• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERDAMAIAN DALAM PERSEPEKTIF AL-QUR AN: KAJIAN ATAS PENAFSIRAN MUFASIR NUSANTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERDAMAIAN DALAM PERSEPEKTIF AL-QUR AN: KAJIAN ATAS PENAFSIRAN MUFASIR NUSANTARA"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)PERDAMAIAN DALAM PERSEPEKTIF AL-QUR’AN: KAJIAN ATAS PENAFSIRAN MUFASIR NUSANTARA. Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.). Oleh Agus Sulistiantono NIM: 11140340000257. PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2019 M.

(2)

(3)

(4)

(5) ABSTRAK Agus Sulistiantono Perdamaian dalam Perspektif al-Qur’an: Kajian Atas Penafsiran Nusantara Rasa damai dan aman adalah nilai esensial dalam kehidupan manusia. Dengan kedamaian terciptalah hubungan dan interaksi yang harmonis. Olehnya itu al-Qur’an sebagai sumber utama ajaran Islam adalah kitab suci yang membawa perdamaian bagi kemanusiaan universal. Begitu juga dengan misi Rasulullah saw. dalam menebar pesan pesan perdamaian dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Penelitian ini berupaya mendeskripsikanan pesan perdamaian dalam QS. an-Nisā’ (4): 86 dengan menjabarkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut. Pertama, bagaimana hakikat pesan perdamaian dalam QS. an-Nisā’(4): 86. Kedua, bagaimana wujud pesan perdamaian dalam QS. an-Nisa’/4: 86, dan 3). Bagaimana implementasi pesan perdamaian dalam QS. an-Nisā’(4): 86. Skripsi ini termasuk kategori penelitian kualitatif deskriptif berupa penelitian kepustakaan atau library research. Data yang dikumpulkan dengan mengutip, menyadur, dan menganalisis dengan mengadopsi pendekatan ilmu tafsir. Pendekatan tersebut diterapkan dengan empat teknik interpretasi yaitu : qurani, linguistik, sistemis, dan kultural. Secara spesifik penulis memakai metode tafsir tahlīlī untuk menginterpretasikan ayat al-Qur’an yang menjadi sumber data primer, dengan menjadikan QS. an-Nisā’(4): 86 sebagai objek kajian utama. Kesimpulannya dari penelitian ini sebagai berikut, perdamaian atas nama agama merupakan tema yang sangat penting untuk dikaji karena jika tidak paham dalam konsep perdamaian sering menjadi akar kekerasan didalam dunia maupun diantar agama. Perdamaian merupakan hak setiap manusia di muka bumi ini dengan perdamaian maka tidak akan muncul konflik diantara manusia dalam kehidupan sehari hari. Hidup damai dalam kehidupan sehari hari merupakan anjuran dari Nabi Muhammad saw. maka dari itu perdamaian itu sangat dianjurkan dalam kehidupan sehari hari.. Kata Kunci: Perdamaian, Tafsir Nusantara, an-Nisā’ (4): 86. v.

(6) KATA PENGANTAR. ِ ‫بِسِمِِللاِِ ِالر‬ ‫حمنِِ ِالرحِيِ ِم‬ Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Segala puji bagi Allah swt. Tuhan semesta alam yang telah memberikan kenikmatan jasmani maupun rohani, serta Rahmat dan hidayah-Nya, dan kemudahan serta kesabaran dalam menghadapi berbagai rintangan dan kesulitan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah ini (Skripsi) berkat pertolongan-Nya. Solawat dan salam punulis sampaikan dan haturkan kepada manusia yang paling mulia kekasih Allah swt. yakni Baginda Nabi Muhammad saw. Serta doa untuk keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Selanjutnya saya sampaikan rasa terima kasih setinggi-tingginya kepada: 1.. Ibu Prof. Dr. Amany Lubis, M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.. 2.. Bapak Dr. Yusuf Rahman, M.A, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.. 3.. Bapak Dr. Eva Nugraha, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan bapak Fahrizal Mahdi, Lc. MIRKH, selaku Sekretaris Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir. Serta seluruh dosen dan staf akademik Fakultas Ushuluddin, khususnya prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir yang telah membagikan waktu, tenaga, dan ilmu pengetahuan juga pengalaman yang berharga kepada penulis.. 4.. Bapak Dr.. Hasani Ahmad Said, M.A, selaku dosen pembimbing. penulis yang telah memberikan arahan, saran dan dukungan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika selama proses bimbingan penulis banyak. vi.

(7) merepotkan. Semoga bapak senantiasa diberikan kesehatan, dan kelancaran dalam segala urusan. Amīn. 5.. Kedua orang tuaku tercinta terkhusus almarhumah ibu yang baru saja dipanggil Allah SWT semoga dengan ini menjadi amal jariah kedua orang tuaku terkhusus ibu ku, tersenyum di sana melihatku.. 6.. Istriku tercinta, Lailiya Saidah, SH. Yang senantiasa mensuport dan mendukung perjuangan sang suami, terimakasih atas semangatnya yang tidak pernah bosan mengingatkan suamimu untuk berjuang menyelesaikan study ini. I love you istriku sayang.. 7.. Teman-teman seperjuangan, kepada seluruh teman-teman jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2014, khususnya teman-teman TH-B, Abdul Haisman, Raja Hotlan Harahap, Fikri Aulia, Bagus Eryanto, Mohamad Husni, Sofyan Tsauri yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Semua kita semua tetap dalam ikatan silaturahmi dan jalinan persahabatan yang indah tiada akhir. Terima kasih atas kerja sama selama ini semoga kita semua di lancarkan oleh Allah dalam segala urusan. Amīn.. 8.. Serta masih banyak lagi pihak-pihak yang sangat berpengaruh dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.. Semoga Allah swt membalas semua kebaikan yang telah diberikan, dan semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi para pembaca agar selalu berpegang pada ajaran-ajaran Nabi Muhammad saw. Amin. Ciputat, 06 November 2019. Agus Sulistiantono vii.

(8) DAFTAR ISI. COVER LEMBAR PERNYATAAN PENULIS.....................................................ii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING .............................iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI......................................................iv ABSTRAK....................................................................................................v KATA PENGANTAR................................................................................vi DAFTAR ISI.............................................................................................viii TRANSLITERASI.......................................................................................x BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1 A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1 B. Identifikasi Masalah...........................................................................9 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah...............................................10 D. Tujuan Penelitian.............................................................................10 E. Manfaat Penelitian...........................................................................10 F. Metodologi Penelitian......................................................................11 G. Tinjauan Pustaka..............................................................................12 H. Sistematika Penulisan......................................................................17. BAB II KONSEPSI PERDAMAIAN DALAM AL-QUR’AN................19 A. Definisi Perdamaian.........................................................................19 B. Sejarah dan Asal Usul Perdamaian...................................................23 C. Pentingnya Perdamaian....................................................................28 D. Pesan Perdamaian............................................................................30 E. Perdamaian dalam Perspektif Ulama...............................................33 F. Term Perdamaian dalam al-Qur’an..................................................38. viii.

(9) BAB III TINJAUAN UMUM TAFSIR NUSANTARA...........................43 A. Karya-Karya Tafsir Nusantara.........................................................44 B. Karakteristik Tafsir Nusantara.........................................................59. BAB IV PANDANGAN PENAFSIRAN MUFASIR NUSANTARA TERHADAP PERDAMAIAN DALAM AL-QURAN............................67 A. Ayat-Ayat Tentang Perdamaian dalam al-Qur’an............................68 B. Penafsiran Perdamaian Menurut Beberapa Ulama Nusantara..........70 C. Ayat-Ayat Perdamaian.....................................................................73 1. Perdamaian dalam Lingkup Internal Kaum Muslimin...............73 2. Perdamaian Rumah Tangga.......................................................77 3. Perdamaian di Antara Umat Manusia.........................................91 D. Tujuan Perdamaian dalam al-Quran.................................................95 E. Hikmah dari Perdamaian..................................................................97 F. Ajaran untuk Perdamaian...............................................................100. BAB V PENUTUP....................................................................................103 A. Kesimpulan.....................................................................................103 B. Saran...............................................................................................104. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................95. ix.

(10) PEDOMAN TRANSLITERASI Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543 b/U/1987.. 1.. Padanan Aksara. Huruf Arab. Huruf Latin. Keterangan. ‫ا‬. Tidak dilambangkan. ‫ب‬. B. Be. ‫ت‬. T. Te. ‫ث‬. ṡ. es dengan titik atas. ‫ج‬. J. Je. ‫ح‬. ḥ. ha dengan titik bawah. ‫خ‬. Kh. ka dan ha. ‫د‬. D. De. ‫ذ‬. Ż. zet dengan titik atas. ‫ر‬. R. Er. ‫ز‬. Z. Zet x.

(11) ‫س‬. S. Es. ‫ش‬. Sy. es dan ye. ‫ص‬. ṣ. es dengan titik bawah. ‫ض‬. ḍ. de dengan titik bawah. ‫ط‬. ṭ. te dengan titik bawah. ‫ظ‬. ẓ. zet dengan titik bawah. ‫ع‬. ‘. ‫غ‬. Gh. ge dan ha. ‫ف‬. F. Ef. ‫ق‬. Q. Qi. ‫ك‬. K. Ka. ‫ل‬. L. El. ‫م‬. M. Em. ‫ن‬. N. En. ‫و‬. W. We. Koma terbalik di atas hadap kanan. xi.

(12) 2.. ‫ه‬. H. Ha. ‫ء‬. ’. Apostrof. ‫ي‬. Y. Ye. Vokal Vokal terdiri dari dua bagian, yaitu vokal tunggal dan vokal rangkap.. Berikut ketentuan alih aksara vokal tunggal: Tanda Vokal Arab. Tanda Vokal Latin. Keterangan. ‫ﹷ‬. A. Fatḥah. ‫ﹻ‬. I. Kasrah. ‫ﹹ‬. U. Ḍammah. Adapun vokal rangkap ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut: Tanda Vokal Arab. Tanda Vokal Latin. Keterangan. ‫ﹷِي‬. Ai. a dan i. ‫ﹷِو‬. Au. a dan u. 3. Vokal Panjang Ketentuan alih aksara vokal panjang dalam dilambangakan dengan harkat dan huruf, yaitu:. xii. bahasa Arab.

(13) 4.. Tanda Vokal Arab. Tanda Vokal Latin. Keterangan. ِ‫مى‬. Ā. a dengan topi di atas. ِ‫ىي‬. Ī. i dengan topi di atas. ِ‫ىُو‬. Ū. u dengan topi di atas. Kata Sandang Kata sandang, yang dalam system aksara Arab dilambangkan dengan. huruf ‫ ال‬dialih aksarakan menjadi huruf ‘l’ baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah. Contoh: al-rijāl bukan ar-rijāl.. 5.. Syaddah (Tasydīd) Syaddah atau tasydīd yang dalam system tulisan Arab dilambangkan. dengan sebuah tanda (‫)ﹽ‬, dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya, kata ‫ الضرورة‬tidak ditulis ad-ḍarūrah tapi al-ḍarūrah.. 6.. Tā’ Marbūṭah Kata Arab. Alih Aksara. xiii. Keterangan.

(14) ‫طريقة‬ ‫اجلامعةِاإلسالمية‬ ‫وحدةِالوجود‬. 7.. Ṭarīqah Al-jāmi‘ah alislāmiyyah waḥdat al-wujūd. Berdiri sendiri Diikuti oleh kata sifat Diikuti oleh kata benda. Huruf Kapital Meskipun dalam system tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, alih. aksara huruf kapital ini juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan permukaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama seseorang, dan lain-lain. Jika nama seseorang didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital adalah huruf awal nama tersebut. Misalnya: Abū ‘Abdullāh Muhammad al-Qurṭubī bukan Abū ‘Abdullāh Muhammad Al-Qurṭubī Berkaitan dengan judul buku ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dengan alih aksaranya, demikian seterusnya. Jika terkait nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialih aksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Contoh: Nuruddin al-Raniri tidak ditulis dengan Nūr al-Dīn al-Rānīrī.. xiv.

(15) 8.. Cara Penulisan Kata Setiap kata, baik kata kerja, kata benda, maupun huruf ditulis secara. terpisah. Berikut contohnya dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan diatas:. 9.. Kata Arab. Alih Aksara. ِ‫تِال ُقرآ من‬ ‫فمإذماِقم مرأ م‬. Faiżā qara’ta al-Qur’āna. ٍ ُ‫ابِمكن‬ ٍ ِ‫ون‬ ‫ِفِكتم م‬. Fī kitābin Mak. ِ‫أمفم مالِيمتم مدب ُرو منِال ُقرآ من‬. Afalā yatadabbarūna al-Qur’āna. ِ‫مَلِمَيم ُّسهُِإَلِال ُمطمه ُرو من‬. Lā yamassuhū illa al-Muṭahharūna. Singkatan Huruf Latin. Keterangan. Swt,. Subḥāh wa ta‘ālā. Saw,. Ṣalla Allāh ‘alaih wa sallam. QS.. Quran Surat. M. Masehi. H. Hijriyah. w.. Wafat. MSI. Mushaf Stndar Indonesia. MP. Mushaf Pakistan. xv.

(16) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama terakhir dan penyempurna agama-agama terdahulu, maka bisa dipahami bahwa Islam mengandung ajaran yang paling lengkap dan sempurna, Islam sangat rinci mengatur kehidupan umatnya. Salah satunya tentang perdamaian, beranjak dari hal tersebut maka penulis ingin mengulas penafsiran QS. al-Hujurāt ayat 9-10, di mana di dalamnya mengatur mengenai perdamaian antara dua kelompok mukmin.1 Kata damai dalam KBBI definisinya adalah tidak ada perang, tidak ada kerusuhan.2 Sedangkan definisi kata damai atau peace secara etimologi ditemukan sekitar abad ke-12 berasal dari kata Bahasa Inggris abad pertengahan yaitu pes, yang diambil dari bahasa Anglo-Perancis pes di mana kata pes sendiri diambil dari bahasa latin yaitu pax yang berarti persetujuan, diam atau damai dan keselarasan.3 Berdasarkan pengertian tersebut maka lawan kata dari peace adalah konflik, kata yang berasal dari abad ke-15 diambil dari Bahasa Inggris pertengahan dan latin yaitu conflictus yang bermakna membentur, menolak, tidak selaras. Sedangkan pengertian peace atau perdamaian secara terminologi adalah tidak ada peperangan conflictus atau kekerasan. Dengan demikian konflik pada akhirnya menjurus kepada terjadinya perang baik antara seseorang. Imam Taufiq, Al-Qur’an Bukan Kitab Teror: Membangun Perdamaian Berbasis Al-Qur’an (Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka, 2016), 7. 2 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), 234. 3 Imam Taufik, Perdamaian Dalam Pandangan Sayyid Qutb, (Kairo: Dar al-Imān, 1998), 298. 1. 1.

(17) 2. ataupun kelompok yang bertujuan untuk menghilangkan potensi kekuatan ataupun hak hidup orang atau kelompok.4 Dasar utama mewujudkan. kedamaian yang paripurna adalah. melalui kejujuran karena sifat inilah yang menjadi kriteria pertama dan utama terhadap kenabian sehingga nabi bukan saja berada pada posisi kenabian secara etik, tetapi telah menjelma menjadi kenabian yang menjadi panutan. Dalam keadaan yang demikianlah seseorang nabi sungguh-sungguh membawa model kepercayaan yang disebut teologi transformasi. Setelah persyaratan kejujuran kemudian disusul dengan orang yang tepercaya terus mengembangkan pesan-pesan kebenaran dan kemudian terakhir seorang nabi selalu memancarkan kepribadian yang cerdas dan tanggap terhadap berbagai situasi. 5 Apabila dianalogikan kepada sebuah masyarakat maka keempat kriteria di atas adalah juga merupakan persyaratan terhadap sebuah model kepemimpinan yang berwibawa dan bagus dalam mengantarkan terjadinya proses transformasi dalam kehidupan bermasyarakat. Kepemimpinan yang efektif dalam masyarakat akan bisa menggambarkan semangat perdamaian yang ditentukan oleh potensi kemampuan dirinya untuk memiliki empat kriteria tersebut dan ditambah lagi dengan adanya modal sosial yang mendorong terciptanya suasana saling mengakui, menghormati dan menghargai dalam hubungan antar manusia. Masyarakat akan kehilangan modal sosial manakala kepemimpinan dalam sebuah masyarakat tidak mampu mendorong terwujudnya suasana perdamaian akibat dari berbagai virus perilaku yang menyimpang yaitu berbohong, pelanggaran janji, dan pengkhianatan terhadap kepercayaan masyarakat.6. 4. Taufik, Perdamaian Dalam Pandangan Sayyid Qutb, 230. Taufik, Perdamaian Dalam Pandangan Sayyid Qutb, 232. 6 Taufik, Perdamaian Dalam Pandangan Sayyid Qutb, 233. 5.

(18) 3. Perdamaian tidaklah hanya mencakup semata-mata keamanan fisik atau tidak adanya perang dan pertikaian di antara manusia di bumi ini, negara yang sedang bersatu tetapi tidak meletus menjadi perang dapat juga disebut perdamaian, tetapi dalam arti yang negatif, kendatipun pengertian di atas mengandung arti yang sangat penting dan juga merupakan inti dari perdamaian sesungguhnya, tetapi keadaan perdamaian yang dilukiskan demikian itu hanyalah suatu segi pasif dan terbatas dari arti sesungguhnya. Apalagi kalau ingin hendak membandingkannya dengan pengertian perdamaian yang lebih bagus lagi.7 Perdamaian adalah penyesuaian dan pengarahan yang baik di mana pihak bersangkutan dapat menyelesaikan masalah. dengan cara damai. karena ditemukan jalan keluar yang sama-sama tidak merugikan sehingga dapat menciptakan suasana yang kondusif. Namun, dalam arti yang lebih luas perdamaian adalah penyesuaian dan pengarahan yang baik dari seorang terhadap penciptanya pada satu pihak dan kepada sesamanya pada pihak yang lain. Hal ini berlaku bagi keseluruhan hubungan konsentrasi antara seseorang dan orang lainnya, seseorang dan masyarakat lainnya bangsa dan bangsa lainnya. Singkatnya adalah antara keseluruhan umat manusia satu dan lainnya dan antara manusia. dan alam semesta.. Perdamaian yang juga mencakup segala bidang kehidupan fisik, intelektual,. akhlak,. dan. kerohanian.. Perdamaian. beginilah. yang. merupakan ruang perhatian yang utama dari agama.8 Tantangan bagi perdamaian adalah pertikaian di mana adanya pertikaian berarti ada perbedaan paham atau alternatif-alternatif bertindak atau. juga. 7. kepentingan-kepentingan. yang. saling. mengecualikan.. Anak Agung Banyu Perwita, Kajian Konflik dan Perdamaian (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), 34. 8 Ridawan Lubis, Agama dan Perdamaian: Landasan,Tujuan, dan Realitas Kehidupan Beragama di Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2017), 315..

(19) 4. Selanjutnya ada dua kemungkinan untuk memecahkan pertikaian yaitu secara damai atau secara paksa. Paksaan bersifat fisik atau secara damai sosial dalam berbagai dimensi saling menekan atau memaksa untuk melakukan tidak melakukan sesuatu. Apabila pertikaian berlatih menjadi perkelahian, maka sama halnya dengan pihak-pihak yang bersangkutan tidak mau memecahkannya secara damai. Dalam perkelahian atau perang yang menang adalah yang lebih kuat, bukan yang lebih benar. Oleh karena itu. upaya-upaya. meredam. pertikaian. ataupun. perkelahian. harus. dilaksanakan.9 Suasana nyaman yang terbebas dari segala gangguan, bebas dari permusuhan, kebencian, dendam, dan segala perilaku yang menyusahkan orang lain. Nabi Muhammad saw. mendefinisikan muslim ideal sebagai muslim yang mampu memberi kedamaian bagi masyarakat dari perilaku dan komunikasinya, sebagaimana dalam hadis: “Seorang Muslim sejati adalah yang mampu memberi rasa damai Kaum Muslim lainnya dari lisan dan tangannya.” Hadis ini merupakan jawaban atas pertanyaan Abu Musa kepada Nabi Muhammad saw. tentang kriteria keislaman yang utama, ayy alIslām afḍal? Islam yang seperti apa yang lebih utama? Nabi Muhammad saw. menjawab dengan memberi deskripsi tentang kriteria tersebut, seperti memberi rasa aman dan damai dari perilaku dan ucapan yang mengganggu. Pada hadis lain lain riwayat ‘Abdullāh bin ‘Umar, Nabi Muhammad saw. diminta keterangan, ayy al-Islām khair? Jenis Islam yang seperti apa yang baik? Nabi Muhammad saw. menjelaskan bahwa Islam yang baik adalah dengan memberi makanan dan mendoakan untuk damai kepada siapa saja, yang dikenal maupun tidak dikenal.. 9. Lubis, Agama dan Perdamian Dunia, 320..

(20) 5. Upaya untuk menciptakan perdamaian juga jelas terekam dalam tradisi dan hidup Nabi Muhammad saw. Setidaknya terlihat dari sikap Nabi Muhammad saw. yang menolak penyelesaian masalah dengan kekerasan. Pada periode Mekkah Nabi Muhammad saw.. tidak. menunjukkan kecenderungan pada praktek kekerasan dan kekuatan fisik, bahkan untuk pertahanan diri sekalipun, Nabi Muhammad saw. tidak mengajarkan tindak kekerasan. Nabi Muhammad saw. mengampanyekan anti kekerasan yang berporos pada kesabaran dan keteguhan dalam menghadapi. penindasan. dan. kekerasan.. Nabi. Muhammad. saw.. menempatkan perdamaian pada posisi yang penting dalam Islam, seperti yang ditunjukkan oleh persaudaraan Kaum Muhajirin dan Ansar di Madinah.10 Perdamaian merupakan hal yang esensial dalam kehidupan manusia karena dalam kedamaian itu tercipta dinamika yang sehat, harmonis, dan humanis dalam setiap interaksi setiap sesama. Dalam suasana aman dan damai manusia akan hidup dalam suasana ketegangan dan kegembiraan. Bahkan kehadiran damai dalam kehidupan setiap makhluk merupakan tuntunan, karena dibalik ungkapan damai menyimpan keramahan, kelembutan,. keadilan dan persaudaraan, dan ajaran islam. sebagai agama rahmatan lil’ālamīn senantiasa untuk mengajak untuk saling memberikan rasa damai dan aman bagi seluruh umat manusia. Makna perdamaian juga terkandung di dalam ucapan assalamu’alaikum, yang salām berarti damai pernyataan hormat dalam perspektif Islam.11 Semangat persaudaraan ini melahirkan kedamaian di hati Umat Islam yang berimbas pada rasa perdamaian dalam hubungan sosial, bahkan terhadap non muslim sekalipun. 10 Thoha Hamim, dkk, Resolusi Konflik Islam Indonesia (Surabaya: LSAS dan IAIN Sunan Ampel, 2007), 18. 11 Sayyid Qutb, Islam dan Perdamaian dunia (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), 65..

(21) 6. Hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh para imam hadis, dengan berbagai redaksi, menguatkan isi pesan utama ini:. ‫ى‬ ‫ى ىى‬ ‫ب ىِف‬ ْ ُ‫اَّلل‬ َ َ‫َّب – صلى هللا عليه وسلم – ق‬ َّ ‫ال « لَ َّما َخلَ َق‬ َ َ‫اْلَْل َق َكت‬ ِّ ‫َع ْن أَِب ُهَريْ َرةَ َعن الن‬ ‫ى‬ ‫ وهو و ْ ى‬، ‫كىتَابىىه – هو يكْتُب علَى نَ ْف ىس ىه‬ ‫ى‬ ‫ضىب‬ َ ‫ب َغ‬ َ ُ َ َُ َ ََْ ُ ‫ض ٌع عْن َدهُ َعلَى الْ َع ْر ىش – إ َّن َر ْْحَىِت تَ ْغل‬ “Ketika Allah menciptakan makhluk, Dia tulis dalam kitab-Nya dan diletakkan di atas Arasy: Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku.”12 Dalam riwayat ini berbunyi :‫ضىب‬ َ ‫َغ‬. ‫ى‬ ‫ى‬ ‫ب‬ ُ ‫إ َّن َر ْْحَىِت تَ ْغل‬. (sesungguhnya. rahmat-Ku mendahului murka-Ku). Dalam berbagai versi, yang isinya sama, hadis ini diriwayatkan juga oleh Muslim, Tirmidzī, dan ibn Mājah. Ayat dan hadis qudsi di atas menunjukkan pesan utama Islam sebagai agama kasih sayang dan cinta damai melebihi aspek lain. Jika sekarang ini banyak kelompok Islam yang mengamalkan Islam dengan penuh murka, kembalilah kepada prinsip ajaran Islam sebagai agama welas asih: Islam rahmatan li al-‘alamīn. Penulis ingin melakukan penelitian tentang perdamaian perspektif tafsir Indonesia yang berfokus pada tafsir al-Iklīl dan tafsir al-Ibrīz. Bagaimana bentuk langkah perdamaian yang dianjurkan untuk dilakukan berdasarkan Tafsir Indonesia. Islam selalu memprioritaskan perdamaian dalam menghadapi suatu permasalahan. Contohnya masalah dalam rumah tangga bagian suatu kumpulan dari masyarakat terkecil yang terdiri dari pasangan suami istri, anak-anak, mertua dan sebagainya. Ini yang kerap terjadi di masyarakat bentuk dari aplikasi penting sebuah perdamaian dalam menyelesaikan masalah. Terwujudnya rumah tangga yang syah setelah akad nikah atau perkawinan sesuai dengan ajaran agama dan undang-undang.13 Abū al-Hasan al-Qāri`, Mu’jam al-`Ahādits al-Qudsiyyah, terjemhan (Kairo: Dar al-Imān, 1998), 467. 13 Sidi Nazar Bakry, Kunci Keutuhan Rumah Tangga (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), 26. 12.

(22) 7. Rumah tangga adakalanya terjadi konflik, konflik-konflik dalam perkawinan yang menyebabkan keretakan hubungan suami istri atau bahkan. menyebabkan. perceraian,. biasanya. bersumberkan. pada. kepribadian suami istri dan hal-hal yang erat kaitannya dengan perkawinan.14 Istri/suami ketika khawatir mengalami nusyūz dalam rumah tangganya maka perdamaian adalah jalan yang yang dipilih. Di dalam kitab sahihaīn disebut melalui hadis Hisyām ibn ‘Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah ra. yang menceritakan, “Ketika usia Saudah binti Zam’ah sudah lanjut, ia menghadiahkan hari gilirannya kepada Aisyah ra. sejak saat itu Nabi saw. menggilir Aisyah selama dua hari, satu hari milik Aisyah, sedangkan hari yang lain hadiah dari Saudah. Sehingga, turunlah ayat QS: an-Nisā` ayat 128 ini.. ‫واى ىن امراَةٌ خافَت ىم ْۢن ب علىها نشوزا اَو اى‬ ‫صلى َحا بَْي نَ ُه َما‬ ‫ن‬ ‫ج‬ ‫َل‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫اض‬ ‫ر‬ ‫ع‬ َ َ َ ْ ً ْ ُّ‫اح َعلَْي ىه َمآ اَ ْن ي‬ َ ُ َۗ ْ ً ْ ُ ُ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ ‫ى‬ ‫ضر ىت ْاْلَنْ ُفس الش َّ ى ى‬ ‫ى‬ ‫اَّللَ َكا َن ىِبَا تَ ْع َملُ ْو َن‬ ُّ ‫ص ْل ًحا َۗو‬ ِّ‫ُّح َوا ْن ُُْتسنُ ْوا َوتَتَّ ُق ْوا فَا َّن ه‬ ُ َ ‫الص ْل ُح َخْي ٌر َۗواُ ْح‬ ُ ‫َخبىْي ًرا‬ “Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyūz (keangkuhan suami yang mengakibatkannya meremehkan istri dan menghalang-halangi hak-haknya) atau sikap berpaling (yakni sikap tidak acuh) dari suaminya (sehingga si istri merasa tidak mendapatkan sikap ramah yang dikhawatirkan dapat mengantar pada perceraian), maka tidak ada dosa bagi keduanya mengadakan perdamaian itu lebih baik, walaupun kekikiran selalu dihadirkan dalam jiwa (manusia). Dan jika kamu berbuat ihsan (memperlakukan orang lain lebih baik dari perlakuannya terhadap diri sendiri) dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah adalah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. an-Nisā` [4]: 128).15. 14. Hadisubrata, Keluarga dalam Dunia Modern, tantangan dan Pembinaannya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2003), 25 15 M. Quraish Shihab, Al-Qur’an dan Maknanya, cet. Ke-2 (Ciputat: Lentera Hati, 2013), 99..

(23) 8. Dalam tafsir al-Iklīl fȋ ma’ānī al-Tanzīl karangan KH. Misbah bin Zainil Musthafa mengenai nusyūz ini menjelaskan bahwa perdamaian antara suami istri lebih baik daripada perceraian, jika seorang suami atau istri berbuat baik terhadap pasangan masing-masing maka nusyūz itu tidak akan terjadi, dan perbuatan baik itu pasti akan diketahui oleh Allah swt.16 Kitab tafsir al-Ibrīz li ma’rifah tafsīr al-Qur’ān al-‘Azīz menjelaskan tentang nusyūz, baik perempuan atau laki-laki yang melakukan nusyūz maka tidak ada larangan bagi keduanya untuk mengadakan perdamaian. Apa diteruskan hidup bersama sampai rukun kembali atau berpisah/bercerai dengan cara yang baik. Maka perdamaian itu langkah yang lebih baik untuk ditempuh. Laki-laki atau perempuan yang bersikap baik terhadap pasangan masing-masing maka Allah swt. Maha mengetahui dan akan membalas dengan kebaikan pula.17 Dilihat dari sikap istri kepada suaminya dapat dipilah menjadi dua. Pertama, istri yang salah. Kedua, istri yang berusaha keluar dari kewajibannya sebagai istri, berusaha meninggalkan suami sebagai pucuk pimpinan rumah tangga, menghendaki agar kehidupan rumah tangga menjadi berantakan. Istri yang demikian disebut istri yang nusyūz.18 Sebenarnya nusyūz tidak hanya berlaku pada istri namun nusyūz juga berlaku pada suami.19 Hal ini sebagaimana tersirat dalam al-Qu’ran QS. an-Nisā` ayat 128, bahwa nusyūz tidak hanya dialami atau dilakukan oleh istri tetapi dapat juga dilakukan oleh suami. Selama ini yang selalu diangkat ke permukaan adalah nusyūz istri. Sementara istri atau suami Misbah bin Zainil Musthafa, al-Iklīl fȋ ma’ānī al-Tanzīl, jilid v (Bangil: alIhsan, 1982), 813. 17 Mustofa Bisri, Tafsīr al-Ibrīz fi tafsīr al-Qur`ān al-‘Azīz, 78. 16. 18. Supriatna, dkk., Fiqh Munakahat II (Yogyakarta: Bidang Akademik UIN,. 2008), 5. 19 Norzulaili Mohd Ghazali, Nusyūz, Syiqāq dan Hakam Menurut al-Qur’an, Sunnah dan Undang-Undang Keluarga Islam, (Kuala Lumpur: Kolej Universiti Islam Malaysia, 2007), 19..

(24) 9. keduanya adalah manusia biasa yang tidak menutup kemungkinan bisa berbuat kekeliruan atau melakukan kesalahan.20 KH. Misbah bin Zainil Musthafa dan Mustofa Bisri dua ulama itu penulis angkat sebagai pembahasan skripsi untuk diteliti karena dua ulama tersebut merupakan kiai pesantren. Dari karya-karya yang dihasilkan tersebut menunjukkan bahwa pesantren bukan hanya sebagai ruang di mana transfer ilmu pengetahuan dan pendidikan karakter dilakukan oleh para kiai. Mereka juga merepresentasikan pendidikan dalam berbagai bidang keilmuan Islam yang cukup kaya dan komprehensif. Di tangan kiai, pesantren menjadi skriptorium dan sekaligus tempat di mana kiai menulis teks-teks keagamaan Islam dan mempublikasikan di tengah masyarakat Indonesia, sehingga bisa dibaca oleh masyarakat luas. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat masalah-masalah yang teridentifikasi sebagai berikut: 1.. Perdamaian merupakan aspek penting bagi ajaran islam, oleh karena itu penelitian yang mendalam terhadap konsep perdamaian dalam al-Qur’an ini merupakan sesuatu yang urgent dalam upaya untuk. menemukan. perdamaian. dalam. al-Qur’an. yang. sesungguhnya. 2.. Aspek perdamaian dalam al-Qur’an masih banyak yang belum mengetahuinya, oleh karena itu perdamaian dalam al-Qur’an ini merupakan rujukan utama bagi generasi di masa yang akan datang.. 20 Zaitunah Subhan, Menggagas Fiqh Pemberdayaan Perempuan (Jakarta: ElKahfi, 2008), 291..

(25) 10. C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.. Pembatasan Masalah Mengingat keterbatasan kemampuan, dana, dan waktu penulis,. maka untuk memudahkan dan memaksimalkan pemanfaatan instrumeninstrumen, maka penulis membatasi masalah pada: a.. Perdamaian dalam perspektif al-Qur’an. penafsiran mufasir. Nusantara. b.. Batasan ayat yang dibahas, QS. an-Nisā’ : 128, QS. al-Rum : 21, QS. al-Baqarah : 224, QS. al-Hujarat : 9-10. 2.. Perumusan Masalah Sedangkan rumusan masalahnya adalah bagaimana konsep. perdamaian dalam al-Qur’an perspektif Tafsir Nusantara.. D. Tujuan Penelitian Dengan mengangkat topik ini, maka diharapkan setiap individu dapat mengetahui perdamaian dalam al-Qur’an yang merupakan salah satu pembahasan penting dalam ajaran pokok islam. Di samping itu, penulis mempunyai beberapa tujuan lain, yaitu: 1.. Untuk mengetahui bagaimana perdamaian dalam al-Qur’an perspektif mufasir Nusantara. 2.. Untuk menambah khazanah keilmuan penulis. 3.. Untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi S1 sehingga memperoleh gelar Sarjana Agama (S. Ag). E. Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari dilakukannya penelitian ini yaitu sebagai berikut:.

(26) 11. 1.. Agar memberikan sumbangsih pemikiran ilmiah dalam kajian keislaman terutama dalam hubungannya dengan al-Qur’an tentang perdamaian dalam al-Qur’an.. 2.. Agar dapat memberikan penjelasan tentang konsep perdamaian dalam al-Qur’an, agar tidak di salah pahami oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.. F. Metode Penelitian Penelitian yang hendak penulis lakukan ini berupa kajian kepustakaan (Library Research) yang bekerja untuk menemukan pemahaman akan fenomena yang terdapat pada objek sesuai dengan apa yang dialami oleh pengamatan subyek penelitian. Bahan informasi mengenai objek penulis telusuri dalam literatur-literatur, baik klasik maupun modern, termasuk jurnal-jurnal ilmiah yang berkaitan.21 1.. Metode Pengumpulan Data Adapun jenis data yang penulis kumpulkan untuk menuntaskan. kajian ini yaitu dengan menggunakan data dan berbagai literatur. Yaitu berupa data primer dan data sekunder. a. Data Primer yaitu data langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber utamanya. Adapun sumber tersebut di antaranya sumber tertulis kitab-kitab tafsir Indonesia, seperti Tafsir al-Misbah, Tafsir al-Ibrīz, Tafsir Kemenag dan lain-lainnya b. Data sekunder yaitu data yang biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen yang berupa dari buku-buku dan sumber lainnya yang tidak secara langsung berkaitan dengan tema. Di antaranya adalah seperti buku kodrat perdamaian dalam Islam, buku-buku. 21. Marzuki, Metode Riset, ( Yogyakarta : Hanindita offest, 1986), 56.

(27) 12. tentang perdamaian dalam al-Qur’an yang berkaitan dengan judul penulis. Data sekunder lain sebagai tambahan perbendaharaan pemahaman tentang kajian misalnya dengan menelusuri di jurnal ilmiah, karya tulis, internet dan sebagainya. 2.. Analisa data Analisis data dilakukan oleh peneliti selama penelitian ini. berlangsung hingga seluruh data telah dianggap cukup. Analisis dilakukan dengan cara memahami persoalan di sekitar objek penelitian. Peneliti mencoba memposisikan diri pada posisi netral dengan tetap berpikir kritis. Kajian ini bersifat deskriptif analisis dengan meneliti sosok tokoh para mufasir Indonesia seperti: Bisri Musthofa Buya Hamka, Quraish Shihab dan tokoh-tokoh lainnya dengan menganalisis data tentang nilai-nilai perdamaian dalam al-Qur’an yang ada di dalam kitab Tafsir karangan mufasir Nusantara 3.. Pendekatan penelitian Untuk pendekatan pengambilan data, penulis menggunakan. metode tematik: yaitu membahas ayat-ayat al-Qur’an yang sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan. Sedangkan pendekatan penelitian yang lain dengan pendekatan historis filosofis. Historis berarti akan ditelusuri dan dipotret perjalanan metodologis Tafsir alAzhar, Tafsir al-Misbah, dan kitab-kitab tafsir lainnya. Pendekatan filosofis dilakukan untuk menelaah lebih jauh pemikiran dan penafsiran Buya Hamka, M. Quraish Shihab dan lain-lainnya tentang nilai-nilai kepemimpinan perempuan yang ada di dalam kitab tafsir tersebut.. G. Tinjauan Pustaka Pembahasan mengenai perdamaian telah banyak dikaji oleh penelitian-penelitian. terdahulu,. tetapi. penelitian. yang. membahas.

(28) 13. mengenai peace building (membangun perdamaian) dalam al-Quran belum ditemukan. Dari penelusuran yang dilakukan terhadap kajian-kajian terdahulu, ditemukan beberapa penelitian yang setema dengan judul penelitian, di antaranya: 1.. Ana Husnatul, Etika Islam Untuk Perdamaian: Perspektif Fiqih. Jurnal el-Hikam (2010). Di dalam jurnal ini membahas bahwa syariah Islam tidak hanya mengatur masalah ubudiah tetapi juga mencakup beberapa nilai universal yang harus menjadi dasar dalam upaya perdamaian.. 2.. Firdaus Wadji, Ayat-ayat Damai dalam Al-Qur’an. Jurnal Universitas Negeri Jakarta (2010). Di dalam jurnal ini dijelaskan bahwa Damai adalah kata yang sekarang ini menjadi semakin penting. Perang dan konflik dengan berbagai sebab menjadi semakin umum saat ini. Banyak sekali alasan untuk berperang dan memulai konflik, tetapi tidak ada satu alasan pun yang dapat dibenarkan untuk itu. Umat manusia membutuhkan kedamaian dan generasi yang moderat untuk kehidupan yang lebih.. 3.. Aulia Agustin, Perdamaian Sebagai Perwujudan dalam Dialog Antar Agama. Jurnal Institut Pesantren KH. Abdul Chalim Mojokerto (2011). Di dalam jurnal membahas tentang dialog keagamaan sebagai sebuah gerakan untuk mengajak semua umat beragama untuk bertemu membuat strategi untuk membangun hubungan antara orang-orang berdasarkan kompilasi dan hidup berdampingan secara damai di berbagai komunitas.. 4.. Abizal Muhammad Yati, Islam Dan Kedamaian Dunia. Mahasiswa Pascasarjana IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh (2011). Di dalam karya imiah ini dijelaskan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil’alamin. Oleh karenanya damai dan memberi kedamaian kepada.

(29) 14. yang lain. Terdapat tiga dimensi kedamaian dalam Islam. Pertama, dimensi tauhidiah (ketuhanan), di mana Allah adalah inspirasi dan sumber kedamaian. Kedua, dimensi insāniah (kemanusiaan). Dalam konteks ini, manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan suci dan memiliki nilai-nilai asasi yang perlu dijaga dan dijunjung tinggi untuk bisa hidup damai, tenang, rukun dan toleran. Dalam dimensi ini, seseorang harus damai dengan dirinya sendiri, damai dalam keluarga dan damai dengan lingkungan masyarakatnya. Ketiga, dimensi kauniyyah (alam), dalam pengertian bahwa alam diciptakan oleh Allah agar dikelola manusia dengan baik dan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kehilangan salah satu dari ketiga dimensi tersebut menjadikan keseimbangan dan keharmonisan tidak akan tercipta. 5.. Abd. Halim, Budaya Perdamaian dalam Al-Qur’an, PSQH (Pusat Studi al-Qur’an Hadis) UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, EJournal UIN Sunan Kali Jaga (2012). Di dalam artikel ini bahwa al-Qur’an. sebenarnya. sangat. menjunjung. tinggi. budaya. perdamaian. Perdamaian yang tersurat maupun yang tersirat dalam al-Qur’an mencakup semua aspek kehidupan di antaranya; perdamaian dalam keluarga, dalam masyarakat yang multikultur, perdamaian antar umat beragama bahkan sampai perdamaian dalam peperangan. Selagi jalan damai bisa dilakukan, maka mengapa harus ada perang yang dilakukan. Jika masyarakat muslim Indonesia memahami secara benar dan mengamalkan ayatayat yang telah dijelaskan di atas, maka penulis yakin bahwa Indonesia akan menjadi negeri impian, sebagaimana disebut dalam al-Qur’an sebagai baldah tayyibah wa rabbun ghafūr (Negeri yang makmur dan disayang Tuhan). Oleh karena itu, ayat-ayat tentang.

(30) 15. perdamaian ini sudah selayaknya kita sosialisasikan dalam kehidupan bermasyarakat dengan berbagai macam metode baik melalui seminar-seminar, ceramah keagamaan, tulisan dalam buku maupun metode-metode yang lainnya. 6.. Imam Taufiq, Al-Qur’an Bukan Kitab Teror: Membangun Perdamaian Berbasis Al-Qur’an. Jurnal UIN Sunan Gunung Djati Bandung (2015). Di dalam Jurnal tersebut mengurai makna damai secara luas dan rinci, begitu juga beberapa wujud dari pesan perdamaian dalam al-Qur’an, sehingga dengan buku ini kiranya secara umum dapat diketahui wujud dari pesan perdamaian yang diisyaratkan dalam al-Qur’an.. 7.. Nur Hidayat, Nilai-Nilai Ajaran Islam Tentang Perdamaian. Jurnal UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta (2015). Di dalam Islam gagasan tentang perdamaian merupakan pemikiran yang sangat mendasar dan mendalam karena berkait erat dengan watak agama islam. Bahkan merupakan pemikiran universal Islam mengenai alam, kehidupan, dan manusia. 8.. Ahmadan Lestaluhu, Teologi Perdamaian Dalam Tafsir Jihad. Jurnal UIN Surabaya (2016). Di dalam jurnal ini dijelaskan bahwa jihad bukan sepenuhnya diartikan perang. Tapi, ada makna yang lebih luas yaitu usaha untuk lepas dari segala bentuk egoisme yang berujung pada tindakan kekerasan dan penegasiaan nilai-nilai kemanusiaan. Di sisi lain, apa yang dilakukan para teroris yang mengatas namakan jihad dengan melakukan teror di berbagai tempat lebih didasari oleh semangat teologis yang tidak holistik, jika tidak mengatakan kurang sempurna. Pasalnya, diskusi teologis yang diyakini lebih banyak berkutat pada prinsip-prinsip ketuhanan, tanpa melibatkan diskusi kemanusiaan sebagai bahan.

(31) 16. dan lahan diskusi yang berimbang. Yang terakhir, bahwa semangat jihad yang menjadi perintah agama harus ditempatkan dalam upaya menciptakan nilai-nilai kebenaran, keadilan dan perwujudan perdamaian.. Karenanya,. keyakinan. atas. keesaan. Tuhan. menimbulkan persepsi bahwa penyeragaman kultur kemanusiaan bagian dari bentuk pengingkaran-Nya sebab Tuhan laisa kamithlihi shaiun. Dan jihad demi perdamaian, sekali lagi, adalah bentuk dari usaha menghindari dari pengingkaran pada esensi-Nya. 9.. Ahmad Tri Muslim, Pesan Perdamaian Dalam Al-Qur’an: Kajian Tahlȋli terhadap QS. an-Nisā` [4]: 86. Skripsi UIN Sunan Kali Jaga tahun 2016. Di dalam skripsi ini dijelaskan bahwa hakikat pesan. perdamaian. dalam. QS.. an-Nisā`. [4]:. 86. dengan. menggunakan term tahiyyah pada dasarnya adalah penghormatan yang mengantar pelakunya untuk memberikan syafa‘ah hasanah berupa doa, hadiah, memberi rasa aman, dan memperlakukan semua manusia baik yang disenangi maupun yang tidak disenangi sebagai sosok yang memiliki harga diri dan hak setara dengan dirinya sebagai manusia berupa ucapan atau perbuatan yang pada akhirnya terjalin hubungan yang ramah, santun dan harmonis. Adapun wujud pesan perdamaian dalam QS. an-Nisā` [4]: 86 dibagi atas tiga, yakni perintah untuk memberi tahiyyah, membalas tahiyyah dengan tahiyyah yang lebih baik dan membalas dengan tahiyyah yang serupa. Dari sini pula dipahami bahwa implementasi pesan perdamaian dalam al-Qur’an terkait dengan spiritual, yakni upaya memberikan rasa aman disertai niat untuk mendapatkan rida Allah swt. dan terkait dengan masalah humanis, yakni manusia secara keseluruhan memiliki hak untuk merasakan kedamaian tanpa melihat status sosialnya..

(32) 17. 10. Ahmad Tajuddin Arafat, Etika Perdamaian Islam Dalam Wacana Global. Jurnal IAIN Tunlungagung (2017). Di dalam jurnal ini membahas. tentang. etika. Islam. dan. perdamaian. menuju. pemahaman masalah globalisasi. Islam sebagai agama, menyatakan bahwa tujuan akhir islam adalah tunduk kepada Allah sebagai Tuhan. Tetapi Islam tidak hanya mengarahkan pada penyerahan kepada Tuhan tetapi juga menekankan secara mendalam pada akar ajaran dan tradisi perdamaian dalam kehidupan sehari-hari muslim. Kesimpulan, islam dan perdamaian tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari muslim.. Perbedaan antara tinjauan pustaka semua yang di atas dengan judul penelitian penulis sangat signifikan. Di antara semua tinjauan pustaka yang di atas tidak ada satu pun penelitian yang sama dengan judul penelitian penulis, di penelitian ini penulis lebih fokus membahas tentang perdamaian yang ada di kalangan masyarakat dari segi sosial, perbedaan pendapat, kekerasan, dan sebagainya.. H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari empat bab, masing-masing bab terdiri atas beberapa subbab pembahasan. Yaitu sebagai berikut: Bab pertama merupakan bab pendahuluan, bab ini berisi: Latar belakang masalah, batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, metode penelitian, dan kajian pustaka. Bab kedua adalah landasan teori. Terdiri dari empat subbab bahasan yaitu: definisi perdamaian, sejarah perdamaian, pentingnya perdamaian, pesan perdamaian..

(33) 18. Bab ketiga tinjauan tentang Tafsīr al-Ibrīz dan al-Iklȋl sejarah penulisan, sistematika penulisan, tarīqoh dan manhaj serta pandangan ulama terhadap dua tafsir tersebut. Bab keempat penafsiran Bisri Musthofa dan Misbah Musthofa tentang ayat-ayat perdamaian dalam al-Qur’an, di antaranya perdamaian dalam rumah tangga, perdamaian di antara umat manusia, perdamaian dalam lingkup kaum muslimin serta tujuan, hikmah dan anjuran perdamaian. Bab kelima merupakan bab penutup. Pada bab ini memuat kesimpulan dari penelitian karya ilmiah ini dan saran-saran..

(34) BAB II KONSEPSI PERDAMAIAN DALAM AL-QUR’AN. A. Definisi Perdamaian Secara umum perdamaian dipahami sebagai keadaan tanpa perang, kekerasan atau konflik seperti yang tercantum dalam pikiran manusia, mendefinisikan perdamaian secara lebih lengkap yang dijabarkan dalam dua pengertian, yaitu yang pertama perdamaian negatif dan perdamaian positif. Perdamaian negatif dijabarkan sebagai situasi absennya berbagai bentuk kekerasan lainnya. Definisi ini sederhana dan mudah dipahami, namun dalam realitas yang ada, masyarakat masih mengalami penderitaan akibat kekerasan yang tidak nampak dan ketidakadilan. Melihat kenyataan ini, maka terjadilah perluasan definisi perdamaian dan muncullah definisi perdamaian positif. Definisi perdamaian positif adalah tidak adanya kekerasan struktural atau terciptanya keadilan sosial sehingga terbentuklah suasana yang harmoni.1 Perdamaian secara makna kata yang sebenarnya tidaklah hanya mencakup semata-mata keamanan fisik yang terlihat dengan kasatmata atau tidak adanya perang dan pertikaian di antara manusia satu sama lain di bumi ini.2 Kendatipun demikian pengertian di atas mengandung arti yang sangat luas dan penting, juga merupakan inti dari perdamaian sesungguhnya, tetapi keadaan perdamaian yang dilukiskan demikian itu hanyalah suatu segi pasif dan terbatas dari arti sesungguhnya, apalagi kalau hendak membandingkannya dengan pengertian perdamaian yang lebih luas lagi. Perdamaian adalah penyesuaian dan pengarahan yang baik di mana pihak bersangkutan dapat menyelesaikan masalah atau 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), 467. 2 Eric Hendra, Kajian Konflik dan Perdamaian (Jakarta: Gramedia, 2015), 23.. 19.

(35) 20. pertentangannya dengan cara damai dikarenakan ditemukannya jalan keluar yang sama-sama tidak merugikan sehingga dapat menciptakan suasana yang kondusif atau kekacauan dan kekerasan.3 Namun, dalam arti yang lebih luas Perdamaian adalah, “penyesuaian dan pengarahan yang baik dari orang seorang terhadap Penciptanya pada satu pihak dan kepada sesamanya pada pihak yang lain.” Hal ini berlaku bagi keseluruhan hubungan konsentris (bertitik pusat yang sama) antara seorang dengan orang lainnya, seseorang dengan masyarakat, masyarakat dengan masyarakat, bangsa dengan bangsa dan pendek kata antara keseluruhan umat manusia satu sama lainnya, dan antara manusia dan alam semesta. Perdamaian yang juga mencakup segala bidang kehidupan fisik, intelektual, akhlak dan kerohanian. Perdamaian beginilah yang merupakan ruang perhatian yang utama dari agama.4 Galtung (dalam Windhu, 1992) mendefinisikan perdamaian secara lebih lengkap yang dijabarkan dalam dua pengertian, yaitu perdamaian negatif dan perdamaian positif. Perdamaian negatif (negative peace) dijabarkan sebagai situasi absennya berbagai bentuk kekerasan lainnya atau dalam kata lain definisi ini sama dengan definisi yang tercantum dalam KBBI (2008). Definisi ini sederhana dan mudah dipahami, namun dalam realitas yang ada, masyarakat masih mengalami penderitaan akibat kekerasan yang tidak nampak dan ketidakadilan. Melihat kenyataan ini, maka terjadilah perluasan definisi perdamaian dan muncullah definisi perdamaian positif (positive peace). Definisi perdamaian positif adalah. 3. Johan Galtung, Globalizing God, Religion, Sprituality (Tt. Kolofon Pres, 2008),. 16. 4 Irwan Suhanda, Damai Untuk Perdamaian (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. 2006), 45..

(36) 21. tidak adanya kekerasan struktural atau terciptanya keadilan sosial sehingga terbentuklah suasana yang harmoni (Galtung dalam Windhu, 1992).5 Gus Dur juga berpendapat tentang definisi konsep perdamaian kata Gus Dur, perdamaian bukanlah sesuatu yang pasif, tetapi aktif dan dinamis. Untuk itu, syarat utama perdamaian adalah keadilan. ia pernah berpesan soal perdamaian yang masih relevan dengan kondisi tersebut. Salah satu pesannya berbunyi, “Yang sama jangan dibeda-bedakan, yang beda jangan disama-samakan.” Untuk dapat menghargai perbedaan, setiap individu harus melihat manusia lain sebagai sesama ciptaan Tuhan yang dalam terminologi agama disebut sebagai persaudaraan antar sesama manusia.6 Mahatma Gandhi salah satu tokoh perdamaian dunia pada saat itu di India. memang sangat begitu berpengaruh pada dunia perdamaian.. Nilai-nilai ajarannya yang berpegang pada ajaran tradisional Hindu, yakni Satya (kebenaran) dan Ahimsa (nir kekerasan) menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh dunia setelahnya seperti Martin Luther King dan Nelson Mandela. Kehebatan Gandhi telah dicatat sejarah dengan berhasil, mengutip istilah M. Hart, memaksa Inggris angkat kaki dari negeri Hindustan itu. Gandhi tak menggunakan kekerasan dalam aktivismenya melawan penjajahan. Tapi karena itu juga, penjajah melunak dan pergi. Kini pemikiran-pemikiran Gandhi telah menjadi mutiara dunia yang perlu dijaga. Salah satu penerusnya kini telah menjelajah dunia untuk mengabarkan nilai-nilai Gandhi. Adalah Rajmoan Gandhi, cucu Mahatma, yang kini semangat melakukan hal tersebut.7 5. Johan Galtung, Studi Perdamaian (Surabaya: Pustaka Eureke, 2003), 21. Munawar Ahmad, Ijtihad Politik Gus Dur Analisis Wacana Kritis (Yogyakarta: LKiS, 2010), 55. 6. 7 Asnawi dan Safruddin, Studi Perdamaian: Perdamaian dan Konflik Pembangunan dan Peradapan (Surabaya: Pustaka Eureka, 2003), 21..

(37) 22. Sejak lebih dari satu abad yang lalu agama telah mendapat tekanan-tekanan dari berbagai jurusan, dalam berbagai aspek kehidupan di berbagai tempat di seluruh dunia ini. Adapun mereka yang menaruh perhatian pada agama, kendatipun mereka dalam keadaan mayoritas dari umat manusia, namun mereka masih dapat merasakan dan menyadari akan hal ini. Bahwasanya tekanan-tekanan itu telah mengakibatkan agama akan mengarah menuju keterasingan dari penghayatan parapemeluknya. Untuk mengembalikan fungsi agama sebagaimana mestinya, dan agar institusi agama dapat berperan maksimal dalam menyelesaikan persoalan kemanusiaan termasuk pembentuk nilai-nilai moral perilaku umatnya, tawaran Fazlur Rahman memiliki signifikan cukup besar untuk diangkat. Untuk mencapai tujuan itu, ia mengusulkan agar pesan agama dipahami sebagai satu kesatuan yang utuh bukan sebagai perintah atau ajaran yang terpisah-pisah. Keutuhan akan dicapai apabila aspek teologi (akidah,. keimanan). diletakkan. sejajar. dalam. pola. hubungan. interdependensi dengan aspek fikih (hukum atau aturan interaksi sosial) yang dirangkaikan secara sistematis oleh etika atau sistem moral. Dalam pola pemahaman itu, teologi diformulasikan sebagai suatu pandangan dunia yang dapat menjelaskan hubungan manusia dengan Tuhan atau dengan sesamanya sebagai makhluk Tuhan.8 Kecenderungan ini nampak jelas sekali pada sebagian besar generasi muda dalam berbagai ragam masyarakat, selanjutnya merebak luas dengan cepatnya pada berbagai kalangan lainnya di berbagai belahan dunia. Perdamaian yang menjadi arahan dan tujuan yang hendak diwujudkan Islam itu adalah merupakan dorongan hati nurani yang bertitik tolak dari dalam batin manusia. 9. 8 Elga Sarapung, dkk, Sejarah, Teologi, dan Etika Agama-Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 278. 9 Irwan Suhanda, Damai Untuk Perdamaian, 51..

(38) 23. Tidak seorang pun akan dapat mempunyai hubungan damai dengan saudaranya, kalau ia sendiri tidak berada dalam keadaan damai dengan dirinya sendiri dan tak seorang pun berada dalam keadaan damai dengan dirinya sendiri, jika ia tidak mempunyai hubungan damai dengan Penciptanya. Masyarakat adalah perkalian dari orang-orang dan umat manusia adalah perkalian dari masyarakat dan kebudayaan-kebudayaan. Jadi inti dan sari pati dari masalah perdamaian adalah bahwa orang seorang harus berada dalam keadaan damai dengan dirinya sendiri dan dengan umat manusia dan dengan sebagai akibat dari penempatan dirinya dalam hubungan damai dengan penciptanya.10. B. Sejarah dan Asal Mula Perdamaian Damai memiliki banyak pengertian dari sejarahnya. Arti dari kedamaian berubah sesuai dengan hubungannya dengan suatu kalimat. Damai dapat berarti sebagai sebuah keadaan yang tenang, seperti yang umum di beberapa tempat yang terpencil, mengizinkan untuk tidur ataupun meditasi. Damai dapat juga menggambarkan suatu keadaan emosi dalam diri. Pengertian dari damai setiap orang berbeda sesuai dengan budaya dan juga lingkungan. Berikut beberapa penjelasan arti perdamaian dari sejarahnya sehingga timbulnya sebuah perdamaian, antara lain:. 1.. Tidak Ada Perang Suatu definisi yang sederhana dan sempit dari damai adalah tidak. adanya perang. Damai dapat juga terjadi secara sukarela, di mana peserta perang memilih untuk tidak masuk dalam suatu keributan, atau dapat dipaksa dengan cara menekan siapa yang menyebabkan gangguan. Misalnya seperti kenetralan kuat yang telah membuat Swedia menjadi 10. Eric Hendra. Kajian Konflik dan Perdamaian, 98.

(39) 24. terkenal sebagai sebuah negara yang mempertahankan perdamaian sejak lama. Sejak invasi pada tahun 1814 M. Norwegia, Kerajaan Swedia tidak melakukan suatu kekerasan gaya militer.. 2.. Tidak Ada Kekerasan Membatasi konsep suatu perdamaian hanya kepada tidak adanya. perang secara internasional hanya menutupi terorisme dan juga kekerasan lainnya yang terjadi dalam negara. Oleh karena itu, beberapa orang juga mendefinisikan damai sebagai tidak adanya kekerasan. Banyak juga yang percaya bahwa perdamaian tidak hanya memiliki pengertian ketiadaan dari kejadian sosial yang sangat tragis, tetapi juga kehadiran suatu keadilan di tengah masyarakat.. 3.. Tidak Semena-Mena Damai sering kali diartikan sebagai sikap persahabatan dan. sportivitas. Tetapi tidak jarang bahwa damai berpijak di tempat yang salah demi untuk menggapai beberapa kepentingan tertentu. Berbicara soal damai dan juga perdamaian sepertinya tidak akan ada habisnya, tetapi yang jelas manusia tidak boleh melupakan aspek masyarakat, kepentingan umum dalam tataran norma-norma yang telah disepakati, sebagai titik acuan dari perdamaian. Itulah beberapa arti sebuah perdamaian yang sebenarnya. Setiap manusia pasti menginginkan hidup secara damai tanpa suatu tindakan yang dapat menyakiti satu sama lain. Oleh karena itu, beberapa pengertian perdamaian yang telah disebutkan di atas dapat dilakukan.11. 11 Hadi Suryono, Merawat Perdamaian: Metode Sistem Peringatan Dini Konflik (Yogyakarta: Semesta Ilmu, 2012), 28..

(40) 25. Dari sini penulis melihat sejarah sebuah perdamaian itu muncul di mana saja ketika ada permasalahan dari aspek apapun ketika dua belah pihak punya kesepakatan untuk berdamai melalui negosiasi antara dua belah pihak untuk kemaslahatan bersama dari masalah yang dimiliki. Perdamaian itu juga bisa muncul bisa diakibatkan dengan adanya kekerasan, kekerasan itu sendiri tang dimaksud adalah sebuah aksi atau tindakan. yang. bertujuan. untuk. merusak,. mencederai,. melukai,. memusnahkan properti bahkan manusia, dan kekerasan sendiri terbagi menjadi dua yaitu kekerasan secara langsung dan kekerasan struktural.12 Yang dimaksud dengan kekerasan secara langsung tidak sekedar melakukan kekerasan secara nyata, tapi lebih dari itu. Yakni merupakan aksi yang bertujuan untuk menciptakan hierarki dan hegemoni. Kedua adalah kekerasan struktural (structural violence), yakni kekerasan yang diawali dari adanya perbedaan kelas dan posisi yang menghegemoni dan hegemoni. sehingga. memungkinkan. terjadinya. tindakan. alienasi-. diskriminasi-eksploitasi-represi yang bertujuan untuk menjaga hierarki yang sudah ada oleh kelompok yang berkuasa, maupun bertujuan untuk menghancurkannya oleh kelompok yang tertindas. Kekerasan struktural biasanya dilakukan oleh kelompok mayoritas atau yang memegang kekuasaan sehingga di dalam penerapan kehidupan berbangsa dan bernegara selalu memihak pada kelompok berkuasa/mayoritas dan mendiskriminasi kelompok yang tertindas/minoritas.13 Contohnya seperti ketidakbebasan untuk berkeyakinan, tidak ada kesempatan untuk menerima pendidikan yang adil, hak sosial dan politik yang tidak setara maupun pengekangan untuk mendapat kehidupan yang layak. Bentuk perdamaian akibat dari kekerasan struktural bisa berbentuk 12 C. B. Mulyanto, Filsafat Perdamaian: Menjadi Bijak Bersama Eric Weil (Yogyakarta: Kanisius, 2008), 109. 13 Eric Hendra, Kajian Konflik dan Perdamaian, 73..

(41) 26. rasisme, sek-isme maupun bentuk chauvinism yang lain, yang kemudian kekerasan secara struktural ini bisa memicu tindakan perlawanan dari kelompok yang ditindas dan memicu konflik. Berbagai macam bentuk konflik dan kekerasan kemudian menjadi stimulan untuk menerapkan metode-metode baru konsep perdamaian agar bisa menjawab tantangan yang ada. Salah satu konsep dasar dan konvensional yang ditawarkan adalah konsep negative peace, negative peace lebih menekankan pada aspek meniadakan perang saja. Juga bentuk konflik kekerasan yang luas terhadap kehidupan manusia, terutama kekerasan yang sudah lintas batas negara seperti perang antar negara maupun perang sipil yang besar di dalam satu negara, maupun mengeliminasi segala bentuk kekerasan langsung.14 Pada prakteknya pendekatan negatif menghendaki tidak terjadinya konflik dengan kekuatan militer dan efek penggetarnya atau istilahnya damai karena kuat dan adagium terkenal lainnya adalah jika ingin damai siapkan perang, pada umumnya pendekatan negatif (memaksa) dan reaktif. Kemudian, bentuk lain dari metode perdamaian selain pendekatan negatif dan pendekatan positif, karakter epistemologi dari pendekatan positif adalah pendekatan multidisiplin dan memiliki nilai-nilai moral. Serta visi dari pendekatan positif lebih luas dari sekedar tidak adanya peperangan/konflik kekerasan. Pendekatan positif ini ingin menunjukkan kehadiran secara simulasi keinginan membangun sudut pandang di masyarakat seperti keselarasan, keadilan dan kesetaraan, dan pada prinsipnya pendekatan positif bertujuan untuk mengeliminasi berbagai hambatan terhadap potensi yang dimiliki manusia, terutama permasalahan ekonomi dan struktur sosial politik.15. 14 15. Johan Galtung, Globalizing God, Religion, Sprituality, 23. Johan Galtung, Globalizing God, Religion, Sprituality, 25..

(42) 27. Pendekatan. positif. berbeda. dari pendekatan. negatif. yang. melakukan pendekatan kekuatan dan memaksa, pendekatan positif lebih meletakkan pendekatan nilai dan moral, serta menekankan aspek pencegahan sehingga dalam proses penerapannya pendekatan positif lebih menawarkan bantuan dan penyelesaian konflik struktural yang terjadi baik pada masa lampau dan sekarang dengan harapan agar ke depannya tidak terjadi. konflik. kekerasan.. Bisa. disimpulkan. bahwa pendekatan. positif tidak hanya berfokus pada ketidakhadiran peperangan tapi juga fokus pada kehadiran perdamaian, cinta dan nilai-nilai moral sosial di masyarakat, serta menekankan pada aspek pemenuhan kebutuhan manusia.. Pendekatan. holistik. yang. ditawarkan. oleh pendekatan. positif secara langsung mengharuskan pembangunan perdamaian melalui jalur ekonomi, sosial dan lingkungan. Tujuan akhir dari pendekatan positif adalah meminimalisir kekerasan baik secara langsung maupun yang struktural.16 Selain dua pendekatan perdamaian di atas, muncul alternatif pendekatan ketiga, yaitu pendekatan yang berusaha mengelaborasi dan mengunifikasi pendekatan negatif dan positif. yang diistilahkan oleh. ilmuwan barat yang bernama Charles Webel dengan sebutan Strong Peace (Charles Webel, 2007). Strong peace lebih menekankan pentingnya pendekatan perdamaian, yang tidak saja pada level lokal tapi juga internasional. Adanya kecenderungan para aktor perdamaian positive peace mendapatkan tekanan yang luar biasa sehingga menciptakan ketakutan, keraguan dan tidak aman pada diri mereka sendiri, sehingga suatu waktu bisa menghentikan program perdamaian. Maka diperlukan sebuah elaborasi antara pendekatan perdamaian yang struktural/mikro dengan nilai-nilai kemanusiaan untuk mendapatkan jaminan keamanan 16. Johan Galtung, Globalizing God, Religion, Sprituality, 30.

(43) 28. dan perlindungan hukum pada skala nasional dan internasional (makro), serta adanya keinginan para pengambil kebijakan pada level negara untuk berkomitmen pada perdamaian sehingga bisa tercipta proses perdamaian yang lebih komprehensif dan kuat.17. C. Pentingnya Perdamaian Indonesia merupakan negara yang majemuk dengan beragam suku, agama, etnis, dan keyakinan. Perbedaan tersebut terkadang dapat menimbulkan suatu masalah yang tidak jarang menyebabkan konflik sosial. Terkadang, masalah tersebut dapat menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman akar rumput yang harus tertanam dalam diri masyarakat agar terciptanya perdamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.18 Sebagai negara yang memiliki cita-cita luhur untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian abadi, tentunya Indonesia telah berkomitmen untuk menjadi prakarsa dalam hal mewujudkan perdamaian dunia. Hal ini terlihat dari banyaknya peran serta kontribusi Indonesia untuk mengatasi masalah konflik di berbagai negara. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa di dalam negeri sendiri masih sering terjadi pertikaian antar suku di berbagai daerah, contohnya di Papua, Indonesia tetap menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu pelopor perdamaian dunia.19. 17. Mirza Masroor Ahmad, Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian Dunia (Jakarta: Mizan, 2010), 48. 18 M. Ridwan Lubis, Agama dan Perdamaian: Landasan, dan Realitas Kehidupan Beragama di Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2017), 112. 19 Surahman Hidayat, Islam, Pluralisme, dan Perdamaian (Jakarta: Robbani Press, 2008), 135..

(44) 29. Saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa perdamaian memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Di Indonesia sendiri, perdamaian dimaknai oleh sebagian orang dengan menganggap setiap warga negara berhak menyuarakan aspirasi yang bebas dari unsur paksaan dan tekanan. Selain itu, perdamaian juga dimaknai dengan adanya harmonisasi antara masyarakat dan pemerintah. “Arti perdamaian adalah semua manusia damai. hatinya,. damai. pemerintahnya,. tenteram,. dan. tidak. ada. peperangan”.20 Pada hakikatnya, perdamaian harus mampu diciptakan oleh seluruh masyarakat Indonesia karena perdamaian merupakan sesuatu yang didambakan masyarakat. Meskipun manusia berbeda-beda kepercayaan, semua pada hakikatnya mendambakan perdamaian. Meskipun perbedaan merupakan hal yang sangat mencolok. Akan tetapi, hal tersebut menjadi sebuah komitmen bersama untuk menyadari betapa besar andil masyarakat dalam menciptakan suatu kerukunan. Manusia memang memiliki perbedaan di hampir semua sektor kehidupan, tapi sebesar apapun perbedaan itu, kita sesungguhnya disatukan, dirangkai, dan dirajut dengan tujuan kita bersama. Bagaimana bisa mewujudkan perdamaian di tengahtengah keberagaman itu sendiri. Selain itu, perlu. disadari bahwa. perdamaian bukanlah sesuatu yang muncul begitu saja. Hal yang sangat mustahil untuk dicapai apabila seluruh masyarakat Indonesia ini pasif dalam menyerukan perdamaian. Tidak cukup bagi semua kalangan untuk bersikap pasif. Apabila seluruh elemen masyarakat Indonesia dapat bersinergi dalam menjaga stabilitas sosial, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi tolak ukur negara yang mempunyai keragaman.21. 20 21. Ridwan Lubis, Agama dan Perdamaian, 115. Surahman Hidayat, Islam, Pluralisme, dan Perdamaian, 139..

(45) 30. D. Pesan Perdamaian Islam adalah agama perdamaian. Pesan-pesan persaudaraan atas nama cinta dan kemanusiaan begitu jelas terekam dalam kitab suci alQur’an.. Persaudaraan. meniscayakan. adanya. kepedulian,. tolong-. menolong (al-Ta’āwun), dan perdamaian. Karena itu, Islam sangat menganjurkan agar umatnya mempererat tali al-ukhuwwah (saudara) sekaligus juga menebarkan kebaikan kepada umat lain dengan penuh kasih sayang.. Membangun. persaudaraan. merupakan. suatu. kewajiban.. Persaudaraan dengan siapa pun saja. Karena dengan begitu, kita bisa saling menasihati, tentunya dalam hal kebajikan. Hadis nabi yang menyatakan bahwa tidak sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai orang lain sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, adalah ajaran yang mensyaratkan adanya persaudaraan. Sebab,. tidak mungkin mencintai. orang lain jika dalam hati tak ada spirit persaudaraan. Dan persaudaraan dibangun salah satunya melalui cinta dan kasih sayang. Nilai-nilai inilah yang harus diteguhkan di tengah realitas perpecahan umat yang sampai saat ini masih terjadi.22 Kebanyakan di antara manusia lebih suka hidup bercerai-berai daripada rukun dan damai. Antar satu sama lain saling menaruh curiga, iri dengki, mencela, menghasut, dan sebagainya. Bagaimana mungkin mereka saling menyayangi dan mencintai jika spirit persaudaraan yang ada telah luntur. Bagaimana antar satu sama lain dapat membangun perdamaian jika iri dengki sudah tertanam kuat pada diri masing-masing manusia. Bagaimana mungkin mereka dapat hidup dengan penuh. 22. 127.. Amak Baldjun, Islam dan Perdamaian Dunia (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987),.

(46) 31. kebahagiaan jika yang dilakukan ialah saling memfitnah dan menebar kebencian.23 Dalam konteks inilah ajaran-ajaran hidup Rasulullah, khususnya yang berkaitan dengan upaya membangun tali persaudaraan, penting diteladani bahwa. Rasulullah memberikan pelajaran kepada manusia. bagaimana persaudaraan itu dibangun tanpa melihat perbedaan suku, ras, golongan bahkan perbedaan agama sekalipun. Bagi Rasulullah, semua manusia itu bersaudara. Karena bersaudara, maka wajib mencintai dan menolongnya. Penghargaan Rasulullah kepada orang-orang Nasrani, misalnya, membuktikan bahwa beliau adalah sosok yang betul-betul menginginkan persaudaraan dan perdamaian. Rasulullah sangat mencintai mereka sebagaimana beliau juga mencintai dirinya dan pengikutnya sendiri. Walaupun berbeda keyakinan, Rasulullah tidak membeda-bedakan dan bahkan tidak memprioritaskan di antara mereka untuk disantuni. Hati beliau betul-betul lapang menerima segala perbedaan.24 Manusia seharusnya banyak mengambil pelajaran dari apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Sebab, jika kita hidup di dunia ini masih selalu mempersoalkan perbedaan-perbedaan, maka rahmat Tuhan tidak akan tercurahkan. Bukankah perbedaan itu adalah rahmat, dan Tuhan sendiri menginginkan para hamba-Nya hidup dalam kerukunan dan perdamaian. Hati manusia memang harus selalu dilatih untuk arif dalam menerima segala bentuk perbedaan. Sebab konflik sosial atau bahkan perang yang terjadi di mana-mana sering kali dilatarbelakangi oleh kecenderungan masing-masing manusia yang tidak memahami hakikat perbedaan. Sehingga siapa pun yang berbeda dengan diri atau. 23. Abdurrahman Azzam, Konsepsi Perdamaian Islam (Jakarta: Karya Unipres,. 1985), 9. 24. Amak Baldjun, Islam dan Perdamaian Dunia, 129..

(47) 32. kelompoknya maka harus disingkirkan dan tidak dianggap sebagai saudara.25 Rasulullah saw. adalah seorang pemimpin besar yang menjadi rujukan umat manusia. Bahan, dalam buku 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia, Michael Hart menempatkan Rasulullah di urutan teratas. Kepemimpinan. sekaligus. kepribadian. Rasulullah. memang. sangat. menakjubkan dan menjadi teladan paling sempurna. Karena kebenaran berpendar di mana-mana, maka tentu saja hati. harus dilatih untuk. menangkap pesan-pesan kebenaran-Nya yang bertebaran di mana saja. Seseorang yang mampu memungut kebenaran di mana-mana, maka sikapsikap berupa kesantunan, keadilan, kepedulian dan mengayomi kepada siapa pun saja adalah karakter dari kepemimpinannya. Bahkan beliau sanggup menjalin hubungan sosial dengan siapa pun, tak pandang agama, golongan, musuh atau siapa pun. Bagi beliau, bersikap ramah adalah kewajiban setiap manusia yang hidup di dunia.26 Pesan perdamaian harus menjadi motivasi untuk individu masingmasing di sini penulis melihat masih banyak kejanggalan yang belum terpenuhi untuk mewujudkan sebuah perdamaian dengan tidak menerima sebuah perbedaan seperti perbedaan agama, ras, suku, dan sebagainya, sudah sepantasnya manusia itu sendiri dari kecil sudah ditanamkan jiwa perdamaian dengan adanya dedikasi sejak usia dini untuk tidak terjadinya perpecahan di masa yang akan datang.. 25 26. Abdurrahman Azzam, Konsepsi Perdamaian Islam, 11. Abdurrahman Azzam, Konsepsi Perdamaian Islam, 132..

(48) 33. E. Perdamaian dalam Perspektif Ulama 1.. M. Quraish Shihab Bagi Quraish, kendatipun ditemukan sejumlah perbedaan dalam. batas tubuh setiap ajaran Agama, tidak boleh diabaikan sebuah fakta bahwa seluruh Agama mengajarkan pemeluknya untuk menebar perdamaian kepada orang-orang yang berbeda. Artinya, seluruh Agama menghendaki terciptanya perdamaian di dunia. Dengan demikian, ajakan yang bertentangan. dengan. prinsip-prinsip. perdamaian. tak. bisa. diasosiasikan dengan nama Agama. Entah itu namanya Islam, Kristen, Budha,. Hindu. atau. apa. saja.27 Quraish. memandang. bahwa. menyeruaknya fanatisme di antara para pemeluk Agama disebabkan oleh hilangnya rasa saling menghargai perbedaan pendapat yang terjadi di antara mereka. Padahal, perbedaan itu tegas Quraish merupakan kehendak yang Maha Kuasa. Karena ia merupakan kehendak Yang Maha Kuasa, maka tugas manusia adalah menerima apa yang sudah menjadi kehendak-Nya. Yang salah dikoreksi selama itu bisa, dan yang benar di bumi lestarikan agar kelak bertuah manfaat bagi generasi selanjutnya.28 Apa yang dikatakan Quraish penting untuk disadari oleh semua pemeluk Agama. Bahwa setiap aksi kekerasan, penistaan, pelecehan, apalagi pembunuhan dan pembantaian tak bisa dan tak boleh diasosiasikan dengan Agama apapun yang terserak di alam dunia. Dengan kata lain, Agama dan perdamaian merupakan dua sisi dari satu koin yang sama. Agama yang tak mengajarkan prinsip-prinsip perdamaian tak layak dikatakan sebagai sebuah Agama, sebagaimana ajaran perdamaian yang kering dari nilai-nilai keagamaan tak akan mampu. memberikan. makna. perdamaian. yang. sesungguhnya.. 27 Sahabuddin, dkk., Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata (Jakarta: Lentera Hati, 2008), 90. 28 Sahabuddin, Ensiklopedia al-Qur’an, 93..

(49) 34. Perdamaian, kata Quraish, adalah harapan semua (amal al-Jāmi’). Dengan itu, Quraish seolah-olah ingin menegaskan bahwa impian akan terwujudnya perdamaian merupakan bagian dari fitrah manusia. Karena itu, sebagai sebuah ajaran yang senafas dengan fitrah manusia, Islam tak boleh dipertentangkan dengan prinsip-prinsip perdamaian, karena impian akan terwujudnya perdamaian dan kedamaian merupakan bagian dari fitrah manusia pada umumnya.29 Semua pemeluk Agama perlu menyadari bahwa menyeruaknya aksi-aksi kekerasan, pelecehan, dan penistaan yang terjadi antara pemeluk Agama itu bukan karena Agama, melainkan didasari oleh keluncas-pahaman dalam menafsirkan teks-teks Agama. Dikatakan demikian karena semua Agama seperti yang ditegaskan Quraish menghendaki para pemeluknya untuk hidup damai, aman dan sentosa. Hanya saja, nafsu duniawi kita sering menjadi tameng hitam yang menutupi itu semua. Menisbatkan aksi-aksi kekerasan, penistaan, pelecehan, apalagi pembunuhan, kepada suatu (ajaran) Agama, pasti hanya akan dilakukan oleh orang-orang yang tak beragama dan tak mampu menjiwai ajaran Agama meskipun dirinya berlabel Agama. Agama hanya menghendaki kesejahteraan dan kebahagiaan, bukan kesengsaraan apalagi pembunuhan. Agama tak menghendaki sengketa dan. perkelahian,. tapi. Agama. menginginkan. persaudaraan. dan. perdamaian. Agama yang dijadikan sebagai lahan untuk membumi lestarikan ujaran kebencian tak akan mampu memberikan kedamaian. Tapi Agama yang dipahami sebagai jalan untuk menuju kebahagiaan, pasti akan mampu membangun perdamaian dan kedamaian. Semoga seluruh. 29 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2007), 123..

(50) 35. Agama di dunia ini menjadi Agama Perdamaian, bukan Agama Kebencian, apalagi Agama yang hanya dijadikan sebagai pelampiasan nafsu setan. Aku berlindung kepadamu Tuhan dari (ajaran) Agama demikian.30. 2.. Buya Hamka Pandangan Buya Hamka tentang ayat-ayat perdamaian toleransi.. Allah swt. sumber kasih sayang di dalam al-Qur’an seperti:. ‫الرِحْي ِم‬ ‫الر ْ ه‬ َّ ‫ْح ِن‬ َّ ِ‫اّلل‬ ٰ‫بِ ْس ِم ه‬ “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” (QS. al-Fātihah [1]: 1) Dalam ayat pertama surah al-Fātihah ini disebutkan dua sifat Allah swt. yaitu al-Rahmān dan al-Rahīm yang berarti murah, kasih sayang, cinta, santun, dan perlindungan. Alasan kedua sifat ini dijelaskan terlebih dahulu sebelum menyebut sifat-sifatnya yang lain adalah untuk menangkis anggapan terhadap berayal-ayal orang yang masih primitif tentang Allah. Sebagian besar mereka menggambarkan tuhan itu sebagai sesuatu yang amat ditakuti atau menakutkan, seram, dan kejam, yang orang terpaksa memujanya karena takut akan murkanya. Maka, ketika bacaan dimulai dengan menyebut nama Allah, dengan kedua sifatnya yang Rahman dan Rahim, mulailah Nabi Muhammad saw. menentukan perumusan baru dan yang benar tentang Allah. diketahui dan dirasakan oleh manusia bahwa Dia Rahmān dan Rahīm.31 Kemudian pada ayat yang lain, Buya Hamka juga berpandangan ajakan pada kalimat yang satu.. 30 31. Shihab, Tafsir al-Mishbah, 124. Buya Hamka, Tafsir al-Azhar, jilid I (Jakarta: Gema Insani, 2015), 65..

(51) 36. ِ ٍٍۢ ۤ ٍ ِ ِ ِ ‫قُل هاٰيَ ْهل الْ ِكت‬ ‫اّللَ َوََّل نُ ْش ِرَك بِه َشْئًا َّوََّل‬ ٰ‫هب تَ َعالَ ْوا ا هٰل َكل َمة َس َواء بَْي نَ نَا َوبَْي نَ ُك ْم اَََّّل نَ ْعبُ َد اََّّل ه‬ َ ْ ِ ِ ِ ‫اّللِ ۗ فَاِ ْن تَ َولَّْوا فَ ُق ْولُوا ا ْش َه ُد ْوا َِبَ ََّّن ُم ْسلِ ُم ْو َن‬ ًٔ ‫ضنَا بَ ْع‬ ُ ‫يَتَّخ َذ بَ ْع‬ ٰ‫ضا اَْرََب ًَٔب ٰم ْن ُد ْون ه‬ Katakanlah, “Wahai, Ahlul Kitab! Marilah kemari kepada kalimat yang sama di antara kami dan kalian, yaitu janganlah kita menyembah melainkan kepada Allah, dan janganlah kita menyekutukan sesuatu dengan Dia, dan jangan menjadikan sebagian dari kita akan sebagian yang lain menjadikan TuhanTuhan selain Allah.” Maka jika mereka berpaling, hendaklah kamu katakana, “Saksikanlah olehmu bahwa kami ini adalah orang-orang Islam.” (QS. ‘Ali Imrān [3]: 64) Disebut dalam Tafsir al-Azhar berkaitan dengan ayat ini.32 Betapapun pada kulitnya kelihatan kita ada perbedaan, ada Yahudi, ada Nasrani, dan ada Islam, namun pada kita ketiganya terdapat satu kalimat yang sama, satu kata yang menjadi titik pertemuan kita. Yaitu “Janganlah menyembah melainkan kepada Allah,” sekiranya saudarasaudara sudi kembali kepada satu kalimat itu, niscaya tidak akan ada selisih kita lagi.. Menurut keterangan Hamka ayat ini jugalah yang. dijadikan Nabi Muhammad saw. sebagai alasan untuk mengirim surat kepada Heraclius Raja Romawi Syam. Tidak Ada Paksaan Dalam Agama. Allah swt. berfirman:. ‫َِب هّٰللِ فَ َق ِد‬. ٍۢ ۗ ِ ِ ِ ‫الر ْش ُد ِمن الْغَ ِي ۚ فَمن يَّ ْك ُفر َِبلطَّاغُو‬ ‫ت َويُ ْؤِم ْن‬ ُّ ‫َّي‬ َ َّ َ‫ََّلا ا ْكَر َاه ِِف ال ٰديْ ِن قَ ْد تَّب‬ ْ ْ َْ ٰ َ ِ ِ ‫اّللُ ََِسْي ٌع َعلِْي ٌم‬ َ ‫استَ ْم َس‬ ٰ‫ص َام ََلَا َۗو ه‬ ْ َ ‫ك َِبلْعُ ْرَوة الْ ُوثْ هقى ََّل انْف‬. “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Thogut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. al-Baqārah [2]: 256) 32. Hamka, Tafsir al-Azhar, 66..

Gambar

Tabel 4. 1: Ayat-Ayat Tentang Perdamaian
Tabel 4. 2: Pandangan Para Mufasir Nusantara Tentang Perdamaian

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga yang tepat kita katakan ketika mendapati perbedaan penafsiran semacam ini adalah, “Sebagian ahli tafsir menafsirkan demikian,” bukan dengan mengatakan,

Selain mendapatkan sumber pembiayaan dalam bentuk pinjaman, Pemerintah Indonesia juga menerima hibah dari berbagai lembaga-lembaga multilateral dan negara-negara lain sebagai

Sanggahan disampaikan secara tertulis dan ditujukan kepada Kepala Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Perpustakaan Nasional RI dengan alamat Jalan Salemba Raya No.. Jakarta, 26

Mencintai harta merupakan sebuah tabiat manusia. Hal ini tidak akan menjadi sebuah masalah jika kecintaannya terhadap harta tidak menyebabkan seseorang menjadi

Penelitian [7] , peningkatan akurasi dalam memprediksi jenis kelamin (Gender) dengan seleksi fitur menggunakan Relief-F dengan hasil yang diperoleh menggunakan

Dikisahkan bahwa anjing Ashabul Kahfi tidak mati, dia tetap tidur dengan mengujurkan kedua kakinya, yang sudah disediakan Allah dia seperti penjaga, sehingga kalau ada

Luas daerah yang diarsir pada gambar akan mencapai maksimum jika koordinat titik M adalah …... Suatu pekerjaan dapat diselesaikan dalam x hari dengan biaya ( 4x – 160 + )

Clipping titik adalah menghilangkan titik-titik yang berada di luar window, yaitu dengan menentukan apakah suatu titik berada dalam satu daerah atau tidak. Clipping garis