• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN TINGKAT PROFITABILITAS TERHADAP RISK MANAGEMENT DISCLOSURE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN TINGKAT PROFITABILITAS TERHADAP RISK MANAGEMENT DISCLOSURE"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN TINGKAT

PROFITABILITAS TERHADAP RISK MANAGEMENT DISCLOSURE

(Studi Survei Industri Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2009-2011)

Afdal Rizki1, Resti Yulistia Muslim2, Novia Rahmawati2

1.2

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta E-mail : afdal_rizki22@yahoo.com

ABSTRACT

This study aimed to examine the effect of ownership structure and the level of profitability on the disclosure of risk management. Independent variable in this study is the management

ownership, ownership of domestic institutions, foreign institutional ownership, public ownership and the level of profitability. The dependent variable in this study is the disclosure

of risk management.

The sample used in this study is a secondary data derived from the Indonesian Stock Exchange (BEI), the annual report of the banking industry in Indonesian Stock Exchange listing of the years 2009-2011. Samples were taken by using purposive sampling method. The

samples used were 27 Bank over a period of 3 years (2009-2011). The method of analysis in this study using multiple regression.

The results of this study indicate that the level of profitability effect on risk management disclosure. While management ownership, ownership of domestic institutions, foreign

institutional ownership and public ownership does not effect the disclosure of risk management.

Keywords : Disclosure of risk management, ownership structure, profitability, stakeholder

theory and agency theory.

Pendahuluan

Laporan tahunan (annual report)

merupakan dokumen yang wajib

disampaikan oleh perusahaan setiap tahunnya. Laporan tahunan mempunyai dua komponen penting yaitu komponen keuangan dan non-keuangan dimana kedua komponen ini sangat penting bagi para investor di dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi (Taures, 2011). Kasus Enron dan World Com merupakan contoh dari kecurangan di dalam praktik akuntansi. Akibat adanya kasus Enron dan World Com menyebabkan krisis kepercayaan investor terhadap laporan tahunan perusahaan. Perusahaan hanya

menyusun laporan tahunan berdasarkan standar yang ada, akan tetapi tidak memberikan kelengkapan angka-angka akuntansi serta gambaran yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut (Anisa, 2012). Dalam usaha bisnis, risiko merupakan hal penting yang tidak dapat dihindarkan oleh investor. Selain risiko keuangan, perusahaan juga dapat terpengaruh oleh risiko bisnis karena dapat mempengaruhi perubahan suatu iklim ekonomi yang dapat berpengaruh terhadap harga sekuritas perusahaan (Amran et al., 2009).

Oleh karena itu, berdasarkan kepentingan para investor dan pemakai

(2)

2 informasi lainnya, maka risk management

disclosure haruslah diungkapkan sesuai

dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya agar investor dan pemakai informasi lainnya tidak keliru di dalam mengambil keputusan investasi.

Sedikitnya penelitian mengenai risk

management disclosure di Indonesia dan

semakin tingginya permintaan para investor terhadap risk management disclosure ini sangat menarik sekali untuk diteliti di Indonesia. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Fathimiyah (2012) dengan menggunakan objek sampel perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji kembali pengaruh

struktur kepemilikan manajemen,

kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing dan kepemilikan publik terhadap risk management disclosure.

Faktor lain yang mungkin berpengaruh dan ditambahkan ke dalam penelitian ini adalah tingkat profitabilitas. Taures (2011) menemukan hubungan yang tidak signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan risiko. Anisa (2012) juga menemukan hubungan yang tidak signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan manajemen risiko.

Perumusan Masalah

1. Apakah kepemilikan manajemen

berpengaruh terhadap risk management

disclosure ?

2. Apakah kepemilikan institusi domestik berpengaruh terhadap risk management

disclosure ?

3. Apakah kepemilikan institusi asing berpengaruh terhadap risk management

disclosure ?

4. Apakah kepemilikan publik berpengaruh terhadap risk management disclosure ? 5. Apakah tingkat profitabilitas berpengaruh

terhadap risk management disclosure ?

Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis

Teori Stakeholder

Teori stakeholder menjelaskan tentang bagaimana perusahaan itu tidak hanya beroperasi untuk tujuannya saja, melainkan perusahaan itu juga harus dapat memberikan manfaat bagi para stakeholdernya. Adapun

stakeholder yang dimaksudkan yaitu para

pemegang saham, kreditur, pemerintah, masyarakat, supplier, konsumen dan lainnya yang ikut ambil bagian dalam proses pencapaian tujuan perusahaan. Berarti kesuksesan perusahaan itu tergantung dari partisipasi para stakeholder yang ada di dalam perusahaan (Anisa, 2012).

(3)

3

Theory Agency

Teori keagenan muncul sekitar tahun 1970, yaitu berawal dengan adanya bentuk pemisahan antara pemilik perusahaan dengan pihak manajemen yang ada di dalam perusahaan. Dengan semakin besarnya suatu perusahaan, maka akan semakin membuat rumit pemilik perusahaan, sehingga pemilik perusahaan tidak bisa mengelola atau mengontrol perusahaan dengan baik sehingga pemilik perusahaan meminta agar pihak manajemen yang ada di dalam perusahaan

dapat mengelola perusahaan demi

kelangsungan hidup perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Pihak manajemen di dalam perusahaan dapat dikatakan sebagai agen dan pemilik perusahaan dapat dikatakan sebagai principal. Hubungan inilah yang banyak dikatakan oleh beberapa ahli sebagai hubungan keagenan (Tanor, 2009).

Risk Management Disclosure

Risk management disclosure dapat

diartikan sebagai pengungkapan atas risiko-risiko yang telah dikelola perusahaan atau pengungkapan dimana perusahaan dalam mengendalikan risiko yang berkaitan di masa yang akan datang. Risk management disclosure sangat berpotensi bagi para

analisis, stakeholder, dan investor (Amran et

al., 2009).

Struktur Kepemilikan

1. Kepemilikan Manajemen

Menurut Nur’Aeni (2010) kepemilikan manajerial adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan. Sedangkan menurut Purwandari (2012) kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh direksi, manajemen, komisaris, maupun setiap pihak yang terlibat secara langsung dalam pembuatan keputusan perusahaan.

2. Kepemilikan Institusi Domestik

Kepemilikan institusi domestik yaitu kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh instansi non-pemerintah atau biasanya berbentuk perseroan terbatas. Adanya kepemilikan institusi domestik merupakan bagian dari pemilik perusahaan, sehingga dapat berfungsi untuk memberikan pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Widiastuti, 2012).

3. Kepemilikan Institusi Asing

Menurut undang-undang No. 25 Tahun 2007 pada pasal 1 angka 6 kepemilikan manajemen adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing dan

pemerintah asing yang melakukan

penanaman modal di wilayah Republik Indonesia. Kepemilikan institusi asing juga merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh perusahaan multinasional yang

(4)

4 menanamkan sahamnya di perusahaan

Indonesia.

4. Kepemilikan Publik

Kepemilikan publik adalah

kepemilikan saham yang dimiliki oleh masyarakat. Tingginya tingkat kepemilikan publik akan dapat memberikan banyak informasi mengenai risk management disclosure yang bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan para pemegang saham (Anisa, 2012).

Tingkat Profitabilitas

Tingkat profitabilitas merupakan gambaran dimana perusahaan memiliki tingkat keberhasilan di dalam menghasilkan laba. Tingginya tingkat profitabilitas dapat menjadi pertimbangan bagi investor dalam melakukan investasi. Investor beranggapan bahwa dengan tingginya tingkat profitabilitas perusahaan, berarti perusahaan tersebut dapat

mampu menghasilkan laba dengan

semaksimal mungkin (Taures, 2011).

Hipotesis

Pengaruh Kepemilikan Manajemen Terhadap Risk Management Disclosure

Purwandari (2012) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial yang diwakili oleh direksi, manajemen komisaris maupun setiap pihak yang terlibat secara langsung dalam pembuatan keputusan perusahaan. Fathimiyah (2012) menunjukkan bahwa kepemilikan manajemen tidak berpengaruh

positif yang signifikan terhadap risk management disclosure.

H1 : Kepemilikan manajemen berpengaruh terhadap risk management disclosure.

Pengaruh Kepemilikan Institusi Domestik Terhadap Risk Management Disclosure

Semakin tinggi tingkat kepemilikan institusi domestik akan lebih memberikan pengawasan yang lebih optimal dan dapat menghalangi perilaku opportunistic para manajer. Kepemilikan institusi domestik juga memiliki opportuniy, resources, dan

expertise untuk dapat menganalisis kinerja

dan juga tindakan manajer. Jadi kepemilikan institusi domestik sebagai pemilik saham mempunyai kepentingan agar dapat membangun reputasi perusahaan yang semakin baik (Rustiarini, 2011).

Fathimiyah (2012) menunjukkan bahwa kepemilikan institusi domestik tidak berpengaruh positif terhadap risk management disclosure. Dengan adanya

kepemilikan institusi domestik, maka perusahaan harus memberikan informasi yang luas mengenai pengungkapan risiko di dalam laporan tahunan perusahaan.

H2 : Kepemilikan institusi domestik

berpengaruh terhadap risk

(5)

5 Pengaruh Kepemilikan Institusi Asing

Terhadap Risk Management Disclosure Perusahaan yang berbasis asing tentunya lebih memiliki skill karyawan yang memadai, teknologi yang canggih serta jaringan informasi yang sangat luas, sehingga dapat dipastikan untuk melakukan risk

management disclosure yang sangat luas.

Faktor-faktor tersebutlah yang akan meningkatkan nilai perusahaan apabila di dalam kepemilikan saham perusahaan banyak terdapat kepemilikan institusi asing (Tamba, 2011).

Fathimiyah (2012) menemukan bahwa kepemilikan institusi asing tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap risk

management disclosure. Berdasarkan asumsi

diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Kepemilikan institusi asing

berpengaruh terhadap risk

management disclosure.

Pengaruh Kepemilikan Publik Terhadap

Risk Management Disclosure

Kepemilikan publik adalah

kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh masyarakat. Perbedaan proporsi kepemilikan saham dapat menyebabkan kurangnya kelengkapan informasi mengenai

risk management disclosure. Dengan

semakin banyaknya pihak yang

membutuhkan informasi mengenai

perusahaan, maka akan semakin banyak pula

poin-poin penting yang harus diungkapkan oleh perusahaan secara luas. Di lain hal, pihak manajemen harus lebih hati-hati lagi di

dalam melakukan risk management

disclosure, karena pada hakekatnya untuk

melakukan risk management disclosure terdapat unsur biaya (Purwandari, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Fathimiyah (2012) menemukan bahwa kepemilikan publik tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap risk management

disclosure. Sedangkan menurut Anisa (2012)

menemukan bahwa struktur kepemilikan publik tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan manajemen risiko. H4 : Kepemilikan publik berpengaruh

terhadap risk management disclosure.

Pengaruh Tingkat Profitabilitas Terhadap

Risk Management Disclosure

Tingkat profitabilitas merupakan tingkat keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan laba. Dengan laba yang tinggi maka perusahaan akan memiliki dana cukup untuk mengelompokkan, mengumpulkan dan mengolah informasi agar menjadi bermanfaat dan dapat menyajikan risk management

disclosure yang lebih komprehensif. Oleh

sebab itu perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan lebih berani

untuk melakukan risk management

disclosure (Dibiyantoro, 2011).

Dibiyantoro (2011) menemukan bahwa tingkat profitabilitas yang diukur

(6)

6 dengan net profit margin berpengaruh

terhadap tingkat disclosure index. Sedangkan Taures (2011) menemukan bahwa tingkat profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan risiko. Hasil ini sejalan dengan Anisa (2012) yang menemukan bahwa tingkat profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan manajemen risiko.

H5 : Tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap risk management disclosure.

METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data dalam penelitian ini berupa annual report dan ICMD tahun 2009-2011. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui situs yang dimiliki oleh BEI, yaitu www.idx.co.id.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah industri perbankan yang

listing di Bursa Efek Indonesia tahun

2009-2011. Penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling dan kesesuaian dengan

kriteria yang telah di tentukan dalam penelitian ini.

Kriteria-kriteria di dalam penelitian ini yaitu 1. Sampel yang dipilih adalah industri

perbankan yang listing di BEI pada tahun 2009-2011.

2. Sampel yang dipilih adalah industri perbankan yang mempublikasikan laporan tahunan 2009-2011 secara lengkap.

Variabel Dependen

Pengukuran variabel dependen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jumlah pengungkapan risiko yang disajikan di dalam laporan tahunan perusahaan. Pengungkapan risiko ini dikelompokan ke dalam 8 (delapan) jenis risiko yang diungkapkan oleh manajemen risiko di dalam laporan tahunan perusahaan. Kemudian di dalam tabel pengelompokan risiko akan diberikan nilai 1 (satu) jika perusahaan tersebut melakukan pengungkapan risiko di dalam laporan tahunan, dan jika perusahaan tidak melakukan pengungkapan risiko, maka diberikan nilai 0 (nol).

Tabel 1

Pengelompokan Jenis-Jenis Risiko No Jenis Risiko 1 Risiko Kredit 2 Risiko Pasar 3 Risiko Likuiditas 4 Risiko Operasional 5 Risiko Hukum 6 Risiko Reputasi 7 Risiko Strategik 8 Risiko Kepatuhan

Sumber : Peraturan Bank Indonesia (2011) Adapun rumus yang dipakai untuk menghitung pengungkapan risiko menurut Anisa (2012) adalah :

(7)

7 Variabel Independen

Kepemilikan Manajemen

Menurut Nur’Aeni (2010) kepemilikan manajerial adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wongso (2013), variabel kepemilikan manajemen ini menggunakan

dummy, yaitu 0 (nol) jika tidak terdapat

kepemilikan manajemen dan 1 (satu) jika terdapat kepemilikan manajemen.

Kepemilikan Institusi Domestik

Kepemilikan institusi domestik adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak yang berbentuk institusi seperti yayasan, Bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi, dana pensiun, PT, dan institusi lainnya (Tamba, 2011). Adapun rumus yang dipakai menurut Tamba (2011) yaitu :

Dimana :

KID : Kepemilikan institusi domestik

Kepemilikan Institusi Asing

Kepemilikan Institusi asing merupakan proporsi saham biasa perusahaan yang dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang berstatus diluar negeri (Nur’Aeni, 2010). Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktaviana (2009), kepemilikan institusi asing diukur dengan menggunakan variabel dummy

di mana jika terdapat kepemilikan institusi asing diberi nilai 1 (satu) dan jika tidak terdapat kepemilikan institusi asing diberi nilai 0 (nol).

Kepemilikan Publik

Ownership dispersion adalah pembagian porsi kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh publik (Suta, 2012). Formula yang digunakan untuk menghitung struktur kepemilikan publik menurut Fatimiyah (2012) yaitu :

Dimana :

KP : Kepemilikan publik

Tingkat Profitabilitas

Menurut Anisa (2012) tingkat profitabilitas adalah suatu cara untuk menggambarkan posisi laba perusahaan. Tingkat profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan net profit

margin. Penggunaan pengukuran ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan Suta (2012), net profit margin ditemukan berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan sukarela. Formula yang digunakan untuk menghitung net profit

margin menurut Utomo (2008) adalah :

3.5 Metode Analisis Data

Analisis linier berganda penelitian ini adalah sebagai berikut :

(8)

8 RMDit= β0+ β1Kepemilikan Manajemenit+ β2

Kepemilikan Institusi Domestikit +

β3 Kepemilikan Institusi Asingit+

β4Kepemilikan Publikit+ β5Tingkat

Profitabilitasit+ εit Dimana: RMD : Risk Management Disclosure Β : Konstanta β1, β2, β3, β4, β5 : Koefisien

εi : Standar error

it : Item

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian

Tabel 2 Sampel Penelitian

Kriteria Sampel Jumlah

Sampel yang dipilih yaitu industri perbankan yang listing di BEI pada tahun 2009-2011

27

Industri perbankan yang tidak mempublikasikan laporan tahunan dari tahun 2009-2011 secara lengkap

0

Total sampel 27

Penelitian ini mengambil sampel industri perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2011. Industri perbankan tersebut juga menerbitkan laporan tahunan perusahaan (annual report). Kriteria secara khusus yaitu industri perbankan harus

listing selama periode pengamatan. Berdasarkan teknik purposive sampling, diperoleh sampel sebanyak 27 industri perbankan yang listing selama tahun periode pengamatan.

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif untuk setiap variabel penelitian ini dapat kita lihat sebagai berikut :

N Min Max Mean Std. Deviasi RMD 81 25,58 58,13 39,1851 6,60967 KM 81 0 1 0,26 0,441 KID 81 0,00 100,00 42,6786 33,18813 KIA 81 0 1 0,46 0,501 KP 81 0,00 100,00 22,5467 19,76489 TP 81 0,62 49,16 16,4364 11,07104 Dimana :

RMD : Risk management disclosure KM : Kepemilikan manajemen KID : Kepemilikan institusi domestik KIA : Kepemilikan institusi asing TP : Tingkat profitabilitas

Risk management disclosure

mempunyai nilai minimum sebesar 25,58 dan nilai maksimum sebesar 58,13. Risk management disclosure diukur dengan jumlah pengungkapan risiko dibagi dengan total jenis risiko dan kemudian dikalikan 100% menunjukkan nilai mean (rata-rata) sebesar 39,1851, hal ini berarti bahwa risk

management disclosure belum sepenuhnya

dipatuhi oleh industri perbankan yang ada di Indonesia, akan tetapi ke 8 (delapan) jenis risiko yang ada di dalam peraturan Bank Indonesia No. 13/23/PBI/2011 sudah dipatuhi oleh industri perbankan yang ada di Indonesia dan nilai statistik deskriptif menunjukkan nilai standar deviasi untuk risk

management disclosure sebesar 6,60967.

Kepemilikan manajemen diukur

(9)

9 minimum sebesar 0 (nol) dan nilai

maksimum 1. Nilai rata-rata (mean) kepemilikan manajemen sebesar 0,26 dengan standar deviasi sebesar 0,441.

Kepemilikan institusi domestik memiliki nilai minimum 0,00 dan nilai maksimum 100. Nilai rata-rata (mean) kepemilikan institusi domestik sebesar 42,6786 dengan standar deviasi sebesar 33,18813.

Kepemilikan institusi asing diukur dengan menggunakan variabel dummy. Nilai minimum sebesar 0 (nol) dan nilai maksimum sebesar 1. Nilai rata-rata (mean) kepemilikan institusi asing sebesar 0,46 dengan standar deviasi sebesar 0,501.

Kepemilikan publik mempunyai nilai minimum sebesar 0,00 dan maksimum 100. Nilai rata-rata (mean) kepemilikan publik sebesar 22,5467 dengan standar deviasi sebesar 19,76489.

Tingkat profitabilitas mempunyai nilai minimum sebesar 0,62 dan nilai maksimum sebesar 49,16. Nilai mean (rata-rata) tingkat profitabilitas sebesar 16,4364 dengan standar deviasi sebesar 11,07104.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik yaitu

distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas data ini menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Risk management disclosure 0,164 Kepemilikan manajemen 0,000 Kepemilikan institusi domestik 0,094 Kepemilikan institusi asing 0,000 Kepemilikan publik 0,088 Tingkat profitabilitas 0,317

Risk management disclosure dengan

Asym. Sig. (2-Tailed) sebesar 0,164. Karena nilai p lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.

Kepemilikan manajemen dengan

Asym. Sig. (2-Tailed) sebesar 0,000. Karena nilai p kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal, karena kepemilikan manajemen di dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan variabel dummy.

Kepemilikan institusi domestik dengan Asym. Sig. (2-Tailed) sebesar 0,094. Karena nilai p lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.

Kepemilikan institusi asing dengan Asym. Sig. (2-Tailed) sebesar 0,000. Karena nilai p kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi

(10)

10 secara normal, karena kepemilikan institusi

asing di dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan variabel dummy.

Kepemilikan publik dengan Asym. Sig. (2-Tailed) sebesar 0,088. Karena nilai p lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.

Tingkat profitabilitas dengan Asym. Sig. (2-Tailed) sebesar 0,317. Karena nilai p lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.

Uji Multikolonieritas Tabel 5

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Kepemilikan Manajemen .861 1.161 Kepemilikan Institusi Domestik .410 2.438 Kepemilikan Institusi Asing .366 2.735 Kepemilikan Publik .494 2.024 Tingkat Profitabilitas .852 1.174

a. Dependent Variable: Risk Management Disclosure

Pengujian multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance

inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance <

0,10 atau nilai VIF > 10 maka terdapat multikolonieritas yang tidak dapat ditoleransi dan variabel tersebut harus dikeluarkan dari model regresi agar hasil yang diperoleh tidak bias (Ghozali, 2011).

Hasil uji multikolonieritas pada tabel 5 menunjukkan bahwa tidak ada satupun

variabel bebas yang memiliki nilai tolerance dibawah 0,10 dan nilai VIF berada jauh dibawah angka 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas antar variabel bebas tersebut di dalam model regresi.

Uji Autokorelasi

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai D-W sebesar 2,176. Sedangkan nilai (du) sebesar 1,624. Dengan demikian diperoleh bahwa nilai D-W berada diantara (du) yaitu 4-du yaitu 2,376. Dengan demikian menunjukkan bahwa model regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi.

Tabel 6

Hasil Uji Durbin-Watson

Model Summaryb Mo del R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .369a .136 .079 6.34464 2.176

a. Predictors: (Constant), Tingkat Profitabilitas, Kepemilikan Institusi Asing, Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Publik, Kepemilikan Institusi Domestik

b. Dependent Variable: Risk Management Disclosure

Hasil Uji Hipotesis

Untuk melihat keterkaitan antar variabel, maka selanjutnya dilakukan perhitungan regresi dengan mengolah data dengan menggunakan program SPSS 16. Adapun hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

(11)

11 Tabel 7

Hasil Pengujian Hipotesis

Variabel B Sig keterangan

Konstanta 36.867 .000 - Kepemilikan manajemen -.120 .945 Tidak signifikan Kepemilikan institusi domestik .007 .829 Tidak signifikan Kepemilikan institusi asing -2.056 .382 Tidak signifikan Kepemilikan publik -.019 .709 Tidak signifikan Tingkat profitabilitas .208 .004 Signifikan R = 0.369 Adjusted = 0.079 F = 2.365 sig = 0.048

Dari tabel 7 diatas dapat diformulasikan regresi linear berganda sebagai berikut :

RMDit= 36,867 - 0,120 Kepemilikan Manajemenit + 0,007 Kepemilikan Institusi Domestikit- 2,056

Kepemilikan Institusi Asingit -

0,019 Kepemilika Publikit + β5

0,208 Tingkat Profitabilitasit+ εit

Hasil output SPSS versi 16.0 pada tabel 7 menunjukkan bahwa Adjusted R Square sebesar 0,79 atau 79 % yang berarti bahwa kelima variabel independen yaitu kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik dan tingkat profitabilitas dapat menjelaskan variabel dependen yaitu risk management disclosure sebesar 0,79 atau 79 % dan sisanya 21 % dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diajukan di dalam penelitian ini.

Pada tabel 7 dapat dilihat dari uji ANOVA atau uji F di dapat nilai F hitung sebesar 2,365 dengan profitabilitas 0,048. Karena profitabilitas kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi risk management disclosure dan dapat dikatakan bahwa kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik dan tingkat profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap risk

management disclosure.

Pengaruh Kepemilikan Manajemen Terhadap Risk Management Disclosure

Berdasarkan hasil tabel 7 bahwa kepemilikan manajemen tidak berpengaruh terhadap risk management disclosure. Hal ini didasarkan karena kepemilikan saham oleh pihak manajemen di industri perbankan yang ada di Indonesia masih sangat rendah. Sehingga penerapan kepemilikan manajemen untuk membantu kepentingan antara manajer dan pemilik saham agar dapat memotivasi para manajer dalam melakukan kegiatan bisnis industri perbankan yang ada di Indonesia belum sepenuhnya berjalan efektif (Permanasari, 2010).

Pengaruh Kepemilikan Institusi Domestik Terhadap Risk Management Disclosure

Berdasarkan hasil tabel 7 bahwa kepemilikan institusi domestik tidak berpengaruh terhadap risk management

(12)

12

disclosure. Alasan bahwa kepemilikan institusi domestik tidak berpengaruh terhadap

risk management disclosure karena pihak

institusi domestik belum mempertimbangkan bahwa risk management disclosure

merupakan salah satu kriteria dalam melakukan suatu investasi. Sehingga para

stakeholder tersebut cenderung tidak memberikan tekanan terhadap industri perbankan untuk lebih detail dalam memberikan informasi mengenai risk management disclosure di dalam laporan

tahun industri perbankan (Rustiarini, 2011).

Pengaruh Kepemilikan Institusi Asing Terhadap Risk Management Disclosure

Berdasarkan hasil tabel 7 bahwa kepemilikan institusi asing tidak berpengaruh terhadap risk management disclosure. Hal ini didasarkan karena kepemilikan saham oleh institusi asing di industri perbankan di Indonesia masih sangat rendah atau sangat sedikit atau mungkin kepemilikan saham oleh institusi asing di industri perbankan di Indonesia cenderung tidak menuntut informasi mengenai risk management disclosure dalam laporan tahunan perusahaan.

Pengaruh Kepemilikan Publik Terhadap

Risk Management Disclosure

Berdasarkan hasil tabel 7 bahwa kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap risk management disclosure. Alasan

yang dapat diberikan, walaupun kepemilikan publik di dalam industri perbankan yang ada di Indonesia meningkat, nampaknya pemilik saham publik tidak memberikan pengawasan yang ketat terhadap para manajer industri perbankan di dalam memberikan informasi mengenai risk management disclosure

(Nur’Aeni, 2010).

Pengaruh Tingkat Profitabilitas Terhadap

Risk Management Disclosure

Tingkat profitabilitas di dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

net profit margin. Net profit margin

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan. Hasil pada tabel 7 diketahui bahwa tingkat profitabilitas menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,208 dengan nilai signifikansi 0,004. Hal ini berarti nilai signifikansinya jauh dibawah 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap risk management

disclosure.

Hasil regresi menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas menunjukkan arah yang positif. Hal ini menjelaskan bahwa tingkat profitabilitas industri perbankan meningkat,

sehingga manajer cenderung akan

memberikan informasi mengenai risk management disclosure secara luas. Karena

semakin tinggi net profit margin

menunjukkan bahwa kinerja industri perbankan semakin baik, sehingga industri

(13)

13 perbankan yang menghasilkan laba tinggi

akan cenderung melakukan informasi risk

management disclosure yang lebih lengkap.

Hal tersebut dikarenakan pihak manajemen ingin meyakinkan kepada investor bahwa Bank berada dalam posisi persaingan yang kuat dan memperlihatkan bahwa kinerja Bank juga bagus. Selain itu pihak manajemen ingin meyakinkan investor bahwa kegiatan operasional Bank berjalan bagus, sehingga keraguan investor dalam berinvestasi pun juga tidak ada (Dibiyantoro, 2011).

PENUTUP Kesimpulan

Dari 27 sampel perbankan diketahui bahwa tingkat kepatuhan risk management

disclosure belum sepenuhnya dipatuhi oleh

Bank yang ada di Indonesia dengan nilai sebesar 39,1883. Akan tetapi 8 (delapan) jenis risiko yang ditetapkan oleh Peraturan Bank Indonesia No. 13/23/PBI/2011 telah dipatuhi oleh setiap industri perbankan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

secara bersama-sama (simultan)

mempengaruhi variabel kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik dan tingkat profitabilitas terhadap risk

management disclosure. Penelitian ini telah

memenuhi uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas dan uji autokorelasi.

Variabel kepemilikan manajemen di ukur dengan menggunakan variabel dummy karena sedikitnya kepemilikan manajemen di dalam industri perbankan yang ada di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa kepemilikan manajemen tidak berpengaruh terhadap risk management disclosure.

Variabel kepemilikan institusi domestik ditemukan tidak berpengaruh terhadap risk

management disclosure.

Variabel Kepemilikan institusi asing di ukur dengan menggunakan variabel dummy karena sedikitnya kepemilikan institusi asing di industri perbankan yang ada di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa kepemilikan institusi asing tidak berpengaruh terhadap

risk management disclosure. Variabel Kepemilikan publik ditemukan tidak berpengaruh terhadap risk management

disclosure. Variabel Tingkat profitabilitas

ditemukan berpengaruh terhadap risk management disclosure.

DAFTAR PUSTAKA

Amran, Azlan. A. M. Rosli bin B. C. H. Modh Hassan, 2009. Risk Reporting : An Exploratory Study on Risk Management Disclosure in Malaysia Annual Reports. Managerial Auditing

Journal, Vol. 24, No.1, Page 39-57.

Anisa, Windi Gessy, 2012. Analisis Faktor

yang Mempengaruhi Pengungkapan Manajemen Risiko (Studi Empiris pada Laporan Tahunan Perusahaan-Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010, Skripsi,

(14)

14 Semarang : Fakultas Ekonomika dan

Bisnis. Universitas Diponegoro.

Bank Indonesia, 2011. Peraturan Bank

Indonesia No.13/23/PBI/2011:Tentang Penerapan Manajemen RisikoBagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah.

Bank Indonesia. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 TentangPenanaman Modal.

Dibiyantoro, 2011. Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Mandatory Disclosure Financial Statement pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.

Jurnal Ekonomi dan Akuntansi (JENIUS), Vol. 1, No. 2.

Fathimiyah, Venny., Rudi Zulfikar & Fara Fitriyani, 2012. Pengaruh Struktur

Kepemilikan Terhadap Risk Management Disclosure (Studi Survei Industri Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010). Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Cetakan V, Semarang : Badan

Penerbit Universitas Diponegoro. Nur’Aeni, Dini, 2010. Pengaruh Struktur

Kepemilikan Saham Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia), Skripsi,

Semarang : Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro.

Oktaviana, Ardiasih, 2009. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Sukarela (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2007. Metode Penelitian.

Permanasari, Wien Ika, 2010. Pengaruh

Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan, Skripsi, Semarang :

Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro.

Purwandari, Arum & Agus Purwanto, 2012. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Struktur Kepemilikan dan Status Perusahaan Terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Diponegoro

Journal Of Accounting, Volume. 1, No.

2, Hal 1-10.

Rustiarini, Ni Wayan, 2011. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada Pengungkapan Social Responsibility.

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis,

Vol. 6, No. 1.

Sari Ria Nelly., Rita Anugerah & Rhia Dwiningsih, 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Kualitas Audit dan

Ukuran Perusahaan Terhadap

Transparansi Informasi (Studi Empiris pada 100 Perusahaan Publik Terbesar di Indonesia). Pekbis Jurnal, Vol. 2, No. 3, Hal : 326-335.

Suta, Anita Yolanda & Herry Laksito, 2012.

Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Luas Pengungkapan Informasi Sukarela Laporan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010.

Diponegoro Journal Of Accounting,

Volume. 1, No. 1, Hal 1-15.

Tamba, Erida Gabriella Handayani, 2011.

Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan

Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan ManufacturingSecondary Sectors yang Listing di BEI Tahun 2009), Skripsi,

(15)

15

Semarang :Fakultas Ekonomi

Diponegoro.

Tanor, Linda A.O, 2009. Pentingnya Pengungkapan (Disclosure) Laporan Keuangan dalam Meminimalisasi Asimetri Informasi. Jurnal Formas, Vol. 2, No. 4, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Manado.

Taures, Nazila Sofi Istna, 2011. Analisis

Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan Dengan Pengungkapan Risiko (Studi Empiris pada Laporan Tahunan Perusahaan- Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009), Skripsi, Semarang :

Fakultas Ekonomi Diponegoro.

Utomo, Andri Priyo ST, 2008. Pengaruh

Non Performing Loan Terhadap Kinerja Keuangan Bank Berdasarkan Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas pada PT Bank Mandiri (Persero),Tbk. Program Pasca

Sarjana, Universitas Gunadarma, Jakarta.

Widiastuti, 2012. Pengaruh Perubahan

Struktur Kepemilikan Perusahaan Terhadap Permintaan Kualitas Auditor pada Ekonomi Transisional, Skripsi,

Semarang : Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro.

Wongso, Amanda, 2013. Pengaruh

Kebijakan Deviden, Struktur Kepemilikan dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Teori Agensi dan Teori Signaling.

http://journal.wima.ac.id/index.php/JU MMA/article/view/192.(Diakses Tanggal 30 Juli 2013).

Gambar

Tabel 2  Sampel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Uji F digunakan untuk menguji hipotesis mengenai variabel pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah secara simultan atau bersama-sama berpengaruh positif

Ketika sebuah liabilitas keuangan yang masih ada ditukar dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama atas persyaratan yang secara substansial

Hal ini berarti kecintaan merek tidak berpengaruh secara signifikan terhadap WOM untuk kosmetik Sariayu di Surabaya, yang bisa diindikasikan bahwa bahwa adanya rasa

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan baru mengenai pelaksanaan kegiatan supervisi dan penerapan teknik supervisi PAI yang berperan sebagai

The Significance of Love and Money in Geisha’s Life as Reflected through the Characterization of the Main Characters and Conflicts in Kafu Nagai’s Geisha in

i) Sampah/limbah kimia dan farmasi menggunakan warna cokelat.. Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Barru bahwa tidak ada pemilahan antara sampah

Dalam bidang pendidikan, seperti kurikulum, sarana dan prasarana, pola pendidikan kepada anak, dan sebagainya tidak banyak manfaatnya tanpa kemampuan administratif yang

Tujuan dari penelitian ini adalah memperkirakan waktu tempuh tsunami, distribusi tinggi gelombang tsunami dan daerah jangkauan tsunami.Metode yang digunakan adalah