• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN SUPERVISI PAI SEBAGAI PENGENDALI MUTU PADA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI: STUDI DI KKG PAI KECAMATAN NGAWEN DAN KKG PAI KECAMATAN BANJAREJO KABUPATEN BLORA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PELAKSANAAN SUPERVISI PAI SEBAGAI PENGENDALI MUTU PADA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI: STUDI DI KKG PAI KECAMATAN NGAWEN DAN KKG PAI KECAMATAN BANJAREJO KABUPATEN BLORA"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN SUPERVISI PAI

SEBAGAI PENGENDALI MUTU PADA

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI:

STUDI DI KKG PAI KECAMATAN NGAWEN DAN

KKG PAI KECAMATAN BANJAREJO

KABUPATEN BLORA

Oleh

MUHAMAD ABDUL ANAM NIM. M2.14.011

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)

PERNYATAAN KEASLIAN

“ Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagaian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”

Salatiga, 30 Agustus 2016

Yang membuat pernyataan

(4)

ABSTRAK

PELAKSANAAN SUPERVISI PAI SEBAGAI PENGENDALI MUTU PADA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI: STUDI DI KKG PAI

KECAMATAN NGAWEN DAN KKG PAI KECAMATAN BANJAREJO KABUPATEN BLORA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan supervisi Pendidikan Agama Islam (PAI) di Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) KKG Kecamatan Ngawen dan di KKG PAI Kecamatan Banjarejo yang difokuskan pada a). Teknik pelaksanaan supervisi PAI; b). Dampak penerapan teknik supervisi PAI; dan c). faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan supervisi PAI.

Penelitian ini melibatkan Guru PAI (GPAI) yang menjadi pengurus KKG PAI Kecamatan Ngawen dan KKG PAI Kecamatan Banjarejo. Jenis penelitian ini adalah kualitatif (qualitative research) dengan menggunakan pendekatan fenomenologis. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif menurut analisa Miles and Huberman (1984) yaitu: reduksi, display, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan memperpanjang waktu penelitian, triangulasi data.

Hasil dari penelitian ini adalah: 1). Teknik supervisi yang digunakan dalam kegiatan supervisi PAI oleh Pengawas PAI adalah teknik supervisi individual dengan visitasi dan observasi kelas dan teknik kelompok melalui pemberdayaan KKG PAI, karena dipandang sangat efektif untuk melihat dan memantau perkembangan GPAI secara langsung dan dapat menjangkau pelaksanaan kegiatan supervisi PAI di sekolah-sekolah yang berada di daerah yang jauh; 2). Dampak dari penerapan supervisi PAI adalah adanya peningkatan mutu GPAI yang tampak pada kompetensi profesional GPAI, namun masih minim dalam hal karya ilmiah dan penelitian; 3). Berdasarkan analisa SWOT, ditemukan faktor pendukung dan penghambat didalam pelaksanaan supervisi PAI, baik faktor internal maupun eksternal.

(5)

MOTTO

hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya

untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

(Q.S. Al-Hasyr;18)

If you plan something to do, think its result and risk. If it possibly

benefits, so go on, but if it is possibly

harmful, so stop it”

(jika kau telah merencanakan suatu pekerjaan atau suatu program

kerja, maka pikirkanlah akibat atau hasil akhirnya. Jika

kemungkinan benar/menguntungkan, maka teruskan, tapi jika

kemungkinan sesat (merugikan) maka hentikan rencana itu. (Imam

Al-Ghazali)

(6)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF SUPERVISION OF ISLAMIC EDUCATION (PAI) AS QUALITY CONTROL ON PROFESSIONAL COMPETENCE OF

ISLAMIC EDUCATION TEACHER: STUDIES IN KKG PAI SUBDISTRICT NGAWEN AND BANJAREJO BLORA REGENCY

This study aimed to investigate the implementation of supervision of Islamic Education ( PAI ) in KKG PAI at Subdistrict Ngawen and Banjarejo, Blora Regency. It focused on; a) Techniques of PAI supervision; b) The impact of the implementation of PAI supervision as quality control on teachers professional competence, and c) Supporting and obstacle factors of PAI supervision.

This research involoved PAI‟s teachers whose were grouped in KKG PAI. This study was using qualitative research and phenomenological approach. Data were obtained through interviews, observation, and documentation. Analysis of data using interactive models according to Miles and Huberman analysis (1984) namely reduction, display, and conclusion. Data validation was done by using triangulation data.

(7)

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan baik dan lancar. Penulisan tesis ini dimaksudkan sebagai syarat guna memperoleh gelar magister Program studi Pendidikan Agama Islam kosentrasi Supervisi PAI pada Program Pascasajana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Penulisan Tesis ini dapat terselesaikan atas bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, yang menjadikan sumber inspirasi penulis untuk mempertajam wawasan dan kajian dalam Tesis ini. Penulis hanya mampu berdoa kepada Allah dengan ucapan Jazakumullah Ahsanal Jaza’ semoga Allah membalas segala amal sholih dan mencatatnya sebagai investasi di ladang akhirat kelak. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmad Haryadi, M. Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Dr H. Amin Haidari, M.Pd, selaku Direktur Direktorat PAIS Kementerian Agama RI yang telah menyediakan anggaran Program Beasiswa S2 Supervisi Pendidikan Agama Islam bagi Pengawas dan Guru PAI.

(8)

4. Bapak Wiji Suwarno, S.Pd.I, S.IPI, M.Hum, selaku kepala perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, yang telah membantu penyediaan referensi guna memperkaya kajian dalam tesis ini.

5. Seluruh dosen dan karyawan Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, atas masukan, bimbingan serta ketulusan dan keikhlasannya dalam mengajar penulis.

6. Bapak Wagiman, S.Pd.I selaku ketua KKG PAI Kecamatan Ngawen dan Bapak Muhaimin, S.Ag selaku Pengawas PAI di Kecamatan Ngawen, Bapak Drs. HM. Djauhari selaku Ketua KKG PAI Kecamatan Banjarejo dan Bapak Asnawi, S.Pd.I selaku Pengawas PAI di Kecamatan Banjarejo, beserta seluruh GPAI dan Pengurus KKG PAI atas kesediaan sebagai informan dan fasilitas yang diberikan selama penulis melakukan penelitian sehingga penelitian ini berbuah karya mungil.

7. Istriku tercinta, Mubarokah, S.Pd.I sebagai pendamping hidup yang senantiasa memompa semangat dalam penyelesaian tesis ini dan anak-anakku Fatih Alfa Mafaza, Zahira Maulida Syifa, dan Ahmad Syarif Fatah yang menjadi buah hati dan bintang-bintang kehidupanku sehingga penulis terpacu untuk merilis masa depan yang lebih indah.

(9)

9. Teman-teman Mahasiswa Supervisi Program Beasiswa Kementerian Agama RI untuk Pengawas dan Calon Pengawas PAI di Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga atas kerja samanya yang baik.

10. Sahabat-sahabat di Boarding House “Bani Hasyim” dan semua pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

Tesis ini merupakan hasil “Ijtihad Pemikiran” penulis yang dilakukan

dengan penuh perjuangan, trial and error, hingga akhirnya dapat disuguhkan dalam karya mungil yang masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap tesis ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri, bagi para pembaca dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dunia pendidikan pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Tiada gading yang tak retak, penulis menerima masukan, saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan Tesis ini.

Salatiga, Agustus 2016 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

BAB II KERANGKA TEORI

A. Supervisi PAI …...……….

B. Kompetensi Profesional Guru ... ………... C. Pengendalian Mutu...……….... D. Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) …….

20 28 31 33

(11)

A. Gambaran Umum Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) Kecamatan Ngawen dan KKG PAI kecamatan

Banjarejo ………...……….

B. Program Kerja Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) Kecamatan Ngawen dan KKG PAI Kecamatan

Banjarejo ………..

35

46

BAB IV PELAKSANAAN SUPERVISI PAI SEBAGAI PENGENDALI MUTU KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI

1. Teknik Supervisi PAI di Lingkungan KKG PAI Kecamatan

Banjarejo dan KKG PAI Kecamatan Banjarejo ………...

2. Dampak Penerapan Teknik Supervisi PAI Berbasis Kelompok ... 3. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Supervisi PAI di Lingkungan KKG PAI Kecamatan Banjarejo

dan KKG PAI Kecamatan Banjarejo ………

50 65

92

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan………..

B.Saran………

.

99 101

DAFTAR PUSTAKA……… 102

LAMPIRAN……….. 105

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 4.1.

Tabel 4.2.

Tabel 4.3.

Karakteristik pelaksanaan Supervisi PAI di lingkungan KKG PAI Kecamatan Ngawen dan KKG PAI Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora ……… Kualifikasi Pendidik GPAI di KKG PAI Kecamatan Ngawen dan KKG PAI Kecamatan Banjarejo Kabupaten

Blora ………

Masa Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) di lingkungan KKG PAI Kecamatan Ngawen dan KKG PAI Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora………...

61

67

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

Gambar 1.1. Gambar 2.1. Gambar 2.2.

Model Interaktif ………..

Konsep Supervisi ………

Sistem Fungsi Supervisi ……….. 17 20 25 Gambar 3.1

Gambar 3.1

Bagan Kepengurusan Organisasi KKG PAI Kecamatan

Ngawen ………...

Bagan Kepengurusan Organisasi KKG PAI Kecamatan

Banjarejo ……….

43

44 Gambar 4.1. Sirkulasi Kegiatan Supervisi PAI ……….. 63

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Pedoman Pengumpulan Data Penelitian Tesis (wawancara dengan Guru PAI) di Lingkungan KKG PAI Kecamatan

Ngawen dan KKG PAI Kecamatan Banjarejo ………

Pedoman Pengumpulan Data Penelitian Tesis (wawancara dengan Pengawas PAI di Lingkungan KKG PAI Kecamatan Ngawen dan KKG PAI Kecamatan

Banjarejo………..

Hasil Wawancara Terstruktur ...……….. Kualifikasi Pendidikan Guru PAI ………... Keadaan Masa Kerja Guru PAI ……….. Keadaan Guru PAI yang telah bersertifikasi ……….. Kemampuan Guru PAI dalam membuat Perencanaan

Pembelajaran ………...

Penilaian Atasan (Pengawas PAI) terhadap Guru PAI……

Data Guru PAI sebagai Peserta Diklat ………

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ………..

Gambar-Gambar Kegiatan Supervisi pada Studi Lapangan

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Kedudukan guru sebagai tenaga profesional mempunyai tugas pokok terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip profesionalisme, sehingga setiap warga negara memperoleh hak yang sama dalam memperoleh pendidikan yang bermutu. Guru sebagai agen pembelajaran memiliki peran antara lain: sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik.1

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa guru adalah pendidik professional. Seorang guru atau pendidik professional harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan ruhani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.2

Salah satu aspek kompetensi guru yang harus dimiliki oleh guru termasuk GPAI (Guru Pendidikan Agama Islam) adalah kompetensi

1

Doni Juni Prianso, Kinerja dan Profesionalisme Guru (Fokus Pada Peningkatan Kualitas Pendidikan, Sekolah Dan Pembelajaran, Bandung, Alfabeta, 2014, 108.

2

(16)

profesional. Kompetensi profesional guru menggambarkan tentang kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang yang mengampu jabatan sebagai seorang guru, artinya kemampuan yang ditampilkan itu menjadi ciri keprofesionalannya.3 Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing siswa memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.4

Regulasi pemerintah tersebut di atas menunjukkan bahwa upaya pencapaian guru profesional diperlukan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi baik secara administatif dengan kualifikasi pendidikan yang harus dipenuhi juga berbagai ketrampilan dalam membimbing peserta didik sehingga mencapai prestasi yang gemilang.

Untuk menjaga dan memantau profesionalitas guru dalam pelaksanaan pendidikan di lapangan, diperlukan adanya upaya pengawasan atau pengendalian yang dapat menjaga kualitas dalam proses pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bentuk kegiatan yang dapat dijadikan sebagai upaya dalam pengendalian mutu guru dalam menjalankan tugas dan menjaga kompetensi profesional guru PAI adalah melalui kegiatan supervisi.5

3

Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional …, 115.

4

Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional …, 115.

5

(17)

Esensi supervisi sebagai layanan professional oleh Pengawas kepada para guru dapat mencapai sasaran dan target yang diinginkan bila disertai dengan tujuan yang jelas.

Glickman sebagaimana yang dikutip oleh Sally J. Zepeda, mengemukakan tentang tujuan supervisi sebagai berikut: “the goal of instructional supervision is to help teachers learn how to increase their own capacity to achieve professional learning goals for their students” (tujuan supervisi pendidikan adalah upaya untuk membantu guru dalam belajar bagaimana cara meningkatkan kecakapan atau kemampuan mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran terhadap peserta didik).6 Menurut Glickman sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Faturrahman dan Hindama Ruhyanani, menegaskan bahwa melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat. Pengembangan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitment), atau kemauan (willingness), atau motivasi (motivation) guru sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas pembelajaran akan meningkat.7

Kegiatan supervisi pada bidang Pendidikan Agama Islam (supervisi PAI) pada jenjang pendidikan sekolah dasar di Kabupaten Blora, dilakukan

6

Sally J. Zepeda, Instructional Supervision (Applying Tools and Concepts), New York: Eye On Education, 1956, 19.

7

(18)

oleh Pengawas PAI yang ditunjuk dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blora. Pelaksanaan supervisi lebih sering dilakukan melalui supervisi pembelajaran (kunjungan sekolah dan observasi kelas) dengan menggunakan teknik individual. Namun, pelaksanaan supervisi ini ternyata tidak dapat mencakup sekolah-sekolah secara keseluruhan, sehingga terkadang menimbulkan complain (keluhan) atau “kecemburuan” dari sekolah yang lain yang jarang dikunjungi oleh kegiatan supervisi (karena faktor geografis secara riil, terdapat sekolah-sekolah yang jauh atau sekolah yang berada di dalam hutan dan bukit serta akses transpotasi yang sulit). Hal semacam ini selain

dapat mereduksi “elan vital” (motivasi) guru PAI dalam hal peningkatan profesionalitas dalam pendidikan, juga dapat memangkas kreatifitas guru dalam beraktualisasi dalam pengembangan profesi guru secara kolegial.

(19)

kooperatif dan berkelanjutan (Cooperative Profesional Development), juga dapat digunakan sebagai alat dalam pelaksanaan kegiatan supervisi PAI secara kolektif.

Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih dekat dengan menggali informasi secara deskriptif tentang pelaksanaan supervisi PAI yang berperan sebagai sarana pengendali mutu pada kompetensi profesional guru PAI, serta ingin mengetahui lebih lanjut tentang kualifikasi akademik, dan keterlibatannya dalam forum-forum ilmiah, hasil prestasi guru-guru PAI dalam membimbing siwa, serta partisipasi guru-guru PAI dalam berbaur di masyarakat. Pada akhirnya, penulis menuangkan penelitian ini dengan judul

“Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama Islam (PAI) Sebagai Pengendali

Mutu pada Kompetensi Profesional Guru PAI“ (Studi di Lingkungan KKG PAI Kecamatan Ngawen dan KKG PAI Kecamatan Banjarejo di Kabupaten Blora).

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas, maka terdapat beberapa rumusan masalah yang dijadikan acuan oleh penulis dalam penelitian ini.

1. Identifikasi Masalah

(20)

supervisi, peran supervisor/pengawas, dan peran organisasi pengembangan profesional guru secara berkelompok (Cooperative Profesional Development) yang dalam penelitian ini terfokus pada Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) Kecamatan Ngawen dan KKG PAI Kecamatan Banjarejo.

2. Pembatasan Masalah

Supaya penelitian lebih fokus pada pembahasan inti, maka penulis memberikan batasan masalah pada: Supervisi PAI yang fokus pada teknik supervisi secara kolektif (kelompok), kompetensi profesional guru PAI, mutu pendidikan yang fokus pembelajaran dan Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI).

3. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan kajian dan membuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimanakah teknik supervisi PAI di lingkungan KKG PAI Kecamatan Ngawen dan KKG PAI di Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora?

b. Bagaimana dampak penerapan supervisi PAI terhadap kompetensi profesional guru PAI di lingkungan KKG PAI Kecamatan Ngawen dan KKG PAI di Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora?

(21)

C. Signifikansi Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan baru mengenai pelaksanaan kegiatan supervisi dan penerapan teknik supervisi PAI yang berperan sebagai pengendali mutu kompetensi profesional guru mata pelajaran PAI khususnya di lingkungan Kelompok Kerja Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) di Kecamatan Ngawen dan KKG PAI di Kecamatan Banjarejo di Kabupaten Blora. Temuan tersebut dapat dijadikan landasan dalam upaya mengembangkan kompetensi profesional dan berperan sebagai pengendalian mutu guru PAI agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan lebih efektif dan efesien.

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini yaitu ingin mengetahui:

a. Teknik supervisi PAI sebagai pengendali mutu kompetensi profesional guru PAI di lingkungan KKG PAI di Kecamatan Ngawen dan di KKG Kecamatan Kecamatan Banjarejo, di Kabupaten Blora.

b. Dampak penerapan teknik supervisi PAI sebagai pengendali mutu pada kompetensi profesional guru PAI di lingkungan KKG PAI di Kecamatan Ngawen dan KKG PAI di Kecamatan Banjarejo di Kabupaten Blora. c. Faktor-faktor pendukung dan penghambat supervisi PAI sebagai

(22)

KKG PAI di Kecamatan Ngawen dan KKG PAI di Kecamatan Banjarejo di Kabupaten Blora.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat penelitian ini sebagai berikut:

a. Secara teoretis,

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya yang berkenaan dengan pelaksanaan teknik supervisi PAI sebagai pengendali mutu pada kompetensi profesional guru PAI supaya dapat mengontrol mutu pembelajaran, serta dapat menjadi bahan masukan bagi siapapun yang berminat menindak lanjuti hasil penelitian ini pada bidang penelitian yang relevan.

b. Secara praktis,

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi:

1) Bagi penulis, hal ini bisa menambah wawasan dan cakrawala keilmuan khususnya tentang pelaksanaan teknik supervisi PAI sebagai pengendali mutu pada kompetensi profesional guru PAI. 2) Bagi guru PAI, sebagai referensi dalam memperbaiki kegiatan

pembelajaran demi tercipta mutu pendidikan yang optimal.

(23)

4) Bagi pengurus KKG PAI, penelitian ini dapat dijadikan sebagai

“inspirasi” untuk lebih menggiatkan pengurus dan anggota KKG

lainnya dalam melaksanakan program-program kerja yang telah

direncanakan, serta menjadi “pioneer” lahirnya “inspiring teachers”

yang bisa dijadikan model oleh guru lainnya.

5) Seluruh pembaca, sebagai pengetahuan atau informasi untuk menambah wawasan, partisipasi dan kepedulian terhadap dunia pendidikan karena dibutuhkan keterlibatan banyak pihak untuk menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih bermutu terutama pada SDM pendidik.

D. Kajian Pustaka

Penelitian tentang supervisi pendidikan sudah banyak dilakukan baik dalam bentuk buku, maupun dalam bentuk tesis. Telaah pustaka ini dilakukan untuk melihat sejauh mana masalah supervisi ini dikaji dalam penelitian sebelumnya. Adapun penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelum penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tesis yang ditulis oleh Wahid Hasyim bertujuan untuk mendeskripsikan supervisi pembelajaran oleh kepala sekolah di MTs Negeri dan SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga dalam meningkatkan kompetensi guru. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan fenomenologis dengan analisa model interaktif.

Hasil penelitian adalah sebagai berikut (1) pelaksanaan supervisi pembelajaran

(24)

membuat perencanaan jadwal supervisi, pelaksanaannya menggunakan model, pendekatan dan teknik supervisi, observasi kelas dilakukan dengan menggunakan instrumen, dan menindaklanjuti supervisi. (2) Pelaksanaan supervisi ditinjau dari teori supervisi di kedua sekolah/madrasah tersebut hanya sebagian yang dilaksanakan (3) Dampak supervisi dapat meningkatan kompetensi profesional ditandai dengan meningkatnya guru dalam membuat silabus dan RPP secara mandiri. (4) Perbedaan pelaksanaan supervisi di MTs Negeri belum melibatkan wakil kepala madrasah dan guru senior, sedangkan di SMP Islam Al-Azhar telah melibatkan wakil kepala sekolah dan guru senior, dan dampaknya dapat meningkatkan kompetensi profesional guru. 8

Noor Janah dalam penelitian tesisnya, membahas bagaimana peran supervisi pengawas PAI dalam peningkatan profesionalitas guru dengan mengambil objek penelitian di SD 2 Gulang Mejobo Kudus dan MI Nurul Huda Gulang Mejobo. Penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif, dengan pendekatan studi kasus serta menggunakan analisa data induktif analisis data. Simpulan hasil penelitian menjelaskan bahwa peran Supervisi pengawas PAI dalam menjalankan tugasnya belum menunjukkan signifikansi, hal ini tidak terlepas dari pemahaman para pengawas terhadap hakekat Supervisi itu sendiri. Para pengawas masih terpaku dengan jabatannya sebagai pengawas, yaitu mengawasi guru dengan melakukan banyak koreksi atau mencari kesalahan orang lain. Tugas pengawas untuk melayani dan membantu guru yang merasa

8

(25)

kesulitan dalam meningkatkan kualitas pembelajarannya terabaikan. Penelitian ini hanya berfokus pada peran pengawas, namun tidak memberikan solusi aplikatif dengan menawarkan model pengembangan dalam mensupervisi guru, sehingga sangat berbeda dengan penelitian penulis.9

Tesis yang ditulis oleh Tri Martiningsih bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi akademik dan partisipasi guru dalam KKG terhadap kompetensi profesional guru sekolah dasar Negeri di kecamatan Pekalongan utara Kota Pekalongan.”10 Penelitian ini menggunakan Pendekatan kuantitatif. Analisis menggunakan statistik regresi tunggal dan regresi ganda. Populasinya guru SD Negeri di Kecamatan Pekalongan Utara 243 orang. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah 1) semakin tinggi supervisi akademik akan mengakibatkan semakin tinggi kompetensi profesional guru, 2) semakin tinggi partisipasi Guru dalam KKG semakin tinggi kompetensi profesional guru, 3) semakin tinggi supervisi akademik dan partisipasi guru dalam KKG akan mengakibatkan semakin tinggi kompetensi profesional guru. Penelitian ini tidak mengupas keterlibatan guru secara menyeluruh dalam forum-forum ilmiah, prestasi yang dicapai dalam membimbing siswa, dan keterlibatan guru dalam organisasi guru di luar KKG dan organisasi social, serta tidak mengkaitkan peranan supervisi pembelajaran sebagai pengendali mutu sehingga masih bersifat umum.

9

Noor Janah, “Peranan Pengawas Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru (Studi Kasus Mata Pelajaran PAI di SD 2 Gulang Mejobo Kudus dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda Gulang Mejobo Kudus)”, Tesis, Program Pascasarjana UNWAHAS Semarang, 2011, ix.

10 Tri Martiningsih, “ Pengaruh Supervisi Akademik dan Partisipasi Guru dalam KKG terhadap

(26)

Penelitian Diniyah Puteri Harahap bertujuan untuk mengetahui apakah supervisi akademik teknik workshop dapat meningkatkan kemampuan guru Bahasa Inggris dalam pelaksanakan pembelajaran aktif. Hipotesis tindakan adalah penerapan supervisi akademik teknik workshop dapat meningkatkan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran aktif. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN Rayon 5 Medan. Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan yaitu mulai bulan Januari 2014 sampai dengan maret 2014. Hasil temuan penelitian ini menemukan bahwa penerapan supervisi akademik teknik Workshop dapat meningkatkan pembelajaran aktif. Penelitian ini berorientasi pada peran guru dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas sehingga berbeda dengan penelitian yang dilakukan penulis.11

Penelitian Dadang Suhardan bermaksud untuk mengetahui efektifitas pengawasan yang dilakukan secara profesional sebagai upaya dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada era otonomi daerah. penelitian ini dituangkan di dalam jurnal. Penelitian ini menggunakan pendekatan inquiry qualitative dengan supervisi pembelajaran sebagai grand teorinya. Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa supervisi sekolah yang masih amatir merupakan salah satu kendala dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional di era otonomi dan global ini, khususnya pada tingkat sekolah dasar. Supervisi akademik yang dilakukan tidak secara profesional tidak dapat

11

(27)

meningkatkan profesionalitas guru secara efektif. Hal ini justru menunjukkan kualitas pendidikan yang rendah.12

Berdasarkan penelitian yang sudah ada, peneliti mencoba mengetengahkan fokus penelitian yang berbeda. Jika penelitian sebelumnya lebih diorientasikan pada kegiatan pembelajaran di kelas dan tidak menyoroti peran aktif guru yang menjabat sebagai pengurus KKG PAI dalam kegiatan reflektif, maka dalam penelitian ini lebih menitikberatkan pada teknik supervisi PAI yang sering digunakan oleh supervisor atau pengawas PAI yang terfokus pada organisasi kerjasama pengembangan profesional guru PAI atau Kelompok Kerja Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, yang menitikberatkan pada keterlibatan guru PAI secara kolegial dalam mengikuti kegiatan-kegiatan supervisi yang diorientasikan pada pembinaan guru-guru PAI.

Disamping itu, penelitian ini menyoroti semangat dan kinerja guru-guru PAI dan partisipasi aktif guru dalam mengikuti kegiatan KKG PAI dan forum-forum ilmiah lainnya serta berbagai organisasi baik pendidikan maupun social yang diikuti GPAI yang dapat menunjang tercapainya kecakapan guru dalam pembelajaran sehingga terbentuk peningkatan kompetensi profesional guru yang pada akhirnya bermuara pada terbentuknya mutu pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PAI.

12

(28)

E. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif disebut pula sebagai penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara terjun langsung ke lapangan.

Penelitian kualitatif penulis gunakan untuk menjelaskan data-data yang penulis dapatkan dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang penulis lakukan di lapangan. Sedangkan pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan fenomenologis. Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang yang diteliti oleh mereka.13 Studi fenomenologis (phenomenological studies) mencoba mencari arti dari pengalaman dalam kehidupan. Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau atau pengalaman-pengalaman dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian fenomenologis adalah mencari atau menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman hidup.14 Penulis menggunakan pendekatan ini karena sesuai dengan fenomena yang terjadi di lapangan.

13

Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999, 9.

14

(29)

2. Objek Studi

Penelitian ini mengambil objek studi pada kegiatan supervisi PAI yang dilakukan di lingkungan KKG PAI di Kecamatan Ngawen dan KKG PAI di Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian kualitatif umumnya berupa narasi deskriptif kualitatif, kalaupun ada data dokumen yang bersifat kuantitatif juga bersifat deskriptif.15 Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi.16 Adapun teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Peneliti menggunakan observasi partisipan dalam penggalian data di lapangan. Obervasi partisipan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Peneliti terlibat langsung, sehinggga observasi partisipan digunakan untuk mencari data-data tentang kegiatan-kegiatan supervisi PAI, untuk peningkatan kompetensi profesional guru PAI, dan kegiatan-kegiatan pengembangan guru apa sajakah yang mereka ikuti yang dapat meningkatkan kompetensi profesional guru tersebut.

15

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian …, 289.

16

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

(30)

b. Wawancara

Wawancara dilakukan peneliti secara langsung kepada Pengawas PAI dan Pengurus KKG PAI Kecamatan Ngawen maupun KKG PAI Kecamatan Banjarejo. Pengawas/supervisor PAI dimintai keterangan tentang pembinaan dan bimbingan yang telah dilakukan dalam kegiatan supervisi PAI, GPAI yang tergabung dalam KKG PAI dimintai keterangan tentang kualifikasi pendidikan, prestasi dalam membimbing peserta didik, kegiatan Supervisi PAI yang telah dilaksanakan Pengawas PAI dan partisipasinya dalam KKG PAI dan forum-forum ilmiah sebagai upaya peningkatan kompetensi profesional mereka, baik secara individual maupun kolektif.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi ini digunakan oleh penulis untuk memperoleh data tentang:

1) Kondisi dan gambaran umum tentang KKG PAI Kecamatan Ngawen dan Kecamatan Banjarejo di Kabupaten Blora.

2) Keadaan guru-guru PAI di lingkungan KKG PAI Kecamatan Ngawen dan di KKG PAI di lingkungan Kecamatan Banjarejo di Kabupaten Blora.

(31)

4. Metode Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis secara induksi untuk mengembangkan model deskripsi penelitian dan menghasilkan laporan deskripsi analitik.

Menurut Miles and Huberman (1984) dalam Sugiono, mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisa data, yaitu data reduction, data display, dan, conclusion drawing/verification.17

Gambar 1. 1. Model Interaktif 18

Berdasarkan definisi dan diagram di atas, maka langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menelaah data yang berhasil dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.

17

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

Bandung: Alfabeta, 2010, 337-338.

18

Sugiyono, Metode Penelitian …, 337-338.

Data Display

Data reduction Data Collection

(32)

b. Mengadakan reduksi data dengan cara mengambil data yang dapat diolah lebih lanjut.

c. Menyusun data dalam satuan-satuan yang relevan.

d. Melakukan kategorisasi sambil melakukan pengkodean (coding)

e. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data melalui data observasi, dokumentasi dan wawancara.

f. Menafsirkan data dan mengambil kesimpulan secara induktif dengan cara berfikir berdasarkan fakta-fakta khusus, kemudian diarahkan kepada penarikan kesimpulan yang bersifat umum.19

Dengan menggunakan metode analisa data yang ditawarkan oleh Miles and Huberman di atas, diharapkan dapat membantu penulis dalam memilah dan memilih data serta dalam menyusun dan menyuguhkan data dalam penelitian ini, sehingga dapat dibaca, dimengerti, dipahami dengan mudah oleh para pembaca.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami isi penelitian tesis ini, maka terlebih dahulu penulis akan menyajikan tentang sistematika penulisan dalam penelitian tesis ini, agar para pembaca dapat mengetahui cakupan secara garis besarnya.

Pada bab I membahas tentang Pendahuluan yang mencakup: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Signifikansi Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

19

(33)

Pada bab II disajikan Kajian Teoritik yang mengurai tentang teori Supervisi PAI, Kompetensi Profesional Guru PAI, Pengendalian Mutu, dan teori Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI).

Pada bab III membahas tentang Gambaran Umum KKG PAI Di Kecamatan Ngawen dan KKG PAI Kecamatan Banjarejo Di Kabupaten Blora yang meilputi: keadaan organisasi KKG PAI di Kecamatan Ngawen dan KKG PAI Kecamatan Banjarejo di Kabupaten Blora, serta Program-program Kerja KKG PAI.

Pada bab IV membahas tentang: Analisis data dan hasil penelitian lapangan dan pembahasan tentang Pelaksanaan Supervisi PAI sebagai Pengendali Mutu Kompetensi Profesional Guru PAI di lingkungan KKG PAI Kecamatan Ngawen dan KKG PAI Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora yang mencakup : Teknik Supervisi PAI, Dampak Supervisi PAI terhadap kompetensi professional guru, dan Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Supervisi PAI.

(34)

BAB II

SUPERVISI PAI DAN PENGENDALIAN MUTU KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI

Berikut ini akan penulis kemukakan beberapa teori yang relevan dengan pembahasan tesis ini. Landasan teori ini berfungsi sebagai alat untuk menganalisis data yang peneliti kumpulkan ketika melakuan penelitian.

A. Supervisi PAI

Untuk memahami konsep supervisi PAI, berikut penulis ilustrasikan mapping concept (pemetaan) tentang point-point supervise PAI yang menjadi grand theory dalam penelitian ini.

Gambar 2. 1. Konsep Supervisi20

20

Bagan ini merupakan visualisasi penulis setelah mengobservasi dan merangkum beberapa teori tentang supervisi pendidikan dari berbagai sumber bukuang berbeda.

Konsep Supervisi PAI

Tujuan : memberikan layanan dan

bantuan untuk

mengembangkan situasi

belajar-mengajar yang

dilakukan guru di kelas

(35)

1. Pengertian

Pengertian supervisi dapat dipahami dari beberapa pendapat para pakar berikut ini:

Carl Glickman dalam Allan Glathorn, memberikan definisi:

Supervision is the function in schools that draws togather the discrete

elements of instructional effectiveness into whole-school action”.21 Supervisi merupakan fungsi penting dalam sistem sekolah atau pendidikan yang mengefektifkan seluruh unsur-unsur pengajaran ke dalam aktifitas pendidikan. Sedangkan Wayne Hoy and Patrick Forsyth

dalam Allan Glathorn, berpendapat bahwa “Supervision of instruction is

the set of activities designed to improve the teaching-learning process”.22 Supervisi pendidikan adalah seperangkat aktivitas yang dirancang untuk memperbaiki proses belajar mengajar.

Di sisi lain Kimball Wiles and John Lovell sebagaimana yang dikutip oleh Allan Glathorn juga memberikan pandangan mengenai definisi tentang supervise sebagai berikut :

Instructional supervisory behavior system formally provided by the organization for the purpose of interacting with the teaching behavior system in such a way as to maintain, change, and improve the provision and actualization of learning opportunities for

students”.23

Sistem perilaku dalam supervisi pendidikan disiapkan oleh organisasi yang bertujuan menjalin interaksi tingkah laku dengan cara tertentu untuk

21

Allan A. Glatthorn, Supervisory Leadership (Introduction To Instructional Supervision,

California, Harpher Collins Publishers, 1990, 83.

22

Allan A. Glatthorn, Supervisory Leadership …, 83. 23

(36)

menjaga, merubah, dan memperbaiki ketetapan dan aktualisasi kesempatan belajar bagi siswa.

Beberapa pendapat di atas bertumpu pada kegiatan layanan bimbingan dan pembinaan Pengawas yang memberikan perubahan perilaku akademik guru dalam proses pembelajaran sehingga dapat memberikan perubahan pula pada perilaku belajar peserta didik. Dalam konteks ini, Guru memegang peran yang signifikan untuk membuat situasi pembelajaran berjalan efektif.

Berkaitan dengan supervisi Pendidikan Agama Islam (PAI), dapat dikatakan juga sebagai pengawasan pendidikan agama Islam yang dilakukan oleh pengawas pendidikan agama yang ditunjuk, maka dalam hal ini terlebih dahulu penulis suguhkan mengenai pengertian pendidikan agama Islam sebagaimana yang tertera dalam kurikulum PAI sebagai berikut:

“Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci dan Al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat hingga

terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.”24

Dasar religius pendidikan agama Islam di atas terinspirasi dari

Al-Qur‟an Surah An-Nahl ayat 125, yang berbunyi:

24

(37)

َيِه يِتَّلٲِب مُهۡلِد َٰجَو ِِۖةَنَسَحۡلٱ ِةَظِع ۡىَمۡلٱَو ِةَم ۡكِحۡلٲِب َكِّبَر ِليِبَس ٰىَلِإ ُع ۡدٱ

َهيِدَتۡهُمۡلٲِب ُمَل ۡعَأ َىُهَو ۦِهِليِبَس هَع َّلَض هَمِب ُمَل ۡعَأ َىُه َكَّبَر َّنِإ ُُۚهَس ۡحَأ

٥٢١

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. 25

Tujuan dari pendidikan agama Islam adalah mendidik anak-anak, pemuda-pemudi dan orang dewasa supaya menjadi orang muslim sejati, beriman teguh, beramal soleh, dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang masyarakat yang sanggup hidup di atas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya bahkan sesama umat manusia.26

Sedangkan pengertian pengawas pendidikan agama Islam pada sekolah menurut Permenag No. 2 Tahun 2012 adalah Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional pengawas Pendidikan Agama Islam yang tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya melakukan pengawasan penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada sekolah.27 Pengawas pendidikan agama bertugas melakukan pengawasan terhadap terselenggaranya pendidikan agama pada sekolah yang meliputi penilaian, pembinaan, pemantauan, penelitian, pelaporan, dan tindak

25

Kementerian Agana RI, Al-Qur’an dan Terjemahnnya, Jakarta: AL WAAH, 1995, 421.

26

Farid Hasyim, Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Filosofis Pengembangan Islam Transformatif antara KTSP dan Kurikulum 2013), Malang: Madani, 2015, 55.

27

(38)

lanjut dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan agama sesuai dengan standar nasional pendidikan agar tercapai tujuan pendidikan agama dan pendidikan nasional.28 Dengan demikian supervisi pendidikan agama Islam adalah serangkaian kegiatan guna membantu guru PAI dalam mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran dengan kegiatan membimbing, membina, memantau, mengawasi, menilai, dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan agama Islam di sekolah.

2. Tujuan supervisi

Kata kunci dari supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan kepada guru-guru, maka tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang dilakukan guru di kelas.29

Glickman mengemukakan bahwa;“the goal of instructional supervision is to help teachers learn how to increase their own capacity

to achieve professional learning goals for their students”. (tujuan supervisi pendidikan adalah membantu guru untuk belajar bagaimana meningkatkan potensi/kapasitas mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran terhadap murid).30 Glickman optimis bahwa melalui

28

Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Pengawasan Pendidikan (Tinjauan Teori dan Praktik). Jakarta: Rajawali Press, 2014,175-176.

29

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan (Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia). Jakarta: Rineka Cipta, 2010, 19.

30

(39)

supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat.

3. Fungsi Supervisi

Alfonso, Firth, dan Neville, menggambarkan sistem fungsi supervisi akademik sebagaimana gambar berikut:

Gambar 2.1.

Sistem Fungsi Supervisi Akademik31

(1)

Tampilan skema tersebut diatas dapat diketahui dan dipahami mengenai sistem perilaku supervise. Perilaku kegiatan supervisi PAI yang dilakukan secara langsung dapat memberikan dampak yang signifikan pada sikap, perilaku, dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh adanya kegiatan kepengawasan yang dilakukan oleh pengawas PAI yang menstimulasi dan mendorong perubahan ke arah yang lebih baik pada diri guru. Akhirnya, bila guru memiliki wawasan, pengetahuan, dan cakrawala berpikir yang luas, serta trampil dalam mengelola pembelajaran di dalam kelas akan dapat mendorong siswa untuk berubah, termotivasi untuk belajar dan secara kualitas atau mutu belajar yang diharapkan akan dapat terwujud dalam perilaku peserta didik. Dengan demikian fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas

31

Muhammad fathurrahman & Hindama Ruhyanani, Sukses Menjadi Pengawas ..., 54.

Perilaku supervisi

Perilaku akademik

(40)

pengajaran,32 serta dapat menumbuhkan iklim bagi perbaikan proses dan hasil belajar melalui serangkaian upaya supervisi terhadap guru-guru dalam wujud layanan professional.33

4. Teknik-Teknik Supervisi

a. Teknik yang bersifat individual

Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya.34 Teknik supervisi yang bersifat individual meliputi berbagai kegiatan yang dilakukan oleh pengawas, diantaranya; a) kunjungan kelas, Fungsi kunjungan kelas adalah sebagai alat untuk mendorong guru agar meningkatkan cara mengajar guru dan cara belajar siswa.35 b) observasi kelas, dilakukan dengan cara kunjungan kelas, supervisor dapat mengobservasi situasi belajar-mengajar yang sebenarnya. Tujuan dari observasi ini adalah untuk memperoleh data yang seobjektif mungkin sehingga bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru-guru dalam usaha memperbaiki hal belajar mengajar. Sedangkan bagi guru sendiri dapat digunakan untuk mengubah cara-cara mengajar ke arah yang lebih baik, dan dampak

32

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan…, 21.

33

Ali Imron, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, 12.

34

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional, Supervisi Akademik (Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah), Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, 2010, 24.

35

(41)

terhadap murid adalah menimbulkan pengaruh positif terhadap kemajuan belajar.36

b. Teknik yang bersifat kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah salah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. 37 Di sisi lain yang dimaksud dengan teknik yang bersifat kelompok ialah, teknik-teknik yang digunakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok.38

Pelaksanaan kegiatan supervise oleh Pengawas dapat dilakukan melalui organisasi kerjasama pengembangan profesi guru atau KKG. Hal ini dimaksudkan untuk memantau dan melihat guru secara langsung sebagai upaya peningkatan kemampuan professional guru tersebut.

Allan Glattorn yang dikutip Abdul Kadim Masaong, mengajukan model supervisi kerjasama pengembangan profesi dalam mensupervisi guru. Model ini diperankan oleh guru secara kolegial

36

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, …, 56. 37

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional, Supervisi Akademik …, 29.

38

(42)

yang bersepakat bekerjasama dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya. Di Indonesia model CPD ini lebih dikenal dengan Continues Professional Development dengan entri point utamanya adalah MGMP dan KKG.39 Teknik supervisi kelompok ini dapat dilihat melalui kegiatan-kegiatan dibawah ini, yaitu: kepanitiaan-kepanitiaan, kerja kelompok, laboratorium dan kurikulum, membaca terpimpin, demonstrasi pembelajaran, darmawisata, kuliah/studi, diskusi panel, perpustakaan, organisasi profesional, bulletin supervisi, pertemuan guru, lokakarya atau konferensi kelompok. 40

B. Kompetensi Profesional Guru

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa guru adalah pendidik professional. Seorang guru atau pendidik professional harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan ruhani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.41

Selain persyaratan kualifikasi akademik di atas, guru professional juga dituntut untuk memiliki sederet tindakan cerdas yang menjadi karakternya.

39

Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru (Memberdayakan Pengawas sebagai Gurunya Guru). Bandung: Alfabeta, 2013, 49.

40

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional, Supervisi Akademik …, 29.

41

(43)

Ciri-ciri guru profesional yang melekat pada sosok guru, antara lain; (1) guru memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen guru adalah kepada kepentingan siswanya; (2) guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada siswa; (3) guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar; (4) guru mampu berpikir secara sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu untuk guru guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya; (5) guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya, misalnya kalau di Indonesia, PGRI dan organisasi profesi lainnya.42

Penjelasan tentang keahlian guru professional di atas, juga perlu dikuasai oleh guru PAI (GPAI) sebagai bagian dari komponen pendidikan sehingga terbentuk kecakapan-kecakapan yang dapat direfleksikan sebagai kompetensi professional guru..

Kompetensi professional guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang yang memangku jabatan guru sebagai profesi.43 Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran

42

Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional …, 74.

43

(44)

secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing siswa memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.44

Kinerja guru PAI dalam hal akademik dan non akademik perlu dilakukan dengan cerdas dan tanggung jawab, serta mampu berkolaborasi dengan lingkungan sebagai bentuk dalam pengembangan kinerja secara professional. Oleh karena itu, guru PAI perlu memiliki beberapa kemampuan yang dapat menunjang profesinya sebagai guru professional.

Kementerian Agama RI melalui program pengadaan dan penyetaraan guru Pendidikan Agama Islam telah merumuskan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh guru PAI, yaitu: a) Memiliki sifat dan kepribadian sebagai muslim yang bertakwa kepada Allah Swt dan sebagai warga negara Indonesia, serta cendekia, dan mampu mengembangkannya. b) Menguasai wawasan kependidikan, khususnya berkenaan dengan pendidikan pada tingkat dasar (sekolah/madrasah). c) Menguasai bahan pengajaran Pendidikan Agama Islam pada jenjang pendidikan dasar serta konsep dasar keilmuan yang menjadi sumbernya. d) Mampu merencanakan dan mengembangkan program pengajaran Pendidikan Agama Islam pada jenjang pendidikan dasar. e) Mampu melaksanakan program pengajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan kemampuan dan perkembangan anak usia pendidikan dasar. f) Mampu menilai proses dan hasil belajar mengajar murid sekolah/madrasah. g) mampu berinteraksi dengan teman sejawat dan masyarakat serta peserta didik sekolah/madrasah. h) Mampu memahami dan memanfaatkan hasil penelitian

44

(45)

untuk menunjang pelaksanaan tugasnya sebagai Guru Agama Islam di sekolah/madrasah.45

C. Pengendalian Mutu Pendidikan

Pengendalian (Controlling) merupakan kegiatan menilai dan memberikan perbaikan-perbaikan terhadap kinerja bawahan untuk menjamin bahwa kegiatan tersebut terlaksana sesuai dengan rencana.46

Pakar mutu berasal dari negara bagian Romania, alumni University of Minnesota, United Stated, Dr. Joseph M. Juran berpendapat pengendalian mutu atau quality control adalah: “A process in which the product is actually examined and evaluated against the original requirements expressed by

customer. Problems detected are then corrected.”47

Pengendalian mutu merupakan suatu upaya dimana proses pendidikan benar-benar diperiksa dan dievaluasi serta dibandingkan dengan tujuan yang harus dicapai.48 Menurut Juran dalam Edward Sallis, kualitas adalah produk yang memiliki keistimewaan, membebaskan konsumen dari rasa kecewa akibat kegagalan. Produk adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya.49

Senada dengan apa yang dikemukakan oleh Juran di atas, seorang ahli manajemen, Schermerhon, berpendapat tentang pengendalian sebagai berikut;

“a process of monitoring performance and taking action to ensure desired

45

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran …, 91-92.

46

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah, Bandung: Refika Aditama, 2010, 37.

47

Arthur T. Tenner and Irving J. De Toro, Total Quality Management (Three Steps to continuous Improvement), Massachussets: Wesley Publishing Company, 1994.

48

Emzir & Sam M. Chan, Isu-Isu Kritis Kebijakan Pendidikan Di Era Otonomi Daerah.

Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, 8.

49

(46)

action.” Suatu proses pemantauan kinerja yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.50 Pengendalian merupakan konsep yang luas, berlaku untuk manusia, situasi, benda, dan organisasi.51 Dasar semua proses pengendalian adalah pemikiran untuk mengarahkan suatu variable atau sekumpulan variable guna mencapai tujuan tertentu. Variable ini dapat berupa manusia, mesin, ataupun organisasi.52

Mutu hasil pendidikan (lulusan) tidak hanya ditentukan oleh seorang guru, tetapi oleh seluruh guru, juga pihak personalia sekolah pun ikut seta di dalamnya, seperti para pembimbing, pengelola, dan staf administrasi.53 Mutu total sangat baik diterapkan dalam bidang pendidikan sebab akan meningkatkan mutu pendidikan (mutu lulusan), sistem ini juga akan menghilangkan image yang selama ini ada di sekolah, bahwa pendidikan dilaksanakan secara rutin, mendidik, atau mengajar adalah menyampaikan ilmu. Mutu lulusan semata-mata menjadi tugas dan tanggung jawab guru. Dengan menerapkan system mutu total , semua personalia akan mengetahui dan menyadari tugas, serta peranannya dalam menghasilkan lulusan yang bermutu. Mereka akan menyadari bahwa lulusan yang bermutu dihasilkan oleh proses pendidikan yang bermutu pula.54

50

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengendalian Mutu …, 37.

51

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengendalian Mutu …, 38.

52

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengendalian Mutu ..., 39.

53

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengendalian Mutu …, 43.

54

(47)

D. Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) 1. Pengertian KKG PAI

Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar disingkat KKG PAI SD adalah wadah kegiatan professional untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta untuk membina hubungan kerjasama secara koordinatif dan fungsional antara sesama GPAI yang bertugas pada Sekolah Dasar.55

Dasar pijakan organisasi profesi guru tersebut adalah dukungan pemerintah yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 yang menyatakan bahwa diklat fungsional adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan guru baik di sekolah maupun di luar sekolah (seperti KKG/MGMP/MGBK) dan bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru.56 Dasar lain berdirinya KKG PAI adalah Edaran Bersama Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor E/HMI/ed/40/1994 tentang Pedoman Pelaksanaan Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) pada Sekolah Dasar. 57

55

Departemen Agama RI, Pedoman Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar (KKG PAI SD), Jakarta: Direktorat Jendera Pendidikan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah, 2008, 3-4.

56

Donni Juni Priansa, Kinerja dan Profesionalisme …, 118-119.

57

(48)

Bentuk kegiatan terdiri atas hal-hal yang terkait dengan peningkatan kompetensi guru sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai berikut:58 bentuk kegiatan tersebut antara lain; Kegiatan dalam bidang Peningkatan Kompetensi Pedagogik, yang mencakup: Pemahaman KTSP. Dalam kegiatan ini mencakup: Analisis SK-KD dan Materi PAI, Penjabaran dalam Indikator pencapaian hasil belajar, Penyusunan silabus, Penyusunan RPP, Penyusunan Program Tahunan dan Semester, Analisis Hari efektif, Pembahasan tentang Pembuatan dan Pemanfaatan Media. Kegiatan dalam bidang Peningkatan Kompetensi Kepribadian, Kegiatan dalam bidang Peningkatan Kompetensi Sosial, dan Kegiatan dalam bidang Peningkatan Kompetensi Profesional; yang meliputi: menyelenggarakan seminar-seminar yang relevan, menyelenggarakan lokakarya/workshop, menyelenggarakan diklat, dan mengkoordinasikan Penulisan Karya Tulis Ilmiyah (PTK).59

58

Departemen Agama RI, Pedoman Kelompok Kerja Guru …, 15-17.

59

(49)

BAB III

GAMBARAN UMUM KELOMPOK KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (KKG PAI) DI LINGKUNGAN KKG PAI KECAMATAN NGAWEN

DAN DI KKG PAI KECAMATAN BANJAREJO

A. Gambaran Umum KKG PAI Kecamatan Ngawen dan KKG PAI Kecamatan Banjarejo

1. Letak dan Keadaan Geografis

Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora adalah salah satu organisasi profesi guru yang bertujuan untuk peningkatan kompetensi guru professional secara kolegial. Pengurus KKG PAI Kecamatan Ngawen memberikan nama pada organisasinya dengan sebutan “ABU BAKAR” sebagai pemacu dan pendorong para guru-guru PAI supaya mempunyai jiwa teladan seperti sahabat Rasulullah SAW. Hal ini diharapkan supaya para pengurus KKG PAI gigih, ulet, sabar, dan tawakal dalam menghidupkan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dibidani oleh KKG PAI “ABU BAKAR” Kecamatan Ngawen.60

KKG PAI Kecamatan Ngawen memiliki kantor sekretariat yang

strategis, yaitu Aula Koperasi “Dwija Mulya Ngawen yaitu tepatnya di

lingkungan Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Ngawen yang berada tepat di Jalan Blora Purwodadi. Namun, aktifitas dan koordinasi antara

60

(50)

pengurus dipusatkan di SDN Punggursugih Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Lokasi ini dipilih sebagai pusat kegiatan dan koordinasi guru-guru PAI karena jarak dari pusat kota menuju lokasi tempat kegiatan KKG PAI sekitar 15 Kilometer dan berada di tengah-tengah (centre) titik koordinasi dari seluruh sekolah yang berada di lingkungan KKG PAI Kecamatan Ngawen. Selain itu, sekolah SDN Punggursugih berada tidak jauh dari kediaman ketua KKG PAI Kecamatan Ngawen sehingga dapat mempermudah dan memperlancar koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh KKG PAI Kecamatan Ngawen.

Kondisi geografis yang berada di lingkungan KKG PAI Kecamatan Ngawen terbilang cukup strategis dan kondusif dalam menunjang pelaksanaan kegiatan-kegiatan organisasi KKG PAI. Kondisi ini bisa dilihat bahwa sekolah-sekolah di lingkungan KKG PAI Kecamatan Ngawen bisa diakses oleh transportasi. Namun demikian terdapat sekolah-sekolah yang jauh dari pusat kegiatan dan sulit dijangkau, antara lain: SDN Sambonganyar, SDN Rowobungkul 1, SDN Rowobungkul 2, SDN Sri Gading, SDN Karangjong, sehingga posisi tersebut agak menghambat koordinasi kegiatan KKG PAI maupun kunjungan supervisi oleh pengawas PAI.61

KKG PAI di Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora dipimpin oleh Bapak Wagiman, S. Pd. I sebagai Ketua (yang sampai saat ini telah menjabat selama dua periode, yaitu periode 2010-2013 dan periode

61

(51)

2016). Bapak wagiman terpilih kembali dan dipercaya sebagai ketua KKG PAI Kecamatan Ngawen karena dikenal memiliki karakter sebagai guru yang bisa menjadi panutan bagi guru-guru PAI yang lain. Selain itu

kedewasaan dan cara berpikir yang senantiasa „ngemong’ itulah yang menjadi alasan beliau terpilih kembali sebagai pimpinan dalam menahkodai organisasi KKG PAI yang dipimpinnya. 62

Keberadaan KKG PAI berada pada wewenang pembinaan Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blora. Bapak Muhaimin, S. Ag., ditunjuk sebagai Pengawas PAI Sekolah Dasar untuk membina dan membimbing guru-guru PAI di Kecamatan Jepon, Kecamatan Tunjungan, dan Kecamatan Ngawen. Namun Bapak Muhaimin mendapat mendapat musibah kecelakaan dari kendaraan sehingga tugas beliau difokuskan pada pembinaan guru PAI di lingkungan Kecamatan Ngawen.

KKG PAI Kecamatan Banjarejo berlokasi tidak jauh dari jantung kota di Kabupaten Blora. Jarak tempuh Kota Blora menuju Kecamatan Banjarejo sekitar 10 km. KKG PAI Kecamatan Banjarejo berkantor di SDN Gedongsari sekitar 5 kilometer dari Kota Blora. Sekolah ini dipilih sebagai tempat pusat koordinasi dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan KKG PAI, karena sangat strategis dan berada di pinggir jalan utama dari Kabupaten

62

(52)

Blora menuju Kecamatan Banjarejo dan langsung ke arah Kabupaten Grobogan.63

KKG PAI Kecamatan Banjarejo diketuai oleh Bapak Drs. HM. Djauhari. Beliau adalah guru PAI yang telah berpengalaman selama bertahun-tahun mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan sehingga beliau dipilih menjadi Ketua KKG PAI Kecamatan Banjarejo dan Ketua KKG PAI Kabupaten Blora sekaligus. Guru-guru PAI memberi kepercayaan kepada beliau sebagai Ketua KKG PAI baik tingkat Kecamatan maupun tingkat Kabupaten karena memiliki wawasan yang luas dan memiliki hubungan yang baik (sumeh), interaktif, dan komunikatif terhadap para guru dan masyarakat baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah.

Disamping itu beliau berkarakter dan menjadi „Wong tuo’ di lingkungan guru-guru PAI di Kecamatan Banjarejo. Beliau juga memiliki hubungan yang baik dengan guru-guru PAI dari Kecamatan-Kecamatan lain di Kabupaten Blora, oleh sebab itu beliau dipercaya menjabat Ketua KKG PAI Kabupaten Blora Periode 2006-2011 dan terpilih kembali pada Periode 2011-2016.64

Ketua KKG PAI Kecamatan Banjarejo memiliki jadwal kegiatan yang padat, hal ini dikarenakan beliau menjabat rangkap jabatan sebagai Ketua KKG PAI Kecamatan Banjarejo yang harus mengkoordinir pengurus dan kegiatan-kegiatan di lingkungan KKG PAI Kecamatan Banjarejo juga harus

63

Hasil observasi dan wawancara dengan ketua KKG PAI Kecamatan Banjarejo, Bapak Drs. HM. Djauhari hari Senin tanggal 07 Maret 2016 Pukul 14. 15 Wib.

64

(53)

membagi waktu untuk mengadakan koordinasi dan konsolidasi sesame pengurus KKG PAI tingkat Kabupaten Blora. Dengan posisi dan jabatan rangkap jabatan tersebut, Ketua KKG PAI Kecamatan Banjarejo yaitu Bapak Drs. HM. Djauhari sering mendapatkan undangan baik yang bersifat organisasi maupun untuk mengikuti Diklat dan Seminar-seminar tingkat Provinsi Jawa Tengah. Dengan demikian, pengetahuan dan wawasan serta hubungan beliau menjadi sangat luas dan selalu dinantikan oleh-oleh ilmiahnya oleh para pengurus KKG PAI baik di tingkat Kecamatan Banjarejo maupun di tingkat Kabupaten Blora.65

KKG PAI Kecamatan Banjarejo berada dalam wewenang binaan Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blora. Pengawas PAI yang bertugas di lingkungan KKG PAI Banjarejo adalah Bapak Asnawi, S.Pd.I. Jabatan Bapak Asnawi, S. Pd.I tidak hanya sekedar sebagai Pengawas PAI di Kecamatan Banjarejo, namun beliau mendapat mandat dari Kemenag Blora atau rangkap jabatan dengan membina KKG PAI Kecamatan Bogorejo dan KKG PAI Kecamatan Jepon Kabupaten Blora dengan membina 60 guru PNS bersertifikasi dan beberapa guru honorer yang belum bersertifikasi. Rangkap jabatan yang disematkan pada Pengawas PAI Kecamatan Banjarejo terjadi karena Pengawas PAI yang bertugas di kedua Kecamatan tersebut berhalangan

65

(54)

(salah satunya mendapat kecelakaan), sehingga tugas dan tanggung jawab tersebut dibebankan pada pundak Bapak Asnawi, S.Pd.I.66

2. Visi dan Misi KKG PAI

a. Visi dan Misi KKG PAI Kecamatan Ngawen

KKG PAI Kecamatan Ngawen memiliki Visi sebagai berikut:

„Profesional dan Teladan dalam Pendidikan‟. Visi ini dijadikan pedoman dalam menjalankan roda organisasi. Sedangkan Misi yang ingin dicapai adalah;

1) Melaksanakan kegiatan dan pertemuan secara efektif sehingga setiap anggota berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.

2) Menumbuhkan jiwa profesionalisme sebagai pendidik pada angota KKG PAI.

3) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh anggota KKG PAI.

4) Mendorong dan membantu setiap anggota untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.67

b. Visi dan Misi KKG PAI Kecamatan Banjarejo

KKG PAI Kecamatan Banjarejo juga memiliki Visi dan Misi, organisasi. Hal ini diharapkan supaya dijadikan pijakan awal dalam perumusan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan KKG PAI.

66

Hasil observasi lapangan dan wawancara bersama bapak Pengawas PAI Kecamatan Banjarejo, Bapak Asnawi, S. Pd. I, di Desa Adirejo Kecamatan Tunjungan hari Selasa tanggal 01 Maret 2016 dan Senin tanggal 07 Maret 2016 Pukul 14. 00-16. 00 Wib.

67

Gambar

Gambar 1. 1. Model Interaktif 18
Gambar 2. 1. Konsep Supervisi20
Gambar 2.1.
Gambar 3. 1.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Uraian di atas menunjukkan bahwa persepsi positif guru terhadap supervisi akademik dan partisipasi guru dalam KKG (Kelompok Kerja Guru) merupakan faktor yang cukup menentukan

Hasil rata-rata supervisi akademik pelaksanaan proses pembelajaran tentang kemampuan mengajar guru PAI wilayah binaan gugus V pada bulan Januari s.d Februari

Dalam Anggaran Rumah Tangga ini, yang dimaksud dengan :.. a) KKG PAI SD Kecamatan Ngaliyan adalah suatu wadah organisasi profesi guru; Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI)

Sebagai upaya membantu memecahkan masalah tersebut, maka peneliti menawarkan suatu bentuk supervisi dengan teknik Individual Conference (IC). Hasil dari pelaksanaan

Strategi supervisi akademik pengawas yang efektif dapat meningkatkan kompetensi profesional guru. Keterbatasan jumlah pengawas dan luasnya wilayah binaan merupakan

kasus SD se-Kecamatan Sragen Tahun 2016). Rendahnya pemahaman kepala sekolah tentang supervisi akademik sehingga kepala sekolah hanya memahami supervisi sebagai bentuk

Tujuan penelitian: 1) mengungkap peran supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI Membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di

3 Membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya.2 Prinsip supervisi akademik yaitu ilmiah, kooperatif, konstruktif dan demokratis.3 Kompetensi Pedagogik guru PAI Kompetensi