• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI TERHADAP PERILAKU MEROKOK MAHASISWA LAKI-LAKI PSIK UMY.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI TERHADAP PERILAKU MEROKOK MAHASISWA LAKI-LAKI PSIK UMY."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI TERHADAP PERILAKU MEROKOK

MAHASISWA LAKI-LAKI PSIK UMY

Naskah Publikasi

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat

Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

DIYANAH SYOLIHAN RINJANI PUTRI 20100320033

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014

(2)

2

(3)

3

(4)

4

Hubungan Antara Tingkat Stres Mahasiswa Dalam Mengerjakan Skripsi Terhadap Perilaku Merokok Mahasiswa Laki-Laki PSIK UMY

Diyanah Syolihan Rinjani Putri1, Sutantri2

Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultasi Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2014

INTISARI

Skripsi adalah sebuah tugas akhir yang harus dikerjakan oleh seorang mahasiswa dalam studinya, sebagai syarat agar bisa mendapat gelar sarjana. Saat penyusunan skripsi mahasiswa banyak mengalami kesulitan, rintangan dan halangan dalam mengerjakannya. Mahasiswa dapat mengalami kondisi psikologis yang tidak menyenangkan atau bisa disebut dengan stres. Pada kondisi tersebut, seorang perokok bisa merokok lebih banyak, dan yang tidak merokok bisa menjadi merokok. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat stres mahasiswa dalam mengerjakan skripsi terhadap perilaku merokok mahasiswa laki-laki.

Penelitian ini merupakan penelitian Korelasi. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Total Sampling yang berjumlah 45 mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di UMY. Instrumen pada penelitian ini menggunakan skala tingkat stres dan skala perilaku merokok dengan model Likert. Analisa data yang digunakan adalah Kendall Tau.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat stres yang ditemukan pada mahasiswa adalah tingkat stres sedang dengan jumlah 42 orang (93,3%), dan berat 3 orang (6,7%). Selain itu, untuk perilaku merokok baik 7 orang (17,8%), cukup 30 orang (66,7%) dan buruk 8 orang (17,8%). Dari analisa ditemukan bahwa p value =0,319, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat stres dalam mengerjakan skripsi terhadap perilaku merokok.

Kata Kunci: Tingkat Stres, Perilaku Merokok, Mahasiswa Laki-laki, Mengerjakan Skripsi.

____________________________________________________

1 Mahasiswa Keperawatan, Program Studi Ilmu Keperawatan, FKIK, UMY

2 Dosen Keperawatan Komunitas, Program Studi Ilmu Keperawatan, UMY Korespondensi : putridiana186@gmail.com

(5)

5

Correlation Between Stress Levels and Smoking Behavior Among the Last Year Male Student in School of Nursing UMY

Diyanah Syolihan Rinjani Putri1, Sutantri2

Student Research Project, School of Nursing, Medical and Health Faculty, Muhammadiyah University of Yogyakarta, 2014

ABSTRACT

Thesis is a final task that must be accomplished by students during studies as a requirement to acquire get bachelor degree. Students usually deal with several difficulties, obstacles, and impediments in order to accomplish this final task. Students can experience unpleasant psychological condition or can be called with stress. In these conditions, a smoker can smoke more, and who do not smoke can be smoked. The purpose of this study is to determine the correlation between stress to do thesis and smoking behavior in male students.

This study was a Corelational study. Sampling in this study used Total Sampling method, with total respondents in this study were 45 students.

Instrument in this study use the scale levels of stress and smoking behavior scale with Likert model. The data analysis technique used in this study was Koefision Bivariate Correlation. Data analysis used was Kendall Tau.

The results of this study showed that stress levels found in student stress levels were moderate level with 42 people (93.3%), and severe level with 3 people (6.7%). In addition, for both smoking behavior were 7 people (17.8%) good behavior, 30 people (66.7%) enough behavior and 8 (17.8%) bad behavior. From the data analysis it was found out that p value = 0.319, so it can be concluded that there was no correlation between the level of stress in a working paper on smoking behavior.

Keywords: Level of Stress, Smoking Behavior, Male Students, Working Thesis

____________________________________________________

1Nursing Student, School of Nursing, Medical and Health Faculty, UMY

2 Lecture of Community Nursing, School of Nursing, UMY Correspondence : putridiana186@gmail.com

(6)

6 PENDAHULUAN

Jumlah perokok pada usia 15 tahun keatas dari tahun 2007-2013, cenderung meningkat dari 34,2% tahun 2007 menjadi 36,3% tahun 2013.1Angka prevalensi merokok di indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.2Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok terbesar keempat di dunia.3

Perilaku merokok yang dilakukan oleh masyarakat tidak akan terjadi tanpa adanya faktor-faktor pendorong. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok yaitu faktor lingkungan, teman sebaya, kepuasan fisikologis. Kepuasan fisikologis lebih dominan dari pada faktor yang lainnya sebesar 40,9%. Hal ini menggambarkan bahwa perilaku merokok berkaitan dengan kondisi emosi.

Kondisi yang paling banyak mempengaruhi perilaku merokok adalah ketika seseorang mengalami tekanan atau stres.4

Kondisi inilah yang sering dialami oleh mahasiswa semester akhir yang mengerjakan skripsi. Penyusunan skripsi yang wajib ini menjadi stressor tersendiri bagi mahasiswa. Hal ini terjadi karena banyak anggapan bahwa penyusunan skripsi itu sulit dan juga prosesnya panjang. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan perilaku merokok pada mahsiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).5 Artinya semakin tinggi tingkat stres yang di alami mahasiswa semakin buruk perilaku merokok pada mahasiswa. Selain itu, saat mengalami banyak stressor atau stres sesorang mempunyai mekanisme koping yang berbeda-beda ada yang positif dan

(7)

7

negatif.6Koping yang negatif ketika mengalami stres yaitu seseorang yang tadinya tidak merokok menjadi merokok.7

Merokok merupakan salah satu contoh strategi koping yang tidak efektif banyak disukai oleh golongan baik remaja maupun dewasa, meskipun mereka sudah mengetahui dampak negatif rokok bagi kesehatan. Dampaknya seperti kanker dan penyumbatan pembuluh darah yang bisa mengakibatkan kematian.8 Hal ini didukung oleh WHO yang mempediksikan bahwa penggunaan tembakau akan membunuh 10 juta orang/tahun menjelang tahun 2020.9

Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, pada Prodi Ilmu Keperawata.

Berdasarkan studi pendahuluan di lapangan didapatkan data hampir 50%

mahasiswa laki-laki melakukan aktivitas merokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan perilaku merokok kalangan mahasiswa laki-laki yang sedang mengerjakan skripsi. Selain itu, penelitian ini ditunjukkan untuk mengetahui tingkat stres mahasiswa ketika mengerjakan skripsi, mengetahui perilaku merokok yang dilakukan oleh mahasiswa dan untuk mengetahui hubungan stres dan perilaku merokok.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling. Jumlah respnden pada penelitian adalah seluruh mahasiswa laki-laki yang mengerjakan skripsi di Pogram Studi Ilmu Keperawatan (PSIK),

(8)

8

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebanyak 45 mahasiswa. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2014 di PSIK UMY.

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat stres sebagi variabel independen, perilaku merokok sebagai variabel dependent dan variabel pengganggu pada penelitian ini yaitu iklan, teman sebaya, mudahnya akses rokok, adanya anggota keluarga yang merokok, umur, tingkat pengetahuan. Variabel pengganggu pada penelitian ini diabaikan.

Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini ada dua yaitu kuesioner tingkat stres dan perilaku merokok. Untuk tingkat stres terdiri dari 18 item pertanyaan dengan skala Likert Rating pilihan jawabannya adalah tidak pernah, kadang-kadang, sering dan selalu. Kuesioner tersebut diambil dari Syofia.10Sedangkan, kuesioner perilaku merokok terdiri dari 17 item pertanyaan dengan skala Likert Rating pilihan jawabannya adalah selalu, kadang-kadang dan tidak pernah. Kuesioner tersebut diambil dari Sulistiyo,11 Prayogo,12 dan berdasarkan teori Potter dan Perry, Bell, Chapin dan Skiner. Kuesiner tersebut sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas di STIKES Ahmad Yani Yogyakarta.

Analisa data yang digunakan adalah analisa data univariat dan bivariat.

Analisa univariat digunakan untuk melihat tingkat stres mahasiswa dalam mengerjakan skripsi terhadap perilaku merokok serta data demografinya. Analisa data yang digunakan adalh dengan melihat frekuensi dan prosentasenya. Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara stres pengerjaan skripsi tehadap perilaku merokok pada mahasiswa keperawatan

(9)

9

semester akhir dengan menggunakan Kendall Tau. Tingkat signifikan yang digunakan untuk uji tersebut adalah 0,05.13

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik responden

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia dan kebiasan merokok Bulan Mei 2014 (n=45)

Karakteristik Jumlah Persentase (%) Usia

a. 20 tahun b. 21 tahun c. 22 tahun d. 23 tahun e. 25 tahun f. 26 tahun Total

1 13 21 8 1 1 45

2,2 28,9 46,7 17,8 2,2 2,2 Status merokok

a. Ya b. Tidak Total

21 24 45

46,7 53,3 Usia mulai merokok

a. 10-17 tahun b. 17-24 tahun c. <10 tahun Total

9 11

1 21

20,0 24,4 2,2

Lama merokok a. <1 tahun b. 1-3 tahun c. >3 tahun Total

2 4 15 21

4,4 8,9 33,3 Sumber : Data primer diolah, 2014

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa untuk usia terbanyak yang dijumpai pada responden adalah usia 22 tahun yang berjumlah 21 orang (46,7%). Pada status merokok responden terbanyak pada yang

(10)

10

tidak merokok yaitu berjumlah 24 orang (53,3%). Untuk usia mulai merokok responden terbanyak pada usia 17-24 tahun (24,4%).

Sedangkan untuk lama merokok pada responden terbanyak yaitu > 3 tahun berjumlah 15 orang (33,3%).

2. Hasil univariat

a. Tingkat stres mahasiswa dalam mengerjakan skripsi di PSIK UMY angkatan 2010

Table 2. Distribusi frekuensi tingkat stres mahasiswa dalam mengerjakan skripsi di PSIK UMY angkatan 2010 Bulan Mei 2014 (n=45)

Sumber : Data primer diolah, 2014

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa tingkat stres mahasiswa laki-laki dalam mengerjakan skripsi yang paling banyak adalah pada tingkat stres sedang yang berjumalah 42 orang (93,3%).

b. Perilaku merokok mahasiswa dalam mengerjakan skripsi di PSIK UMY angkatan 2010

Tabel 3. Distribusi frekuensi perilaku merokok mahasiswa dalam mengerjakan skripsi di PSIK UMY angkatan 2010 Bulan Mei 2014 (n=45)

Perilaku merokok

Frekuensi Persentase (%) Baik

Cukup Buruk Total

7 30 8 45

15,6 66,7 17,8 100,0 Sumber : Data primer diolah, 2014

Tingkat stres Frekuensi Persentase (%) Sedang

Berat Total

42 3 45

93,3 6,7 100,0

(11)

11

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa perilaku merokok mahasiswa laki-laki dalam mengerjakan skripsi yang paling banyak adalah pada perilaku merokok cukup yang berjumalah 30 orang (66, 7%).

3. Hasil bivariat

Hubungan antara tingkat stres mahasiswa dalam mengerjakan skripsi terhadap perilaku merokok mahasiswa PSIK UMY.

Tabel 4. Hasil uji Kendall Tau hubungan antara tingkat stres mahasiswa dalam mengerjakan skripsi terhadap perilaku merokok mahasiswa laki-laki PSIK UMY

S

Sumber : Data primer diolah, 2014

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa p value=0,319 (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat hubungan antara tingkat stres mahasiswa dalam mengerjakan skripsi terhadap perilaku merokok mahasiswa laki-laki PSIK UMY.

Tingkat stres

Perilaku merokok

Total p value

Baik Cukup Buruk

n % n % n %

Sedang 7 16,7 28 66,7 7 16,7 42

0,319 Berat 0 0 2 66,7 1 33,3 3

(12)

12 B. Pembahasan

1. Tingkat stres mahasiswa laki-laki dalam mengerjakan skripsi di PSIK UMY

Tingkat stres mahasiswa laki-laki dalam mengerjakan skripsi yang paling banyak adalah pada tingkat stres sedang berjumlah 42 orang (93,3%). Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat stres responden (85.2%) mengalami stres sedang.11

Banyak hal yang membuat mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi mengalami stres yaitu dari faktor eksternal. Faktor eksternal yang menyebabkan stres saat penyelesaian skripsi adalah dosen pembimbing, beban SKS yang ada, proses penelitian serta fasilitas dan literatur. Hasil penelitianterdahulu menjelaskan bahwa jika semakin rendah hubungan dosen pembimbing, semakin rendah pengetahuan mahasiswa, semakin rendah kondisi lingkungan sosial dan semakin rendah fasilitas perpustakaan maka stres dalam penyusunan skripsi akan semakin meningkat.14

2. Perilaku merokok mahasiswa laki-laki dalam mengerjakan skripsi di PSIK UMY angkatan 2010

Perilaku merokok mahasiswa laki-laki dalam mengerjakan skripsi yang paling banyak adalah pada perilaku merokok cukup berjumlah 30 orang (66,7%). Pada penelitian menunjukkan bahwa dari 92 responden yang mengalami stres sedang berjumlah 72 orang

(13)

13

(73,5%) dan responden mempunyai perilaku merokok sedang atau cukup 71 orang (72,4%).15

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok adalah lingkungan keluarga4 atau bisa dikatakan apabila ayahnya merokok maka anaknyapun akan merokok,16tingkat pendidikan yang berbeda akan memberikan tanggapan yang berbeda pada kemampuan individu untuk berinteraksi. Tingkat pendidikan hanya sampai lulus SMA tidak melanjutkan ke perguruan tinggi lebih banyak yang merokok.17 Faktor lainnya yang mempengaruhi perilaku merokok adalah teman sebaya yang merokok,18 faktor kepuasan psikologi,7 dan sikap positif terhadap rokok yaitu merokok itu baik dan menguntungkan.19

Perilaku merokok pada remaja banyak terjadi dikarenakan merokok digunakan untuk menghasilkan emosi yang positif misalnya rasa senang, relaksasi, kenikmatan rasa. Selain itu, merokok dianggap bisa mengurangi perasaan negatif misalnya merokok dalam keadaan marah, cemas, stres dianggap sebagai penyelamat.20

Pada saat mahasiswa mengerjakan skripsi, sebagian besar mengalami stres. Kondisi yang paling banyak mempengaruhi seseorang tersebut untuk merokok yaitu ketika seseorang dalam tekanan atau stres sebesar 40,9%.4

(14)

14

3. Hubungan antara tingkat stress mahasiswa mahasiswa dalam mengerjakan skripsi terhadap perilaku merokok

Diketahui p=0,319 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat stres mahasiswa dalam mengerjakan skripsi terhadap perilaku merokok. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sulistiyo menunjukkan bahwa hubungan positif antara stres dengan perilaku merokok. Semakin tinggi stres, maka semakin tinggi pula perilaku merokoknya begitu juga sebaliknya.11Semakin berat stres maka semakin kuat dorongan untuk merokok.4

Hasil penelitian terdahulu yang hasilnya berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti saat ini, kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, UMY sudah menerpakan kawasan tanpa rokok sejak tahun 2005. Hal ini bisa saja membuat seseorang menjadi tidak merokok. Perilaku merokok dan pengetahuan peraturan kawasan tanpa rokok berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan untuk tidak merokok.21

Kedua, saat seseorang mengalami stres orang tersebut mempunyai strategi koping. strategi koping yang umumnya dilakukan mahasiswa untuk menghadapi stres adalah koping positif pada kategori tinggi (58,6%) seperti membuat rencana aksi dan berusaha selalu berfikir positif.22 Semakin tinggi tingkat religious coping positif maka akan semakin rendah tingkat stres pada mahasaiswa.23

(15)

15

Pada penelitian terdahulu didapatkan hasil bahwa aktivitas fisik dapat menjadi metode untuk mengurangi stres seperti melakukan olahraga, jalan-jalan, dan aktifitas lainnya.23Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, hal ini terlihat konsisten bahwa sebagian besar mahasiswa PSIK bila mengalami stres akan mengalihkannya dengan cara olahraga, jalan-jalan, atau melakukan sesuatu sesuai dengan hobinya.

Ketiga, mahasiswa yang jadi responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa dengan latar belakang pendidikan kesehatan.

Seseorang yang berlatar pendidikan kesehatan yang sudah mendapatkan dan mengetahui materi tentang rokok itu seperti apa, bahaya merokok bagi kesehatan, maka orang tersebut akan menjauhkan diri dari perilaku merokok. Mahasiswa yang sudah mempunyai pengetahuan tentang epidemiologi merokok, termasuk bahaya merokok bagi kesehatan, maka orang tersebuat akan menjauhkan diri dari perilaku merokok.24

KESIMPULAN

Tingkat stres mahasiswa laki-laki dalam mengerjakan skripsi pada penelitian ini mayoritas pada tingkat stres sedang dan tidak ditemukan adanya hubungan stres mengerjakan skripsi terhadap perilaku merokok.

(16)

16 SARAN

1. Bagi mahasiswa keperawatan, penelitian ini diharapakan menjadi motivasi mahasiswa bahwa skripsi merupakan suatau amanah pendidikan yang harus diselesaikan dengan baik dan dengan tepat waktu.

2. Bagi institusi, Diharapkan lebih memperkenalkan dan menggalangkan kawasan tanpa rokok di seluruh fakultas khususnya di FKIK UMY, agar mahasiswa bisa menjauhkan diri dari perilaku merokok. Selain itu, diharapkan institusi sejak dini memperkenalkan dan menjelaskan secara detail bagaimana proses dalam pengerjaan skripsi, agar mahasiswa bisa siap, saat akan mengerjakan skripsi sehingga stres pada saat mengerjakan skripsi bisa diminimalkan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, rekomendasi untuk mengkaji lebih dalam perilaku merokok mahasiswa yang mengerjakan skripsi, karena dalam penelitian ini menggunakan responden yang merokok dan tidak merokok.

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Sutantri, S.Kep., Ns., M. Sc., selaku pembimbing yang telah banyak membimbing serta memberikan masukan kepada penulis dalam penyusunan karya tulis.

2. Nurvita Risdiana, S.Kep., Ns., M. Sc., selaku penguji yang memberikan masukan demi kelancaran dalam peroses penelitian ini.

(17)

17

DAFTAR PUSTAKA

1. Departmen Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Laporan nasional riskesdas 2013. Jakarta. Diakses pada tanggal 15 Maret 2014, dari http://depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/Hasil%20Riskesdas%202013 .pdf.

2. World Health Organisation. (2011). WHO report on the global tobacco epidemic warning about the dangers of tobacco. Geneva 27 Switzerland.

3. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Buku fakta tembakau 2012. Diakses pada tanggal 28 Feberuari 2014, darihttp://tcsc- indonesia.org/wp-content/uploads/2012/12/Buku-Fakta-Tembakau.pdf.

4. Sari, I. N. (2011). Hubungan antara tingkat stres dengan perilaku merokok pada siswa laki-laki perokok SMKN 2 Batusangkar. Skripsi strata satu, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Andalas.

5. Wibawa, R., D., C. (2012). Hubungan antara tingkat stres dengan prilaku merokok pada mahasiswa PSIK UMY 2011. Skripsi strata satu, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

6. Rasmus. (2009). Stres, koping, dan adaptasi : teori dan pohon masalah keperawatan. Jakarta : CV. Sagung Seto.

7. Fikriyah, S., & Febrijanto, Y. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra. STIKES RS.

Baptis Kediri Jurnal STIKES Volume 5, No. 1, Juli 2012.

8. Aditama, T., Y. (2011). Rokok dan kesehatan. Jakarta : UI- Press.

9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Kemenkes luncurkan hasil survey tembakau. Jakarta. Diakses pada tanggal 20 Desember 2013, dari http://www.depkes.go.id/index.php/berita/pres-release/2048- kemenkes-luncurkan-hasil-survey-tembakau.html.

10. Syofia, E. (2008). Faktor-faktor yang menyebabkan stres pada mahasiswa Fakultas Keperawatan USU yang sedang mengerjakan skripsi. Skripsi strata satu, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, Sumatra.

11. Sulistyo, K. T. (2009). Hubungan antara stres dengan perilaku merokok pada mahasiswi. Skripsi strata satu, Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegiapranata, Semarang.

12. Prayogo, E. (2012). Hubungan antara faktor keluarga dan teman dengan perilaku merokok pada remaja di SMA N 1 Imogiri Bantul. Skripsi strata satu, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

(18)

18

13. Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktis.

Jakarta: Rineka Cipta.

14. Setara, F.,& Nusantara, T. (2013). Pendekatan metode structural equation modeling untuk analisis faktor yang mempengaruhi stres dalam penyusunan skripsi. Universitas Negeri Malang, Malang.

15. Anitasari, L. (2007). Hubungan stres dan perilaku merokok pada remaja.

Universitas Negri Malang, Malang.

16. David, N., B., Zion, U., B. (2009). Factors affecting smoking tendency and smoking intensity. Health Education, Vol. 109 Iss: 3, pp.193 – 212.

17. Nasir, M. (2010). Pola pengambilan keputusan konsumen rokok.

BENEFIT Jurnal Manajemen dan BisnisVolume 14, Nomor 1, Juni 2010, hlm. 38-46.

18. Hasanah, A., U, & Sulastri. (2011). Hubungan antara dukungan orang tua, teman sebaya dan iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa laki- laki madrasah aliyah negeri 2 Boyolali. GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 (695 - 705).

19. Rapeah, M., Y.,Munirah, Y., Latifah, Faizah., S., Norsimah, S., Maryana, M., Saub, R. (2008). Factors influencingsmoking behaviours among male adolescents inKuantan district. Annal Dent Univ Malaya 2008; 15(2): 77- 81.

20. Halim, N., A., B., A. (2013). Faktor-faktor psikologis yang menentukan perilaku merokok pada mahasiswi kedokteran di Universitas Hasanuddin 2013. Skripsi strata satu, Universitas Hasanuddin, Makassar.

21. Puswitasari, A. (2012). Faktor kepatuhan mahasiswa dan karyawan terhadap peraturan kawasan tanpa rokok di lingkungan kampus Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro, Semarang.

22. Wijayanti, N. (2010). Strategi coping menghadapi stres dalam penyusunan tugas akhir skripsi pada mahasiswa program S1 Fakultas Ilmu Pendidikan (2010).UNY.

23. Anggraini, S. (2014). Religious coping dengan stres pada mahasiswa.

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang. Jurnal Online Psikologi Vol. 02, No. 01, Thn. 2014.

24. Springer, M.C. (2008). Do medical students know enough about smoking to help their future patients? assessment of new york city fourth-year medical students’ knowledge of tobacco cessation and treatment for nicotine addiction. Academic Medicine, Vol. 83, No. 10 / October 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel independen: Kualitas Layanan, Persepsi Harga dan Kepuasan Pelanggan Regresi linier berganda Hasil penelitian menunjukan bahwa Kualitas Layanan, Persepsi

In a sense the volume reexamines one of the roots of wavelet analysis: The paper [60] by Grossmann, Morlet and Paul may be considered as one of the initial sources of wavelet

penulis dimampukan untuk menyelesaikan praktek Kuliah Kerja Media (KKM) di Blackstone Indonesia sebagai Marketing Communication yang memberikan manfaat bagi penulis hingga

Mahasiswa PPL yang melaksanakan praktek mengajar di SMA Negeri 3 Bantul telah selesai dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang direncanakan, praktek mengajar di

menurut pakar bimbingan dan mendeskripsikan spektrum petugas bim bingan yang secara aktual ada di SMA-SMA dewasa ini. Dengan meng garap dua kegiatan pokok tersebut, dari penelitian

Dalam penentuan bayi dengan berat badan lahir rendah terdapat beberapa istilah yang perlu diketahui seperti prematuritas murni dan dismatur, istilah prematuritas

(3 Indikator berkaitan dengan Program Latihan Tahunan tergolong baik dengan jumlah 160 atau persentase 55,56 % pada jawaban 3 berdasarkan penilaian pelatih klub renang

3,