173
Jurnal Akuntansi Trisakti ISSN : 2339-0832 (Online)
Volume. 8 Nomor. 2 September 2021 : 173-188 Doi : http://dx.doi.org/10.25105/jat.v8i2.9381
PENGARUH AUDIT FEE, MASA KERJA AUDIT, ROTASI AUDIT, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT
Jessica1 Erin Belinda2 Meirike Lorencia3
Silvi Tannitri4 H. Adam Afiezan5
1,2,3,4,5
Universitas Prima Indonesia
*Korespondensi: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh audit fee, masa kerja audit, rotasi audit dan komite audit terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 2018-2020. Setiap faktor yang mempengaruhi diuji dengan mengukur dan menghitung sesuai dengan acuan: Kualitas audit dihitung dengan variabel dummy berdasarkan kategori KAP Big Four dan Non Big Four; Audit fee dihitung dengan menggunakan rumus In (fee) dengan data audit fee yang diambil dari akun profesional fee; Masa kerja audit dihitung berdasarkan durasi dalam tahun ikatan KAP dengan client; Rotasi audit diukur dengan menggunakan variabel dummy; Komite audit diukur berdasarkan jumlah komite audit.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dan metode dokumentasi untuk pengumpulan data sebagai referensi. Dengan metode purposive sampling dan populasi penelitian 193 perusahaan manufaktur, 61 perusahaan memenuhi syarat menjadi sampel dengan persyaratan sebagai berikut: perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia, perusahaan menyajikan laporan yang telah diaudit, perusahaan menggunakan mata uang rupiah dalam laporannya dan perusahaan menyediakan laporan yang diperlukan selama 2018-2020. Prosedur penelitian ini adalah regresi logistik untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor tersebut. Hasil penelitian ini adalah bagaimana masa kerja audit dan personel audit dapat berdampak positif terhadap kualitas audit, sedangkan pergantian auditor dan biaya audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Kata Kunci : Audit Fee; Komite Audit; Masa Kerja Audit; Rotasi Audit.
Abstract
The objective of this research is to analyse the effect of audit fees, audit working period, audit rotation and audit committee on audit quality in Indonesia Stock Exchange (IDX) listed manufacturing corporation during 2018-2020. Every influence factors is examined by measuring and calculati
ng according to the reference: The audit quality is estimated by dummy variables by Big Four and Non Big Four KAP categories; The audit fee is calculated using the In (fee) formula with audit fee data taken from the professional fee account; The audit
174 Pengaruh Audit Fee, Masa Kerja Audit, Rotasi Audit,______________________
tenure is calculated by duration in years of KAP bond with clients; The audit rotation is measured using a dummy variable; The audit committee is measured based on the number of audit committees. This study uses secondary data and documentation methods for data collection as reference. With the purposive sampling method and research population of 193 manufacturing companies, 61 companies are eligible becoming samples according to following requirements: the corporation is recorded on the Indonesian stock exchange, the corporation presents audited reports, the corporation uses the rupiah currency in its reports and the corporation provides the required datasheet during 2018-2020. Procedure of this study is logistic regression to analyse the influence of these factors. This study outcome is about how the audit working period and the audit personel could bring positive impact on the audit quality, while the auditor alternation and the audit fee have no influence on the audit quality.
Keywords : ; Audit Committee; Audit Fee; Audit Rotation; Audit Working Period.
Submission date: Mei 2021 Accepted date: September 2021
*Corresponden Author
PENDAHULUAN
Maraknya kasus manipulasi laporan keuangan akibat dari adanya hubungan kerjasama auditor dengan audit membuat para pengguna laporan menjadi ragu dan investor merasa dirugikan. Aksi manipulasi ini menyebabkan menurunnya kualitas audit. Seperti pada kasus opini WTP (wajar tanpa pengecualian) yang diberikan KAP Satrio Bing Eny dan Rekan kepada PT. Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance), tetapi dinilai opini dengan kondisi perusahaannya kurang cocok. Hal ini dikarenakan hasil pemeriksaan oleh Otoritas Jasa Keuangan tidak menunjukkan hasil yang serupa, sehingga terbukti menimbulkan kerugian terutama perbankan.
Menurunnya kualitas audit dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya ketidaksesuaian audit fee yang diberikan, seperti pelanggaran kode etik profesi akuntan publik jika diberikan terlalu rendah, yang dapat menjadi ancaman tersendiri, sehingga prosedur audit juga tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Reduksi atau penurunan kualitas audit apabila terjadinya negosiasi antara auditor dengan pihak manajemen terkait besaran fee yang akan diberikan. Hingga saat ini, perusahan yang tidak mencantumkan berapa besar jumlah audit fee pada laporannya masih sangat banyak (Chrisdinawidanty, 2016), meskipun sebagian besar perusahaan luar negri sudah menyertai nominal audit fee yang diberikan kepada Akuntan Publik. Kurangnya kejelasan dalam ketentuan tentang besaran fee yang seharusnya diterapkan atas pemberian jasanya menyebabkan hal ini menjadi suatu masalah, sehingga audit fee hanya bisa bergantung kepada proses tawar-menawar antara auditor dengan audit.
Contoh kasus lain yang terjadi adalah pada Anggota Tim AdHoc IAPI Dana Kampanye Pemilu, dimana permintaan mengenai peningkatkan kualitas audit dari klien sulit untuk diwujudkan. Hal ini dikarenakan secara etis, para Akuntan Publik harus melakukan audit kepatuhan dan prosedur yang disepakati oleh audit AUP (Agreed Upon Procedures) terlebih dahulu, tanpa ketetapan besaran biaya audit yang sifatnya sangat bergantung satu sama lain. Maka dari itu, terjadi proses negosiasi antara KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia) mengenai
_________Jessica/Erin Belinda/Meirike Lorencia/Silvi Tannitri/H. Adam Afiezan 175
jumlah biaya Akuntan Publik yang mengaudit dana kampanye tersebut hingga saat ini, dimana pada awal mulanya KPU masih menggunakan standar audit fee pada kampanye Pemilu 2009 yang pada saat itu Akuntan Publik hanya melakukan AUP tanpa audit kepatuhan, sehingga tidak relevan digunakan sebagai basis penetapan.
Masa kerja audit atau disebut audit tenure dalam waktu yang lama bisa mengurangi independensi auditor dan menurunkan kualitas audit, seperti pada kasus Enron dan KAP (Kantor Akuntan Publik) Arthur Anderson. Dokumen yang bersangkutan dipalsukan dan disembunykan oleh auditor yang bersangkutan dengan kasus tersebut. Dokumen tentang pailitnya Enron dimusnahkan dan dipalsukan oleh KAP Anderson akibat dari hubungan kerja dengan masa kerja audit yang terlalu lama.
Andersen yang melanggar kode sebagai seorang akuntan independen dengan menerbitkan laporan audit yang tidak setara dengan apa adanya, sehingga reputasi KAPnya juga akan menurun. Indonesia sudah diberlakukan Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 yang sebelumnya peraturan Keputusan Menteri Keuangan No. 423/KMK.06/2002 tentang jasa AP yang mempunyai isi yaitu auditing umum atas laporan keuangan oleh 6 (enam) tahun berurutan bersama KAP yang tidak berubah serta 3 (tiga) tahun berurutan yang dibuat akuntan publik yang tidak berubah untuk menghindari terjadinya penyimpangan independensi auditor akibat dari hubungan yang istimewa antar auditor serta audit.
Perputaran audit atau dikenal juga rotasi audit merupakan peraturan perubahan Kantor Akuntan Publik yang harus dilaksanakan oleh suatu organisasi. Demi independensi, keakuratan, dan keprofesionalisme auditor dalam menjalankan tugasnya, rotasi audit perlu diterapkan serupa dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan MenKeu Nomor 17/PMK.01/2008 yang mana dilaksanakannya perputaran audit supaya Akuntan Publik dalam tempo 3 (tiga) tahun sekali sedangkan dilaksanakan perputaran audit untuk KAP dalam kurun waktu 6 (enam) tahun sekali, sehingga dapat meminimalisir kemungkinan hubungan istimewa yang dapat menjurus pada penyimpangan kode etik auditor. Hubungan yang panjang dengan client dapat mengurangi indepentensi auditor, sehingga diperlukan rotasi audit (Tien, N. H., 2019).
Pertandanya perputaran semu terjadi di Indonesia (Junaidi, 2016). Perputaran tersebut merupakan situasi berdasarkan peraturan pemerintah yang menyebabkan hubungan KAP dengan client terputus, tetapi secara essensial tidak. Secara fakta mengenai adanya peraturan pembatasan pemberi jasa dengan klien yang mengakibatkan sulitnya mereka untuk memiliki hubungan yang lebih spesialakibat dari terlalu akrab. Maka dari itu, rotasi terjadi bukan karena kualitas yang dipertahankan tetapi hanya untuk menghapuskan kewajiban sesuai peraturan yang ditetapkan.
Komite audit ialah sebuah komite yang lumayan penting dalam perusahaan terutama dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang diterapkan dengan tepat (good corporate governance). Berdasarkan peraturan OJK nomor 55/POJK.04/2015, setiap emiten minimal 3 (tiga) orang personel yang berasal dari Komisaris Independen dan Pihak dari luar Emiten atau Perusahaan Publik. Tugasnya adalah menelaah Direksi yang melakukan pelaksanaan manajemen risiko apabila fungsi pemantauan risiko di bawah Dewan Komisaris tidak dimiliki Emiten. Hal ini dilakukan untuk mencegah kasus seperti pada PT. Bank Lippo Tbk di tahun 2003, dimana terjadi kecurangan (fraud) yang berakibat dari manipulasi yang dilakukan oleh manajemen, sehingga laporan yang disampaikan kepada publik melalui iklan dengan Bursa Efek Jakarta (BEJ) tidak sama dengan faktanya. Hasil pemeriksaan laporan PT. Bank Lippo Tbk yang dilakukan Bapepam menunjukan bahwa laporan yang diiklankan adalah laporan
176 Pengaruh Audit Fee, Masa Kerja Audit, Rotasi Audit,______________________
tidak diaudit, dengan begitu hal ini menunjukan pihak manajemen PT. Bank Lippo Tbk memberikan pernyataan secara material tidak nyata terhadap laporan tersebut.
REVIU LITERATUR DAN HIPOTESIS
Kualitas Audit
Kualitas audit adalah peluang atau probabilitas saat auditor melakukan pengecekan pada laporan keuangan client tentang ada atau tidaknya salah saji ataupun pelanggaran (Dewi, 2014). Proses ini dimulai dari perencanaan, pemeriksaan, dan terakhir menjalankan tugasnya sesuai dengan skill yang dimiliki. Maka dari itu tidaklah wajar auditor mengemukakan opini WTP pada laporan yang memiliki kekeliruan.
Auditor perlu untuk menaati standar umum yang sudah ditentukan oleh IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia).
Audit Fee
Audit Fee ialah biaya jasa audit yang diperoleh akuntan publik dengan besaran bergantung pada risiko, kompleksitas jasa, tingkat yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, maupun keahlian profesi auditor lainnya. Imbalan yang terlalu rendah dapat menimbulkan ancaman, yakni kemungkinan terjadinya pelanggaran kode etik dan aturan yang berlaku, sehingga imbalan yang diberikan sebaiknya memadai dan sesuai dengan jasa yang di berikan auditor (Cristansy, J., & Ardiati, 2016). Pada umumnya, fee KAP Non Big Four pada umumnya cenderung lebih minim dari pada fee KAP Big Four (Andriani, N., 2018).
Masa Kerja Audit
Audit tenure atau masa kerja audit adalah jangka waktu auditing oleh auditor terhadap suatu perusahaan dalam hitungan tahun secara berturut-turut (Hartadi, 2012).
Audit tenure menunjukkan durasi koneksi antar auditor dengan client (Junaidi, 2016).
Masa pengikatan yang terlalu singkat antara auditor dengan klien menyebabkan kurangnya pengetahuan yang spesifik tentang klien, namun apabila terlalu lama, akan menyebabkan menurunnya independensi auditor akibat tekanan dari klien. Untuk mencegah adanya interaksi kedekatan antar client dengan auditor yang kemungkinan menyebabkan menghalangi independensi auditor, maka dilakukan pembatasan penugasan auditor (Mustari, 2018).
Rotasi Audit
Rotasi Auditor merupakan tindakan perputaran auditor dengan tujuan untuk mempertahankan independensi yang seharusnya dilakukan oleh setiap perusahaan.
Baiknya independensi auditor akan mempertahankan kualitas audit yang sepadan pula.
Kedekatan auditor dengan klien dikhawatirkan dapat mengurangi independensi auditor, sehingga ditetapkan peraturan mengenai perputaran audit pada Peraturan MenKeu Nomor 17/PMK.01/2008.
Komite Audit
Dewan Komisaris membentuk serta dipertanggungjawabkan oleh komite audit dalam mengimplementasikan dan membantu fungsinya. Minimal personil komite terdiri dari 3 personil berbasis dari Komisaris Independen dan Pihak dari Luar Emiten atau Perusahaan Publik yang masa jabatannya tidak melewati masa jabatan Dewan
_________Jessica/Erin Belinda/Meirike Lorencia/Silvi Tannitri/H. Adam Afiezan 177
Komisaris. Salah satu tugasnya adalah untuk mengawasi pengendalian internal dan kepatuhan perusahaan, sehingga diharapkan bahwa kepatuhan atas peraturan yang dijadikan pedoman dapat ditingkatkan oleh perusahaan agar laporan keuangan yang dihasilkan baik (Sulthon, 2015). Namun tentu saja, komite tidak akan berfungsi dengan efektif tanpa adanya dorong dari Dewan Komisaris yang kuat. Bedanya dengan auditor, komite tidak hanya mengevaluasi pekerjaan operasional, melainkan juga mengevaluasi kinerja manajemen hanya saya dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham.
KERANGKA KONSEPTUAL
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh audit fee, masa kerja audit, rotasi audit dan komite audit terhadap kualitas audit. Hal ini dijelaskan dalam gambar kerangka pemikiran sebagai berikut:
H4
H3
H2
H1
Kualitas Audit
Komite Audit Rotasi Audit Masa Keja Audit
Audit Fee
H5
Gambar 1 Kerangka Penelitian
PERUMUSAN HIPOTESIS
Dampak Audit Fee terhadap Kualitas Audit
Semakin tidak rendah fee yang dikenakan, semakin bagus kualitas yang dihasilkan secara umum (Purba, 2013). Auditor tentu ingin memperoleh penghasilan yang sesuai dengan kinerjanya. Auditor yang berbobot mencerminkan bagaimana bermanfaatnya informasi bagi pengguna untuk mengambil keputusan (Kurniasih, M., &
Rohman, 2014). Untuk itu, diperlukan kesepakatan penentuan fee antara client dengan auditor agar tidak terjadi perselisihan. Dari hasil observasi (Ardani, 2017), dapat dibuktikan bahwa biaya audit berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.
Maka dari itu, didapati hipotesis pertama, ialah
H1 : Audit Fee berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit Dampak Masa Kerja Audit Terhadap Kualitas Audit
Minusnya koneksi antar masa kerja audit dan kualitas audit (Enofe, 2013). Hasil kualitas audit dipengaruhi oleh keterikatan kerja antara auditor dengan klien atas tanggung jawab dan profesionalisme seorang auditor (Panjaitan, C. M., Chariri, 2014).
Kedekatan antara auditor dan client akan berdampak pada independensi auditor, sehingga dapat menurunkan kualitas audit, sehingga hipotesis kedua yang didapati ialah
178 Pengaruh Audit Fee, Masa Kerja Audit, Rotasi Audit,______________________
H2 : Masa kerja audit berpengaruh negatif terhadap Kualitas Audit Dampak Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit
Menurut pengkajian Kurniasih, M., & Rohman, (2014), perputaran auditor berefek positif terhadap kualitas audit. Level kekeliruan yang terjadi pada laporan tidak akan meningkat jika dilakukannya rotasi audit (Anas, D.E.A.F., 2018). Rotasi diberlakukan agar auditor tetap bisa mempertahankan independensinya agar kualitas audit yang diperoleh tidak menurun, sehingga pada penelitian ini ditetapkan hipotesis ketiga yaitu
H3 : Rotasi Audit berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit Dampak Komite Audit Terhadap Kualitas Audit
Ukuran komite audit juga berefek positif terhadap kualitas audit (Sukarno, 2016). Dengan adanya komite memantau dan menyesuaikan laporan keuangan dengan standardisasi yang berjalan sekarang, tentu peristiwa ini menjadikan pertimbangan auditor dalam memberi jasa audit yang lebih bermutu (Ardianingsih, 2014). Dengan pandangan independen yang dimiliki oleh komite audit, maka dapat membantu manajemen memberikan laporan yang informatif kepada pemilik perusahaan dan independensi auditor juga dapat dipertahankan saat menjalankan tugasnya. Maka dari itu, didapatkan hipotesis keempat, yaitu
H4 : Komite Audit berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit
METODE PENELITIAN
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Industri Manufaktur yang tercatat pada BEI ialah populasi dari riset ini. Sampel diperoleh menggunakan teknik sampling purposive sampling, ialah cara sampling non random, yang mana sampelnya ditentukan pengkaji berdasarkan ciri atau persyaratan khusus sesuai dengan tujuan peneliti yang telah ditetapkan. Berikut beberapa kriteria yang dipergunakan pada pengkajian ini:
1. Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2018-2020 2. Industri Manufaktur yang mempersembahkan dan menerbitkan laporan keuangan
yang sudah di auditing
3. Perusahaan yang secara berturut menggunakan mata uang rupiah sepanjang tahun 2018-2020
4. Perusahaan mempunyai data yang lengkap sesuai dengan yang ingin diteliti selama tahun 2018-2020
Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data
Data sekunder didapat dari laporan keuangan tahun 2018-2020, dipergunakan pada penelitian ini melalui situs Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id).
Pengumpulan data mempergunakan metode dokumentasi yaitu berkas dikumpulkan berupa catatan sesuai sama yang diperlukan.
_________Jessica/Erin Belinda/Meirike Lorencia/Silvi Tannitri/H. Adam Afiezan 179
Variabel dan Pengukuran
Tabel 1
Variabel dan Pengukuran
Variabel Perhitungan Skala
Kualitas Audit (Y) Dipergunakannya dummy :
“1” bagi client yang
mempergunakan Big Four, dan
“0” bagi client yang
mempergunakan KAP Non Big Four
Nominal
Audit Fee (FA) Dihitung dengan rumus : ln(fee), dengan data audit diambil dari professional fee
Rasio
Masa Kerja Audit (AT) Menghitung jumlah tahun perikatan, dimana tahun pertama diberi angka satu dan ditambah 1 untuk tahun berikutnya
Interval
Rotasi Audit (RA) Dipergunakannya dummy :
“1” apabila didapati pergantian auditor dan
“0” apabila tidak didapati pergantian auditor
Nominal
Komite Audit (KA) Diperhitungkan berdasarkan jumlah anggota komite audit dalam perusahaan
Nominal
Metode Analisis Data
Penelitian diuji dengan regresi logistik yang dibantu tata olah statistik SPSS.
Regresi logistik dipakai karena variabel Y mempunyai sifat dikotomi, yaitu jumlah kategorinya sebanyak 2 (dua) kategori. Persamaan regresi logistik pada pengkajian ini ialah sebagai berikut :
Ln(Error! Reference source not found.) = β0 + β1FA + β2AT+ β3RA + β4KA Nilai p diperoleh dari persamaan :
p =
Analisis data pada pengkajian ini menggunakan : 1. Analisis Statistik Deskriptif
Maksud analisi ini untuk menyelidiki secara statistik dari data-data yang diperlihatkan secara deskriptif melalui nilai-nilai yang dapat diukur atau kuantitatif, yakni mean, maximum, minimum, dan standard deviation. Info tentang karakteristik variabel biasanya didapatkan peneliti melalui analisis ini.
2. Uji Multikolonieritas
Pengujian untuk mendapati seberapa kuat hubungan antar variabel X yang berlaku.
Apabila tidak terjadinya kolerasi, maka model regresi dinyatakan baik. Begitu pun sebaliknya, apabila terjadi kolerasi, maka variabel tersebut tidak ortogonal atau
180 Pengaruh Audit Fee, Masa Kerja Audit, Rotasi Audit,______________________
tidak sama dengan nol, maka model regresi dinyatakan tidak baik. Nominal tolerance dan VIF dapat jadi panutan untuk korelasi atau tidaknya model.
Tolerance < 0.10 serta VIF > 10 menandakan korelasi tidak didapati antar variabelnya. Saran terbaik yaitu variabel diganti atau dihapuskan jika terjadinya korelasi agar di dapat model yang layak
3. Uji Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit
Pemeriksaan data-data yang diaudit dapat dinyatakan fit apabila adanya kesamaan antar data-data tersebut dengan program statistika SPSS. Hal ini dinyatakan fit apabila chi square yang didapati dari tabel melebihi chi square yang didapatkan dengan perhitungan atau dengan α (alpha) yang lebih kecil dari nilai signifikan.
Jika sebaliknya, maka terjadi ketidaksamaan antara model dengan pengamatan data yang artinya nilai yang diteliti tidak dapat diprediksi model.
4. Uji Koefisien Deteminasi
Pengujian yang dilakukan untuk menguji berapa kemampuan variabel Y yang dapat dijelaskan variabel X. Persentasenya dapat dilihat di tabel Model Summary pada SPSS. Jika nilai yang dihasilkan kecil, maka hanya sedikit variabel Y yang dapat dijelaskan variabel X. Sedangkan jika nilai yang dihasilkan banyak, maka hampir seluruh informasi yang disajikan variabel X dapat menguraikan variabel Y.
5. Uji Parsial – Uji Wald
Pengujian yang dipergunakan untuk mendeteksi pengaruh antar variabel bebas dan terikat secara parsial. Hasilnya diungkapkan berpengaruh apabila nilai signifikan lebih kecil dari α (alpha).
6. Uji Simultan – Uji Overall Model Fit / Omnibus
Pengujian ini sama konsepnya dengan uji F pada regreai linear, yaitu untuk mendeteksi apakah variabel bebas dapat mempengaruhi secara silmultan terhadap variabel terikat. Hasilnya dinyatakan berpengaruh apabila didapatkan -2 log likelihood di akhir lebih kecil dari -2 log likelihood di awal.
7. Uji Matriks Klasifikasi
Pengujian yang dilakukan untuk memperlihatkan ukuran mengenai ketepatan perkiraan atau prediksi dari model regresi dengan data yang diamati.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Sampel Penelitian
Populasi sebanyak 193 perusahaan, didapatkan sampel sebanyak 61 perusahaan sesuai dengan kriteria yang ditentukan, sehingga sampel yang diperoleh selama 3 tahun ini sebanyak 183.
_________Jessica/Erin Belinda/Meirike Lorencia/Silvi Tannitri/H. Adam Afiezan 181
Hasil Penelitian
Analisa Statistik Deskriptif
Tabel 2
Analisa Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Y 183 0.00 1.00 0.38 0.486
FA 183 14.02 28.97 21.43 2.764
AT 183 1.00 9.00 3.66 1.982
RA 183 0.00 1.00 0.45 0.499
KA 183 0.00 5.00 3.07 0.445
Valid N (listwise) 183
Sumber : Hasil pengolahan dengan aplikasi statistika SPSS
Nominal kualitas audit yang diperlihatkan dari outcome analisis statistik deskriptif di atas dengan metode dummy memiliki mean (0.38), standar deviasi (0.486), minimum (0), dan maksimum (1), sehingga dapat disimpulkan bahwa kebanyakan KAP Non Big Four dipergunakan perusahaan daripada KAP Big Four. Didapatkan juga rumus ln(fee) sebagai perhitungan audit fee memiliki mean (21.43), standar deviasi (2.764), minimum (14.02), dan maksimum (28.97), sehingga bisa diungkapkan bahwa kebanyakan client memberikan fee yang tinggi kepada auditor. Variabel masa kerja audit dengan metode penambahan nilai satu apabila menggunakan KAP yang sama, memiliki mean (3.66), standar deviasi (1.982), minimum (1), dan maksimum (9), sehingga dapat dikatakan bahwa kebanyakan perusahaan menggunakan KAP yang sama selama 3 tahun. Variabel rotasi audit dengan metode dummy memiliki mean (0.45), standar deviasi (0.499), minimum (0), dan maksimum (1), sehingga bisa diungkapkan bahwa kebanyakan client tetap menggunakan auditor yang sama pada tahun berikutnya. Variabel terakhir yaitu variabel komite audit memakai metode jumlah anggota komite audit, memiliki mean (3.07), standar deviasi (0.445), minimum (0), maksimum (5), maka dapat dikatakan setidaknya setiap perusahaan memiliki 3 personel komite audit sebagaimana setara dengan aturan yang berlaku dengan 1 personel sebagai ketua dan dibantu oleh 2 orang personel lainnya.
Analisis Regresi Logistik Uji Multikolonieritas
Tabel 3
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constan
t) -1.013 0.359 -2.820 0.005
FA 0.024 0.013 0.137 1.898 0.059 0.984 1.016
AT 0.040 0.018 0.162 2.232 0.027 0.972 1.029
RA 0.001 0.070 0.001 0.017 0.986 0.995 1.005
KA 0.237 0.079 0.217 3.005 0.003 0.975 1.025
a. Dependent Variable: Y
182 Pengaruh Audit Fee, Masa Kerja Audit, Rotasi Audit,______________________
Dari hasil yang ditunjukan diatas, dengan nominal Tolerance yang melebihi 0.1 serta VIF tidak melebihi 10.00, selanjutnya bisa dikatakan multikolinieritas tidak terjadi.
Uji Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit
Tabel 4
Hasil Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 5.783 8 0.672
Sumber : Hasil pengolahan dengan aplikasi statistika SPSS
Bagan di atas memperlihatkan nominal Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit yang chi square-nya 5.783 serta Sig 0.672. Hipotesa H0 diterima dikarenakan nominal signifikan yang didapati melebihi 0.05.
Uji Overall Fit Model
Tabel 5
Hasil Overall Fit Model
Uji Overall Fit Model
-2 log likelihood awal 242.512
-2 log likelihood akhir 224.199
Sumber : Hasil pengolahan dengan aplikasi statistika SPSS
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai pada -2 log likelihood awal 242.512 sedangkan -2 log likelihood akhir 224.199. Kondisi ini menjelaskan bahwa dengan bertambahnnya 4 variabel independen pada model regresi, maka dapat memperbaharui model fit beserta memperlihatkan semakin baiknya model regresi.
Uji Nagelkerke R Square (Koefisien Determinasi)
Tabel 6
Hasil Nagelkerke R Square Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 224.199a 0.095 0.130
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
Pada bagan diatas, 0.095 ialah nominal Cox & Snell R Square dan 0,130 merupakan nominal Nagelkerke R Square. Dikonklusikan variabel Y bisa diterangkan variabel X sebanyak 13%, dan sisanya 87% berasal dari variabel selain model penelitian.
_________Jessica/Erin Belinda/Meirike Lorencia/Silvi Tannitri/H. Adam Afiezan 183
Uji Wald
Tabel 7 Hasil Uji Wald Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B )
95% C.I.for EXP(B) Lower Upper
Step 1a
FA 0.122 0.063 3.722 1 0.054 1.130 0.998 1.280 AT 0.180 0.083 4.731 1 0.030 1.197 1.018 1.407 RA 0.008 0.323 0.001 1 0.981 1.008 0.535 1.899 KA 1.301 0.470 7.652 1 0.006 3.672 1.461 9.230 Constant -7.823 2.096 13.938 1 0.000 0.000
a. Variable(s) entered on step 1: FA, AT, RA, KA
Pada tabel diatas, dapat dikatakan bahwa variabel audit fee mendapat nominal Wald berjumlah 3.722 serta signifikansi 0.054 > 0.05, maka bisa disimpulkan variabel audit fee tidak memberikan efek terhadap kualitas audit. Besaran audit fee yang diterima oleh KAP tidak akan mengubah opini wajar tanpa pengecualian yang diberikan oleh auditor.
Variabel masa kerja audit memiliki nominal Wald berjumlah 4.731 serta signifikansi 0.030 < 0.05, maka bisa disimpulkan variabel masa kerja audit memberikan efek positif terhadap kualitas audit. Semakin Nominal Wald pada variabel rotasi audit berjumlah 0.001 serta signifikasi 0.981 > 0.05, maka bisa disimpulkan tidaknya berefek antar variabel rotasi audit terhadap kualitas audit. Meskipun perusahaan tidak melakukan rotasi audit, auditor tetap mempertahankan independensinya, sehingga hasil yang diberikan oleh auditor tetap terjaga kualitasnya. Nominal Wald variabel komite audit berjumlah 7.652 serta signifikansi 0.006 < 0.05, bisa disimpulkan memberikan efek antar variabel komite audit terhadap kualitas audit.
Tabel 7
Hasil Pengujian Hipotesis
Sumber : Hasil pengolahan Penulis
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis H1 ditolak, dapat dikatakan bahwa berapa besar fee yang diberikan kepada auditor tidak akan mempengaruhi independensi auditor dalam menjalankan tugasnya sehingga kualitas audit tetap terjaga.H2 ditolak, dapat dikatakan bahwa semakin lama keterikatan auditor dengan client justru meningkatkan kualitas audit karena auditor sudah mengetahui ciri
Hipotesis Pernyataan Nilai Keterangan
H1 Variabel Audit Fee tidak berpengaruh terhadap Kualitas Audit
0.054 H1 ditolak
H2 Variabel Masa Kerja Audit berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit
0.030 H2 ditolak
H3 Variabel Rotasi Audit tidak berpengaruh terhadap Kualitas Audit
0.981 H3 ditolak
H4 Varibel Komite Audit berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit
0.006 H4 diterima
184 Pengaruh Audit Fee, Masa Kerja Audit, Rotasi Audit,______________________
khas dari client yang akan diaudit. H3 ditolak, dapat dikatakan bahwa pergantian auditor tidak akan mempengaruhi kualitas audit, karena auditor tetap menjaga independensinya dalam mengaudit laporan keuangan client sehingga kualitas audit tetap terjaga. H4 diterima, dapat dikatakan bahwa dengan adanya komite audit dapat meningkatkan kualitas audit, karena dengan adanya beberapa pengalaman dalam setiap anggota komite audit, hal tersebut dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih informatif dan kualitas audit yang diperoleh juga bisa lebih baik.
Pembahasan
Dampak Audit Fee terhadap Kualitas Audit
Variabel Fee Audit didapati signifikansi 0.054, yaitu melebihi 0.05, dikonnklusikan hipotesa pertama (H1) ditolak. Situasi ini tidak mendukung Andriani dan Nursiam (2018) yang mengutarakan fee audit memberikan dampak terhadap kualitas audit. Berapapun besaran tarif yang diberikan tidak dapat mengubah hasil dari kualitas audit. Hal ini bisa saja dikaitkan dengan profesionalisme seorang auditor yang mengaudit perusahaan tersebut.
Dampak Masa Kerja Audit terhadap Kualitas Audit
Variabel Masa Kerja Audit memiliki signifikansi 0.030, yaitu bukan melebihi 0.05, dikonklusikan hipotesa kedua (H2) ditolak. Situasi ini berkontradiksi sama pengkajian (Mustari, 2018) yang mengungkapkan masa kerja audit memiliki efek negatif terhadap kualitas audit. Semakin panjangnya waktu KAP yang berhubungan dengan perusahaan yang diaudit akan lebih mengerti tentang kondisi perusahaan dan dapat mempersembahkan keakuratan kualitas audit yang meningkat dari pada hubungan perusahaan dengan KAP yang baru. Auditor juga tetap harus menjaga profesionalismenya agar tidak terpengaruh hal-hal lain seperti hubungan istimewa atau client importance dengan perusahaan yang diaudit.
Dampak Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit
Variabel Rotasi Audit didapati signifikansi 0.981, yaitu melebihi 0.05, dikonklusikan hipotesa ketiga (H3) tidak diterima. Situasi ini tidak mendukung pengkajian (Kurniasih, M., & Rohman, 2014) yang mengutarakan perputaran audit berefek positif terhadap kualitas audit. Dalam pengkajian ini terbukti rotasi audit bukan menjadi jaminan atas kualitas audit yang bagus. Pergantian auditor, selama auditornya memiliki profesionalisme dan tidak terpengaruh oleh faktor lain, maka kualitas audit yang diberikan tetaplah sama yaitu sesuai dengan apa yang terdapat di laporan keuangan yang diberikan.
Dampak Komite Audit Terhadap Kualitas Audit
Variabel Komite Audit memiliki signifikansi 0.006, yaitu tidak melebihi 0.05, dikonklusikan hipotesis keempat (H4) diterima. Kualitas audit dapat dimaksimalkan dengan adanya komite audit. Komite audit memastikan kehandalan laporan keuangan perusahaan, terutama laporan yang dipublikasikan, sehingga dengan mengajukan laporan keuangan yang bagus, maka dapat memperoleh kualitas audit yang baik pula.
_________Jessica/Erin Belinda/Meirike Lorencia/Silvi Tannitri/H. Adam Afiezan 185
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Simpulan
Berikut merupakan kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian tentang dampak audit fee, masa kerja audit, rotasi audit, dan komite audit terhadap kualitas audit yang mempergunakan 61 sampel sesuai kriteria pada periode 2018-2020:
1. Audit fee tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Situasi ini membuktikan tingkatan besaran biaya yang diberikan kepada auditornya tidak mengubah outcome kualitas audit yang didapat, bisa saja dikarenakan adanya kemungkinan bahwa tiap auditor memiliki profesionalisme yang tinggi dan tidak terpengaruh oleh faktor luar.
2. Masa kerja audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Ini memperlihatkan lamanya waktu hubungan KAP dengan perusahaan yang panjang, kualitas audit yg didapati akan lebih baik, dikarenakan adanya suatu pemahaman yang cukup terhadap perusahaan yang diaudit.
3. Rotasi audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Ini menunjukan pengubahan auditor tidak adanya efek terhadap kualitas audit. Profesionalisme tinggi dan reputasi baik yang dimiliki auditortentu tetap memberikan kualitas yang baik pula sesuai laporan keuangan yang diberikan.
4. Komite audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini memperlihatkan telah dipastikannya laporan keuangan tersebut atas kehandalannya dari komite audit untuk menghasilkan laporan keuangan yang bagus, agar didapati kualitas audit yang bagus pula.
Keterbatasan
Dari sekian banyak perusahaan yang ada, hanya sedikit (61) perusahaan yang bisa dipergunakan sebagai sampel pada pengkajian ini karena adanya kurangnya kelengkapan data dan adanya laporan yang belum diterbitkan ke publik melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).
Implikasi
Implikasi ini dapat ditujukan kepada perusahaan, auditor dan peneliti berikutnya, sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan, agar dapat lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit dan memberikan imbalan yang sewajarnya agar tidak berdampak pada psikologis auditor
2. Bagi auditor, agar tetap menjaga independensi dan profesionalismenya untuk memperoleh hasil kinerja yang baik dan tetap terjaga sesuai dengan laporan yang diperoleh.
3. Bagi peneliti berikutnya, agar dapat menjadi referensi yang terkait dengan kualitas audit.
Saran
Adapun saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya sesuai dengan keterbatasan pengkajian ini;
1. Pada penelitian selanjutnya digunakan variabel lain, seperti profesionalisme auditor, client importance, spesialisasi auditor, independensi auditor.
2. Melakukan pengujian pada sektor perusahaan yang berbeda.
186 Pengaruh Audit Fee, Masa Kerja Audit, Rotasi Audit,______________________
DAFTAR PUSTAKA
Anas, D.E.A.F., D. (2018). Pengaruh Rotasi Audit dan Leverage terhadap Kualitas Audit dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi Peradaban, 4(1), 1–23.
Andriani, N., & N. (2018). Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, Rotasi Audit, dan Reputasi Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015). Riset Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 3(1), 29–39. doi:10.23917/reaksi.v3i1.5559 Ardani, S. V. (2017). Pengaruh Tenure Audit, Rotasi Audit, Audit Fee Terhadap
Kualitas Audit Dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderasi (Studi Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014). Jurnal Akuntansi, 6(1), 1–12.
Ardianingsih, A. (2014). Pengaruh Komite Audit, lama Perikatan Audit dan Audit Capacity Stress Terhadap Kualitas Audit. Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, 26(2), 77–94.
Chrisdinawidanty, Z. N. (2016). Pengaruh Etika Auditor dan Fee Audit terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Telkom. Bandung.
Cristansy, J., & Ardiati, A. Y. (2016). Pengaruh kompleksitas perusahaan, ukuran , dan ukuran kap terhadap fee audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei tahun 2012-2016. 30(2), 198–211.
Dewi, K. dan I. K. J. (2014). Pengaruh Karakter Eksekutif, Karateristik Perusahaan, dan Corporate Governance pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia. E- Jurnal Akuntansi, 6(2), 249–260.
Enofe, et al. (2013). Determinants of Audit Quality in the Nigerian Business Environment. Research Journal of Finance and Accounting, 4(4).
Hartadi, B. (2012). Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia. Ekuitas: Jurnal Ekonomi Dan Keuangan, 16(1), 84–103.
Junaidi, et al. (2016). Does Auditor Rotation Increase Auditor Independence? Gadjah Mada International Journal of Business, 18(3), 315–316.
Keuangan, Menteri. "Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK. 01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik." Jakarta: Menteri Keuangan Republik Indonesia (2008).
Kurniasih, M., & Rohman, A. (2014). Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, dan Rotasi Audit terhadap Kualitas Audi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012). Diponegoro Journal of Accounting, 3(3), 1–10.
Mustari, R. (2018). Pengaruh Auditor Switching, Audit Tenure, dan Company Size terhadap Audit Quality dengan Fee Audit sebagai Variabel Moderasi (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2017). Skripsi.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin. Makassar.
Panjaitan, C. M., Chariri, A. (2014). Pengaruh Tenure, Ukuran KAP, dan Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit. Diponegoro Journal of Accounting, 3(3), 1–12.
Purba, F. K. (2013). Pengaruh Fee Audit dan Pengalaman Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi, Universitas Komputer Indonesia.
Sukarno. (2016). Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Kualitas Audit (Studi
_________Jessica/Erin Belinda/Meirike Lorencia/Silvi Tannitri/H. Adam Afiezan 187
Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Jurnal Manajemen Dan Akuntansi, 1(1), 113–145.
Sulthon, M. (2015). Analisis Pengaruh Audit Tenure, Rotasi KAP, Ukuran KAP, dan Komite Audit terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2008-2013).
Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.
Tien, N. H., et al. (2019). Enhancing independence of local auditing services by profiting from experiences of the Big4 group (KPMG, Deloitte, PWC E&Y) operating in Vietnam market. Cogent Business & Management, 6, 1–14.
188 Pengaruh Audit Fee, Masa Kerja Audit, Rotasi Audit,______________________