PERAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU PAI MEMBUAT PTK
DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN SUKAMARA
TAHUN 2016/2017
Oleh:
ABDUL KADIR
NIM: 12010150055
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
Untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
Motto dan Persembahan
Motto:
kesempatan hanya dapat diraih dengan kesiapan dan keberanian
Kupersembahkan Tesis Ini Kepada:
Orang Tua Kami; Anang Kurdi & Masthora dan Muhyaddin & Asni
Istri Saya Asmaul Husna dan Anak
–
anak yang selalu memberi
semangat;
Ahmad Nazdir Sibawayhi,
Omar Syah Rosyad
Abdurrahman Saif Alfatih,
Zainab Yasmin Azkia
Zayd Sabiq Arrayan.
ABSTRAK
Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi
Profesional Guru PAI Membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Di SMP Negeri Se-Kabupaten Sukamara Tahun 2016 / 2017
Tujuan penelitian: 1) mengungkap peran supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI Membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SMP Negeri Se-Kabupaten Sukamara Tahun 2016 / 2017; 2) mengungkap faktor yang mempengaruhi Guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara dalam meningkatkan dan mengembangkan kompetensi profesional membuat Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitif, dengan pendekatan deskriptif kualitatif fenomenologik. Data dianalisis menggunakan, reduction, display, dan verification model Miles & Huberman. Sedangkan analisis dan penyajian menggunakan deskriptif kualitatif fenomenologik model Moustakas yang disederhanakan Creswel.
Temuan penelitian adalah; 1) beberapa kepala sekolah SMP Negeri Kabupaten Sukmara membantu dan membimbing Guru PAI membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan sebagian besar kepala sekolah hanya mengarahkan agar membuat secara mandiri; 2) seluruh kepala sekolah tidak membuat program supervisi akademik menggunakan instrumen untuk memantau perkembangan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Guru PAI; 3) kepala sekolah memahami bahwa bimbingan dan bantuan pembuatan PTK kepada Guru PAI bukan bagian dari supervisi akademik; 4) perencanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam pembuatan PTK Guru PAI dimulai dengan arahan yang disosialisasikan di awal tahun ajaran; 5) supervisi akademik melibatkan rekan sejawat dimulai dengan bimbingan pembuatan proposal, pengambilan data, analisis data, pembuatan laporan dan ditindaklanjuti dengan publikasi ilmiah dalam bentuk seminar; 6) Guru PAI membuat PTK untuk syarat kenaikan pangkat, meningkatkan kompetensi profesional dan mengatasi masalah belajar siswa; 7) Guru PAI tidak membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena lemahnya supervisi akademik kepala sekolah dan sarana pendukung belum lengkap.
Kata Kunci: Supervisi akademik, kompetensi professional, Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
ABSTRACT
The Role of Principal’s Academic Supervision in Increasing the Profesional Competence of Islamic Education Teachers in Making the Classroom Action
Research (CAR) In Junior High School of Sukamara Regency 2016/2017
The purpose of this research are; 1) Reveals the role of principle’s academic
supervision in increasing the professional competence in making the Classroom Action Research (CAR) of Islamic Education Teachers in Junior High School of Sukamara Regency in a year of 2016 / 2017; 2) Reveals the factors which affect the Teachers of Islamic Education in Junior High School of Sukamara Regency in improving and developing the professional competence in making Classroom Action Research (CAR). This is a qualitative research, with qualitative and phenomenological approach. Data were analyzed using Miles & Huberman's model; reduction, display and verification. Where us the analysis and presentation were analysed using the descriptive qualitative phenomenologik of Moustakas’model which simplified by Creswel.
The research findings are; 1) Some Principal of Junionr High School in Sukamara Regency assist and guide the Islamic Education Teachers to make the Classroom Action Research (CAR) and most principals only direct the teachers to make the research independently; 2) The entire principals do not make the academic supervision program using the instruments to observe the progress of implementing the Classroom Action Research (CAR) of Islamic Education Teachers; 3) The principals understand that the guidance and the assistance of making Classroom Action Research to the teachers is not part of academic supervision; 4) The planning of the principal’s
academic supervision in making the teacher’s research begins with the direction which
is socialized at the beginning of the new teaching year; 5) The implementation of academic supervision involves collegians starting with the guidance of proposal making, data retrieval, data analysis, and preparing the research; 6) The academic supervision is a scientific publication in the form of seminars; 7) The Teachers makes research for promotion requirements, improves professional competence and overcomes the student learning problems; 8) The Teachers do not make research due
to poor Prinspal’s academic supervision and the unsupported facilities.
Keywords: Academic Supervision, professional competence, Classroom Action Research (CAR).
PRAKATA
Alhamdulillah, kami bersyukur kepada Allah SWT, atas limpahan nikmat, taufiq
dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyusun dan menyelesaikan tesis dengan
judul” Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI Membuat PTK Di SMP Negeri Se-Kabupaten
Sukamara Tahun 2016/2017”.
Selesainya tesis ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, sehingga dengan penuh
hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag, selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga
3. Hamam, Ph.D, selaku ketua Prodi PAI Pascasarjana IAIN Salatiga
4. Prof. Dr. Muh. Zuhri M.A, selaku pembimbing penulisan tesis.
5. Para dosen program beasiswa supervisi pascasarjana IAIN Salatiga.
6. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan Guru PAI SMP Negeri Se- Kabupaten Sukamara
yang telah membantu proses penelitian.
7. Keluarga penulis, Bapak, Ibu, Istri dan anak-anaku tersayang serta semua sahabat
yang telah mendukung penulis. Khususnya Keluarga Besar SMPN 1 Pantai Lunci
Kabupaten Sukamara.
8. Teman-teman Pascasarjana angkatan 2015 program supervisi IAIN Salatiga.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak. Karya ilmiah
ini jauh dari kesempurnaan, saran dan masukan selalu penulis harapkan demi
perbaikan kedepan. Yakin Usaha Sampai.
Penulis,
Abdul Kadir
DAFTAR ISI
B.Rumusan dan Batasan Masalah ………..……… 4
C.Signifikansi Penelitian .………... 6
C. Tujuan Dan Fungsi Supervisi Akademik Kepala Sekolah ………. 24
D. Prinsif –Prinsip Supervisi Akademik Kepala Sekolah ………..26
E. Model –Model Supervisi Akademik Kepala Sekolah ………26
F. Indikator Supervisi Akademik Kepala Sekolah ……….27
G. Kompetensi Profesional Guru PAI ……….27
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Sukamara ………37
B. Gambaran Umum SMP Negeri di Kabupaten Sukamara ………38
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA PENELITIAN ………....59
A. Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Pembuatan PTK Guru PAI ………...……… 59
1. Perencanaan………. 59
2. Pelaksanaan ………. 68
3. Tindak Lanjut ……….. 85
4. Perasaan Kepala Sekolah Dalam Supervisi Akademik dan Guru PAI Pada Saat Pembuatan PTK Dalam Koteks Tekstural………. 89
5. Pentingnya Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Pembuatan PTK Guru PAI………. 92
B. Faktor yang mempengaruhi Guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara Dalam Meningkatkan dan Mengembangkan Kompetensi Profesional Membuat PTK……… 94
1. Peningkatan Kompetensi Profesional dan Tuntutan Jenjang Karier………... 94
2. Lemahnya Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Pembuatan PTK Guru PAI Terkait Latar Belakang Tempat……… 100
a. Kawasan kota ……….. 100
b. Pusat Kecamatan ………...……….. 101
c. Kawasan pinggiran……….. 102
3. Fenomena Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Pembuatan PTK Guru PAI Dalam Kontek Tekstural Dan Struktural………... 104
BAB V PENUTUP A. Simpulan ….……… 107
B. Saran ...……… 109
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Batas wilayah Kabupaten Sukamara 37
Tabel 3.2 Keadaan Guru PAI SMP Negeri Kab.Sukamara Tahun 2016/2017 39
Tabel 3.3 Keadaan Kepala SMP SMP Negeri Kab.Sukamara Tahun 2016/2017 40
DAFTAR LAMPIRAN
01.Surat Permohonan Izin Penelitian
02.Surat Persetujuan Ijin Penelitian
03.Surat Telah Selesai Melaksanakan Penelitian
04.Pedoman Dokumentasi Penelitian
05.Pedoman Observasi Penelitian
06.Pedoman Wawancara Dengan Kepala Sekolah
07.Pedoman Wawancara Dengan Guru PAI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan transformasi keilmuan di sekolah sangat ditentukan oleh
kualifikasi dan kompetensi profesionalitas guru dalam pembelajaran yang menjadi
tuntutan dan amanah negara. Undang – undang Nomor 14 Tahun 2006 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 menyatakatan bahwa kompetensi guru mencakup
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.1 Salah satu subkompetensi profesional yang dimiliki guru
adalah harus menguasai struktur dan metode keilmuan dengan indikator esensial;
menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam
pengetahuan dan atau materi dari bidang studi yang diajarkan.2
Bagi guru PNS/ASN membuat karya tulis ilmiah merupakan bentuk upaya
penjaminan dan peningkatan profesional berkelanjutan setelah sertifikasi.3 Yang
ditegaskan dengan Permenpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya4, dan mulai 2013 kemendikbud
memberlakukan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB). Bahwa, guru PNS Golongan III/b jika ingin naik pangkat ke
1 Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2006 tentang Guru dan Dosen
2 Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru; Dari Prajabatan, Induksi ke Profesional
Madani, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2012, 85-88.
3 Idris Apandi, Saya Guru Saya Bisa Menulis: Panduan Menulis Artikel Ilmiah Populer dan
Artikel Jurnal Ilmiah Bagi Guru, Bandung: SMILE’s Publishing, 2015, 47.
III/c sampai IV/e disyaratkan mengumpulkan Angka Kredit (AK) dari aspek
publikasi ilmiah berupa Karya Tulis Illmiah (KTI) yang sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya, di antaranya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).5
Menurut Glicman dan Sergiovanni yang dikutip Lantip pembuatan PTK
guru dapat dilakukan melalui pembimbingan dan arahan kepala sekolah dalam
kegiatan supervisi akademik yang bertujuan untuk menindaklanjuti pengembangan
dan peningkatan kinerja guru. Untuk mewujudkan profesionalisme dalam
menciptakan pembelajaran yang efektif, menarik, menyenangkan dan ilmiah bagi
siswanya.6
Selain kepala sekolah, supervisor pendidikan (pengawas sekolah) juga wajib
membantu dan mengarahkan guru dalam kegiatan penelitian. Sebagaimana
Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah / Madrasah
menyatakan; kualifikasi dan kompetensi supervisor (pengawas) diharuskan mampu
memberikan bimbingan kepada guru dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), baik
perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah. Dengan harapan, guru dapat
meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya secara efektif, inovatif dan
kreatif.7 Bahkan secara khusus, Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 2 Tahun 2012
menegaskan bahwa, salah satu tugas Pengawas Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah
5Idris Apandi, Saya Guru Saya, …48. 6
Lantip Diat Prasojo, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta, Gava Media,2011,86.
7 Abdul Kadim Masaong, Supervisi Pemberlajaran dan Dan Pengembangan Kapasitas Guru,
adalah pembinaan dengan tujuan meningkatkan kemampuan Guru PAI dalam
menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK).8
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di sekolah akan mudah dilaksanakan
dalam kondisi di mana kepala sekolah dan supervisor memberikan motivasi pada guru
untuk lebih kreatif dengan penghargaan yang baik. Ditunjang dengan rumusan dan
program sekolah yang membebaskan guru melakukan inovasi dalam pembelajaran.9
Bagi guru – guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara yang tidak memiliki
supervisor (pengawas) PAI, kepala sekolah dapat memberikan bimbingan dan
pembinaan dalam bentuk supervisi akademik. Membantu guru supaya aktif
meningkatkan kompetensi dan mengembangkan diri dengan melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
Berdasarkan hasil pra-survey, Kamariatul Isra, mengakui terbantu dalam
Pembuatan PTK melalui program yang dirancang Kepala Sekolahnya, walaupun
dilaksanakan menjelang kenaikan pangkat saja.10 Sedangkan Harfiah, mengakui
bahwa melalui supervisi kelompok, para guru diarahkan kepala sekolah agar
membuat PTK untuk menunjang pembelajaran dan kariernya.11 Demikian pula
Nasiatul Hasanah, menyatakan Kepala Sekolah menyarankan agar setiap guru
8 Direktorat PAI Dirjen Pendis Kemenag RI, Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam
Pada Sekolah, Jakarta, 2012,16 -17.
9 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,2015,18
-20.
wajib membuat PTK untuk meningkatkan kompetensi masing – masing dan akan dapat berkonsultasi dengan kepala sekolah melalui supervisi apabila kesulitan.12
Dari dasar pemikiran di atas kemudian penulis melakukan penelitian
tentang; peran supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi
profesional Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) membuat Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) di SMP Negeri Kabupaten Sukamara Tahun 2016/2017.
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang dapat diidentifikasi masalah penelitian yang muncul,
yaitu:
a. Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri Kabupaten
Sukamara belum sesuai dengan model supervisi modern untuk memotivasi
dan mengarahkan Guru PAI dalam membuat PTK;
b. Banyak faktor yang mempengaruhi supervisi akademik kepala sekolah
dalam mengarahkan, membimbing dan membantu Guru PAI meningkatkan
kompetensi profesional untuk membuat PTK;
c. Banyak faktor yang menyebabkan Guru PAI SMP Negeri Sukamara masih
kesulitan meningkatkan dan mengembangkan kompetensi profesionalnya
dalam pembuatan PTK.
2. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu dan dana, peneliti membatasi hanya pada dua
masalah penelitian:
a. Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri Kabupaten
Sukamara dalam meningkatkan kompetensi profesional Guru PAI untuk
membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Guru PAI SMP Negeri Sukamara dalam
meningkatkan dan mengembangkan kompetensi profesionalnya dalam
pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
3. Perumusan Masalah
Dari identifikasi dan batasan masalah di atas peneliti merumusan masalah
penelitian tesis sebagai berikut:
a. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi profesional Guru PAI SMP Negeri Kabupaten
Sukamara untuk membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
b. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi Guru PAI SMP Negeri Sukamara
untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi profesionalnya dalam
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:
a. Mengungkap peran supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri
Kabupaten Sukamara dalam meningkatkan kompetensi profesional Guru
PAI untuk membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
b. Mengungkap faktor yang mempengaruhi Guru PAI SMP Negeri
Sukamara dalam meningkatkan dan mengembangkan kompetensi
profesionalnya dalam bentuk pembuatan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
a. Secara teoritis, diharapkan menambah khazanah ilmiah bagi ilmu
pendidikan dan manajeman kepala sekolah, terutama pengembangan dan
peningkatan kompetensi profesional Guru PAI SMP Negeri Sukamara
dalam pembuatan PTK melalui supervisi akademik kepala sekolah.
b. Manfaat praktis penelitian ini antara lain:
1) Bagi penulis, sebagai tugas akhir peserta Program Beasiswa
Supervisi Pendidikan Program Pascasarjana IAIN Salatiga Jawa
Tengah yang berasal dari Direktorat Pembinaan Agama Islam
2) Bagi Guru PAI, membantu dalam membuat PTK untuk meningkatkan dan
mengembangkan kompetensi profesional melalui supervisi akademik kepala
sekolah.
3) Bagi Kepala Sekolah, sebagai acuan dalam meningkatkan dan
mengembangkan kompetensi profesional Guru PAI dalam melaksanakan PTK
melalui supervisi akademik.
4) Bagi Pemerintah pusat dan daerah (Kementerian Agama RI dan Kanwil Prov.
Kalteng, Kemenag Kab. Sukamara) khususnya Pemerintah Kabupaten
Sukamara (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) sebagai bahan pertimbangan
untuk mengambil kebijakan dalam pemantapan pelaksanaan supervisi
Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah menengah.
D. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Dari beberapa penelitian terdahulu, ditemukan bahwa pelaksanaan
supervisi akademik kepala sekolah terhadap guru memiliki pengaruh yang
besar terhadap peningkatan kompetensi profesional guru, sebagaimana hasil
penelitian berikut.
Dalam Tesis Sukmaning Rosialita, menunjukkan bahwa supervisi
akademik kepala sekolah berpengaruh secara simultan sebesar 65,4 %, dan
secara parsial 43,43 % terhadap peningkatan kompetensi guru. Sedangkan
pengalaman diklat (pendidikan dan pelatihan) hanya 38,07 % pengaruhnya
kepala sekolah dan pengalaman diklat (pendidikan dan pelatihan)
berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kompetensi profesional
guru akuntansi SMK Bisnis Manajemen di Kabupaten Tegal.13
Penelitian Suraiya, Nasir Usman, Djailani AR. Menunjukkan bahwa supervisi
akademik kepala sekolah dilakukan dengan tahapan: 1) Program supervisi akademik
kepala sekolah disusun pada setiap awal tahun pelajaran berdasarkan pelaksanaan
supervisi pada tahun sebelumnya dengan petunjuk dari Dinas Pendidikan, sebanyak
dua kali dalam satu semester. 2) Supervisi meliputi sosialisasi, pra observasi,
bimbingan dan arahan dalam penyusunan perangkat pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan evaluasi. Sosialisasi supervisi dilakukan melalui rapat, diskusi,
pertemuan individu dan observasi kelas. Kepala sekolah mencatat observasi kelas pada
lembar instrumen untuk pembinaan dalam meningkatkan profesional guru. 3) Tindak
lanjut dilakukan melalui diskusi antara kepala sekolah dengan guru sebagai pertemuan
balikan dari hasil observasi kelas. 4) Hambatan-hambatan yang dihadapi adalah sering
bergeser jadwal supervisi, penggunaan metode mengajar masih berpusat pada guru,
guru merasa kaku ketika disupervisi dan guru kurang aktif dalam mencari informasi
baru tentang pembelajaran.14
13 Sukmaning Rosialita, “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Pengalaman
Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) terhadap Kompetensi Profesional Guru Akuntansi SMK Bisnis Manajemen di Kabupaten Tegal”. Tesis, Universitas Negeri Semarang, 2012.
14 Suraiya, Nasir Usman, Djailani AR., “Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah
Penelitian M. Dja’far HS, dalam jurnal Evaluasi Pendidikan, bahwa supervisi
akademik kepala sekolah berpengaruh positif dan memberikan kontribusi / pengaruh
langsung terhadap kualitas tes buatan guru.15
Dalam tesis Puji Handriyani, ditemukan bahwa pertama, perencanaan kegiatan
supervisi akademik kepala sekolah dimulai dengan pembuatan program supervisi
kemudian disosialisasikan kepada semua guru agar mengetahui dan memahami
sehingga timbul rasa tanggung jawab. Kedua, supervisi akademik kepala sekolah di
kecamatan sragen menggunakan teknik kelompok dan perorangan. Sebagian besar
kepala sekolah hanya melakukan supervisi secara kelompok dengan pembinaan guru
secara bersama-sama di awal tahun ajaran baru. Beberapa kepala sekolah tidak
melakukan supervisi perseorangan dengan kunjungan kelas, observasi kelas maupun
pertemuan individual, Ketiga, program tindak lanjut supervisi akademik kepala sekolah
di Kecamata Sragen hanya berupa pembinaan yang bersifat umum dan dilakukan dalam
rapat guru sehingga kurang menyasar kepada guru PAI. Keempat, supervisi akademik
kepala sekolah di Kecamatan Sragen belum berhasil dalam meningkatkan kompetensi
profesional Guru PAI karena pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah belum
terencana, sistematis dan berkelanjutan.16
15M.Dja’far HS.” Supervisi Kepala Sekolah Meningkatkan Kualitas Tes Buatan Guru”
Jakarta, Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 4, No. 2 (Oktober) 2013, 172-182.
16Puji Handriyani, “Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi
Tesis Sugianto menjelaskan bahwa pola manajemen PAI terdiri dari pengawasan
agama, pengawasan akademik, pengawasan klinis dan pengawasan administratif,
sedangkan pembinaan yang dilakukan PPAI dalam peningkatan profesionalisme guru
PAI ialah pembinaan materi PAI, pendayagunaan sumber belajar, pengembangan
peserta didik dan classroom action research (CAR).17
Ternyata penelitian di atas menunjukkan bahwa Pengawas PAI SMA di
Kabupaten Sumenep pernah melakukan peningkatan profesionalisme Guru PAI
dengan menggunakan classroom action research (CAR) atau Penelitian Tindakan
Kelas (PTK).
Penelitian Tespaw dan Roelande H. Hofman menjelaskan, bahwa:
the results reveal that except for peer coaching and portfolios, the selected supervisory approaches were less frequently practiced in private and government schools. No significant differences were found between beginner and experienced teachers in their attitudes and satisfaction toward supervisory processes practiced at their schools. Moreover, significant weak to moderate positive relationships were found of the actual supervisory approaches, teachers’ attitudes and satisfaction with professional development. However, regression analysis showed that teachers’ attitudes and teachers’ satisfaction are the most important contributors to professional development.18
Penelitian di atas menunjukkan bahwa supervisi akademik berperan positif
terhadap kompetensi profesional guru, namun belum mengarah pada kemampuan
profesional dalam penelitian tindakan. Karena itu penulis akan meneliti peran
17 Sugianto, ”Manajemen Pengawas dalam Pembinaan Profesionalisme Guru Pendidikan
Agama Islam SMAN di Kabupaten Sumenep”, Tesis, UM, 2009.
18 Tadele Akalu Tesfaw, Roelande H. Hofman, “Relationship Between Instructional
supervisi akademik kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru PAI
dalam membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Dilihat dari jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk kategori field
research (penelitian lapangan) yaitu sebuah studi penelitian yang mengambil
data autentik secara objektif di lapangan19. Adapun pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang tidak bisa dipakai dengan menggunakan prosedur
statistik atau dengan cara kuantifikasi.20 Secara umum penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pengamatan (observasi),
wawancara, dan penelaahan dokumen atau pustaka.21
2. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif
fenomenologik. Suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan,
mengungkapkan dan menganalisis suatu fenomena sebagai data yang
berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian dan pemberian
19Azwar Saifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001,21.
20 Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqin, Dasar – Dasar Penelitian Kualitatif, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007,4. 21
makna terhadap situasi atau pengalaman-pengalaman dalam kehidupan.22
Dimana pengalaman subjek penelitian bersatu secara utuh dengan subjek
pendukung objek penelitian secara alami.23 Dalam hal ini untuk
menggambarkan, mengungkapkan dan menganalisis fenomena yang berkenaan
dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian dan memberi makna atas
peran dan pengalaman kepala Sekolah SMP Negeri Kab. Sukamara membantu
dan membimbing Guru PAI membuat PTK melalui supervisi akademik.
Pemberian makna terhadap sikap, pengalaman, dan fenomena Guru PAI SMP
dalam membuat PTK.
3. Obyek dan subyek penelitian
Obyek dalam suatu penelitian merujuk pada masalah atau tema yang sedang
diteliti. Sedangkan subyek penelitian merupakan individu, benda atau organisme
yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data
penelitian, yang dalam penelitian kualitatif disebut informan. 24 Obyek penelitian
ini adalah pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan
kompetensi profesional Guru PAI membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Dilaksanakan di sepuluh SMP Negeri Kabupaten Sukamara, yaitu: SMPN 1
Sukamara, SMPN 2 Sukamara, SMPN 3 Sukamara, SMPN 4 SATAP Sukamara
22 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, Cet. 10, 2015,63.
23 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,
Jakarta: Erlangga, Cet.2, 2009, 59.
SMPN 1 Balai Riam, SMPN 2 Balai Riam, SMPN 2 Permata Kecubung, SMPN
1 Jelai, SMPN 2 SATAP Jelai, dan SMPN 2 Pantai Lunci. Sedangkan subyek
(informan) penelitian terdiri dari 10 Kepala Sekolah SMP Negeri dan 10 Guru PAI
SMP Negeri Kabupaten Sukamara.
4. Sumber Data Penelitian
Menurut Arikunto yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah
subjek dari mana data dapat diperoleh, yang meliputi; orang, tempat dan simbol.25
Dalam penelitian ini, sumber data orang adalah 10 kepala sekolah dan 10 Guru
PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara yang memberikan data lisan melalui
wawancara. Sumber data tempat adalah 10 SMP Negeri Kabupaten Sukamara
berupa data ruangan, aktivitas, kinerja, kelengkapan dan lainnya yang memberikan
data terlihat melalui observasi. Dan sumber data simbol adalah foto, berkas,
laporan PTK, arsip program supervisi akademik, agenda rapat, instrumen supervisi
akademik, buku dan lainnya yang dikumpulkan melalui dokumentasi.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik Observasi
Dalam kegiatan pengumpulan data, peneliti menggunakan pengamatan
dengan sistemiatis, terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan
25
melalui penginderaan dengan menggunakan instrumen atau perangkat.26
Dalam hal ini, observasi dilakukan untuk mengamati lokasi dan lingkungan
penelitian tentang fenomena apa dan bagaimana peran supervisi akademik
delapan Kepala Sekolah SMP Negeri Kab. Sukamara terhadap Guru PAI
dalam membuat PTK dan mengamati fenomena apa, dimana dan bagaimana
kompetensi profesional delapan Guru PAI dalam pembuatan PTK.
b. Teknik Wawancara
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara tak terstruktur, yang
dalam pelaksanaannya tanya jawab mengalir seperti dalam percakapan
sehari-hari.27 Wawancara dilakukan dengan berdasarkan pedoman wawancara yang
berisi sejumlah pertanyaan untuk direspon atau dijawab informan yang
mencakup fenomena dari fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat,
persepsi, atau evaluasi dari informan berkenaan dengan variabel-variabel
penelitian.28 Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada Delapan
Kepala Sekolah SMP Negeri Kab. Sukamara untuk mengungkap peran
fenomenologis dari fakta, data, pengetahuan, rencana, konsep, pendapat,
persepsi dan evaluasi kepala sekolah dalam supervisi akademik kepada Guru
PAI dalam membuat PTK. Wawancara kepada Delapan Guru PAI SMP
26 John W. Creswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Melilih Di Antara Lima
Pendekatan. Terjemahan Ahmad Lintang Lazuardi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015, 231. 27 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 3, Yogyakart: Penerbit Andi, 2007, 36.
28 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
Negeri Kab. Sukamara, tentang fenomena, data, fakta, persepsi, konsep
supervisi akademik dan faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi
profesionalnya dalam membuat PTK.
c. Teknik Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai variabel
penelitian yang berupa lembar program supervisi, catatan supervisi, lembar
observasi supervisi, instrumen supervisi, catatan tindak lanjut supervisi
akademik kepala sekolah kepada Guru PAI, perangkat pembelajaran Guru
PAI SMP, PTK guru PAI, transkrip, buku, prasasti, notulen rapat guru,
agenda, foto, dan sebagainya.29 Penulis mengumpulkan data melalui berbagai
dokumen yang ada hubungannya dengan supervisi akademik delapan kepala
sekolah SMP Negeri Kab.Sukamara dalam meningkatkan kompetensi
profesional Guru PAI dalam membuat PTK. Dan laporan PTK delapan Guru
PAI SMP.
F. Metode Analisis Data
1. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari data dan menata secara sistematis
catatan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk meningkatkan
pemahaman peneliti tentang fenomena yang diteliti dan menyajikannya sebagai
temuan bagi orang lain.30 Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif
kualitatif. Langkah – langkah analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut: a. menelaah data yang berhasil dikumpulkan dari hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi,
b. mengadakan reduksi data dengan cara mengambil data yang dapat diolah lebih lanjut,
c. menyusun data dalam satuan – satuan yang relevan,
d. melakukan kategorisasi sambil melakukan pengkodean (coding), e. mengadakan pemeriksaan keabsahan data melalui data observasi,
dokumentasi, dan wawancara,
f. menafsirkan data dan mengambil kesimpulan secara induktif dengan cara berfikir berdasarkan fakta – fakta khusus kemudian diarahkan kepada penarikan kesimpulan yang bersifat umum.31
Berpijak kepada pernyataan Miles & Huberman yang dikutip oleh Sugiyono,
”Analisis kualitatif data diolah secara interaktif, melalui proses data reduction, display and verification.”.32
Reduksi data yang berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal penting, dicari tema dan pola fenomenanya. Pada tahap reduksi data
peneliti menemukan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah mengumpulkan
data, serta merangkumnya sesuai dengan kebutuhan, yaitu untuk mengungkap peran
supervisi akademik kepala sekolah, perencanaan supervisi para kepala sekolah, model
supervisi akademik para kepala sekolah, teknik supervisi, lingkungan tempat kerja,
interaksi antara Kepala Sekolah dengan Guru PAI, tindak lanjut supervisi serta hasil
supervisi Kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional Guru PAI
30
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin,1996,171. 31
H.M. Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta: Golden Terayon Press, 2003,45. 32
dalam bentuk pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SMP Negeri yang di
pimpinnya.
Display, pijakan atas teknik analisis data display memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.33Display data dilakukan setelah data direduksi dan disajikan secara
naratif, terkait dengan peran supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan
kompetensi profesional Guru PAI membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Verifikasi, sebagai teknik analisis data secara verifikatif hasil suatu penelitian
dapat dikonfirmasikan dengan penelitian lain, melalui cara yang sesuai dengan tujuan
penelitian yang pertama. Harapan utama dari metode ini data dapat diketahui; apa,
bagaimana dan dalam situasi seperti apa peran supervisi akademik kepala sekolah
dalam meningkatkan kompetensi profeional Guru PAI membuat PTK di delapan SMP
Negeri Kab. Sukamara dapat terlaksana. Adapun langkah-langkah analisis ditujukan
pada gambar berikut:
33 Sugiyono, Metode Penelitian ..., 341. Setel Data
collection
Data reduction
Data display
Display
Keabsahan data merupakan konsep penting yang dipengaruhi oleh konsep
validitas, reliabilitas. Untuk derajat keabsahan data (kredibilitas) dapat diadakan
pengecekan dengan teknik pengamatan yang tekun dengan triangulasi, yaitu
pengecekan data di lapangan yang diperoleh dari wawancara kemudian di
cross-check dengan observasi dan dibuktikan lagi dengan data dokumen. Dalam
penelitian ini peneliti menganalisis data hasil wawancara dengan para delapan
kepala sekolah SMP Negeri Kab. Sukamara dan delapan Guru PAI SMP
Negeri Kab. Sukamara pada peran supervis akademik kepala sekolah dalam
mengembangkan kompetensi profesional Guru PAI membuat Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) tahun 2016/ 2017.
2. Teknik Analisis dan Penyajian Deskriptif Kualitatif Fenomenologis
Dalam penelitian ini, alur analisis dan penyajian data dengan pendekatan
deskriftif kualitatif fenomenologis menggunakan metode dari Moustakas yang
dikutif dan disederhanakan Creswell.34 Yaitu:
a. Mendeskripsikan pengalaman Kepala Sekolah dan Guru PAI dengan
fenomena supervisi akademik kepala sekolah dalam Pembuatan PTK Guru
PAI secara fokus dan utuh.
b. Membuat daftar pernyataan penting. Peneliti menemukan pernyatan (dalam
wawancara, observari dan dokumentasi) tentang bagaimana kepala sekolah
34
melakukan supervisi untuk membantu dan membimbing Guru PAI membuat
PTK dan bagaimana Guru PAI membuat PTK.
c. Mengambil pernyataan penting tersebut, dan kemudian mengelompokkannya
menjadi unit infomasi yang lebih besar yang disebut unit makna atau tema, yang
dalam penelitian ini berkaitan dengan makna penting supervisi akademik
kepala sekolah dan makna penting pembuatan PTK bagi guru PAI.
d. Menulis deskripsi tentang apakah yang dialami (dirasakan) kepala sekolah
denga supervisi akademik dan dialami (dirasakan) Guru PAI dalam pembuatan
PTK (deskripsi tekstural)
e. Menulis deskripsi tentang bagaimana fenomena supervisi akademik kepala
sekolah dan fenomena pembuatan PTK Guru PAI dilakukan (deskripsi
struktural) sehubungan dengan latar belakang dan konteks di mana fenomena
supervisi dan pembuatan PTK itu dialami (dirasakan atau dilakukan).
f. Menulis deskripsi gabungan tentang fenomena supervisi akademik kepala
sekolah dan pembuatan PTK Guru PAI dengan memasukkan deskripsi tekstural
dan deskripsi struktural. Bagian ini merupakan esensi dari pengalaman peran
supervisi akademik kepala sekolah terhadap pembuatan PTK Guru PAI dan
pembuatan PTK Guru PAI dan menampilkannya sebagai aspek puncak dari
studi fenomenologis. Apa yang dialami oleh kepala sekolah dan Guru PAI dan
G. Sistematika Penulisan
Tesis ini terdiri dari empat bab dan setiap bab memiliki subbab tersendiri,
dengan rincian:
Bab pertama pendahuluan memuat: latar belakang, rumusan masalah;
identifikasi, batasan dan perumusan masalah, signifikansi penelitian, tinjauan
pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab kedua menjelaskan kerangka teori tentang supervisi akademik,
supervisi akademik kepala sekolah, tujuan dan fungsi supervisi akademik kepala
sekolah, prinsip-prinsif supervisi akademik kepala sekolah, model supervisi
akademik, indikator supervisi akademik kepala sekolah, dan indikator supervisi
akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional Guru PAI
dalam membuat PTK. Kompetensi profesional Guru PAI, indikator kompetensi
profesional Guru PAI dalam membuat PTK.
Bab ketiga menggambarkan lokasi SMP Negeri Kabupaten Sukamara,
lingkungan fisik dan non fisik, siswa, guru dan kepala sekolah. Menganalisis
karakteristik guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara dan Kepala Sekolahnya.
Bab keempat memaparkan analisis hasil penelitian menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatiffenomenologik, membahas hasil pengujian asumsi
sesuai identifikasi masalah dan mengungkapkan temuan di SMP Negeri
Kabupaten Sukamara yang mengacu pada tujuan penelitian dikaitkan dengan teori
dan konsep supervisi akademik kepala sekolah, kompetensi profesional guru PAI
Bab kelima berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran untuk para kepala
sekolah, para Guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara, pemerintah pusat dan
daerah (Kemenag RI, Kemenag Kanwil Kalteng dan Kemenag Kab. Sukamara)
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Supervisi Akademik
Supervisi menurut Abd. Kadim Masaong berasal dari bahasa inggris yang
terdiri dari dua kata, yaitu “super” dan “vision”. Super artinya atas atau lebih, sedangkan vision artinya melihat atau meninjau.35 Merriam Webster’s Collegiate
dikutif Doni menyebutkan “supervisi is a critical watching and directing”.36 Dari definisi di atas supervisi merupakan arahan dan pandangan kritis dari
seorang yang memiliki kelebihan kepada orang lain dalam suatu hubungan timbal
balik yang bermanfaat. Selanjutnya orang yang memberi arahan dan pandangan
secara kritis disebut supervisor (pengawas).
Sehubungan dengan supervisi di sekolah, Unruh dan Turner, yang dikutif
Zepeda menyebutkan “supervison as a sosial process of stimulation, nurturing,
and appraising the professional growth of teacher, and the supervisor as the prime
mover in the development of optimum conditions for learning.”37Carl Glickman, yang dikutip Allan A. Glatthorn, menyatakan, “Supervision is the function in
35
Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pendidikan, Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik, Bandung: MQS Publishing, 2010, 2.
36 Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi Dan Kepemimpinan Kepala
Sekolah, Bandung: Alfabeta, 2014,83.
37Sally J. Zepeda. Instructional Supervision Applying Tools and Concepts, New York: Eye
school that draws together the discrete element of instructional effectiveness into
wholes-school action.”38
Adapun menurut M. Ngalim Purwanto, supervisi pendidikan merupakan
aktivitas pemimpin sekolah dalam pembinaan yang direncanakan untuk membantu
para guru dan pegawai sekolah supaya melakukan pekerjaannya secara efektif dalam
mencapai tujuan pendidikan.”39
Dari beberap definisi di atas dapat difahami bahwa supervisi pendidikan
merupakan sistem layanan sekolah berupa bantuan dari pimpinan yang bersifat
membimbing, memfasilitasi, memotivasi serta menilai guru dalam pelaksanaan
pembelajaran dan pengembangan profesinya secara efektif untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Selain itu, Suharsimi Arikunto yang dikutip Donni menjelaskan bahwa
supervisi yang menekankan pada masalah pendidikan dan pembelajaran merupakan
supervisi akademik.40
Dalam penelitian ini definisi yang digunakan adalah supervisi akademik untuk
menggambarkan bantuan pimpinan pendidikan kepada guru untuk mengatasi masalah
pendidikan dan pembelajaran sekaligus meningkatkan dan mengembangkan
profesionalitas guru.
38 Allan A. Glatthorn, Supervisory leadership : introduction to instructional supervision,
California: HarperCollinsPublishers, 1990, 83.
39 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2009, 76.
B. Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Menurut Glickman dalam Buku Panduan Supervisi Akademik Dirjen
PMPTK supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Esensinya bukan menilai kinerja guru dalam mengelola
pembelajaran, namun membantu guru mengembangkan profesionalismenya.
Adapun penilaian kinerja guru dalam pembelajaran merupakan bagian dari
rangkaian supervisi akademik.41
Dalam refleksi penilaian kinerja guru, kepala sekolah membantu dan
membimbing guru memahami; apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas, apa
yang dilakukan guru dan siswa di dalam kelas, aktivitas mana yang paling
bermakna dalam pembelajaran, apa upaya guru untuk mencapai tujuan pendidikan,
apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya.
Yang kemudian ditindak lanjuti dengan pelaksanaan program supervisi akademik.
C. Tujuan, dan Fungsi Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Sally J. Zepeda menyatakan ”Instructional supervision aims to promote
grouwth, development, interaction, fault-free problem solving, and a commitment
to build capacity in teachers”.42
Dalam supervisi akademik kepala sekolah harus mendorong pertumbuhan,
pengembangan, interaksi, pemecahan masalah, dan berkomitmen membangun
41
kekurangan kapasitas guru – guru, yang menjadi tanggung jawabnya sebagai pimpinan akademik.
Secara umum tujuan supervisi akademik kepala sekolah adalah membantu
guru mengembangkan kemampuannya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
telah direncanakan bagi peserta didiknya.
Secara khusus tujuan supervisi akademik kepala sekolah adalah; 1)
membantu guru mengembangkan kompetensinya,2) mengembangkan kurikulum,
3) mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing guru dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).43
Menurut Kemmis yang dikutif Sri Banun Muslim, untuk membantu guru
mengidentifikasi, mengenal, dan memahami masalah-masalah pengajaran yang
sedang dirasakannya, untuk perbaikan dan peningkata mutu pengajaran, dengan
supervisi akademik kepala sekolah dapat membimbing guru melakukan penelitian
bersama (kelompok kerja) dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian ini untuk memperbaiki; praktik pendidikan, memahami praktik
pendidikan, dan memahami dimana praktik itu dilaksanakan.44
Supervisi akademik kepala sekolah merupakan salah satu fungsi dasar
dalam keseluruhan program sekolah. Hasil supervisi akademik berfungsi sebagai
sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.
43Buku Panduan Supervisi Akademik…7
44 Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesional Guru, Cet.
D. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Menurut Dodd yang dikutif Donni pelaksanaan supervisi akademik kepala
sekolah idealnya harus; praktis, sistematis, objektif, realistis, antisipatif,
konstruktif, kooperatif, kekeluargaan, demokratis, aktif, humanis,
berkesinambungan, terpadu dan komprehensif.45
E. Model – model Supervisi Akademik
Dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah dapat
menggunakan model supervisi tradisional atau model supervisi kontemporer.
1) Model supervisi tradisional, supervisi meliputi;
a) Observasi langsung.
Supervisi model ini dilakukan dengan observasi langsung pada kepada
guru yang sedang mengajar melalui prosedur; pra-observasi, observasi
dan post-observasi.
b) Observasi tidak langsung
Supervisi model tidak langsung pada guru dilaksanakan melalui; tes
dadakan pada siswa sesuai materi yang diajarkan guru. Diskusi kasus;
berdasarkan temuan observasi, hasil studi, studi kasus dengan mencari
akar masalahnya serta alternatif penyelesaiannya. Angket; tentang
kualifikasi guru, kinerja guru, dan sebagainya.
2) Model kontemporer
Supervisi akademik model kontemporer bersifat kolaboratif yang
dilaksanakan dengan supervisi klinis berdasarkan pada inisiatif guru sendiri
mendatangi kepala sekolah (supervisor) untuk membantu mendiagnosis,
memecahkan masalah, dan mengembangkannya dalam pengembangan
profesi guru.46
F. Indikator Supervisi Akademik Kepala Sekolah
1) Merencanakan supervisi
2) Mensosialisasikan supervisi
3) Melaksanakan supervisi
4) Menentukan model supervisi
5) Menentukan pendekatan supervisi
6) Menentukan teknik supervisi
7) Melaksanakan tindak lanjut supervisi
G. Kompetensi Profesional Guru PAI
Menurut Undang -undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pasal 8 menyatakan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pada Pasal 1 ayat 10, disebutkan:
“kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Pasal 10 ayat 1 menyatakan kompetensi guru meliputi; kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional.47
Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2008 Tentang Guru bab II pasal 3 dijelaskan bahwa kompetensi
professional sebagaimana dimaksud adalah kemampuan guru dalam menguasai
bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya yang diampunya yang
sekurang – kurangnya meliputi penguasaan:
1. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi, program satuan
pendidikan, mata pelajaran dan kelompok mata pelajaran yang diampu,
2. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi atau seni yang relevan, yang
secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan,
mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran yang diampu.48
Slamet PH yang dikutip Sagala menjelaskan, kompetensi profesional
berkaitan dengan bidang studi yang terdiri dari sub-kompetensi:
a. Memahami mata pelajaran,
b. Memahami standar kompetensi dan standar isi sesuai Peraturan Menteri,
c. Memahami struktur, konsep dan metode keilmuan,
d. Menerapkan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari – hari.49
Kompetensi profesional guru adalah seperangkat kemampuan yang harus
dimiliki oleh seorang guru agar dia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan
47Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
48 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008.
49 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesioanal Guru Dan Tenaga Kependidikan, Bandung:
baik.50 Sesuai dengan cakupan definisi pendidikan agama dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 Pasal 1, yaitu:
Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dalam bentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.51
Sehubungan dengan Pendidikan Agama Islam (PAI), seorang Guru PAI
harus memiliki kemampuan profesional agar dapat mencapai tujuan pembelajaran
dari mata pelajaran yang diampunya, terhadap diri siswa muslim, yang meliputi;
sikap, kepribadian, keterampilan dan pengamalan ajaran agamanya.
Menurut Muhaimin dan Abdul Mujib yang dikutif Abdul Majid menjelaskan
bahwa seorang Guru Agama Islam (Guru PAI) harus memiliki kompetensi
profesional sebagai berikut:
1. Menguasai materi Al-Islam yang komprehensif serta wawasan dan bahan
pengajaran, terutama pada bidang yang menjadi tugasnya,
2. Mengusai strategi yang mencakup; pendekatan, metode dan teknik pendidikan
islam termasuk kemampuan evaluasinya,
3. Menguasai ilmu dan wawasan pendidikan,
4. Memahami prinsif-prinsif dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan pada
umumnya guna keperluan pengembangan Pendidikan Islam. Menuntut
kepekaan terhadap informasi secara langsung atau tidak langsung yang
mendukung kepentingan tugasnya.52
Sehubungan dengan kompetensi profesional, secara rinci Masaong
mengungkapan bahwa seorang Guru PAI harus:
50 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet.7, 2011, 18.
51 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007.
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran PAI,
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran / bidang
pengembangan PAI,
3. Mengembangkan materi pembelajaran PAI secara kreatif,
4. Mengembangkan keprofesionalan Guru PAI secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif,
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.53
Berkaitan dengan kemampuan meningkatkan dan mengembangkan
kompetensi profesional secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif,
seorang Guru PAI dapat menindak lanjutinya dalam bentuk melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
H. Indikator Kompetensi Profesional Guru PAI Dalam Membuat PTK
Berkaitan dengan kompetensi profesional Guru PAI dalam pembuatan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang digunakan dalam penelitian ini adalah
meliputi pada bidang kajian:
1. Masalah belajar siswa di sekolah, temanya; belajar di kelas, kesalahan
pembelajaran dan miskonsepsi (kesalahan memahami konsep),
2. Desain dan strategi pembelajaran di kelas, temanya; masalah pengelolaan dan
prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi metode pembelajaran, dan
interaksi dalam kelas.
3. Alat bantu, media, dan sumber belajar, temanya; masalah penggunaan media,
perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar kelas
4. Sistem evaluasi, temanya; evaluasi awal dan hasil pembelajaran, dan
pengembangan instrumen evaluasi berbasis kurikulum.
5. Masalah kurikulum, temanya; masalah implementasi kurikulum, interaksi
guru-siswa, interaksi siswa-bahan ajar, dan lingkungan pembelajaran.54
Dari bidang kajian di atas, masalah yang muncul dalam pembelajaran PAI ada
yang cukup di selesaikan dengan bantuan dan bimbingan kepala sekolah dan rekan
sejawat melalui supervisi akademik kepala sekolah dan supervisi rekan sejawat. Ada
pula masalah penting, yang mendesak untuk di selesaikan, bermanfaat dalam mencapai
tujuan PAI, dan dapat ditangani penyelesaiannya oleh Guru PAI melalui Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Dalam pelaksanaan PTK inilah peran supervisi akademik
kepala sekolah akan diungkap lebih jauh.
Indikator kompetensi profesional Guru PAI dalam pembuatan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yaitu:
1. Mampu membuat planning (perencanaan), yang meliputi:
a. Identifikasi masalah,
b. Perumusan masalah,
c. Analisis masalah,
d. Analisis penyebab timbulnya masalah,
e. Mencari alternatif pemecahan masalah.
2. Mampu melakukan acting (pelaksanaan),
a. Bagaimana organisasi kelas,
b. Siapa yang menjadi kolaborator,
c. Siapa yang mengambil data.
3. Mampu melakukan observing (pengamatan dalam pengambilan data),
a. Pengumpulan data,
b. Sumber data,
c. Critical friend (rekan pengkritisi)
d. Analisis data
4. Mampu melakukan reflecting (mengulas secara kritis) tentang perubahan
yang terjadi;
a. Pada siswa,
b. Pada guru,
c. Pada suasana kelas.
5. Mampu melakukan tindakan akhir, penyusunan laporan, yang meliputi:
a. Pendahuluan
b. Kajian teori
c. Metode penelitian
d. Hasil penelitian dan diskusi hasil penelitian
e. Kesimpulan dan saran
I. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas berasal dari action research (penelitian tindakan).
Menurut Florence Stratemeyer et.al, dikutip Sergiovanni dan Starratt: Action
research as a process aimed at discovering new ideas or practices as well as
testing old ones, exploring or establishing relationships between causes and effect,
or of systematically gaining evidence about the nature of particular problem.55
55 Thomas J. Sergiovanni dan Robert J. Starratt, Supervision A Redefinition, United States:
Menurut Ellliot yang dikutip Wina Sanjaya, penelitian tindakan adalah kajian
tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan
melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
mempelajari pengaruh yang ditimbulkannya.56
Suhardjono dikutip Suharsimi mengelompokkan penelitian tindakan dalam
empat kategori; penelitian tindakan partisipasi, penelitian tindakan kritis, penelitian
tindakan institusi dan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas bisa
dilaksanakan tidak hanya di dalam kelas tapi juga di lapangan olah raga, bengkel, dan
tempat lainnya selagi masih sesuai dengan profesinya, adanya “kelas” menunjukkan
pada kegiatan pendidikan yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dan guru.57
Penelitian tindakan kelas diartikan sebagai proses pengkajian masalah
pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan
masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam
situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.58 Sehubungan
dengan supervisi akademik kepala sekolah, action research (penelitian tindakan) yang
dilakukan guru sangat bermanfaat untuk belajar bersama dalam meningkatkan kinerja
dan profesionalnya, Zepeda menjelaskan:
“Action research can transform the ways teachers work and learn with and from one another while improving their classroom practices. The results of action research can inform school systems and can aid in formulating and reformulating goals related to school improvement. Action research can
56 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, ed.1, Jakarta: Prenadamedia Group, 2009, 25. 57 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Untuk Guru, Kepala Sekolah Dan Pengawas,
cet.1, Yogyakarta: Aditya Media, 2010,2-4.
enhance a peer-coaching program and can be an integral part of developing a professional portofolio. Action research (undertaken by teachers) is research that occurs in conjunction with, and often concurrently with, day-to-day classroom or school activities. As an extension of instructional supervision, action research assists a teacher's inquiry into classroom practices. Integrating aspects of action research with processes of supervision yields a more powerful and seamless form of learning”.59
Supervisi akademik kepala sekolah merupakan bantuan nyata bagi guru untuk
membentuk sikap dan cara berfikir ilmiah dalam pengambilan keputusan,
pengembangan kurikulum sesuai kebutuhan peserta didik, dan pengembangan
keilmuan untuk diterapkan dalam kehidupan praktis.
Sagala menegaskan bahwa peningkatan kompetensi profesional guru dalam
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui supervisi akademik kepala
sekolah, dapat dilakukan dengan cara: memberikan bimbingan dan pelatihan tentang
penyusunan kerangka penelitian sederhana, membimbing perumusan masalah,
pengembangan kerangka teori, perumusan hipotesis, metodologi, instrumen,
pengolahan data, merumuskan analisis hasil, menarik kesimpulan, dan menentukan
rekomendasi.60
Bantuan dan bimbingan kepala sekolah terhadap guru pada kegiatan supervisi
akademik dapat digunakan untuk pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Mengingat bahwa supervisi tersebut memiliki hubungan yang nyata dengan kegiatan
(action research) penelitian tindakan yang dilakukan guru. Zepeda menjelaskan:61
59 Sally J. Zepeda, Instructional Supervision… 2003,179
60 Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan, Bandung:
Alfabeta,2012, 247
“Action research is an approach to professional development in which teachers systematically study and reflect on their work and then make informed changes in their practices. Action research can be incorporated throughout processes of the clinical and peer coaching models of supervision. Action research linked to supervision and peer coaching can provide a focal point for dealing with the "messiness and complexities of reality" while finding solutions to problems of practice. The supervisor's role in action research can range from intensive involvement (highly directive), involvement as an equal (collaborative), or support as a resource or occasional facilitator (non-directive). Supervisors may guide the focus for investigation, assist in interpretive processes, facilitate recommended action, or simply let peers work with peers.
Action research can take many forms; however, most action research involves teachers observing each other, providing feedback, and coaching each other to learn new skills”.
Pernyataan Zepeda di atas menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK)
menjadi salah satu pendekatan untuk mengembangkan kompetensi profesional guru
sebagai model supervisi dengan melibatkan teman sejawat untuk bersama belajar
mengatasi kesulitan pembelajaran dan menerapkan keterampilan baru.
Dalam penelitian ini, indikator supervisi akademik kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi profesional Guru PAI dalam membuat Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah:
1. Membimbing dan membantu dalam planning (perencanaan), yang meliputi:
a. Identifikasi masalah,
b. Perumusan masalah,
c. Analisis masalah,
d. Analisis penyebab timbulnya masalah,
e. Mencari alternative pemecahan masalah.
a. Bagaimana organisasi kelas,
b. Siapa yang menjadi kolaborator,
a. Siapa yang mengambil data.
3. Membimbing dan membantu dalam observing (pengamatan dalam pengambilan
data),
a. Pengumpulan data menggunakan alat, teknik, dan instrumen.
b. Sumber data,
c. Critical friend (rekan pengkritisi)
d. Analisis data
4. Membimbing dan membantu dalam reflecting (mengulas secara kritis) tentang
perubahan yang terjadi;
a. Pada siswa,
b. Pada guru,
c. Pada suasana kelas.
5. Membimbing dan membantu dalam tindakan akhir penyusunan laporan, yang
meliputi:
a. Pendahuluan
b. Kajian teori
c. Metode penelitian
d. Hasil penelitian dan diskusi hasil penelitian
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
C. Gambaran Umum Kabupaten Sukamara
Berdasarkan Undang – undang Nomor 5 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten
Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung
Raya, dan Kabupaten Barito Timur di Kalimantan Tengah. Maka secara definitif
terbentuklah Kabupaten Sukamara yang pada mulanya merupakan salah satu
kecamatan dalam wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat.
Tabel 3.1 Batas Wilayah Kabupaten Sukamara
Utara Kec. Lamandau dan Kec. Bulik Kab. Lamandau
Selatan Laut Jawa
Barat Kab. Ketapang Prop.Kalimanta Barat
Timur Kec. Kotawaringin Lama dan Kec.Arut Selatan, Kab. Kotawaringin
Barat.
Berdasarkan Perda No.2 / 2006, Kabupataen Sukamara terdiri dari 5 (lima)
buah kecamatan, yaitu:
1. Kecamatan Pantai Lunci memiliki 4 desa.
2. Kecamatan Jelai memiliki 5 desa.
3. Kecamatan Balai Riam memiliki 8 desa.
4. Kecamatan Permata Kecubung memiliki 7 desa.
Sukamara ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Sukamara karena posisinya
berada ditengah - tengah. Kecamatan Pantai Lunci dan Kecamatan Jelai berada di
pesisir selatan sepanjang 75 km ke barat menghadap Laut Jawa. Kec. Pantai Lunci
berpusat di Desa Sungai Cabang Barat sedangkan Kecamatan Jelai berpusat di
Kelurahan Kuala Jelai, tepatnya di Muara Sungai Jelai. Kecamatan Balai Riam
berpusat di Desa Balai Riam dan Kecamatan Permata Kecubung berpusat di Desa
Ajang. Dua kecamatan ini terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) Mapam dengan
topografi dataran tinggi dan perbukitan.
D. Gambaran Umum SMP Negeri di Kabupaten Sukamara
1. Keadaan Guru PAI SMPN Kabupaten Sukamara
Guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara sebagian besar masih
berada berada pada posisi jabatan dan golongan yang masih rendah. Walaupun
semuanya sudah memenuhi kualifikasi pendidikan S.1 atau D.IV yang masih
jauh dari masa pensiun. Namun ada beberapa guru yang mengalami
penundaan kenaikan pangkat karena belum bisa memenuhi syarat pembuatan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Selain itu masih banyak juga Guru PAI SMP Negeri Kabupaten
Sukamara yang belum mendapatkan sertikat Guru Profesional (sertifikasi), di
antaranya karena jumlah siswa muslim yag sedikit pada suatu sekolah, tidak
bisa menambah jam bagi sekolah yang berjauhan dan kuota sertifikasi Guru
Tabel 3.2. Keadaan Guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara Tahun 2016 / 2017
No Nama / NIP Unit Kerja Jabatan/ Gol. Sertifikasi 1. Dra. Kamariatul Isra
196710212003 122001
SMPN 1 Sukamara Guru Muda/III/d 2009
2. Janainah,S.Ag
19740703200501 2 014
SMPN 1 Sukamara Guru Muda/III/d 2014
3. Yudhi Setyawan Putra, S.Pd.I
19821012200902 1 001
SMPN 2 Sukamara Guru Pertama /III/b
Belum
4. Taufiqurahman, S.Pd.I 19780804200604 1 003
SMPN 3 Sukamara Guru Muda/III/d Belum
5 Anny Nor Rakhminy, S.Pd.I
SMPN 1 Balai Riam Guru Pertama/ III/a
2014
7 Khorul Anam, S.Pd.I 198111082015031001
SMPN 1 Balai Riam Guru Pertama/ III/a
Belum
8 Fatmasari Eliyah, S. Pd.I 19780507201406 2 009
SMPN 2 Balai Riam Guru Pertama/ III/a
Belum
9 Teguh Iman Susanto, S.Pd.I 19740603200902 1 01
SMPN 1 Jelai Pembina/IV/a 2014
2. Keadaan Kepala SMPN Kabupaten Sukamara
Tabel 3.3. Keadaan Kepala SMP Negeri Kabupaten Sukamara Tahun 2016 / 2017
No. Nama / NIP Unit Kerja Pangkat/Gol. Pendidikan
Dari table 3.3 terlihat bahwa para Kepala SMP Negeri Kabupaten Sukamara
sudah memenuhi kualifikasi S.1/ D.IV dan sebagian besar sudah menempati jabatan
3. Keadaan akreditasi SMPN Kabupaten Sukamara
Kabupaten Sukamara memiliki 13 SMP Negeri yang tersebar di setiap
Kecamatan.
Tabel.3.4. Daftar Akreditasi SMP Negeri
Kabupaten Sukamara 2016 / 2017
No Nama sekolah Akreditasi
1. SMP Negeri 1 Sukamara Sangat Baik
2. SMP Negeri 2 Sukamara Baik
3. SMP Negeri 3 Sukamara Baik
4. SMP Negeri 4 SATAP Sukamara Belum
5. SMP Negeri 1 Permata Kecubung Baik
6. SMP Negeri 2 Permata Kecubung Baik
7. SMP Negeri 3 SATAP Permata Kecubung Proses
8. SMP Negeri 1 Balai Riam Baik
9. SMP Negeri 2 Balai Riam Proses
10. SMP Negeri 1 Jelai Sangat Baik
11. SMP Negeri 2 SATAP Jelai Belum
12. SMP Negeri 1 Pantai Lunci Baik
13. SMP Negeri 2 Pantai Lunci Baik
Penelitian ini dilakukan hanya pada 10 SMP Negeri Kabupaten Sukamara,
yaitu; SMPN 1 Sukamara, SMPN 2 Sukamara, SMPN 3 Sukamara, SMPN 4
SATAP Sukamara, SMPN 2 Permata Kecubung, SMPN 1 Balai Riam, SMPN 2
Balai Riam, SMPN 1 Jelai, SMPN 2 SATAP Jelai, dan SMPN 2 Pantai Lunci.
Sedangkan SMPN 1 Pantai Lunci, Guru PAI sedang dalam Tugas Belajar. Di
SMPN 1 Permata Kecubung dan SMPN 3 SATAP Permata Kecubung saat ini