commit to user
i
PROFIL WISATAWAN DI GUNUNG KEMUKUS
KABUPATEN SRAGEN
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Disusun Oleh :
Bayu Wicaksono C9409006
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
commit to user
commit to user
iv MOTTO
1. Jangan menunda-nunda waktu, karena waktu adalah harta yang paling
berharga (penulis).
2. Kesalahan bukanlah hal yang fatal, dengan kesalahan akan membuat kita
menuju arah yang benar (penulis).
3. Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tidaklah
commit to user
v PERSEMBAHAN
Dengan Setulus hatiku kupersembahkan
karya tugas akhir ini kepada:
1. Alm Bapak, Ibu, Kakak, dan Adik .
2. Merinda Dyah Ayu yang
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Dengan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan
segala rahmat, karunia serta kasih – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini. Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu
syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar Ahli Madya program studi
Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Universitas sebelas maret.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu terselesaikannya skripsi ini, serta yang telah memberikan dukungan
baik secara moril maupun materiil yaitu:
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D selaku dekan Fakultas Sastra dan
Seni Rupa yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
2. Dra. Hj. Isnaini WW, M.Pd selaku Ketua Program Diploma III Usaha
Perjalanan Wisata yang telah memberikan pengarahan dan dukungan
dalam penulisan Tugas Akhir ini.
3. Drs. Sri Agus, M.Pd selaku Pembimbing Utama dan Pembimbing
Akademik, terima kasih atas bimbingannya selama ini.
4. Drs. Suharyana, M.Pd selaku pembimbing pembantu, terima kasih
telah memberikan izin dalam penulisan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Yono selaku pengelola Obyek Wisata Gunung Kemukus yang
telah memberikan penulis izin untuk mengadakan penelitian dan
commit to user
vii
6. Bapak Azis selaku seksi pengembangan daya tarik wisata di Dinas
Pariwisata, Mbah Syamsuri selaku juru kunci atau sesepuh Makam
Pangeran Samudro, Bapak Pardi selaku juru kunci Sendang
Ontrowulan terima kasih banyak atas bantuannya
7. Semua staf Diploma III Usaha Perjalanan Wisata yang telah membatu
dan memberikan pengarahan selama ini.
8. Semua teman – teman angkatan 2009 yang selalu memberikan
motivasi dan bantuan kepada penulis, dan sudah membuat banyak
kenangan indah yang tak terlupakan.
9. Untuk Gana dan Ikhwan yang selalu memberikan masukan – masukan
dan tempat penulis mengeluh, suka duka kita lalui bersama.
10. Ibu, Kakak, Adik yang selalu memberikan dorongan dan fasilitas
yang di butuhkan untuk penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih
terdapat banyak kekurangan dalam penyusunannya, oleh karena itu penulis mohon
maaf atas kesalahan dan kekurangan dalam penulisan. Penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan berupa pengarahan, kritik, saran yang penulis butuhkan dalam penulisan
Tugas Akhir ini.
Surakarta, 16 Juli 2012
commit to user
viii ABSTRAK
Bayu Wicaksono, C9409006, 2012. Profil wisatawan di Gunung Kemukus
Kabupaten Sragen. Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Laporan tugas akhir ini mengkaji tentang profil wisatawan di Gunung Kemukus, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tujuan dan motivasi wisatawan berkunjung ke Gunung Kemukus, mengetahui foklor Gunung Kemukus, mengetahui prosesi upacara ziarah, untuk mengetahui profil wisatawan yang datang ke Gunung Kemukus, mengetahui tanggapan masyarakat tentang Gunung Kemukus.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi tentang profil wisatawan Gunung Kemukus Kabupaten Sragen, yang disusun dengan menggunakan metode Observasi, metode wawancara dengan wisatawan, metode angket untuk mengetahui karakteristik wisatawan yang datang ke Gunung Kemukus Kabupaten Sragen. metode studi pustaka untuk memperoleh kajian tentang wisatawan Gunung Kemukus, kemudian data dianalisis menggunakan teknik diskriptif kualitatif yaitu analisa data dengan mendiskripsikan fenomena yang nampak yang nantinya akan digunakan untuk menjawab permasalahan yang di kaji.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Makam Pangeran Samudro atau yang lebih dikenal sebagai Gunung Kemukus merupakan obyek wisata ziarah andalan Kabupaten Sragen, obyek ini tidak pernah lepas dari forklor Pangeran Samudro, yaitu putra Raja Majapahit terakhir dari ibu selir, mempunyai dua bangunan utama yaitu Makam Pangeran Samudro, dan Sendang Ontruwulan.
Wisatawan yang ingin berziarah ke obyek tersebut harus mengikuti tata cara atau prosesi yang telah ditentukan, yang harus dilakukan pertama kali yaitu : sebelum berziarah ke Makam Pangeran Samudro, Peziarah harus mensucikan dahulu dirinya di Sendang Ontrowulan, dan jangan lupa untuk membawa bunga, di sendang tersebut ada juru kunci yang akan membantu peziarah, setelah selesai dari Sendang Ontrowulan Peziarah melanjutkan ziarahnya ke Makam Pangeran Samudro dengan membawa bunga, setelah itu bunga di berikan kepada juru kunci yang ada di Makam Pangeran Samudro, dan juru Kunci akan menanyakan apa keluhan peziarah, seteah peziarah memberikan keluhannya juru kunci akan memandu peziarah untuk membacakan da-doa, seperti itulah gambaran tata cara atau prosesi ziarah di Makam Pangeran Samudro.
commit to user
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ... iii
MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Kajian Pustaka ... 5
F. Metodologi Penelitian ... 13
commit to user
x
BAB II PERKEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN SRAGEN ... 16
A. Gambaran Umum Kabupaten Sragen... 16
B. Perkembangan Wisaata di Kabupaten Sragen ... 18
C. Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Sragen ... 19
D. Gunung Kemukus Sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Sragen ... 23
E. Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen ... 24
BAB III PROFIL WISATAWAN DI GUNUNG KEMUKUS KABUPATEN SRAGEN ... 27
A. Foklor Obyek Wisata Gunung Kemukus di Kabupaten Sragen... 27
B. Profil Wisatawan di Gunubg Kemukus Kabupaten Sragen ... 31
1. Variabel Demografik ... 31
2. Variabel Geografik ... 40
3. Variabel Psikografik... 42
4. Variabel Behaviouristik ... 51
C. Harapan Wisatawan Terhadap Gunung Kemukus ... 54
D. Prosesi Ziarah di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen ... 54
commit to user
xi
BAB IV PENUTUP ... 59
A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
commit to user
xii DAFTAR TABEL
TABEL 1. Daftar Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen dari
Tahun 2007 sampai 2011 ... 24
TABEL 2. Daftar Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen dari Bulan Januari sampai Bulan Desember tahun 2011 ... 25
TABEL 3. Jenis Kelamin Responden ... 32
TABEL 4. Umur Responden ... 33
TABEL 5. Status Perkawinan Responden ... 33
TABEL 6. Pendidikan Terakhir Responden ... 34
TABEL 7. Status Pekerjaan Responden ... 35
TABEL 8. Penghasilan per Bulan responden ... 36
TABEL 9. Pengeluaran per Bulan Respnden ... 37
TABEL 10. Agama Responden... 37
TABEL 11. Daerah Asal Responden ... 39
TABEL 12. Negara Asal Responden ... 40
TABEL 13. Transportasi yang digunakan responden ... 41
TABEL 14. Tujuan Utama Responden Berkunjung Ke Gunung Kemukus ... 42
TABEL 15. Motivasi Responden Berkunjung ke Gunung Kemukus ... 43
TABEL 16. Atraksi Wisata yang Paling Diinginkan Responden ... 44
TABEL 17. Gunung Kemukus Merupakan Tujuan Utama Responden ... 45
TABEL 18. Keanekaragaman Daya Tarik Obyek Wisata ... 46
TABEL 19. Kualitas Tempat Penginapan ... 47
TABEL 20. Sikap Masyarakat Setempat Terhadap Wisatawan ... 48
TABEL 21. Kebersihan Obyek Wisata ... 49
TABEL 22. Informasi Obyek ... 50
TABEL 23. Jumlah Kunjungan Responden ke Obyek ... 51
TABEL 24. Kedatangan Responden ke Obyek Wisata ... 52
TABEL 25. Perencanaan Kunjungan Responden ke Obyek ... 53
commit to user
xiii DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Surat Ijin ke Kesbangpol Kabupaten Sragen... 65
LAMPIRAN 2 Surat Ijin ke Pengelola Obyek Wisata Gunung Kemukus ... 66
LAMPIRAN 3 Surat Ijin Pengambilan Data ... 67
LAMPIRAN 4 Lembar Kuisioner Profil Wisatawan di Gunung Kemukus ... 68
LAMPIRAN 5 Lembar Karakteristik Responden ... 74
LAMPIRAN 6 Peta Wisata Kabupaten Sragen ... 77
LAMPIRAN 7 Peta Kecamatan Sumberlawang ... 78
LAMPIRAN 8 Foto Gerbang Depan Obyek Wisata Gunung Kemukus ... 79
LAMPIRAN 9 Wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kemukus ... 80
LAMPIRAN 10 Foto Makam Pangeran Samudro dan Sendang Ontrowulan ... 81
LAMPIRAN 11 Foto Wisatawan yang berziarah ke Makam Pangeran Samudro 82 LAMPIRAN 12 Prosesi Larab Slambu yang diadakan setiap tanggal 1 syuro ... 83
LAMPIRAN 13 Foto penginapan dan papan penunjuk jalan Gunung Kemukus . 84 LAMPIRAN 14 Foto Tiket Masuk Obyek ... 85
TOURIST PROFILE IN MOUNT KEMUKUS SRAGEN
Bayu Wicaksono1 Drs. Soedarmono, SU2
ABSTRACT
2012. Diploma III Program Business Travel Literature and the Arts Faculty of the 11 March University of Surakarta.
This final report examines the profile of tourists at Mount Kemukus, the purpose of this study was to determine the purpose and motivation of tourists visiting Mount Kemukus, folklore Mount Kemukus know, knowing pilgrimage procession ceremony, to know the profile of tourists coming to Mount Kemukus, knowing the public response on Mount Kemukus.
This study is a qualitative study to obtain information about the tourist profile of Mount Kemukus Sragen, which are prepared using observations, interviews with travelers, the questionnaire method to determine the characteristics of tourists coming to Mount Kemukus Sragen. method for obtaining review of literature on the Mount Kemukus tourists, then the data were analyzed using descriptive qualitative techniques of data analysis to describe the phenomenon that appears that will be used to address problems in the review. Samudro , and Spring Ontruwulan.
Travelers who want to make pilgrimages to these objects should follow the procedures or procession which has been determined, which must be done first ie before the pilgrimage to the Tomb of
1
Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan NIM C9409006
2 Dosen Pembimbing
Prince Samudro, Pilgrims should first purify himself in the Spring Ontrowulan, and do not forget to bring flowers, in spring the there is a caretaker who will help the pilgrims, after the completion of Spring Ontrowulan pilgrims continue his pilgrimage to the Tomb of Prince Samudro to bring flowers, after which interest is given to the caretaker at the Tomb of Prince Samudro, and the interpreter will ask what the key complaints of pilgrims, established after the pilgrims provide complaint caretaker will guide pilgrims to read da-prayer, like that picture of ordinances or pilgrimage procession at the Tomb of Prince Samudro.
PROFIL WISATAWAN DI GUNUNG KEMUKUS KABUPATEN SRAGEN
Bayu Wicaksono1 Drs. Soedarmono, SU2
ABSTRAK
2012. Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Laporan tugas akhir ini mengkaji tentang profil wisatawan di Gunung Kemukus, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tujuan dan motivasi wisatawan berkunjung ke Gunung Kemukus, mengetahui foklor Gunung Kemukus, mengetahui prosesi upacara ziarah, untuk mengetahui profil wisatawan yang datang ke Gunung Kemukus, mengetahui tanggapan masyarakat tentang Gunung Kemukus.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi tentang profil wisatawan Gunung Kemukus Kabupaten Sragen, yang disusun dengan menggunakan metode Observasi, metode wawancara dengan wisatawan, metode angket untuk mengetahui karakteristik wisatawan yang datang ke Gunung Kemukus Kabupaten Sragen. metode studi pustaka untuk memperoleh kajian tentang wisatawan Gunung Kemukus, kemudian data dianalisis menggunakan teknik diskriptif kualitatif yaitu analisa data dengan mendiskripsikan fenomena yang nampak yang nantinya akan digunakan untuk menjawab permasalahan yang di kaji.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Makam Pangeran Samudro atau yang lebih dikenal sebagai Gunung Kemukus merupakan obyek wisata ziarah andalan Kabupaten Sragen, obyek ini tidak pernah lepas dari forklor Pangeran Samudro, yaitu putra Raja
1
Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan NIM C9409006
2 Dosen Pembimbing
Majapahit terakhir dari ibu selir, mempunyai dua bangunan utama yaitu Makam Pangeran Samudro, dan Sendang Ontruwulan. Wisatawan yang ingin berziarah ke obyek tersebut harus mengikuti tata cara atau prosesi yang telah ditentukan, yang harus dilakukan pertama kali yaitu : sebelum berziarah ke Makam Pangeran Samudro, Peziarah harus mensucikan dahulu dirinya di Sendang Ontrowulan, dan jangan lupa untuk membawa bunga, di sendang tersebut ada juru kunci yang akan membantu peziarah, setelah selesai dari Sendang Ontrowulan Peziarah melanjutkan ziarahnya ke Makam Pangeran Samudro dengan membawa bunga, setelah itu bunga di berikan kepada juru kunci yang ada di Makam Pangeran Samudro, dan juru Kunci akan menanyakan apa keluhan peziarah, seteah peziarah memberikan keluhannya juru kunci akan memandu peziarah untuk membacakan da-doa, seperti itulah gambaran tata cara atau prosesi ziarah di Makam Pangeran Samudro.
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kabupaten Sragen atau yang dikenal dengan Bumi Sukowati adalah salah
satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah, ibu kotanya terletak di
Sragen, sekitar 30 km sebelah timur kota Surakarta, Kabupaten Sragen
mempunyai motto Asri yang merupakan akronim dari Aman, Sehat, Rapi, Indah.
Hari jadi Kabupaten Sragen ditetapkan dengan perda nomor : 4 Tahun 1987 yaitu
pada hari Selasa Pon, tanggal 27 Mei 1746. Tanggal dan Hari tersebut adalah dari
hasil penelitian serta kajian pada fakta sejarah, ketika Pangeran Mangkubumi
yang kelak menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono yang ke-I menancapkan
tonggak pertamanya untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda menuju
bangsa yang berdaulat dengan membentuk suatu pemerintahan lokal di Desa
Pandak. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sragen, diakses tanggal 10 Mei
2012).
Dalam bidang kepariwisataan, Kabupaten Sragen sangat mengembangkan
pariwisatanya, hal itu terbukti dengan pengembangan-pengembangan yang
dilakukan di objek-objek wisata, sebagai contoh pengembangan Ndayu Park,
Waduk Kedung Ombo, dan Museum Sangiran, yang sampai sekarang masih
dikembangkan dan objek-objek tersebut menjadi daya tarik wisata di Kabupaten
Sragen. Dengan adanya daya tarik wisata tersebut, membuat kabupaten Sragen
commit to user
Sudah banyak wisatawan yang mengunjungi kabupaten Sragen, baik
wisatawan Domestik maupun wisatawan Manca Negara. Wisatawan tersebut
datang untuk menikmati berbagai macam atraksi wisata yang ada di Kabupaten
Sragen. kabupaten Sragen juga memiliki berbagi jenis dan macam pariwisata
seperti : Jenis Wisata rekreasi, Wisata olahraga, Wisata Outbond, dan Wisata
Religi.
Bagi masyarakat Indonesia berwisata bukan hanya mengunjungi
tempat-tempat yang indah seperti halnya pantai, pegunungan, wisata belanja, maupun
wisata kuliner. Namun, banyak dari masyarakat Indonesia yang melakukan wisata
ziarah. Indonesia mempunyai banyak tempat-tempat ziarah mulai dari makam
pahlawan, tempat ibadah, wali songo dan tempat yang di sakralkan.
Tempat-tempat ziarah tersebut mempunyai daya tarik yang berbeda-beda yang mampu
menarik wisatawan untuk bekunjung.
Dalam tuntunan Islam, wisata ziarah merupakan salah satu bagian rukun
iman. Dengan pengertian bahwa ziarah makam dapat memperkuat salah satu
rukun iman yaitu percaya pada hari akhir. Percaya pada hari akhir tidak hanya
mencakup pada percaya kehidupan setelah mati. Namun juga percaya pada hal-hal
yang terkait dengan hal-hal yang ada “ketika” masa kehidupan setelah kematian
tersebut. Bisa berupa percaya pada perkumpulan padang mahsyar, perhitungan
baik dan buruk, jembatan shirathal mustaqim, syafa’at Nabi, surga-neraka, dan
melihat Tuhan dengan dzatnya. Lebih spesifik lagi, kehidupan setelah kematian
menjadi salah satu sarana untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Manusia masih
akan mengalami kehidupan sekali lagi setelah kematian yang pertama. Dan
commit to user
panjang, bahkan selama-lamanya. Oleh karena itulah, manusia dituntut untuk
memperbanyak bekal menghadapi perjalanan ini.
(http://id.shvoong.com/society-and-news/opinion/2185788-wisata-religi/#ixzzlvvzTZmvY, diakses tanggal 10
Mei 2012).
Di Desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen terdapat
sebuah obyek wisata, dan objek wisata tersebut dijadikan sebagai tempat ziarah.
Objek tersebut menjadi pembicaraan banyak orang, hal yang menjadikan objek
tersebut menarik adalah pandangan pro dan kontra. Objek wisata tersebut adalah
Gunung Kemukus, ada dua paradigma yang berkembang di tengah masyarakat
bahwa apabila ingin mendapatkan berkah atau permohonannya terkabul, maka
orang yang datang ke Makam Pangeran Samudro harus melakukan prosesi yang
dilanjutkan dengan ritual intim dengan lawan jenis yang bukan suami istri atau
istrinya selama tujuh kali dalam satu lapan secara berturut-turut. Pendapat lain
mengatakan bahwa berziarah ke objek tersebut adalah suatu kegiatan ritual yang
mengandung nilai keutamaan dengan mengingat jasa dan keluhuran jiwa dari
figur yang diziarahi. Dengan berziarah ditempat tersebut, manusia diharapkan
untuk selalu ingat akan kematian sehingga dalam kehidupan sehari-hari mereka
akan lebih mendekatkan diri kepada tuhan Yang Maha Esa dan selalu berbuat
kebaikan sesuai dengan keluhuran jiwa dan teladan dari figur yang diziarahi.
Daya tarik wisata religi yang disertai dengan kebudayaan itulah yang
menjadi daya tarik para wisatawan baik yang berasal dari Kabupaten Sragen
maupun dari luar Kabupaten Sragen. Banyak dari wisatawan yang datang ke
Gunung Kemukus dengan motif dan tujuan yang berbeda, selain itu wisatawan
commit to user
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas dan untuk lebih
mengetahui profil wisatawan yang ada di Gunung Kemukus, maka penulis
mengangkat hal ini sebagai bahan tugas akhir dengan judul “Profil Wisatawan di
Gunung Kemukus Kabupaten Sragen”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka masalah pokok yang akan di teliti
adalah:
1. Apa tujuan dan motif wisatawan mengunjungi objek wisata Gunung
Kemukus di Kabupaten Sragen?
2. Bagaimana forklor obyek wisata Gunung Kemukus Kabupaten Sragen?
3. Bagaimana prosesi upacara ziarah di objek wisata Gunung Kemukus
Kabupaten Sragen?
4. Bagaimana profil wisatawan yang datang ke objek wisata Gunung
Kemukus Kabupaten Sragen?
5. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap objek wisata Gunung
Kemukus Kabupaten Sragen?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tujuan dan motif wisatawan mengunjungi wisata
Gunung Kemukus di Kabupaten Sragen.
2. Untuk mengetahui forklor obyek wisata Gunung Kemukus Kabupaten
commit to user
3. Untuk mengetahui prosesi upacara ziarah di objek wisata Gunung
Kemukus Kabupaten Sragen.
4. Untuk mengetahui profil wisatawan yang datang ke objek wisata Gunung
Kemukus Kabupaten Sragen.
5. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap objek wisata Gunung
Kemukus Kabupaten Sragen.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan informasi profil wisatawan yang berkunjung ke
Gunung Kemukus Kabupaten Sragen, dan memberikan informasi yang
berguna dalam mengambil kebijakan kepariwisataan yang ada di
Kabupaten Sragen.
2. Diharapkan karya ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca,
dan dapat menjadi referensi buku-buku tugas akhir di labtour DII UPW
FSSR-UNS.
E. Kajian Pustaka
Wisata ziarah merupakan sebuah bentuk kunjungan ritual yang dilakukan
ke makam dan masjid yang bersejarah. Dari prosesnya, wisata ziarah juga
dipahami sebagai perjalanan batin seseorang, sehingga memiliki ikatan emosi dan
kontempolasi tinggi.
Wisata ziarah juga merupakan bagian dari wisata religi, merupakan tempat
commit to user
spiritual atau rohani, dan mampu menarik ribuan wisatawan setiap tahun.
Ketenangan, kesunyian, dan kesyahduan yang menentramkan untuk dirasakan
ketika seseorang menziarahi tempat-tempat yang berupa makam pemuka agama,
penguasa atau tokoh-tokoh yang disegani yang dapat membangkitkan
religiusitasnya. (http://www.budpar.go.id/budpar/asp/detil.asp?c=22&id=1041),
diakses tanggal 10 Juni 2012
Ziarah bukan hal terlarang. Hukumnya mustahab (dianjurkan). Di awal
perjalanan Islam, perbuatan ini memang dilarang untuk menutup akses menuju
syirik. Ketika tauhid telah mapan di hati para Sahabat, ziarah diizinkan kembali
dengan tata cara yang disyariatkan. Artinya, siapa saja yang berziarah dengan
cara-cara yang tidak disyariatkan, maka ia tidak diizinkan untuk berziarah.
Pengagungan manusia dan perbuatan syirik di mana pun bertentangan
dengan Islam yang berlandaskan tauhid. Begitu pula dalam ibadah yang bernama
ziarah ini. Syariat telah menentukan hikmah dari anjuran berziarah kubur, yaitu;
Mengingatkan hamba kepada akhirat dan memberi pelajaran berharga baginya
akan kehancuran dunia dan kefanaannya. Sehingga jika ia kembali dari makam,
timbul rasa takut kepada Allah Azza wa Jalla yang bertambah, dan kemudian
memikirkan akhirat dan beramal untuk itu.
Mendoakan kebaikan bagi mayat dan memohonkan ampunan bagi mereka.
Ini merupakan bentuk perbuatan baik orang yang masih hidup kepada orang yang
telah mati. Amalannya telah putus begitu menghembuskan nafas terakhirnya
meninggalkan dunia menuju akhirat. Oleh sebab itu, sangat membutuhkan
orang-orang yang berbaik hati mau mendoakan kebaikan dan ampunan baginya, serta
commit to user
petunjuk Rasulullah SAW berarti ia telah berbuat baik kepada dirinya sendiri.
Sebaliknya, orang-orang yang melakukan perbuatan macam-macam dalam
berziarah, mereka telah menjerumuskan diri kedalam jurang kesesatan.
(http://aycuna.wordpress.com/2012/05/04/tujuan-ziarah-kubur-dalam-kaca-mata-sufi, diakses tanggal 11 juni 2012).
Menurut buku karangan I Ketut Suwena dan I Gst Widyatmaja yang
berjudul Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata, 2010 menyebutkan bahwa
pengertian pariwisata secara etiomolgi berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri
atas dua kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti “banyak” atau “traveling”,
sedangkan wisata berarti “pergi” atau “bepergian”. Atas dasar itu, maka kata
pariwisata seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan bekali-kali
atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa inggris
disebut dengan kata “tour”, sedangkan untuk pengertian jamak kata
“kepariwisataan” dapat digunakan kata “tourisme” atau “tourism”.
Sampai sekarang definisi pariwisata belum adanya suatu kejelasan dan
kesepakatan dari pakar, berikut beberapa penjelasan dari sudut pandang
masing-masing pakar :
1. Herman V. Schulalard (1910), kepariwisataan merupakan sejumlah
kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan masuknya, adanya
pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota,
daerah atau Negara.
2. E. Guyer Freuler, Pariwisata dalam arti modern merupakan fenomena dari
commit to user
pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan kecintaan yang
disebabkan oleh pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat.
3. K. Krapt (1942), kepariwisataan adalah gejala-gejala yang ditimbulkan
oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat
tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak
memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu.
4. Salah Wahab, pariwisata itu merupakan suatu aktivitas manusia yang
dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian di
antara oaran-orang dalam suatu Negara itu sendiri (di luar negeri), meliputi
pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu), suatu Negara
atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka
ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh
pekerjaan.
5. Hans. Buchli, kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat
sementara dari sesorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh
pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh
lembaga-lembaga yang digunakan untuk maksud tertentu.
Menurut UU No. 10/2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan
pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah. Suatu hal yang sangat menonjol dari batasan-batasan yang
dikemukakan diatas ialah bahwa pada pokoknya, apa yang menjadi cirri dari
commit to user
mengemukakannya agak berbeda-beda), yaitu dalam pengertian kepariwisataan
terdapat beberapa faktor penting yaitu :
1. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.
2. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ketempat lain.
3. Perjalanan itu walaupun ada bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan
pertamasyaan atau rekreasi.
4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat
yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat
tersebut.
Kepariwisataan tidak menggejala sebagai bentuk tunggal. Istilah ini
umumn sifatnya yang menggambarkan beberapa jenis perjalanan dan penginapan
sesuai dengan motivasi yang mendasari kepergian tersebut. Orang melakukan
perjalanan untuk memperoleh berbagai tujuan dan memuaskan bermacam-macam
keinginan. Di samping itu, untuk keperluan perencanaan dan pengembangan
kepariwisataan itu sendiri, perlu pula dibedakan antara pariwisata dengan jenis
pariwisata lainnya, sehingga jenis dan macam pariwisata yang dikembangkan
akan dapat berwujud seperti diharapkan dari kepariwisataan itu.
Wisatawan memang sangat beragam, tua-muda, kaya-miskin,
asing-domestik, berpengalaman maupun tidak, semua ingin berwisata dengan keinginan
dan harapan yang berbeda-beda. Gambaran mengenai wisatawan biasanya
dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya (trip descriptor) dan
karakteristik wisatawannya (tourist descriptor).
a. Trip Descriptor, wisatawan dibagi ke dalam kelompok-kelompok
commit to user
b. Tourist Descriptor, memfokuskan pada wisatawannya, biasanya
digambarkan dengan “who wants what, why, when, where and how
much?”.
Untuk menjelaskan hal-hal tersebut digunakan beberapa karakteristik diantaranya
adalah sebgai berikut.
1. Karakteristik Sosio-Demografis
Karakteristik sosio-demografis menjawab pertanyaan “who wants what”.
Pembagian berdasarkan karakteristik ini paling sering dilakukan untuk
kepentingan analisa pariwisata, perencanaan, dan pemasaran, karena
sangat jelas definisinya dan relative mudah pembagiannya (Kotler, 1996).
Yang termasuk dalam karakteristik sosio-demografis diantaranya adalah
jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan,
kelas sosial, ukuran keluiarga atau jumlah anggota keluarga dan lain-lain
yang dielaborasi dari karakteristik tersebut.
2. Karakteristik Geografis
Karakteristik Geografis membagi wisatawan berdasrakan lokasi tempat
tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, provinsi, maupun
Negara asalnya. Pembagian ini lebih lanjut dapat pula dikelompokkan
berdasarkan ukuran (size) kota tempat tinggal (kota kecil, menengah,
besar/metropolitan), kepadatan penduduk di kota tersebut dan lain-lain.
3. Karakteristik psikografis
Karakteristik ini membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok
berdasarkan kelas sosial, life-style dan karakteristik personal. Wisatawan
commit to user
profil psikografis yang sangat berbeda. Beragamnya karakteristik dan latar
belakang wisatawan menyebabkan beragamnya keinginan dan kebutuhan
mereka akan suatu produk wisata.
Pengelompokkan-pengelompokkan wisatawan dapat memberi informasi
mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi objek wisata yang berbeda, berapa
besar ukuran kelompok tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok,
“kesetiaannya” terhadap suatu produk wisata tertentu, sensitivitas mereka
terhadap perubahan harga produk wisata, serta respon kelompok terhadap
berbagai bentuk iklan produk wisata. Lebih lanjut, pengetahuan mengenai
wisatawan sangat diperlukan dalam merencanakan produk wisata yang sesuai
dengan keinginan kelompok pasar tertentu, temask merencanakan strategi
pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar tersebut. (Ketut Suwena, 2000 :43).
Happy Marpaung dalam bukunya yang berjudul Pengetahuan
Kepariwisataan tahun terbit 2000 yang isinya menyebutkan bahwa Profil
wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari jenis-jenis wisatawan yang
berbeda yang berhubungan erat dengan kebiasaan, permintaan dan kebutuhan
mereka dalam melakukan perjalanan. Berdasarkan karakteristiknya, beberapa
profil wisatawan dikategorikan sebagai berikut : kebangsaan, umur, jenis kelamin
dan status, kelompok sosio ekonomi, konvensi dan konferensi.
a. Kebangsaan
Kebangsaan merupakan kategori penting karena setiap bangsa mempunyai
karakteristik wisatawan yang berbeda-beda dari cara pola berpikir, bertingkah
laku, kepercayaan, kebudayaan, life style, dan kesukan terhadap atraksi wisata
commit to user
b. Umur, jenis kelamin dan status
Umur, jenis kelamin dan status termasuk dalam kategori karakteristik
sosio-demografis wisatawan. Hal ini sangat berpengaruh terhadapa wisatawan pada saat
melakukan perjalanan wisata. Karakteristik tersebut dapat di bagi sebagai berikut :
1) Wisatawan Remaja
Wisatawan remaja sangat umum di Indonesia dewasa ini. remaja biasanya
melakukan perjalanan sendiri, mengatur perjalanannya sendiri dan menetap dalam
jangka waktu yang cukup panjang, menggunakan hari libur.
Permintaaan akan fasilitas dan pelayanan sangat fleksibel dan sederhana
dan murah, minatnya berbeda-beda, ada yang tertarik pada kebudayaan, rekreasi
atau pemandangan alam, beberapa wisatawan remaja menetap dalam jangka
waktu yang lama untuk mempelajari kesenian, tarian dan musik lokal, sering
seenaknya dalam berpakaian dan bertingkah laku, permasalahan yang sering kali
timbul dari wisatawan remaja adalah pengaruh yang buruk dari tingkah laku
wisatawan remaja dari luar negeri.
2) Wisatawan Usia Lanjut
Harus memperhatikan kondisi fisik dalam perencanaan perjalanan wisata
dan tidak merencanakan perjalanan yang melelahkan, sering mengunjungi tempat
yang sama lebih dari satu kali untuk lebih memahami, menginginkan fasilitas dan
pelayanan yang nyaman. Harus mendapatkan pelayanan yang baik, Lebih suka
duduk di bangku depan bis, konsep mengenai usia sangat sensitive, beberapa
wisatawan usia lanjut tidak suka dianggap tua tetapi ada juga yang tidak
commit to user
3) Jenis kelamin
Minat dan kebutuhan wisatawan pria hampir sama dengan wanita, biasanya
tidak mengharapkan fasilitas dan pelayanan kelas satu, tetapi lebih membutuhkan
kenyamanan pada saat berwisata, suka belanja barang-barang yang mereka
inginkan dan kadang-kadang berbelanja melampui batas. (Happy Marpaung, 2000
:49).
F. Metodologi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Pendem, Kecamatan
Sumberlawang, Kabupaten Sragen.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data penulis akan menggunakan beberapa
teknik pengumpilan data, yaitu :
a. Wawancara
wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul
redaksi data dengan koresponden. Sehingga wawancara dapat diartikan sebagai
cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden, dan
jawaban-jawaban di catat atau direkam dengan alat perekam. (Endar sugiarto dan
Kusmayadi, 2000, 83).
Metode wawancara disebut juga dengan interview dalam hal ini dijadikan
sebagai cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antaran
peneliti dengan subjek penelitian atau informan. Peneliti menyusun terlebih
commit to user
permasalahan yang akan diteliti. Pemilihan nara sumber yang dianggap lebih tahu
dan di percaya mengetahui dan menguasai permasalahan yang akan dibahas.
Wawancara dilakukan kepada pihak pengelola Gunung Kemukus Yono selaku
pengelola obyek, Sumaryo selaku juru kunci Makam Pangeran Samudro, dan
Nardi selaku juru kunci Sendang Ontrowulan, Bambang selaku pengunjung
Gunung Kemukus. Wawancara dilakukan pada hari Kamis 12 Juli 2012.
b. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan
mengamati, meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung. Dengan
cara ini data yang diperoleh adalah data faktual dan aktual, dalam artian data yang
dikumpulkan diperoleh pada saat peristiwa berlangsung. (Endar sugiarto dan
Kusmayadi, 2000, 84).
Penulis melakukan observasi pada bulan Juni dan Juli tahun 2012,
observasi tersebut dilakukan dengan cara mengamati, meneliti, dan melihat
kondisi yang ada terjadi di Gunung Kemukus.
c. Angket
Angket adalah cara mengumpulkan data dengan mengirimkan daftar
pertanyaan untuk diisi sendiri. Angket sendiri mengacu pada kumpulan dari
pertanyaan yang diajukan scara tertulis kepada koresponden dan jawaban yang
diperoleh juga dalam bentuk tertulis. Alat bantu dengan cara angket ini adalah
kuesioner. (Endar sugiarto dan Kusmayadi, 2000, 84).
Penulis menyebarkan 50 kuesioner kepada pengunjung yang ada di obyek
Gunung Kemukus, kuesioner tersebut berisi Variabel Demografik, Variabel
commit to user
kuesioner tersebut di lakukan pada hari Rabu, Kamis, dan Jum’at tanggal 11, 12,
13 Juli 2012.
d. Studi Pustaka
Studi Pustaka yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan bahan-bahan yang relevan meliputi literature, referensi maupun
buku-buku yang mendukung penelitian. Studi pustaka merupakan data pendukung
yang dapat digunakan sebagai bahan acuan pembahasan permasalahan dalam
penelitian baik segi instansi terkait maupun yang lain melalui buku-buku untuk
mendapatkan informasi secara menyeluruh. Studi pustaka yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan cara membaca buku dan tulisan yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti dan data yang diperoleh dari buku-buku teori,
perpustakaan Laboratorium Tour DII Usaha Perjalanan Wisata maupun pihak
obyek wisata Gunung Kemukus.
G. Sistematika Penulisan
Bab I merupakan pendahuluan yang menjabarkan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka,
metode penelitian, teknik analisis data serta sistematika penulisan.
Bab II menjabarkan mengenai gambaran umum Kabupaten Sragen,
sekaligus membahas tentang perkembangan dan historis Gunung Kemukus.
Bab III menjabarkan mengenai profil wisatawan, tujuan dan motif
wisatawan, menjelaskan foklor dan prosesi ziarah di Gunung Kemukus, serta
tanggapan masyarakat terhadap Gunung Kemukus.
Bab IV menjabarkan mengenai kesimpulan dan saran dan semua
commit to user
16 BAB II
PERKEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN SRAGEN
A. Gambaran Umum Kabupaten Sragen
Kabupaten Sragen merupakan salah satu kabupaten di Propinsi jawa
tengah, Ibu Kotanya terletak di Sragen sekitar 30 km sebelah timur Kota
Surakarta. Secara geografis Kabupaten Sragen berada di perbatasan antara Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Batas wilayah Kabupaten Sragen :
Sebelah Timur : Kabupaten Ngawi (Propinsi Jawa Timur)
Sebelah Barat : Kabupten Boyolali
Sebelah Selatan : kabupaten Karanganyar
Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan
Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2 yang terbagi dalam
20 kecamatan, 8 kelurahan dan 200 desa. Secara fisiologis, wilayah Kabupaten
Sragen terbagi atas : 40,037, 93 Ha (42,52%) lahan basah (sawah), 54,117, 88 Ha
(57,48%) lahan kering, Kabupaten Sragen terletak pada : º 15 LS dan 7 º 30 LS,
110 º 45 BT dan 111 º 10 BT.
Wilayah Kabupaten Sragen berada di dataran dengan ketinggian rata-rata
109 m diatas permukaan laut. Sragen mempunyai iklim tropis dengan suhu harian
yang berkisar antara 19-310C. Curah hujan rata-rata di bawah 3000mm per tahun
dengan hari hujan di bawah 150 hari per tahun. Jumlah penduduk Kabupaten
commit to user
penduduk laki-laki dan 438.164 penduduk perempuan. Kepadatan penduduk
rata-rata 919 jiwa/km2.
Luas wilayah : 94, 155 Ha
Luas Sawah : 40, 129 Ha
Tanah Kering : 54, 026 Ha
Luas wilayah tersebut di bagi menjadi 2 bagian
Sebelah selatan Bengawan Solo :
Luas Wilayah : 32.760 ha (34,79 %) , Tanah Sawah : 22.027 ha (54,85 %)
Sebelah utara Bengawan Solo :
Luas Wilayah : 61.395 ha (65,21 %) , Tanah Sawah : 18.102 ha (45,15 %).
Selain berkembang dalam dunia pariwisata, berbagai penghargaan dan
prestasi yang dimiliki Kabupaten Sragen membuktikan bahwa Kabupaten Sragen
merupakan kabupaten yang maju dan memiliki potensi dalam berbagai bidang.
Penghargaan dan prestasi yang dimiliki tersebut antara lain : penghargaan Adipura
ke-7 pada tahun 2010, juara 2 lomba PDAM sehat antar propinsi tahun
2007-2009, penghargaan Parade Posyandu Rekor MURI tahun 2007-2009, dan lain-lain.
(http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=9). Diakses pada tanggal 24 Juni
2012.
Jika dilihat dalam kondisi sosial masyarakat Kabupaten Sragen banyak
bekerja dalam bidang jasa kemasyarakatan, pada tahun 2009 mencapai 114.630
orang yang bekerja dalam bidang jasa kemasyarakatan, selain bekerja di bidang
jasa kemasyarakatan, banyak dari mereka menjadi pedagang besar, maupun
eceran, Kabupaten Sragen melaporkan pada tahun 2009 mencapai 65.595 orang
commit to user
kabupaten Sragen pada tahun 2010 mencapai Rp 724.000.
(http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=4) diakses pada tanggal 29 juni
2012.
B. Perkembangan Wisata di Kabupaten Sragen
Kabupaten Sragen termasuk dalam wilayah karisidenan Surakarta,
Kabupaten Sragen mempunyai obyek-obyek wisata yang menjadi andalan, dengan
adanya objek-objek wisata andalan Kabupaten Sragen menjadi daerah tujuan
wisata bagi wisatawan domestik, maupun wisatawan mancanegara. Obyek wisata
andalan tersebut yaitu : Museum Sangiran, Waduk Kedung Ombo, Pemandian Air
Panas Bayanan, Gunung Kemukus, dan Kolam Renang Kartika.
Perkembangan pariwisata Kabupaten Sragen sudah cukup bagus, hal itu
di karenakan Kabupaten Sragen selalu mengembangkan daya tarik wisatanya,
menambah fasilitas yang ada di objek, memperbaiki jalan akses menuju ke objek,
dan peningkatan jasa pelayanan kepada wiasatawan agar wisatawan puas setelah
berkunjung ke Sragen.
Dinas pariwisata Kabupaten Sragen melaporkan, selama kurun waktu
terakhir terjadi peningkatan yang cukup signifikan dalam jumlah wisatawan di
Kabupatan Sragen. Kunjungan dari tahun 2007 menurut data statistik jumlahnya
mencapai 519 untuk mancanegara dan untuk wisatawan domestik 217,745, untuk
tahun 2008 wisatawan mancanegara 1670 dan wisatawan domestik mencapai
217,188, pada tahun 2009 untuk wisatawan mancanegara mencapai 1791 dan
commit to user
wisatawan mancanegara mencapai 2208 sedangkan untuk wisatawan domestic
sendiri mencapai 253,183, dan pada tahun 2011 wisatawan mancanegara
jumlahnya mencapai 1532, sedangkan untuk wisatawan domestik mencapai
287,912. Dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Sragen setiap tahunnya mengalami
peningkatan jumlah pengunjung.
C. Obyek dan Daya Tarik Wisata di kabupaten Sragen
Sektor pariwisata Kabupaten Sragen menjadi salah satu sumber
pendapatan yang sangat penting, sehingga dari waktu ke waktu terus diupayakan
pengembangannya mengingat potensi yang dimiliki dan masih perlu
diperdayagunakan. Pengembangan tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan mempertimbangkan berbagai aspek pelayanan
terhadap wisatawan dan menjaga daya tarik wisata yang dimiliki oleh obyek
tersebut. Sebagian besar obyek wisata yang sangat berpengaruh pada pendapatan
Kabupaten Sragen antara lain :
1. Pemandian Air Panas Bayanan
Pemandian air panas Bayanan merupakan salah satu daerah tujuan wisata
minat khusus yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen, obyek wisata Bayanan ini
digunakan untuk wisata kesehatan yang dipadukan dengan daya tarik alam atau
ekowisata. Menurut cerita yang berkembang di tengah masyarakat, air panas
Bayanan ini dianggap memiliki banyak khasiat dalam menyembuhkan berbagai
commit to user
Pemandian air panas ini terletak tepat disebelah tenggara ibu kota
Kabupaten Sragen yaitu Dusun Bayanan, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo,
Kabupaten Sragen. secara geografis, pemandian air panas Bayanan terletak sekitar
17 km di sebelah tenggara Kabupaten Sragen. jarak tersebut bisa dicapai
menggunakan kendaraan pribadi maupun dengan angkutan umum.
Fasilitas yang disediakan oleh pengelola Pemandian Air Panas Bayanan
antara lain : kamar mandi air panas, parkir kendaraan, taman rekreasi dan bermain
untuk anak, hutan wisata, warung makan, ruang informasi dan mushola.
(http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=101). Diakses tanggal 24 juni
2012.
2. Kolam Renang Kartika.
Kolam Renang Kartika merupakan merupakan salah satu objek wisata
tirta andalan yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen. Objek wisata ini terletak
didalam kota dan mudah untuk dicapai. Berbagai fasilitas disediakan untuk
mendukung kenyamanan pengunjung, antara lain kolam renang utama, kolam
renang anak-anak yang dilengkapi dengan ban pengaman, kolam luncuran, kolam
pemancingan, arena bermain, taman keluarga dan kafetaria. Kolam Renang
Kartika terletak di jl Veteran yang berdampingan dengan stadium Sepak Bola
Sragen, kolam renang ini diresmikan pada tanggal 26 April 1988, mempunyai luas
kurang lebih 2 hektar. (http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=105).
Diakses pada tanggal 23 juni 2012.
3. Kedung Ombo
Waduk Kedung Ombo merupakan bendungan raksasa seluas 6.576
commit to user
Boyolali, dan Grobogan. Waduk yang membendung lima sungai itu terdiri dari
wilayah perairan seluas 2.830 hektar dan 3.746 hektar lahan yang tidak tergenang
air. Lokasi Objek wisata Waduk Kedung Ombo yang menjadi andalan Sragen
terletak di Kecamatan Sumberlawang sekitar 30 km dari pusat kota. Selain
disuguhi pemandangan indah, para pengunjung bisa menikmati wisata air,
menumpang perahu, berpetualang mengunjungi pulau-pulau yang bermunculan di
tengah waduk. Waduk Kedung Ombo juga menyediakan tempat pemancingan
sekaligus warung yang menjajakan aneka makanan olahan berbahan ikan.
Di kawasan Waduk Kedung Ombo, tepatnya di Desa Ngargotirto, telah
dibangun area pacuan kuda dengan lintasan sepanjang 600 meter. Arena pacuan
kuda yang diberi nama Nyi Ageng Serang itu merupakan miniatur dari lapangan
pacuan kuda Pulo Mas Jakarta. Lokasi pacuan kuda berada lima kilometer dari
jalan raya solo-purwodadi. (http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=102).
Diakses pada tanggal 23 juni 2012.
4. Museum Sangiran
Museum Sangiran terletak di Desa krikilan Kecamatan Kalijambe kurang
lebih 40 km dari Sragen atau kurang lebih 17 km dari Solo. Museum Sangiran
menyimpan puluhan ribu fosil dari 2 juta tahun lalu. Fosil-fosil purba ini
merupakan 65% fosil hominid purba di Indonesia dan 50% di seluruh dunia.
Hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 13.685 fosil, 2.931 fosil ada di
museum, sisanya disimpan di gudang penyimpanan.
Museum Sangiran memiliki luas wilayah sepanjang bentangan dari
utara-selatan sepanjang 9 km barat-timur sepanjang 7 km. Masuk dalam empat
commit to user
fosil, seperti : Fosil Manusia, Fosil Hewan bertulang belakang, Fosil Binatang
Air, Batu-batuan, Serudi, Kapak, Bola Batu dan Kapak perimbas-penetak.
(http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=100). Diakses pada tanggal 23 juni
2012
5. Gunung Kemukus
Gunung Kemukus merupakan salah satu obyek wisata ziarah di
Kabupaten Sragen. Kawasan Gunung Kemukus merupakan sebuah bukit dengan
ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut. Dengan dibangunnya Waduk
Kedung Ombo menjadikan Makam Pangeran Samudro berada diatas bukit yang
menjorok ke tengah Waduk Kedung Ombo. Kompleks kawasan makam Pangeran
Samudro mempunyai 2 bangunan, yaitu : bangunan utama berbentuk rumah joglo
dengan dinding batu bata dan bagian atas berdinding kayu papan, di dalamnya
terdapat tiga makam, satu makam besar yang ditutupi kain selambu adalah makam
Pangeran Samudro dan RAy. Ontrowulan. Sedangkan dua makam lainnya adalah
makam dua abdi setia Pangeran Samudro yang selalu mengikuti beliu kemanapun
pergi. Di sebelah kanan makam terdapat sendang (sumber mata air) yang bernama
“Sendang Ontrowulan”. Sendang tersebut merupakan tempat bersuci Ray.
Ontrowulan ketika akan menemui putranya yang sudah meninggal. Air sendang
tersebut dikenal tidak pernah habis, bahkan di musim kemarau sekalipun.
(http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=103). Diakses pada tanggal 23 juni
commit to user
D. Gunung Kemukus sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata di
Kabupaten Sragen
Gunung Kemukus tidak pernah lepas dari legenda Pangeran Samudro,
Pangeran Samudro adalah putra Raja Majapahit terakhir dari Ibu Selir. Ketika
kerajaan majapahit runtuh Pangeran Samudro tidak ikut melarikan diri seperti
saudara-saudaranya yang lain. Bahkan beliau bersama ibunya ikut diboyong ke
Demak Bintoro oleh Sultan Demak. Pada waktu itu beliau telah berusia 18 tahun.
Selama berada di Demak, Pangeran Samudro mendapat bimbingan ilmu agama
dari Sunan Kalijaga, Pangeran Samudro disuruh untuk berguru tentang agama
islam kepada Kyai Ageng Gugur dari Desa Pandan Gugur di lereng Gunung Lawu
sekaligus mengemban misi suci untuk menyatukan saudara-saudaranya yang telah
tercerai berai. Secara Geografis, obyek wisata Gunung Kemukus terletak sekitar
kurang lebih 29 km di sebelah utara Kota Solo, dari Sragen kurang lebih 34 km ke
arah utara, jarak tersebut dapat dicapai menggunakan kendaraan pribadi maupun
kendaraan umum. Dari kota Sragen dapat ditempuh selama kurang lebih 45 menit
dengan kendaraan bermotor melewati jalan Sragen - Pungkruk/Sidoharjo – Tanon
- Sumberlawang/Gemolong - Gunung Kemukus.
Dari kota Solo dapat menggunakan kendaraan bermotor selama ± 30
menit, melewati jalan Solo – Purwodadi turun di Barong kemudian menuju
Gunung Kemukus dengan perahu menyeberangi Waduk Kedung Ombo. Kawasan
wisata Gunung Kemukus dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung
pariwisata yang tentu saja bertujuan untuk menciptakan kenyamanan bagi para
commit to user
ruang informasi. Obyek wisata Gunung Kemukus ini dikelola oleh Dinas
Pariwisata kebudayaan Kabupaten Sragen.
E. Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen
Tabel 1 Daftar Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten
Sragen
Tahun 2007-2011
Tahun Jumlah kunjungan Jumlah Kunjungan jumlah
Domestik Mancanegara
Sumber (hasil pendapatan obyek wisata Gunung Kemukus tahun
2007-2011).
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kunjungan wisatawan
pada tahun 2007 mencapai 45,002 pengunjung dan ditahun 2008 mengalami
kenaikan hingga mencapai 45,354 hal ini disebabkan pada tahun 2007 terjadi
perenovasian makam karna itulah kegiatan ziarah sedikit terganggu sehingga
menyebabkan peziarah yang datang sedikit. Pada tahun 2009 sedikit mengalami
penurunan pengunjung sampai 42,084, penurunan pengunjung terjadi kembali
pada tahun 2010 mencapai 42,026 dan pada tahun 2011 hal yang sama pun terjadi,
Obyek Wisata Gunung Kemukus mengalami penurunan pengunjung hingga
commit to user
obyek tersebut, factor perekonomian yang sekarang sudah membaik dan tidak ada
lagi perbaikan, meningkatnya harga tiket masuk dan tariff-tarif lainnya, selain itu
juga banyak wisatawan yang berkunjung ke Museum Sangiran dan Kolam Renang
Kartika, sehingga Obyek Wisata Gunung Kemukus mengalami banyak penurunan
jumlah pengunjung.
Tabel 2 Daftar Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten
Sragen dari bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2011
No Bulan Jumlah Wisatawan
1
Sumber (hasil pendapatan obyek wisata Gunung Kemukus tahun 2011).
Dari data tabel di atas dapat dilihat pada bulan Desember 2011 paling
banyak di kunjungi, hal ini disebabkan karena bertepatan dengan tahun baru atau
commit to user
Kemukus dan mereka meminta agar tahun depan diberi rizki dan ekonomi yang
lebih baik. Pada bulan November kunjungan wisatawan mencapai 4.375, pada
bulan ini kunjungan cukup banyak hal itu di karenakan pada bulan November
2011 ada ritual Larab Slambu yang diadakan setiap tanggal 1 syuro atau tahun
baru hijriyah. Kunjungan paling sedikit pada bulan Agustus mencapai 883
pengunjung, hal itu di karenakan pada bulan tersebut bertepatan dengan bulan
commit to user
27 BAB III
PROFIL WISATAWAN DI GUNUNG KEMUKUS KECAMATAN
SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN
A. Foklor Obyek Wisata Gunung Kemukus di Kabupaten Sragen.
Obyek Wisata Ziarah Makam Pangeran Samudro atau yang lebih dikenal
dengan sebutan Gunung Kemukus merupakan obyek wisata andalan Kabupaten
Sragen, obyek wisata tersebut mempunyai sejarah dan keunikan budaya yang
menarik, oleh karena itu Gunung Kemukus ini merupakan tujuan utama bagi para
ziarah.
Pangeran Samudro adalah putra Raja Majapahit terakhir dari ibu selir.
Pada saat kerajaan Majapahit runtuh Pangeran Samudro tidak ikut melarikan diri
seperti saudara-saudaranya, beliau bersama ibunya ikut diboyong ke Demak
Bintoro oleh Sultan Demak. Selama di Demak, Pangeran Samudro mendapat
bimbingan ilmu agama dari Sunan Kalijaga. Ketika dirasa sudah cukup dewasa
Pangeran Samudro diperintahkan untuk berguru tentang agama islam kepada Kyai
Ageng Gugur dari Desa Pandan Gugur di lereng Gunung Lawu sekaligus
mengemban misi suci untuk menyatukan saudara-saudaranya yang telah tercerai
berai.
Pangeran Samudro mentaati nasehat tersebut dan pergi berguru pada
Kyai Ageng Gugur dengan didampingi oleh dua abdinya yang setia. Selama
berguru kepada Kyai Ageng Gugur, pangeran diberi ilmu tentang intisari ajaran
commit to user
Ageng Gugur sebenarnya kakaknya sendiri. Ketika dirasa Pangean Samudro telah
menguasai ilmu yang diajarkan, Kyai Ageng Gugur baru menceritakan siapa
beliau sesungguhnya. Betapa terkejutnya Pangeran Samudro mendengar cerita
tersebut, karena beliau teringat akan amanat Sultan Demak untuk menyatukan
saudara-saudaranya. Akhirnya, Pangeran Samudro menceritakan tentang amanat
tersebut.
Ternyata Kyai Ageng Gugur bisa menerima dan bersedia dipersatukan
kembali dan ikut membangun Kerajaan Demak. Setelah selesai berguru dan
tercapai maksud tujuannya, Pangeran Samudro dan dua abdinya kembali ke
Demak. Mereka berjalan kearah barat dan sampailah mereka di Desa Gondang
Jenalas (sekarang wilayah Gemolong) kemudian mereka beristirahat untuk
melepaskan lelah. Di dukuh tersebut mereka bertemu dengan orang yang berasal
dari Demak (Wulucumbu Demak) yang bernama Kyai Kamaliman. Di dukuh ini,
Pangeran Samudro berniat bermukim sementara untuk menyebarkan agama Islam.
Setelah dirasa cukup, mereka kembali melanjutkan perjalanan ke arah barat dan
sampai di suatu tempat di padang “oro-oro” Kabar. Sampai sekarang tempat
tersebut dikenal dengan nama Dusun Kabar, Desa Bogorame (Gemolong).
Di tempat ini Pangeran Samudro terserang sakit panas. Walaupun
demikian, perjalanan tetap dilanjutkan sampai ke Dukuh Doyong (wilayah
kecamatan Miri). Karena sakit yang dideritanya semakin parah, pangeran
memutuskan beristirahat di dukuh tersebut. Ketika sakitnya semakin parah dan
dirasa akan sampai pada ajalnya, Pangeran Samudro memerintahkan salah
seorang abdinya untuk mengabarkan kondisinya kepada sultan di Demak. Seusai
commit to user
abdi tersebut kembali ketempat dimana Pangeran beristirahat, Pangeran Samudro
telah meninggal. Selanjutnya sesuai dengan petunjuk Sultan, jasad Pangeran
Samudro dimakamkan di perbukitan di sebelah barat dukuh tersebut. Sebelum
pemakaman, diadakan musyawarah diantara orang-orang yang memiliki lahan di
sekitar wilayah itu. Mereka bersepakat bahwa lokasi bekas
perawatan/peristirahatan Pangeran Samudro akan didirikan desa baru dan diberi
nama “Dukuh Samudro” yang sampai kiniterkenal dengan nama “Dukuh Mudro”.
Pangeran Samudro dan pengikutnya sebenarnya sangat diharapkan untuk
kembali ke Kasultanan Demak oleh Sultan Demak namun ajal terlebih dahulu
menjemput Pangeran Samudro, Sultan Demak mengatakan, “Menurut pendapat
ku bahwa sakitnya Si Samudro itu sudah tidak bisa untuk diharapkan untuk
membaik dan jauh kemungkinan untuk sampai ke Demak. Kiranya Maha Kuasa
bahwasannya sampai di situ saja riwayatnya, maka saya memberi petunjuk jika Si
Samudro sudah sampai ajalnya maka kebumikanlah jasadnya pada suatu tempat di
bukit arah barat laut dari tempat Pangeran Samudro meninggal. Sebab boleh jadi
kelak di sekitar tempat itu akan menjadi ramai sehingga dijadikan tauladan
orang-orang di sana.
Pada awalnya keadaan lokasi Makam Pangeran Samudro sangatlah sepi
dan jarang dijamah orang karena letaknya di tengah hutan belantara, serta banyak
dihuni oleh binatang-binatang buas. Namun, sedikit demi sedikit keadaan berubah
setelah daerah tersebut dihuni oleh para penduduk. Selanjutnya diterangkan
bahwa di atas bukit tempat Pangeran Samudro dimakamkan, apabila menjelang
commit to user
Karena hal itulah, penduduk setempat menyebut bukit itu “Gunung Kemukus”
nama aslinya dulu adalah Gunung Sari.
Setelah menerima kabar dari abdi Dalem Pangeran Samudro Sultan
Demak kemudian menyampaikan berita meninggalnya Pangeran Samudro
tersebut kepada ibu Pangeran Samudro, R.Ay. Ontrowulan. Terkejutlah beliau
mendengar berita tersebut dan memutuskan untuk menyusul ke tempat Pangeran
Samudro dimakamkan. Kepergian ibunda Pangeran Samudro ke makam putranya
diantar oleh abdi Pangeran Samudro yang setia. Ibunda Pangeran Samudro berniat
untuk bermukim didekat Makam Pangeran samudro dan merawat makam
putranya tersebut, setelah sampai di pemakaman, ibunda Pangeran Samudro
langsung merebahkan badannya sambil merangkul pusara putra satu-satunya yang
amat dicintainya. Sampai pada suatu ketika ia merasa bertemu kembali dengan
putranya serta dapat bertatap muka dan berdialog secara gaib :“Oh ananda begitu
sampai hati meninggalkan aku dan siapa lagi yang kutunjuk sebagai gantimu,
hanya engkau satu-satunya putraku dan aku tidak dapat berpisah denganmu “.
Pangeran Samudro pun menjawab : “Oh Ibunda, Bunda tentu tidak dapat
berkumpul dengan Ananda sebab ibunda masih berbadan jasmani dan selama
belum melepas raga untuk itu harus bersuci terlebih dahulu di sebuah “Sendang”
yang letaknya tidak jauh dari tempat ini”.
Setelah tebangun dan tersadar dari pertemuan dengan putranya, beliau
pun bangkit dan pergi ke sendang yang dikatakan putranya untuk bersuci. Setelah
itu rambutnya yang sudah terkurai dikibas-kibaskan dan jatuhlah bunga-bunga
penghias rambutnya. Konon bunga-bunga tersebut tumbuh mekar menjadi
commit to user
karena tebalnya rasa kepercayaan ibunda Pangeran Samudro yang melampaui
batas keprihatinan, beliau akhirnya dapat mencapai muksa secara gaib sampai
badan jasmaninya. Hal ini dikarenakan tak seorang pun tahu kemana perginya
R.Ay Ontrowulan atau dengan kata lain ibunda Pangeran Samudro hilang tak
tentu rimbanya. Untuk mengenang peristiwa tersebut tempat bersuci R.Ay.
Ontrowulan diberi nama “Sendang Ontrowulan”. (buku panduan wisata Gunung
Kemukus Kabupaten Sragen).
B. Profil Wisatawan di Gunung Kemukus berdasarkan Variabel
Demografik, Variabel Psikografik, Variabel Behaviouristik
Untuk mengetahui profil wisatawan yang ada di obyek Wisata Gunung
Kemukus dilakukan dengan cara melakukan survey dan penyebaran kuisioner
sebanyak 50 responden. Sedangkan karakteristik yang digunakan meliputi: jenis
kelamin, usia responden, status perkawinan, status pendidikan terakhir responden,
pekerjaan responden, daerah asal responden, tujuan utama berkunjung ke Obyek
Wisata Gunung Kemukus, dan motivasi responden mengunjungi Obyek Wisata
Gunung Kemukus. Berdasarkan data yang di peroleh dapat dilihat dalam tabel
data sebagai berikut:
1. Variabel Demografik
Yang termasuk dalam variable demografik yaitu : jenis kelamin, umur,
status perkawinan, pendidikan terakhir, status pekerjaan, penghasilan dan
commit to user
diperoleh dari pembagian angket kepada pengunjung yang ada di Gunung
Kemukus.
Tabel 3
Jenis kelamin responden
No Jenis Kelamin Jumlah Persen (%)
1 Laki-laki 35 70%
2 Perempuan 15 30%
Jumlah 50 100%
Sumber : hasil angket 2012
Dari tabel 3 menyatakan bahwa Obyek Wisata Gunung Kemukus lebih
diminati pengunjung yang berjenis kelamin laki-laki dibandingkan pengunjung
perempuan. Hal itu dikarenakan selain sebagai tempat berziarah banyak
pengunjung laki-laki yang datang karena ingin bersenang-senang, seperti
berkaraoke, melihat-lihat berbagai atraksi yang disediakan setiap malam jum’at
pon, dan ingin mengunjungi tempat lokalisasi yang ada di obyek tersebut. Jumlah
pengunjung laki-laki mencapai 35 dan jika dilihat dari prosentasenya mencapai
70%, sedangkan untuk pengunjung perempuan mencapai 15 dan jika dilihat dari
prosentasenya mencapai 30%. Jenis kelamin membedakan pola pikir dan
commit to user
Tabel 4
Umur responden
No Umur Jumlah Persen (%)
1 <16 - -
2 16 – 25 10 20%
3 25 – 45 15 30%
4 >45 25 50%
Jumlah 50 100%
Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012
Berdasarkan dari data tabel 4 dapat dilihat bahwa mayoritas koresponden
yang berkunjung di Gunung Kemukus berusia >45 tahun, yaitu sebanyak 25 orang
dengan prosentase sebesar 50%. Sedangkan koresponden yang berusia 25-45
tahun sebanyak 15 orang dengan jumlah prosentase 30%, koresponden yang
berusia antara 16-25 tahun mencapai 10 orang dengan prosentase 20%.
Tabel 5
Status perkawinan responden
No Status Perkawinan Jumlah Persen (%)
1 Belum 21 42%
2 Sudah 27 54%
3 Cerai 2 4%
Jumlah 50 100%
Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012
Berdasarkan dari data tabel 5 dapat dilihat bahwa mayoritas status
commit to user
menikah dengan prosentase 54%, 21 orang dengan prosentase 42% belum
menikah, dan 2 orang dengan jumlah prosentase 4% sudah cerai.
Tabel 6
Pendidikan terakhir responden
No Status Pendidikan Terakhir Jumlah Persen (%)
1 SD - -
2 SMP 9 18%
3 SMU 15 30%
4 Diploma (D1, D2, D3, D4) 14 28%
5 Sarjana (S1) 12 24%
6 S2 atau S3 - -
Jumlah 50 100%
Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa pengunjung yang berkunjung ke
Gunung Kemukus mayoritas lulusan SMU, hal ini disebabkan karena banyak
pengunjung yang bekerja sebagai wiraswasta dan mereka berpikiran untuk
menjadi seorang wiraswasta tidak perlu bersekolah terlalu tinggi, meskipun ada
sebagian pengunjung yang berbeda pemikirannya. Jumlah pengunjung yang
berstatus lulusan SMU mencapai 15 orang jika dilihat dari jumlah prosentasenya
mencapai 30%, sedagnkan untuk lulusan Diploma mencapai 14 orang jika dilihat
dari jumlah prosentasenya mencapai 28%, untuk status pendidikan Sarjana
mencapai 12 orang dengan jumlah prosentase 24%, sedangkan untuk status SMP
commit to user
Tabel 7
Status pekerjaan responden
No Status Pekerjaan Jumlah Persen (%)
1 Ibu rumah tangga 4 8%
2 Wiraswasta 30 60%
3 Pegawai swasta 11 22%
4 Pegawai pemerintah 2 4%
5 Guru, dosen 1 2%
6 TNI, polisi 1 2%
7 Pelajar, mahasiswa 1 2%
Jumlah 50 100%
Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa status pekerjaan pengunjung
yang ada di Gunung Kemukus adalah wiraswasta, hal ini di sebabkan pengunjung
yang berkunjung di Gunung Kemukus ingin mendapatkan berkah setelah selesai
berziarah, selain itu juga pengunjung yang berwiraswasta atau yang mempunyai
usaha ingin usaha mereka cepat berkembang. Jumlah pengunjung yang status
pekerjaannya sebagai wiraswasta ada 30 orang dengan jumlah prosentasenya
mencapai 60%, sedangkan yang bekerja sebagai pegawai swasta berjumlah 11
orang dengan prosentasenya 22%, sedangkan ibu rumah tangga 4 orang dengan
prosentase 8%, yang bekeja sebagai pegawai pemerintah ada 2 orang dengan
prosentase 4%, dan bekerja sebagai dosen, guru, TNI, berjumlah 1 orang dengan
commit to user
berpengaruh pada penghasilan dan pengeluaran pengunjung yang ada di Gunung
Kemukus.
Tabel 8
Penghasilan per bulan responden
No Penghasilan per bulan Jumlah Persen (%)
1 < Rp 750.000,00 15 30%
2 Rp 750.000,00 – Rp 1.500.000,- 24 48%
3 > Rp 1.500.000,00 11 22%
Jumlah 50 100%
Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012
Penghasilan per bulan ini sangat berkaitan erat dengan status pekerjaan
pengunjung, banyak atau sedikitnya penghasilan sangat di pengaruhi oleh
pekerjaan yang dilakukan oleh pengunjung itu sendiri. Berdasarkan tabel 8
kebanyakan wisatawan yang berkunjung di Obyek Wisata Gunung Kemukus
berpenghasilan per bulan Rp 750.000,00 - Rp 1.500.000,00, dengan jumlah 24
orang dan jika dilihat dari prosentasenya mencapai 48%, 15 orang dengan jumlah
prosentase 30% berpenghasilan <Rp 750.000,00, 11 orang dengan jumlah
prosentasenya 22% berpenghasilan per bulannya mencapai >Rp 1.500.000,00.
Meskipun penghasilan pengunjung tidak begitu rendah tetapi masih banyak dari
pengunjung yang datang dengan harapan ingin memperbaiki ekonominya dan