• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KEDELAI EDAMAME MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN PROBABILITY BERBASIS WEB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SISTEM PAKAR DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KEDELAI EDAMAME MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN PROBABILITY BERBASIS WEB"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KEDELAI EDAMAME MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN PROBABILITY BERBASIS WEB

Eko Kurniawan1, Deni Arifianto2,Reni Umilasari3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember Jln. Karimata No. 49 Jember Kode Pos 68121

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kedelai edamame merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Menurut data BPS (2018), jumlah produksi kedelai Indonesia (khususnya Jawa Timur) menurun, yaitu pada tahun 2015 mencapai 344.998 ton, kemudian pada tahun 2016 mencapai 274.317 ton dan pada tahun 2017 mencapai 200.916 ton. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi adalah kurangnya tenaga kerja yang mengerti dalam mengatasi permasalahan gangguan hama dan penyakit. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem pakar yang bisa membantu memberikan solusi dalam menyelesaikan permasalahan hama penyakit pada tanaman kedelai edamame khususnya di Indonesia. Sistem ini dirancang dengan menggunakan metode Euclidean Probability yang berfungsi untuk mencari nilai persentase kemungkinan atau probabilitas hama penyakit yang menyerang tanaman tersebut. Dari hasil pengujian sistem, dapat diperoleh bahwa metode euclidean probability memiliki tingkat presisi dengan nilai rata-rata sebesar 95%. Dan terdapat 1 penyakit yang memiliki nilai persentase paling rendah yaitu dalam diagnosa hama Ulat Grayak dengan nilai 60%. Sedangkan tingkat akurasi sistem memiliki persentase sebesar 96 % yang membuktikan bahwa sistem memiliki keberhasilan tingkat akurasi yang cukup baik sesuai dengan diagnosa pakar.

Kata Kunci : Sistem Pakar, Euclidean Probability, Hama dan Penyakit, Edamame

1. PENDAHULUAN

Edamame adalah jenis kedelai yang memiliki biji polong lebih besar dari pada kedelai pada umumnya. Menurut sejarah, edamame adalah tanaman yang dibudidayakan di Tiongkok pada Tahun 200 SM yaitu sebagai tanaman obat.

Kemudian mulai dipasarkan di Jepang pada Tahun 972 M (Samsu, 2003). Kedelai tersebut bisa tumbuh subur di Indonesia, dikarenakan memiliki iklim yang sangat cocok yaitu tropis dan subtropis.

Menurut data BPS (2018), Produksi kedelai Indonesia (khususnya Jawa Timur) menurun, yaitu pada tahun 2015 mencapai 344.998 ton, kemudian pada tahun 2016 mencapai 274.317 ton dan pada tahun 2017 mencapai 200.916 ton.

Pada penelitian yang dilakukan oleh

Destarianto(2013), Permasalahan yang sering dihadapi para petani dalam budidaya kedelai edamame menyebabkan proses produksi menurun.

Salah satu penyebabnya adalah adanya gangguan hama dan penyakit. Selain itu proses identifikasi hama penyakit pada tanaman edamame memerlukan pengalaman, pengetahuan dan keahlian untuk mendiagnosis adanya hama dan penyakit pada kedelai edamame terkadang menjadi kendala di lapangan. Oleh sebab itu dibutuhkan dibutuhkan sebuah sistem yang bisa menjadi alternatif bagi petani untuk mendiagnosis hama penyakit pada kedelai edamame.

Euclidean Probability merupakan suatu metode yang berfungsi untuk mengukur tingkat probabilitas sebuah kasus berdasarkan sebab-sebab

(2)

yang terjadi. Merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2019), dalam mendiagnosa penyakit Dermatic Bacterial, peneliti melakukan uji perbandingan nilai diagnosis antara Teorema Bayes dan Euclidean Probability. Dari hasil uji diagnosis tersebut, Euclidean Probability memiliki persentase diagnosis lebih tinggi yaitu sebesar 74%, sedangkan Teorema Bayes hanya memiliki persentase senilai 51%. Dari hasil uji tersebut menunjukkan bahwa metode Euclidean Probability memiliki persentase lebih baik dari pada Teorema Bayes, sehingga hal tersebut menjadi alasan peneliti untuk menerapkan metode Euclidean Probability pada kasus hama penyakit kedelai edamame.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pakar

Sistem pakar (expert system) merupakan sebuah program yang dapat meniru pengetahuan seorang pakar pada sistem komputer, sehingga sistem tersebut bisa memecahkan permasalahan yang biasanya dikerjakan oleh ahli (Kusumadewi, 2003). Teknologi sistem pakar pertama kali dikembangkan pada tahun 1960, oleh salah satu komunitas Artificial Intelligence. Dengan sistem ini diharapkan, petani pemula dapat memecahkan suatu kasus yang ada tanpa harus berkonsultasi langsung dengan pakar. Disisi lain bagi para pakar, sistem ini bisa menjadi pendamping yang baik untuk mempermudah pekerjaannya dalam menyelesaikan sebuah kasus. Pada dasarnya, sistem ini diciptakan bukan untuk menggantikan posisi seorang pakar, tetapi untuk berbagi pengalaman pakar dan informasi kepada masyarakat.

2.2 Hama dan Penyakit Kedelai Edamame Hama merupakan organisme yang dapat merusak tanaman sehingga proses pertumbuhan tanaman dapat terhambat. Sedangkan penyakit

merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tanaman terganggu pertumbuhannya tetapi penyebabnya bukanlah binatang (Ariyani, 2019).

Hama dan penyakit merupakan masalah yang menjadi salah satu penganggu dalam usaha pertanian. Serangan hama dan penyakit ini dapat datang kapanpun dan dapat menyebar secara cepat sehingga terkadang dapat menyebabkan gagal panen dalam waktu yang relatif singkat. Sehingga para petani harus benar-benar mewaspadai permasalahan ini.

2.3 Euclidean Probability

Euclidean Probability merupakan metode pendekatan kasus untuk mengukur kemungkinan suatu hipotesa berdasarkan sebab-sebab yang ada.

Berikut adalah persamaan Euclidean Probability .

𝐸 = √(𝐸1× 𝑁𝐵𝐸1)2+ (𝐸2× 𝑁𝐵𝐸2)2+ ⋯ + (𝐸𝑛× 𝑁𝐵𝐸𝑛)2

Keterangan :

𝐸 = Nilai Kondisi yang ada 𝑁𝐵𝐸 = Nilai Bobot Evidence 𝑛 = Banyaknya Objek

3. METODOLOGI

Tahapan penelitian adalah suatu tahapan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian. Adapun tahapan penelitian pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian 3.1 Tahapan penelitian

1. Studi Literatur

Tahap ini merupakan sebuah proses mengumpulkan hal-hal yang berhubungan dengan penelitian, seperti

(3)

mempelajari macam-macam hama dan penyakit pada kedelai edamame, gejalanya dan solusi dari hama tersebut serta mencari tahu cara menghitung menggunakan metode euclidean probability.

2. Analisa Kebutuhan

Analisa kebutuhan dilakukan berdasarkan hal apa saja yang dibutuhkan dalam membuat sebuah sistem. Kebutuhan yang dimaksud didapat dari studi literatur meliputi kebutuhan non fungsional dan fungsional.

3. Perancangan Sistem

Perancangan sistem dilakukan dengan cara membuat alur input, proses dan output dari sistem yang akan dibangun.

Pada tahap ini, dapat digambarkan menggunakan flowchart yang menggambarkan tentang alur dari sistem yang akan dibangun.

4. Implementasi

Pada tahap implementasi peneliti mulai membangun sistem dengan menggunakan data-data yang didapat untuk mengetahui apakah sistem tersebut dapat bekerja secara maksimal sesuai apa yang diharapkan.

5. Pengujian Sistem

Pengujian sistem dilakukan dengan cara membandingkan hasil diagnosa dari sistem dan pakar untuk mengetahui berapa besar tingkat akurasi diagnosa dari sistem.

6. Kesimpulan dan Saran

Tahap kesimpulan dan saran adalah tahap akhir dari penelitian ini. Tahap ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang berguna untuk membantu penelitian selanjutnya.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Halaman Diagnosa

Gambar 4.1 Halaman Diagnosa 4.2 Halaman Hasil Diagnosa

Gambar 4.2 Halaman Hasil Diagnosa

4.3 Pengujian Sistem

1. Menghitung Tingkat Akurasi

Tabel 4.3 Tabel Rekapitulasi Pengujian Akurasi Jenis Identifikasi Data

Uji

TP TN FP FN

Hama dan Penyakit Kedelai Edamame

100 96 0 4 0

Nilai Akurasi = 𝑇𝑃+𝑇𝑁

𝑇𝑃+𝐹𝑃+𝑇𝑁+𝐹𝑁 × 100 %

= 96+0

96+7+0+0 × 100 %

= 96 %

Berdasarkan 100 sampel data pengujian pada sistem pakar menggunakan metode Euclidean Probability, dapat disimpulkan bahwa sistem menghasilkan nilai akurasi sebesar 96% yang menunjukkan bahwa sistem dapat bekerja dengan baik sesuai dengan diagnosa pakar sebenarnya.

(4)

2. Menghitung Tingkat Presisi Tiap Penyakit Tabel 4.3 Tabel Rekapitulasi Pengujian Tiap Penyakit

Nilai Presisi (Ulat Grayak) = 𝑇𝑃+𝐹𝑃𝑇𝑃 × 100 %

= 3

3+2 × 100 %

= 60 %

Nilai Presisi (Kutu Kebul) = 𝑇𝑃

𝑇𝑃+𝐹𝑃 × 100 %

= 5

5+0 × 100 %

= 100 %

Nilai Presisi (Penggerek Polong) = 𝑇𝑃+𝐹𝑃𝑇𝑃 × 100 %

= 5+05 × 100 %

= 100 %

Nilai Presisi (Lalat Bibit) = 𝑇𝑃

𝑇𝑃+𝐹𝑃 × 100 %

= 9

9+0 × 100 %

= 100 %

Nilai Presisi (Lalat Pucuk) = 𝑇𝑃

𝑇𝑃+𝐹𝑃 × 100 %

= 5

5+0 × 100 %

= 100 %

Nilai Presisi (Lalat Batang)= 𝑇𝑃

𝑇𝑃+𝐹𝑃 × 100 %

= 5

5+0 × 100 %

= 100 %

Nilai Presisi (Kutu Hijau) = 𝑇𝑃

𝑇𝑃+𝐹𝑃 × 100 %

= 5

5+0 × 100 %

= 100 %

Nilai Presisi (Kutu Daun) = 𝑇𝑃+𝐹𝑃𝑇𝑃 × 100 %

= 5+05 × 100 %

= 100 %

Nilai Presisi (Penggulung Daun) = 𝑇𝑃

𝑇𝑃+𝐹𝑃 × 100 %

= 5

5+0 × 100 %

= 100 %

Nilai Presisi (Ulat Jengkal) = 𝑇𝑃+𝐹𝑃𝑇𝑃 × 100 %

= 5+05 × 100 %

= 100 %

Nilai Presisi (Penggerek Polong & Pucuk) = 𝑇𝑃

𝑇𝑃+𝐹𝑃 × 100 %

=4+14 × 100 %

= 80 % Nilai Presisi (Ulat Tanah) = 𝑇𝑃

𝑇𝑃+𝐹𝑃 × 100 %

= 4

4+1 × 100 %

= 80 %

Nilai Presisi (Karat Daun) = 𝑇𝑃+𝐹𝑃𝑇𝑃 × 100 %

= 8+08 × 100 %

= 100 %

Nilai Presisi (Bakteri Hawar) = 𝑇𝑃

𝑇𝑃+𝐹𝑃 × 100 %

= 10+010 × 100 %

= 100 %

Nilai Presisi (Busuk Akar) = 𝑇𝑃

𝑇𝑃+𝐹𝑃 × 100 %

= 10

10+0 × 100 %

= 100 %

Nilai Presisi (Virus SMV) = 𝑇𝑃

𝑇𝑃+𝐹𝑃 × 100 %

= 8+08 × 100 %

= 100 %

Berdasarkan data sampel pengujian pada sistem pakar menggunakan metode Euclidean Probability, dapat disimpulkan bahwa sisem memiliki tingkat presisi dengan nilai rata-rata sebesar 95%. Dan terdapat 1 penyakit yang memiliki persentase paling rendah

(5)

5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Dari hasil pengujian sistem yang dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil diagnosa pakar dan hasil diagnosa sistem dapat diperoleh bahwa metode euclidean probability memiliki tingkat akurasi sebesar 96 %. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa sistem mempunyai tingkat akurasi keberhasilan yang cukup baik sesuai dengan diagnosa pakar.

2. Dari hasil pengujian sistem, dapat diperoleh bahwa metode euclidean probability memiliki tingkat presisi dengan nilai rata-rata sebesar 95%. Dan terdapat 1 penyakit yang memiliki nilai persentase paling rendah yaitu dalam diagnosa hama Ulat Grayak dengan nilai 60%.

5.2 Saran

1. Diharapkan sistem dapat dikembangkan ke perangkat yang mudah diakses seperti android.

2. Perlu adanya penambahan data seperti data jenis penyakit dan gejala-gejalanya sehingga informasi yang didapat lebih kompleks.

3. Desain tampilan sistem masih standard, perlu adanya pengembangan agar lebih menarik.

6 DAFTAR PUSTAKA

[1] Ariyani, D. 2019. "Sistem Pakar Hama Dan Penyakit Tembakau". Media Elektrika Vol.12, No.1. Universitas Muhammadiyah Semarang.

[2] Badan Pusat Statistik. (2018). Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai di

Jawa Timur, 2002-2017. BPS Provinsi Jawa Timur. Diakses dari https://jatim.bps.go.id/statictable/2018/1 0/31/1342/luas-panen-produktivitas-dan- produksi-kedelai-di-jawa-timur-2002- 2017.html pada tanggal 31 juli 2020.

[3] Destarianto, P., Yudaningtyas, E., & Pramono, S. H. 2013. "Penerapan Metode Inferece Tree Dan Forward Chaining Dalam Sistem Pakar Diagnosis Hama Dan Penyakit Kedelai Edamame Berdasarkan Gejala Kerusakannya". Jurnal EECCIS Vol.7, No.1. Universitas Brawijaya Malang.

[4] Febriany, N., Agustina, F., & Marwati, R. 2017.

"Aplikasi Metode Fuzzy Mamdani Dalam Penentuan Status Gizi Dan Menggunakan Software Matlab". Jurnal EurekaMatika, Vol.5, No.1. Universitas Pendidikan Indonesia.

[5] Hawa, S., Abdullah, & Usman. 2015. "Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Tanaman Kakao Menggunakan Metode Forward Chaining (Studi Kasus Dinas Perkebunan Indragiri Hilir)". Sistemasi, Vol.4, No.2, Universitas Islam Indragiri Riau.

[6] Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta:

Graha Ilmu.

[7] Manik, F. Y., & Bangun, M. B. 2017.

"Identifikasi Hama Pada Tanaman Kedelai Dengan Menggunakan Metode Fuzzy". Jurnal Sistem Infomasi Kaputama Vol.1, No.1. STMIK Kaputama Binjai & STMIK Harapan Ibu Langsa.

[8] Marwoto, Hardaningsih, S., & Taufiq, A. 2017.

Hama dan Penyakit Tanaman Kedelai.

Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat

(6)

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

[9] Orthega, S., Hidayat, N., & Santoso, E. 2017.

"Implementasi Metode Dempster-Shafer untuk Mendiagnosa Penyakit Tanaman Padi". Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer Vol.1, No.10. Universitas Brawijaya Malang.

[10] Ramadhan, P. S. 2019. "Penerapan Komparasi Teorema Bayes dengan Euclidean Probability dalam Pendiagnosaan Dermatic Bacterial". InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika Dan Teknologi Jaringan), Vol.4, No.1. STMIK Triguna Dharma Medan.

[11] Ramadhan, P. S. 2019. "Penerapan Euclidean Probability Dalam Pendeteksian Penyakit Impetigo. Computer Engineering, Science and System Journal, Vol.4, No.1.

STMIK Triguna Dharma Medan".

[12] Ramadhan, P. S. 2020. "Penerapan Euclidean Probability dalam Mendiagnosis Atopik Dermatis". Jurnal Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, Vol.7, No.5. STMIK Triguna Dharma Medan.

[13] Samsu, S. H. 2003. Sebuah Pengalaman Diri Membangun Agroindustri Bernuansa Ekspor Edamame (Vegetable Soybean).

Jakarta: PT Mitratani Dua Tujuh Jember.

[14] Syah, A. K., & Ananta, A. Y. 2017.

“Pembuatan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Burung Puyuh Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining”. Jurnal Informatika Polinema, Vol.2, No.1. Politeknik Negeri Malang.

[15] Yasmiyati. 2017. “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Pada Perokok Dengan Metode Forward Chaining Berbasis Web”.

Paradigma - Jurnal Komputer Dan

Informatika, Vol.9, No.1. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Gambar

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian  3.1  Tahapan penelitian
Gambar 4.2 Halaman Hasil Diagnosa

Referensi

Dokumen terkait

Laporan skripsi dengan judul “ Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit pada Anak Menggunakan Metode Teorema Bayes Berbasi Web ” telah dirancang dengan tujuan menghasilkan

Adapun hasil penelitian ini tentang sistem pakar diagnosa penyakit autoimun menggunakan metode Classical Probability dimana dalam mendiagnosa penyebab Autoimun sistem pakar

Bahan yang digunakan pada sistem pakar diagnosa penyakit kulit akibat virus dengan metode Teorema Bayes adalah sebagai berikut:.. Data pasien dan pemeriksaan diperoleh dari

Merancang sistem Setelah melakukan analisis terhada sistem selanjutnya peneliti melakukan perancangan dari sistem pakar berbasis web dalam perancangan ini metode yang

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT ALERGI PADA ORANG DEWASA BERBASIS WEB DENGAN METODE TEOREMA BAYES SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Program

Bahan yang digunakan pada sistem pakar diagnosa penyakit kulit akibat virus dengan metode Teorema Bayes adalah sebagai berikut:.. Data pasien dan pemeriksaan diperoleh dari

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Tomat yang Disebabkan Abu Vulkanik Sinabung Menerapkan Metode Teorema Bayes.. Suriyani Br Kudadiri, Nelly

Sistem pakar untuk diagnosa penyakit herpes ini dibangun dengan menerapkan metode Teorema Bayes, yang dimana nilai kemungkinan penyakit yang dialami pasien didapat dari perhitungan