559
KESAN SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL LESSON STUDY DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KOTA PALEMBANG
IMPRESSIONS STUDENT LEARNING IN CHEMISTRY USING LESSON STUDY MODEL IN SMA Muhammadiyah 1 PALEMBANG CITY
Muhammad Hadeli, L.
*E-mail : [email protected]
ABSTRACT
Lesson Study Learning Model using motode groups discussion on subjects of Chemistry, students of class X and class XI in SMA Muhammadiyah 1 Palembang has been done.
Implementation of Lesson Study conducted by two cycles where each cycle starts from the plan, then do and see. The two cycles of an increase in students in learning activities, it is seen from the increasingly active and enthusiastic students in the course. The results of interviews and questionnaires given to students, 97% were delighted with the learning model lesson study; 97% of subjects enjoys chemistry; 88.7% stated that the model lesson study is not boring; 100% happy with the learning model of small group discussions; 85.5% expressed a spirit of learning the lesson study models; and 93.6%
stated it easier to learn the lesson study models. Lesson Study Model in chemistry learning can be developed so that students like to learn and teachers to become more professional in the Learning process.
Keywords: Impression, Lesson Study.
ABSTRAK
Model Pembelajaran Lesson Study dengan menggunakan motode diskusi kelompok pada Mata pelajaran Kimia, siswa kelas X dan kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Palembang telah dilakukan. Pelaksanaan Lesson Study dilakukan sebanyak dua siklus dimana setiap siklus dimulai dari plan, kemudian do dan dilanjutkan dengan see. Dari dua siklus tersebut terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam belajar, hal ini terlihat dari semakin aktif dan antusiasnya siswa dalam mengikuti pelajaran. Hasil wawancara dan angket yang diberikan kepada siswa, 97% merasa senang dengan model pembelajaran lesson study ; 97% menyenangi mata pelajaran kimia; 88,7% menyatakan model lesson study tidak membosankan; 100% senang dengan model pembelajaran diskusi kelompok kecil;
85,5% menyatakan lebih semangat belajarnya dengan model lesson study ; dan 93,6%
menyatakan lebih mudah belajar dengan model lesson study. Model Lesson Study dalam pembelajaran kimia dapat terus dikembangkan sehingga siswa senang dalam belajar dan guru menjadi lebih profesional dalam proses pembelajaran .
Kata kunci : Kesan, Lesson Study.
560
1. PENDAHULUAN
Menurut Tardif, metode pembelajaran adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa [1]. Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen atau syarat dalam suatu pembelajaran. Keberhasilan suatu penyampaian pembelajaran sangat bergantung pada metode pembelajaran yang digunakan. Sehingga guru harus mempunyai strategi dalam memilih metode pembelajaran. Perlu diketahui juga bahwa tidak ada satu metode pun yang paling baik diantara metode-metode yang lainnya. Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu segala kelebihan dan kelemahan masing- masing. Suatu metode mungkin baik untuk tujuan tertentu, pokok bahasan, maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi tidak untuk kondisi ataupun situasi yang lain. Demikian pula, tidak semua metode pembelajaran dapat dipakai oleh semua mata ajar ataupun pokok bahasan.
Menurut Usman (1996), penciptaan kondisi belajar mengajar ditentukan oleh lima variabel, yaitu [2]: (1) menarik minat dan perhatian peserta didik, (2) melibatkan mahasiswa secara aktif, (3) membangkitkan motivasi siswa, (4) prinsip individualitas, dan (5) peragaan dalam pengajaran. Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Salah satu langkah untuk memiliki strategi mengajar ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian yang disebut metode mengajar. Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara- cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur [3].
Lesson study adalah suatu bentuk kegiatan guru-guru yang sama bidang keahlian dalam memperbaiki kualitas pembelajaran yang mula-mula berkembang di negara Jepang. Menurut Baba (2007), lesson study merujuk pada proses yang dilakukan guru yang secara progresif berusaha untuk meningkatkan metode pembelajaran mereka dengan cara bekerja sama dengan guru-guru lainnya [4]. Pada pelaksanaannya, guru- guru tersebut membentuk kelompok, mengadakan diskusi seputar pelaksanaan pembelajaran, mengevaluasi proses pembelajaran, dan mendiskusikan alternatif perbaikan proses pembelajaran, dan menyusun langkah-langkah pembelajaran perbaikan, serta mencobakannya oleh guru model yang dipilih diantara guru-guru tersebut.
Lesson study sangat baik dilakukan oleh kelompok guru yang ingin meningkatkan kualitas pembelajaran secara bersama-sama. Disamping dapat mennyeimbangkan kualitas materi pelajaran, para guru dapat pula menyeimbangkan kualitas metode/model/
media/pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Mahmudi (2009), Salah satu metode yang diyakini dapat mendukung tumbuhnya kompetensi guru,
561
selain melalui pendidikan profesi, adalah kegiatan lesson study [5]. Lesson study merupakan kegiatan kolaboratif yang dilakukan oleh sekelompok guru dalam rangka meningkatkan kinerja dan kualitas pembelajaran mereka yang pada ujungnya dapat meningkatkan kompetensi dan profesioalisme mereka.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis pada beberapa sekolah khususnya sekolah swasta, terlihat proses pembelajaran pada umumnya kurang memenuhi kriteria pembelajaran yang telah ditetapkan oleh BNSP atau PP/Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional; yaitu PAKEM, akronim dari Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Guru-guru kimia di lingkungan sekolah swasta di Kota Palembang, belum pernah mengadakan kegiatan bersama dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajarannya. Dengan demikian proses pembelajaran yang berlangsung kurang memenuhi unsur PAKEM tersebut, sulit diharapkan siswa dapat berhasil lulus dengan kualitas baik, yaitu siswa yang memenuhi tujuan umum pendidikan, seperti siswa yang memiliki seperangkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan, yang membekali siswa agar mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya ataupun membekali siswa dengan 4 pilar pendidikan untuk menjadi warga masyarakat yang berkarakter.
SMA Muhammadiyah 1 kota Palembang adalah salah satu sekolah swasta yang cukup terkenal dan berada di pusat kota, dari pengamatan dan wawancara dengan guru kimia mereka belum pernah berkumpul bersama guru guru kimia dari SMA Swasta lainnya untuk membicarakan perbaikan proses pembelajaran. Guru guru pernah dikumpulkan hanya sebatas pelatihan-pelatihan penyusunan RPP, penataran yang hanya bersifat seremonial dan kurang membekas.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang kajian lesson study untuk sekolah muhammadiyah 1 kota Palembang, dalam rangka untuk memperbaiki proses pembelajaran khususnya pembelajaran kimia. Penerapan Lesson study kepada guru-guru kimia di SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang juga di ikuti oleh guru-guru kimia dilingkungan muhammadiyah kota Palembang. Guru-guru kimia dari SMA Muhammadiyah yang lain berkumpul di sekolah tersebut pusat kegiatan penelitian.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah ditulis, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana kesan siswa pada pembelajaran kimia dengan menggunakan Model Lesson Study di SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang.
562
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penulis merumuskan tujuan utama dari penelitian yaitu:
1. Untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa di SMA Muhammadiyah 1 kota Palembang.
2. Untuk mengetahui kesan siswa terhadap pembelajaran Lesson study.
Selain untuk melihat tujuan utama maka penelitian diharapkan juga berimbas pada untuk tujuan yang lain yaitu:
3. Untuk meningkatkan Profesioanl Guru dalam pengelolaan kelas.
4. Dari aspek produksi dihasilkannya peningkatan kualitas pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 kota Palembang.
5. Dari hasil manajemen dihasilkannya komunitas guru-guru kimia yang bekerja bersama dalam meningkatkan kualitas mengajar.
6. Meningkatnya hubungan sosial para guru guru Kimia di Kota Palembang secara profesional.
2. METODOLOGI PENELITIAN 2.2. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat yaitu kesan siswa dan Variabel bebasnya yaitu Model pembelajaran Lesson Study
2.3. Definisi Operasional
Pembelajaran Lesson Study merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan perbaikan proses pembelajaran yang di sepakati secara kolektif oleh guru, model Lesson Study diawali dengan kegiatan Plan, dilanjutkan dengan Do – See.
Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa, baik berupa interaksi antara siswa dan guru, antar siswa, dan antara siswa dan lingkungan saat proses pembelajaran berlangsung, Paul D. Dierich dalam Hamalik, pengamatan aktivitas belajar berupa data kualitatif [6].
2.4. Subjek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI siklus 1 dan kelas X siklus 2 yang sedang mengikuti pembelajaran kimia melalui pembelajaran model lesson study di SMA Muhammadiyah 1 kota Palembang.
563
2.5. Metode Penelitian
Metode yang digunakan yaitu metode Lesson Study yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran di dalam kelas. Di dalam penelitian model Lesson Study terdapat beberapa siklus penelitian yang akan dilakukan. Dalam 1 siklus ada tiga langkah utama yaitu Plan (perencanaan), Do (pelaksanaan tindakan) dan See (observasi, dan refleksi). Adapun langkah-langkah kegiatan adalah sebagai berikut:
1. Plan (Perencanaan) yaitu berupa kegiatan presentasi dan diskusi kepada observer sebelum melakukan kegiatan pembelajaran selanjutnya hasil diskusi tersebut digunakan untuk perbaikan pembelajaran, hal-hal yang didiskusikan dengan observer antara lain:
Silabus.
Penyusunan RPP dan perangkat yang diperlukan dalam kegitan tersebut
Kegiatan Observasi mengamati sikap dan tingkah laku siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Perangkat pembantu Pembelajaran antara lain: LKS, Modul dll.
Selain itu juga, perlu dibuat skenario pembelajarannya atau langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup yang disusun secara bersama-sama dengan kesepakatan bersama secara kolektif.
2. Do - See
Tahap ini berupa Tahap pelaksanaan pembelajaran dilakukan berdasarkan skenario pembelajaran yang disesuaikan dengan silabus dan RPP. Kolaborator melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Kemudian mencatat dan merekam hasil pengamatan. Hasil pengamatan yang didapat berupa data kualitatif yang merupakan gambaran pada perilaku siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran yang diikuti dengan pengamatan (observing), selanjutnya dilakukan refleksi. Tahap ini merupakan kegiatan menganalisa, mensintesa hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini berupa diskusi antara Guru model dengan observer-observer
Hasil dari refleksi ini, akan ditentukan oleh peneliti apakah tindakan yang dilaksanakan sebagai pemecahan masalah sudah mencapai tujuan atau belum. Melalui refleksi inilah maka peneliti akan menentukan keputusan untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran untuk siklus lanjutan.
564
Teknik pengumpulan data berupa data kualitatif hasil pengamatan dari masing masing observer. Menurut Susilo (2007), kegiatan observasi atau pengamatan dalam pembelajaran model Lesson Study merupakan gambaran lengkap dan objektif tentang perkembangan proses pembelajaran, pengaruh dari metode yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data baik kulaitatif maupun kuantitatif [7].
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas XI untuk siklus 1 dan kelas X untuk siklus 2 di SMA Muhammadiyah 1 Palembang, audien adalah siswa yang belajar mata pelajaran Kimia.
Siswa yang dijadikan sampel adalah semua siswa yang mengikuti mata pelajaran Kimia dikelas yang dijadikan model pembelajaran lesson study yaitu berjumlah 64 siswa dengan rincian kelas XI 32 siswa dan kelas X 32 siswa. Penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.
Pelaksanaan kegiatan lesson studi di SMA Muhammdiyah 1 kota Palembang seperti ditunjukkan pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Pelaksanaan Lesson Studi dan Guru Model
Kegiatan Tanggal Tempat
Pembentukan FGD 04 September 2014
SMA Muhammadiyah 1 Palembang
Plan 1 08 September
2014
SMA Muhammadiyah 1 Palembang Do dan See 1 18 September
2014
SMA Muhammadiyah 1 Palembang.
Guru Model Fatimah S.Pd.(Guru SMA M 1 Palembang)
Plan 2 22 September
2014
SMA Muhammadiyah 1 Palembang.
Do dan See 2 13 Oktober 2014 SMA Muhammadiyah 1 Palembang Guru Model Fasilati S.Pd. (Guru SMA M 1 Palembang)
3.2. Siklus 1
Kegiatan diawali dengan pembentukan Forum Group Diskusi (FGD) dan menentukan guru model untuk siklus 1, dilanjutkan dengan membuat perangkat pembelajaran yaitu berupa silabus mata pelajaran kimia kelas XI dengan materi ajar Termokimia, menyusun RPP dan perangkatnya kemudian menyusun langkah-langkah pembelajaran yaitu dengan menggunakan model koveratif learning, untuk penyusunan draf awal dibuat oleh guru model yaitu ibu Fatimah. Setelah semua perangkat
565
pembelajaran disiapkan kemudian dilakukan Plan pada tanggal 08 September 2014, kegiatan plan berupa pemaparan oleh guru model tentang draf RPP dan perangkat yang telah disusunnya. RPP dan perangkatnya yang telah di susun kemudian direvisi bersama disepakati langkah langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru model.
Pada kegiatan plan siklus 1 disepakati ada 10 kelompok masing masing 3 siswa dengan pembagian yang heterogen. Semua guru yang hadir kecuali guru model adalah otomatis sebagai observer.
Kegiatan Do dan See dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran yaitu pada hari Kamis tanggal 18 September 2014 dimulai jam 08.00 – 09.30. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Guru Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. 5’
2. Guru menjelaskan materi secara singkat 10’
3. Siswa melakukan Diskusi kelompok 30’
4. Melakukan diskusi kelas, tanya jawab dan kesimpulan. 30’
5. Kegiatan Menutup pelajaran 10’
Saat pembelajaran berlangsung observer melakukan pengamatan bagaimana siswa belajar, semua hal yang dianggap baik dan hal-hal yang masih lemah dicatat dalam lembar observasi. Kegiatan observer dilakukan selama pembelajaran berlangsung.
Setelah kegiatan pembelajaran selesai maka dilakukan pertemuan antara Guru model dengan observer (guru-guru lain) selama kurang lebih 1,5 jam. Hasil diskusi disimpulkan dengan hasil sebagai berikut:
Saat diskusi kelompok belum berjalan lancar,masih kaku, dan masih banyak siswa yang belum berdiskusi. Banyak yang masih bingung dengan materi ajar saat itu, hal ini ditunjukan dengan banyak mereka bertanya dengan guru.
Masih ada siswa yang belum memiliki/membawa buku, sehingga mereka saling tarik buku yang berakibat menghambat jalannya diskusi.
Pada waktu habis untuk diskusi kelompok masih banyak kelompok yang belum selesai, ini menunjukan masih banyak siswa yang belum mengerti.
Pada saat diskusi kelas belum hidup jalanya diskusi masih didominasi oleh siswa tertentu, banyak siswa yang hanya diam dan mengikut saja, mereka tidak mengerti yang berakibat diskusi tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
Kegiatan pembelajaran masih belum kelihatan imtaqnya, sehingga untuk pembelajaran berikutnya hendaknya bisa memasukan konsep imtaq.
566
3.3. Siklus 2
Kegiatan diawali dengan membuat perangkat pembelajaran yaitu berupa silabus kelas X dengan ajar Struktur Lewis , menyusun RPP dan Perangkatnya, kemudian menyusun langkah-langkah pembelajaran yang disusun berdasarkan hasil see pada siklus ke 1. Model koveratif learning tetap digunakan, tetapi semua siswa harus bertanggung jawab terahadap apa yang telah mereka sepakati dikelompoknya dengan model NHT nama kelompok di sepakati nama nama yang berkaitan dengan kimia.
Setelah semua perangkat pembelajaran disiapkan kemudian dilakukan Plan yaitu berupa presentasi oleh guru model yaitu Fasilati dan dilanjutkan diskusi dengan guru-guru, kegiatan dilakukan pada hari senin tanggal 22 September 2014. Hasil diskusi pada kegiatan plan ini adalah: Guru menjelaskan dulu materi yang akan didiskusikan, kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Ada 1 bahasan utama yang akan didiskusikan oleh siswa didalam kelompok yaitu tenteng struktur lewis berbagai atom unsur. Setiap kelompok bertanggung jawab terhadap terhadap bahasannya masing masing dan setiap siswa dalam kelompok semuanya harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah mereka kerjakan. Setelah selesai mereka diskusi , dilanjutkan dengan diskusi kelas.
Terakhir siswa dan dibantu oleh guru menyimpulkan hasil diskusi.
Kegiatan Do dan See dilakukan sesuai dengan jadwal mata pelajaran kimia yaitu pada hari Senin tanggal 13 Oktober 2014 dimulai jam 10.00 – 11.30. Langkah-langkah kegiatan adalah sebagai berikut:
1. Guru Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. 05’
2. Guru menjelaskan materi secara singkat 10’
3. Siswa melakukan Diskusi kelompok dengan model NHT dimodifikasi 30’
4. Siswa melakukan diskusi kelas 30’
Semua siswa dalam kelompok masing-masing memiliki tanggung jawab yang sama, setiap sesi langsung diberi kesimpulan. 5. Kegiatan Akhir : Memebrikan memberikan evaluasi kepada Siswa. 15’
Saat pembelajaran berlangsung guru-guru yang hadir (observer) melakukan pengamatan bagaimana siswa belajar, semua hal yang dianggap baik dan hal-hal yang masih lemah dicatat dalam lembar observasi. Kegiatan observer dilakukan selama pembelajaran berlangsung.
Setelah kegiatan pembelajaran selesai maka dilakukan pertemuan antara guru model dengan observer selama kurang lebih 1,5 jam. Hasil diskusi disimpulkan dengan hasil sebagai berikut:
567
Saat diskusi kelompok sudah berjalan baik, siswa sudah mulai terbiasa untuk berdiskusi sehingga pembelajaran terlihat lebih hidup.
Seluruh siswa yang sudah membawa buku, sehingga jalannya diskusi lebih lancar.
Diskusi kelas sudah berlangsung aktif dan hampir semua siswa antusias mengikuti pelajaran
Konsep imtaq sudah muncul dan hendaknya dipertahankan.
Pada diskusi kelompok kecil dengan jumlah 3 orang sudah cocok, karena siswa semuanya sudah melakukan diskusi dikelompoknya.
Masalah yang dibahas sama untuk semua kelompok sudah baik.
Pada saat diskusi kelas, semua siswa antusias dan berani berbicara adalah orangnya dan maju kedepan.
Dalam diskusi kelas ada satu kelompok yang masih salah jawabannya sedangkan kelompok yang lain sudah benar. Kesalahan kelompok ini disebabkan terjadi miskonsepsi.
Dalam menjelaskan waktunya terlalu singkat sehingga keingin dosen supaya terjadi pembelajaran Inquari tidak tercapai.
Dari hasil angket yang diberikan kepada 62 siswa yang mengikuti model pembelajaran model Lesson Study diperoleh gambaran:
60 siswa (97%) merasa senang dengan model pembelajaran lesson study
60 siswa (97%) menyenangi mata pelajaran kimia.
55 siswa (88,7%) menyatakan model lesson study tidak membosankan.
62 siswa (100%) senang dengan model pembelajaran diskusi kelompok kecil
53 siswa (85,5) menyatakan lebih semangat belajarnya dengan model lesson study.
58 siswa (93,6%) menyatakan lebih mudah belajar dengan model lesson study.
4. KESIMPULAN
Pelaksanaan Pembelajaran dengan model Lesson Study telah dilakukan sebanyak dua siklus dimana setiap siklus dimulai dari plan, kemudian do dan dilanjutkan dengan see. Dari dua siklus tersebut terlihat siswa semakin aktif dan antusias dalam mengikuti pelajaran kimia. Dari hasil wawancara dan angket yang diberikan kepada siswa, mereka sangat termotivasi dan senang dengan pola pembelajaran model Lesson Study, model pembelajaran lesson study tidak membosankan, siswa lebih semangat belajarnya dan mereka menyenangi pembelajaran kimia diharapkan bermuara kepada peningkatan hasil belajar. Model Lesson Study dalam pembelajaran kimia dapat terus
568
dikembangkan sehingga siswa senang dalam belajar kimia dan guru menjadi lebih profesional dalam proses pembelajaran.
5. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Syah, M. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Karya;
1997.
[2]. Usman, M. U. Menjadi Dosen Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya; 1995 [3]. Roestiyah, N. K. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta; 1991.
[4]. Baba, Takuya. How is Lesson Study Implemented? Dalam Isoda, M, Stephen, M, Ohara, Y, & Miyakawa, T. (Ed). Japanese Lesson Study in Mathematics Its Impact, Diversity and Potential for Educational Improvement New Jersey USA: World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd; 2009
[5]. Mahmudi, Ali. Mengembangkan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study, Jurnal Forum Kependidikan FKIP UNSRI. Volume 28, Nomor 2, Maret 2009, ISSN 0215- 9392.
[6]. Hamalik, O. Pendekatan dan Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA.
Bandung: Sinar Baru, 1991.
[7]. Susilo. Panduan Penelitian Tindakan kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Published;
2007.