• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang mempengaruhi Guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara Dalam Meningkatkan dan Mengembangkan Kompetensi Profesional

Membuat PTK.

Banyak faktor yang mempengaruhi Guru PAI dalam membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang kemudian hal ini menjadi tema penting dalam upaya peningkatan dan pengembangan kompetensi profesional Guru PAI.

1. Peningkatan kompetensi profesional dan tuntutan jenjang karier.

Menurut Dra. Kamariatul Isra, pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini seru dan heboh, tapi sebenarnya sangat bagus, karena mendukung guru menjadi profesional. Apalagi guru dituntut naik pangkat membuat PTK, untuk mengukur guru berprestasi juga diperlukan PTK.Tidak salah dan tidak rugi kita bikin PTK, banyak untungnya. Juga untuk pengembangan diri, menambah ilmu, dan juga tidak memberatkan, karena dituntut untuk harus melaksanakan dan membuatnya.142

Sedangkan Yudi Setyawan Putra, S.Pd.I menganggap bahwa dia merasa sangat tertantang sekali dalam membuat PTK karena agak sulit-sulit mudah di antaranya karena kesulitan mencari buku referensi, sehingga menuntut keprofesional guru untuk membuatnya. Selain itu juga dalam rangka peningkatan kompetensi profesional guru,

141 Wawancara Dengan Sri Indah Palupi, Kepala SMPN 3 Sukamara 18 Juli 2017. 142Wawancara Dengan Dra. Kamariatul Isra, Guru PAI SMPN 1 Sukamara, 15 Mei 2017.

bisa juga sebagai syarat untuk mengikuti lomba guru berprestasi, dan yang terpenting adalah untuk kenaikan pangkat.143

Menurut Taufiqurahman membuat PTK itu tidak terlalu sulit, dan memang agak repot kalau kita merasa lemah dalam kemampuan menulis. Kalau sekarang ini guru, mau nda mau harus bikin PTK, karena memang diwajibkan, walaupun agak terpaksa. Untuk kenaikan pangkat, untuk peningkatan kompetensi guru dan juga bisa untuk

mengikuti lomba guru berprestasi.”144

Sama halnya dengan Guru PAI SMPN 1 Balai Riam, Arinatun Hidayah menjelaskan bahwa dia masih agak susah dalam membuat PTK, padahal membuat PTK itu penting sekali karena untuk meningkatkan mutu pendidikan, untuk meningkatkan kompetensi profesional guru, untuk mengetahui keadaan siswa, peningkatan karier Guru PAI, sebagai syarat Sertifikasi Guru Profesional, kenaikan pangkat, dan mempercepat tercapainya tujuan pembelajaran bagi siswa di kelas. Sehingga pembuatan PTK itu merupakan tuntutan yang wajib. Bahkan sangat berharap sekali agar kepala sekolah membuat program bimbingan dan bantuan membuat PTK bagi guru-guru di sekolahnya. Sangat bagus dan setuju sekali jika PTK tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil supervisi kelas oleh rekan sejawat ataupun kepala sekolah. Bahkan:

“Saya pribadi siap saja mencari buku referensi sendiri untuk membuat

PTK yang penting ada pembimbingan untuk membantu mengidentifikasi

143

Wawancara Dengan Yudi Setyawan Putra, S.Pd.I, Guru PAI SMPN 2 Sukamara 15 Juli 2017.

144

Wawancara Dengan Taufiqurahman, S.Pd.I, Guru PAI SMPN 3 Sukamara, 15 Mei 2017.

masalah, membuat rumusan masalah dan hal teknis lainnya untuk mengawali pembuatan PTK tersebut.”145

Guru PAI SMPN 2 Balai Riam Ibu Fatmasari Eliyah, S.Pd.I menyatakan bahwa pembuatan PTK itu biasanya untuk kenaikan pangkat, untuk menunjang kinerja guru, pengembangan profesi dan karier guru, mengatasi masalah pembelajaran bagi siswa, dan mempercepat tercapainya tujuan pembelajaran. Dia juga berharap ada pembimbingan langsung dari kepala sekolah dalam pembuatan PTK, walaupun untuk buku referensi harus mencari sendiri dengan uang sendiri. Yang penting ada bimbingan dalam mengenal masalah, menentukan penyebab masalah dan menentukan alternatif penyelesaian masalah sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan supervisi pembelajaran di kelas oleh kepala sekolah. 146

Demikian pula halnya, yang mempengaruhi Guru PAI SMPN 4 Satap Sukamara yang juga memiliki keinginan yang untuk membuat Penelitian Tindakan Kelas. Anny Nor Rakhminy, S.Pd.I menegaskan bahwa “saya ingin sekali membuat PTK karena itu memang syarat untuk kenaikan pangkat. Hanya saja karena kondisinya saat ini

serba sulit, ya diam saja”, karena selama ini PTK itu baginya ialah ibarat” Kenal

nama namun nda kenal orang”, karena tidak bisa membuat ya diam saja. Padahal

menurut Guru PAI tersebut, seandainya ada perpustakaan sekolah yang menyediakan buku refesensi untuk membuat PTK, kemudian kepala sekolah memberikan bimbingan

145 Wawancara Dengan Arinatun Hidayah, S.Pd.I. Guru PAI SMPN 1 Balai Riam 23 Mei 2017

146 Wawancara Dengan Ibu Fatmasari Eliyah, S.Pd.I, Guru PAI SMPN 2 Balai Riam, 23 Mei 2017.

dan bantuan dalam bentuk supervisi akademik, dan masalah PTK dapat diidentifikasi, digali dan dianalisis dari hasil supervisi kelas oleh kepala sekolah berdasarkan beberapa catatan dari instrumen supervisi, ini akan sangat bagus dan setuju sekali untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi profesional guru dalam membuat PTK.147

Guru PAI di SMPN 4 Satap ini sangat berharap sekali agar kepala sekolah

menyiapkan dan merencanakan supervisi akademik dalam bentuk program bimbingan dan bantuan membuat PTK bagi Guru PAI sebagai tindak lanjut dari supervisi kelas.

Menurut Guru PAI SMPN 2 Permata Kecubung, Teguh Iman Susanto, bahwa pembuatan PTK saat ini merupakan tuntutan utama bagi semua guru, tidak hanya bagi Guru PAI. Apalagi saat ini menjadi syarat wajib untuk kenaikan pangkat guru, karena beberapa tahun terakhir ini untuk Kabupaten Sukamara dari tahun 2013 sampai sekarang 2017 banyak guru yang tertunda kenaikan pangkatnya karena syarat PTK tadi. Memang harus difahami juga bahwa PTK itu memang penting untuk mempercepat tercapainya tujuan pembelajaran dan mengetahui masalah belajar bagi siswa, namun yang utama ialah sebagai upaya peningkatan dan pengembangan kompetensi profesional Guru PAI sekaligus membantu pengembangan kariernya.

Untuk apa membuat PTK jika hanya untuk mencapai tujuan belajar siswa dan peningkatan kompetensi guru tapi tidak menunjang pengembangan karier guru.

147 Wawancara Dengan Anny Nor Rakhminy, S.Pd.I, Guru PAI SMPN 4 Satap Sukamara, 24 Mei 2017.

Dalam hal ini Kepala Sekolah wajib bertanggung jawab melaksanakan supervisi akademik dalam membimbing dan membantu guru membuat PTK, baik dalam bentuk program sekolah, fasilitas penunjang dan maupun pendanaannya.148

Dalam pandangan Harpiah, S.Ag Guru SMPN 1 Jelai, pembuatan PTK itu menjadi suatu keharusan supaya persoalan-persoalan yang susah, rumit, dan tidak jelas dalam pembelajaran di kelas bisa diselesaikan dengan PTK. Selama ini memang PTK masih sebatas syarat untuk kenaikan pangkat guru PNS, dan ikut lomba guru berprestasi. Padahal idealnya PTK itu dilakukan untuk menyelesaikan masalah –

masalah pembelajaran yang di temukan Guru PAI di dalam kelas saat dia mengajar. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi profesional guru PAI dalam kinerjanya. Bagi seorang Guru PAI merupakan sebuah kepuasan tersendiri apabila mampu memahami dan menemukan masalah serta kemudian mengatasinya dengan solusi yang diselesaikan menggunakan PTK sebagai suatu model pembelajaran berbasis penelitian yang ilmiah.149

Sama dengan Guru PAI SMPN 2 Pantai Lunci, Nasiatul Hasanah, S.Pd.I menjelaskan bahwa pembuatan PTK itu bagi Guru PAI adalah wajib, selain untuk kenaikan pangkat juga untuk pengembangan kompetensi profesional Guru. Karena itu suatu tantangan, walaupun kita mengalami kesulitan tetap sebagai tantangan yang apabila saat sudah memulainya kita berhenti menulis maka akan malas selamanya,

148 Wawancara Dengan Teguh Iman Susanto, S.Pd., Guru PAI SMPN 2 Permata Kecubung, 22 Mei 2017.

karena telah kehilangan ide. Makanya disinilah perlunya bimbingan, pendampingan dan bantuan berupa supervisi akademik dari teman sejawat maupun kepala sekolah.150

Nilai pentingnya pelaksanaan PTK Guru PAI yang dipublikasikan dalam bentuk seminar PTK merupakan upaya pemenuhan atas Permenpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009 BAB V Ps.11 Unsur dan sub usur kegiatan guru yang dinilai angka kreditnya, poin c. no. 2. Publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal. Pelaksanaan PTK yang dipublikasikan merupakan upaya penting dalam membangun semangat pembelajaran berbasis penelitian untuk mempercepat tercapainya tujuaan pendidikan bagi siswa, meningkatkan kompetensi profesional Guru PAI sekaligus membantunya mengembangkan karier ke jenjang yang lebih tinggi.

150 Wawancara Dengan Nasiatul Hasanah, S.Pd.I, Guru PAI SMPN 2 Pantai Lunci, 17 Mei 2017.

2. Lemahnya Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Pembuatan PTK Guru PAI Terkait Latar Belakang Tempat.

Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah sebagai suatu sistem manajemen untuk meningkatkan mutu layanan kepada seluruh warga sekolah, akan menjadi kebijakan penting dan strategis yang sangat mendesak. Untuk membantu dan membimbing Guru PAI meningkatkan dan mengembangkan kompetensi profesional dalam membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sebagai upaya mewujudkan pendidikan berkualitas bagi siswa dan terwujudnya pendidik yang berkualitas.

Fenomena supervisi akademik dan pembuatan PTK Guru PAI SMP Negeri di Kabupaten Sukamara berdasarkan latar belakang tempat dapat dibedakan menjadi tiga kategori. Yaitu kawasan kota, pusat kecamatan dan daerah pinggiran yang memiliki fasilitas penunjang dan yang tidak memiliki fasilitas penunjang.

a. Kawasan kota yang memiliki fasilitas penunjang

Untuk SMPN 1 Sukamara dan SMPN 3 Sukamara yang berada di Kota Sukamara, pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam membantu dan membimbing Guru PAI membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berdasarkan fasilitas penunjang idealnya tidak akan kesulitan. Karena memiliki fasilitas penunjang yang lengkap, seperti; jaringan listrik PLN, sinyal internet dan telephon stabil, dekat dengan perpustakaan daerah, dan banyak rekan sejawat (guru senior) yang sudah berpengalaman yang bisa

membantu jika kesulitan dalam pembuatan proposal, pengambilan data dan penyusunan laporan PTK. Sedangkan kepala sekolah secara teknis hanya mengarahkan kepada Guru PAI agar mandiri dalam pelaksanaan PTK.

Hanya saja dalam pelaksanaannya Kepala SMPN 1 Sukamara dan Kepala SMPN 3 Sukamara tidak membuat program pembimbingan dan konsultasi pembuatan PTK bagi Guru PAI yang terencana dan terarah yang beracuan pada format pedoman pembuatan PTK secara tertulis. Sehingga kesulitan, kemudahan dan percepatan arah pelaksanaan PTK Guru PAI tidak terpantau secara

dokumentatif.

b. Pusat kecamatan yang memiliki fasilitas penunjang

Bagi SMPN 1 Balai Riam yang berada jauh dari Kota Sukamara, pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam membimbing dan membantu Guru PAI membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) idealnya bisa dilakukan dengan baik karena memiliki kelengkapan fasilitas seperti: listrik PLN, sinyal internet dan telephone ada, sudah ada rekan sejawat (guru senior) yang bisa membuat PTK dan bisa memaksimalkan fungsi perpustakaan sekolah. Sama dengan di SMPN 1 Jelai yang juga jauh dari Kota Sukamara, namun sudah memiliki kelengkapan fasilitas pendukung seperti; Listrik PLN, namun sering mati bergilir, sinyal internet dan handphone ada tapi sering tidak stabil, punya perpustakaan sekolah walaupun tidak lengkap. Sudah ada juga guru rekan sejawat yang bisa membuat PTK.

Akan tetapi, Kepala SMPN 1 Balai Riam dan SMPN 1 Jelai belum mengalokasikan dana untuk menyiapkan program konsultasi bimbingan pembuatan PTK untuk guru-gurunya. Guru-guru di dua sekolah itu hanya diarahkan untuk membuat PTK secara sendiri-sendiri, tanpa ada format acuan dan pedoman tertulis dalam pelaksanaannya. Sehingga Guru PAI tidak tergerak untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas yang terkoordinir dan terpantau.

c. Kawasan pinggiran yang belum memiliki fasilitas penunjang

SMPN 2 Sukamara, SMPN 4 Satap Sukamara, SMPN 2 Satap Jelai, SMPN 2 Pantai Lunci, SMPN 2 Balai Riam, dan SMPN 2 Permata Kecubung yang berada jauh dari Kota Sukamara dan pusat kecamatan.

Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah untuk membantu dan membimbing Guru PAI membuat PTK Di SMPN 2 Sukamara dapat terlaksana karena Guru PAI memiliki keinginan yang kuat untuk bisa membuat PTK dengan memulainya sendiri dengan penyusunan proposal PTK dan Kepala Sekolah senantiasa memotivasi untuk penyelesaiannya. Untuk menyelesaikan penyusunan laporan akhir PTK Guru PAI berusaha mencari buku dan referensi di internet saat pulang ke sukamara. Namun kepala SMPN 2 Sukamara juga tidak membuat jadwal dan panduan konsultasi pembuatan PTK bagi Guru PAI.

Sedangkan SMPN 4 Satap Sukamara yang berada di Desa Petarikan yang tidak memiliki fasilitas pendukung seperti listrik, sinyal internet, perpustakaan dan rekan senior yang sudah pernah membuat PTK. Kondisi ini membuat Guru PAI

hanya bingung dan pasrah saja tidak tahu harus berbuat apa untuk mengurus kenaikan pangkat yang mensyaratkan membuat PTK, sementara dia tidak mampu membuat PTK. Selain itu Kepala Sekolah juga tidak menyiapkan program bimbingan dan bantuan Pembuatan PTK bagi Guru PAI dan guru lainnya.

SMPN 2 Pantai Lunci yang terletak di desa Sungai Damar dan masuk kategori terjangkau dengan fasilitas penunjang yang cukup baik, idealnya supervisi akademik kepala sekolah dalam membantu dan membimbing Guru PAI membuat PTK dapat dilaksanakan dengan baik. Karena Kepala SMPN 2 Pantai Lunci tidak membuat program konsultasi dan bimbingan pembuatan PTK dengan pedoman dan acuan tertulis yang dapat didokumentasikan. Maka Guru PAI merasa kesulitan sekali dalam pembuatan PTK yang menjadi kewajiban untuk kenaikan pangkat dalam jenjang karier, meningkatan kompetensi professional dan mengidentifikasi masalah belajar siswa.

Sama dengan SMPN 2 Balai Riam yang berada di Desa Sekuningan Baru (SP.2) Balai Riam, yang sudah memiliki fasilitas penunjang yang cukup baik dan dekat dengan SMPN 1 Balai Riam. Kepala sekolah seharusnya sudah bisa membuat program supervisi akademik untuk membantu dan membimbing Guru PAI membuat PTK.

Sedangkan di SMPN 2 Satap Jelai yang terletak di Desa Pulau Nibung dan sama seperti SMPN 4 Satap Sukamara yang tidak memiliki fasilitas, Kepala Sekolah hanya berusaha agar guru-gurunya aktif dan disiplin dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Belum merencanakan supervisi akademik untuk membantu Guru PAI membuat PTK.

Untuk SMPN 2 Permata Kecubung yang paling jauh dari Kota Sukamara, belum ada listrik PLN, sinyal internet sulit, perpustakaan tidak lengkap dan belum ada rekan guru senior yang pernah melaksanakan PTK, Guru PAI hanya berusaha sendiri dalam pembuatan PTK yang pernah dilakukan pada 2013/2014. Tanpa ada bimbingan dan bantuan dari kepala sekolah dalam bentuk dana maupun fasilitas penunjang. Juga tidak ada program konsultasi pembuatan PTK yang terencana dan terjadwal berdasarkan pedoman pembimbingan yang baik.

Berdasarkan observasi lapangan, wawancara dan penelusuran data dokumentasi, seharusnya Guru PAI mendapatkan bimbingan dan bantuan konsultasi dari kepala sekolah sebagai bentuk supervisi akademik untuk pembuatan PTK. Karena Guru PAI SMPN 2 Sukamara yang jauh dari Kota Sukamara dan pusat kecamatan bisa membuatnya walaupun masih atas inisiatif sendiri. Kepala sekolah tidak memprogramkan supervisi akademik untuk pembuatan PTK dengan penjadwalan dan pedoman tertulis untuk memantau, monitoring dan evaluasi perkembangan pelaksanaan PTK Guru PAI.

Demikian juga dengan Guru PAI di SMPN 2 Permata Kecubung yang tempatnya paling jauh, masih bisa membuat PTK atas inisiatif sendiri, tanpa bimbingan dan bantuan dari kepala sekolah dalam program supervisi akademik. Hanya dengan saran dan arahan yang mengharuskan Guru PAI berusaha sendiri.

3. Fenomena Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Pembuatan PTK Guru PAI Dalam Konteks Tekstural dan Struktural.

Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional Guru PAI membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menjadi sangat penting dan mendesak yang menuntut peran utama kepala sekolah yang tidak dapat diabaikan walaupun memiliki fasilitas penunjang yang terbatas ataupun tempat yang tidak strategis.

Kepala sekolah yang merasakan dan memahami bahwa adanya bimbingan dan bantuan dalam pembuatan PTK terhadap Guru PAI merupakan tanggung jawabnya dalam sistem manjeman sekolah seharusnya bisa mengambil kebijakan yang tepat agar pelaksanaan PTK yang dilakukan Guru PAI dapat berjalan dengan baik dan lancar. Mengingat bahwa pembuatan PTK bagi Guru PAI adalah kewajiban untuk kenaikan pangkat, mengidentifikasi masalah – masalah pembelajaran bagi siswa dan sekaligus dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kompetensi profesional Guru PAI dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis penelitian.

Kelemahan supervisi akademik yang dilaksanakan kepala sekolah saat ini dalam membantu dan membimbing Guru PAI membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ialah masih sebatas arahan dan himbauan saja. Belum dilaksanakan secara terencana, terpantau dan berkelanjutan. Baik kepala sekolah yang memimpin SMPN di Kota Sukamara, di pusat kecamatan maupun yang berada

di pinggiran. Padahal menurut standar kualifikasi pendidikan, hanya Kepala SMPN 3 Satap Permata Kecubung yang belum berkualifikasi S.1/ D. IV, selain itu semua kepala SMP Negeri Kabupaten Sukamara sudah berkulifikasi S.1/ D. IV.

Kesulitan, kebingungan dan ketidakberdayaan Guru PAI dalam membuat PTK yang tidak mendapat bimbingan dan bantuan dari dari kepala sekolah melalui supervisi akademik akan membuat Guru PAI tidak fokus melaksanakan tugasnya. Kalaupun untuk memenuhi tuntutan kenaikan pangkat mereka harus membuat PTK juga, maka kekhawatiran yang harus menjadi perhatian adalah mereka tidak dapat mengembangkan karirnya karena tidak bisa membuat PTK. Kalaupun mereka harus membuat PTK juga, maka keburukan yang bisa mereka lakukan adalah duplikasi ilmiah terhadap karya orang lain dan terjebak pada plagiarisme. Kedua kemungkinan ini sangat tidak baik bagi guru dan dunia pendidikan.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan analisis data penelitian terhadap peran supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional membuat PTK Guru PAI SMP Negeri di Kabupaten Sukamara tahun 2016 / 2017, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Peran supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional Guru PAI dalam membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) masih sangat kurang. Padahal para kepala sekolah menyadari bahwa peran supervisi akademik kepala sekolah dalam bentuk memberi bimbingan dan bantuan kepada Guru PAI dalam membuat PTK sangat penting dan merupakan tanggung jawab dari manajemen kepala sekolah. Selain itu, pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan oleh Guru PAI sangat penting dan bersifat mendesak untuk kenaikan pangkat, pengembangan kompetensi profesional dan mengatasi permasalahan pembelajaran bagi siswa.

Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah dalam pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Guru PAI masih sebatas mengarahkan dan menghimbau dengan menyerahkan sepenuhnya kepada Guru PAI agar mandiri. Tidak ada tindaklanjut yang nyata dalam bentuk program bimbingan dan bantuan yang terjadwal, dan terencana dengan berdasarkan pedoman tertulis seperti format bimbingan khusus PTK.

Guru PAI yang berhasil membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan inisiatif sendiri dan kemudian berkonsultasi dengan kepala sekolah ternyata mengalami peningkatan kompetensi profesional yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan guru PAI yang tidak membuat PTK dan tidak minta bimbingan dan bantuan kepala sekolah ternyata tidak mengalami peningkatan kompetensi profesional dalam membuat PTK.

Faktor – faktor pendorong yang mempengaruhi Guru PAI meningkatkan dan mengembangkan kompetensi profesioalnya dalam bentuk pembuatan PTK adalah; untuk memenuhi syarat kenaikan pangkat dalam pengembangan karier, mengatasi masalah belajar siswa dan sebagai upaya peningkatan kompetensi berkelanjutan. Sedangkan factor penghambatnya antara lain; letak sekolah yang berjauhan, kurangnya fasiltas penunjang, lemahnya inisiatif Guru PAI dalam membuat PTK. Seain itu kepala sekolah ternyata masih memahami bahwa bantuan dan bimbingan akademik dalam pembuatan PTK Guru PAI merupakan kegiatan yang terpisah dari pelaksanaan supervisi kelas yang selama ini telah dilakukan berdasarkan instrumen supervisi. Sehingga supervisi masih dianggap sebagai kegiatan mengevaluasi unjuk kerja guru di kelas berdasarkan rencana pembelajaran yang disusunnya.

B. Saran

Bagi para Guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara hendaklah senantiasa berkomunikasi aktif dengan rekan sejawat yang telah berpengalaman membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk membantu memotivasi diri agar memiliki keberanian dan inisiatif sendiri dalam membuat PTK sebagai langkah awal kemandirian untuk membangkitkan semangat pembelajaran berbasis penelitian.

Menjadikan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI sebagai sarana dan wahana tindak lanjut dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah dilakukan di sekolah masing-masing. Dalam bentuk seminar dan publikasi ilmiah yang dihadiri semua Guru PAI SMP Negeri Kabupaten Sukamara, pengawas sekolah untuk SMP/SMA/SMK kabupaten Sukamara. Unsur Kementerian Agama Kabupaten Sukamara, dan unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukamara.

Agar Guru PAI SMP Negeri kabupaten Sukamara mengusulkan kepada Kepala Sekolah masing-masing supaya membuat program bimbingan dan bantuan konsultasi pembuatan dan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Mengalokasikan dana untuk bantuan pembuatan PTK dan melengkapi perpustakaan sekolah dengan buku-buku referensi penunjang penyusunan dan penulisan laporan PTK.

Bagi Kepala Sekolah dapat membuat program supervisi akademik untuk peningkatan dan pengembangan kompetensi profesional guru dalam membuat

karya tulis ilmiah di antaranya ialah pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukamara agar meningkatkan kompetensi akademik kepala sekolah dalam memahami dan melaksanakan supervisi pendidikan di sekolah masing-masing. Melengkapi perpustakaan sekolah dengan buku dan sumber referensi yang mendukung guru-guru dalam pelaksanaan penelitian Tindakan Kelas (PTK) ataupun pembuatan karya ilmiah lainnya.

Bagi Kementerian Agama Kabupaten Sukamara diharapkan menyediakan Pengawas PAI bagi SMP/SMA/SMK yang memenuhi syarat dan kompetensi di Kabupaten Sukamara.

Penelitian ini masih sebatas pada upaya mengungkap peran supervisi akademik kepala sekolah dalam membantu dan membimbing Guru PAI dalam membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Ditemukan bahwa sebagian kecil kepala sekolah membantu dan membimbing Guru PAI membuat PTK dan sebagian besar tidak membantu dan membimbing. Sedangkan secara keseluruhan Kepala Sekolah tidak menyiapkan program supervisi akademik yang meliputi pembimbingan dan bantuan pembuatan PTK. Yang kemudian bisa ditindaklanjuti