• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. peserta didik aktif menggunakan otak untuk menemukan ide pokok dari. materi yang disampaikan guru dan memecahkan masalah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. peserta didik aktif menggunakan otak untuk menemukan ide pokok dari. materi yang disampaikan guru dan memecahkan masalah."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

a. Pengertian Metode Brainstorming

Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Peserta didik belajar dengan aktif berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran, dengan ini peserta didik aktif menggunakan otak untuk menemukan ide pokok dari materi yang disampaikan guru dan memecahkan masalah.

Menurut Aqib (2014 : 118) metode brainstorming merupakan suatu cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dengan memberikan suatu masalah kepada peserta didik oleh guru, kemudian peserta didik menjawab, menyatakan pendapat atau komentar sehingga masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru. Sejalan dengan pendapat Afandi, dkk (2013 : 104) metode brainstormingmerupakan suatu bentuk diskusi dalam gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan dan pengalaman dari semua peserta didik. Metode brainstorming bertujuan untuk membuat kumpulan pendapat, informasi pengetahuan dan pengalaman dari semua peserta didik yang sama atau berbeda dan selanjutnya hasilnya dijadikan peta informasi atau peta gagasan untuk menjadi pembelajaran bersama.

Metode brainstorming adalah suatu cara penyelesaian masalah yang dapat digunakan baik secara individu maupun kelompok. Hal ini mencakup pencatatan gagasan-gagasan yang terjadi spontan dengan cara

(2)

tidak menghakimi. Menurut Muhaimin (2010 : 124) metode brainstorming digunakan untuk menyimpulkan sejumlah pendapat dalam satu tim pada kerangka pikir yang sama. Metode brainstorming sangat membantu dalam mencari solusi pada suatu masalah yang membutuhkan kreaktivitas tinggi dalam penyelesaiannya. Penggunaan metode brainstorming dapat dihasilkan berbagai kemungkinan yaituide-ide yang dapat di evaluasi dan diprioritaskan untuk dilakukan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode branistorming adalah suatu metode mengajar dengan cara guru memberikan masalah kepada peserta didik, dalam pelaksanaan metode ini tugas guru adalah memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran peserta didik, sehingga dapat menanggapi dan seluruh pendapat peserta didik tidak boleh dibantah sekalipun ide tersebut tidak berkaitan dengan masalah yang dibahas. Disamping itu, pendapat yang dikemukakan tidak perlu langsung disimpulkan guru hanya menampung semua pendapat siswa sehingga semua peserta didik didalam kelas mendapat giliran, memberikan pertanyaan untuk memancing peserta didik yang kurang aktif agar dapat berani berpendapat, bertanya, dan menyampaikan ide.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Brainstorming

Penerapan metode brainstorming yaitu peserta didik lebih aktif dan berfiir kreatif mengemukakan pendapat. Menurut Afandi, dkk (2013 : 105) penggunaan metode brainstorming terkadang tidak berjalan sesuai rencana karena beberapa faktor, diantaranya adalah : (1) memberikan komentar terhadap ide yang dilontarkan oleh anggota kelompok, (2) peserta didik

(3)

yang belum gilirannya sudah menyampikan idenya, (3) peserta didik tidak mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang.Selain itu faktor non teknis seperti rasa takut salah, kurang antusias, dan kurangnya kerjasama antar peserta didik, maka dalam proses kegiatan pembelajaran berlangsung peran guru sangat penting untuk kesuksesan pembelajaran.

Menurut Rostiyah (2008 : 75) metode brainstorming digunakan karena memiliki banyak kelebihan seperti : (1) peserta didik aktif berfikir untuk menyatakan pendapat, (2) melatih peserta didik berfikir dengan cepat dan tersusun logis,(3) merangsang peserta didik untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan guru, (3) meningkatkan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran, (4) peserta didik yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru, (5) terajadi persaingan yang sehat, (6) peserta didik merasa bebas dan gembira, (7) suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.

Selain itu metode brainstorming memiliki kelemahan yang perlu diatasi yaitu : (1) guru kurang memberi waktu yang cukup kepada peserta didik untuk berfikir dengan baik, (2) peserta didik yang kurang selalu ketinggalan, (3) terkadang pembicaraan hanya didominasi oleh peserta didik yang pandai saja, (4) guru hanya menampung pendapat tidak merumuskan kesimpulan, (5) tidak menjamin pemecahan masalah, (6) masalah dapat berkembang kearah yang tidak diarahkan.

c. Langkah – Langkah MetodeBrainstorming

(4)

Metode brainstorming dirancang agar diskusi menjadi menyenangkan, tetapi harus mentaati aturan yang ditetapkan agar berhasil.

Ada beberapa aturan yang harus diikuti dan prosedur yang dirancang menurut Sani (2016 : 204) yaitu guru tidak boleh mengkritik ide yang disampaikan dan setiap ide diperbolehkan, setiap peserta didik bebas untuk menyumbangkan pendapat, dan setiap ide harus dicatat. Dalam metode ini guru bertugas memberikan masalah atau topik kepada peserta didik, yang mampu menarik peserta didik menyampaikan pendapat, ide, serta tanggapan.

Langkah-langkah dalam pelaksanaan menggunakan metode brainstorming menurut Sani (2016 : 163) yaitu : (1) guru menyampaikan

tujuan pembelajaran dan topik yang akan dikaji, (2) guru menyampaikan permasalahan, (3) guru menentukan aturan main yang digunakan.Pada tahap ini metode brainstorming memiliki dua aturan main yaitu sebagai berikut :

1. Metode Putaran Bebas (free wheel), yang dimana ketika melakukan aturan main ini yaitu (a) setiap peserta didik yang berbicara harus megacungkan jari, (b) peserta didik berbicara atas penunjukkan ketua kelompok, (c) peserta didik boleh menyampikan beberapa ide dalam satu topik pembicaraan, (d) setiap anggota kelompok harus menyampaikan idenya secara bergantian.

2. Metode Putaran Teratur (Round Robin), yang dimana ketika melakukan aturan main ini yaitu (a) peserta didik berbicara secara bergantian berputar dari kanan ke kiri sesuai dengan arah jarum jam,

(5)

(b) setiap peserta didik hanya boleh memberikan satu ide untuk setiap putaran, (d) peserta didik yang belum mendapat giliran dilarang mendahului memberikan ide, (c) tidak ada kritikan atau mengeluarkan perkataan yang mneyakitkan terhadap ide yang dikemukakan peserta didik yang lain, (d) tidak boleh mengevaluasi suatu ide yang diucapkan, (e) bagi peserta didik yang belum siap pada gilirannya maka mengatakan lanjut atau terus, (f) dilakukan beberapa kali putaran hingga tidak ada lagi ide yang akan disampaikan.

3. Mengembangkan alternatif penyelasian masalah dengan mengumpulkan ide sebanyak mungkin dari peserta didik.

Penilaian ide pada tahap ini merupakan : 1) fokus pada kuantitas yaitu semakin banyak ide yang tercetus maka ide menjadi solusi masalah semakin besar; 2) penundaan kritik yaitu kritikan atas ide yang muncul akan ditunda sehingga akan dilakukan si akhir sesi; 3) sambutan terhadap ide yang tidak biasa yaitu ide yang tidak bisa disambut dengan hanggat bisa jadi ide yang tidak biasa ini menjadi solusi dari masalah yang ada; 4) kombinasi dan perbaikan ide yaitu ide-ide yang bagus dapat dikombinasikan dalam satu ide yang lebih baik.

4. Berhenti atau beristirahat sejenak.

5. Melakukan evaluasi dengan memilih, memilah, atau menggabungkan ide yang postif dan potensial untuk dibahas guna menyelesaikan masalah.

(6)

Pada tahap ini adalah tahap akhir yang dimana dalam proses pembelajaran setelah semua ide terkumpul selanjutnya setiap kelompok akan melakukan hal berikut ini : (1) penilaian kembali ide satu persatu, (2) ide yang hampir sama dapat disatukan, (2) ide yang belum jelas perlu dipertanyakan kepada peserta didik yang bersangkutan, (3) melakukan pengambilan keputusan dengan suara terbanyak atau votting, (4) penyempurnaan ide yang telah disepakati, (5) melakukan tindak lanjut.

d. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar menurut Apriliawati (2011 : 34) aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik selama proses pembelajaran.

Aktivitas peserta didik selama pembelajaran mencerminkan adanya motivasi ataupun keinginan peserta didik untuk belajar. Menurut Hamalik (2011 : 171) aktivitas belajar merupakan pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Aktivitas belajar peserta didik mencakup dua aspek yang tidak terpisahkan, yaitu aktivitas mental atau emosiolan-intelektual-sosial dan aktivitas motorik atau gerak fisik.

Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

e. Jenis-jenis Aktivitas Belajar

(7)

Aktivitas belajar sejenisnya seperti yang disampaikan Paul D.

Dierich dalam Sudirman (2011 : 101) jenis-jenis aktivitas belajar dikelompokkan dalam beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut : (1) kegiatan-kegiatan visual yang termasuk didalamnya seperti membaca, mengamati objek, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain, (2) kegiatan-kegiatan lisan (oral) yang termasuk didalamnya seperti menyampaikan pendapat, bertanya memberi saran,dan diskusi, (3) kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening) yang didalamnya seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik dan pidato, (4) kegiatan-kegiatan menulis (writing) yang termasuk didalamnya seperti menulis hasil, karangan, laporan, dan menyalin, (5) kegiatan-kegiatan menggambar (drawing) yang termasuk didalamnya seperti menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram, (6) kegiatan-kegiatan motorik yang termasuk didalamnya seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, berkebun dan berternak, (7) kegiatan-kegiatan mental yang termasuk didalamnya seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalsis dan mengambil keputusan, (8) kegiatan-kegiatan emosional yang termasuk didalamnya seperti merasa bosan, gugup, melamun, berani dan tenang.

Berdasarkan jenis-jenis aktivitas belajar diatas, dalam penelitian ini difokuskan pada aktivitas belajar kelompok dengan 4 jenis yaitu: (1) aktivitas visual (visual activity)yaitu diantaranya meliputi membaca, memperhatikan gambar demonstrasi; (2) aktivitas mendengarkan (listening activity) yaitu mendengarkan materi dan diskusi; (3) aktivitas lisan (oral

(8)

activity) yaitu menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, serta

menyampaikan pendapat; (4) aktivitas menulis(writing activity) yaitu menulis hasil, ide dan menyalin. Berdasarkan jenis aktivitas diatas dapat disimpulkan bahwa sangat beragam sekali jenis dari aktivitas belajar, sehingga guru dapat menerapkan berbagai aktivitas belajar guna untuk menjadikan pembelajaran menjadi efektif sehingga tercapai tujuan pembelajaran dan bermakna terhadap peserta didik.

f. Aktivitas Belajar Kelompok

Aktivitas belajar kelompok menurut Pratikno (2012 : 22) adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan logis dan sistematis yang dilakukan oleh beberapa orang dengan memiliki kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya agar memperoleh perubahan tingkah laku dan menajadi lebih efektif. Belajar kelompok merupakan sekumpulan individu untuk mencari atau meningkatkan pengetahuan, ketranpilan, sikap atau kemampuan yang dilaksanakan secara logis agar peserta didik lebih aktif.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar kelompok adalah proses penerimaan pengetahuan yang dilakukan oleh sekumpulan individu yang melakukan suatu kegiatan secara logis dan sistematis untuk proses terjadinya perubahan tingkah laku melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan.

g. Pengertian Pembelajaran Tematik

Menurut Depdiknas (2006 : 5) pembelajaran tematik merupakan model dari kurikulum terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman

(9)

bermakna kepada peserta didik. Pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling peserta didik dan dalam rentan kemampuan serta perkembangan peserta didik (Majid, 2013 : 86).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pendekatan yang bermakna disesuaikan dengan perkembangan peserta didik. Pembelajaran yang dilaksanakan berkaitan dengan pengelaman dan lingkungan peserta didik.

h. Landasan Pembelajaran Tematik

Landasan pembelajaran tematik menurut Akbar (2016 : 17-18) berdasarkan materi sosialisasi kurikulum 2013 yang diberikan oleh Kemendikbud adalah sebagai berikut :

1. Landasan Filosofi terdiri atas hal-hal berikut ini : a) Progresivisme

Progresivisme adalah proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah dan memperhatikan pengalaman peserta didik.

b) Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah peserta didik mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya.

c) Humanisme

Humanisme adalah melihat peserta didik dari segi keunikan atau kekhasannya, potensi, dan motivasi yang dimilikinya.

(10)

2. Landasan Psikologis terdiri atas hal-hal berikut ini : a) Psikologi Perkembangan Peserta Didik

Psikologi Perkembangan Peserta Didik adalah untuk menentukan tingkat kelulusan dan kedalaman isimateri sesuai dengan tahap perkembangan siswa.

b) Psikologi Belajar

Psikologi Belajar adalah utuk menentukan bagaimana isi atau materi pembelajaran disampaikan kepada peserta didik dan bagaimana peserta didik harus mempelajarinya.

3. Landasan Yuridis, merupakan kebijakan atau peraturan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar terdiri dari :

a) Undang-Undang Tahun 2002 Nomor 23 Pasal 9 tentang perlindungan anak.

Bahwa setiap anakberhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan kepribadian dan tingkat kecerdasan sesuai dengan minat dan bakatnya.

b) Undang-Undang Tahun 2003 Nomor 20 Bab V Pasal 1b tentang sistem pendidikan nasional.

Menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bak, minat, dan kemampuannya.

Berdasarkan penjelasan tentang landasan pembelajaran tematik diatas, dapat disimpulkan bahwa landasan dilaksanakannya pembelajaran tematik adalah memberikan pendidikan yang adil sesuai dengan perkembangan, kemampuan, minat, dan kebutuhan peserta didik.

(11)

Pelaksanaan dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik sehingga dapat memfasilitasi pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik.

i. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Menurut Akbar, dkk (2016 : 19) karakteristik pembelajaran tematik adalah sebagai berikut :

1. Berpusat pada peserta didik

Pada proses pembelajaran ini memerankan peserta didik sebagai subjek belajar yang utama. Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan motivator. Guru sebagai fasilitator yaitu orang yang memfasilitasi proses pembelajaran dengan melayani dan menangani kebutuhan dan mengarahkan proses pembelajaran. Guru sebagai motivator yaitu memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih semangat dalam belajar.

2. Memberikan pengalaman langsung (direct experiences)

Pada proses pembelajaran siswa dihadapkan dengan hal dan masalah nyata atau konkret yang ada dan terjadi disekitar peserta didik sebagai dasar memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Pada pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema- tema yang dikaitkan dengan kehidupan peserta didik dan hal-hal disekitar peserta didik.

4. Menyajikan kosep dari berbagai muatan

(12)

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran secara terpadu. Materi yang dipadukan memiliki kesesuaian dengan tema yang ada. Tujuannya membentuk pengetahuan siswa secara holistik tentang kosep yang dipelajari.

5. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes, yaitu mengaitkan mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain berdasarkan kesesuaian isi, serta mengaitkan dengan kehidupan dan lingkungan tempat tinggal peserta didik.

6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan Pembelajaran tematik hendaknya dilaksanakan dnegan netode yang mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan proses yang menyenangkan. Permainan juga dapat diintegrasikan sebagai metode pembelajaran karena peserta didik usia SD masih tergolong usia bermain sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.

Penjabaran mengenai karakteristik pembelajaran tematik juga dikemukakan oleh Mamat dalam Prastowo (2013 : 133) yang menyebutkan bahwa terdapat sembilan asas pembelajaran tematik yaitu : (1) terintegrasi dengan lingkungan, (2) memiliki tema sebagai alat pemersatu beberapa mata pelajaran, (3) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan, (4) pembelajaran memberikan pengalaman langsung yang bermain bagi peserta didik, (5) menanamkan

(13)

konsep dari berbagai mata pelajaran, (6) pemisahan anatara satu pelajaran dengan pelajaran yang lain sulit dilakukan, (7) pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minat peserta didik, (8) pembelajaran bersifat fleksibel, (9) penggunaan variasi metode pembelajaran.

Berdasarkan karakteristik pembelajaran tematik diatas, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran hendaknya dilaksanakan secara menyenangkan, memberikan kesempatan siswa dan memfasilitasinya untuk mengonstruksi pengetahuannya sendiri sesuai dengan minat dan kemampuannya. Pembelajaran tematik hendaknya juga dikaitkan dengan pengalaman dan lingkungan siswa sehingga membantunya untuk memahami hal-hal atau konsep yang masih bersifat abstrak.

j. Kelebihan Pembelajaran Tematik

Kelebihan pembelajaran tematik menurut Akbar (2016 : 22) dalam materi sosialisasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut : (1) memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak (berfikir secara holistik dari hal-hal yang nyata), (2) menyenangkan karena belajar sambil bermain yang diintegrasikan melalui berbagai metode yang digunakan pada proses pembelajaran, (3) hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna, (4) mengembangkan keterampilan berfikir anak sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, (5) menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama (melalui proses pembelajaran dengan cooperative learning), (6) memiliki sikap toleransi, komunikasi dan

(14)

tanggapan terhadap gagasan orang lain (peserta didik diposisikan aktif pada pembelajaran berbasis konstruktivis dengan metode diskusi, tanya jawab, presentasi, dan lain-lain), (7) menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang ditemui (pada proses pembelajaran siswa dihadapkan pada permasalahan-permasalahan nyata dalam kehidupan).

k. Manfaat Pembelajaran Tematik

Manfaat pembelajaran tematik menurut Akbar (2016 : 23) berdasarkan materi sosialisasi kurikulum 2013 dari Kemendikbud adalah sebagai berikut : (1) suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan, (2) menggunakan kelompok kerja sama, kolaborasi, kelompok belajar dan strategi pemecahan masalah yang mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah, (3) peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi. proses itu tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas dan kualitas mengeksplorasi konsep-konsep baru dan membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan secara siap, (4) proses pembelajaran di kelas mendorong peserta didik berada dalam format ranah otak, (5) materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, (6) peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan dalam menuntaskan program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan bimbingan khusus dan menerapkan prinsip belajar tuntas, (7) program

(15)

pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara penilaian.

B. KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Beberapa penelitian terkait Metode Brainstorming telah dilakukan peneliti sebelumnya. Penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan penelitian yang akan dilakukan. Hasil penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan penelitian Metode Brainstorming adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kajian penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian Metode Brainstorming

No Peneliti Judul Hasil Penelitian Perbedaan dengan penelitian yang akan

dilakukan 1 Mochammad

Ali Rajai (2018)

Metode Curah Pendapat (Brainstorming) Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Peserta Didik Di Kelas IV Sekolah Dasar

Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan

terbuktinya penerapan metode curah pendapat untuk meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik di kelas IV sekolah dasar, maka aktivitas dan hasil belajar peserta didik meningkat. Pada siklus I diperoleh nilai rata- rata penilaian berbicara yaitu 86, siklus II rata- rata penilaian berbicara meningkat menjadi 88,57

Untuk perbedaan yaitu dimana peneliti yang relevan memfokuskan

pada kemampuan

berbicara dan

memfokuskan pada mata pelajaran bahasa indonesia, sedangkan untuk penelitian yang akan dilakukan yaitufokus pada aktivitas belajar kelompok dan pembelajaran tematik tema 5 subtema 1

Untuk perbedaan penelitian ini yaitu peneliti yang relevan lebih fokus pada pembelajaran matematika sedangkan untuk fokus penelitian yang akan dilakukan yaitu 2 Ayu Fitriani

Ningtyas (2016)

Implementasi Metode Brainstorming dalam

Pembelajaran Ditinjau dari Pemahaman Matematis Siswa

Hasil penelitian yang didapat dari analisis data kemampuan pemhaman matematis peserta didik secara tertulis rata-rata keseluruhan 70%

dengan kategori baik, sedangkan kemampuan pemahaman matematis secara lisan rata-rata

(16)

No Peneliti Judul Hasil Penelitian Perbedaan dengan penelitian yang akan

dilakukan keseluruhan 75%

dengan kategori baik

fokus pada pembelajaran tematik tema 5 subtema 1

Untuk fokus penelitian yang relevan yaitu pada pembelajaran IPS dan fokus pada hasil belajar, sedangkan untuk fokus penelitian yang akan datang pada pembelajaran tematik tema 5 subtema 1 3 Marta Kristy

Herluly (2014)

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Brainstorming Bagi Siswa Kelas IV SDN Turi 2 Kota Blitar

Terbukti peningkatan hasil belajar peserta didik dan aktivitas peserta didik juga meningkat setiap pertemuan atau siklus.

Dari pra tindakan peserta didik yang tuntas 10 dengan presentase 26%, pada siklus I peserta didik yang tuntas sebanyak 24 peserta didik dengan presentase 63%, sedangkan pada siklus II peserta didik yang tuntas belajar sebanyak 38 peserta didik dengan presentase 100%

C. KERANGKA PIKIR

Berikut merupakan kerangkapenelitian dengan judul “Implementasi Metode Brainstorming Pada Aktivitas Belajar Kelompok Pembelajaran Tematik Tema 5 Subtema 1 Siswa Kelas 5 Di SD Negeri Kesamben 1 Tuban”.

Implementasi Metode BrainstormingPada Aktivitas Belajar Kelompok Pembelajaran Tematik Tema 5 Subtema 1 Siswa Kelas 5 Di SD Negeri

Kesamben 1 Tuban

Memberikan permasalahan

Pembelajaran tematik kelas 5 di SD Negeri Kesamben 1 Tubandiarahkan pada kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dalam kemampuan berfikir kritis dan kreativitas belajar siswa aktivitas belajar.

Menetapkan Aturan Bermain

Mengembangkan alternatif

penyelesaian masalah

Penilaian ide Menyampaikan

tujuan

(17)

Aktivitas belajar kelompok dalam pembelajaran tematik menggunakan metode brainstorming

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Studi Kualitatif “Implementasi Metode Brainstorming Pada Aktivitas Belajar Kelompok Pembelajaran Tematik Tema 5 Subtema 1

Siswa Kelas 5 Di SD Negeri Kesamben 1 Tuban”

aktivitas visual (visual activity)

aktivitas mendengarkan (listening activity)

aktivitas lisan (oral activity)

aktivitas menulis(writing activity)

Gambar

Tabel 2.1 Kajian penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian  Metode Brainstorming
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Studi Kualitatif “Implementasi Metode  Brainstorming Pada Aktivitas Belajar Kelompok Pembelajaran Tematik Tema 5 Subtema 1

Referensi

Dokumen terkait

Dengan portofolio di atas, sekiranya bapak/ibu kepala sekolah atau pimpinan intansi, tidak usah ragu lagi terhadap layanan jasa pembuatan dan pengembangan website

Disiplin kerja diukur dengan beberapa dimensi yaitu disiplin waktu, disiplin moral dan disipilin administratif.Disiplin waktu merupakan suatu ketaatan terhadap

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja perawat dengan variabel yang dominan yang berhubungan dengan

UUKPKPU secara tegas menyatakan bahwa pernyataan kepailitan tidak menghilangkan pelaksanaan hak preferen yang diberikan oleh undang-undang dalam ketentuan Pasal 56 ayat

Indeks nilai penting dan SDR lima jenis dominan vegetasi dasar yang ditemukan di bawah tegakan Jati Emas dan Jati Putih di kampus Universitas

Dari definisi – definisi para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang melibatkan sejumlah kelompok kecil

Model Pembelajaran discovery adalah suatu model pembelajaran yang mana peserta didik mampu menemukan sendiri yakni menekankan peserta didik memahami struktur atau ide

Hasil dari uji statistik independent t test yang sudah dilakukan yaitu didapatkan selisih nilai perbedaan antara tekanan darah sistol kelompok perlakuan dan kelompok