• Tidak ada hasil yang ditemukan

Judul : Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI Membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Di SMP Negeri Se-Kabupaten Sukamara Tahun 2016 / 2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Judul : Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI Membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Di SMP Negeri Se-Kabupaten Sukamara Tahun 2016 / 2017 - Test Repository"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH

DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

PROFESIONAL GURU PAI MEMBUAT PTK

DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN SUKAMARA

TAHUN 2016/2017

Oleh:

ABDUL KADIR

NIM: 12010150055

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

Untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)

Motto dan Persembahan

Motto:

kesempatan hanya dapat diraih dengan kesiapan dan keberanian

Kupersembahkan Tesis Ini Kepada:

Orang Tua Kami; Anang Kurdi & Masthora dan Muhyaddin & Asni

Istri Saya Asmaul Husna dan Anak

anak yang selalu memberi

semangat;

Ahmad Nazdir Sibawayhi,

Omar Syah Rosyad

Abdurrahman Saif Alfatih,

Zainab Yasmin Azkia

Zayd Sabiq Arrayan.

(5)

ABSTRAK

Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi

Profesional Guru PAI Membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Di SMP Negeri Se-Kabupaten Sukamara Tahun 2016 / 2017

Tujuan penelitian: 1) mengungkap peran supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI Membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SMP Negeri Se-Kabupaten Sukamara Tahun 2016 / 2017; 2) mengungkap faktor yang mempengaruhi Guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara dalam meningkatkan dan mengembangkan kompetensi profesional membuat Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitif, dengan pendekatan deskriptif kualitatif fenomenologik. Data dianalisis menggunakan, reduction, display, dan verification model Miles & Huberman. Sedangkan analisis dan penyajian menggunakan deskriptif kualitatif fenomenologik model Moustakas yang disederhanakan Creswel.

Temuan penelitian adalah; 1) beberapa kepala sekolah SMP Negeri Kabupaten Sukmara membantu dan membimbing Guru PAI membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan sebagian besar kepala sekolah hanya mengarahkan agar membuat secara mandiri; 2) seluruh kepala sekolah tidak membuat program supervisi akademik menggunakan instrumen untuk memantau perkembangan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Guru PAI; 3) kepala sekolah memahami bahwa bimbingan dan bantuan pembuatan PTK kepada Guru PAI bukan bagian dari supervisi akademik; 4) perencanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam pembuatan PTK Guru PAI dimulai dengan arahan yang disosialisasikan di awal tahun ajaran; 5) supervisi akademik melibatkan rekan sejawat dimulai dengan bimbingan pembuatan proposal, pengambilan data, analisis data, pembuatan laporan dan ditindaklanjuti dengan publikasi ilmiah dalam bentuk seminar; 6) Guru PAI membuat PTK untuk syarat kenaikan pangkat, meningkatkan kompetensi profesional dan mengatasi masalah belajar siswa; 7) Guru PAI tidak membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena lemahnya supervisi akademik kepala sekolah dan sarana pendukung belum lengkap.

Kata Kunci: Supervisi akademik, kompetensi professional, Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

(6)

ABSTRACT

The Role of Principal’s Academic Supervision in Increasing the Profesional Competence of Islamic Education Teachers in Making the Classroom Action

Research (CAR) In Junior High School of Sukamara Regency 2016/2017

The purpose of this research are; 1) Reveals the role of principle’s academic

supervision in increasing the professional competence in making the Classroom Action Research (CAR) of Islamic Education Teachers in Junior High School of Sukamara Regency in a year of 2016 / 2017; 2) Reveals the factors which affect the Teachers of Islamic Education in Junior High School of Sukamara Regency in improving and developing the professional competence in making Classroom Action Research (CAR). This is a qualitative research, with qualitative and phenomenological approach. Data were analyzed using Miles & Huberman's model; reduction, display and verification. Where us the analysis and presentation were analysed using the descriptive qualitative phenomenologik of Moustakas’model which simplified by Creswel.

The research findings are; 1) Some Principal of Junionr High School in Sukamara Regency assist and guide the Islamic Education Teachers to make the Classroom Action Research (CAR) and most principals only direct the teachers to make the research independently; 2) The entire principals do not make the academic supervision program using the instruments to observe the progress of implementing the Classroom Action Research (CAR) of Islamic Education Teachers; 3) The principals understand that the guidance and the assistance of making Classroom Action Research to the teachers is not part of academic supervision; 4) The planning of the principal’s

academic supervision in making the teacher’s research begins with the direction which

is socialized at the beginning of the new teaching year; 5) The implementation of academic supervision involves collegians starting with the guidance of proposal making, data retrieval, data analysis, and preparing the research; 6) The academic supervision is a scientific publication in the form of seminars; 7) The Teachers makes research for promotion requirements, improves professional competence and overcomes the student learning problems; 8) The Teachers do not make research due

to poor Prinspal’s academic supervision and the unsupported facilities.

Keywords: Academic Supervision, professional competence, Classroom Action Research (CAR).

(7)

PRAKATA

Alhamdulillah, kami bersyukur kepada Allah SWT, atas limpahan nikmat, taufiq

dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyusun dan menyelesaikan tesis dengan

judul” Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI Membuat PTK Di SMP Negeri Se-Kabupaten

Sukamara Tahun 2016/2017”.

Selesainya tesis ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, sehingga dengan penuh

hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag, selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga

3. Hamam, Ph.D, selaku ketua Prodi PAI Pascasarjana IAIN Salatiga

4. Prof. Dr. Muh. Zuhri M.A, selaku pembimbing penulisan tesis.

5. Para dosen program beasiswa supervisi pascasarjana IAIN Salatiga.

6. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan Guru PAI SMP Negeri Se- Kabupaten Sukamara

yang telah membantu proses penelitian.

7. Keluarga penulis, Bapak, Ibu, Istri dan anak-anaku tersayang serta semua sahabat

yang telah mendukung penulis. Khususnya Keluarga Besar SMPN 1 Pantai Lunci

Kabupaten Sukamara.

8. Teman-teman Pascasarjana angkatan 2015 program supervisi IAIN Salatiga.

Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak. Karya ilmiah

ini jauh dari kesempurnaan, saran dan masukan selalu penulis harapkan demi

perbaikan kedepan. Yakin Usaha Sampai.

Penulis,

Abdul Kadir

(8)

DAFTAR ISI

B.Rumusan dan Batasan Masalah ………..……… 4

C.Signifikansi Penelitian .………... 6

C. Tujuan Dan Fungsi Supervisi Akademik Kepala Sekolah ………. 24

D. Prinsif –Prinsip Supervisi Akademik Kepala Sekolah ………..26

E. Model –Model Supervisi Akademik Kepala Sekolah ………26

F. Indikator Supervisi Akademik Kepala Sekolah ……….27

G. Kompetensi Profesional Guru PAI ……….27

(9)

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Sukamara ………37

B. Gambaran Umum SMP Negeri di Kabupaten Sukamara ………38

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA PENELITIAN ………....59

A. Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Pembuatan PTK Guru PAI ………...……… 59

1. Perencanaan………. 59

2. Pelaksanaan ………. 68

3. Tindak Lanjut ……….. 85

4. Perasaan Kepala Sekolah Dalam Supervisi Akademik dan Guru PAI Pada Saat Pembuatan PTK Dalam Koteks Tekstural………. 89

5. Pentingnya Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Pembuatan PTK Guru PAI………. 92

B. Faktor yang mempengaruhi Guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara Dalam Meningkatkan dan Mengembangkan Kompetensi Profesional Membuat PTK……… 94

1. Peningkatan Kompetensi Profesional dan Tuntutan Jenjang Karier………... 94

2. Lemahnya Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Pembuatan PTK Guru PAI Terkait Latar Belakang Tempat……… 100

a. Kawasan kota ……….. 100

b. Pusat Kecamatan ………...……….. 101

c. Kawasan pinggiran……….. 102

3. Fenomena Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Pembuatan PTK Guru PAI Dalam Kontek Tekstural Dan Struktural………... 104

BAB V PENUTUP A. Simpulan ….……… 107

B. Saran ...……… 109

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Batas wilayah Kabupaten Sukamara 37

Tabel 3.2 Keadaan Guru PAI SMP Negeri Kab.Sukamara Tahun 2016/2017 39

Tabel 3.3 Keadaan Kepala SMP SMP Negeri Kab.Sukamara Tahun 2016/2017 40

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

01.Surat Permohonan Izin Penelitian

02.Surat Persetujuan Ijin Penelitian

03.Surat Telah Selesai Melaksanakan Penelitian

04.Pedoman Dokumentasi Penelitian

05.Pedoman Observasi Penelitian

06.Pedoman Wawancara Dengan Kepala Sekolah

07.Pedoman Wawancara Dengan Guru PAI

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan transformasi keilmuan di sekolah sangat ditentukan oleh

kualifikasi dan kompetensi profesionalitas guru dalam pembelajaran yang menjadi

tuntutan dan amanah negara. Undang – undang Nomor 14 Tahun 2006 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 menyatakatan bahwa kompetensi guru mencakup

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional.1 Salah satu subkompetensi profesional yang dimiliki guru

adalah harus menguasai struktur dan metode keilmuan dengan indikator esensial;

menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam

pengetahuan dan atau materi dari bidang studi yang diajarkan.2

Bagi guru PNS/ASN membuat karya tulis ilmiah merupakan bentuk upaya

penjaminan dan peningkatan profesional berkelanjutan setelah sertifikasi.3 Yang

ditegaskan dengan Permenpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan

Fungsional Guru dan Angka Kreditnya4, dan mulai 2013 kemendikbud

memberlakukan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB). Bahwa, guru PNS Golongan III/b jika ingin naik pangkat ke

1 Undang Undang Nomor 14 Tahun 2006 tentang Guru dan Dosen

2 Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru; Dari Prajabatan, Induksi ke Profesional

Madani, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2012, 85-88.

3 Idris Apandi, Saya Guru Saya Bisa Menulis: Panduan Menulis Artikel Ilmiah Populer dan

Artikel Jurnal Ilmiah Bagi Guru, Bandung: SMILE’s Publishing, 2015, 47.

(13)

III/c sampai IV/e disyaratkan mengumpulkan Angka Kredit (AK) dari aspek

publikasi ilmiah berupa Karya Tulis Illmiah (KTI) yang sesuai dengan tugas pokok

dan fungsinya, di antaranya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).5

Menurut Glicman dan Sergiovanni yang dikutip Lantip pembuatan PTK

guru dapat dilakukan melalui pembimbingan dan arahan kepala sekolah dalam

kegiatan supervisi akademik yang bertujuan untuk menindaklanjuti pengembangan

dan peningkatan kinerja guru. Untuk mewujudkan profesionalisme dalam

menciptakan pembelajaran yang efektif, menarik, menyenangkan dan ilmiah bagi

siswanya.6

Selain kepala sekolah, supervisor pendidikan (pengawas sekolah) juga wajib

membantu dan mengarahkan guru dalam kegiatan penelitian. Sebagaimana

Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah / Madrasah

menyatakan; kualifikasi dan kompetensi supervisor (pengawas) diharuskan mampu

memberikan bimbingan kepada guru dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), baik

perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah. Dengan harapan, guru dapat

meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya secara efektif, inovatif dan

kreatif.7 Bahkan secara khusus, Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 2 Tahun 2012

menegaskan bahwa, salah satu tugas Pengawas Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah

5Idris Apandi, Saya Guru Saya, …48. 6

Lantip Diat Prasojo, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta, Gava Media,2011,86.

7 Abdul Kadim Masaong, Supervisi Pemberlajaran dan Dan Pengembangan Kapasitas Guru,

(14)

adalah pembinaan dengan tujuan meningkatkan kemampuan Guru PAI dalam

menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK).8

Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di sekolah akan mudah dilaksanakan

dalam kondisi di mana kepala sekolah dan supervisor memberikan motivasi pada guru

untuk lebih kreatif dengan penghargaan yang baik. Ditunjang dengan rumusan dan

program sekolah yang membebaskan guru melakukan inovasi dalam pembelajaran.9

Bagi guru – guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara yang tidak memiliki

supervisor (pengawas) PAI, kepala sekolah dapat memberikan bimbingan dan

pembinaan dalam bentuk supervisi akademik. Membantu guru supaya aktif

meningkatkan kompetensi dan mengembangkan diri dengan melaksanakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK).

Berdasarkan hasil pra-survey, Kamariatul Isra, mengakui terbantu dalam

Pembuatan PTK melalui program yang dirancang Kepala Sekolahnya, walaupun

dilaksanakan menjelang kenaikan pangkat saja.10 Sedangkan Harfiah, mengakui

bahwa melalui supervisi kelompok, para guru diarahkan kepala sekolah agar

membuat PTK untuk menunjang pembelajaran dan kariernya.11 Demikian pula

Nasiatul Hasanah, menyatakan Kepala Sekolah menyarankan agar setiap guru

8 Direktorat PAI Dirjen Pendis Kemenag RI, Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam

Pada Sekolah, Jakarta, 2012,16 -17.

9 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,2015,18

-20.

(15)

wajib membuat PTK untuk meningkatkan kompetensi masing – masing dan akan dapat berkonsultasi dengan kepala sekolah melalui supervisi apabila kesulitan.12

Dari dasar pemikiran di atas kemudian penulis melakukan penelitian

tentang; peran supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi

profesional Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) membuat Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) di SMP Negeri Kabupaten Sukamara Tahun 2016/2017.

B. Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang dapat diidentifikasi masalah penelitian yang muncul,

yaitu:

a. Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri Kabupaten

Sukamara belum sesuai dengan model supervisi modern untuk memotivasi

dan mengarahkan Guru PAI dalam membuat PTK;

b. Banyak faktor yang mempengaruhi supervisi akademik kepala sekolah

dalam mengarahkan, membimbing dan membantu Guru PAI meningkatkan

kompetensi profesional untuk membuat PTK;

c. Banyak faktor yang menyebabkan Guru PAI SMP Negeri Sukamara masih

kesulitan meningkatkan dan mengembangkan kompetensi profesionalnya

dalam pembuatan PTK.

(16)

2. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu dan dana, peneliti membatasi hanya pada dua

masalah penelitian:

a. Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri Kabupaten

Sukamara dalam meningkatkan kompetensi profesional Guru PAI untuk

membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Guru PAI SMP Negeri Sukamara dalam

meningkatkan dan mengembangkan kompetensi profesionalnya dalam

pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

3. Perumusan Masalah

Dari identifikasi dan batasan masalah di atas peneliti merumusan masalah

penelitian tesis sebagai berikut:

a. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam

meningkatkan kompetensi profesional Guru PAI SMP Negeri Kabupaten

Sukamara untuk membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?

b. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi Guru PAI SMP Negeri Sukamara

untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi profesionalnya dalam

(17)

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:

a. Mengungkap peran supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri

Kabupaten Sukamara dalam meningkatkan kompetensi profesional Guru

PAI untuk membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

b. Mengungkap faktor yang mempengaruhi Guru PAI SMP Negeri

Sukamara dalam meningkatkan dan mengembangkan kompetensi

profesionalnya dalam bentuk pembuatan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK).

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

a. Secara teoritis, diharapkan menambah khazanah ilmiah bagi ilmu

pendidikan dan manajeman kepala sekolah, terutama pengembangan dan

peningkatan kompetensi profesional Guru PAI SMP Negeri Sukamara

dalam pembuatan PTK melalui supervisi akademik kepala sekolah.

b. Manfaat praktis penelitian ini antara lain:

1) Bagi penulis, sebagai tugas akhir peserta Program Beasiswa

Supervisi Pendidikan Program Pascasarjana IAIN Salatiga Jawa

Tengah yang berasal dari Direktorat Pembinaan Agama Islam

(18)

2) Bagi Guru PAI, membantu dalam membuat PTK untuk meningkatkan dan

mengembangkan kompetensi profesional melalui supervisi akademik kepala

sekolah.

3) Bagi Kepala Sekolah, sebagai acuan dalam meningkatkan dan

mengembangkan kompetensi profesional Guru PAI dalam melaksanakan PTK

melalui supervisi akademik.

4) Bagi Pemerintah pusat dan daerah (Kementerian Agama RI dan Kanwil Prov.

Kalteng, Kemenag Kab. Sukamara) khususnya Pemerintah Kabupaten

Sukamara (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) sebagai bahan pertimbangan

untuk mengambil kebijakan dalam pemantapan pelaksanaan supervisi

Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah menengah.

D. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Dari beberapa penelitian terdahulu, ditemukan bahwa pelaksanaan

supervisi akademik kepala sekolah terhadap guru memiliki pengaruh yang

besar terhadap peningkatan kompetensi profesional guru, sebagaimana hasil

penelitian berikut.

Dalam Tesis Sukmaning Rosialita, menunjukkan bahwa supervisi

akademik kepala sekolah berpengaruh secara simultan sebesar 65,4 %, dan

secara parsial 43,43 % terhadap peningkatan kompetensi guru. Sedangkan

pengalaman diklat (pendidikan dan pelatihan) hanya 38,07 % pengaruhnya

(19)

kepala sekolah dan pengalaman diklat (pendidikan dan pelatihan)

berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kompetensi profesional

guru akuntansi SMK Bisnis Manajemen di Kabupaten Tegal.13

Penelitian Suraiya, Nasir Usman, Djailani AR. Menunjukkan bahwa supervisi

akademik kepala sekolah dilakukan dengan tahapan: 1) Program supervisi akademik

kepala sekolah disusun pada setiap awal tahun pelajaran berdasarkan pelaksanaan

supervisi pada tahun sebelumnya dengan petunjuk dari Dinas Pendidikan, sebanyak

dua kali dalam satu semester. 2) Supervisi meliputi sosialisasi, pra observasi,

bimbingan dan arahan dalam penyusunan perangkat pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran dan evaluasi. Sosialisasi supervisi dilakukan melalui rapat, diskusi,

pertemuan individu dan observasi kelas. Kepala sekolah mencatat observasi kelas pada

lembar instrumen untuk pembinaan dalam meningkatkan profesional guru. 3) Tindak

lanjut dilakukan melalui diskusi antara kepala sekolah dengan guru sebagai pertemuan

balikan dari hasil observasi kelas. 4) Hambatan-hambatan yang dihadapi adalah sering

bergeser jadwal supervisi, penggunaan metode mengajar masih berpusat pada guru,

guru merasa kaku ketika disupervisi dan guru kurang aktif dalam mencari informasi

baru tentang pembelajaran.14

13 Sukmaning Rosialita, Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Pengalaman

Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) terhadap Kompetensi Profesional Guru Akuntansi SMK Bisnis Manajemen di Kabupaten Tegal”. Tesis, Universitas Negeri Semarang, 2012.

14 Suraiya, Nasir Usman, Djailani AR., Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah

(20)

Penelitian M. Dja’far HS, dalam jurnal Evaluasi Pendidikan, bahwa supervisi

akademik kepala sekolah berpengaruh positif dan memberikan kontribusi / pengaruh

langsung terhadap kualitas tes buatan guru.15

Dalam tesis Puji Handriyani, ditemukan bahwa pertama, perencanaan kegiatan

supervisi akademik kepala sekolah dimulai dengan pembuatan program supervisi

kemudian disosialisasikan kepada semua guru agar mengetahui dan memahami

sehingga timbul rasa tanggung jawab. Kedua, supervisi akademik kepala sekolah di

kecamatan sragen menggunakan teknik kelompok dan perorangan. Sebagian besar

kepala sekolah hanya melakukan supervisi secara kelompok dengan pembinaan guru

secara bersama-sama di awal tahun ajaran baru. Beberapa kepala sekolah tidak

melakukan supervisi perseorangan dengan kunjungan kelas, observasi kelas maupun

pertemuan individual, Ketiga, program tindak lanjut supervisi akademik kepala sekolah

di Kecamata Sragen hanya berupa pembinaan yang bersifat umum dan dilakukan dalam

rapat guru sehingga kurang menyasar kepada guru PAI. Keempat, supervisi akademik

kepala sekolah di Kecamatan Sragen belum berhasil dalam meningkatkan kompetensi

profesional Guru PAI karena pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah belum

terencana, sistematis dan berkelanjutan.16

15M.Dja’far HS.” Supervisi Kepala Sekolah Meningkatkan Kualitas Tes Buatan Guru”

Jakarta, Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 4, No. 2 (Oktober) 2013, 172-182.

16Puji Handriyani, “Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi

(21)

Tesis Sugianto menjelaskan bahwa pola manajemen PAI terdiri dari pengawasan

agama, pengawasan akademik, pengawasan klinis dan pengawasan administratif,

sedangkan pembinaan yang dilakukan PPAI dalam peningkatan profesionalisme guru

PAI ialah pembinaan materi PAI, pendayagunaan sumber belajar, pengembangan

peserta didik dan classroom action research (CAR).17

Ternyata penelitian di atas menunjukkan bahwa Pengawas PAI SMA di

Kabupaten Sumenep pernah melakukan peningkatan profesionalisme Guru PAI

dengan menggunakan classroom action research (CAR) atau Penelitian Tindakan

Kelas (PTK).

Penelitian Tespaw dan Roelande H. Hofman menjelaskan, bahwa:

the results reveal that except for peer coaching and portfolios, the selected supervisory approaches were less frequently practiced in private and government schools. No significant differences were found between beginner and experienced teachers in their attitudes and satisfaction toward supervisory processes practiced at their schools. Moreover, significant weak to moderate positive relationships were found of the actual supervisory approaches, teachers’ attitudes and satisfaction with professional development. However, regression analysis showed that teachers’ attitudes and teachers’ satisfaction are the most important contributors to professional development.18

Penelitian di atas menunjukkan bahwa supervisi akademik berperan positif

terhadap kompetensi profesional guru, namun belum mengarah pada kemampuan

profesional dalam penelitian tindakan. Karena itu penulis akan meneliti peran

17 Sugianto, ”Manajemen Pengawas dalam Pembinaan Profesionalisme Guru Pendidikan

Agama Islam SMAN di Kabupaten Sumenep”, Tesis, UM, 2009.

18 Tadele Akalu Tesfaw, Roelande H. Hofman, “Relationship Between Instructional

(22)

supervisi akademik kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru PAI

dalam membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Dilihat dari jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk kategori field

research (penelitian lapangan) yaitu sebuah studi penelitian yang mengambil

data autentik secara objektif di lapangan19. Adapun pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan

penemuan-penemuan yang tidak bisa dipakai dengan menggunakan prosedur

statistik atau dengan cara kuantifikasi.20 Secara umum penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pengamatan (observasi),

wawancara, dan penelaahan dokumen atau pustaka.21

2. Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif

fenomenologik. Suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan,

mengungkapkan dan menganalisis suatu fenomena sebagai data yang

berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian dan pemberian

19Azwar Saifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001,21.

20 Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqin, Dasar Dasar Penelitian Kualitatif, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2007,4. 21

(23)

makna terhadap situasi atau pengalaman-pengalaman dalam kehidupan.22

Dimana pengalaman subjek penelitian bersatu secara utuh dengan subjek

pendukung objek penelitian secara alami.23 Dalam hal ini untuk

menggambarkan, mengungkapkan dan menganalisis fenomena yang berkenaan

dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian dan memberi makna atas

peran dan pengalaman kepala Sekolah SMP Negeri Kab. Sukamara membantu

dan membimbing Guru PAI membuat PTK melalui supervisi akademik.

Pemberian makna terhadap sikap, pengalaman, dan fenomena Guru PAI SMP

dalam membuat PTK.

3. Obyek dan subyek penelitian

Obyek dalam suatu penelitian merujuk pada masalah atau tema yang sedang

diteliti. Sedangkan subyek penelitian merupakan individu, benda atau organisme

yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data

penelitian, yang dalam penelitian kualitatif disebut informan. 24 Obyek penelitian

ini adalah pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan

kompetensi profesional Guru PAI membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Dilaksanakan di sepuluh SMP Negeri Kabupaten Sukamara, yaitu: SMPN 1

Sukamara, SMPN 2 Sukamara, SMPN 3 Sukamara, SMPN 4 SATAP Sukamara

22 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, Cet. 10, 2015,63.

23 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,

Jakarta: Erlangga, Cet.2, 2009, 59.

(24)

SMPN 1 Balai Riam, SMPN 2 Balai Riam, SMPN 2 Permata Kecubung, SMPN

1 Jelai, SMPN 2 SATAP Jelai, dan SMPN 2 Pantai Lunci. Sedangkan subyek

(informan) penelitian terdiri dari 10 Kepala Sekolah SMP Negeri dan 10 Guru PAI

SMP Negeri Kabupaten Sukamara.

4. Sumber Data Penelitian

Menurut Arikunto yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah

subjek dari mana data dapat diperoleh, yang meliputi; orang, tempat dan simbol.25

Dalam penelitian ini, sumber data orang adalah 10 kepala sekolah dan 10 Guru

PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara yang memberikan data lisan melalui

wawancara. Sumber data tempat adalah 10 SMP Negeri Kabupaten Sukamara

berupa data ruangan, aktivitas, kinerja, kelengkapan dan lainnya yang memberikan

data terlihat melalui observasi. Dan sumber data simbol adalah foto, berkas,

laporan PTK, arsip program supervisi akademik, agenda rapat, instrumen supervisi

akademik, buku dan lainnya yang dikumpulkan melalui dokumentasi.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Observasi

Dalam kegiatan pengumpulan data, peneliti menggunakan pengamatan

dengan sistemiatis, terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan

25

(25)

melalui penginderaan dengan menggunakan instrumen atau perangkat.26

Dalam hal ini, observasi dilakukan untuk mengamati lokasi dan lingkungan

penelitian tentang fenomena apa dan bagaimana peran supervisi akademik

delapan Kepala Sekolah SMP Negeri Kab. Sukamara terhadap Guru PAI

dalam membuat PTK dan mengamati fenomena apa, dimana dan bagaimana

kompetensi profesional delapan Guru PAI dalam pembuatan PTK.

b. Teknik Wawancara

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara tak terstruktur, yang

dalam pelaksanaannya tanya jawab mengalir seperti dalam percakapan

sehari-hari.27 Wawancara dilakukan dengan berdasarkan pedoman wawancara yang

berisi sejumlah pertanyaan untuk direspon atau dijawab informan yang

mencakup fenomena dari fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat,

persepsi, atau evaluasi dari informan berkenaan dengan variabel-variabel

penelitian.28 Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada Delapan

Kepala Sekolah SMP Negeri Kab. Sukamara untuk mengungkap peran

fenomenologis dari fakta, data, pengetahuan, rencana, konsep, pendapat,

persepsi dan evaluasi kepala sekolah dalam supervisi akademik kepada Guru

PAI dalam membuat PTK. Wawancara kepada Delapan Guru PAI SMP

26 John W. Creswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Melilih Di Antara Lima

Pendekatan. Terjemahan Ahmad Lintang Lazuardi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015, 231. 27 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 3, Yogyakart: Penerbit Andi, 2007, 36.

28 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),

(26)

Negeri Kab. Sukamara, tentang fenomena, data, fakta, persepsi, konsep

supervisi akademik dan faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi

profesionalnya dalam membuat PTK.

c. Teknik Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai variabel

penelitian yang berupa lembar program supervisi, catatan supervisi, lembar

observasi supervisi, instrumen supervisi, catatan tindak lanjut supervisi

akademik kepala sekolah kepada Guru PAI, perangkat pembelajaran Guru

PAI SMP, PTK guru PAI, transkrip, buku, prasasti, notulen rapat guru,

agenda, foto, dan sebagainya.29 Penulis mengumpulkan data melalui berbagai

dokumen yang ada hubungannya dengan supervisi akademik delapan kepala

sekolah SMP Negeri Kab.Sukamara dalam meningkatkan kompetensi

profesional Guru PAI dalam membuat PTK. Dan laporan PTK delapan Guru

PAI SMP.

F. Metode Analisis Data

1. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari data dan menata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk meningkatkan

pemahaman peneliti tentang fenomena yang diteliti dan menyajikannya sebagai

(27)

temuan bagi orang lain.30 Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif

kualitatif. Langkah – langkah analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut: a. menelaah data yang berhasil dikumpulkan dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi,

b. mengadakan reduksi data dengan cara mengambil data yang dapat diolah lebih lanjut,

c. menyusun data dalam satuan – satuan yang relevan,

d. melakukan kategorisasi sambil melakukan pengkodean (coding), e. mengadakan pemeriksaan keabsahan data melalui data observasi,

dokumentasi, dan wawancara,

f. menafsirkan data dan mengambil kesimpulan secara induktif dengan cara berfikir berdasarkan fakta – fakta khusus kemudian diarahkan kepada penarikan kesimpulan yang bersifat umum.31

Berpijak kepada pernyataan Miles & Huberman yang dikutip oleh Sugiyono,

”Analisis kualitatif data diolah secara interaktif, melalui proses data reduction, display and verification.”.32

Reduksi data yang berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan

pada hal-hal penting, dicari tema dan pola fenomenanya. Pada tahap reduksi data

peneliti menemukan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah mengumpulkan

data, serta merangkumnya sesuai dengan kebutuhan, yaitu untuk mengungkap peran

supervisi akademik kepala sekolah, perencanaan supervisi para kepala sekolah, model

supervisi akademik para kepala sekolah, teknik supervisi, lingkungan tempat kerja,

interaksi antara Kepala Sekolah dengan Guru PAI, tindak lanjut supervisi serta hasil

supervisi Kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional Guru PAI

30

Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin,1996,171. 31

H.M. Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta: Golden Terayon Press, 2003,45. 32

(28)

dalam bentuk pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SMP Negeri yang di

pimpinnya.

Display, pijakan atas teknik analisis data display memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.33Display data dilakukan setelah data direduksi dan disajikan secara

naratif, terkait dengan peran supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan

kompetensi profesional Guru PAI membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Verifikasi, sebagai teknik analisis data secara verifikatif hasil suatu penelitian

dapat dikonfirmasikan dengan penelitian lain, melalui cara yang sesuai dengan tujuan

penelitian yang pertama. Harapan utama dari metode ini data dapat diketahui; apa,

bagaimana dan dalam situasi seperti apa peran supervisi akademik kepala sekolah

dalam meningkatkan kompetensi profeional Guru PAI membuat PTK di delapan SMP

Negeri Kab. Sukamara dapat terlaksana. Adapun langkah-langkah analisis ditujukan

pada gambar berikut:

33 Sugiyono, Metode Penelitian ..., 341. Setel Data

collection

Data reduction

Data display

Display

(29)

Keabsahan data merupakan konsep penting yang dipengaruhi oleh konsep

validitas, reliabilitas. Untuk derajat keabsahan data (kredibilitas) dapat diadakan

pengecekan dengan teknik pengamatan yang tekun dengan triangulasi, yaitu

pengecekan data di lapangan yang diperoleh dari wawancara kemudian di

cross-check dengan observasi dan dibuktikan lagi dengan data dokumen. Dalam

penelitian ini peneliti menganalisis data hasil wawancara dengan para delapan

kepala sekolah SMP Negeri Kab. Sukamara dan delapan Guru PAI SMP

Negeri Kab. Sukamara pada peran supervis akademik kepala sekolah dalam

mengembangkan kompetensi profesional Guru PAI membuat Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) tahun 2016/ 2017.

2. Teknik Analisis dan Penyajian Deskriptif Kualitatif Fenomenologis

Dalam penelitian ini, alur analisis dan penyajian data dengan pendekatan

deskriftif kualitatif fenomenologis menggunakan metode dari Moustakas yang

dikutif dan disederhanakan Creswell.34 Yaitu:

a. Mendeskripsikan pengalaman Kepala Sekolah dan Guru PAI dengan

fenomena supervisi akademik kepala sekolah dalam Pembuatan PTK Guru

PAI secara fokus dan utuh.

b. Membuat daftar pernyataan penting. Peneliti menemukan pernyatan (dalam

wawancara, observari dan dokumentasi) tentang bagaimana kepala sekolah

34

(30)

melakukan supervisi untuk membantu dan membimbing Guru PAI membuat

PTK dan bagaimana Guru PAI membuat PTK.

c. Mengambil pernyataan penting tersebut, dan kemudian mengelompokkannya

menjadi unit infomasi yang lebih besar yang disebut unit makna atau tema, yang

dalam penelitian ini berkaitan dengan makna penting supervisi akademik

kepala sekolah dan makna penting pembuatan PTK bagi guru PAI.

d. Menulis deskripsi tentang apakah yang dialami (dirasakan) kepala sekolah

denga supervisi akademik dan dialami (dirasakan) Guru PAI dalam pembuatan

PTK (deskripsi tekstural)

e. Menulis deskripsi tentang bagaimana fenomena supervisi akademik kepala

sekolah dan fenomena pembuatan PTK Guru PAI dilakukan (deskripsi

struktural) sehubungan dengan latar belakang dan konteks di mana fenomena

supervisi dan pembuatan PTK itu dialami (dirasakan atau dilakukan).

f. Menulis deskripsi gabungan tentang fenomena supervisi akademik kepala

sekolah dan pembuatan PTK Guru PAI dengan memasukkan deskripsi tekstural

dan deskripsi struktural. Bagian ini merupakan esensi dari pengalaman peran

supervisi akademik kepala sekolah terhadap pembuatan PTK Guru PAI dan

pembuatan PTK Guru PAI dan menampilkannya sebagai aspek puncak dari

studi fenomenologis. Apa yang dialami oleh kepala sekolah dan Guru PAI dan

(31)

G. Sistematika Penulisan

Tesis ini terdiri dari empat bab dan setiap bab memiliki subbab tersendiri,

dengan rincian:

Bab pertama pendahuluan memuat: latar belakang, rumusan masalah;

identifikasi, batasan dan perumusan masalah, signifikansi penelitian, tinjauan

pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab kedua menjelaskan kerangka teori tentang supervisi akademik,

supervisi akademik kepala sekolah, tujuan dan fungsi supervisi akademik kepala

sekolah, prinsip-prinsif supervisi akademik kepala sekolah, model supervisi

akademik, indikator supervisi akademik kepala sekolah, dan indikator supervisi

akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional Guru PAI

dalam membuat PTK. Kompetensi profesional Guru PAI, indikator kompetensi

profesional Guru PAI dalam membuat PTK.

Bab ketiga menggambarkan lokasi SMP Negeri Kabupaten Sukamara,

lingkungan fisik dan non fisik, siswa, guru dan kepala sekolah. Menganalisis

karakteristik guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara dan Kepala Sekolahnya.

Bab keempat memaparkan analisis hasil penelitian menggunakan

pendekatan deskriptif kualitatiffenomenologik, membahas hasil pengujian asumsi

sesuai identifikasi masalah dan mengungkapkan temuan di SMP Negeri

Kabupaten Sukamara yang mengacu pada tujuan penelitian dikaitkan dengan teori

dan konsep supervisi akademik kepala sekolah, kompetensi profesional guru PAI

(32)

Bab kelima berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran untuk para kepala

sekolah, para Guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara, pemerintah pusat dan

daerah (Kemenag RI, Kemenag Kanwil Kalteng dan Kemenag Kab. Sukamara)

(33)

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Supervisi Akademik

Supervisi menurut Abd. Kadim Masaong berasal dari bahasa inggris yang

terdiri dari dua kata, yaitu “super” dan “vision”. Super artinya atas atau lebih, sedangkan vision artinya melihat atau meninjau.35 Merriam Webster’s Collegiate

dikutif Doni menyebutkan “supervisi is a critical watching and directing”.36 Dari definisi di atas supervisi merupakan arahan dan pandangan kritis dari

seorang yang memiliki kelebihan kepada orang lain dalam suatu hubungan timbal

balik yang bermanfaat. Selanjutnya orang yang memberi arahan dan pandangan

secara kritis disebut supervisor (pengawas).

Sehubungan dengan supervisi di sekolah, Unruh dan Turner, yang dikutif

Zepeda menyebutkan “supervison as a sosial process of stimulation, nurturing,

and appraising the professional growth of teacher, and the supervisor as the prime

mover in the development of optimum conditions for learning.”37Carl Glickman, yang dikutip Allan A. Glatthorn, menyatakan, “Supervision is the function in

35

Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pendidikan, Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik, Bandung: MQS Publishing, 2010, 2.

36 Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi Dan Kepemimpinan Kepala

Sekolah, Bandung: Alfabeta, 2014,83.

37Sally J. Zepeda. Instructional Supervision Applying Tools and Concepts, New York: Eye

(34)

school that draws together the discrete element of instructional effectiveness into

wholes-school action.”38

Adapun menurut M. Ngalim Purwanto, supervisi pendidikan merupakan

aktivitas pemimpin sekolah dalam pembinaan yang direncanakan untuk membantu

para guru dan pegawai sekolah supaya melakukan pekerjaannya secara efektif dalam

mencapai tujuan pendidikan.”39

Dari beberap definisi di atas dapat difahami bahwa supervisi pendidikan

merupakan sistem layanan sekolah berupa bantuan dari pimpinan yang bersifat

membimbing, memfasilitasi, memotivasi serta menilai guru dalam pelaksanaan

pembelajaran dan pengembangan profesinya secara efektif untuk mencapai tujuan

pendidikan.

Selain itu, Suharsimi Arikunto yang dikutip Donni menjelaskan bahwa

supervisi yang menekankan pada masalah pendidikan dan pembelajaran merupakan

supervisi akademik.40

Dalam penelitian ini definisi yang digunakan adalah supervisi akademik untuk

menggambarkan bantuan pimpinan pendidikan kepada guru untuk mengatasi masalah

pendidikan dan pembelajaran sekaligus meningkatkan dan mengembangkan

profesionalitas guru.

38 Allan A. Glatthorn, Supervisory leadership : introduction to instructional supervision,

California: HarperCollinsPublishers, 1990, 83.

39 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2009, 76.

(35)

B. Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Menurut Glickman dalam Buku Panduan Supervisi Akademik Dirjen

PMPTK supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Esensinya bukan menilai kinerja guru dalam mengelola

pembelajaran, namun membantu guru mengembangkan profesionalismenya.

Adapun penilaian kinerja guru dalam pembelajaran merupakan bagian dari

rangkaian supervisi akademik.41

Dalam refleksi penilaian kinerja guru, kepala sekolah membantu dan

membimbing guru memahami; apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas, apa

yang dilakukan guru dan siswa di dalam kelas, aktivitas mana yang paling

bermakna dalam pembelajaran, apa upaya guru untuk mencapai tujuan pendidikan,

apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya.

Yang kemudian ditindak lanjuti dengan pelaksanaan program supervisi akademik.

C. Tujuan, dan Fungsi Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Sally J. Zepeda menyatakan ”Instructional supervision aims to promote

grouwth, development, interaction, fault-free problem solving, and a commitment

to build capacity in teachers”.42

Dalam supervisi akademik kepala sekolah harus mendorong pertumbuhan,

pengembangan, interaksi, pemecahan masalah, dan berkomitmen membangun

41

(36)

kekurangan kapasitas guru – guru, yang menjadi tanggung jawabnya sebagai pimpinan akademik.

Secara umum tujuan supervisi akademik kepala sekolah adalah membantu

guru mengembangkan kemampuannya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang

telah direncanakan bagi peserta didiknya.

Secara khusus tujuan supervisi akademik kepala sekolah adalah; 1)

membantu guru mengembangkan kompetensinya,2) mengembangkan kurikulum,

3) mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing guru dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK).43

Menurut Kemmis yang dikutif Sri Banun Muslim, untuk membantu guru

mengidentifikasi, mengenal, dan memahami masalah-masalah pengajaran yang

sedang dirasakannya, untuk perbaikan dan peningkata mutu pengajaran, dengan

supervisi akademik kepala sekolah dapat membimbing guru melakukan penelitian

bersama (kelompok kerja) dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian ini untuk memperbaiki; praktik pendidikan, memahami praktik

pendidikan, dan memahami dimana praktik itu dilaksanakan.44

Supervisi akademik kepala sekolah merupakan salah satu fungsi dasar

dalam keseluruhan program sekolah. Hasil supervisi akademik berfungsi sebagai

sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.

43Buku Panduan Supervisi Akademik…7

44 Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesional Guru, Cet.

(37)

D. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Menurut Dodd yang dikutif Donni pelaksanaan supervisi akademik kepala

sekolah idealnya harus; praktis, sistematis, objektif, realistis, antisipatif,

konstruktif, kooperatif, kekeluargaan, demokratis, aktif, humanis,

berkesinambungan, terpadu dan komprehensif.45

E. Model – model Supervisi Akademik

Dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah dapat

menggunakan model supervisi tradisional atau model supervisi kontemporer.

1) Model supervisi tradisional, supervisi meliputi;

a) Observasi langsung.

Supervisi model ini dilakukan dengan observasi langsung pada kepada

guru yang sedang mengajar melalui prosedur; pra-observasi, observasi

dan post-observasi.

b) Observasi tidak langsung

Supervisi model tidak langsung pada guru dilaksanakan melalui; tes

dadakan pada siswa sesuai materi yang diajarkan guru. Diskusi kasus;

berdasarkan temuan observasi, hasil studi, studi kasus dengan mencari

akar masalahnya serta alternatif penyelesaiannya. Angket; tentang

kualifikasi guru, kinerja guru, dan sebagainya.

(38)

2) Model kontemporer

Supervisi akademik model kontemporer bersifat kolaboratif yang

dilaksanakan dengan supervisi klinis berdasarkan pada inisiatif guru sendiri

mendatangi kepala sekolah (supervisor) untuk membantu mendiagnosis,

memecahkan masalah, dan mengembangkannya dalam pengembangan

profesi guru.46

F. Indikator Supervisi Akademik Kepala Sekolah

1) Merencanakan supervisi

2) Mensosialisasikan supervisi

3) Melaksanakan supervisi

4) Menentukan model supervisi

5) Menentukan pendekatan supervisi

6) Menentukan teknik supervisi

7) Melaksanakan tindak lanjut supervisi

G. Kompetensi Profesional Guru PAI

Menurut Undang -undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Pasal 8 menyatakan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pada Pasal 1 ayat 10, disebutkan:

(39)

kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Pasal 10 ayat 1 menyatakan kompetensi guru meliputi; kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

kompetensi profesional.47

Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74

Tahun 2008 Tentang Guru bab II pasal 3 dijelaskan bahwa kompetensi

professional sebagaimana dimaksud adalah kemampuan guru dalam menguasai

bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya yang diampunya yang

sekurang – kurangnya meliputi penguasaan:

1. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi, program satuan

pendidikan, mata pelajaran dan kelompok mata pelajaran yang diampu,

2. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi atau seni yang relevan, yang

secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan,

mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran yang diampu.48

Slamet PH yang dikutip Sagala menjelaskan, kompetensi profesional

berkaitan dengan bidang studi yang terdiri dari sub-kompetensi:

a. Memahami mata pelajaran,

b. Memahami standar kompetensi dan standar isi sesuai Peraturan Menteri,

c. Memahami struktur, konsep dan metode keilmuan,

d. Menerapkan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari – hari.49

Kompetensi profesional guru adalah seperangkat kemampuan yang harus

dimiliki oleh seorang guru agar dia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan

47Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

48 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008.

49 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesioanal Guru Dan Tenaga Kependidikan, Bandung:

(40)

baik.50 Sesuai dengan cakupan definisi pendidikan agama dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 Pasal 1, yaitu:

Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dalam bentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.51

Sehubungan dengan Pendidikan Agama Islam (PAI), seorang Guru PAI

harus memiliki kemampuan profesional agar dapat mencapai tujuan pembelajaran

dari mata pelajaran yang diampunya, terhadap diri siswa muslim, yang meliputi;

sikap, kepribadian, keterampilan dan pengamalan ajaran agamanya.

Menurut Muhaimin dan Abdul Mujib yang dikutif Abdul Majid menjelaskan

bahwa seorang Guru Agama Islam (Guru PAI) harus memiliki kompetensi

profesional sebagai berikut:

1. Menguasai materi Al-Islam yang komprehensif serta wawasan dan bahan

pengajaran, terutama pada bidang yang menjadi tugasnya,

2. Mengusai strategi yang mencakup; pendekatan, metode dan teknik pendidikan

islam termasuk kemampuan evaluasinya,

3. Menguasai ilmu dan wawasan pendidikan,

4. Memahami prinsif-prinsif dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan pada

umumnya guna keperluan pengembangan Pendidikan Islam. Menuntut

kepekaan terhadap informasi secara langsung atau tidak langsung yang

mendukung kepentingan tugasnya.52

Sehubungan dengan kompetensi profesional, secara rinci Masaong

mengungkapan bahwa seorang Guru PAI harus:

50 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di

Indonesia, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet.7, 2011, 18.

51 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007.

(41)

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung

mata pelajaran PAI,

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran / bidang

pengembangan PAI,

3. Mengembangkan materi pembelajaran PAI secara kreatif,

4. Mengembangkan keprofesionalan Guru PAI secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif,

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan

mengembangkan diri.53

Berkaitan dengan kemampuan meningkatkan dan mengembangkan

kompetensi profesional secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif,

seorang Guru PAI dapat menindak lanjutinya dalam bentuk melaksanakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

H. Indikator Kompetensi Profesional Guru PAI Dalam Membuat PTK

Berkaitan dengan kompetensi profesional Guru PAI dalam pembuatan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang digunakan dalam penelitian ini adalah

meliputi pada bidang kajian:

1. Masalah belajar siswa di sekolah, temanya; belajar di kelas, kesalahan

pembelajaran dan miskonsepsi (kesalahan memahami konsep),

2. Desain dan strategi pembelajaran di kelas, temanya; masalah pengelolaan dan

prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi metode pembelajaran, dan

interaksi dalam kelas.

3. Alat bantu, media, dan sumber belajar, temanya; masalah penggunaan media,

perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar kelas

4. Sistem evaluasi, temanya; evaluasi awal dan hasil pembelajaran, dan

pengembangan instrumen evaluasi berbasis kurikulum.

(42)

5. Masalah kurikulum, temanya; masalah implementasi kurikulum, interaksi

guru-siswa, interaksi siswa-bahan ajar, dan lingkungan pembelajaran.54

Dari bidang kajian di atas, masalah yang muncul dalam pembelajaran PAI ada

yang cukup di selesaikan dengan bantuan dan bimbingan kepala sekolah dan rekan

sejawat melalui supervisi akademik kepala sekolah dan supervisi rekan sejawat. Ada

pula masalah penting, yang mendesak untuk di selesaikan, bermanfaat dalam mencapai

tujuan PAI, dan dapat ditangani penyelesaiannya oleh Guru PAI melalui Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Dalam pelaksanaan PTK inilah peran supervisi akademik

kepala sekolah akan diungkap lebih jauh.

Indikator kompetensi profesional Guru PAI dalam pembuatan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), yaitu:

1. Mampu membuat planning (perencanaan), yang meliputi:

a. Identifikasi masalah,

b. Perumusan masalah,

c. Analisis masalah,

d. Analisis penyebab timbulnya masalah,

e. Mencari alternatif pemecahan masalah.

2. Mampu melakukan acting (pelaksanaan),

a. Bagaimana organisasi kelas,

b. Siapa yang menjadi kolaborator,

c. Siapa yang mengambil data.

3. Mampu melakukan observing (pengamatan dalam pengambilan data),

a. Pengumpulan data,

(43)

b. Sumber data,

c. Critical friend (rekan pengkritisi)

d. Analisis data

4. Mampu melakukan reflecting (mengulas secara kritis) tentang perubahan

yang terjadi;

a. Pada siswa,

b. Pada guru,

c. Pada suasana kelas.

5. Mampu melakukan tindakan akhir, penyusunan laporan, yang meliputi:

a. Pendahuluan

b. Kajian teori

c. Metode penelitian

d. Hasil penelitian dan diskusi hasil penelitian

e. Kesimpulan dan saran

I. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas berasal dari action research (penelitian tindakan).

Menurut Florence Stratemeyer et.al, dikutip Sergiovanni dan Starratt: Action

research as a process aimed at discovering new ideas or practices as well as

testing old ones, exploring or establishing relationships between causes and effect,

or of systematically gaining evidence about the nature of particular problem.55

55 Thomas J. Sergiovanni dan Robert J. Starratt, Supervision A Redefinition, United States:

(44)

Menurut Ellliot yang dikutip Wina Sanjaya, penelitian tindakan adalah kajian

tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan

melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan

mempelajari pengaruh yang ditimbulkannya.56

Suhardjono dikutip Suharsimi mengelompokkan penelitian tindakan dalam

empat kategori; penelitian tindakan partisipasi, penelitian tindakan kritis, penelitian

tindakan institusi dan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas bisa

dilaksanakan tidak hanya di dalam kelas tapi juga di lapangan olah raga, bengkel, dan

tempat lainnya selagi masih sesuai dengan profesinya, adanya “kelas” menunjukkan

pada kegiatan pendidikan yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dan guru.57

Penelitian tindakan kelas diartikan sebagai proses pengkajian masalah

pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan

masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam

situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.58 Sehubungan

dengan supervisi akademik kepala sekolah, action research (penelitian tindakan) yang

dilakukan guru sangat bermanfaat untuk belajar bersama dalam meningkatkan kinerja

dan profesionalnya, Zepeda menjelaskan:

“Action research can transform the ways teachers work and learn with and from one another while improving their classroom practices. The results of action research can inform school systems and can aid in formulating and reformulating goals related to school improvement. Action research can

56 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, ed.1, Jakarta: Prenadamedia Group, 2009, 25. 57 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Untuk Guru, Kepala Sekolah Dan Pengawas,

cet.1, Yogyakarta: Aditya Media, 2010,2-4.

(45)

enhance a peer-coaching program and can be an integral part of developing a professional portofolio. Action research (undertaken by teachers) is research that occurs in conjunction with, and often concurrently with, day-to-day classroom or school activities. As an extension of instructional supervision, action research assists a teacher's inquiry into classroom practices. Integrating aspects of action research with processes of supervision yields a more powerful and seamless form of learning”.59

Supervisi akademik kepala sekolah merupakan bantuan nyata bagi guru untuk

membentuk sikap dan cara berfikir ilmiah dalam pengambilan keputusan,

pengembangan kurikulum sesuai kebutuhan peserta didik, dan pengembangan

keilmuan untuk diterapkan dalam kehidupan praktis.

Sagala menegaskan bahwa peningkatan kompetensi profesional guru dalam

pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui supervisi akademik kepala

sekolah, dapat dilakukan dengan cara: memberikan bimbingan dan pelatihan tentang

penyusunan kerangka penelitian sederhana, membimbing perumusan masalah,

pengembangan kerangka teori, perumusan hipotesis, metodologi, instrumen,

pengolahan data, merumuskan analisis hasil, menarik kesimpulan, dan menentukan

rekomendasi.60

Bantuan dan bimbingan kepala sekolah terhadap guru pada kegiatan supervisi

akademik dapat digunakan untuk pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Mengingat bahwa supervisi tersebut memiliki hubungan yang nyata dengan kegiatan

(action research) penelitian tindakan yang dilakukan guru. Zepeda menjelaskan:61

59 Sally J. Zepeda, Instructional Supervision… 2003,179

60 Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan, Bandung:

Alfabeta,2012, 247

(46)

“Action research is an approach to professional development in which teachers systematically study and reflect on their work and then make informed changes in their practices. Action research can be incorporated throughout processes of the clinical and peer coaching models of supervision. Action research linked to supervision and peer coaching can provide a focal point for dealing with the "messiness and complexities of reality" while finding solutions to problems of practice. The supervisor's role in action research can range from intensive involvement (highly directive), involvement as an equal (collaborative), or support as a resource or occasional facilitator (non-directive). Supervisors may guide the focus for investigation, assist in interpretive processes, facilitate recommended action, or simply let peers work with peers.

Action research can take many forms; however, most action research involves teachers observing each other, providing feedback, and coaching each other to learn new skills”.

Pernyataan Zepeda di atas menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK)

menjadi salah satu pendekatan untuk mengembangkan kompetensi profesional guru

sebagai model supervisi dengan melibatkan teman sejawat untuk bersama belajar

mengatasi kesulitan pembelajaran dan menerapkan keterampilan baru.

Dalam penelitian ini, indikator supervisi akademik kepala sekolah dalam

meningkatkan kompetensi profesional Guru PAI dalam membuat Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) adalah:

1. Membimbing dan membantu dalam planning (perencanaan), yang meliputi:

a. Identifikasi masalah,

b. Perumusan masalah,

c. Analisis masalah,

d. Analisis penyebab timbulnya masalah,

e. Mencari alternative pemecahan masalah.

(47)

a. Bagaimana organisasi kelas,

b. Siapa yang menjadi kolaborator,

a. Siapa yang mengambil data.

3. Membimbing dan membantu dalam observing (pengamatan dalam pengambilan

data),

a. Pengumpulan data menggunakan alat, teknik, dan instrumen.

b. Sumber data,

c. Critical friend (rekan pengkritisi)

d. Analisis data

4. Membimbing dan membantu dalam reflecting (mengulas secara kritis) tentang

perubahan yang terjadi;

a. Pada siswa,

b. Pada guru,

c. Pada suasana kelas.

5. Membimbing dan membantu dalam tindakan akhir penyusunan laporan, yang

meliputi:

a. Pendahuluan

b. Kajian teori

c. Metode penelitian

d. Hasil penelitian dan diskusi hasil penelitian

(48)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

C. Gambaran Umum Kabupaten Sukamara

Berdasarkan Undang – undang Nomor 5 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten

Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung

Raya, dan Kabupaten Barito Timur di Kalimantan Tengah. Maka secara definitif

terbentuklah Kabupaten Sukamara yang pada mulanya merupakan salah satu

kecamatan dalam wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat.

Tabel 3.1 Batas Wilayah Kabupaten Sukamara

Utara Kec. Lamandau dan Kec. Bulik Kab. Lamandau

Selatan Laut Jawa

Barat Kab. Ketapang Prop.Kalimanta Barat

Timur Kec. Kotawaringin Lama dan Kec.Arut Selatan, Kab. Kotawaringin

Barat.

Berdasarkan Perda No.2 / 2006, Kabupataen Sukamara terdiri dari 5 (lima)

buah kecamatan, yaitu:

1. Kecamatan Pantai Lunci memiliki 4 desa.

2. Kecamatan Jelai memiliki 5 desa.

3. Kecamatan Balai Riam memiliki 8 desa.

4. Kecamatan Permata Kecubung memiliki 7 desa.

(49)

Sukamara ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Sukamara karena posisinya

berada ditengah - tengah. Kecamatan Pantai Lunci dan Kecamatan Jelai berada di

pesisir selatan sepanjang 75 km ke barat menghadap Laut Jawa. Kec. Pantai Lunci

berpusat di Desa Sungai Cabang Barat sedangkan Kecamatan Jelai berpusat di

Kelurahan Kuala Jelai, tepatnya di Muara Sungai Jelai. Kecamatan Balai Riam

berpusat di Desa Balai Riam dan Kecamatan Permata Kecubung berpusat di Desa

Ajang. Dua kecamatan ini terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) Mapam dengan

topografi dataran tinggi dan perbukitan.

D. Gambaran Umum SMP Negeri di Kabupaten Sukamara

1. Keadaan Guru PAI SMPN Kabupaten Sukamara

Guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara sebagian besar masih

berada berada pada posisi jabatan dan golongan yang masih rendah. Walaupun

semuanya sudah memenuhi kualifikasi pendidikan S.1 atau D.IV yang masih

jauh dari masa pensiun. Namun ada beberapa guru yang mengalami

penundaan kenaikan pangkat karena belum bisa memenuhi syarat pembuatan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Selain itu masih banyak juga Guru PAI SMP Negeri Kabupaten

Sukamara yang belum mendapatkan sertikat Guru Profesional (sertifikasi), di

antaranya karena jumlah siswa muslim yag sedikit pada suatu sekolah, tidak

bisa menambah jam bagi sekolah yang berjauhan dan kuota sertifikasi Guru

(50)

Tabel 3.2. Keadaan Guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara Tahun 2016 / 2017

No Nama / NIP Unit Kerja Jabatan/ Gol. Sertifikasi 1. Dra. Kamariatul Isra

196710212003 122001

SMPN 1 Sukamara Guru Muda/III/d 2009

2. Janainah,S.Ag

19740703200501 2 014

SMPN 1 Sukamara Guru Muda/III/d 2014

3. Yudhi Setyawan Putra, S.Pd.I

19821012200902 1 001

SMPN 2 Sukamara Guru Pertama /III/b

Belum

4. Taufiqurahman, S.Pd.I 19780804200604 1 003

SMPN 3 Sukamara Guru Muda/III/d Belum

5 Anny Nor Rakhminy, S.Pd.I

SMPN 1 Balai Riam Guru Pertama/ III/a

2014

7 Khorul Anam, S.Pd.I 198111082015031001

SMPN 1 Balai Riam Guru Pertama/ III/a

Belum

8 Fatmasari Eliyah, S. Pd.I 19780507201406 2 009

SMPN 2 Balai Riam Guru Pertama/ III/a

Belum

9 Teguh Iman Susanto, S.Pd.I 19740603200902 1 01

SMPN 1 Jelai Pembina/IV/a 2014

(51)

2. Keadaan Kepala SMPN Kabupaten Sukamara

Tabel 3.3. Keadaan Kepala SMP Negeri Kabupaten Sukamara Tahun 2016 / 2017

No. Nama / NIP Unit Kerja Pangkat/Gol. Pendidikan

Dari table 3.3 terlihat bahwa para Kepala SMP Negeri Kabupaten Sukamara

sudah memenuhi kualifikasi S.1/ D.IV dan sebagian besar sudah menempati jabatan

(52)

3. Keadaan akreditasi SMPN Kabupaten Sukamara

Kabupaten Sukamara memiliki 13 SMP Negeri yang tersebar di setiap

Kecamatan.

Tabel.3.4. Daftar Akreditasi SMP Negeri

Kabupaten Sukamara 2016 / 2017

No Nama sekolah Akreditasi

1. SMP Negeri 1 Sukamara Sangat Baik

2. SMP Negeri 2 Sukamara Baik

3. SMP Negeri 3 Sukamara Baik

4. SMP Negeri 4 SATAP Sukamara Belum

5. SMP Negeri 1 Permata Kecubung Baik

6. SMP Negeri 2 Permata Kecubung Baik

7. SMP Negeri 3 SATAP Permata Kecubung Proses

8. SMP Negeri 1 Balai Riam Baik

9. SMP Negeri 2 Balai Riam Proses

10. SMP Negeri 1 Jelai Sangat Baik

11. SMP Negeri 2 SATAP Jelai Belum

12. SMP Negeri 1 Pantai Lunci Baik

13. SMP Negeri 2 Pantai Lunci Baik

Penelitian ini dilakukan hanya pada 10 SMP Negeri Kabupaten Sukamara,

yaitu; SMPN 1 Sukamara, SMPN 2 Sukamara, SMPN 3 Sukamara, SMPN 4

SATAP Sukamara, SMPN 2 Permata Kecubung, SMPN 1 Balai Riam, SMPN 2

Balai Riam, SMPN 1 Jelai, SMPN 2 SATAP Jelai, dan SMPN 2 Pantai Lunci.

Sedangkan SMPN 1 Pantai Lunci, Guru PAI sedang dalam Tugas Belajar. Di

SMPN 1 Permata Kecubung dan SMPN 3 SATAP Permata Kecubung saat ini

Gambar

Tabel 3.1 Batas Wilayah Kabupaten Sukamara
Tabel 3.2. Keadaan Guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara Tahun 2016 / 2017
Tabel 3.3. Keadaan Kepala SMP Negeri  Kabupaten Sukamara Tahun 2016 / 2017

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan model pembelajaran talking stick pada kelas VIII I (kelas eksperimen) SMP Negeri 5 Mataram dapat membantu siswa untuk lebih terlibat aktif ketika

Pada Gambar 10 dapat dilihat grafik pengaruh lamanya proses pelapisan terhadap ukuran butir lapisan nikel, yaitu semakin lama proses pelapisan maka ukuran butir semakin

Persamaan Linear Ordo 0 Berdasarkan Variabel Sineresis... Persamaan Linear Ordo 0 dan Ordo 1 Berdasarkan

Pada tanggal28 Mei 2013 Mahkamah Konstitusi membatalkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012, karena Mahkamah Konstitusi menganggap undang-undang ini bertentangan dengan UUD

48 gap terbesar hingga terkecil adalah atribut Bank Mandiri Duri-Pinggir,Riau melayani semua nasabah sesuai dengan janjinya yang mempunyai nilai kesenjangan

Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.. Bandung:

Skripsi yang berjudul peningkatan kreativitas dan prestasi belajar matematika materi keliling dan luas jajargenjang dan segitiga melalui pendekatan matematika realistik

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah kami sebutkan, ada beberapa hal yang dapat kami rekomendasikan kepada perusahaan, antara lain adanya pemisahan tugas antara bagian kasir dan