• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan utama pada perusahaan manufaktur adalah memproduksi dan menjual suatu produk. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan dan aktivitasnya mengolah bahan mentah manjadi barang setengah jadi atau barang jadi [1]. Aktifitas produksi yang dilakukan banyak menimbulkan biaya. Biaya-biaya tersebut adalah biaya produksi. Komponen utama biaya produksi yaitu biaya bahan baku (BBB), biaya tenaga kerja langsung (BTKL) dan biaya overhead pabrik (BOP) [1].

CV. Panji Jatnika Toys adalah perusahaan manufaktur yang berbentuk badan usaha Perseroan Komanditer atau Commandataire Vennootschap yang memproduksi berbagai jenis boneka, terletak di Jl.Seokarno Hatta No.59 Bandung, Jawa barat.

Perusahan ini berdiri sejak tahun 2015, yang dimiliki oleh Pian Hardiansyah dan Agus Hermawan. Total pegawai yang ada di CV. Panji Jatnika Toys adalah 15 orang. Dari 15 orang pegawai terdapat 5 orang yang menangani bagian produksi. Setiap jenis bagian pekerjaan yang dilakukan tidak ditentukan pembagian pekejaan perorangnya.

Produksi yang dilakukan berdasarkan stok (Make to Stock) dan pesanan (Make to Order). Tahapan dalam proses produksi, yaitu: membuat pola, memotong, menjahit, mengisi kapas, dan memberikan aksesoris (finishing). Setiap pegawai mengerjakan semua bagian. Dalam penanganan produksi, CV. Panji Jatnika Toys melakukan produksi lebih banyak untuk stok. Process costing dapat diterapkan di CV. Panji Jatnika Toys karena metode ini dilakukan untuk make to stock dan digunakan saat produk yang dihasilkan dalam kondisi kontinu atau produksi massal dimana produk- produk yang dihasilkan dalam suatu departemen [2]. Mesin yang digunakan untuk memproduksi boneka setiap harinya menggunakan mesin jahit manual dan mesin print.

(2)

Jumlah produksi yang dihasilkan setiap kali produksi berbeda. Rata-rata jumlah produksi setiap tahunnya dikalkulasikan hampir rata, namun CV. Panji Jatnika Toys dalam sebulan dapat memproduksi 5.000-7.000 buah boneka untuk kecil dan sedang, 4.000 buah boneka untuk ukuran besar. Tahun 2017, saat event hari raya idul fitri, tahun baru, hari valentain dan liburan sekolah tiba, jumlah produksi meningkat sekitar 50%-70%. Kerugian didalam produksi sering kali terjadi. Hal ini dikarenakan boneka adalah barang yang musiman. Pada saat musim boneka tertentu pabrik dapat memproduksi jumlah boneka yang begitu banyak, sehingga pada saat musim boneka tertentu sudah mulai turun peminatnya, jumlah barang yang diproduksi sebelumnya akan tertumpuk digudang. Hal tersebut menjadikan perusahaan rugi besar.

Produksi melibatkan biaya bahan baku (BBB), biaya tenaga kerja langsung (BTKL), dan biaya overhead pabrik (BOP). Untuk memproduksi suatu barang dibutuhkan bahan baku. Pemilik CV. Panji Jatnika Toys membeli bahan baku dari pemasok rata- rata dua kali dalam satu minggu. Proses produksi dilakukan setiap hari. Tarif upah setiap pegawai berbeda-beda, semakin banyak produk yang dihasilkan setiap orang, maka akan semakin besar biaya tenaga kerjanya. Pada bulan februari 2017, biaya tenaga kerja langsung mengalami kenaikan mencapai 30% dari biasanya.

Pengeluaran yang terjadi saat proses produksi seperti biaya listrik pabrik, akan menimbulkan overhead pabrik. Total biaya–biaya ini akan menjadi biaya produksi.

CV. Panji Jatnika Toys tidak memiliki pencatatan dalam jumlah bahan baku yang tersisa dan yang digunakan untuk produksi. Begitu pula dengan biaya overhead pabrik, dimana biaya overhead pabrik digabung dengan overhead toko.

Setelah barang selesai diproduksi, bagian produksi akan menyerahkan produk jadi kepada pemilik setiap satu minggu sekali. Penggajian akan dilakukan ketika penyerahan produk jadi kepada pemilik. Dalam menyerahkan produk jadi tidak ada pencatatan yang dilakukan. Untuk mempermudah pemilik dalam mengetahui berapa jumlah produk yang diselesaikan oleh setiap pegawainya dibutuhkan konfirmasi produk dalam serah terima barang antara pemilik dan bagian produksi.

Setiap akhir periode jumlah barang jadi akan ditotal seluruhnya. Total ini akan digunakan untuk pencari unit ekuivalen dan harga pokok per satuan.

(3)

CV. Panji Jatnika Toys tidak pernah memperhitungkan nilai unit ekuivalen dalam mencari harga pokok per satuan. Dalam mencari harga pokok per satuan CV. Panji Jatnika Toys membagi seluruh total biaya dengan produk yang selesai. Perhitungan menjadi tidak tepat karena produk yang selesai maupun produk dalam proses akhir juga menggunakan sumber daya dalam jumlah yang sama. Hal ini diperlukan perhitungan unit ekuivalen untuk menentukan harga pokok per satuan. Harga pokok per satuan digunakan untuk menentukan jumlah biaya produksi yang dibebankan pada bulan tersebut.

Akibat dari tidak tepatnya CV. Panji Jatnika Toys dalam mencari harga pokok per satuan, sehingga dapat menyebabkan jumlah biaya produksi yang dibebankan menjadi tidak tepat juga. Harga pokok produk jadi dan harga pokok produk dalam proses merupakan elemen untuk mencari biaya produksi yang dibebankan. CV. Panji Jatnika Toys tidak menghitung harga pokok produk dalam proses. Hal ini menyebabkan harga pokok produk dalam proses tidak diketahui. Setelah diketahui biaya produksi yang dibebankan, dibutuhkan perhitungan harga pokok penjualan.

Harga pokok penjualan bertujuan untuk menentukan nilai jual dari barang yang diproduksi. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kerugian pada perusahaan.

Setelah proses produksi, maka persediaan barang jadi dan harga pokok produksi akan menjadi elemen yang digunakan untuk menyusun laporan harga pokok penjualan. Penentuan harga pokok penjualan yang dilakukan perusahaan ini masih menebak-nebak, atau memperkirakan sendiri. Biaya gudang juga seharusnya diperhitungkan dalam mencari harga pokok penjualan.

Selain itu pencatatan yang dilakukan perusahaan ini masih sangat manual, pencatatan dilakukan dengan kertas dan jika ada waktu akan dipindahkan ke Microsoft Excel. Perusahan ini belum memiliki laporan biaya produksi dan laporan harga pokok penjualan. Perusahaan hanya melakukan pencatatan biaya produksi.

Tentu ini menjadi permasalahan yang dialami oleh perusahaan ini dalam mengetahui apakah perusahaan yang mereka jalani untung ataukah merugi.

Mengikuti perkembangan teknologi informasi akuntansi saat ini, banyak aplikasi akuntansi yang digunakan oleh perusahaan seperti: Easy Accounting sistem (EAS),

(4)

Zahir, Accurate, MYOB, SAP, dan lain-lain. Teknologi informasi akuntansi sangat membantu perusahan dalam menjalankan pekerjaan yang dilakukan diperusahaan.

Tetapi untuk mendapatkan aplikasi tersebut membutuhkan biaya yang besar. Saat ini berkembang aplikasi yang disesuaikan dengan skala industri.

Dengan menggunakan aplikasi, perusahaan dapat mempermudah dalam proses perhitungan, pencatatan produksi, dan data perusahaan dapat tersimpan secara teratur. Informasi produksi sangat dibutuhkan oleh pemilik perusahaan dalam mengambil sebuah keputusan dan langkah strategis untuk perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka akan dibangun aplikasi yang cocok dengan perusahaan menengah, yang dapat melakukan mengelola pencatatan produksi yang ada di CV.

Panji Jatnika Toys.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut.

a. Bagaimana pencatatan pembelian bahan baku untuk proses produksi?

b. Bagaimana penyerahan bahan baku sebagai tahap awal proses produksi?

c. Bagaimana pencatatan konfirmasi barang jadi yang selesai diproduksi?

d. Bagaimana menghitung dan menampilkan biaya produksi?

e. Bagaimana menghitung unit ekuivalensi dan harga pokok per satuan?

f. Bagaimana menghasilkan jurnal, buku besar, laporan biaya produksi?

g. Bagaimana menghitung dan menampilkan harga pokok penjualan?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan yang akan dicapai adalah membangun aplikasi yang memiliki fungsi sebagai berikut.

a. Mencatat pembelian bahan baku untuk proses produksi;

b. Mencatat penyerahan bahan baku sebagai tahap awal proses produksi;

c. Mencatat konfirmasi barang jadi yang selesai diproduksi;

d. Menghitung dan menampilkan biaya produksi;

(5)

e. Menghitung unit ekuivalensi dan harga pokok per satuan;

f. Mampu menghasilkan jurnal, buku besar, dan laporan biaya produksi;

g. Membantu menghitung dan menampilkan harga pokok penjualan.

1.4 Batasan Masalah

Batasan Masalah ini bertujuan untuk menjaga agar pembahasan tidak keluar dari topik permasalahan. Adapun batasan-batasannya adalah sebagai berikut:

a. Pembelian secara tunai;

b. Tidak menangani retur pembelian;

c. Tidak menangani potongan pembelian;

d. Tidak menangani barang gagal produksi;

e. Tidak menangani persediaan bahan baku;

f. Perhitungan biaya tenaga kerja langsung dilakukan oleh Farisha Alzena [3];

g. Pembayaran atas beban overhead pabrik dilakukan oleh Farisha Alzena [3];

h. Untuk persentase tingkat penyelesaian BBB selalu 100%;

i. Metode pencatatan menggunakan metode perpetual;

j. Tahap pengembangan aplikasi sampai dengan tahap Integration and Sistem Testing;

k. Mengelola aktifitas produksi boneka seperti pola, potong, jahit, dan finishing.

1.5 Metode Pengerjaan

Metode pengerjaan proyek akhir ini, dibutuhkan beberapa metode untuk mengambil data. Adapun metode pengerjaan yang digunakan adalah sebagai berikut.

a. Metode Pengumpulan Data

Perancangan aplikasi proyek akhir ini dibutuhkan beberapa pendekatan dalam mengumpulkan data. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut.

1. Wawancara dan Observasi

(6)

Teknik pengumpulan data dalam penyelesaian proyek akhir dengan cara melakukan tanya jawab kepada pemilik perusahaan CV. Panji Jatnika Toys, yaitu bapak Pian Hardiansyah. Selain wawancara, dilakukan juga observasi langsung dengan datang ke perusahaan untuk mengamati proses dan sistem produksi yang sedang berjalan.

Wawancara dan observasi dilakukan pada bulan agustus-september 2017.

2. Studi Literature

Studi lirerature dilakukan dengan cara mencari referensi yang berkaitan dengan judul penelitian mengenai harga pokok produksi, harga pokok penjualan, dan aplikasi berbasis web. Studi literature dilakukan dengan cara pengumpulan data melalui dari beberapa buku terkait.

b. Metode Penelitian

Sistem Development Life Cycle (siklus hidup pengembangan sistem) atau Sistem Life Cycle (siklus hidup sistem) adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan meteologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut [4].

Gambar 1-1 Waterfall Model Sistem and

Software Design Requirements

Definition

Implementation and Unit Testing

Integration and Sistem Testing

Operation and Maintenance

(7)

Model Sistem Development Life Cycle (SDLC) yang digunakan dalam proyek akhir ini adalah model Waterfall (air terjun). Dalam membangun perangkat lunak menggunakan waterfall, merencanakan dan menjadwalkan semua proses kegiatan sebelum mulai pekerjaan sangatlah penting. Gambar 1-1 dapat menjelaskan tahapan SDLC menggunakan metode waterfall dari Sommerville [5].

1. Requirement Analysis and Definition

Tahap Requirement Analysis and Definition yang dilakukan adalah mengumpulkan data yang dibutuhkan dan kendala yang dihadapi pengguna melalui konsultasi dengan pengguna sistem. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana spesifikasi sistem yang dibutuhkan oleh pengguna. Pada tahapan ini, pembuatan analisis kebutuhan dilakukan dalam bentuk Use case Diagram dan Activity Diagram, sedangkan pemodelan data dan proses digunakan Class Diagram, dan Sequence Diagram dengan menggunakan alat bantu Astah, Entity Relationship Diagram (ERD) menggunakan Microsoft Visio dan perancangan dengan Business Process Model and Notation (BPMN). Dokumen yang digunakan adalah spesifikasi kebutuhan perangkat lunak (SKPL).

2. Sistem and Software Design

Tahap Sistem and Software Design yang dilakukan adalah mengidentifikasi dan penggambaran fungsionalitas abstraksi sistem perangkat lunak pada perusahaan dengan membuat desain data berbentuk diagram relasi antar tabel, dan membuat desain antarmuka pengguna menggunakan Balsamiq. Arsitektur sistem juga ditentukan pada tahapan ini.

3. Implementation and Unit Testing

Pada tahap Implementation and Unit Testing, yang dilakukan yaitu menerapkan gambaran sistem perangkat lunak dan desain antarmuka dalam kode program yang akan digunakan untuk membuat aplikasi berbasis web. Proses pembuatan kode program dilakukan menggunakan bahasa PHP dengan Framework CodeIgniter (CI) versi 3.1.6 dan sistem manajemen basis data MySQL.

(8)

4. Integration and Sistem Testing

Dalam tahap ini, setiap unit atau program perorangan terintegrasi dan diuji sebagai sistem yang lengkap dengan memenuhi syarat. Setelah pengujian, sistem perangkat lunak dikirim ke pelanggan. Sebelum diberikan ke pelanggan pengguna maka harus dilakukan pengecekan dan pengujian sistem, hal ini dilakukan agar hasil yang didapatkan sesuai dengan harapan. Untuk melakukan pengujian sistem maka digunakan pengujian dengan metode Black Box Testing. Black Box Testing ialah pengujian fungsionalitas yang ada disistem. Selain itu, digunakan juga pengujian dengan Metode User Acceptance Test (UAT) yaitu uji terima perangkat lunak dilakukan ditempat pengguna. Mengujian juga dilakukan dengan membandingkan manual dengan aplikasi.

5. Operation and Mantenance

Tahap Operation and Mentenance adalah tahapan dimana dilakukan training penggunaan aplikasi kepada CV. Panji Jatnika Toys. Tahapan ini adalah tahapan pengoperasian aplikasi secara real dalam perusahaan.

1.6 Jadwal Pengerjaan

Berikut adalah tabel jadwal pengerjaan Proyek Akhir.

Tabel 1-1 Jadwal Pengerjaan

Kegiatan

2017

Agustus September Oktober November Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Requirement analysis and definition

Sistem and software design Implementation and unit testing Integration and unit testing Pembuatan dokumen

Gambar

Tabel 1-1  Jadwal Pengerjaan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha esa dan dengan segala rahmat serta karuniaNya sehingga penyusun telah dapat menyelesaikan Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik

Potensi kandungan pati bonggol pisang yang besar dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan bakar yaitu, bioetanol.. Bahan berpati

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka, tujuan pengembangan media ini adalah: 1) Menghasilkan produk media Computer Assisted Instruction (CAI) pada

Tujuan dari tahap penerimaan adalah untuk memberikan penyambutan kepada pelanggan, memastikan bahwa kendaraan pelanggan diperbaiki dengan benar pada waktu pertama kali, dengan

Kepala Bagian Iklan: Ali Usodo Kepala Bagian Pemasaran: Monang Sitorus Wakil Kepala Bagian Iklan: Nenny Indriasari.. Telepon Pengaduan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna yang terkandung dalam puisi jika dilihat dengan menggunakan analisis semantik yang berfokus pada penganalisisan

Pada penelitian ini, peneliti menggabungkan faktor kondisional yang terdiri dari: desentralisasi dan komitmen organisasi sebagai variabel moderating yang

Penggunaannya telah meluas diberbagai wilayah bidang usaha, perusahaan besar, perusahaan menengah, maupun perusahaan kecil sudah menggunakan kompuer dalam menunjang