• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 9, No. 4, Mei 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 9, No. 4, Mei 2021"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

551

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Index Card Match Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Biologi Kelas

VIII Di SMP Negeri 4 Takengon Kabupaten Aceh Tengah

Wahyuni

Guru SMP Negeri 4 Takengon Kabupaten Aceh Tengah Email: [email protected]

ABSTRAK

Strategi pembelajaran aktif Index Card Match cocok diterapkan pada siswa jenjang sekolah menengah pertama karena strategi ini mengikut sertakan siswa secara aktif, mengandung unsur permainan sehingga diharapkan siswa tidak bosan dalam belajar biologi. Selain itu, strategi ini mempunyai peran penting memberikan efek yang menyenangkan yaitu mampu memberi kesan yang mendalam pada siswa sehingga akan mempermudah dan meningkatkan motivasi belajar untuk belajar lebih rajin serta memperoleh hasil belajar biologi yang optimal. Sebagai alternatif pilihan strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran di sekolah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini membahas tentang meningkatkan motivasi siswa dalam mata pelajaran Ilmu pengetahuan Alam Biologi mengunakan strategi pembelajaran Aktif Index Card Match di kelas VIII SMP Negeri 4 Takengon Aceh Tengah. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik Observasi, Wawancara, Angket dan Dokumentasi. Penelitian ini menerapkan dua siklus. Pada siklus I persentase motivasi belajar siswa adalah 19% dengan nilai rata-rata kelas 51,15, dan pada siklus II persentase motivasi siswa adalah 100% dengan nilai rata-rata kelas 85,35. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengunaan Strategi Pembelajaran Aktif Index Card Match dapat meningkatkan Motivasi siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Biologi di kelas VIII SMP Negeri 4 Takengon Aceh Tengah.

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran aktif, Index Card Match, Biologi, Motivasi siswa

PENDAHULUAN

Secara nasional pendidikan dirumuskan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan merupakan sebuah pekerjaan yang berhubungan dengan mencetak kepribadian manusia, dan guru menjadi sumber utama informasi serta ilmu pengetahuan bagi para anak didiknya. Kemudian dia memberikan arahan dan petunjuk kepada murid-muridnya, sehingga dia mampu menyiapkan generasi yang berilmu dan warga negara yang berahklak mulia.

Mengingat pentingnya arti pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan merupakan bagian yang penting bagi individual bahkan di samping itu untuk menentukan maju-mundurnya suatu bangsa, juga dapat dilihat dari mutu pendidikan. Pendidikan

(2)

552

merupakan kata kunci dalam proses menciptakan meningkatkan sumber daya manusia antara pendidikan dan manusia sudah menjadi suatu mata rantai yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lainya. Mana kala peningkatan kualitas pendidikan dilakukan, maka hal itu juga dimaksudkan sebagai usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Upaya ini secara sadar ini sudah digalakan oleh pemerintah di negara manapun yang menginginkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak terkecuali di negara kita Indonesia, dimana merupakan termasuk landasan cita-cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran yang berlangsung di sekolah atau diluar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peran hidup sekarang atau yang akan datang. (Kompri, 2015: 44).

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tersebut dapat terjadi dengan adanya usaha-usaha yang secara sadar dilakukan oleh individu yang sedang belajar. Kegiatan belajar mengajar pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus kepada siswa, agar terjadinya respon yang positif pada diri siswa. Kesediaan dan kesiapan siswa dalam mengikuti proses demi proses dalam pembelajaran akan mampu menimbulkan respons yang baik terhadap stimulus yang siswa terima dalam proses pembelajaran. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar baik dari dalam diri siswa (internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal). Faktor internal meliputi faktor kesehatan, faktor psikologis (perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan) dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Setiap anak didik memiliki motivasi yang berbeda-beda, oleh karena itu guru dituntut untuk memahami kriteria anak didiknya agar kegiatan pengajaran yang dilakukan itu tidak asal-asalan. Guru yang tidak memperhatikan masalah ini pada anak didiknya cendrung mengalami kegagalan dalam melaksanakan tugas mengajarnya di kelas. Maka ada baiknya guru membentuk motivasi yang tepat guna untuk membangkitkan gairah dan motivasi belajar anak didik. Menurut Sumiati dan Asra (2008:59), motivasi pada dasarnya dorongan yang muncul dari dalam sendiri untuk bertingkah laku.

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor dalam diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar. Keberadaan motivasi menyebabkan seseorang memiliki keinginan dan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak dapat melakukan aktivitas belajar yang efektif. Salah satu faktor dari luar diri siswa adalah strategi pembelajaran. Tinggi rendahnya kadar aktivitas belajar siswa banyak dipengaruhi oleh strategi atau pendekatan mengajar yang digunakan. Penerapan strategi pembelajaran yang tepat dapat memotivasi siswa untuk giat belajar sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal. Tercapainya ketuntasan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor merupakan indikator keberhasilan suatu pembelajaran.

Umumnya guru dalam mengajar dan menyampaikan materi masih menggunakan metode ceramah saja sehingga proses pembelajaran di kelas cenderung monoton dan terpusat kepada guru, selain itu juga guru belum menerapkan strategi-strategi pembelajaran yang menarik dan atraktif yang mampu mengaktifkan siswa secara langsung dalam proses belajar

(3)

553 di kelas. Dan beberapa siswa menganggap bahwa biologi merupakan mata pelajaran yang identik dengan hafalan. Pembelajaran yang demikian dapat menimbulkan kejenuhan siswa terhadap materi dan kegiatan pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi kelas VIII SMP Negeri 4 Takengon yang diperoleh, bahwa motivasi belajar siswa masih rendah, hal ini dapat dilihat kegiatan siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran dikelas seperti kurang memperhatikan guru dalam kegiatan belajar, dan tidak mampu menjawab pertanyaan dari guru tentang materi yang telah dipelajari, dan siswa terkadang tidur dikelas dikarenakan guru tidak melibatkan siswa dan cenderung mengunakan metode ceramah dan dikte saja ketika proses pembelajaran berlangsung, sedangkan kehadiran siswa cukup baik dengan rata-rata 80% kehadiran siswa tiap pertemuan pelajaran, hanya sedikit siswa yang absen tiap pertemuan pelajaran. Selain itu juga kemauan siswa untuk mengerjakan tugas- tugas di rumah juga kurang seperti siswa jarang mengerjakan soal-soal LKS yang telah ditugaskan guru untuk dikerjakan di rumah.

Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran biologi diatas salah satunya dengan memberikan inovasi dalam pembelajaran berupa strategi yang mampu melibatkan siswa secara aktif, dapat memotivasi siswa, sebagai mediator, menciptakan suasana belajar mengajar yang baik, komunikatif, dan menyenangkan sehingga mampu menggali kompetensi yang dimiliki oleh siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Penerapan strategi active learning (belajar aktif) pada siswa dapat membantu ingatan (Memory) siswa, sehingga siswa dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Salah satunya adalah dengan penerapan strategi pembelajaran aktif Index Card Match. Menurut Hisyam dkk (2002: 64-65) strategi pembelajaran Index Card Match adalah strategi yang cukup menyenangkan yang dapat digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Strategi ini merupakan strategi pengulangan (Peninjauan kembali) materi, sehingga siswa dapat mengingat kembali materi yang telah dipelajarinya. Strategi pembelajaran ini menuntut siswa untuk menguasai dan memahami konsep melalui pencarian kartu indeks.

Strategi pembelajaran aktif Index Card Match cocok diterapkan pada siswa jenjang sekolah menengah pertama karena strategi ini mengikut sertakan siswa secara aktif, mengandung unsur permainan sehingga diharapkan siswa tidak bosan dalam belajar biologi. Selain itu, strategi ini mempunyai peran penting memberikan efek yang menyenangkan yaitu mampu memberi kesan yang mendalam pada siswa sehingga akan mempermudah dan meningkatkan motivasi belajar untuk belajar lebih rajin serta memperoleh hasil belajar biologi yang optimal.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Takengon, pada semester genap tahun pelajaran 2016/ 2017 dimulai pada bulan 15 Januari 2017 hingga tanggal 31 januari 2017. Penelitian ini akan dilakukan pada seluruh siswa kelas VIII D SMP Negeri 4 Takengon Kabupaten Aceh Tengah Tahun ajaran 2016/ 2017

(4)

554

Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK), dimana peran peneliti disini turun langsung kelapangan untuk mengetahui apakah dengan strategi yang digunakan oleh peneliti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Menurut Arikunto (2012:2), penelitian tindakan kelas adalah sebuah kegiatan yang dilakukan di kelas, dikarenakan ada tiga kata yang membentuk kegiatan tersebut yaitu penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian tindakan kelas ini di desain untuk dua siklus yaitu siklus I, dan siklus II. Dalam tiap-tiap siklus penelitian tindakan kelas ini dibagi dalam empat kegiatan yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, serta Refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi. 2. Wawancara. 3. Angket.

4. Doumentasi.

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ada dua jenis data yang dapat di kumpulkan oleh peneliti yaitu: Data kuantitatif (nilai motivasi siswa) dapat dianalisis secara deskriptif. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang ekspresi terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap (afektif), aktifitas peserta didik mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar kepercayaan diri, motivasi belajar, dapat dianalisis secara kualitatif. Keduanya dinlisis dengan mengunakan analisis statistik deskriptif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Kondisi Awal Tindakan

.

a. Analisis Prasiklus

Prasiklus dilakukan untuk melihat kondisi awal motivasi siswa sebelum dilakukanya proses penelitian. Prasiklus guna untuk melihat persentase motivasi belajar siswa sebelum dilakukannya Penelitian Tindakan kelas. Pada Prasiklus peneliti mengamati proses belajar mengajar siswa dikelas dengan mengunakan lembar observasi dan angket. adapun proses yang diamati adalah sebagai berikut ; Kegiatan 1: Keaktifan siswa mengikuti permainan. Kegiatan 2: Kerja sama siswa dalam kelompok. Kegiatan 3: Kegiatan siswa mencari/mencocokan kartu Index. Kegiatan 4: Kegiatan siswa menjelaskan, memberi dan menyampaikan pendapat atau pertanyaan. Kegiatan 5: Motivasi siswa mengikuti permainan.

b. Observasi Aktivitas Siswa pada Prasiklus.

Berikut adalah hasil observasi siswa pada prasiklus.

Tabel 1. Persentase Hasil Observasi Siswa Pada Prasiklus

No Aktivitas siswa Frekuensi %

1 Keaktifan siswa mengikuti permainan. 12 46 %

2 Kerja sama dalam kelompok. 10 38 %

3 Kegiatan siswa dalam mencari/ mencocokan kartu Index. 10 38 % 4 Kegiatan siswa menjelaskan, memberi dan menyampaikan

pendapat atau pertanyaan. 12 46 %

(5)

555 Pada hasil observasi prasiklus peneliti menemukan bahwa hanya 12 orang siswa yang aktif mengikuti proses pembelajaran sehingga diperoleh persentase 46%, kerja sama siswa dalam kelompok hanya 10 orang siswa yang tampak mengikuti dengan persentase 38%, kegiatan siswa dalam mencari dan mencocokan kartu hanya 10 orang siswa yang berpartisipasi dengan persentase 38%, kegiatan siswa menjelaskan ,memberi, dan menyampaikan pendapat di kelas hanya 12 orang siswa, dan siswa yang terlihat termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran hanya 13 orang siswa dengan persentase 50%. Dari hasil observasi siswa yang telah ditemukan belum memenuhi kriteria keberhasilan motivasi belajar siswa.

c. Analisi Angket motivasi siswa pada Prasiklus.

Pada prasiklus siswa mengisi angket motivasi belajar selama proses pembelajaran Biologi dikelas. adapun keadaan motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Persentase Motivasi Belajar Siswa pada Prasiklus. No Absen Siswa Skor Motivasi

belajar Siswa Kualifikasi

1 70 Termotivasi

2 30 Sangat Kurang Termotivasi

3 40 Sangat Kurang Termotivasi

4 70 Termotivasi

5 40 Sangat Kurang Termotivasi

6 80 Termotivasi

7 40 Sangat Kurang Termotivasi

8 30 Sangat Kurang Termotivasi

9 50 Sangat Kurang Termotivasi

10 20 Sangat Kurang Termotivasi

11 50 Sangat Kurang Termotivasi

12 30 Sangat Kurang Termotivasi

13 40 Sangat Kurang Termotivasi

14 40 Sangat Kurang Termotivasi

15 50 Kurang Termotivasi

16 30 Sangat Kurang Termotivasi

17 50 Kurang Termotivasi

18 40 Sangat Kurang Termotivasi

19 30 Sangat Kurang Termotivasi

20 30 Sangat Kurang Termotivasi

21 60 Kurang Termotivasi

22 40 Sangat Kurang Termotivasi

23 70 Termotivasi

24 70 Termotivasi

(6)

556

26 60 Kurang Termotivasi

Jumlah 1330

Rata-rata kelas 50,38

Jumlah siswa yang Termotivasi 5 orang siswa Persentase siswa yang Termotivasi 19 %

Jumlah siswa yang tidak Termotivasi 21 orang Siswa Persentase siswa Yang tidak

Termotivasi

81 %

Berdasarkan hasil analisis angket yang telah dilakukan pada Prasiklus ditemukan bahwa hanya sebanyak 5 orang siswa yang termotivasi dan 21 orang siswa yang tidak termotivasi dengan rata-rata kelas 50,38 dengan persentase motivasi siswa yang termotivasi adalah 19% dan siswa yang tidak termotivasi adalah 81%. sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa tidak termotivasi dalam proses pembelajaran IPA biologi, sehingga peneliti melakukan penelitian penerapan strategi pembelajaran aktif Index card match untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII D di SMP Negeri 4 Takengon Aceh Tengah.

2. Analisis Siklus I

a. Perencanaan Siklus I

Pada perencanaan siklus I peneliti mempersiapkan beberapa perencanaan diantaranya sebagai berikut: 1) Menentukan instrument yang akan digunakan dalam penelitian. 2) Memilih media dan sumber belajar yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa, terutama mengamati motivasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran mengunakan strategi pembelajaran aktif Index Card Match.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I terdiri dari dua kali pertemuan. Pertemuan pertama menjelaskan materi dengan mengunakan metode yang sering dilakukan oleh guru mata pelajaran yaitu metode ceramah dan tanya jawab dengan materi sistem pencernaan dan pada pertemuan kedua cara pelaksanaannya dengan mengunakan strategi pembelajaran aktif Index Card Match. Adapun materi yang diajarkan adalah mengulas kembali materi pertama, setelah itu diberi pernyataan berupa angket untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran. Angket tersebut terdiri dari butir pernyataan. Pelaksanaan adalah bentuk kegiatan atau tindakan yang dilakukan dari semua yang telah direncanakan sebelumnya, dalam siklus I ini pelaksanaan tindakannya adalah sebagai berikut : a) Memberikan informasi kepada siswa mengenai tentang materi pelajaran yang akan diajarkan. b) Guru menyiapkan kartu Index, dan memberikan kepada siswa. c) Guru mengarahkan cara permainan dan menjelaskan tahap-tahapan permainan kepada siswa. d) Guru membimbing siswa dalam proses pencocokan kartu Index. e) Guru membimbing siswa dalam menjelaskan materi pelajaran yang tertera dikartu Index. f) Guru membimbing siswa dalam memberi dan menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. g) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih berinteraksi, aktif, kreatif dan berinovasi dalam belajar.

(7)

557

c. Tahapan Observasi Aktivitas Siswa

1) Observasi Aktivitas siswa Pertemuan I

Pada pertemuan pertama pada siklus I ini peneliti hanya mengunakan metode yang sering di gunakan oleh guru mata pelajaran yaitu metode tanya jawab dan diskusi. Peneliti hanya menjelaskan materi yang akan di gunakan strategi pembelajaran aktif Index Card Match yang akan digunakan pada pertemuan ke dua. Adapun pengamatan yang dilakukan untuk mengamati aktifitas siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Keadaan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan I

No Aktivitas siswa Frekuensi %

1 Keaktifan siswa mengikuti permainan 12 46 %

2 Kerja sama dalam kelompok 9 34%

3 Kegiatan siswa dalam mencari jawaban pertanyaan di kelas. 10 38% 4 Kegiatan siswa menjelaskan, memberi dan menyampaikan

pendapat atau pertanyaan 10 38 %

5 Motivasi siswa mengikuti permainan 12 46 %

2) Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua.

Pada pertemuan ke dua di siklus I ini peneliti mengunakan strategi pembelajaran aktif Index Card Match. Pada pertemuan ke dua ini peneliti mengamati tingkat motivasi siswa dengan mengunakan lembar observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Tabel 4. Keadaan Aktivitas Belajar Anak Pertemuan II Siklus I

No Aktivitas siswa Frekuensi %

1 Keaktifan siswa mengikuti permainan. 12 46 %

2 Kerja sama dalam kelompok. 10 38 %

3 Kegiatan siswa dalam mencari/ mencocokan kartu Index. 10 38 % 4 Kegiatan siswa menjelaskan, memberi dan menyampaikan

pendapat atau pertanyaan.

12 46 %

5 Motivasi siswa mengikuti permainan. 13 50 %

Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan siswa pada aktivitas keaktifan siswa mengikuti permainan pada sisklus I masih belum maksimal, karena baru 12 siswa yang telibat aktif mengikuti kegiatan ini dengan persentase mencapai 46 %, artinya aktifitas keaktifan siswa dalam mengikuti permainan masih harus ditingkatkan dan mencari solusi untuk lebih meningkatkan proses pembelajaran mengunakan strategi pembelajaran Index Card Match sehingga motivasi siswa dapat ditingkatkan menjadi lebih baik. Sebagai seorang guru, harus memelihara motivasi siswa dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke aspek yang lain pelajaran dalam situasi belajar, dan untuk dapat meningkatkan kegairahan siswa maka guru harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai disposisi awal siswa. Aktivitas siswa dalam berkerja sama dalam berkerja kelompok mencocokan kartu belum memenuhi standar persentase yang telah ditetapkan karena dalam aktivitas ini hanya 10 siswa yang mampu mencocokan kartu

(8)

558

secara tepat. Dari 10 orang siswa yang mampu mencocokan kartu secara tepat. Dari 10 orang siswa yang mampu mencocokan kartu secara tepat maka mencapai persentase sebesar 38 %, oleh karena itu kegiatan ini harus ditingkatkan lagi.

Kegiatan siswa dalam mencari dan mencocokan kartu merupakan kegiatan inti dalam pelaksanaan pernainan dengan mengunakan strategi pembelajaran aktif Index Card Match, kegiatan siswa dalam mencari dan mencocokan kartu pada sisklus I dilakukan oleh 10 Siswa, sehingga aktifitas ini berada pada persentase 38 %, artinya kegiatan siswa dalam mencari dan mencocokan kartu harus lebih ditingkatkan lagi dengan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan yang menyebabkan masih kurangnya motivasi siswa terhadap pelajaran. Kegiatan siswa menjelaskan, memberi dan menyampaikan pendapat atau pertanyaan, pada kegiatan ini terdapat 12 siswa yang berpartisipasi dalam mengemukakan pendapatnya, sehingga memperoleh persentase 46 %, dalam kegiatan ini perlu ditingkatkan lagi untuk memupuk mental siswa dalam mengemukankan pendapat. Dalam proses pembelajaran mengunakan strategi pembelajaran aktif Index Card Match, peneliti mengamati keadaan aktifitas aktifitas belajar siswa mengikuti permainan, ada 13 siswa yang antusias mengikuti sehingga berada pada persentase 50 % dan harus ditingkatkan lagi.

d. Analisis Angket belajar siswa siklus I

Analisis angket pada siswa di lakukan diakhir siklus untuk melihat motivasi siswa, angket di sebar kepada siswa lalu di isi oleh siswa sesuai dengan kondisi yang terjadi. Adapun keadaan motivasi belajar siswa pada siklus I yaitu sebagai berikut :

Tabel 5. Motivasi Belajar Pada Siswa Siklus I No Absen

Siswa

Skor Motivasi belajar

Siswa Kualifikasi

1 80 Termotivasi

2 40 Sangat Kurang Termotivasi

3 40 Sangat Kurang Termotivasi

4 80 Termotivasi

5 40 Sangat Kurang Termotivasi

6 80 Termotivasi

7 40 Sangat Kurang Termotivasi

8 30 Sangat Kurang Termotivasi

9 50 Sangat Kurang Termotivasi

10 20 Sangat Kurang Termotivasi

11 50 Sangat Kurang Termotivasi

12 30 Sangat Kurang Termotivasi

13 40 Sangat Kurang Termotivasi

14 40 Sangat Kurang Termotivasi

15 60 Kurang Termotivasi

16 40 Sangat Kurang Termotivasi

17 60 Kurang Termotivasi

18 50 Sangat Kurang Termotivasi

(9)

559

20 30 Sangat Kurang Termotivasi

21 60 Kurang Termotivasi

22 50 Sangat Kurang Termotivasi

23 70 Termotivasi 24 80 Termotivasi 25 70 Termotivasi 26 60 Kurang Termotivasi Jumlah 1330 Rata-rata kelas 51,15

Jumlah siswa yang Termotivasi 5 orang siswa Persentase siswa yang Termotivasi 19 %

Jumlah siswa yang tidak Termotivasi 21 orang Siswa Persentase siswa yang tidak Termotivasi 81 %

Hasil motivasi siswa pada siklus I dalam penelitian ini motivasi siswa masih rendah, dan belum memuaskan seperti yang diharapkan. Artinya motivasi belajar siswa masih sangat rendah, pada siklus I hasil motivasi belajar siswa yang diperoleh dengan rata-rata kelas 51,15. Jumlah siswa yang termotivasi sebanyak hanya 5 orang siswa dengan persentase 19 % sementara yang tidak termotivasi sebanyak 21 orang siswa dengan persentase 81%. Secara keseluruhan motivasi belajar sangat belum memuaskan dan belum sesuai dengan apa yang diharapkan.

e. Refleksi

Dalam proses refleksi siklus I penulis menganalisis hasil pengamatan dan evaluasi dari tahap-tahap dalam siklus pertama mengenai kekurangan-kekurangan ataupun masalah yang belum dapat diperbaiki atau dipecahkan dalam pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I, maka akan diperbaiki dan diusahakan pemecahan masalah pada siklus selanjutnya.

Berdasarkan tindakan hasil penelitian berdasarkan observasi dan angket pada mata pelajaran IPA Biologi belum maksimal, maka penelitian harus dilanjutkan pada siklus ke II. Dengan mengadakan revisi maka peneliti juga melakukan kegiatan revisi, dimana untuk memperbaiki kekurangan- kekurangan yang ada dalam proses pembelajaran dengan mengunakan strategi pembelajaran aktif Index Card Match yang harus direvisi adalah sebagai berikut: a) Guru harus mengubah gaya mengajar yang lebih baik dan menarik perhatian siswa agar pembelajaran dikelas tidak membosankan. b) Teknik pembelajaran mengunakan kartu Index harus lebih kreatif dan menarik perhatian siswa. c) Siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran dikelas.

3. Analisis Siklus II

a. Perencanaan Siklus II

Pada perencanaan siklus II hampir sama dengan perencanaan pada siklus I, peneliti mempersiapkan beberapa perencanaan diantaranya sebagai berikut : 1) Menentukan dan memilih jadwal/waktu penelitian. 2) Menentukan instrument yang akan digunakan dalam penelitian. 3) Memilih media dan sumber belajar yang sesuai dengan konsep pembelajaran

(10)

560

yang akan dilaksanakan. 4) Memilih media dan metode yang lebih variatif untuk mengefektifkan pengunakan strategi pembelajaran aktif Index Card Match. 5) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa, terutama mengamati motivasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran mengunakan strategi pembelajaran aktif Index Card Match.

b. Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti pada siklus ke II terdiri dari dua kali pertemuan. Pertemuan pertama menjelaskan materi dengan mengunakan strategi aktif Index Card Match dengan materi sistem pencernaan, begitu juga dengan pertemuan kedua cara melaksanakan hampir sama denga pertemuan pertama dengan materi yang diajarkan adalah dengan mengulas kembali materi yang telah diajarkan pada pertemuan pertama, setelah itu diberi pernyataan berupa angket untuk mengetahui minat belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran, angket tersebut terdiri dari 10 pernyataan. Pelaksanaan adalah bentuk kegiatan atau tindakan yang dilakukan dari semua yang telah direncanakan sebelumnya, dalam siklus II ini pelaksanaan tindakannya yaitu sebagai berikut: 1) Guru mengulas materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, dan mengadakan Tanya jawab sebelumnya. 2) Memberikan informasi kepada siswa mengenai materi pelajaran yang telah diajarkan. 3) Guru meyakinkan kepada siswa bahwa akan diadakan diskusi setelah permainan dilaksanakan. 4) Guru mengarahkan permainnya dan menjelaskan tahapan permainan. 5) Guru membimbing siswa dalam proses mencocokan kartu Index. 6) Guru membimbing siswa untuk menemukan kelompok sesuai kecocokan kartu Index yang didapat oleh siswa. 7) Guru membimbing setiap kelompok siswa. 8) Guru membimbing siswa menjelaskan materi sesuai kartu yang di dapat oleh siswa di depan.

c. Tahapan Observasi Aktivitas Siswa

1) Observasi Aktivitas siswa Pertemuan I

Pada pertemuan pertama pada siklus II kegiatan yang di lakukan oleh peneliti sama dengan pertemuan pertama pada siklus II, yaitu mengunakan metode tanya jawab, diskusi dan menjelaskan materi yang akan digunakan penerapan strategi pembelajaran aktif Index Card Match pada pertemuan selanjutnya, hanya materi ajar yang berbeda pada siklus I. Adapun pengamatan yang dilakukan untuk mengamati aktifitas siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Keadaan Aktivitas Belajar Pada Pertemuan I Siklus II

No Aktivitas siswa Frekuensi %

1 Keaktifan siswa mengikuti pembelajaran. 18 69 %

2 Kerja sama dalam kelompok. 19 73%

3 Kegiatan siswa dalam mencari pertanyaan. 18 69% 4 Kegiatan siswa menjelaskan, memberi dan

menyampaikan pendapat atau pertanyaan. 17 65 % 5 Motivasi siswa mengikuti pembelajaran. 18 69%

(11)

561

2) Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua.

Pada pertemuan ke dua di siklus II ini sama seperti pelaksanaan pada siklus I yaitu peneliti mengunakan strategi pembelajaran aktif Index Card Match. Adapun pengamatan yang dilakukan untuk mengamati aktifitas siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Keadaan Aktivitas Belajar Pada Pertemuan II Siklus II

No Aktivitas siswa Frekuensi %

1 Keaktifan siswa mengikuti permainan. 21 80 %

2 Kerjasama dalam kelompok. 21 80 %

3 Kegiatan siswa dalam mencari/mencocokan kartu Index. 22 84 % 4 Kegiatan siswa menjelaskan, memberi dan menyampai-kan

pendapat atau pertanyaan. 21 80 %

5 Motivasi siswa mengikuti permainan. 23 88 %

Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan aktivitas siswa pada keaktifan siswa mengikuti permainan pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat signifikan dan maksimal, karena pada siklus ke II kegiatan pembelajaran meningkat dengan diikuti oleh 21 orang siswa, sehingga kegiatan ini berada pada persentase 80%. Bila dibandingkan dengan siklus I kegiatan ini mengalami peningkatan karena pada siklus I hanyasebanyak 12 orang siswa yang terlihat aktif melakukan kegiatan ini, sehingga persentase keberhasilan aktifitas ini baru mencapai 46%. Aktivitas siswa dalam berkerja sama dalam kelompok juga belum mengalami peningkatan yang sangat baik, karena dalam siklus I aktivitas ini hanya 10 orang siswa yang mampu berkerjasama berdiskusi dalam kelompok maka mencapai keberhasilan presentase sebesar 38%, oleh karena itu kegiatan ini diperbaiki lagi di siklus II. Sedangkan pada siklus ke II aktivitas siswa dalam berkerja sama kelompok mengalami peningkatan yang sangat baik, karena kegiatan ini dilakukan sebanyak 21 orang siswa, sehingga persentase mencapai 80 %.

Kegiatan siswa dalam mencari dan mencocokan kartu merupakan kegiatan inti dalam melaksanakan permainan dengan mengunakan strategi pembelajaran aktif Index Card Match, pada siklus I kegiatan ini hanya dilakukan oleh 10 orang siswa saja dengan persentase 38%, sedangkan pada siklus ke II mengalami peningkatan yang sangat baik karena diikuti sebanyak 22 orang siswa, sehingga persentase keberhasilannya meningkat menjadi 84%. Kegiatan siswa dalam siswa menjelaskan, memberi dan menyampaikan pendapat atau pertanyaan pada siklus I hanya ada 12 orang siswa saja, yang berani mengemukakan pertanyaan ataupun menjelaskan di kelas artinya hanya ada 46% saja.Sedangkan pada siklus ke II meningkat secara signifikan karena ada 21 orang siswa yang aktif memberikan pendapatnya atau menjelaskan di kelas, dengan persentase 80 %.

Dalam proses pembelajaran mengunakan strategi pembelajaran aktif Index Card Match. Pada siklus I peneliti mengamati keadaan motivasi siswa mengikuti permainan, hanya ada 13 orang siswa yang terlihat antusias mengikuti, sehingga berada pada persentase 50 %. Dan pada siklus ke II, aktivitas belajar siswa mengikuti pelajaran dengan mengunakan strategi Index Card Match meningkat sangat signifikan mencapai 23 orang siswa dengan persentase 88%. Sehingga terjadi peningkatan pada siklus ke II.

(12)

562

d. Analisis Angket pada siklus II

Adapun keadaan motivasi belajar siswa pada siklus ke II dapat dijelaskan bahwa siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan mengunakan strategi aktif Index Card Match pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Secara keseluruhan keadaan motivasi dan minat siswa setelah mengikuti pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel : 8. Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus Ke II No Absen

Siswa

Skor Motivasi

Belajar Siswa Kualifikasi

1 90 Sangat Termotivasi 2 70 Termotivasi 3 70 Termotivasi 4 80 Termotivasi 5 80 Termotivasi 6 90 Sangat Termotivasi 7 80 Termotivasi 8 90 Sangat Termotivasi 9 80 Termotivasi 10 90 Sangat Termotivasi 11 90 Sangat Termotivasi 12 80 Termotivasi 13 90 Sangat Termotivasi 14 70 Termotivasi 15 90 Sangat Termotivasi 16 70 Termotivasi 17 80 Termotivasi 18 70 Termotivasi 19 80 Termotivasi 20 80 Termotivasi 21 90 Sangat Termotivasi 22 70 Termotivasi 23 80 Termotivasi 24 70 Termotivasi 25 70 Termotivasi 26 70 Termotivasi Jumlah 2220 Rata-rata kelas 85,38

Jumlah siswa yang termotivasi 26

Persentase siswa yang termotivasi 100 % Jumlah siswa yang tidak termotivasi 0 Persentase siswa yang tidak termotivasi 0 %

(13)

563

e. Refleksi

Berdasarkan tindakan hasil observasi, wawancara dan juga dokumantasi yang ada di SMP Negeri 4 Takengon Aceh Tengah bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA Biologi pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat baik dan sangat signifikan, hal ini dapat dilihat dari rata-rata kelasnya siklus I yaitu 51,15 meningkat menjadi 85,38 pada siklus ke II. Pada siklus I jumlah siswa yang termotivasi sebanyak 5 orang siswa saja dengan persentase 19 % sementara siswa yang tidak termotivasi sebanyak 21 orang siswa dengan persentase 81 %. Dan pada siklus ke II aktivitas dan motivasi belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat baik dan signifikan. Artinya tindakan dihentikan pada siklus ke II karena motivasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan mengunakan strategi pembelajaran aktif Index Card Match sangat memuaskan dan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh penelitian.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif Index Card Match dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada matapelajaran IPA Biologi kelas VIII SMP Negeri 4 Takengon Aceh Tengah.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Fathoni, Abdurahman. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rhineka Cipta.

Hisyam, Zaini. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif di PT. Yogyakarta: CTDS. Kopri. 2015. Manajemen Pendidikan I. Bandung: Alfa Beta.

Mardalis. 2014. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara. Soeharto, Irawan. 2011. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosda Karya. Iskandar.

2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Grup.

Subagyo, Joko. 2011. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta. Sumiati dan Asra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Gambar

Tabel 1. Persentase Hasil Observasi Siswa Pada Prasiklus
Tabel 2. Persentase Motivasi Belajar Siswa pada Prasiklus.
Tabel 3. Keadaan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan I
Tabel 6. Keadaan Aktivitas Belajar Pada Pertemuan I Siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis cerita Sarana prasarana untuk menyalurkan karya tulisan siswa masih minim Sarana

PK 5 Mencerminkan kondisi bank yang secara umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan

Hasil penelitian diketahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian tuberkulosis di Kota Pekalongan bahwa responden yang memiliki pengetahuan rendah pada

hak cipta yaitu: masyarakat memandang hak cipta sebagai milik bersama; barang bajakan lebih murah dari barang orisinil; kemajuan teknologi mempermudah terjadinya

Gotik, yang diciptakan oleh PT Nagaswara. 11 Negara melalui aparat penegak hukum, baik secara langsung maupun tidak langsung harus bertanggung jawab dengan adanya kasus

Dari hasil overlay antara Peta Potensi Bahaya Tanah Longsor dan Peta Penggunaan Lahan di Dusun Guyon, Desa Tengklik, didapatkan risiko bencana tanah longsor

Pelaksanaan tindakan sama dengan pelaksanaan pada siklus I, yaitu berlangsung selama 2 kali pertemuandengan mengamati seluruh perilaku guru dan siswa setiap pertemuan

Dalam melaksanakan Kuliah Kerja Nyata yang dijadikan modal bukan hanya ilmu yang telah dipelajari secara formal di program studi mading-masing, namun juga