• Tidak ada hasil yang ditemukan

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS

Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan eksternal yang telah diuraikan pada bab enam dan tujuh. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor-faktor strategis yang dianggap paling berpengaruh terhadap kinerja dan prestasi PKPBDD. Daftar faktor strategis internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi PKPBDD selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6.

8.1 Kekuatan dan Kelemahan PKPBDD

Sejumlah kekuatan dan kelemahan yang diidentifikasi pada analisis lingkungan internal kemudian diajukan kepada pihak PKPBDD. Tujuannya adalah untuk menyeleksi faktor-faktor apa saja yang diterima dan akan dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan sesuai dengan urutan kerangka pemikiran teoritis yang digunakan, yaitu dari sisi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen.

8.1.1 Kekuatan

Faktor yang menjadi kekuatan dari manajemen PKPBDD adalah struktur

organisasi yang ringkas dan sesuai dengan kebutuhan dengan didukung oleh

pengurus pilihan. Pengurus dipilih dari orang-orang yang mempunyai latar

belakang dan pengalaman sesuai dengan posisi dan fungsinya di manajemen

PKPBDD. Karyawan yang dipekerjakan memiliki kinerja baik dan motivasi

(2)

tinggi. Hal ini dapat diketahui dari tidak adanya karyawan yang mangkir dari tugas maupun karyawan yang diberhentikan. Pembagian wewenang dan tanggung jawab dilakukan dengan baik melalui job description dan job specification.

Kekuatan PKPBDD di bidang pemasaran adalah target, segmentasi, dan analisis permintaan pasar yang telah dilakukan. Target pasar utama yang telah ditentukan adalah daerah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. PKPBDD membidik segmen pasar menengah ke atas, yaitu dengan memasarkan produknya ke pasar induk hingga supermarket dan hypermarket di daerah yang menjadi target pasar. PKPBDD juga telah memiliki data mengenai tingkat permintaan pasar belimbing untuk wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Data mengenai karakteristik konsumen juga telah dimiliki PKPBDD yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kota Depok.

Faktor lain yang menjadi kekuatan di bidang pemasaran adalah dari segi bauran pemasaran. Dari sisi produk, kekuatan PKPBDD adalah produk yang berkualitas, yaitu belimbing Dewa dan Dewi yang merupakan belimbing unggulan. Kualitas produk juga didukung oleh kemasan yang baik dan menarik, yaitu menggunakan wrapping dan karton untuk grade A dan B. Selain itu, PKPBDD telah menggunakan merk “Belimbing Dewa Depok” yang bertujuan untuk menanamkan image produk ke benak konsumen. Penggunaan kemasan yang berkualitas serta merk dagang bertujuan agar produk dapat bersaing di pasar, terutama pasar modern yang sebagian besar didominasi oleh buah impor yang juga menggunakan merk dan kemasan bagus.

Kekuatan dari sisi harga adalah adanya standar harga yang telah

ditentukan berdasarkan kualitas belimbing, baik harga dari pemasok maupun

(3)

harga jual ke pelanggan. Kekuatan dari sisi distribusi adalah PKPBDD telah didukung oleh sarana distribusi yang memadai untuk menjangkau daerah target pasar. Sarana yang dimiliki adalah tiga unit mobil dari jenis pick-up bak terbuka, dan mobil box. Setiap mobil memiliki jadwal distribusi yang mengatur waktu dan tujuan distribusi. Distribusi didukung oleh dua orang karyawan untuk setiap mobil. Saluran distribusi yang singkat dan tanpa perantara juga menjadi kekuatan bagi PKPBDD. Saluran distribusi tersebut langsung menghubungkan petani dengan distributor dan konsumen akhir, sehingga dapat meminimalisasi biaya tata niaga.

Kekuatan PKPBDD juga berasal dari konsep PKPBDD sebagai lembaga tunggal yang menangani pemasaran belimbing di Kota Depok memberikan beberapa keunggulan dibandingkan dengan pesaing, salah satunya adalah rantai pemasaran yang lebih pendek. Rantai pemasaran yang pendek dapat memangkas biaya tata niaga dan memaksimalkan keuntungan

Kekuatan PKPBDD dari bauran pemasaran sisi promosi adalah telah didukung oleh fasilitas website internet di www.belimbingdewa.com. Fasilitas tersebut berisi berbagai informasi mengenai profil belimbing di Kota Depok, informasi mengenai manajemen dan bidang usaha dari PKPBDD, serta form tanggapan masyarakat mengenai PKPBDD. Promosi juga telah dilakukan melalui beberapa media cetak dan elektronik serta melalui pameran-pameran buah skala nasional.

Kekuatan PKPBDD di bidang keuangan tidak dapat dianalisis secara detail

dikarenakan terbatasnya akses data. Data mengenai laporan keuangan PKPBDD

tidak didapatkan dengan alasan menyangkut internal perusahaan. Akan tetapi,

(4)

kondisi keuangan PKPBDD secara umum dapat dilihat dari selisih antara penjualan dan pembelian. Berdasarkan data tersebut, maka dapat dilihat penerimaan PKPBDD terus mengalami peningkatan sejak bulan Januari 2008 hingga April 2008. Keadaan ini menggambarkan keuangan PKPBDD yang semakin membaik.

Kekuatan PKPBDD di bidang sistem informasi manajemen adalah adanya fasilitas jaringan internet di kantor PKPBDD. Fasilitas internet ini digunakan sebagai sumber informasi dan juga media promosi melalui website www.belimbingdewa.com

8.1.2 Kelemahan

Kelemahan PKPBDD di bidang manajemen adalah pengkomunikasian strategi dan implementasi belum berjalan dengan efektif hingga ke tingkat anggota (petani). PKPBDD adalah bentuk koperasi yang berbeda dengan koperasi pada umumnya. Sumber modal tidak berasal dari anggota, dalam hal ini adalah petani. Hal ini mengakibatkan petani sebagai anggota tidak terikat dengan PKPBDD, sehingga pengkomunikasian kebijakan dan implementasi strategi yang dikeluarkan PKPBDD pada umumnya tidak dapat diaplikasikan sepenuhnya oleh anggota.

Kelemahan PKPBDD di bidang pemasaran adalah penjualan yang belum

konstan. Hal ini terkait dengan pasokan belimbing dari petani yang juga belum

konstan. Selama ini, penjualan yang dilakukan tergantung dari pasokan belimbing

dari petani. Jika pasokan belimbing sedang kosong, PKPBDD terpaksa

membatalkan atau tidak menerima order dari pelanggan. Gambaran mengenai

fluktuasi penjualan PKPBDD dapat dilihat pada Gambar 14.

(5)

Gambar 14. Grafik Penjualan per Hari PKPBDD Bulan Januari-April 2008.

Sumber : Manajemen PKPBDD, 2008 (diolah)

Berdasarkan Gambar 14, fluktuasi terutama terjadi pada bulan Februari yang bertepatan dengan puncak panen raya belimbing di Kota Depok. Fluktuasi penjualan mengakibatkan fluktuasi juga dalam penerimaan. Hal ini menyebabkan PKPBDD mengalami kesulitan dalam menetapkan target, memperkirakan pendapatan ke depan, maupun dalam menyusun perencanaan strategi perluasan pasar.

Kelemahan lain di bidang pemasaran adalah PKPBDD belum mampu memasarkan seluruh belimbing yang dibeli dari petani. Selain itu, penjualan yang dilakukan belum mencapai target penjualan sebesar 30 ton per bulan.

Berdasarkan data penjualan dari bulan Januari hinga April 2008, PKPBDD belum pernah mencapai angka penjualan 100 persen dari pembelian. Persentase penjualan terhadap pembelian terbesar dicapai pada bulan April yaitu 88,32 persen. Belimbing yang tidak dapat dipasarkan pada umumnya adalah belimbing

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

0 50 100 150

Penjualan Belimbing (Kg)

Periode Hari

Penjualan Linear (Penjualan)

(6)

yang mengalami kerusakan akibat terlalu lama disimpan. Adanya penyimpanan disebabkan karena tingkat pembelian dan penjualan harian yang belum seimbang.

Kelemahan PKPBDD di bidang keuangan adalah belum memiliki sumber modal sendiri. Selama ini, sumber modal PKPBDD bergantung pada pemerintah daerah, baik berupa bantuan maupun pinjaman bergulir. Hal ini menyebabkan PKPBDD mengalami kesulitan dalam menentukan strategi jangka panjang dan kebijakan-kebijakan lain yang memerlukan modal besar.

Kelemahan PKPBDD yang lain adalah pada bidang produksi dan operasi, yaitu terkait dengan proses penyimpanan belimbing. Pasokan yang belum konstan terkadang mengakibatkan adanya kekurangan dan kelebihan belimbing di koperasi. Jika pasokan berlebih, maka koperasi harus menyimpan belimbing sambil menunggu order dari pelanggan. Belimbing termasuk buah yang tidak tahan lama dan mudah rusak sehingga membutuhkan metode penyimpanan yang tepat. Selama ini, PKPBDD belum memiliki fasilitas penyimpanan yang sesuai dengan karakteristik tersebut. Belimbing hanya diletakkan di halaman dengan naungan tenda sehingga dapat mengalami kerusakan akibat panas matahari maupun terkena hujan.

Kelemahan PKPBDD di bidang penelitian dan pengembangan adalah belum adanya fasilitas litbang. Selama ini, kegiatan litbang dilakukan melalui kerjasama dengan pihak luar, misalnya pemerintah dan institusi pendidikan. Pada umumnya, kerjasama tersebut hanya terkait dengan litbang mengenai pasar dan pengembangan produk. Pengembangan karyawan belum pernah dilakukan.

PKPBDD sendiri merasakan perlu dilakukan pelatihan dan pengembangan

(7)

karyawan mengenai pemasaran, terutama yang terkait dengan ekspor komoditi buah-buahan.

8.2 Peluang dan Ancaman

Identifikasi faktor peluang dan ancaman dilakukan berdasarkan analisis lingkungan eksternal PKPBDD. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan sesuai dengan urutan kerangka pemikiran teoritis yang digunakan, yaitu lingkungan makro dan mikro Hasil identifikasi peluang dan ancaman secara ringkas dapat dilihat pada Tabel Lampiran 5.

8.2.1 Peluang

Peluang yang dimiliki PKPBDD di lingkungan ekonomi adalah adanya pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 2,15 persen pada triwulan pertama tahun 2008 dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi daerah Jawa Barat sendiri mencapai 0,53 persen dengan didominasi oleh sektor pertanian sebesar 14,37 persen. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan peningkatan kesejahterahan dan iklim usaha yang baik, khususnya di sektor pertanian.

Indikator ekonomi seperti nilai tukar dan suku bunga tidak terlalu berpengaruh

pada kegiatan PKPBDD. Peluang lain adalah adanya kebijakan perdagangan

bebas yang dimulai tahun 2003 untuk AFTA dan 2010 untuk APEC. Perdagangan

bebas membuka peluang bagi dunia usaha, termasuk komoditi buah-buahan untuk

lebih mudah memasuki pasar internasional.

(8)

Peluang dari faktor sosial budaya adalah image belimbing sebagai buah yang berkhasiat membantu pengobatan beberapa jenis penyakit, misalnya hypertensi. Hal ini berarti belimbing memiliki segmen pasar tersendiri yang tidak

dimiliki buah-buahan lain pada umumnya.

Peluang dari lingkungan politik, hukum, dan pemerintahan adalah dukungan dari pemerintah pusat maupun dearah. Dukungan pemerintah disalurkan melalui kebijakan-kebijakan maupun peraturan yang ditetapkan. Kebijakan pemerintah daerah Kota Depok yang menjadi peluang bagi PKPBDD adalah dimasukkannya program pengembangan belimbing sebagai ikon kota. Program ini didukung juga dengan fasilitasi pendirian dan kegiatan usaha PKPBDD yang meliputi sektor kelembagaan dan permodalan. Beberapa kebijakan yang mendukung pengembangan komoditi hortikultura adalah PMUK, SOP, GAP, dan FATIH.

Peluang yang dimiliki PKPBDD dari lingkungan teknologi adalah PKPBDD telah memiliki dan mengembangkan teknologi pengolahan belimbing.

Teknologi tersebut adalah teknologi pengolahan belimbing segar menjadi jus dan sari buah, instan, keripik, selai, dan manisan. Teknologi tersebut dikembangkan melalui kerjasama dengan enam UKM pengolahan. Pengembangan teknologi pengolahan bertujuan untuk menciptakan lini produk baru sehingga produk yang dipasarkan dapat lebih beragam. Lini produk yang beragam memungkinkan PKPBDD untuk menjangkau segmen pelanggan yang lebih banyak.

Peluang dari lingkungan faktor pelanggan adalah adanya peningkatan

jumlah permintaan dari pelanggan tetap. Sebagian besar pelanggan tetap

PKPBDD adalah supermarket, toko buah, dan suplier buah. Pada bulan April

(9)

2008, jumlah permintaan dari pelanggan tetap telah mencapai 94 persen dari total permintaan. Peluang lain adalah potensi pelanggan baru yang masih cukup besar.

Hal ini terkait dengan suplai belimbing untuk daerah Jabodetabek dan Bandung yang belum memenuhi permintaan yang ada. Peluang untuk pasar lintas pulau juga cukup besar, terutama untuk daerah Sumatra. Peluang ekspor juga masih terbuka dengan melihat kualitas produk yang tinggi serta negara pesaing yang masih terbatas.

8.2.2 Ancaman

Ancaman usaha yang dihadapi PKPBDD dari lingkungan ekonomi adalah adanya kenaikan harga BBM. Kenaikan BBM dapat memicu terjadinya inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat. Menurunya daya beli masyarakat dikhawatirkan akan berpengaruh pada tingkat permintaan belimbing. Ancaman lain akibat kenaikan BBM adalah peningkatan biaya transportasi untuk distribusi belimbing. Ancaman lain di lingkungan ekonomi adalah adanya mekanisme perekonomian pasar bebas yang memudahkan masuknya pesaing dari luar negeri.

Ancaman dari lingkungan sosial dan budaya adalah tingkat konsumsi

buah-buahan masyarakat Indonesia yang cenderung menurun. Data BPS (2007)

menunjukkan penurunan tingkat konsumsi buah-buahan per kapita mencapai

19,97 persen dari tahun 2003 hingga 2006. Selain itu, kecenderungan pola

konsumsi masyarakat yang menempatkan buah-buahan hanya sebagai menu

pelengkap menjadi dapat menjadi ancaman lain. Berdasarkan data BPS (2007),

buah-buahan masih menempati urutan ke delapan dari pengeluaran konsumsi per

kapita per bulan masyarakat Indonesia.

(10)

Ancaman lain bagi PKPBDD dari lingkungan sosial dan budaya adalah lahan pertanian di Kota Depok yang terus mengalami perubahan fungsi menjadi areal properti. Peralihan fungsi lahan tersebut telah mencapai 25 persen dari tahun 2000 hingga 2005.

Ancaman dari lingkungan pelanggan adalah adanya konsumen akhir yang lebih mementingkan harga daripada varietas. Belimbing denga harga termurah menjadi pilihan utama bagi konsumen dengan karakteristik seperti ini.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, kasus ini sebagian besar terjadi di pasar tradisional.

Ancaman yang dihadapi PKPBDD dari faktor pesaing adalah perkembangan agribisnis belimbing madu dari Blitar yang cukup pesat. Belimbing Madu telah memasuki pasar DKI Jakarta dan menjadi pesaing terdekat belimbing Dewa. Walaupun memiliki jarak distribusi yang lebih jauh, harga belimbing Madu di Pasar Induk Kramat Jati dapat bersaing dengan belimbing Dewa. Kekurangan belimbing Madu adalah frekuensi pasokan yang lebih rendah daripada belimbing Dewa.

Ancaman lain yang dari lingkungan pesaing adalah tingkat persaingan yang tinggi dengan buah-buahan lain yang lebih populer sebagai produk subtitusi.

Buah-buah yang menjadi subtitusi misalnya jeruk, apel, rambutan, anggur, dan

pisang. Pesaing untuk segmen pasar modern terdiri dari pesaing dari dalam dan

luar negeri. Produk pesaing pada segmen ini pada umumnya memiliki kualitas

produk yang tinggi dengan kemasan menarik. Selain itu, PKPBDD termasuk

perusahaan baru sehingga pesaing lebih berpengalaman serta memiliki jaringan

dan pangsa pasar lebih besar.

(11)

Ancaman dari lingkungan pemasok adalah jumlah pasokan yang masih

berfluktuasi dan tidak kontinyu. Usaha yang dilakukan PKPBDD untuk untuk

menghadapi masalah ini adalah dengan menganjurkan pengaturan waktu panen

kepada petani. Akan tetapi, hal ini masih sulit diterapkan karena budaya sistem

produksi yang masih tradisional, dimana kegiatan produksi pada umumnya

dilakukan pada waktu bersamaan. Jika pengaturan tetap dipaksakan, maka petani

khawatir tidak mendapatkan pemasukan untuk kehidupan sehari-hari.

Gambar

Gambar 14. Grafik Penjualan per Hari PKPBDD Bulan Januari-April 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Proses penempelan primer pada utas DNA yang sudah terbuka memerlukan suhu optimum, sebab suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan amplifikasi tidak terjadi karena

Dalam kajian ini, indikator DSPD merujuk kepada: (1) kemampuan untuk lebih berdaya saing setelah gagal; (2) kesedaran membina hubungan persahabatan menerusi persaingan;

Kondisi lingkungan yang berada di lahan pertanian Dusun Pule cukup memprihatinkan karena prilaku masyarakat sendiri yang awalnya tidak menggunakan obat kimia

strategis dalam pembangunan pangan dan gizi guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG)

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan mengetahui (i) paramater kimia, fisik dan kualitas perairan menggunakan indeks kualitas perairan (WQI), (ii)

antara jarak mahalanobis dengan chi-square. Jika scatter-plot membentuk garis lurus dan lebih dari 50% nilai jarak mahalanobis kurang dari atau sama dengan chi-square,

Tujuan perancangan ini adalah untuk meningkatkan minat belajar dan antusias anak berupa perancangan media visual pembelajaran yang tepat dan menarik anak pada tahap pemula

(1) KabupatenjKota penerima Dana Bagi HasiI Cukai Hasil Tembakau membuat laporan alokasi penggunaan dana atas pelaksanaaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam