• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KEPITING BAKAU (Scylla spp.) PADA HUTAN MANGROVE DI KAWASAN SUNGAI SERAPUH KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KEPITING BAKAU (Scylla spp.) PADA HUTAN MANGROVE DI KAWASAN SUNGAI SERAPUH KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KEPITING

BAKAU (Scylla spp.) PADA HUTAN MANGROVE DI

KAWASAN SUNGAI SERAPUH KECAMATAN TANJUNG

PURA KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

OLEH:

MEYLAN P SIHOMBING 051202006/BUDIDAYA HUTAN

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRACT

MEYLAN P SIHOMBING: Abundance and Diversity of Mangrove Crab (Scylla spp.) On the River Mangrove Forest Area as fragile as Tanjung Pura Langkat District. Under the guidance ONRIZAL and ALEX TERNALA BARUS River region as fragile as a district of Tanjung Pura Langkat mangrove forests on both sides of the river encountered mud crab (Scylla spp.). However, due to conversion of land into oil palm plantation and aquaculture area of distribution reduced the mangrove crab. This study aims to measure the diversity and abundance of mud crab (Scylla spp.) Under various conditions of forest stands of mangrove and identify the factors that influence the spread of mud crab (Scylla spp.) In the mangrove forest located in the River as fragile. This research was conducted from February-March 2010 in the area of mangrove forest in the River District as fragile as Tanjung Pura Kabnupaten Rare. Defined seven stations and is divided into two sub-stations.

Results Measurement of Physical-Chemical Parameters of Water and Substrate on the River area of mangrove forests as fragile as follows: the average water temperature ranged from 28.00 to 29.00 ◦ C, the average pH of water ranged from 6.80 to 7.00, average average pH of the substrate ranged from 4.90 to 5.40, the average water salinity ranged from 15.00 to 22.30 ‰, the average salinity of the substrate ranged from 18.50 to 19.50 ‰, and average water depth of about 13 0.10 to 42, 50 ‰. Substrate bottom waters in this region are classified in terkstur mud. The highest density of mangrove species at station III pohonadalah level of 1200-1500 ind / ha. Average litter weight obtained at each station ranged from 39.86 to 73.70 gr/m2. The results showed that the Scylla spp. found there are two types of S.serrata and S. oceanica. Mangrove crab abundance at all stations ranged from 41.67 to 241.67 ind / ha. The distribution pattern of mangrove crabs were classified to the clustered distribution. Scylla serrata are found abundantly in the area behind and goes down to the waterfront area. Scylla oceanica is found abundantly in the front area of forests and the less the rear area of mangrove forest. The measurement results also find that the female mud crab abundance found at each station

(3)

ABSTRAK

MEYLAN P SIHOMBING: Kelimpahan dan Keanekaragaman Kepiting Bakau (Scylla spp.) pada Hutan Mangrove di Kawasan Sungai Serapuh Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat. Dibawah bimbingan ONRIZAL dan ALEX TERNALA BARUS

Kawasan Sungai Serapuh Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat merupaan kawasan hutan mangrove yang di kiri kanan sungainya dijumpai kepiting bakau (Scylla spp.). Namun karena konversi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit dan daerah pertambakan mengakibatkan penurunan distribusi kepiting bakau. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur keanekaragaman dan kelimpahan kepiting bakau (Scylla spp.) pada berbagai kondisi tegakan hutan mangrove dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran kepiting bakau (Scylla spp.) di hutan mangrove yang terdapat di Sungai Serapuh. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari-Maret 2010 di kawasan hutan mangrove pada Sungai Serapuh Kecamatan Tanjung Pura Kabnupaten Langka. Ditetapkan 7 stasiun dan dibagi menjadi dua sub stasiun.

Hasil Pengukuran Parameter Fisik-Kimia Air dan Substrat pada hutan mangrove kawasan Sungai Serapuh sebagai berikut: suhu air rata-rata berkisar 28,00-29,00 ◦C, rata-rata pH air berkisar 6,80-7,00, rata-rata pH substrat berkisar 4,90-5,40, rata-rata salinitas air berkisar 15,00-22,30‰, rata-rata salinitas substrat berkisar 18,50-19,50‰, dan rata-rata kedalaman air berkisar 13,10-42,50‰. Substrat dasar perairan pada kawasan ini digolongkan dalam terkstur lumpur. Kerapatan jenis mangrove tertinggi untuk tingkat pohonadalah pada stasiun III sebesar 1200-1500 ind/ha. Rata-rata bobot serasah yang didapat pada tiap stasiun berkisar 39,86-73,70 gr/m2.

Hasil penelitian menunjukka n bahwa Scylla spp. yang ditemukan ada dua jenis yaitu S.serrata dan S. oceanica. Kelimpahan kepiting bakau pada seluruh stasiun berkisar 41,67-241,67 ind/ha. Pola distribusi kepiting bakau digolongkan kepada distribusi bergerombol. Scylla serrata dijumpai melimpah pada daerah belakang dan semakin menurun pada daerah tepi pantai. Scylla oceanica ditemukan melimpah pada daerah depan hutan dan semakin sedikit pada daerah belakang hutan mangrove. Hasil pengukuran juga mendapatkan bahwa kepiting bakau berjenis kelamin betina dijumpai melimpah pada tiap stasiun baik S.serrata maupun S.oceanica.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di desa Sempung Polling, Sidikalang pada tanggal 22

Mei 1986 dari bapak (Alm) Banggas Sihombing dan ibu Rusmala Simbolon.

Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.

Lulus dari Sekolah Dasar (SD) Negeri 030285 Sidikalang pada tahun

1999, pada tahun 2002 lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1

Sidikalang dan pada tahun 2005 lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri

1 Sidikalang. Melalui jalur tertulis Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB)

tahun 2005 penulis diterima menjadi mahasiswi di Program Studi Budidaya Hutan

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (S1).

Penulis melakukan kegiatan Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan

(P3H) di Kabupaten Asahan dan Kabupaten Karo Sumatera Utara serta kegiatan

Praktek Kerja Lapang (PKL) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

(TNGGP). Penulis mengikuti organisasi kemahasiswaan yaitu Himpunan

Mahasiswa Sylva (HIMAS) Departemen Kehutanan. Selain itu Penulis juga aktif

dalam organisasi kemahasiswaan Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Sumatera

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat dan karunia-Nya lah Penulis dapat menyelesaikan hasil

penelitian yang berjudul Kelimpahan dan Keanekaragaman Kepiting Bakau

(Scylla spp.) pada Hutan Mangrove di Kawasan Sungai Serapuh Kecamatan

Tanjung Pura Kabupaten Langkat dengan baik.

Dalam penyelesaian penelitian ini Penulis mengucapkan terima kasih

kepada bapak (Alm) Banggas Sihombing dan ibu Rusmala Simbolon yang selama

berlangsungnya penelitian sampai dengan selesai selalu member semangat dan

motivasi untuk menyelesaiakn penelitian ini. Kakak Naomi Sihombing, Abang

Baoadi Sihombing, Kikianna Sihombing, Lestari Esterina Sihombing, Veronika

Simanjuntak dan keponakanku Betshua Theovanny Sihombing yang selalu

memberi semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Kepada bapak

Onrizal S.Hut,M.Si dan Prof.Dr.Ing. Ternala A Barus, M.Sc selaku komisi

pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan arahan kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kepada teman-teman

Budidaya Hutan 2005 dan teman – teman KTBku yang terus memotivasi dan

membantu Penulis dalam menyelesaiakn skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan

kesalahan. Untuk itu penulis dengan kerendahan hati menerima kritik dan saran

yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap

(6)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1 Tujuan Penelitian ... 3 Manfaat Penelitian ... 3 Hipotesis Penelitian ... 3 Pendekatan Masalah ... 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kepiting bakau (Scylla spp.) ... . 4

Morfologi Kepiting Bakau (Scylla spp.) ... 4

Habitat dan Daur Hidup ... 5

Pengertian Ekosistem Hutan Mangrove ... 6

Vegetasi Hutan mangrove ... 8

Zonasi Hutan Mangrove ... 10

(7)

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

Alat dan Bahan Penelitian ... 12

Metode Penelitian... 12

Penentuan Kawasan Penelitian ... 12

Penentuan Stasiun Penelitian ... 12

Pengumpulan Data Penelitian dan Prosedur Pelaksanaannya ... 16

Pengumpulan Contoh Kepiting Bakau (Scylla spp.) ... 17

Pengukuran Parameter Fisik-Kimia Air dan Substrat ... 17

Pengukur an Kerapatan Jenis Mangrove ... 17

Pengambilan Contoh Serasah dan Organisme Makrozoobenthos ... 17

Analisa Data ... 18

Kelimpahan kepiting Bakau serta Pola Distribusi, Kelimpahan Makrozoobenthos serta Kerapatan Jenis Mangrove ... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter Fisik – Kimia dan Substrat ... 21

Parameter Biologi... 23

Kelimpahan dan Distribusi Kepiting Bakau (Scylla spp.) ... 26

Kelimpahan Makrozoobenthos ... 29

Bobot Serasah ... 30

Kerapatan Jenis Mangrove ... 31

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 32

Saran………. 32

(8)

DAFTAR TABEL

Hal

1. Stasiun berdasarkan komunitas vegetasi kawasan sungai Serapuh ... 14

2. Parameter Biofisik yang Diukur serta Alat dan Metode yang Digunakan .. 16

3. Hasil Pengukuran Parameter Fisik-Kimia Air dan Substrat... 19

4. Kerapatan Jenis Mangrove pada Tingkat Pohon ... 27

5. Kerapatan Jenis Mangrove pada Tingkat Pancang... 28

6. Kerapatan Jenis Mangrove pada Tingkat Semai ... 29

7. Indeks Distribusi Kepiting Bakau Berdasarkan Jenis dan Kelas Ukuran.... 32

(9)

DAFTAR GAMBAR

Hal

1. Kepiting Bakau Betina (A) dan Kepiting Bakau Jantan (B) ... 5

2. Fungsi Hutan Mangrove sebagai Habitat Hidup Fauna (Alfiah, 2010) ... 12

3. Titik stasiun Penelitian... 15

4. Kelimpahan Kepiting Bakau (Scylla spp) Berdasarkan Jenis pada Tiap Stasiun ... 21

5. Kelimpahan Kepiting Bakau Berdasarkan Kelas Ukuran per Jenis pada Tiap Stasiun ... 21

6. Kelimpahan Makrozoobenthos Pada Tiap Stasiun (Ind/m2) ... 22

7. Bobot Serasah pada Tiap Stasiun... 22

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kelimpahan Kepiting Bakau Merah (Scylla serrata)

2. Kelimpahan Kepiting Bakau Hijau (Scylla oceanica)

3. Kelimpahan Kepiting Bakau Hijau dan Kepiting Bakau Merah

4. Panjang Karapas Kepiting Merah

5. Kelimpahan Kepiting Bakau Merah Berdasarkan Kelas Ukuran

6. Panjang Karapas Kepiting Hijau

7. Kelimpahan Kepiting Bakau Hijau Berdasarkan Panjang Karapas

8. Kelimpahan Kepiting Bakau Hijau dan Kepiting Bakau Merah

Berdasarkan Panjang Karapas

9. kelimpahan makrozoobenthos

10. Bobot Serasah Mangrove

Referensi

Dokumen terkait

Sub Sistem mengenai hukum/peraturan yang terkait dengan bidang persampahan yang harus dijalankan dalam perencanaan ini yaitu berdasarkan peraturan daerah yang

The result showed that in teaching speaking skill using picture series, students were divided into group work or in pair, the use of picture series to support the teaching of

Pengambilan atau pemanggilan data kembali satu orang menyatakan tidak mudah karena petugas belum terbiasa mencari data yang telah dihasilkan sebelumnya pada menu storing

Dengan berlakunya Undang-Undang No 7 tahun 2017 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 yang terkait dengan pengawasan yaitu Bahwa Bawaslu (Badan

[r]

Hambatan apa saja yang dialami oleh Dinas Pariwisata dalam pengembangan objek wisata TWI dalam meningkatkan pengunjung wisata.. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Leverage dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Tax Avoidance Tax avoidance ini dapat dilakukan dengan cara memperkecil objek pajak

Oleh karena itu, hasil pengukuran kecepatan arus pada perairan Sei Carang yang memiliki kisaran sebesar 0,1 m/s sampai 0,26 m/s dapat disimpulkan juga terdapat