• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBUTUHAN STRATEGIS UNIT PENGGUNA YANG AKAN DICAPAI MODEL PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBUTUHAN STRATEGIS UNIT PENGGUNA YANG AKAN DICAPAI MODEL PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA PROGRAM

Pelatihan Jarak Jauh Budaya Organisasi DJBC

D E S K R I P S I P R O G R A M TUJUAN PROGRAM

Membentuk pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang memiliki karakter dan sikap perilaku yang berlandaskan pada nilai-nilai budaya organisasi dalam rangka mendukung pencapaian terbaik kinerja dan citra organisasi.

KEBUTUHAN STRATEGIS UNIT PENGGUNA YANG AKAN DICAPAI

Tersedianya pegawai DJBC yang memiliki karakter dan sikap perilaku yang berlandaskan pada nilai-nilai budaya organisasi dalam rangka mendukung pencapaian terbaik kinerja dan citra organisasi.

SASARAN (TARGET LEARNERS) Pejabat Eselon IV di lingkungan DJBC

MODEL PEMBELAJARAN TATAP MUKA (TM)

NON TATAP MUKA (NTM) e-Learning

Pelatihan Jarak Jauh

Pendampingan di tempat kerja (Mentoring) Pembimbingan di tempat kerja (Coaching)

STANDAR KOMPETENSI Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu:

a. Menjelaskan konsep budaya organisasi DJBC b. Menjelaskan sikap dasar pegawai DJBC

c. Membangun sikap dasar DJBC meliputi Jujur, Korsa, Loyal, Inisiatif, dan Korektif kepada pegawai di lingkungan organisasi/unit kerja

d. Menerapkan pengelolaan program penguatan budaya organisasi DJBC KOMPETENSI DASAR

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu: a. Menjelaskan konsep budaya organisasi DJBC

1. Menjelaskan latar belakang dan arti penting budaya organisasi DJBC

2. Menjelaskan relevansi penguatan budaya dalam program penguatan reformasi kepabeanan dan cukai

3. Menjelaskan konsep filosofis dan proses pembangunan budaya organisasi melalui sikap dasar pegawai DJBC X X X X

(2)

b. Menjelaskan sikap dasar pegawai DJBC 1. Menjelaskan sikap dasar jujur

2. Menjelaskan sikap dasar korsa 3. Menjelaskan sikap dasar loyal 4. Menjelaskan sikap dasar inisiatif 5. Menjelaskan sikap dasar korektif

c. Membangun sikap dasar DJBC meliputi Jujur, Korsa, Loyal, Inisiatif, dan Korektif kepada pegawai di lingkungan organisasi/unit kerja

1. Menjelaskan strategi pembentukan sikap dasar

2. Menggali identitas dan jati diri organisasi yang melekat pada setiap pegawai

3. Mencanangkan komitmen dan loyalitas pegawai dalam pencapaian tujuan organisasi 4. Membiasakan sikap dasar DJBC: Jujur, KLIK

5. Membangun stabilitas lingkungan kerja yang kondusif

6. Mencanangkan persamaan persepsi sikap dasar DJBC antar pegawai yang memiliki beragam perbedaan dan latar belakang

d. Menerapkan pengelolaan program penguatan budaya organisasi DJBC 1. Menjelaskan program penguatan sikap dasar DJBC

2. Mengemukakan penyusunan rencana program penguatan budaya organisasi 3. Membangun tim kerja pelaksana program penguatan budaya organisasi 4. Menerapkan program penguatan budaya organisasi

5. Menangani monitoring dan evaluasi program penguatan budaya organisasi LAMA PELATIHAN EFEKTIF DAN DAFTAR MATA PELAJARAN No. Kegiatan Nama Mata Pelajaran

Jam Pelajaran Urutan TM (Sinkronus) NTM (Asinkronus) Total 1 Mata Pelajaran Pokok Konsep Budaya Organisasi DJBC 2 1 3 1

Sikap Dasar Pegawai

DJBC 3 2 5 2

Penerapan Sikap Dasar

Pegawai DJBC 8 2 10 3

Pengelolaan Program Penguatan Budaya Organisasi DJBC

12 4 16 4

2 Ceramah Penguatan Budaya

Organisasi 2 - 2 5

3 Action Learning

Action Learning: Aksi Program Penguatan Budaya Organisasi DJBC

5 29 34 6

Total JP 32 38 70

(3)

• Ujian mata pelajaran untuk mata pelajaran Pengelolaan Program Penguatan Budaya Organisasi DJBC

• Tidak disediakan evaluasi dua/ujian mengulang • Mata pelajaran yang tidak diujikan:

1. Konsep Budaya Organisasi DJBC 2. Sikap Dasar Pegawai DJBC

3. Penerapan Sikap Dasar Pegawai DJBC

Total JP + JP Evaluasi 73 JP

Dilaksanakan Dalam

▪ Studi Mandiri dan Tatap Muka : 5 hari kerja (± 8 JP/hari)

▪ Action Learning : 30 hari kerja

± 35 hari

JENIS DAN JENJANG PROGRAM

Pelatihan ini berjenjang lanjutan

PERSYARATAN PESERTA

a. Kepala Seksi/Subbagian (atau yang setara) yang ditunjuk oleh Sekretaris DJBC; b. Bertugas di Unit Kepatuhan Internal/Bagian Umum;

c. Sehat jasmani dan rohani;

d. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin; e. Tidak sedang mengikuti pelatihan lain.

KUALIFIKASI PENGAJAR a. Penceramah/Narasumber

Penceramah/narasumber merupakan Tokoh Nasional atau Praktisi yang memiliki keahlian/ kepakaran pada bidang tertentu.

b. Tenaga Pengajar Umum

a. Memiliki kemampuan dalam mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada siswa. b. Mempunyai pengalaman mengajar / pernah menjadi instruktur.

Khusus

a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung materi/mata diklat yang diajarkan/diampu.

b. Memiliki pengalaman kerja / pelatihan pada bidang terkait materi yang akan diajarkan. c. Merupakan narasumber yang direkomendasikan oleh Pusdiklat Bea dan Cukai atau unit

(4)

d. Metode pengajaran dapat menggunakan (selama sesuai dengan ketentuan yang berlaku) Team teaching, sharing jamlat dan dapat menggunakan asisten pengajar.

BENTUK EVALUASI EVALUASI LEVEL 1

• Evaluasi penyelenggaraan • Evaluasi pengajar

EVALUASI LEVEL 2

Evaluasi peserta dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Unsur-unsur yang dinilai

a) Tingkat kehadiran peserta pembelajaran dan/atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap tata tertib pelatihan, akan dinilai oleh panitia penyelenggara;

b) Sikap dan perilaku peserta pada proses pembelajaran meliputi berupa penilaian sikap dasar DJBC dalam keseharian selama pembelajaran dan penyelesaian penugasan yang diberikan, akan dinilai oleh widyaiswara, pengajar, instruktur, narasumber, pelatih, panitia penyelenggara dan/atau pihak lainnya yang ditunjuk;

c) Evaluasi berupa ujian tertulis;

d) Hasil action learning berupa laporan dan presentasi implementasi hasil pembelajaran. 2. Tujuan Penilaian

a) Mengukur tingkat keberhasilan penyerapan dan penerapan materi pelajaran

b) Mengukur tingkat aktivitas peserta dalam penyelesaian tugas/pada proses pembelajaran c) Menentukan kelulusan peserta berdasarkan standar nilai yang berlaku

3. Sistem penilaian

a) Setiap penilaian mengacu ketentuan sebagai berikut: Mata pelajaran yang diujikan per mata pelajaran:

No Mata Pelajaran JP Evaluasi

1 Pengelolaan Program Penguatan Budaya Organisasi DJBC 3 Keterangan:

• Tidak Disediakan evaluasi dua/ujian mengulang

b) Nilai Presentasi (NPR) merupakan nilai yang diperoleh dari gabungan beberapa komponen penilaian, dengan rincian:

➢ NPR yang mata pelajarannya diujikan per-mata pelajaran, komponen Nilai Presentasinya sebagai berikut:

1) Nilai kehadiran peserta pelatihan (presensi), yang diberi simbol “P”, diberi bobot 10%. 2) Nilai penyelesaian tugas/aktivitas, yang diberi simbol “Q”, diberi bobot 20%.

(5)

Jika dirumuskan maka:

NPR =

(P x 10) + (Q x 20) + (R x 70) 100

➢ NPR yang mata pelajarannya tidak diujikan tetapi memiliki nilai patokan/bobot, komponen Nilai Presentasinya yaitu:

1) Nilai kehadiran peserta pelatihan, yang diberi simbol “P”, diberi bobot 30% 2) Nilai penyelesaian tugas/aktivitas, yang diberi simbol “Q”, diberi bobot 70% Jika dirumuskan maka:

c) Nilai patokan (NP) adalah bobot yang diberikan pada setiap mata pelajaran pokok dan/atau mata pelajaran penunjang yang menggambarkan tingkat pentingnya setiap mata pelajaran berdasarkan desain pembelajaran dan/atau lamanya jam pelatihan.

Adapun NP tiap mata pelajaran adalah sebagai berikut:

No Mata Pelajaran NP

1 Konsep Budaya Organisasi 9

2 Sikap Dasar Pegawai DJBC 15

3 Penerapan Sikap Dasar Pegawai DJBC 29

4 Pengelolaan Program Penguatan Budaya Organisasi DJBC 47

Total 100

d) Nilai Tertimbang (NT) setiap mata pelajaran diperoleh dengan menggunakan rumus:

NT = ∑ NPR x NP 100

e) Nilai Action Learning (NAL) adalah nilai kegiatan action learning dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai Pelaksanaan Action Learning (NPAL) dengan bobot 80%

Nilai Presentasi Laporan Pelaksanaan Action Learning (NPLPAL) dengan bobot 20%

NAL = (NPAL x 80) + (NPLPAL x 20) 100

NPR = (P x 30) + (Q x 70) 100

(6)

f) Nilai Akhir (NA) adalah nilai yang diperoleh dari jumlah Nilai Tertimbang (NT) yang diberi bobot 50% ditambah Nilai Action Learning (NAL) yang diberi bobot 60%, sehingga jika dirumuskan akan menjadi sebagai berikut:

NA = (∑ NT x 40) + (NAL x 60) 100

g) Syarat kelulusan

Peserta pelatihan dinyatakan lulus bila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Nilai Presentasi (NPR) mata pelajaran pokok ≥ 65

2) Jumlah Nilai Tertimbang (ΣNT) ≥ 65 3) Nilai Akhir ≥ 65 EVALUASI LEVEL 3 - EVALUASI LEVEL 4 - FASILITAS

1. Komputer / laptop masing-masing siswa/peserta; 2. Jaringan internet;

3. Materi dalam bentuk modul, dan/atau bahan ajar, dan/atau bahan tayang, dan/atau bentuk lainnya;

4. Fasilitas lainnya sesuai keperluan dalam pelatihan ini.

Jakarta, 30 Juli 2021

Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai

Ditandatangani secara elektronik Harry Mulya

(7)

LAMPIRAN A. Rincian Mata Pelajaran

No. Mata Pelajaran Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan

1 Konsep Budaya Organisasi DJBC

1. Latar belakang dan arti penting budaya organisasi DJBC 2. Relevansi penguatan budaya dalam program penguatan

reformasi kepabeanan dan cukai

3. Konsep filosofis dan proses pembangunan budaya organisasi melalui sikap dasar pegawai DJBC

2 Sikap Dasar Pegawai DJBC 1. Sikap dasar jujur a. Definisi umum b. Dimensi sikap c. Indikator sikap 2. Sikap dasar korsa

a. Definisi umum b. Dimensi sikap c. Indikator sikap 3. Sikap dasar loyal

a. Definisi umum b. Dimensi sikap c. Indikator sikap 4. Sikap dasar inisiatif a. Definisi umum b. Dimensi sikap c. Indikator sikap 5. Sikap dasar korektif

a. Definisi umum b. Dimensi sikap c. Indikator sikap 3 Penerapan Sikap Dasar

Pegawai DJBC

1. Strategi pembentukan sikap dasar

a. Keteladanan pimpinan dan atasan langsung b. Kegiatan repetisi

c. Sosialisasi d. Edukasi

e. Partisipasi pegawai

2. Identitas dan jati diri organisasi yang melekat pada setiap pegawai

3. Komitmen dan loyalitas pegawai dalam pencapaian tujuan organisasi

(8)

4. Sikap dasar DJBC, meliputi Jujur, Korsa, Loyal, Inisiatif, dan Korektif

5. Stabilitas lingkungan kerja yang kondusif

6. Persamaan persepsi sikap dasar DJBC antar pegawai yang memiliki beragam perbedaan dan latar belakang 4 Pengelolaan Program

Penguatan Budaya Organisasi DJBC

1. Program penguatan sikap dasar DJBC a. Program prioritas

b. Program inisiatif

2. Rencana program penguatan budaya organisasi a. Karakteristik organisasi

b. Kriteria keberhasilan program

c. Program penguatan budaya organisasi

3. Tim kerja pelaksanaan program penguatan budaya organisasi

a. Rencana pembentukan tim kerja internal

b. Rencana pembentukan tim kerja dengan stakeholders

4. Program penguatan budaya organisasi a. Rencana penerapan milestone program b. Rencana penerapan jadwal program c. Rencana penerapan mitigasi risiko

5. Monitoring dan Evaluasi program penguatan budaya organisasi

a. Rencana penanganan monitoring secara observasi langsung

b. Rencana penanganan evaluasi hasil observasi c. Rencana penanganan diskusi Monev secara berkala

B. Kegiatan Pembelajaran

1. Program pembelajaran bersifat pembelajaran jarak jauh secara tatap muka (sinkronus) dan non tatap muka (asinkronus) yang dilaksanakan selama 35 hari kerja dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Sesi Asinkronus

• Kegiatan pada sesi asinkronus ditekankan pada pembelajaran/studi mandiri atau penugasan dari pengajar. Materi baik dalam bentuk bahan ajar, ppt, dan/atau video, ataupun dalam bentuk lainnya (seperti kuis) yang akan dipelajari secara mandiri oleh peserta, dapat disampaikan melalui media Kemenkeu Learning Center (KLC) ataupun media lainnya yang disepakati akan digunakan selama proses pelatihan.

(9)

• Sesi asinkronus dapat difasilitasi atau didampingi oleh pengajar/fasilitator, dilakukan melalui media live chat (WAG, telegram dll) dan dilaksanakan sepanjang masih dalam periode pelatihan (tidak terikat waktu/tidak real time).

b. Sesi Sinkronus

• Sesi sinkronus disediakan untuk mata pelajaran yang sudah ditetapkan (tersebut pada halaman mata pelajaran), dimaksudkan untuk tujuan menjelaskan hal-hal yang belum dipahami peserta, mengakomodasi pertanyaan dari peserta pelatihan terhadap materi yang telah dipelajari secara mandiri ataupun sebagai media diskusi, sharing knowledge antara sesama peserta pelatihan, dan fasilitator dan/atau sebagai media presentasi dari suatu penugasan yang diberikan.

• Sesi Sinkronus dilakukan melalui media daring yang meliputi video conference (zoom, google meets dll), live chat (WAG, Telegram dll) dan dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan (terikat waktu/real time).

2. Pemberian penugasan dan/atau latihan baik berupa kuis ataupun sejenisnya sebagai salah satu nilai aktivitas peserta, dapat diberikan langsung oleh pengajar pada saat proses tatap muka 3. Evaluasi/ujian dilakukan untuk mata pelajaran untuk mata pelajaran Pengelolaan Program

Penguatan Budaya Organisasi DJBC dan tidak disediakan evaluasi dua/ujian mengulang 4. Media Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dapat berupa namun tidak terbatas pada:

➢ Kemenkeu Learning Center; ➢ Google Classroom; ➢ Webex; ➢ Microsoft Teams; ➢ Zoom; ➢ Google Drive; ➢ Dropbox; ➢ Google Docs; ➢ Email; ➢ Whatsapp; ➢ Line; ➢ Telegram; ➢ Buku; dan / atau ➢ CD/DVD.

C. Mekanisme Action Learning a. Tempat

Kegiatan action learning berupa aksi program penguatan budaya organisasi yang merupakan implementasi rencana aksi program penguatan budaya organisasi/sikap dasar DJBC dan dilaksanakan di unit kantor asal peserta.

b. Kegiatan

Dalam kegiatan action learning peserta diberikan waktu untuk mengimplementasikan dan mengeksplorasi hasil dari pembelajaran tersebut di unit kantor asal peserta dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Action learning dilakukan secara individual oleh masing-masing peserta dengan didampingi oleh atasan langsung peserta sebagai pendamping (mentor) serta pengajar pelatihan atau pihak lain yang ditunjuk sebagai pembimbing (coach).

(10)

2) Bentuk dan mekanisme pelaksanaan action learning mengacu kepada program penguatan budaya organisasi (Rancangan Program yang telah disetujui melalui mekanisme evaluasi/ujian).

3) Output action learning berupa laporan Aksi Program Penguatan Budaya Organisasi yang sudah mendapatkan persetujuan oleh mentor dan coach yang memuat tentang:

a. Capaian hasil dari aksi program penguatan di organisasi/unit kerja b. Penguatan budaya organisasi di organisasi/unit kerja

c. Kemanfaatan aksi program penguatan

d. Prospek keberlanjutan program penguatan budaya organisasi

serta dapat dilengkapi oleh kopi dokumen dan/atau dokumentasi terkait dengan kegiatan action learning yang telah dilaksanakan.

4) Alokasi waktu untuk melaksanakan action learning di unit kantor asal peserta yaitu selama 30 hari kerja.

5) Sampai dengan hari ke-29 action learning, peserta diberikan waktu untuk menyelesaikan tahapan action learning. Alokasi waktu action learning setiap hari sebanyak kurang lebih 1 jam pelajaran (flexible yang setara, misalnya 2 kali sepekan sebanyak kurang lebih 2,5 jam pelajaran).

6) Maksimal hari ke-29 (pukul 16.00 WIB) dari pembelajaran di tempat kerja, peserta wajib mengumpulkan output final berupa Laporan Aksi Program Penguatan Budaya Organisasi DJBC.

7) Pada hari ke-30 dari pembelajaran action learning, peserta wajib hadir pada sesi tatap muka melalui aplikasi zoom meeting dan mempresentasikan hasil output action learning (alokasi waktu presentasi ±45 menit per peserta yang dibagi menjadi 6 ruang breakout room) dengan alokasi waktu total sebanyak 5 jam pelajaran. Penilai akan memberikan penilaian dan saran/masukan untuk penyempurnaan hasil action learning yang telah disusun oleh peserta.

c. Pendampingan (Mentoring) di tempat Action Learning.

Pendampingan (mentoring) adalah pembimbingan peningkatan kinerja melalui transfer pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dari orang yang lebih berpengalaman pada bidang yang sama. Dalam pelaksanaan action learning ini mentor merupakan atasan langsung atau pejabat lainnya yang ditunjuk oleh pejabat berwenang di unit kerja peserta. Mentor bertugas untuk:

1) Mendiskusikan bersama peserta mengenai aksi program penguatan budaya yang akan diimplementasikan oleh peserta.

2) Memberikan arahan, saran, dan masukan dan validasi pemantauan proses action learning. 3) Memberikan persetujuan atas aksi program penguatan budaya yang dituangkan dalam laporan pelaksanaan action learning dengan melampirkan copy berkas/dokumen dan/atau dokumentasi terkait dengan kegiatan aksi program penguatan budaya yang dilaksanakan.

(11)

4) Memberikan penilaian atas kegiatan action learning yang meliputi penilaian atas pelaksanaan action learning dan presentasi laporan pelaksanaan action learning.

Proses mentoring didokumentasikan dalam form monitoring yang harus dilengkapi baik oleh peserta maupun oleh Mentor.

d. Pembimbingan (Coaching) di tempat Action Learning.

Selama durasi pembelajaran di tempat kerja (action learning), peserta dapat berkonsultasi dengan coach yang merupakan pengajar/ narasumber/ pihak yang ditunjuk oleh Pusdiklat Bea dan Cukai. Mekanisme konsultasi sesuai kesepakatan panitia penyelenggara, peserta, dan pengajar/ narasumber (dapat melalui surat elektronik/ aplikasi WhatsApp/ lainnya). Seorang coach membimbing paling banyak 5 orang coachee (peserta). Coach bertugas untuk:

1) Memberi masukan dan saran atas progress kegiatan dan laporan yang dibuat oleh peserta. 2) Memberikan penilaian atas kegiatan action learning yang meliputi penilaian atas

pelaksanaan action learning dan presentasi laporan pelaksanaan action learning.

Proses coaching didokumentasikan dalam form monitoring yang harus dilengkapi baik oleh peserta maupun oleh Coach.

e. Tabel Kegiatan Action Learning

NO URAIAN JP

1 Hari ke-1 s.d. hari ke-29

• Studi mandiri dengan mentoring dan coaching • Masing-masing 1 JP per hari

29 JP

2 Hari ke-29 (maksimal pukul 16.00 WIB)

• Pengumpulan output final berupa Laporan Aksi Program Penguatan Budaya Organisasi DJBC serta dapat dilengkapi dengan copy dokumen dan/atau dokumentasi terkait dengan kegiatan action learning yang telah dilaksanakan

-

3 Hari ke-30

• Presentasi masing-masing peserta diikuti oleh seluruh peserta melalui aplikasi zoom meeting

• Peserta dibagi ke dalam 6 ruang breakout room zoom sesuai dengan coach masing-masing

5 JP

f. Penilaian Action Learning (AL)

Nilai Action Learning mempunyai unsur yang dinilai berupa: 1) Nilai Pelaksanaan Action Learning (NPAL) dengan bobot 80%

Merupakan nilai capaian keberhasilan program yang dilaksanakan selama peserta melakukan action learning di unit kantor asal peserta, dinilai oleh:

(12)

• Mentor dalam kegiatan action learning yang melakukan pembimbingan (Mentoring) selama action learning.

• Coach dalam kegiatan action learning yang melakukan pembimbingan (Coaching) selama action learning.

Total Nilai Pelaksanaan Action Learning untuk setiap peserta merupakan rata-rata dari Nilai Pelaksanaan Action Learning yang diberikan oleh mentor dan coach.

2) Nilai Presentasi Laporan Pelaksanaan Action Learning (NPLPAL) dengan Bobot 20% Merupakan nilai presentasi laporan pelaksanaan action learning yang dilaksanakan di hari terakhir pelaksanaan action learning, melalui aplikasi zoom meeting, dinilai oleh:

• Mentor dalam kegiatan action learning yang melakukan pembimbingan (Mentoring) selama action learning.

• Coach dalam kegiatan action learning yang melakukan pembimbingan (Coaching) selama action learning.

Total Nilai Presentasi Laporan Pelaksanaan Action Learning setiap peserta merupakan rata-rata dari Laporan Pelaksanaan Action Learning yang diberikan oleh mentor dan coach.

(13)

FORM MONITORING MENTOR

No Uraian Kegiatan Tanggal

Konsultasi Tanda Tangan Mentor Keterangan 1 2 3 4 5 6

(14)

FORM MONITORING COACH

No Uraian Kegiatan Tanggal

Konsultasi Tanda Tangan Coach Keterangan 1 2 3 4 5 6

Referensi

Dokumen terkait

1) Penerapan pendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajaran Matematika pokok bahasan kesebangunan bangun datar dapat menjadikan pembelajaran siswa di kelas V

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Sikap (Attitude) dan Norma Subjektif (Subjective

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi antara pemakai laporan keuangan dan auditor terhadap expectation gap dalam isu auditor dan proses

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Izin Penelitian di SMA Kolese De Britto Yogyakarta Lampiran 2 Surat

Tahapan perencanaan dimulai dari evaluasi terhadap kondisi saat ini, penilaian terhadap ekspektasi yang ingin dicapai organisasi dengan mengacu pada rencana strategis dan

Kayu tempelan utuh lapis (A1B1) mempunyai nilai rata-rata yang paling tinggi yaitu 27,60 kg/cm 2 dan yang paling rendah pada kayu tempelan tidak utuh 4 lapis (A2B1) yaitu

Tanaman jati yang disisip rumput gajah nyata lebih pendek dibandingkan dengan jati yang tumbuh dengan sisipan rumput raja, tetapi tidak lebih pendek dibandingkan

Pada penelitian ini sampel untuk pengujian dibedakan menjadi tiga variasi sampel, diantaranya tanda tangan dengan kertas berwarna dan tinta tanda tangan hitam, tanda tangan