• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting untuk menunjukkan kompetensi para mahasiswa dalam proses

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sangat penting untuk menunjukkan kompetensi para mahasiswa dalam proses"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelafalan yang tepat dalam praktik berbicara memiliki peranan yang sangat penting untuk menunjukkan kompetensi para mahasiswa dalam proses pembelajaran bahasa, baik dalam bahasa daerah, bahasa Indonesia, maupun dalam bahasa asing, seperti bahasa Inggris. Pelafalan yang tepat juga dapat menghindarkan mereka dari kesalahan makna saat mengujarkan kata-kata tertentu dalam bentuk rangkaian kalimat. Untuk mendapatkan pencapaian berupa pelafalan yang baik, proses kegiatan belajar di dalam kelas dapat menjadi salah satu kunci utama. Proses pembelajaran diharapkan dapat menjembatani mahasiswa agar dapat melaksanakan praktik berbicara dengan tepat dan dosen akan berperan untuk memfasilitasi mereka.

Di sisi lain, proses kegiatan belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan secara konvensional terkadang terasa kurang menarik bagi para mahasiswa. Metode yang sering digunakan selama ini adalah ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Itulah sebabnya sarana bantu atau alat peraga sangat dibutuhkan dalam ranah pembelajaran. Alat peraga penting karena memiliki peran yang besar dan krusial untuk mendukung proses pembelajaran menjadi lebih atraktif dan dapat membantu pencapaian kompetensi yang ingin diraih. Selain itu, sarana bantu pengajaran juga dapat meningkatkan produktivitas dan pemahaman para mahasiswa terkait dengan materi yang diajarkan di kelas.

(2)

Selain sarana bantu pengajaran, terdapat banyak komponen pendukung dipakai demi terlaksananya proses pembelajaran yang baik. Beberapa di antaranya tentu saja buku panduan, modul pembelajaran, video materi pembelajaran, dan lain-lain. Sarana bantu pengajaran memiliki beragam jenis dan fungsinya masing-masing. Penerapannya di dalam kelas dapat dilakukan dengan berbagai cara yang wajib disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Artinya, jika keterampilan yang ingin dicapai adalah kemampuan berbicara, salah satu contoh sarana bantu belajar yang dapat diterapkan adalah kartu tematik (bergambar). Kartu itu berisi dialog yang dapat dibagikan secara berpasangan sesuai dengan materi yang dipelajari. Kartu pun harus dirancang sedemikian rupa agar tampak menarik dan mudah dibaca dengan jelas. Hamalik (dalam Nurseto, 2011: 22) menjabarkan bahwa pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan berpengaruh secara psikologis kepada siswa. Terkait dengan keberadaan kartu tematik, sarana bantu ini dapat berperan, terutama dalam membantu pemahaman mahasiswa dalam beberapa konteks materi, terlebih dalam konteks pembelajaran tentang dunia pariwisata. Para mahasiswa yang menekuni pendidikan kejuruan pariwisata wajib mengetahui dan memahami berbagai hal terkait untuk dapat menjadi bekal kecakapan dasar sebelum terjun langsung ke dunia kerja sesungguhnya. Selain itu, mereka juga dituntut mampu berkomunikasi dengan baik dan tepat dalam bahasa asing. Dalam kelas yang mengajarkan materi khusus perhotelan, konsep pariwisata dapat dipersempit menjadi satu cakupan berupa tempat para wisatawan menginap

(3)

disertai dengan komponen yang melibatkan siapa, apa, dan bagaimana aktivitas dapat terjadi di dalam sebuah hotel.

Pemahaman yang tepat terkait dengan kata-kata atau istilah yang berkaitan erat dengan konteks front office menjadi faktor kunci yang krusial. Hal ini disebabkan oleh dua buah fenomena yang jamak terjadi dalam pembelajaran yang berbasis perhotelan. Fenomena pertama adalah adanya kesalahan dalam pelafalan, misalnya untuk pelafalan kata ‘lounge’ yang bermakna ruangan di dalam sebuah hotel yang dapat digunakan oleh orang-orang atau para tamu untuk bersantai atau menunggu. Pelafalan yang tepat untuk kata ini adalah [laʊndʒ]. Akan tetapi, banyak pihak yang berkecimpung dalam bidang perhotelan terutama di area front office masih keliru melafalkannya, seperti melafalkan dengan [lɒndʒ], [lɒŋ], bahkan [lʌntʃ] yang tentunya bermakna berbeda dan berpotensi mengakibatkan kesalahan dalam pemahaman (misinterpretation).

Di samping kesalahan pelafalan, terdapat pula fenomena kedua, yaitu adanya variasi kebahasaan. Variasi kebahasaan yang dimaksud di sini adalah ragam bahasa Inggris yang digunakan. Seperti telah diketahui bahwa terdapat dua jenis pelafalan utama untuk bahasa Inggris, yaitu bahasa Inggris dengan aksen Inggris (British English) dan bahasa Inggris dengan aksen Amerika (American

English). Meskipun terdapat beberapa ragam bahasa Inggris lainnya, seperti aksen

Australia (Australian English), aksen India (Indian English), dan aksen Singapura (Singaporean English), dua ragam bahasa tersebut tetap menjadi yang utama. Dua ragam bahasa tersebut kerap dijadikan semacam standar bahasa Inggris oleh beberapa pihak. Dalam konteks front office terdapat beberapa kata atau istilah yang memang memiliki perbedaan pelafalan, bahkan perbedaan kosakata

(4)

berdasarkan aksen Inggris dan Amerika. Kata ‘doorman’ (bermakna pegawai di hotel yang bertugas untuk berjaga di pintu masuk hotel), misalnya, dilafalkan [ˈdɔː.mən] dalam aksen Inggris, sementara dalam aksen Amerika dilafalkan [ˈdɔːr.mən]. Selain itu, perbedaan pelafalan yang signifikan bahasa Inggris aksen Inggris dan aksen Amerika semakin terlihat jelas pada kata ‘valet’ (bermakna pegawai hotel yang bertugas memarkirkan mobil para tamu di area parkir hotel). Kata itu dilafalkan [ˈvæl.eɪ] dalam aksen Inggris, sementara dalam aksen Amerika dilafalkan [vəˈleɪ]. Jadi, dapat dicermati bahwa setiap kata dalam bahasa Inggris meskipun secara penulisan sama, secara pelafalan dapat berbeda antara cara pelafalan aksen Inggris dan Amerika. Hal serupa berlaku juga untuk beberapa istilah terkait dengan materi front office yang dipelajari para peserta didik/mahasiswa yang menuntut ilmu di akademi berbasis perhotelan.

Untuk mengetahui secara langsung terkait dengan seberapa besar peranan dan fungsi sarana bantu pengajaran dalam pembelajaran di kelas sekaligus dapat meningkatkan kemampuan pelafalan kata-kata dan istilah dalam konteks front office, diadakan sebuah observasi yang dilaksanakan di Fakultas Manajemen Perhotelan di Universitas Dhyana Pura. Saat ini Dhyana Pura juga termasuk kampus favorit dan unggulan karena didukung fasilitas yang cukup lengkap, seperti ruang praktikum disertai beberapa fasilitas dan infrastruktur terpadu lain untuk kegiatan pembelajaran dan aktivitas olahraga para mahasiswa.

Dalam penelitian yang dilaksanakan di Fakultas Manajemen Perhotelan ini ditemukan beberapa hal yang dapat dicermati lebih lanjut. Hal pertama diperlukan alat bantu pengajaran yang inovatif sekaligus menarik untuk membuat mahasiswa tertarik dan antusias dalam belajar, terutama dalam konteks

(5)

berbicara. Hal kedua sekaligus hal yang paling mendasar adalah kemampuan para mahasiswa dalam ranah berbicara di kelas ataupun saat melaksanakan praktikum (speaking class). Bermain peran merupakan kegiatan rutin utama dalam kelas praktik berbicara. Para mahasiswa secara berpasangan atau berkelompok diminta untuk berperan sebagai penerima tamu/resepsionis atau karyawan sektor kantor depan (front office) lainnya sementara yang lainnya menjadi tamu hotel. Melalui pengamatan awal, terlihat bahwa minat dan kemampuan para mahasiswa dalam konteks berbicara masih relatif rendah. Hal ini dapat dilihat dari sikap sebagian mahasiswa yang terbilang pasif, masih ragu, dan enggan berpartisipasi, baik saat pembelajaran di kelas maupun praktikum.

Dua hal tersebut bermuara pada tujuan utama dilaksanakannya penelitian ini, yaitu penggalian data terkait dengan kemampuan dasar para mahasiswa dalam melafalkan kata-kata materi front office dan mengaplikasikannya ke dalam struktur kalimat dengan tepat. Hal ini sangat krusial untuk dikuasai sebelum terjun ke dunia kerja yang sebenarnya. Selain itu, penelitian ini sekaligus dapat menemukan aspek-aspek fonetis yang menjadi kendala dasar dalam pelaksanaan praktik berbicara para mahasiswa di kelas saat praktikum. Dengan memahami pelafalan dan makna yang tepat serta meminimalisasi aspek-aspek fonetis yang dapat menghambat dalam praktik berbicara bahasa Inggris, diharapkan mahasiswa tidak lagi ragu untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut melalui berbicara dengan para tamu hotel, terutama tamu wisatawan mancanegara.

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, dapat dicermati bahwa pembahasan berfokus pada permasalahan pelafalan. Permasalahan yang ada dapat dirumuskan dalam tiga buah pertanyaan sebagai berikut.

1) Bagaimanakah kondisi kemampuan dasar (threshold level) pelafalan para mahasiswa terkait dengan konteks pembelajaran front office pada tahap pratindakan sebelum teknik kartu tematik dilaksanakan?

2) Bagaimanakah pelaksanaan teknik kartu tematik terhadap para mahasiswa untuk menghasilkan pelafalan yang tepat pada siklus I dan II?

3) Aspek-aspek fonetis apa sajakah yang menjadi kendala dasar dalam pelafalan para mahasiswa pada siklus I dan II?

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan, terutama kegiatan yang bersifat penelitian ilmiah, yang dilaksanakan wajib memiliki arah dan tujuan yang jelas dan pasti. Penelitian ini juga memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Tujuan penelitian ini terbagi menjadi dua; yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pelafalan para mahasiswa terkait dengan beragam istilah konteks front office dalam bahasa Inggris. Di samping itu, juga menerapkannya ke dalam bentuk dialog (bermain peran).

(7)

1.3.2 Tujuan Khusus

Berdasarkan pemaparan tujuan umum dan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, terdapat tiga tujuan khusus dalam pelaksanaan penelitian ini. Adapun tujuan khususnya yaitu sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui kondisi kemampuan dasar (threshold level) pelafalan para mahasiswa terkait dengan konteks pembelajaran front office pada tahap pratindakan sebelum teknik kartu tematik dilaksanakan.

2) Untuk memaparkan pelaksanaan teknik kartu tematik terhadap para mahasiswa saat praktikum untuk menghasilkan pelafalan yang tepat pada siklus I dan II.

3) Untuk mengidentifikasi aspek-aspek fonetis yang menjadi kendala dasar dalam pelafalan para mahasiswa pada siklus I dan II.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan dan kepraktisan. Manfaat pertama bersifat teoretis dan manfaat kedua bersifat praktis. Berikut merupakan penjabaran kedua manfaat tersebut.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis penelitian ini adalah dapat memberikan wawasan keilmuan dalam pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kajian linguistik terkait dengan konteks pelafalan bahasa Inggris untuk materi front office. Dalam pembahasannya digunakan media alat bantu pengajaran berupa kartu tematik untuk segi visual. Di samping itu, juga digunakan Cambridge Advanced Learner’s

(8)

Dictionary 3rd Edition; sebuah aplikasi kamus Cambridge yang dapat

mengeluarkan suara untuk istilah tertentu dari segi audio.

Dua media ini sangat membantu para mahasiswa untuk memahami pelafalan yang tepat beberapa istilah dalam front office. Selain itu, juga menerapkannya dalam upaya pembentukan istilah tersebut dalam ujaran/kalimat. Hal ini dilakukan mengingat masih banyak di antara mahasiswa yang mempelajari materi perhotelan melakukan kesalahan dalam pelafalan istilah-istilah penting, seperti ‘lounge’. Model pembelajaran dengan menggunakan media alat bantu ajar dapat memberikan warna lain dan berpengaruh kepada kualitas pemahaman para mahasiswa terhadap pelafalan yang tepat untuk materi front office.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi secara berkesinambungan untuk proses pembelajaran di bangku perkuliahan, khususnya untuk pembelajaran materi front office. Ditinjau dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dipaparkan, penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada pengajar, mahasiswa, dan peneliti selanjutnya sebagai berikut.

1) Manfaat bagi Pengajar dan Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat memberikan pemahaman baru terkait dengan media atau alat bantu ajar yang lebih inovatif dan aplikatif. Alat bantu itu dapat digunakan untuk memaksimalkan proses pengajaran di kelas sehingga dapat mengembangkan potensi para mahasiswa dalam pembelajaran bahasa Inggris terkait dengan konteks pembelajaran front office.

(9)

2) Manfaat bagi Mahasiswa

Penelitian ini dapat menghasilkan produk berupa media atau alat bantu ajar yang menjadikan kegiatan belajar terkait dengan konteks pembelajaran

front office, yang membutuhkan pemahaman dan praktik secara terpadu dan intens

menjadi lebih menyenangkan dan menarik. Dengan menggunakan kartu tematik, pemahaman materi dan penerapan para mahasiswa dalam praktikum juga dapat meningkat secara signifikan.

3) Manfaat bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan ilmu dan materi yang telah didapatkan selama menuntut ilmu linguistik serta pembelajaran dan pengajaran dalam cakupan studi lapangan secara nyata. Peneliti juga memiliki kesempatan untuk merancang media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran di kelas.

4) Manfaat bagi Peneliti Berikutnya

Penelitian ini dapat memberikan wawasan terkini terkait dengan usaha untuk mengembangkan media atau alat bantu ajar dalam proses pengajaran yang terus berkembang secara dinamis. Terlebih jika di lapangan, potensi media kartu tematik masih belum banyak diterapkan secara maksimal, terutama di bangku SMP, SMA, bahkan di institusi pendidikan yang membutuhkan penguasaan materi yang khusus dan terpadu, seperti di SMK dan jenjang universitas yang memiliki latar belakang pariwisata/perhotelan. Penelitian berikutnya diharapkan dapat terus mengembangkan media atau alat bantu ajar yang semakin inovatif, menarik, tetapi tetap dapat meningkatkan pemahaman para mahasiswa dalam penerapannya.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Sambungan Tenaga Listrik (SL) ialah penghantar di bawah atau di atas tanah termasuk peralatarutya sebagai bagian instalasi PLN yang merupakan sambungan antan jaringan

Dengan demikian berdasarkan alasan-alasan pemohon Peninjauan Kembali yang telah dijelaskan tersebut, maka menurut penulis kekhilafan hakim yang nyata sebagai dasar pengajuan

Suara yang terputus-putus akibat microphone yang jelak, atau gambar yang buram (banyak semut) karena TV yang rusak. Presentasi seorang guru menjadi terhambat karena

9 Mubin Junaidi (Kepala Capem), Wawancara, Kantor Cabang Pembantu BMT UGT Sidogiri Bulak Surabaya, 8 November 2014.. Standar pengetahuan dalam hal akad saja

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan 2 orang saksi Penggugat, maka Majelis Hakim menilai Penggugat telah dapat membuktikan kebenaran dalil-dalil gugatannya keadaan rumah

Berdasarkan pemaparan teori, fenomena, data dan perbedaan fakta mengenai lonjakan hasil top brand index merek “Smartfren” untuk Telekomunikasi/ IT pada simcard

Penelitian Julkarnain (2012), yang berjudul “Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada

Pada gambar tersebut terlihat bahwa dengan bertambahnya suhu sintering maka densitas semakin meningkat dan porositas yang terdapat pada sampel semakin menurun, dengan menurunnya