• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI AROMATERAPI DARI MINYAK ATSIRI JERUK PURUT (Citrus hystrix D.C) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FORMULASI AROMATERAPI DARI MINYAK ATSIRI JERUK PURUT (Citrus hystrix D.C) SKRIPSI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1

FORMULASI AROMATERAPI DARI MINYAK ATSIRI JERUK PURUT (

Citrus hystrix D.C

)

SKRIPSI

OLEH INDRIYANI

1322060032

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI

JURUSAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2017

(2)

i

HALAMAN PENGESAHAN

FORMULASI AROMATERAPI DARI MINYAK ATSIRI JERUK PURUT (Citrus hystrix D.C)

SKRIPSI

INDRIYANI NIM. 1322060032

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi pada Program Studi Agroindustir D-IV Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan

Telah Diperiksa dan Disetujui oleh :

(3)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

Judul : Formulasi Aromaterapi Dari Minyak Atsiri Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C)

Nama Mahasiswa : Indriyani NIM : 1322060032 Program Studi : Agroindustri Tanggal lulus : 24 Agustus 2017

Disahkan Oleh :

Tim Penguji

1. A. Ita Juwita, S.Si., M. Si.

2. Nur Fitriani U.A, S.Pt., M.Si.

3. Ir. Mursida, M.Si.

4. Syamsuar, S.Pi., M.Si.

(4)

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama Mahasiswa : Indriyani

NIM : 1322060032

Program Studi : Agroindustri Diploma IV

Perguruan Tinggi : Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis dengan Judul : Formulasi aromaterapi dari minyak atsiri jeruk purut (Citrus hystrix D.C) adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan Tugas Akhir ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari tugas akhir saya kepada Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

Pangkep, 24 Agustus 2017

Penulis

(5)

iv

SUMMARY

INDRIYANI (1322060032) with title Aromatherapy Formulation Of Essential Oil of Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C). Guided by A. ITA JUWITA and NUR FITRIANI USDYANA A.

Kaffir lime (Citrus hystrix D.C) is one type of orange from family Rutaceae. The use of kaffir lime has been known by the community since the first as a traditional medicine and flavoring cuisine. In addition, kaffir lime fruit by the people of Indonesia is used as a flavoring of cuisine and aromatherapy.

This research athmed to produce the essential oil of lime with distillation method, calculate the rendement of essential oil of kaffir lime produced from the usual distillation process and find the best formulation of aromatherapy of kaffir lime

This research was carried out in the Laboratory of Biochemistry of Pangkep State Agricultural Polytechnic. This research consists of two stages namely first stage of distillation of lime orange to produce essential oil and second stage that is making aromatherapy formulation from essential oil of kaffir lime to get best formulation.

The observations were pH test, organoleptic test and favorite test. Based on pH test results, the highest acidity level of aromatherapy was in treatment 3 with value of 4.6 and organoleptic test indicates that essential oil which had been produced was an essential oil. The favored test of aromatherapy formulation has highest scent with 49,24% in treatment 1, highest color with amount of 47,62% at treatment 1, and highest taste with amount 47,24% at treatment 3.

Keywords: Aromatherapy, kaffir lime, essential oil, favorite test, organoleptic test, pH test.

(6)

v

RINGKASAN

INDRIYANI (1322060032) dengan judul Formulasi Aromaterapi Dari Minyak Atsiri Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C). Dibimbing oleh A. ITA JUWITA dan NUR FITRIANI USDYANA A.

Jeruk purut (Citrus hystrix D.C) merupakan salah satu jenis jeruk dari family Rutaceae. Penggunaan buah jeruk purut telah dikenal oleh masyarakat sejak dahulu sebagai obat tradisional dan penyedap masakan. Selain itu, buah jeruk purut oleh masyarakat Indonesia dimanfaatkan sebagai penyedap masakan dan aromaterapi.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menghasilkan minyak atsiri jeruk purut dengan metode destilasi biasa, menghitung rendemen minyak atsiri jeruk purut yang dihasilkan dari proses destilasi biasa dan mencari formulasi terbaik dari aromaterapi jeruk purut.

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap pertama destilasi jeruk purut untuk menghasilkan minyak atsiri dan tahap kedua yaitu pembuatan formulasi aromaterapi dari minyak atsiri jeruk purut untuk mendapatkan formulasi terbaik.

Pengamatan yang dilakukan yaitu uji pH, uji organoleptik dan uji kesukaan.

Berdasarkan hasil uji pH, tingkat keasaman tertinggi aromaterapi berada pada perlakuan 3 dengan nilai 4,6 dan uji organoleptik menandakan bahwa minyak atsiri tersebut benar-benar minyak atsiri. Pada uji kesukaan formulasi aromaterapi memiliki aroma tertinggi dengan jumlah 49,24% pada perlakuan 1, warna tertinggi dengan jumlah 47,62% pada perlakuan 1, dan rasa tertinggi dengan jumlah 47,24%

pada perlakuan 3.

Kata Kunci : Aromaterapi, jeruk purut, minyak atsiri, uji kesukaan., uji organoleptik, uji pH.

(7)

vi KATA PENGANTAR

Puji syukur kahadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul Formulasi Aromaterapi Dari Minyak Atsiri Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C).

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada teladan kita pejuang padang pasir yang membawa umat manusia ke alam yang terang menerang yakni kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW, manusia panutan bagi seluruh umat manusia.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, ada banyak hambatan yang menjadi rel kehidupan bagi keberhasilan penulis. Pencapaian titik takdir terbaik manusia yang telah digariskan dari ALLAH SWT. Untuk itu, dukungan dari segala kalangan sangat dibutuhkan mulai dari kalangan keluarga hingga kalangan umum.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Amang da Ibunda Rusna serta kepada Ibu A. Ita Juwita, S.Si., M.Si sebagai pembimbing I dan Ibu Nur Fitriani Usdyana A., S.Pt, M.Si selaku pembimbing 2 dan segenap keluarga tercinta yang telah memberikan bantuan moril maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, hanya doa dan bakti penulis yang dapat persembahkan kepada Ibunda dan Ayahanda serta segenap keluarga atas segala pengorbanannya. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. H. Darmawan, M.P. selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

2. Ir. Nurlaeli Fattah, M.Si selaku ketua jurusan teknologi pengolahan hasil perikanan.

3. Zulfitriany Dwiyanti Mustaka, SP., MP. selaku ketua Progran Studi Agroindustri.

4. Seluruh staf Dosen dan teknisi Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.

5. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Politeknik pertanian Negeri pangkep khususnya jurusan Agroindustri.

(8)

vii Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Amin yaa rabbul alamin

Pangkep, Agustus 2017

Penulis

(9)

viii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

SUMMARY ... v

RINGKASAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Manfaat ... 2

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C) ... 3

2.1.1 Klasifikasi jeruk purut ... 3

2.1.2 Morfolagi jeruk purut ... 4

2.1.3 Kandungan gizi buah jeruk purut ... 5

2.1.4 Manfaat jeruk purut ... 5

2.2 Aromaterapi... 5

2.2.1 Tujuan aromaterapi ... 5

2.2.2 Manfaat aromaterapi ... 6

2.3 Mint ... 6

2.4 Kamper ... 7

2.4.1 Manfaat kamper bagi kesehatan ... 7

(10)

ix

2.5 Minyak Zaitun (Olive oil) ... 7

2.5.1 Kandungan minyak zaitun... 7

2.5.1 Manfaat minyak zaitun ... 8

2.6 Destilasi... 8

2.7 Rendemen ... 9

III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat ... 10

3.2 Alat dan Bahan ... 10

3.2.1 Alat ... 10

3.2.2 Bahan ... 10

3.3 Prosedur Penelitian ... 10

3.3.1 Destilasi minyak atsiri dari buah jeruk purut ... 11

3.3.2 Pembuatan aromaterapi ... 12

3.4 Prosedur Kerja ... 13

3.4.1 uji pH ... 13

3.4.2 Uji organoleptik dan kesukaan... 13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Minyak Atsiri ... 15

4.2 Uji Organoleptik ... 15

4.3 Formulasi Aromaterapi minyak atsiri jeruk purut ... 16

4.4 Uji pH... 17

4.5 Uji Kesukaan ... 18

4.5.1 Pengujian warna ... 18

4.5.2 Pengujian aroma ... 19

4.5.2 Pengujian rasa ... 20

V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 21

5.2 Saran ... 21 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(11)

x

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman 1.Uji Organoleptik Minyak Atsiri ... 13 2. Uji Kesukaan Aromaterapi ... 14 3. Hasil Uji Organoleptik Minyak Atsiri ... 16

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Buah Jeruk Purut ... 4

2.Alur Proses Pembuatan Minyak Atsiri ... 11

3. Alur Proses Pembuatan Aromaterapi ... 12

4. Minyak Atsiri ... 15

5. Aromaterapi Jeruk Purut. ... 17

6. Hasil Uji pH ... 17

7. Nilai Uji Kesukaan Warna ... 18

8. Nilai Uji Kesukaan Aroma... 19

9. Nilai Uji Kesukaan Rasa ... 20

(13)

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jeruk purut (Citrus hystrix D.C) merupakan salah satu jenis jeruk dari family Rutaceae. Penggunaan buah jeruk purut telah dikenal oleh masyarakat sejak dahulu sebagai obat tradisional dan penyedap masakan. Selain itu, buah jeruk purut oleh masyarakat Indonesia dimanfaatkan sebagai penyedap masakan dan aromaterapi (Dalimartha, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Hutadilok- towatana et al (2006) menunjukkan bahwa ekstrak daun dan buah jeruk purut memiliki aktivitas antioksidan, antimikrobia, antiinflamasi dan menangkap radikal bebas.

Buah jeruk purut juga dapat diolah untuk dijadikan sebagai minyak atsiri dengan 3 cara penyulingan/destilasi yaitu dengan penyulingan air (water distillation), penyulingan dengan air dan uap (water and steam distillation) dan penyulingan dengan uap (sumitra, 2003).

Istilah minyak atsiri adalah istilah yang digunakan untuk minyak yang bersifat mudah menguap, dengan komposisi dan titik didih yang berbada-beda.

Minyak atsiri yang mudah menguap terdapat di dalam kelenjar minyak yang harus dibebaskan sebelum disuling yaitu dengan merajang/memotong jaringan tanaman dan membuka kelenjar minyak sebanyak mungkin, sehingga minyak dapat dengan mudah diuapkan (Suryaningrum, 2009).

Minyak atsiri dapat digunakan sebagai pengharum ruangan, bahan parfum dan mengubah cita rasa masakan menjadi lebih menarik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Warsito dkk., 2017 melaporkan bahwa hasil rendemen dari minyak atsiri kulit jeruk purut yaitu 0,66% dengan destilasi uap. Penelitian juga dilakukan oleh Tiar, dkk., 2013 hasil rendemen minyak atsiri dari kulit jeruk purut dengan berat awal kulit 15 kg menghasilkan rendemen 0,8%. Selain itu, minyak atsiri juga memiliki manfaat kesehatan yang digunakan sebagai aromaterapi. Aroma jeruk dapat menstabilkan system syaraf, menimbulkan perasaan senang dan tenang, meningkatkan nafsu makan dan penyembuhan penyakit.

(14)

2 Aromaterapi merupakan istilah modern yang dipakai untuk proses penyembuhan kuno yang menggunakan sari tumbuhan aromatik murni. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesehatan tubuh, pikiran dan jiwa. Sari tumbuhan aromaterapi yang dipakai melalui berbagai cara pengolahan dan dikenal dengan minyak essensial atau minyak atsiri. Aromaterapi juga memiliki manfaat yang sangat beragam, mulai dari pertolongan pertama sampai membangkitkan rasa gembira (Hutasoit, 2002).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian formulasi aromaterapi dari bahan dasar minyak atsiri buah jeruk purut dan selanjutnya dilakukan uji pH, menghitung rendemen, uji organoleptik minyak atsiri dan uji kesukaan aromaterapi.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pada penelitian ini dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana formulasi terbaik ninyak atsiri jeruk purut dan nilai organoleptiknya.

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mencari formulasi terbaik minyak atsiri jeruk purut dan nilai organoleptiknya.

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan sebagai informasi bagi masyarakat agar dapat memanfaatkan jeruk purut dan menambah wawasan serta acuan dalam membuat produk dari jeruk purut.

(15)

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C)

Jeruk purut (Citrus hystrix D.C) merupakan salah satu tanaman rempah asli Indonesia. Meskipun bukan endemik, tanaman yang memiliki kulit buah khas ini sangat terkenal di kawasan Asia tenggara, termasuk di Indonesia.

Jeruk purut (Citrus hystrix D.C) merupakan salah satu jenis jeruk dari famili Rutaceae. Penggunaan buah dan daun jeruk purut telah dikenal oleh masyarakat sejak dahulu sebagai obat tradisional. Bagian daun biasanya digunakan untuk mengatasi badan letih dan lelah dan juga untuk penyedap masakan. Buah jeruk purut juga sering digunakan dalam pengobatan magik. Selain itu kulit buah jeruk purut digunakan untuk penyedap masakan, pembuatan kue dan manisan (Setiadi dan Parmin, 2004).

2.1.1 Klasifikasi Jeruk Purut

Berikut adalah klasifikasi Jeruk purut (Sarwono, 2001) : Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliopshyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales Famili : Meliaceae Genus : Citrus

Spesies : Citrus hystrix D.C

Jeruk purut (Citrus hystrix D.C) merupakan tumbuhan perdu yang dimanfaatkan terutama buah dan daunnya sebagai penyedap masakan. Dalam perdagangan internasional dikenal sebagai kaffir lime. Jeruk purut banyak ditanam oleh masyarakat di daerah pekarangan rumah maupun kebun. Jeruk purut termasuk dalam subgenus papeda karena bentuknya yang berbeda dengan jenis jeruk pasaran lainnya, tumbuhannya berbentuk pohon perdu (Joko, 2010).

(16)

4 Tanaman jeruk purut (Citrus hystrix Dc) merupakan tanaman yang berasal dari indo-malaya. Jeruk purut adaptif pada ketinggian 0-1.400 meter dari permukaan laut. Volume produksi jeruk purut mencapai 300-400 buah/pohon setiap tahun setelah umur tahun dengan tinggi pohon 2-12 meter.

2.1.2 Morfologi Jeruk Purut

Gambar 1. Buah Jeruk Purut

Tanaman jeruk purut memliki morfologi hamper sama dengan tanaman jeruk jenis lainnya. Jeruk purut memiliki karakteristik khas yaitu pohonnya rendah atau perdu, namun apabila dibiarkan tumbuh secara alami tingg pohon ini dapat mencapai 12 meter.

Jeruk purut (Citrus hystrix Dc) adalah tanaman yang tumbuh pada daerah tropis, yang tersebar luas di Asia bagian Selatan. Buahnya berkerut, berbentuk pir dan berwarna hijau tua dan akan menjadi kuning apabila sudah matang. Daunnya berwarna hijau tua, mengkilap dan permukaan bawah hijau muda atau kekuningan, buram dan jika diremas akan berbau harum. Biasanya daunnya tumbuh berpasangan seperti angka delapan. Letak daun jeruk purut terpencar dan bertangkai sedang serta bersayap lebar.

Tangkai daun sebagian melebar menyerupai anak daun. Helaian anak daun berbentuk bulat sampai lonjong, pangkal membundar atau tumpul, ujungnya tumpul sampai meruncing. Panjangnya 8-15 cm dan kedua permukaan licin dengan bintik-bintik kecil berwarna jernih (Joko, 2010).

(17)

5 Batang tanaman jeruk purut perbentuk pohon kecil (perdu) kurang lebih 3- 5 meter, rantingnya berduri tajam dan mempunyai banyak cabang. Batang yang tua berwarna hijau tua, berbintik-bintik dan berdiri di ketiak daun.

Bunga tanaman jeruk purut berbentuk bintang, berwarna putih kemerah- merahan atau putih kekuning-kuningan, terdiri dari lima helai mahkota, kepala putik berbentuk bulat berwarna kuning dan benang sari silindris dengan panjang 3- 5 mm.

2.1.3 Kandungan gizi buah Jeruk Purut

Jeruk purut memiliki rasa asin dan kelat. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kulit jeruk purut yaitu saponin dan tannin 1%. Berdasarkan uji fitokimia yang dilakukan pada kulit buah jeruk purut banyak terdapat senyawa golongan kumarin, juga adanya senyawa lain yaitu vlavonoid dan steroid.

2.1.4 Manfaat Jeruk Purut

Jeruk purut (Citrus hystrix D.C) merupakan buah yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dan memiliki banyak manfaat yaitu buah jeruk purut sering dimanfaatkan untuk pengobatan magik, juga untuk mengatasi influenza, kelelahan dan mewangikan rambut. Selain itu kulit buah jeruk purut dimanfaatkan untuk penyedap masakan, pembuatan kue dan dibuat manisan (Setiadi dan Parmin, 2004), juga dimanfaatkan sebagai obat bisul, panas dalam, radang kulit, radang payudara, kulit bersisik dan kulit mengelupas. Air perasan daging buah jeruk purut dapat digunakan sebagai obat batuk, obat kulit dan antiseptik.

2.2 Aromaterapi

Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essensial oil atau sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta menenangkan jiwa dan raga. Aromaterapi memiliki manfaat yang sangat beragam, mulai dari pertolongan pertama sampai membangkitkan rasa gembira (Koensoemardiyah, 2009).

(18)

6 2.2.1 Tujuan aromaterapi

Tujuan dari aromaterapi adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa. Sekarang ini, semakin banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan kesehatan dan kecantikan, mulai dari perawatan hingga penyembuhan.

2.2.2 Manfaat aromaterapi

Aromaterapi memiliki beberapa manfaat yaitu membantu meringankan stress, anti depresi, meningkatkan memori, meningkatkan jumlah energi, penyembuhan dan pemulihan, sakit kepala, mengatasi insomnia, sistem kekebalan tubuh dan menghilangkan rasa nyeri.

2.3 Mint (Menthol)

Mint merupakan komponen utama dari minyak peppermint yang membuat sensasi bau, rasa dan sensasi dingin ke kulit. Mint diperoleh dengan membekukan minyak hasil sulingan peppermint hingga suhu -20°C. Mint sangat mudah larut dalam etanol (95%), minyak lemak dan minyak atsiri, tetapi sukar larut dalam air.

Mint memiliki kandungan diantaranya adalah : 1. Vitamin C

Fungsi vitamn C pada menthol yaitu menjaga kekebalan tubuh menjadi lebih kebal dari biasanya, ketika tubuh mengalami kekurangan dalam pemenuhan kebutuhannya.

2. Vitamin A

Vitamin A pada mint memiliki fungsi yang sangat penting bagi wajah yaitu rasa dingin yang dihasilkan dari menthol bias menjadi pendingin bagi kulit dan menghilangkan jerawat, karena vitamin A yang terkandung pada mnt mampu mengatasi produksi minyak berlebih pada kulit.

2.4 Kamper (Camphora)

Kamper berbentuk seperti lilin padat putih yang diperoleh dari kayu pohon kamper. Kamper dengan mudah dikenali dari aromanya yang kuat dan digunakan untuk berbagai macam pengobatan tradisional.

(19)

7 2.4.1 Manfaat kamper bagi kesehatan

Kamper memiliki beberapa manfaat yang baik bagi kesehatan yaitu meredakan nyeri dan gatal, melegakan tenggorokan, meredakan masalah kulit, mengobati infeksi jamur kuku, merangsang peredaran darah dan sistem saraf dan merangsang sistem pencernaan

2.5 Minyak Zaitun (Olive oil)

Minyak zaitun atau yang biasa disebut Olive oil adalah minyak yang berasah dari buah zaitun. Minyak zaitun termasuk salah satu minyak yang sehat karena didalamnya terkandung lemak tak jenuh yang tinggi.

2.5.1 Kandungan minyak zaitun

minyak zaitun memiliki kandungan yang sangat baik untuk kesehatan tubuh manusia. Adapun kandungan dari minyak zaitun sebagai berikut:

1. Squalene

Minyak zaitun memiliki kandungan squalene yang paling tinggi dibandingkan dengan minyak nabati yang ada. Squalene merupakan kandungan eter organic yang sangat bermanfaat bagi system imun kekebalan tubuh manusia.

Selain itu, zat ini juga biasa digunakan sebagai bahan baku insulin bagi para penderita diabetes di dunia.

2. Zat besi

Zat besi memiliki manfaat untuk meningkatkan transportasioksigen keseluruh tubuh, pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia.

3. Kalsium

Kalsium sangat penting untuk membentuk dan memelihara kesehatan tulang dan gigi. Salain itu, kalsium juga memiliki fungsi sebagai pencegah terjadinya tulang keropos dan tulang patah, membantu menyimpan kandungan glikogen agar tubuh tidak terus merasa lapar serta membantu menjaga kelancaran kinerja system safaf otot dan otak.

4. Potassium

Minyak zaitun memiliki sedikit kandungan potassium di dalamnya. Manfaat potassium bagi tubuh antara lain sebagai penjaga tekana darah agar tetap normal,

(20)

8 mengubah gula menjadi energy serta membantu mengeluarkan zat sodium dari tubuh.

5. Polifenol

Minyak zaitun memiliki kadar kandungan polifenol yang sangat tinggi.

Polifenol ini memiliki fungsi sebagai zat antioksidan yang bias menangkal radikal bebas dalam tubuh.minyak zaitun dengan kadar kandungan polifenol biasanya akan mengalami sedikit perubahan rasa, yakni akan menjadi lebih tajam, pahit dan keras.

2.5.2 Manfaat minyak zaitun

Minyak zaitun memiliki banyak khasiat dan manfaat yang dibutuhkan oleh kulit yaitu memberikan efek lembap pada kulit dan mencegah penuaan dini, enghilangkan noda jerawat dan flek pada wajah, engatasi wajah berminyak, mencegah kepikunan, mencegah kesehatan jantung, mengurangi resiko terkena kanker dan menangkal radikal bebas dan melancarkan sirkulasi darah

2.6 Destilasi

Destiasi adalah metode yang sangat umum digunakan untuk memurnikan cairan. Destiasi atmosfer (destilasi umum), destiasi vakum dan destilasi uap adalah destilasi yang umum dari metode destilasi.

Penyulingan adalah proses pemisahan antara komponen yang cairan atau padatan dari 2 macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik didih. Untuk memperoleh minyak atsiri yang berkuaitas, sebaiknya menggunakan labu dari kaca yang tahan panas. Dalam industri pengolahan miyak atsiri telah dikenal 3 macam sistem penyulingan (Satuhu, 2012) yaitu :

a. Penyulingan dengan air

Proses penyulingan dengan cara ini hampir sama dengan perebusan. Metode penyulingan dengan air mempunyai beberapa kelemahan yaitu hanya cocok untuk bahan baku dalam jumlah sedikit dan tidak cocok untuk bahan baku yang larut dalam air.

b. Penyulingan dengan uap

Pada metode ini, uap yang dihasilkan mempunyai tekanan lebih tinggi dari tekanan udara luar. Penyulingan dengan uap sebaikya dimulai dengan tekanan uap

(21)

9 yang rendah. Setelah itu, ditingkatkan sampai suhu mencapai 150ºC dan tekanan mencapai 5 bar. Hal yang perlu diperhatikan adalah tekanan harus dikontrol.

Metode ini cocok untuk menyuling minyak atsiri yang diambil dari bagian tanaman yang keras seperti kulit batang, kayu dan biji-bijian yang keras.

c. Penyulingan dengan air dan uap

Metode ini disebut dengan sistem kukus atau sistem uap tak langsung.

Keuntungan metode ini adalah penetrasi uap yang terjadi secara merata, suhu dapat dipertahankan sampai 100ºC dan rendemen minyak lebih besar.

2.7 Rendemen

Rendemen adalah perbandingan jumlah (kuantitas) minyak yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman aromatik. Rendemen menggunakan satuan (%). Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan nilai minyak atsiri yang dihasilkan semakin banyak.

Perhitungan rendemen bertujuan untuk mengetahui berapa besar hasil minyak atsiri yang diperoleh (Yuwono dan Susanto, 2001). Rendemen dapat dihitung dengan rumus :

𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 (%) =jumlah minyak yang dihasilkan

jumlah bahan sebelum diolah × 100%

(22)

10

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan penelitian dilaksanakan di laboratorium Biokimia Politeknik Pertanian Negeri Pangkep yang dilakukan pada bulan Juni 2017.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah, destilasi, sarung tangan erlenmeyer, corong pemisah, gelas ukur, timbangan manual, blender, timbangan analitik, pisau, tabung reaksi, talenan, botol, baskom, tabung reaksi, kain saring kasar dan piper tetes.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah jeruk purut 3,5 kg, aquades, mint 9 ml, kamper 2,4 ml, minyak zaitun 36,6 ml, minyak atsiri 12 ml dan etanol.

3.3 Prosedur Penelitian

Metode penelitian formulasi aromaterapi dari minyak atsiri jeruk purut yaitu terlebih dahulu dilakukan destilasi buah jeruk purut yang menghasilkan minyak atsiri jeruk purut, kemudian dilakukan uji pH, uji organoleptik dan uji kesukaan untuk mengetahui pH dan menentukan tingkat kesukaan panelis terhadap minyak atsiri dan aromaterapi.

3.3.1 Destilasi minyak atsiri dari buah jeruk purut

Destilasi minyak atsiri jeruk purut dilakukan dengan metode destilasi air, berdasarkan modifikasi dari Nurcahyo (2017) :

a. Alat dan bahan disiapkan.

b. Kemudian buah jeruk purut ditimbang dan dibersihkan.

c. Buah jeruk purut dipotong kecil menggunakan pisau, lalu di blender.

d. Setelah itu, disaring menggunakan kain saring.

e. Hasil saringan dimasukkan ke dalam alat destilasi.

f. Minyak disuling selama 4-6 jam sampai minyak tidak menetes lagi.

g. Penyulingan dihentikan jika minyak tidak menetes lagi.

(23)

11 h. Kemudian minyak dan air dipisahkan menggunakan corong pemisah.

i. Minyak atsiri siap digunakan.

Berikut adalah alur proses pembuatan minyak atsiri jeruk purut berdasarkan modifikasi dari Nurcahyo (2017) :

Gambar 2. Alur Proses Penelitian Pembuatan Minyak Atsiri Penimbangan

Pemotongan

Penyulingan ( 100°C ) ( 4-6 jam )

Penyulingan dihentikan jika minyak tidak menetes

Pemisahan Penghancuran

Penyaringan Buah jeruk purut

3,5kg

Minyak atsiri

Uji organoleptik

(24)

12 3.3.2 Pembuatan aromaterapi (Nurcahyo, 2016)

a. Bahan yang digunakan ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik b. Kemudian mint dan kamper dilarutkan menggunakan etanol dengan cara di

tetesi.

c. Setelah itu semua bahan dipipet dan dimasukkan ke dalam botol d. Aromaterapi siap untuk diaplikasikan.

Berikut adalah alur Proses Pembuatan Aromaterapi berdasarkan modifikasi dari Nurcahyo, 2016 :

Gambar 3. Alur Proses Penelitian Pembuatan Aromaterapi Keterangan :

A = minyak atsiri 10%, mint 15%, kamper 4%, minyak zaitun 71%

B = minyak atsiri 20%, mint 15%, kamper 4%, minyak zaitun 61%

C = minyak atsiri 30%, mint 15%, kamper 4%, minyak zaitun 51%

Larutkan bahan Ethanol 1 ml

Aromaterapi Pencampuran bahan Minyak atsiri jeruk purut

- Mint 0,43%

- Kamper 0,11%

- Uji pH - Uji kesukaan - Minyak atsiri - Minyak zaitun

Dengan komposisi sesuai 1, 2, 3

(25)

13 3.4 Prosedur Kerja

Pangamatan yang dilakukan meliputi uji pH, uji organoleptik minyak atsiri dan uji kesukaan terhadap aromaterapi.

1. Uji pH

Uji pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH dengan cara mencelupkan kertas pH pada sampel aromaterapi kemudian amati untuk mengetahui nilai pH yang dihasilkan.

2. Uji Organoleptik

Uji kesukaan atau uji organoleptik umumnya digunakan untuk menilai atau memperhitungkan reaksi konsumen terhadap sampel yang diujikan. Sehingga dimaksudkan bahwa uji organoleptik adalah pengujian dimana panelis mengemukakan respon suka atau tidak suka terhadap sifat produk hasil eksperimen yang diuji yaitu minyak atsiri jeruk purut dan aromaterapi dari bahan dasar minyak atsiri jeruk purut.

Uji organoleptik dilakukan berdasarkan pengujian panelis dimana panelis memberikan tanda (+/-) terhadap sampel . Adapun hasil uji organoleptik terhadap minyak atsiri dapat dilihat pada Tabel 1:

Tabel 1. Uji Organoleptik Minyak Atsiri

Pengujian Minyak atsiri Hasil

Bentuk Cairan jernih +/-

Warna Kuning muda +/-

Rasa Hangat dikulit +/-

Keterangan :

+ = jika sesuai dengan pengujian minyak atsiri - = jika tidak sesuai dengan pengujian minyak atsiri

(26)

14 Uji kesukaan dilakukan berdasarkan tingkat kesukaan panelis dalam skala kesukaan terhadap aromaterapi. Adapun keterangannya sebagai berikut :

Tabel 2. Uji Kesukaan Aromaterapi

Keterangan Nilai

Sangat suka 5

Suka 4

Netral 3

Tidak suka 2

Sangat tidak suka 1

Sumber : Fika Ahyani (2013)

Gambar

Gambar 1. Buah Jeruk Purut
Gambar 2. Alur Proses Penelitian Pembuatan Minyak Atsiri Penimbangan
Gambar 3. Alur Proses Penelitian Pembuatan Aromaterapi  Keterangan :

Referensi

Dokumen terkait

Dari landasan teori dapat disusun suatu hipotesis yaitu, formulasi sediaan gel minyak atsiri buah jeruk purut dengan basis karbopol memiliki kemampuan pelepasan obat yang lebih

Formula sediaan sabun cair dibuat dengan penambahan minyak atsiri jeruk purut dan kokamidopropil betain sebanyak 0, 1,3, 2, 2,7 dan 3,3 % yang secara berurutan disebut

Penelitian yang dilakukan oleh Nanasombat dan Lohasupthawee (2005) menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan minyak atsiri daun dan kulit buah jeruk purut mempunyai

Apakah masih ada aktivitas dari minyak atsiri buah jeruk purut terhadap Staphylococcus aureus setelah diformulasikan dalam sediaan sabun mandi padat transparan..

Penelitian ini untuk mengetahui sifat fisik salep minyak atsiri buah jeruk purut dengan basis PEG 400 dan PEG 4000 dan mengetahui pengaruh perbedaan jumlah basis salep

Dari hasil penelitian tersebut, maka penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian tersebut dengan judul Formulasi Obat Jerawat Gel Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (C. Hystrix

Penelitian ini dilakukan untuk memformulasikan sediaan minyak atsiri kulit buah jeruk purut ke dalam sediaan sabun mandi cair dan mengetahui aktivitas

Formula sediaan sabun cair dibuat dengan penambahan minyak atsiri jeruk purut dan kokamidopropil betain sebanyak 0, 1,3, 2, 2,7 dan 3,3 % yang secara berurutan disebut