DI KECAMATAN MEDAN JOHOR – MEDAN SUMATERA UTARA
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
REJA TARUNA 140907107
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:
Nama : Reja Taruna
NIM : 140907107
Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis
Judul :Pengaruh Hambatan Berpindah dan Nilai Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan PT. Telkom Indonesia
di Kecamatan Medan Johor.
Medan, 3 April 2018
Dosen Pembimbing Ketua Program Studi
Dr. Beti Nasution, M.Si Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A
NIDN: 0025066104 NIP: 19590816 198611 1 003
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si
NIP: 19740930 200501 1 002
SURAT PERNYATAAN
Yang Bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Reja Taruna NIM : 140907107
Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:
PENGARUH HAMBATAN BERPINDAH (SWITCHING BARRIERS) DAN NILAI PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PT.TELKOM INDONESIA (Tbk) DI KECAMATAN MEDAN JOHOR – MEDAN SUMATERA UTARA
Merupakan hasil karya dan pekerjaan saya sendiri serta seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar dan sesuai ketentuan. Apabila terbukti tidak demikian, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku.
Medan, 3 April 2018
Reja Taruna
ABSTRAK
PENGARUH HAMBATAN BERPINDAH (SWITCHING BARRIERS) DAN NILAI PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PT.
TELKOM INDONESIA (Tbk) DI KECAMATAN MEDAN JOHOR – MEDAN SUMATERA UTARA
Nama : REJA TARUNA
NIM : 140907107
Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Dr. Beti Nasution, M.Si
Persaingan bisnis semakin lama semakin kompetitif. Banyak para pelaku bisnis baru yang mencoba memasuki pasar yang sebelumnya hanya dikuasai oleh satu atau dua pelaku saja. Perusahaan-perusahaan pioner di bidang telekomunikasi seperti telkom mengalami hal yang demkian. Semakin banyaknya para kompetitor yang menawarkan produk yang relatif serupa membuat mereka harus mendapatkan loyalitas para pelanggannya. Loyalitas tersebut dapat diraih melalui adanya hambatan berpindah yang besar dan nilai pelanggan yang dirasakan oleh para pelanggannya.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jumlah sampel sebanyak 83 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling . pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunak kuisioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, Uji F, Uji-t, dan koefisien determinasi. Proses perhitungan data menggunakan bantuan program statistik IBM statistical package for the social sciences (SPSS) for windows versi 24.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hambatan berpindah berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan Johor yang dibuktikan oleh hasil uji signifikansi parsial (Uji-t) yaitu t
hitung(2,272) > t
tabel(1,66). uji signifikansi parsial (Uji-t) pada variabel nilai pelanggan terhadap loyalitas pelanggan yaitu t
hitung(4,341) > t
tabel(1,66), yang menyatakan bahwa nilai pelanggan berpengaruh postif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Pada uji simultan (Uji-F) di dapat F
hitung18,22 > 4,88 F
tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa hambatan berpindah dan nilai pelanggan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Pada uji koefisien determninasi diperoleh hasil 0,310 yang artinya bahwa variabel indenpenden (X) mempengaruhi variabel depend (Y) sebesar 31 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain.
Kata Kunci : Hambatan Berpindah, Nilai Pelanggan, Loyalitas Pelanggan
ABSTRACT
EFFECT OF SWITCHING BARRIERS AND CUSTOMER VALUE TO CUSTOMER LOYALTY PT. TELKOM INDONESIA (Tbk) IN THE OF
DISTRICT MEDAN JOHOR - MEDAN SUMATERA UTARA
Name : Reja Taruna
NIM : 140907107
Departement : Business Administration Faculty : Political and Social Sciences Advisor : Dr. Beti Nasution, M.Si
Business competition is increasingly competitive. Many new entrepreneurs are trying to enter a market that was previously dominated by only one or two perpetrators. Pioneer companies in the telecommunications sector such as telecom experienced the same thing. The increasing number of competitors who offer a relatively similar product makes them have to get the loyalty of its
customers. Such loyalty can be achieved through the presence of large switching barriers and customer value that perceived by its customers.
This research uses quantitative method with 83 samples. Sampling technique using purposive sampling. Primary data collected by using questionnaires. Data analysis method used is multiple linear regression analysis, classical assumption test, F test, t-test, and coefficient of determination. The process of calculating data is using IBM statistical package for the social sciences (SPSS) for windows version 24.0.
The results of this study indicate that the switching barriers positively and significantly influence the loyalty of Johor customers as evidenced by the results of partial significance test (t-test) ie tcount (2.272)> ttable (1.66). Partial significance test (t-test) on customer value variable to customer loyalty is t
count(4,341)>
t table(1,66), which states that customer value positively and significantly influence to customer loyalty. In the simultaneous test (Test-F) in Fhitung can be 18.22 > 4.88 Ftabel, so it can be concluded that the Switching barriers and customer value simultaneously have a positive and significant impact on customer loyalty. In determnination coefficient test obtained results 0.310 which means that the variable indenpenden (X) affect the dependent variable (Y) of 31% while the rest is influenced by other variables.
Key Words : Switching Barriers, Customer Value, Custumer Loyalty
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas berkah, rahmat dan karunia- Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“PENGARUH HAMBATAN BERPINDAH (SWITCHING BARRIERS) DAN NILAI PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PT.
TELKOM INDONESIA (Tbk) DI KECAMATAN MEDAN JOHOR – MEDAN SUMATERA UTARA ”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Selama masa perkuliahan masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini peneliti telah banyak mendapat bimbingan, saran, motivasi, serta doa dari berbagai pihak. Oleh Karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu:
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, M.Si selaku Dekan FISIP USU.
2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU.
3. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi
Bisnis FISIP USU dan sekaligus sebagai dosen pembimbing penulis yang telah
bersedia meluangkan banyak waktunya untuk memberikan arahan bimbingan
dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Kak Siswati. S.Sos, M.SP dan Bang Farid, S.H selaku staff pegawai Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU yang berperan dan banyak membantu penulis selama masa perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh Staff Pengajar Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU yang selama ini telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
6. Kedua orang tua penulis, ayahanda Drs. Rustam Efendi Padang dan ibunda Jamiah, A.md. yang telah membesarkan dan mendidik penulis hingga sampai saat ini.
7. Para saudara kandung penulis yang banyak memberikan dukungan selama ini, yaitu kakanda Lukita Prasintia, SH, Dania Dwi Rahmawati, S.Psi, dan Sabila Tri Ananda, S.I.Kom, M.Si
8. Teman-teman grup “apa rencana” yang mewarnai hari-hari penulis selama perkuliahan Rizky Abdillah, S.AB, Aji Rahardian, Irvandi Chairul, Anggi Wardhani, S.AB, Karina dewi Hasibuan, S.AB, Neli Marliani, S.AB, Sherly juliani, S.AB, Rizky Fadila, S.AB , Michael Simangunsong, Aldi simatupang, S.AB Terimakasih untuk waktu dan segala bantuan yang telah di berikan selama ini.
9. Para rekan-rekan “seperkopian” di Jus Kuphi Setia budi yang menemani hari- hari penulis dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah dan penulisan skripsi.
10. Teman-teman seperjuangan kelas A Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU yang bersama-sama menimba ilmu selama 7 semester.
11. Teman-teman seperjuangan Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU.
12. Para pelanggan Telkom di kecamatan Medan Johor yang menjadi Responden
Penulis
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah dengan tulus ikhlas memberikan doa dan dukungan hingga dapat terselesainya skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, masih banyak kekurangan baik dari isi maupun penyajiannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, April 2018 Penulis,
Reja Taruna
NIM : 140907107
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……….. i
ABSTRACT…………... ii
KATA PENGANTAR……….. iii
DAFTAR ISI………. vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR……… xi
Daftar Lampiran………. xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah...7
1.3 Tujuan Penelitian... 8
1.4 Manfaat Penelitian... 8
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Hambatan Berpindah...9
2.1.1. Pengertian Hambatan Berpindah...9
2.1.2. Bentuk-Bentuk Hambatan Berpindah...10
2.1.3. Indikator Hambatan Berpindah...11
2.2 Nilai Pelanggan... 12
2.2.1. Pengertian Nilai Pelanggan... 12
2.2.2. Tingkatan Nilai Pelanggan... 13
2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi... 14
2.2.4. Dimensi Nilai Pelanggan... 15
2.3 Loyalitas Pelanggan... 16
2.3.1. Pengertian Loyalitas Pelanggan... 16
2.3.2. Tahapan Loyalitas Pelanggan... 17
2.3.3. Indikator Loyalitas Pelanggan... 19
2.4 Kerangka Konsep Penelitian... 20
2.5 Hipotesis...21
2.6 Penelitian Terdahulu... 21
BAB III METODE PENELITIAN 3 .1 Bentuk Penelitian... 24
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 24
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 24
3.3.1 Populasi... 24
3.3.2 Sampel... 24
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel... 25
3.4 Definisi Operasional... 26
3.5 Data dan Teknik Pengumpulan Data... 28
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data Primer... 28
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder... 28
3.7 Teknik Analisis Data... 29
3.7.1 Uji Instrumen... 29
3.7.2 Uji Asumsi Klasik... 30
3.7.3 Uji Analisis Regresi Linier Berganda... 32
3.7.4 Uji Hipotesis... 33
3.7.5 Analisis Koefisien Determininas……….. 34
BAB IV HASIL dan Pembahasan 4.1 Gambaran Umum Perusahaan………... 35
4.1.1 Sejarah Perusahaan………. 35
4.1.2 Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia……… 37
4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan……….. 38
4.1.4 Logo PT. Telkom Indonesia……….. 39
4.1.5 Produk PT. Telkom Indonesia………... 39
4.2 Deskripsi Identitas Responden………... 40
4.3 Distribusi Jawaban Responden………... 46
4.3.1. Variabel Hambatan Berpindah (X
1)……….……… 46
4.3.2 Variabel Nilai Pelanggan (X
2)………….………. 57
4.3.3 Variabel Loyalitas Pelanggan (Y)…..……….….. 71
4.4 Hasil Uji Statistik dan Hasil Interpretasi Data Kuantitatif Analisis Pengaruh Hambatan Berpindah dan Nilai Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan……… 80
4.4.1 Uji Instrumen……….. 80
4.4.1.1 Uji Validitas………... 80
4.4.1.2 Uji Reliabilitas……….. 89
4.4.2 Uji Asumsi Klasik………... 91
4.4.2.1 Uji Normalitas………... 92
4.4.2.2 Uji Heterokedastisitas………... 93
4.4.2.3 Uji Multikolineritas………... 94
4.4.3 Uji Regresi Linier Sederhana……….. 95
4.4.4 Uji Hipotesis ……….…………. 96
4.4.4.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)……….………....…….. 97
4.4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ………. 99
4.45 Uji Koefisien Determinasi (R
2)………... 100
4.5 Pembahasan……… 101
4.5.1 Pengaruh Hambatan berpindah Terhadap Loyalitas Pelanggan PT. Telkom Indonesia Medan di kecamatan Johor……….. 101
4.5.2 Pengaruh Nilai Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan PT. Telkom Indonesia di kecamatan Medan Johor………. 103
4.5.3 Pengaruh Hambatan Berpindah dan Nilai Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan PT. Telkom Indonesia di kecamatan Medan Johor……….. 104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………... 107
5.2 Saran……….. 108
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Kependudukan Kota medan... 3
Tabel 1.2 Perbandingan Tarif Terendah ISP... 5
Tabel 3.1 Definisi Operasional... 27
Tabel 3.2 Skala Likert... 29
Tabel 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan jenis Kelamin……… 40
Tabel 4.2 Tabel Responden Berdasarakan Usia……… 41
Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan………... 42
Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Penghasilan perbulan……… 43
Tabel 4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan………... 44
Tabel 4.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Berlangganan……….. 45
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang waktu yang dibutuhkan untuk beralih kompetitor………..………..… 46
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang biaya untuk beralih yang dibutuhkan kekompetitor Telkom…...…….. 47
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Upaya yang di keluarkan untuk beralih kekompetitor Telkom……...….. 48
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang ketergantungan terhadap layanan Telkom……….………. 49
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Tentang ketergantungan Telkom terhadap Pelanggannya……...……….. 50
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pelayanan Optimal yang diberikan Telkom sebagai feedback positif…….... 51
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Tentang layanan dan Produk Telkom yang lebih Unggul dibanding Kompetitor………... 52
Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Tentang layanan dan produk Telkom lebih baik dari segi harga dan kualitas dibanding kompetitor………. 53
Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Tentang Memilih Telkom Karena tidak Memiliki Alternatif lain……… 54
Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Tentang Memilih Telkom Karena Layanan yang diberikan kompetitor tidak lebih baik……….. 55
Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Tentang Memilih Telkom Karena Kepopulerannya dimasyarakat…………..…….. 56
Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Memilih Telkom Karena satu-satunya yang dapat menunjang aktivitas harian…… 57
Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Tentang Produk-produk Telkom yang baik dan dapat diandalkan………. 58
Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Produk-produk Telkom yang Inovatif………..….. 59
Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Tentang Peningkatan Mutu Produk-Produk Telkom………....………... 60
Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden Tentang Harga
Berlangganan Produk-produk Telkom……….. 61
Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden Tentang Harga Berlangganan Produk-Produk Telkom bila dibanding
dengan Layanan yang Optimal………. 62
Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden Tentang Harga Berlangganan Produk-Produk Telkom bila dibandingkan dengan Harga Kompetitor………. 63
Tabel 4.25 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kestabilan Harga Berlangganan Produk-Produk Telkom………... 64
Tabel 4.26 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pelayanan yang diberikan oleh Telkom kepada Para Pelanggannya………... 65
Tabel 4.27 Distribusi Jawaban Responden Pelayanan yang diberikan oleh Telkom Belum Mampu disamakan dengan Kompetitor…... 66
Tabel 4.28 Distribusi Jawaban Responden Tentang Proses Untuk Menjadi Pelanggan Telkom……… 67
Tabel 4.29 Distribusi Jawaban Responden Tentang Proses Untuk Menjadi Pelanggan Telkom……… 68
Tabel 4.30 Distribusi Jawaban Responden Tentang Produk-produk Telkom yang Dapat mempermudah Aktivitas Harian…………... 69
Tabel 4.31 Distribusi Jawaban Responden Tentang Efek Belangganan Produk Telkom……….. 70
Tabel 4.32 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kualitas Jasa Telkom………... 71
Tabel 4.33 Distribusi Jawaban Responden Tentang Metode Bertransaksi yang Variatif dan Mempermudah Pelanggan……… 72
Tabel 4.34 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengalaman Selama Berlangganan……… 73
Tabel 4.35 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengalaman Baik yang Dialami oleh Kerabat dekat saat Berlangganan…………... 74
Tabel 4.36 Distribusi Jawaban Responden Tentang Brand Telkom yang disukai oleh berbagai kalangan……… 75
Tabel 4.37 Distribusi Jawaban Responden Tentang Merekomendasikan Telkom Karena Kualitas Pelayanannya yang baik……….76
Tabel 4.38 Distribusi Jawaban Responden Tentang Merekomendasikan Telkom Beserta Keunggulan-keunggulannya………... 77
Tabel 4.39 Distribusi Jawaban Responden Tentang keunggulan- keunggulannya dari para pesaingnya……… 78
Tabel 4.40 Distribusi Jawaban Responden Tentang Membandingkan Telkom dengan Kompetitor……….. 79
Tabel 4.41 Uji Validitas Hambatan Berpindah (X
1)………... 81
Tabel 4.42 Uji Validitas Nilai Pelanggan (X
2)……… 84
Tabel 4.43 Uji Validitas Loyalitas Pelanggan (Y)……….. 87
Tabel 4.44 Uji Reliabilitas Hambatan Berpindah (X
1)………... 89
Tabel 4.45 Uji Reliabilitas Nilai Pelanggan (X
2)……… 90
Tabel 4.46 Uji Reliabilitas Loyalitas Pelanggan (Y)……….. 91
Tabel 4.47 Uji Multikolinieritas……….. 94
Tabel 4.48 Analisis Regresi Linier Berganda………. 95
Tabel 4.49 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)………. 98
Tabel 4.50 Hasil Uji Simultan (Uji F)……….... 99
Tabel 4.51 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R
2)………. 100
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual...20
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Telkom Indonesia………... 38
Gambar 4.2 Logo PT. Telkom Indonesia……….. 39
Gambar 4.3 Uji Normalitas………... 92
Gambar 4.4 Uji Heteroskedastisitas……….. 93
Daftar Lampiran Lampiran 1 Kuisioner Penelitian
Lampiran 2 Skor Variabel
Lampiran 3 Hasil Analisis Ouput SPSS
1.1 Latar Belakang
Persaingan bisnis semakin lama semakin kompetitif. Banyak para pelaku bisnis baru yang mencoba memasuki pasar yang sebelumnya hanya dikuasai oleh satu atau dua pelaku saja. Diberbagai sektor bisnis hal ini banyak terjadi sehingga menjadikan persaingan pasar menjadi semakin kompetitf. Konsumen pun menjadi pihak yang diuntungkan karena tidak ada perusahaan yang memonopoli pasar.
Salah satu Bisnis yang semakin kompetitf adalah bisnis di sektor telekomunikasi. Sejak awal berdirinya indonesia penyedia layanan komunikasi di prakarsai oleh Perusahaan POS dan Informasi yang merupakan cikal bakal dari terbentuknya PT. Telkom Indonesia yang pada tahun 2016 mampu menjadi perusahaan terbesar dibidang penyedia layanan Telekomunikasi di Indonesia.
Namun, seiring berjalannya waktu Kompetitor-kompetitor di sektor bisnis ini mulai bermunculan.
Menuut UU Nomer 36 Tahun 1999 Jasa telekomunikasi adalah layanan
telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan bertelekomunikasi dengan
menggunakan jaringan telekomunikasi. Berdasarkan Pengertian tersebut dapat
diketahui bahwa perusahaan-perusahaan penyedia jasa telekomunikasi merupakan
salah satu pihak yang memiliki peran signifikan karena kebutuhan akan informasi
yang masif dan pola komunikasi dimasyarakat yang dilakukan secara digital
memerlukan jaringan internet yang merupakan produk yang disediakan oleh
perusahaan-perusahan tersebut.
2
Melihat semakin besarnya kebutuhan masyarakat akan Layanan Telekomunikasi khususnya Internet sebagi media komunikasi maka semakin banyak perusahaan-perusahaan yang mulai memasuki sektor bisnis ini di kota-kota besar di Indonesia. Salah satu kota yang menjadi pasar bagi para penyedia layanan telekomunikasi adalah kota medan. Kota Medan yang memiliki jumlah penduduk 2,4 juta jiwa (Disdukcapil kota Medan per juni 2017) ini merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang tepat sebagai tempat berinvestasi di bidang Infrastruktur Telekomunikasi oleh perusahaan-perusahaan penyedia layanan telekomunikasi.
Jumlah penduduk yang besar menjadikan kota Medan sebagai segmen pasar potensial yang dapat di jadikan pangsa pasar untuk mendapatkan pelanggan baru bagi perusahaan penyedia jasa telekomunikasi. Beragamnya kalangan yang membutuhkan Layanan telekomunikasi khususnya internet mulai dari segemen rumah tangga, perkantoran, institusi pemerintahan, sekolah, cafe maupun restoran menjadi kan kota medan tempat yang cukup kompetitif untuk bisnis di sektor ini.
Hal diatas telah terjadi di kecamatan Medan Johor. Kecamatan yang padat
dengan jumlah hampir 200 ribu jiwa menjadi sasaran yang cukup relevan bagi para
pelaku bisnis penyedia jasa telekomunikasi. Semakin banyaknya Komplek
perumahan yang di bangun dikawasan tersebut memberikan dampak semakin
meningkatkan demand (permintaan) akan ketersediaan telekomunikasi. Beberapa
perusahaan penyedia jasa telekomunukasi melakukan Investasi yang masif untuk
pembangunan infrastruktur penunjang demi memberikan pelayanan yang maksimal
kepada para pelanggannya. Pelayanan maksimal tersebut dapat berimplikasi
terhadap munculnya loyalitas pelanggan.
Tabel 1.1
Data Kependudukan Kota Medan (Per Juni 2017)
NO KECAMATAN PENDUDUK (Jiwa)
Luas Wilayah (km
2)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km
2)
1 MEDAN AREA 123.646 5,52 22.400
2 MEDAN JOHOR 199.924 9,58 20.869
3
MEDAN
TEMBUNG 159.364 7,99 19.945
4 MEDAN DENAI 169.560 9,05 18.736
5 MEDAN MAIMUN 55.318 2,98 18.563
6 MEDAN KOTA 92.833 5,27 17.615
7 MEDAN BARAT 92.277 5,33 17.313
8 MEDAN TIMUR 125.863 7,76 16.219
9
MEDAN
HELVETIA 162.168 13,16 12.323
10 MEDAN AMPLAS 136.773 11,19 12.223
11 MEDAN PETISAH 79.252 6,82 11.621
12 MEDAN DELI 180.673 20,84 8.670
13
MEDAN
SUNGGAL 128.544 15,44 8.325
14
MEDAN
PERJUANGAN 117.109 14,09 8.311
15
MEDAN
SELAYANG 105.361 12,81 8.225
16 MEDAN BARU 41.029 5,84 7.026
17
MEDAN
POLONIA 61.728 9,01 6.851
18
MEDAN
MARELAN 161.002 23,82 6.759
19
MEDAN
TUNTUNGAN 92.505 20,68 4.473
20
MEDAN
BELAWAN 113.885 26,25 4.338
21
MEDAN
LABUHAN 129.431 36,67 3.530
TOTAL 2.478.145 270,10 9.175
Sumber : Disdukcapil Kota Medan, 2017
Semakin banyaknya para pesaing sebuah perusahaan yang menawarkan
produk yang relatif serupa mendorong perusahaan untuk terus berinovasi dan
4
kompetitor. Hal ini dikarenakan pola pasar yang semakin kompetitif dan memberikan konsumen mempunyai banyak pilihan membuat Persaingan antar penyedia layanan ini akan memotivasi setiap perusahaan untuk terus mendapatkan banyak pelanggan-pelanggan baru dan menjaga pelanggan lama menjaga demi kelansungan perusahaannya. Dengan demikian setiap perusahaan yang ingin memenangkan kompetisi yang cukup ketat harus mempu meraih loyalitas dari setiap pelanggannya.
Penyedia jasa Telekomunikasi di indonesia di awali oleh PT. Telkom Indonesia yang sudah ada sejak awal berdirinya indonesia. PT. Telkom Indonesia bahkan telah mampu menjadi market leader sebagai penyedia jasa telekomunikasi di Indonesia dengan jumlah pelanggan mencapai 15 Juta . Namun, sejak era reformasi PT Telkom mulai mendapat banyak kompetitor-kompetitor yang bersaing secara langsung dengan PT. Telkom Indonesia karena memiliki produk yang relatif serupa dan menyasar pasar yang sama. Kompetitor-Kompetitor itu adalah PT. Media Antar Nusa (Nusanet) pada tahun 2000, MNC Group dengan produk MNC PLAY pada tahun 2013, CBN Fiber pada tahun 2005 dan beberapa perusahaan lainnya yang menawarkan jasa yang relatif serupa.
Perusahaan-perusahaan baru pesaing Telkom diatas merupakan anak perusahaan dari beberapa grup usaha besar di Indonesia. Dengan disokong oleh modal yang besar dari grup usahanya perusahaan-perusahaan tersebut mampu bersaing secara langsung dengan mengembangkan usahanya di setiap daerah- daerah strategis yang selama ini hanya di jangkau oleh PT. Telkom Indonesia.
Dengan adanya Kompetitor yang berimbang, menjadikan pasar di sektor ini
menjadi semakin kompetitif tanpa ada pihak yang dapat memonopoli pasar.
Kondisi persaingan pasar yang sempurna menuntut para pelaku bisnis untuk dapat selalu memberikan pelayanan terbaik dengan harga yang serendah mungkin.
Hal ini dikarenakan konsumen merupakan pihak yang menentukan pilihan mana yang akan diambil. Pilihan pilihan tersebut dapat dilandasi dengan harga dan pelayanan yang didapat.
Tabel 1.2
Perbandingan Harga Terendah Tarif penyedia Internet di Kota Medan
No
Perusahaan Penyedia layanan
Nama Produk
Tarif Berlanggan
Per Bulan Keterangan
1 PT. Media Antara Nusa NUSANET Rp362.000
Kecepatan Internet 15 Mb/s
2 PT. Cyberindo Aditama
CBN
FIBER Rp299.000
Kecepatan Internet 15 Mb/s
3 PT. Telkom Indonesia Indihome Rp290.000
Kecepatan Internet 10 Mb/s
4 PT. Eka Mas Republic myRepublic Rp279.000
Kecepatan Internet 50 Mb/s + TV KABEL
5 MNC GROUP MNC Play Rp240.000
Kecepatan Internet 10 Mb/s
Sumber : Olahan Penulis, 2017
Jika dilihat dari tabel 1.2 PT. Telkom Indonesia mempunyai beberapa pesaing yang menawarkan produk serupa dengan harga yang relatif lebih murah.
Kondisi ini menggambarkan bahwa para pelanggan PT. Telkom Indonesia yang
berada di kawasan kota medan khususnya di kecamatan Medan Johor mempunyai
6
di bisnis Telekomunikasi di kota medan, PT. Telkom Indonesia harus mampu Memberi pelayanan terbaik secara konsisten kepada setiap pelanggannya . Hal ini dilakukan untuk mendapatkan loyalitas dari setiap pelanggannya agar tidak beralih ke kompetitor.
Jika di tinjau dari sudut pandang pemasaran jasa, Loyalitas merupakan respon yang terkait erat dengan ikrar atau janji untuk memegang teguh komitmen yang mendasari keberlanjutan relasi. Loyalitas pelanggan sangat penting didapatkan oleh penyedia jasa dalam setiap bisnis yang kompetitif, dimana para konsumen mempunyai banyak alternatif pilihan terhadap sebuah produk.
Banyaknya alternatif pilihan untuk produk-produk yang serupa membuat konsumen sangat selektif dan beralih kepada perusahaan yang mampu memberikan pelayanan terbaik dengan harga paling rendah sesuai dengan prinsip ekonomi yaitu mendpatkan kepuasan yang maksimal dengan pengorbanan yang minimal.
Loyalitas dapat disebabkan oleh banyak hal. Diantaranya disebabkan oleh
hambatan-hambatan yang menghalangi pelanggan untuk berpindah ke merek lain
(Switching Barrier) dan cukup melekatnya Nilai Pelanggan yang diterapkan oleh
perusahaan penyedia jasa kepada para pelanggannya. Hambatan Berpindah
Merupakan upaya yang dilakukan perusahaan membentuk rintangan pengalihan
sehingga pelanggan merasa enggan untuk menggati pemasok (penjual,toko, dan
lain-lain) . Hambatan-Hambatan ini dapat berupa Biaya perpindahan yang
(switching cost), biaya untuk memperlajari produk baru yang dipilih sebagai
pengganti (learning cost), dan biaya-biaya yang dibuat oleh perusahaan untuk
mempertahankan para pelanggannya (Artificial cost ). Sedangkan Nilai Pelanggan
adalah sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa
tertentu. Nilai ini dapat berupa manfaat dari produk yang diberikan oleh perusahaan, pelayanan yang diterima pelanggan selama berlangganan, dan citra perusahaan dimasayarakat. Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka saya tertarik untuk membuat judul “PENGARUH HAMBATAN BERPINDAH DAN NILAI PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PT. TELKOM INDONESIA DI KECAMATAN MEDAN JOHOR”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Seberapa Besar Pengaruh Hambatan Berpindah (X
1) terhadap loyalitas pelanggan (Y) ?
2. Seberapa Besar Nilai Pelanggan (X
2) Terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) ? 3. Seberapa Besar Pengaruh Hambatan Berpindah (X
1) dan Nilai Pelanggan (X
2)
Terhadap Loyalitas pelanggan (Y) ? 1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh Hambatan berpindah (Switching Barriers) terhadap Loyalitas Pelanggan.
2. Untuk menganalisis pengaruh Nilai Pelanggan terhadap Loyalitas pelanggan.
3. Untuk menganalisis pengaruh Hambatan Berpindah (Switching Barriers) dan
Nilai Pelanggan secara simultan terhadap Loyalitas Pelanggan.
8
1.4 Manfaat Penelitaan
Setiap Penelitian dilakukan guna memperoleh manfaat yang berguna bagi seluruh pihak-pihak yang bersangkutan. Manfaat yang diharapkan oleh penulis dalam melakukan penelitan ini antara lain sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapakan menjadi tambahan pengetahuan bagi penulis terkait pengaruh Hambatan berpindah (Switching Barriers) dan nilai pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.
2. Bagi PT. Telkom Indonesia
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk dapat senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi setiap pelanggan PT. Telkom Indonesia terkhusus yang berada di kecamatan Medan Johor.
3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis
Penelitian ini dapat menjadi pendukung pengembangan penelitian bagi para
mahasiswa dan mahasiswi program studi dimasa yang akan datang dengan
fenomena masalah maupun objek terkait Hambatan Berpindah (switching
Barriers) dan Nilai Pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hambatan Berpindah (Switching Barriers)
2.1.1 Pengertian Hambatan Berpindah (Switching Barriers)
Menurut Supriyanto dan Ernawaty (2009:92) Hambatan Berpindah (switching barrier), yaitu menyangkut hambatan yang dirasakan konsumen bila pindah atau beralih dari produk satu ke produk yang lainnya. Switching barrier ini mampu menjadikan pelanggan merasa enggan berpindah merek karena beberapa kelebihannya. Hal ini justru dapat menjadi aset bagi perusahaan untuk menjadikan switching barrier ini sebagai kekuatan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Jones, et al (2003:702) mengatakan bahwa switching barrier adalah semua faktor yang membuat konsumen sulit untuk berpindah merek.
Switching barrier ini dapat menjadi penghalang bagi konsumen untuk berpindah dari merek satu ke merek yang lain.
Kotler dan Keller (2009:140) mengatakan bahwa salah satu cara untuk
mempertahankan pelanggan adalah menciptakan hambatan beralih pemasok
yang besar. Pelanggan cenderung tidak akan berpindah pemasok jika biaya
modalnya tinggi, biaya pencariannya tinggi, potongan sebagai pelanggan
setianya hilang. Dengan mendirikan hambatan beralih yang tinggi, maka
pelanggan akan lebih enggan untuk beralih ke pemasok lain jika melibatkan
biaya modal yang tinggi, kehilang potongan harga dan sebagainya. Pendekatan
yang lebih baik adalah dengan memberikan kepuasan yang tinggi kepada
pelanggan, karena dengan demikian maka pesaing akan lebih sulit untuk
10
untuk beralih. Rintangan beralih dapat berbentuk biaya pencarian, biaya transaksi, biaya belajar, potongan harga khusus bagi pelanggan yang loyal, kebiasaan pelanggan, biaya emosional, usaha-usaha kognitif, risiko finansial, sosial dan psikologis.
Menurut Triton (Dalam Hartatik 2010:65) prinsip strategi hambatan berpindah (switching barrier) adalah upaya perusahaan menciptakan kondisi keengganan pada konsumen untuk berganti pemasok. Pemasok dalam pengertian ini dapat berupa toko, vendor, outlet, dan sebagainya. Hambatan-hambatan yang dikondisikan antara lain:
1. Mengkondisikan keterikatan batin sehingga merasa tidak selayaknya untuk pindah ke pemasok lain.
2. Mengkondisikan perasaan enggan pada pelanggan.
3. Mengkondisikan situasi rugi bila pindah pemasok.
4. Mengkondisikan biaya yang lebih besar bila pelanggan pindah pemasok 2.1.2 Bentuk-Bentuk Hambatan Berpindah ( Switching Barrier)
Menurut Zeithaml et, al (2009:192) ada beberapa bentuk Hambatan berpindah, antara lain :
1. Biaya Perpindahan, Yaitu persepsi pelanggan terhadap waktu, uang, dan upaya yang diperlukan untuk berpindah merek, perusahaan dan pelayanan provider
2. Hubungan Interpersonal, Yaitu hubungan yang terdiri atas dua orang atau
lebih yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan menggunakan pola
interaksi yang konsisten
3. Pemulihan Layanan, Yaitu berbagai hal yang akan dilakukan perusahaan setelah terjadinya suatu kegagalan jasa dalam pelayanan (service failure) 4. Daya Pikat Produk, Yaitu Daya pikat produk meliputi seberapa banyak
sesuatu yang lebih buruk atau lebih baik dalam berbagai dimensi suatu alternatif konsumen akan produk Kompetitor.
2.1.3. Indikator Hambatan Berpindah
Menurut Fornell (Dalam Hartatik 2010: 68), Indikator hambatan berpindah (Switching barrier) sebagai berikut :
1. Nilai , Yaitu nilai ekonomi yaitu hambatan yang dirasakan konsumen bila berpindah satu produk atau jasa ke produk atau jasa lain karena biaya ataupun harga yang ditanggung dengan manfaat yang diterimanya sebagai pelanggan tidak akan ditemukan pada produk/jasa lain.
2. Psikologi, Yaitu hambatan yang dirasakan konsumen bila berpindah satu produk ke produk lain karena kecemasan atau ketakutan emosional pribadi pelanggan.
3. Sosial, Yaitu hambatan yang dirasakan konsumen bila berpindah satu produk ke produk lain karena Produk ataupun jasa yang digunakan merupakan produk atau jasa yang sudah terkenal.
4. Fungsional yaitu hambatan yang dirasakan konsumen bila berpindah satu
produk ke produk lain disebabkan karena jasa tersebut mampu menjalankan
fungsinya dengan baik sebagai dan memberikan pelayanan kepada semua
pelangganya dengan kualitas yang baik, sehingga pelanggan takut tidak akan
menemukanya pada perusahaan jasa lain.
12
5. Ritual yaitu Tindakan setiap hari seperti misalnya penampilan pribadi dan tempat kerja, kebiasaan berterima kasih, memuji pelanggan, sambutan yang tepat dan hangat, cepat tanggap kepada pelanggan dan secar keseluruhan semua tingkah laku rutin yang diperlukan untuk membangun kesetiaan pelanggan.
2.2 Nilai Pelanggan
2.2.1 Pengertian Nilai Pelanggan
Menurut Albertech (Dalam Priansa 2017: 97) nilai pelanggan (customer value) dapat diartikan sebagai suatu persepsi dari konsumen terhadap pemenuhan kebutuhan tertentu. Lovelock dan Wright (2007:5 ) Berpendapat bahwa Nilai (value) adalah sesuatu yang diperoleh dari benda atau jasa tergantung dari keperluan seseorang pada suatu waktu tertentu. Sedangkan Kanuk dan schiffman (2006:6) Berpendapat bahwa Nilai Pelanggan (Customer value) adalah sebagai rasio antara manfaat yang didapat konsumen baik secara ekonomi,fungsional maupun psikologis terhadap sumber-sumber (uang,waktu,tenaga,maupun psikologis) yang digunakan untuk memperoleh berbagai manfaat tersebut.
Kotler dan Keller (2009:133 ) Berpendapat bahwa nilai dari suatu produk dapat berupa rasio antara apa yang konsumen dapatkan dan apa yang konsumen berikan. Konsumen mendapat kegunaan dari suatu produk dan “memberikan”
biaya. Kegunaan yang dimaksud disini adalah kegunaan fungsional dan emosional.
Sedangkan yang termasuk dalam biaya adalah uang, biaya waktu biaya tenaga dan biaya fisik. Konsep nilai secara universal menurut Zeithaml dan Bitner ( 2008:47) dapat didefinisikan kedalam empat pemahahaman yaitu :
1. Nilai adalah harga yang murah untuk pelanggan sebagai harga terbaik.
2. Nilai adalah apapun yang diinginkan konsumen dari pelayanannya.
3. Nilai adalah kualitas yang diperoleh sebagai ganti dari harga yang dibayar.
4. Nilai adalah semua yang ingin diperoleh konsumen sebagai sebagai balasan dari apa yang diberikannya.
Dari definisi diatas zeithaml dan bitner menyimpulkan bahwa nilai pelanggan adalah penilaian keseluruhan konsumen terhadap utilitas sebuah produk berdasarkan persepsinya terhadap apa yang diterima dan apa yang diberikan.
Priansa (2017:99) bependapat bahwa nilai pelanggan (customer value) pada dasarnya adalah sebuah persepsi dari konsumen mengenai manfaat yang diterima oleh konsumen dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk suatu produk atau pelayanan sehingga dapat memberikan nilai lebih daripada para pesaingnya.
2.2.2 Tingkatan Nilai Pelanggan
Nilai pelanggan dapat terbentuk atas sejumlah tingkatan. Kano (Priansa 2017:101) menyatakan bahwa nilai pelanggan terdiri dari:
1. Expected Value
Merupakan nilai yang diharapkan konsumen. Pada tingkatan ini perusahaan memberikan barang atau jasa tanpa sesuatu yang dapat diingat oleh konsumen dan tidak ada hal-hal istimewa yang membedakannya dengan perusahaan- perusahaan pesaing.
2. Desired Value
Suatu usaha meningkatkan nilai tambahan bagi konsumen tetapi pada dasarnya
hal ini tidak diinginkan konsumen. Pada level ini organisasi dapat menentukan
cara meningkatkan nilai pelanggan yang memungkinkan perubahan
perusahaan kerah yang lebih baik, dan akhirnya membangun customer
bonding.
14
3. Unanticipated Value
Tingkatan customer value yang terakhir. Pada level ini perusahaan menemukan nilai di luar harapan-harapan konsumen bahkan di luar yang diinginkan konsumen. Tingkatan ini meliputi pelayanan segera atas kebutuhan mendesak, terus-mnerus berusaha untuk menemukan cara pemecahan masalah-masalah konsumen, memberikan pelayanan tambahan tanpa harus membayar biaya ekstra atau memberikan segala sesuatu lebih dari apa yang dibutuhkan konsumen.
2.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Pelanggan
Menurut Robinette dan brand (Priansa 2017:107) ada beberpa faktor yang dapat mempengaruhi Nilai pelanggan. Faktor-fakrot tersebut adalah :
1. Rational Value
Rational Value harus didasari pada kualitas produk dengan harga yang sesuai.
Rational value dapat di lihat melalui produc/quality dan money/price.
2. Emotional Value
Untuk dapat merubah perilaku dari para konsumen maka perusahaan harus
memberikan nilai emosional terhadap para konsumennya. Hal ini dapat
dilakukan dengan membangun kepercayaan, kenyamanan, serta pengalaman
berharga yang mengesankan bagi konsumen. Nilai perusahaan dapat menjadi
ciri khas dari perusahaan yang akan sulit ditiru oleh kompetitornya. Nilai
emosional dapat dilihat melalui elemen-elemen Equity/Trust,
Experince/Relationship, Energy/ Convinience
2.2.4 Dimensi Nilai Pelanggan
Priansa (2017:109) Berpendapat bahwa Nilai pelanggan terbentuk atas sejumlah dimensi yang dapat diukur. Dimensi tersebut adalah :
1. Mutu Produk
Mutu Produk adalah Persepsi pelanggan atas keseluruhan ciri atau sifat produk yang berpengaruh pada kemampuannya dalam memenuhi kepuasan konsumen tersebut.
2. Mutu Pelayanan
Mutu/ Kualitas pelayanan merupakan persepsi konsumen terhadap keunggulan dari suatu pelayanan, maka untuk mengevaluasi kualitas pelayanan salah satu kriterianya adalah apakah kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan sesuai dengan persepsi pelanggan maka dapat dikatakan bahwa pelayanan tersebut berkualitas.
3. Harga
Harga adalah sejumlah biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang berserta pelayanannya.
Sweney dan Soutar (Dalam Tjiptono 2005:298) menyatakan bahwa dimensi nilai nilai terdiri atas empat aspek utama, yaitu :
1. Emotional Value
Berkaitan dengan utilitas yang berasal dari perasaan atau emosi postif yang ditimbulkan dari mengkonsumsi produk.
2. Social Value
Berkaitan dengan utilitas yang didapatkan dari kemampuan produk untuk
meningkatkan konsep diri-sosial konsumen.
16
3. Quality Value
Berkaitan dengan utilitas yang didapatkan dari produk karena reduksi biaya jangka pendek dan menengah.
4. Price for money
Berkaitan dengan utilitas yang diperoleh dari persepsi terhadap kualitas dan kinerja yang diharapkan atas produk.
2.3 Loyalitas Pelanggan
2.3.1 Pengertian Loyalitas Pelanggan
Lovelock dan Wright (2007:133 ) berpendapat bahwa loyalitas adalah kepuasan konsumen secara sukarela terus berlangganan dengan perusahaan tertentu dalam jangka waktu yang lama. Barnes (Priansa 2017:216) Berpendapat bahwa Loyalitas pelanggan adalah bukti dari emosi yang mentransformasi perilaku pembelian berulang menjadi suatu hubungan. Sedangkan griffin (2009:5) Mendefinisikan loyalitas sebagai pola pembelian yang teratur dalam jangka waktu yang lama yang dilakukan oleh unit-unit pembuat atau pengambil keputusan.
Selanjutnya ia berpendapat bahwa konsumen yang loyal adalah orang yang melakukan pembelian secara teratur, membeli antar lini produk dan jasa, mereferensikan kepada orang lain, menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
Kotler dan Keller (2009:133) berpendapat bahwa loyalitas adalah tingkat
kepuasan tertinggi yang menimbulkan ikatan emosi kuat dan komitmen jangka
panjang dengan merek (Brand) perusahaan. Tjiptono (2005:386) berpendapat
bahwa loyalitas pelanggan dapat tercipta dari kepuasan konsumen yang dapat
memberikan beberapa manfaat, dianataranya hubungan antara perusahaan dan
pelanggan menjadi harmonis, menjadi dasar pembelian ulang dan menciptakan loyalitas. Kartajaya (Priansa 2017: 217) berpendapat bahwa loyalitas konsumen adalah jaminan kualitas bersaing, pertumbuhan, laba dan sustainability jangka panjang perusahaan. Bahkan ia juga berpendapat bahwa loyalitas konsumen merupakan indikator yang lebih akurat dari pada laba dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai.
Menurut Yuniarti (2015:241) loyalitas adalah tentang persentase dari orang yang pernah membeli dalam kerangka waktu tertentu dan melakukan pembelian ulang sejak pembelian pertama. Dalam mengukur kesetiaan diperlukan beberapa atribut sebagai berikut :
1. Mengatakan hal positif tentang perusahaan kepada orang lain.
2. Merekomendasikan perusahaan kepada orang lain.
3. Mempertimbangkan bahwa perusahaan merupakan pilihan utama
4. Melalukan lebih banyak pembelian dengan perusahaan di masa yang akan datang.
2.3.2 Tahapan loyalitas
Kartajaya (Priansa 2017: 228-229) membagi tahapan loyalitas kedalam lima tingkatan :
1. Terorrist Customer , Yaitu konsumen yang suka menjelek-jelekkan perusahaan karena tidak suka atau pernah tidak puas dengan layanan yang diberikan perusahaan.
2. Transactional Customer, yaitu Konsumen yang memiliki hubungan dengan
perusahaan yang sifatnya sebatas transaksi.
18
3. Relationship Customer, Yaitu konsumen yang pola hubungannya dengan perusahaan adalah relasional
4. Loyal customer, Yaitu konsumen yang tidak hanya melakukan pembelian ulang, tapi lebih jauh lagi sangat loyal dengan produk dan merek yang dikeluarkan perusahaan.
5. Advocator Customer, Yaitu tingkatan konsumen tertinggi, konsumen semacam ini sangat istimewa, konsumen tipe ini sering menjadi pembela terhadap produk-produk yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Sedangkan Chan (Priansa 2003:231) Berpendapat bahwa tingkat loyalitas konsumen dibagi menjadi empat tahap :
1. Emas (Gold), Yaitu kelompok konsumen yang memberikan keuntungan terbesar kepada perusahaan.
2. Perak ( Silver), Yaitu Kelompok konsumen yang memberikan keuntungan besar bagi perusahaan tetapi tidak sebesar kelompok emas.
3. Perunggu (bronze), Yaitu kelompok yang tingkat pengeluaran untuk produknya relatif rendah.
4. Besi (iron),Yaitu kelompok yang tidak menghasilkan keuntungan tetapi justru
membebani perusahaan.
2.3.3 Indikator Loyalitas Pelanggan
Loyalitas Pelanggan diartikan sebagai loyalitas pelanggan PT. Telkom indonesia berdasarkan Tjiptono (2005: 388) mengemukakan Enam indikator yang dapat digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen, Yaitu sebagai berikut :
1. Pembelian Ulang
2. Kebiasaan mengonsumsi merek tersebut 3. Selalu menyukai merek tersebut
4. Yakin bahwa merek tersebut terbaik 5. merekomendasikan
Griffin (2009:22) berpendapat bahwa ada ada beberapa indikator untuk mengukur loyalitas pelanggan, antara lain :
1. Melakukan pembelian secara ulang
2. Melakukan pembelian diluar lini produk/jasa 3. Merekomendasikan
4. Memenunjukkan keunggulan produk/jasa dari produk pesaing.
Sedangkan kotler dan keller (2009: 135) berpendapat ada beberapa indikator untuk mengukur loyalitas pelanggan jasa, antara lain :
1. Repeat Purchase (kesetiaan terhadap pembelian produk)
2. Retention (Ketahanan terhadap pengaruh yang negatif mengenai perusahaan
3. Referalls (mereferensikan secara total esistensi perusahaan)
20
2.4 Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka Konsep Penelitian merupakan model konseptual tentang bagaimana teori behubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah atau fenomena yang penting. Pada Kerangka konsep digambarkan hubungan dari variabel bebas yaitu Hambatan Berpindah (X
1) dan Nilai Pelanggan (X
2) terhadap loyalitas pelanggan (Y) sebagai variabel terikat. Variabel-variabel tersebut akan dianalisis sehingga diketahui seberapa besar Hambatan berpindah dan nilai pelanggan berpengaruh terhadap Loyalitas Pelanggan. Untuk mengetahui konseputual penelitian secara deskriptif dapat dilihat gambar berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber : Penulis, 2017
2.5 Hipotesis
Sugiyono (2016:63) berpendapat bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara yang dinyatakan oleh penulis mengenai hubungan antara variabel- variabel. Berdasarkan kerangka konseptual pada gambar 2.1, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. H
01: Tidak terdapat pengaruh antara Hambatan berpindah terhadap Loyalitas Pelanggan.
Hambatan Berpindah
(X1)
Nilai Pelanggan
(X2)
Loyalitas Pelanggan
(Y)