat lain

mengatakan bahwa berziarah ke objek tersebut adalah suatu kegiatan ritual yang

mengandung nilai keutamaan dengan mengingat jasa dan keluhuran jiwa dari

figur yang diziarahi. Dengan berziarah ditempat tersebut, manusia diharapkan

untuk selalu ingat akan kematian sehingga dalam kehidupan sehari-hari mereka

akan lebih mendekatkan diri kepada tuhan Yang Maha Esa dan selalu berbuat

kebaikan sesuai dengan keluhuran jiwa dan teladan dari figur yang diziarahi.

Daya tarik wisata religi yang disertai dengan kebudayaan itulah yang

menjadi daya tarik para wisatawan baik yang berasal dari Kabupaten Sragen

maupun dari luar Kabupaten Sragen. Banyak dari wisatawan yang datang ke

Gunung Kemukus dengan motif dan tujuan yang berbeda, selain itu wisatawan

(19)

commit to user

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas dan untuk lebih

mengetahui profil wisatawan yang ada di Gunung Kemukus, maka penulis

mengangkat hal ini sebagai bahan tugas akhir dengan judul “Profil Wisatawan di

Gunung Kemukus Kabupaten Sragen”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka masalah pokok yang akan di teliti

adalah:

1. Apa tujuan dan motif wisatawan mengunjungi objek wisata Gunung

Kemukus di Kabupaten Sragen?

2. Bagaimana forklor obyek wisata Gunung Kemukus Kabupaten Sragen?

3. Bagaimana prosesi upacara ziarah di objek wisata Gunung Kemukus

Kabupaten Sragen?

4. Bagaimana profil wisatawan yang datang ke objek wisata Gunung

Kemukus Kabupaten Sragen?

5. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap objek wisata Gunung

Kemukus Kabupaten Sragen?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tujuan dan motif wisatawan mengunjungi wisata

Gunung Kemukus di Kabupaten Sragen.

2. Untuk mengetahui forklor obyek wisata Gunung Kemukus Kabupaten

(20)

commit to user

3. Untuk mengetahui prosesi upacara ziarah di objek wisata Gunung

Kemukus Kabupaten Sragen.

4. Untuk mengetahui profil wisatawan yang datang ke objek wisata Gunung

Kemukus Kabupaten Sragen.

5. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap objek wisata Gunung

Kemukus Kabupaten Sragen.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberikan informasi profil wisatawan yang berkunjung ke

Gunung Kemukus Kabupaten Sragen, dan memberikan informasi yang

berguna dalam mengambil kebijakan kepariwisataan yang ada di

Kabupaten Sragen.

2. Diharapkan karya ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca,

dan dapat menjadi referensi buku-buku tugas akhir di labtour DII UPW

FSSR-UNS.

E. Kajian Pustaka

Wisata ziarah merupakan sebuah bentuk kunjungan ritual yang dilakukan

ke makam dan masjid yang bersejarah. Dari prosesnya, wisata ziarah juga

dipahami sebagai perjalanan batin seseorang, sehingga memiliki ikatan emosi dan

kontempolasi tinggi.

Wisata ziarah juga merupakan bagian dari wisata religi, merupakan tempat

(21)

commit to user

spiritual atau rohani, dan mampu menarik ribuan wisatawan setiap tahun.

Ketenangan, kesunyian, dan kesyahduan yang menentramkan untuk dirasakan

ketika seseorang menziarahi tempat-tempat yang berupa makam pemuka agama,

penguasa atau tokoh-tokoh yang disegani yang dapat membangkitkan

religiusitasnya. (http://www.budpar.go.id/budpar/asp/detil.asp?c=22&id=1041),

diakses tanggal 10 Juni 2012

Ziarah bukan hal terlarang. Hukumnya mustahab (dianjurkan). Di awal

perjalanan Islam, perbuatan ini memang dilarang untuk menutup akses menuju

syirik. Ketika tauhid telah mapan di hati para Sahabat, ziarah diizinkan kembali

dengan tata cara yang disyariatkan. Artinya, siapa saja yang berziarah dengan

cara-cara yang tidak disyariatkan, maka ia tidak diizinkan untuk berziarah.

Pengagungan manusia dan perbuatan syirik di mana pun bertentangan

dengan Islam yang berlandaskan tauhid. Begitu pula dalam ibadah yang bernama

ziarah ini. Syariat telah menentukan hikmah dari anjuran berziarah kubur, yaitu;

Mengingatkan hamba kepada akhirat dan memberi pelajaran berharga baginya

akan kehancuran dunia dan kefanaannya. Sehingga jika ia kembali dari makam,

timbul rasa takut kepada Allah Azza wa Jalla yang bertambah, dan kemudian

memikirkan akhirat dan beramal untuk itu.

Mendoakan kebaikan bagi mayat dan memohonkan ampunan bagi mereka.

Ini merupakan bentuk perbuatan baik orang yang masih hidup kepada orang yang

telah mati. Amalannya telah putus begitu menghembuskan nafas terakhirnya

meninggalkan dunia menuju akhirat. Oleh sebab itu, sangat membutuhkan

orang-orang yang berbaik hati mau mendoakan kebaikan dan ampunan baginya, serta

(22)

commit to user

petunjuk Rasulullah SAW berarti ia telah berbuat baik kepada dirinya sendiri.

Sebaliknya, orang-orang yang melakukan perbuatan macam-macam dalam

berziarah, mereka telah menjerumuskan diri kedalam jurang kesesatan.

(http://aycuna.wordpress.com/2012/05/04/tujuan-ziarah-kubur-dalam-kaca-mata-sufi, diakses tanggal 11 juni 2012).

Menurut buku karangan I Ketut Suwena dan I Gst Widyatmaja yang

berjudul Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata, 2010 menyebutkan bahwa

pengertian pariwisata secara etiomolgi berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri

atas dua kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti “banyak” atau “traveling”,

sedangkan wisata berarti “pergi” atau “bepergian”. Atas dasar itu, maka kata

pariwisata seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan bekali-kali

atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa inggris

disebut dengan kata “tour”, sedangkan untuk pengertian jamak kata

“kepariwisataan” dapat digunakan kata “tourisme” atau “tourism”.

Sampai sekarang definisi pariwisata belum adanya suatu kejelasan dan

kesepakatan dari pakar, berikut beberapa penjelasan dari sudut pandang

masing-masing pakar :

1. Herman V. Schulalard (1910), kepariwisataan merupakan sejumlah

kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan masuknya, adanya

pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota,

daerah atau Negara.

2. E. Guyer Freuler, Pariwisata dalam arti modern merupakan fenomena dari

(23)

commit to user

pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan kecintaan yang

disebabkan oleh pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat.

3. K. Krapt (1942), kepariwisataan adalah gejala-gejala yang ditimbulkan

oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat

tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak

memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu.

4. Salah Wahab, pariwisata itu merupakan suatu aktivitas manusia yang

dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian di

antara oaran-orang dalam suatu Negara itu sendiri (di luar negeri), meliputi

pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu), suatu Negara

atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka

ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh

pekerjaan.

5. Hans. Buchli, kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat

sementara dari sesorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh

pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh

lembaga-lembaga yang digunakan untuk maksud tertentu.

Menurut UU No. 10/2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan

pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan

pemerintah daerah. Suatu hal yang sangat menonjol dari batasan-batasan yang

dikemukakan diatas ialah bahwa pada pokoknya, apa yang menjadi cirri dari

(24)

commit to user

mengemukakannya agak berbeda-beda), yaitu dalam pengertian kepariwisataan

terdapat beberapa faktor penting yaitu :

1. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.

2. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ketempat lain.

3. Perjalanan itu walaupun ada bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan

pertamasyaan atau rekreasi.

4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat

yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat

tersebut.

Kepariwisataan tidak menggejala sebagai bentuk tunggal. Istilah ini

umumn sifatnya yang menggambarkan beberapa jenis perjalanan dan penginapan

sesuai dengan motivasi yang mendasari kepergian tersebut. Orang melakukan

perjalanan untuk memperoleh berbagai tujuan dan memuaskan bermacam-macam

keinginan. Di samping itu, untuk keperluan perencanaan dan pengembangan

kepariwisataan itu sendiri, perlu pula dibedakan antara pariwisata dengan jenis

pariwisata lainnya, sehingga jenis dan macam pariwisata yang dikembangkan

akan dapat berwujud seperti diharapkan dari kepariwisataan itu.

Wisatawan memang sangat beragam, tua-muda, kaya-miskin,

asing-domestik, berpengalaman maupun tidak, semua ingin berwisata dengan keinginan

dan harapan yang berbeda-beda. Gambaran mengenai wisatawan biasanya

dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya (trip descriptor) dan

karakteristik wisatawannya (tourist descriptor).

a. Trip Descriptor, wisatawan dibagi ke dalam kelompok-kelompok

(25)

commit to user

b. Tourist Descriptor, memfokuskan pada wisatawannya, biasanya

digambarkan dengan “who wants what, why, when, where and how

much?”.

Untuk menjelaskan hal-hal tersebut digunakan beberapa karakteristik diantaranya

adalah sebgai berikut.

1. Karakteristik Sosio-Demografis

Karakteristik sosio-demografis menjawab pertanyaan “who wants what”.

Pembagian berdasarkan karakteristik ini paling sering dilakukan untuk

kepentingan analisa pariwisata, perencanaan, dan pemasaran, karena

sangat jelas definisinya dan relative mudah pembagiannya (Kotler, 1996).

Yang termasuk dalam karakteristik sosio-demografis diantaranya adalah

jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan,

kelas sosial, ukuran keluiarga atau jumlah anggota keluarga dan lain-lain

yang dielaborasi dari karakteristik tersebut.

2. Karakteristik Geografis

Karakteristik Geografis membagi wisatawan berdasrakan lokasi tempat

tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, provinsi, maupun

Negara asalnya. Pembagian ini lebih lanjut dapat pula dikelompokkan

berdasarkan ukuran (size) kota tempat tinggal (kota kecil, menengah,

besar/metropolitan), kepadatan penduduk di kota tersebut dan lain-lain.

3. Karakteristik psikografis

Karakteristik ini membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok

berdasarkan kelas sosial, life-style dan karakteristik personal. Wisatawan

(26)

commit to user

profil psikografis yang sangat berbeda. Beragamnya karakteristik dan latar

belakang wisatawan menyebabkan beragamnya keinginan dan kebutuhan

mereka akan suatu produk wisata.

Pengelompokkan-pengelompokkan wisatawan dapat memberi informasi

mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi objek wisata yang berbeda, berapa

besar ukuran kelompok tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok,

“kesetiaannya” terhadap suatu produk wisata tertentu, sensitivitas mereka

terhadap perubahan harga produk wisata, serta respon kelompok terhadap

berbagai bentuk iklan produk wisata. Lebih lanjut, pengetahuan mengenai

wisatawan sangat diperlukan dalam merencanakan produk wisata yang sesuai

dengan keinginan kelompok pasar tertentu, temask merencanakan strategi

pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar tersebut. (Ketut Suwena, 2000 :43).

Happy Marpaung dalam bukunya yang berjudul Pengetahuan

Kepariwisataan tahun terbit 2000 yang isinya menyebutkan bahwa Profil

wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari jenis-jenis wisatawan yang

berbeda yang berhubungan erat dengan kebiasaan, permintaan dan kebutuhan

mereka dalam melakukan perjalanan. Berdasarkan karakteristiknya, beberapa

profil wisatawan dikategorikan sebagai berikut : kebangsaan, umur, jenis kelamin

dan status, kelompok sosio ekonomi, konvensi dan konferensi.

a. Kebangsaan

Kebangsaan merupakan kategori penting karena setiap bangsa mempunyai

karakteristik wisatawan yang berbeda-beda dari cara pola berpikir, bertingkah

laku, kepercayaan, kebudayaan, life style, dan kesukan terhadap atraksi wisata

(27)

commit to user

b. Umur, jenis kelamin dan status

Umur, jenis kelamin dan status termasuk dalam kategori karakteristik

sosio-demografis wisatawan. Hal ini sangat berpengaruh terhadapa wisatawan pada saat

melakukan perjalanan wisata. Karakteristik tersebut dapat di bagi sebagai berikut :

1) Wisatawan Remaja

Wisatawan remaja sangat umum di Indonesia dewasa ini. remaja biasanya

melakukan perjalanan sendiri, mengatur perjalanannya sendiri dan menetap dalam

jangka waktu yang cukup panjang, menggunakan hari libur.

Permintaaan akan fasilitas dan pelayanan sangat fleksibel dan sederhana

dan murah, minatnya berbeda-beda, ada yang tertarik pada kebudayaan, rekreasi

atau pemandangan alam, beberapa wisatawan remaja menetap dalam jangka

waktu yang lama untuk mempelajari kesenian, tarian dan musik lokal, sering

seenaknya dalam berpakaian dan bertingkah laku, permasalahan yang sering kali

timbul dari wisatawan remaja adalah pengaruh yang buruk dari tingkah laku

wisatawan remaja dari luar negeri.

2) Wisatawan Usia Lanjut

Harus memperhatikan kondisi fisik dalam perencanaan perjalanan wisata

dan tidak merencanakan perjalanan yang melelahkan, sering mengunjungi tempat

yang sama lebih dari satu kali untuk lebih memahami, menginginkan fasilitas dan

pelayanan yang nyaman. Harus mendapatkan pelayanan yang baik, Lebih suka

duduk di bangku depan bis, konsep mengenai usia sangat sensitive, beberapa

wisatawan usia lanjut tidak suka dianggap tua tetapi ada juga yang tidak

(28)

commit to user

3) Jenis kelamin

Minat dan kebutuhan wisatawan pria hampir sama dengan wanita, biasanya

tidak mengharapkan fasilitas dan pelayanan kelas satu, tetapi lebih membutuhkan

kenyamanan pada saat berwisata, suka belanja barang-barang yang mereka

inginkan dan kadang-kadang berbelanja melampui batas. (Happy Marpaung, 2000

:49).

F. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Pendem, Kecamatan

Sumberlawang, Kabupaten Sragen.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data penulis akan menggunakan beberapa

teknik pengumpilan data, yaitu :

a. Wawancara

wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul

redaksi data dengan koresponden. Sehingga wawancara dapat diartikan sebagai

cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden, dan

jawaban-jawaban di catat atau direkam dengan alat perekam. (Endar sugiarto dan

Kusmayadi, 2000, 83).

Metode wawancara disebut juga dengan interview dalam hal ini dijadikan

sebagai cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antaran

peneliti dengan subjek penelitian atau informan. Peneliti menyusun terlebih

(29)

commit to user

permasalahan yang akan diteliti. Pemilihan nara sumber yang dianggap lebih tahu

dan di percaya mengetahui dan menguasai permasalahan yang akan dibahas.

Wawancara dilakukan kepada pihak pengelola Gunung Kemukus Yono selaku

pengelola obyek, Sumaryo selaku juru kunci Makam Pangeran Samudro, dan

Nardi selaku juru kunci Sendang Ontrowulan, Bambang selaku pengunjung

Gunung Kemukus. Wawancara dilakukan pada hari Kamis 12 Juli 2012.

b. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan

mengamati, meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung. Dengan

cara ini data yang diperoleh adalah data faktual dan aktual, dalam artian data yang

dikumpulkan diperoleh pada saat peristiwa berlangsung. (Endar sugiarto dan

Kusmayadi, 2000, 84).

Penulis melakukan observasi pada bulan Juni dan Juli tahun 2012,

observasi tersebut dilakukan dengan cara mengamati, meneliti, dan melihat

kondisi yang ada terjadi di Gunung Kemukus.

c. Angket

Angket adalah cara mengumpulkan data dengan mengirimkan daftar

pertanyaan untuk diisi sendiri. Angket sendiri mengacu pada kumpulan dari

pertanyaan yang diajukan scara tertulis kepada koresponden dan jawaban yang

diperoleh juga dalam bentuk tertulis. Alat bantu dengan cara angket ini adalah

kuesioner. (Endar sugiarto dan Kusmayadi, 2000, 84).

Penulis menyebarkan 50 kuesioner kepada pengunjung yang ada di obyek

Gunung Kemukus, kuesioner tersebut berisi Variabel Demografik, Variabel

(30)

commit to user

kuesioner tersebut di lakukan pada hari Rabu, Kamis, dan Jum’at tanggal 11, 12,

13 Juli 2012.

d. Studi Pustaka

Studi Pustaka yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan bahan-bahan yang relevan meliputi literature, referensi maupun

buku-buku yang mendukung penelitian. Studi pustaka merupakan data pendukung

yang dapat digunakan sebagai bahan acuan pembahasan permasalahan dalam

penelitian baik segi instansi terkait maupun yang lain melalui buku-buku untuk

mendapatkan informasi secara menyeluruh. Studi pustaka yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan cara membaca buku dan tulisan yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti dan data yang diperoleh dari buku-buku teori,

perpustakaan Laboratorium Tour DII Usaha Perjalanan Wisata maupun pihak

obyek wisata Gunung Kemukus.

G. Sistematika Penulisan

Bab I merupakan pendahuluan yang menjabarkan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka,

metode penelitian, teknik analisis data serta sistematika penulisan.

Bab II menjabarkan mengenai gambaran umum Kabupaten Sragen,

sekaligus membahas tentang perkembangan dan historis Gunung Kemukus.

Bab III menjabarkan mengenai profil wisatawan, tujuan dan motif

wisatawan, menjelaskan foklor dan prosesi ziarah di Gunung Kemukus, serta

tanggapan masyarakat terhadap Gunung Kemukus.

Bab IV menjabarkan mengenai kesimpulan dan saran dan semua

(31)

commit to user

16 BAB II

PERKEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN SRAGEN

A. Gambaran Umum Kabupaten Sragen

Kabupaten Sragen merupakan salah satu kabupaten di Propinsi jawa

tengah, Ibu Kotanya terletak di Sragen sekitar 30 km sebelah timur Kota

Surakarta. Secara geografis Kabupaten Sragen berada di perbatasan antara Jawa

Tengah dan Jawa Timur. Batas wilayah Kabupaten Sragen :

Sebelah Timur : Kabupaten Ngawi (Propinsi Jawa Timur)

Sebelah Barat : Kabupten Boyolali

Sebelah Selatan : kabupaten Karanganyar

Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan

Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2 yang terbagi dalam

20 kecamatan, 8 kelurahan dan 200 desa. Secara fisiologis, wilayah Kabupaten

Sragen terbagi atas : 40,037, 93 Ha (42,52%) lahan basah (sawah), 54,117, 88 Ha

(57,48%) lahan kering, Kabupaten Sragen terletak pada : º 15 LS dan 7 º 30 LS,

110 º 45 BT dan 111 º 10 BT.

Wilayah Kabupaten Sragen berada di dataran dengan ketinggian rata-rata

109 m diatas permukaan laut. Sragen mempunyai iklim tropis dengan suhu harian

yang berkisar antara 19-310C. Curah hujan rata-rata di bawah 3000mm per tahun

dengan hari hujan di bawah 150 hari per tahun. Jumlah penduduk Kabupaten

(32)

commit to user

penduduk laki-laki dan 438.164 penduduk perempuan. Kepadatan penduduk

rata-rata 919 jiwa/km2.

Luas wilayah : 94, 155 Ha

Luas Sawah : 40, 129 Ha

Tanah Kering : 54, 026 Ha

Luas wilayah tersebut di bagi menjadi 2 bagian

Sebelah selatan Bengawan Solo :

Luas Wilayah : 32.760 ha (34,79 %) , Tanah Sawah : 22.027 ha (54,85 %)

Sebelah utara Bengawan Solo :

Luas Wilayah : 61.395 ha (65,21 %) , Tanah Sawah : 18.102 ha (45,15 %).

Selain berkembang dalam dunia pariwisata, berbagai penghargaan dan

prestasi yang dimiliki Kabupaten Sragen membuktikan bahwa Kabupaten Sragen

merupakan kabupaten yang maju dan memiliki potensi dalam berbagai bidang.

Penghargaan dan prestasi yang dimiliki tersebut antara lain : penghargaan Adipura

ke-7 pada tahun 2010, juara 2 lomba PDAM sehat antar propinsi tahun

2007-2009, penghargaan Parade Posyandu Rekor MURI tahun 2007-2009, dan lain-lain.

(http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=9). Diakses pada tanggal 24 Juni

2012.

Jika dilihat dalam kondisi sosial masyarakat Kabupaten Sragen banyak

bekerja dalam bidang jasa kemasyarakatan, pada tahun 2009 mencapai 114.630

orang yang bekerja dalam bidang jasa kemasyarakatan, selain bekerja di bidang

jasa kemasyarakatan, banyak dari mereka menjadi pedagang besar, maupun

eceran, Kabupaten Sragen melaporkan pada tahun 2009 mencapai 65.595 orang

(33)

commit to user

kabupaten Sragen pada tahun 2010 mencapai Rp 724.000.

(http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=4) diakses pada tanggal 29 juni

2012.

B. Perkembangan Wisata di Kabupaten Sragen

Kabupaten Sragen termasuk dalam wilayah karisidenan Surakarta,

Kabupaten Sragen mempunyai obyek-obyek wisata yang menjadi andalan, dengan

adanya objek-objek wisata andalan Kabupaten Sragen menjadi daerah tujuan

wisata bagi wisatawan domestik, maupun wisatawan mancanegara. Obyek wisata

andalan tersebut yaitu : Museum Sangiran, Waduk Kedung Ombo, Pemandian Air

Panas Bayanan, Gunung Kemukus, dan Kolam Renang Kartika.

Perkembangan pariwisata Kabupaten Sragen sudah cukup bagus, hal itu

di karenakan Kabupaten Sragen selalu mengembangkan daya tarik wisatanya,

menambah fasilitas yang ada di objek, memperbaiki jalan akses menuju ke objek,

dan peningkatan jasa pelayanan kepada wiasatawan agar wisatawan puas setelah

berkunjung ke Sragen.

Dinas pariwisata Kabupaten Sragen melaporkan, selama kurun waktu

terakhir terjadi peningkatan yang cukup signifikan dalam jumlah wisatawan di

Kabupatan Sragen. Kunjungan dari tahun 2007 menurut data statistik jumlahnya

mencapai 519 untuk mancanegara dan untuk wisatawan domestik 217,745, untuk

tahun 2008 wisatawan mancanegara 1670 dan wisatawan domestik mencapai

217,188, pada tahun 2009 untuk wisatawan mancanegara mencapai 1791 dan

(34)

commit to user

wisatawan mancanegara mencapai 2208 sedangkan untuk wisatawan domestic

sendiri mencapai 253,183, dan pada tahun 2011 wisatawan mancanegara

jumlahnya mencapai 1532, sedangkan untuk wisatawan domestik mencapai

287,912. Dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Sragen setiap tahunnya mengalami

peningkatan jumlah pengunjung.

C. Obyek dan Daya Tarik Wisata di kabupaten Sragen

Sektor pariwisata Kabupaten Sragen menjadi salah satu sumber

pendapatan yang sangat penting, sehingga dari waktu ke waktu terus diupayakan

pengembangannya mengingat potensi yang dimiliki dan masih perlu

diperdayagunakan. Pengembangan tersebut bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dengan mempertimbangkan berbagai aspek pelayanan

terhadap wisatawan dan menjaga daya tarik wisata yang dimiliki oleh obyek

tersebut. Sebagian besar obyek wisata yang sangat berpengaruh pada pendapatan

Kabupaten Sragen antara lain :

1. Pemandian Air Panas Bayanan

Pemandian air panas Bayanan merupakan salah satu daerah tujuan wisata

minat khusus yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen, obyek wisata Bayanan ini

digunakan untuk wisata kesehatan yang dipadukan dengan daya tarik alam atau

ekowisata. Menurut cerita yang berkembang di tengah masyarakat, air panas

Bayanan ini dianggap memiliki banyak khasiat dalam menyembuhkan berbagai

(35)

commit to user

Pemandian air panas ini terletak tepat disebelah tenggara ibu kota

Kabupaten Sragen yaitu Dusun Bayanan, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo,

Kabupaten Sragen. secara geografis, pemandian air panas Bayanan terletak sekitar

17 km di sebelah tenggara Kabupaten Sragen. jarak tersebut bisa dicapai

menggunakan kendaraan pribadi maupun dengan angkutan umum.

Fasilitas yang disediakan oleh pengelola Pemandian Air Panas Bayanan

antara lain : kamar mandi air panas, parkir kendaraan, taman rekreasi dan bermain

untuk anak, hutan wisata, warung makan, ruang informasi dan mushola.

(http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=101). Diakses tanggal 24 juni

2012.

2. Kolam Renang Kartika.

Kolam Renang Kartika merupakan merupakan salah satu objek wisata

tirta andalan yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen. Objek wisata ini terletak

didalam kota dan mudah untuk dicapai. Berbagai fasilitas disediakan untuk

mendukung kenyamanan pengunjung, antara lain kolam renang utama, kolam

renang anak-anak yang dilengkapi dengan ban pengaman, kolam luncuran, kolam

pemancingan, arena bermain, taman keluarga dan kafetaria. Kolam Renang

Kartika terletak di jl Veteran yang berdampingan dengan stadium Sepak Bola

Sragen, kolam renang ini diresmikan pada tanggal 26 April 1988, mempunyai luas

kurang lebih 2 hektar. (http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=105).

Diakses pada tanggal 23 juni 2012.

3. Kedung Ombo

Waduk Kedung Ombo merupakan bendungan raksasa seluas 6.576

(36)

commit to user

Boyolali, dan Grobogan. Waduk yang membendung lima sungai itu terdiri dari

wilayah perairan seluas 2.830 hektar dan 3.746 hektar lahan yang tidak tergenang

air. Lokasi Objek wisata Waduk Kedung Ombo yang menjadi andalan Sragen

terletak di Kecamatan Sumberlawang sekitar 30 km dari pusat kota. Selain

disuguhi pemandangan indah, para pengunjung bisa menikmati wisata air,

menumpang perahu, berpetualang mengunjungi pulau-pulau yang bermunculan di

tengah waduk. Waduk Kedung Ombo juga menyediakan tempat pemancingan

sekaligus warung yang menjajakan aneka makanan olahan berbahan ikan.

Di kawasan Waduk Kedung Ombo, tepatnya di Desa Ngargotirto, telah

dibangun area pacuan kuda dengan lintasan sepanjang 600 meter. Arena pacuan

kuda yang diberi nama Nyi Ageng Serang itu merupakan miniatur dari lapangan

pacuan kuda Pulo Mas Jakarta. Lokasi pacuan kuda berada lima kilometer dari

jalan raya solo-purwodadi. (http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=102).

Diakses pada tanggal 23 juni 2012.

4. Museum Sangiran

Museum Sangiran terletak di Desa krikilan Kecamatan Kalijambe kurang

lebih 40 km dari Sragen atau kurang lebih 17 km dari Solo. Museum Sangiran

menyimpan puluhan ribu fosil dari 2 juta tahun lalu. Fosil-fosil purba ini

merupakan 65% fosil hominid purba di Indonesia dan 50% di seluruh dunia.

Hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 13.685 fosil, 2.931 fosil ada di

museum, sisanya disimpan di gudang penyimpanan.

Museum Sangiran memiliki luas wilayah sepanjang bentangan dari

utara-selatan sepanjang 9 km barat-timur sepanjang 7 km. Masuk dalam empat

(37)

commit to user

fosil, seperti : Fosil Manusia, Fosil Hewan bertulang belakang, Fosil Binatang

Air, Batu-batuan, Serudi, Kapak, Bola Batu dan Kapak perimbas-penetak.

(http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=100). Diakses pada tanggal 23 juni

2012

5. Gunung Kemukus

Gunung Kemukus merupakan salah satu obyek wisata ziarah di

Kabupaten Sragen. Kawasan Gunung Kemukus merupakan sebuah bukit dengan

ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut. Dengan dibangunnya Waduk

Kedung Ombo menjadikan Makam Pangeran Samudro berada diatas bukit yang

menjorok ke tengah Waduk Kedung Ombo. Kompleks kawasan makam Pangeran

Samudro mempunyai 2 bangunan, yaitu : bangunan utama berbentuk rumah joglo

dengan dinding batu bata dan bagian atas berdinding kayu papan, di dalamnya

terdapat tiga makam, satu makam besar yang ditutupi kain selambu adalah makam

Pangeran Samudro dan RAy. Ontrowulan. Sedangkan dua makam lainnya adalah

makam dua abdi setia Pangeran Samudro yang selalu mengikuti beliu kemanapun

pergi. Di sebelah kanan makam terdapat sendang (sumber mata air) yang bernama

“Sendang Ontrowulan”. Sendang tersebut merupakan tempat bersuci Ray.

Ontrowulan ketika akan menemui putranya yang sudah meninggal. Air sendang

tersebut dikenal tidak pernah habis, bahkan di musim kemarau sekalipun.

(http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=103). Diakses pada tanggal 23 juni

(38)

commit to user

D. Gunung Kemukus sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata di

Kabupaten Sragen

Gunung Kemukus tidak pernah lepas dari legenda Pangeran Samudro,

Pangeran Samudro adalah putra Raja Majapahit terakhir dari Ibu Selir. Ketika

kerajaan majapahit runtuh Pangeran Samudro tidak ikut melarikan diri seperti

saudara-saudaranya yang lain. Bahkan beliau bersama ibunya ikut diboyong ke

Demak Bintoro oleh Sultan Demak. Pada waktu itu beliau telah berusia 18 tahun.

Selama berada di Demak, Pangeran Samudro mendapat bimbingan ilmu agama

dari Sunan Kalijaga, Pangeran Samudro disuruh untuk berguru tentang agama

islam kepada Kyai Ageng Gugur dari Desa Pandan Gugur di lereng Gunung Lawu

sekaligus mengemban misi suci untuk menyatukan saudara-saudaranya yang telah

tercerai berai. Secara Geografis, obyek wisata Gunung Kemukus terletak sekitar

kurang lebih 29 km di sebelah utara Kota Solo, dari Sragen kurang lebih 34 km ke

arah utara, jarak tersebut dapat dicapai menggunakan kendaraan pribadi maupun

kendaraan umum. Dari kota Sragen dapat ditempuh selama kurang lebih 45 menit

dengan kendaraan bermotor melewati jalan Sragen - Pungkruk/Sidoharjo – Tanon

- Sumberlawang/Gemolong - Gunung Kemukus.

Dari kota Solo dapat menggunakan kendaraan bermotor selama ± 30

menit, melewati jalan Solo – Purwodadi turun di Barong kemudian menuju

Gunung Kemukus dengan perahu menyeberangi Waduk Kedung Ombo. Kawasan

wisata Gunung Kemukus dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung

pariwisata yang tentu saja bertujuan untuk menciptakan kenyamanan bagi para

(39)

commit to user

ruang informasi. Obyek wisata Gunung Kemukus ini dikelola oleh Dinas

Pariwisata kebudayaan Kabupaten Sragen.

E. Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen

Tabel 1 Daftar Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten

Sragen

Tahun 2007-2011

Tahun Jumlah kunjungan Jumlah Kunjungan jumlah

Domestik Mancanegara

Sumber (hasil pendapatan obyek wisata Gunung Kemukus tahun

2007-2011).

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kunjungan wisatawan

pada tahun 2007 mencapai 45,002 pengunjung dan ditahun 2008 mengalami

kenaikan hingga mencapai 45,354 hal ini disebabkan pada tahun 2007 terjadi

perenovasian makam karna itulah kegiatan ziarah sedikit terganggu sehingga

menyebabkan peziarah yang datang sedikit. Pada tahun 2009 sedikit mengalami

penurunan pengunjung sampai 42,084, penurunan pengunjung terjadi kembali

pada tahun 2010 mencapai 42,026 dan pada tahun 2011 hal yang sama pun terjadi,

Obyek Wisata Gunung Kemukus mengalami penurunan pengunjung hingga

(40)

commit to user

obyek tersebut, factor perekonomian yang sekarang sudah membaik dan tidak ada

lagi perbaikan, meningkatnya harga tiket masuk dan tariff-tarif lainnya, selain itu

juga banyak wisatawan yang berkunjung ke Museum Sangiran dan Kolam Renang

Kartika, sehingga Obyek Wisata Gunung Kemukus mengalami banyak penurunan

jumlah pengunjung.

Tabel 2 Daftar Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten

Sragen dari bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2011

No Bulan Jumlah Wisatawan

1

Sumber (hasil pendapatan obyek wisata Gunung Kemukus tahun 2011).

Dari data tabel di atas dapat dilihat pada bulan Desember 2011 paling

banyak di kunjungi, hal ini disebabkan karena bertepatan dengan tahun baru atau

(41)

commit to user

Kemukus dan mereka meminta agar tahun depan diberi rizki dan ekonomi yang

lebih baik. Pada bulan November kunjungan wisatawan mencapai 4.375, pada

bulan ini kunjungan cukup banyak hal itu di karenakan pada bulan November

2011 ada ritual Larab Slambu yang diadakan setiap tanggal 1 syuro atau tahun

baru hijriyah. Kunjungan paling sedikit pada bulan Agustus mencapai 883

pengunjung, hal itu di karenakan pada bulan tersebut bertepatan dengan bulan

(42)

commit to user

27 BAB III

PROFIL WISATAWAN DI GUNUNG KEMUKUS KECAMATAN

SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

A. Foklor Obyek Wisata Gunung Kemukus di Kabupaten Sragen.

Obyek Wisata Ziarah Makam Pangeran Samudro atau yang lebih dikenal

dengan sebutan Gunung Kemukus merupakan obyek wisata andalan Kabupaten

Sragen, obyek wisata tersebut mempunyai sejarah dan keunikan budaya yang

menarik, oleh karena itu Gunung Kemukus ini merupakan tujuan utama bagi para

ziarah.

Pangeran Samudro adalah putra Raja Majapahit terakhir dari ibu selir.

Pada saat kerajaan Majapahit runtuh Pangeran Samudro tidak ikut melarikan diri

seperti saudara-saudaranya, beliau bersama ibunya ikut diboyong ke Demak

Bintoro oleh Sultan Demak. Selama di Demak, Pangeran Samudro mendapat

bimbingan ilmu agama dari Sunan Kalijaga. Ketika dirasa sudah cukup dewasa

Pangeran Samudro diperintahkan untuk berguru tentang agama islam kepada Kyai

Ageng Gugur dari Desa Pandan Gugur di lereng Gunung Lawu sekaligus

mengemban misi suci untuk menyatukan saudara-saudaranya yang telah tercerai

berai.

Pangeran Samudro mentaati nasehat tersebut dan pergi berguru pada

Kyai Ageng Gugur dengan didampingi oleh dua abdinya yang setia. Selama

berguru kepada Kyai Ageng Gugur, pangeran diberi ilmu tentang intisari ajaran

(43)

commit to user

Ageng Gugur sebenarnya kakaknya sendiri. Ketika dirasa Pangean Samudro telah

menguasai ilmu yang diajarkan, Kyai Ageng Gugur baru menceritakan siapa

beliau sesungguhnya. Betapa terkejutnya Pangeran Samudro mendengar cerita

tersebut, karena beliau teringat akan amanat Sultan Demak untuk menyatukan

saudara-saudaranya. Akhirnya, Pangeran Samudro menceritakan tentang amanat

tersebut.

Ternyata Kyai Ageng Gugur bisa menerima dan bersedia dipersatukan

kembali dan ikut membangun Kerajaan Demak. Setelah selesai berguru dan

tercapai maksud tujuannya, Pangeran Samudro dan dua abdinya kembali ke

Demak. Mereka berjalan kearah barat dan sampailah mereka di Desa Gondang

Jenalas (sekarang wilayah Gemolong) kemudian mereka beristirahat untuk

melepaskan lelah. Di dukuh tersebut mereka bertemu dengan orang yang berasal

dari Demak (Wulucumbu Demak) yang bernama Kyai Kamaliman. Di dukuh ini,

Pangeran Samudro berniat bermukim sementara untuk menyebarkan agama Islam.

Setelah dirasa cukup, mereka kembali melanjutkan perjalanan ke arah barat dan

sampai di suatu tempat di padang “oro-oro” Kabar. Sampai sekarang tempat

tersebut dikenal dengan nama Dusun Kabar, Desa Bogorame (Gemolong).

Di tempat ini Pangeran Samudro terserang sakit panas. Walaupun

demikian, perjalanan tetap dilanjutkan sampai ke Dukuh Doyong (wilayah

kecamatan Miri). Karena sakit yang dideritanya semakin parah, pangeran

memutuskan beristirahat di dukuh tersebut. Ketika sakitnya semakin parah dan

dirasa akan sampai pada ajalnya, Pangeran Samudro memerintahkan salah

seorang abdinya untuk mengabarkan kondisinya kepada sultan di Demak. Seusai

(44)

commit to user

abdi tersebut kembali ketempat dimana Pangeran beristirahat, Pangeran Samudro

telah meninggal. Selanjutnya sesuai dengan petunjuk Sultan, jasad Pangeran

Samudro dimakamkan di perbukitan di sebelah barat dukuh tersebut. Sebelum

pemakaman, diadakan musyawarah diantara orang-orang yang memiliki lahan di

sekitar wilayah itu. Mereka bersepakat bahwa lokasi bekas

perawatan/peristirahatan Pangeran Samudro akan didirikan desa baru dan diberi

nama “Dukuh Samudro” yang sampai kiniterkenal dengan nama “Dukuh Mudro”.

Pangeran Samudro dan pengikutnya sebenarnya sangat diharapkan untuk

kembali ke Kasultanan Demak oleh Sultan Demak namun ajal terlebih dahulu

menjemput Pangeran Samudro, Sultan Demak mengatakan, “Menurut pendapat

ku bahwa sakitnya Si Samudro itu sudah tidak bisa untuk diharapkan untuk

membaik dan jauh kemungkinan untuk sampai ke Demak. Kiranya Maha Kuasa

bahwasannya sampai di situ saja riwayatnya, maka saya memberi petunjuk jika Si

Samudro sudah sampai ajalnya maka kebumikanlah jasadnya pada suatu tempat di

bukit arah barat laut dari tempat Pangeran Samudro meninggal. Sebab boleh jadi

kelak di sekitar tempat itu akan menjadi ramai sehingga dijadikan tauladan

orang-orang di sana.

Pada awalnya keadaan lokasi Makam Pangeran Samudro sangatlah sepi

dan jarang dijamah orang karena letaknya di tengah hutan belantara, serta banyak

dihuni oleh binatang-binatang buas. Namun, sedikit demi sedikit keadaan berubah

setelah daerah tersebut dihuni oleh para penduduk. Selanjutnya diterangkan

bahwa di atas bukit tempat Pangeran Samudro dimakamkan, apabila menjelang

(45)

commit to user

Karena hal itulah, penduduk setempat menyebut bukit itu “Gunung Kemukus”

nama aslinya dulu adalah Gunung Sari.

Setelah menerima kabar dari abdi Dalem Pangeran Samudro Sultan

Demak kemudian menyampaikan berita meninggalnya Pangeran Samudro

tersebut kepada ibu Pangeran Samudro, R.Ay. Ontrowulan. Terkejutlah beliau

mendengar berita tersebut dan memutuskan untuk menyusul ke tempat Pangeran

Samudro dimakamkan. Kepergian ibunda Pangeran Samudro ke makam putranya

diantar oleh abdi Pangeran Samudro yang setia. Ibunda Pangeran Samudro berniat

untuk bermukim didekat Makam Pangeran samudro dan merawat makam

putranya tersebut, setelah sampai di pemakaman, ibunda Pangeran Samudro

langsung merebahkan badannya sambil merangkul pusara putra satu-satunya yang

amat dicintainya. Sampai pada suatu ketika ia merasa bertemu kembali dengan

putranya serta dapat bertatap muka dan berdialog secara gaib :“Oh ananda begitu

sampai hati meninggalkan aku dan siapa lagi yang kutunjuk sebagai gantimu,

hanya engkau satu-satunya putraku dan aku tidak dapat berpisah denganmu “.

Pangeran Samudro pun menjawab : “Oh Ibunda, Bunda tentu tidak dapat

berkumpul dengan Ananda sebab ibunda masih berbadan jasmani dan selama

belum melepas raga untuk itu harus bersuci terlebih dahulu di sebuah “Sendang”

yang letaknya tidak jauh dari tempat ini”.

Setelah tebangun dan tersadar dari pertemuan dengan putranya, beliau

pun bangkit dan pergi ke sendang yang dikatakan putranya untuk bersuci. Setelah

itu rambutnya yang sudah terkurai dikibas-kibaskan dan jatuhlah bunga-bunga

penghias rambutnya. Konon bunga-bunga tersebut tumbuh mekar menjadi

(46)

commit to user

karena tebalnya rasa kepercayaan ibunda Pangeran Samudro yang melampaui

batas keprihatinan, beliau akhirnya dapat mencapai muksa secara gaib sampai

badan jasmaninya. Hal ini dikarenakan tak seorang pun tahu kemana perginya

R.Ay Ontrowulan atau dengan kata lain ibunda Pangeran Samudro hilang tak

tentu rimbanya. Untuk mengenang peristiwa tersebut tempat bersuci R.Ay.

Ontrowulan diberi nama “Sendang Ontrowulan”. (buku panduan wisata Gunung

Kemukus Kabupaten Sragen).

B. Profil Wisatawan di Gunung Kemukus berdasarkan Variabel

Demografik, Variabel Psikografik, Variabel Behaviouristik

Untuk mengetahui profil wisatawan yang ada di obyek Wisata Gunung

Kemukus dilakukan dengan cara melakukan survey dan penyebaran kuisioner

sebanyak 50 responden. Sedangkan karakteristik yang digunakan meliputi: jenis

kelamin, usia responden, status perkawinan, status pendidikan terakhir responden,

pekerjaan responden, daerah asal responden, tujuan utama berkunjung ke Obyek

Wisata Gunung Kemukus, dan motivasi responden mengunjungi Obyek Wisata

Gunung Kemukus. Berdasarkan data yang di peroleh dapat dilihat dalam tabel

data sebagai berikut:

1. Variabel Demografik

Yang termasuk dalam variable demografik yaitu : jenis kelamin, umur,

status perkawinan, pendidikan terakhir, status pekerjaan, penghasilan dan

(47)

commit to user

diperoleh dari pembagian angket kepada pengunjung yang ada di Gunung

Kemukus.

Tabel 3

Jenis kelamin responden

No Jenis Kelamin Jumlah Persen (%)

1 Laki-laki 35 70%

2 Perempuan 15 30%

Jumlah 50 100%

Sumber : hasil angket 2012

Dari tabel 3 menyatakan bahwa Obyek Wisata Gunung Kemukus lebih

diminati pengunjung yang berjenis kelamin laki-laki dibandingkan pengunjung

perempuan. Hal itu dikarenakan selain sebagai tempat berziarah banyak

pengunjung laki-laki yang datang karena ingin bersenang-senang, seperti

berkaraoke, melihat-lihat berbagai atraksi yang disediakan setiap malam jum’at

pon, dan ingin mengunjungi tempat lokalisasi yang ada di obyek tersebut. Jumlah

pengunjung laki-laki mencapai 35 dan jika dilihat dari prosentasenya mencapai

70%, sedangkan untuk pengunjung perempuan mencapai 15 dan jika dilihat dari

prosentasenya mencapai 30%. Jenis kelamin membedakan pola pikir dan

(48)

commit to user

Tabel 4

Umur responden

No Umur Jumlah Persen (%)

1 <16 - -

2 16 – 25 10 20%

3 25 – 45 15 30%

4 >45 25 50%

Jumlah 50 100%

Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012

Berdasarkan dari data tabel 4 dapat dilihat bahwa mayoritas koresponden

yang berkunjung di Gunung Kemukus berusia >45 tahun, yaitu sebanyak 25 orang

dengan prosentase sebesar 50%. Sedangkan koresponden yang berusia 25-45

tahun sebanyak 15 orang dengan jumlah prosentase 30%, koresponden yang

berusia antara 16-25 tahun mencapai 10 orang dengan prosentase 20%.

Tabel 5

Status perkawinan responden

No Status Perkawinan Jumlah Persen (%)

1 Belum 21 42%

2 Sudah 27 54%

3 Cerai 2 4%

Jumlah 50 100%

Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012

Berdasarkan dari data tabel 5 dapat dilihat bahwa mayoritas status

(49)

commit to user

menikah dengan prosentase 54%, 21 orang dengan prosentase 42% belum

menikah, dan 2 orang dengan jumlah prosentase 4% sudah cerai.

Tabel 6

Pendidikan terakhir responden

No Status Pendidikan Terakhir Jumlah Persen (%)

1 SD - -

2 SMP 9 18%

3 SMU 15 30%

4 Diploma (D1, D2, D3, D4) 14 28%

5 Sarjana (S1) 12 24%

6 S2 atau S3 - -

Jumlah 50 100%

Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa pengunjung yang berkunjung ke

Gunung Kemukus mayoritas lulusan SMU, hal ini disebabkan karena banyak

pengunjung yang bekerja sebagai wiraswasta dan mereka berpikiran untuk

menjadi seorang wiraswasta tidak perlu bersekolah terlalu tinggi, meskipun ada

sebagian pengunjung yang berbeda pemikirannya. Jumlah pengunjung yang

berstatus lulusan SMU mencapai 15 orang jika dilihat dari jumlah prosentasenya

mencapai 30%, sedagnkan untuk lulusan Diploma mencapai 14 orang jika dilihat

dari jumlah prosentasenya mencapai 28%, untuk status pendidikan Sarjana

mencapai 12 orang dengan jumlah prosentase 24%, sedangkan untuk status SMP

(50)

commit to user

Tabel 7

Status pekerjaan responden

No Status Pekerjaan Jumlah Persen (%)

1 Ibu rumah tangga 4 8%

2 Wiraswasta 30 60%

3 Pegawai swasta 11 22%

4 Pegawai pemerintah 2 4%

5 Guru, dosen 1 2%

6 TNI, polisi 1 2%

7 Pelajar, mahasiswa 1 2%

Jumlah 50 100%

Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa status pekerjaan pengunjung

yang ada di Gunung Kemukus adalah wiraswasta, hal ini di sebabkan pengunjung

yang berkunjung di Gunung Kemukus ingin mendapatkan berkah setelah selesai

berziarah, selain itu juga pengunjung yang berwiraswasta atau yang mempunyai

usaha ingin usaha mereka cepat berkembang. Jumlah pengunjung yang status

pekerjaannya sebagai wiraswasta ada 30 orang dengan jumlah prosentasenya

mencapai 60%, sedangkan yang bekerja sebagai pegawai swasta berjumlah 11

orang dengan prosentasenya 22%, sedangkan ibu rumah tangga 4 orang dengan

prosentase 8%, yang bekeja sebagai pegawai pemerintah ada 2 orang dengan

prosentase 4%, dan bekerja sebagai dosen, guru, TNI, berjumlah 1 orang dengan

(51)

commit to user

berpengaruh pada penghasilan dan pengeluaran pengunjung yang ada di Gunung

Kemukus.

Tabel 8

Penghasilan per bulan responden

No Penghasilan per bulan Jumlah Persen (%)

1 < Rp 750.000,00 15 30%

2 Rp 750.000,00 – Rp 1.500.000,- 24 48%

3 > Rp 1.500.000,00 11 22%

Jumlah 50 100%

Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012

Penghasilan per bulan ini sangat berkaitan erat dengan status pekerjaan

pengunjung, banyak atau sedikitnya penghasilan sangat di pengaruhi oleh

pekerjaan yang dilakukan oleh pengunjung itu sendiri. Berdasarkan tabel 8

kebanyakan wisatawan yang berkunjung di Obyek Wisata Gunung Kemukus

berpenghasilan per bulan Rp 750.000,00 - Rp 1.500.000,00, dengan jumlah 24

orang dan jika dilihat dari prosentasenya mencapai 48%, 15 orang dengan jumlah

prosentase 30% berpenghasilan <Rp 750.000,00, 11 orang dengan jumlah

prosentasenya 22% berpenghasilan per bulannya mencapai >Rp 1.500.000,00.

Meskipun penghasilan pengunjung tidak begitu rendah tetapi masih banyak dari

pengunjung yang datang dengan harapan ingin memperbaiki ekonominya dan

Gambar

Tabel 1 Daftar Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten
Tabel 2 Daftar Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten
Tabel 3
Tabel 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga implementasinya dalam pembelajaran guru di kelas tidak sesuai dengan RPP yang dibawanya, dan RPP yang ditunjukkannya hanya formalitas pada saat ada supervisi oleh

Hasil evaluasi siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil evaluasi pada siklus I, dan hasil evaluasi pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan

Baik kerangka konseptual maupun kerangka teori tidak digambarkan secara jelas dalam jurnal penelitian tersebut, namun pada bagian pembahasan, tinjauan pustaka

Guru pamong yang membimbing mahasiswa praktikan bidang studi IPA adalah Abdul Basit, S.Pd. Beliau merupakan guru yang sangat sabar dan interaksi antara guru dengan peserta

Tingkat kemampuan berfikir abstraksi peserta didik pada suatu kelas berbeda- beda. Berpikir abstrak dalam hal ini adalah suatu kemampuan menemukan cara- cara dalam

Pada umumnya pihak korban akan langsung menyetujuinya yang kemudian kedua belah pihak akan melakukan perundingan dan pihak korban akan menetapkan sanksi bagi pihak pelaku, jika

Kesimpulan dari penelitian ini, yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT ( Numbered Heads Together ) dapat menigkatkan hasil belajar siswa pada

Pembuatan film plastik biodegredable dimulai dari pengambilan Pati biji kluwih dengan cara pengupasan, perendaman air garam, dihancurkan, penyaringan, pencucian,